analisis determinan pembangunan manusia di...

156
ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA NEGARA ASEAN PERIODE 2002-2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh: Ayu Andini NIM: 1113084000050 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438H/2017M

Upload: phammien

Post on 04-May-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

NEGARA ASEAN PERIODE 2002-2015

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh:

Ayu Andini

NIM: 1113084000050

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438H/2017M

Page 2: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

2

Page 3: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

3

Page 4: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

4

Page 5: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

5

Page 6: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1. Nama Lengkap : Ayu Andini

2. Tempat/Tanggal Lahir : Pandeglang, 16 Juni 1995

3. Alamat : Jl. Swadaya 1 RT 012/010 No.11. Pejaten

Timur, Pasar Minggu. Jakarta Selatan

4. Telepon : 085718743640

5. Email : [email protected]

II. Pendidikan Formal

1. MI Sirojul Muslimin Tahun 2001-2007

2. SMP Negeri 239 Jakarta Tahun 2007-2010

3. SMK Pembangunan Jaya Yakapi Tahun 2010-2013

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2017

III. Prestasi Dan Penghargaan

1. Juara Dua Lomba Debat Ekonomi, Milad FEB UIN Jakarta, 2013

2. Juara Satu Lomba Debat Ekonomi, Milad FEB UIN Jakarta, 2014

3. Participant Mikroekonomi Tingkat Nasional, Universitas Padjajaran, 2014

4. Juara Satu Sharia Economic Paper (Shapec) Universitas Gadjah Mada, 2015

5. Student Achievment Award UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015

IV. Pengalaman Profesional

1. Data input untuk UNDP dalam penelitian partisipasi politik perempuan

2. Enumerator untuk CSES dalam penelitian Supply Chain Store Dalam

Kegiatan Ekonomi Masyarakat di Kota Tangerang Selatan

Page 7: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

ii

3. Enumerator untuk CSES dalam penelitian a relation between business and

religiousity di Wilayah Depok, dan Jakarta Selatan

4. Freelance Pusat Kajian Keuangan Negara

5. Asisten Peneliti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN Jakarta. Dalam

penelitian Analisis Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, dan

Korupsi di Negara – Negara ASEAN.

V. Pengalaman Bekerja

1. Pusat Kajian Keuangan Negara. Mei 2017- Sekarang

2. Asisten Peneliti Bekerjasama Dengan Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional (Bappenas). Dalam penelitian Pemantuan Dan Pengendalian

Program Pembangunan Pelayanan Pendidikan Dan Kesehatan Di Provinsi

Papua Dan Papua Barat. Mei 2017-Sekarang

VI. Pengalaman Organisasi

1. Wakil Koordinator Divisi Riset LiSEnSi UIN Jakarta 2015-2016/2016-

2017.

VII. Seminar Dan Workshop

1. Seminar Koperasi “Koperasi Sebagai Instrumen Penguat Ekonomi Rakyat”.

KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

2. Dialog Jurusan & Seminar Konsentrasi “Mengenal Lebih Dekat dengan

Jurusan Sendiri” HMJ IESP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

3. Workshop Menulis “Be a Writer , be a creativepreneur”. BEM FAH UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Page 8: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

iii

4. Workshop Kepemudaan “Integirity Goes To You”. Transparency

International Indonesia. 2013.

5. Rembuk Kebangsaan “Sosialisasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai

Sistem Keuangan Baru Melalui Kebudayaan. OJK, 2013.

6. Pelatihan Karya Tulis Ilmiah “Mewujudkan Regenerasi Mahasiswa

Ekonomi yang Berprestasi dalam Bidang Akademik”. HMJ IESP UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

7. Seminar Nasional “Korupsi Mengorupsi Indonesia”. FEB UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2014.

8. Workshop Pelatihan Microsoft Excel. LiSEnSi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2014

9. Workshop Pelatihan Microsoft Excel. LiSEnSi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2015

10. Seminar Nasional “Model Jaminan Sosial Kesehatan Bebasis Syariah. FSH

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015

11. Sekolah Alat Analisis. LiSEnSi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

12. Roadshow Seminar Pasar Modal Syariah (SPMS). IDX Stock Exchange,

FoSSEI Nasional, dan LiSEnSi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Page 9: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

iv

ABSTRACT

The aims of this research to analyze the influence of good governance,

corruption, GDP Per Capita, and Government Spending on Human Development

in ASEAN Countries 2002-2015 period. This study uses panel data analysis

approach to Fixed Effect Model (FEM). The results showed that human

development can be explained by good governance, corruption, GDP Per Capita,

and Government Spending about 91.57% (R2). Simultaneously variable Good

Governance, Corruption, GDP Per Capita, and Government Spending significant

effect on the Human Development About to 89.30% (F-statistics). However

partially showed that (1) Good Governance positive and significant impact with a

confidence level of 95%. (2) Corruption positive and significant impact with a

confidence level of 90% (3) Per Capita GDP and significant negative effect with a

confidence level of 95%) and (4) Government Spending negative and significant

impact with a 90% confidence level.

Keywords: Human Development, Good Governance, Corruption, GDP Per Capita,

Government Spending, Fixed Effects Model (FEM).

Page 10: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

v

ABSTRAK

Penelitian Ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Good Governance,

Korupsi, GDP Per Kapita, dan Government Spending terhadap Pembangunan

Manusia di Beberapa Negara ASEAN periode 2002-2015. Penelitian ini

menggunakan analisis data panel dengan pendekatan Fixed Effect Model (FEM).

Hasil menunjukkan bahwa Pembangunan Manusia dapat dijelaskan oleh Good

Governance, Korupsi, GDP Per Kapita, dan Government Spending sebesar 91.57%

(R2). Secara simultan variabel Good Governance, Korupsi, GDP Per Kapita, dan

Government Spending berpengaruh signifikan terhadap Pembangunan Manusia

Sebesar 89.30% (F-Statistik). Namun secara parsial menunjukkan bahwa (1) Good

Governance berpengaruh positif dan signifikan dengan tingkat kepercayaan 95%.

(2) Korupsi berpengaruh positif dan signifikan dengan tingkat kepercayaan 90% (3)

GDP Per Kapita berpengaruh negative dan signifikan dengan tingkat kepercayaan

95%) dan (4) Government Spending berpengaruh negative dan signifikan dengan

tingkat kepercayaan 90%.

Kata Kunci: Pembangunan Manusia, Good Governance, Korupsi, GDP Per Kapita,

Government Spending, Fixed Effect Model (FEM).

Page 11: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah melimpahkan segala nikmat,

keberkahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

berjudul “ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI

BEBERAPA NEGARA ASEAN PERIODE 2002-2015” dengan baik. Shalawat

serta salam penulis hanturkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa umatnya dari zaman jahiliah ke zaman yang penuh dengan ilmu

pengetahuan, semoga dapat berkumpul di Yaumil Qiyamah nanti.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selesainya skripsi ini tentu dengan dukungan, bimbingan dan bantuna serta

semangat dan doa dari orang – orang di sekeliling penulis selama proses

penyelesaian skripsi ini. Oleh karenanya, izinkanlah penulis menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Orang tua penulis, Ibunda Nurhayati dan Ayahanda Asep Akhmadi yang

selalu memberikan doa yang tiada henti, dukungan, motivasi, dan selalu ada

ketika penulis merasa down, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Serta

dua adikku tercinta, Silvia serta adik kecil ku rajwa kehadiranmu menambah

kebahagiaan keluarga kami. Semoga kalian selalu dicintai oleh Allah SWT.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga selama

perkuliahan.

3. Bapak Zuhairan Yunmi Yunan, S.E, M.Sc selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktu, memberikan motivasi dan arahan, ilmu yang

bermanfaat selama perkuliahan kepada penulis dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini hingga skripsi ini selesai. Semoga bapak selalu

diberikan kesehatan dan keberkahan oleh Allah SWT.

Page 12: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

vii

4. Bapak Arif Fitrijanto, M.Si dan Ibu Najwa Khairina selaku Ketua Jurusan

dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan

arahan serta bimbingan yang berarti dalam penyelesaian perkuliahan ini.

5. Bapak Pheni Chalid, Ibu Utami, dan Ibu Isna, sebagai dosen Ekonomi

Pembangunan yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama

perkuliahan ini, dan menjadi tempat diskusi yang membuka fikiran

mahasiswa.

6. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan

ilmu yang sangat berguna dan berharga bagi penulis selama perkuliahan

serta jajaran karyawan dan staff UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

melayani dan membantu penulis selama perkuliahan.

7. Keluarga Besar LiSEnSi UIN Jakarta, yang telah membersamai penulis

selama perkuliahan, terima kasih atas ilmu, ukhuwah yang terjalin yang tak

ternilai, kalian luar biasa.

8. Kaka – kaka Ekonomi Pembangunan, Ka Evia, Ka Aprian, Ka Puty. Sebagai

tempat berbagi cerita, yang memotivasi, kelucuan, keakraban, dan

memberikan semangat bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Para Pencari Hidayah. Erna, Idil, Uti, yang dengan keceriaan, kebersamaan,

menasehati, dan menerima satu sama lain.

10. Teman – teman Ekonomi Pembangunan Terbaik Dita, Oki, Wiwid, Roro,

Lina, yang saling tolong menolong satu sama lainnya dan menerima satu

sama lainnya dengan segala perbedaan masing – masing.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh sebab

itu, penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun untuk

pencapaian yang lebih baik.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, April 2016

Ayu Andini

Page 13: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ i

ABSTRACT ...................................................................................................... iv

ABSTRAK .......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 14

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 15

A. Good Governance.................................................................................... 15

B. Corruption Perception Index (CPI) .......................................................... 18

C. Gross Domestic Product (GDP) Per Kapita.............................................. 19

D. Government Spending ............................................................................. 23

E. Pembangunan Manusia ............................................................................ 27

F. Penelitian Sebelumnya ............................................................................ 33

G. Hubungan Antar Variabel ........................................................................ 48

1. Hubungan Good Governance Dengan Pembangunan Manusia ............. 49

2. Hubungan Korupsi Dengan Pembangunan Manusia ............................. 50

3. Hubungan GDP Per Kapita Dengan Pembangunan Manusia ............... 51

4. Hubungan Pengeluaran Pemerintah dengan Pembangunan Manusia ..... 51

H. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 53

I. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 56

Page 14: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

ix

A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 56

B. Metode Penentuan Sampel ...................................................................... 56

C. Metode Pengumpulan Data...................................................................... 57

D. Metode Analisis Data .............................................................................. 58

E. Uji Hipotesis ........................................................................................... 66

F. Definisi Operasional Variabel ................................................................. 69

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................... 72

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 72

B. Penemuan dan Pembahasan ..................................................................... 72

1. Analisis Deskriptif Antar Variabel di Beberapa Negara – Negara ASEAN

………………………………………………………………………….72

2. Analisis Statistik Deskriptif di Beberapa Negara – Negara ASEAN ... 101

3. Analisis Model Pembangunan Manusia Dengan Variabel Bebas Good

Governance, Korupsi, GDP Per Kapita, dan Government Spending .......... 104

4. Analisis Ekonomi Pembangunan Manusia Dengan Variabel Bebas Good

Governance, Korupsi, GDP Per Kapita, dan Government Spending .......... 115

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 121

A. KESIMPULAN ..................................................................................... 121

B. SARAN ................................................................................................. 122

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 125

LAMPIRAN – LAMPIRAN .......................................................................... 128

Page 15: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

x

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

1.1 Human Development Index Negara – Negara ASEAN 3

1.2 Worldwide Governance Incdicator Beberapa Negara ASEAN 6

1.3 Indeks Persepsi Korupsi Negara – Negara ASEAN 7

1.4 Alokasi Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan Negara –

Negara ASEAN Tahun 2011

8

1.5 GDP Per Kapita Negara – Negara ASEAN (Dalam Ribuan U$) 10

2.1 Penelitian Sebelumnya 40

3.1 Definisi Operasional Variabel 68

4.1 Government Spending Index di Beberapa Negara ASEAN 100

4.2 Statistik Deskriptif 102

4.3 Uji Chow 104

4.4 Uji Hausman 105

4.5 Hsil Estimasi Data Panel 106

4.6 Interpretasi Fixed Effect Model 108

4.7 Uji t-Statistik 110

4.8 Uji F-Statistik 113

4.9 Uji R-Square 113

Page 16: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

xi

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Berfikir 52

Page 17: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

xii

DAFTAR GRAFIK

No Keterangan Halaman

4.1 Good Governance Index Indonesia 72

4.2 Corruption Perception Index Indonesia 74

4.3 Human Development Index Indonesia 76

4.4 Good Governance Index Malaysia 77

4.5 Corruption Perception Index Malaysia 79

4.6 Human Development Index Malaysia 80

4.7 Good Governance Index Thailand 82

4.8 Corruption Perception Index Thailand 83

4.9 Human Development Index Thailand 84

4.10 Good Governance Index Filipina 85

4.11 Corruption Perception Index Filipina 87

4.12 Human Development Index Filipina 88

4.13 Good Governance Index Vietnam 89

4.14 Corruption Perception Index Vietnam 90

4.15 Human Development Index Vietnam 92

4.16 Good Governance Index Laos 93

4.17 Corruption Perception Index Laos 95

4.18 Human Development Index Laos 96

4.19 GDP Per Kapita di Beberapa Negara ASEAN 97

Page 18: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Uji Model Panel

A. Common Effect Model 127

B. Fixed Effect Model (FEM) 128

C. Uji Chow 129

D. Random Effect Model (REM) 130

E. Uji Hausman 131

2 Statistik Deskriptif 132

3 Data Penelitian 133

Page 19: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan manusia adalah tentang individu dan masyarakat memperluas

pilihan mereka untuk hidup layak, kreatif dalam kesehatan yang baik dan dengan

kebebasan yang bermartabat (UNDP, 2014a). Itu berarti menciptakan suatu

lingkungan di mana orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya,

dan menyediakan fasilitas bagi masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dalam

ilmu pengetahuan, serta kesejahteraan masyarakat untuk akses kesehatan, sumber

daya, maupun berpartisipasi dalam lingkungannya. Tanpa adanya hal tersebut,

masyarakat tidak dapat mengakses diri dalam kesempatan dan banyak pilihan yang

ada disekitarnya dan menyebabkan mereka dalam keterbatasan hidup.

Asia Tenggara, salah satu kawasan di Asia yang terdiri dari 10 negara turut andil

dalam mewujudkan pembangunan manusia. Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN

ke-12 Pada tahun 2007 di Cebu Filipina, negara – negara ASEAN menegaskan

komitmen mereka untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN pada

tahun 2015. Pada tahun yang sama, KTT ASEAN ke-13 di Singapura sepakat untuk

mengembangkan ASCC Blueprint untuk memastikan bahwa tindakan konkret yang

dilakukan untuk mempromosikan pembentukan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN

(ASCC). Salah satu agenda penting dalam kerjasama tersebut merumuskan

kebijakan pembangunan manusia. ASEAN akan meningkatkan kesejahteraan dan

penghidupan rakyat ASEAN dengan menyediakan akses yang adil terhadap

peluang pembangunan manusia dengan mempromosikan dan investasi dalam

Page 20: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

2

pendidikan dan pembelajaran seumur hidup, pelatihan sumber daya manusia dan

pembangunan kapasitas, mendorong inovasi dan kewirausahaan, mempromosikan

penggunaan bahasa Inggris, Informasi Teknologi, dan ilmu terapan dalam kegiatan

pembangunan sosial-ekonomi.

Tujuan strategis dari adanya kerjasama tersebut untuk memastikan integrasi

prioritas pendidikan ke dalam agenda pembangunan ASEAN dan menciptakan

masyarakat berbasis pengetahuan; mencapai akses universal untuk pendidikan

dasar; mempromosikan perawatan anak usia dini dan pembangunan; dan

meningkatkan kesadaran ASEAN untuk pemuda melalui pendidikan dan kegiatan

untuk membangun identitas ASEAN berdasarkan persahabatan dan kerjasama.

Pendidikan adalah alat fundamental untuk meningkatkan kapasitas manusia dan

memungkinkan setiap manusia untuk menyadari potensi dirinya. Sejak saat

berdirinya pada tahun 1967, ASEAN telah mendukung kerjasama regional di

bidang pendidikan. Munculnya Komunitas ASEAN mempertinggi pentingnya

dalam meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, sekaligus menciptakan tantangan

dan peluang dari meningkatnya arus mahasiswa dan akademisi, termasuk tantangan

dalam memfasilitasi mobilitas akademik.

Human Development Index merupakan salah satu alat ukur yang lazim

digunakan untuk melihat sejauh mana kualitas hidup manusia di suatu negara. Sejak

tahun 1990, United Nation Development Programme (UNDP) telah merilis laporan

mengenai peringkat maupun skor dari Pembangunan Manusia dari 175 Negara di

Dunia termasuk ASEAN di dalamnya.

Page 21: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

3

Tabel 1.1. Human Development Index Negara – Negara ASEAN

Negara IPM

2014 Peringkat

Indonesia 0.684 110

Malaysia 0.779 62

Thailand 0.726 93

Filipina 0.668 115

Vietnam 0.662 116

Laos 0.575 141

Singapore 0.912 11

Brunei Darussalam 0.856 31

Myanmar 0.536 148

Cambodia 0.555 143

Sumber:United Nation Development Programme, 2015

Tabel 1.1 memperlihatkan Indeks Pembangunan Manusia di Negara-Negara

ASEAN. Dapat dilihat bahwa Negara ASEAN yang mempunyai nilai indeks dan

masuk kategori Very High Medium Development hanya Singapura dan Brunei

Darussalam dengan skor 0.912 dan 0.856 dengan peringkat 11 dan 31. Disusul

dengan Malaysia yang masuk kategori High Human Development dengan skor

0.779 dan peringkat 62. Sedangkan rata – rata Negara – Negara ASEAN lainnya

masuk dalam kategori Medium Human Development namun terdapat dalam

peringkat bawah pada Human Development Index yaitu Myanmar, Cambodia, dan

Laos.

Sistem pendidikan negara – negara ASEAN berbeda – beda, meskipun terdapat

empat titik acuan menilai kemajuan sektor pendidikan di ASEAN dalam Rencana

Page 22: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

4

Kerja ASEAN 5 Tahun Pendidikan (2011-2015). (1) Mempromosikan Kesadaran

ASEAN; (2a) Peningkatan Akses sekolah dasar dan Pendidikan Menengah; (2b)

Peningkatan Mutu Pendidikan-Standar Kinerja, pembelajaran jangkan panjang dan

Pengembangan Profesional; (3) Penguatan Mobilitas lintas batas dan

Internasionalisasi Pendidikan; dan (4) Dukungan untuk Badan-Badan Sektoral

ASEAN dengan minat dalam Pendidikan.

Jika dilihat dari perkembangan Pembangunan Manusia di Negara – Negara

ASEAN, maka tidak terlepas dari tata kelola pemerintahan yang baik dalam

mewujudkan kesejahteraan di masing – masing Negara ASEAN. Konsep

pemerintahan yang baik mulai menjadi perbincangan di penghujung abad ke-20.

Berbagai negara, maupun lembaga internasional yang bergerak dalam

pembangunan giat melakukan perubahan terkait paradigma pemerintahan dan

pembangunan berdasarkan konsep pemerintahan yang baik atau Good Governance.

(Rasul, 2009) Good governance muncul seiring perkembangannya di berbagai

negara untuk mengoreksi pemerintah yang bersifat korupsi, sentralistik bahkan

otoriter kearah pemerintahan yang meningkatkan kesejahateraan sosial, ekonomi,

serta demokratisasi politik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (UNDESA, 2012) Tata Kelola

mengacu pada pelaksanaan kewenangan politik dan administrasi di semua tingkatan

untuk mengelola urusan negara. Hal ini terdiri dari mekanisme, proses dan lembaga,

melalui individu dan kelompok untuk kepentingan mereka, menggunakan hak

hukum, memenuhi kewajiban mereka dan memediasi yang secara khusus dibuat

untuk pemerintahan yang demokratis sebagai "proses menciptakan dan

Page 23: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

5

mempertahankan lingkungan untuk proses politik yang inklusif dan responsif.

Lebih lanjut, aspek –asepek transparansi, akuntabilitas, dan supremasi hukum

merupakan hal penting dalam pembangunan manusia dan pemberantasan

kemiskinan.

Pada tahun 2005, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dunia berkomitmen untuk

meningkatkan sistem pemerintahan yang demokratis dan akuntabel, dan pada tahun

2010 diselenggarakan kembali oleh Kepala Negara dan Pemerintahan. Pada

konferensi tersebut, bidang pendidikan, kesehatan, keuangan, dan sektor

pembangunan lainnya menjadi perdebatan untuk mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang baik. ASEAN-US yang didukung oleh US Agency for

International Development (USAID) dan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat

bekerjasama untuk memperkuat lembaga dan mengembangkan kebijakan regional,

memajukan visi ASEAN dalam keamanan-politik dan integrasi sosial-budaya serta

dalam mewujudakan tata pemerintahan yang baik, pemerataan dan pembangunan

berkelanjutan dan keamanan.

Tata kelola pemerintah terdiri dari tradisi dan institusi dimana kewenangan di

sebuah negara dilaksanakan, termasuk proses dimana pemerintah yang dipilih,

dipantau dan diganti; kapasitas pemerintah untuk secara efektif merumuskan dan

melaksanakan kebijakan yang sehat; dan rasa hormat dari warga negara dan negara

untuk lembaga yang mengatur interaksi ekonomi dan sosial di antara mereka.

Page 24: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

6

Tabel 1.2. Worldwide Governance Indicator Beberapa Negara ASEAN

Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Indonesia 35.07 36.05 38.73 39.99 43.67 41.44

Malaysia 61.27 59.8 60.26 62.08 66.09 63.28

Thailand 43.04 44.26 44.57 44.18 43.74 44.38

Filipina 35.01 36.99 40.55 43.54 45.21 44.56

Vietnam 33.24 35 35.39 36.57 36.43 38.99

Laos 17.68 19.32 22.62 24.99 29.57 28.37

Sumber:Kaufman D.,A. Kray and M.Mastruzzi 2015: Governance Indicator

Indikator Governance seluruh dunia melaporkan enam dimensi yang luas dari

pemerintahan yaitu Suara dan Akuntabilitas; Stabilitas politik dan Tidak Adanya

Kekerasan; Efektivitas pemerintah; Kualitas peraturan; Aturan hukum; dan

Pengendalian Korupsi. Dari tabel diatas, dapat dilihat Worldwide Governance

Indicator untuk negara yang diteliti, hanya Malaysia dengan indeks yang tinggi.

Dalam aturan hukum, Malaysia mengikuti sistem peradilan ganda (sekuler dan

Syariah Hukum) yang menghadapi tantangan dalam menjaga keseimbangan antara

keduanya.

Pembahasan yang seringkali diperbincangkan dalam Tata kelola pemerintah

ialah transparansi, dan akuntabilitas yang dijalankan oleh suatu negara. Korupsi,

menjadi isu yang paling dominan dalam kualitas birokrasi, dan pada tahun 2005

diselenggarakannya Konvensi PBB untuk melawan korupsi. Transparansi dan

akuntabilitas dalam hal keuangan publik dan standar umumnya diberlakukannya

perilaku di semua bidang urusan publik selain regulasi yang lebih ketat dari bisnis

dan transaksi keuangan swasta.

Page 25: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

7

Transparency International, dalam laporan yang dirilis tahun 2015 negara-

negara ASEAN memiliki nilai Corruption Perception Index (CPI) yang rendah,

karena tingkat korupsi yang tinggi. Secara global, hanya Singapura sebagai negara

yang bersih dari korupsi di ASEAN dengan indeks sebesar 85, Malaysia dengan

indeks sebesar 50, Thailand dengan indeks 38, dan Indonesia dengan indeks 36.

Salah satu hal yang membuat korupsi semakin tinggi yaitu birokrasi dan regulasi

dalam memberikan perizinan terhadap investor yang akan menanam modal di

negaranya. Jika merujuk kepada data tersebut, menunjukkan bahwa mayoritas

negara-negara di ASEAN masih terus berjuang untuk mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang bersih dari korupsi.

Tabel 1.3. Indeks Persepsi Korupsi Negara- Negara ASEAN

Sumber:Transparency International, 2016

Negara 2013 2014 2015

Indonesia 32 34 36

Malaysia 50 52 50

Thailand 35 38 38

Singapura 86 84 85

Brunei Darussalam - 60 -

Filipina 36 38 35

Vietnam 31 31 31

Myanmar 21 21 22

Lao PDR 26 25 25

Kamboja 20 21 21

Page 26: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

8

Pada tahun 2004, para pemimpin negara di kawasan Asia Tenggara membuat

nota kesepahaman (MoU) untuk saling memberikan bantuan dalam upaya

pencegahan dan penindakan pelaku korupsi melalui lembaga yang mereka bentuk

SEA-PAC (South East Asian Parties Anti Corruption).

Dalam mewujudkan Pembangunan Manusia, pengeluaran pemerintah sangat

penting perannnya karena menunjukkan komitmen pemerintah dalam

permasalahan pembangunan manusia terutama pendidikan. Karena dengan

pendidikan masyarakat akan lebih produktif dan dapat memperbaiki perekonomian

mereka ke tahap yang lebih baik lagi.

