analisis pengaruh harga, iklim, stabilitas politik, dan...

93
ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN GDP PER KAPITA TERHADAP EKSPOR KOPI INDONESIA: STUDI KASUS PADA INDONESIA DAN JEPANG TAHUN 2002-2016 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh: Diyah Ayu Fatimah NIM: 11150840000042 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019

Upload: others

Post on 22-May-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN

GDP PER KAPITA TERHADAP EKSPOR KOPI INDONESIA:

STUDI KASUS PADA INDONESIA DAN JEPANG TAHUN 2002-2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh:

Diyah Ayu Fatimah

NIM: 11150840000042

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019

Page 2: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

i

Page 3: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

ii

Page 4: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

iii

Page 5: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

iv

Page 6: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Pribadi

Nama : Diyah Ayu Fatimah

Tempat,Tanggal Lahir : Temanggung, 18 September 1996

Alamat : Talun Gunungsari RT/RW 01/01,

Kecamatan Bansari, Kabupaten

Temanggung, Jawa Tengah

Telepon : 085773447778

Email : [email protected]

B. Latar Belakang Keluarga

Ayah : Jasmin

Tempat,Tanggal Lahir : Temanggung, 07 Oktober 1967

Ibu : Misriyah

Tempat,Tanggal Lahir : Temanggung, 04 Agustus 1974

C. Pendidikan

1. SDN Gunungsari Tahun 2003-2009

2. SMPN 1 Bansari Tahun 2009-2012

3. SMA N 1 Parakan Tahun 2012-2015

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015-2019

D. Pengalaman Organisasi

1. Anggota HMJ EP UIN Jakarta Tahun 2015

Page 7: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

vi

ABSTRACT

The aims of this research to analyze the influence of Price, Climate, Political

Stability, and GDP Per Capita on Indonesian Coffee Exports to Japan 2002-2016

period. The data used in this research is secondary data with multiple linier

regression analysis methods. The results showed that Indonesian Coffee Exports

can be explained by Price, Climate, Political Stability, and GDP Per Capita of

69,42%. Partially the Price has a positive and significant effect, while GDP Per

Capita has a negative and significant effect. Then Climate has a negative and

insignificant effect, while Political Stability has a positive and insignificant effect.

Simultaneously Price, Climate, Political Stability, and GDP Per Capita have an

effect on Indonesian Coffee Exports to Japan.

Keywords: Export, Price, Climate, Political Stability, GDP Per Capita

Page 8: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Harga, Iklim, Stabilitas

Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang periode

2002-2016. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

dengan metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa Ekspor Kopi Indonesia dapat dijelaskan oleh Harga, Iklim, Stabilitas

Politik, dan GDP Per Kapita sebesar 69,42%. Secara parsial Harga berpengaruh

positif dan signifikan, sementara GDP Per Kapita berpengaruh negative dan

signifikan. Kemudian Iklim berpengaruh negative dan tidak signifikan, sementara

Stabilitas Politik berpengaruh positif dan tidak signifikan. Secara simultan, Harga,

Iklim, Stabilitas Politik, dan GDP Per Kapita berpengaruh terhadap Ekspor Kopi

Indonesia ke Jepang.

Kata Kunci : Ekspor, Harga, Iklim, Stabilitas Politik, GDP Per Kapita

Page 9: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirabilalamin, Puji dan syukur penulis curahkan kepada Allah

SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah kepada penulis. Shalawat dan

salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan

para sahabatnya serta para pengikutnya.

Berkat Ridho Allah SWT serta petunjukNya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Harga, Iklim, Stabilitas Politik, dan

GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia: Studi Kasus pada

Indonesia dan Jepang Tahun 2002-2016”. Semoga bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi para pembaca yang membaca skripsi ini.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat – syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang ikut berpartisipasi dengan

memberikan dukungan, bimbingan, bantuan, dan doa sehingga skripsi ini tersusun

dengan baik. Oleh karenanya, ijinkanlah penulis menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Ibu Misriyah dan Bapak Jasmin yang selalu

mendukung dan mendoakan tiada henti, bekerja keras tanpa mengenal

lelah demi pendidikan dan masa depan anak-anaknya. Terkhusus buat ibu

terima kasih selalu ada ketika penulis ingin berbagi keluh kesah, sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga kalian selalu dicintai dan selalu

dalam lindungan Allah SWT.

2. Adik tercinta, Yusalina Usamah yang selalu memberikan semangat dan

doa kepada penulis.

3. Kaka sepupu terbaik, Mba Ana yang memotivasi penulis sehingga penulis

memantapkan diri kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Seluruh keluarga besar penulis yang selalu mendoakan serta memberikan

dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

ix

5. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA, QIA., BKP.,CRMP selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Muhammad Hartana Iswandi Putra, M.Si. dan Bapak Deni Pandu

Nugraha, M.Sc. selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan yang telah memberikan arahan serta bimbingan dalam

penyelesaian perkuliahan ini.

7. Bapak Djaka Badranaya selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu, tenaga, memberikan arahan dan motivasi, serta ilmu yang sangat

bermanfaat selama perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini.

Semoga bapak selalu diberikan kesehatan dan keberkahan oleh Allah

SWT.

8. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama perkuliahan serta jajaran

karyawan dan staff UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan pelayanan selama perkuliahan.

9. Someone yang tiada henti memberikan semangat, mendoakan, menghibur,

dan selalu siap siaga menjadi tempat berbagi.

10. Cayufi, terima kasih atas kebaikan, kesabaran, dukungan, dan motivasi

selama penulis menjalakan perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini.

Terima kasih juga selama ini kalian selalu berkenan menjadi tempat

berbagi keluh kesah penulis.

11. Minceu Lovers (Andini, Azalia Nada Bayanillah, Diyah Ayu Setyonur

Zam-zami, Khairun Nisa, Kurniasih Anderesta, Maria Ulfa, Octavira

Maretta, Priska Fatma Anggita, Rara Min Arsyillah, Resha Ayu Nuvisa,

Sofi Pratiwi, Tenti Apriyanti Rukmana), terima kasih atas kebersamaanya,

kalian membuat hari-hari penulis menjadi lebih indah dan berwarna

selama kuliah.

12. Wanita Hebat (Devi Eko Tri Wulandari, Diyah Utami Rizky, Ernia, Fatma

Anjani Putri), terima kasih atas dukungan dan doanya selama penyusunan

skripsi ini.

13. Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2015.

Page 11: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

x

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh sebab itu,

penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun untuk

pencapaian yang lebih baik.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, Mei 2019

Diyah Ayu Fatimah

Page 12: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...........................................................i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .............................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v

ABSTRACT ........................................................................................................... vi

ABSTRAK .............................................................................................................vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Batasan Masalah............................................................................................ 7

C. Rumusan Masalah ......................................................................................... 7

D. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8

E. Manfaat Penelitian......................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 9

A. Teori Terkait dengan Variabel Penelitian ....................................................... 9

1. Ekspor ..................................................................................................... 9

2. Konsep dan Teori Harga ........................................................................ 14

Page 13: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

xii

3. Konsep Iklim ......................................................................................... 15

4. Konsep Stabilitas Politik ........................................................................ 29

5. Gross Domestic Product (GDP) Per Kapita ............................................ 22

6. Keterkaitan Antar Variabel .................................................................... 24

B. Kajian Tinjauan Terdahulu .......................................................................... 26

C. Kerangka Pemikiran .................................................................................... 38

D. Hipotesis ..................................................................................................... 39

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 40

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 40

B. Metode Penentuan Sempel .......................................................................... 40

C. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 40

D. Metode Analisis Data .................................................................................. 41

E. Definisi Operasional Variabel...................................................................... 47

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................. 49

A. Temuan Hasil Penelitian .............................................................................. 49

1. Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 49

2. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................ 53

B. Pembahasan ................................................................................................ 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 63

A. Kesimpulan ................................................................................................. 63

B. Saran ........................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 65

LAMPIRAN .......................................................................................................... 70

Page 14: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

xiii

DAFTAR TABEL

1.1 Nilai Ekspor Indonesia (Juta US$) ..................................................................... 2

1.2 Ekspor Komoditas Perkebunan Indonesia (Ton) ................................................. 3

1.3 Ekspor Kopi Indonesia Menurut Negara Tujuan (Ton) ....................................... 5

2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 32

3.1 Operasional Variabel Penelitian ....................................................................... 47

4.1 Hasil Uji Heteroscedasticity Test ..................................................................... 51

4.2 Hasil Uji Autokorelasi...................................................................................... 51

4.3 Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................................... 52

4.4 Hail Regresi Metode Ordinary Least Square (OLS) ......................................... 53

4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi R2 .................................................................. 54

4.6 Hasil Uji-F ...................................................................................................... 55

4.7 Hasil Uji-t ........................................................................................................ 56

Page 15: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 38

4.1 Hasil Uji Normalitas ...................................................................................... 50

Page 16: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

xv

DAFTAR GRAFIK

4.1 Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang dan GDP Per Kapita Jepang ....................... 61

Page 17: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Penelitian .................................................................................. 70

Lampiran 2 Hasil Pengolahan Data ...................................................................... 73

Page 18: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut system ekonomi

terbuka, dimana dalam system ekonomi terbuka terjadi perdagangan internasional

yakni dalam bentuk ekspor dan impor. Perdagangan internasional terjadi karena

perbedaan sumber daya, iklim, letak geografi, tenaga kerja, harga, struktur

ekonomi dan status sosial yang dimiliki setiap negara. Perdagangan internasional

dilakukan dengan tujuan meningkatkan pendapatan nasional setiap negara yang

melakukan ekspor dan impor (Murni, 2006:218).

Indonesia sudah sejak lama melakukan perdagangan internasional, salah

satunya adalah ekspor. Menurut Sukirno (2010:203) ekspor dapat diartikan

sebagai pengiriman dan penjualan buatan dalam negeri ke negara-negara lain.

Ekspor dilakukan ketika kebutuhan dalam negeri telah terpenuhi. Ekspor juga

merupakan salah satu sumber yang dapat meningkatkan cadangan devisa. Dimana

banyaknya cadangan devisa dapat menunjukkan kemakmuran suatu Negara. Oleh

karena itu, pemerintah melakukan berbagai strategi guna meningkatkan ekspor

Indonesia ke pasar internasional yang pada nantinya dapat meningkatkan

cadangan devisa dan pendapatan nasional. Strategi yang dilakukan pemerintah

diantaranya adalah menjaga ketersediaan bahan baku dan barang modal,

memperluas pasar ekspor, serta memaksimalkan potensi ekspor. Dalam upaya

meningkatkan ekspor dibutuhkan kerjasama antara pelaku usaha dengan

pemerintah.

Indonesia merupakan salah satu negara pemasok ekspor sektor migas dan

nonmigas di pasar internasional. Berbagai komoditas dari sector migas dan

nonmigas Indonesia di ekspor ke negara-negara di dunia. Ekspor merupakan salah

satu sisi yang penting dalam kegiatan perdagangan internasional. Berikut nilai

ekspor migas dan nonmigas Indonesia.

Page 19: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

2

Table 1.1

Nilai Ekspor Indonesia (Juta US$)

Tahun Migas Nonmigas Total Ekspor

2011 41.477,00 162.019,60 203.496,60

2012 36.977,30 153.043,00 190.020,30

2013 32.633,03 149.918,76 182.551,79

2014 30.018,80 145.961,20 175.980,00

2015 18.574,40 131.791,90 150.366,30

Sumber: BadanPusatStatistik Indonesia, 2018

Nilai ekspor Indonesia tahun 2011-2015 selalu mengalami penurunan. Total

ekspor Indonesia pada tahun 2011 sebesar US$ 203.496,60 juta menjadi US$

150.366,30 juta pada tahun 2015. Penurunan ekspor Indonesia disebabkan oleh

pelemahan ekonomi global, kurang kompetitif, dan tidak dapat bersaing. Ekspor

migas dari tahun ke tahun mengalami penurunan dan tercatat pada tahun 2011

sebesar US$ 41.477,00 juta menurun hingga mencapai nilai US$ 18.574,40 juta

pada tahun 2015. Ekspor nonmigas dari tahun ke tahun juga mengalami

penurunan, tercatat sebesar US$ 162.019,60 juta pada tahun 2011 menjadi US$

131.791,90 juta di tahun 2015. Meskipun nilai ekspor Indonesia pada tahun 2011-

2015 selalu mengalami penurunan, namun kontribusi sector nonmigas masih jauh

lebih besar sumbangannya untuk nilai ekspor Indonesia dibandingkan sector

migas.

Indonesia merupakan Negara agraris yang memiliki lahan perkebunan yang

luas. Komoditas-komoditas primer hasil perkebunan masih menjadi produk

unggulan dan mendominasi ekspor Indonesia ke pasar internasional. Komoditas

perkebunan yang diekspor diantaranya adalah tembakau, teh, kopi, biji coklat, dan

buah-buahan. Berikut ini adalah table ekspor komoditas perkebunan Indonesia.

Page 20: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

3

Tabel 1.2

Ekspor Komoditas Perkebunan Indonesia (Ton)

Komoditas 2011 2012 2013 2014 2015

Buah-buahan 208.949,6 246.257,5 246.943,8 299.104,3 354.508,9

Kopi 346.062,6 447.010,8 532.139,3 382.750,3 499.612,7

Teh 68.153,8 61.542,5 64.589,2 59.847,7 50.276,6

Tembakau 18.854,5 16.535,4 20.028,8 17.186,7 11.574,2

Biji Coklat 214.739,3 171.986,3 201.504,7 76.624,9 55.299,4

Jumlah 856,759,8 943.332,5 1.065.205,8 835.513,9 971.271,8

Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, 2018

Ekspor komoditas perkebunan Indonesia tahun 2011-2013 mengalami

peningkatan. Tahun 2011 ekspor komoditas perkebunan Indonesia sebesar

856.759,8 ton meningkat menjadi 1.065.205,8 ton pada tahun 2013, dan tahun

2013 ini merupakan jumlah tertinggi selama kurun waktu 2011-2015. Namun

pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 835.513,9 ton. Selisih penurunan

volume ekspor tahun 2014 dengan tahun 2013 adalah sebesar 229.691,9 ton. Pada

tahun 2015 volume ekspor komoditas perkebunan Indonesia mengalami

peningkatan kembali menjadi 971.271,8 ton. Komoditas yang paling besar

berkontribusi dalam ekspor komoditas perkebunan Indonesia adalah kopi.

Wilayah tropis dan suptropis merupakan lokasi yang baik untuk melakukan

budidaya komoditas perkebunan. Indonesia merupakan wilayah tropis yang sangat

potensial untuk budidaya komoditas perkebunan. Salah satu komoditas utama

perkebunan di Indonesia adalah kopi. Kopi merupakan salah satu komoditas

perkebunan Indonesia yang berkontribusi besar dalam ekspor Indonesia. Kopi

adalah jenis minuman yang populer bagi sebagian besar masyarakat di seluruh

dunia karena kenikmatan yang dihasilkan dan memiliki nilai ekonomis bagi

Negara yang memproduksi dan mengekspor. Perkembangan ekspor kopi

Indonesia pada tahun 2011 sebesar 346.062,6 ton dan mengalami peningkatan

hingga tahun 2013 menjadi sebesar 532.139,3 ton. Penurunan ekspor kopi terjadi

pada tahun 2014 menjadi 382.750,3 ton. Penurunan ekspor kopi terjadi karena

Page 21: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

4

produksi kopi yang menurun dikarenakan terjadi kesalahan dalam proses

penanganan pasca panen. Kemudian meningkat kembali pada tahun 2015 menjadi

499.612,7 ton.

Kopi adalah tanaman yang digolongkan ke dalam genus coffea keluarga

rubieceae. Tanaman kopi yang terkenal hampir di seluruh penjuru dunia memiliki

berbagai macam jenis. Jenis kopi yang paling terkenal di dunia termasuk

Indonesia adalah jenis robusta dan arabica. Sejarah mencatat bahwa penemuan biji

kopi sebagai minuman yang berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh

orang dari bangsa Ethiopia di benua Afrika sekitar 3.000 tahun yang lalu atau

1.000 tahun sebelum masehi. Kopi kemudian terus berkembang hingga sekarang

menjadi salah satu minuman paling populer di kalangan masyarakat.

