analisis kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan
TRANSCRIPT
i
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM
MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA
DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER
PADA SISWA KELAS VIII.1 SMP
NEGERI 2 LABAKKANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultan Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH
RESKY HIDAYANTI
10536 5061 15
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
ii
iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Resky Hidayanti
Nim : 105 36 5061 15
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dalam Memecahkan Masalah
Matematika Ditinjau dari Perbedaan Gender pada Siswa Kelas VIII.1
SMP Negeri 2 Labakkang
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan tim penguji adalah hasil
karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan
ini tidak benar.
Makassar, September 2019
Yang Membuat Pernyataan
Resky hidayanti
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Resky Hidayanti
Nim : 105 36 5061 15
Program Studi : Pendidikan Matematika
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun
sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang
telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2 dan 3, saya bersedia menerima sanksi
sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, September 2019
Yang Membuat Perjanjian
Resky hidayanti
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik
untuk hari tua
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orang tuaku, saudaraku dan sahabatku,
Atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis
mewujudkan harapan menjadi kenyataan.
vii
ABSTRAK
Resky Hidayanti. 2019. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dalam Memecahkan Masalah
Matematika Ditinjau dari Perbedaan Gender pada Siswa Kelas Viii.1 Smp Negeri 2 Labakkang.
Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Alimuddin dan Pembimbing II Andi Alim
Syahri. Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana kemampuan berpikir kritis dalam
memecahkan masalah matematika ditinjau dari perbedaan gender pada siswa kelas VIII.1 SMP
Negeri 2 Labakkang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa
dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari perbedaan gender. Analisis keterampilan
berpikir kritis dalam penelitian ini menggunakan kriteria dari Ennis yang terdiri dari Focus,
Reason, Inference, Clarity and Overview. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Labakkang sebanyak empat
orang siswa yaitu dua orang siswa laki-laki dan dua orang siswa perempuan. Instrumen penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen utama yaitu peneliti sendiri dan instrumen
pendukung berupa tes pemecahan masalah dan pedoman wawancara. Teknik pengumpulan data
yaitu teknik tes dan teknik non tes. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu tahap
reduksi data, tahap penyajian data dan tahap penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada subjek laki-laki memenuhi lima kriteria berpikir kritis yaitu Focus, Reason, Inference,
Situation, Clarity, sementara kriteria overview tidak terpenuhi. Sedangkan pada subjek perempuan
memenuhi semua kriteria berpikir kritis yaitu Focus, Reason, Inference, Situation, Clarity dan
Overview. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perempuan lebih baik
dari laki-laki dalam hal keterampilan berpikir kritis karena perempuan melakukan pengecekan
kembali secara menyeluruh yaitu pada indikator overview dan terdapat perbedaan dalam
prosesnya.
Kata kunci: Kemampuan Berpikir kritis, Gender
viii
KATA PENGANTAR
Ku awali tulisan ini dengan menyebut nama Allah yang maha pemurah lagi maha
penyayang. Tiada kalimat yang paling menggetarkan jiwa selain puji syukur atas rahmat Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menentukan segala sesuatu berada ditangan-Nya,
sehingga tidak ada seekor semut dan segelintir jiwa manusia yang lepas dari ketentuan dan
ketetapan-Nya. Pegetahuan-Nya meliputi langit dan bumi, Dia-lah yang menciptakan bebatuan
dan pertama yang tersembunyi di dalamnya, Ia telah menghiasi langit berkilauan dengan bintang-
bintang. Ia telah memberikan jiwa kepada setiap manusia dan telah menyalakan jiwa itu dengan
obor yang diberi nama akal pikiran, sehingga setiap manusia yang diciptakan-Nya senantiasa
memperoleh penyelamatan.
Salam dan sholawat senantiasa tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW yang ditinggikan
maqomnya, yang memberikan suri tauladan yang baik bagi ummatnya, Nabi sekaligus Rasul yang
menjadi panutan bagi seluruh umat manusia, mengajarkan keselamatan kepada kita semua dan
memberikan contoh akhlatul kharimah bagi seluruh muslim dipenjuru dunia.
Selesainya skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Program
Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah makassar, dengan judul “Analisis
Kemampuan Berpikir Kritis dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari
Perbedaan Gender pada Siswa Kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Labakkang”.
Penyusun menyadari jika dalam menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan, mengingat
keterbatasan penyusun dalam hal pengetahuan, kemampuan, pengalaman dan juga waktu. Namun,
ix
karya inilah yang terbaik yang dapat penyusun persembahkan. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak terkhususnya untuk penyusun sendiri sebagai bahan pembelajaran
yang lebih baik kedepannya.
Dalam menyusun skripsi ini penyusun banyak menerima bimbingan, bantuan, saran,
semangat dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkan penyusun
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Dengan segala kerendahan hati karya ini
penyusun persembahkan kepada Kedua Orang Tua, terkhusus dan teristimewa Ayahanda dan
Ibunda tercinta, sebagai wujud rasa terima kasih karena telah melahirkan, membesarkan dan
mendidik penuh kasih sayang serta senantiasa mendoakan penyusun disepertiga malam meski
mata masih kantuk dan wajah yang lelah tidak menghalangi beliau untuk senantiasa memberikan
yang terbaik untuk anaknya. Ya Allah apa yang penyusun persembahkan belumlah bernilai apa-
apa dibandingkan dengan pengorbanan orang tua penyusun.
Penyusun sangat berterima kasih kepada Bapak Dr. Alimuddin, M.Si. selaku dosen
pembimbing I dan Pak Andi Alim Syahri,S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pembimbing II, terima kasih
atas kesabaran, segala kebaikan dan pengetahuan yang diberikan kepada penyusun dalam proses
penyusunan skripsi ini, semoga suatu saat nanti penyusun dapat membalas jasa yang telah
diberikan dan semoga mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Ucapan terima kasih
penyusun juga kepada Dr. H.Rahman Rahim, SE.,MM. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar. Erwin Akib, M.Pd.,Ph.D. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. Mukhlis,
S.Pd., M. Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unismuh Makassar.
Terima kasih pula penulis sampaikan kepada sahabat-sahabatku tercinta atas segala
bantuan dan kebersamannya dalam melewati masa perkuliahan yang tidak singkat dan seluruh
x
teman-teman angkatan 2015 jurusan Pendidikan Matematika khususnya kelas C yang tidak
sempat penulis sebutkan satu persatu.
Makassar, September 2019
Penyusun
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii
SURAT PERNYATAAN .......................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN .............................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian ..................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................... 8
A. Analisis .......................................................................................................... 8
B. Berpikir .......................................................................................................... 9
C. Berpikir Kritis ................................................................................................ 10
D. Pemecahan Masalah Matematika ................................................................... 13
E. Perbedaan Gender .......................................................................................... 22
xii
F. Hubungan Antara Gender dan Berpikir Kritis dalam Memecahkan
Masalah Matematika ..................................................................................... 24
G. Kajian Materi Terkait Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) .... 25
H. Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 27
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 30
A. Jenis Penelitian............................................................................................... 30
B. Subjek Penelitian ........................................................................................... 30
C. Prosedur Penelitian ........................................................................................ 31
D. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 36
F. Teknik Analisis Data...................................................................................... 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 40
A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 40
B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................... 82
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 85
A. Simpulan ........................................................................................................ 85
B. Saran .............................................................................................................. 86
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 87
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kriteria dan Indikator Berpikir Kritis .................................................................. 12
3.1 Subjek Penelitian ................................................................................................. 31
3.2 Pedoman Wawancara ........................................................................................... 36
4.1 Transkrip Hasil Wawancara untuk Subjek LK1 Pada Focus............................... 47
4.2 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK2 pada Focus ......................................... 49
4.3 Uji Kredibilitas data LK1 dan LK2 pada Focus ................................................. 50
4.4 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek LK pada Focus ................................................ 51
4.5 Transkrip Hasil Wawancara Untuk Subjek PR1 pada Focus .............................. 52
4.6 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR2 Padap Focus ....................................... 53
4.7 Uji Kredibilitas data PR1 dan PR2 pada Focus ................................................... 54
4.8 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek PR pada Focus ................................................ 54
4.9 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK1 pada Reason dan Inference ................ 56
4.10 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK2 Pada Reason dan Inference .............. 57
4.11 Uji Kredibilitas data LK1 dan LK2 pada Reason dan Inference ....................... 59
4.12 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek LK pada Reason dan Inference ..................... 60
4.13 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR1 pada Reason dan Inference .............. 61
4.14 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR2 pada Reason dan Inference .............. 63
4.15 Uji Kredibilitas data PR1 dan PR2 pada Reason dan Inference ........................ 64
4.16 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek PR pada Reason dan Inference...................... 65
4.17 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK1 pada Situation .................................. 65
4.18 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK2 pada Situation .................................. 66
xiv
4.19 Uji Kredibilitas data LK1 dan LK2 pada Situation ........................................... 66
4.20 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek LK pada Situation ......................................... 67
4.21 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR1 pada Situation ................................... 67
4.22 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR2 pada Situation ................................... 68
4.23 Uji Kredibilitas data PR1 dan PR2 pada Situation ............................................ 69
4.24 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek PR pada Situation .......................................... 69
4.25 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK1 pada Clarity ..................................... 70
4.26 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK2 pada Clarity ..................................... 71
4.27 Uji Kredibilitas data LK1 dan LK2 pada Clarity............................................... 72
4.28 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek LK pada Clarity ............................................ 72
4.29 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR1 pada Clarity ...................................... 73
4.30 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR2 pada Clarity ...................................... 74
4.31 Uji Kredibilitas data PR1 dan PR2 pada Clarity ............................................... 75
4.32 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek PR2 pada Clarity ........................................... 75
4.33 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK1 pada Overview ................................. 76
4.34 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK2 pada Overview ................................. 77
4.35 Uji Kredibilitas data LK1 dan LK2 pada Overview........................................... 77
4.36 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek LK pada Overview ........................................ 78
4.37 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR1 pada Overview .................................. 79
4.38 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR2 pada Overview .................................. 79
4.39 Uji Kredibilitas data PR1 dan PR2 pada Overview ........................................... 80
4.40 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek PR pada Overview ......................................... 80
4.41 Deskripsi Berpikir Kritis Siswa dalam Memecahkan Masalah
Matematika Berdasarkan Gender ....................................................................... 81
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Alat Penyusunan Draft Soal Pemecahan Masalah ............................................... 33
3.2 Alur Pengembangan Pedoman Wawancara ........................................................ 35
3.3 Analisis Data ....................................................................................................... 39
4.1 Hasil Pekerjaan LK1 terhadap Tes Pemecahan Masalah (TPM) ......................... 41
4.2 Hasil Pekerjaan LK2 terhadap Tes Pemecahan Masalah (TPM) ......................... 42
4.3 Hasil Pekerjaan PR1 Terhadap Tes Pemecahan Masalah (TPM) ........................ 44
4.1 Hasil Pekerjaan PR2 terhadap Tes Pemecahan Masalah (TPM) ......................... 46
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. Tes Pemecahan Masalah (TPM) .................................................................... 91
B. Solusi Tes Pemecahan Masalah (TPM) ......................................................... 93
C. Biodata Subjek Penelitian .............................................................................. 96
D. Pedoman Wawancara ..................................................................................... 101
E. Transkrip Wawancara TPM Subjek Laki-laki dan Perempuan ..................... 103
F. Jawaban TPM Oleh Subjek Laki-Laki dan Perempuan ................................. 116
G. Dokumentasi .................................................................................................. 124
H. Lembar validasi.............................................................................................. 129
I. Lembar persuratan ......................................................................................... 131
J. Powerpoint (PPT) .......................................................................................... 134
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu komponen kurikulum pendidikan nasional yang diajarkan pada
jenjang pendidikan sekolah adalah matematika. Matematika adalah suatu ilmu
yang mengajarkan pola berpikir logis yang ketat dan konsep matematika memiliki
keterkaitan erat antara satu konsep dengan konsep lainnya. Pola pikir logis
matematika akan membekali kemampuan siswa untuk menganalisis dan membuat
kesimpulan terhadap apa yang dipikirkan, baik ketika siswa berpikir untuk
menyelesaikan masalah yang terkait konsep-konsep matematika atau masalah
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika merupakan pengetahuan yang abstrak, sehingga untuk
memahaminya diperlukan kemampuan berpikir logis. Untuk mencapai ini, guru
matematika harus memperhatikan skema pembelajaran yang terkait satu dengan
yang lain. Hal ini dimaksudkan agar konsep matematika antara satu dengan yang
lain nampak keterkaitannya.
Pemerintah Indonesia menyadari bahwa untuk menjadi negara maju dan
sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya, dibutuhkan sumber daya manusia
yang kritis. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis dimasukkan ke dalam
tujuan pendidikan nasional. Berpikir kritis merupakan kemampuan yang penting
bagi siswa, sehingga berpikir kritis hendaknya menjadi salah satu aktivitas yang
harus dikembangkan dan diajarkan disetiap mata pelajaran, karena kemampuan
berpikir kritis bukan bawaan sejak lahir dan tidak berkembang secara alami.
2
Kemampuan berpikir kritis adalah potensi intelektual yang dapat dikembangkan
melalui proses pembelajaran.
Baker (Shalsabila, 2017:2) menjelaskan berpikir kritis digunakan
seseorang dalam proses kegiatan mental seperti mengidentifikasi pusat masalah
dan asumsi dalam sebuah argumen, membuat simpulan yang benar dari data,
membuat simpulan dari informasi atau data yang diberikan, menafsirkan apakah
kesimpulan dijamin berdasarkan data yang diberikan dan mengevaluasi bukti atau
otoritas. Sedangkan Ennis (Rohmatin, 2012:27) mengatakan bahwa berpikir kritis
merupakan berpikir logis dan masuk akal yang difokuskan pada pengambilan
keputusan tentang apa yang dipercaya dan dilakukan. Selanjutnya untuk menilai
berpikir kritis seseorang, Ennis memperkenalkan enam kriteria berpikir kritis
(yang disingkat FRISCO) meliputi: (1) Focus, (2) Reason, (3) Inference, (4)
Situation, (5) Clarity dan (6) Overview.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis
penting untuk dimiliki oleh setiap individu yang dapat dilatih melalui
pembelajaran di sekolah, khususnya melalui pembelajaran matematika. Dengan
demikian seseorang dikatakan berpikir kritis apabila dalam memecahkan suatu
masalah mampu menganalisa masalah, kemudian membandingkan dengan
masalah yang pernah diperoleh sebelumnya dan mengevaluasi setiap langkah-
langkah pemecahan masalah yang dijelaskan secara logis dan sesuai dengan
konsep yang dimiliki. Untuk membuat sebuah rancangan pembelajaran yang
sesuai dalam mengembangkan dan mengajarkan berpikir kritis, hal yang dapat
dilakukan oleh guru salah satunya adalah melihat profil berpikir kritis yang
dimiliki siswa. Hal ini dimaksudkan agar setiap pembelajaran matematika yang
3
dilakukan selalu memperhatikan kemampuan berpikir kritis siswa. Untuk melihat
profil berpikir kritis siswa, peneliti dapat melihat dari aktivitas siswa dalam
menyelesaikan masalah.
Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan
kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi
situasi yang baru. Pemecahan masalah bukan sekedar kemampuan-kemampuan
menerapkan aturan-aturan yang telah dikuasai melalui kegiatan belajar terdahulu,
melainkan proses untuk mendapatkan seperangkat aturan pada tingkat yang lebih
tinggi. Apabila seseorang telah mendapatkan suatu kombinasi perangkat aturan
yang terbukti dapat dioperasikan sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi maka
ia tidak hanya memecahkan suatu masalah melainkan juga berhasil menemukan
suatu yang baru yaitu perangkat prosedur atau strategi yang memungkinkan
seseorang dapat meningkatkan kemandirian dalam berpikir, Gagne (Dewanti,
2018:13).
Menurut Polya (Rohmatin, 2012:28) yang membagi langkah pemecahan
masalah menjadi empat tahap, yaitu (1) memahami masalah, (2) membuat
rencana, (3) melaksanakan rencana dan (4) memeriksa kembali. Sedangkan
menurut Kaur (Mardiyana, 2014:985) menunjukkan bahwa pemecahan masalah
dalam matematika adalah proses secara kompleks untuk mengkoordinasi secara
spesifik atau umum dari pengetahuan yang dimiliki. Selain itu, menurut Kaur
suatu pemecahan masalah dilihat sesuai proses yang melibatkan visualisasi,
asosiasi, abstraksi, pemahaman, manipulasi, penalaran, analisis, sintesis,
generalisasi, dan mengkoordinasi hal-hal tersebut.
4
Dalam menyelesaikan masalah, siswa akan menggunakan berbagai macam
strategi. Strategi pemecahan masalah ternyata dapat dipengaruhi oleh perbedaan
gender sehingga berpengaruh juga terhadap proses berfikir kritis. Perbedaan
gender adalah perbedaan laki-laki dan perempuan. Perbedaan gender ini menarik
minat para ahli dalam melakukan penelitian. Khususnya yang terkait dengan
kemampuan berpikir kritis. Hasil penelitianpun sangat beragam. Menurut Leach
dan Branata (Mardiyana, 2014:987) menyatakan bahwa perempuan pada
umumnya lebih baik dalam mengingat, sedangkan laki-laki lebih baik dalam
berpikir logis. Sedangkan penelitian Rubin (Cahyono, 2017:51) yang
menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan
perempuan dalam aspek intelegensi secara umum, meskipun dalam aspek-aspek
tertentu dapat dijumpai adanya perbedaan antara anak laki-laki dan anak
perempuan.
Menurut Gallagher dan De Lisi (Anggoro, 2016:154) perbedaan gender
memiliki peran dalam pola-pola kesuksesan dan penggunaan strategi dalam
pemecahan masalah kenvensional dan non konvensional atau modern. Secara
spesifik Gallagher dan De Lisi menyatakan bahwa siswa perempuan lebih sukses
dari pada siswa laki-laki untuk memecahkan masalah konvensional dengan
menggunakan strategi algoritma, sedangkan siswa laki-laki lebih sukses dari pada
siswa perempuan untuk memecahkan masalah non konvensional atau modern
dengan menggunakan estimasi logis atau wawasan.
Menurut Maccoby (Anggoro, 2016:155) menjelaskan bahwa anak
perempuan mempunyai kemampuan verbal lebih tinggi dari pada anak laki-laki.
Anak laki-laki lebih baik dalam kemampuan visual spasial (penglihatan
5
keruangan) dan matematika daripada anak perempuan. Meskipun rata-rata anak
perempuan melebihi skor yang dicapai anak laki-laki dalam berbagai pengukuran
kemampuan verbal, jumlah kosakata, pemahaman bahan tertulis yang sulit, dan
kelancaran verbal, siswa laki-laki rata-rata cenderung lebih unggul daripada siswa
perempuan. Anak laki-laki mempunyai kemampuan yang lebih baik sedangkan
anak perempuan lebih mahir dalam mengerjakan tugas-tugas membaca dan
menulis.
Berdasarkan observasi awal yang telah peneliti lakukan di sekolah tersebut,
sebenarnya sebagian besar siswa sudah menampakkan kemampuan berpikir
kritisnya meskipun masih rendah. Hal ini diketahui saat peneliti memberikan tes
pemecahan masalah kepada siswa. Peneliti ingin mengetahui sejauh mana
perbedaan berpikir kritis siswa laki-laki dan siswa perempuan.
Hal ini disebabkan karena guru belum memperhatikan faktor tersebut
sehingga menganggap siswa memiliki kemampuan yang sama dalam menyerap
pelajaran dan memecahkan masalah matematika, kemudian pembelajaran yang
dilakukan masih terfokus pada hasil sementara atau aspek-aspek pengembangan
proses berpikir kritis siswa tidak dikembangkan. Hal lain yang ditemukan,
terkadang siswa yang mempunyai kemampuan matematis yang tinggi tidak
mampu menyelesaikan persoalan yang non rutin.
Oleh karena itu, analisis kemampuan berpikir kritis siswa dalam
memecahkan masalah matematika ditinjau dari perbedaan gender penting diteliti,
karena dapat dijadikan acuan dalam menciptakan model, strategi, pendekatan dan
metode pembelajaran kritis yang dapat diimplementasikan oleh guru untuk
melahirkan siswa-siswa yang kritis, juga dapat menjadi acuan dalam pembelajaran
6
di kelas yang heterogen dalam jenis kelamin, sehingga tujuan pendidikan nasional
terkait berpikir kritis dapat terwujud. Maka dalam penelitian ini akan diteliti “
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Memecahkan Masalah Matematika
Ditinjau Dari Perbedaan Gender Pada Siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2
Labakkang”.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian yang
diajukan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kemampuan berpikir kritis
dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari perbedaan gender pada
siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Labakkang?”.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah
matematika ditinjau dari perbedaan gender pada siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2
Labakkang.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Sebagai bahan pertimbangan guru matematika dalam merancang dan
mengelola proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan berpikir
kritis siswa serta melatih siswa dalam memecahkan masalah berdasarkan
gender.
7
2. Memperluas wawasan tentang berpikir kritis, proses berpikir kritis,
kaitan proses berpikir kritis dengan pemecahan masalah matematika dan
kaitan antara berpikir kritis dengan gender.
3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain sekaligus referensi untuk
penelitian tentang profil berpikir kritis siswa dalam memecahkan
masalah matematika berdasarkan gender.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Analisis
Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar yang
masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategori atau
pemisahan dari komponen-komponen atau bagian-bagian yang relevan dari
seperangkat data juga merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data
tersebut mudah diatur.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Arifin, 2007:30) analisis adalah
penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri
serta hubugan antar bagian unrtuk memperoleh pengertian yang tepat dan
pemahaman arti keseluruhan. Sedangkan menurut Wiradi (Mukanuddin dan
Sasongko, 2006:40) analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan
seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkandan
dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kegiatannya
dan ditafsir maknanya.
Menurut Syahrul dan Nizar (Santong, 2017) analisis berarti melakukan
evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan dengan
akutansi dan alasan-alasan yang memungkinkan tentang perbedaan yang muncul.
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis adalah
kegiatan evaluasi terhadap suatu pokok seperti mengurai, membedakan, memilah
untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
8
9
B. Berpikir
Istilah berpikir sering kali digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Oleh karena itu untuk menjelaskan
maksud dari kata berpikir, banyak ahli yang mengemukakan pendapat mengenai
defenisi dari kata berpikir, pendapat-pendapat tersebut beraneka ragam
diantaranya adalah Vincent Ruggierro (Jhonson, 2002:187) mengartikan berpikir
sebagai segala aktifitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan
masalah, membuat keputusan dan memenuhi keinginan untuk memahami,
Menurut Suryabrata (Farida, 2018:9) bahwa proses atau jalannya berpikir
itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu: pembentukan pengertian, pembentukan
pendapat dan penarikan kesimpulan. Berpikir adalah tingkah laku yang
menggunakan ide, yaitu suatu simbol simbolis (Fauzi, 2004:47), sementara
menurut Sudarman (Yani, 2016:44) menyatakan bahwa proses berpikir adalah
aktivitas yang terjadi didalam otak manusia.
Menurut Krulik dan Rudnick (Fatmawati, 2014:912) secara umum,
keterampilan berpikir terdiri atas empat tingkat, yaitu: menghafal (recall
thinking), dasar (basic thinking), kritis (critical thinking) dan kreatif (creative
thinking). Sedangkan Sumanto (Tisngati, 2015:117) mengungkapkan bahwa
proses berpikir merupakan aktivitas psikis yang intensional dan terjadi apabila
seseorang menjumpai masalah yang harus dipecahkan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berpikir
adalah aktivitas mental yang menggunakan ide untuk merumuskan atau
memecahkan masalah apabila seseorang menghadapi kesulitan.
10
C. Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu bagian penting dalam
segala aspek kehidupan seseorang. Berpikir kritis digunakan dalam berbagai
situasi dan kesempatan dalam upaya memecahkan persoalan kehidupan. Oleh
karena itu menjadi penting pula seseorang belajar tentang bagaimana berpikir
kritis, karena seseorang tidak serta merta mampu berpikir kritis tanpa melalui
proses belajar. Berfikir kritis merupakan kemampuan yang penting bagi siswa,
sehingga berpikir kritis hendaknya menjadi salah satu aktivitas yang harus
dikembangkan dan diajarkan disetiap mata pelajaran, karena kemampuan berpikir
kritis bukan bawaan sejak lahir dan tidak berkembang secara alami.
Menurut Maulana (2017:5) Berpikir kritis sangat diperlukan oleh setiap
orang untuk menyikapi permasalahan dalam realita kehidupan yang tak bisa
dihindari. Dengan berpikir kritis seseorang dapat mengatur, menyesuaikan,
mengubah atau memperbaiki pikirannya sehingga ia dapat mengambil keputusan
untuk bertindak lebih tepat. Sedangkan menurut Neolaka (2019:75) Berpikir kritis
melibatkan keahlian berpikir induktif seperti mengenali hubungan, menganalisis
masalah yang bersifat terbuka, menentukan sebab dan akibat, memuat kesimpulan
dan memperhitungkan data yang relevan.
Menurut Krulik dan Rudnick (Suharto, 2017:53) berpikir kritis merupakan
salah satu jenis berpikir tingkat tinggi, sedangkan Berpikir kritis menurut Amir
(Damayanti dan Khabibah, 2018:558) menyediakan keterampilan untuk
menganalisis permasalahan, membedakan argumentasi logis dan tidak logis,
mampu menggambarkan nonklusi valid dari data yang tersedia, sehingga berpikir
kritis digunakan dalam penyelesaian soal dengan kategori higher order thinking.
11
Menurut Desmita (Alexandra & Ratu, 2018;104) kemampuan berpikir
kritis adalah kemampuan merefleksikan permasalahan secara mendalam,
mempertahankan pikiran agar tetap terbuka bagi berbagai pendekatan dan
perspektif yang berbeda, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi yang
datang dari berbagai sumber (lisan atau tulisan), serta berpikir secara reflektif
ketimbang hanya menerima ide-ide dari luar tanpa adanya pemahaman dan
evaluasi yang signifikan, sementara menurut Hassoubah (Mahardiningrum dan
Ratu, 2018:76) berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan
menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau
dilakukan.
Menurut Ennis (Cahyono, 2017:52) kriteria atau elemen dasar yang harus
dimiliki oleh pemikir kritis dalam memecahkan masalah adalah disingkat dengan
Focus, Reason, Inference, Situation, Clarity, and Overview yang dapat disingkat
dengan istilah FRISCO. Focus yang berkaitan dengan Identifikasi fokus atau
perhatian utama, Reason yang berkaitan dengan Identifikasi dan menilai
akseptabilitas alasannya, Inference yang berkaitan dengan menilai kualitas
kesimpulan, dengan asumsi alasan untuk dapat diterima, Situation yang berkaitan
dengan situasi dengan seksama Clarity yang berkaitan dengan kejelasan, Periksa
untuk memastikan bahasanya jelas dan Overview yang berkaitan dengan
mengecek kembali atau Langkah mundur dan lihat semuanya secara keseluruhan,
uraian tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
12
Tabel 2.1 Kriteria dan Indikator Berpikir Kritis
Kritria Berpikir
kritis
Indikator
F (Focus) Identifikasi fokus atau perhatian utama atau Siswa
memahami permasalahan pada soal yang diberikan.
R (Reason)
-Identifikasi dan menilai akseptabilitas alasannya atau Siswa
memberikan alasan berdasarkan fakta/bukti yang relevan
pada setiap langkah dalam membuat keputusan maupun
kesimpulan.
I (Inference)
Menilai kualitas kesimpulan, dengan asumsi alasan untuk
dapat diterima atau Siswa membuat kesimpulan dengan
tepat dan Siswa memilih reason (R) yang tepat untuk
mendukung kesimpulan yang dibuat.
S (Situation)
Perhatikan situasi dengan seksama atau Siswa menggunakan
semua informasi yang sesuai dengan permasalahan.
C (Clarity)
Kejelasan, Periksa untuk memastikan bahasanya jelas atau
Siswa memberikan penjelasan yang lebih lanjut tentang apa
yang dimaksudkan dalam kesimpulan yang dibuat, siswa
dapat menjelaskan istilah dalam soal jika ada dan siswa
dapat memberikan contoh kasus yang mirip dengan soal
tersebut.
O (Overview)
Mengecek kembali atau Langkah mundur dan lihat
semuanya secara keseluruhan atau Siswa
meneliti/mengecek kembali secara menyeluruh mulai
dari awal sampai akhir (yang dihasilkan pada FRISC).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka berpikir kritis yang dimaksud
peneliti adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mampu menganalisis
permasalahan dan argumentasi secara mendalam, tidak mempercayai begitu saja
informasi yang datang dari berbagai sumber dan mampu membuat keputusan
13
tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan berdasarkan kriteria FRISCO
(Focus, Reason, Inference, Situation, Clarity and Overview) dalam memecahkan
masalah yang diberikan.
D. Pemecahan Masalah Matematika
1. Matematika
Matematika memiliki bahasa dan aturan yang terdefinisi dengan baik,
penalaran yang jelas, sistematis dan struktur atau keterkaitan antar konsep
yang kuat. Matematika merupakan salah satu bidang yang ada pada semua
jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal. Pada
dasarnya, matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang
berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Ketiga hal ini berkaitan
dengan berbagai aspek kehidupan manusia, karena banyak masalah dalam
kehidupan kita yang dapat diselesaikan dengan matematika, misalnya
menghitung, mengukur dan sebagainya.
Menurut Anasha (Alexandra dan Ratu, 2018:104) matematika
merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan disemua jenjang
pendidikan. Matematika memiliki peran penting dalam meningkatkan
kemampuan berpikir. Sedangkan Menurut Uno (Mahardiningrum dan Ratu,
2018:76) matematika adalah suatu bidang ilmu yang berfungsi sebagai alat
pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis,
yang unsur-unsurnya logis dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan
individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar,
geometri dan analisis.
14
Pendefinisian matematika sampai saat ini belum ada kesepakatan yang
bulat, namun demikian dapat dikenal melalui karakteristiknya. Sedangkan
karakteristik matematika dapat dipahami melalui hakikat matematika.
Karakteristik matematika menurut Muharti (2019) adalah sebagai berikut.
a. Memiliki objek kajian yang abstrak
Objek matematika adalah objek mental atau pikiran. Oleh karena
itu bersifat abstrak. Objek kajian matematika yang dipelajari di sekolah
adalah fakta, konsep, operasi (skill) dan prinsip. Fakta adalah sebarang
permufakatan atau kesepakatan atau konvensi dalam matematika. Fakta
matematika meliputi istilah (nama) dan simbol atau notasi atau lambang.
Konsep adalah ide (abstrak) yang dapat digunakan atau memungkinkan
seseorang untuk mengelompokkan atau menggolongkan suatu objek,
sehingga objek itu termasuk contoh konsep atau bukan konsep. Operasi
adalah aturan pengerjaan (hitung, aljabar, matematika dan lain-lain)
untuk tunggal dari satu elemen atau lebih elemen yang diketahui. Prinsip
adalah hubungan antara beberapa objek dasar matematika sehingga
terdiri dari beberapa fakta, konsep dan dikaitkan dengan suatu operasi.
b. Mengacu pada kesepakatan
Fakta merupakan kesepakatan atau permufakatan atau konvensi.
Kesepakatan itu menjadikan pembahasan matematika mudah
dikomunikasikan. Pembahasan matematika berrumpu pada kesepakatan-
kesepakatan. Contoh: lambang bilangan 1,2,3,... adalah salah satu bentuk
kesepakatan dalam matematika.
15
c. Berpola pikir deduktif
Matematika mempunyai pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif
didasarkan pada urutan kronologis dari pengertian pangkal, aksioma
(postulat), defenisi, sifat-sifat, dalil-dalil (rumus-rumus) dan
penerapannya dalam matematika sendiri atau dalam bidang lain dan
kehidupan sehari-hari. Pola pikir deduktif adalah pola pikir yang
didasarkan pada suatu pernyataan yang sebelumnya telah diakui
kebenarannya.
d. Konsisten dalam Sistemnya
Matematika memiliki berbagai macam sistem. Sistem dibentuk
dari prinsip-prinsip matematika. Tiap sistem dapat saling berkaitan
namun dapat pula dipandang lepas (tidak berkaitan). Sistem yang
dipandang lepas misalnya sistem yang terdapat dalam aljabar dan sistem
yang terdapat dalam geometri. Dalam suatu sistem matematika berlaku
hukum konsistensi, artinya tidak boleh terjadi kontradiksi didalamnya.
Konsistensi ini mencakup dalam hal makna maupun nilai kebenaran.
e. Memiliki Simbol yang Kosong dalam Arti
Matematika memiliki banyak simbol. Rangkaian simbol-simbol
dapat membentuk kalimat matematika yang dinamai model matematika.
Secara umum simbol dan model matematika sebenarnya kosong dalam
arti, artinya suatu simbol atau model matematika tidak ada artinya bila
tidak dikaitkan dengan konteks tertentu.
16
f. Memperhatikan Semesta Pembicaraan
Konsep simbol dan model matematika kosong dari arti dan akan
bermakna bila dikaitkan dengan konteks tertentu maka perlu adanya
lingkup atau semesta dari konteks yang dibicarakan. Lingkup atau
semesta dari konteks yang dibicarakan sering diistilahkan dengan nama
semesta pembicaraan.
2. Masalah Matematika
Pengertian tentang masalah telah dikemukakan oleh beberapa ahli
pendidikan. Hudojo mengemukakan bahwa masalah sebagai pernyataan
kepada seseorang dimana orang tersebut tidak mempunyai aturan/hukum
tertentu yang segera dapat digunakan untuk menemukan jawaban dari
pertanyaan tersebut (Faizalnisbah, 2013). Sedangkan menurut Sugiyono
(2009:52) masalah diartikan sebagai penyimpanan antara yang seharusnya
dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara
aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dan pelaksana.
Suatu soal dapat dipandang sebagai masalah, marupakan hal yang
sangat relatif. Suatu soal yang dianggap sebagai masalah bagi seseorang, bagi
orang lain mungkin hanya merupakan hal yang rutin belaka. Dengan
demikian, guru perlu berhati-hati dalam menentukan soal yang akan disajikan
sebagai pemecahan masalah. Bagi sebagian besar guru, untuk memperoleh
atau menyusun soal yang benar-benar bukan merupakan masalah yang rutin
bagi siswa termasuk pekerjaan yang sulit. Akan tetapi hal ini dapat diatasi
antara lain melalui pengalaman dalam menyajikan soal yang bervariasi baik
17
bentuk, tema masalah, tingkat kesulitan serta tuntutan kemampuan intelektual
yang ingin dicapai atau dikembangkan pada siswa.
Dalam pembelajaran matematika, masalah dapat disajikan dalam
bentuk soal tidak rutin yang berupa soal cerita, penggambaran fenomena atau
kejadian, ilustrasi gambar atau teka-teki. Masalah tersebut kemudian disebut
masalah matematika karena mengandung konsep matematika. Terdapat
beberapa jenis masalah matematika menurut Hudoyo (Asfar, 2018:97)
sebagai berikut.
a. Masalah transalasi, merupakan masalah kehidupan sehari-hari yang untuk
menyelesaikannya perlu translasi dari bentuk verbal ke bentuk
matematika.
b. Masalah aplikasi, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyelesaikan masalah dengan menggunakan berbagai macam-macam
keterampilan dan proseur matematika.
c. Masalah proses, biasanya untuk menyusun langkah-langkah, merumuskan
pola-pola dan strategi khusus dalam menyelesaikan masalah.
d. Masalah teka-teki, sering kali digunakan untuk rekreasi dan kesenangan
sebagai alat yang bermanfaat untuk tujuan yang efektif dalam
pembelajaran matematika.
Menurut Polya (Tisngati, 2015:116) menjelaskan ada dua macam
masalah dalam matematika, yaitu masalah menemukan dan masalah
membuktikan. sementara menurut Polya (Riffanti dan Setiawan, 2017: 115)
yaitu: (1) masalah rutin adalah suatu masalah yang semata-mata hanya
merupakan latihan yang dapat dipecahkan dengan menggunakan beberapa
18
perintah atau algoritma. Contohnya: 2x + 4 =___ . Ini adalah masalah rutin
untuk semua siswa sekolah menengah karena apa yang hendak dilakukan
sudah jelas dan secara umum siswa tahu bagaimana menghitungnya. (2)
Masalah non rutin adalah masalah yang cara penyelesaiannya diperlukan
pemikiran lebih lanjut karena prosedurnya tidak sejelas atau tidak sama
dengan prosedur yang dipelajari, masalah non rutin lebih menantang dan
diperlukan kemampuan kreativitas dari pemecah masalah. Contoh soal
masalah non rutin, yaitu salah satu sudut sebuah segitiga ukurannya lima kali
sudut pertama. Sedangkan sudut ketiga besarnya 2° kurang dari sudut
pertama. Berapakah besar masing-masing sudut segita tersebut?.
Jadi, masalah matematika dalam penelitian ini adalah suatu pertanyaan
matematika yang solusinya tidak dapat ditemukan segera hanya dengan
menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya. Masalah
matematika ini termasuk jenis masalah menemukan.
3. Pemecahan Masalah Matematika
Kemampan pemecahan masalah merupakan tujuan umum
pembelajaran matematika. Pandangan pemecahan masalah sebagai proses inti
dan utama dalam kurikulum matematika berarti bahwa pembelajaran
pemecahan masalah mengutamakan proses dan strategi yang dilakukan siswa
dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Adanya suatu masalah umumnya
mendorong siswa untuk dapat memecahkan masalah dengan segera namun
tidak tahu secara langsung bagaimana menyelesaikannya. Pemecahan
masalah memang sangat penting dan membutuhkan tingkat berpikir yang
tinggi, namun sebenarnya dapat dipelajari.
19
Terdapat banyak interpretasi tentang pemecahan masalah dalam
matematika. Nugent dan Vitale (Fatmawati, 2014:914-915) menjelaskan
dalam pemecahan masalah melibatkan mengidentifikasi masalah,
mengeksplorasi alternatif solusi, melaksanakan alternatif atau solusi yang
dipilih dan mendatangkan suatu hasil yang disebut kesimpulan, sementara
menurut Ormrod (Widyastuti, 2015:184) pemecahan masalah adalah
menggunakan (yaitu mentransfer) pengetahuan dan keterampilan yang sudah
ada untuk menjawab pertanyaan yang belum terjawab atau situasi yang sulit.
Branca (Netriwati, 2016:182) mengemukakan bahwa pemecahan
masalah memiliki tiga interpretasi yaitu: (1) pemecahan masalah sebagai
suatu tujuan utama, (2) pemecahan masalah sebagai sebuah proses dan (3)
pemecahan masalah sebagai keterampilan dasar. Ketiga hal itu mempunyai
implikasi dalam pembelajaran matematika. Pertama, jika pemecahan masalah
merupakan suatu tujuan maka ia terlepas dari masalah atau prosedur yang
spesifik, juga terlepas dari materi matematika, yang terpenting adalah
bagaimana cara memecahkan masalah sampai berhasil. Kedua, jika
pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses maka penekanannya
bukan semata-mata pada hasil, melainkan bagaimana metode, prosedur,
strategi dan langkah-langkah tersebut dikembangkan melalui penalaran dan
komunikasi untuk memecahkan masalah. Ketiga, pemecahan masalah sebagai
keterampilan dasar atau kecakapan hidup (life skill), karena setiap manusi
harus mampu memecahkan masalahnya sendiri. Jadi pemecahan masalah
merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki setiap siswa.
20
Menurut Polya (Anwar dan Amin, 2013:2-3) terdapat empat langkah
dalam memecahkan masalah yaitu memahami masalah, merencanakan
pemecahan masalah, melaksanakan rencana dan memeriksa kembali. Kempat
langkah tersebut akan dijelaskan sebai berikut.
a. Memahami masalah
Pada langkah ini, siswa dianjurkan memahami masalah dengan
kata-kata (pemikiran) mereka sendiri. Memahami soal merupakan
langkah yang penting dalam mnyelesaikan soal. Tanpa pemahaman yang
baik, seorang siswa tidak akan bisa mneyelesaikan soal yang
dihadapinya. Kekeliruan memahami soal juga dapat berdampak terhadap
tidak terselesaikannya pekerjaan soal cerita secara tepat. Adapun
kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
• Menentukan hal yang diketahui
• Menentukan hal yang ditanyakan
• Menentukan apakah informasi yang diperlukan sudah cukup
• Menentukan kondisi (syarat) harus dipenuhi
Apabila siswa melakukan kegiatan-kegiatan diatas menunjukkan
bahwa siswa telah memahami soal yang telah diberikan.
b. Merencanakan pemecahan masalah
Pada langkah ini diperlukan kemampuan untuk melihat hubungan
antara data dan kondisi apa yang ada dengan data yang dicari. Untuk
sampai pada perencanaan yang baik diperlukan pemikiran yang
mendalam. Hal ini dihasilkan oleh kerja analisis dan sintesis terhadap
data yang ada dan memiliki pengetahuan yang diperlukan. Hasil analisis
21
dan sintesis ini dapat berupa alternatif-alternatif atau dugaan-dugaan
menyelesaikan masalah atau langkah yang perlu dilalui untuk
memperoleh jawaban. Untuk menjawab masalah yang ditanyakan, siswa
harus membuat rencana untuk menyelesaikan masalah, mengumpulkan
informasi-informasi atau data-data yang ada dan yang sudah pernah
dipelajari sebelumnya. Guru memotivasi siswa dengan meminta siswa
memperhatikan hal yang ditanyakan dan mencoba untuk memikirkan
penyelesaian soal tersebut.
c. Melaksanakan rencana
Rencana yang telah dikembangkan melalui penguasaan konsep
dan berbagai strategi, selanjutnya diimplementasikan selangkah demi
selangkah sehingga mencapai apa yang diharapkan. Pengalaman
memecahkan masalah dan pola yang ada dari proses pemecahan
masalahnya sangat membantu kelancaran siswa dalam menjalankan
rencana pemecahan masalah.
d. Memeriksa kembali
Penyelesaian yang telah diperoleh dikaji ulang sehingga benar-
benar merupakan jawaban yang dicari. Siswa sering menganggap bahwa
hasil implementasi rencana yang telah ditetapkan pasti merupakan
jawaban dari permasalahan mereka. Mereka tidak menyadari bahwa
sangat dimungkinkan jwabannya tidak masuk akal, tidak hanya satu,
mungkin masih ada proses pemerolehan jawaban yang lain dan
sebagainya. Untuk lebih jelasnya coba perhatikan tabel dibawah ini.
22
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah
matematika adalah keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam
mengidentifikasi masalah, mengeksplorasi alternatif solusi untuk menjawab
pertanyaan yang belum terjawab atau situasi yang sulit.
E. Perbedaan Gender
Hakikatnya, semua makhluk hidup diciptakan berpasangan. Pada manusia
misalnya, ada laki-laki dan perempuan. Keduanya diciptakan dalam derajat,
harkat dan martabat yang sama. Kalaupun memiliki bentuk dan fungsi yang
berbeda itu semua agar keduanya saling melengkapi. Namun, dalam perjalanan
kehidupan manusia banyak terjadi perubahan peran dan status atas keduanya,
terutama dalam masyarakat. Proses tersebut lama kelamaan menjadi kebiasaan
dan membudaya yang memungkinkan berdampak pada terjadinya diskriminasi
terhadap salah satu jenis kelamin di masyarakat.
Istilah ‘gender’ dikemukakan oleh para ilmuan sosial dengan maksud
untuk menjelaskan perbedaan laki-laki dan perempuan yang mempunyai sifat
bawaan (ciptaan Tuhan). Gender adalah pembeda genetality dan bukan bentukan
budaya (konstruksi sosial). Seringkali orang mencampuradukkan ciri-ciri manusia
yang bersifat kodrati (tidak berubah) dengan yang bersifat non-kodrati (gender)
yang bisa berubah dan diubah. Perbedaan gender ini juga menjadikan orang
berpikir kembali tentang pembagian peran yang dianggap telah melekat, baik pada
laki-laki maupun perempuan.
Broverman, dkk. (Walgito, 2011:123) menemukan bahwa laki-laki dan
perempuan kedua-duanya memiliki stereotip gender. Pada laki-laki sifatnya lebih
independen, agresif, ambisius, kuat dan kasar (blunt), sedangkan pada perempuan
23
lebih pasif,emosional, mudah dipengaruhi, aktif bicara (talkaktive) dan bijaksana
(tactful). Crane dan Markus (Walgito, 2011:125) berpendapat bahwa berdasarkan
pada identitas seksual yang berkaitan dengan skema diri, individu yang berbeda
akan memproses tipe informasi yang berbeda dengan tingkatan yang bervariasi.
Misalnya, orang dengan identitas seksual laki-laki akan memproses informasi
yang relevan dengan skema dirinya lebih efesien daripada informasi mengenai
identitas seksual perempuan.
Heddy Shri Ahimsha Putra (Fibrianto, 2016:12-13) menegaskan bahwa
istilah gender dapat dibedakan kedalam beberapa pengertian, yaitu: gender
sebagai suatu istilah asing dengan makna tertentu,gender sebagai suatu fenomena
sosial budaya, gender sebagai suatu kesadaran sosial, gender sebagai suatu
persoalan sosial budaya, gender sebagai sebuah konsep untuk analisis, gender
sebagai sebuah perspektif untuk memandang kenyataan.
Menurut Paramita (2014:52) Gender adalah perbedaan perbedaan peran,
fungsi dan tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang dihasilkan dari
konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai perkembangan zaman. Dalam
Women Studies Ensiklopedia dijelaskan bahwa jender adalah suatu konsep
kultural, berupaya membuat perbedaan dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan
karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam
masyarakat (Fibrianto, 2016:13). Gender berpengaruh juga dalam proses belajar
mengajar. Pandangan yang bersifat bias gender seringkali mempengaruhi interaksi
dan motivasi siswa laki-laki dan perempuan.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan gender
adalah perbedaan proses berpikir laki-laki dan perempuan.
24
F. Hubungan Antara Gender dan Berpikir Kritis dalam Memecahkan
Masalah Matematika
Berpikir merupakan aktivitas manusia yang intensional dan terjadi apabila
seseorang menjumpai suatu problema (masalah) yang harus dipecahkan. Dalam
proses berpikir tersebut, seseorang menghubungkan pengertian yang satu dengan
yang lainnya dalam rangka mendapatkan pemecahan dari masalah yang sedang
dihadapi.
Proses berpikir adalah aktivitas yang terjadi dalam otak manusia. Dalam
berpikir tersebut orang menyusun hubungan antara bagian pengetahuan yang telah
direkam, kemudian hasil rekaman-rekaman tersebut dianggap sebagai pengertian-
pengertian, yang selanjutnya digunakan untuk dapat menyelesaiakan masalah
yang dihadapinya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui keberhasilan siswa
maupun proses pembelajaran, guru perlu mengadakan penilaian tentang
kemampuan berpikir kritis siswa laki-laki dan perempuan. Penilaian kemampuan
berpikir kritis dapat dilakukan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan indikator berpikir kritis yang telah disiapkan sebelumnya.
Selain itu, diperlukan suatu kriteria tentang berpikir kritis siswa. Kriteria tersebut
dapat digunakan sebagai pedoman guru untuk mengetahui proses berpikir kritis
siswa laki-laki dan perempuan pada saat memecahkan masalah matematika.
Perbedaan kemampuan dan potensi yang dimiliki laki-laki dan perempuan
tersebut memungkinkan terjadinya perbedaan proses berpikir antara laki-laki dan
perempuan dalam memecahkan masalah matematika. Dalam penelitian Ningsih
(Cahyono, 2017:53) siswa perempuan kurang dapat berpiir kritis dengan baik
25
dalam memecahkan masalah matematika dibandingkan dengan siswa laki-laki
berdasarkan gaya kognitif.
Berdasarkan pendapat diatas, maka perbedaan gender dapat menyebabkan
terjadinya perbedaan siswa dalam berpikir kritis untuk mengkonstruk pengetahuan
mereka dalam memahami, menalar dan menganalisis dalam memecahkan masalah
matematika.
G. Kajian Materi Terkait Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
1. Bentuk Umum SPLDV
Dua buah persamaan linear dengan dua variabel (PLDV) yang
memiliki penyelesaian disebut Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV).
Bentuk umum yaitu:
ax + by = c ...........(persamaan 1)
px + qy = r ...........(persamaan 2)
Contoh:
3x + 5y = 7
2x - 3y = 11
SPLDV di atas memiliki himpunan penyelesaian �(�, �)� = �(4, −1)�
2. Teknik Penyelesaian
SPLDV dapat diselesaikan dengan tiga cara, yaitu:
a. Metode Subtitusi
Contoh:
3x + y = 7 ...(1) dan 2x – 5y = 33 ....(2)
Jawab:
26
3x + y = 7 → y = 7 – 3x .....(3)
Persamaan (3) disubtitusikan ke persamaan (2)
2x – 5y = 33
→ 2x – 5(7x-3x) = 33
→ 2x – 35 + 15x = 33
→ 2x + 15x – 35 = 33
→ 17x = 68
→ x = 4 ....(4)
Persamaan (4) disubtitusikan ke persamaan (3)
y = 7 – 3x
y = 7 – 3(4)
y = -5
Jadi, himpunan penyelesaian adalah �(4, −5)�
b. Metode Eliminasi
Mengeliminasi salah satu dari dua variabel misal mengeliminasi x untuk
mendapatkan nilai dari variabel y.
3x + y = 7 (x5) → 15x + 5y = 35
2x – 5y = 33 (x1) → 2x – 5y = 33 +
17x = 68
x = 4
3x + y = 7 (x2) → 6x + 2y = 14
2x – 5y = 33 (x3) → 6x – 15y = 99 -
17x = -85
x = -5
27
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah �(4, −5)�
c. Metode Campuran
Eliminasi:
3x + y = 7 (x5) → 15x + 5y = 35
2x – 5y = 33 (x1) → 2x – 5y = 33 +
17x = 68
x = 4
Subtitusi: x = 4 ke 3x + y = 7
→ 3x + y = 7
→ 3(4) + y = 7
→ 12 + y = 7
→ y = -5
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah �(4, −5)�
H. Hasil–hasil Penelitian Relevan
Hasil penelitian yang khusus mengkaji proses berpikir kritis dalam
memecahkan masalah matematika ditinjau dari perbedaan gender tidak didapatkan
penulis. Tetapi beberapa penelitian yang berkaitan dijelaskan sebagai berikut.
1. Hasil penelitian Shinta (2017) profil berpikir kritis siswa smp dalam
memecahkan masalah matematika ditinjau dari gaya kognitif dan jenis
kelamin menunjukkan bahwa profil berpikir kritis keempat subjek pada
langkah memahami masalah relative sama. Pada kategori klarifikasi,
keempat subjek menganalisis ruang lingkup permasalahan,
mengidentifikasi asumsi pokok dari permasalahan, mendefinisikan istilah-
istilah yang relevan, mengidentifikasi hubungan bagian permasalahan.
Pada langkah menyusun rencana, keempat subjek melaksanakan semua
indikator kategori asesmen. Siswa laki-laki reflektif melaksanakan semua
28
indikator pada kategori strategi, sedangkan siswa perempuan reflektif tidak
mendiskusikan langkah yang mungkin, siswa laki-laki dan perempuan
impulsive tidak mendiskusikan langkah yang mungkin dan tidak
memprediksi hasil dari langkah yang dibuat. Pada langkah melaksanakan
rencana, keempat subjek menyusun hubungan antara bagian berbeda dari
permasalahan, membuat kesimpulan sesuai hasil diskusi, memikirkan
kesimpulan dengan benar. Pada langkah memeriksa kembali, subjek laki-
laki dan perempuan reflektif mengevaluasi langkah penyelesaian yang
telah dilakukan, sedangkan subjek laki-laki dan perempuan impulsive
tidak mengevaluasi langkah penyelesaian yang telah dilakukan.
2. Hasil penelitian Pradnyo (2012) proses berpikir kritis siswa dalam
memecahkan masalah matematika open ended ditinjau dari kemampuan
matematika siswa pada materi kubus dan balok sebagai berikut.
a. Proses berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah matematika
open ended, siswa berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan
kemampuan matematika tinggi menunjukkan bahwa melalui seluruh
tahapan berpikir kritis pada setiap nomor soal.
b. Proses berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah matematika
open ended, siswa dengan berjenis kelamin laki-laki dengan
kemampuan matematika sedang menunjukkan bahwa dapat melalui
tahap berpikir kritis pada setiap nomor soal. Sedangkan siswa berjenis
kelamin perempuan melalui tahap kalrifikasi dan strategi pada setiap
nomor soal.
29
c. Proses berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah matematika
open ended, siswa berjenis kelamin laki-laki dengan kemampuan
matematika rendah menunjukkan bahwa tidak dapat melalui tahap
pada setiap nomor soal. Sedangkan siswa berjenis kelamin perempuan
melalui tahap klarifikasi pada setiap nomor soal.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Untuk menjawab pertanyaan penelitian digunakan penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, difokuskan pada analisis
kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari
perbedaan gender berdasarkan indikator FRISCO dari Ennis.
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Labakkang yaitu pada kelas
VIII.1. Subjek penelitian ini sebanyak 4 orang siswa yaitu dua orang siswa laki-
laki dan dua orang siswa perempuan. Siswa yang diambil sebagai subjek
penelitian adalah siswa yang mempuanyai nilai rapor yang sama-sama tinggi.
Selanjutnya, untuk menentukan subjek dalam penelitian ini dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan kelas penelitian, yaitu siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2
Labakkang.
2. Mengelompokkan siswa berdasarkan gender
3. Memilih siswa yang mempuanyai nilai rapor yang cenderung sama
4. Pada tahapan ketiga diatas terdiri dari dua subjek laki-laki dengan inisial LK1
dan LK2 dan dua subjek perempuan dengan inisial PR1 dan PR2.
5. Meminta kesediaan subjek untuk berpartisipasi dalam pengambilan data
selama penelitian.
30
31
Setelah diperoleh dua orang siswa laki-laki dan dua orang siswa
perempuan yang memiliki kemampuan setara, kemudian peneliti meminta
kesediaan siswa untuk diwawancarai. Subjek penelitian disajikan pada tabel 3.1
berikut.
Tabel 3.1 Subjek Penelitian
No. Gender Kode Nilai Rapor Matematika
1 Laki-laki LK1 91
2 Laki-laki LK2 90
3 Perempuan PR1 90
4 Perempuan PR2 91
C. Prosedur Penelitian
Secara garis besar, prosedur penelitian yang digunakan oleh peneliti terdiri
empat tahap, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap analisis data dan
tahap pembuatan laporan.
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Mengumpulkan referensi terkait berpikir kritis.
b. Melakukan observasi di lapangan.
c. Merancang instrumen penelitian.
d. Melakukan validasi terehadap instrumen penelitian.
e. Menganalisis hasil validasi instrumen penelitian kemudian merevisi
instrumen tersebut.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
32
a. Menentukan subjek penelitian berdasarkan gender. Siswa dikelompokkan
menjadi dua, yaitu memilih 2 (dua) orang siswa yang berjenis kelamin
laki-laki dan 2 (dua) orang siswa berjenis kelamin perempuan yang
memiliki kemampuan matematika yang setara dan bersedia untuk
diwawancarai.
b. Memberikan tes pemecahan masalah kepada subjek penelitian, kemudian
subjek tersebut diwawancarai.
c. Tahap Analisis data
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Menganalisis hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara.
b. Mendeskripsikan hasil analisis data.
3. Tahap Pembuatan Laporan
Pada tahap ini, peneliti membuat laporan hasil penelitian mengenai analisis
kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari
perbedaan gender pada siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Labakkang
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data pada
penelitian ini adalah:
1. Instrumen utama
Dalam penelitian ini, yang akan menjadi instrumen utama adalah
peneliti sendiri. Hal ini disebabkan karena peneliti langsung yang
berhubungan dengan subjek penelitian dan hanya peneliti yang mampu
memahami kenyataan dilapangan melalui observasi dan melakukan
wawancara serta tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.
33
2. Instrumen pendukung
a. Tes pemecahan masalah (TPM) tentang kemampuan berpikir kritis
Tes soal pemecahan masalah matematika yang diberikan adalah
berhubungan dengan materi kelas VIII SMP yang digunakan sebagai alat
untuk mengungkap berpikir kritis siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2
Labakkang dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan gender
sesuai indikator FRISCO. Sebelum tes soal pemecahan masalah diberikan
kepada subjek, soal tersebut akan divalidasi terlebih dahulu untuk menilai
apakah materi, konstruksi dan bahasa yang digunakan dalam soal
pemecahan masalah telah memenuhi kriteria valid atau tidak.
Secara sistematis, langkah pembuatan soal pemecahan masalah
disajikan dalam gambar 3.1 berikut.
Tidak
Ya
Gambar 3.1 Alat penyusunan draft soal pemecahan masalah
Penyusunan soal pemecahan
masalah
Validasi oleh ahli
Keterangan
: Arah proses
: Kegiatan
: Pertanyaan
: hasil Soal dapat digunakan
Valid
Draft Revisi
34
Berikut ini disajikan TPM yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengungkap berpikir kritis siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Labakkang
dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan gender.
(Terlampir)
Sebelum digunakan, instrumen TPM divalidasi oleh dua orang
dosen yang termasuk dalam tim validasi dan konsultasi dengan
pembimbing. Berdasarkan hasil yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa
instrumen instrumen TPM yang peneliti rancang layak digunakan tanpa
revisi.
b. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara berfungsi sebagai acuan atau pedoman bagi
peneliti sehingga wawancara menjadi terarah. Subjek diwawancarai
berdasarkan hasil pekerjaan yang mereka tulis ketika menjawab soal
pemecahan masalah. Pedoman wawancara dibuat sedemikian rupa agar
dapat mengetahui lebih dalam tentang kemampuan berpikir kritis siswa
kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Labakkang sesuai indikator FRISCO dalam
memecahkan masalah matematika ditinjau dari perbedaan gender.
Secara umum, proses pengembangan pedoman wawancara dapat
dilihat pada gambar 3.2 berikut.
Tes Pemecahan Masalah (TPM)
Harga dua baju dan satu kaos Rp 170.000,00, sedangkan harga satu baju
dan tiga kaos Rp 185.000,00. Berapakah harga tiga baju dan dua kaos?
35
Tidak
Ya
Gambar 3.2 Alur pengembangan pedoman wawancara
Pedoman wawancara ini merupakan pedoman umum, pertanyaan
yang spesifik berkembang berdasarkan temuan-temuan pada tes
pemecahan masalah matematika.
Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara semi struktur dan terbuka. Untuk mendapatkan informasi
yang valid dan akurat, maka proses wawancara dilakukan setelah subjek
menyelesaikan tes soal pemecahan masalah matematika yang diberikan.
Sebelum digunakan, pedoman wawancara divalidasi oleh dua
orang dosen yang termasuk dalam tim validasi dan konsultasi dengan
pembimbing. Berdasarkan hasil yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa
pedoman wawancara yang peneliti rancang layak digunakan tanpa revisi.
Berikut ini disajikan pedoman wawancara yang telah divalidasi dan
digunakan ketika wawancara berlangsung.
Penyusunan pedoman
wawancara
Keterangan :
: arah proses
: kegiatan
: pertanyaan
: hasil
Validasi oleh ahli
Valid
Pedoman
wawancara dapat
digunakan
Diskusi dengan pakar revisi
36
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara
Kriteria
Berpikir
Kritis
Indikator Pertanyaan
F
• Menentukan pokok
permasalahan pada soal
• Memutuskan strategi yang
akan digunakan untuk
memecahkan masalah
• Menyimpulkan jawaban
yang ditemukan
• Apa pokok permasalahan yang
anda temukan pada soal?
• Strategi apa yang anda gunakan
dalam memecahkan masalah?
• Menurut anda apakah jawaban
yang anda temukan benar?
R
Memberikan alasan logis
berdasarkan fakta/bukti yang
relevan pada setiap langkah
dalam membuat keputusan
maupun proses penarikan
kesimpulan.
Alasan-alasan apa saja yang
mendasari setiap langkah yang
anda gunakan dalam memecahkan
masalah?
I
Membuat proses penarikan
kesimpulan berdasarkan alasan
yang tepat.
Apa kesimpulan yang anda
peroleh?
S
Menggunakan semua
informasi yang sesuai dengan
permasalahan.
Informasi apa saja yang anda
gunakan dalam memecahkan
masalah?
C
Menjelaskan istilah-istilah
yang digunakan dalam
memecahkan masalah.
• Apa penjelasan anda tentang
istilah yang anda gunakan
dalam soal?
• Berikan contoh kasus yang
mirip dengan soal tersebut!
O
Mengecek kembali secara
menyeluruh mulai dari awal
sampai akhir (yang dihasilkan
pada FRISCO).
Bagaimana cara anda mengecek
kembali pemecahan masalah yang
anda temukan?
(Terlampir)
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan berdasarkan instrumen tes. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan
teknik non tes. Teknik tes digunakan untuk menentukan tes pemecahan masalah
matematika untuk mendapatkan hasil pekerjaan siswa dalam memecahkan
masalah matematika dan mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa
37
laki-laki dan perempuan, sedangkan teknik non tes digunakan untuk
menggunakan metode wawancara untuk memperoleh kredibilitas data.
1. Teknik Tes
Teknik tes yang dimaksud berupa tes pemecahan masalah matematika
berbentuk uraian (essay test) yang berupa masalah matematika (soal rutin dan
non rutin) yang akan diberikan kepada subjek penelitian yang telah dipilih
berdasarkan pertimbangan yang telah diungkap sebelumnya, yakni untuk
melihat pemecahan masalah matematika siswa. Tes ini digunakan untuk
mengukur pemecahan masalah matematika siswa berdasarkan langkah-
langkah penyelesaian yang telah ditetapkan dan mengetahui tingkat
kemampuan berpikir kritis siswa laki-laki dan perempuan
2. Teknik Non Tes
Teknik non tes yang dimaksud disini adalah data wawancara.
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu, menurut Esterbeg (Cahyono, 2017:54).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam wawancara pada penelitian ini
adalah objektivitas. Objektivitas merujuk pada hubungan pewawancara dan
terwawancara. Wawancara ini dilakukan untuk mengungkap secara kualitatif
kemampuan berpikir kritis siswa laki-laki dan perempuan dalam memecahkan
masalah matematika. Pewawancara memberi kebebasan kepada terwawancara,
apa saja yang berkaitan dengan permasalahan yang diberikan. Tujuannya adalah
untuk meminimalkan pengaruh pewawancara terhadap subjek.
38
Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan yang dilakukan
peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber yaitu
membandingkan data subjek satu dengan data subjek yang lain. Dari hasil
triangulasi yang sama merupakan data subjek yang valid.
F. Teknik Analisis Data
Data dari hasil tes dan hasil wawancara kemudian dianalisis dengan
pendekatan kualitatif. Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada tahapan
analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (Cahyono, 2017:55) sebagai
berikut.
1. Tahap Reduksi data
Data-data yang diperoleh dari tes pemecahan masalah dan wawancara
kemudian direduksi. Reduksi data ini dimaksudkan untuk menyeleksi dan
memfokuskan data-data yang telah diperoleh di lapangan. Dari proses reduksi ini,
data-data dipilih kemudian dikelompokkan dengan data-data yang sesuai dengan
kebutuhan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
2. Tahap penyajian data
Pada tahap ini, peneliti menyajikan data yang merupakan hasil tahap
reduksi. Data yang diperoleh peneliti akan dituliskan kembali dan dianalisis untuk
menarik kesimpulan dari data tersebut.
3. Tahap penarikan kesimpulan
Verifikasi data dan penarikan kesimpulan dilakukan selama kegiatan
analisis berlangsung sehingga diperoleh suatu kesimpulan akhir. Penarikan
kesimpulan dilakukan berdasarkan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan
39
baik melalui tes maupun wawancara terhadap siswa. Hal ini dilakukan dengan
cara membandingkan hasil pekerjaan siswa dengan hasil wawancara dengan
siswa, sehingga dapat ditarik kesimpulan yang benar tentang kemampuan berpikir
kritis siswa dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari perbedaan
gender berdasarkan indikator FRISCO dalam pemecahan maalah menurut Polya.
Skema analisis data dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut ini.
Gambar 3.3 Analisis data
Telaah data
Reduksi data
Penyajian data
Verifikasi data
Penarikan kesimpulan
penelitian
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijawab pertanyaan penelitian yang diajukan pada bab I,
yaitu Bagaimana kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah
matematika ditinjau dari perbedaan gender pada siswa kelas VIII. 1 SMP Negeri 2
Labakkang?
A. Hasil Penelitian
Hasil dari Tes Pemecahan Masalah (TPM) dan wawancara yang telah
diperoleh dari setiap subjek kemudian ditranskripkan dan dipaparkan guna
mengetahui kemampuan berpikir kritis subjek dalam memecahkan masalah yang
diberikan. Berikut adalah hasil pekerjaan LK1, LK2, PR1dan PR2 terhadap tes
pemecahan masalah (TPM).
40
41
Gambar 4.1 Hasil Pekerjaan LK1 terhadap Tes Pemecahan Masalah (TPM)
42
43
Gambar 4.2 Hasil Pekerjaan LK2 terhadap Tes Pemecahan Masalah (TPM)
44
45
Gambar 4.3 Hasil Pekerjaan PR1 Terhadap Tes Pemecahan Masalah (TPM)
46
Gambar 4.4 Hasil Pekerjaan PR2 terhadap Tes Pemecahan Masalah (TPM)
47
Selanjutnya dilakukan wawancara berkaitan dengan hasil pekerjaan yang
terdapat pada gambar diatas. Adapun yang diamati dari hasil pekerjaan tersebut
adalah kriteria berpikir kritis FRISCO yang meliputi focus, Reason, Inference,
Situation, Clarity and Overview.
a. F (Focus)
Untuk mengetahui informasi dari LK1, LK2, PR1 dan PR2 tentang focus
terhadap tes yang diberikan yaitu dengan menggunakan teknik wawancara semi
struktur.
1) Subjek Laki-laki (LK)
a) Subjek Laki-laki 1 (LK1)
Berikut adalah transkrip hasil wawancara peneliti dengan subjek
penelitian.
Tabel 4.1 Transkrip Hasil Wawancara untuk Subjek LK1 Pada Focus
P Coba adek baca soal yang kakak berikan
S (membaca soal) sudah kak
P
Kalau kita ingin menyelesaikan suatu soal kan biasanya kita harus
menulis dulu apa-apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.
Menurut adek dalam soal apa saja yang diketahui?
S (membaca soal) yang diketahui itu harga dua baju dan satu kaos Rp
170.000,00, sedangkan harga satu baju dan tiga kaos Rp 185.000,00
P Kalau yang ditanyakan apa?
S Berapakah harga tiga baju dan dua kaos?
P Menurut adek apakah pokok permasalahan yang adek temukan pada
soal?
S
(berpikir) teknik apa di kak yang digunakan dalam memecahkan
masalah ini sedangkan soal ini berupa soal cerita saja tidak berbentuk
soal matematika.
P Sekarang kita lihat langkah pemecahan masalah adek, langkah apa
yang adek lakukan?
S Pertama-tama menuliskan yang diketahui dan ditanyakan pada soal,
kemudian memisalkan dan membuat model matematika dan
48
selanjutnya menggunakan cara eliminasi dan subtitusi kak.
P Adek menggunakan pemisalan apa?
S Saya menggunkan pemisalan a dan b kak. Baju a dan kaos b.
P Kalo model matematikanya bagaimana?
S 2a + b = 170.000 dan a + 3b = 185.000
P Sekarang kakak tanya apa adek yakin dengan jawaban adek itu
benar?
S (berpikir) yakin kak
Dari tabel 4.1 Transkrip hasil wawancara untuk subjek laki-laki 1
pada focus, terungkap bahwa dalam focus, subjek laki-laki 1:
• Menuliskan dan menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan pada
soal
• Mengemukakan pokok masalah yang terdapat pada soal yaitu pokok
permasalahan yang paling besar dalam memecahkan masalah
matematika, mencari solusi dan menarik kesimpulan
• Memutuskan strategi yang digunakan yaitu pertama-tama saya
memisalkan baju a dan kaos b, kemudian membuat model matematika
dari soal dengan berpatokan pada apa-apa saja yang diketahi pada soal
• Mengemukakan kesimpulan jawaban yang diperoleh adalah benar. Pada
kesempatan ini peneliti belum menyatakan alasan kesimpulan yang
dibuat. Tentang hal ini akan dijelaskan pada bagian berikut.
b) Subjek Laki-laki 2 (LK2)
Berikut adalah transkrip hasil wawancara peneliti dengan subjek
penelitian.
49
Tabel 4.2 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK2 pada Focus
P Coba adek baca soal yang kakak berikan
S (membaca soal) sudah kak
P
Kalau kita ingin menyelesaikan suatu soal kan biasanya kita harus
menulis dulu apa-apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.
Menurut adek dalam soal?
S (membaca soal) harga dua baju dan satu kaos Rp.170.000,00, dan
harga satu baju dan kaos Rp.185.000,00
P Kalau yang ditanyakan apa?
S Berapakah harga tiga baju dan dua kaos?
P Menurut adek apakah pokok permasalahan yang adek temukan pada
soal?
S
(berpikir) cara apa yang bisa saya gunakan dalam menjawab
pertanyaan dari masalah ini kak sebab soal ini berbentuk soal cerita
saja kak. (kening sedikit berkerut)
P Sekarang kita lihat langkah pemecahan masalah adek, langkah apa
yang adek lakukan?
S
Pertama-tama menuliskan yang diketahui dan ditanyakan pada soal,
kemudian memisalkan dan membuat model matematika dan
selanjutnya menggunakan cara eliminasi dan subtitusi kak.
P Adek menggunakan pemisalan apa?
S Saya menggunkan pemisalan x dan y kak. Buku tulis x dan pensil y.
P Setelah pemisalan apa lagi yang adek lakukan
S Membuat model matematikanya kak
P Bagaimana bentuk model matematikanya ?
S 2x + 1y = 170.000, 1x + 3y = 185.000
P Sekarang kakak tanya apa adek yakin dengan jawaban adek itu
benar?
S (berpikir) yakin kak
Dari tabel 4.2 transkrip hasil wawancara LK2 pada focus, terungkap bahwa
dalam focus subjek LK2 :
50
• Menuliskan dan menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan pada
soal.
• Mengemukakan pokok masalah yang ada pada soal yaitu pokok
permasalahannya itu kak cara apa yang bisa saya gunakan dalam
menjawab pertanyaan dari masalah ini kak sebab soal ini berbentuk soal
cerita saja kak.
• Memutuskan strategi yang akan digunakan yaitu Pertama-tama
menuliskan yang diketahui dan ditanyakan pada soal, kemudian
memisalkan dan membuat model matematika dan selanjutnya
menggunakan cara eliminasi dan subtitusi kak.
• Mengemukakan kesimpulan jawaban yang diperoleh adalah benar. Pada
kesempatan ini peneliti belum menanyakan alasan kesimpulan yang dibuat
c) Uji Kredibilitas Data pada Focus
Uji kredibilitas dilakukan pada focus subjek LK1 dan subjek LK2
berdasarkan transkrip hasil wawancara pada tabel 4.1 dan 4.2 dapat disajikan
sebagai berikut.
Tabel 4.3 Uji Kredibilitas data LK1 dan LK2 pada focus
Data LK1 pada focus Data LK2 pada focus
Menuliskan dan menyebutkan apa
yang diketahui dan ditanyakan pada
soal.
Menuliskan dan menyebutkan apa yang
diketahui pada soal.
Mengemukakan pokok masalah yang
ada pada soal.
Mengemukakan pokok masalah yang
ada pada soal.
Memutuskan strategi yang akan
digunakan yaitu membuat pemisalan
pada barang yaitu baju a dan kaos b
dan membuat model matematika.
Memutuskan strategi yaitu membuat
pemisalan dan model matematika dan
selanjutnya menggunakan cara
eliminasi dan subtitusi
Mengemukakan kesimpulan jawaban
yang diperoleh benar berdasarkan
strategi yang dia buat.
Mengemukakan kesimpulan jawaban
yang diperoleh adalah benar
berdasarkan strategi yang dia buat.
51
Berdasarkan uji kredibilitas pada tabel 4.3, data LK1 dan LK2 valid.
d) Simpulan Data Berpikir Kritis LK pada Focus
Setelah dilakukan uji kredibilitas antara data LK1 dan LK2
disimpulkan data tersebut valid. Oleh karena itu data focus pada LK1 dan Lk2
selanjutnya dianalisis dan hasilnya sebagai berikut.
Subjek LK pada focus menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan
dalam soal. Subjek juga mengemukakan pokok permasalahan yang terdapat
pada soal. Adapun strategi yang akan digunakan subjek LK untuk
memecahkan masalah berdasarkan apa yang ditanyaan pada soal sehingga
subjek LK menyimpulkan yang dia temukan benar.
Untuk memudahkan dalam analisis data berpikir kritis subjek LK pada
focus, berikut ini disajikan tabel 4.4 tentang deskripsi berpikir kritis subjek
LK beserta indikator berpikir kritis pada focus.
Tabel 4.4 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek LK pada Focus
Focus
Indikator Deskripsi
• Menentukan pokok permasalahan
pada soal
• Siswa menuliskan dan menyebutan
apa yang diketahui dan ditanyakan
pada soal.
• Siswa mengemukakan pokok
permasalahan yang ada pada soal.
• Menentukan strategi yang akan
digunakan untuk memecahkan
masalah
Siswa memutuskan strategi yang akan
digunakan bedasarkan pokok
permasalahan yang ada pada soal.
• Menyimpulkan jawaban yang
ditemukan
Siswa mengemukakan kesimpulan
jawaban yang diperoleh adalah benar
berdasarkan strategi yang dia buat.
52
Berdasarkan Tabel 4.4, ternyata subjek LK memenuhi semua indikator
berpikir kritis pada focus.
2) Subjek Perempuan (PR)
a) Subjek Perempuan 1 (PR1)
Berikut adalah transkrip hasil wawancara peneliti dengan subjek
penelitian.
Tabel 4.5 Transkrip Hasil Wawancara Untuk Subjek PR1 pada Focus
P Coba adek baca soal yang kakak berikan
S (membaca soal) sudah kak
P
Kalau kita ingin menyelesaikan suatu soal kan biasanya kita harus
menulis dulu apa-apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Menurut
adek dala soal nomor 3 apa saja yang diketahui?
S Harga dua baju dan kaos yaitu Rp 170.000 dan harga satu baju dan tiga
kaos Rp.185.000
P Kalau yang ditanyakan apa?
S Harga tiga baju dan dua kaos?
P Menurut adek apakah pokok permasalahan yang adek temukan pada
soal?
S (berpikir) banyak kak mulai darimembuat model matematika dari soal,
mencari solusinya dan mengambil kesimpulannya kak.
P Sekarang kita lihat langkah pemecahan masalah adek, langkah apa yang
adek lakukan?
S Hmm... memisalkan dan membuat model matematika
P Adek menggunakan pemisalan?
S Saya menggunakan pemisalan x dan y kak. Baju x dan kaos y.
P Kalo model matematikanya bagaimana?
S 2x +1y = 170.000 dan 1x + 3y = 185.000
P Sekarang kakak tanya apa adek yakin dengan jawaban adek itu benar?
S Iye kak, Insya Allah benar (senyum sambil mengangguk)
53
Dari tabel 4.5 Transkrip hasil wawancara untuk subjek PR1 pada
focus, terungkap bahwa dalam focus, subjek PR1:
• Menuliskan dan menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan pada
soal.
• Mengemukakan pokok masalah yang terdapat pada soal memisalkan dan
membuat model matematika
• Memutuskan strategi yang digunakan.
• Mengemukakan kesimpulan jawaban yang diperoleh adalah benar. Pada
kesempatan ini peneliti belum menyatakan alasan kesimpulan yang
dibuat PR1. Tentang hal ini akan dijelaskan pada bagian berikut.
b) Subjek Perempuan 2 (PR2)
Berikut adalah transkrip hasil wawancara peneliti dengan subjek penelitian.
Tabel 4.6 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR2 Padap Focus
P Coba adek baca soal yang kakak berikan
S (setelah membaca beberapa menit) oke kak sudah.
P
Kalau kita ingin menyelesaikan suatu soal kan biasanya kita harus
menulis dulu apa-apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.
Menurut adek dalam apa saja yang diketahui?
S (membaca soal) yang diketahui itu harga dua baju dan satu kaos yaitu
RP.170.000. harga satu baju dan tiga kaos yaitu Rp.185.000
P Kalau yang ditanyakan apa?
S Berapakah harga tiga baju dan dua kaos?
P Menurut adek apakah pokok permasalahan yang adek temukan pada
soal?
S (berpikir) pertama-tama itu kak, masalah ini sedikit berbeda dengan
soal-soal yang pernah saya dapat.
P Sekarang kita lihat langkah pemecahan masalah adek, langkah apa
yang adek lakukan?
S
Pertama-tama membuat pemisalan dari jenis barang tersbut, kemudian
membuat model matematika dari soal dengan berpatokan pada apa-apa
saja yang diketaui pada soal
54
P Sekarang kakak tanya apa adek yakin dengan jawaban adek itu benar?
S (berpikir) yakin kak
Dari tabel 4.6 transkrip hasil wawancara PR2 pada focus, terungkap bahwa
dalam focus subjek PR2 :
• Mengemukakan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal.
• Mengemukakan pokok masalah yang ada pada soal.
• Memutuskan strategi yang akan digunakan yaitu pertama-tama membuat
pemisalan dari jenis barang tersbut, kemudian membuat model
matematika dari soal dengan berpatokan pada apa-apa saja yang diketaui
pada soal Mengemukakan kesimpulan jawaban yang diperoleh adalah
benar.
c) Uji Kredibilitas Data pada Focus
Uji kredibilitas dilakukan pada focus subjek PR1 dan subjek PR2 berdasarkan
transkrip hasil wawancara pada tabel 4.5 dan 4.6 dapat disajikan sebagai berikut.
Tabel 4.7 Uji Kredibilitas data PR1 dan PR2 pada focus
Data PR1 pada focus Data PR2 pada focus
Menuliskan dan menyebutkan apa
yang diketahui dan ditanyakan pada
soal.
Menuliskan dan menyebutkan apa yang
diketahui pada soal.
Mengemukakan pokok masalah yang
ada pada soal.
Mengemukakan pokokmasalah yang
ada pada soal.
Memutuskan strategi yang akan
digunakan.
Memutuskan strategi yang akan
digunakan yaitu pertama-tama
menuliskan apa-apa yang diketahui, apa
yang ditanyakan kemudian memisalkan
dan membuat model matemattikanya.
Mengemukakan kesimpulan jawaban
yang diperoleh benar berdasarkan
strategi yang dia buat.
Mengemukakan kesimpulan jawaban
yang diperoleh adalah benar
berdasarkan strategi yang dia buat.
55
Berdasarkan uji kredibilitas pada tabel 4.7, data PR1 dan PR2 valid.
d) Simpulan Data Berpikir Kritis LK pada Focus
Setelah dilakukan uji kredibilitas antara data PR1 dan PR2 disimpulkan data
tersebut valid. Oleh karena itu data focus pada PR1 dan PR2 selanjutnya dianalisis
dan hasilnya sebagai berikut.
Subjek PR pada focus menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal. Subjek juga mengemukakan pokok permasalahan yang terdapat pada soal.
Adapun strategi yang akan digunakan subjek PR untuk memecahkan masalah
berdasarkan apa yang ditanyaan pada soal sehingga subjek PR menyimpulkan
yang dia temukan benar.
Untuk memudahkan dalam analisis data berpikir kritis subjek PR pada focus,
berikut ini disajikan tabel 4.8 tentang deskripsi berpikir kritis subjek PR beserta
indikator berpikir kritis pada focus.
Tabel 4.8 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek PR pada Focus
Focus
Indikator Deskripsi
• Menentukan pokok permasalahan
pada soal
• Siswa menuliskan dan menyebutan
apa yang diketahui dan ditanyakan
pada soal.
• Siswa mengemukakan pokok
permasalahan yang ada pada soal.
• Menentukan strategi yang akan
digunakan untuk memecahkan
masalah
Siswa memutuskan strategi yang akan
digunakan bedasarkan pokok
permasalahan yang ada pada soal.
• Menyimpulkan jawaban yang
ditemukan
Siswa mengemukakan kesimpulan
jawaban yang diperoleh adalah benar
berdasarkan strategi yang dia buat.
56
Berdasarkan Tabel 4.8, ternyata subjek PR memenuhi semua indikator
berpikir kritis pada focus.
b. R (Reason) dan I (Inference)
Untuk mengetahui informasi dari LK1, LK2, PR1 dan PR2 tentang reason
dan inference terhadap tes yang diberikan yaitu dengan menggunakan teknik
wawancara semi struktur.
1) Subjek laki-laki (LK)
a) Subjek laki-laki 1 (LK1)
Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan LK1.
Berikut transkripnya.
Tabel 4.9 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK1 pada Reason dan
Inference
P Sekarang kakak tanya lagi metode apa yang adek akan gunakan
dalam menyelesaikan soal ini?
S Mmm... metode yang saya pilih adalah metode eliminasi dan
subtitusi
P Apa itu metode eliminasi?
S Metode eliminasi itu adalah menghilangkan salah satu variabelnya
kak supaya kita bisa dapat nilai salah satu variabelnya.
P Kenapa adek meggunakan metode eliminasi dan Subtitusi
S Karena lebih mudah aja kak.
P Oke.. bagaimana langkah-langkah metode eliminasi?
S
mm... (berpikir) caranya itu kak, pertama-tama kita lihat koefesien
dari variabelnya. Kita bisa memilih salah satunya yang kita akan
eliminasi.
P Coba adek tunjukan pada kakak cara yang adek sebutkan tadi,
dengan soal
S
Caranya kak, 2a + b = 170.000 dan a + 3b = 185.000, kita bisa lihat
koefesien dari a yaitu 2 dan 1 jadi kita kalikan persamaan 1 dengan 1
dan persamaan 2 dengan 2 jadi hasilnya persamaan 1 itu 2a + b =
57
170.000 dan persamaan 2 itu 2a + 6b = 370.000. setelah itu kedua
persamaan kita kurangkan dan hasilnya -5 b = -200.000. selanjutnya
keduanya kita bagi dengan -5 dan hasilnya b = 40.000.
P Kalo nilai b nya sudah ditahu bagaimana dengan nilai a nya?
S Kalo itu kak tinggal menggunkan metode subtitusi. Dapat deh
nilainya.
P Coba adek kerjakan.
S Tunggu kak. (sambil mengerjakan kembali dikertas lain)
P Jadi bagaimana keputusan adek?
S Menurut saya kak, jawaban saya benar.
Dari tabel 4.9 transkrip hasil wawancara pada reason dan inference,
terungkap bahwa subjek LK2:
• Mengemukakan alasan menggunakan metode eliminasi dan subtitusi
• Mengetahui langkah-langkah metode eliminasi dan subtitusi
• Memutuskan jawaban yang ditemukan serta alasannya
b) Subjek laki-laki 2 (LK2)
Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan LK2. Berikut
transkripnya.
Tabel 4.10 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK2 Pada Reason dan
Inference
P Sekarang kakak tanya lagi metode apa yang adek akan gunakan
dalam menyelesaikan soal ini?
S Mmm... metode yang saya pilih adalah metode eliminasi dan
subtitusi
P Apa itu metode subtitusi?
S Metode subtirusi yaitu salah satu persamaan disubtitusikan sehingga
diperoleh sebuah persamaan dengan satu variabel saja.
58
P Kenapa adek meggunakan metode eliminasi dan Subtitusi
S Karena lebih mudah aja kak.
P Oke.. bagaimana langkah-langkah metode Subtitusi?
S
mm... (berpikir) caranya itu kak, pilih salah satu persamaan,
kemudian nyatakan x sebagai fungsi y atau y sebagai fungsi x.
Kemudian subritusikan nilai x atau y yang diperoleh dari
sebelumnya ke persamaan yang lain.
P Coba edek tunjukan pada kakak cara yang adek sebutkan tadi.
S
Caranya kak, misal kita pilih persamaan kedua yaitu 1x + 3y =
185.000. kita akan nyatakan dalam bentuk x maka x = 185.000 – 3y.
Selanjutnya nilai x yang diperoleh kita subtitusikan ke dalam
persamaan 4x + 2y = 13.000. sehingga akan diperoleh nilai x dan y.
P Apa adek bisa mengerjakannya kembali?
S Bisa kak.
P Coba adek kerjakan.
S Tunggu kak. (sambil mengerjakan kembali dikertas lain)
P Jadi bagaimana keputusan adek?
S Menurut saya kak, jawaban saya benar.
Dari tabel 4.10 transkrip hasil wawancara pada reason dan inference,
terungkap bahwa subjek LK2:
• Mengemukakan alasan menggunakan metode eliminasi dan subtitusi
• Mengetahui langkah-langkah metode subtitusi
• Memutuskan jawaban yang ditemukan serta alasannya
c) Uji Kredibilitas data pada reason dan inference
Uji kredibilitas dilakukan pada reason dan inference subjek LK1 dan subjek
LK2 berdasarkan transkrip hasil wawancara pada tabel 4.9 dan 4.10 dapat
disajikan sebagai berikut.
59
Tabel 4.11 Uji Kredibilitas data LK1 dan LK2 pada Reason dan Inference
Data LK1 pada reason dan
inference
Data LK2 pada reason dan inferences
Megemukakan alasan menggunakan
metode eliminasi dan subtitusi
Megemukakan alasan menggunakan
metode eliminasi dan subtitusi
Mengetahui langkah-langkah metode
eliminasi dan subtitusi
Mengetahui langkah-langkah metode
subtitusi
Memutuskan jawaban yang ditemukan
serta alasannya
Memutuskan jawaban yang ditemukan
serta alasannya
Berdasarkan uji kredibilitas pada tabel 4.11, data LK1 dan LK2 valid.
d) Simpulan data berpikir kritis subjek LK pada reason dan inference
Data reason dan inference pada TPM selanjutnya dapat dianalisis dan
hasilnya subjek LK memberikan alasan berdasarkan bukti yang relevan pada
setiap langkah dalam membuat keputusan maupun kesimpulan. Subjek LK dalam
membuat proses kesimpulan yang benar sesuai apa yang dinyatakan dalam soal
serta alasan yang digunakan untuk membuat proses kesimpulan berasarkan fakta
yang relevan pada setiap langkah.
Untuk memudahkan dalam analisis data berpikir kritis subjek LK pada
reason dan inference, berikut ini disajikan tabel 4.12 tentang deskripsi berpikir
kritis subjek LK beserta indikator berpikir kritis pada reason dan inference.
Tabel 4.12 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek LK pada Reason dan Inference
Reason Dan Inference
Indikator Deskripsi
• Memberikan alasan logis
berdasarkan fakta/bukti yang
relevan pada setiap langkah dalam
membuat keputusan maupun
proses penarikan kesimpulan,
a. Mengemukakan alasan
menggunakan metode eliminasi
dan subtitusi
b. Mengetahui langkah-langkah
metode eliminasi dan subtitusi
c. Memutuskan jawaban yang
ditemukan serta alasannya
60
• Membuat proses penarikan
kesimpulan berdasarkan alasan
yang tepat
a. Siswa menentukan metode
eliminasi dan subtitusi dalam
penyelesaian masalah
b. Siswa mengemukakan tahapan
penyelesaian, memutuskan
jawaban yang ditemukan serta
alasannya.
c. Siswa membuat proses penarikan
kesimpulan berdasarkan alasan
yang tepat dan sesuai dengan apa
yang ditanyakan dalam soal.
Berdasrkan tabel 4.12, ternyata subjek LK memenuhi semua indikator berpikir
kritis pada Reason dan Inference.
2) Subjek Perempuan (PR)
a) Subjek Perempuan 1 (PR1)
Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan PR1. Berikut
transkripnya.
Tabel 4.13 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR1 pada Reason dan
Inference
P Sekarang kakak tanya lagi metode apa yang adek akan gunakan
dalam menyelesaikan soal ini?
S Mmm... metode yang saya pilih adalah metode eliminasi dan
subtitusi
P Apa itu metode eliminasi?
S
(berpikir) metode eliminasi adalah sebuah cara menyelesaikan
persamaan dengan cara menghilangkan salah satu dari variabel yang
ada.
P Kenapa adek meggunakan metode eliminasi dan Subtitusi
S Karena ituji saya tahu kak. Hehhe (sambil tersenyum).
P Oke.. bagaimana langkah-langkah metode eliminasi?
S Itu kak (sambil berpikir) kita bisa memilih salah satu koefisiennya
kak.
61
P Coba edek tunjukan pada kakak cara yang adek sebutkan tadi,
dengan soal.
S (mengerjakan di kertas lain) ini kak
P Kalo nilai x nya sudah ditahu bagaimana dengan nilai y nya?
S Itu kak kita bisa gunakan subtitusi
P Coba adek kerjakan.
S Iya kak. (sambil mengerjakan kembali dikertas lain)
Hasil kerja......
P Jadi bagaimana keputusan adek?
S Insya Allah benar.
Dari tabel 4.13 transkrip hasil wawancara pada reason dan inference,
terungkap bahwa subjek PR1:
• Menjelaskan metode eliminasi.
• Mengetahui langkah-langkah metode eliminasi dan subtitusi.
• Menjelaskan penarikan kesimpulan melalui metode subtitusi.
• Memutuskan jawaban yang ditemukan serta alasannya.
b) Subjek Perempuan 2 (PR2)
Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan PR2. Berikut
transkripnya.
Tabel 4.14 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR2 pada Reason dan
Inference
P Sekarang kakak tanya lagi metode apa yang adek akan gunakan
dalam menyelesaikan soal ini?
S Metode eliminasi dan subtitusi kak.
P Tapi kakak lihat dijawabanmu, kenapa tidak tulis metodenya?
62
S Lupa kak heheh (sambil ketawa)
P Apa itu metode subtitusi?
S Metode subtitusi yaitu salah satu persamaan disubtitusikan sehingga
diperoleh sebuah persamaan dengan satu variabel saja
P Kenapa jawabannya sama dengan temannya yang lain?
S Karena itu kak yang ditanyakanki dulu sama gurunya. Jadi pasti
sama kak sama yang lain yang masih ingat.
P Kenapa adek meggunakan metode eliminasi dan Subtitusi
S Karena tidak ribet kak.
P Oke.. bagaimana langkah-langkah metode subtitusi?
S
caranya itu kak, pilih salah satu persamaan, kemudian nyatakan x
sebagai fungsi y atau y sebagai fungsi x. Kemudian subritusikan nilai
x atau y yang diperoleh dari sebelumnya ke persamaan yang lain.
(sambil mengingat)
P apa adek bisa kerja kembali
S Bisa kak.
P Coba adek kerjakan.
S Iya kak. (sambil mengerjakan kembali dikertas lain)
Hasil kerja......
P Jadi bagaimana keputusan adek?
S (tersenyum) benar kak.
Dari tabel 4.14 transkrip hasil wawancara pada reason dan inference,
terungkap bahwa subjek PR2:
• Mengemukakan alasan menggunakan metode eliminasi dan subtitusi.
• Mengetahui langkah-langkah metode eliminasi dan subtitusi.
• Memutuskan jawaban yang ditemukan serta alasannya.
63
c) Uji Kredibilitas data pada reason dan inference
Uji kredibilitas dilakukan pada reason dan inference subjek PR1 dan subjek
PR2 berdasarkan transkrip hasil wawancara pada tabel 4.13 dan 4.14 dapat
disajikan sebagai berikut.
Tabel 4.15 Uji Kredibilitas data PR1 dan PR2 pada Reason dan Inference
Data PR1 pada reason dan inference Data PR2 reason dan inference
Menjelaskan metode eliminasi Mengemukakan alasan menggunakan
metode eliminasi dan subtitusi
Mengetahui langkah-langkah metode
eliminasi dan subtitusi
Mengetahui langkah-langkah metode
eliminasi dan subtitusi
Memutuskan jawaban yang ditemukan
serta alasannya
Memutuskan jawaban yang ditemukan
serta alasannya
Berdasarkan uji kredibilitas pada tabel 4.15, data PR1 dan PR2 valid.
d) Simpulan data berpikir kritis subjek PR pada reason dan inference
Oleh karena itu data reason dan inference pada TPM selanjutnya dapat
dianalisis dan hasilnya Subjek PR memberikan alasan berdasarkan bukti yang
relevan pada setiap langkah dalam membuat keputusan maupun kesimpulan.
Subjek PR dalam membuat proses kesimpulan yang benar sesuai apa yang
dinyatakan dalam soal serta alasan yang digunakan untuk membuat proses
kesimpulan berasarkan fakta yang relevan pada setiap langkah.
Untuk memudahkan dalam analisis data berpikir kritis subjek PR pada
reason dan inference, berikut ini disajikan tabel 4.16 tentang deskripsi berpikir
kritis subjek PR beserta indikator berpikir kritis pada reason dan inference.
64
Tabel 4.16 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek PR pada Reason dan Inference
Reason dan Inference
Indikator Deskripsi
• Memberikan alasan logis
berdasarkan fakta/bukti yang
relevan pada setiap langkah dalam
membuat keputusan maupun proses
penarikan kesimpulan,
a. Mengemukakan alasan
menggunakan metode eliminasi
dan subtitusi
b. Mengetahui langkah-langkah
metode eliminasi dan subtitusi
c. Memutuskan jawaban yang
ditemukan serta alasannya
• Membuat proses penarikan
kesimpulan berdasarkan alasan
yang tepat
a. Siswa menentukan metode
eliminasi dan subtitusi dalam
penyelesaian masalah
b. Siswa mengemukakan tahapan
penyelesaian, memutuskan jawaban
yang ditemukan serta alasannya.
c. Siswa membuat proses penarikan
kesimpulan berdasarkan alasan
yang tepat dan sesuai dengan apa
yang ditanyakan dalam soal.
Berdasrkan tabel 4.16, ternyata subjek PR memenuhi semua indikator
berpikir kritis pada Reason dan Inference.
c. Situation
Untuk mengetahui informasi dari LK1, LK2, PR1 dan PR2 tentang situation
terhadap tes yang diberikan yaitu dengan menggunakan teknik wawancara semi
struktur.
1) Subjek laki-laki (LK)
a) Subjek Laki-laki 1 (LK1)
Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan LK1. Berikut
transkripnya.
65
Tabel 4.17 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK1 pada Situation
P Jadi dek informasi apa saja yang adek gunakan dalam menyelesaikan
masalah ini?
S Yang saya gunakan kak semua yang diketahui dan ditanyakan pada
soal kak.
Dari tabel 4.17 transkrip hasil wawancara pada situation, terungkap bahwa
subjek LK1:
• Mengemukakan bahwa semua informasi yang terdapat pada soal
digunakan
• Mengemukakan alasan mengapa mengatakan semua informasi yang
terdapat pada soal digunakan
b) Subjek laki-laki 2 (LK2)
Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan LK2. Berikut
transkripnya.
Tabel 4.18 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK2 pada Situation
P Jadi dek informasi apa saja yang adek gunakan dalam menyelesaikan
masalah ini?
S Yang saya gunakan kak semua yang diketahui pada soal kak.
Dari tabel 4.18 transkrip hasil wawancara pada situation, terungkap bahwa
subjek LK2:
• Mengemukakan bahwa semua informasi yang terdapat pada soal
digunakan.
• Mengemukakan alasan mengapa mengatakan semua informasi yang
terdapat pada soal digunakan.
66
c) Uji Kredibilitas data pada situation
Uji kredibilitas dilakukan pada situation subjek LK1 dan subjek LK2
berdasarkan transkrip hasil wawancara pada tabel 4.17 dan 4.18 dapat disajikan
sebagai berikut.
Tabel 4.19 Uji Kredibilitas data LK1 dan LK2 pada situation
Data LK1 pada situation Data LK2 pada situation
Mengemukakan bahwa semua
informasi yang terdapat pada soal
digunakan.
Mengemukakan bahwa semua
informasi yang terdapat pada soal
digunakan.
Mengemukakan alasan mengapa
mengatakan semua informasi yang
terdapat pada soal digunakan
Mengemukakan alasan mengapa
mengatakan semua informasi yang
terdapat pada soal digunakan
Berdasarkan uji kredibilitas pada tabel 4.19, data LK1 dan LK2 valid.
d) Simpulan data berpikir kritis subjek LK pada situation
Data situation pada TPM dianalisis dan hasilnya subjek LK mengetahui
bahwa semua informasi yang terdapat pada soal digunakan dalam tahapan
penyelesaian soal. Untuk memudahkan dalam analisis data berpikir kritis subjek
LK pada situation, berikut ini disajikan tabel 4.20 tentang deskripsi berpikir kritis
subjek LK beserta indikator berpikir kritis pada situation.
Tabel 4.20 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek LK pada Situation
Situation
Indikator Deskripsi
Menggunakan semua informasi yang
sesuai dengan permasalahan.
Siswa menggunakan semua informasi
yang penting dalam memecahkan
masalah
Berdasarkan tabel 4.20, ternyata subjek LK memenuhi indikator berpikir kritis
pada situation
67
2) Subjek Perempuan (PR)
a) Subjek Perempuan 1 (PR1)
Untuk memastikan apakah PR1 paham dengan situasi yang terdapat pada
TPM, maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut.
Tabel 4.21 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR1 pada Situation
P Jadi dek informasi apa saja yang adek gunakan dalam menyelesaikan
masalah ini?
S Semua kak yang diketahui pada soal kak.
P Apa adek yakin
S Yakin kak.
Dari tabel 4.21 transkrip hasil wawancara pada situation, terungkap bahwa
subjek PR1:
• Mengemukakan bahwa semua informasi yang terdapat pada soal
digunakan.
• Mengemukakan alasan mengapa mengatakan semua informasi yang
terdapat pada soal digunakan.
b) Subjek Perempuan 2 (PR2)
Untuk memastikan apakah PR2 paham dengan situasi yang terdapat pada
TPM, maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut.
Tabel 4.22 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR2 pada Situation
P Jadi dek informasi apa saja yang adek gunakan dalam menyelesaikan
masalah ini?
S Semua informasi saya gunakan kak
68
Dari tabel 4.22 transkrip hasil wawancara pada situation, terungkap bahwa
subjek PR2:
• Mengemukakan menggunakan semua informasi yang ada.
• Mengemukakan alasan mengapa mengatakan semua informasi yang
terdapat pada soal digunakan.
c) Uji Kredibilitas data pada reason dan inference
Uji kredibilitas dilakukan pada reason dan inference subjek PR1 dan subjek
PR2 berdasarkan transkrip hasil wawancara pada tabel 4.21 dan 4.22 dapat
disajikan sebagai berikut.
Tabel 4.23 Uji Kredibilitas data PR1 dan PR2 pada situation
Data PR1 pada situation Data PR2 pada situation
Mengemukakan bahwa semua
informasi yang terdapat pada soal
digunakan
Mengemukakan menggunakan semua
informasi yang ada
Mengemukakan alasan mengapa
mengatakan semua informasi yang
terdapat pada soal digunakan
Mengemukakan alasan mengapa
mengatakan semua informasi yang
terdapat pada soal digunakan.
Berdasarkan uji kredibilitas pada tabel 4.23, data PR1 dan PR2 valid.
d) Simpulan data berpikir kritis subjek PR pada situation
Oleh karena itu data situation pada TPM dianalisis dan hasilnya subjek PR
mengetahui bahwa semua informasi yang terdapat pada soal digunakan dalam
tahapan penyelesaian soal. Untuk memudahkan dalam analisis data berpikir kritis
subjek PR pada situation, berikut ini disajikan tabel 4.24 tentang deskripsi
berpikir kritis subjek PR beserta indikator berpikir kritis pada situation.
69
Tabel 4.24 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek PR pada Situation
Situation
Indikator Deskripsi
Menggunakan semua informasi yang
sesuai dengan permasalahan.
Siswa menggunakan semua informasi
yang penting dalam memecahkan
masalah
Berdasarkan tabel 4.24, ternyata subjek PR memenuhi indikator berpikir
kritis pada situation
d. Clarity
Untuk mengetahui informasi dari LK1, LK2, PR1 dan PR2 tentang reason
dan inference terhadap tes yang diberikan yaitu dengan menggunakan teknik
wawancara semi struktur.
1) Subjek laki-laki (LK)
a) Subjek Laki-laki 1 (LK1)
Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan LK1. Berikut
transkripnya.
Tabel 4.25 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK1 pada Clarity
P Sekarang apakah adek mengerti tentang istilah yang terdapat pada
soal?
S (Melihat kembali soal) iya kak saya mengerti
P Coba Rp itu apa dek?
S Rp itu kak Rupiah
P Kalo kakak minta adek memberikan contoh soal yang sama, adek
bisa?
S Bisa dong kak
70
P Coba kalo bisa?
S
(berpikir) harga tiga sepatu dan lima sandal adalah Rp.300.000,00.
Dua sepatu dan empat sandal adalah Rp.250.000,00. Berapakah
harga satu sepatu dan satu sandal?
P Kalo cara penyelesaiannya bagaimana dek?
S Sama aja kak dengan sebelumnya, kan yang beda cuma angkanya aja
ehehhhe
Dari tabel 4.25 transkrip hasil wawancara dengan subjek LK1 pada clarity,
terungkap bahwa dalam clarity subjek LK1:
• Mampu menjelaskan istilah-istilah pada TPM dengan baik
• Mampu membuat soal seperti pada TPM, namun cenderung sama, hanya
mengubah angkanya saja
b) Subjek laki-laki 2 (LK2)
Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan LK2. Berikut
transkripnya.
Tabel 4.26 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK2 pada Clarity
P Sekarang apakah adek mengerti tentang istilah yang terdapat pada
soal?
S (sambil melihat kembali soal) iya kak saya mengerti
P Coba kakak tanya, Rp itu apa?
S Rupiah kak
P Kalo kakak minta adek memberikan contoh soal yang sama, adek
bisa?
S Insya Allah bisa kak.
P Coba kalo bisa?
S
(berpikir) keliling persegi panjang sama dengan 88 cm. Jika lebarnya
8 cm lebih pendek dari panjangnya maka panjang dan lebar dari
persegi panjang tersebut adalah...heheh
P Kalo cara penyelesaiannya bagaimana dek?
71
S Iya kak sama.
Dari tabel 4.26 transkrip hasil wawancara dengan subjek LK2 pada clarity,
terungkap bahwa dalam clarity subjek LK2:
• Mampu menjelaskan istilah-istilah pada TPM dengan baik.
• Mampu membuat soal seperti pada TPM.
c) Uji Kredibilitas data pada clarity
Uji kredibilitas dilakukan pada clarity subjek LK1 dan subjek LK2
berdasarkan transkrip hasil wawancara pada tabel 4.25 dan 4.26 dapat disajikan
sebagai berikut.
Tabel 4.27 Uji Kredibilitas data LK1 dan LK2 pada clarity
Data LK1 pada clarity Data LK2 padaclarity
Mampu menjelaskan istilah-istilah
pada TPM dengan baik
Mampu menjelaskan istilah-istilah pada
TPM dengan baik.
Mampu membuat soal seperti pada
TPM, namun cenderung sama, hanya
mengubah angkanya saja
Mampu membuat soal seperti pada
TPM
Berdasarkan uji kredibilitas pada tabel 4.27, data LK1 dan LK2 valid.
d) Simpulan data berpikir kritis subjek LK pada clarity
Setelah dianalisis subjek LK menjelaskan istilah-istilah yang ada pada soal
dengan benar serta mampu membuat contoh soal yang mirip dengan kasus yang
ada pada soal, hanya mengubah angkanya saja.
Untuk memudahkan dalam analisis data berpikir kritis subjek LK pada clarity
berikut disajikan tabel 4.28 tentang deskripsi berpikir kritis subjek LK beserta
indikator berpikir kritis pada clarity.
72
Tabel 4.28 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek LK pada Clarity
Clarity
Indikator Deskripsi
Menjelaskan istilah-istilah yang
digunakan dalam memecahkan
masalah
Siswa menjelaskan istilah yang
terdapat pada soal dengan benar, serta
mampu membuat contoh soal yang
sesuai dengan kasus yang ada pada soal
namun hampir sama hanya mengubah
angkanya.
Berdasarkan tabel 4.28 ternyata subjek LK memenuhi indikator berpikir kritis
pada clarity.
2) Subjek Perempuan (PR)
a) Subjek Perempuan 1 (PR1)
Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan PR1. Berikut
transkripnya.
Tabel 4.29 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR1 pada Clarity
P Sekarang apakah adek mengerti tentang istilah yang terdapat pada
soal?
S (Melihat kembali soal) iya kak
P Coba Rp itu apa dek?
S Rupiah kak
P Kalo kakak minta adek memberikan contoh soal yang sama, adek
bisa?
S Hehhe insya Allah
P Coba kalo bisa?
S
(berpikir dengan kening berkerut) untuk acara pesta ibu membeli 3
kg terigu dan 2 kg gula dengan harga Rp.25.000,00 kemudian
menambah lagi 2 kg terigu dan 5 kg gula dengan harga Rp.40.000,00.
Berapakah harga masing-masing?
73
P Kalo cara penyelesaiannya bagaimana dek?
S Saya tetap pakai cara yang sama kak. Karena lebih mudah
Dari tabel 4.29 transkrip hasil wawancara dengan subjek PR1 pada clarity,
terungkap bahwa dalam clarity subjek PR1:
• Mampu menjelaskan istilah-istilah pada TPM dengan baik.
• Mampu membuat soal seperti pada TPM.
b) Subjek Perempuan 2 (PR2)
Untuk mengecek kejelasan clarity subjek PR2 berikut adalah transkrip hasil
wawancaranya.
Tabel 4.30 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR2 pada Clarity
P Sekarang apakah adek mengerti tentang istilah yang terdapat pada
soal?
S Iya
P Coba kakak tanya, Rp itu apa?
S Rupiah kak
P Kalo kakak minta adek memberikan contoh soal yang sama, adek
bisa?
S Insya Allah bisa kak.
P Coba kalo bisa?
S
(berpikir) keliling persegi panjang sama dengan 20 cm. Jika lebarnya
8 cm lebih pendek dari panjangnya maka panjang dan lebar dari
persegi panjang tersebut adalah....
P Kalo cara penyelesaiannya bagaimana dek?
S Sama aja kak
Dari tabel 4.30 transkrip hasil wawancara dengan subjek PR2 pada clarity,
terungkap bahwa dalam clarity subjek PR2:
74
• Mampu menjelaskan istilah-istilah pada TPM dengan baik.
• Mampu membuat soal seperti pada TPM.
c) Uji Kredibilitas data pada clarity
Uji kredibilitas dilakukan pada clarity subjek PR1 dan subjek PR2
berdasarkan transkrip hasil wawancara pada tabel 4.29 dan 4.30 dapat disajikan
sebagai berikut.
Tabel 4.31 Uji Kredibilitas data PR1 dan PR2 pada Clarity
Data PR1 pada Clarity Data PR2 pada Clarity
Mampu menjelaskan istilah-istilah
pada TPM dengan baik.
Mampu menjelaskan istilah-istilah pada
TPM dengan baik.
Mampu membuat soal seperti pada
TPM.
Mampu membuat soal seperti pada
TPM.
Berdasarkan uji kredibilitas pada tabel 4.31, data LK1 dan LK2 valid.
d) Simpulan data berpikir kritis subjek PR pada clarity
Setelah dianalisis subjek PR menjelaskan istilah-istilah yang ada pada soal
dengan benar serta mampu membuat contoh soal yang mirip dengan kasus yang
ada pada soal.
Untuk memudahkan dalam analisis data berpikir kritis subjek PR pada clarity
berikut disajikan tabel 4.32 tentang deskripsi berpikir kritis subjek PR beserta
indikator berpikir kritis pada clarity.
75
Tabel 4.32 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek PR2 pada Clarity
Clarity
Indikator Deskripsi
Menjelaskan istilah-istilah yang
digunakan dalam memecahkan
masalah
Siswa menjelaskan istilah yang
terdapat pada soal dengan benar, serta
mampu membuat contoh soal yang
sesuai dengan kasus yang ada pada
soal.
Berdasarkan tabel 4.32 ternyata subjek PR memenuhi indikator berpikir kritis
pada clarity.
e) Overview
Untuk mengetahui informasi dari LK1, LK2, PR1 dan PR2 tentang overview
terhadap tes yang diberikan yaitu dengan menggunakan teknik wawancara semi
struktur.
1) Subjek laki-laki (LK)
a) Subjek Laki-laki 1 (LK1)
Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan LK1.
Berikut transkripnya
Tabel 4.33 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK1 pada Overview
P Jadi ini, jawaban akhir adek temukan?
S Iya kak
P Jadi apakah adek sudah yakin dengan jawaban yang adek temukan?
S Iya kak, saya yakin
P Kenapa bisa yakin?
76
S Karena saya sudah cek hasilnya kak
P Itu saja?
S
Oh iya kak, saya juga udah mencoba memasukkan nilai a dan b yang
saya peroleh ke dalam persamaan 1 dan hasilnya benar. Jadi yakin
dong kak.
P Oh begitu yah, ya udah makasih ya dek atas waktunya
S Iya kak, sama-sama.
Dari tabel 4.33 transkrip hasil wawancara pada overview terungkap bahwa
dalam overview subjek LK1:
• Mengemukakan jawaban yang ditemukan
• Memeriksa kembali hanya hasil akhirnya saja
b) Subjek laki-laki 2 (LK2)
Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan LK2. Berikut
transkripnya.
Tabel 4.34 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK2 pada Overview
P Apa ini jawaban akhir yang adek temukan?
S Iya kak
P Jadi apakah adek sudah yakin dengan jawaban yang adek temukan?
S Insya Allah, sangat yakin kak.
P Kenapa bisa yakin?
S Hehhe karena kalo diliat-liat hasil akhirnya kak ya sudah benar.
Dari tabel 4.34 transkrip hasil wawancara pada overview terungkap bahwa
dalam overview subjek LK2:
77
• Memeriksa kembali jawaban yang diperoleh
• Melakukan pengecekan kembali hanya hasil akhirnya saja tidak secara
menyeluruh.
• Mengemukakan alasan mengenai hasil akhir yang diperoleh.
c) Uji Kredibilitas data pada overview
Uji kredibilitas dilakukan pada overview subjek LK1 dan subjek LK2
berdasarkan transkrip hasil wawancara pada tabel 4.33 dan 4.34 dapat disajikan
sebagai berikut.
Tabel 4.35 Uji Kredibilitas data LK1 dan LK2 pada Overview
Data LK1 pada Overview Data LK2 pada Overview
Mengemukakan jawaban yang
ditemukan
Memeriksa kembali jawaban yang
diperoleh
Memeriksa kembali hanya hasil
akhirnya saja
Melakukan pengecekan kembali hanya
hasil akhirnya saja tidak secara
menyeluruh
Berdasarkan uji kredibilitas pada tabel 4.35, data LK1 dan LK2 valid.
d) Simpulan data berpikir kritis subjek LK pada overview
Subjek LK pada overview hanya melakukan pengecekan kembali terhadap
hasil akhirnya saja. Selanjutnya untuk memudahkan dalam analisis data berpikir
kritis subjek LK pada overview, berikut ini disajikan tabel 4.12 tentang deskripsi
berpikir kritis subjek LK beserta indikator berpikir kritis pada overview.
Tabel 4.36 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek LK pada Overview
Overview
Indikator Deskripsi
Mengecek kembali secara menyeluruh
mulai dari awal sampai akhir (yang
dihasilkan pada FRISC)
Siswa melakukan pengecekan kembali
hasil pekerjaannya namun tidak
seluruhnya hanya mengecek hasil akhir
saja.
78
Berdasarkan tabel 4.36, ternyata subjek LK tidak memenuhi indikator
berpikir kritis pada overview karena hanya mengecek hasil akhir saja.
2) Subjek Perempuan (PR)
a) Subjek Perempuan 1 (PR1)
Untuk mengecek overview subjek PR1 berikut adalah transkrip hasil
wawancaranya.
Tabel 4.37 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR1 pada Overview
P Setelah adek menjawab semua soal, apakah adek sudah yakin dengan
jawaban yang adek temukan?
S Sudah kak
P Kenapa bisa yakin?
S Karena saya sudah cek kembali kak dari awal sampai akhir.
P Itu saja?
S saya juga udah mencoba memasukkan nilai x danyb yang saya peroleh
ke dalam persamaan 1 dan hasilnya benar. Jadi yakin dong kak.
P Oh begitu yah, ya udah makasih ya dek atas waktunya
S Iya kak, sama-sama.
Dari tabel 4.37 transkrip hasil wawancara pada overview terungkap bahwa
dalam overview subjek PR1:
• Memeriksa kembali jawaban yang diperoleh.
• Melakukan pengecekan kembali secara keseluruhan.
• Mengemukakan alasan mengenai hasil akhir yang diperoleh.
b) Subjek Perempuan 2 (PR2)
Untuk mengecek overview subjek PR2 berikut adalah transkrip hasil
wawancaranya.
79
Tabel 4.38 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR2 pada Overview
P Tadi kakak liat adek kalau abis menulis jawaban pasti adek melihat
lagi jawaban adek,
S Iya kak
P Jadi apakah adek sudah yakin dengan jawaban yang adek temukan?
S sangat yakin kak.
P Kenapa bisa yakin?
S Sudah di cocokkan kembali kak
P Itu saja?
S
iya kak, saya sudah mencoba memasukkan nilai x dan y yang saya
peroleh ke dalam persamaan 1 dan hasilnya benar. Jadi yakin dong
kak. Coba deh kakak lihat lembar jawaban saya
P Oh begitu yah, ya udah makasih ya dek atas waktunya
S Iya kak, sama-sama.
Dari tabel 4.38 transkrip hasil wawancara pada overview terungkap bahwa
dalam overview subjek PR2:
• Memeriksa kembali jawaban yang diperoleh.
• Melakukan pengecekan kembali secara keseluruhan.
• Mengemukakan alasan mengenai hasil akhir yang diperoleh.
c) Uji Kredibilitas data pada overview
Uji kredibilitas dilakukan pada overview subjek PR1 dan subjek PR2
berdasarkan transkrip hasil wawancara pada tabel 4.37 dan 4.38 dapat disajikan
sebagai berikut.
80
Tabel 4.39 Uji Kredibilitas data PR1 dan PR2 pada Overview
Data PR1 pada Overview Data PR2 pada Overview
Memeriksa kembali jawaban yang
diperoleh.
Memeriksa kembali jawaban yang
diperoleh
Melakukan pengecekan kembali
secara keseluruhan
Melakukan pengecekan kembali secara
keseluruhan
Mengemukakan alasan mengenai hasil
akhir yang diperoleh.
Mengemukakan alasan mengenai hasil
akhir yang diperoleh
Berdasarkan uji kredibilitas pada tabel 4.39, data PR1 dan PR2 valid.
d) Simpulan data berpikir kritis subjek PR pada overview
Subjek PR pada overview melakukan pengecekan kembali terhadap hasil
akhirnya secara menyeluruh. Selanjutnya untuk memudahkan dalam analisis data
berpikir kritis subjek PR pada overview, berikut ini disajikan tabel 4.40 tentang
deskripsi berpikir kritis subjek PR beserta indikator berpikir kritis pada overview.
Tabel 4.40 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek PR pada Overview
Overview
Indikator Deskripsi
Mengecek kembali secara menyeluruh
mulai dari awal sampai akhir (yang
dihasilkan pada FRISC)
Siswa melakukan pengecekan kembali
secara menyeluruh terhadap hasil
pekerjaannya
Berdasarkan tabel 4.40, ternyata subjek PR memenuhi indikator berpikir
kritis pada overview.
Untuk memudahkan dalam melihat simpulan data berpikir kritis siswa
laki-laki dan perempuan dalam memecahkan masalah matematika, berikut ini
disajikan tabel 4.41 tentang deskripsi berpikir kritis siswa dalam memecahkan
masalah matematika berdasarkan gender.
81
Tabel 4.41 Deskripsi Berpikir Kritis Siswa dalam Memecahkan Masalah
Matematika Berdasarkan Gender
Kriteria
Berpikir
Kritis
FRISCO
Laki-laki (LK)
Perempuan (PR)
F (Focus)
Siswa menuliskan dan
menyebutkan apa yang diketahui
dan ditanyakan pada soal,
mengemukakan pokok
permasalahan yang ada pada
soal dengan singkat, serta
memutuskan strategi yang akan
digunakan berdasarkan pokok
permasalahan yang ada pada
soal dan mengemukakan
kesimpulan jawaban yang
diperoleh sesuai dengan kunci
jawaban berdasarkan strategi
yang dibuat.
Siswa mengemukakan apa yang
diketahi dan ditanyakan dalam
soal, mengemukakan pokok
permasalahan yang ada pada
soal dengan menggunakan kata-
kata sendiri namun dalam
mengemukakan pokok
permasalahan subjek sangat
berhati-hati sehingga waktu
yang digunakan cenderung
lama, serta memutuskan strategi
yang akan digunakan
berdasrkan pokok permasalahan
yang ada pada soal dan
mengemukakan kesimpulan
jawaban yang diperoleh sesuai
dengan kunci jawaban dan
berdasarkan strategi yang
dibuat.
R
(Reason)
Siswa mampu Mengemukakan
alasan menggunakan metode
eliminasi dan subtitusi,
mengetahui langkah-langkah
metode eliminasi dan subtitusi
dan memutuskan jawaban yang
ditemukan serta alasannya.
Dalam setiap langkah
pengambilan keputusan maupun
kesimpulan didasari dengan
alasan (Reason) yang cenderung
terperinci, lengkap, jelas dan
relevan seperti siswa
mengemukakan alasan
menggunakan metode eliminasi
dan subtitusi Mengetahui
langkah-langkah metode
eliminasi dan subtitusi,
memutuskan jawaban yang
ditemukan serta alasannya
I
(Inference)
Siswa menentukan metode
eliminasi dan subtitusi dalam
penyelesaian masalah,
mengemukakan tahapan
penyelesaian, memutuskan
jawaban yang ditemukan serta
alasannya.
Siswa membuat proses
Siswa menentukan metode
eliminasi dan subtitusi dalam
penyelesaian masalah,
mengemukakan tahapan
penyelesaian, memutuskan
jawaban yang ditemukan serta
alasannya.
Siswa membuat proses
82
penarikan kesimpulan
berdasarkan alasan yang tepat
dan sesuai dengan apa yang
ditanyakan dalam soal.
penarikan kesimpulan
berdasarkan alasan yang tepat
dan sesuai dengan apa yang
ditanyakan dalam soal.
S
(Situation)
Siswa menggunakan semua
informasi yang penting dalam
memecahkan masalah
Siswa mampu menggunakan
semua informasi yang penting
dengan baik dengan berhati-hati
sehingga waktu yang diperlukan
cenderung lama.
C (Clarity)
Siswa mampu menjelaskan
istilah yang terdapat pada soal
dengan benar, serta mampu
membuat contoh soal yang
sesuai dengan kasus yang ada
pada soal namun hampir sama
hanya mengubah angkanya.
Siswa mampu memberikan
penjelasan (membenarkan atau
mengklarifikasi) lebih lanjut
tentang kesimpulan akhir,
mampu menjelaskan istilah
yang terdapat pada soal serta
dapat membuat contoh kasus
seperti masalah soal yang
diberikan dengan baik
O
(Overview)
Siswa melakukan pengecekan
kembali hasil pekerjaannya
namun tidak seluruhnya hanya
mengecek hasil akhir saja.
Siswa mampu mengecek
kebenaran dari solusi, subjek
memeriksa kembali jawaban
pada setiap langkah yang
dikerjakannya. Selain itu, siswa
mengeceknya dengan
mengaitkannya pada konteks
situasi masalah yang diberikan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada indikator Focus dalam memecahkan masalah matematika subjek laki-
laki dan perempuan sama-sama mengemukakan pokok permasalahan pada soal,
serta memutuskan strategi yang akan digunakan berdasarkan pokok permasalahan
pada soal dan mengemukakan jawaban yang ditemukan sesuai dengan kunci
jawaban berdasarkan strategi yang dia buat. Namun perempuan dalam
mengemukakan pokok permasalahan tersebut sangat berhati-hati sehingga waktu
yang diperlukan cenderung lama, sedangkan laki-laki dalam mengemukakan
pokok permasalahan langsung pada inti permasalahan dalam soal, jadi waktu yang
diperlukan relatif singkat hal ini dapat dilihat dari kemampuan untuk menuliskan
83
unsur-unsur yang diketahui dari soal dan yang ditanyakan dalam soal dengan
tepat. Hal ini sejalan dengan Irwing Paul dan Richard Lynn (Tahir, 2015:141)
yang menyatakan bahwa dalam spesifik kemampuan kognitif seperti laki-laki
lebih baik dalam kuantitatif dibandingkan perempuan.
Pada tahap Reason, subjek perempuan dalam setiap langkah pengambilan
keputusan maupun kesimpulan didasari dengan alasan yang berupa kata-kata dan
cenderung terperinci, lengkap, jelas dan relevan. Berbeda dengan laki-laki dalam
setiap langkah pengambilan keputusan maupun kesimpulan didasari dengan
alasan yang cenderung singkat, jelas, namun masih relevan untuk memjelaskan
alasan tersebut. Namun waktu yang dibutuhkan subjek perempuan relative lebih
lama dari pada subjek laki-laki dalam memberikan alasan pada setiap keputusan
yang mereka ambil.
Pada tahap Inference, subjek laki-laki dan perempuan mampu menarik
kesimpulan (Inference) yang sesuai dengan apa yang diminta soal dan alasan yang
digunakan untuk membuat kesimpulan juga sudah tepat untuk mendukung
kesimpulan yang dibuat.
Pada tahap Situation subjek laki-laki dan perempuan dengan gaya kognitif
reflektif keduanya mampu menggunakan semua informasi yang penting dengan
baik dalam memecahkan masalah.
Pada tahap Clarity subjek laki-laki dan perempuan keduanya mampu
memberikan penjelasan (membenarkan atau mengklarifikasi) lebih lanjut tentang
kesimpulan akhir, mampu menjelaskan istilah yang terdapat pada soal serta
mampu membuat contoh soal sesuai dengan kasus yang ada pada soal.
84
Pada tahap Overview subjek laki-laki dan perempuan sama-sama
memeriksa kembali pekerjaannya, namun laki-laki hanya memeriksa hasil
akhirnya saja. Sedangkan perempuan memeriksa kembali jawaban yang diperoleh
setiap langkah yang ditemukan sampai dengan hasil akhir hal ini sejalan dengan
Guiller (Cahyono:2017:59) bahwa perempuan mempunyai kemampuan lebih
dalam menyampaikan pendapatnya ke orang lain. Perempuan juga dinilai lebih
tinggi dari laki-laki dalam membuat kesimpulan, yang berarti perempuan lebih
mampu mengidentifikasi unsur-unsur yang dibutuhkan untuk menarik
kesimpulan, untuk menyusun hipotesis dan untuk mempertimbangkan informasi
yag relevan.
Berdasarkan paparan diatas, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
perempuan lebih baik dari laki-laki dalam hal keterampilan berpikir kritis dan
terdapat perbedaan dalam prosesnya. Laki-laki tidak memenuhi semua indikator
dari berpikir kritis yaitu pada overview, sedangkan perempuan memenuhi semua
indikator berpikir kritis.
85
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Proses berpikir kritis subjek laki-laki dan subjek perempuan, pada tahap
Focus mampu mengidentifikasi fakta-fakta yang diberikan dalam soal secara
jelas, logis, ringkas, efektif dan efesien sehingga mampu mengidentifikasi adanya
permasalahan dan memahami pertanyaan dalam soal, hal tersebut dapat dilihat
dari kemampuan untuk menuliskan unsur-unsur yang diketahui dari soal dan yang
ditanyakan dalam soal dengan tepat dan relative singkat. Pada tahap Reason
subjek laki-laki maupun perempuan dalam setiap langkah pengambilan keputusan
maupun kesimpulan didasari dengan alasan yang cenderung singkat, jelas namun
masih relevan, tidak langsung menjawab dengan cepat namun berhati-hati
sehingga memperbesar keakuratan dan kesesuaian alasan. Pada tahap Inference
subjek laki-laki dan perempuan dalam penarikan kesimpulan, sudah sesuai dengan
apa yang diminta soal dan alasan yang digunakan untuk membuat kesimpulan
juga sudah tepat untuk mendukung kesimpulan yang dibuat relevan, singkat dan
jelas. Pada tahap Situation subjek laki-laki dan perempuan mampu menggunakan
semua informasi yang penting dengan baik dengan waktu yang dibutuhkan
relative singkat. Pada tahap Clarity subjek laki-laki mapun perempuan mampu
memberikan penjelasan (membenarkan atau mengklarifikasi) lebih lanjut tentang
kesimpulan akhir, mampu menjelaskan istilah yang terdapat pada soal serta dapat
membuat contoh kasus seperti masalah soal yang diberikan dengan baik meskipun
masih berpatokan dengan soal yang diberikan. Dan pada tahap Overview, subjek
85
86
laki-laki tidak memenuhi untuk kriteria ini, karena subjek tidak memeriksa
jawaban secara menyeluruh, hanya memeriksa jawaban akhir saja. Sementara
subjek perempuan mampu mengecekan kebenaran dari solusi yang diperoleh
secara menyeluruh serta dalam memberikan keyakinan atas jawabannya yang
sudah diperoleh dengan tegas bahwa jawaban yang diperoleh adalah benar.
Sehingga perempuan lebih baik dari laki-laki dalam hal keterampilan berpikir
kritis.
B. SARAN
Adapun saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, peneliti
menemukan subjek laki-laki kurang teliti dalam memecahkan masalah yang
diberikan. Oleh karena itu diharapkan agar para pendidik senantiasa
membiasakan siswa untuk memeriksa kembali hasil pekerjaan siswa dalam
memecahkan masalah.
2. Agar diperoleh proses berpikir kritis yang lebih lengkap, perlu dilakukan
penelitian verifikasi dengan materi yang lain, misalnya aljabar dan instrumen
yang berbeda mialnya pengajuan masalah dan paduan dengan model-model
pembelajaran.
3. Penelitian ini hanya mengungkapkan berpikir kritis siswa dalam memecahkan
masalah matematika berdasarkan gender dengan kemampuan matematika
yang relatif setara, sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar
dapat mengungkapkan berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah
berdasarkan perbedaan kemampuan matematikanya.
87
DAFTAR PUSTAKA
Alexandra, Gita & Novisita Ratu. 2018. Profil Kemampuan Berpikir Kritis
Matematika Siswa SMP Dengan Graded Response Models. Jurnal
Mosharafa. Vol. 7, No. 1.
Anggoro, Bambang Sri. 2016. Analisis Peresepsi Siswa SMP Terhadap
Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Perbedaan Gender Dan
Disposisi Berpikir Kreatif Matematis. Jurnal Pendidikan Matematika.
Vol. 7, No. 2.
Anwar, Saiful & Siti M Amin. 2013. Penggunaan Langkah Pemecahan Masalah
Polya Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi Perbandingan Di
Kelas VI MI Al- Ibrohim Galis Bangkalan. Jurnal Pendidikan
Matematika. Vol. 1, No. 1.
Arifin, Hohar. 2007. Cara Cerdas Menilai Kinerja Perusahaan (Aspek Finansial
Dan Non Finansial) Berbaris Komputer. Jakarta: PT Alex Media
Komputindo.
Asfar, Irfan Taufan. 2018. Model Pembelajaran Problem Posing & Solving.
Sukabumi: CV Jejak.
Cahyono, Budi. 2017. Analisis Keterampilan Berfikir Kritis Dalam Memecahkan
Masalah Ditinjau Perbedaan Gender. Jurnal matematika. Vol. 8, No. 1.
Damayanti, Dyah Putri & Siti Khabibah. 2018. Profil Berpikir Kritis Dalam
Memecahkan Soal Higher Order Thinking Ditinjau Dari Gaya Kognitif.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika. Vol. 7, no. 3.
Dewanti, Sintha Sih. 2018. Profil Berpikir Kritis Mahasiswa PGMI Dalam
Memecahkan Masalah Matematika Dasar. Jurnal Matematika dan
Pembelajaran. Vol. 6, No. 1.
Faizalnisbah. 2013. Pengertian masalah menurut para ahli, (Online),
(Https://Faizalnisbah.blogspot.com, diakses 17 Juni 2019).
Fatmawati, Herlinda, dkk. 2014. Analisis Berppikir Kritis Siswa Dalam
Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Polya Pada Pokok
Bahasan Persamaan Kuadrat. Jurnal Elektronik Pembelajaran
Matematika. Vol.2, No.9.
Fauzi, Ahmad. 2004. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Fibrianto, Alam Sigit. 2016. Kesetaraan Gender Dalam Lingkup Organisasi
Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2016. Jurnal
Analisa Sosiologi. Vol. 5.
Jhonson, Elaine B. 2002. Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan
Belajar-Mengajar Mengasyikkan Dan Bermakna. Bandung: MLC.
87
88
Mahardiningrum, Anita Sri & Novisita Ratu. 2018. Profil Pemecahan Masalah
Matematika Siswa SMP Pangudi Luhur Salatiga Ditnjau Dari Berpikir
Kritis. Jurnal Mosharafa. Vol.7, No. 1.
Makinuddin & Tri Hadiyanto Sasongko. 2006. Analisis Sosial Beraksi Dalam
Advokasi Irigasi. Bandung: Yayasan Akatiga.
Mardiyana. 2014. Profil Proses Berpikir Kritis Siswa Kelas Viii Smp Negeri 3
Surakarta Dalam Memecahkan Masalah Pokok Bahasan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (Spldv) Ditinjau Dari Kecerdasan
Majemuk Dan Gender. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika.
Vol. 2, No. 9.
Maulana. 2017. Konsep Dasar Matematika Dan Pengembangan Kemampuan
Berpikir Kritis-Kreatif. Sumedang: Upi Sumedang Press.
Muharti, Rina. 11 November 2010. Karakteristik Matematika,
(Online),(Muhartirina.blogspot.com , diakses 17 Juni 2019).
Neolaka, Amos. 2019. Isu-Isu Kritis Pendidikan Utama Dan Tetap Penting
Namun Terabaikan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Netriwati. 2016. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Berdasarkan Teori Polya Ditinjau Dari Pengetahuan Awal Mahasiswa
IAIN Raden Intan Lampung. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 7, No.
2.
Paramita, Mahditia. 2014. Kota Layak Anak Indonesia. Yogyakarta: Hunian
Rakyat Caritra Yogya.
Rohmatin, Dian Novita. 2012. Profil Berpikir Kritis Siswa Smp dalam
Memecahkan Masalah Geometri Ditinjau Dari Tingkat IQ. Jurnal
Gamatika. Vol. III no. 1.
Santong. 12 Januari 2017. Media Belajar, (Online), (Mediabelajar.blogspot.com,
diakses 18 Juni 2019).
Shalsabila, Thilla. 2016. Analisis Kemampuan Berfikir Kritis Siswa SDN
Tulangan dalam Memecahkan Masalah Soal Cerita Berdasarkan
Kemampuan Matematika. Tugas Mata kuliah Pengembangan
Pembelajaran Matematika. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Sugoyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R &D). Bandung: IKAPI.
Suharto, dkk. 2017.Proses Berpikir Kritis Siswa Kelas XII Man 3 Jmaber
Berdasarkan Perkembangan Usia Dalam Menyelesaikan Soal
Matematika Pokok Bahasan Peluang. Jurnal Pendidikan. Vol. 8, No. 1.
Susanto, Herry Agus. 2008. Mahasiswa Field Independent Dan Field Dependent
Dalam Memahami Konsep Grup. Jurnal Pendidikan : Universitas Negeri
Yogyakarta.
89
Tahir, Sitti Rahmah. 2015. Profil Berpikir Kritis Dalam Memecahkan Masalah
Matematika Ditinjau Dari Perbedaan Gender Pada Siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Tondong Tallasa. Tesis. Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Tisngati, Urip. 2015. Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa Dalam Pemecahan
Masalah Pada Materi Himpunan Ditinjau Dari Gaya Kognitif
Berdasarkan Langkah Polya. Jurnal Beta. Vol. 8, No. 2.
Walgito, Bimo. 2011. Teori-teori Psikologi Sosial. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Widyastuti, Rani. 2015. Proses Berpikir Kritis Siswa Dalam Menyelesaikan
Masalah Matematika Berdasarkan Teori Polya Ditinjau Dari Adversity
Quotient Tipe Climber. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 6, No. 2.
Yani, Muhammad, dkk. 2016. Proses Berpikir Siswa Sekolah Menengah Pertama
Dalam Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan Langkah-
Langkah Polya Ditinjau Dari Adversity Quotient. Jurnal Pendidikan
Matematika. Vol. 10, No. 1.
90
L
A
M
P
I
R
A
N
91
LAMPIRAN A
TES PEMECAHAN
MASALAH (TPM)
92
Tes Pemecahan Masalah (TPM)
Harga dua baju dan satu kaos Rp 170.000,00, sedangkan harga satu
baju dan tiga kaos Rp 185.000,00. Berapakah harga tiga baju dan
dua kaos?
93
LAMPIRAN B
SOLUSI TPM
94
SOLUSI TES PEMECAHAN MASALAH (TPM)
Indikator
Berpikir
Kritis
Jawaban
Focus
Misal:
Baju = x
Kaos = y
Model matematika
Harga dua baju dan satu kaos Rp 170000
2x + y = 170000
Harga satu baju dan tiga kaos Rp 185000
x + 3y = 185000
Reason
Susun kedua persamaan:
2x + y = 170000 |× 3|
x + 3y = 185000 |× 1|
Menjadi
6x + 3y = 510000
x + 3y = 185000 ___________________ −
5x = 325000
x = 325000/5
= 65000
Substitusikan nilai x
x + 3y = 185000
65000 + 3y = 185000
3y = 185000 − 65000
3y = 120000
y = 120000/3
= 40000
Jadi harga satu baju adalah 65000
harga satu kaos adalah 400000
95
Inference Untuk 3 baju dan 2 kaos
Harga = 3(65000) + 2(40000)
= 195000 + 80000
= 275000 rupiah
Situation
Dik : Harga dua baju dan satu kaos Rp 170000
Harga satu baju dan tiga kaos Rp 185000
Dit : Harga tiga baju dan dua ...?
Clarity Dapat dilihat pada saat wawancara
Overview Persamaan I
2x + y = 170000
2(65.000) + 40.000 = 170.000
130.000 + 40.000 = 170.000
170.000 = 170.000
Atau
x + 3y = 185000
65.000 + 3(40.000) = 185.000
65.000 + 120.000 = 185.000
185.000 = 185.000
Dan dapat juga dilihat pada saat wawancara.
96
LAMPIRAN C
BIODATA SUBJEK
97
SUBJEK LAKI-LAKI 1 (LK1)
Nama : Muh. Ariel Syahputra
Tempat Tanggal Lahir : Taraweang, 26 Oktober 2004
Alamat : kampung Cangkoe
Riwayat Pendidikan
Tk : TK Pertiwi Taraweang
SD : SDN 24 Taraweang
Nama Orang Tua
Ayah : Saparuddin
Ibu : Muliati
Pekerjaan Orang Tua
Ayah : Petani
Ibu : IRT
Nomor Hp : -
98
SUBJEK LAKI-LAKI 2 (LK2)
Nama : Muh. Ibrahim
Tempat Tanggal Lahir : Pangkep, 14 Juni 2005
Alamat : Bungoro
Riwayat Pendidikan
Tk : TK Pertiwi Taraweang
SD : SDN 2 Lejang
Nama Orang Tua
Ayah : Bustan S.T
Ibu : Rosdiana, M.Pd.
Pekerjaan Orang Tua
Ayah : Wiraswasta
Ibu : PNS
Nomor Hp : 085 242 822 919
99
SUBJEK PEREMPUAN 1 (PR1)
Nama : Atira
Tempat Tanggal Lahir : Taraweang, 25 November 2004
Alamat : Bontoa
Riwayat Pendidikan
Tk : -
SD : SDN 24 Taraweang
Nama Orang Tua
Ayah : Bakri
Ibu : Hasmawati
Pekerjaan Orang Tua
Ayah : Petani
Ibu : IRT
Nomor Hp : 081342648045
100
SUBJEK PEREMPUAN 2 (PR2)
Nama : Nur Annisa Sri Septiani
Tempat Tanggal Lahir : Taraweang, 26 September 2005
Alamat : Kampung Batu-batu
Riwayat Pendidikan
Tk : TK Pertiwi Taraweang
SD : SDN 25 Taraweang
Nama Orang Tua
Ayah : Ansar Hamid
Ibu : Hj. Hasmawati Musa (Alm.)
Pekerjaan Orang Tua
Ayah : PNS
Ibu : -
Nomor Hp : 085242243547
101
LAMPIRAN D
PEDOMAN
WAWANCARA
102
PEDOMAN WAWANCARA
Kriteria
Berpikir
Kritis
Indikator Pertanyaan
F
• Menentukan pokok
permasalahan pada soal
• Memutuskan strategi yang
akan digunakan untuk
memecahkan masalah
• Menyimpulkan jawaban
yang ditemukan
• Apa pokok permasalahan yang
anda temukan pada soal?
• Strategi apa yang anda gunakan
dalam memecahkan masalah?
• Menurut anda apakah jawaban
yang anda temukan benar?
R
Memberikan alasan logis
berdasarkan fakta/bukti yang
relevan pada setiap langkah
dalam membuat keputusan
maupun proses penarikan
kesimpulan.
Alasan-alasan apa saja yang
mendasari setiap langkah yang
anda gunakan dalam memecahkan
masalah?
I
Membuat proses penarikan
kesimpulan berdasarkan alasan
yang tepat.
Apa kesimpulan yang anda
peroleh?
S
Menggunakan semua
informasi yang sesuai dengan
permasalahan.
Informasi apa saja yang anda
gunakan dalam memecahkan
masalah?
C
Menjelaskan istilah-istilah
yang digunakan dalam
memecahkan masalah.
• Apa penjelasan anda tentang
istilah yang anda gunakan
dalam soal?
• Berikan contoh kasus yang
mirip dengan soal tersebut!
O
Mengecek kembali secara
menyeluruh mulai dari awal
sampai akhir (yang dihasilkan
pada FRISCO).
Bagaimana cara anda mengecek
kembali pemecahan masalah yang
anda temukan?
103
LAMPIRAN E
TRANSKRIP
WAWANCARA TPM
SUBJEK LAKI-LAKI DAN
PEREMPUAN
104
TRANSKIP WAWANCARA
SUBJEK LAKI-LAKI 1 (LK1)
FOCUS
P Coba adek baca soal yang kakak berikan
S (membaca soal) sudah kak
P
Kalau kita ingin menyelesaikan suatu soal kan biasanya kita harus
menulis dulu apa-apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.
Menurut adek dalam soal apa saja yang diketahui?
S (membaca soal) yang diketahui itu harga dua baju dan satu kaos Rp
170.000,00, sedangkan harga satu baju dan tiga kaos Rp 185.000,00
P Kalau yang ditanyakan apa?
S Berapakah harga tiga baju dan dua kaos?
P Menurut adek apakah pokok permasalahan yang adek temukan pada
soal?
S
(berpikir) teknik apa di kak yang digunakan dalam memecahkan
masalah ini sedangkan soal ini berupa soal cerita saja tidak berbentuk
soal matematika.
P Sekarang kita lihat langkah pemecahan masalah adek nomor 1,
langkah apa yang adek lakukan?
S
Pertama-tama menuliskan yang diketahui dan ditanyakan pada soal,
kemudian memisalkan dan membuat model matematika dan
selanjutnya menggunakan cara eliminasi dan subtitusi kak.
P Adek menggunakan pemisalan apa?
S Saya menggunkan pemisalan a dan b kak. Baju a dan kaos b.
P Kalo model matematikanya bagaimana?
S 2a + b = 170.000 dan a + 3b = 185.000
P Sekarang kakak tanya apa adek yakin dengan jawaban adek itu
benar?
S (berpikir) yakin kak
Reason dan Inference
P Sekarang kakak tanya lagi metode apa yang adek akan gunakan
dalam menyelesaikan soal ini?
105
S Mmm... metode yang saya pilih adalah metode eliminasi dan
subtitusi
P Apa itu metode eliminasi?
S Metode eliminasi itu adalah menghilangkan salah satu variabelnya
kak supaya kita bisa dapat nilai salah satu variabelnya.
P Kenapa adek meggunakan metode eliminasi dan Subtitusi
S Karena lebih mudah aja kak.
P Oke.. bagaimana langkah-langkah metode eliminasi?
S
mm... (berpikir) caranya itu kak, pertama-tama kita lihat koefesien
dari variabelnya. Kita bisa memilih salah satunya yang kita akan
eliminasi.
P Coba adek tunjukan pada kakak cara yang adek sebutkan tadi,
dengan soal
S
Caranya kak, 2a + b = 170.000 dan a + 3b = 185.000, kita bisa lihat
koefesien dari a yaitu 2 dan 1 jadi kita kalikan persamaan 1 dengan 1
dan persamaan 2 dengan 2 jadi hasilnya persamaan 1 itu 2a + b =
170.000 dan persamaan 2 itu 2a + 6b = 370.000. setelah itu kedua
persamaan kita kurangkan dan hasilnya -5 b = -200.000. selanjutnya
keduanya kita bagi dengan -5 dan hasilnya b = 40.000.
P Kalo nilai b nya sudah ditahu bagaimana dengan nilai a nya?
S Kalo itu kak tinggal menggunkan metode subtitusi. Dapat deh
nilainya.
P Coba adek kerjakan.
S Tunggu kak. (sambil mengerjakan kembali dikertas lain)
P Jadi bagaimana keputusan adek?
S Menurut saya kak, jawaban saya benar.
Situation
P Jadi dek informasi apa saja yang adek gunakan dalam menyelesaikan
masalah ini?
S Yang saya gunakan kak semua yang diketahui dan ditanyakan pada
soal kak.
106
Clarity
P Sekarang apakah adek mengerti tentang istilah yang terdapat pada
soal?
S (Melihat kembali soal) iya kak saya mengerti
P Coba Rp itu apa dek?
S Rp itu kak Rupiah
P Kalo kakak minta adek memberikan contoh soal yang sama, adek
bisa?
S Bisa dong kak
P Coba kalo bisa?
S
(berpikir) harga tiga sepatu dan lima sandal adalah Rp.300.000,00.
Dua sepatu dan empat sandal adalah Rp.250.000,00. Berapakah
harga satu sepatu dan satu sandal?
P Kalo cara penyelesaiannya bagaimana dek?
S Sama aja kak dengan sebelumnya, kan yang beda cuma angkanya aja
ehehhhe
Overview
P Jadi ini, jawaban akhir adek temukan?
S Iya kak
P Jadi apakah adek sudah yakin dengan jawaban yang adek temukan?
S Iya kak, saya yakin
P Kenapa bisa yakin?
S Karena saya sudah cek hasilnya kak
P Itu saja?
S
Oh iya kak, saya juga udah mencoba memasukkan nilai a dan b yang
saya peroleh ke dalam persamaan 1 dan hasilnya benar. Jadi yakin
dong kak.
P Oh begitu yah, ya udah makasih ya dek atas waktunya
S Iya kak, sama-sama.
107
SUBJEK LAKI-LAKI 2 (LK2)
Focus
P Coba adek baca soal yang kakak berikan
S (membaca soal) sudah kak
P
Kalau kita ingin menyelesaikan suatu soal kan biasanya kita harus
menulis dulu apa-apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.
Menurut adek dalam soal?
S (membaca soal) harga dua baju dan satu kaos Rp.170.000,00, dan
harga satu baju dan kaos Rp.185.000,00
P Kalau yang ditanyakan apa?
S Berapakah harga tiga baju dan dua kaos?
P Menurut adek apakah pokok permasalahan yang adek temukan pada
soal?
S
(berpikir) cara apa yang bisa saya gunakan dalam menjawab
pertanyaan dari masalah ini kak sebab soal ini berbentuk soal cerita
saja kak. (kening sedikit berkerut)
P Sekarang kita lihat langkah pemecahan masalah adek, langkah apa
yang adek lakukan?
S
Pertama-tama menuliskan yang diketahui dan ditanyakan pada soal,
kemudian memisalkan dan membuat model matematika dan
selanjutnya menggunakan cara eliminasi dan subtitusi kak.
P Adek menggunakan pemisalan apa?
S Saya menggunkan pemisalan x dan y kak. Buku tulis x dan pensil y.
P Setelah pemisalan apa lagi yang adek lakukan
S Membuat model matematikanya kak
P Bagaimana bentuk model matematikanya ?
S 2x + 1y = 170.000, 1x + 3y = 185.000
P Sekarang kakak tanya apa adek yakin dengan jawaban adek itu
benar?
S (berpikir) yakin kak
108
Reason dan Inference
P Sekarang kakak tanya lagi metode apa yang adek akan gunakan
dalam menyelesaikan soal ini?
S Mmm... metode yang saya pilih adalah metode eliminasi dan
subtitusi
P Apa itu metode subtitusi?
S Metode subtirusi yaitu salah satu persamaan disubtitusikan sehingga
diperoleh sebuah persamaan dengan satu variabel saja.
P Kenapa adek meggunakan metode eliminasi dan Subtitusi
S Karena lebih mudah aja kak.
P Oke.. bagaimana langkah-langkah metode Subtitusi?
S
mm... (berpikir) caranya itu kak, pilih salah satu persamaan,
kemudian nyatakan x sebagai fungsi y atau y sebagai fungsi x.
Kemudian subritusikan nilai x atau y yang diperoleh dari
sebelumnya ke persamaan yang lain.
P Coba edek tunjukan pada kakak cara yang adek sebutkan tadi.
S
Caranya kak, misal kita pilih persamaan kedua yaitu 1x + 3y =
185.000. kita akan nyatakan dalam bentuk x maka x = 185.000 – 3y.
Selanjutnya nilai x yang diperoleh kita subtitusikan ke dalam
persamaan 4x + 2y = 13.000. sehingga akan diperoleh nilai x dan y.
P Apa adek bisa mengerjakannya kembali?
S Bisa kak.
P Coba adek kerjakan.
S Tunggu kak. (sambil mengerjakan kembali dikertas lain)
P Jadi bagaimana keputusan adek?
S Menurut saya kak, jawaban saya benar.
Situation
P Jadi dek informasi apa saja yang adek gunakan dalam menyelesaikan
masalah ini?
S Yang saya gunakan kak semua yang diketahui pada soal kak.
109
Clarity
P Sekarang apakah adek mengerti tentang istilah yang terdapat pada
soal?
S (sambil melihat kembali soal) iya kak saya mengerti
P Coba kakak tanya, Rp itu apa?
S Rupiah kak
P Kalo kakak minta adek memberikan contoh soal yang sama, adek
bisa?
S Insya Allah bisa kak.
P Coba kalo bisa?
S
(berpikir) keliling persegi panjang sama dengan 88 cm. Jika lebarnya
8 cm lebih pendek dari panjangnya maka panjang dan lebar dari
persegi panjang tersebut adalah...heheh
P Kalo cara penyelesaiannya bagaimana dek?
S Iya kak sama.
Overview
P Apa ini jawaban akhir yang adek temukan?
S Iya kak
P Jadi apakah adek sudah yakin dengan jawaban yang adek temukan?
S Insya Allah, sangat yakin kak.
P Kenapa bisa yakin?
S Hehhe karena kalo diliat-liat hasil akhirnya kak ya sudah benar.
110
SUBJEK PEREMPUAN 1 (PR1)
Focus
P Coba adek baca soal yang kakak berikan
S (membaca soal) sudah kak
P
Kalau kita ingin menyelesaikan suatu soal kan biasanya kita harus
menulis dulu apa-apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Menurut
adek dala soal nomor 3 apa saja yang diketahui?
S Harga dua baju dan kaos yaitu Rp 170.000 dan harga satu baju dan tiga
kaos Rp.185.000
P Kalau yang ditanyakan apa?
S Harga tiga baju dan dua kaos?
P Menurut adek apakah pokok permasalahan yang adek temukan pada
soal?
S (berpikir) banyak kak mulai darimembuat model matematika dari soal,
mencari solusinya dan mengambil kesimpulannya kak.
P Sekarang kita lihat langkah pemecahan masalah adek, langkah apa yang
adek lakukan?
S
Hmm... pertama-tama saya misalkan dulu kemudian membuat model
matematikanya dengan berpatokan pada apa-apa saja yang diketahui
pada soal.
P Adek menggunakan pemisalan?
S Saya menggunakan pemisalan x dan y kak. Baju x dan kaos y.
P Kalo model matematikanya bagaimana?
S 2x +1y = 170.000 dan 1x + 3y = 185.000
P Sekarang kakak tanya apa adek yakin dengan jawaban adek itu benar?
S Iye kak, Insya Allah benar (senyum sambil mengangguk)
Reason dan Inference
P Sekarang kakak tanya lagi metode apa yang adek akan gunakan
dalam menyelesaikan soal ini?
S Mmm... metode yang saya pilih adalah metode eliminasi dan
subtitusi
111
P Apa itu metode eliminasi?
S
(berpikir) metode eliminasi adalah sebuah cara menyelesaikan
persamaan dengan cara menghilangkan salah satu dari variabel yang
ada.
P Kenapa adek meggunakan metode eliminasi dan Subtitusi
S Karena ituji saya tahu kak. Hehhe (sambil tersenyum).
P Oke.. bagaimana langkah-langkah metode eliminasi?
S Itu kak (sambil berpikir) kita bisa memilih salah satu koefisiennya
kak.
P Coba edek tunjukan pada kakak cara yang adek sebutkan tadi,
dengan soal.
S (mengerjakan di kertas lain) ini kak
P Kalo nilai x nya sudah ditahu bagaimana dengan nilai y nya?
S Itu kak kita bisa gunakan subtitusi
P Coba adek kerjakan.
S Iya kak. (sambil mengerjakan kembali dikertas lain)
Hasil kerja......
P Jadi bagaimana keputusan adek?
S Insya Allah benar.
Situation
P Jadi dek informasi apa saja yang adek gunakan dalam menyelesaikan
masalah ini?
S Semua kak yang diketahui pada soal kak.
P Apa adek yakin
S Yakin kak.
Clarity
P Sekarang apakah adek mengerti tentang istilah yang terdapat pada
soal?
112
S (Melihat kembali soal) iya kak
P Coba Rp itu apa dek?
S Rupiah kak
P Kalo kakak minta adek memberikan contoh soal yang sama, adek
bisa?
S Hehhe insya Allah
P Coba kalo bisa?
S
(berpikir dengan kening berkerut) untuk acara pesta ibu membeli 3
kg terigu dan 2 kg gula dengan harga Rp.25.000,00 kemudian
menambah lagi 2 kg terigu dan 5 kg gula dengan harga Rp.40.000,00.
Berapakah harga masing-masing?
P Kalo cara penyelesaiannya bagaimana dek?
S Saya tetap pakai cara yang sama kak. Karena lebih mudah
Overview
P Setelah adek menjawab semua soal, apakah adek sudah yakin dengan
jawaban yang adek temukan?
S Sudah kak
P Kenapa bisa yakin?
S Karena saya sudah cek kembali kak dari awal sampai akhir.
P Itu saja?
S saya juga udah mencoba memasukkan nilai x danyb yang saya peroleh
ke dalam persamaan 1 dan hasilnya benar. Jadi yakin dong kak.
P Oh begitu yah, ya udah makasih ya dek atas waktunya
S Iya kak, sama-sama.
113
SUBJEK PEREMPUAN 2 (PR2)
Focus
P Coba adek baca soal yang kakak berikan
S (setelah membaca beberapa menit) oke kak sudah.
P
Kalau kita ingin menyelesaikan suatu soal kan biasanya kita harus
menulis dulu apa-apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.
Menurut adek dalam apa saja yang diketahui?
S (membaca soal) yang diketahui itu harga dua baju dan satu kaos yaitu
RP.170.000. harga satu baju dan tiga kaos yaitu Rp.185.000
P Kalau yang ditanyakan apa?
S Berapakah harga tiga baju dan dua kaos?
P Menurut adek apakah pokok permasalahan yang adek temukan pada
soal?
S (berpikir) pertama-tama itu kak, masalah ini sedikit berbeda dengan
soal-soal yang pernah saya dapat.
P Sekarang kita lihat langkah pemecahan masalah adek, langkah apa
yang adek lakukan?
S
Pertama-tama menuliskan apa-apa yang diketahui, apa yang
ditanyakan, kemudian kita misalkan dan membuat model
matematikanya.
P Sekarang kakak tanya apa adek yakin dengan jawaban adek itu benar?
S (berpikir) yakin kak
Reason dan Inference
P Sekarang kakak tanya lagi metode apa yang adek akan gunakan
dalam menyelesaikan soal ini?
S Metode eliminasi dan subtitusi kak.
P Tapi kakak lihat dijawabanmu, kenapa tidak tulis metodenya?
S Lupa kak heheh (sambil ketawa)
P Apa itu metode subtitusi?
S Metode subtitusi yaitu salah satu persamaan disubtitusikan sehingga
diperoleh sebuah persamaan dengan satu variabel saja
114
P Kenapa jawabannya sama dengan temannya yang lain?
S Karena itu kak yang ditanyakanki dulu sama gurunya. Jadi pasti
sama kak sama yang lain yang masih ingat.
P Kenapa adek meggunakan metode eliminasi dan Subtitusi
S Karena tidak ribet kak.
P Oke.. bagaimana langkah-langkah metode subtitusi?
S
caranya itu kak, pilih salah satu persamaan, kemudian nyatakan x
sebagai fungsi y atau y sebagai fungsi x. Kemudian subritusikan nilai
x atau y yang diperoleh dari sebelumnya ke persamaan yang lain.
(sambil mengingat)
P apa adek bisa kerja kembali
S Bisa kak.
P Coba adek kerjakan.
S Iya kak. (sambil mengerjakan kembali dikertas lain)
Hasil kerja......
P Jadi bagaimana keputusan adek?
S (tersenyum) benar kak.
Situation
P Jadi dek informasi apa saja yang adek gunakan dalam menyelesaikan
masalah ini?
S Semua informasi saya gunakan kak
Clarity
P Sekarang apakah adek mengerti tentang istilah yang terdapat pada
soal?
S Iya
P Coba kakak tanya, Rp itu apa?
S Rupiah kak
P Kalo kakak minta adek memberikan contoh soal yang sama, adek
bisa?
115
S Insya Allah bisa kak.
P Coba kalo bisa?
S
(berpikir) keliling persegi panjang sama dengan 20 cm. Jika lebarnya
8 cm lebih pendek dari panjangnya maka panjang dan lebar dari
persegi panjang tersebut adalah....
P Kalo cara penyelesaiannya bagaimana dek?
S Sama aja kak
Overview
P Tadi kakak liat adek kalau abis menulis jawaban pasti adek melihat
lagi jawaban adek,
S Iya kak
P Jadi apakah adek sudah yakin dengan jawaban yang adek temukan?
S sangat yakin kak.
P Kenapa bisa yakin?
S Sudah di cocokkan kembali kak
P Itu saja?
S
iya kak, saya sudah mencoba memasukkan nilai x dan y yang saya
peroleh ke dalam persamaan 1 dan hasilnya benar. Jadi yakin dong
kak. Coba deh kakak lihat lembar jawaban saya
P Oh begitu yah, ya udah makasih ya dek atas waktunya
S Iya kak, sama-sama.
116
LAMPIRAN F
JAWABAN TPM OLEH
SUBJEK LAKI-LAKI
DAN PEREMPUAN
117
HASIL PEKERJAAN SUBJEK LAKI-LAKI 1 (LK1)
118
HASIL PEKERJAAN SUBJEK LAKI-LAKI 2 (LK2)
119
120
HASIL PEKERJAAN SUBJEK PEREMPUAN 1 (PR1)
121
122
HASIL PEKERJAAN SUBJEK PEREMPUAN 2 (PR2)
123
124
LAMPIRAN G
DOKUMENTASI
125
126
SUBJEK LAKI-LAKI 1(LK1)
SUBJEK LAKI-LAKI 2 (LK2)
127
SUBJEK PEREMPUAN 1 (PR1)
SUBJEK PEREMPUAN 2 (PR2)
128
129
LAMPIRAN H
VALIDASI
130
131
LAMPIRAN I
LEMBAR
PERSURATAN
132
133
134
135
LAMPIRAN J
POWERPOINT
(PPT)
136
137
C. Berpikir Kritis
Berpikir Kritis adalah kemampuan berpikir tingkat
tinggi yang mampu menganalisis permasalahan
dan argumentasi secara mendalam, tidak
mempercayai begitu saja informasi yang datang
dari berbagai sumber dan mampu membuat
keputusan tentang apa yang dipercayai atau
dilakukan berdasarkan kriteria FRISCO (Focus,
Reason, Inference, Situation, Clarity and
Overview).
Kriteria Berpikir Kritis Indikator
F (Focus) Siswa memahami permasalahan pada soal yang diberikan
R (Reason) Siswa memberikan alasan berdasarkan fakta pada setiap langkah dalam membuat keputusan atau kesimpulan
I (Inference) Siswa membuat kesimpulan yang tepat
S (Situation) Siswa menggunakan semua informasiyang sesuai dengan permasalahan
C (Clarity) Siswa mampu menjelaskan istilah dalam soal jika ada dan mampu memberikan contoh kasus yang mirip
O (Overview) Siswa megecek kembali secara menyeluruh mulai dari awal sampai akhir
138
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Focus
a) Subjek Laki-laki
1) Siswa menuliskan dan menyebutan apa yang diketahui dan ditanyakan pada
soal.
2) Siswa mengemukakan pokok permasalahan yang ada pada soal.
3) Siswa memutuskan strategi yang akan digunakan bedasarkan pokok
permasalahan yang ada pada soal.
4) Siswa mengemukakan kesimpulan jawaban yang diperoleh adalah benar
berdasarkan strategi yang dia buat.
b) Subjek Perempuan
1) Siswa menuliskan dan menyebutan apa yang diketahui dan ditanyakan pada
soal.
2) Siswa mengemukakan pokok permasalahan yang ada pada soal
3) Siswa memutuskan strategi yang akan digunakan bedasarkan pokok
permasalahan yang ada pada soal.
4) Siswa mengemukakan kesimpulan jawaban yang diperoleh adalah benar
berdasarkan strategi yang dia buat.
Berdasarkan deskripsi diatas, maka subjek laki-laki dan subjek perempuan memenuhi
indikator focus.
139
3. Inference
a) Subjek Laki-laki
1) Siswa menentukan metode eliminasi dan subtitusi dalam
penyelesaian masalah
2) Siswa mengemukakan tahapan penyelesaian, memutuskan jawaban
yang ditemukan serta alasannya.
3) Siswa membuat proses penarikan kesimpulan berdasarkan alasan
yang tepat dan sesuai dengan apa yang ditanyakan dalam soal.
b) Subjek Prempuan
1) Siswa menentukan metode eliminasi dan subtitusi dalam
penyelesaian masalah
2) Siswa mengemukakan tahapan penyelesaian, memutuskan jawaban
yang ditemukan serta alasannya.
3) Siswa membuat proses penarikan kesimpulan berdasarkan alasan
yang tepat dan sesuai dengan apa yang ditanyakan dalam soal.
Berdasarkan deskripsi diatas, maka subjek laki-laki dan subjek perempuan
memenuhi indikator inference.
2. Reason
a) Subjek Laki-laki
1) Mengemukakan alasan menggunakan metode eliminasi
dan subtitusi
2) Mengetahui langkah-langkah metode eliminasi dan
subtitusi
3) Memutuskan jawaban yang ditemukan serta alasannya
b) Subjek Perempuan
1) Mengemukakan alasan menggunakan metode eliminasi
dan subtitusi
2) Mengetahui langkah-langkah metode eliminasi dan
subtitusi
3) Memutuskan jawaban yang ditemukan serta alasannya
Berdasarkan deskripsi diatas, maka subjek laki-laki dan subjek
perempuan memenuhi indikator reason.
6. Overview
a) Subjek Laki-laki
Siswa melakukan pengecekan kembali hasil pekerjaannya namun
tidak seluruhnya hanya mengecek hasil akhir saja.
b) Subjek Perempuan
Siswa melakukan pengecekan kembali secara menyeluruh terhadap
hasil pekerjaannya
Berdasarkan deskripsi diatas, maka subjek laki-laki tidak memenuhi indikator
overview sementara subjek perempuan memenuhi indikator Overview.
B. Pembahasan
Pada indikator Focus dalam memecahkan masalah matematika subjek
laki-laki dan perempuan sama-sama mengemukakan pokok permasalahan
pada soal, serta memutuskan strategi yang akan digunakan berdasarkan
pokok permasalahan pada soal dan mengemukakan jawaban yang
ditemukan sesuai dengan kunci jawaban berdasarkan strategi yang dia buat.
4. Situation
a) Subjek Laki-laki
Siswa menggunakan semua informasi yang penting dalam memecahkan
masalah
b) Subjek Perempuan
Siswa menggunakan semua informasi yang penting dalam memecahkan
masalah
Berdasarkan deskripsi diatas, maka subjek laki-laki dan subjek perempuan memenuhi
indikator situation.
5. Clarity
a) Subjek Laki-laki
Siswa menjelaskan istilah yang terdapat pada soal dengan benar, serta mampu
membuat contoh soal yang sesuai dengan kasus yang ada pada soal namun
hampir sama hanya mengubah angkanya.
b) Subjek Perempuan
Siswa menjelaskan istilah yang terdapat pada soal dengan benar, serta mampu
membuat contoh soal yang sesuai dengan kasus yang ada pada soal.
Berdasarkan deskripsi diatas, maka subjek laki-laki dan subjek perempuan memenuhi
indikator clarity
140
Pada tahap Reason, subjek perempuan dalam setiap
langkah pengambilan keputusan maupun kesimpulan didasari
dengan alasan yang berupa kata-kata dan cenderung terperinci,
lengkap, jelas dan relevan.
Pada tahap Inference, subjek laki-laki dan perempuan
mampu menarik kesimpulan (Inference) yang sesuai dengan apa
yang diminta soal dan alasan yang digunakan untuk membuat
kesimpulan juga sudah tepat untuk mendukung kesimpulan
yang dibuat.
Pada tahap Situation subjek laki-laki dan perempuan
dengan gaya kognitif reflektif keduanya mampu menggunakan
semua informasi yang penting dengan baik dalam memecahkan
masalah.
Pada tahap Clarity subjek laki-laki dan perempuan keduanya
mampu memberikan penjelasan (membenarkan atau
mengklarifikasi) lebih lanjut tentang kesimpulan akhir, mampu
menjelaskan istilah yang terdapat pada soal serta mampu
membuat contoh soal sesuai dengan kasus yang ada pada soal.
Pada tahap Overview subjek laki-laki dan perempuan sama-
sama memeriksa kembali pekerjaannya, namun laki-laki hanya
memeriksa hasil akhirnya saja. Sedangkan perempuan memeriksa
kembali jawaban yang diperoleh setiap langkah yang ditemukan
sampai dengan hasil akhir
Berdasarkan paparan diatas, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa perempuan lebih baik dari laki-laki dalam hal keterampilan
berpikir kritis dan terdapat perbedaan dalam prosesnya. Laki-laki
tidak memenuhi semua indikator dari berpikir kritis yaitu pada
overview, sedangkan perempuan memenuhi semua indikator
berpikir kritis.
Pada tahap Clarity subjek laki-laki dan perempuan keduanya
mampu memberikan penjelasan (membenarkan atau
mengklarifikasi) lebih lanjut tentang kesimpulan akhir, mampu
menjelaskan istilah yang terdapat pada soal serta mampu
membuat contoh soal sesuai dengan kasus yang ada pada soal.
Pada tahap Overview subjek laki-laki dan perempuan sama-
sama memeriksa kembali pekerjaannya, namun laki-laki hanya
memeriksa hasil akhirnya saja. Sedangkan perempuan memeriksa
kembali jawaban yang diperoleh setiap langkah yang ditemukan
sampai dengan hasil akhir
Berdasarkan paparan diatas, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa perempuan lebih baik dari laki-laki dalam hal keterampilan
berpikir kritis dan terdapat perbedaan dalam prosesnya. Laki-laki
tidak memenuhi semua indikator dari berpikir kritis yaitu pada
overview, sedangkan perempuan memenuhi semua indikator
berpikir kritis.
141
RIWAYAT HIDUP
Resky Hidayanti, lahir di Ulu Lembang pada tanggal 28
A Agustus 1996. Penulis adalah anak kedua dari empat
bersaudara bersaudara, buah hati dari pasangan Mansur dan Nurtati.
Penu Penulis mengawali pendidikan Sekolah dasar di SD 283
Ganting pada tahun 2002 dan tamat pada tahun 2008, kemudian pada tahun 2008
penulis melanjutkan ke SMP Negeri 21 Bulukumba dan tamat pada tahun 2011,
pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menangah
Atas di SMA Negeri 13 Bulukumba dan tamat pada tahun 2014, kemudian pada
tahun 2015 penulis melanjtkan pendidikan disalah satu Perguruan Tinggi Swasta
yang ada di Makassar yaitu di Universitas Muhammadiyah Makassar dan menjadi
mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi
Pendidikan Matematika dan tamat pada tahun 2019.