frp girder libre

11
JURNAL TEKNIK SIPIL 64 SEBUAH SOLUSI MATERIAL BARU DI BIDANG JEMBATAN, FRP TAUFIQ-GIRDER: KONSEP DAN PERILAKU Taufiq Rochman Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang Abstrak Gelagar T beton bertulang konvensional sudah sangat lazim digunakan terutama pada struktur jembatan dengan bentang 5m – 25m. Akan tetapi sebenarnya, berat sendiri jembatan murni beton bertulang sangatlah berat. Pelaksanaan jembatan balok T ini juga sering mengalami kendala di lapangan pada banyaknya perancah serta schaffolding yang digunakan khususnya bila dasar sungai sangat curam. Seandainya pun dapat dilaksanakan, resiko bahaya banjir serta stabilitas tanah dan jembatan selama proses pelaksanaan sangat rentan untuk terganggu, akibatnya lendutan awalpun menjadi sangat besar. Bahan FRP dapat menjadi alternatif yang baik karena rasio kekuatan terhadap beratnya sangat tinggi. Penggunaan FRP dalam teknik sipil telah dipelajari dan didiskusikan dalam berbagai karya ilmiah oleh para peneliti asing yang rata-rata menyoroti aplikasi dari FRP sebagai bahan perbaikan dari struktur yang telah ada (retrofit) dan mereka mengatakan FRP berpotensi menjadi bahan bangunan dan sistem struktur yang pintar (smart/intelligent). Akan tetapi jarang sekali yang meneliti struktur yang baru dengan menggunakan FRP sebagai bagian dari struktur primer. Dan kalaupun ada, beberapa dari penelitian itu menggunakan FRP sebagai pelat lantai. Adapun gelagar FRP masih merupakan suatu teka-teki penelitian yang amat menarik. Penulis mengusulkan sebuah gelagar baru yang diberi nama TAUFIQ (Totally Audacity U-Fibered Intelligent Quality)-girder. Dalam tulisan ini akan dikupas perkembangan, konsep dan perilaku umum gelagar TAUFIQ. Kata-kata kunci: serat berlapis, gelagar TAUFIQ, lamina. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Struktur ringan pada masa kini merupakan komponen yang sangat penting pada pengembangan produksi pada semua lini industri (Zemcik, 2006). Tidak seperti bahan tradisional kebanyakan semisal kayu, baja atau beton, FRP (fiber reinforced polymer/plastic) sebagai bahan komposit berlapis merupakan salah satu bahan dasar struktur ringan dengan spesifikasi yang tinggi terutama dalam kekakuan dan kekuatan sehingga menjanjikan alternatif penggantian bahan struktur konvensional. Karakteristik itu adalah rasio yang tinggi antara kekuatan terhadap berat dan rasio yang tinggi pula antara kekakuan terhadap berat, yang intinya terletak pada densitas yang ringan. Keunggulan lainnya adalah performa ketahanan terhadap korosi dan pengaruh serangan kimiawi, awet, umur lelah yang lama, stabilitas dimensi, ketahanan terhadap api, ketahanan terhadap benturan (crashworthiness), tahan terhadap perambatan keretakan, serta mampu menyerap energi selama deformasi (Suseno, 1996), tahan terhadap beban kejut dan panas (Setyo, 1997), dapat dibentuk dengan mudah pada sebarang geometri, mudah dibuat sendiri dengan bahan relatif murah yang banyak tersedia di pasaran, dapat disambung tanpa menggunakan baut, keling ataupun las sehingga mempunyai permukaan finishing yang sempurna, konduktifitas suhu yang rendah. Harga yang murah dan perawatan yang mudah dari resin dan serat kaca menggantikan kayu yang rentan terhadap serangan biologis seperti rayap, sehingga biaya perawatan menjadi jauh lebih rendah. Penggunaan FRP dalam teknik sipil telah dipelajari dan didiskusikan dalam berbagai karya ilmiah oleh para peneliti seperti Tarek (2010), Freymond dan Maceri (2005), Bank (2006), USACE (2007) serta Qasrawi (2007). Para peneliti ini menyoroti dua aplikasi dari FRP yaitu perbaikan dari struktur yang telah ada dan pembangunan struktur yang baru dengan menggunakan FRP sebagai bagian dari struktur primer dan mereka mengatakan FRP berpotensi menjadi bahan bangunan dan sistem struktur yang pintar (smart/intelligent).

