analisis jangkauan pelayanan kecamatan limapuluh kota pekanbaru-libre

41
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada hakekatnya dalam mewujudkan efisiensi penataan ruang sebagai tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan ekonomi dan sosial budaya, salah satunya adalah dengan proses kegiatan penataan ruang kawasan perkotaan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Rencana Tata Ruang Wilayah. Perkembangan pembangunan fisik dalam wilayah Pekanbaru 12 (dua belas) kecamatan. Salah satu dari kecamatan di Pekanbaru ini yang mengalami berbagai perkembangan pembangunan tersebut adalah di Kecamatan Limapuluh. Selain itu juga diharapkan pengembangan di Kecamatan Limpuluh dapat memanfaatkan peluang-peluang baik secara rasional maupun regional, sehingga dapat menigkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan kualitas lingkungan yang berhasil guna dan berdaya guna. Kecamatan limapuluh adalah salah satu kecamatan di kota pekanbaru yang terbagi atas 4 kelurahan yaitu, kelurahan rintis, kelurahan sekip, kelurahan tanjung rhu dan pesisir. Dan setiap kelurahannya mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi dengan tingkat pelayanan yang tinggi pula, untuk itu perlu adanya fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk melayani kebutuhan masyarakat, seperti fasilitas pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas peribadatan, dan sebagainya. Kecamatan Limapuluh ini terletak di bagian Utara kota pekanbaru, dan terbagi menjadi 4 kelurahan. Di antaranya adalah: 1. Kelurahan Rintis 2. Kelurahan Tanjung Rhu 3. Kelurahan Sekip 4. Kelurahan Pesisir Adapun kecamatan limapuluh ini luasnya berkisar hingga 4,04 (km²), dengan batasan-batasan wilayah sebagai berikut: 1. sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Rumbai Pesisir 2. sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tenayan Raya

Upload: irpal-gusnadi

Post on 20-Nov-2015

46 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

ada hakekatnya dalam mewujudkan efisiensi penataan ruang sebagai tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan ekonomi dan sosial budaya, salah satunya adalah dengan proses kegiatan penataan ruang kawasan perkotaan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Rencana Tata Ruang Wilayah. Perkembangan pembangunan fisik dalam wilayah Pekanbaru 12 (dua belas) kecamatan. Salah satu dari kecamatan di Pekanbaru ini yang mengalami berbagai perkembangan pembangunan tersebut adalah di Kecamatan Limapuluh. Selain itu juga diharapkan pengembangan di Kecamatan Limpuluh dapat memanfaatkan peluang-peluang baik secara rasional maupun regional, sehingga dapat menigkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan kualitas lingkungan yang berhasil guna dan berdaya guna. Kecamatan limapuluh adalah salah satu kecamatan di kota pekanbaru yang terbagi atas 4 kelurahan yaitu, kelurahan rintis, kelurahan sekip, kelurahan tanjung rhu dan pesisir. Dan setiap kelurahannya mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi dengan tingkat pelayanan yang tinggi pula, untuk itu perlu adanya fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk melayani kebutuhan masyarakat, seperti fasilitas pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas peribadatan, dan sebagainya.

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Pada hakekatnya dalam mewujudkan efisiensi penataan ruang sebagai tempat

    berlangsungnya kegiatan-kegiatan ekonomi dan sosial budaya, salah satunya adalah dengan

    proses kegiatan penataan ruang kawasan perkotaan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

    Rencana Tata Ruang Wilayah.

    Perkembangan pembangunan fisik dalam wilayah Pekanbaru 12 (dua belas) kecamatan.

    Salah satu dari kecamatan di Pekanbaru ini yang mengalami berbagai perkembangan

    pembangunan tersebut adalah di Kecamatan Limapuluh.

    Selain itu juga diharapkan pengembangan di Kecamatan Limpuluh dapat memanfaatkan

    peluang-peluang baik secara rasional maupun regional, sehingga dapat menigkatkan kualitas

    kehidupan masyarakat dan kualitas lingkungan yang berhasil guna dan berdaya guna. Kecamatan

    limapuluh adalah salah satu kecamatan di kota pekanbaru yang terbagi atas 4 kelurahan yaitu,

    kelurahan rintis, kelurahan sekip, kelurahan tanjung rhu dan pesisir. Dan setiap kelurahannya

    mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi dengan tingkat pelayanan yang tinggi

    pula, untuk itu perlu adanya fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk melayani kebutuhan

    masyarakat, seperti fasilitas pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas peribadatan, dan

    sebagainya.

    Kecamatan Limapuluh ini terletak di bagian Utara kota pekanbaru, dan terbagi menjadi 4

    kelurahan. Di antaranya adalah:

    1. Kelurahan Rintis

    2. Kelurahan Tanjung Rhu

    3. Kelurahan Sekip

    4. Kelurahan Pesisir

    Adapun kecamatan limapuluh ini luasnya berkisar hingga 4,04 (km), dengan batasan-batasan

    wilayah sebagai berikut:

    1. sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Rumbai Pesisir

    2. sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tenayan Raya

  • 2

    3. sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sail

    4. sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pekanbaru Kota

    1.2 TUJUAN DAN SASARAN

    Tujuan

    Laporan ini di buat bertujuan untuk mengetahui dan memahami sampai dimana tingkat

    kemampuan analisis mahasiswa dalam menganalisis suatu kawasan seperti yang ditugaskan

    oleh dosen kami dalam bidang study analisa pola keruangan yaitu bpk. Kukuh Destanto, ST.

    Dengan membuat beberapa analisis, yaitu analisis lokasi pertanian / industry, analisis hirarki

    kota, analisis jangkauan pelayanan, analisis pola ruang dengan disertai peta. Salah satu

    kecamatan yang ada di kota pekanbaru yakni kecamatan Limapuluh.