Menurut data dari International Coffee Organization (ICO, 2018) Indonesia

merupakan Negara keempat sebagai Negara pengekspor kopi di dunia setelah

Brazil, Vietnam, Kolombia. Dari total produksi, sekitar 67% kopi Indonesia

diekspor dan sisanya 33% untuk dikonsumsi dalam negeri. Dalam setahun

Indonesia rata-rata memproduksi kopi sebesar 650.000-700.000 ton, mengekspor

sekitar 450.000 ton, dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri

(Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, 2017). Tingkat konsumsi kopi dalam negeri

berdasarkan hasil survey LPEM UI tahun 1989 adalah sebesar 500

gram/kapita/tahun. Dewasa ini kalangan pengusaha kopi memperkirakan tingkat

konsumsi kopi Indonesia telah mencapai 800 gram/kapita/tahun. Dengan

demikian dalam kurun waktu 20 tahun peningkatan konsumsi kopi telah mencapai

300 gram/kapita/tahun.

Ekspor kopi Indonesia ditujukan untuk Negara-negara consumer tradisional

seperti USA, Negara-negara Eropa, dan Jepang. Berikut adalah table ekspor kopi

Indonesia berdasarkan Negara tujuan ekspornya.

Page 22: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

5

Tabel 1.3

Ekspor Kopi Indonesia Menurut Negara Tujuan (Ton)

Negara Tujuan 2011 2012 2013 2014 2015

Jepang 58.878,9 51.438,4 41.920,4 41.234,3 41.240,1

Singapura 6.240,4 9.154,1 8.677,9 7.725,9 9.212,9

Malaysia 26.382,1 33.134,1 40.580,4 29.136,2 38.347,5

India 12.162,4 19.884,0 18.292,4 14.434,3 19.303,0

Mesir 10.013,9 17.594,6 17.538,3 15.694,6 20.854,2

Maroko 10.013,0 11.268,6 12.874,3 10.418,7 11.069,1

Aljazair 7.298,4 10.488,9 24.265,5 10.590,6 16.911,6

AmerikaSerikat 48.094,7 69.651,6 66.138,1 58.308,5 65.481,3

Inggris 14.868,4 16.312,4 20.781,0 14.349,2 21.052,6

Jerman 26.461,0 50.978,2 60.418,5 37.976,7 47.662,4

Italia 27.344,4 29.080,8 38.152,5 29.745,5 43.048,3

Rumania 1.497,0 1.362,0 507,6 397,9 492,6

Georgia 6.893,0 9.133,5 12.029,6 10.277,1 12.167,5

Sumber: BadanPusatStatistik Indonesia, 2018

Lima Negara yang menjadi tujuan ekspor kopi Indonesia dengan total ekspor

terbesar adalah Jepang, Malaysia, Amerika Serikat, Jerman, dan Italia dengan

volume ekspor diatas 25.000 ton. Sedangkan ekspor kopi ke Negara Singapura,

India, Mesir, Maroko, Aljazair, Inggris, dan Rumania rata-rata volumenya

dibawah 20.000 ton.

Jepang merupakan salah satu negara mitra dagang Indonesia yang strategis

karena menduduki peringkat pertama sebagai negara tujuan ekspor nonmigas

Indonesia. Jepang juga merupakan partner utama Indonesia dalam perjanjian

perdagangan bebas secara bilateral. Ekspor nonmigas Indonesia terhadap Jepang

salahsatunya adalah kopi. Jepang merupakan negara yang konsumsi kopi per

kapitanya paling tinggi. Rata-rata konsumsi kopi per kapita Jepang sekitar 1.400

cangkir per tahunnya, atau setara dengan 7,10 kilo gram/kapita/tahun.

Page 23: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

6

Faktor yang dapat mempengaruhi ekspor kopi di Indonesia diantaranya adalah

harga internasional. Harga internasional merupakan harga barang atau jasa yang

berlaku di pasar dunia. Ketika harga internasional lebih tinggi dibanding harga

domestic maka ekspor akan meningkat. Harga merupakan aspek pokok dalam

pembahasan teori ekonomi dimana pembentukan harga yang terjadi di pasar

disebabkan karena dua ketentuan pokok yaitu permintaan dan penawaran. Apabila

tingkat kuantitas permintaan barang lebih tinggi dari pada kuantitas penawaran

maka harga akan naik, sebaliknya ketika kuantitas permintaan barang lebih rendah

dari kuantitas penawaran maka harga cenderung turun.

Factor lain yang mempengaruhi ekspor kopi di Indonesia adalah iklim, yang

dimaksud dengan iklim adalah kebiasaan alam yang digerakkan oleh gabungan

beberapa unsure, yaitu radiasi matahari, temperature, kelembapan, awan,

presifikasi, evaporasi, tekanan udara, dan angin (Kartasapoetra, 2017:2). Iklim

yang digunakan dalam penelitian ini adalah curah hujan karena unsur yang paling

penting yang dapat mempengaruhi produktivitas suatu tanaman salah satunya

adalah curah hujan. Iklim dapat mempengaruhi produktivitas suatu budidaya

tanaman, seperti yang dinyatakan oleh Setiawan (2009) dalam Wirawan dan

Yogiswara (n.d.) bahwa iklim memegang peran penting dalam penentuan jenis

dan kultivar tanaman yang dapat dibudidayakan dalam penentuan hasil akhir.

Faktor lain yang mempengaruhi ekspor kopi Indonesia adalah stabilitas politik

Negara tujuan, yang dimaksud dengan stabilitas politik adalah pemerintahan yang

berfungsi dengan baik sementara ketidakstabilan politik merupakan

kecenderungan keruntuhan pemerintahan baik karena konflik atau maraknya

persaingan berbagai partai politik (Andriamahery dan Zhou, 2018). Keadaan

politik suatu negara yang stabil dapat meningkatkan kepercayaan negara mitra

dagang untuk melakukan kegiatan perdagangan internasional.

Faktor lain yang mempengaruhi ekspor kopi di Indonesia adalah GDP Per

Kapita negara tujuan ekspor. GDP per kapita merupakan ukuran daya beli

masyarakat di suatu negara. GDP per kapita ini didapat dari hasil pembagian

pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. GDP

per kapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran suatu negara. Ketika

Page 24: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

7

GDP per kapita suatu negara naik, maka konsumsi masyarakat negara tersebut

akan meningkat.

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

ekspor kopi Indonesia terhadap Jepang dengan judul “Analisis Pengaruh Harga,

Iklim, Stabilitas Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi

Indonesia: Studi Kasus pada Indonesia dan Jepang Tahun 2002-2016”.

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis akan membatasi permasalahan yakni mengenai:

1. Variabel harga, iklim, stabilitas politik, dan GDP per kapita merupakan

variable bebas (X). Keempat variable tersebut merupakan beberapa variable

yang dapat mempengaruhi variable ekspor sebagai variable terikat (Y).

2. Penelitian ini hanya meneliti negara Indonesia dan Jepang dalam periode

2002-2016.

3. Penelitian ini hanya mengkaji tentang bagaimana variable harga, iklim,

stabilitas politik, dan GDP per kapita dapat berpengaruh terhadap variable

ekspor baik secara parsial maupun simultan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka muncullah pertanyaan-pertanyaan

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh harga internasional secara parsial terhadap volume

ekspor kopi Indonesia ke Jepang?

2. Bagaimana pengaruh iklim secara parsial terhadap volume ekspor kopi

Indonesia ke Jepang?

3. Bagaimana pengaruh stabilitas politik Jepang secara parsial terhadap volume

ekspor kopi Indonesia ke Jepang?

4. Bagaimana pengaruh GDP per kapita Jepang secara parsial terhadap volume

ekspor kopi Indonesia ke Jepang?

Page 25: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

8

5. Bagaimana pengaruh harga internasional, iklim, stabilitas politik Jepang, dan

GDP per kapita Jepang secara simultan terhadap volume ekspor kopi

Indonesia ke Jepang?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh harga internasional secara parsial terhadap

volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang

2. Untuk mengetahui pengaruh iklim secara parsial terhadap volume ekspor kopi

Indonesia ke Jepang

3. Untuk mengetahui pengaruh stabilitas politik Jepang secara parsial terhadap

volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang

4. Untuk mengetahui pengaruh GDP per kapita Jepang secara parsial terhadap

volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang

5. Untuk mengetahui pengaruh harga internasional, iklim, stabilitas politik

Jepang, dan GDP per kapita Jepang secara simultan terhadap volume ekspor

kopi Indonesia ke Jepang

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, manfaat yang ingin

dicapai dari penulisan skripsi ini adalah:

1. Hasil dari penulisan ini dapat dijadikan sebagai tambahan bacaan bagi

perpustakaan dan juga sebagai bahan tambahan referensi bagi penelitian

sejenis di masa yang akan datang.

2. Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi pemerintah untuk

mengambil kebijakan yang berhubungan dengan ekspor kopi Indonesia.

Page 26: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Terkait dengan Variabel Penelitian

1. Ekspor

a. Teori Ekspor

Dalam system perekonomian terbuka ekspor merupakan salah satu

kegiatan perdangan internasional yang dilakukan oleh setiap Negara di dunia

atas permintaan dari Negara lain. Kegiatan ekspor memberikan berbagai

manfaat. Manfaat dari ekspor diantaranya adalah dapat meningkatkan

pendapatan nasional dan sumber penghasil devisa suatu Negara.

Menurut Winardi (1986) dalam Sugiarsana dan Indrajaya (n.d.) ekspor

adalah barang-barang yang termasuk dijual kepada penduduk Negara lain

ditambah dengan jasa-jasa yang diselenggarakan kepada penduduk Negara

tersebut berupa pengangkutan dengan kapal, permodalan, dan lain-lain yang

memantau ekspor tersebut. Ekspor terjadi terutama karena kebutuhan akan

barang dan jasa itu sudah tercukupi di dalam negeri atau karena produksi

barang dan jasa yang dihasilkan bisa kompetitif baik harga maupun mutu

produk sejenis di pasar internasional.

Sukirno (2010:203) juga memaparkan bahwa ekspor dapat diartikan

sebagai pengiriman dan penjualan buatan dalam negeri ke negara-negara lain.

Sedangkan menurut Jafar (2015:26) ekspor adalah kegiatan mengeluarkan

barang dari daerah pabean. Kemudian menurut Mankiw (2006:128) ekspor

adalah penjualan berbagai macam barang dan jasa yang diproduksi di dalam

negeri ke luar negeri. Dari paparan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

ekspor adalah kegiatan penjualan barang dan jasa yang diproduksi di dalam

negeri keluar dari daerah pabean karena kebutuhan di dalam negeri sudah

tercukupi. Ekspor dapat dilakukan oleh setiap perusahaan atau perseorangan

yang telah memiliki Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP)/ Surat Izin

Usaha Perdagangan (SIUP), izin usaha dari departemen teknis/ lembaga

pemerintah non departemen berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

Page 27: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

10

berlaku, Tanda Dasar Perusahaan (TDP), dan tentu saja memiliki Angka

Pengenal Ekspor (APE). (Sasono, 2013:19).

Berdasarkan SK Menteri Perdagangan RI No. 07/M-DAG/PER/4/2005

ditetapkan bahwa pengelompokan barang ekspor meliputi barang yang diatur

ekspornya, yaitu produk perkebunan (kopi), kayu dan produk kayu, produk

industry (pulp), produk pertambangan (intan), produk manufaktur (tekstil dan

produk tekstil). Latar belakang pengaturan ekspor berkaitan dengan upaya

untuk menjamin tersedianya bahan baku bagi industry dalam negeri,

memenuhi kebutuhan dalam negeri, melindungi lingkungan dan kelestarian

alam, serta upaya untuk meningkatkan daya saing dan posisi tawar menawar.

Kegiatan ekspor suatu Negara dipengaruhi oleh beberapa factor. Salah satu

factor yang mempengaruhi ekspor suatu Negara adalah terpenuhinya

kebutuhan dalam negeri. Selain itu, kemampuan dari suatu Negara untuk

mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam pasar luar negeri juga

merupakan factor yang mempengaruhi ekspor. Suatu Negara dapat

mengekspor barang produksinya ke negara lain apabila barang tersebut

diperlukan negara lain. Menurut Soekartawi (2005:122) dalam Aditama, dkk

(2015) factor-faktor yang mempengaruhi ekspor diantaranya adalah:

1. Harga Internasional

2. Nilai Tukar Uang (Exchange Rate)

3. Kuota Ekspor Impor

4. Kebijakan tariff dan nontarif

5. Kebijakan Meningkatkan Ekspor Nonmigas

Ekspor juga memiliki berbagai manfaat bagi suatu negara, seperti

meningkatkan pendapatan nasional, menambah cadangan devisa, menjalin

hubungan kerja sama antar negara, memperkenalkan produk domestic ke luar

negeri, menstabilkan harga domestik, dan lain sebagainya. Ekspor juga dapat

membantu semua negara dalam mengambil keuntungan dari skala ekonomi

yang mereka miliki (Todaro dan Smith, 2004:22). Ekspor menciptakan

permintaan efektif yang baru, akibatnya permintaan barang-barang di pasar

Page 28: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

11

dalam negeri meningkat karena terjadinya persaingan mendorong industry

dalam negeri mencari inovasi yang ditujukan untuk menaikkan produktivitas

(Setiawan, 2016).

b. Teori Perdagangan Internasional

1) Teori Merkantilisme

Dalam teori merkantilisme belum mengenal konsep keunggulan

komparatif sebagai penentu pola perdagangan sehingga mempengaruhi

struktur produksi dan distribusi pendapatan. Konsep kesejahteraan

pada merkantilisme didasarkan pada kekayaan yang dinilai dari

banyaknya stok emas yang dimiliki suatu Negara. Stok emas yang

dimiliki suatu Negara diperoleh dari surplus perdagangan, sehingga

satu-satunya cara bagi suatu Negara untuk menjadi kaya adalah dengan

meningkatkan ekspor dan menekan impor. Surplus perdagangan yang

diperoleh suatu Negara selanjutnya akan dibentuk logam mulia,

khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas dan perak yang

dimiliki maka Negara tersebut semakin kaya dan kuat. Negara

penganut merkantilisme dapat menyebabkan penderitaan bagi

negaranya sendiri, karena cara memperoleh kekayaan yang dilakukan

merkantilisme adalah dengan menguras sumber daya yang murah serta

buruh dipaksa bekerja keras dengan upah sangat rendah.

2) Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage)

Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith yang memusatkan

perhatiannya pada variable riil seperti nilai suatu barang diukur dengan

banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan output.

Dalam teori ini, dinyatakan bahwa keunggulan mutlak merupakan

basis perdagangan internasional. Keunggulan mutlak merupakan

keunggulan produksi suatu barang atau jasa yang dinikmati oleh suatu

Negara atas Negara lain ketika Negara itu menggunakan lebih sedikit

sumber daya untuk memproduksi barang atau jasa itu daripada yang

dilakukan Negara lain (Case dan Fair, 2007:357). Negara akan

memperoleh manfaat dari perdagangan internasional karena

melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang ketika

Page 29: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

12

memiliki keunggulan mutlak dan akan mengimpor ketika tidak

memiliki keunggulan mutlak. Efisiensi penggunaan factor produksi

dalam hal ini menjadi penting. Adam Smith menyarankan dalam

perdagangan bebas tidak ada campur tangan pemerintah, karena

perdagangan bebas akan dapat membuat seseorang bekerja keras untuk

kepentingan negaranya dan mendorong terciptanya spesialisasi yang

pada akhirnya Negara menghasilkan produk yang memiliki

keunggulan mutlak.

3) Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)

Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo sebagai penyempurna dari

teori keunggulan mutlak Adam Smith. Keunggulan komparatif

merupakan keunggulan produksi suatu barang atau jasa yang dinikmati

oleh suatu Negara atas Negara lain ketika barang atau jasa itu bisa

diproduksi dengan biaya lebih rendah dalam hal barang atau jasa lain

dibandingkan yang bisa dilakukan oleh Negara lain (Case dan Fair,

2007:358). Dalam teori ini, dinyatakan bahwa keunggulan komparatif

timbul karena adanya perbedaan teknologi antarnegara.

Berlangsungnya kegiatan perdagangan internasional merupakan akibat

adanya perbedaan produktivitas antarnegara. Setiap Negara

mengkhususkan produksinya dalam bidang yang dianggap unggul

secara komparatif dan semua Negara melakukan perdagangan secara

bebas tanpa hambatan, sehingga akan tercapai efisiensi dalam

penggunaan factor produksi. Selain itu, untuk melihat apakah suatu

Negara memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan Negara

lain dapat dilihat dari ongkos tenaga kerja. Ketika ongkos tenaga kerja

rendah maka harga output yang dihasilkan juga akan rendah.