Upload: sahriil-affandi

Post on 14-Nov-2015

66 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hjh

TRANSCRIPT

  • JURNAL TEKNIK SIPIL

    64

    SEBUAH SOLUSI MATERIAL BARU DI BIDANG JEMBATAN, FRP TAUFIQ-GIRDER: KONSEP DAN PERILAKU

    Taufiq Rochman Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang

    Abstrak

    Gelagar T beton bertulang konvensional sudah sangat lazim digunakan terutama pada struktur jembatan dengan bentang 5m 25m. Akan tetapi sebenarnya, berat sendiri jembatan murni beton bertulang sangatlah berat. Pelaksanaan jembatan balok T ini juga sering mengalami kendala di lapangan pada banyaknya perancah serta schaffolding yang digunakan khususnya bila dasar sungai sangat curam. Seandainya pun dapat dilaksanakan, resiko bahaya banjir serta stabilitas tanah dan jembatan selama proses pelaksanaan sangat rentan untuk terganggu, akibatnya lendutan awalpun menjadi sangat besar. Bahan FRP dapat menjadi alternatif yang baik karena rasio kekuatan terhadap beratnya sangat tinggi.

    Penggunaan FRP dalam teknik sipil telah dipelajari dan didiskusikan dalam berbagai karya ilmiah oleh para peneliti asing yang rata-rata menyoroti aplikasi dari FRP sebagai bahan perbaikan dari struktur yang telah ada (retrofit) dan mereka mengatakan FRP berpotensi menjadi bahan bangunan dan sistem struktur yang pintar (smart/intelligent). Akan tetapi jarang sekali yang meneliti struktur yang baru dengan menggunakan FRP sebagai bagian dari struktur primer. Dan kalaupun ada, beberapa dari penelitian itu menggunakan FRP sebagai pelat lantai. Adapun gelagar FRP masih merupakan suatu teka-teki penelitian yang amat menarik.

    Penulis mengusulkan sebuah gelagar baru yang diberi nama TAUFIQ (Totally Audacity U-Fibered Intelligent Quality)-girder. Dalam tulisan ini akan dikupas perkembangan, konsep dan perilaku umum gelagar TAUFIQ.

    Kata-kata kunci: serat berlapis, gelagar TAUFIQ, lamina.

    1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang Struktur ringan pada masa kini merupakan komponen yang sangat penting pada pengembangan

    produksi pada semua lini industri (Zemcik, 2006). Tidak seperti bahan tradisional kebanyakan semisal kayu, baja atau beton, FRP (fiber reinforced polymer/plastic) sebagai bahan komposit berlapis merupakan salah satu bahan dasar struktur ringan dengan spesifikasi yang tinggi terutama dalam kekakuan dan kekuatan sehingga menjanjikan alternatif penggantian bahan struktur konvensional. Karakteristik itu adalah rasio yang tinggi antara kekuatan terhadap berat dan rasio yang tinggi pula antara kekakuan terhadap berat, yang intinya terletak pada densitas yang ringan. Keunggulan lainnya adalah performa ketahanan terhadap korosi dan pengaruh serangan kimiawi, awet, umur lelah yang lama, stabilitas dimensi, ketahanan terhadap api, ketahanan terhadap benturan (crashworthiness), tahan terhadap perambatan keretakan, serta mampu menyerap energi selama deformasi (Suseno, 1996), tahan terhadap beban kejut dan panas (Setyo, 1997), dapat dibentuk dengan mudah pada sebarang geometri, mudah dibuat sendiri dengan bahan relatif murah yang banyak tersedia di pasaran, dapat disambung tanpa menggunakan baut, keling ataupun las sehingga mempunyai permukaan finishing yang sempurna, konduktifitas suhu yang rendah. Harga yang murah dan perawatan yang mudah dari resin dan serat kaca menggantikan kayu yang rentan terhadap serangan biologis seperti rayap, sehingga biaya perawatan menjadi jauh lebih rendah.