Tabel 1.4. Alokasi Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan di Negara –

Negara ASEAN Tahun 2011

Sumber:ASEAN State of Education Report, 2013

Negara Government Spending

Brunei Darussalam 16,9%

Cambodia 30%

Indonesia 17%

LAO PDR 17.30%

Malaysia 16%

Myanmar 6.10%

Filipina 12.30%

Singapura 21.00%

Thailand 29.50%

Vietnam 20%

Page 27: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

9

Dari tabel 1.4 memperlihatkan bahwa Government Spending bidang pendidikan

dapat dikatakan cukup tinggi, yang berarti pemerintah Negara – Negara ASEAN

terus berupaya dalam memperbaiki kondisi pendidikan di Negaranya denan cara

pengalokasian anggaran untuk pendidikan.

Indonesia sendiri, alokasi anggaran untuk pendidikan 20% dari APBN sesuai

dengan amandemen UUD pada tahun 2002. Namun, fakta bahwa 85% dari semua

pengeluaran pendidikan publik di Indonesia dikeluarkan untuk gaji dan tunjangan,

yang berarti bahwa dana yang tersedia untuk mendukung langkah-langkah

reformasi pada bidang pendidikan terbatas. Sedangkan sistem pendidikan Thailand

terutama dibiayai oleh APBN, dengan alokasi anggaran 29,5% yang merupakan

proporsi terbesar di ASEAN.

Selain pendidikan, kesehatan menjadi indikator dalam pembangunan manusia

yang diukur dalam angka harapan hidup. Harapan hidup adalah ukuran yang sering

digunakan untuk mengukur kesehatan secara keseluruhan dari sebuah komunitas.

harapan hidup waktu lahir mengukur status kesehatan di semua kelompok umur.

Pergeseran dalam harapan hidup yang sering digunakan untuk menggambarkan

tren kematian mampu memprediksi bagaimana populasi akan menua memiliki

implikasi besar untuk perencanaan, penyediaan layanan, serta dukungan.

Peningkatan kecil harapan hidup diartikan ke dalam peningkatan besar dalam

populasi.

Salah satu tujuan ASEAN didirikan ialah untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi dan kemajuan sosial serta budaya. Namun jika kita lihat dari tujuan

dibentuknya ASEAN tersebut, dapat kita ketahui bahwa hanya beberapa negara saja

Page 28: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

10

yang hingga saat ini sudah memiliki status negara maju, sedangkan masih banyak

negara lainnya yang masih nyaman dengan status “berkembang”.

Tabel 1.5. GDP per Kapita Negara-Negara ASEAN (Dalam Ribuan U$)

Negara 2013 2014 2015

Indonesia 3,631.6 3,499.5 3,346.4

Malaysia 10,971.4 11,305.9 9,768.3

Thailand 6,255 5,969.9 5,814.7

Singapura 55,617.6 56,007.2 52,888.7

Brunei Darussalam 43,970.5 41,023.8 30,554.7

Filipina 2,786 2,873 2,904.2

Vietnam 1,907.5 2,052.3 2,111.1

Myanmar 1,134.9 1,227.1 1,161.4

Lao PDR 1,700.5 1,754.8 1,818.4

Kamboja 1,024.6 1,094.5 1,158.6

Sumber: World Bank, 2016

Jika kita melihat pada data GDP per kapita diatas, maka terlihat jelas bahwa

dari ke sepuluh negara ASEAN tersebut, mengacu pada syarat untuk menjadi

negara maju yang telah ditentukan oleh World Bank, pada tahun 2014 syarat

menjadi negara maju adalah GDP per Kapita minimal sebesar U$12.000. Berarti

dapat kita lihat bahwa hanya dua Negara ASEAN yang telah memenuhi syarat

(dalam hal GDP per Kapita) untuk menjadi negara maju. Sementara Malaysia

memiliki GDP per Kapita sebesar USD 11,305.9 yang berarti bahwa Malaysia

sudah memulai untuk mengejar ketertinggalan negaranya.

Page 29: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

11

Negara-Negara Asia Tenggara berbeda jauh dengan negara – negara lainnya

seperti uni eropa, maupun negara-negara di asia timur dalam sejarah, budaya dan

tata sistem pemerintahan. Pada berbagai tahap perkembangan, proses politik di

Negara-Negara ini juga bervariasi. Negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia,

Thailand, Indonesia menjadi penting tidak hanya di Asia, tetapi juga di dunia dan

kebijakan yang diambil sedang ditiru oleh negara-negara berkembang lainnya

termasuk orang-orang dari Afrika dan Asia Selatan. Dalam rangka memperoleh

pandangan yang komprehensif dari pembangunan manusia di Asia Tenggara, enam

negara yang dipilih untuk penelitian secara rinci. Negara-negara berada pada

tingkat yang berbeda dari kemajuan sosial dan ekonomi dan memberikan gambaran

yang representatif dari Asia Tenggara. Dengan demikian negara-negara yang

dipilih untuk penelitian ini adalah Thailand, Malaysia, Indonesia, Filipina,

Vietnam, dan Laos.

B. Rumusan Masalah

Salah satu Blue Print negara – negara ASEAN yakni kerjasama dalam bidang

sosial-budaya yang salah satu pembahasannya ialah merumuskan kebijakan

pembangunan manusia dalam pendidikan, pembangunan kapasitas individu, hingga

kegiatan pembangunan ekonomi dalam rangka mewujudkan kesejahteraan

masyarakat. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat tentu tidak terlepas dari

peran pemerintah dalam mengambil kebijakan bagi kemajuan di negaranya,

sehingga tata kelola pemerintahan yang baik diperlukan dalam mewujudkan

kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan tingginya nilai pembangunan

manusia di suatu negara.

Page 30: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

12

Selain itu tingkat korupsi menjadi perhatian khusus dalam mewujudkan

pembangunan manusia, adanya misallocation dana yang seharusnya dapat

disalurkan untuk program – program pembangunan manusia masih menjadi

permasalahan yang krusial karena masuk ke kantong – kantong para penguasa yang

memperkaya dirinya maupun kroni – kroninya.

Kemudian, GDP Per Kapita Beberapa Negara ASEAN tergolong cukup rendah,

bila dilihat dari standar World Bank yang menyatakan bahwa suatau negara

dikatakan maju apabila mempunyai penghasilan $12.000. Kebanyakan dari Negara

– Negara berkembang seperti beberapa Negara ASEAN mengalokasikan

pendapatannya bukan kepada sector pendidikan, namun lebih kepada pemenuhan

kebutuhan seharai – hari. Sehingga dalam mencapai pendidikan tinggi masih

menjadi hal yang cukup sulit.

Pengeluaran pemerintah dalam mendukung program – program pembangunan

di masing – masing Negara seperti bidang pendidikan dan kesehatan pada

khususnya sangat diperlukan demi terwujudnya pendidikan yang dapat diakses oleh

masyarakat berpenghasilan rendah, Beberapa Negara ASEAN pengeluaran

pemerintah dalam bidang pendidikan masih terbilang minim, padahal pendidikan

merupakan investasi jangka panjang yang berimplikasi pada peningkatan

produktivitas masyarakat. (Ahmad & Saleem, 2014), menyatakan Efektivitas

Pemerintahan, Stabilitas Politik, Pengendalian Korupsi, dan Kualitas Kebijakan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembangunan manusia.

Dalam penelitian ini, dapat dilakukan identifikasi terhadap fenomena yang

terjadi, yaitu pembangunan manusia di Beberapa Negara ASEAN cenderung lebih

Page 31: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

13

rendah bila dibandingkan dengan negara – negara lain, hanya Singapura yang

memiliki indeks pembangunan manusia yang tinggi dengan peringkat sembilan

secara global hal ini didukung karena tata kelola pemerintahan yang baik di negara

ini. Sementara, dari sisi tata kelola pemerintah negara – negara ASEAN lainnya

masih terus diperbaiki dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditandai

dengan tingginya indeks pembangunan manusia.

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan, maka dapat

dirumuskan dalam pertanyaan penelitian berikut :

1. Sejauh mana pengaruh pengaruh Good Governance secara parsial terhadap

Pembangunan Manusia di Beberapa Negara ASEAN periode 2002-2015?

2. Sejauh mana pengaruh Korupsi secara parsial terhadap Pembangunan

Manusia di Beberapa Negara ASEAN periode 2002-2015?

3. Sejauh mana GDP Per Kapita secara parsial terhadap Pembangunan

Manusia di Beberapa Negara ASEAN periode 2002-2015?

4. Sejauh mana Government Spending secara parsial terhadap Pembangunan

Manusia di Beberapa Negara ASEAN periode 2002-2015?

5. Sejauh mana pengaruh pengaruh Good Governance, Korupsi, GDP Per

Kapita, dan Government Spending secara simultan terhadap Pembangunan

Manusia di Beberapa Negara ASEAN periode 2002-2015?

Page 32: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

14

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh Good Governance secara parsial terhadap

Pembangunan Manusia di Negara – Negara ASEAN (periode 2002-2015)

2. Untuk mengetahui pengaruh GDP Per Kapita secara parsial terhadap

Pembangunan Manusia di Negara – Negara ASEAN (periode 2002-2015)

3. Untuk mengetahui pengaruh korupsi secara parsial terhadap Pembangunan

Manusia di Negara – Negara ASEAN (periode 2002-2015)

4. Untuk mengetahui pengaruh Government Spending secara parsial terhadap

Pembangunan Manusia di Negara – Negara ASEAN (periode 2002-2015)

5. Untuk mengetahui pengaruh Good Governance, GDP Per Kapita, korupsi

Government Spending secara simultan terhadap Pembangunan Manusia di

Negara – Negara ASEAN (periode 2002-2015)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademisi

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan civitas

akademika terkait pembangunan manusia di Negara – Negara ASEAN serta

sebagai bahan literature tambahan bagi penelitian selanjutnya.

2. Bagi Pembuat Kebijakan

a. Sebagai bagian dari kontribusi bagi pembuat kebijakan yang berhubungan

dengan meningkatkan kualitas pembangunan manusia di Negara – Negara

ASEAN

Page 33: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Good Governance

UNDP mendefinisikannya sebagai “the exercise of political economic, and

administrative authority to manage a nation’s affair at all levels” dengan demikian

governance memiliki tiga pilar yang berkaitan yaitu economic, political, dan

administrative. Economic governance meliputi proses-proses pembuatan keputusan

yang memfasilitasi aktivitas ekonomi di suatu Negara dan interaksi diantara pelaku

ekonomi. Political governance berkaitan dengan proses-proses memformulasikan

kebijakan. Sedangkan administrative governance berkaitan dengan sistem

implementasi kebijakan.

Berdasarkan pemahaman Governance ini maka terdapat tiga domain

institusi Governance yang saling berinteraksi yaitu Negara atau pemerintahan

(state); dunia usaha (private sector) dan masyarakat (society). Ketiga institusi ini

harus saling berkaitan dan bekerja dengan prinsip-prinsip kesetaraan, tanpa ada

upaya untuk mendominasi satu pihak terhadap pihak yang lain.

Bank Dunia mensinonimkan Good Governance dengan penyelenggaraan

manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan

demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi yang

langka, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif,

menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political frameworks bagi

tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan, sedangkan UNDP sendiri memberikan

Page 34: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

16

definisi good governance sebagai hubungan sinergis dan konstruktif diantara sektor

swasta dan masyarakat (society).

(Kaufmann, 2010) Governance terdiri dari tradisi dan institusi dimana

kewenangan di sebuah negara dilaksanakan. Ini termasuk proses dimana

pemerintah yang dipilih, dipantau dan diganti; kapasitas pemerintah untuk secara

efektif merumuskan dan melaksanakan kebijakan yang sehat; dan rasa hormat dari

warga negara dan negara untuk lembaga yang mengatur interaksi ekonomi dan

sosial di antara mereka.

Indikator Governance Seluruh Dunia melaporkan enam dimensi yang luas

dari pemerintahan yaitu

Suara dan Akuntabilitas

Mengukur sejauh mana warga suatu negara dapat berpartisipasi dalam

pemilihan pemerintah, serta kebebasan berekspresi dan berserikat, dan

kebebasan media. Suara dan akuntabilitas pun mengandung jumlah

indikator untuk mengukur fitur yang berbeda dari kebebasan sipil, proses

politik dan hak-hak politik.

Stabilitas politik dan Tidak Adanya Kekerasan

Indikator ini mengukur persepsi kemungkinan bahwa pemerintah akan

stabil atau digulingkan dengan cara yang tidak konstitusional atau

kekerasan, termasuk kekerasan yang bermotif politik dan terorisme.

Efektivitas pemerintah

Page 35: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

17

Mengukur kualitas layanan sipil, kualitas pelayanan publik, kualitas

perumusan kebijakan, pelaksanaan, tingkat kemerdekaannya dari tekanan

politik dan kredibilitas komitmen pemerintah untuk kebijakan tersebut.

Kualitas peraturan

Mengukur kapasitas pemerintah untuk merumuskan dan melaksanakan

kebijakan yang sehat dan peraturan yang mengizinkan dan mendukung

perkembangan sektor swasta.

Aturan hukum

Mengukur sejauh mana agen memiliki keyakinan dan mematuhi aturan

masyarakat, dan khususnya kualitas penegakan kontrak, hak milik, polisi,

dan pengadilan, serta kemungkinan kejahatan dan kekerasan.

Pengendalian Korupsi

Mengukur sejauh mana kekuasaan publik dilaksanakan untuk kepentingan

pribadi, termasuk besar dan kecilnya korupsi.

Worldwide Governance Indicator (WGI) adalah dataset penelitian yang

diprakarsai oleh Daniel Kaufmann Natural Resource Governance Institute (NRGI)

dan Aart Kraay (WorldBank Development Group Research) pada tahun 1999.

Indikator Tata Kelola Worldwide (WGI) adalah dataset penelitian merangkum

pandangan pada kualitas tata kelola yang disediakan oleh sejumlah besar

perusahaan, warga dan survei ahli responden di negara-negara industri dan

berkembang. Nilai WGI dari 0 sampai 100, yang mencerminkan bahwa semakin

tinggi nilai maka semakin bagus tata kelola di negara tersebut.

Page 36: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

18

B. Corruption Perception Index (CPI)

Definisi umum dari korupsi adalah penggunaan jabatan publik untuk

keuntungan pribadi. Ini termasuk suap dan pemerasan, yang tentu melibatkan

setidaknya dua pihak, dan jenis lain dari penyimpangan bahwa publik resmi dapat

melaksanakan sendiri, termasuk penipuan dan penggelapan.

Transparency International mendifinisikan korupsi secara umum sebagai

"penyalahgunaan kekuasaan yang dipercayakan untuk keuntungan pribadi".

Korupsi dapat diklasifikasikan sebagai grand, kecil dan politik, tergantung pada

jumlah uang yang hilang dan sektor mana itu terjadi. Korupsi yang terdiri dari

tindakan yang dilakukan pada tingkat tinggi pemerintah yang mendistorsi

kebijakan atau fungsi sentral dari negara, yang memungkinkan pemimpin untuk

mendapatkan keuntungan dengan mengorbankan kepentingan publik. Korupsi

kecil mengacu pada penyalahgunaan sehari-hari kekuasaan yang dipercayakan oleh

pejabat publik rendah dan menengah dalam interaksi mereka dengan warga biasa,

yang sering mencoba untuk mengakses barang atau layanan dasar di tempat-tempat

seperti rumah sakit, sekolah, departemen kepolisian dan instansi lainnya.

Korupsi politik adalah manipulasi kebijakan, institusi dan aturan prosedur

dalam alokasi sumber daya dan pembiayaan oleh pengambil keputusan politik,

yang menyalahgunakan posisi mereka untuk mempertahankan kekuasaan mereka,

status dan kekayaan.

Sementara itu, Korupsi yang paling sering dipahami sebagai

"penyalahgunaan jabatan publik untuk keuntungan pribadi" (Treisman, 2000).

Meskipun korupsi mengacu paling sering pada perilaku pejabat publik, kesediaan

Page 37: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

19

warga untuk membayar suap atau terlibat dalam perilaku korup dalam beberapa

cara lain feed sistem yang korup, dan, dengan demikian, menjadi ciri penting

sendiri. (Tavits, 2005)

UNDP mengklasifikasikan korupsi menjadi dua jenis: spontan dan

dilembagakan (atau sistemik). korupsi spontan biasanya ditemukan dalam

masyarakat memperhatikan etika dan moral yang kuat dalam pelayanan publik.

korupsi dilembagakan, di sisi lain, ditemukan dalam masyarakat di mana perilaku

korupsi meluas. Dalam masyarakat ini, korupsi telah menjadi cara hidup, tujuan,

dan pandangan terhadap jabatan publik.

C. Gross Domestic Product (GDP) Per Kapita

Dalam perekonomian suatu negara terdapat suatu indikator yang digunakan

untuk menilai apakah perekonomian berlangsung dengan baik atau buruk. Indikator

dalam menilai perekonomian tersebut harus dapat digunakan untuk mengetahui

total pendapatan yang diperoleh semua orang dalam perekonomian. Indikator yang

pas dan sesuai dalam melakukan pengukuran tersebut adalah Gross Domestic

Product (GDP). Selain itu, GDP juga mengukur dua hal pada saat bersamaan : total

pendapatan semua orang dalam perekonomian dan total pembelanjaan negara untuk

membeli barang dan jasa hasil dari perekonomian. Alasan GDP dapat melakukan

pengukuran total pendapatan dan pengeluaran dikarenakan untuk suatu

perekonomian secara keseluruhan, pendapatan pasti sama dengan pengeluaran.

Pengertian dari GDP adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir

(final) yang diproduksi dalam sebuah negara pada suatu periode. Namun, dalam

GDP terdapat beberapa hal yang tidak disertakan seperti nilai dari semua kegiatan

Page 38: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

20

yang terjadi di luar pasar, kualitas lingkungan dan distribusi pendapatan. Oleh sebab

itu, GDP per kapita yang merupakan besarnya GDP apabila dibandingkan dengan

jumlah penduduk di suatu negara merupakan alat yang lebih baik yang dapat

memberitahukan kita apa yang terjadi pada rata – rata penduduk, standar hidup dari

warga negaranya.

Produk Domestik Bruto atau GDP (Gross Domestic Product) merupakan

statistika perekonomian yang paling diperhatikan karena dianggap sebagai ukuran

tunggal terbaik mengenai kesejahteraan masyarakat. Hal yang mendasarinya karena

GDP mengukur dua hal pada saat bersamaan : total pendapatan semua orang dalam

perekonomian dan total pembelanjaan negara untuk membeli barang dan jasa hasil

dari perekonomian. Alasan GDP dapat melakukan pengukuran total pendapatan dan

pengeluaran dikarenakan untuk suatu perekonomian secara keseluruhan,

pendapatan pasti sama dengan pengeluaran.

Kita dapat menghitung GDP perekonomian dengan menggunakan salah satu

dari dua cara : menambahkan semua pengeluaran rumah tangga atau menambahkan

semua pendapatan (upah, sewa dan keuntungan) yang dibayar perusahaan. Namun,

dalam hal ini yang terpenting adalah tahu mengenai fungsi GDP dalam

perekonomian, apa yang dapat diukur dan yang tidak, komponen dan jenis serta

hubungan GDP dengan kesejahteraan. Dalam hal pengukuran, GDP mencoba

menjadi ukuran yang meliputi banyak hal, termasuk di dalamnya adalah barang –

barang yang diproduksi dalam perekonomian dan dijual secara legal di pasaran.

GDP juga memasukkan nilai pasar dari jasa perumahan pada perekonomian. GDP

meliputi barang yang dapat dihitung (makanan, pakaian, mobil) maupun jasa yang

Page 39: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

21

tidak dapat dihitung (potong rambut, pembersihan rumah, kunjungan ke dokter).

GDP mengikutsertakan barang dan jasa yang sedang diproduksi. GDP mengukur

nilai produksi dalam batas geografis sebuah negara. GDP mengukur nilai produksi

yang terjadi sepanjang suatu interval waktu. Biasanya, interval tersebut adalah

setahun atau satu kuartal (tiga bulan).

GDP mengukur aliran pendapatan dan pengeluaran dalam perekonomian

selama interval tesebut. Sedangkan hal – hal yang tidak dapat diukur oleh GDP

yaitu GDP mengecualikan banyak barang yang diproduksi dan dijual secara gelap,

seperti obat – obatan terlarang. GDP juga tidak mencakup barang – barang yang

tidak pernah memasuki pasar karena diproduksi dan dikonsumsi dalam rumah

tangga.

Setelah mengetahui apa yang dapat dan tidak diukur dengan GDP,

selanjutnya kita harus mengetahui komponen – komponen dari GDP. GDP (yang

ditunjukkan sebagai Y) dibagi atas empat komponen : konsumsi (c), investasi (I),

belanja negara (G), dan ekspor neto (NX):

Y = C + I + G + NX

Persamaan ini merupakan persamaan identitas – sebuah persamaan yang pasti benar

dilihat dari bagaimana variabel - variabel persamaan tersebut dijabarkan.

Komponen tersebut ialah :

1. Konsumsi (consumption) adalah pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah

tangga.

2. Investasi (investment) adalah pembelian barang yang nantinya akan

digunakan untuk memproduksi lebih banyak barang dan jasa

Page 40: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

22

3. Belanja pemerintah (government purchases) mencakup pembelanjaan

barang dan jasa oleh pemerintah daerah, negara bagian, dan pusat (federal).

4. Ekspor neto (net exports) sama dengan pembelian produk dalam negeri oleh

orang asing (ekspor) dikurangi pembelian produk luar negeri oleh warga

negara (impor).

Berikutnya, ketika kita mempelajari perubahan perekonomian seiring

berlalunya waktu, ekonom ingin memisahkan dua pengaruh (perekonomian

menghasilkan output barang dan jasa dengan lebih banyak dan barang dan jasa

dijual pada harga yang lebih tinggi). Khususnya, mereka ingin suatu ukuran jumlah

barang dan jasa keseluruhan yang diproduksi perekonomian yang tidak terpengaruh

perubahan harga barang dan jasa tersebut. Untuk mendapatkan ukuran dari jumlah

produksi yang tidak dipengaruhi oleh perubahan harga, kita menggunakan GDP riil

(real GDP) yang menilai produksi barang dan jasa pada harga tetap. GDP riil

menggunakan harga tahun pokok yang tetap untuk menentukan nilai produksi

barang dan jasa dalam perekonomian. Karena GDP riil tidak dipengaruhi perubahan

harga, perubahan GDP riil hanya mencerminkan perubahan jumlah barang dan jasa

yang diproduksi. Jadi, GDP riil merupakan ukuran produksi barang dan jasa dalam

perekonomian.

Selain GDP riil, alat ukur yang lain yaitu GDP nominal. GDP nominal

mengukur produksi barang dan jasa yang dinilai dengan harga – harga di masa

sekarang. GDP nominal dalam perhitungannya dipengaruhi kenaikan jumlah

barang atau jasa yang diproduksi dan juga kenaikan harga barang atau jasa tersebut.

Dari kedua statistika ini kita dapat mengetahui statistika yang ketiga , deflator GDP,

Page 41: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

23

yang mencerminkan harga barang dan jasa namun bukan jumlah yang diproduksi.

Deflator GDP mengukur tingkat harga – harga saat ini relatif terhadap tingkat harga

– harga di tahun pokok. Deflator GDP merupakan salah satu ukuran yang digunakan

oleh para ekonom untuk mengamati rata – rata tingkat harga dalam perekonomian.

Pada bahasan yang terakhir, yaitu hubungan GDP dengan kesejahteraan

dapat dijelaskan sebagai berikut. GDP dapat mengukur total pendapatan maupun

total pengeluaran perekonomian untuk barang dan jasa. Jadi, GDP per orang

(kapita) memberi tahu kita pendapatan dan pengeluaran dari rata – rata seseorang

dalam perekonomian. Karena kebanyakan orang lebih memilih pendapatan dan

pengeluaran yang lebih tinggi, GDP per orang (kapita) sepertinya merupakan

ukuran kesejahteraan rata – rata perorangan yang cukup alamiah. GDP per kapita

memberitahukan kita apa yang terjadi pada rata – rata penduduk, namun di belakang

rata – rata tersebut terdapat perbedaan yang besar antara berbagai pengalaman yang

dialami orang – orang. Pada akhirnya, kita dapat menyimpulkan bahwa GDP

merupakan ukuran kesejahteraan yang baik untuk berbagai tujuan, namun tidak

untuk semua tujuan (Mankiw, 2006).

D. Government Spending

a. Adolph Wagner

Pengamatan empiris oleh Adolph Wagner terhadap negara-negara Eropa,

Amerika Serikat, dan Jepang pada abad ke-19 menunjukkan bahwa aktivitas

pemerintah dalam perekonomian cenderung semakin meningkat. Ekonom Jerman

ini mengukurnya dari perbandingan pengeluaran pemerintah terhadap produk

nasional. Temuannya kemudian oleh Richard A. Musgrave dinamakan “hukum

Page 42: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

24

pengeluaran pemerintah yang selalu meningkat” (law of growing public

expenditures). Wagner sendiri menamakannya “hukum aktivitas pemerintah yang

selalu meningkat” (law of ever increasing state activity).

Menurut Wagner ada lima hal yang menyebabkan pengeluaran pemerintah

selalu meningkat. Kelima penyebab tersebut adalah: Dumairy dalam (Winarti,

2014)

1. Tuntutan peningkatan perlindungan keamanan dan pertahanan

2. Kenaikan Tingkat pendapatan masyarakat

3. Urbanisasi yang mengiringi pertumbuhan ekonomi

4. Perkembangan demokrasi

5. Ketidakefisienan birokrasi yang mengiringi perkembangan pemerintahan.

b. Teori Rostow dan Musgrave

WW Rostow dan RA Musgrave menghubungkan pengeluaran pemerintah

dengan tahan-tahap pembangunan ekonomi. Pada tahap awal perkembangan

ekonomi, rasio investasi pemerintah terhadap investasi total-rasio pengeluaran

pemerintah terhadap pendapatan nasional – relatif besar. Hal itu disebabkan karena

pada tahap awal ini pemerintah harus menyediakan berbagai sarana dan prasarana.

Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap

diperlukan guna memacu pertumbuhan agar dapat lepas landas. Bersamaan dengan

itu porsi investasi pihak swasta juga meningkat. Tetapi besarnya peranan

pemerintah adalah karena pada tahap ini banyak terjadi kegagalan pasar yang

ditimbulkan oleh perkembangan ekonomi itu sendiri. Banyak terjadi kasus

Page 43: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

25

eksternalitas negatif, misalnya pencemaran lingkungan yang menuntuk pemerintah

untuk turun tangan mengatasinya (Mangkoesoebroto, 2001)

c. Teori Peacock Wiseman

Dalam suatu proses pembangunan, menurut Musgrave, rasio investasi total

terhadap pandapatan nasional semakin besar, tapi rasio investasi pemerintah

terhadap pendapatan nasional akan mengecil. Sementara itu Rostow berpendapat

bahwa pada tahap lanjut pembangunan terjadi peralihan aktivitas pemerintah, dari

penyediaan prasarana ekonomi ke pengeluaran-pengeluaran untuk layanan sosial

seperti kesehatan dan pendidikan.

Peacock dan Wiseman mengemukakan pendapat lain dalam menerangkan

perilaku perkembangan pengeluaran pemerintah. Mereka mendasarkannya pada

suatu analisis “dialektika penerimaan-pengeluaran pemerintah”. Pemerintah selalu

berusaha memperbesar pengeluarannya dengan mengandalkan penerimaan dari

pajak. Padahal masyarakat tidak menyukai pembayaran pajak yang kian besar.

Mengacu pada teori pemungutan suara (voting), mereka berpendapat bahwa

masyarakat mempunyai batas toleransi pajak, yakni suatu tingkat di mana

masyarakat dapat memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan oleh

pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Tingkat toleransi pajak

ini merupakan kendala yang membatasi pemerintah untuk menaikkan pungutan

pajak secara tidak semena-mena atau sewenang-wenang.

Menurut Peacocok-Wiseman, perkembangan ekonomi menyebabkan

pungutan pajak meningkat, yang meskipun tarif pajaknya mungkin tidak berubah,

pada gilirannya mengakibatkan pengeluaran pemerintah meningkat pula. Jadi

Page 44: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

26

dalam keadaan normal, kenaikan pendapatan nasional menaikkan pula baik

penerimaan maupun pengeluaran pemerintah. Apabila keadaan normal tadi

terganggu, karena perang atau eksternalitas lain, maka pemerintah terpaksa harus

memperbesar pengeluarannya untuk mengatasi gangguan tersebut.

Konsekuensinya, timbul tuntutan untuk memperoleh penerimaan pajak lebih besar.

Pungutan pajak lebih besar menyebabkan dana swasta untuk investasi dan modal

kerja menjadi berkurang. Efek ini disebut efek penggantian (displacement effect).

Jika pada saat terjadinya gangguan sosial dalam perekonomian timbul efek

penggantian, maka sesudah gangguan berakhir timbul pula sebuah efek lain yang

disebut efek inspeksi (inspection effect). Efek ini menyatakan bahwa gangguan

sosial menumbuhkan kesadaran masyarakat akan adanya hal-hal yang perlu

ditangani oleh pemerintah sesudah redanya gangguan sosial tersebut. Kesadaran

semacam itu menggugah kesediaan masyarakat untuk membayar pajak lebih besar,

sehingga memungkinkan pemerintah beroleh penerimaan yang lebih besar pula.

Inilah yang dimaksudkan dengan analisis dialektika penerimaan-pengeluaran

pemerintah (Mangkoesoebroto, 2001).

Sedangkan menurut Heritage Foundation, Government Spending

merupakan komponen pengeluaran pemerintah yang meliputi konsumsi oleh negara

dan semua pembayaran transfer yang terkait dengan berbagai program di negara

tersebut. Heritage Foundation memperkenalkan Indeks Government Spending.

Metodologi Indeks memperlakukan pengeluaran pemerintah dengan angka nol

sebagai patokan. Nilai Government Spending dari 0 sampai 100, yang

Page 45: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

27

mencerminkan bahwa semakin tinggi nilai maka semakin besar pengeluaran di

negara tersebut.

E. Pembangunan Manusia

Sejak tahun 1990, United Nations Development Programme (UNDP) telah

menerbitkan laporan tahunan berupa Human Development Report (HDR). Dalam

HDR tersebut dikeluarkan laporan tahunan mengenai indek pembangunan

manusia/Human Development Index (HDI) di tiap negara. Indeks tersebut

dikembangkan pada tahun 1990 oleh seorang peraih Hadiah Nobel berkebangsaan

India yaitu Amartya Sen, dan seorang ekonom dari Pakistan, Mahbub Ul Haq, yang

dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Meghnad Desai dari

London School of Economic.

Dalam UNDP (United Nations Development Programme), pembangunan

manusia adalah suatu proses untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia (“a

process of enlarging people’s choices”). Konsep atau definisi pembangunan

manusia tersebut pada dasarnya mencakup dimensi pembangunan yang sangat luas.

Dalam konsep pembangunan manusia, pembangunan seharusnya dianalisis serta

dipahami dari sudut manusianya, bukan hanya dari pertumbuhan ekonominya.

Sebagaimana dikutip dari (UNDP, 2014b), sejumlah hal penting dalam

pembangunan manusia adalah:

1. Pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai pusat perhatian.

2. Pembangunan dimaksudkan untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi

penduduk, tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan mereka. Oleh

Page 46: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

28

karena itu konsep pembangunan manusia harus terpusat pada penduduk

secara keseluruhan, dan bukan hanya pada aspek ekonomi saja.

3. Pembangunan manusia memperhatikan bukan hanya pada upaya

meningkatkan kemampuan (kapabilitas) manusia tetapi juga dalam

upayaupaya memanfaatkan kemampuan manusia tersebut secara optimal.

4. Pembangunan manusia didukung oleh empat pilar pokok, yaitu:

produktifitas, pemerataan, kesinambingan, dan pemberdayaan.

5. Pembangunan manusia menjadi dasar dalam penentuan tujuan

pembangunan dan dalam menganalisis pilihan-pilihan untuk mencapainya.

Berdasarkan konsep tersebut, penduduk di tempatkan sebagai tujuan akhir

sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan

itu. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, ada empat hal

pokok yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Produktifitas

Penduduk harus meningkatkan produktifitas dan partisipasi penuh dalam

proses penciptaan pendapatan dan nafkah. Sehingga pembangunan ekonomi

merupakan bagian dari model pembangunan manusia.

2. Pemerataan

Penduduk memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan akses

terhadap sumber daya ekonomi dan sosial. Semua hambatan yang memperkecil

kesempatan untuk memperoleh akses tersebut harus dihapus, sehingga mereka

dapat mengambil manfaat dari kesempatan yang ada dan berpartisipasi dalam

kegiatan produktif yang dapat meningkatkan kualitas hidup.

Page 47: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

29

3. Kesinambungan

Akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial harus dipastikan tidak

hanya untuk generasi-generasi yang akan datang. Semua sumber daya fisik,

manusia, dan lingkungan selalu diperbaharui.

4. Pemberdayaan

Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang akan

menentukan (bentuk/arah) kehidupan mereka serta untuk berpartisipasi dan

mengambil keputusan dalam proses pembangunan.

Konsep pembangunan manusia seutuhnya merupakan konsep yang

menghendaki peningkatan kualitas hidup penduduk baik secara fisik, mental

maupun secara spritual. Bahkan secara eksplisit disebutkan bahwa pembangunan

yang dilakukan menitikberatkan pada pembangunan sumber daya manusia yang

seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan sumber daya manusia secara

fisik dan mental mengandung makna peningkatan kapasitas dasar penduduk yang

kemudian akan memperbesar kesempatan untuk dapat berpartisipasi dalam proses

pembangunan yang berkelanjutan.

Indeks Pembangunan Manusia, karena dimaksudkan untuk mengukur dampak

dari upaya peningkatan kemampuan dasar tersebut, dengan demikian menggunakan

indikator dampak sebagai komponen dasar penghitungannya yaitu, angka harapan

hidup waktu lahir, pencapaian pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf

dan rata-rata lama sekolah, serta pengeluaran konsumsi. Nilai IPM suatu negara

atau wilayah menunjukkan seberapa jauh negara atau wilayah itu telah mencapai

sasaran yang ditentukan yaitu angka harapan hidup 85 tahun, pendidikan dasar bagi

Page 48: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

30

semua lapisan masyarakat (tanpa kecuali), dan tingkat pengeluaran dan konsumsi

yang telah mencapai standar hidup layak.

Pembentukan modal manusia adalah suatu proses memperoleh dan

meningkatkan jumlah orang yang mempunyai keahlian, pendidikan, dan

pengalaman yang menentukan bagi pembangunan ekonomi suatu negara.

Pembentukan modal manusia karenanya dikaitkan dengan investasi pada manusia

dan pengembangannya sebagai sumber yang kreatif dan produktif.

A. Komponen Pembangunan Manusia

Lembaga United Nations Development Programme (UNDP) telah

mempublikasikan laporan pembangunan sumber daya manusia dalam ukuran

kuantitatif yang disebut Human Development Indeks (HDI). Meskipun HDI

merupakan alat ukur pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

dirumuskan secara konstan, diakui tidak akan pernah menangkap gambaran

pembangunan SDM secara sempurna.

Adapun indikator yang dipilih untuk mengukur dimensi HDI adalah sebagai

berikut:

a. Indeks Harapan hidup

Indeks Harapan Hidup menunjukkan jumlah tahun hidup yang diharapkan

dapat dinikmati penduduk suatu wilayah. Dengan memasukkan informasi

mengenai angka kelahiran dan kematian per tahun, variabel tersebut diharapkan

akan mencerminkan rata-rata lama hidup sekaligus hidup sehat masyarakat.

b. Indeks Hidup Layak

Page 49: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

31

Indeks Hidup Layak menunjukkan kemampuan daya beli suatu negara dari

segi dolar AS pada paritas daya beli (PPP USD). Tiga bagian data ini adalah;

1. pendapatan daerah dianalisis.

2. nilai tukar antara mata uang di kawasan ini dan US $.

3. indeks tingkat harga dari wilayah tersebut dibandingkan dengan tingkat harga U$

=100

c. Indeks Pendidikan

Penghitungan Indeks Pendidikan (IP) mencakup dua indikator yaitu

Expected Years of Schooling (EYS) dan Mean years of Schooling (MYS) yaitu

jumlah rata-rata tahun menyelesaikan pendidikan dari populasi (25 tahun dan lebih

tua). Expected Years of Schooling diindeks dengan membagi 18 dan Mean Years

of Schooling diindeks dengan membagi 15. Indeks Pendidikan diperoleh dengan

rata-rata dua indeks tersebut. Maksimum untuk Mean Years of Schooling adalah

15, adalah maksimum proyeksi indikator ini untuk tahun 2025. Maksimum untuk

Expected Years of Schooling adalah 18, setara dengan mencapai gelar master di

sebagian besar negara. Perhitungan Education Index sebagai berikut:

EI = MYSI+EYSI

2

MYSI = 𝑀𝑌𝑆

15

EYSI = 𝐸𝑌𝑆

18

Menurut (Todaro & Smith, 2012) pembangunan manusia ada tiga komponen

universal sebagai tujuan utama meliputi:

a) Kecukupan, yaitu merupakan kebutuhan dasar manusia secara fisik.

Kebutuhan dasar adalah kebutuhan yang apabila tidak dipenuhi akan

Page 50: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

32

menghentikan kehidupan seseorang, meliputi pangan, sandang, papan,

kesehatan dan keamanan. Jika satu saja tidak terpenuhi akan menyebabkan

keterbelakangan absolut.

b) Jati Diri, yaitu merupakan komponen dari kehidupan yang serba lebih baik

adalah adanya dorongan dari diri sendiri untuk maju, untuk menghargai diri

sendiri, untuk merasa diri pantas dan layak mengejar sesuatu, dan

seterusnya. Semuanya itu terangkum dalam self esteem (jati diri).

c) Kebebasan dari Sikap Menghamba, yaitu merupakan kemampuan untuk

memiliki nilai universal yang tercantum dalam pembangunan manusia

adalah kemerdekaan manusia. Kemerdekaan dan kebebasan di sini diartikan

sebagai kemampuan berdiri tegak sehingga tidak diperbudak oleh

pengejaran dari aspek-aspek materil dalam kehidupan. Dengan adanya

kebebasan kita tidak hanya semata-mata dipilih tapi kitalah yang memilih.

B. Manfaat Indeks Pembangunan Manusia

IPM dapat dimanfaatkan untuk beberapa hal sebagai berikut:

a) Untuk mengalihkan fokus perhatian para pengambil keputusan, media, dan

organisasi non pemerintah dari penggunaan statistik ekonomi biasa, agar

lebih menekankan pada pencapaian manusia. IPM diciptakan untuk

menegaskan bahwa manusia dan segenap kemampuannya seharusnya

menjadi kriteria utama untuk menilai pembangunan sebuah negara,

bukannya pertumbuhan ekonomi.

Page 51: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

33

b) Untuk mempertanyakan pilihan-pilihan kebijakan suatu negara. Bagaimana

dua negara yang tingkat pendapatan perkapitanya sama dapat memiliki IPM

yang berbeda.

c) Untuk memperlihatkan perbedaan di antara negara-negara, di antara

provinsiprovinsi (atau negara bagian), di antara gender, kesukuan, dan

kelompok sosial ekonomi lainnya. Dengan memperlihatkan disparitas atau

kesenjangan di antara kelompok-kelompok tersebut, maka akan lahir

berbagai debat dan diskusi di berbagai negara untuk mencari sumber

masalah dan solusinya.

F. Penelitian Sebelumnya

1. (Ahmad & Saleem, 2014) Impact of Governance on Human

Development. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Indeks

pembangunan manusia (IPM) dari berbagai negara yang diambil sebagai

variabel dependen dan enam indikator yang dikembangkan oleh

Kaufmann, et al. (1999) untuk mengukur tata kelola bernama; Political

Stability (PS), Voice and Accountability (VA), Regulatory Quality

(RQ), Government Effectitivenes (GE), Rule of Law (RL) dan Control

of Corruption (CC) digunakan sebagai variabel independen. Multi-

Layer Perceptron (MLP) dan Multiple Regression (Stepwise)

digunakan sebagai metodologi penelitian untuk memenuhi kemampuan

prediksi lebih lanjut dari Regresi dan MLP yang. Hasil penelitian ini

adalah Efektivitas Pemerintahan, dibandingkan Stabilitas Politik,

Page 52: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

34

Pengendalian Korupsi, dan Kualitas Regulatory memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap pembangunan manusia.

2. (Athirah & Mohamad, 2015) Gross Domestic Product (GDP)

Relationship with Human Development Index (HDI) and Poverty Rate

in Malaysia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan

antara Growth Domestic Products (PDB), Human Development Indeks

(HDI) dan tingkat kemiskinan di Malaysia dari tahun 1990 sampai 2012.

Dengan menggunakan alat analisis Multiple Regression Models, hasil

penelitian ini adalah Tingkat kemiskinan memiliki hubungan dengan

PDB. IPM dan tingkat kemiskinan memiliki hubungan dengan PDB di

dalam Jangka panjang. HDI dan PDB memiliki hubungan negatif dalam

jangka panjang sementara tingkat kemiskinan dan PDB Memiliki

hubungan positif. Sementara dalam jangka pendek, IPM dan PDB tidak

memiliki hubungan tapi tingkat kemiskinan dan PDB memiliki

hubungan negatif.

3. (FRANCIARI, 2012) Analisis Hubungan IPM, Kapasitas Fiskal, Dan

Korupsi Terhadap Kemiskinan Di Indonesia. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis pengaruh IPM, kapasitas fiscal, dan korupsi

terhadap kemiskinan di Indonesia. Dengan menggunakan alat analisis

OLS (Ordinary Least Square) dan uji kausalitas granger. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa Pada tahun 2008 variabel IPM,

kapasitas fiskal dan korupsi berpengaruh negatif secara tidak signifikan

pada α = 5 persen dan α = 10 persen terhadap kemiskinan. Pada tahun

Page 53: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

35

2010 variabel kapasitas fiskal berpengaruh negatif secara signifikan

pada α = 10 persen terhadap kemiskinan, sedangkan IPM dan korupsi

berpengaruh negatif secara tidak signifikan. Berdasarkan hasil

kausalitas granger, terdapat perbedaan pola perilaku antara tahun 2008

dan 2010.

4. (Justus & Uma, 2016) Governance and Human Development in Gulu

District: A Case Study of Gulu Municipality. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis pengaruh tata kelola pemerintah terhadap

pembangunan manusia di Wilayah Gulu. Dengan menggunakan alat

analisis koefisien korelasi Pearson, regresi dan deskriptif statistic, hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa 200 (51,7%) adalah laki-laki dan 187

(48,3%) adalah perempuan. Penelitian ini menemukan bahwa tingkat

yang lebih besar dari akuntabilitas, partisipasi dan tidak adanya korupsi

berpengaruh terhadap pembangunan manusia. Hasil analisis korelasi

menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

akuntabilitas dan pembangunan manusia, Ada hubungan positif yang

signifikan antara efisiensi pemerintah, partisipasi dan pengendalian

korupsi dan pembangunan manusia, Hubungan antara suap dan

pembangunan manusia adalah sangat rendah dan tidak signifikan.

Secara keseluruhan, ada hubungan positif yang signifikan antara

pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, Analisis regresi

menunjukkan bahwa tata kelola pemerintahan menjelaskan 24,4% dari

variasi dalam pembangunan manusia, Penelitian ini menunjukkan

Page 54: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

36

bahwa indikator terbaik dari pembangunan manusia adalah

akuntabilitas, partisipasi dan kontrol korupsi. Indikator terburuk adalah

efisiensi pemerintah.

5. (Ortega, Casquero, & Jesu´s, 2015) Corruption and Convergence in

Human Development: Evidence from 69 Countries During 1990–2012.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korupsi dan pembangunana

manusia di 69 Negara dengan membagi tiga cluster. Dengan

menggunakan analisis panel data, hasil penelitian ini menunjukkan

Proses konvergensi di tiga cluster negara tidak homogen dan bahwa

pembangunan manusia memiliki pola yang berbeda dari pertumbuhan.

Korupsi merusak pembangunan manusia di negara – negara yang

diteliti, hal ini disebabkan dampak negatif dari rendahnya pertumbuhan

yang disebabkan tingginya korupsi.

6. (Rusydi & Rossieta, n.d.) Good Public Governance Dan Indeks

Pembangunan Manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

pengaruh Good Public Governance Terhadap Pembangunan Manusia.

Dengan menggunakan alat analisis Multiple Regression Analysis, hasil

penelitian ini menunjukkan Good Governance mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap Pembangunan Manusia. Hasil ini pun

mengungkapkan bahwa akuntabilitas dan Korupsi berpengaruh terhadap

Pembangunan Manusia di Indonesia

7. (Sanyal, Rudra, 2011) Good governance and human development:

Evidence form Indian States. Penelitian ini bertujuan untuk

Page 55: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

37

menganalisis pengaruh Good Governance terhadap Human

Development. Dengan menggunakan alat analisis panel data, hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa Pemerintahan yang baik dan

pembangunan manusia di masa lalu menentukan pembangunan manusia

hadir di India. Itu berarti pemerintahan yang baik dapat dianggap

sebagai variabel kebijakan untuk memperoleh pertumbuhan ekonomi

yang tinggi dan pembangunan manusia di negara ini.

8. (Wicaksono, 2014) Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia,

Angkatan Kerja, Dan Belanja Modal Daerah Terhadap Peningkatan

PDRB Provinsi Di Indonesia Tahun 2008-2012. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, Angkatan

Kerja, Dan Belanja Modal Daerah Terhadap Peningkatan PDRB

Provinsi Di Indonesia Tahun 2008-2012. Dengan menggunakan alat

analisis Data Panel dengan Random Effect Model (REM), hasil

penelitian ini menunjukkan Indeks Pembangunan Manusia dan

Angkatan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

peningkatan PDRB. Namun, Belanja modal memiliki hasil yang positif

dan tidak signifikan terhadap PDRB.

9. (Widodo, Waridin, & Maria, 2011) Analisis Pengaruh Pengeluaran

Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap

Pengentasan Kemiskinan Melalui Peningkatan Pembangunan Manusia

Di Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

pengaruh Pengeluaran Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan

Page 56: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

38

Terhadap Pengentasan Kemiskinan Melalui Peningkatan Pembangunan

Manusia Di Provinsi Jawa Tengah. Dengan menggunakan Alat Analisis

Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis), hasil penelitian ini

adalah Pada tahun 2007 dan 2008, belanja di sektor pendidikan dan

kesehatan, berpengaruh poritif terhadap HDI dan tingkat kemiskinan.

IPM lebih dominan menjadi “Moderator murni” variabel daripada

menjadi variabel intervening. Ini menyimpulkan bahwa hubungan

antara pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan dan

pengentasan kemiskinan diperkuat oleh peran IPM. Akibatnya,

pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan tidak

dengan sendirinya mempengaruhi pengurangan kemiskinan secara

langsung.

10. (Winarti, 2014) Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Bidang

Pendidikan, Kemiskinan, Dan PDB Terhadap Indeks Pembangunan

Manusia Di Indonesia Periode 1992-2012. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis pengaruh Indeks Pembangunan Manusia sebagai

variabel dependen dan Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan,

Kemiskinan, PDB sebagai varabel independen. Dengan menggunakan

alat analisisi Ordinary Least Square (OLS) hasil penelitian ini

menujukkkan Kemiskinan berpengaruh negative dan signifikan

terhadap Indeks Pembangunan Manusia, PDB berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia, Anggaran

Page 57: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

39

pendidikan berpengaruh negative dan signifikan terhadap indeks

pembangunan manusia.

11. (Yew, Ugur, & Churchill, 2015) Effects of Government Education and

Health Expenditures on Economic Growth: A Meta-analysis. Penelitian

ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi dan

penegeluaran pemerintah bidang pendidikan dan kesehatan. Dengan

menggunakan alat analisis Meta Analyisis, hasil penelitian ini

menunjukkan Pengeluaran pemerintah bidang pendidikan berpengaruh

positif terhadap pertumbuhan ekonomi, namun pengeluaran pemerintah

bidang kesehatan berpengaruh negative terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Page 58: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

40

Tabel 2.1. Penelitian Sebelumnya

No Penulis dan Tahun Judul Variabel dan Alat Analisis Hasil Penelitian

1. Adi Widodo, Waridin, dan

Johanna Maria K. (2011)

Analisis Pengaruh Pengeluaran

Pemerintah Di Sektor Pendidikan

Dan Kesehatan Terhadap

Pengentasan Kemiskinan

Melalui Peningkatan

Pembangunan Manusia Di

Provinsi Jawa Tengah

Variabel: Human Development

Index (HDI), Pengeluaran

Pemerintah bidang pendidikan dan

keshetana, Kemiskinan

Alat Analisis: Analisis Regresi

Berganda (Multiple Regression

Analysis)

1. Pada tahun 2007 dan 2008, belanja

di sektor pendidikan dan

kesehatan, berpengaruh poritif

terhadap HDI dan tingkat

kemiskinan.

2. Studi ini menunjukkan bahwa IPM

lebih dominan menjadi

“Moderator murni” variabel

daripada menjadi variabel

intervening. Ini menyimpulkan

bahwa hubungan antara

pengeluaran pemerintah di sektor

pendidikan dan kesehatan dan

pengentasan kemiskinan diperkuat

oleh peran IPM. Akibatnya,

pengeluaran pemerintah di sektor

pendidikan dan kesehatan tidak

Page 59: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

41

dengan sendirinya mempengaruhi

pengurangan kemiskinan secara

langsung.

2 Ahmad dan Saleem (2014) Impact of Governance on Human

Development

Variabel: WGI, Dan Human

Development

Alat Analisis: Multi-Layer

Perceptron (MLP) dan Multiple

Regression (Stepwise)

Efektivitas Pemerintahan, Stabilitas

Politik, Pengendalian Korupsi, dan

Kualitas Kebijakan memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap

pembangunan manusia

3 Astri Winarti

(2014)

Analisis Pengaruh Pengeluaran

Pemerintah Bidang Pendidikan,

Kemiskinan, Dan PDB Terhadap

Indeks Pembangunan Manusia

Di Indonesia Periode 1992-2012

Variabel: Pengeluaran Pemerintah

Bidang Pendidikan, Kemiskinan,

PDB, Pembangunan Manusia

Alat Analisis: Ordinary Least

Square(OLS)

1. Kemiskinan berpengaruh negative

dan signifikan terhadap Indeks

Pembangunan Manusia, PDB

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Indeks Pembangunan

Manusia,

2. Anggaran pendidikan berpengaruh

negative dan signifikan terhadap

indeks pembangunan manusia

Page 60: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

42

4 Athirah & Mohammad

(2015)

Gross Domestic Product (GDP)

Relationship with Human

Development Index (HDI) and

Poverty Rate in Malaysia

Variabel: GDP Per Capita, HDI,

Poverty Rate

Alat Analisis: Multiple Regression

Models

Tingkat kemiskinan memiliki

hubungan dengan PDB. IPM dan

tingkat kemiskinan memiliki

hubungan dengan PDB di dalam

Jangka panjang. HDI dan PDB

memiliki hubungan negatif dalam

jangka panjang sementara tingkat

kemiskinan dan PDB Memiliki

hubungan positif. Namun dalam

jangka pendek, IPM dan PDB tidak

memiliki hubungan tapi tingkat

kemiskinan dan PDB memiliki

hubungan negatif.

5 Bienvenido Ortega, Antonio

Casquero, Jesu´s Sanjua

(2015)

Corruption and Convergence in

Human Development: Evidence

from 69 Countries During 1990–

2012

Variabel:

Human Development, Corruption

Alat Analisis:

Panel Data

1. Proses konvergensi di tiga cluster

negara tidak homogen dan bahwa

pembangunan manusia memiliki

pola yang berbeda dari

pertumbuhan.

Page 61: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

43

2. Korupsi merusak pembangunan

manusia di negara – negara yang

diteliti, hal ini disebabkan dampak

negative dari rendahnya

pertumbuhan yang disebabkan

tingginya korupsi

6 Justus dan Uma (2016) Governance and Human

Development in Gulu District: A

Case Study of Gulu

Municipality.

Variabel: Good Governance, dan

Human Development

Alat Analisis: koefisien korelasi

Pearson, regresi dan deskriptif

statistik

1. Studi ini menunjukkan bahwa 200

(51,7%) adalah laki-laki dan 187

(48,3%) adalah perempuan.

Penelitian ini menemukan bahwa

tingkat yang lebih besar dari

akuntabilitas, partisipasi dan tidak

adanya korupsi berpengaruh

terhadap pembangunan manusia.

2. Hasil analisis korelasi

menunjukkan bahwa ada

hubungan positif yang signifikan

antara akuntabilitas dan

pembangunan manusia, Ada

Page 62: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

44

hubungan positif yang signifikan

antara efisiensi pemerintah,

partisipasi dan pengendalian

korupsi dan pembangunan

manusia, Hubungan antara suap

dan pembangunan manusia adalah

sangat rendah dan tidak signifikan.

3. Secara keseluruhan, ada hubungan

positif yang signifikan antara

pemerintahan yang baik dan

pembangunan manusia, Analisis

regresi menunjukkan bahwa teta

kelola pemerintahan menjelaskan

24,4% dari variasi dalam

pembangunan manusia, Penelitian

ini menunjukkan bahwa indikator

terbaik dari pembangunan

manusia adalah akuntabilitas,

partisipasi dan kontrol korupsi.

Page 63: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

45

Indikator terburuk adalah efisiensi

pemerintah.

7 M. Khoiru Rusydi Dan Hilda

Rossieta

Good Public Governance Dan

Indeks Pembangunan Manusia

Human Development Index, Good

Governance, Corruption

Perception Index, Accountability.

Alat Analisis: Multiple Regression

Analysis

Good Governance mempunyai

pengaruh positif dan signifikan

terhadap Pembangunan Manusia.

Hasil ini pun mengungkapkan bahwa

akuntabilitas dan Korupsi

berpengaruh terhadap Pembangunan

Manusia di Indonesia

8 Muhammad Nur Wicaksono

(2014)

Analisis Pengaruh Indeks

Pembangunan Manusia,

Angkatan Kerja, Dan Belanja

Modal Daerah Terhadap

Peningkatan PDRB Provinsi Di

Indonesia Tahun 2008-2012

Variabel: Indeks Pembangunan

Manusia, Angkatan Kerja, Belanja

Modal Daerah, PDRB Provinsi

Alat Analisis: Data Panel dengan

Random Effect Model (REM)

Indeks Pembangunan Manusia dan

Angkatan Kerja berpengaruh positif

dan signifikan terhadap peningkatan

PDRB. Namun, Belanja modal

memiliki hasil yang positif dan tidak

signifikan terhadap PDRB.

9 Purwiyanti Septina Franciari

(2012)

Analisis Hubungan IPM,

Kapasitas Fiskal, Dan Korupsi

Variabel: Kemiskinan, IPM,

Kapasitas fiskal, Korupsi

1. Pada tahun 2008 variabel IPM,

kapasitas fiskal dan korupsi

berpengaruh negatif secara tidak

Page 64: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

46

Terhadap Kemiskinan Di

Indonesia

Alat Analisis: OLS (Ordinary

Least Square) dan uji kausalitas

granger

signifikan pada α = 5 persen dan α

= 10 persen terhadap kemiskinan.

2. Pada tahun 2010 variabel kapasitas

fiskal berpengaruh negatif secara

signifikan pada α = 10 persen

terhadap kemiskinan, sedangkan

IPM dan korupsi berpengaruh

negatif secara tidak signifikan.

Berdasarkan hasil kausalitas

granger, terdapat perbedaan pola

perilaku antara tahun 2008 dan

2010.

10 Sanyal dan Rudra (2012) Good governance and human

development: Evidence form

Indian States.

Variabel: Good Governance,

Human Development

Alat Analisis: Data Panel

Pemerintahan yang baik dan

pembangunan manusia di masa lalu

menentukan pembangunan manusia

hadir di India. Itu berarti

pemerintahan yang baik dapat

dianggap sebagai variabel kebijakan

untuk memperoleh pertumbuhan

Page 65: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

47

ekonomi yang tinggi dan

pembangunan manusia di negara ini.

11 Sefa Awaworyi Churchill,

Siew Ling Yew and Mehmet

Ugur (2015)

Effects of Government

Education and Health

Expenditures on Economic

Growth: A Meta-analysis

Variabel: economic growth and

government expenditure on

education or health

Alata Analisis: Meta Analysis

Pengeluaran pemerintah bidang

pendidikan berpengaruh positif

terhadap pertumbuhan ekonomi,

namun pengeluaran pemerintah

bidang kesehatan berpengaruh

negative terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Page 66: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

48

G. Hubungan Antar Variabel

Dalam rumusan masalah telah ditetapkan akan meneliti tentang

pengaruh Good Governance, Korupsi, GDP Per Kapita, dan Government

Spending terhadap Pembangunan Manusia di Beberapa Negara ASEAN

periode 2002-2015. Berdasarkan penelitian sebelumnya Ahmad dan Saleem

(2014) yang menganalisis pengaruh Good Governance terhadap

Pembangunan Manusia. Pada penelitian tersebut ditemukan bahwa hasil

pengujian Good Governance dengan enam indikator ukuran Worlwide

Governance Indicator berpengaruh bterhadap pembangunan manusia.

Kemudian penelitian Justus dan Uma (2016) yang meneliti tentang

Governance and Human Development in Gulu District: A Case Study of

Gulu Municipality. Hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa tingkat yang

lebih besar dari akuntabilitas, partisipasi dan tidak adanya korupsi

berpengaruh terhadap pembangunan manusia. ada hubungan positif yang

signifikan antara akuntabilitas dan pembangunan manusia, Ada hubungan

positif yang signifikan antara efisiensi pemerintah, partisipasi dan

pengendalian korupsi dan pembangunan manusia, Hubungan antara suap

dan pembangunan manusia adalah sangat rendah dan tidak signifikan.

Secara keseluruhan, ada hubungan positif yang signifikan antara

pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia.

Kemudian pada skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Pengeluaran

Pemerintah Bidang Pendidikan, Kemiskinan, Dan PDB Terhadap Indeks

Pembangunan Manusia Di Indonesia Periode 1992-2012 oleh Astri Winarti

Page 67: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

49

(2014) ditemukan hasil Kemiskinan berpengaruh negative dan signifikan

terhadap Indeks Pembangunan Manusia, PDB berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Anggaran pendidikan

berpengaruh negative dan signifikan terhadap indek pembangunan manusia

Hal inilah yang menjadi pertimbangan penulis untuk menggunakan

variabel Good Governance (WGI), Korupsi (CPI), GDP Per Kapita, dan

Government Spending sebagai variabel dependen dan Pembangunan

Manusia sebagai variabel independen.Dan diduga Pembangunan Manusia

dipengaruhi oleh Good Governance (WGI), Korupsi (CPI), GDP Per

Kapita, dan Government Spending. Sehingga dapat dibuat persamaan

seperti berikut:

HDI = f (WGI, CPI, GDP, GS)

Keterangan:

HDI = Human Development Index (HDI)

WGI = Worldwide Governance Indikator

GDP = GDP per Kapita

GS = Government Spending

1. Hubungan Good Governance Dengan Pembangunan Manusia

Governance memiliki tiga pilar yang berkaitan yaitu economic, political,

dan administrative. Economic governance meliputi proses-proses

pembuatan keputusan yang memfasilitasi aktivitas ekonomi di suatu Negara

dan interaksi diantara pelaku ekonomi. Political governance berkaitan

dengan proses-proses memformulasikan kebijakan. Sedangkan

Page 68: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

50

administrative governance berkaitan dengan sistem implementasi

kebijakan.

(Kaufmann, 2010) Governance terdiri dari tradisi dan institusi dimana

kewenangan di sebuah negara dilaksanakan. Ini termasuk proses dimana

pemerintah yang dipilih, dipantau dan diganti; kapasitas pemerintah untuk

secara efektif merumuskan dan melaksanakan kebijakan yang sehat; dan

rasa hormat dari warga negara dan negara untuk lembaga yang mengatur

interaksi ekonomi dan sosial di antara mereka. Oleh karena itu dengan tata

kelola pemerintahan yang baik dapat diharapkan dapat meningkatkan

pembangunan manusia yang dilihat dari kesehatan, pendidikan, maupun

standar hidup yang layak.

2. Hubungan Korupsi Dengan Pembangunan Manusia

Menurut Transparency International, korupsi merupakan

"penyalahgunaan kekuasaan yang dipercayakan untuk keuntungan

pribadi". Korupsi dapat diklasifikasikan sebagai grand, kecil dan politik,

tergantung pada jumlah uang yang hilang dan sektor mana itu terjadi.

Korupsi yang terdiri dari tindakan yang dilakukan pada tingkat tinggi

pemerintah yang mendistorsi kebijakan atau fungsi sentral dari negara,

yang memungkinkan pemimpin untuk mendapatkan keuntungan dengan

mengorbankan kepentingan publik. Korupsi kecil mengacu pada

penyalahgunaan sehari-hari kekuasaan yang dipercayakan oleh pejabat

publik rendah dan menengah dalam interaksi mereka dengan warga biasa,

yang sering mencoba untuk mengakses barang atau layanan dasar di

Page 69: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

51

tempat-tempat seperti rumah sakit, sekolah, departemen kepolisian dan

instansi lainnya.

Oleh karenanya, korupsi merupakan permasalahan yang krusial yang

dapat mengurangi kesejahteraan masyarakat suatu negara karena adanya

missaalocation yang seharusnya dana tersebut dapat digunakan untuk

meningkatkan pembangunan manusia di suatu negara.

3. Hubungan GDP Per Kapita Dengan Pembangunan Manusia

GDP Per Kapita merupakan ukuran kesejahteraan rata – rata perorangan

yang cukup alamiah. GDP per kapita memberitahukan kita apa yang terjadi

pada rata – rata penduduk, namun di belakang rata – rata tersebut terdapat

perbedaan yang besar antara berbagai pengalaman yang dialami orang –

orang. GDP Per Kapita tiap negara tentu berbeda – beda, yang dipengaruhi

oleh kondisi ekonomi, sosial, dan politik. Semakin tinggi GDP Per Kapita

maka kesejahteraan suatu negara semakin tinggi karena dapat mengakases

pendidikan, kesehatan, dan lain – lain bahkan dapat dikategorikan sebagai

negara maju jika memiliki GDP Per Kapita sebesar $12.000/tahun sesuai

standar dari WorldBank . Oleh karena itu dapat diasumsikan bahwa semakin

tinggi GDP Per Kapita makan semakin tinggi pembangunan manusia di

suatu negara.

4. Hubungan Pengeluaran Pemerintah dengan Pembangunan Manusia

Pengeluaran pemerintah merupakan suatu tindakan untuk mengatur

jalannya perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan

pengeluaran setiap tahunnya. Klasen (2005) jenis pengeluaran pemerintah

Page 70: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

52

yang diidentifikasi memberikan pengaruh baik secara langsung maupun

tidak langsung terhadap pendidikan, kesehatan, infrastruktur, teknologi,

perumahan, subsidi, dan transfer. Oleh karena itu, Pengeluaran pemerintah

dapat digunakan sebaik mungkin untuk meningkatkan pembangunan

manusia.

Page 71: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

53

H. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1:Kerangka Berfikir

Kerangka Berfikir

I.

Analisis Determinan Pembangunan Manusia

Di Beberapa Negara ASEAN Periode 2002-

2015

Variabel Indipenden

- Good Governance (X1)

- Korupsi (X2)

- GDP Per Kapita (X3)

- Pengeluaran Pemerintah

(X4)

Variabel Dependen

Pembangunan Manusia (Y)

Kesimpulan, dan Saran

Alat Analisis:

Panel Data

Pemilihan Model:

1. Uji Chow

2. Uji Hausman

Fixed Effect Model (FEM)

Uji Hipotesis:

1. Uji t

2. Uji F

3. Uji Adj R2

Page 72: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

54

I. Hipotesis Penelitian

Dengan mengacu pada dasar pemikiran teoritis dan studi empiris yang

pernah dilakukan dengan penilitian dibidang ini, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut :

1. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Good Governance secara parsial

terhadap Pembangunan Manusia di Beberapa Negara ASEAN

periode 2002-2015

H1 : Diduga terdapat pengaruh Good Governance secara parsial

terhadap Pembangunan Manusia di Beberapa Negara ASEAN

periode 2002-2015

2. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Korupsi secara parsial terhadap

Pembangunan Manusia di Beberapa Negara ASEAN periode

2002-2015

H1 : Diduga terdapat pengaruh Korupsi secara parsial terhadap

pembangunan Manusia di Beberapa Negara ASEAN periode

2002-2015

3. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh GDP Per Kapita secara parsial

terhadap pembangunan Manusia di Beberapa Negara ASEAN

periode 2002-2015

H1 : Diduga terdapat pengaruh GDP Per Kapita secara parsial

terhadap pembangunan Manusia di Beberapa Negara ASEAN

periode 2002-2015

4. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Government Spending secara

Page 73: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

55

parsial terhadap pembangunan Manusia di Beberapa Negara

ASEAN periode 2002-2015

H1 : Diduga terdapat pengaruh Government Spending secara

parsial terhadap pembangunan Manusia di Beberapa Negara

ASEAN periode 2002-2015

5. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Good

Governance, Korupsi, GDP Per Kapita, dan Government Spending

secara simultan terhadap pembangunan Manusia di Beberapa

Negara ASEAN periode 2002-2015

H1 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Good

Governance, Korupsi, GDP Per Kapita, dan Government Spending

secara simultan terhadap pembangunan Manusia di Beberapa

Negara ASEAN periode 2002-2015

Page 74: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

56

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan model data panel. Penelitian ini fokus kepada

enam Negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, dan Thailand, Filipina, Vietnam,

dan Laos. Periode yang digunakan dalam penelitian ini selama periode 2002-2015.

Dalam penelitian ini, menggunakan satu variabel dependen dan empat variabel

independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Pembangunan Manusia. Sedangkan variabel independen adalah Good Governance,

Korupsi, GDP Per Kapita, dan Government Spending.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Negara ASEAN. Menurut

Sugiyono (Dalam Dwika, 2015) Sampel merupakan bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiiki oleh pupulasi. Sebuah sampel yang ditemukan tidak

selalu memenuhi persyaratan dalam variabel penelitian sehingga diperlukan pula

besaran peluang representatifnya sebuah kelompok sampel dalam sebuah populasi

penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah enam Negara di

ASEAN. Enam Negara tersebut adalah Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina,

Vietnam, dan Laos. Metode pengambilan sampel yang akan digunakan adalah

teknik purposive sampling yaitu cara pengambilan sampel, dimana anggota sampel

diserahkan pada pertimbangan pengumpul data yang berdasarkan atas

pertimbangan yang sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu.

Page 75: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

57

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan Data merupakan hal yang harus dilakukan dalam penyusunan

penelitian ini untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian ini.

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh

dari lembaga-lembaga resmi terkait. Informasi yang digunakan dalam penelitian ini

untuk menganalisis pengaruh Tata Kelola Pemerintahan yang telah diperoleh dari

Worldwide Governance Indicator (WGI). Database ini, disusun oleh Daniel

Kaufmann, Natural Resource Governance Institute (NRGI) and Brookings

Institution dan Aart Kraay, World Bank Development Research Group yang terdiri

dari enam indikator. Sementara itu, Government Spending Index diperoleh dari

Heritage Foundation digunakan untuk melihat besar beban yang dikenakan oleh

pengeluaran pemerintah, yang meliputi konsumsi oleh negara dan semua

pembayaran transfer yang terkait dengan berbagai progam yang dilakukan oleh

pemerintah.

Indeks Persepsi korupsi atau Corruption Perception Index diperoleh dari

Transparency International digunakan untuk mengukur indeks korupsi disuatu

negara., GDP per Kapita diperoleh dari WorldBank. Berkenaan dengan kuantifikasi

pembangunan manusia, informasi diperoleh dari laporan United Nation

Development Programme (UNDP). Laporan ini, diperbarui secara berkala oleh

UNDP, adalah hasil dari kerja yang dilakukan oleh sekelompok akademisi dan

praktisi pembangunan. Laporan ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1990

dengan tujuan menempatkan penduduk di pusat proses pembangunan dalam hal

ekonomi, formulasi kebijakan, dan promosi, serta berusaha untuk melampaui

Page 76: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

58

masalah pertumbuhan ekonomi, yang menyiratkan mengevaluasi, disamping itu,

tingkat kesejahteraan di masyarakat tertentu (UNDP, 2012). Meskipun adanya

keterbatasan dari sumber data untuk penelitian ini, namun informasi yang diperoleh

dari masing – masing sumber data dan laporan pembangunan manusia lebih

konsisten serta dapat diandalkan, selain fakta bahwa keterbatasan ini yang kecil jika

dibandingkan dengan informasi yang bisa diperoleh dari sumber lain.

D. Metode Analisis Data

1. Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan data yang telah diperoleh maka pendekatan yang sesuai

dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang

menekankan pada angka-angka dalam penelitiannya. Dari data angka yang

telah diperoleh maka diharap dapat memberikan kesimpulan yang tepat.

2. Analisis Data Panel

Menurut (Winarno,2015) data panel atau pooled data merupakan data

yang terdiri atas data seksi silang (beberapa objek) dan data runtut waktu

(berdasar waktu). Data panel adalah kombinasi dari data cross section yaitu

sejumlah variabel diobservasi atas sejumlah katagori dan dikumpulkan

dalam suatu jangka waktu tertentu.

Analisis regresi data panel adalah analisis regresi yang didasarkan pada

data panel untuk mengamati hubungan antara variabel terikat (dependen)

dan variabel bebas (independen). Hal ini sesuai dengan penelitian yang akan

dilakukan mengenai masalah Pembangunan Manusia di Negara – Negara

Page 77: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

59

ASEAN menggunakan studi kasus enam Negara dengan tahun yang akan

diteliti dari tahun 2002-2015.

Model dengan data cross section :

Yi = α + β Xi + Ɛi ; i = 1,2,…,N

N = Banyaknya data cross section

Model dengan data time series :

Yt = α + β Xi + Ɛi ; t = 1,2,…,T

T = Banyaknya data time series

Melihat data panel merupakan gabungan antara data cross section dan

data time series maka model yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:

Yit = α + β Xit + Ɛit ; I = 1,2,…,N; t = 1,2,…,T

Dimana :

N = Banyaknya data cross section

T = Banyaknya data time series

N T = Banyaknya data panel

Menurut (Baltagi, 2005), terdapat beberapa keuntungan dalam

menggunakan data panel, yaitu:

a. Dengan mengkombinasikan data time-series dan data cross-sectional,

data panel memberikan data yang lebih informatif, lebih variatif,

mengurangi kolinearitas antar variabel, derajat kebebasan yang lebih

banyak, dan efisiensi yang lebih besar.

b. Dengan mempelajari bentuk cross-sectional berulang-ulang dari

observasi, data panel lebih baik untuk mempelajari dinamika perubahan.

Page 78: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

60

c. Data panel dapat mendeteksi lebih baik dalam mengukur efek-efek yang

tidak dapat diobservasi dalam cross-sectional maupun data time-series

murni.

d. Data panel memungkinkan untuk dipelajarinya model perilaku yang

lebih rumit. Sebagai contoh, fenomena seperti economies of scale dan

perubahan teknologi yang dapat dilakukan lebih baik dengan data panel

daripada cross- sectional murni maupun data time-series murni.

Keuntungan penting dari data panel dibandingkan dengan time series atau

data cross-sectional adalah bahwa hal itu memungkinkan identifikasi parameter

tertentu atau pertanyaan, tanpa perlu untuk membuat asumsi yang membatasi

atau asumsi klasik. (Verbeek, 2004)

3. Estimasi Model Data Panel

Terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan dalam mengestimasi

data panel, yaitu : 1) pendekatan OLS biasa (Pooled Least Square), 2)

pendekatan efek tetap (Fixed Effect Model), dan 3) pendekatan efek acak

(Random Effect Model).

a. Pendekatan Pooled Least Square

Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling sederhana

karena menggabungkan data cross section dan data time series sebagai

analisisnya. Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi antar

individu maupun rentang waktu, sehingga model ini dapat pula dapat

pula disebut sebagai model OLS biasa karena menggunakan kuadrat

terkecil.

Page 79: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

61

b. Pendekatan Fixed Effect Model

Metode efek tetap ini dapat menunjukan perbedaan antar objek

meskipun dengan regresor yang sama. Model ini dikenal dengan model

regresi Fixed Effect (efek tetap). Efek tetap ini dimaksudkan adalah

bahwa sutu objek, memiliki konstan yang tetap besarannya untuk

berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien regresinya,

tetap besaranya dari waktu ke waktu (time invariant).

Keuntungan metode efek tetap ini adalah dapat membedakan efek

individual dan efek waktu dan tidak perlu mengasumsikan bahwa

komponen error tidak berkolerasi dengan variabel bebas yang mungkin

sulit dipenuhi. Dan kelemahan metode efek tetap ini adalah

ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya. Kondisi

tiap objek saling berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan

sangat berbeda dengan kondisi objek tersebut pada waktu yang lain

(Winarno, 2015).

c. Pendekatan Random Effect Model

Keputusan untuk memasukan variabel boneka dalam model efek

tetap (fixed effect) tidak dapat dipungkiri akan dapat menimbulkan

konsekuensi (trade off). Penambahan variabel boneka ini akan dapat

mengurangi banyaknya drajat kebebasan (degree of freedom) yang pada

akhirnya akan mengurangi efisiensi dari parameter yang diestimasi.

Model panel data yang didalamnya melibatkan kolerasi antar error term

karena berubahnya waktu karena berbedanya observasi dapat diatasi

Page 80: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

62

dengan pendekatan model komponen error (eror component model) atau

disebut juga model efek acak (random effect).

Metode ini digunakan untuk mengatasi kelemahan metode efek tetap

yang menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami

ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu, metode efek

menggunakan residual, yang diduga memiliki hubungan antar waktu

dan antar objek. Syarat untuk menganalisis efek random yaitu objek data

silang harus lebih besar dari pada banyaknya koefisien (Winarno, 2015).

4. Pemilihan Model Data Panel

Ada dua tahap dalam memilih metode data panel. Pertama kita harus

membandingkan PLS dengan FEM terlebih dahulu. Kemudian dilakukan uji

F-test. Jika hasil menunjukkan model PLS yang diterima, maka model

PLS lah yang akan dianalisa. Tapi jika model FEM yang diterima, maka

tahap kedua dijalankan, yakni melakukan perbandingan lagi dengan model

REM. Setelah itu dilakukan pengujian dengan Hausman test untuk

menentukan metode mana yang akan dipakai, apakah FEM atau REM.

a. Uji Chow

Uji ini dilakukan untuk mengetahui model Pooled Least Square

(PLS) atau FEM yang akan digunakan dalam estimasi. Relatif terhadap

Fixed Effect Model, Pooled Least Square adalah restricted model

dimana ia menerapkan intercept yang sama untuk seluruh individu.

Padahal asumsi bahwa setiap unit cross section memiliki perilaku yang

sama cenderung tidak realistis mengingat dimungkinkan saja setiap

Page 81: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

63

unit tersebut memiliki perilaku yang berbeda. Untuk mengujinya dapat

digunakan restricted F-test, dengan hipotesis sebagai berikut.

H0: Model PLS

H1: Model Fixed Effect

Di mana restricted F-test dirumuskan sebagai berikut:

F = (R2

UR – R2

R) / m

(1 – R2

UR) / df Di mana:

R2

UR : Unrestricted R2

R2

R : Restructed R2

m : df for numerator (N-1)

df : df for denominator (NT-N-K)

N : Jumlah Unit cross section

T : Jumlah Unit time series

K : Jumlah koefisien variabel

Jika nilai probabilitas (P-Value) lebih kecil dari tingkat signifikansi

α 5% maka menolak H0, artinya model panel yang baik untuk

digunakan adalah Fixed Effect Model, dan sebaliknya jika H0 diterima,

berarti model PLS yang dipakai dan dianalisis. Namun, jika H0 ditolak,

maka model FEM harus diuji kembali untuk memilih apakah akan

memakai model FEM atau REM baru dianalisis.

Page 82: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

64

b. Uji Hausman

Ada beberapa pertimbangan teknis empiris yang dapat digunakan

sebagai panduan untuk memilih antara Fixed Effect Model atau

Random Effect Model (Hamja, 2008), yaitu:

1) Bila T (jumlah unit time series) besar sedangkan N (jumlah unit

cross section) kecil, maka hasil FEM dan REM tidak jauh berbeda.

Dalam hal ini pilihan umumnya akan didasarkan pada

kenyamanan perhitungan, yaitu FEM.

2) Bila N besar dan T kecil, maka hasil estimasi kedua pendekatan

dapat berbeda signifikan. Jadi, apabila kita meyakini bahwa unit

cross section yang kita pilih dalam penelitian diambil secara acak

(random) maka REM harus digunakan. Sebaliknya, apabila kita

meyakini bahwa unit cross section yang kita pilih dalam

penelitian tidak diambil secara acak maka kita menggunakan FEM.

3) Apabila cross section error component (€i) berkorelasi dengan

variabel bebas X maka parameter yang diperoleh dengan REM

akan bias sementara parameter yang diperoleh dengan FEM tidak

bias.

4) Apabila N dan T kecil, dan apabila asumsi yang mendasari REM

dapat terpenuhi, maka REM lebih efisien dibandingkan tidak bias.

Keputusan penggunaan FEM dan REM dapat pula ditentukan

dengan menggunakan spesifikasi yang dikembangkan dengan

Hausman. Spesifikasi ini akan memberikan penilaian dengan

Page 83: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

65

menggunakan Chi-square statistic sehingga keputusan pemilihan

model akan dapat ditentukan secara statistik.

Pengujian ini dilakukan dengan hipotesa sebagai berikut:

H0 : Random Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Setelah dilakukan pengujian ini, hasil dari Hausman test

dibandingkan dengan Chi-square statistik dengan df = k, dimana k

adalah jumlah koefesien variabel yang diestimasi. Jika hasil dari

Hausman test signifikan, maka H0 ditolak, yang FEM digunakan.

5. Model Empiris

Model persamaan yang akan diestimasi pada penelitian ini sebagai

berikut:

Ln(HDIit) = β0 + β1 Ln(WGIit) + β2 Ln(CPIit) + β3 Ln(GDPit) + β4

Ln (GS)it + eit

Dimana:

HDIit : Human Development Index di Negara i pada periode t

WGIit : Worldwide Governance Indicator di Negara i pada periode

t

CPIit : Corruption Perception Index di Negara i pada periode t

GDPit : GDP Per Kapita di Negara i pada periode t

GSit : Government Spending di Negara I pada periode t

β0 : Intercept/Konstanta

Page 84: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

66

β1,β2,β3,β4 : Koefisien regresi

eit : error term

Setelah model penelitian di estimasi maka akan diperoleh nilai dan

besaran dari masing-masing parameter dalam model persamaan diatas.

Nilai parameter positif atau negarif selanjutnya akan digunakan untuk

menguji hipotesis penelitian.

E. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis ini digunakan untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien

regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata). Maksudnya dari signifikan ini

adalah suatu nilai koefesien regresi yang secara statitik tidak sama dengan nol.

Jika koefisien slope sama dengan nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak

cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap

variabel terikat. Ada dua jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi yang

dapat dilakukan antara lain:

a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan

dengan membandingkan t hitung terhadap t tabel dengan ketentuan

sebagai berikut:

Ho : β = 0, berarti tidak ada pengaruh positif dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial

(individu).

Ho : β > 0, berarti ada pengaruh positif dari masing-masing variabel

Page 85: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

67

independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu).

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf

signifikan 5% (α = 0,05) dan 90% atau taraf signifikan 10% (α = 0,1)

dengan kriteria penilaian sebagai berikut :

1) Jika t hitung > t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak berarti ada

pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen secara parsial (individu).

2) Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti tidak

ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen secara bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh

terhadap variabel dependen. Cara yang digunakan adalah dengan

membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai

berikut:

Ho : β = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-

sama).

Ho : β > 0, berarti ada hubungan yang signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-

sama).

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf

Page 86: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

68

signifikan 5% (α = 0,05) dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

1) Jika F hitung > F tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak berarti

ada variabel independen secara bersama-sama mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2) Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti

variabel independen secara bersama-sama tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

c. Koefisien Determinasi R2

Koefisien determinasi merupakan suatu ukuran yang penting dalam

regresi, karena dapat menginformasikan baik tidaknya model regresi

yang terestimasi. Atau dengan kata lain, angka tersebut dapat mengukur

seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data

sesungguhnya.

Nilai koefisien determinasi (Goodness of fit) mencerminkan

seberapa besar variasi dari regressand (Y) dapat diterangkan oleh

regressor (X). Bila R2 = 0, artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan

oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi Y secara

keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila R2 = 1,

maka semua titik pengamatan berbeda pada garis regresi. Dengan

demikian ukuran goodness of fit dari suatu model ditentukan oleh R2

yang nilainya antara nol dan satu. (Nachrowi dan Usman, 2008).

Page 87: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

69

F. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.1. Defiinisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Satuan

Pembangunan

Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

merupakan ukuran capaian pembangunan

manusia berbasis sejumlah komponen dasar

kualitas hidup. IPM menggambarkan

beberapa komponen, yaitu capaian umur

panjang dan sehat yang mewakili bidang

kesehatan; angka melek huruf, partisipasi

sekolah dan rata-rata lamanya bersekolah

mengukur kinerja pembangunan bidang

pendidikan; dan kemampuan daya beli

masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan

pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya

pengeluaran per kapita.

Indeks

GDP Per Capita Ukuran dari total output dari sebuah negara

yang mengambil produk domestik bruto

(PDB) dan membaginya dengan jumlah orang

di suatu negara. PDB per kapita ini sangat

berguna ketika membandingkan satu negara

ke negara lain, karena menunjukkan kinerja

relatif dari negara tersebut.

Ribuan U$

Page 88: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

70

Korupsi Secara umum korupsi mempunyai makna

perbuatan melawan hukum untuk

memperkaya diri sendiri maupun orang lain

atau suatu korporasi yang mengakibatkan

kerugian keuangan negara atau perekonomian

negara. Dalam penelitian ini korupsi diukur

dengan sebuah indeks yang biasa dikenal

dengan Indeks Persepsi Korupsi yang

dikembangkan oleh Transparency

International. Indeks ini merupakan hasil

survei kuantitatif terhadap pelaku bisnis yang

ada di suatu negara. Nilainya mempunyai

rentang 0 – 100.

Indeks

Good

Governance

Indikator Governance Seluruh Dunia

melaporkan enam dimensi yang luas dari

pemerintahan yaitu: Suara dan Akuntabilitas;

Stabilitas politik dan Tidak Adanya

Kekerasan; Efektivitas pemerintah; Kualitas

peraturan; Aturan hukum; Pengendalian

Korupsi. Nilai WGI dari 0 sampai 100, yang

mencerminkan bahwa semakin tinggi nilai

maka semakin bagus tata kelola di negara

tersebut

Indeks

Page 89: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

71

Government

Spending

Komponen pengeluaran pemerintah

menangkap beban yang dikenakan oleh

pengeluaran pemerintah, yang meliputi

konsumsi oleh negara dan semua pembayaran

transfer dengan berbagai program di negara

terkait. Dengan menggunakan Index

Government Spending, Nilai GSI 0-100, yang

mencerminkan bahwa semakin tinggi indeks,

semakin besar alokasi dana yang dikeluarkan

pemerintah untuk mendukung program fisik

maupun non fisik di suatu negara.

Indeks

Page 90: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

72

BAB IV

Analisis Dan Pembahasan

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), meskipun memiliki perbedaan sistem

politik, ideologi, latar belakang sejarah, prioritas dan pengembangan struktur

pendidikan, namun visi yang sama untuk komunitas ASEAN yakni meningkatkan

kesejahteraan dan penghidupan rakyat ASEAN dengan menyediakan akses yang

adil terhadap peluang pembangunan manusia. Faktanya, Piagam ASEAN,

diluncurkan pada tahun 2007, jelas menekankan pentingnya kerjasama di bidang

pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia di antara negara-negara

anggota ASEAN. Peran penting pendidikan dalam mempromosikan pembangunan

sosial dan ekonomi ASEAN.

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif Antar Variabel di Beberapa Negara – Negara ASEAN

a. Indonesia

Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan

negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia, dengan lebih dari

207 juta jiwa. Good governance telah menjadi perhatian serius di

negara-negara berkembang. Di Indonesia, sejumlah inisiatif telah

diperkenalkan untuk meningkatkan transparansi pemerintah daerah.

Pengalaman Indonesia menunjukkan bahwa sistem pemerintahan dari

32 tahun terakhir rezim orde baru melahirkan ketidakseimbangan

kekuasaan politik serta jauh dari nilai demokrasi. Sistem pemerintahan

Page 91: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

73

pada saat itu adalah sentralistik, monolitik dan semua kekuatan

berada di tangan Presiden Soeharto. Secara keseluruhan menyebabkan

tidak adanya partisipasi dari masyarakat, proses pengambilan keputusan

publik tetap menjadi suatu hal yang istimewa dari elit politik.

Pengalaman sejauh ini menunjukkan bahwa pembangunan 'sukses' yang

dicapai tanpa partisipasi warga, stabilitas ekonomi dan politik perlu

dikaji ulang. Korupsi di negeri ini bukan hanya akibat dari kurangnya

transparansi dalam manajemen pemerintah tetapi juga tidak adanya

kontrol warga atas proses kebijakan publik.

Grafik 4.1. Good Governance Indonesia

Sumber:Kaufman D.,A. Kray and M.Mastruzzi 2015: Governance Indicator

Demokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik mulai menujukkan

perubahan yang baik pasca tahun 1998, yakni pemerintahan tidak lagi hanya

terpusat karena adanya desentralisasi. Worldwide Governance indicator

(WGI) mencatat bahwa Indonesia telah membaik pada salah satu indikator

tata kelola (suara dan akuntabilitas), namun memiliki kekurangan dalam

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Good Governance Indonesia

Page 92: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

74

lima aspek lainnya (stabilitas politik dan tidak adanya kekerasan, efektivitas

pemerintah, kualitas peraturan, aturan hukum, dan pengendalian korupsi).

Ini berarti bahwa konsep pemerintahan yang baik belum secara optimal

dilaksanakan di Indonesia. Meskipun ada niat yang kuat dari menerapkan

prinsip-prinsip tata kelola yang baik untuk menciptakan masyarakat yang

lebih demokratis di Indonesia, meskipun dalam pelaksanaannya masih

belum optimal. Dalam grafik 4.1 Selama kurun waktu sembilan tahun,

dalam konteks tata kelola pemerintahan yang baik yang dirilis oleh

Worldwide Governance Indicator (WGI), Indonesia memiliki skor di angka

35 sampai 40. Skor ini terbilang cukup jauh tertinggal bila dibandingkan

dengan negara – negara ASEAN yang diteliti dalam penelitian ini.

Hambatan terbesar dalam tata kelola pemerintahan di Indonesia ialah

birokrasi yang ada di negara ini, serta permasalahan korupsi yang masih saja

menjadi permasalahan endemik. (Roshaniza & Selvaratnam, 2015b) Proses

transisi cukup sulit dan sangat kompleks sehingga membutuhkan bertahap

Pendekatan, yang melibatkan pembangunan kapasitas lebih terintegrasi

khususnya bagi pemerintah daerah, sipil reformasi pelayanan, dan

pemberantasan korupsi.

Korupsi menjadi salah satu permasalahan krusial di berbagai negara

belahan dunia termasuk di Negara – Negara ASEAN. Keempat negara yaitu

Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina mempunyai kasus korupsi yang

bertipe sama yaitu korupsi untuk memperkaya diri sendiri maupun kroni –

kroninya. Masalah korupsi politik di Indonesia terus menjadi berita utama

Page 93: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

75

(headline) hampir setiap hari di media Indonesia dan menimbulkan banyak

perdebatan panas dan diskusi sengit. Menyadari kebutuhan mendesak untuk

mengatasi korupsi (karena merugikan investasi dan umumnya mendorong

adanya ketidakadilan terus-menerus dalam masyarakat), sebuah badan

pemerintah baru didirikan pada tahun 2003. Lembaga pemerintah ini,

Komisi Pemberantasan Korupsi (disingkat KPK), ditugaskan untuk

membebaskan Indonesia dari korupsi dengan menyelidiki dan mengusut

kasus-kasus korupsi serta memantau tata kelola negara (yang menerima

kekuasaan yang luas).

Grafik 4.2. Corruption Perception Index Indonesia

Sumber: Tranparency International, 2015

Transparency International, merilis Skor Corruption Perception Index

Indonesia, yang berkisar diangka 20-30 yang tergolong negara yang cukup

korup. Hal ini berdampak pada pertumbuhan dan pembangunan di negara

ini. Karena adanya misallocation yang terjadi diakibatkan anggran untuk

0

5

10

15

20

25

30

35

40

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Corruption Perception Index Indonesia

Page 94: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

76

pembangunan seperti pendidikan, kesehata, maupun social tidak tersalurkan

secara optimal.

Selama kurun waktu pemerintahan SBY maupun Jokowi, korupsi di

Indonesia menunjukkan trend yang positif hal ini ditandai dengan

diterbitaknnya Indeks Persepsi Korupsi oleh Tranparency Internasional.

Semakin tinggi hasilnya, semakin sedikit (dianggap) korupsi yang terjadi.

Dalam daftar terbaru mereka (2015) Indonesia menempati peringkat 88

(dari total 175 negara). Meskipun demikian, perlu ditekankan bahwa tidak

ada metode yang akurat 100 persen untuk mengukur korupsi karena sifat

korupsi (sering tersembunyi untuk umum).

Dalam laporan KPK, jumlah perkara korupsi di dalam institusi-institusi

politik tidak memiliki kecenderungan menurun setiap tahunnya. Korupsi

yang masih selalu dianggap semata-mata sebagai permasalahan kriminal,

kebanyakan dilakukan oleh mereka yang berada di kementerian. Dari tahun

2004 hingga 2011, terdapat 91 perkara korupsi yang terjadi di kementerian,

disusul dengan 49 perkara di pemkab/pemkot, 27 di pemerintah provinsi

dan DPR, serta 22 di BUMN dan BUMD.

Selain itu, data Barometer Korupsi Global Transparency International

yang mensurvei 11 macam institusi pada tahun 2010/2011 menunjukkan

bahwa parlemen/lembaga legislatif merupakan institusi terkorup di

Indonesia dengan nilai 36, disusul oleh partai politik (borjuis) dan

kepolisian, masing-masing dengan nilai 35. Sementara itu, institusi

peradilan mendapat nilai 33; pejabat publik/pegawai negeri dengan nilai 32;

Page 95: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

77

0.6

0.62

0.64

0.66

0.68

0.7

0.72

0.74

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Human Development Index Indonesia

sistem pendidikan dengan nilai 30; serta sektor swasta/bisnis, militer dan

media, masing-masing dengan nilai 28. Terakhir, organisasi non-

pemerintah (NGO) dan lembaga keagamaan, masing-masing dengan nilai

25. Hal ini semakin jelas bahwa tata kelola pemerintah di Indonesia masih

menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan terutama dalam hal

korupsi.

Pendidikan dan keterampilan menjadi hal utama dalam prospek

pertumbuhan ekonomi pada dekade selanjutnya. Kini Indonesia fokus pada

tiga tujuan utama dalam transisi menuju status negara berpenghasilan tinggi

dengan meningkatkan pembangunan manusia. Tiga tujuan utama tersebut

yaitu: meningkatkan kualitas, memperluas partisipasi, dan meningkatkan

efisiensi (OECD & ADB, 2015).

Grafik 4.3. Human Development Index Indonesia

Sumber: United Nation Development Programme, 2015

Page 96: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

78

50

52

54

56

58

60

62

64

66

68

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Good Governance malaysia

b. Malaysia

Worldwide Governance Indicator merilis skor untuk Malaysia

selama kurun waktu sembilan tahun terkahir bergerak secara fluktuatif,

meskipun Malaysia masih cukup baik dalam hal tata kelola

pemerintahan. Hal ini diperkuat oleh data yang ditampilkan pada Grafik

4.3 pada tahun 2015 skor Malaysia sebesar 63.28 menurun dari tahun

sebelumnya yakni 66.09. Pencapaian Malaysia tidak terlepas dari

adanya konsep Akuntabilitas pada proses good governance di Malaysia

didirikan pada konstitusionalisme, pemerintah, check and balance, dan

lain – lain. Selain itu, berbagai lembaga dan mekanisme, baik formal

maupun informal, dan kedua internal dan eksternal, telah dilembagakan

dengan tujuan untuk memeriksa dan membatasi kekuasaan pemerintah.

Hal ini termasuk beberapa posisi penting dalam pemerintahan negara

itu, dimulai dengan Kepala Negara, Auditor Umum, anggota DPR,

Parlemen, dan lain-lain.

Grafik 4.4. Good Governance Malaysia

Sumber:Kaufman D.,A. Kray and M.Mastruzzi 2015: Governance Indicator

Page 97: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

79

Masyarakat pun dilibatkan dalam konsep akuntabilitas ini yang

diwakili oleh LSM, serikat buruh, koperasi dan lain-lain agar mereka

lebih partisipatif dalam kegiatan sosial lainnya. Hal yang sama berlaku

untuk Media yang dipandang sebagai mekanisme penting dalam

mewujudkan tujuan akhir dan tujuan pemerintah. Meskipun demikian,

hal ini pun tidak luput dari keterbatasan dalam menerapkan konsep

akuntabilitas ini.

Sementara itu, Malaysia teracatat sebagai negara yang tidak terlalu

korup diantara keempat negara ASEAN yang diteliti. Berdasarkan data

Transparency International, Malaysia berada di peringkat 50 dari 175

negara diseluruh dunia. Survei korupsi di Malaysia pada tahun 2013

menyebutkan bahwa 90% dari organisasi bisnis merasa suap dan korupsi

diperlukan untuk melakukan bisnis di Malaysia saat ini. Transparency

International (Malaysia) Barometer Korupsi pertama di Malaysia

(MCB) 2014 yang dirilis pada bulan Januari tahun ini tercatat sebesar

45% dari warga Malaysia merasa partai politik yang paling korup,

diikuti oleh pegawai kepolisian kemudian masyarakat dan sipil. Pada

tahun 2014, Transparency International mengungkapkan bahwa

Malaysia kini peringkat 50 di antara 175 negara di seluruh dunia dalam

Corruption Perception Index. Malaysia telah naik 3 tempat dari 53 tahun

lalu.

Membaiknya peringkat menunjukkan peran aktif dari Komisi Anti-

Korupsi Malaysia (MACC) telah menunjukkan hasil. Perdana Menteri

Page 98: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

80

0

10

20

30

40

50

60

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Corruption Perception Index Malaysia

Datuk Seri Najib Tun Razak mendesak warga negara Malaysia untuk

memerangi korupsi dan terus berupaya untuk memperbaiki posisinya di

Transparency International pada Corruption Perception Index (CPI).

Grafik 4.5. Corruption Perception Index Malaysia

Sumber:Transparency International, 2015

Namun, pada tahun 2013 malaysia terkena kasus seputar dugaan

salah urus 1Malaysia Pengembangan Berhad (1MDB) yang dianggap

sebagai penanganan non-transparan dana publik, hal ini merupakan

kemunduran besar pemerintah dalam memerangi korupsi. Menurut Dr

Chandra korupsi di Malaysia tetap menjadi epidemi merajalela di negeri

ini. Ke depan, ada juga tanggung jawab atas setiap masyarakat Malaysia

untuk memastikan mereka tidak terlibat dalam atau mendorong praktik

korupsi sementara pemerintah mempersiapkan langkah-langkah untuk

memerangi korupsi.

Page 99: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

81

0.74

0.75

0.76

0.77

0.78

0.79

0.8

0.81

0.82

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Human Development Index Malaysia

Untuk Malaysia, Prinsip dan tujuan dari NEP (New Economy Policy)

dalam bidang pendidikan ialah mendorong pengembangan individu yang

seimbang, terlatih dan terampil yang menghargai aspirasi nasional untuk

persatuan. Lebih khusus, kegiatan pendidikan dan program berniat untuk

menyediakan siswa dengan keterampilan intelektual, aktif, berintegrasi,

untuk menghasilkan individu yang secara intelektual, dan mempunyai

keterampilan yang diperlukan dalam menghasilkan tenaga kerja untuk

pembangunan ekonomi dan nasional.

Grafik 4.6. Human Development Index Malaysia

Sumber: United Nation Development Programme, 2015

Tidak ada diskriminasi terhadap warga negara dalam hal akses

pendidikan dan dukungan keuangan untuk pemeliharaan murid dan siswa di

lembaga pendidikan. Kesetaraan dan hak dalam pendidikan adalah

kebebasan-kebebasan fundamental dalam Konstitusi Federal. (UNESCO,

2010)

Page 100: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

82

Dalam grafik 4.5 terlihat bahwa Human Development Index Malaysia

berkisar diangka 0.77 selama lima tahun terakhir yang menandakan Index

Pembangunan Malaysia berada di kategori High human development.

c. Thailand

Tata kelola pemerintahan di Thailand mengalami beberapa hal penting,

terkait negara ini sedang mengalami permasalahan kudeta politik. Asian

Development Bank memberikan beberapa prioritas terkait isu dan

permasalahan tata kelola pemerintahan di Thailand, empat hal yang akan

dibahas secara lebih rinci ialah (1) dukungan untuk desentralisasi dan

partisipasi warga ditingkatkan dalam pengambilan keputusan; (2)

memperkuat akuntabilitas dan integritas dalam sektor publik; (3) pelayanan

ditingkatkan dengan rasionalisasi fungsi dan proses bisnis rekayasa ulang

baik di dalam dan antar departemen; dan (4) menyusut bidang intervensi

negara dalam perekonomian dan meningkatkan kinerja BUMN. Dua

lainnya adalah inisiatif penting yang akan mendukung realisasi dari tujuan-

tujuan yang lebih luas: (5) peningkatan koordinasi dalam perumusan

kebijakan dan pelaksanaan; dan (6) dukungan untuk reformasi hukum dan

peradilan.

Page 101: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

83

42

42.5

43

43.5

44

44.5

45

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Good Governance Thailand

Grafik 4.7. Good Governance Thailand

Sumber:Kaufman D.,A. Kray and M.Mastruzzi 2015: Governance Indicator

(ADB, 1999) Dalam hal akuntabilitas atau memajukan reformasi hukum

dan peradilan, Thailand melibatkan lembaga tertentu seperti Komisi Korupsi

Nasional Kantor Auditor Umum, Ombudsman dan Pengadilan Tata Usaha

yang bertugas melakukan tanggung jawab ini untuk sektor publik secara

keseluruhan. Pejabat pemerintah Thailand dan staf ADB bekerja dengan

kementerian, lembaga dan departemen juga dapat membuat kemajuan dalam

memajukan aspek-aspek tertentu dari akuntabilitas dan integritas dengan

memperkuat internal fungsi audit atau meningkatkan kinerja pemantauan dan

penilaian.

Korupsi adalah masalah serius di Thailand selama beberapa waktu. Hal

ini menjadi issue yang sangat endemik ketika Perdana Menteri Thaksin

Shinawatra dan sekutunya berada di kekuasaan dan penawaran yang nyaman

untuk kroni – kroninya. Menurut Ambika Ahuja, kerangka peraturan di

Page 102: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

84

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Corruption Perception Index Thailand

Thailand cukup baik, namun tidak di praktekan secara baik hal ini sebagai

dampak dari keputusan politik berpotensi merusak kebijakan yang telah

dibuat. Indikator Governance Bank Dunia mencatat korupsi memburuk antara

2005 sampai 2008, dengan indikator jatuh dari 54,4 menjadi 43,5 dari skor

100 dan meningkat pada tahun 2009 menjadi 51.

Grafik 4.8. Corruption Perception Index Thailand

Sumber: Tranparency International, 2015

Sementara itu, Corruption perception Index mencatat skor korupsi untuk

Thailand menurun selama tiga tahun sebesar 33 pada tahun 2007 dari skor

100. Hal ini menunjukkan bahwa korupsi di negara tersebut tergolong buruk.

Korupsi yang terjadi di Thailand lebih disebabkan faktor penguasa yang

menjabat pada masa itu untuk memperkaya keluarganya maupun para kroni –

kroninya

Thailand merupakan salah satu negara di ASEAN yang mempunyai

tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif bergerak dari masyarakat

Page 103: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

85

0.66

0.68

0.7

0.72

0.74

0.76

0.78

0.8

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Human Development Index Thailand

berpenghasilan rendah agraris ke negara middleincome. Selain itu, Pendidikan

menjadi hal yang diutamakan terlihat dari negara ini mengumumkan

reformasi pendidikan utama dan menginvestasikan proporsi yang signifikan

untuk mendidik warga negaranya, dan sejumlah besar pemuda melanjutkan

ke pendidikan yang lebih tinggi dan profesional. Serta pengeluaran

pemerintah untuk bidang pendidikan sebesar 29,5 % hal ini merupakan

proporsi terbesar di negara- negara ASEAN.

Grafik 4.9. Human Development Index Thailand

Sumber: United Nation Development Programme, 2015

Meskipun demikian, Thailand mengalami beberapa tantangan

diantaranya latar belakang akses dan kinerja sangat miskin di antara anak-

anak dari latar belakang yang kurang beruntung dan mereka yang tinggal di

daerah pedesaan. Selain itu, keterampilan dasar pun diperlukan untuk

kesuksesan mereka maupun pembangunan manusia di Thailand. (UNESCO

& UNDP, 2016) Thailand perlu secara signifikan meningkatkan efektivitas,

ekuitas dan efisiensi sistem pendidikan dalam rangka mencapai hasil yang

Page 104: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

86

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Good Governance Filipina

positif dan sesuai dengan investasi negara dalam pendidikan dan aspirasi

sosial ekonomi.

d. Filipina

Filipina merupakan salah satu negara yang dianggap sebagai demokrasi

tertua di Asia.. Demokratis lembaga seperti pemisahan kekuasaan,

independensi peradilan, dan supremasi hukum memiliki dasar yang baik,

namun hal itu terkikis akibat system politik yang personalistik dan

kebijakan dimasa lalu. kebijaksanaan yang diberikan kepada pejabat

pemerintah yang menyebabkan akuntabilitas menjadi rapuh, Hukum

menjadi lemah di pemerintah pusat maupun daerah. (Roshaniza &

Selvaratnam, 2015a)

Grafik 4.10. Good Governance Filipina

Sumber:Kaufman D.,A. Kray and M.Mastruzzi 2015: Governance Indicator

Pengalaman tata kelola pemerintahan Filipina menujukkan bahwa

mekanisme dalam mengurangi peluang dalam memonopoli kekuasaan

Page 105: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

87

sangat diperlukan. Hal ini dainggap penting untuk mengurangi akuntabilitas

dan transparansi yang buruk. Selain itu, karena masalah ini terhubung

dengan kualitas pemimpin negara, maka penting bahwa upaya anti-korupsi

berpusat terhadap reformasi politik dan demokratisasi. Di Filipina, salah

satu akar penyebab korupsi personalisme ekstrim dalam politik Filipina

adalah system pemilu. Pemenang dalam pemilu akan mengambil semua

kebijakan yang terkait dengan tata kelola pemerintahan. Dengan focus

terhadap reformasi yang dilakukan, tidak hanya pada pencapaian efisiensi

dan efektivitas, tetapi juga menanamkan budaya aturan dalam system.

Seperti banyak negara berkembang, Filipina telah mengalami banyak

kesulitan dan tantangan dalam dimensi politik, ekonomi dan sosial dan

administrative yang membuat pemerintahan yang baik meruapakan agenda

menarik.

Untuk Filipina korupsi menjadi perhatian nomor satu untuk melakukan

bisnis di Filipina. Pada awal 1960-an, Filipina merupakan negara yang

memiliki kekuatan ekonomi. Namun Korupsi adalahs ancaman paling parah

di Filipina dan masyarakat saat ini. Korupsi di Filipina telah menjadi "krisis

kemanusiaan" Korupsi memburuk hak setiap warga negara untuk tata

pemerintahan yang baik, kebebasan, kehidupan yang layak, dan yang lebih

penting nya martabat.

Korupsi merupakan hambatan serius bagi pembangunan sosial dan

ekonomi suatu negara. Menurut World Economic Forum Global

Competitiveness Report 2008-2009, perusahaan telah mengidentifikasi

Page 106: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

88

0

5

10

15

20

25

30

35

40

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Corruption Perception Index Filipina

korupsi sebagai perhatian nomor satu untuk melakukan bisnis di Filipina,

dan penyuapan menjadi masalah yang krusial bagi perusahaan.

Grafik 4.11. Corruption Perception Index Filipina

Sumber:Transparency International, 2015

Menurut Transparency International Barometer Korupsi Global 2007,

sektor bisnis Filipina memiliki masalah dengan korupsi, meskipun tingkat

korupsi di sektor ini dilaporkan telah menurun dari tahun sebelumnya.

Namun demikian, perusahaan yang berencana untuk berinvestasi di atau

sudah melakukan bisnis di Filipina dianjurkan untuk melakukan due

diligence ketika masuk ke dalam kemitraan bisnis atau agen kontraktor

untuk memfasilitasi transaksi bisnis di negara ini. Sektor swasta Filipina

dengan demikian mengakui bahwa korupsi adalah masalah besar bahwa

perusahaan perlu untuk bekerja menuju pemecahan.

Page 107: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

89

0.56

0.58

0.6

0.62

0.64

0.66

0.68

0.7

0.72

0.74

0.76

0.78

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Human Development Index Filipina

Dalam bidang pembangunan manusia, indeks pembangunan manusia

Filipina yang dirilis oleh UNDP, Filipina termasuk dalam kategori medium

development.

Grafik 4.12. Human Development Index Filipina

Sumber:United Nation Development Programme,2015

Dalam dua puluh tahun terakhir, Filipina telah memperoleh kemajuan

yang baik dalam pengurangan kemiskinan Pada tahun-tahun awal abad ke-

21, lebih dari sepertiga dari penduduk Filipina hidup di bawah garis

kemiskinan. Namun, dalam pendidikan, orang kaya dan orang miskin

dipisahkan oleh dua divisi pendidikan yang berbeda – swasta-publik dan

berkualitas tinggi. Pemerintah menyadari kurangnya pendidikan orang

miskin, tetapi ada sejumlah faktor yang mencegah orang miskin memiliki

akses ke pendidikan berkualitas yakni kebijakan belanja pemerintah untuk

pendidikan tidak diarahkan pro-poor. (Lam, 2005)

Page 108: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

90

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Good Governance Vietnam

e. Vietnam

Secara politis, Vietnam masih diatur oleh system partai tunggal, tetapi

ada banyak langkah-langkah untuk mendemokratisasikan kehidupan

ekonomi, politik dan sosial. Vietnam telah memutuskan untuk

menggunakan beberapa indikator untuk menilai kemajuan menuju tata

pemerintahan yang baik. Dalam tata kelola pemerintahan di Vietnam.

dukungan publik saat ini untuk demokrasi di Vietnam timbul dari beberapa

sumber seperti meningkatkan tingkat pendidikan, meningkatnya standar

pembangunan ekonomi dan perubahan dalam sistem administrasi. Semua

ini dapat dilihat sebagai hasil dari renovasi negara dalam dua dekade

terakhir.

Grafik 4.13. Good Governance Vietnam

Sumber:Kaufman D.,A. Kray and M.Mastruzzi 2015: Governance Indicator

Pada grafik 4.13 Good Governance yang dilihat dari Worldwide

Governance Indicator Vietnam memiliki indeks rata rata diangka 35-38.

Page 109: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

91

Hal ini menandakan bahwa tata kelola pemerintah di Vietnam masih

terbilang rendah.

Dalam jangka pendek, jalannya demokratisasi kemungkinan tergantung

pada keputusan strategis elit nasional, tetapi dalam jangka panjang sikap

publik akan berdampak pada proses demokrasi. orang-orang Vietnam

sangat optimis tentang keadaan pemerintahan yang demokratis di Vietnam.

(Nghi, n.d.)

Korupsi masih menjadi masalah serius di Vietnam. Reformasi

kelembagaan yang luas diperlukan dengan UU Akses Informasi, merevisi

UU Tanah untuk mengurangi penggunaan pembebasan lahan wajib untuk

proyek-proyek swasta. 64% dari para pejabat mengatakan bahwa beberapa

pejabat bersedia untuk memerangi korupsi, yang memungkinkan untuk dan

86% mengatakan bahwa perasaan takut untuk memerangi korupsi masih

tersebar luas di masyarakat.

Grafik 4.14. Corruption Perception Index Vietnam

Sumber:Transparency International, 2015

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Corruption Perception Index Vietnam

Page 110: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

92

Transparency International merilis laporan terkait indeks persepsi

korupsi di berbagai negara di dunia. Negara Vietnam mempunyai indeks

korupsi sebesar 31 selama empat tahun terkahir. Hal ini mengindikasikan

bahwa korupsi di Vietnam masih tergolong cukup tinggi. perjuangan

Vietnam melawan korupsi perlu mencakup tindakan tegas oleh pimpinan

puncak untuk menunjukkan bahwa perang melawan korupsi sangat serius.

(World Bank, 2012)

Kerangka kebijakan Viet Nam dalam mendukung dan berkomitmen

menempatkan masyarakatnya pada kebijakan sosial Vietnam dengan tujuan

membawa pembangunan manusia kerangka kerja dan komitmen

menempatkan orang-orang di Negara tersebut meningkat. Alasan utama

mengapa pembangunan manusia secara tradisional menekankan investasi di

pendidikan dan kesehatan dan promosi pertumbuhan ekonomi yang merata.

Namun, pembangunan manusia di Vietnam baru – baru ini mendapat

sorotan terkait dengan system tata kelola dan administrasi publik. Dalam hal

ini, peluang untuk menikmati partisipasi, menjadi berpengetahuan dan

menikmati kesehatan yang baik, dan menikmati standar hidup yang layak.

Page 111: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

93

0.58

0.6

0.62

0.64

0.66

0.68

0.7

0.72

0.74

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Human Development Index Vietnam

Grafik 4.15. Human Development Index Vietnam

Sumber: United Nation Development Programme, 2015

f. Laos

Laos merupakan salah satu negara di ASEAN yang menunjukkan

kemauan politik untuk membangun institusi dasar yang diperlukan untuk

Pemerintahan yang Baik dan Pengembangan yang partisipatif. Sejak tahun

1990, pemerintah telah meningkatkan aturan hukum, Majelis Nasional,

cabang yudisial, badan penelitian, sistem audit nasional, dan pengumpulan

penerimaan negara. Namun, proses tersebut tidak berjalan mulus,

partisipatif dari warga negara laos masih terlalu rendah. Bagi warga yang

berpendidikan, hal seperti Desentralisasi, pemilu yang demokratis,

pemisahan kekuasaan, pemerintah, akuntabilitas, reformasi layanan sipil

dan akses informasi publik, dan masyarakat sipil adalah konsep hanya

samar-samar. Maka, Good Governance dan Pembangunan yang Partisipatif

dalam praktek sistematis akan menjadi tantangan untuk beberapa dekade

mendatang.

Page 112: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

94

0

5

10

15

20

25

30

35

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Good Governance Laos

Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Division, 2003) mengemukakan

bahwa reformasi layanan sipil, penegakan hukum dan peraturan, pelayanan

public yang merata, pendapatan yang merata, perencanaan yang realistis,

penganggaran dan pelaksanaan pengeluaran, perbaikan kabupaten dan desa

administrasi, dan pembesaran kerangka masyarakat sipil, menjadi hal – hala

yang harus diperhatikan di Laos untuk mencapai Tata Kelola Pemerintahan

yang baik.

Grafik 4.16. Good Governance Laos

Sumber:Kaufman D.,A. Kray and M.Mastruzzi 2015: Governance Indicator

Pada grafik 4.16 Good Governance Laos yang dirilis oleh Worldwide

Governance Indicator menujukkan bahwa Laos memiliki indeks berkisar

diangka 22-28. Worldwide Governance Indicator Laos merupakan terendah

dari enam Negara ASEAN yang diteliti.

Laos memiliki sistem politik yang cukup terpusat, berdasarkan prinsip

‘sentralisme demokratis’ memperkuat konsep bottom up konsultasi, tapi top

Page 113: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

95

down dalam pengambilan keputusan. Di negara ini, pemerintah didominasi

laki-laki, dengan satu-satunya pengecualian di Majelis Nasional, yang 25

persen perempuan-persentase yang lebih tinggi dari pada sejumlah negara-

negara industri. Partisipasi perempuan sangat rendah pada tingkat lokal.

Tidak ada gubernur perempuan atau wakil gubernur, dan hanya 145

perempuan kepala desa (1,3 persen). Secara global, wanita cenderung

memiliki lebih banyak kesempatan untuk berpartisipasi dalam

pemerintahan di tingkat lokal daripada di tingkat nasional. Ini menimbulkan

pertanyaan apakah desentralisasi mungkin benar-benar melemahkan

partisipasi politik perempuan di laos.

Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Transparency International,

indeks persepsi korupsi laos rendah berkisar pada angka 20-25 yang artinya

permasalahan korupsi di negara ini cukup tinggi. Secara khusus, langkah-

langkah anti-korupsi telah dilakukan oleh pemerintah Laos yang ditandai

dengan kerjasama dengan konvensi PBB melawan korupsi (UNCAC) pada

tahun 2003. Tujuan dari adanya kerjasama ini adalah memperkuat

kerjasama dan bantuan dalam memerangi korupsi. Sejak itu, keputusan anti-

korupsi telah berkembang menjadi hukum, yang secara resmi diberlakukan

pada Mei 2005.

Page 114: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

96

0

5

10

15

20

25

30

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Corruption Perception Index Laos

Grafik 4.17. Corruption Perception Index Laos

Sumber:Transparency International, 2015

Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Transparency International,

indeks persepsi korupsi laos rendah yang artinya permasalahan korupsi di

negara ini cukup tinggi. Secara khusus, langkah-langkah anti-korupsi telah

dilakukan oleh pemerintah Laos yang ditandai dengan kerjasama dengan

konvensi PBB melawan korupsi (UNCAC) pada tahun 2003. Tujuan dari

adanya kerjasama ini adalah memperkuat kerjasama dan bantuan dalam

memerangi korupsi. Sejak itu, keputusan anti-korupsi telah berkembang

menjadi hukum, yang secara resmi diberlakukan pada Mei 2005.

Lao PDR adalah negara kecil dengan peringkat indeks pembangunan

manusia 132 dari 177 negara. Sekitar 80 persen dari 5,7 nya juta orang

tinggal di daerah pedesaan; 72 persen hidup kurang dari USD 2 per hari.

Ketidaksetaraan yang lebih jauh meningkat dengan keragaman etnis dan

geografis.

Page 115: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

97

0.44

0.46

0.48

0.5

0.52

0.54

0.56

0.58

0.6

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Human Development Index Laos

Grafik 4.18. Human Development Index Laos

Sumber: United Nation Development Programme, 2015

Sementara strategi pembangunan pemerintah sangat bergantung pada

investasi swasta untuk pembangunan, mengakui bahwa pertumbuhan saja

tidak akan mengurangi kemiskinan tanpa langkah-langkah khusus untuk

mendukung mereka yang kurang mampu berpartisipasi. Program UNDP

berkembang di Lao PDR juga menghadapi tantangan dalam meningkatkan

pemerintahan untuk memastikan pelayanan yang efektif untuk

penduduknya; untuk mengembangkan fiscal, dan untuk memastikan

lingkungan yang transparan.

Menanggapi kebutuhan Lao PDR ini, Fokus pembangunan manusia

meliputi: MDGs dan pengentasan kemiskinan, dengan peningkatan fokus

pada daerah-daerah kabupaten atau desa termiskin dan melaksanakan

penelitian yang efektif untuk meningkatkan dan menginformasikan hal

tersebut. Pergeseran diarahkan lebih berkelanjutan dan efektif. (UNDP,

2007)

Page 116: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

98

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5

GDP PER KAPITA

Indonesia

Malaysia

Thailand

Filipina

Vietnam

Laos

Grafik 4.19. GDP Per Kapita di Beberapa Negara ASEAN

Sumber:World Bank, 2015

Di Indonesia, imbas krisis mulai terasa terutama menjelang akhir 2008.

Hal itu tercermin pada perlambatan ekonomi secara signifikan terutama

karena anjloknya kinerja ekspor. Di sisi eksternal, neraca pembayaran

Indonesia mengalami peningkatan defisit dan nilai tukar rupiah mengalami

pelemahan signifikan. Semakin terintegrasinya perekonomian global dan

semakin dalamnya krisis menyebabkan perekonomian di seluruh negara

akan mengalami perlambatan pada tahun 2009. Pasca krisis global tahun

2008, pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai bergerak secara positif

meskipun bergerak secara fluktuatif dan menurun pada tahun 2015

dikarenakan tantangan eksternal pada tahun ini. GDP riil per kapita

Page 117: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

99

Indonesia pada tahun 2015 tercatat sebesar $3346.4 meskipun masih jauh

untuk dikategorikan sebagai negara maju.

Sementara itu, negara tetangga Malaysia pun bergerak secara fluktuatif

apabila dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Bahkan tercatat minus pasca

krisis ekonomi global. Namun, Kebijakan yang cepat dan tanggapan secara

komprehensif, juga membantu memulihkan konsumen dan sentimen bisnis,

memiliki peran penting dalam mempertahankan permintaan domestik,

terutama faktor pendukung kegiatan ekonomi di seluruh periode. Malaysia

menjadi satu – satu negara dalam penelitian ini yang mulai beranjak menjadi

negara maju jika merujuk pada syarat yang ditetapkan oleh WorldBank

minimal GDP Per Kapita yaitu $12.000 pertahun. Pada tahun 2014, GDP

per Kapita Malaysia sebesar $11305.9 dan menurun pada tahun 2015

menjadi $9768.3. Selama satu dekade terakhir ini, hubungan intra-regional

di Timur Asia telah memperkuat signifikan, dan baru-baru ini selama krisis

keuangan global, telah memberikan dukungan untuk pemulihan pasca krisis

keuangan global.

Salah satu negara ASEAN, yang terkena dampak politik kudeta di

negerinya yaitu Thailand berimplikasi pada ketidakstabilan perekonomian

negaranya. Pada tahun 2010, Thailand mulai memulihkan

perekonomiannya. Hal ini ditandai dengan meningkatnya GDP Per Kapita

negara tersebut sebesar $3125.2. meskipun tengah menghadapi beberapa

faktor negatif sepanjang tahun, termasuk ketidakpastian pasca krisis

ekonomi global, kerusuhan politik dalam negeri, volatilitas nilai tukar dan

Page 118: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

100

kejadian bencana alam. Namun dengan fundamental ekonomi yang kuat,

bersama-sama dengan kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif

Thailand berhasil memperkuat dibidang ekspor, pariwisata dan permintaan

domestik. Selama kurun waktu 2011 hingga 2015, kondisi perekonomian

Thailand bergerak secara fluktuatif. Hal ini diakibatkan oleh kondisi politik

Thailand yang tidak stabil, ditandai dengan terjadinya kudeta selama kurun

waktu tersebut dan berimplikasi pada ketidakstabilan perekonomian.

Dari keenam Negara yang diteliti Filipina menjadi satu – satunya

negara di ASEAN yang cepat pulih dalam pertumbuhan ekonomi pasca

krisis ekonomi global hal ini terlihat dari GDP per Kapita negara tersebut.

Selama kurun waktu lima thaun terakhir, meskipun GDP Perkapita Filipina

masih jauh dalam kategori negara maju, namun terus menunjukkan

peningkatan. Tantangan baru-baru ini dialami oleh Filipina tidak

melemahkan fundamental makro ekonomi yang kuat di negara itu.

Meskipun kemerosotan ekonomi dunia dan kehancuran yang

diakibatkan oleh bencana alam pada tahun ini, oleh bencana alam namun

Filipina tetap membuktikan kinerja perekonomian yang baik. Ini adalah

pertumbuhan ekonomi tercepat di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia

Tenggara (ASEAN) dan memiliki tingkat pertumbuhan PDB tertinggi

kedua di Asia, di samping China. Karena hal inilah Filipina masuk dalam

peringkat negara dalam berbagai survei internasional ke 108 dari 138

Global Competitiveness Report.

Page 119: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

101

Sama halnya seperti keempat negara yang diteliti, pasca krisis ekonomi

global pada tahun 2008 vietnam dan laos mengalami penurunan

perekonomian. Jika dilihat dari GDP Per Kapita, Vietnam dan Laos

termasuk dalam Negara yang mepunyai pendapatan yang cukup rendah

hany berkisar di angka $1200 sampai $2000 per tahun. Jauh tertinggal

dengan keenam negara ASEAN lainnya. Namun, pemerintah tidak tinggal

diam begitu saja, pemerataan pendapatan mulai dilakukan dengan cara

focus terhadap kabupaten dan desa – desa negara setempat.

Tabel 4.1. Government Spending Index di Beberapa Negara ASEAN

Negara 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Indonesia 89.1 88.9 91.6 89.2 89.8 88.3

Malaysia 81.3 79.2 72.5 73.5 75.6 74

Thailand 89.8 90.6 87.5 83.7 83.6 81.4

Filipina 91.2 91 89.7 90.2 92.3 89.3

Vietnam 73.4 75.1 66.5 72.4 71.4 77.1

Laos 90.3 90.1 86.6 85.8 86.7 86.8

Sumber: Heritage Foundation, 2015

Berdasarkan tabel 4.0, terlihat bahwa Government Spending Index

di Negara – negara ASEAN yang diteliti mempunyai indeks yang tinggi, hal

ini berarti pengeluaran pemerintah besar dalam mendorong program –

program baik itu fisik maupun non fisik di negara tersebut.

2. Analisis Statistik Deskriptif di Beberapa Negara – Negara ASEAN

Hasil analisis deskriptif pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah

sampel (N) dari penelitian ini ada 84 sampel dari 6 Negara. Berdasarkan 84

sampel ini nilai Human Development Indeks (HDI) nilai yang terkecil

Page 120: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

102

adalah 0.494 yang ada pada Negara Laos dan yang terbesar adalah 0.813

pada Negara Malaysia, dengan nilai rata – rata sebesar 0.69525 serta nilai

penyimpangan (deviasi standar) dari variabel tersebut sebesar 0.083191.

Angka tersebut menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia

keenam Negara ASEAN masih rendah hanya Malaysia yang sudah

mencapai tahap High Level Development.

Pada nilai Good Governance (WGI) nilai terkecil adalah 9.05 pada

Negara Laos dan yang terbesar adalah 66.09 pada Negara Malaysia, dengan

nilai rata-rata sebesar 39.2660 serta nilai penyimpangan (deviasi standar)

dari variabel tersebut sebesar 13.95050. Indeks ini menunjukkan bahwa

Negara ASEAN yang diteliti masih harus terus memeperbaiki tata kelola

pemerintahannya terutama terkait dalam hal akuntabilitas.

Pada nilai Korupsi (CPI) nilai terkecil adalah 10 pada Negara Laos

dan yang terbesar adalah 52 pada Negara Malaysia, dengan nilai rata-rata

sebesar 30.92 serta nilai penyimpangan (deviasi standar) dari variabel

tersebut sebesar 10.388. angka tersebut menunjukkan bahwa keenam negara

ASEAN harus terus berupaya memperbaiki kinerja birokrasi yang tergolong

sangat korup.

Pada GDP Per Kapita, GDP terkecil adalah 319.53 pada Negara

Laos dan GDP Per Kapita yang terbesar adalah 11305.90 pada Negara

Malaysia, dengan nilai rata-rata sebesar 3121.0262 serta nilai

penyimpangan (deviasi standar) dari variabel tersebut sebesar 2746.34983.

angka ini menunjukkan bahwa dari enam Negara yang diteliti hanya

Page 121: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

103

Malaysia yang mempunyai GDP per Kapita mendekati $12.000/tahun untuk

menjadi negara yang dikategorikan maju. Sementara keempat negara

ASEAN yang lainnya masih harus terus berjuang untuk mencapai

pendapatan per kapita yang tinggi.

Berbeda dengan Government Spending, nilai terkecil adalah 66.5

pada Negara Vietnam dan Government Spending yang terbesar adalah 93.1

pada Negara Thailand, dengan nilai rata-rata sebesar 85.229 serta nilai

penyimpangan (deviasi standar) dari variabel tersebut sebesar6.4881. angka

ini menujukkan bahwa indeks pengeluaran pemerintah di Thailand besar,

untuk mendanai program – program yang ada di negara tersebut.

Tabel 4.2. Statistik Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean Std.Deviasi

WGI 84 9.05 66.09 39.2660 13.95050

CPI 84 10 52 30.92 10.388

GDP 84 319.53 11305.90 3121.0262 2746.34983

GS 84 66.5 93.1 85.229 6.4881

HDI 84 0.494 0.813 0.69525 0.83191

Sumber: Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS 17.0

Page 122: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

104

3. Analisis Model Pembangunan Manusia Dengan Variabel Bebas Good

Governance, Korupsi, GDP Per Kapita, dan Government Spending

a. Uji Chow

Untuk mengetahui model panel yang akan digunakan, maka

digunakan uji F-Restricted dengan cara melihat nilai probabilitas (P-

Velue) F-Statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5%. Sebelum

melihat nilai probabilitas (P-Velue) F-Statistik lebih kecil dari tingkat

signifikansi α = 5%, terlebih dahulu dibuat hipotesisnya. Adapun

hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : Model PLS

H1 : Model Fixed Effect

Dari hasil berdasarkan metode Fixed Effect Model (FEM) dan

Pooled Least Square (PLS) diperoleh nilai probabilitas F-statistik yakni

sebagai berikut:

HDI (Human Development Index) merupakan indeks yang merepresentasikan capaian

pembangunan manusia yang menyangkut komponen kualitas hidup. Worldwide Governance

Indicator (WGI) mengukur tata kelola pemerintan di suatu negara dengan enam indikator dengan

skor 0-100. Skor 100 menunjukkan suatu negara dengan tata kelola pemerintahan yang sangat

baik. Dari enam Negara ASEAN yang diteliti, Malaysia menduduki skor yang cukup tinggi dalam

tata kelola pemerintahan. CPI (Corruption Perception Index) merupakan indeks persepsi korupsi

dengan skor 0-100. Skor 100 berarti suatu negara semkain bebas dari korupsi dan sebaliknya

jikanol maka semakin korup. GDP per kapita mengukur tingkat pendapatan per individu di suatu

negara, world bank merilis negara yang dikatakan maju ialah yang mempunyai GDP Per Kapita

sebesar $12.000. Dari keenam negara yang diteliti hanya Malaysia yang mempunyai GDP per

Kapita mendekati $12.000 untuk kelima negara lainnya masih terus berjuang untuk dikategorikan

menjadi negara maju. Government spending mengukur besaran pengeluaran pemerintah yang

dialokasikan untuk program – program yang dilakukan suatu negara baik dalam bentuk fisik

maupun non-fisik.

Page 123: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

105

Tabel 4.3. Uji Chow

Effect Test Statistic d.f Prob

Cross-Section F 25.869318 (5,74) 0.0000

Cross-Section Chi

Square

84.9111129 5 0.0000

Sumber: Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 9.0

Dari tabel 4.3 diatas diperoleh F-statistik adalah 25.869318 dengan d.f

(5.74) dan nilai probabilitas F-Statistik sebesar 0.0000, yang berarti bahwa

nilai probabilitas F-Statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi α 5%

(0.0000 < 0.05). Maka H0 ditolak, sehingga model panel yang digunakan

adalah Fixed Effect Model.

b. Uji Hausman

Untuk mengetahui model panel yang akan digunakan, maka digunakan

uji Hausman, pengujian ini untuk menentukan model paling tepat digunakan

diantara FEM dengan REM. Uji Hausman memberikan penilaian dengan

menggunakan Chi-Square Statistic sehingga keputusan pemilihan model

dapat ditentukan dengan tepat. Sebelum membandingkan Chi-square

statistic dan Chi-square table terlebih dahulu dibuat hipotesisnya adalah

sebagai berikut:

H0 : Model Random Effect

H1 : Model Fixed Effect

Hasil pengolahan dengan uji Hausman dapat dilihat pada tabel 4.4

berikut:

Page 124: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

106

Tabel 4.4. Uji Hausman

Test Summary Chi-sq. Statistic Chi-Sq.d.f Prob

Cross-Section Random 45.438557 4 0.0000

Sumber: Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 9.0

Berdasarkan hasil uji Hausman pada tabel 4.4 diatas, didapatkan Chi-Square

statistic sebesar 45.438557 dengan probabilitas 0.0000 dan d.f. 4. Dikarenakan

Chi-hitung lebih besar dari pada Chi-tabel (45.438557 > 9.48773) dan nilai

probabilitas Chi-Square statistik lebih kecil dari nilai α 5% (0.0000 < 0.05)

maka H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa model terbaik yang dapat

digunakan untuk model penelitian adalah Fixed Effect Model.

c. Model Fixed Effect Model(FEM)

Model data panel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan model Fixed Effect Model (FEM) dapat di jelaskan melalui

persamaan sebagai berikut:

LnHDI = 0.664085 + 0.072317 LnCPI – 0.094836 LnGDP – 0.212840

LnGS + 0.109961 LnWGI + e

Dimana:

HDI : Human Development Index

CPI : Corruption Perception Index

GDP : GDP Per Kapita

GS : Government Spending

WGI : Worldwide Government Indicator

e : error term

Page 125: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

107

Berdasarkan hasil uji Chow dan Uji Hausman yang telah dilakukan

dapat disimpulkan bahwa model dalam penelitian ini menggunakan metode

analisi dengan pendekatan efek tetap (fixed effect).

Tabel 4.5. Hasil Estimasi Data Panel

Variabel Koefisien Prob.

C 0.664085 0.2237

CPI 0.072317 0.0766*

GDP -0.094836 0.0000**

GS -0.212840 0.0689*

WGI 0.109961 0.0079**

F-stat 89.30175 0.000000

R2 0.915690

Adj R2 0.905436

Sumber: Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 9.0

*Signifikansi pada 0,1 atau α = 10%

** Signifikansi pada 0,05 atau α = 5%

Variabel CPI menunjukkan arah hubungan yang positif terhadap

pembangunan manusia. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan

bahwa CPI mempengaruhi pembangunan manusia di Negara – Negara

ASEAN dapat diterima. Hubungan ini mempunyai arti apabila nilai CPI

naik yang berarti tingkat korupsi menurun maka nilai pembangunan

manusia di Negara – Negara ASEAN akan mengalami kenaikan.

Page 126: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

108

Begitu juga dengan variabel WGI yang menunjukkan hubungan yang

positif terhadap pembangunan manusia. Hal ini berarti bahwa hipotesis

yang menyatakan bahwa WGI mempengaruhi pembangunan manusia di

Negara – Negara ASEAN dapat diterima. Hubungan ini mempunyai arti

apabila nilai WGI naik yang berarti semakin baik tata kelola pemerintahan

maka nilai pembangunan manusia di Negara – Negara ASEAN akan

mengalami kenaikan.

Berbeda dengan variabel CPI dan WGI, variabel GDP per Kapita dan

Government Spending menunjukkan arah hubungan yang negative dan

dapat menjelaskan nilai HDI secara parsial.

Hasil estimasi menunjukan bahwa dua Negara yang memiliki

intercept negatif. Hal ini menunjukan bahwa dua Negara ini mempunyai

tingkat Pembangunan Manusia terkecil di enam Negara ASEAN yang

diteiti.

Dapat kita lihat pada tabel 4.6 bahwa enam Negara memiliki

pengaruh individu yang berbeda-beda untuk setiap perubahan pada Good

Governance, Korupsi, GDP Per Kapita, maupun Government Index.

Page 127: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

109

Tabel 4.6. Interpretasi Fixed Effect Model

Sumber: Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 9.0

*Signifikansi pada 0,1 atau α = 10%

** Signifikansi pada 0,05 atau α = 5%

Negara Filipina

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Good Governance, Korupsi,

GDP Per Kapita, dan Government Spending, maka Filipina akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Pembangunan Manusia sebesar

0.669855%

Negara Indonesia

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Good Governance, Korupsi,

GDP Per Kapita, dan Government Spending, maka Indonesia akan

Variabel Koefisien Indv. Effect Prob.

C 0.664085 0.2237

CPI 0.072317 0.0766*

GDP -0.094836 0.0000**

GS -0.212840 0.0689*

WGI 0.109961 0.0079**

Fixed Effect Cross

_FILIPINA--C 0.005770 0.669855

_INDONESIA--C 0.030151 0.694236

_LAOS--C -0.204290 0.459795

_MALAYSIA--C 0.137674 0.801759

_THAILAND--C 0.110910 0.774995

_VIETNAM--C -0.080214 0.583871

Page 128: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

110

mendapatkan pengaruh individu terhadap Pembangunan Manusia sebesar

0.694236%

Negara Laos

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Good Governance, Korupsi,

GDP Per Kapita, dan Government Spending, maka Laos akan mendapatkan

pengaruh individu terhadap Pembangunan Manusia sebesar 0.459795%

Negara Malaysia

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Good Governance, Korupsi,

GDP Per Kapita, dan Government Spending, maka Malaysia akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Pembangunan Manusia sebesar

0.801759%

Negara Thailand

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Good Governance, Korupsi,

GDP Per Kapita, dan Government Spending, maka Thailand akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Pembangunan Manusia sebesar

0.774995%

Negara Vietnam

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Good Governance, Korupsi,

GDP Per Kapita, dan Government Spending, maka Vietnam akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Pembangunan Manusia sebesar

0.583871%

Page 129: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

111

d. Pengujian Hipotesis

Uji-t dan Interpretasi Hasil Analisis

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel independen (Good

Governance, Korupsi, GDP Per Kapita, dan Government Spending)

berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependennya (HDI), yaitu dengan

membandingkan masing-masing nilai t-statistik dari regresi dengan t-tabel

dalam menolak atau menerima hipotesis.

Tabel 4.7. Uji t-Statistik

Sumber: Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 9.0

Keterangan:

*Tingkat signifikansi α=5% (0,05)

** Tingkat signifikansi α=10% (0,1)

Pada tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa korupsi, GDP Per Kapita,

Government Spending, dan Good Governance secara partial masing-masing

mempengaruhi Human Develeopment. Pada tabel 4.7 dapat dilihat tingkat

probability CPI sebesar 0.0766 lebih kecil dari pada α = 10% artinya variabel

CPI signifikan dalam model dan dapat diambil kesimpulan. Untuk variabel

GDP Per Kapita memiliki tingkat probability 0.0000 yang artinya masih lebih

kecil dari pada α = 5%, artinya variabel GDP Per Kapita signifikan dalam model

dan dapat diambil kesimpulan. Untuk variabel Governemnt Spending memiliki

tingkat probability 0.0689 lebih kecil dari pada α = 10% artinya variabel

Government Spending signifikan dalam model dan dapat diambil kesimpulan.

Variabel t-Statistik Probabilitas

CPI 1.795702 0.0766**

GDP -6.429987 0.0000*

GS -1.846265 0.0689**

WGI 2.730260 0.0079*

Page 130: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

112

Untuk variabel Good Government memiliki tingkat probability 0.0079 lebih

kecil dari pada α = 5% artinya variabel Good Governance signifikan dalam

model dan dapat diambil kesimpulan.

Tabel 4.7 juga dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian

yang telah disusun. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Good Governance secara parsial

terhadap Pembangunan Manusia di Beberapa Negara ASEAN

periode 2002-2015

H1 : Diduga terdapat pengaruh Good Governance secara parsial

terhadap Pembangunan Manusia di Beberapa Negara ASEAN

periode 2002-2015

2. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Korupsi secara parsial terhadap

Pembangunan Manusia di Beberapa Negara ASEAN periode

2002-2015

H1 : Diduga terdapat pengaruh Korupsi secara parsial terhadap

pembangunan Manusia di Beberapa Negara ASEAN periode

2002-2015

3. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh GDP Per Kapita secara parsial

terhadap pembangunan Manusia di Beberapa Negara ASEAN

periode 2002-2015

H1 : Diduga terdapat pengaruh GDP Per Kapita secara parsial

Page 131: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

113

terhadap pembangunan Manusia di Beberapa Negara ASEAN

periode 2002-2015

4. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Government Spending secara

parsial terhadap pembangunan Manusia di Beberapa Negara

ASEAN periode 2002-2015

H1 : Diduga terdapat pengaruh Government Spending secara

parsial terhadap pembangunan Manusia di Beberapa Negara

ASEAN periode 2002-205

Berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh tersebut, maka pembuktian dari

hipotesis yang telah dipaparkan sebagai berikut :

a. Nilai Probabilitas t-Statistic variabel Good Governance (WGI) sebesar

0.0079 lebih kecil dari 0.05 yang berarti H1 diterima dan H0 ditolak

b. Nilai Probabilitas t-Statistic variabel Korupsi (CPI) sebesar 0.0766 lebih

kecil dari 0.1 yang berarti H1 diterima dan H0 ditolak

c. Nilai Probabilitas t-Statistic variabel GDP sebesar 0.0000 lebih kecil dari

0.05 yang berarti H1 diterima dan H0 ditolak

d. Nilai Probabilitas t-Statistic variabel Government Spending (GS) sebesar

0.0689 lebih kecil dari 0.1 yang berarti H1 diterima dan H0 ditolak

Uji F dan Interpretasi Hasil Analisis

Untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependennya, maka digunaan uji F dengan

cara membandingkan F-statistik dengan F-tabel.

Page 132: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

114

Tabel 4.8. Uji F-Statistik

F-statistic Prob(F-statistic)

89.30175 0.000000

Sumber: Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 9.0

Berdasarkan tabel 4.8 diatas, hasil regresi data panel menggunakan Fixed

Effect Model diperoleh nilai F-statistik sebesar 89.30175 dengan

probabilitas sebesar 0.000000, pada tingkat keyakinan α = 5%, k = 4, n =

84, sehingga diperoleh F-tabel dengan nilai df yaitu (2.48). Maka terlihat

bahwa F-statistik > F-tabel (89.30175 > 2.49) atau nilai probabilitas F-

statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi α 5% (0.000000 < 0.05), maka

Ho ditolak, artinya bahwa variabel independen secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap Pembangunan Manusia.

Uji Koefisien Determinasi (R2) dan Interpretasi Hasil Analisis

Tabel 4.9. Uji R-Square

R-Square 0.915690

Sumber: Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 9.0

Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan koefisien determinasi sebesar 0.915690

atau 91.57%. Hal ini terlihat bahwa 91.57% Pembangunan Manusia di

beberapa Negara ASEAN dapat dijelakan oleh Good governance, Korupsi,

GDP Per Kapita, dan Government Spending. Sedangkan sisanya (100% -

91.57% = 8.43%) Pembangunan Manusia dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini.

Page 133: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

115

4. Analisis Ekonomi Pembangunan Manusia Dengan Variabel Bebas Good

Governance, Korupsi, GDP Per Kapita, dan Government Spending

a. Good Governance Terhadap Pembangunan Manusia

Good governance muncul seiring perkembangannya di berbagai negara

untuk mengoreksi pemerintah yang bersifat korupsi, sentralistik bahkan

otoriter kearah pemerintahan yang meningkatkan kesejahateraan sosial,

ekonomi, serta demokratisasi politik. Tata Kelola mengacu pada

pelaksanaan kewenangan politik dan administrasi di semua tingkatan untuk

mengelola urusan negara. Hal ini terdiri dari mekanisme, proses dan

lembaga, melalui individu dan kelompok untuk kepentingan mereka,

menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban mereka dan memediasi

yang secara khusus dibuat untuk pemerintahan yang demokratis sebagai

"proses menciptakan dan mempertahankan lingkungan untuk proses politik

yang inklusif dan responsif. Lebih lanjut, aspek –asepek transparansi,

akuntabilitas, dan supremasi hukum merupakan hal penting dalam

pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan. Semakin baik tata

kelola pemerintahan suatu negara, maka kesejahteraan masyarakat pun akan

semakin baik yang ditandai dengan tingginya pembangunan manusia di

negara tersebut.

Dalam penelitian ini, hubungan antara Good Governance dan

Pembangunan Manusia memiliki hubungan positif. Artinya, semakin baik

tata kelola pemerintahan suatu negara yang ditandai dengan keterwakilan

suara dan pertanggung jawaban politik;stabilitas politik; efektifitas

pemerintahan; kualitas pengawasan; supremasi hukum; serta control dan

Page 134: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

116

pemberantasan korupsi maka akan meningkatkan kesejahteraan negara

tersebut yang ditandai dengan meningkatnya indeks pembangunan manusia

yang terdiri dari kesehatan, pendidikan, dan standar hidup yang layak. Hasil

penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Ahmad dan Saleem (2014) yang menganalisis tentang Impact of

Governance on Human Development, serta Justus dan Uma (2016) yang

menganalisis tentang Governance and Human Development in Gulu

District: A Case Study of Gulu Municipality.

b. Korupsi Terhadap Pembangunan Manusia

Korupsi, menjadi isu yang paling dominan dalam kualitas birokrasi, dan

pada tahun 2005 diselenggarakannya Konvensi PBB untuk melawan

korupsi. Transparansi dan akuntabilitas dalam hal keuangan publik dan

standar umumnya diberlakukannya perilaku di semua bidang urusan publik

selain regulasi yang lebih ketat dari bisnis dan transaksi keuangan swasta.

Korupsi yang terdiri dari tindakan yang dilakukan pada tingkat tinggi

pemerintah yang mendistorsi kebijakan atau fungsi sentral dari negara, yang

memungkinkan pemimpin untuk mendapatkan keuntungan dengan

mengorbankan kepentingan publik. Korupsi kecil mengacu pada

penyalahgunaan sehari-hari kekuasaan yang dipercayakan oleh pejabat

publik rendah dan menengah dalam interaksi mereka dengan warga biasa,

yang sering mencoba untuk mengakses barang atau layanan dasar di tempat-

tempat seperti rumah sakit, sekolah, departemen kepolisian dan instansi

lainnya. Korupsi menjadi permasalahan yang endemik terutama karena

Page 135: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

117

adanya misallocation yang dilakukan pemerintah yang seharusnya

digunakan untuk program pembangunan manusia maupun pembangunan

yang mendukung bagi pertumbuhan ekonomi.

Dalam penelitian ini, sama seperti Good Governance, korupsi

mempunyai hubungan yang positif terhadap pembangunan manusia.

Semakin tinggi indeks persepsi korupsi yang artinya negara tersebut bersih

dari korupsi maka semakin tinggi indeks pembangunan manusia di negara

tersebut. Sebaliknya, semakin rendah indeks persepsi korupsi yang artinya

negara tersebut semakin korup, maka semakin rendah pula indeks

pembangunan manusia di negara tersebut. Hasil penelitian ini didukung

oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bienvenido Ortega,

Antonio Casquero, Jesu´s Sanjua (2015) yang menganalisis tentang

Corruption and Convergence in Human Development: Evidence from 69

Countries During 1990–2012

c. GDP Per Kapita Terhadap Pembangunan Manusia

GDP dapat mengukur total pendapatan maupun total pengeluaran

perekonomian untuk barang dan jasa. Jadi, GDP per orang (kapita) memberi

tahu kita pendapatan dan pengeluaran dari rata – rata seseorang dalam

perekonomian. Karena kebanyakan orang lebih memilih pendapatan dan

pengeluaran yang lebih tinggi, GDP per orang (kapita) sepertinya

merupakan ukuran kesejahteraan rata – rata perorangan yang cukup

alamiah. GDP per kapita memberitahukan kita apa yang terjadi pada rata –

rata penduduk, namun di belakang rata – rata tersebut terdapat perbedaan

Page 136: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

118

yang besar antara berbagai pengalaman yang dialami orang – orang. Pada

akhirnya, kita dapat menyimpulkan bahwa GDP merupakan ukuran

kesejahteraan yang baik untuk berbagai tujuan, namun tidak untuk semua

tujuan.

Di dalam penelitian ini, GDP Per Kapita berpengaruh negative dan

signifikan terhadap Pembangunan Manusia. Menurut penulis hal ini di

sebabkan karena meskipun GDP Per Kapita Beberapa Negara ASEAN

mengalami peningkatan, namun tidak dapat dipungkiri bahwa indeks gini

ratio yaitu yang mengukur ketimpangan di Negara – Negara ASEAN pun

cukup tinggi. seperti Indonesia, GDP per Kapita menunjukkan tren

kenaikan, karena 20 persen masyarakat teratas tumbuhnya jauh lebih cepat,

masyarakat terbawah tidak tumbuh atau bahkan menurun. Sehingga masih

ada kesenjangan dan yang terjadi demikian adalah yang menikmati

kenaikan GDP Per Kapita hanya 20 persen tertatas. Selain itu, Negara –

negara berkembang seperti beberapa negara ASEAN yang diteliti dalam

penelitian ini, GDP per Kapita tersebut digunakan tidak hanya untuk

pendidikan, dan kesehatan namun lebih kepada konsumsi sehari – hari

sehingga alokasi untuk pendidikan dan kesehatan pun minim.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh (Grimm, Harttgen, Klasen, & Misselhorn, 2008) yang

menganalisis tentang A Human Development Index by Income Groups.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari tiga belas sampel yang

diteliti yang terdiri dari negara berkembang (Columbia, Vietnam, Indonesia,

Page 137: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

119

South Africa, Bolivia, Nicaragua, Cameroon, Madagascar, Guinea, Cote

d’Ivore, Zambia, Mozambique, Burkina Faso) dan dua negara maju

(Ameriak Serikat, dan Finlandia) menunjukkan bahwa ketidaksetaraan

pembangunan manusia di negara-negara berkembang memang tinggi,

Terutama di Afrika Sub-Sahara. Hasilnya juga Menunjukkan bahwa tingkat

ketidaksetaraan terkait dengan tingkat perkembangan manusia itu sendiri.

Disisi lain, untuk negara berkembang pembangunan manusia yang

difokuskan untuk pendidikan dan kesehatan masih tergolong minim hal ini

dibuktikan dengan ketidaksetaraan pendapatan di negara – negara tersebut.

Bahkan bagi negara industrialisasi yang tergolong maju seperti Amerika

Serikat dan Finlandia, dua negara ini pun dalam hal pendidikan dan angka

harapan hidup sedikit mempunyai masalah. Ini berarti pembangunan

manusia baik di negara maju, maupun negara berkembang mempunyai

masalah tersendiri.

d. Government Spending Terhadap Pembangunan Manusia

Pada tahap awal perkembangan ekonomi, rasio investasi pemerintah

terhadap investasi total-rasio pengeluaran pemerintah terhadap pendapatan

nasional – relatif besar. Hal itu disebabkan karena pada tahap awal ini

pemerintah harus menyediakan berbagai sarana dan prasarana. Pada tahap

menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan

guna memacu pertumbuhan agar dapat lepas landas. Bersamaan dengan itu

porsi investasi pihak swasta juga meningkat. Tetapi besarnya peranan

pemerintah adalah karena pada tahap ini banyak terjadi kegagalan pasar

Page 138: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

120

yang ditimbulkan oleh perkembangan ekonomi itu sendiri. Banyak terjadi

kasus eksternalitas negatif, misalnya pencemaran lingkungan yang

menuntuk pemerintah untuk turun tangan mengatasinya.

Dalam penelitian ini, Government spending berpengaruh negative dan

signifikan terhadap pembangunan manusia. Menurut penulis, hal ini di

karenakan pengeluaran pemerintah bukan hanya untuk mesejahterakan

masyarakatnya dengan menaikkan kualitas pembangunan manusia tetapi

juga untuk pembangunan fisik seperti infrastruktur, atau yang sifanya

jangka panjang. Selain itu, salah satu komposisi pengeluaran pemerintah

untuk pendidikan dibeberapa Negara ASEAN yang diteliti tergolong cukup

rendah, hanya berkisar 17% hingga 20%, serta pengeluaran public untuk

bidang pendidikan cukup rendah juga, hanya Malaysia dalam hal proporsi

pengeluaran untuk pendidikan terhadap PDB sebesar 5,3% terhadap PDB

sedangkan negara – negara ASEAN lainnya yang diteliti dalam penelitian

ini hanya berkisar diangka 2,6% sampai 3,4% sehingga Governemnt

Spending menjadi negative dan signifikan terhadap Pembangunan Manusia.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Astri Winarti (2014) yang menganalisis tentang pengaruh

Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan, Kemiskinan, Dan PDB

Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Indonesia Periode 1992-2012.

Dalam penelitian tersebut, Anggaran pendidikan berpengaruh negative dan

signifikan terhadap indek pembangunan manusia.

Page 139: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

121

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dibahas sebelumnya,

penulis memperoleh kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai

Analisis Determinan Pembangunan Manusia di Beberapa Negara ASEAN Periode

2002-2015, adalah sebagai berikut:

1. Good Governance yang diukur dengan Worldwide Governance Indicator

mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap Pembangunan

Manusia di Beberapa Negara ASEAN dengan tingkat kepercayaan 95%.

2. Korupsi yang diukur dengan Corruption Perception Index (CPI) mempunyai

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Pembangunan Manusia di

Beberapa Negara ASEAN dengan tingkat kepercayaan 90%. Artinya

semakin tinggi indeks korupsi mencerminkan korupsi di Negara tersebut

rendah dan dapat meningkatkan pembangunan manusia.

3. GDP Per Kapita mempunyai hubungan yang negative dan signifikan

terhadap Pembangunan Manusia di Beberapa Negara ASEAN dengan

tingkat kepercayaan 95%. Artinya, Pendapatan negara – negara ASEAN

yang diteliti digunakan tidak hanya untuk pendidikan, dan kesehatan namun

lebih kepada konsumsi sehari – hari sehingga alokasi untuk pendidikan dan

kesehatan pun minim.

4. Government Spending yang diukur dengan Government Spending Index

mempunyai hubungan negative dan signifikan terhadap pembangunan di

Page 140: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

122

Negara – Negara ASEAN yang diteliti dengan tingkat kepercayaan 90%.

Hal ini berarti, pengeluaran pemerintah di Beberapa Negara ASEAN yang

diteliti bukan hanya untuk mesejahterakan masyarakatnya dengan

menaikkan kualitas pembangunan manusia tetapi juga untuk pembangunan

fisik seperti infrastruktur, atau yang sifanya jangka panjang.

5. Secara simultan Variabel Good Governance, Korupsi, GDP Per Kapita,

Governmemt Spending berpengaruh signifikan terhadap Pembangunan

Manusia sebesar 89.30175%

6. Kerjasana ASEAN dalam meningkatkan pembangunan manusia perlahan

menunjukkan hal yang positif, terlihat dari Human Development Index

Negara – Negara ASEAN terus menunjukkan kenaikan. Meskipun, belum

sepenuhnya terwujud karena terdapat beberapa Negara ASEAN yang

peringkat HDI nya rendah.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan – kesimpulan diatas, maka diajukan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Negara – Negara ASEAN

a. Good Governance dan Korupsi memberikan pengaruh poritif dalam

meningkatkan pembangunan manusia pada Beberapa Negara ASEAN

yang diteliti, maka Good Governance sebaiknya terus diperbaiki untuk

terwujudnya pembangunan manusia yang tinggi yang akhirnya dapat

memberikan kesejahteraan bagi masyarakat di negara tersebut. Selain

itu, di ASEAN, permasalahan korupsi masih cukup tinggi terlihat dari

Page 141: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

123

indeks persepsi korupsi. Oleh karenanya, kerjasama antar negara

ASEAN perlu ditingkatkan kembali dalam rangka memerangi korupsi

demi terwujudnya Pembangunan manusia yang tinggi di Negara –

negara ASEAN.

b. Governemnt Spending merupakan pengeluaran pemerintah yang dapat

mendukung peningkatan pembangunan manusia khususnya

pengeluaran bidang pendidikan, kesehatan. Namun, Government

Spending di Beberapa Negara ASEAN yang diteliti belum berimplikasi

pada peningkatan Pembangunan Manusia karena bukan hanya

dialokasikan pada kedua bidang tersebut. Maka perlunya peningkatan

alokasi dana demi terwujdunya Pembangunan Manusia yang tinggi dan

dapat diakses oleh masyarakat berpenghasilan rendah.

2. Bagi Masyarakat

a. Minimnya GDP Per Kapita masyarakat Negara – Negara ASEAN yang

diteliti, berimplikasi pada pembangunan manusia di negara tersebut.

Masyarakat dengan penghasilan yang rendah cenderung

mengalokasikan pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan sehari –

hari seperti makanan. Maka perlunya kesadaran masyarakat akan

pentingnya pendidikan dengan menyisihkan pendapatannya untuk

pendidikan, yang tentunya harus didukung pula oleh pemerintah sebagai

pembuat kebijakan.

Page 142: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

124

3. Bagi Civitas Akademika

a. Dapat menggunakan variabel lain maupun negara – negara lainnya

untuk memperkaya wawasan mengenai pembangunan manusia.

b. Dapat menggunakan alat analisis lainnya seperti Error Correction Model

sehingga dapat diketahui jangka pendek dan jangka panjang dari

variabel yang diteliti terhadap pembangunan manusia. Maupun analisis

kausalitas sehingga dapat diketahui sebab-akibat dari variabel variabel

yang diteliti.

Page 143: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

125

DAFTAR PUSTAKA

ADB. (1999). GOVERNANCE IN THAILAND : CHALLENGES , ISSUES.

Ahmad, Z., & Saleem, A. (2014). Impact of Governance on Human Development.

Pakistan Journal of Commerce and Social Sciences, 8(3), 612–628.

Balboa, J., & Medalla, E. M. (2006). Anti-Corruption and Governance: The

Philippine Experience. APEC Study Center Consortium Conference, (May),

1029.

Baltagi, B. H. (2005). Econometric Analysis of Panel Data, Third Edition. The

Atrium, Southern Gate, Chichester,West Sussex PO19 8SQ,England: John

Wiley & Sons Ltd.

Budi Rahman, A. (2011). Good Governance : Challenges And Prospect For

Indonesia Tata Kelola Pemerintahan Di Indonesia : Pusat Kebijakan Dan

Kerjasama Internasional, Badan Kebijakan Fiskal, Kemenkeu, 14(1), 83–92.

D. Mphil Nachrowi, Hardius Usman. (2006). Pendekatan Populer dan Praktis

Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Universitas

Indonesia

Division, A. (2003). Governance and participation in Laos.

FRANCIARI, P. S. (2012). Analisis hubungan ipm, kapasitas fiskal, dan korupsi

terhadap kemiskinan di indonesia. Universitas Diponegoro.

Grimm, M., Harttgen, K., Klasen, S., & Misselhorn, M. (2008). A Human

Development Index by Income Groups. World Development, 36(12), 2527–

2546. https://doi.org/10.1016/j.worlddev.2007.12.001

Hamja, Yahya. (2008). Modul 1 Ekonometrika. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Julia, Dwika Mutiara. (2015). Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Belanja

Modal dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) terhadap Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan

Timur Periode 2004-2013. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis: Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Justus, B., & Uma, A. D. (2016). Governance and Human Development in Gulu

District : A Case Study of Gulu Municipality. Open Journal of Business and

Management, (April), 361–375.

Kaufmann, D. (2010). The Worldwide Governance Indicators Methodology and

Analytical Issues.

Klasen. (2005). Economic Growth And Poverty Reduction: Measurement and

Policy Issues. OECD Development Centre. Working Paper No.246.

Page 144: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

126

Lam, L. (2005). Human Resource Development and Poverty in the Philippines.

Development Economics Working Papers. Philippines. Retrieved from

http://econpapers.repec.org/RePEc:eab:develo:22640

Mangkoesoebroto, Guritno. (2001). Ekonomi Pubilk Edisi 3. Yogyakarta: FE

UGM.

Mankiw Gregory. (2006). Pengantar Ekonomi Makro Edisi Ketiga. Salemba

Empat.

Nghi, P. T. (n.d.). The State of Democratic Governance in Vietnam. In An Asian

Barometer Conference on The State of Democratic Governance in Asia.

OECD, & ADB. (2015). Education in Indonesia: Rising to the Challenge. Far

Eastern Survey (Vol. 20). https://doi.org/10.1525/as.1951.20.15.01p0699q

Ortega, B., Casquero, A., & Jesu´s, S. (2015). Corruption and Convergence in

Human Development : Springer. https://doi.org/10.1007/s11205-015-0968-8

Rasul, S. (2009). PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA

DALAM UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI. Mimbar

Hukum, 21.

Roshaniza, N. A. B. M., & Selvaratnam, D. P. (2015a). Anti-Corruption and

Governance: The Philippine Experience. In Persidangan Kebangsaan

Ekonomi Malaysia ke-10 (PERKEM 10) (p. 1029).

Roshaniza, N. A. B. M., & Selvaratnam, D. P. (2015b). GOOD GOVERNANCE :

CHALLENGES AND PROSPECT FOR INDONESIA TATA KELOLA

PEMERINTAHAN DI INDONESIA : In Persidangan Kebangsaan Ekonomi

Malaysia ke-10 (PERKEM 10) (Vol. 14, pp. 83–92).

Rusydi, M. K., & Rossieta, H. (n.d.). GOOD PUBLIC GOVERNANCE DAN

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, 1–18.

Sanyal, Rudra, and P. P. G. S. (2011). Good governance and human development:

Evidence form Indian States. Journal of Social and Development Science,

1(1), 1–8.

Tavits, M. 2005. Causes of Corruption: Testing Competing Hypotheses. Joint

Sessions of Workshops, 1–32.

Todaro, M. ., & Smith, S. . (2012). Economic Development (11th ed.). United States

of America: Pearson Education.

Treisman, D. 2000. The causes of corruption: a cross-national study. Journal of

Public Economics 76, 399–457.

UNDESA, U. U. (2012). Governance and Development.

UNDP. (2007). Assessment of Development Results: Lao PDR.

UNDP. (2012). Sustaining Human Progress in a Changing Climate.

Page 145: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

127

UNDP. (2014a). Advancing Human Development Through the ASEAN Community.

UNDP. (2014b). Human Development Report 2014.

UNESCO. (2010). World Data on Education Données mondiales de l ’ éducation

Datos Mundiales de Educación. Wde. Retrieved from

http://www.ibe.unesco.org/

UNESCO, & UNDP. (2016). Education in Thailand. Science Education (Vol. 5).

https://doi.org/10.1097/01.JBI.0000393282.48591.0d

Verbeek, M. (2004). A Guide to Modern Econometrics (2nd ed.). John Wiley &

Sons Ltd, The Atrium, Southern Gate, Chichester, West Sussex PO19 8SQ,

England.

Wicaksono, M. N. (2014). Analisis pengaruh indeks pembangunan manusia,

angkatan kerja, dan belanja modal daerah terhadap peningkatan pdrb provinsi

di indonesia tahun 2008-2012. Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

Widodo, A., Waridin, & Maria, J. (2011). ANALISIS PENGARUH

PENGELUARAN PEMERINTAH DI SEKTOR PENDIDIKAN DAN

KESEHATAN TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI

PENINGKATAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI JAWA

TENGAH. DINAMIKA EKONOMI PEMBANGUNAN, 1.

Winarno, Wing Wahyu. (2015). Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan

EViews Edisi 4. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Winarti, A. (2014). PEMBANGUNAN MANUSIA DI INDONESIA PERIODE

1992-2012. Universitas Diponegoro.

World Bank. (2012). Corruption from the perspective of Citizens, Firms, and Public

Officials (second edi). Hanoi: National Political Publishing House.

Yew, S. L., Ugur, M., & Churchill, S. A. (2015). Effects of Government Education

and Health Expenditures on Economic Growth : A Meta-analysis. In

DISCUSSION PAPER 40/15. Monash Business School.

Page 146: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

128

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 1: Uji Model Panel

A. Common Effect Model

Dependent Variable: LNHDI?

Method: Pooled Least Squares

Date: 03/25/17 Time: 22:57

Sample: 1 14

Included observations: 14

Cross-sections included: 6

Total pool (balanced) observations: 84

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LNCPI? -0.107566 0.057594 -1.867663 0.0655

LNGDP? -0.026171 0.016663 -1.570632 0.1202

LNGS? -0.256698 0.014088 -18.22115 0.0000

LNWGI? 0.370791 0.042353 8.754798 0.0000

R-squared 0.747933 Mean dependent var -0.371154

Adjusted R-squared 0.738481 S.D. dependent var 0.127277

S.E. of regression 0.065088 Akaike info criterion -2.579706

Sum squared resid 0.338915 Schwarz criterion -2.463953

Log likelihood 112.3477 Hannan-Quinn criter. -2.533175

Durbin-Watson stat 0.901758

Page 147: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

129

B. Fixed Effect Model (FEM)

Dependent Variable: LNHDI?

Method: Pooled Least Squares

Date: 03/25/17 Time: 22:58

Sample: 1 14

Included observations: 14

Cross-sections included: 6

Total pool (balanced) observations: 84

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.664085 0.541260 1.226926 0.2237

LNCPI? 0.072317 0.040272 1.795702 0.0766

LNGDP? -0.094836 0.014749 -6.429987 0.0000

LNGS? -0.212840 0.115281 -1.846265 0.0689

LNWGI? 0.109961 0.040275 2.730260 0.0079

Fixed Effects (Cross)

_FILIPINA--C 0.005770

_INDONESIA--C 0.030151

_LAOS--C -0.204290

_MALAYSIA--C 0.137674

_THAILAND--C 0.110910

_VIETNAM--C -0.080214

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.915690 Mean dependent var -0.371154

Adjusted R-squared 0.905436 S.D. dependent var 0.127277

S.E. of regression 0.039139 Akaike info criterion -3.532045

Sum squared resid 0.113358 Schwarz criterion -3.242662

Log likelihood 158.3459 Hannan-Quinn criter. -3.415715

F-statistic 89.30175 Durbin-Watson stat 1.477577

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 148: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

130

C. Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: NEGARA

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 25.869318 (5,74) 0.0000

Cross-section Chi-square 84.911129 5 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: LNHDI?

Method: Panel Least Squares

Date: 03/25/17 Time: 22:59

Sample: 1 14

Included observations: 14

Cross-sections included: 6

Total pool (balanced) observations: 84

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.212860 0.459977 -2.636786 0.0101

LNCPI? -0.059622 0.058463 -1.019823 0.3109

LNGDP? -0.032514 0.016254 -2.000311 0.0489

LNGS? -0.004471 0.096618 -0.046277 0.9632

LNWGI? 0.365027 0.040918 8.920835 0.0000

R-squared 0.768323 Mean dependent var -0.371154

Adjusted R-squared 0.756592 S.D. dependent var 0.127277

S.E. of regression 0.062794 Akaike info criterion -2.640245

Sum squared resid 0.311501 Schwarz criterion -2.495554

Log likelihood 115.8903 Hannan-Quinn criter. -2.582081

F-statistic 65.49798 Durbin-Watson stat 0.888261

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 149: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

131

D. Random Effect Model (REM)

Dependent Variable: LNHDI?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 03/25/17 Time: 22:59

Sample: 1 14

Included observations: 14

Cross-sections included: 6

Total pool (balanced) observations: 84

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.044397 0.469969 0.094468 0.9250

LNCPI? 0.024085 0.039132 0.615471 0.5400

LNGDP? -0.075003 0.013506 -5.553175 0.0000

LNGS? -0.159866 0.099560 -1.605719 0.1123

LNWGI? 0.219690 0.035642 6.163865 0.0000

Random Effects (Cross)

_FILIPINA--C -0.004362

_INDONESIA--C 0.030275

_LAOS--C -0.120499

_MALAYSIA--C 0.077208

_THAILAND--C 0.070778

_VIETNAM--C -0.053401 Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.032240 0.4042

Idiosyncratic random 0.039139 0.5958 Weighted Statistics

R-squared 0.380395 Mean dependent var -0.114546

Adjusted R-squared 0.349022 S.D. dependent var 0.059896

S.E. of regression 0.048326 Sum squared resid 0.184496

F-statistic 12.12513 Durbin-Watson stat 1.050296

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics

R-squared 0.525834 Mean dependent var -0.371154

Sum squared resid 0.637539 Durbin-Watson stat 0.303943

Page 150: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

132

E. Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: NEGARA

Test cross-section random effects Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 45.438557 4 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. LNCPI? 0.072317 0.024085 0.000091 0.0000

LNGDP? -0.094836 -0.075003 0.000035 0.0008

LNGS? -0.212840 -0.159866 0.003378 0.3620

LNWGI? 0.109961 0.219690 0.000352 0.0000

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: LNHDI?

Method: Panel Least Squares

Date: 03/25/17 Time: 22:59

Sample: 1 14

Included observations: 14

Cross-sections included: 6

Total pool (balanced) observations: 84 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.664085 0.541260 1.226926 0.2237

LNCPI? 0.072317 0.040272 1.795702 0.0766

LNGDP? -0.094836 0.014749 -6.429987 0.0000

LNGS? -0.212840 0.115281 -1.846265 0.0689

LNWGI? 0.109961 0.040275 2.730260 0.0079 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.915690 Mean dependent var -0.371154

Adjusted R-squared 0.905436 S.D. dependent var 0.127277

S.E. of regression 0.039139 Akaike info criterion -3.532045

Sum squared resid 0.113358 Schwarz criterion -3.242662

Log likelihood 158.3459 Hannan-Quinn criter. -3.415715

F-statistic 89.30175 Durbin-Watson stat 1.477577

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 151: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

133

Lampiran 2: Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error

WGI 84 57.04 9.05 66.09 39.2660 13.95050 194.616 .078 .263 -.401 .520

CPI 84 42 10 52 30.92 10.388 107.909 .416 .263 -.145 .520

GDP 84 10986.37 319.53 11305.90 3121.0262 2746.34983 7542437.362 1.482 .263 1.579 .520

GS 84 26.6 66.5 93.1 85.229 6.4881 42.096 -.943 .263 -.271 .520

HDI 84 .319 .494 .813 .69525 .083191 .007 -.781 .263 -.144 .520

Valid N (listwise) 84

Page 152: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

134

Lampiran 3: Data Penelitian

Tahun Negara WGI CPI GDP GS HDI lnWGI lnCPI lnGDP lnGS lnHDI

2002 Indonesia 23.58 19 900.13 86.8 0.692 3.160399 2.944439 6.802539 4.463607 -0.36817

2003 Indonesia 22.37 19 1065.6 91.1 0.697 3.107721 2.944439 6.971293 4.511958 -0.36097

2004 Indonesia 26.09 20 1150.3 84.4 0.711 3.261552 2.995732 7.047778 4.435567 -0.34108

2005 Indonesia 27.95 22 1263.48 90 0.728 3.330417 3.091042 7.141625 4.49981 -0.31745

2006 Indonesia 31.69 24 1590.17 86 0.728 3.456001 3.178054 7.371596 4.454347 -0.31745

2007 Indonesia 35.04 23 1860.6 89.1 0.728 3.55649 3.135494 7.528654 4.489759 -0.31745

2008 Indonesia 36.34 26 2167.8 89.7 0.718 3.592919 3.258097 7.681468 4.496471 -0.33129

2009 Indonesia 35.32 28 2262.7 88 0.652 3.564449 3.332205 7.724314 4.477337 -0.42771

2010 Indonesia 35.07 28 3125.2 89.1 0.665 3.557346 3.332205 8.047254 4.489759 -0.40797

2011 Indonesia 36.05 30 3647.6 88.9 0.671 3.584907 3.401197 8.201825 4.487512 -0.39899

2012 Indonesia 38.73 32 3700.5 91.6 0.678 3.656614 3.465736 8.216223 4.517431 -0.38861

2013 Indonesia 39.99 32 3631.6 89.2 0.681 3.688629 3.465736 8.197429 4.490881 -0.38419

2014 Indonesia 43.67 34 3499.5 89.8 0.684 3.776661 3.526361 8.160375 4.497585 -0.3798

2015 Indonesia 41.44 36 3346.4 88.3 0.684 3.724247 3.583519 8.11564 4.48074 -0.3798

2002 Malaysia 62.09 49 4132.6 84.1 0.793 4.128585 3.89182 8.326662 4.432007 -0.23193

2003 Malaysia 63.8 52 4431.2 82.9 0.796 4.155753 3.951244 8.396426 4.417635 -0.22816

2004 Malaysia 64.76 50 4924.5 74.2 0.805 4.170688 3.912023 8.501978 4.306764 -0.21691

2005 Malaysia 64.75 51 5564.17 75.3 0.811 4.170534 3.931826 8.624103 4.32148 -0.20949

2006 Malaysia 61.63 50 6194.67 75.1 0.811 4.121149 3.912023 8.731445 4.318821 -0.20949

2007 Malaysia 61 51 7240.6 78.9 0.811 4.110874 3.931826 8.887459 4.368181 -0.20949

2008 Malaysia 56.81 51 8486.5 80.8 0.813 4.039712 3.931826 9.046232 4.391977 -0.20702

2009 Malaysia 56.24 45 7312 81.4 0.773 4.029628 3.806662 8.897272 4.399375 -0.25748

Page 153: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

135

2010 Malaysia 61.27 44 9069 81.3 0.769 4.11529 3.78419 9.112617 4.398146 -0.26266

2011 Malaysia 59.8 43 10427.7 79.2 0.772 4.091006 3.7612 9.252221 4.371976 -0.25877

2012 Malaysia 60.26 49 10834.6 72.5 0.774 4.098669 3.89182 9.2905 4.283587 -0.25618

2013 Malaysia 62.08 50 10971.4 73.5 0.773 4.128424 3.912023 9.303047 4.297285 -0.25748

2014 Malaysia 66.09 52 11305.9 75.6 0.779 4.191017 3.951244 9.33308 4.325456 -0.24974

2015 Malaysia 63.28 50 9768.3 74 0.779 4.147569 3.912023 9.186898 4.304065 -0.24974

2002 Thailand 57.98 32 2093.9 90.3 0.768 4.060098 3.465736 7.646784 4.503137 -0.26397

2003 Thailand 55.28 33 2349.3 93.1 0.778 4.012411 3.496508 7.761873 4.533674 -0.25103

2004 Thailand 52.7 36 2643.4 91.1 0.784 3.964615 3.583519 7.879821 4.511958 -0.24335

2005 Thailand 51.43 38 2874.38 90.1 0.781 3.940222 3.637586 7.963592 4.50092 -0.24718

2006 Thailand 43.85 36 3351.11 92.1 0.781 3.780775 3.583519 8.117047 4.522875 -0.24718

2007 Thailand 44.23 33 3962.7 91.3 0.781 3.789403 3.496508 8.284681 4.514151 -0.24718

2008 Thailand 42.97 35 4384.7 90.7 0.785 3.760502 3.555348 8.385876 4.507557 -0.24207

2009 Thailand 43.79 34 4231.1 90.6 0.712 3.779405 3.526361 8.350217 4.506454 -0.33968

2010 Thailand 43.04 35 5111.9 89.8 0.716 3.76213 3.555348 8.539326 4.497585 -0.33408

2011 Thailand 44.26 34 5539.4 90.6 0.721 3.790081 3.526361 8.619641 4.506454 -0.32712

2012 Thailand 44.57 37 5915.2 87.5 0.723 3.797061 3.610918 8.685281 4.471639 -0.32435

2013 Thailand 44.18 35 6225 83.7 0.722 3.788272 3.555348 8.736329 4.427239 -0.32573

2014 Thailand 43.74 38 5969.9 83.6 0.726 3.778263 3.637586 8.694485 4.426044 -0.32021

2015 Thailand 44.38 38 5814.7 81.4 0.726 3.792789 3.637586 8.668144 4.399375 -0.32021

2002 Filipina 42.03 26 1000.7 88 0.753 3.738384 3.258097 6.908455 4.477337 -0.28369

2003 Filipina 40.51 25 1011.2 88.6 0.758 3.701549 3.218876 6.918893 4.484132 -0.27707

2004 Filipina 38.14 26 1080.08 88.8 0.763 3.641264 3.258097 6.98479 4.486387 -0.2705

2005 Filipina 41.07 25 1196.54 88.5 0.752 3.715278 3.218876 7.087189 4.483003 -0.28502

2006 Filipina 37.26 25 1395.21 88.9 0.752 3.61792 3.218876 7.2408 4.487512 -0.28502

Page 154: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

136

2007 Filipina 37.37 25 1678.8 89.5 0.753 3.620868 3.218876 7.425835 4.494239 -0.28369

2008 Filipina 37.15 23 1929.1 90.2 0.734 3.614964 3.135494 7.564809 4.502029 -0.30925

2009 Filipina 36.14 24 1836.8 90.8 0.63 3.5874 3.178054 7.51578 4.508659 -0.46204

2010 Filipina 35.01 24 2145.2 91.2 0.654 3.555634 3.178054 7.670988 4.513055 -0.42465

2011 Filipina 36.99 26 2371.8 91 0.653 3.610648 3.258097 7.771404 4.51086 -0.42618

2012 Filipina 40.55 34 2604.6 89.7 0.657 3.702536 3.526361 7.865034 4.496471 -0.42007

2013 Filipina 43.54 36 2786 90.2 0.664 3.77368 3.583519 7.932362 4.502029 -0.40947

2014 Filipina 45.21 38 2873 92.3 0.668 3.811318 3.637586 7.963112 4.525044 -0.40347

2015 Filipina 44.56 35 2904.2 89.3 0.668 3.796837 3.555348 7.973913 4.492001 -0.40347

2002 Vietnam 31.99 24 477.1 90.3 0.691 3.465423 3.178054 6.167726 4.503137 -0.36962

2003 Vietnam 33.21 24 530.8 83 0.704 3.502851 3.178054 6.274385 4.418841 -0.35098

2004 Vietnam 32.15 26 606.9 82.1 0.709 3.470412 3.258097 6.408364 4.407938 -0.3439

2005 Vietnam 36.34 26 699.5 79.1 0.715 3.592919 3.258097 6.550366 4.370713 -0.33547

2006 Vietnam 34.57 26 796.67 74.8 0.725 3.542986 3.258097 6.680441 4.314818 -0.32158

2007 Vietnam 35.03 26 919.2 78.6 0.723 3.556205 3.258097 6.823504 4.364372 -0.32435

2008 Vietnam 33.66 27 1164.61 78 0.713 3.51631 3.295837 7.060142 4.356709 -0.33827

2009 Vietnam 35.49 27 1232.37 77.3 0.732 3.569251 3.295837 7.116694 4.347694 -0.31197

2010 Vietnam 33.24 27 1333.58 73.4 0.653 3.503754 3.295837 7.195622 4.295924 -0.42618

2011 Vietnam 35 29 1542.67 75.1 0.657 3.555348 3.367296 7.34127 4.318821 -0.42007

2012 Vietnam 35.39 31 1754.54 66.5 0.66 3.566429 3.433987 7.469962 4.197202 -0.41552

2013 Vietnam 36.57 31 1907.56 72.4 0.638 3.599228 3.433987 7.55358 4.282206 -0.44942

2014 Vietnam 36.43 31 2052.31 71.4 0.662 3.595393 3.433987 7.626721 4.268298 -0.41249

2015 Vietnam 38.99 31 2111.13 77.1 0.662 3.663305 3.433987 7.654979 4.345103 -0.41249

2002 Laos 16.87 10 319.53 91.3 0.534 2.825537 2.302585 5.766851 4.514151 -0.62736

2003 Laos 9.05 10 362.66 87.9 0.545 2.202765 2.302585 5.893466 4.4762 -0.60697

Page 155: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

137

2004 Laos 13 10 418.17 87.1 0.553 2.564949 2.302585 6.035888 4.467057 -0.5924

2005 Laos 12.66 10 476.16 89.8 0.494 2.538447 2.302585 6.165754 4.497585 -0.70522

2006 Laos 16.04 26 591.36 89.4 0.614 2.775086 3.258097 6.382425 4.493121 -0.48776

2007 Laos 16.33 19 710.98 92.8 0.512 2.793004 2.944439 6.566644 4.530447 -0.66943

2008 Laos 18.33 20 900.5 92.1 0.543 2.908539 2.995732 6.80295 4.522875 -0.61065

2009 Laos 16.33 20 947.95 89.7 0.494 2.793004 2.995732 6.854302 4.496471 -0.70522

2010 Laos 17.68 21 1138.52 90.3 0.534 2.872434 3.044522 7.037484 4.503137 -0.62736

2011 Laos 19.32 22 1297.53 90.1 0.538 2.961141 3.091042 7.168218 4.50092 -0.6199

2012 Laos 22.62 21 1445.41 86.6 0.543 3.118834 3.044522 7.276148 4.4613 -0.61065

2013 Laos 24.99 26 1700.52 85.8 0.569 3.218476 3.258097 7.438689 4.452019 -0.56387

2014 Laos 29.57 25 1754.89 86.7 0.575 3.38676 3.218876 7.470161 4.462454 -0.55339

2015 Laos 28.37 25 1818.44 86.8 0.57 3.345332 3.218876 7.505734 4.463607 -0.56212

Page 156: ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35486/2/AYU ANDINI-FEB.pdf · ANALISIS DETERMINAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI BEBERAPA

138