4) Teori Heckscher-Ohlin

Teori ini mengkaitkan teori keunggulan kompratif dengan anugerah

sumber daya. Suatu Negara akan cenderung mengekspor produk ketika

memiliki factor produksi (tenaga kerja, modal, tanah) yang relative

melimpah secara intensif. Suatu Negara memiliki keunggulan

komparatif dalam produksi suatu barang atau jasa jika Negara itu

Page 30: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

13

relative memiliki anugerah yang baik dalam input yang digunakan

secara intensif dalam produksi barang atau jasa tersebut (Case dan

Fair, 2007:367). Asumsi dalam teori ini adalah Negara dengan factor

produksi yang relative tinggi dan biaya murah akan berspesialisasi dan

melakukan ekspor, namun Negara dengan factor peoduksi yang

relative rendah atau langka dan biaya mahal maka Negara tersebut

akan melakukan impor.

5) Teori Perdagangan Intra-Industri

Teori ini dikemukakan oleh Paul Krugman sebagai pelengkap dari

teori Heckscher-Ohlin. Teori perdagangan intra-industri menyatakan

bahwa perdagangan internasional akan tetap terjadi pada Negara yang

memiliki keunggulan komparatif yang relative sama karena lebih

didasarkan pada perbedaan (different) produk dan economies of scale

serta mencakup perdagangan dua arah dalam industry yang sama.

Teori ini juga didasari oleh asumsi bahwa konsumen menyukai variasi

dalam memilih barang yang dikonsumsi sehingga, akan selalu muncul

produk serupa tapi beda merek. Berdasarkan teori ini perdagangan

internasional tidak hanya terjadi antar Negara yang memiliki

perbedaan, tapi juga antar Negara yang memiliki kesamaan teknologi

dan factor produksi lain. Kemudian akan terjadi perdagangan intra-

industri yang ekstensif, sehingga akan menguntungkan bagi Negara

untuk melakukan spesialisasi pada jenis atau merek produk. Dengan

demikian, setiap Negara dapat memperoleh keuntungan dari

memproduksi pada skala ekonomisnya sehingga kesejahteraan

konsumen meningkat karena mendapatkan harga yang rendah dan

produknya bervariasi.(Silvanita, 2009).

c. Teori Neraca Perdagangan

Neraca perdagangan merupakan neraca yang menggambarkan perbedaan

antara ekspor dan impor. Suatu Negara memiliki tiga kemungkinan keadaan

neraca perdagangan yaitu:

Page 31: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

14

1) Neraca Perdagangan Surplus

Suatu Negara dikatakan mengalami surplus neraca perdagangan ketika

Negara tersebut mengekspor lebih banyak daripada yang diimpornya.

2) Neraca Perdagangan Defisit

Deficit neraca perdagangan terjadi ketika suatu Negara mengimpor

lebih banyak daripada yang diekspornya.

3) Neraca Perdagangan Seimbang

Neraca perdagangan dikatakan seimbang ketika ekspor dan impor yang

dilakukan suatu Negara sama.

Surplus, defisit, dan seimbangnya neraca perdangan dipengaruhi oleh

biaya produksi, ketersediaan bahan baku, nilai tukar, hubungan antar Negara

yang melakukan perdagangan, dan hambatan perdagangan. Neraca

perdagangan dapat dijadikan tolak ukur pemerintah dan pihak yang terkait

dalam pengambilan kebijakan, menjadi sumber informasi perdagangan

internasional, dan informasi besaran pengeluaran dan pendapatan Negara atau

besaran ekspor dan impor yang dilakukan suatu Negara.

2. Konsep dan Teori Harga

Harga merupakan ketetapan sejumlah uang yang harus dikeluarkan untuk

memperoleh sesuatu yang diinginkan, dan biasanya terbentuk karena kesepakatan

antara produsen dan konsumen atau dapat juga ditetapkan secara langsung oleh

produsen. Menurut Efendi (2009) harga didefinisikan sebagai sejumlah uang atau

barang atau jasa yang ditukar pembeli untuk produk atau jasa yang ditawarkan

penjual. Harga memegang peran penting dalam kegiatan ekonomi, karena harga

barang akan dapat menimbulkan keseimbangan antara produksi dan konsumsi

mengalokasikan sumber-sumber produksi, dan harga dapat mempengaruhi

tindakan konsumen dan produsen untuk mengambil keputusan (Lukman,

2015:26). Kualitas sebuah produk dapat dilihat dari sisi harga, dimana produk

dengan kualitas yang baik tentunya memiliki harga yang mahal dan juga

sebaliknya produk dengan kualitas yang tidak terlalu baik memiliki harga yang

tidak terlalu mahal.

Page 32: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

15

Dalam sebuah pasar, salah satu alasan ditetapkannya sebuah harga adalah

karena pada dasarnya semua barang dan jasa mempunyai harga. Penetapan harga

ini tentunya memiliki tujuan. Tujuan dari penetapan harga diantaranya adalah

memaksimalkan laba, kelangsungan hidup perusahaan, kepemimpinan produksi,

dan lain-lain. Dalam ekonomi pasar, peran harga adalah untuk mengalokasikan

sumber daya sesuai dengan permintaan (demand) dan penawaran (supply).

Perdagangan akan terjadi pada perbandingan harga tertentu. Perbandingan

harga yang digunakan dalam perdagangan (baik perdagangan domestic maupun

perdagangan bebas) diantaranya adalah harga domestic dan harga internasional

(world price). Harga domestic merupakan harga suatu barang atau jasa yang

berlaku di pasar dalam negeri, sedangkan harga internasional (world price)

merupakan harga suatu barang atau jasa yang berlaku di pasar dunia. Ketika harga

internasional lebih tinggi dibandingkan dengan harga domestic, maka dalam

perdagangan internasional suatu Negara akan cenderung menjadi eksportir.

Produsen dalam negeri tertarik untuk memanfaatkan harga internasional yang

lebih tinggi dan mulai menjual produk kepada Negara lain. Sebaliknya, ketika

harga internasional lebih rendah dibandingkan dengan harga domestic, maka

dalam perdagangan internasional suatu Negara akan cenderung menjadi importir.

Konsumen dalam negeri tertarik untuk memanfaatkan harga yang lebih rendah

yang ditawarkan oleh Negara lain. Oleh karena itu, banyak yang mengangap harga

sebagai kunci dari perdagangan bebas.

Penetapan harga domestic dan harga internasional memiliki permasalahan

yang berbeda. Dalam penetapan harga domestic permasalahan yang dihadapi

diantaranya adalah ketersediaan bahan baku, biaya produksi, ketersediaan barang

komplementer dibandingkan barang substitusi, dan peraturan pemerintah.

Sementara dalam penetapan harga internasional permasalahan yang akan dihadapi

yaitu tariff, biaya, transportasi, kemasan ekspor, asuransi, dan pajak luar negeri.

3. Konsep Iklim

Iklim merupakan salah satu komponen lingkungan yang merupakan faktor

penentu keberhasilan suatu usaha budidaya tanaman. Iklim setiap Negara di dunia

Page 33: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

16

tentunya berbeda-beda. Perbedaan iklim dapat mempengaruhi budidaya tanaman.

Iklim dan tanaman saling berinteraksi yang pada akhirnya iklim mempengaruhi

pertumbuhan dan kualitas tanaman. Pengaruh antara iklim dan pertumbuhan

tanaman ini dikarenakan faktor genetic tanaman yang berkaitan dengan

karakteristik yang biasanya bersifat khas pada tanaman, seperti kondisi batang,

bentuk bunga, bentuk daun, dan sebagainya.

Menurut Kartasapoetra (2017:1) Iklim adalah rata-rata keadaan cuaca dalam

waktu yang cukup lama, minimal 30 tahun, yang sifatnya tetap. Sedangkan

menurut Trewartha dan Horn (1995) dalam Wredaningrum (n.d.) Iklim

merupakan suatu konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari

keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer didalam suatu kawasan

tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Perubahan iklim merupakan suatu

kondisi yang ditandai dengan berubahnya pola iklim dunia yang mengakibatkan

fenomena cuaca tidak menentu, seperti curah hujan tidak menentu, terjadi badai,

suhu udara ekstrim, serta arah angin yang berubah drastis. Perubahan iklim terjadi

karena adanya perubahan variabel iklim, seperti suhu udara dan curah hujan yang

terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang antara 50 sampai

100 tahun (Kementrian Lingkungan Hidup 2004).

Iklim memiliki beberapa unsure, yaitu radiasi matahari, temperature,

kelembapan, awan, presifikasi, evaporasi, tekanan udara, dan angin. Unsure

tersebut memiliki perbedaan dari satu tempat ke tempat yang lain. Perbedaan

unsure dalam iklim disebabkan oleh faktor pengendali iklim, yaitu:

a. Ketinggian tempat,

b. Garis lintang,

c. Daerah tekanan,

d. Arus laut,

e. Permukaan tanah.

Iklim diklasifikasikan menjadi beberapa kelas yang memiliki berbagai sifat

karakteristik, dan didasari oleh beberapa factor iklim, yaitu curah hujan,

Page 34: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

17

temperature, penguapan, dan formasi tumbuhan. Berikut klasifikasi iklim menurut

Kartasapoetra (2017:20):

a. Klasifikasi Iklim Menurut Mohr

Menurut Mohr dasar pengolongan iklim adalah adanya bulan basah dan

bulan kering. Bulan basah adalah bulan yang curah hujannya melebihi 100

mm, sedangkan bulan kering adalah bulan yang curah hujannya kurang dari 60

mm, sementara antara bulan basah dan bulan kering disebut bulan lembab.

b. Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt-Fergusson

Prinsip yang digunakan oleh Schmidt yaitu dengan mengambil bulan

basah dan bulan kering, dengan cara: data curah hujan diambil untuk 10 tahun

dan ditenentukan berapa bulan basah dan bulan kering, kemudian curah hujan

bulan basah dan bulan kering dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya. bulan

lembab disini tidak dihitung. Dalam klasifikasi ini Schmidt mengemukakan

persamaan sebagai berikut:

Q=𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎𝑐𝑢𝑟𝑎 ℎℎ𝑢𝑗𝑎𝑛𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎𝑐𝑢𝑟𝑎 ℎℎ𝑢𝑗𝑎𝑛𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛𝑏𝑎𝑠𝑎 ℎ x 100%

Dari persamaan tersebut dapat digolongkan iklim sebagai berikut:

0 ≤ Q < 0,143 A = sangat basah

0,143 ≤ Q < 0,333 B = basah

0,333 ≤ Q < 0,600 C = agak basah

0,600 ≤ Q < 1,000 D = sedang

1,000 ≤ Q < 1,670 E = agak kering

1,670 ≤ Q < 3,000 F = kering

3,000 ≤ Q < 7,000 G = sangat kering

7,000 ≤ Q < - H = luar biasa kering

c. Klasifikasi Iklim Menurut Oldeman

Dasar yang digunakan oleh Oldeman adalah adanya bulan basah yang

berturut-turut dan juga bulan kering yang yang berturut-turut.Kedua bulan ini

dihubungkan dengan kebutuhan tanaman pada padi di sawah serta palawija

terhadap air. Bulan basah menurut Oldeman adalah bulan dengan curah hujan

Page 35: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

18

lebih dari 200 mm, sedangkan bulan kering adalah bulan dengan curah hujan

yang kurang dari 100 mm. Berdasarkan penggolongan yang menitikberatkan

pada bulan basah, maka dikemukakan lima zona utama bulan basah yang

berturut-turut, yaitu:

1) Zona A, bulan basah yang lebih dari 9 kali berturut-turut.

2) Zona B, bulan basah 7 sampai 9 kali berturut-turut.

3) Zona C, bulan basah 5 sampai 6 kali berturut-turut.

4) Zona D, bulan basah 3 sampai 4 kali.

5) Zona E, bulan basah yang kurang dari 3 kali.

d. Klasifikasi Iklim Menurut Koppen

Klasifikasi menurut Koppen berdasarkan curah hujan, temperature, dan

vegetasi yang khusus pada suatu daerah. Klasifikasinnya adalah sebagai

berikut:

1) Iklim tipe A : Tropical rainy climates (iklim hujan tropis):

Af : Tropical rainy fotest climate

Am : Monsoon climate

An : Savana Climate

2) Iklim tipe B : Dry climates (iklim kering):

Bs : Steppe climate

Bw : Desert climate

3) Iklim tipe C : Temperate rainy climates (iklim hujan cukup pansa):

Cw : Warm with dry winter

Cf : Warm moist in all season

Cs : Snow forest with dry winter

4) Iklim tipe D : Cold snow forest climate (iklim hujan salju):

Df : Snow forest moist in all season

Page 36: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

19

Dw : Snow forest with dry winter

5) Iklim tipe E : Polar climate (iklim kutub):

Et : Tundra

Ef : Perpetual snow and ice

Pada iklim A,C, dan D terdapat kemungkinan tumbuhnya berbagai jenis

tumbuhan, pada iklim B biasanya sangat baik untuk stepa, dan iklim E lumut

sangat berkembang.

e. Klasifikasi Iklim Menurut Thornathwaite

Dalam klasifikasi ini dimasukkan pengertian mengenai penguapan karena

vegetasi atau tumbuhan selain tergantung pada curah hujan juga tergantung

pada air yang menguap. Ketika penguapan melebihi curah hujan yang jatuh

maka keadaan seperti ini tidak berguna bagi tumbuhan.

Posisi geografis Indonesia yang strategis, terletak di daerah tropis, diantara

Benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia,

serta dilalui garis khatulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang

membujur dari barat ke timur, dikelilingi oleh luasnya lautan, menyebabkan

wilayah Indonesia memiliki keragaman cuaca dan iklim. Keragaman iklim

Indonesia dipengaruhi oleh fenomena global seperti El Nino Southern

Oscillation (ENSO) yang bersumber dari wilayah ekuator Pasifik Tengah dan

Indian Ocean Dipole (IOD) yang bersumber dari wilayah Samudera Hindia

barat Sumatera hingga timur Afrika, keragaman iklim juga dipengaruhi oleh

fenomena regional, seperti sirkulasi angin monsun Asia-Australia, daerah

pertemuan angin antar tropis atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ)

yang merupakan daerah pertumbuhan awan, serta kondisi suhu permukaan

laut sekitar wilayah Indonesia. (BMKG 2018).

4. Konsep Stabilitas Politik

Stabilitas adalah suatu kondisi dari sebuah system yang komponennya

cenderung ke dalam suatu hubungan yang sudah mantap. Stabilitas sama dengan

Page 37: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

20

tiadanya perubahan yang mendasar atau kacau di dalam suatu system politik, atau

perubahan yang terjadi pada batas-batas yang telah disepakati atau telah

ditentukan (Jack, et al,1989:249). Sementara politik menurut Kamus Besar Ilmu

Pengetahuan merupakan hal-hal yang berhubungan dengan pemerintah, lembaga-

lembaga dan proses-proses politik, kelompok-kelompok kepentingan (pressure

groups), hubungan-hubungan internasional, dan tata kelola pemerintahan yang

semuanya merupakan kegiatan perorangan atau kelompok dalam kaitan hubungan

kemanusiaan secara mendasar. Sehingga stabilitas politik merupakan gagasan

bahwa lembaga pemerintah dalam suatu negara memiliki control yang baik

sehingga hal-hal yang berhubungan dengan politik suatu negara menjadi stabil

atau tidak ada perubahan yang mendasar.

Stabilitas politik dapat dipahami sebagai kondisi dimana tidak adanya

perubahan mendasar atau revolusioner dalam system politik (pemerintah), atau

perubahan yang terjadi pada batas-batas yang telah ditentukan (Jack, 1985:49).

Menurut Andriamahery dan Zhou (2018) stabilitas politik memberikan gambaran

tentang pemerintahan yang berfungsi dengan baik, sementara ketidakstabilan

politik merupakan kecenderungan keruntuhan pemerintahan baik karena konflik

atau maraknya persaingan berbagai partai politik. Menurut Sanit (1982:2), secara

teoritis stabilitas politik ditentukan oleh tiga variable yang saling berkaitan, yaitu

perkembangan ekonomi yang memadai, perkembangan pelembagaan baik struktur

maupun proses politik, dan partisipasi politik. Perkembangan ekonomi meliputi

adanya tingkat pertumbuhan yang cukup dalam masyarakat. Sedangkan

pelembagaan politik mengarah pada pengertian tidak timbulnya konflik antara

kekuatan-kekuatan politik. Dan partisipasi politik lebih mengacu pada konsep

partisipasi menurut pola pemerintahan dimana bentuk partisipasi lebih bersifat

„mobilized‟.

Pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik saling berkaitan. Stabilitas politik

menjadi prasarat dan merupakan salah satu aspek penting untuk mendukung

proses pembangunan ekonomi. Menurut Roe dan Siegel (2011) Ketidakstabilan

politik sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi secara keseluruhan. Hampir

tidak ada negara yang mampu membangun perekonomian negaranya tanpa politik

Page 38: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

21

yang stabil. Pembangunan sektor ekonomi tanpa dibarengi pembangunan sektor

lain seperti politik maka perekonomian yang dibangun tidak akan bertahan lama.

Ketidakstabilan politik mengurangi tingkat pertumbuhan PDB secara signifikan

dan ini berbahaya bagi pertumbuhan ekonomi (Aisen dan Veiga, 2013).

Ketidakstabilan politik adalah penentu utama dari hasil ekonomi (Alesina, dkk,

1996).

Stabilitas politik suatu Negara dapat diukur salah satunya dengan

menggunakan index. World Bank mengukur stabilitas politik suatu Negara dengan

menggunakan political stability index. Index yang digunakan word bank

merupakan rata-rata gabungan beberapa index, diantaranya adalah dariEconomist

Intelligence Unit, World Economic Forum, dan Political Risk Services. Index

yang mendasarinya adalah:

a. Kemungkinan pengalihan kekuasaan pemerintah secara tidak teratur,

b. Konflik bersenjata,

c. Kekerasan demonstrasi,

d. Kerusuhan sosial,

e. Ketegangan internasional,

f. Terorisme,

g. Konflik etnis dan agama.

Selain itu, index ini juga menggunakan tiga indicator, yakni:

a. Supremasi Hukum,

b. Hak Politik,

c. Persepsi Korupsi.

Penghitungan nilai political stability index dilakukan dengan menetapkan

data dari masing-masing index yang mendasarinya. Kemudian menghasilkan skor

index dengan rentang antara -2,5 sampai 2,5 yang berarti bahwa index stabilitas

politik suatu negara mendekati -2,5 berarti stabilitas politik negara tersebut lemah

atau buruk, dan sebaliknya ketika index stabilitas politik mendekati 2,5 berarti

negara tersebut memiliki stabilitas politik yang kuat atau baik.

Page 39: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

22

5. Gross Domestic Product (GDP) Per Kapita

Pemerintah disuatu negara dapat mengukur keberhasilan perekonomian

negaranya dengan berbagai indikator. Salah satu indikator yang dapat digunakan

adalah Gross Domestic Product (GDP). GDP dapat menilai apakah perekonomian

suatu negara berjalan dengan baik atau buruk. Selain itu, GDP juga mengukur dua

hal secara bersamaan, yakni: total pendapatan semua orang dalam perekonomian

dan total belanja untuk membeli barang dan jasa hasil dari perekonomian. Alasan

GDP mengukur kedua hal tersebut secara bersamaan adalah kedua hal tersebut

pasti sama yaitu pendapatan sama dengan pengeluaran.

Menurut Case dan Fair (2007:22) GDP merupakan nilai pasar total semua

barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu periode tertentu oleh faktor

produksi yang terletak dalam suatu negara. Sedangkan menurut Sukirno (2010:35)

GDP dalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh

faktor-faktor produksi milik warga negara negara tersebut dan negara asing.

Kemudian menurut Mankiw (2013:6) GDP adalah nilai pasar seluruh barang dan

jasa akhir yang diproduksi di suatu negara pada periode tertentu.

Dalam GDP terdapat beberapa hal yang tidak diikutsertakan seperti nilai

barang dan jasa yang terjadi di luar pasar, kualitas lingkungan, dan distribusi

pendapatan. Oleh karena itu, GDP per kapita yang merupakan besarnya

pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara merupakan alat yang lebih baik

untuk digunakan dalam memberitahukan apa yang terjadi pada rata-rata

penduduk, standar hidup dari warga negaranya. GDP per kapita juga dapat

digunakan untuk melihat kemampuan daya beli masyarakat suatu Negara. GDP

per kapita yang tinggi dapat diartikan daya beli masyarakat juga tinggi.

GDP dapat dihitung dengan salah satu dari dua cara yang ada, yaitu:

menjumlahkan semua pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga atau

menjumlahkan pendapatan (upah, sewa, dan keuntungan) yang dibayar

perusahaan dan kemudian menghasilkan output yang sama. GDP mencakup

barang berwujud (mobil, pakaian, makanan), jasa tidak berwujud (potong rambut,

membersihkan rumah, mengunjungi dokter), dan barang dan jasa yang sedang

Page 40: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

23

diproduksi. GDP juga mengukur beberapa hal, diantaranya adalah harga pasar

yang mencakup nilai pasar jasa perumahan dalam perekonomian, nilai produksi

dalam batas wilayah geografis suatu Negara, nilai produksi dalam periode

tertentu. Namun, ada beberapa hal yang tidak dapat diukur oleh GDP, seperti:

barang yang diproduksi dan dijual secara illegal (obat-obatan terlarang), barang

yang diproduksi dan dikonsumsi rumah tangga yang tidak pernah masuk pasar,

dan transaksi barang bekas.

GDP atau biasa dilambangkan dengan (Y) dibagi menjadi empat komponen,

yakni: konsumsi (C), investasi (I), belanja pemerintah (G), dan ekspor neto (NX).

Komponen-komponen tersebut dapat dijadikan persamaan, yaitu:

Y = C + I + G + NX

Persamaan ini merupakan persamaan identitas-persamaan yang kebenarannya

ditentukan oleh definisi variable-variabel didalamnya (Mankiw, 2013:10).

Keempat komponen tersebut adalah:

a. Konsumsi (consumtion) merupakan belanja rumah tangga atas barang dan

jasa konsumen (kecuali pembelian rumah baru).

b. Investasi (investment) merupakan belanja oleh perusahaan dan rumah

tangga atas modal baru (pabrik, peralatan, persediaan, bangunan atau

struktur termasuk pembelian rumah baru) yang akan digunakan pada masa

yang akan datang dengan tujuan menghasilkan barang dan jasa yang lebih

banyak.

c. Belanja Pemerintah (government purchases) merupakan pembelanjaan

barang dan jasa yang dilakukan pemerintah (mencakup gaji pegawai

negeri dan pengeluaran untuk pekerjaan umum).

d. Ekapor Neto (net exports) merupakan belanja barang produksi dalam

negeri oleh warga negara lain (ekspor) dikurangi dengan pembelian barang

dari Negara lain oleh warga domestic (impor).

GDP adalah ukuran suatu nilai moneter semua barang dan jasa yang

diproduksi dalam setahun di tanah suatu Negara (Kurniawan dan Budhi,

2015:119). Pengukuran nilai moneter menyebabkan masalah nilai mata uang yang

Page 41: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

24

berubah dari tahun ke tahun. Inflasi dan deflasi adalah fluktuasi ekonomi yang

memungkinkan mendistorsi nilai GDP. Untuk meminimalkan efek inflasi dan

deflasi pemerintah dapat menghitung GDP nominal dan GDP riil. GDP nominal

merupakan GDP yang diukur dengan nilai uang saat ini – semua komponen GDP

dinilai pada harganya saat ini (Case dan Fair, 2007:32). Perhitungan GDP nominal

dipengaruhi oleh kenaikan jumlah barang atau jasa yang diproduksi dan kenaikan

dari harga barang atau jasa tersebut. Sedangkan GDP riil merupakan produksi

barang dan jasa yang dinilai pada harga tetap (Mankiw, 2013:14). Dalam suatu

perekonomian untuk menentukan nilai produksi barang dan jasa GDP riil

menggunakan harga tahun pokok yang tetap. Dari GDP nominal dan GDP riil

dapat dilakukan perhitungan statistic ketiga yang disebut dengan GDP deflator.

GDP deflator merupakan ukuran tingkat harga keseluruhan (Case dan Fair,

2007:34). GDP deflator mengukur tingkat harga sekarang dengan harga tahun

basis dimana GDP deflator ini merupakan suatu ukuran yang digunakan oleh para

ekonom untuk memonitor tingkat harga rata-rata dalam perekonomian.

6. Keterkaitan Antar Variable

a. Hubungan Harga dengan Ekspor

Harga memegang peran penting dalam kegiatan ekonomi. Harga

didefinisikan sebagai sejumlah uang atau barang atau jasa yang ditukar

pembeli untuk produk atau jasa yang ditawarkan penjual (Efendi,2009).

Ketika harga internasional lebih tinggi dibanding harga domestic maka ekspor

akan meningkat, begitu pula sebaliknya ketika harga internasional lebih

rendah dibanding harga domestic maka ekspor akan menurun.

Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa harga memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap ekspor. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Muhammad Ridho Al Ghozy, dkk (2017) yang berjudul “Analisis Ekspor

Kakao Indonesia di Pasar Internasional”. Hasil dari penelitian ini adalah

secara simultan dan parsial variabel produksi, harga dunia, dan nilai tukar

berpengaruh signifikan terhadap ekspor kakao Indonesia.

Page 42: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

25

b. Hubungan Iklim dengan Ekspor

Setiap Negara di dunia pasti memiliki iklim yang berbeda-beda. Perbedaan

iklim dapat mempengaruhi budidaya suatu tanaman, karena iklim merupakan

salah satu komponen lingkungan yang merupakan faktor penentu keberhasilan

suatu budidaya tanaman. Seperti yang dinyatakan oleh Setiawan (2009) dalam

dalam Wirawan dan Yogiswara (n.d.) bahwa iklim memegang peran penting

dalam penentuan jenis dan kultivar tanaman yang dapat dibudidayakan dalam

penentuan hasil akhir. Keberhasilan suatu produksi tanaman salah satunya

dipengaruhi oleh iklim seperti panas matahari dan curah hujan.

Oleh karena itu, iklim merupakan permasalahan yang cukup berarti bagi

petani terutama petani yang melakukan budidaya tanaman perkebunan, karena

proses pada tanaman perkebunan mulai dari menanam sampai memanen

membutuhkan waktu yang lama. Sehingga dapat diasumsikan iklim

mempunyai pengaruh terhadap ekspor.

c. Hubungan Stabilitas Politik dengan Ekspor

Keadaan politik satu Negara dengan Negara lain tentunya berbeda. Ada

Negara yang keadaan politiknya stabil ada juga yang tidak stabil. Stabilitas

politik suatu negara dapat diukur salah satunya menggunakan index. Index

yang digunakan oleh world bank didasari oleh: kemungkinan pengalihan

kekuasaan pemerintah secara tidak teratur, konflik bersenjata, kekerasan

demonstrasi, kerusuhan sosial, ketegangan internasional, terorisme, serta

konflik etnis dan agama.

Stabilitas politik yang semakin membaik dapat memperlancar kegiatan

ekonomi. Negara dengan stabilitas politik yang baik maka pertumbuhan

ekonominya tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka pendapatan

nasionalnya tinggi sehingga kemampuan untuk membeli atau membayar

(dalam hal ini kempampuan untuk membayar impor dari Negara eksportir)

meningkat. Disamping itu, Negara yang memiliki stabilitas politik yang baik

dapat meningkatkan kepercayaan Negara mitra dagang untuk melakukan

perdagangan internasional. Sehingga dapat diasumsikan bahwa stabilitas

Page 43: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

26

politik Negara tujuan ekspor memiliki hubungan terhadap ekspor. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Malik Fahim Bashir, dkk

(2013) berjudul “Imapct of Foreign Political Instability on Chinese Exports”.

Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa ketidakstabilan politik luar

negeri, populasi domestic berdampak negative dan signifikan terhadap ekspor

Cina.

d. Hubungan GDP Per Kapita dengan Ekspor

GDP per kapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran suatu

Negara dan merupakan ukuran daya beli masyarakat di suatu negara. Setiap

Negara tentunya memiliki GDP per kapita yang berbeda antara Negara yang

satu dengan yang lainnya, perbedaan tersebut dipengaruhi oleh kondisi

ekonomi, social, dan politik. Semakin tinggi GDP per kapita suatu negara,

maka konsumsi masyarakat negara tersebut akan meningkat, sehingga Negara

yang melakukan ekspor ke Negara yang mengalami peningkatan GDP per

kapita volume ekspornya akan meningkat. Sehingga dapat diasumsikan GDP

per kapita Negara tujuan ekspor memiliki pengaruh terhadap ekspor. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Fattya Rahmah S., dkk

(n.d.) berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Udang di

Indonesia”. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa produksi udang

Indonesia dan GDP Negara tujuan ekspor berpengaruh signifikan terhadap

volume ekspor udang Indonesia.

B. Kajian Tinjauan Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh I Kadek Wirawan dan I Wayan Yogiswara

(2014) berjudul “Pengaruh Kurs, Produksi, Luas Lahan, dan Iklim terhadap

Ekspor Rumput Laut Bali“. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh kurs dollar Amerika, jumlah produksi, luas lahan, dan iklim secara

simultan dan parsial terhadap volume ekspor rumput laut Bali, dan untuk

mengetahui variable bebas yang berpengaruh dominan terhadap ekspor

rumput laut Bali tahun 2001-2011. Dengan menggunakan regresi linier

berganda diperoleh hasil bahwa kurs dollar Amerika, jumlah produksi, luas

Page 44: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

27

lahan, dan iklim secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ekspor

rumput laut Bali tahun 2001-2011. Secara parsial jumlah produksi dan luas

lahan budidaya berpengaruh positif dan signifikan. Namun kurs dollar

Amerika dan iklim secara parsial tidak berpengaruh signifikan. Variable bebas

yang paling dominan berpengaruh terhadap volume ekspor rumput laut Bali

adalah variable luas lahan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Fattya Rahmah S., dkk (n.d.) berjudul

“Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Udang di Indonesia”.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

ekspor udang di Indonesia. Dengan menggunakan metode Generalized Least

Square (GLS) diperoleh kesimpulan bahwa variable produksi udang Indonesia

dan GDP Negara tujuan ekspor berpengaruh signifikan terhadap volume

ekspor udang Indonesia. Sedangkan variable nilai tukar rupiah terhadap dollar

berpengaruh tidak signifikan terhadap volume ekspor udang Indonesia.

Produksi udang Indonesia berpengaruh negative dan signifikan terhadap

volume ekspor udang Indonesia dengan nilai koefisien -0,1954. Sedangkan

GDP Negara tujuan ekspor berpengaruh positif terhadap volume ekspor udang

Indonesia dengan nilai koefisien 0,3127.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ali Wardhana (2011) berjudul “Analisis

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Nonmigas Indonesia ke Singapura

tahun 1990-2010”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh nilai tukar, inflasi, dan pendapatan per kapita Singapore terhadap

ekspor nonmigas Indonesia ke Singapore. Dengan menggunakan metode

regresi linier berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS) diberoleh

hasil bahwa nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat berpengaruh

positif terhadap ekspor nonmigas Indonesia dengan nilai koefisien sebesar

0,317. Inflasi juga berpengaruh positif terhadap ekspor nonmigas Indonesia

dengan nilai koefisien sebesar 6,096. Pendapatan per kapita Singapore

berpengaruh positif terhadap ekspor nonmigas Indonesia dengan nilai

koefisien sebesar 0,231.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Nimas Febri Dionita dan Made Suyana Utama

(2015) berjudul “Pengaruh Produksi, Luas Lahan, Kurs Dollar Amerika

Page 45: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

28

Serikat, dan Iklim terhadap Ekspor Kacang Mete Indonesia Beserta Daya

Saingnya”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara

simultan maupun parsial antara produksi, luas lahan, kurs dollar Amerika

Serikat, dan iklim terhadap ekspor kacang mete serta untuk mengetahui daya

saing ekspor kacang mete Indonesia terhadap Negara lain di pasar Amerika

Serikat. Dengan menggunakan metode linier berganda, uji asumsi klasik, uji

signifikansi, dan Revealed Comparative Advantage (RCA) diperoleh hasil

bahwa produksi, kurs dollar Amerika Serikar, dan iklim secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap ekspor kacang mete tahun 1996-2013.