    Sasaran

    Sasaran kami dalam tugas ini adalah :

    1. Mengetahui sejauh mana pengembangan wilayah yang ada sekarang di kecamatan

    tersebut

    2. Penegasan dan pemantapan fungsi kawasan kecamatan.

    3. Menyajikan data pusat pelayanan jasa kota di kecamatan.

    4. Mengetahui sarana dan prasarana kawasan.

    5. Mengetahui sebesar apa potensi potensi yang belum di olah di kecamatan tersebut.

    1.3 RUANG LINGKUP MATERI DAN RUANG LINGKUP WILAYAH

    Ruang lingkup materi

    Ruang lingkup materi mata kuliah ini adalah menentukan pola hirarki keruangan tempat

    pusat dengan beberapa tahap analisis untuk menentukan pusat tempat pelayanan seputar

    wilayah dan analisis interaksi keruangan dengan berbagai metode untuk mengetahui laju

    pergerakan penduduk dan barang serta informasi yang menyertai dari satu tempat ke tempat

    lain, dengan mengkaitkan beberapa teori yang bisa menjadi bahan pertimbangan analisis kami.

    Diantaranya seperti teori von thunen,weber,christaller dan sebagainya.

    Ruang lingkup wilayah

  • 3

    Ruang lingkup wilayah meliputi kawasan kecamatan limapuluh yang terdiri dari Kelurahan Rintis,

    Kelurahan Sekip, Kelurahan Tanjung Rhu, Kelurahan Pesisir.

    1.4 METODOLOGI ANALISIS

    Metode Analisis yang kami gunakan dalam menganalisa data yang ada adalah dengan

    beberapa cara, berikut:

    1. Mengkaji teori-teori yang di anggap relevan, seperti teori von thunen dan weber.

    2. Menentukan pola hirarki dengan tahap analisis metode scalogram, metode indeks

    sentralitas marshall, dan metode titik henti.

    3. Mengumpulkan data sekunder yang berasal dari instansi-instansi pemerintah yang terkait.

    Adapun data-data yang dibutuhkan dari semua sektor perencanaan yang meliputi aspek

    Penduduk, Infrastruktur, Jaringan transportasi, ekonomi, pendanaan,dan kelembagaan

    4. Menentukan lokasi industry yang cocok dengan penggunaan lahan yang dapat di lihat dari

    struktur tata guna lahan yang ada

    1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

    Adapun sistematika penulisan yang kami gunakan dalam analisis kami adalah sitematika

    penulisan karya ilmiah, dimana sistematika tersebut cocok untuk penulisan hasil laporan

    pengamatan. Dan berdasarkan penggunaan EYD yang benar. Hal tersebut baik dalam segi

    penggunaan bahasa yang tepat.

  • 4

    1.6 PETA LOKASI

    Dalam tugas analisis lokasi dan pola keruangan ini, kami mengambil lokasi di kecamatan Limapuluh.

    Berikut peta administrasi Kecamatan limapuluh beserta batas-batasnya.

    Gambar 2.1

    Peta Kecamatan Limapuluh

  • 5

    BAB II

    KAJIAN TEORITIS

    Adapun teori-teori para ahli yang relevan berkaitan dangan analisis seperti ,teori Von

    Thunen,Weberian,Christaller adalah sebagai berikut:

    Teori Lokasi Pertanian Von Thunen

    Teori yang dikemukakannya menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut :

    1. Ada suatu daerah yang homogen sifat-sifat fisik dasarnya,dan cocok untuk pertanikan dan

    peternakan dataran menengah.

    2. Daerah tersebut terpencil (isolated) ,terdiri dari satu pusat kota sebagai tempat pasar

    (market town) dengan daerah pedalaman nya.

    3. Dari segi perdagangannya produk pertanian,daerah ini di anggap sebagai suatu system

    tertutup.

    4. Ongkos transportasi produk ke tempat pasar ditanggung oleh petani,dan besarnya

    berbanding lurus dengan jarak yang di tempuh.

    5. Teknologi angkutan pada waktu itu berupa angkutan darat gerobak yang di hela oleh kuda.

    Dari asumsi-asumsi tersebut,maka zona lokasi komoditi pertaniannya akan berbentuk lingkaran

    yang mengelilingi kota tersebut, komoditi yang menghasilkan keuntungan maksimum yang berlokasi

    pada zona zona ini. Keuntungan suatu komoditi tergantung pada harga penjualan, biaya produksi dan biaya angkutan.

    Vhon thunen merumuskan 6 zona lingkaran bagi pengembangan pertanian mengelilingi suatu

    kota. Luas zona lingkaran ini ditentukan oleh seberapa besar permintaan dari pasar. Kemudian

    beberapa ahli mencoba memodifikasi dengan memasukkan unsur unsure yang mendekati kenyataan, seperti adanya sungai yang dapat dilayani, dan sebuah kota kecil yang mempunyai

    wilayah pelayanan sendiri.

  • 6

    Kota

    Sungai

    Tanaman sayuran dan ternak sapi perah

    Tanaman pohon untuk kayu bakar

    Tanaman gandum

    Peternak sapi potongan dan keju

    Teori Lokasi Industri Weberian

    Menurut Weber,ada tiga factor utama penentu lokasi yaitu bahan baku,konsumsi,dan tenaga

    kerja.Semua itu kemudian di timbang dengan biaya transportasi.Untuk menyederhanakan

    kenyataan,maka ia membuat tiga asumsi dasar, yaitu:

    1. Bahan baku hanya ditemukan di tempat tertentu.

    2. Daerah pasar terdapat di tempat lain dengan persaingan bebas yang memungkinkan suatu

    kedudukan monopoli yang timbul karena lokasi tersebut.

    3. Terdapat beberapa lokasi tenaga yang tidak mobil dan pada tingkat upah tertentu

    menunjukkan yang tidak bebas.

    Dalam hal ini Weber menggunakan 2 pendekatan,yaitu :

    1. Pendekatan biaya angkutan sebagai penentu lokasi.

    Penentuan ini dengan menggunakan asumsi bahwa lokasi minimum hanya dipengaruhioleh

    berat barang ,jarak angkut bahan mentah,dah jarak angkut hasil akhir. Penentuan tempat

    lokasi industri dengan menarik sudut dari 2 lokasi bahan mentah dan pasar hasil akhir

    sehingga didapat lokasi yang optimum.

    2. Pendekatan pertimbangan tenaga kerja sebagai penetu lokasi.

    Pendekatan ini muncul,jika penghematan biaya tenaga kerja melebihi penambahan biaya

    angkut dan juga adanya spasial differences of wages sehingga biaya tenaga kerja menjadi

    co-determinant untuk minimasi biaya.Weber menggunakan system isodapan untuk

  • 7

    menelaah pengaruh daerah konsentrasi tenaga murah terhadap titik lokasi biaya angkutan

    minimum.

    Weber menyusun model berupa segitiga lokasional ( locational triangle ) seperti

    tertera pada gambar di bawah ini.

    Teori Christaller

    Cristaller,seorang geograf Jerman tahun 1933 mengemukakan beberapa yang dua di

    anataranya konsep range (jangkauan) dan threshold (ambangan).Ia membayangkan suatu wilayah

    (region) sebagai suatu dataran yang homogeny secara geografis dan denga pendudk yang merata

    persebarannya. Untuk menggambarkan wilayah-wilayah yang saling bersambungan atau saling

    meluaskan,christaller memakai bentuk hexsagon.Dan dalam mengekspresikan hukum yang sifatnya

    keruangan di boding ekonomi tentang persebaran dan besarnya permukiman (berdasarkan fungsi

    pelayanan) maka ia mengajukan lima asumsi sebagai berikut :

    Karena para konsumen yang menanggung ongkos angkutan, maka jarak ke tempat pusat yang di nyatakan dalam biaya dan waktu,amat penting.

    Karena konsumen yang memikul ongkos angkutan, mak jangkaun (range) suatu barang ditentikan oleh jarak yang di nyatakan dalam biaya dan waktu.

    Semua konsumen dalam usaha mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan, menuju ke tempat pusat yang paling dekat.

    KETERANGAN :

    M = Market (pasar)

    P = lokasi berbiaya terendah

    R1 dan R2 = Raw material M

    R1 R2

    P1

    M

    R1

    M

    R2

    P2

    R1 R2

    P3

  • 8

    Kota-kota berfungsi sebagai central place bagi wilayah di sekitarnya,artinya ada hubungan antara besarnya tempat pusat dan besarnya (luasnya) wilayah pasaran, banyaknya

    penduduk dan tingginya pendapatan di wilayah yang bersangkutan.

    Wilayah tersebut digagaskan sebagai dataran dimana penduduknya tersebar merata dan ciri-ciri ekonomisnya sama (besarnya penghasilannya sama)

    Central Places menunjukkan adanya hirarki pelayanan,dan hiraraki pelayanan di Negara

    sedang berkembang dapat di bagi menjadi empat tingkatan pelayanan yaitu :

    1. Kota Utama

    Berperan sebagai pusat utama dan merupakan tingkat pelayanan paling tinggi dalam melayani

    seluruh kegiatan dan memiliki kedudukan yang sangat dominan.

    2. Kota Menengah

    Berperan penting dalam proses transformasi dan pengembangan ekonomi wilayah serta struktur

    ruang.

    3. Kota Kecil/Kota Pasar (Market town : small city)

    Fungsi utama kota kecil adalah untuk kegiatan pemasaran terutama produk pertanian pedesaan

    dan berperan dalam menghubungkan kehidupan perkotaan dan pedesaan.

    4. Pusat Desa (village Service Center)

    Pusat desa merupakan pemukiman dengan berbagai kriteria,yaitu :

    Merupakan pusat manyediakan pelayanan dasar dan berbagai fasilitas untuk kebutuhan rumah tangga dan kegiatan pertanian bagi desa-desa terpencil dan wilayah pertanian

    yang terisolasi.

    Memiliki fasilitas yang di perlukan untuk memacu kegiatan non pertanian yaitu aktivitas industry skala kecil (industri rumah tangga) dan meningkatkan produktivitas pertanian.

    Menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan dasar tang dapat meningkatkan kualitas hidup penduduk di sekitar wilayah pedesaan.

    Memiliki organisasi kemasyarakatan yang dapat meningkatkan partisipasi penduduk dalam melaksanakan pembangunan.

    Terletak pada titik simpul (fisisk,ekonomi,dan social) yang menghubungkan wilayah pedesaan dengan kota kecil dan pusat wilayah.

  • 9

    BAB III

    GAMBARAN UMUM WILAYAH

    Letak Geografis dan Luas Wilayah

    3.1.Sejarah

    Letak kota pekanbaru sangat dipengaruhi oleh keberadaan Sungai Siak yang membelah

    kota menjadi 2 wilayah. Sungai Siak ini pula lah yang kemudian menjadi orientasi Utara- Selatan

    kota, dimana wilayah di atas Sungai siak di identifikasi sebagai daerah utara kota, dan sebaliknya

    daerah dibawah sungai Siak di identifikasi sebagai daerah selatan kota.

    Camat Baharuddin

    Luas 4,04 km

    Jumlah penduduk 41.405 jiwa

    Kepadatan 10.248 jiwa/km

    Limapuluh adalah sebuah kecamatan di Kota Pekanbaru, Riau, Indonesia. Kecamatan

    Lima Puluh terdiri dari empat kelurahan yaitu Rintis, Sekip, Tanjung Rhu dan Pesisir serta memiliki

    luas wilayah 4,04 km persegi. Jumlah penduduk pada tahun 2011 sebanyak 41.405 jiwa yang terdiri

    dari 20.443 laki-laki dan 20.926 perempuan. Berarti rata-rata kepadatan penduduk di Kecamatan

    Lima Puluh sebesar 10.248 jiwa per km persegi. Kelurahan Pesisir merupakan kelurahan terpadat

    karena dihuni oleh 12.123 jiwa per km persegi.

    3.2. Letak dan Luas

    Kecamatan ini mempunyai luas dengan batas-batas sebagai berikut :

    1. sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Rumbai Pesisir

    2. sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tenayan Raya

    3. sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sail

    4. sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pekanbaru Kota

    http://id.wikipedia.org/wiki/Camathttp://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Pekanbaruhttp://id.wikipedia.org/wiki/Riauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia

  • 10

    Tabel 1.1

    LUAS WILAYAH MENURUT KELURAHAN

    DI KECAMATAN LIMAPULUH TAHUN 2010

    KELURAHAN LUAS WILAYAH

    ( ) RINTIS 0,68

    SEKIP 0,82

    TANJUNG RHU 1,68

    PESISIR 0,86

    JUMLAH 4,04

    Sumber:BPS kota Pekanbaru

    3.3 Penggunaan Lahan

    Menurut data tahun 2010, penggunaan lahan di Kecamatan Limapuluh terbagi atas lahan

    kering, bangunan, dll. Dimana Bangunan mendominasi kecamatan ini sebanyak 338,00. Dan lahan

    kering yang paling sedikit sebanyak 37,00. Sedangkan kelurahan yang penggunaan lahannya paling

    banyak adalah Kelurahan Tanjung Rhu sebanyak 168,00 sedangkan penggunaan lahan yang paling

    sedikit adalah kelurahan Rintis sebanyak 68,00. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 2.2.

  • 11

    Tabel 1.2

    Penggunaan Lahan Menurut Kelurahan di Kecamatan Limapuluh Tahun 2010

    No. Kelurahan

    Jenis Penggunaan Lahan

    Tanah

    Sawah

    Tanah

    kering

    Bangunan /

    pekarangan

    Hutan

    negara Lainnya

    1 Rintis 0 7,00 53,00 0 8,00

    2 Sekip 0 9,00 66,0 0 7,00

    3 Tanjung Rhu 0 14,00 145,00 0 9,00

    4 Pesisir 0 7,00 74,00 0 5,00

    Jumlah 0 37,00 338,00 0 29,00

    Sumber : Badan Pusat Statistik Pekanbaru, 2009

    Foto Penggunaan Lahan di Kecamatan Limapuluh

    Gambar 2.2

    Toko Bangunan di Kecamatan Limapuluh

    Sumber: Hasil survey Lapangan,2011

  • 12

    3.4 Sarana Pendidikan

    Pada tahun 2010 di Kecamatan Limapuluh, Sekolah negeri terbanyak ialah SD dengan

    banyak 17 unit. Sedangkan yang paling sedikit ialah TK yang tidak ada sama sekali. Dan untuk

    kelurahan yang memiliki sekolah negeri terbanyak ialah Kelurahan Rintis sebanyak 13 unit

    sedangkan yang paling sedikit ialah kelurahan Pesisir sebanyak 3 unit. Untuk lebih jelasnya

    dapat dilihat pada Tabel 1.3 di bawah ini :

    Tabel 1.3

    Jumlah Sekolah Negri Menurut Kelurahan di Kecamatan Limapuluh Tahun 2010

    No. KELURAHAN TINGKAT SEKOLAH

    TK SD SLTP SMK SMU UMUM

    1 RINTIS 0 5 5 1 2

    2 SEKIP 0 4 0 0 0

    3 TANJUNG RHU 0 5 1 0 0

    4 PESISIR 0 3 0 0 0

    JUMLAH 0 17 6 1 2

    Sumber : Badan Pusat Statistik Pekanbaru, 2010

    Foto Sarana Pendidikan di Kecamatan Limapuluh

    Gambar 2.3

    Salah satu sekolah dasar di kecamatan lima puluh

    Sumber: Hasil survey Lapangan,2011

  • 13

    3.5 Sarana Peribadatan

    Sarana peribadatan di Kecamatan Limapuluh terdiri atas Mesjid, Surau, Gereja, Wihara,

    dan Pura. Pada tahun 2010, di Kecamatan ini, Masjid adalah sarana peribadatan paling banyak

    dengan banyak 22 mesjid. Sedangkan yang paling sedikit adalah wihara ad 4, dan tidak

    terdapat pura. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.4 di bawah ini :

    Tabel 1.4

    Jumlah Tempat Ibadah Dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Limapuluh Tahun 2010.

    No. Kelurahan

    Tempat Ibadah

    Masjid Surau /

    langgar Gereja Pura wihara

    1 Rintis 3 7 0 0 1

    2 Sekip 6 3 0 0 1

    3 Tanjung Rhu 8 3 7 0 0

    4 Pesisir 5 3 1 0 2

    Jumlah 22 16 8 0 4

    Sumber : Badan Pusat Statistik Pekanbaru, 2010

    Foto Sarana Peribadatan Di Kecamatan Limapuluh

    Gambar 2.4

    Mesjid di Kecamatan Limapuluh

    Sumber: Hasil survey Lapangan,2011

  • 14

    Gambar 2.5

    Wihara di Kecamatan Limapuluh

    Sumber: Hasil survey Lapangan,2011

    3.6 Sarana Kesehatan

    Sarana Kesehatan yang terdapat di Kecamatan Limapuluh meliputi Poliklinik, Rumah

    sakit bersalin, praktek dokter, Pos KB, puskesmas, dan puskesmas pembantu. Pada tahun

    2010 sarana kesehatan terbanyak ialah Praktik dokter dengan jumlah 33 unit. Sedangkan yang

    paling sedikit ialah Puskesmas yang hanya terdapat 1 unit saja. Kelurahan Rintis adalah

    kelurahan yang paling banyak memiliki sarana kesehatan sebanyak 16 unit. Sedangkan

    Kelurahan Tanjung Rhu adalah kelurahan yang memiliki sarana kesehatan paling sedikit

    sebanyak 7 unit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.5 di bawah ini :

  • 15

    Tabel 1.5

    Jumlah Sarana Kesehatan dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Limapuluh Tahun 2010

    No. Kelurahan

    Sarana Kesehatan

    Poliklinik Puskesmas Puskesmas

    Pembantu

    Rumah Sakit

    bersalin

    Praktik

    Dokter

    Pos

    KB

    1 Rintis 1 0 1 1 12 1

    2 Sekip 1 0 1 0 9 1

    3 Tanjung Rhu 1 1 1 0 3 1

    4 Pesisir 1 0 1 0 9 1

    Jumlah 4 1 4 1 33 4

    Sumber : Badan Pusat Statistik Pekanbaru, 2010

    Foto Sarana Kesehatan Di Kecamatan Limapuluh

    Gambar 2.6

    Rumah Sakit Kecamatan Limapuluh

    Sumber: Hasil survey Lapangan,2011

    3.7 Sarana Olahraga

    Olahraga adalah salah satu cara memperoleh kesehatan. Dikecamatan Limapuluh pada

    tahun 2010 memiliki Lapangan bulu tangkis terbanyak sebanyak 18 lapangan, sedangkan yang

    paling sedikit ialah Lapangan bola basket yang hanya 1 lapangan saja. Dan sarana olahraga

  • 16

    yang paling banyak di kecamtan ini ialah tenis meja dengan jumlah 38. Untuk lebih jelasnya

    dapat dilihat pada Tabel1.6 di bawah ini :

    Tabel 1.6

    Jumlah Fasilitas Bermain / Olahraga Menurut Kelurahan di Kecamatan Limapuluh Tahun 2010.

    No. KELURAHAN

    FASILITAS OLAHRAGA

    SEPAK

    BOLA

    BOLA

    VOLEY RENANG FUTSAL

    BULU

    TANGKIS

    BOLA

    BASKET TENIS

    TENIS

    MEJA

    1 RINTIS 2 4 0 1 4 0 1 10

    2 SEKIP 0 3 0 1 4 1 1 12

    3 TANJUNG RHU 1 5 0 0 6 0 0 8

    4 PESISIR 0 4 0 0 4 0 0 8

    JUMLAH 3 16 0 2 18 1 2 38

    Sumber : Badan Pusat Statistik Pekanbaru, 2010

    Foto Sarana Olahraga Di Kecamatan Limapuluh

    Gambar 2.7

    Lapangan sepak bola Kecamatan Limapuluh

    Sumber: Hasil survey Lapangan,2011

  • 17

    BAB IV

    ANALISIS

    4..1 ANALISIS PERINDUSTRIAN

    A. TOERI LOKASI WEBERIAN

    Teori Weber ini adalah kumpulan beberapa teori yang mendukung pemikiran

    weber. Pertama kali di kemukakan oleh Alfred weber , seorang ekonom Jerman yang

    kemudian diteruskan dan disempurnakan oleh Palender. Teorinya menyangkut least cost location.

    Untuk mnyederhanakan kenyataan, maka ia membuat tiga asumsi dasar, yaitu :

    Bahan baku yang hanya ditemukan di tempat tertentu. Daerah pasar terdapat di daerah lain dengan persaingan bebas yang

    memungkinkan sutu kedudukan monopoli yang timbul karena lokasi tersebut.

    Terdapat beberapa lokasi tenaga yang tidak sesuai dari pada tingkat upah tertentu menunjukkan penawaran yang tidak terbatas.

    Isi pokok dari teori weber dimana lokasi industri industri dipilihkan di tempat tempat yang biayanya paling mimal. Prinsip dari least cost location enam prakondisi

    yang menjadi asumsi, yaitu :

    1. Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim dan penduduknya.

    2. Sumber daya atau bahan mentah.

    3. Upah buruh.

    4. Biaya transportasi yang tergantung dari bobot bahan mentah yang diangkut atau di

    pindahkan, serta jarak antara terdapatnya sumber daya.

    5. Terdapatnya kompetitis antara industry.

    6. Manusia itu berfikir rasional.

    Untuk membuktikan adanya enam pra-kondisi yang diasumsikan diatas, weber menyusun

    model berupa segitiga lokasional ( locational triangle ) seperti tertera pada gambar di bawah ini.

  • 18

    Dengan metode weber, maka lokasi detinitif berada di lokasi dengan penggunaan satu bahan

    baku saja atau kombinasi penggunaan bahan karena sejumlah tertentu bahan baku dapat

    menetralkan tarikan masing masing sudut polygon.

    Konsep daerah pasar menurut weber didasarkan atas asumsi

    1. Biaya angkutan

    2. Tenaga sebagai faktor regional yang bersifat umum

    3. Faktor aeglomerasi / aglomerasi yang bersifat lokal dan umum.

    Tiga faktor penentu lokasi industry pasar

    1. Bahan baku

    2. Konsumsi

    3. Tenaga Kerja.

    B. PERKEMBANGAN SUATU KAWASAN INDUSTRI

    Perkembangan dari suatu kawasan (region) berasal dari satu titik, yaitu pusat kota yang

    dalam tahap selanjutya bersifat menyebar. Setiap perkembangan yang terjadi pada suatu kawasan,

    terutama dalam kaitannya dengan sektor industri, akan memberikan pengaruh yang cukup besar

    dalam mendorong perkembangan sektor-sektor lainnya. Maka, dapat dikatakan pula bahwa

    KETERANGAN :

    M = Market (pasar)

    P = lokasi berbiaya terendah

    R1 dan R2 = Raw material M

    R1 R2

    P1

    M

    R1

    M

    R2

    P2

    R1 R2

    P3

  • 19

    perkembangan suatu kawasan mempunyai dampak terhadap perkembangan kota yang berada di

    sekitarnya.

    Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan kawasan industri tersebut adalah

    terdapatnya sarana transportasi yang memadai. Peranan sarana transportasi ini sangat penting bagi

    suatu kawasan untuk menyediakan aksesibilitas bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

    sehari-hari akan barang dan jasa, serta untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi. Semakin

    kecil biaya transportasi antara lokasi bahan baku menuju pabrik dan dari pabrik menuju pasaran

    (market), maka jumlah biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut bahan baku maupun hasil

    produksi juga akan semakin rendah.

    C. LOKASI PERINDUSTRIAN DI KECAMATAN LIMA PULUH

    Kecamatan Lima Puluh merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di kota Pekanbaru,

    dimana kecamatan ini terbagi menjadi 4 kelurahan,yaitu :

    5. Kelurahan Rintis

    6. Kelurahan Tanjung Rhu

    7. Kelurahan Sekip

    8. Kelurahan Pesisir

    Kecamatan ini mempunyai luas dengan batas-batas sebagai berikut :

    5. sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Rumbai Pesisir

    6. sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tenayan Raya

    7. sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sail

    8. sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pekanbaru Kota

  • 20

    Tabel 1.7

    LUAS WILAYAH MENURUT KELURAHAN

    DI KECAMATAN LIMAPULUH

    KELURAHAN

    LUAS WILAYAH

    ( ) RINTIS 0,68

    SEKIP 0,82

    TANJUNG RHU 1,68

    PESISIR 0,86

    JUMLAH 4,04

    sumber: BPS kota Pekanbaru

    Kondisi perindustrian yang ada di kecamatan limapuluh dibagi menjadi tiga kelompok

    diantaranya yaitu kelompok industri kecil, industry menengah,dan industri besar. Dan Jumlah dari

    industri yang berada dikecamatan lima puluh ini dapat di lihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel 1.8

    JUMLAH INDUSTRI

    DI KECAMATAN LIMA PULUH TAHUN 2011

    KELURAHAN

    JENIS PERUSAHAAN INDUSTRI

    INDUSTRI

    KECIL

    INDUSTRI

    SEDANG

    INDUSTRI

    BESAR

    RINTIS 9 0 0

    SEKIP 7 1 0

    TANJUNG RHU 11 0 0

    PESISIR 12 0 0

    JUMLAH 39 1 0

    Sumber : BPS Provinsi Riau

  • 21

    Dikecamatan lima puluh ini tidak terdapat perusahaan atau industry besar, yang ada hanya

    kelompok industry sedang dan kecil. Untuk kelompok industri kecil diantaranya industri pembuatan

    tahu, industry pembuatan keripik, industry kerupuk, industri pembuatan kue/makanan ringan.

    Industri sedang yang terdapat di kecamatan limapuluh yaitu industri pengolahan limbah berupa besi

    dan aluminium, hasil produksinya berbagai bentuk besi, dan alat-alat keperluan rumah tangga.

    Konsep daerah pasar (menurut teori weber) didasarkan atas tiga asumsi yaitu :

    1. Bahan baku yang hanya terdapat didaerah tertentu

    2. Daerah pasar ditempat lain dengan persaingan bebas

    3. Terdapat beberapa lokasi tenaga kerja yang tidak mobil (sulit atau tidak dapan di

    pindahkan)

    Dari teori diatas tersebut dapat dijabarkan dalam bentuk perbandingan sebagai berikut :

    Tabel 1.9

    Tiga asumsi konsep daerah pasar dengan mempertimbangkan kondisi

    eksisting dan analisa lokasi.

    NO TEORI WEBER KONDISI EKSISTING ANALISA LOKASI

    1. Bahan baku hanya

    tersedia didaerah

    tertentu.

    untuk industri kecil seperti industri

    pembuatan tahu, industry

    pembuatan keripik, industry

    kerupuk, industri pembuatan

    kue/makanan ringan bahan bakunya

    mudah di dapat dengan membeli ke

    pusat kota karna letak kec. ini

    sangat dekat dgn bahan baku yg

    berada di daerah lainya.

    Contohnya: pembuatan kue

    dankerupuk yg tidak jauh bahan

    baku dari tempat produksi.

    Berdasarkan teori weber yang

    mengatakan bahwa bahan

    baku hanya tersedia didaerah

    tertentu mungkin berlaku untuk

    industri keripik, kerupuk, kue /

    makanan ringan yang berada

    di kecamatan lima puluh ini,

    karena hasil produksi ini

    masing masing daerah cukup

    banyak. Untuk industri

    pengolahan alumunium dan

    besi juga terdapat didaerah

    lain.

  • 22

    2. Daerah pasar

    ditempat lain

    dengan persaingan

    bebas.

    Hasil dari produksi bahan baku yang

    di kecamatan lima puluh ini di kirim

    lagi ke tempat daerah lain dan ada

    juga yang di pasarkan lansung.

    Sesuai dengan keadaan

    eksisting di di kecamatan lima

    puluh tersebut sesuai dengan

    teori yang dikemukakan oleh

    weber yang dimana daerah

    pasar ditempat lain dengan

    persaingan bebas, dan di

    pasarkan langsung.

    3. Terdapat beberapa

    lokasi tempat kerja

    yang tidak mobil (

    sulit atau tidak bisa

    dipindahkan)

    Dikecamatan lima puluh banyak

    terdapat kawasan permukiman ,

    yang para pekerjanya banyak

    tinggal di daerah dekat dengan

    perindustrian.

    Perindustrian dikecamatan lima

    puluh merupakan perindustrian

    kecil yang berupa industry

    kerupuk, kue, tahu yang pada

    umumnya pekerjanya

    perempuan dan ahli-ahli di

    bidangnya. sedangkan tenaga

    kerja pada industri ringan

    seperti pengolahan limbah

    alumunium dan besi pada

    umumnya kaum laki laki dan

    bertempat tinggal tidak jauh

    dari tempat ia bekerja agar

    tidak mengeluarkan biaya

    transportasi yang terlalu besar

    dengan demikian lokasi para

    pekerja tersebut tidak akan

    bisa di pindahkan

    Ada tiga faktor penentu lokasi industri (menurut teori weber) yaitu :

    1. Biaya angkutan

    2. Tenaga sebagai faktor regional yang bersifat umum

    3. Faktor aeglomerasi / aglomerasi yang bersifat lokal dan umum.

    Dari teori diatas tersebut dapat dijabarkan dalam bentuk perbandingan sebagai berikut :

  • 23

    Tabel 1.10

    Tiga faktor penentu lokasi industri dengan mempertimbangkan kondisi

    eksisting dan analisa lokasi

    NO TEORI WEBER KONDISI EKSISTING ANALISA LOKASI

    1. Biaya angkutan

    .kecamatan lima puluh

    terletak tidak jauh dari pusat

    kota dan daerah

    permukiman.

    Kecamatan lima puluh

    merupakan suatu

    kecamatan yang strategis

    untuk lokasi perindustrian

    yang mana kecamatan ini

    terletak tidak jauh dari

    pusat kota ( tempat

    pemasaran produk) / grosir.

    Dan tidak akan

    mengeluarkan biaya yang

    banyak untuk pemasaran

    produk.

    2. Tenaga sebagai faktor

    regional yang bersifat

    umum.

    Didekat kawasan

    perindustrian terdapat

    permukiman.

    Dikarenakan tempat tinggal

    para pekerja tidak jauh dari

    kawasan perindustrian,

    maka para pekerja akan

    dapat menempuhnya

    dengan baik krena para

    tenaga tidak lagi berfikir

    tentang biaya yang iya

    keluarkan untuk pergi

    bekerja dan gangguan

    lainya.

    3. Faktor aeglomerasi /

    aglomerasi yang

    bersifat lokal dan

    umum.

    Yang dimana kecamatan

    Rumbai terletak tidak jauh

    dari pusat kota, pasar dan

    permukiman.

    Dengan adanya

    aglomerasi, maka industri-

    industri yang berada di kec.

    Lima puluh sangat

    menguntungka bagi kota

    pekanbaru bahkan Prov

  • 24

    Riau dalam menunjang

    perekonomian.

  • 25

    Gambar 2.8

    Peta analisis lokasi perindustrian

  • 26

  • 27

  • 28

  • 29

  • 30

  • 31

  • 32

  • 33

    4.3 ANALISIS JANGKAUAN PELAYANAN

    a. METODE GRAVITASI

    Dengan mempertimbangkan aspek jumlah penduduk yang terdapat dimasing-masing kelurahan

    serta kuadarat jarak antara kedua kelurahan tersebut.

    I = P1 x P2 I = Besarnya Interaksi

    R P1 = Jumlah penduduk kota 1

    P2 = Jumlah penduduk kota 2

    R = Jarak antara kedua kota

    NO KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK JARAK(KM2)

    1 RINTIS 6286 0,3

    2 SEKIP 8365 1,0

    3 TANJUNG RHU 16328 1,5

    4 PESISIR 10426 1,0

    PUSAT KOTA KELURAHAN INTERAKSI

    RINTIS

    SEKIP 52.582.390

    TANJUNG RHU 45.616.804

    PESISIR 65.537.836

  • 34

    b. METODE TITIK HENTI

    Tujuan dari penghitungan dengan menggunakan metode titik henti adalah untuk menentukan

    batas kelurahan pengaruh interaksi.

    Th = J Th = Titik henti Pz = Jumlah Penduduk KotaTujuan

    1+ Pz / Py J = Jarak Py = Jumlah Penduduk Kota Asal

    PUSAT KOTA KELURAHAN TITIK HENTI(KM2)

    RINTIS

    SEKIP 0,53

    TANJUNG RHU 0,92

    PESISIR 0,56

  • 35

    c. ANALISIS DESKRIPTIF :

    Dari jumlah fasilitasnya yang lengkap dan memadai, baik dalam semua jenis pelayanan

    sosial, ekonomi, kesehatan serta tempat pelayanan nya yang strategis, sehingga memudahkan

    dalam penjangkauan inilah yang menyebabkan kelurahan Rintis di jadikan ibu kota kecamatan

    Limapuluh.

    Hal tersebut bisa terjadi bila terdapat wilayah-wilayah yang mempunyai kemampuan sumber

    daya yang berbeda. Wilayah-wilayah tersebut otomotis akan berusaha saling berinteraksi karena di

    tuntut adanya keinginan untuk melengkapi kebutuhan nya yang menyebabkan aliran yang sangat

    besar di sertai dengan interaksi yang sangat tinggi, contoh seperti ini sama hal nya dengan

    kelurahan Rintis dan kelurahan Sekip. Sebagai kota utama dan kota menengah interaksi anatara

    kedua kelurahan ini cukup tinggi dan jangkauan pelayanannya juga sangat luas dan besar. Karena

    semua kebutuhan baik sarana dan prasarana terisolir dengan baik.

    Sedangkan interaksi kota utama dengan kota kecil, yaitu kelurahan Rintis sampai kelurahan

    Tanjung Rhu juga bisa kita lihat dari segi fasilitas nya yang memadai dan kegiatan pemasaran nya

    seperti industri kerajinan yang sangat menonjol, sehinnga cocok sebagai tempat pendistribusian

    barang dan jasa ke kota utama.

    Dan untuk interaksi antara kota utama dan pusat desa, yaitu kelurahan Rintis sampai kelurahan

    Pesisir ini kita lihat dari kelengkapan fasilitasnya yang kurang memadai atau bisa di katakan kurang

    lengkap di lihat dari fasilitasnya yang hanya melengkapi fasilitas dasar saja seperti kebutuhan alat

    rumah tangga. Hal tersebut yang menjadikan jarak antara kedua daerah tersebut sukar

    berkomunikasi dengan baik, dikarenakan kurang terisolirnya daerah Pesisir ke kota utama. Maka

    interaksi yang di hasilkan pun akan kecil.

  • 36

    Gambar 2.10

    Peta analisis Pola Jangkauan Pelayanan

  • 37

    4.4 Analisis Pola Ruang

    a. sebelum Penambahan Kawasan Hijau

    1.Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang

    Pengelolaan Kawasan Lindung menyatakan pada pasal 5 yaitu :

    Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 terdiri dari :

    a. Sempadan Pantai

    b. Sempadan Sungai

    c. Kawasan Sekitar Danau/Waduk.

    d. Kawasan Sekitar mata Air.

    2.Selain itu menurut UU 26 pasal 39 menyatakan bahwa :

    Pasal 29

    (1) Ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf a terdiri dari ruang terbuka

    hijau publik dan ruang terbuka hijau privat.

    (2) Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas

    wilayah kota.

    (3) Proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 20 (dua puluh) persen dari

    luas wilayah kota.

    Dari daerah pengamatan kami bahwa di kecamatan lima puluh memiliki proporsi Tata guna lahan

    nya atau peruntukan lahannya adalah sbb :

    Tabel 1.11

    No. Kawasan Luas

    1 Kepadatan Pemukiman Sedang 1511012,51 Ha.

    2 Kepadatan Pemukiman Tinggi 1401743,15 Ha.

    3 Industri 212753,18 Ha.

  • 38

    Dari tabel dapat kita simpulkan bahwa kawasan hijau di kecamatan lima puluh hanya lah sempadan

    sungai saja.jadi untuk mencari persentae kawasan hijau tersebut dapat digunakan rumus :

    x 100 Jadi,

    x 100 =26,5 %

    Dari data diatas dapat di simpulkan bahwa kecamatan lima puluh mengalami pengurangan kawasan

    hijau sebesar 3,5 %,untuk itu diperlukan penambahan kawasan hijau lagi dikecamatan lima puluh

    ini.

    4 Perdagangan dan Jasa 751459,86 Ha.

    5 Sarana Kesehatan 11507,96 Ha.

    6 Sarana Pendidikan 21171,04 Ha.

    7 Sarana Peribadatan 7910,1 Ha.

    8 Militer 130670,54 Ha.

    9 Sempadan Sungai 1073709,89 Ha.

  • 39

    b. Sesudah ditambah kawasan hijau.

    Penambahan kawasan hijau lebih dituju disepanjang jalan kolektor di kecamatan lima puluh.hal

    ini dilakukan karena jalan :

    1. Merupakan prasarana yang paling banyak dilalui dan sibuk

    2. Berbagai pencemaran atau polusi banyak terjadi di jalan akibat dari banyak nya

    kendraan.

    Jadi tujuan dari penambahan kawasan hijau ini adalah lebih cendrung agar berbagai zat kimia

    seperti H2O dapat diminimalisir dengan adanya kawasan hijau ini.selain dari kendraan bermotor

    ini,pencemaran juga bisa terjadai oleh banyaknya aktifitas masyarakat kota seperti industri dan

    perdagangan jasa.

    Selain itu dengan adanya penambahan kawasan hijau tersebut,masyarakat dapat

    memanfaatkan kawasan itu sebagai saran untuk olahraga seperti joging danbersepeda asalkan

    didukung oleh pendestrian yang layak.

    Total penambahan kawasan hijau di kecamatan limapuluh adalah sebesar 223858,12 Ha.dengan

    ini dapat di hitung total kawasan lindung adalah :

    x 100 = 32 %

    Jadi setelah ditambahkan kawasan hijau tersebut,maka total kawasan hijau di kecamatan lima puluh

    sebesar 32 % dari jumlah kawasan.

  • 40

    Gambar 2.11

    Peta Analisis Pola Ruang

  • 41

    BAB V

    KESIMPULAN

    Dikecamatan lima puluh ini tidak terdapat perusahaan atau industry besar, yang ada hanya

    kelompok industry sedang dan kecil. Untuk kelompok industri kecil diantaranya industri pembuatan

    tahu, industry pembuatan keripik, industry kerupuk, industri pembuatan kue/makanan ringan.

    Industri sedang yang terdapat di kecamatan limapuluh yaitu industri pengolahan limbah berupa besi

    dan aluminium, hasil produksinya berbagai bentuk besi, dan alat-alat keperluan rumah tangga.

    Berdasarkan data yang di peroleh, Kecamatan Limapuluh memiliki beberapa tingkatan

    hirarki kota yang menunjukkan hirarki pelayanan. Beberapa hirarki tersebut ialah

    - kota utama yaitu adalah kelurahan Rintis.

    - Kota menegah, berdasarkan hasil metode yang digunakan sesuai data yang

    diperoleh, terdapat kota menengah yakni kecamatan Sekip karena kelengkapan

    fasilitas sarana dan prasarana.

    - Kota kecil, yang menjadi urutan kota kecil adalah kelurahan Tanjung Rhu.

    - Pusat desa, yang menjadi hirarki pusat desa adalah kelurahan Pesisir,

    Dari jumlah fasilitasnya yang lengkap dan memadai, baik dalam semua jenis pelayanan

    sosial, ekonomi, kesehatan serta tempat pelayanan nya yang strategis, sehingga memudahkan

    dalam penjangkauan inilah yang menyebabkan kelurahan Rintis di jadikan ibu kota kecamatan

    Limapuluh.

    Dari daerah pengamatan kami bahwa di kecamatan lima puluh memiliki proporsi Tata guna lahan

    nya atau peruntukan lahannya. kecamatan lima puluh hanya lah sempadan sungai saja. bahwa

    kecamatan lima puluh mengalami pengurangan kawasan hijau sebesar 3,5 %,untuk itu diperlukan

    penambahan kawasan hijau lagi dikecamatan lima puluh ini. penambahan kawasan hijau ini adalah

    lebih cendrung agar berbagai zat kimia seperti H2O dapat diminimalisir dengan adanya kawasan

    hijau ini.selain dari kendraan bermotor ini,pencemaran juga bisa terjadai oleh banyaknya aktifitas

    masyarakat kota seperti industri dan perdagangan jasa. Selain itu dengan adanya penambahan

    kawasan hijau tersebut,masyarakat dapat memanfaatkan kawasan itu sebagai saran untuk

    olahraga seperti joging danbersepeda asalkan didukung oleh pendestrian yang layak. Total

    penambahan kawasan hijau di kecamatan limapuluh adalah sebesar 223858,12 Ha.