    Penggunaan FRP dalam teknik sipil telah dipelajari dan didiskusikan dalam berbagai karya ilmiah oleh para peneliti seperti Tarek (2010), Freymond dan Maceri (2005), Bank (2006), USACE (2007) serta Qasrawi (2007). Para peneliti ini menyoroti dua aplikasi dari FRP yaitu perbaikan dari struktur yang telah ada dan pembangunan struktur yang baru dengan menggunakan FRP sebagai bagian dari struktur primer dan mereka mengatakan FRP berpotensi menjadi bahan bangunan dan sistem struktur yang pintar (smart/intelligent).

  • JURNAL TEKNIK SIPIL

    65

    1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumuskan permasalahan terkait penelitian dan analisis

    TAUFIQ-Girder sebagai struktur lentur sebagai berikut: 1) Bagaimana analisis gelagar FRP ini terhadap tegangan yang terjadi ? 2) Apakah gelagar FRP ini dapat dipakai dan aman untuk struktur jembatan ?

    1.3 Pembatasan Masalah Untuk mendapatkan hasil analisis yang baik, maka diberlakukan batasan-batasan sebagai berikut:

    a) Gelagar kotak FRP yang diuji ialah TAUFIQ-Girder yang terbuat dari bahan komposit berlapis berserat gelas tipe E, beserta matriksnya yaitu resin atau epoxy yang diasumsikan bersifat isotropis transversal dalam arah longitudinal seratnya dan elastis linier.

    b) Pengaruh suhu tidak diperhitungkan karena bahan yang digunakan dalam proses pembuatannya adalah jenis termoseting, bukan termoplastik.

    c) Beban adalah mengikuti pembebanan mati dan hidup, baik beban D dan beban T untuk jembatan jalan raya

    1.4 Tujuan Tujuan telaah pustaka ini adalah untuk mensosialisasikan konsep dan perilaku gelagar baru FRP

    sehingga menanamkan opini pada publik pemerintahan, akademis dan umum untuk memanfaatkan, menerapkan serta mengembangkan hasil teknologi struktur jembatan berbasis bahan FRP yang murah, relatif mudah dan cepat dalam pelaksanaannya, mempunyai kapasitas struktur yang baik serta unsur estetika yang indah.

    2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Bahan Komposit Berlapis Bahan komposit berlapis (laminated composite material) dibuat dari dua atau lebih lapisan serat-

    serat yang berukuran sangat halus (berdiameter antara 5-15 m) yang direkatkan dalam suatu bahan yang disebut matriks. Bahan serat dapat terbuat dari Kevlar, karbon atau gelas, yang masing-masing lapisannya (lamina) bersifat isotropis transversal dalam satu arah longitudinal seratnya yang merupakan penguat utama dalam menahan beban. Bahan serat memiliki karakteristik bermutu tinggi, tetapi ringan, getas dan berdiameter kecil.

    Matriks terbuat dari perekat khusus yang kuat biasanya disebut resin seperti epoxy, dan sejenisnya dan dapat berupa bahan organik, keramik atau metalik yang menyatukan serat secara bersama-sama menjadi suatu unit struktur dan melindungi serat dari kerusakan luar serta mentransfer dan mendistribusikan beban yang bekerja ke serat. Matriks ini dalam banyak kasus juga memberikan kontribusi sifat yang diperlukan seperti daktilitas, keteguhan (toughness) dan sebagainya. Polimer ialah bahan matriks yang paling banyak digunakan dan paling mudah untuk dikombinasikan dengan bahan serat yang dilapiskan dalam struktur komposit berlapis.

    Di antara bahan-bahan komposit, yang paling digunakan secara luas adalah komposit yang diperkuat serat FRP (fiber reinforced polymer) yang disusun berlapis-lapis untuk mencapai sifat mekanis yang diinginkan. Meskipun bahan komposit adalah bahan heterogen yang harus dianalisis nonlinier (materially nonlinear), ada pula teori yang memperlakukannya secara homogen pada arah tertentu setiap layer, dan bahkan adapula yang mengasumsikan secara homogen penuh sebagaimana teori ESL (equivalent single layer) yang akan diperinci oleh Tanov (2000).

    Beberapa hal yang sangat mempengaruhi pertimbangan disain struktur komposit berlapis adalah arah orientasi sudut serat ortotropis masing-masing lapisan, rasio antara modulus bidang dengan modulus geser transversal (E/G) serta urutan penyusunan lapisan (ply stacking sequence) dari lamina. Dengan arah sudut ortotropi serat yang sesuai pada setiap lamina, parameter kekuatan dan kekakuan dapat dicapai (Khare dan Kant, 2004).

  • JURNAL TEKNIK SIPIL

    66

    2.2 Aplikasi FRP untuk rekayasa teknik sipil Penggunaan bahan komposit secara penuh untuk struktur dilakukan pada jembatan cancang kabel

    Aberfeldy, Skotlandia (Skinner, 2009 dan Busel, 2009). Jembatan ini mempunyai bentang total 113m dan bentang utama 63 m selebar 2.23 m dan memiliki sejumlah 40 kabel pada dua bidang pada pilon setinggi 18 m. Struktur pilon, gelagar, lantai dan bahkan kabel jembatan ini terbuat dari 14.5 ton bahan komposit. Gelagar, parapet dan pilon terbuat dari GRP, sedangkan kabel dari Parafil yang terbuat dari serat aramid Kevlar yang dilindungi coating polyethylene. Sedangkan GRP terbuat dari serat gelas tipe-E dan isophthalic polyester resin. Keseluruhan struktur dirakit hanya dalam 8 minggu. Gambar 2.1 a) memperlihatkan struktur Jembatan Aberfeldy, sedangkan bentuk gelagar Jembatan Aberfeldy ditampilkan pada Gambar 2.1 b).

    Gambar 2.1 a) Jembatan komposit penuh Aberfeldy b) Bentuk gelagar jembatan Aberfeldy berbahan komposit penuh

    Sumber: Skinner dan Busel, 2009

    Saat ini banyak dilakukan penelitian tentang penggunaan bahan komposit untuk teknik sipil. Amir Fam dari Universitas Queen meneliti gelagar komposit pada tahun 1996, kolom dan pier jembatan pada tahun 2000, serta pelat lantai pada tahun 2003 seperti yang tampak pada Gambar 2.2.

    Gambar 2.2 a) Kolom FRP, b) Pier FRP isi beton c) Pelat lantai FRP Sumber: Fam, 2005

    Jenis CFCC (carbon fiber cement concrete) dikembangkan di Jepang sebagai bahan strand dan tendon prategang dan diterapkan pada Jembatan Hisho dan ini menunjukkan kekuatan bahan komposit.

    Gambar 2.3 Strand dan tendon CFCC Sumber: Bussel dan Motavalli, 2007

  • JURNAL TEKNIK SIPIL

    67

    Gambar 2.3 Strand dan tendon CFCC pada Jembatan Hisho Sumber: Bussel dan Motavalli, 2007

    Gelagar boks untuk jembatan dengan bahan komposit juga dapat ditemukan pada Jembatan Tech21 di Ohio seperti yang tampak pada Gambar 2.4. Gelagar bok ini sangat ringan sehingga mobilisasi ke lokasi proyek dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.

    Gambar 2.4. Jembatan Tech21, Ohio bergelagar boks komposit Sumber: Busel, 2009 dan Farhey, 2005

    Gambar 2.5 dan Gambar 2.6 memperlihatkan bahan komposit yaitu serat nano yang merupakan bahan komposit dengan kekuatan sangat tinggi dan juga serat gelas dan beberapa aplikasinya pada dunia industri konstruksi, seperti batang tulangan beton dari GFRP dan profil hollow serta profil I dari FRP.

    Gambar 2.5. Serat nano, serat gelas, serta lembaran komposit dengan serat acak Sumber: http://www.e21.com , http://www.gtresearchnews.gatech.edu

  • JURNAL TEKNIK SIPIL

    68

    Gambar 2.6. Tulangan beton GFRP (Glass Fiber Reinforced Polymer) yang terbuat dari serat Basalt Sumber: http://www. pulwell.en.made-in-china.com

    Gambar 2.7. Profil FRP yang banyak terdapat di pasaran Sumber: http://www.diytrade.com

    Gambar 2.8 Foto mikroskopik SEM (scan electron microscope) penampang serat dan matriks Sumber: Nanotech dan AAC

    3. METODE ANALISIS

    3.1 Backward Analysis Untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat dan representatif, maka perlu dilakukan analisis

    balik (backward analysis) secara global dalam struktur jembatan sebenarnya. Analisis ini sangat diperlukan untuk menentukan besarnya parameter pembebanan, sifat mekanis bahan, memprediksi besarnya beban layan yang bekerja, konsentrasi tegangan dalam penampang lokal yang ditinjau serta perilaku kehancurannya dalam rangka memprediksi dimensi dan spesifikasi spesimen pengujian dan kapasitas peralatan uji terkait dengan range beban monotonik dan dinamis yang diberikan sehingga struktur tetap responsif terhadap beban akan tetapi memperoleh data yang lengkap sebelum kehancurannya.

  • JURNAL TEKNIK SIPIL

    69

    3.2 Dimensi Tipikal Jembatan Sebenarnya Dimensi dari jembatan mengikuti standar jembatan tipe-T kelas A dengan kelas muatan BM 100

    (100% muatan T dan muatan D) bentang 25 m, lebar jalur lalu lintas atau lantai kendaraan 7.00 m, lebar trotoir 2 x1.0 m dan lebar total 9.6 m, sejumlah 5 buah gelagar prategang pada Gambar 2.34 atau 6 buah gelagar beton bertulang nonprategang pada Gambar 3.1 sebagai berikut:

    Gambar 3.1. Dimensi tipikal gelagar tipe-T beton prategang untuk bentang 25 m Sumber: Standar Bangunan Atas Gelagar Beton Prategang-Direktorat Jenderal Bina Marga (dalam cm), 1993

    Gambar 3.2. Dimensi tipikal gelagar tipe-T beton bertulang untuk bentang 25 m Sumber: Standar Bangunan Atas Gelagar Beton Bertulang-Direktorat Jenderal Bina Marga (dalam mm), 1993

    3.3 Analisis Detail dan Tegangan TAUFIQ-girder Perbandingan dilakukan dengan memodelkan gelagar FRP dengan metode elemen hingga

    dilakukan dengan memodelkan setiap lapisan menjadi elemen benda pejal seperti Gambar 3.3.

  • JURNAL TEKNIK SIPIL

    70

    Gambar 3.3 Elemen cangkang tebal (solid shell) untuk memodelkan slip dan tegangan interlaminar

    Sedangkan dimensi jembatan dengan gelagar FRP ialah sebagai berikut:

    Gambar 3.4. Dimensi gelagar FRP TAUFIQ-Girder untuk bentang 25 m

    Jembatan dibuat dengan lebar 9.6m dan bentang 25m. Gelagar FRP direncanakan berjumlah 5 buah mengikuti standar Bina Marga dengan jarak gelagar sebesar 2000 mm, tinggi 1120 mm dan ketebalan 30 mm. Tebal tipikal pelat lantai jembatan adalah 200 mm sebagaimana terlihat pada Gambar 3.4. Struktur gelagar FRP dimodelkan sebagai elemen cangkang dan struktur pelat lantai dimodelkan sebagai elemen solid 3D sebagaimana terlihat dalam Gambar 3.4 dan 3.5.

    Gambar 3.5. Potongan pemodelan penampang jembatan FRP

    Gambar 3.6. Pemodelan 3D jembatan FRP dengan bentang 25 m Sumber: Rancangan

    Elemen cangkang Elemen

    Solid

    2000 2000 2000 2000

    1120 mm

    200 mm

    9600

  • JURNAL TEKNIK SIPIL

    71

    Untuk meneliti perilaku jembatan FRP terhadap gaya dalam normal tarik dan tekan secara murni misalnya, maka jembatan sesungguhnya atau full scale dapat diisi dengan beton (concrete in-filled) tanpa diperlukan adanya suatu penghubung geser. Hal ini untuk menghindarkan FRP dari pengaruh sekunder seperti tekuk, slip, torsi dan delaminasi serta memastikan perilaku yang sedang ditinjau bukan aksi komposit antara FRP dan beton akan tetapi antar lapisan dalam FRP sehingga yang dominan hanyalah lentur murni yang menghasilkan tegangan normal tarik dan tekan.

    Adapun pembebanan dapat dipilih dengan dua cara. Pertama, beban D hasil dari beban roda T yang telah ditransformasikan, diekivalensikan dan disederhanakan untuk tujuan disain menjadi beban UDL sebesar q=2.2 t/m dan beban garis (KEL) sebesar P=12 ton sebagaimana terlihat pada Gambar 3.7.

    Gambar. 3.7. a) Diagram beban D tersebar merata (UDL) dan beban garis (KEL) b) Beban truk T sebesar 2.5 t (25 kN) dan 10 t (100 kN)

    Sumber: Bina Marga, BMS

    Kedua, beban T setiap titik roda sebesar 2.5 t dan 10 t berturut-turut untuk roda depan dan belakang. Kedua cara ini menghasilkan hasil yang hampir sama sebagaimana terlihat pada Gambar 3.7 b).

    4. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Gambar 3.7. Tegangan Sxx jembatan FRP sebenarnya terjadi di tengah bentang sebesar 78.5 MPa: a) tampak atas, b) tampak bawah c) Distribusi tegangan Sxx di tengah bentang girder-3

    a)

    b)

    c)

  • JURNAL TEKNIK SIPIL

    72

    Gambar 3.8. Tegangan Jembatan FRP a) SYY tampak atas sebesar 155 MPa, b) SXY tampak bawah sebesar 37.9 Mpa c) Distribusi tegangan Syy pada daerah tumpuan girder ke-3 d) Distribusi tegangan Sxy pada daerah tumpuan girder ke-3

    Gambar 3.9. Tegangan Sxx dari jembatan FRP sebenarnya terjadi di tumpuan sebesar 168.7 MPa untuk tekan dan 198.25 MPa untuk tarik (tampak bawah)

    a)

    b)

  • JURNAL TEKNIK SIPIL

    73

    Gaya dan tegangan termasuk respon struktur yang terjadi dari luar sehingga akan dipengaruhi oleh dimensinya, dan tidak terikat dengan spesifikasi bahan, tidak demikian halnya dengan regangan dan deformasi yang termasuk respon dari dalam struktur sehingga berhubungan sangat erat dengan parameter bahan yang akan mempengaruhi kapasitas tahanan terhadap beban luar tadi. Maka analisis 3D linier sederhana dipandang mencukupi untuk tahap pra analisis dalam menentukan dan mengecek dimensi terhadap respon beban statis.

    Analisis secara kasar menunjukkan, berdasarkan Gambar 3.7, gelagar FRP setebal 30 mm untuk bentang jembatan 25 m akan mampu menahan tegangan normal tarik sebesar 78.5 Mpa, karena menurut literatur tegangan hancur bahan komposit dengan sudut serat 0 berada di sekitar angka 1000 MPa. Akan tetapi, menurut Gambar 3.8 a), tegangan normal tekan khususnya di daerah tumpuan mempunyai nilai yang cukup besar yaitu berkisar 155 Mpa yang mendekati kisaran 120 200 Mpa untuk serat bersudut 90 sehingga perlu ada penebalan atau diisi dengan beton disekitar tumpuan untuk menghindari adanya kehancuran tumpu atau bahkan tekuk pada badan gelagar FRP. Sedangkan menurut Gambar 3.8 b), tegangan geser cukup besar yaitu sekitar 37.9 Mpa mendekati kehancurannya pada kisaran 40 MPa.

    Kehancuran lokal menurut Gambar 3.9 diperkirakan akan terjadi pada sekitar tumpuan, sebesar 168.7 MPa untuk tegangan tekan dan 198.2 MPa untuk tegangan tarik sehingga diperlukan beberapa pengaku lokal atau diisi beton (concrete in-filled) sekitar 30 cm pada daerah tumpuan.

    5. KESIMPULAN Struktur jembatan TAUFIQ girder dari bahan FRP merupakan struktur jembatan yang handal,

    aman, murah serta relatif mudah dilaksanakan dibanding jembatan balok T, prategang, jembatan gantung dan lain-lain yang harus menggunakan crane berkapasitas besar, gantry maupun lifting equipment yang canggih. Engineer nasional dapat menguasai teknologi jembatan FRP dengan baik, dengan memperhatikan hal-hal yang penting sebagai berikut: 1. Teknologi komposit harus mendapat perhatian khusus terutama yang menyangkut jenis serat, arah

    serat, jumlah lapisan, tipe resin dan metode pembuatan laminat FRP. 2. Analisis yang teliti sangat diperlukan untuk mendesain struktur gelagar komposit FRP.

    Untuk lebih dapat menganalisis TAUFIQ-girder secara sempurna bisa digunakan software seperti MIDAS/Civil, Larsa, TNO DIANA, ANSYS, ABAQUS dan sebagainya.

    6. DAFTAR PUSTAKA Zemcik, R. dan Rolfes, R, 2006. High Performance 4-Node Shell Element with Piezoelectric Coupling.

    Mechanics of Advanced Material and Structures. 13, pp. 393-401. File: 21808368.pdf Suseno, H. 1996. Penerapan Metode Elemen Hingga pada Analisis Struktur Pelat Klasik dari Bahan

    Komposit Satu Arah Akibat Aksi Gabungan Beban Lateral Merata dan Gaya-gaya Aksial Tekan. Malang: Laporan Penelitian Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

    Setyo, E. 1997. Analisis Pelat Persegi Model Reissner-Mindlin dari Bahan Komposit Satu Arah dengan Sudut Ortotropi Bervariasi Menggunakan Metode Elemen Hingga. Skripsi S1. Universitas Brawijaya Malang.

    Rochman, Taufiq. 2002. Analisis Pelat Persegi Berlapis Model Levinson dari Bahan Komposit dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga. Tesis S2. Universitas Brawijaya Malang.

    Maunsell Structural Plastic. Case History Aberfeldy.pdf Burgoyne, C.J dan Head, P.R. 1993. Aberfeldy Bridge: An Advanced Textile Reinforced Footbridge.

    TechTextil Symposium, Frankfurt, Germany. File: cp25.pdf Skinner, J.M. 2009. A Critical Analysis of The Aberfeldy Footbridge, Scotland. Proceeding of Bridge

    Engineering 2. Conference in University of Bath, UK. File: SKINNER.pdf Busel, J.P. Composites Industrys Perspective on Transportation Infrastructures Opportunities. Virginia

    Fiber Reinforced Composites Showcase, Bristol. File: bridge-09FRPOpportunitiesinTransportation.pdf

  • JURNAL TEKNIK SIPIL

    74

    Tarek, 2010. Flexural Behaviour of Sandwich Panels Composed Of Polyurethane Core And GFRP Skins and Ribs. PhD. Thesis. Queens University of Canada. File: Sharaf_Tarek_A_201008_PhD.pdf

    M. Fremond dan F. Maceri. 2005. Mechanical Modeling and Computational Issues in Civil Engineering. Lecture Notes in Applied and Computational Mechanics. Springer

    Bank, Lawrence. 2006. Composites for Construction: Structural Design with FRP Materials. John Wiley & Sons, Inc.

    US Army Corps of Engineers. 1997. Engineering and Design: Composite Materials For Civil Engineering Structures.

    Qasrawi, Yazan. 2007. Flexural Behaviour Of Spun-Cast Concrete Filled Fibre Reinforced Polymer Tubes For Pole Applications. Master Thesis. Queens University of Canada.

    C. E. Bakis; L. C. Bank, F.; V. L. Brown, M.; E. Cosenza; J. F. Davalos, A.M.; J. J. Lesko; A. Machida; S. H. Rizkalla, F.; And T. C. Triantafillou. 2002. Fiber-Reinforced Polymer Composites For ConstructionState-Of-The-Art Review. Journal Of Composites For Construction. 150th Anniversary Of The American Society Of Civil Engineers (Asce). File: FRP Composites for Construction.pdf

    Darby, J. J. 1999, Role of bonded fibre-reinforced composites in strengthening of structures in Strengthening of Reinforced Concrete Structures, eds. L. C. Hollaway & M. B. Leeming, Woodhead Publishing Ltd, CRC Press LLC, Cornwall, England, pp. 1-10. File: 33781_01.pdf

    Oehlers, D. J. 2000, 'Development of Design Rules for Retrofitting by Adhesive Bonding or Bolting either FRP or Steel Plates to RC Beams in Bridges and Buildings.' In Composites in the Transportation Industry, eds. S. Bandyopadhyay et al., University of New South Wales, Sydney, Australia, pp.110-119. File:783561.pdf

    Nanni, A., Alkhrdaji, T., Chen, G., Barker, M., Xinbao, Y., and Mayo, R., "Overview of Testing to Failure Program of a Highway Bridge Strengthened with FRP Composites," Selected Presentation Proc., 4th International Symposium on FRP for Reinforcement of Concrete Structures (FRPRCS4), Baltimore, MD, Nov. 1999, pp. 69-80. File: CF 1999 Nanni.pdf

    Nanni, A., P.C. Huang and G. Tumialan, "Strengthening of Impact-Damaged Bridge Girder Using FRP Laminates," 9th Int. Conf., Structural Faults and Repair, London, UK, July 4-6, 2001, M.C. Forde, Ed., Engineering Technics Press, CDROM version, 7pp. File: impctdmg.pdf

    S.H. Park, I.N. Robertson, H.R. Riggs. 2002. A Primer for FRP Strengthening of Structurally Deficient Bridges. Report No. HWY-L-2001-01. Department of Civil and Environmental Engineering University of Hawaii at Manoa. File: A Primer for FRP Strengthening of Structurally Deficient Bridges.pdf

    A. Rizzo, N. Galati, and A. Nanni, 2005. Strengthening of Off-System Bridges with Mechanically Fastened Pre-Cured FRP Laminates. File: StrengtheningofOff-SystemBridgeswithMechanicallyFastenedPre-CuredFRPLaminates.pdf

    E. Agneloni, Casadei, dan Celestini. 2011. Innovation on advanced composite materials for civil engineering and architectural applications: case studies. First Middle East Conference on Smart Monitoring, Assessment and Rehabilitation of Civil Structures, 8-10 February 2011. Dubai, UAE. File: 348.pdf

    J. Chajes, P. Chacon, W. Swinehart, R. Richardson, C. Wenczel, Wei Liu. 2005. Applications of Advanced Composites to Steel Bridges: A Case Study on the Ashland Bridge (Delaware-Usa). Department of Civil and Environmental Engineering College Of Engineering. University Of Delaware. File: Rpt. 181 Appl. of Adv. Composits to Steel Brdg Final.pdf

    J. Lee, S.-E. Kim, K. Hong. 2002. Lateral buckling of I-section composite beams. Engineering Structures Vol. 24 (2002).pp. 955964. File: 10) Lateral buckling of I-section composite beams.pdf

    Khare, K., Kant, T. dan Garg, K.2004. Free Vibration of Composite and Sandwich Laminates with a Higher Order Facet Shell Element. Composite Structures 65. pp. 405-418. http:/www.repository.ias.ac.in/15651/1/314.pdf