Variable produksi dan luas lahan secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ekspor kacang mete. Sedangkan variable iklim dan kurs

dollar Amerika Serikat secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

ekspor kacang mete. Variable yang berpengaruh paling dominan dalam

penelitian ini adalah produksi. Hasil analisis RCA untuk ekspor kacang mete

ke Amerika Serikat menunjukkan bahwa Negara Jerman lebih memiliki

tingkat daya saing jika dibandingkan dengan Indonesia, Brazil, India, dan

Perancis.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Aldo Gunawan (n.d.) berjudul “Pengaruh

Harga Internasional, Nilai Tukar, dan GDP Per Kapita Amerika Serikat

terhadap Nilai Ekspor Tekstil Indonesia ke Amerika Serikat”. Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan harga internasional, nilai

tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, GDP per kapita Amerika

Serikat, dan nilai ekspor TPT Indonesia ke Amerika Serikat serta menganalisis

pengaruh secara simultan dan secara parsial variable harga internasional, nilai

tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, GDP per kapita Amerika Serikat

terhadap nilai ekspor TPT Indonesia ke Amerika Serikat. Dengan

menggunakan metode regresi linier berganda diperoleh hasil bahwa variable

harga internasional, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, GDP

per kapita Amerika Serikat, dan nilai ekspor TPT Indonesia ke Amerika

Serikat mengalami perkembangan yang cukup bagus. Variable harga

internasional secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

ekspor TPT Indonesia. Variable nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika

Page 46: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

29

Serikat dan GDP per kapita Amerika Serikat berpengaruh signifikan terhadap

nilao ekspor TPT Indonesia. Secara simultan variable harga internasional, nilai

tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, dan GDP per kapita Amerika

Serikat memiliki pengaruh terhadap nilai ekspor TPT Indonesia.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Malik Fahim Bashir, dkk (2013) berjudul

“Imapct of Foreign Political Instability on Chinese Exports”. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari ketidakstabilan politik

luar negeri, pendapatan, populasi, dan nilai tukar terhadap ekspor Cina.

Dengan menggunakan model SGMM diperoleh hasil bahwa ketidakstabilan

politik luar negeri, populasi domestic berdampak negative dan signifikan

sementara pendapatan domestic dan asing, populasi asing, dan nilai tukar riil

berdampak positif dan signifikan terhadap ekspor Cina.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Zhang Yu-quan (2014) berjudul ”Modeling

Climate Change Impacts on the US Agricultural Exports”. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak perubahan iklim yang

mungkin berguna untuk memperhitungkan efek produktivitas di seluruh dunia.

Dengan menggunakan model ASM diperoleh hasil bahwa mempertimbangkan

atau mengabaikan sisa dampak iklim dunia menyebabkan perubahan

signifikan dalam proyeksi produksi dan ekspor AS.

8. Penelitian yang dilakukan oleh Deni Iswanto (2008) berjudul “Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Ekspor Kayu Lapis Indonesia ke Jepang”. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauhmana pengaruh produksi,

pendapatan negara tujuan, kurs dan dummy kebijakan pemerintah terhadap

ekspor kayu lapis Indonesia ke Jepang. Dengan menggunakan metode analisis

regresi linier berganda hasil penelitian ini menunjukkah bahwa produksi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah ekspor kayu lapis

Indonesia ke Jepang (sig = 0,00< α = 0,05). Pendapatan negara tujuan juga

berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor kayu lapis Indonesia ke

Jepang (sig = 0,01< α = 0,05). Namun kurs mata uang rupiah terhadap dollar

tidak signifikan terhadap ekspor kayu lapis Indonesia ke Jepang (sig = 0,239 >

α = 0,05). Dummy kebijakan pemerintah berpengaruh positif dan signifikan

terhadap ekspor kayu lapis Indonesia ke Jepang. Secara bersama-sama

Page 47: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

30

produksi, kurs, pendapatan Jepang, dan dummy kebijakan kebijakan

pemerintah berpengaruh positif terhadap ekspor kayu lapis Indonesia ke

Jepang (sig = 0,00< α = 0,05).

9. Penelitian yang dilakukan oleh Parrel Tua Halomoan Simanjutak, dkk (2017)

berjudul “Pengaruh Produksi, Harga Internasional, dan Nilai Tukar Rupiah

terhadap Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia (Studi pada Tahun 2009-

2014)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh produksi, harga

internasional, dan nilai tukar terhadap volume ekspor rumput laut Indonesia.

Dengan menggunakan metode explanatory research dan analisis data regresi

linier diperoleh hasil bahwa secara simultan produksi, harga internasional, dan

nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor rumput laut

Indonesia. Secara parsial produksi dan harga internasional tidak berpengaruh

signifikan, sedangkan nilai tukar secara parsial berpengaruh signifikan.

10. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ridho Al Ghozy, dkk (2017) yang

berjudul “Analisis Ekspor Kakao Indonesia di Pasar Internasional”. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh produksi kakao, harga

kakao dunia, dan nilai tukar terhadap ekspor. Dengan menggunakan metode

analisis regresi linier berganda hasil dari penelitian ini adalah secara simultan

dan parsial variabel produksi, harga dunia, dan nilai tukar berpengaruh

signifikan terhadap ekspor kakao Indonesia.

11. Penelitian yang dilakukan oleh Firda Nurul Isdiana dan Jaka Aminata (2019)

yang berjudul “Analisis Ekspor Indonesia Dengan Anggota APEC Melalui

Moda Transportasi Laut”. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau kondisi

transportasi maritim terutama infrastruktur pelabuhan Indonesia sebagai

penunjang dalam kegiatan perdagangan internasional serta menganalisis

factor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor Indonesia ke Negara anggota

APEC melalui moda transportasi laut. Dengan menggunakan pendekatan

model gravitasi dan metode regresi data panel REM diperoleh hasil bahwa

GDP per kapita Indonesia berpengaruh positif dan signifikan, sementara GDP

per kapita Negara-negara mitra dagang berpengaruh negative dan tidak

signifikan. Jrak ekonomi antara Indonesia-APEC berpengaruh negative dan

signifikan, nilai tukar juga berpengaruh negative dan signifikan. Quality of

Page 48: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

31

Port Infrastructure (QPI) berpengaruh positif dan signifikan, Container Port

Traffict juga berpengaruh positif dan signifikan.

Page 49: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

32

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Penulis dan

Tahun

Judul Variabel Data dan Metode Hasil

1 I Kadek

Wirawan dan I

Wayan

Yogiswara

(2014)

Pengaruh Kurs,

Produksi, Luas

Lahan, dan Iklim

terhadap Ekspor

Rumput Laut Bali

Variabel Dependen:

Ekspor

Variabel Independen:

Kurs, Produksi, Luas

Lahan, Iklim,

Data: Sekunder

(time saries)

Metode: Regresi

linier berganda

1. Kurs, Produksi, Luas Lahan, dan Iklim secara

simultan berpengaruh signifikan.

2. Produksi dan Luas Lahan secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan.

3. Kurs dan Iklim secara parsial tidak

berpengaruh signifikan.

4. Variable yang berpengaruh paling dominan

adalah Luas Lahan.

2 Fattya Rahmah

S., dkk (n.d.)

Analisis Faktor-

faktor yang

Mempengaruhi

Ekspor Udang di

Indonesia

Variabel Dependen:,

Ekspor

Variabel Independen:

Produksi, GDP Negara

Tujuan, Nilai Tukar

Data: Sekunder

(panel)

Metode:

Generalized

Least Square

1. Produksi berpengaruh negative dan signifikan.

2. GDP Negara Tujuan berpengaruh positif dan

signifikan.

3. Nilai tukar berpengaruh tidak signifikan.

Page 50: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

33

(GLS)

3 Ali Wardhana

(2011)

Analisis Faktor-

faktor yang

Mempengaruhi

Ekspor Nonmigas

Indonesia ke

Singapura tahun

1990-2010

Variable Dependen:

Ekspor

Variabel Independen:

Nilai Tukar, Inflasi,

Pendapatan Per Kapita

Data: Sekunder

(time saries)

Metode:

Ordinary Least

Square (OLS)

Nilai tukar, inflasi, dan pendapatan per kapita

berpengaruh positif.

4 Nimas Febri

Dionita dan

Made Suyana

Utama (2015)

Pengaruh

Produksi, Luas

Lahan, Kurs

Dollar Amerika

Serikat, dan Iklim

terhadap Ekspor

Kacang Mete

Indonesia Beserta

Daya Saingnya

Variable Dependen:

Ekspor dan Daya Saing

Variabel Independen:

Produksi, Luas Lahan,

Kurs, Iklim

Data: Sekunder

(time series)

Metode: Regresi

linier berganda,

Revealed

Comparative

Advantage

(RCA)

1. Produksi, Luas Lahan, Kurs, dan Iklim secara

simultan berpengaruh signifikan.

2. Produksi dan Luas Lahan secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan.

3. Iklim dan kurs secara parsial tidak berpengaruh

signifikan.

4. Variable yang berpengaruh paling dominan

adalah produksi.

5. Jerman lebih memiliki tingkat daya saing jika

dibandingkan dengan Indonesia, Brazil, India,

dan Perancis.

Page 51: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

34

5 Aldo Gunawan

(n.d.)

Pengaruh Harga

Internasional,

Nilai Tukar, dan

GDP Per Kapita

Amerika Serikat

terhadap Nilai

Ekspor Tekstil

Indonesia ke

Amerika Serikat

Variable Dependen:

Ekspor

Variabel Independen:

Harga Internasional,

Nilai Tukar, dan GDP

Per Kapita Amerika

Serikat

Data: Sekunder

(time saries)

Metode: Regresi

linier berganda

1. Harga Internasional, Nilai Tukar, GDP Per

Kapita AS, niali ekspor mengalami

perkembangan yang cukup bagus.

2. Harga internasional secara parsial berpengaruh

positif dan signifikan.

3. Nilai Tukar dan GDP Per Kapita AS

berpengaruh berpengaruh signifikan.

4. Secara simultan Harga Internasional, Nilai

Tukar AS, dan GDP Per Kapita memiliki

pengaruh.

6 Malik Fahim

Bashir, dkk

(2013)

Imapct of

Foreign Political

Instability on

Chinese Exports

Variabel Dependen:

Ekspor

Variable Independen:

Ketidakstabilan Politik

Luar Negeri,

Pendapatan, Populasi,

Nilai Tukar

Data: Sekunder

(panel)

Metode: SGMM

1. Ketidakstabilan politik luar negeri berdampak

negative dan signifikan pada ekspor Cina.

2. Pendapatan domestic dan asing betdampak

positif dan signifikan.

3. Populasi domestic berdampak negative dan

signifikan sementara populasi asing

berdampak positif dan signifikan pada ekspor

Cina.

4. Nilai tukar riil berdampak positif dan

Page 52: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

35

signifikan.

7 Zhang Yu-quan

(2014)

Modeling Climate

Change Impact

on the US

Agricultural

Exports

Variable Dependen:

Ekspor

Variabel Independen:

Iklim, Produktivitas.

Data: Sekunder

Metode: ASM

Mempertimbangkan atau mengabaikan sisa

dampak iklim dunia menyebabkan perubahan

signifikan dalam proyeksi produksi dan ekspor AS.

8 Deni Iswanto

(2008)

Factor-faktor

yang

Mempengaruhi

Ekspor Kayu

Lapis Indonesia

ke Jepang

Variable

Dependen:Ekspor

Variable Independen:

Produksi, Pendapatan

Negara Tujuan, kurs,

dummy Kebijakan

Pemerintah

Data: Sekunder

(time series)

Metode: Regresi

linier berganda

1. Produksi dan Pendapatan Negara Tujuan

berpengaruh Positif dan Signifikan.

2. Kurs berpengaruh tidak signifikan.

3. Dummy Kebijakan Pemerintah berpengaruh

positif dan signifikan.

4. Secara simultan Produksi, Kurs, Pendapatan

Negara Tujuan, dan Dummy Kebijakan

Pemerintah berpengaruh positif.

9 Parrel Tua

Halomoan

Simanjutak,

dkk (2017)

Pengaruh

Produksi, Harga

Internasional, dan

Nilai Tukar

Rupiah terhadap

Variable Dependen:

Ekspor

Variabel Independen:

Produksi, Harga

Data: Sekunder

Metode:

Explanatory

research dan

1. Secara simultan produksi, harga internasional,

dan nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan

terhadap volume ekspor rumput laut Indonesia.

2. Secara parsial produksi dan harga internasional

tidak berpengaruh signifikan, sedangkan nilai

Page 53: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

36

Volume Ekspor

Rumput Laut

Indonesia (Studi

pada Tahun

2009-2014)

Internasional, Nilai

Tukar

analisis data

regresi linier

tukar secara parsial berpengaruh signifikan.

10 Muhammad

Ridho Al

Ghozy, dkk

(2017)

Analisis Ekspor

Kakao Indonesia

di Pasar

Internasional

Variable Dependen:

Ekspor

Variabel Independen:

Produksi, Harga Dunia,

Nilai Tukar

Data: Sekunder

(time saries)

Metode: Regresi

linier berganda

Secara simultan dan parsial variabel produksi,

harga dunia, dan nilai tukar berpengaruh signifikan

terhadap ekspor kakao Indonesia.

11 Firda Nurul

Isdiana dan

Jaka Aminata

(2019)

Analisis Ekspor

Indonesia Dengan

Anggota APEC

Melalui Moda

Transportasi Laut

Variabel Dependen:

Ekspor

Variable Independen:

GDP per kapita

Indonesia, GDP per

kapita Negara-negara

APEC, jarak ekonomi,

Data: Sekunder

(panel)

Metode: regresi

data panel REM

1. GDP per kapita Indonesia, quality of part

infrastructure, container port traffic

berpengaruh positif dan signifikan.

2. Jarak ekonomi dan nikali kurs berpengaruh

negative dan signifikan.

3. GDP per kapita Negara mita dagang

berpengaruh negative dan tidak signifikan.

Page 54: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

37

nilai kurs, quality of

part infrastructure,

container port traffic

Page 55: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

38

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Page 56: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

39

D. Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan teoritis yang masih harus dibuktikan

kebenarannya melalui analisis terhadap bukti-bukti empiris. Hipotesis dalam

penelitian ini adalah:

1. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Harga secara parsial terhadap

Ekspor Kopi Indonesia tahun 2002-2016

H1 : Diduga terdapat pengaruh Harga secara parsial terhadap Ekspor

Kopi Indonesia tahun 2002-2016

2. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Iklim secara parsial terhadap

Ekspor Kopi Indonesia tahun 2002-2016

H1 : Diduga terdapat pengaruh Iklim secara parsial terhadap Ekspor

Kopi Indonesia tahun 2002-2016

3. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Stabilitas Politik secara parsial

terhadap Ekspor Kopi Indonesia tahun 2002-2016

H1 : Diduga terdapar pengaruh Stabilitas Politik secara parsial

terhadap Ekspor Kopi Indonesia tahun 2002-2016

4. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh GDP Per Kapita secara parsial

terhadap Ekspor Kopi Indonesia tahun 2002-2016

H1 : Diduga terdapat pengaruh GDP Per Kapita secara parsial terhadap

Ekspor Kopi Indonesia tahun 2002-2016

5. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Harga, Iklim, Stabilitas Politik,

dan GDP Per Kapita secara simultan terhadap Ekspor Kopi

Indonesia tahun 2002-2016

H1 : Diduga terdapat pengaruh Harga, Iklim, Stabilitas Politik, dan

GDP Per Kapita secara simultan terhadap Ekspor Kopi Indonesia

tahun 2002-2016

Page 57: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memfokuskan ekspor kopi sebagai variable

terikat atau variable dependen karena pada ekspor nonmigas komoditas

perkebunan kopi memiliki kontribusi yang besar. Variable bebas atau variable

independen yang digunakan adalah harga, iklim, stabilitas politik, dan GDP per

kapita. Penelitian yang dilakukan bersifat kuantitatif. Data operasional yang

digunakan penulis adalah data runtun waktu atau data time series. Data tahunan

yang digunakan adalah data tahun 2002 sampai 2016.

B. Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel dalam sebuah penelitian tentu akan sangat

membantu karena penelitian dihadapkan pada sampel yang beranekaragam dari

populasi. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekspor kopi Indonesia

ke Jepang tahun 2002 sampai 2016. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara

purposive sampling.

Metode purposive sampling merupakan metode non random sampling dimana

peneliti dalam menentukan pengambilan sampel menggunakan cara menetapkan

ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat

menjawab permasalahan dalam penelitian tersebut. Pada dasarnya sampel yang

dipilih berdasarkan pertimbangan dan hasil dari penelitian digunakan untuk

menarik kesimpulan tentang item-item di dalam sampel.

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data harus dilakukan dalam sebuah penelitian agar diperoleh

hasil dari tujuan penelitian tersebut. Dalam pengumpulan data, penulis

menggunakan beberapa cara:

Page 58: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

41

1. Field research

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

yang diperoleh dari lembaga atau instansi resmi terkait sperti Badan Pusat

Statistik (BPS), dan World Bank.

2. Library research

Data yang digunakan dalam penelitian adalah hasil dari studi kepustakaan

yang dilakukan penulis untuk memperoleh data dan informasi dari buku, literatur,

artikel, jurnal, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan aspek yang diteliti.

3. Internet research

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

internet yang berhubungan dengan apa yang penulis teliti.

D. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang diperoleh merupakan hasil dari pendekatan

kuantitatif, yaitu pendekatan yang menekankan pada angka. Pengolahan data

dilakukan dengan metode kuadrat terkecil atau metode Ordinary Least Square

(OLS) untuk model regresi linier berganda dengan menggunakan model

ekonometrik untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antar variable

yang digunakan. Penelitian ini juga menggunakan dummy variable atau variable

boneka. Dimana tahun basah nilainya 0 dan tahun kering nilainya 1. Alat bantu

yang digunakan penulis adalah alat bantu ekonometrika (software) yaitu e-views.

Menurut Gujarati (2007:150) OLS memiliki varians yang terendah diantara

penaksir-penaksir linier lainnya; dalam hal ini, penaksir OLS disebut sebagai

penaksir tak bias linier terbaik (Best Linier Unbiased Estomator/ BLUE). Jadi,

tiap koefisien regresi yang ditaksir menggunakan OLS bersifat linier dan tidak

bias, secara rata-rata, koefisien yang ditaksir ini tepat sama dengan nilai yang

sebenarnya.

Page 59: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

42

Hubungan variable ekspor kopi dengan variable harga, iklim, stabilitas politik,

dan GDP per kapita diformulasikan sebagai berikut:

Y = f (X1, D2, X3, X4)

Sementara model ekonometrika ditulis:

Y = β0 + β1X1 + β2D2 + β3X3 + β4X4 + e

Dimana:

Y : Volume Ekspor Kopi Indonesia

β0 : Konstanta

β1, β2, β3, β4 :Koefisien regresi dari masing-masing variable yang

mempengaruhi volume ekspor kopi Indonesia

X1 : Harga

D2 : Iklim

X3 : Stabilitas Politik

X4 : GDP Per Kapita

e : Eror Term

Seperti yang telah dinyatakan bahwa metode OLS dapat memberikan

koefisien yang baik atau bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) yang

dalam hal ini harus terbebas dari uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik dilakukan

untuk mendeteksi apakah terdapat autokorelasi, multikoloniaritas, dan

heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik penting dilakukan untuk menghasilkan

estimasi yang linier tidak bias dan bersifat BLUE, yang memiliki arti bahwa

model regresi tidak bermasalah. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendeteksian

mengenai:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui data dalam variable

yang akan digunakan, apakah sebaran data yang digunakan berdistribusi normal

atau tidak. Suatu variable dikatakan normal jika korelogram pada gambar

Page 60: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

43

menunjukkan bahwa residual berdistribusi normal (Winarno, 2009). Untuk

mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan uji Jarque-Bera.

Pengalaman empiris beberapa pakar statistic menunjukkan bahwa data yang

lebih dari 30 dapat diasumsikan berdistribusi normal. Namun, untuk memastikan

apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak sebaiknya dilakukan uji

normalitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi ketika varians eror antar variable berbeda atau tidak

konstan. Untuk mendeteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan white test, glejser

test, harvey test, dan lain-lain. Penyebab heteroskedastisitas diantaranya adalah:

a. Typing eror, perbedaan pertumbuhan variable, teknik pengumpulan data.

b. Data yang menyimpang terlalu jauh dari data lainnya (Outlier) tidak dapat

dikontrol.

c. Kesalahan spesifikasi seperti: ada variable yang terlewatkan atau tidak

masuk model, incorrect data transformation, incorrect function form.

d. Varians eror antar variable berbeda.

Hipotesis pada Uji Heteroskedastisitas ini adalah:

H0: Tidak terdapat heteroskedastisitas (Homoskedastisitas)

H1 : Terdapat heteroskedastisitas.

Heteroskedastisitas dapat diatasi dengan cara Weighted Least Square (WLS).

3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan hubungan antara nilai eror hari ini dengan eror

sebelumnya (hubungan dua eror). Uji autokorelasi ini hanya dilakukan pada data

time saries (runtun waktu), tidak pada data yang dilakukan secara serentak pada

waktu bersamaan. Jenis autokorelasi ada dua, yaitu autokorelasi positif (eror yang

selalu diikuti eror yang sama tandanya) dan autokorelasi negative (eror akan

Page 61: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

44

diikuti oleh eror yang tandanya berbeda). Penyebab autokorelasi diantaranya

adalah:

a. Inersia, yaitu observasi yang berurutan saling bergantungan.

b. Terjadi bias dalam spesifikasi karena ada beberapa variable penting yang

tidak tercakup dalam model.

c. Terjadinya bias dalam spesifikasi karena penggunaan bentuk fungsi yang

tidak tepat.

d. Fenomena sarang laba-laba.

e. Manipulasi data, yaitu mengkira-kira data yang kosong dan mengisi

sendiri dengan perkiraan.

f. Transformasi data.

Autokorelasi dapat dideteksi dengan beberapa cara, diantaranya adalah dengan

uji Durbin Watson (DW), metode grafik, uji Run, dan uji Bruesch-Godfrey (BG)

atau uji Lagrange Multiplier (LM).

Hipotesis pada Uji Autokorelasi ini adalah:

H0 : Tidak terdapat aurokorelasi

H1 : Terdapat autokorelasi

Autokorelasi dapat diatasi dengan cara mentransformasikan data atau bisa juga

dengan mengubah model regresi kedalam bentuk persamaan beda umum dan

memasukkan variable lag dari variable terikatnya menjadi salah satu variable

bebas sehingga data observasi menjadi berkurang satu.

4. Uji Multikolonieritas

Multikolonieritas merupakan hubungan antar variable bebas atau independen.

Masalah ini muncul dalam model regresi yang bentuk fungsinya berbentuk linier

diantara variable-variabel independen. Multikolonieritas terjadi ketika nilai

Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10. Penyebab multikolonieritas

diantaranya adalah:

a. Model berlebihan, variable penjelas lebih tinggi dari banyaknya observasi.

Page 62: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

45

b. Ada variable penjelas yang belum dimasukkan atau sebaliknya.

Multikolonieritas dapat dideteksi salah satunya dengan uji Variance Inflation

Factor (VIF), yaitu ketika nilai VIF lebih besar dari 10 maka terjadi

multikolonieritas pada variable bebas atau independent. Cara yang dapat

dilakukan untuk mengatasi multikolonieritas adalah dengan mengeluarkan

variable bebas penyebab multikolonieritas.

Selanjutnya untuk menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan

atau tidak maka perlu dilakukan uji hipotesis. Ada beberapa uji hipotesis terhadap

koefisien regresi yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Uji Statistik t (Uji-t)

Uji-t dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial variable bebas atau

independen berpengaruh terhadap variable terikat atau dependen. Uji-t dilakukan

dengan membandingkan t hitung dengan t table dengan ketentuan:

H0 : β = 0, memiliki arti bahwa tidak ada pengaruh positif secara parsial dari

masing-masing variable independen terhadap variable dependen.

H0 : β > 0, memiliki arti bahwa terdapat pengaruh positif secara parsial dari

masing-masing variable independen terhadap variable dependen.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% (α = 0,05) dengan criteria sebagai

berikut:

a. Jika t hitung > t table, maka terima H1 dan tolak H0 yang berarti terdapat

pengaruh yang signifikan secara parsial dari masing-masing variable

independen terhadap variable dependen.

b. Jika t hitung < t table, maka tolak H1 dan terima H0 yang berarti tidak

terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari masing-masing

variable independen terhadap variable dependen.

Page 63: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

46

2. Uji Statistik F (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah secara simultan variable bebas atau

independen berpengaruh terhadap variable terikat atau dependen. Uji F dilakukan

dengan membandingkan F hitung dengan F table dengan ketentuan:

H0 : β = 0, memiliki arti bahwa tidak ada pengaruh signifikan secara simultan dari

variable independen terhadap variable dependen.

H0 : β > 0, memiliki arti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan

dari variable independen terhadap variable dependen.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% (α = 0,05) dengan criteria sebagai

berikut:

a. Jika F hitung > F table, maka terima H1 dan tolak H0 yang berarti terdapat

pengaruh yang signifikan secara simultan dari variable independen

terhadap variable dependen.

b. Jika t hitung < t table, maka tolak H1 dan terima H0 yang berarti tidak

terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari variable

independen terhadap variable dependen.

3. Koefisien Determinasi R2

R2 memberikan ukuran seberapa banyak variable bebas atau independen

mempengaruhi variable terikat atau dependen. Ketika R2 mendekati 1 berarti

variable independen mampu menjelaskan variable dependen namun, ketika R2

mendekati 0 berarti variable independen tidak mampu menjelaskan pergerakan

variable dependen.

Page 64: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

47

E. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Satuan

Ekspor Ekspor adalah kegiatan

penjualan barang dan jasa yang

diproduksi di dalam negeri

keluar dari daerah pabean

karena kebutuhan di dalam

negeri sudah tercukupi.

Ton

Harga Harga didefinisikan sebagai

sejumlah uang atau barang atau

jasa yang ditukar pembeli

untuk produk atau jasa yang

ditawarkan penjual (Efendi

,2009). Perbandingan harga

yang digunakan dalam

perdagangan internasional

adalah harga domestic dan

harga internasional.

US$

Iklim Iklim merupakan komposit dari

keadaan cuaca hari ke hari dan

elemen-elemen atmosfer

didalam suatu kawasan tertentu

dalam jangka waktu yang

panjang (Trewartha dan Horn,

1995 dalam Wredaningrum

n.d.). Iklim merupakan salah

satu komponen lingkungan

yang merupakan faktor

penentu keberhasilan suatu

Dummy

Page 65: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

48

usaha budidaya tanaman.

Stabilitas

Politik

Stabilitas politik merupakan

gagasan bahwa lembaga

pemerintah dalam suatu negara

memiliki kontrol sehingga hal-

hal yang berhubungan dengan

politik suatu negara menjadi

stabil. Stabilitas politik dapat

ditandai dengan adanya

pemerintahan yang dapat

memerintah bertahun-tahun

dan system pemerintahan

mampu menerima perubahan

yang terjadi tanpa merubah

system.

Index

GDP Per

Kapita

GDP per kapita merupakan

besarnya pendapatan rata-rata

penduduk di suatu Negara yang

didapat dari pendapatan

nasional suatu Negara dibagi

dengan jumlah penduduk

Negara tersebut. GDP per

kapita merupakan ukuran daya

beli masyarakat di suatu

negara.

Ribuan US$

Page 66: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

49

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Hasil Penelitian

Penelitian ini memfokuskan pada ekspor kopi Indonesia terhadap Jepang

sebagai variable dependen dengan variable independen yang digunakan adalah

harga, iklim, stabilitas politik, dan GDP per kapita. Penelitian ini bersifat

kuantitatif dengan data operasional yang digunakan adalah data time series

periode 2002-2016 dan diolah dengan metode Ordinary Least Square (OLS).

Metode OLS dapat memberikan koefisien yang baik atau bersifat BLUE (Best

Linier Unbiased Estimator) yang dalam hal ini harus terbebas dari uji asumsi

klasik. Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat

autokorelasi, multikoleniaritas, dan heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik penting

dilakukan untuk menghasilkan estimasi yang linier tidak bias dan bersifat BLUE,

yang memiliki arti bahwa model regresi tidak bermasalah. Berikut adalah hasil

pengolahan data yang telah dilakukan peneliti.

1. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian

berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan

dengan uji Jarque-Bera, yaitu dengan membandingkan nilai probabilitas

Jarque-Bera dengan tingkat kesalahan (alpha). Jika nilai probabilitas Jarque-

Bera lebih besar dibandingkan dengan tingkat alpha maka data tersebut

dinyatakan berdistribusi normal. Begitu pula sebaliknya, ketika nilai

probabilitas Jarque-Bera lebih kecil dibandingkan dengan tingkat alpha maka

data tersebut dinyatakan tidak berdistribusi normal.

Page 67: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

50

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

-0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20

Series: Residuals

Sample 2002 2016

Observations 15

Mean 1.07e-14

Median 0.000000

Maximum 0.179590

Minimum -0.124986

Std. Dev. 0.078964

Skewness 0.495049

Kurtosis 3.140652

Jarque-Bera 0.625047

Probability 0.731598

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan hasil uji normalitas diatas menggambarkan bahwa data dalam

penelitian ini berdistribusi normal. Hal tersebut terlihat dari Probability

Jarque-Bera (0,731598) lebih besar dibandingkan tingkat kesalahan (0,05) dari

derajat kesalahan α = 5% sehingga data dalam penelitian ini dinyatakan

berdistribusi normal.

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Untuk mendeteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan Uji White, yaitu dengan membandingkan nilai probabilitas Chi-Square

Obs*R-square dengan tingkat kesalahan (alpha). Jika nilai probabilitas Chi-

Square Obs*R-square lebih besar dibandingkan dengan tingkat alpha maka

data tersebut dinyatakan tidak terdapat heteroskedastisitas. Begitu pula

sebaliknya, ketika nilai probabilitas Chi-Square Obs*R-square lebih kecil

dibandingkan dengan tingkat alpha maka data tersebut terdapat

heteroskedastisitas.

Page 68: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

51

Table 4.1

Hasil Uji Heteroscedasticity Test

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.606955 Prob. F(9,5) 0.3126

Obs*R-squared 11.14645 Prob. Chi-Square(9) 0.2658

Scaled explained SS 5.302374 Prob. Chi-Square(9) 0.8072

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas diatas diketahui bahwa dalam

penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal tersebut terlihat dari nilai

probabilitas Chi-Square (0,2658) lebih besar dibandingkan tingkat kesalahan

(0,05) dari derajat kesalahan α = 5% sehingga dapat dinyatakan terima H0

yang berarti tidak terdapat heteroskedastisitas (homoskedastisitas).

c. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi

yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lainnya

pada model regresi. Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test, yaitu dengan membandingkan

nilai probabilitas F-statistic dengan tingkat kesalahan (alpha). Jika nilai

probabilitas F-statistic lebih besar dibandingkan dengan tingkat alpha maka

data tersebut tidak terdapat autokorelasi. Begitu pula sebaliknya, ketika nilai

probabilitas F-statistic lebih kecil dibandingkan dengan tingkat alpha maka

data tersebut terdapat autokorelasi.

Tabel 4.2

Hasil Uji Autokorelasi

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.701622 Prob. F(2,8) 0.2422

Obs*R-squared 4.476679 Prob. Chi-Square(2) 0.1066

Page 69: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

52

Berdasarkan hasil uji autokorelasi diatas diketahui bahwa dalam penelitian

ini tidak terjadi autokorelasi. Hal tersebut terlihat dari nilai probabilitas F-

Statistik (0,2422) lebih besar dibandingkan tingkat kesalahan (0,05) dari

derajat kesalahan α = 5% sehingga dapat dinyatakan terima H0 yang berarti

tidak terdapat autokorelasi.

d. Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah variable bebas

atau independent saling berkaitan atau tidak. Untuk mendeteksi

multikolonieritas dapat dilakukan dengan uji Variance Inflation Factor (VIF),

yaitu ketika nilai VIF lebih besar dari 10 maka data tersebut terdapat

multikolonieritas. Begitu pula sebaliknya ketika nilai VIF lebih kecil dari 10

maka data tersebut tidak terdapat multikolonieritas.

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF

C 15.13604 26008.45 NA

HARGA 0.017094 24.28793 4.700441

IKLIM 0.009890 1.132893 1.057367

SPJ 0.172598 1.718274 1.686229

GDP_PK 0.144797 27187.32 3.557712

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan hasil uji multikolonieritas diatas diketahui bahwa dalam

penelitian ini tidak terjadi multikolonieritas. Hal tersebut terlihat dari nilai

nilai Centered VIF yang menunjukkan tidak ada nilai yang lebih dari 10

sehingga dapat dinyatakan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat

multikolonieritas.

Page 70: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

53

2. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk menguji dan mengetahui hubungan antar

variable independen (harga, iklim, stabilitas politik, GDP per kapita) terhadap

variable dependen (ekspor). Dengan menggunakan model regresi linier berganda

Ordinary Least Square (OLS) hasil regresi nantinya akan dilakukan pengujian

signifikansi yang meliputi Uji-t, Uji-F, dan Determinasi R2. Berikut adalah hasil

estimasi dari model.

Tabel 4.4

Hail Regresi Metode Ordinary Least Square (OLS)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 33.01098 3.890507 8.485008 0.0000

HARGA 0.487402 0.130744 3.727904 0.0039

IKLIM -0.048408 0.099446 -0.486776 0.6369

SPJ 0.505288 0.415449 1.216246 0.2518

GDP_PK -2.160339 0.380522 -5.677300 0.0002

R-squared 0.781623

Adjusted R-squared 0.694272

F-statistic 8.948077

Prob(F-statistic) 0.002438

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Persamaan regresi yang dibentuk dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Ekspor = 33,01098 + 0,487402Harga – 0,048408Iklim + 0,505288SPJ –

2,160339GDP_PK + e

Page 71: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

54

a. Koefisien Determinasi R2

Uji ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variable bebas

menjelaskan variable terikat.

Berdasarkan hasil regresi data, diperoleh hasil koefisien determinasi

sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Koefisien Determinasi R2

R-squared 0.781623

Adjusted R-squared 0.694272

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Table diatas menunjukkan nilai Adjusted R-square sebesar 0,694272 yang

berarti variable bebas dapat menjelaskan variable terikat sebesar 69,42%

sementara sisanya dijelaskan oleh variable lain yang tidak terdapat dalam

penelitian ini.

b. Uji-F

Uji-F atau disebut juga uji simultan digunakan untuk mengetahui pengaruh

signifikansi semua variable bebas terhadap variable terikat secara bersama-

sama. Penentuan pengaruh signifikansi dapat dilihat dengan membandingkan

nilai probabilitas F-Statistik dengan tingkat signifikansi α = 5%. Uji-F juga

dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat. Adapun

hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:

H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Harga, Iklim, Stabilitas Politik, dan

GDP Per Kapita secara simultan terhadap Ekspor Kopi Indonesia

tahun 2002-2016

Page 72: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

55

H1 : Diduga terdapat pengaruh Harga, Iklim, Stabilitas Politik, dan GDP

Per Kapita secara simultan terhadap Ekspor Kopi Indonesia tahun

2002-2016

Berdasarkan hasil regresi data, diperoleh hasil Uji-t sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Uji-F

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Table diatas menunjukkan nilai probabilitas F-Statistik sebesar 0,002438

dimana nilai tersebut lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi α = 5%

(0,002438< 0,05) sehingga dapat dinyatakan tolak H0 yang berarti terdapat

pengaruh antara harga, iklim, stabilitas politik, dan GDP Per Kapita secara

simultan atau bersama-sama terhadap ekspor kopi Indonesia tahun 2002-2016.

c. Uji-t

Uji-t atau disebut juga uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh

signifikansi variable bebas terhadap variable terikat. Penentuan pengaruh

signifikansi dapat dilihat dari nilai probabilitas masing-masing variable

dibandingkan dengan tingkat signifikansi α = 5%. Uji-t juga dapat digunakan

untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat. Adapun hipotesis tersebut

adalah sebagai berikut:

1. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Harga secara parsial terhadap

Ekspor Kopi Indonesia tahun 2002-2016

H1 : Diduga terdapat pengaruh Harga secara parsial terhadap Ekspor

Kopi Indonesia tahun 2002-2016

2. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Iklim secara parsial terhadap

Ekspor Kopi Indonesia tahun 2002-2016

H1 : Diduga terdapat pengaruh Iklim secara parsial terhadap Ekspor

F-statistic 8.948077

Prob(F-statistic) 0.002438

Page 73: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

56

Kopi Indonesia tahun 2002-2016

3. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Stabilitas Politik secara parsial

terhadap Ekspor Kopi Indonesia tahun 2002-2016

H1 : Diduga terdapat pengaruh Stabilitas Politik secara parsial

terhadap Ekspor Kopi Indonesia tahun 2002-2016

4. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh GDP Per Kapita secara parsial

terhadap Ekspor Kopi Indonesia tahun 2002-2016

H1 : Diduga terdapat pengaruh GDP Per Kapita secara parsial terhadap

Ekspor Kopi Indonesia tahun 2002-2016

Berdasarkan hasil regresi data, diperoleh hasil Uji-t sebagai berikut:

Tabel 4.7

Hasil Uji-t

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 33.01098 3.890507 8.485008 0.0000

HARGA 0.487402 0.130744 3.727904 0.0039

IKLIM -0.048408 0.099446 -0.486776 0.6369

SPJ 0.505288 0.415449 1.216246 0.2518

GDP_PK -2.160339 0.380522 -5.677300 0.0002

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Table diatas menunjukkan nilai probabilitas dari masing-masing variable

bebas, sehingga hipotesis dapat dibuktikan dengan hasil sebagai berikut:

1) Variable harga memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0039 dimana nilai

tersebut lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi α = 5% (0,0039 <

0,05) sehingga dapat dinyatakan tolak H0 yang berarti terdapat

pengaruh antara harga terhadap ekspor kopi Indonesia tahun 2002-

2016.

2) Variable iklim memiliki nilai probabilitas sebesar 0,6369 dimana nilai

tersebut lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi α = 5% (0,6369

Page 74: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

57

> 0,05) sehingga dapat dinyatakan terima H0 yang berarti tidak

terdapat pengaruh antara iklim terhadap ekspor kopi Indonesia tahun

2002-2016.

3) Variable stabilitas politik memiliki nilai probabilitas sebesar 0,2518

dimana nilai tersebut lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi α =

5% (0,2518 > 0,05) sehingga dapat dinyatakan terima H0 yang berarti

tidak terdapat pengaruh antara stabilitas politik terhadap ekspor kopi

Indonesia tahun 2002-2016.

4) Variable GDP per kapita memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0002

dimana nilai tersebut lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi α =

5% (0,0002 < 0,05) sehingga dapat dinyatakan tolak H0 yang berarti

terdapat pengaruh antara GDP per kapita terhadap ekspor kopi

Indonesia tahun 2002-2016.

B. Pembahasan

1. Analisis Ekonomi Ekspor dengan Variabel Harga, Iklim, Stabilitas Politik, dan

GDP Per Kapita

a. Harga Terhadap Ekspor

Harga memiliki peran yang penting dalam perdagangan internasional

dimana harga akan menjadi salah satu factor yang menentukan apakah suatu

Negara akan melakukan ekspor atau impor. Dalam perdagangan internasional

perbandingan harga yang digunakan adalah harga domestik dengan harga

internasional. Ketika harga domestik lebih rendah dibandingkan harga

internasional maka suatu Negara akan melakukan ekspor karena, produsen

dalam negeri tertarik untuk memanfaatkan harga internasional yang lebih

tinggi dan mulai menjual produk kepada Negara lain dengan harapan

memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Dalam penelitian ini, harga internasional memiliki pengaruh positif dengan

koefisien 0,487402 dan signifikan dengan probabilitas 0,0039. Artinya,

semakin tinggi harga internasional maka ekspor kopi Indonesia akan

meningkat. Harga internasional memiliki pengaruh yang signifikan karena

Page 75: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

58

pada dasarnya harga internasional menjadi pertimbangan ketika suatu Negara

akan melakukan ekspor. Ketika harga internasional tinggi maka suatu Negara

akan meningkatkan ekspornya karena harga dan kuantitas penawaran suatu

komoditas memiliki hubungan positif. Hasil penelitian tersebut juga sesuai

dengan hukum penawaran yakni semakin tinggi harga suatu komoditas, maka

semakin banyak jumlah komoditas yang ditawarkan.

Ekspor kopi Indonesia ke Jepang berupa biji kopi mentah atau green beans

dan bubuk kopi halus yang siap diseduh atau soluble coffee. Berdasarkan

penelitian Silvia Veronika Siregar (2008) berjudul “Produksi, Konsumsi,

Harga, dan Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor Utama di Asia,

Amerika, Eropa”, menyatakan bahwa dalam jangka pendek maupun jangka

panjang volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang tidak responsive (inelastic)

terhadap perubahan harga ekspor. Michael Fesseha Yohanes , dkk (2016)

dalam penelitiannya yang berjudul “Subtitution in Consumer Demand For

Coffee Product Categories in Japan”, menyatakan bahwa di Jepang biji kopi,

kopi bubuk, dan kopi botol bersifat inelastic, sementara kedai kopi yang

menyediakan kopi panggang dengan kualitas terbaik bersifat elastic. Hal

tersebut cukup menjelaskan bahwa ekspor kopi Indonesia tidak mengalami

penurunan ketika terjadi peningkatan harga internasional, dimana jenis kopi

Indonesia (biji kopi dan kopi bubuk) di Jepang tidak terpengaruh oleh

perubahan harga (inelastis).

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Aldo Gunawan (n.d.) dengan judul “Pengaruh Harga Internasional, Nilai

Tukar, dan GDP Per Kapita Amerika Serikat terhadap Nilai Ekspor Tekstil

Indonesia ke Amerika Serikat”. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa

harga internasional secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

nilai ekspor tekstil Indonesia ke Amerika Serikat.

b. Iklim Terhadap Ekspor

Keadaan iklim pada suatu Negara dapat mempengaruhi pertumbuhan

tanaman yang menyebabkan peningkatan atau penurunan hasil produksi.

Page 76: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

59

Keadaan iklim seperti curah hujan, suhu udara, penyinaran matahari dapat

menentukan keberhasilan produksi. Keberhasilan produksi akan meningkatan

hasil produksi dan meningkatkan ekspor.

Dalam penelitian ini, iklim memiliki pengaruh negative dengan koefisien -

0,048408 dan tidak signifikan dengan probabilitas 0,6369. Artinya, iklim

dalam hal ini curah hujan tidak berpengaruh terhadap ekspor. Menurut

penulis, hal ini dikarenakan penentu hasil produksi kopi yang nantinya

berdampak pada ekspor tidak hanya dipengaruhi oleh iklim, melainkan

dipengaruhi juga oleh budidaya kopi itu sendiri seperti pemilihan bibit unggul,

pemeliharaan, pengendalian hama, dan pemberian pupuk yang seimbang.

Sehingga ketika teknik budidayanya sudah baik maka iklim tidak akan

berpengaruh.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Nimas Febri Dionita dan Made Suyana Utama (2015) dengan judul

“Pengaruh Produksi, Luas Lahan, Kurs Dollar Amerika Serikat, dan Iklim

terhadap Ekspor Kacang Mete Indonesia Beserta Daya Saingnya”. Dari

penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa iklim secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap ekspor kacang mete Indonesia.

c. Stabilitas Politik Terhadap Ekspor

Stabilitas politik memiliki keterkaitan dengan pembangunan sector

ekonomi suatu negara. Hampir tidak ada negara yang mampu membangun

perekonomian negaranya tanpa politik yang stabil. Keadaan politik yang stabil

dapat memperlancar pertumbuhan ekonomi sehingga ketika Negara tujuan

ekspor pertumbuhan ekonominya tinggi berarti pendapatan nasionalnya tinggi

sehingga kemampuan untuk membayar impor meningkat.

Dalam penelitian ini stabilitas politik memiliki pengaruh positif dengan

koefisien 0,505288 dan tidak signifikan dengan probabilitas 0,2518. Artinya,

stabilitas politik Negara tujuan ekspor atau Negara importir tidak memiliki

pengaruh terhadap ekspor dari Negara eksportir. Stabilitas politik Jepang yang

fluktuatif sudah biasa sehingga tidak memiliki dampak terhadap ekspor kopi

Page 77: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

60

yang dilakukan Indonesia. Negara-negara yang politiknya stabil mengekspor

lebih banyak sementara ketidakstabilan politik Negara pengimpor tidak

mempengaruhi perdagangan bilateral secara signifikan (Srivastava dan Hijau,

1986).

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Malik Fahim Basir, dkk dengan judul “Impact of Foreign Political

Instability on Chinese Exports”. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil

bahwa ketidakstabilan politik asing memiliki dampak negative dan signifikan.

Dari penelitian yang dilakukan peneliti dan Malik Fahim Basir, dkk

terdapat persamaan yakni stabilitas politik terhadap ekspor sama-sama

berpengaruh positif atau ketidakstabilan politik terhadap ekspor berpengaruh

negative. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan peneliti dan Malik Fahim

Basir, dkk terletak pada signifikansi, dimana pengaruh stabilitas politik

terhadap ekspor yang dilakukan peneliti tidak signifikan sementara yang

dilakukan Malik Fahim Basir, dkk signifikan. Perbedaan kedua penelitian

dimungkinkan karena wilayah dan data yang digunakan berbeda. Penelitian

yang di lakukan peneliti adalah ekspor di Indonesia dengan data time series,

sementara penelitian yang dilakukan Malik Fahim Basir, dkk adalah ekspor di

Cina dengan data panel.

d. GDP Per Kapita Terhadap Ekspor

GDP per kapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan

merupakan ukuran daya beli masyarakat di suatu negara. Semakin tinggi GDP

per kapita suatu negara, maka konsumsi masyarakat negara tersebut akan

meningkat. Sehingga, Negara yang melakukan ekspor ke Negara yang

mengalami peningkatan GDP per kapita volume ekspornya akan meningkat.

Page 78: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

61

Dalam penelitian ini, GDP per kapita memiliki pengaruh yang negative

dengan koefisien -2,160339 dan signifikan dengan probabilitas 0,0002.

Artinya, ketika GDP per kapita Jepang meningkat maka ekspor akan menurun.

Menurut penulis, hal ini dikarenakan adanya peraturan keselamatan pangan

yang lebih ketat di Jepang yang diterapkan pada tahun 2010 dan pembatasan

ekspor kopi Indonesia ke Jepang membuat ekspor kopi Indonesia ke Jepang

mengalami penurunan. Pada tahun 2005 setengah dari ekspor kopi Indonesia

ditujukan untuk Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat namun dewasa ini

mengalami penurunan hingga mencapai kurang dari sepertiga kopi Indonesia

yang di ekspor ke Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat.

Ekspor kopi Indonesia ke Jepang juga pernah mengalami penolakan pada

tahun 2011 karena upaya Indonesia untuk menghilangkan hambatan non tariff

yakni hambatan batas ambang residu carbaryl. Agar kopi Indonesia dapat

diterima kembali di Jepang pemerintah Indonesia melakukan pendekatan

dengan pemerintah Jepang untuk melobi pihak Jepang dalam aturan batas

ambang residu carbaryl. Setelah pendekatan antar pemerintah dilakukan

akhirnya Indonesia diperbolehkan mengekspor kembali kopinya ke Jepang.

Meskipun Jepang telah menerima kembali ekspor kopi dari Indonesia namun,

ekspor kopi Indonesia ke Jepang belum meningkat karena krisis global pada

tahun 2012-2014 dan nilai USD sangat tidak stabil sehingga Jepang menahan

diri untuk tidak impor yang salah satunya adalah kopi. Selain itu, belum

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

GDP Per Kapita PPP

Ekspor (ton)

Page 79: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

62

meningkatnya ekspor kopi Indonesia dikarenakan produksi domestic tahun

2014 menurun yang disebabkan oleh terjadinya kesalahan dalam proses

penanganan pasca panen. Oleh karena itu, meskipun GDP per kapita Jepang

selalu mengalami peningkatan, namun karena beberapa hal ekspor kopi

Indonesia ke Jepang mulai dari tahun 2011 mengalami penurunan dibanding

tahun-tahun sebelumnya yang fluktuatif.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Nur Azizah dan Irfan Syauqi Beik (2015) dengan judul “Forecast and

Determinants Of Indonesia‟s Export To The OIC Member Countries”. Dari

penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa variable GDP per kapita Negara

importir berpengaruh negative dan signifikan terhadap ekspor Indonesia ke

Negara anggota OIC.

Page 80: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan data yang telah dibahas

sebelumnya, kesimpulan yang diperoleh penulis dari penelitian mengenai Analisis

Pengaruh Harga, Iklim, Stabilitas Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor

Kopi Indonesia: Studi Kasus pada Indonesia dan Jepang Tahun 2002-2016, adalah

sebagai berikut:

1. Harga Internasional secara parsial memiliki pengaruh positif dengan koefisien

0,487402 dan signifikan dengan probabilitas 0,0039 pada tingkat kepercayaan

95%. Artinya ketika harga internasional naik satu persen maka ekspor kopi

Indonesia ke Jepang akan meningkat sebesar 0,487402 ton.

2. Iklim secara parsial memiliki pengaruh negative dengan koefisien -0,048408

dan tidak signifikan dengan probabilitas 0,6369 pada tingkat kepercayaan

95%.

3. Stabilitas Politik Jepang secara parsial memiliki pengaruh positif dengan

koefisien 0,505288 dan tidak signifikan dengan probabilitas 0,2518 pada

tingkat kepercayaan 95%.

4. GDP Per Kapita Jepang secara parsial memiliki pengaruh negative dengan

koefisien -2,160339 dan signifikan dengan probabilitas 0,0002 pada tingkat

kepercayaan 95%. Artinya ketika GDP Per Kapita Jepang naik satu persen

maka ekspor kopi Indonesia akan menurun sebesar 2,160339 ton.

5. Harga Internasional, Iklim, Stabilitas Politik Jepang, dan GDP Per Kapita

Jepang secara simultan berpengaruh terhadap ekspor kopi Indonesia ke

Jepang dengan probabilitas 0,002438 pada tingkat kepercayaan 95%.

Page 81: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

64

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ekspor kopi Indonesia ke

Jepang. Oleh karena itu, pemerintah hendaknya ikut menjaga harga agar tetap

stabil.

2. Hasil produksi kopi yang pada nantinya dapat mempengaruhi ekspor kopi

tidak hanya dipengaruhi oleh iklim (curah hujan) melainkan ditentukan juga

dari budidaya kopi itu sendiri. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan

promosi atau sosialisasi mengenai praktik budidaya kopi yang baik, dan

pemberian subsidi pupuk.

3. Stabilitas politik Jepang tidak mempengaruhi ekspor kopi Indonesia secara

signifikan. Oleh karena itu, pemerintah harus tetap menjaga hubungan

bilateral yang baik antara Indonesia dan Jepang.

4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian mengenai ekspor

kopi Indonesia ke Jepang diharapkan menambahkan variable lain dan data

yang lebih banyak agar penelitian menjadi lebih baik.

Page 82: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

65

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Lalan Gugus, dkk. 2015. Pengaruh Produksi dan Nilai Tukar terhadap

Volume Ekspor (Studi pada Ekspor Jahe Indonesia ke Jepang Periode

1994-2013).Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 25 No. 1 Agustus

2015|

Aisen dan Veiga. 2013. Hoe Does Political Instability Affect Economic Growth.

European Journal of Political Economy 29 (2013) 151-167.

Alesina, dkk. 1996. Political Instability and Economic Growth. Journal of

Economic Growth, 1, 189-211.

AlGhozy, Muhammad Ridho, dkk. 2017. Analisis Ekspor Kakao Indonesia di

Pasar Internasional. Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 1 Jilid 4/ Tahun 2017 Hal

453-473.

Andriamahery, Anselme dan Jun Zhou. 2018. The Impact of Political Instability

on Madagascar Vanilla Exports. Open Journal of Social Sciences, 2018, 6,

27 – 38.

Azizah, Nur dan Irfan Syauqi Beik. 2015. Forecast and Determinants Of

Indonesia,s Export To The OIC Member Countries. Conference Paper.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2018. Perkiraan Musim Hujan

Tahun 2018-2019 di Indonesia. Diperoleh dari https://www.bmkg.go.id.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2018.

https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/09/17/899/volume-ekspor-

migas-dan-non-migas-indonesia-berat-bersih-ribu-ton-1990-2015.html.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2018. https://www.bps.go.id/statictable/2014/04/28/

1349/jumlah-curah-hujan-dan-jumlah-hari-hujan-di-stasiun-pengamatan-

bmkg-2000-2010.html.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2018. https://www.bps.go.id/statictable/2017/02/08/

1959/jumlah-curah-hujan-dan-jumlah-hari-hujan-di-stasiun-pengamatan-

bmkg-2011-2015.html.

Page 83: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

66

Bashir, Malik Fahim, dkk. 2013. Impact of Foreign Political Instability on

Chinese Exports. Economic Modeling 33 (2013) 802-807.

Case, Karl E., dan Ray C. Fair. 2007. Prinsip-pronsip Ekonomi Jilid 2 Edisi

Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Dionita, Nimas Febri dan Made Suyana Utama.2015. Pengaruh Produksi, Luas

Lahan, Kurs Dollar Amerika Serikat, dan Iklim terhadap Ekspor Kacang

Mete Indonesia Beserta Daya Saingnya. E-Jurnal EP Unud, 4 [5] : 349 –

366.

Direktorat Jendral Perundingan Perdagangan Internasional. 2018. Internasional

Cofee Organization. http://ditjenppi.kemendag.go.id/index.php/apec-

oi/organisasi-komoditi-internasional/ico.

Gujarati, Damodar. 2007. Ekonometrika Dasar edisi kelima. Jakarta: Erlangga.

Gunawan, Aldo. n.d.Pengaruh Harga Internasional, Nilai Tukar, dan GDP Per

Kapita Amerika Serikat terhadap Nilai Ekspor Tekstil Indonesia ke

Amerika Serikat. Universitas Ma Chung.

Isdhiana,Kontan.co.id. 2017. AEKI: Indonesia Kesulitan Tingkatkan Ekspor Kopi.

https://industri.kontan.co.id/news/aeki-indonesia-kesulitan-tingkatkan-

ekspor-kopi.

Isdiana, Firdha Nurul dan Jaka Aminata.2019. Analisis Ekspor Indonesia dengan

Anggota APEC Melalui Moda Transportasi Laut.Volume 1, Nomor 1,

Tahun 2019, Halaman 130 ISSN (Online): 2337-3814.

Iswanto, Deni. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kayu Lapis

Indonesia ke Jepang.Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Jafar, Mohamad. 2015. Kepabeanan Ekspor Impor. Jakarta: PT. Pro Insani

Cendekia.

Kartasapoetra, Ance Gunarsih. 2017. Klimatologo:Pengaruh Iklim Terhadap

Tanah dan Tanaman. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Page 84: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

67

Kementrian Lingkungan Hidup. 2004. Perubahan Iklim Global.Diperoleh dari

http://climatechange.menhl.go.id.

Lukman. 2015. Ekonomi Mikro. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Mankiw, N. Greogory. 2013. Pengantar Ekonomi Mako Edisi Asia.Jakarta:

Selemba Empat.

Mankiw, N.Greogory. 2006. Teori Makro Ekonomi Edisi Ketiga. Jakarta:

Erlangga.

Murni, Asfia. 2006. Ekonomika Makro. Bandung: PT. Refika Aditama.

Plano, Jack A. 1985. Kamus Analisa Politik, terjemahan: Edi S. Siregar. Jakarta:

Rajawali Press.

Plano, Jack C. (at all). 1989. Kamus Analisa Politik. Jakarta: Rajawali.

Rahmah, Fattya, dkk. n.d. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor

Udang di Indonesia. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Roe dan Siegel. 2011. Political Instability:Effects on financial development, roots

in the severity of economic inequality. Journal of comparative economic 39

(2011) 279 – 309.

Sanit, Arbi. 1982. System Politik Indonesia; Kestabilan Peta Kekuatan Politik dan

Pembangunan. Jakarta: Rajawali Press.

Sasono, Herman Budi. 2013. Manajemen Ekspor dan Perdagangan

Internasional.Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Setiawan, Agus. 2016. Pengaruh Nilai Tukar, Pertumbuhan Ekonomi, Harga

Ekspor, Terhadap Ekspor Ikan Tuna Indonesia Tahun 2002-2014 (Ekspor

Indonesia Terhadap Jepang). Fakultas Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 85: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

68

Silvanita, Ktut. 2009. Teori Perdagangan Internasional Baru dan Urbanisasi.

Jurnal Ekonomi September 2009 Vol. XIX No. 2.

Simanjuntak, Parell Tua Halomoan, dkk. 2017. Pengaruh Produksi, Harga

Internasional dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Volume Ekspor Rumput

Laut Indonesia (Studi pada tahun 2009-2014). Jurnal Administrasi Bisnis

(JAB)|Vol. 50 No. 3 September 2017|

Siregar, Silvia Veronika. 2008. Produksi, Konsumsi, Harga, dan Ekspor Kopi

Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor Utama di Asia, Amerika, dan Eropa.

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Sugiarsana, Madea, dan I Gusti Bagus Indrajaya. (n.d.).Analisis Pengaruh Jumlah

Produksi, Harga, dan Investasi terhadap Volume Ekspor Tembaga

Indonesia tahun 1995-2010. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

Sukirno, Sadono. 2010. Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta:

Rajawali Pers.

Todaro, Michael, P. dan Stephen C. Smith. 2004. Pembangunan Ekonomi di

DuniaKetiga, edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Wardhana, Ali. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor

Nonmigas Indonesia ke Singapura tahun 1990-2010.Oktober 2011,

Volume 12 Nomor 2.

Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistik: Eviews.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Wirawan, I Kadek dan I Wayan Yogiswara. 2014. Pengaruh Kurs, Produksi, Luas

Lahan, dan Iklim terhadap Ekspor Rumput Laut Bali. E-Jurnal EP Unud, 3

[9] : 428 – 435.

The Global Economy.2018.https://www.theglobaleconomy.com/rankings/wb_

political_stability/

World Bank. 2018. https://databank.worldbank.org

Page 86: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

69

Wredaningrum, Irwanda. n.d. Analisis Perubahan Zono Agroklimat Daerah

Istimewa Yogyakarta Ditinjaudari Klasifikasi Iklim Menurut Oldeman.

Yohannes, Michael Fesseha, dkk. 2016. Substitution in Consumer Demand For

Coffee Product Categories in Japan. Journal of Agricultural Science; Vol.

8, No. 4; 2016.

Yu-quan, Zhang, dkk. 2014. Modeling Climate Change Impacts on the US

Agricultural Exports. Journal of Integrative Agriculture 2014, 13 [4] : 666

– 676.

Page 87: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

70

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Penelitian

Hasil Perhitungan Data Harga Kopi Internasional (US$) Tahun 2002-2016

Tahun Harga Kopi Internasional LnHarga

2002 1,01 0,00995

2003 1,115 0,108854

2004 1,28 0,24686

2005 1,82 0,598837

2006 2,005 0,695644

2007 2,315 0,83941

2008 2,7 0,993252

2009 2,405 0,87755

2010 3,03 1,108563

2011 4,195 1,433893

2012 3,19 1,160021

2013 2,58 0,947789

2014 3,32 1,199965

2015 2,735 1,006131

2016 2,78 1,022451

Hasil Perhitungan Data Iklim Tahun 2002-2016

Tahun Iklim

2002 0

2003 0

2004 0

2005 0

2006 0

2007 0

2008 0

2009 1

2010 0

2011 0

2012 0

2013 0

2014 0

2015 0

2016 0

Page 88: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

71

Data Stabilitas Politik Jepang Tahun 2002-2016

Tahun Stabilitas Politik Jepang LnSPJ

2002 1,18 0.165514

2003 1,03 0.029559

2004 1,03 0.029559

2005 1,04 0.039221

2006 1,14 0.131028

2007 1,01 0.00995

2008 0,89 -0.11653

2009 0,98 -0.0202

2010 0,88 -0.12783

2011 1,00 0

2012 0,95 -0.05129

2013 1,02 0.019803

2014 0,97 -0.03046

2015 1,07 0.067659

2016 0,98 0.00995

Data GDP Per Kapita Jepang (Ribu US$) Tahun 2002-2016

Tahun GDP Per Kapita Jepang LnGDP_Pk

2002 28160,10761 10,24566

2003 28291,59692 10,25032

2004 30361,81497 10,32094

2005 31663,4531 10,36292

2006 33098,90999 10,40726

2007 34502,23491 10,44878

2008 34798,7659 10,45734

2009 33192,67977 10,41008

2010 35000,32121 10,46311

2011 35774,69671 10,485

2012 37191,38595 10,52383

2013 38974,07949 10,57065

2014 39197,15561 10,57636

2015 40717,32438 10,61441

2016 42281,18819 10,6521

Page 89: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

72

Data Volume Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang Tahun 2002-2016

Tahun Ekspor Kopi LnEkspor

2002 56613,1 10,944

2003 52350,8 10,86572

2004 54341,8 10,90305

2005 49526,6 10,81027

2006 67012,3 11,11263

2007 51725,3 10,8537

2008 52992,2 10,8779

2009 53678,5 10,89077

2010 59170,9 10,98819

2011 58878,9 10,98324

2012 51438,4 10,84814

2013 41920,4 10,64353

2014 41234,3 10,62703

2015 41240,1 10,62717

2016 35351,9 10,47311

Page 90: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

73

Lampiran 2 : Hasil Pengolahan Data

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Dependent Variable: EKSPOR

Method: Least Squares

Date: 03/15/19 Time: 11:27

Sample: 2002 2016

Included observations: 15 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 33.01098 3.890507 8.485008 0.0000

HARGA 0.487402 0.130744 3.727904 0.0039

IKLIM -0.048408 0.099446 -0.486776 0.6369

SPJ 0.505288 0.415449 1.216246 0.2518

GDP_PK -2.160339 0.380522 -5.677300 0.0002 R-squared 0.781623 Mean dependent var 10.82989

Adjusted R-squared 0.694272 S.D. dependent var 0.168977

S.E. of regression 0.093432 Akaike info criterion -1.641969

Sum squared resid 0.087295 Schwarz criterion -1.405952

Log likelihood 17.31477 Hannan-Quinn criter. -1.644483

F-statistic 8.948077 Durbin-Watson stat 2.998463

Prob(F-statistic) 0.002438

Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

-0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20

Series: Residuals

Sample 2002 2016

Observations 15

Mean 1.07e-14

Median 0.000000

Maximum 0.179590

Minimum -0.124986

Std. Dev. 0.078964

Skewness 0.495049

Kurtosis 3.140652

Jarque-Bera 0.625047

Probability 0.731598

Page 91: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

74

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.606955 Prob. F(9,5) 0.3126

Obs*R-squared 11.14645 Prob. Chi-Square(9) 0.2658

Scaled explained SS 5.302374 Prob. Chi-Square(9) 0.8072

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 03/15/19 Time: 11:37

Sample: 2002 2016

Included observations: 15

Collinear test regressors dropped from specification Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.249286 1.271934 0.982194 0.3711

HARGA^2 -0.043632 0.051721 -0.843603 0.4374

HARGA*IKLIM -0.009112 0.011007 -0.827865 0.4454

HARGA*SPJ 0.698513 0.426279 1.638628 0.1622

HARGA*GDP_PK 0.202129 0.228775 0.883527 0.4174

HARGA -2.015468 2.291545 -0.879523 0.4194

SPJ^2 1.287055 0.722435 1.781550 0.1349

SPJ*GDP_PK -1.452806 1.161830 -1.250447 0.2665

SPJ 14.64039 11.79047 1.241714 0.2694

GDP_PK^2 -0.011843 0.012135 -0.975969 0.3739 R-squared 0.743097 Mean dependent var 0.005820

Adjusted R-squared 0.280671 S.D. dependent var 0.008814

S.E. of regression 0.007475 Akaike info criterion -6.719761

Sum squared resid 0.000279 Schwarz criterion -6.247727

Log likelihood 60.39821 Hannan-Quinn criter. -6.724789

F-statistic 1.606955 Durbin-Watson stat 1.605486

Prob(F-statistic) 0.312635

Page 92: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang

75

c. Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.701622 Prob. F(2,8) 0.2422

Obs*R-squared 4.476679 Prob. Chi-Square(2) 0.1066

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 03/15/19 Time: 11:33

Sample: 2002 2016

Included observations: 15

Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.378209 4.992451 0.476361 0.6466

HARGA 0.078583 0.155886 0.504103 0.6278

IKLIM 0.004354 0.094061 0.046290 0.9642

SPJ -0.072104 0.436460 -0.165201 0.8729

GDP_PK -0.233489 0.488196 -0.478270 0.6453

RESID(-1) -0.669673 0.520438 -1.286748 0.2342

RESID(-2) -0.120589 0.561310 -0.214836 0.8353 R-squared 0.298445 Mean dependent var 1.07E-14

Adjusted R-squared -0.227721 S.D. dependent var 0.078964

S.E. of regression 0.087494 Akaike info criterion -1.729759

Sum squared resid 0.061242 Schwarz criterion -1.399335

Log likelihood 19.97319 Hannan-Quinn criter. -1.733278

F-statistic 0.567207 Durbin-Watson stat 2.121657

Prob(F-statistic) 0.747184

d. Hasil Uji Multikolonieritas

Variance Inflation Factors

Date: 03/15/19 Time: 11:31

Sample: 2002 2016

Included observations: 15 Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF C 15.13604 26008.45 NA

HARGA 0.017094 24.28793 4.700441

IKLIM 0.009890 1.132893 1.057367

SPJ 0.172598 1.718274 1.686229

GDP_PK 0.144797 27187.32 3.557712

Page 93: ANALISIS PENGARUH HARGA, IKLIM, STABILITAS POLITIK, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Politik, dan GDP Per Kapita terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang