analisis biplot dan procrustes terhadap … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik...

38
ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT VICHA ANGELA ARISANDHI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

Upload: dangtuong

Post on 02-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PROVINSI JAWA BARAT

VICHA ANGELA ARISANDHI

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 2: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular
Page 3: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Biplot dan

Procrustes terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa

Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2015

Vicha Angela Arisandhi

NIM G14110016

Page 4: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

ABSTRAK

VICHA ANGELA ARISANDHI. Analisis Biplot dan Procrustes terhadap

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh I

MADE SUMERTAJAYA dan MOHAMMAD MASJKUR.

Sebanyak 14 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat mengadakan Pilkada

pada tahun 2013. Program yang direncanakan oleh bupati/wali kota dalam

membangun stiap kabupaten/kota Provinsi Jawa Barat dalam 5 tahun dapat

terlihat dari alokasi APBD. Penelitian ini membandingkan alokasi anggaran

belanja APBD Provinsi Jawa Barat pada saat sebelum Pilkada (tahun 2012) dan

sesudah Pilkada (tahun 2014). Arah pembangunan Provinsi Jawa Barat pada tahun

2012 dan tahun 2014 dilihat dengan menggunakan analisis biplot. Hasil analisis

biplot menunjukkan 4 klasifikasi belanja dengan keragaman tertinggi adalah

pendidikan, pelayanan umum, perumahan dan fasilitas umum, serta kesehatan.

Kota Bandung dan Kabupaten Bogor merupakan dua daerah yang memiliki

alokasi tertinggi untuk seluruh klasifikasi belanja berdasarkan fungsi. Dua daerah

dengan alokasi terendah untuk seluruh klasifikasi belanja berdasarkan fungsi

adalah Kota Banjar dan Kota Sukabumi. Kemiripan dan besar perubahan alokasi

anggaran belanja Provinsi Jawa Barat dari tahun 2012 ke tahun 2014 dapat dilihat

dengan menggunakan analisis procrustes. Hasil analisis procrustes menunjukkan

bahwa terjadi peningkatan alokasi belanja sebesar 19.38% pada alokasi belanja

APBD Provinsi Jawa Barat tahun 2014 dibandingkan tahun 2012. Kemiripan

konfigurasi matriks anggaran pada tahun 2012 dan 2014 dikategorikan sangat

mirip.

Kata kunci: Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), biplot, procrustes

Page 5: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

ABSTRACT

VICHA ANGELA ARISANDHI. Biplot and Procrustes Analysis of the Budget of

West Java Province. Supervised by I MADE SUMERTAJAYA and

MOHAMMAD MASJKUR.

A total of 14 municipalities/regencies in West Java Province held elections

in 2013. The planned programs to develop each municipality/regency of West

Java province in 5 years can be seen through the budget allocation. The aim of

this study is to compare the budget allocation of West Java province at the time

before the election (in 2012) and after the election (in 2014). The development

direction of West Java Province in 2012 and 2014 had been seen by using biplot

analysis. The results of the biplot analysis showed four classifications of

expenditure with the highest variance are education, public services, housing and

public facilities, and health. Bandung Municipality and Bogor Regency are the

two regions that have the highest allocation for the entire classification of

expenditure by function. The two regions with the lowest allocation for the entire

classification of expenditure by function are Banjar Municipality and Sukabumi

Municipality. The similarities and changes in budget allocation of expenditure of

West Java Province from 2012 to 2014 can be analyzed by using procrustes

analysis. The results of procrustes analysis showed, there is an increase in

allocation of expenditure about 19.38% on the allocation of expenditure budget of

West Java Province in 2014 than in 2012. The similarity matrix configuration of

the budget in 2012 and 2014 are very similar categorized.

Keywords: Biplot, budget, procrustes

Page 6: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular
Page 7: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Statistika

pada

Departemen Statistika

ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PROVINSI JAWA BARAT

VICHA ANGELA ARISANDHI

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 8: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular
Page 9: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

Judul Skripsi :Analisis Biplot dan Procrustes terhadap Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat

Nama : Vicha Angela Arisandhi

NIM : G14110016

Disetujui oleh

Dr Ir I Made Sumertajaya, Msi

Pembimbing I

Ir Mohammad Masjkur, MS

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Anang Kurnia, MSi

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 10: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus, karena

berkat perkenananNya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini

merupakan tugas akhir penulis dalam menyelesaikan studi pada Departemen

Statistika Institut Pertanian Bogor.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dua dosen pembimbing,

Bapak Dr Ir I Made Sumertajaya, MSi dan Bapak Ir Mohammad Masjkur, MS

atas bimbingan dan dukungan yang begitu berharga yang telah diberikan kepada

penulis. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh dosen dan staff

pada Departemen Statistika yang turut berjasa dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Tak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

kedua orang tua, Bapak Petrus Susiyanto dan Ibu Eva Sri Muji Rahayu, serta Adik

Vicho Dwindra Arisandhi atas doa, dukungan, cinta dan kasih sayangnya. Ucapan

terima kasih juga penulis sampaikan kepada Pebrian, Iis Istiqomah, Annam Adam

Prakoso, dan Nida Ashma Adillah sebagai sahabat, partner, pendukung dan

tempat berbagi suka duka yang telah memberi warna dalam perjalanan penulis

menuju Sarjana Statistika. Juga kepada seluruh mahasiswa Statistika angkatan 48

atas kebersamaan dan dukungannya selama ini.

Akhir kata, dengan segala rasa hormat dan rendah hati, penulis menyadari

bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Saran dan kritik sangat diperlukan

dalam memperbaiki tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Bogor, Mei 2015

Vicha Angela Arisandhi

Page 11: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Analisis Biplot 2

Analisis Procrustes 2

METODOLOGI 4

Data 4

Prosedur Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Persiapan Data 6

Diagram Kotak Garis dan Scatter Plot 7

Analisis Biplot 12

Analisis Procrustes 15

SIMPULAN DAN SARAN 16

Simpulan 16

Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 17

LAMPIRAN 18

RIWAYAT HIDUP 26

Page 12: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

DAFTAR TABEL

1 Hasil analisis procrustes 16

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram kotak garis belanja APBD Provinsi Jawa Barat menurut

fungsi tahun 2012 8 2 Diagram kotak garis belanja APBD Provinsi Jawa Barat menurut

fungsi tahun 2014 9

3 Scatter plot untuk pelayanan umum 10 4 Biplot alokasi belanja APBD kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat

tahun 2012 13

DAFTAR LAMPIRAN

1 Data belanja APBD Provinsi Jawa Barat tahun anggaran 2012 18

2 Data belanja APBD Provinsi Jawa Barat tahun anggaran 2014 19 3 Data aktual belanja APBD Provinsi Jawa Barat tahun anggaran 2012 di

tahun 2014 20 4 Scatter plot untuk ketertiban dan ketenteraman 21

5 Scatter plot untuk ekonomi 21 6 Scatter plot untuk lingkungan hidup 22 7 Scatter plot untuk perumahan dan fasilitas umum 22 8 Scatter plot untuk kesehatan 23 9 Scatter plot untuk pariwisata dan budaya 23 10 Scatter plot untuk pendidikan 24 11 Scatter plot untuk perlindungan sosial 24 12 Biplot alokasi belanja APBD kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat

tahun 2014 25

Page 13: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masyarakat Provinsi Jawa Barat melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah

(Pilkada) gubernur pada tanggal 24 Februari 2013. Pada tahun yang sama,

sebanyak 14 kabupaten/kota di Jawa Barat juga melakukan pemilihan bupati/wali

kota. Kabupaten/kota tersebut adalah Kota Cirebon, Kota Sukabumi, Kabupaten

Sumedang, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Banjar, Kabupaten

Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Subang,

Kabupaten Bogor, Kabupaten Garut, Kota Bogor, dan Kabupaten Ciamis. Setiap

calon dalam Pilkada tentunya memiliki program dalam membangun setiap

kabupaten/kota yang hendak dipimpin dalam 5 tahun masa jabatannya. Wujud

nyata dari program-program yang dicanangkan dapat terlihat dari alokasi

anggaran yang diimplementasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah di setiap kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana

keuangan tahunan yang menjadi instrumen utama yang digunakan dalam

kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui

oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan ditetapkan dengan peraturan

daerah (Kemenkeu RI DJPK 2014; Nordiawan et al. 2007).APBD menjadi

pedoman dalam mengatur dan merencanakan kegiatan pada tahun bersangkutan.

Menurut Nordiawan et al. (2007), struktur APBD secara garis besar terdiri

atas pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Sementara itu,

perwujudan pelayanan publik di daerah memiliki hubungan yang sangat kuat

dengan kebijakan belanja daerah. Atas dasar tersebut, penelitian ini akan melihat

APBD dari alokasi anggaran belanja daerah di setiap kabupaten/kota di Provinsi

Jawa Barat.

Penelitian mengenai APBD telah banyak dilakukan. Djuharman Arifin

pada tahun 2003 melihat perkembangan rasio APBD terhadap RAPBD Provinsi

Riau sejak tahun 1998–2003 menggunakan statistika deskriptif berupa diagram

batang. Pada tahun 2009, Christimore Zainuddin juga menggunakan diagram

batang dalam melihat pergerakan alokasi anggaran untuk bidang pendidikan,

kesehatan, dan infrastruktur di Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2003–2007.

Analisis terhadap APBD dari sisi penerimaan dan pengeluaran/belanja program

pernah dilakukan oleh Indra Gunawan pada tahun 2009 dengan menggunakan

Comparative Budget Statement (CBS). Analisis CBS dapat menunjukkan

terjadinya penurunan maupun peningkatan pada APBD.

Alternatif lain yang dapat dilakukan dalam membandingkan alokasi APBD

adalah dengan menggunakan uji beda. Uji beda atau uji-t, dapat dilakukan untuk

membandingkan APBD pada dua tahun yang berbeda. Uji beda memberikan hasil

berupa nyata atau tidaknya perbedaan alokasi APBD pada dua tahun yang

dibandingkan. Uji beda tidak dapat memberikan kesimpulan mengenai perbedaan

alokasi APBD secara simultan. Berdasarkan kelemahan tersebut, penelitian kali

ini akan menggunakan pendekatan lain dalam melihat arah pembangunan Provinsi

Jawa Barat dan perbandingan alokasi anggaran belanja Provinsi Jawa Barat pada

tahun 2012 dan 2014. Arah pembangunan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012

Page 14: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

2

dan tahun 2014 akan dilihat dengan menggunakan analisis biplot. Kemiripan dan

besar perubahan alokasi anggaran belanja Provinsi Jawa Barat dari tahun 2012 ke

tahun 2014 dapat dilihat dengan menggunakan analisis procrustes.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan arah pembangunan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat

melalui alokasi anggaran belanja daerah berdasarkan fungsi.

2. Mengetahui kemiripan alokasi anggaran belanja daerah kabupaten/kota pada

saat sebelum dan sesudah Pilkada di Provinsi Jawa Barat.

TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Biplot

Biplot merupakan suatu alat analisis data yang dapat meringkas informasi

dari suatu matriks data yang besar yang dikembangkan oleh Gabriel (1971)

(Kurnia et al. 2002). Biplot adalah salah satu upaya menggambarkan data yang

ada pada tabel ringkasan dalam grafik berdimensi dua. Informasi yang diberikan

oleh biplot mencakup objek dan peubah dalam satu gambar (Sartono et al. (2003)

dalam Mattjik dan Sumertajaya (2011)).

Menurut Mattjik dan Sumertajaya (2011), informasi penting yang dapat

diberikan oleh biplot adalah:

1. Kedekatan antar objek yang diamati

2. Keragaman peubah

3. Korelasi antar peubah

Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular atau singular value

decomposition. Pendeskripsian biplot dilakukan dengan mengambil sebuah nilai

sembarang dengan 0 < < 1 untuk pendefinisian matriks G (matriks objek) dan H

(matriks peubah). Pengambilan nilai ekstrem dan berguna untuk

interpretasi biplot (Gabriel 1971; Mattjik dan Sumertajaya 2011).

Besarnya keragaman yang mampu dijelaskan oleh biplot, dilambangkan

dengan . Ukuran keragaman biplot semakin baik ketika nilai . Hal ini

berarti penyajian informasi pada biplot akan semakin baik ketika .

Analisis Procrustes

Analisis Procrustes diperkenalkan oleh Hurley dan Cattell pada tahun

1962 (Siswadi et al. 2012). Analisis procrustes adalah salah satu analisis statistika

yang dikembangkan untuk membandingkan sebuah matriks data observasi dengan

matriks target. Kedua matriks yang dibandingkan harus memiliki jumlah objek

yang sama dan boleh memiliki jumlah variabel yang berbeda. Untuk memperoleh

kecocokan yang maksimal, analisis procrustes dapat membuat penyesuaian

Page 15: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

3

konfigurasi yang mampu mengeliminasi ketidakmungkinan pembandingan

peubah di dalam sebuah set data dan perbedaan ukuran antara set data (Siswadi et

al. 2012). Sumertajaya et al. (1997) menyatakan bahwa metode procrustes

bertujuan untuk membandingkan dua konfigurasi titik yang mewakili n unit

pengamatan yang sama.

Misalkan dua buah matriks X dan Y akan dibandingkan, dimana X adalah

matriks berukuran n × p dan Y adalah matriks berukuran n × q. Konfigurasi

pertama berada pada ruang berdimensi p dan koordinat ke-i yaitu ( ).

Konfigurasi kedua berada pada ruang berdimensi q dan koordinat ke-i yaitu

( ). Jika p > q, maka konfigurasi keduanya berada pada subruang

berdimensi p. Analisis procrustes dapat menyelesaikan perbedaan dimensi ini

dengan menambahkan kolom 0 pada bagian mana saja dari konfigurasi Y

sebanyak p – q kolom (Siswadi et al.2012).

Siswadi et al. (2012) menyatakan bahwa untuk menentukan ukuran

kesesuaian dalam dua konfigurasi, analisis procrustes menggunakan jumlah

kuadrat jarak ( ) antara titik yang bersesuaian, yaitu:

D yang optimal (minimum) akan diperoleh dengan melakukan

transformasi geometris terhadap matriks Y. Tiga jenis transformasi dalam analisis

procrustes untuk mengoptimalkan jarak secara berurutan, yaitu translasi, rotasi

dan dilasi (Siswadi et al. 2012). Landasan analisis procrustes adalah fakta bahwa

suatu konfigurasi titik tidak akan berubah bentuknya jika konfigurasi tersebut

ditransformasi (Sumertajaya et al. 1997).

Translasi adalah pengubahan matriks data menjadi matriks yang terkoreksi

terhadap nilai tengah (Bangun 2012). Rotasi adalah pemindahan seluruh titik

dengan sudut yang tetap tanpa mengubah jarak setiap titik terhadap sentroidnya.

Transformasi rotasi ini dilakukan dengan mengalikan matriks Y dengan suatu

matriks ortogonal. Dilasi adalah penskalaran data dengan perbesaran atau

pengecilan jarak setiap titik dalam konfigurasi terhadap sentroidnya. Transformasi

dilasi ini dilakukan dengan mengalikan matriks Y dengan suatu scalar c sehingga

konfigurasi setelah transformasi dilasi akan menjadi cY.

Melalui transformasi translasi, rotasi, dan dilasi berturut-turut akan

diperoleh jarak minimum procrustes ( ) sebagai berikut:

Ukuran Kemiripan Procrustes

Ukuran yang digunakan dalam mengukur kemiripan konfigurasi data pada

analisis procrustes adalah R2. R

2 menunjukkan besarnya persentase pada kedua

konfigurasi yang dapat dianggap sama. Kemiripan konfigurasi data semakin tinggi

ketika nilai R2 semakin mendekati 100%.

= Jumlah Kuadrat Galat (JKG)

= Jumlah Kuadrat Total (JKT)

Page 16: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

4

METODOLOGI

Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berasal

dari data publikasi pada website Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.

Penelitian ini difokuskan pada data belanja APBD Provinsi Jawa Barat menurut

fungsi pada tahun 2012 dan 2014.

Peubah yang digunakan dalam analisis biplot dan procrustes pada penelitian

kali ini adalah sembilan klasifikasi belanja daerah berdasarkan fungsi, yaitu:

pelayanan umum, ketertiban dan ketentraman, ekonomi, lingkungan hidup,

perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata dan budaya, pendidikan, dan

perlindungan sosial. Semua nilai peubah dalam satuan juta rupiah. Objek

penelitian ini adalah seluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Barat

dengan penyatuan Kabupaten Pangandaran dan Kabupaten Ciamis, sehingga

secara keseluruhan terdapat 26 objek. Hal ini disebabkan oleh adanya pemekaran

Kabupaten Pangandaran dari Kabupaten Ciamis pada 25 Oktober 2012. Analisis

pada penelitian ini menggunakan software Minitab 16 dan SAS.

Prosedur Analisis Data

Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Melengkapi data kosong dengan metode imputasi menggunakan model

regresi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode imputasi dengan

model regresi, yaitu:

i. Mencari bentuk hubungan antara peubah yang mengandung data

kosong dengan peubah yang lain menggunakan regresi bertatar.

ii. Melakukan pendugaan peubah yang tidak diketahui datanya dengan

memasukkan nilai peubah-peubah yang diketahui ke dalam model

yang dihasilkan.

2. Menghitung perubahan nilai data alokasi belanja APBD 2012 di tahun

2014 akibat inflasi dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK).

Perhitungan dilakukan dengan mengalikan nilai APBD 2012 dengan rasio

antara IHK tahun 2014 dengan IHK tahun 2012.

3. Melakukan analisis statistika deskriptif pada data belanja APBD Provinsi

Jawa Barat tahun 2012 dan tahun 2014. Analisis statistika deskriptif yang

dilakukan antara lain:

i. Membuat diagram kotak garis pada data alokasi belanja APBD 2012

dan 2014 untuk memperoleh informasi mengenai pemusatan dan

penyebaran data pada masing-masing tahun anggaran.

ii. Membuat scatterplot untuk setiap klasifikasi belanja berdasarkan

fungsi. Sumbu vertikal merupakan alokasi anggaran belanja pada

tahun 2012, dan sumbu horizontal merupakan alokasi anggaran

belanja pada tahun 2014. Selanjutnya, scatterplot dibagi ke dalam 4

kuadran dengan rata-rata alokasi belanja pada tahun 2012 dan 2014

Page 17: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

5

sebagai titik pusat. Penjelasan pada setiap kuadran adalah sebagai

berikut:

a. Kuadran I berisi kabupaten/kota yang memiliki nilai alokasi

belanja di atas rata-rata, baikpada tahun 2012 maupun pada

tahun 2014.

b. Kuadran II berisi kabupaten/kota yang memiliki nilai alokasi

belanja di atas rata-rata pada tahun 2012, namun di bawah rata-

rata pada tahun 2014.

c. Kuadran III berisi kabupaten/kota yang memiliki nilai alokasi

belanja di bawah rata-rata, baikpada tahun 2012 maupun pada

tahun 2014.

d. Kuadran IV berisi kabupaten/kota yang memiliki nilai alokasi

belanja di bawah rata-rata pada tahun 2012, namun di atas rata-

rata pada tahun 2014.

4. Melakukan analisis biplot pada data alokasi belanja APBD Provinsi Jawa

Barat tahun 2012 dan tahun 2014. Peubah yang digunakan adalah

sembilan klasifikasi belanja daerah berdasarkan fungsi, yaitu: pelayanan

umum, ketertiban dan ketenteraman, ekonomi, lingkungan hidup,

perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata dan budaya,

pendidikan, dan perlindungan sosial. Objek yang digunakan adalah 26

kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Barat. Langkah-langkah dalam

melakukan analisis biplot menurut Jollife (2002) adalah:

i. Menentukan matriks data alokasi belanja APBD pada tahun

bersangkutan sebagai matriks nXp, dengan n adalah banyaknya

kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat (objek) dan p adalah

banyaknya klasifikasi belanja berdasarkan fungsi (peubah).

ii. Mencari matriks X X.

iii. Mencari akar ciri dan vektor ciri dari matriks X X.

iv. Melakukan proses dekomposisi nilai singular dengan:

a. Mencari matriks Wyang kolom-kolomnya berasal dari vektor

ciri X X dengan sebagai kolom matriks W.

b. Mencari matriks U yang diperoleh dari , i = 1, 2, ...,

r dan adalah kolom matriks U.

c. Mendefinisikan dan dengan adalah matriks

diagonal yang berukuran r × r dengan unsur-unsur diagonal

> > ... > ,dan adalah matriks diagonaldengan

unsur-unsur diagonal > > ... > .

d. Memfaktorkan matriks X menjadi: .

e. Mendefinisikan matriks G = dan H’ = .

f. Mereduksi matriks G menjadi G* dengan mengambil dua kolom

pertama dari matriks G.

g. Mereduksi matriks H menjadi H* dengan mengambil dua kolom

pertama dari matriks H .

Page 18: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

6

h. Menggambar biplot dengan matriks G sebagai koordinat bagi

objek dan matriks H sebagai koordinat bagi peubah.

i. Melakukan interpretasi pada biplot yang dihasilkan.

5. Melakukan analisis procrustes untuk membandingkan kedua konfigurasi,

yaitu matriks alokasi belanja APBD 2012 dan matriks alokasi belanja

APBD 2014. Analisis procrustes dilakukan dengan menetapkan matriks

alokasi belanja APBD 2014 sebagai matriks targetdan matriks alokasi

belanja APBD tahun 2012 sebagai matriks observasi. Algoritme dalam

melakukan analisis procrustes adalah sebagai berikut:

i. Menetapkan matriks alokasi belanja APBD 2014 sebagai matriks X

dan matriks alokasi belanja APBD 2012 sebagai matriks Y.

ii. Mengitung sentroid kolom dari matriks X dan Y, yaitu dan .

= dan =

iii. Melakukan proses translasi yang menghasilkan dan

.

iv. Menghitung nilai perbedaan minimum setelah penyesuaian translasi:

v. Menghitung nilai matriks ortogonal Q = UA .UΣAʹ berasal dari

hasil Dekomposisi Nilai Singular Bentuk Lengkap (DNSBL)dari

matriks .

vi. Menghitung nilai perbedaan minimum setelah proses rotasi:

vii. Menghitung konstanta sebagai besaran skala hasil

transformasi dilasi.

viii. Menghitung perbedaan minimum setelah proses dilasi:

ix. Menghitung ukuran kemiripan kedua konfigurasi (R2):

Penentuan ukuran kemiripan kedua konfigurasi berdasarkan nilai R2

menggunakan ketentuan berikut:

0% < R2< 25% = tidak mirip

25% < R2< 50% = cukup mirip

50% < R2< 75% = mirip

75% < R2< 100% = sangat mirip

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persiapan Data

Persiapan data dilakukan dengan melengkapi data kosong dan menghitung

pengaruh nilai inflasi pada data APBD Provinsi Jawa Barat tahun 2012 di tahun

Page 19: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

7

2014. Data kosong pada APBD Provinsi Jawa Barat tahun 2012 terdapat pada

alokasi anggaran belanja untuk pariwisata dan budaya di Kabupaten Bandung,

Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Sukabumi. Data kosong pada APBD

Provinsi Jawa Barat tahun 2014 terdapat pada alokasi anggaran belanja untuk

pariwisata dan budaya di Kabupaten Majalengka.

Metode imputasi dengan model regresi dilakukan pada APBD Provinsi Jawa

Barat tahun 2012 dan 2014 untuk menghasilkan nilai dugaan bagi data kosong.

Hasil penerapan metode imputasi pada APBD Provinsi Jawa Barat tahun 2012

memberikan nilai dugaan bagi alokasi belanja untuk pariwisata dan budaya

di Kabupaten Bandung, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Sukabumi secara

berturut-turut sebesar Rp12 349 000 000, Rp7 266 000 000, dan Rp1 260 000 000.

Sementara itu, hasil penerapan metode imputasi pada APBD Provinsi Jawa Barat

tahun 2014 memberikan nilai dugaan bagi alokasi belanja untuk pariwisata dan

budaya di Kabupaten Majalengka sebesar Rp75 726 091 768.

Perhitungan pengaruh inflasi pada data alokasi belanja APBD Provinsi Jawa

Barat tahun 2012 di tahun 2014 dilakukan dengan menggunakan Indeks Harga

Konsumen (IHK). IHK pada tahun 2012 dan 2014 adalah sebesar 101.7 dan 111.3.

Nilai aktual APBD Jawa Barat tahun 2012 di tahun 2014 diperoleh dengan

mengalikan nilai APBD Jawa Barat tahun 2012 dengan perbandingan IHK tahun

2014 terhadap tahun 2012. Nilai aktual yang diperoleh (Lampiran 3) digunakan

dalam analisis selanjutnya.

Diagram Kotak Garis dan Scatter Plot

Ukuran pemusatan dan penyebaran alokasi anggaran belanja menurut fungsi

setiap kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat tahun 2012 dan 2014 dapat

digambarkan dengan diagram kotak garis yang dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.

Gambar 1 memperlihatkan ukuran pemusatan dan penyebaran alokasi belanja

APBD 2012. Urutan median alokasi untuk setiap klasifikasi berdasarkan fungsi

dari yang tertinggi hingga terendah adalah alokasi untuk pendidikan, pelayanan

umum, kesehatan, perumahan dan fasilitas umum, ekonomi, lingkungan hidup,

perlindungan sosial, ketertiban dan ketenteraman, serta pariwisata dan budaya.

Anggaran seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat untuk ketertiban dan

ketenteraman, pariwisata dan budaya, serta perlindungan sosial sangat kecil dan

cenderung seragam. Meskipun demikian, terdapat satu kabupaten/kota yang

menjadi pencilan atas dalam alokasi untuk ketertiban dan ketenteraman serta

pariwisata dan budaya.

Alokasi anggaran belanja untuk pendidikan memiliki median dan

keragaman yang tertinggi. Tidak terdapat pencilan pada alokasi untuk pendidikan

serta perumahan dan fasilitas umum. Alokasi untuk fasilitas umum relatif lebih

rendah dibandingkan dengan alokasi untuk pendidikan. Simpangan nilai median

terhadap quartil tiga untuk alokasi perumahan dan fasilitas umum hampir sama

dengan simpangan nilai median terhadap quartil pertama. Sementara itu,

simpangan nilai median terhadap quartil tiga pada alokasi untuk pendidikan lebih

kecil dibandingkan dengan simpangan nilai median terhadap quartil pertamanya.

Terdapat dua kabupaten/kota yang menjadi pencilan atas pada alokasi

anggaran untuk pelayanan umum dan alokasi anggaran untuk ekonomi.

Page 20: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

8

Simpangan nilai median terhadap quartil tiga dan simpangan nilai median

terhadap quartil pertama pada alokasi pelayanan umum relatif sama. Demikian

pula dengan alokasi untuk ekonomi. Namun, alokasi untuk ekonomi memiliki

rata-rata yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata alokasi untuk

pelayanan umum.

Alokasi belanja untuk lingkungan hidup dan kesehatan masing-masing

memiliki sebuah pencilan atas. Simpangan nilai median terhadap quartil tiga lebih

besar dibandingkan dengan simpangan nilai median terhadap quartil pertama pada

alokasi untuk lingkungan hidup. Sebaran kabupaten/kota pada alokasi untuk

kesehatan, baik di atas maupun di bawah nilai median relatif sama.

Gambar 1 Diagram kotak garis belanja APBD Provinsi Jawa Barat menurut fungsi

tahun 2012

Gambar 2 memperlihatkan ukuran pemusatan dan penyebaran alokasi

belanja APBD 2014. Terlihat bahwa anggaran seluruh kabupaten/kota di Provinsi

Jawa Barat pada tahun 2014 untuk ketertiban dan ketentraman, pariwisata dan

budaya, serta perlindungan sosial sangat kecil dan cenderung seragam. Ketiga

alokasi ini juga memiliki alokasi yang terkecil pada tahun 2012. Pada tahun 2014,

terdapat lebih dari satu kabupaten/kota yang menjadi pencilan pada anggaran

untuk ketertiban dan ketenteraman, serta pariwisata dan budaya.

Seperti pada tahun 2012, alokasi anggaran belanja untuk pendidikan pada

tahun 2014 memiliki median dan keragaman yang tertinggi. Tidak terdapat

pencilan pada alokasi untuk pendidikan serta perumahan dan fasilitas umum.

Alokasi untuk fasilitas umum relatif lebih rendah dibandingkan dengan alokasi

untuk pendidikan. Simpangan nilai median terhadap quartil tiga alokasi untuk

perumahan dan fasilitas umum pada tahun 2014 mengalami peningkatan, sehingga

simpangan nilai median terhadap quartil tiga lebih besar dibandingkan dengan

simpangan nilai median terhadap quartil pertama. Demikian pula dengan

Perlin

dung

an S

osial

Pen

didika

n

Par

iwisa

ta d

an B

uday

a

Kes

ehat

an

Per

umah

an d

an F

asilit

as U

mum

Lingk

unga

n H

idup

Eko

nom

i

Ket

ertib

an d

an K

eten

tram

an

Pelay

anan

Um

um

1600000

1400000

1200000

1000000

800000

600000

400000

200000

0

An

gg

ara

n t

ah

un

20

12

(ju

ta r

up

iah

)

Page 21: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

9

persebaran kabupaten/kota berdasarkan alokasi untuk pendidikan, hal ini berbeda

dengan alokasi belanja APBD pada tahun 2012.

Terdapat satu kabupaten/kota yang menjadi pencilan atas pada alokasi

anggaran untuk pelayanan umum dan alokasi anggaran untuk ekonomi. Sebaran

kabupaten/kota yang memiliki alokasi pelayanan umum dan ekonomi di atas dan

di bawah nilai median relatif sama. Namun, alokasi untuk ekonomi kembali

memiliki median yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata alokasi

untuk pelayanan umum.

Gambar 2 Diagram kotak garis belanja APBD Provinsi Jawa Barat menurut fungsi

tahun 2014

Alokasi belanja untuk lingkungan hidup memiliki dua pencilan atas,

meskipun alokasi ini relatif kecil dibandingkan dengan alokasi untuk belanja

lainnya. Pada alokasi untuk kesehatan, terdapat sebuah pencilan atas. Simpangan

nilai median terhadap quartil tiga lebih besar dibandingkan dengan simpangan

nilai median terhadap quartil pertama pada alokasi untuk kesehatan.

Urutan median alokasi untuk setiap klasifikasi berdasarkan fungsi pada

alokasi belanja APBD tahun 2014 masih sama dengan tahun 2012. Urutan median

alokasi dari yang tertinggi hingga terendah adalah alokasi untuk pendidikan,

pelayanan umum, kesehatan, perumahan dan fasilitas umum, ekonomi,

lingkungan hidup, perlindungan sosial, ketertiban dan ketenteraman, serta

pariwisata dan budaya.

Scatter plot alokasi dana untuk pelayanan umum (Gambar 3) menunjukkan

bahwa alokasi dana untuk pelayanan umum setiap kabupaten/kota di provinsi

Jawa Barat cenderung tetap dari tahun 2012 ke tahun 2014. Hal ini terlihat dari

kabupaten/kota yang tersebar pada kuadran I dan kuadran III. Pada kuadran I

terdapat Kota dan Kabupaten Bandung, Kabupaten Bogor, Kabupaten dan Kota

Bekasi, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur. Ketujuh kabupaten/kota

Perlin

dung

an S

osial

Pen

didika

n

Par

iwisa

ta d

an B

uday

a

Kes

ehat

an

Per

umah

an d

an F

asilit

as U

mum

Lingk

unga

n H

idup

Eko

nom

i

Ket

ertib

an d

an K

eten

tram

an

Pelay

anan

Umum

2000000

1500000

1000000

500000

0

An

gg

ara

n t

ah

un

20

14

(ju

ta r

up

iah

)

Page 22: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

10

tersebut memiliki alokasi belanja untuk pelayanan umum yang konsisten di atas

rata-rata. Kesembilan belas kabupaten/kota yang lainnya berada pada kuadran III,

yang berarti konsisten memiliki alokasi belanja untuk pelayanan umum di bawah

rata-rata.

Gambar 3 Scatter plot untuk pelayanan umum

Lampiran 4 menggambarkan alokasi dana untuk ketertiban dan

ketenteraman yang juga cenderung konsisten. Kota dan Kabupaten Bandung, Kota

dan Kabupaten Bogor, Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten

Bandung Barat memiliki alokasi belanja untuk ketertiban dan ketenteraman yang

berada di atas rata-rata, baik untuk tahun 2012 maupun tahun 2014. Kabupaten

Kuningan, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Bekasi memiliki alokasi belanja

untuk ketertiban dan ketenteraman yang berada di atas rata-rata pada tahun 2012,

namun berada di bawah rata-rata tahun 2014. Sedangkan lebih dari setengah dari

seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat memiliki alokasi belanja untuk

ketertiban dan ketenteraman yang berada di bawah rata-rata pada tahun 2012 dan

2014.

Alokasi belanja untuk ekonomi pada tahun 2012 dan 2014 (Lampiran 5)

memperlihatkan bahwa pada kuadran I terdapat Kabupaten Bogor, Kabupaten

Garut, Kabupaten dan Kota Bandung, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Subang,

Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cirebon. Kabupaten dan kota pada kuadran

I tersebut memiliki alokasi belanja untuk ekonomi yang berada di atas rata-rata,

baik pada tahun 2012 maupun tahun 2014. Kabupaten/kota yang memiliki alokasi

belanja untuk ekonomi yang cenderung meningkat antara lain: Kabupaten

Sukabumi, Kota Bandung, Kabupaten Cirebon, Kota Bekasi, Kabupaten

Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan dan Kota Ciamis.

Pada Lampiran 6 terlihat bahwa alokasi belanja untuk lingkungan hidup

pada sebagian besar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat cenderung kecil dan

1400000120000010000008000006000004000002000000

1200000

1000000

800000

600000

400000

200000

0

Anggaran tahun 2014 (juta rupiah)

An

gg

ara

n t

ah

un

20

12

(ju

ta r

up

iah

)

502680

427080

KotaBanjar

KotaBogorTasikmalayaBandungBarat

KotaCimahiPurwakarta

Subang

KuninganKotaTasikmalaya

KotaDepok

KotaCirebonKotaSukabumiMajalengka

CiamisSumedangIndramayu

Cianjur

Bekasi

GarutSukabumi

KotaBandung

KotaBekasi

Cirebon

Bandung

Karawang

Bogor

Page 23: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

11

berada di bawah rata-rata. Satu kota yang memberikan alokasi belanja untuk

lingkungan hidup yang tertinggi dan merupakan pencilan adalah Kota Bandung.

Hal ini mengakibatkan tingginya nilai rata-rata alokasi belanja untuk lingkungan

hidup.

Lampiran 7 menunjukkan Kota dan Kabupaten Bandung, Kabupaten Bogor,

Kota dan Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kota Depok, dan Kabupaten

Indramayu memiliki alokasi untuk perumahan dan fasilitas umum tahun 2012 dan

2014 di atas rata-rata. Kabupaten Garut dan Kabupaten Majalengka memiliki

alokasi untuk perumahan dan fasilitas umum di bawah rata-rata pada tahun 2012,

namun berada di atas rata-rata pada tahun 2014. Kabupaten Cirebon dan Kota

Bogor memiliki alokasi untuk perumahan dan fasilitas umum di atas rata-rata pada

tahun 2012, namun berada di bawah rata-rata pada tahun 2014. Keempat belas

kabupaten/kota yang lainnya memiliki alokasi belanja untuk perumahan dan

fasilitas umum di bawah rata-rata pada tahun 2012 dan 2014.

Alokasi belanja untuk kesehatan setiap kabupaten/kota di Provinsi Jawa

Barat dapat dilihat pada Lampiran 8. Seluruh kabupaten/kota cenderung memiliki

alokasi belanja untuk kesehatan yang tetap berada di bawah maupun di atas rata-

rata pada tahun 2012 dan 2014. Daerah yang tetap berada di atas rata-rata adalah

Kabupaten Bogor, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Bandung, Kabupaten

Karawang, Kota Bekasi, Kabupaten Garut, Kota Bandung, Kabupaten Sukabumi,

Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Cianjur. Sementara itu, daerah yang tetap

berada di bawah rata-rata adalah Kota Cimahi, Kota Cirebon, Kabupaten

Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kota Sukabumi, Kabupaten Majalengka,

Kabupaten Subang, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kuningan,

Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, Kota Banjar, dan Kota Bogor.

Hanya Kabupaten Indramayu yang memiliki alokasi belanja untuk kesehatan

di bawah rata-rata pada tahun 2012, namun berada di atas rata-rata tahun 2014.

Alokasi belanja untuk pariwisata dan budaya (Lampiran 9) menggambarkan

Kota Bogor, Kota dan Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Majalengka berada

di atas rata-rata pada tahun 2012 dan 2014. Daerah yang berada di atas rata-rata

tahun 2012 namun di bawah rata-rata tahun 2014 antara lain Kabupaten Garut,

Kabupaten Bandung, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Ciamis, Kabupaten

Sukabumi, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Cirebon. Kota Cirebon, Kota

Bogor, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur, Kota Tasikmalaya, Kota

Bekasi, Kabupaten Purwakarta, Kota Cimahi, Kota Banjar, Kabupaten Indramayu,

dan Kota Sukabumi memiliki alokasi belanja untuk pariwisata dan budaya

di bawah rata-rata, baik pada tahun 2012 maupun tahun 2014. Hanya Kabupaten

Sumedang yang memiliki alokasi belanja untuk pariwisata dan budaya di atas

rata-rata pada tahun 2014 dan di bawah rata-rata tahun 2012.

Lampiran 10 menggambarkan alokasi belanja untuk pendidikan.

Kabupaten/kota yang memiliki alokasi belanja untuk pendidikan di atas rata-rata

tahun 2012, namun di bawah rata-rata tahun 2014 adalah Kabupaten Sukabumi,

Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten Tasikmalaya. Kabupaten/kota lainnya

memiliki alokasi belanja untuk pendidikan yang konsisten di atas maupun

di bawah rata-rata. Kabupaten/kota lainnya memiliki alokasi belanja untuk

pendidikan yang konsisten di atas rata-rata adalah Kabupaten dan Kota Bandung,

Kabupaten Garut, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Karawang,

Kabupaten Indramayu, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten

Page 24: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

12

Cirebon, dan Kabupaten Majalengka. Sedangkan dua belas kabupaten/kota

sisanya memiliki alokasi belanja untuk pendidikan yang konsisten di bawah rata-

rata di tahun 2012 dan 2014.

Scatter plot alokasi dana untuk perlindungan sosial (Lampiran 11)

menunjukkan bahwa alokasi dana untuk perlindungan sosial Kabupaten Bogor,

Kota dan Kabupaten Bandung, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kota

Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Sukabumi berada

di atas rata-rata tahun 2012 dan 2014. Hal ini terlihat dari kabupaten/kota yang

tersebar pada kuadran I. Pada kuadran III terdapat Kabupaten Majalengka, Kota

Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Kuningan, Kota Bogor,

Kabupaten Ciamis, Kota Cirebon, Kabupaten Cianjur, Kota Sukabumi, Kabupaten

Subang, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar dan Kota Cimahi. Kabupaten/kota pada

kuadran III tersebut memiliki alokasi belanja untuk perlindungan sosial di bawah

rata-rata, baik tahun 2012 maupun tahun 2014. Kabupaten Garut dan Kabupaten

Purwakarta memiliki alokasi belanja di atas rata-rata tahun 2012, namun di bawah

rata-rata tahun 2014. Sementara itu, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bandung

Barat memiliki alokasi belanja untuk perlindungan sosial di atas rata-rata tahun

2014 dan di bawah rata-rata tahun 2012.

Analisis Biplot

Analisis biplot digunakan untuk mengidentifikasi alokasi belanja

kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat untuk setiap klasifikasi belanja. Peubah

yang digunakan adalah sembilan klasifikasi belanja daerah berdasarkan fungsi.

Kabupaten/kota di Jawa Barat dijadikan sebagai objek. Analisis biplot dapat

memberikan informasi mengenai hubungan antar klasifikasi belanja daerah

berdasarkan fungsi, besarnya alokasi belanja setiap kabupaten/kota, keragaman

alokasi belanja pada setiap klasifikasi belanja berdasarkan fungsi, dan kedekatan

posisi antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat berdasarkan alokasi belanja

daerah.

Analisis Biplot alokasi belanja APBD kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat

tahun 2012

Analisis biplot alokasi belanja APBD kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat

tahun 2012 memberikan informasi sebesar 94.3%. Keragaman yang diberikan

oleh sumbu utama adalah sebesar 77.7% dan keragaman yang diberikan oleh

sumbu kedua adalah sebesar 16.6%. Besarnya keragaman yang dapat diberikan

oleh biplot tersebut menunjukkan bahwa biplot yang dihasilkan sudah baik dalam

menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

Gambar 4 menunjukkan bahwa alokasi untuk pendidikan memiliki

keragaman yang paling tinggi. Klasifikasi belanja yang memiliki keragaman

tertinggi berikutnya adalah pelayanan umum, perumahan dan fasilitas umum,

kesehatan, ekonomi, dan lingkungan hidup. Klasifikasi belanja yang memiliki

keragaman yang rendah adalah ketertiban dan ketenteraman, pariwisata dan

budaya, serta perlindungan sosial.

Seluruh klasifikasi belanja berdasarkan fungsi memiliki korelasi yang

positif. Hal ini terlihat dari sudut yang terbentuk di antara vektor-vektor peubah

Page 25: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

13

Gambar 4 Biplot alokasi belanja APBD kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat tahun 2012

Dim

en

sio

n 2

(1

6.6

%)

-600

-500

-400

-300

-200

-100

0

100

200

300

400

500

600

Dimension 1 (77.7%)

-600 -500 -400 -300 -200 -100 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200

Bandung

Bekasi

Bogor

Ciamis

CianjurCirebon

Garut

Indramayu

Karawang

KuninganMajalengka

Purwakarta Subang

SukabumiSumedang

Tasikmalaya

KotaBandungKotaBekasi

KotaBogor

KotaCirebon

KotaDepok

KotaSukabumiKotaTasikmalaKotaCimahi

KotaBanjar

BandungBarat

PelUmum

TibManEko

Lingk

Perum

KeshPar

Pend

PerlSos

Page 26: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

14

yang mewakili membentuk sudut kurang dari 90 ˚. Korelasi terkuat yang

terbentuk adalah korelasi di antara ketiga klasifikasi belanja yang memiliki

keragaman terendah, yaitu ketertiban dan ketenteraman, pariwisata dan budaya,

serta perlindungan sosial. Korelasi terlemah terbentuk antara klasifikasi belanja

untuk lingkungan hidup dan pendidikan.

Karakteristik antara setiap kabupaten/kota dan klasifikasi belanja menurut

fungsi juga dapat diperlihatkan oleh biplot dari kedekatan setiap titik objek dan

vektor. Kota Bandung dan Kabupaten Bogor merupakan dua kabupaten/kota yang

memiliki alokasi belanja untuk pelayanan umum yang paling tinggi. Urutan

daerah yang memiliki alokasi untuk pendidikan yang tertinggi adalah Kota

Bandung, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten

Karawang, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi. Alokasi untuk pelayanan umum

serta perumahan dan fasilitas umum memiliki urutan yang sama untuk daerah

dengan alokasi tertinggi. Urutannya yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bogor,

Kabupaten Bandung, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, dan

Kabupaten Garut. Sementara itu, urutan daerah dengan alokasi untuk kesehatan

yang tertinggi adalah Kota Bandung, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung,

Kabupaten Garut, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, dan Kabupaten Karawang.

Kota Bandung, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut,

Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, dan Kota Bekasi merupakan urutan

daerah dengan alokasi tertinggi untuk Ekonomi. Kabupaten/kota Provinsi Jawa

Barat jika diurutkan berdasarkan alokasi untuk lingkungan hidup tertinggi, yaitu:

Kota Bandung, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Bandung,

Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Garut.

Daerah-daerah yang memiliki alokasi di bawah rata-rata pada semua

klasifikasi belanja adalah Kota Banjar, Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya, Kota

Ciamis, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang,

Kabupaten Bandung Barat, Kota Bogor, dan Kota Depok.

Secara umum, Kota Bandung dan Kabupaten Bogor merupakan dua daerah

yang memiliki alokasi tertinggi untuk seluruh klasifikasi belanja berdasarkan

fungsi. Dua daerah dengan alokasi terendah untuk seluruh klasifikasi belanja

berdasarkan fungsi adalah Kota Banjar dan Kota Sukabumi.

Analisis Biplot alokasi belanja APBD kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat

tahun 2014

Lampiran 12 merupakan hasil analisis biplot alokasi belanja APBD

kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat tahun 2014. Hasil tersebut memberikan

informasi sebesar 93.6%. Keragaman yang diberikan oleh sumbu utama adalah

sebesar 84.8% dan keragaman yang diberikan oleh sumbu kedua adalah sebesar

8.8%. Hal ini berarti bahwa biplot yang dihasilkan sudah baik dalam

menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

Klasifikasi belanja dengan keragaman tertinggi secara berurutan adalah

pendidikan, pelayanan umum, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, ekonomi,

dan lingkungan hidup. Urutan keragaman yang terbentuk sama dengan tahun 2012.

Klasifikasi belanja yang memiliki keragaman yang rendah adalah ketertiban dan

ketenteraman, pariwisata dan budaya, serta perlindungan sosial. Hal ini

menunjukkan bahwa karakteristik keragaman setiap klasifikasi belanja pada tahun

2014 cenderung serupa dengan tahun 2012.

Page 27: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

15

Karakteristik korelasi yang terbentuk di antara klasifikasi belanja pada tahun

2014 juga serupa dengan tahun 2012. Seluruh klasifikasi belanja berdasarkan

fungsi juga memiliki korelasi yang positif pada tahun 2014. Korelasi terkuat

adalah korelasi antara tiga klasifikasi belanja yang memiliki keragaman terendah,

yaitu ketertiban dan ketenteraman, pariwisata dan budaya, serta perlindungan

sosial. Korelasi terlemah terbentuk antara klasifikasi belanja untuk lingkungan

dan pendidikan.

Karakteristik antara setiap kabupaten/kota dan klasifikasi belanja menurut

fungsi pada tahun 2014 tidak serupa dengan tahun 2012. Kabupaten/kota

berdasarkan urutan alokasi untuk pendidikan tertinggi secara berurutan adalah

Kota Bandung, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Bandung, Kabupaten

Bekasi, Kabupaten Garut, Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur, dan

Kabupaten Cirebon. Urutan kabupaten/kota yang memiliki alokasi tertinggi untuk

pendidikan, perumahan dan fasilitas umum, serta lingkungan hidup, yaitu: Kota

Bandung, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten

Bandung, Kabupaten Karawang, Kabupaten Garut, Kabupaten Cianjur, dan

Kabupaten Cirebon. Alokasi untuk kesehatan dan ekonomi tertinggi secara

berurutan adalah Kota Bandung, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten

Bandung, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Garut, Kabupaten

Cianjur, dan Kabupaten Cirebon.

Kelompok kabupaten/kota yang memiliki alokasi yang rendah dan di bawah

rata-rata pada seluruh klasifikasi belanja adalah Kota Banjar, Kota Sukabumi,

Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, Kota Cimahi, Kota Bogor, Kabupaten

Surakarta, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Ciamis,

Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Sumedang.

Secara umum, Kota Bandung dan Kabupaten Bogor merupakan dua daerah

yang memiliki alokasi tertinggi untuk seluruh klasifikasi belanja berdasarkan

fungsi. Dua daerah dengan alokasi terendah untuk seluruh klasifikasi belanja

berdasarkan fungsi adalah Kota Banjar dan Kota Sukabumi. Hal ini serupa dengan

alokasi anggaran belanja pada tahun 2012.

Analisis Procrustes

Analisis procrustes dilakukan dengan menjadikan data alokasi belanja dalam

APBD tahun 2014 sebagai matriks target, dan data alokasi belanja dalam APBD

tahun 2012 sebagai matriks observasi. Besaran skalar yang dihasilkan adalah

sebesar 1.193835. Hal ini berarti bahwa alokasi belanja pada APBD Provinsi Jawa

Barat tahun 2014 adalah 1.193835 kali dari alokasi belanja pada APBD Provinsi

Jawa Barat tahun 2012. Terjadi peningkatan alokasi belanja sebesar 19.38% pada

alokasi belanja APBD Provinsi Jawa Barat tahun 2014 dibandingkan tahun 2012.

Jika dilihat dari total APBD seluruh kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat, total

APBD tahun 2014 sebesar Rp59 903 902 000 000 mengalami peningkatan sebesar

24.69% dari total APBD tahun 2012 yang mencapai Rp48 041 891 000 000.

Perbedaan persentase peningkatan ini disebabkan oleh analisis procrustes yang

memperhitungkan peningkatan alokasi pada setiap klasifikasi belanja di setiap

kabupaten/kota. Dapat dikatakan bahwa secara rata-rata alokasi belanja meningkat

sebesar 19.38% dari tahun 2012 ke tahun 2014.

Page 28: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

16

Tabel 1 Hasil analisis procrustes

Nilai

Skalar (c) 1.193835

Jumlah Kuadrat Galat (JKG) 1.1272

Jumlah Kuadrat Total (JKT) 9.4929

88.13%

Besaran R2 sebesar 88.13% dapat diartikan bahwa kemiripan antara

alokasi belanja APBD Provinsi Jawa Barat antara tahun 2012 dan 2014 adalah

sebesar 88.13%. Hal ini berarti alokasi belanja APBD Provinsi Jawa Barat pada

tahun 2012 dan 2014 sangat mirip. Beberapa kabupaten/kota yang memiliki

pengaruh cukup besar sehingga kemiripan pada APBD kedua tahun tidak

mencapai 100% adalah Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Ciamis, Kota

Bekasi, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Bandung. Tiga daerah yang memiliki

jarak negatif terbesar, atau alokasi anggaran pada tahun 2014 lebih kecil dari

tahun 2012 adalah Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Ciamis untuk

alokasi pendidikan, serta Kota Bekasi untuk alokasi pariwisata dan budaya. Tiga

daerah yang memiliki jarak positif terbesar, atau alokasi anggaran pada tahun

2014 lebih besar dari tahun 2012 adalah Kota Bekasi dan Kabupaten Cianjur

untuk alokasi pendidikan, serta Kabupaten Bandung untuk alokasi perumahan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kota Bandung dan Kabupaten Bogor merupakan dua daerah yang memiliki

alokasi tertinggi untuk seluruh klasifikasi belanja berdasarkan fungsi pada tahun

2012 dan 2014. Dua daerah dengan alokasi terendah untuk seluruh klasifikasi

belanja berdasarkan fungsi pada kedua tahun penelitian adalah Kota Banjar dan

Kota Sukabumi. Klasifikasi belanja dengan keragaman dan nilai alokasi tertinggi

adalah alokasi belanja untuk pendidikan. Hasil analisis procrustes menunjukkan

bahwa terjadi peningkatan alokasi belanja APBD Provinsi Jawa Barat dari tahun

2012 ke tahun 2014 sebesar 19.38%. Mesipun demikian, konfigurasi alokasi

belanja APBD Provinsi Jawa Barat tahun 2012 dan 2014 sangat mirip, dibuktikan

dengan besaran R2 yang diperoleh adalah sebesar 88.13%.

Saran

Metode pendugaan imputasi dengan model regresi yang digunakan pada

penelitian ini masih memiliki kelemahan, karena model yang dihasilkan masih

belum memenuhi asumsi kebebasan antar sisaan. Penelitian selanjutnya

diharapkan menggunakan metode pendugaan yang lebih baik dengan

memperhatikan pengujian asumsi pada model yang dihasilkan.

Page 29: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

17

DAFTAR PUSTAKA

Bangun PBJ, Irmeilyana, Anasari. 2012. Penerapan analisis procrustes pada grafik

hasil analisis korespondensi hubungan lama studi, IPK, dan lama skripsi

alumni matematika FMIPA Unsri angkatan 2002. Jurnal Penelitian Sains.

15(1A):11-14.

Gabriel KR. 1971. The biplot graphic display of matrices with application to

principal component analysis. Biometrika. 58(3):453-467.

Jollife IT. 2002. Principal Component Analysis Second Edition. New York (US):

Springer-Verlag.

[Kemenkeu RI DJPK] Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat

Jenderal Perimbangan Keuangan. 2014. Deskripsi dan Analisis APBD 2014.

Jakarta (ID): Kemenkeu RI DJPK.

Kurnia A,Sartono B, Irvani D. 2002. Analisis biplot dan rantai Markov untuk

menelaah perilaku konsumen majalah berita mingguan. Forum Statistika dan

Komputasi. (Khusus): 18-27.

Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2011. Sidik Peubah Ganda dengan Menggunakan

SAS. Bogor (ID): IPB Press.

Nordiawan D, Putra IS, Rahmawati M. 2007. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta

(ID) : Salemba Empat.

Siswadi, Muslim A, Bakhtiar T. 2012. Variable selection using principal

component and procrustes analyses and its application in educational data.

Journal of Asian Scientifis Research. 2(12):856-865.

Siswadi, Bakhtiar T, dan Maharsi R. 2012. Procrustes analysis and the goodness-

of-fit of biplot: some thoughts and findings. Applied Mathematical Science.

6(72):3579-3590.

Sumertajaya IM, Sumantri B, Heriyanto. 1997. Analisis biplot dan procrustes

untuk mengidentifikasi karakteristik daya hasil beberapa galur padi. Forum

Statistika dan Komputasi.2(2):36-46.

Page 30: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

18

Lampiran 1 Data belanja APBD Provinsi Jawa Barat tahun anggaran 2012

No Daerah Pelayanan

Umum

Ketertiban

dan

Ketentraman

Ekonomi Lingkungan

Hidup

Perumahan

dan

Fasilitas

Umum

Kesehatan

Pariwisata

dan

Budaya

Pendidikan Perlindungan

Sosial

1 Kab. Bandung 545.323 19.573 182.550 6.163 248.064 297.072 12.349 1.313.527 33.012

2 Kab. Bekasi 693.442 12.140 140.128 73.118 463.017 204.465 8.031 805.877 19.798

3 Kab. Bogor 886.489 22.633 291.162 19.103 560.705 389.083 12.894 1.132.804 48.540

4 Kab. Ciamis 277.250 6.833 76.500 4.832 85.428 145.474 7.982 845.289 13.477

5 Kab. Cianjur 456.417 17.339 71.425 66.050 62.387 193.666 3.702 795.934 13.997

6 Kab. Cirebon 377.165 12.496 121.919 17.923 216.216 324.851 6.800 886.234 31.865

7 Kab. Garut 360.356 11.158 238.602 7.841 166.524 256.374 9.695 1.221.553 27.048

8 Kab. Indramayu 283.884 12.903 95.371 3.943 227.298 169.280 966 877.127 37.291

9 Kab. Karawang 434.134 18.862 154.407 54.480 465.566 275.132 17.715 915.358 27.947

10 Kab. Kuningan 247.822 15.333 71.831 11.675 66.948 143.757 5.968 687.342 15.523

11 Kab. Majalengka 229.586 9.982 119.254 11.913 178.568 164.712 7.266 810.276 18.265

12 Kab. Purwakarta 266.916 12.612 101.105 34.903 90.904 121.086 2.673 426.055 22.433

13 Kab. Subang 337.190 8.320 112.814 16.553 183.412 154.145 6.953 586.270 11.291

14 Kab. Sukabumi 395.174 10.872 125.318 6.086 189.660 220.079 7.136 897.862 22.430

15 Kab. Sumedang 285.895 11.014 95.837 14.694 111.696 183.931 5.853 680.327 16.105

16 Kab. Tasikmalaya 347.348 5.335 121.060 13.029 76.483 95.239 4.065 756.466 21.276

17 Kota Bandung 1.062.462 30.817 125.937 306.390 582.924 218.896 13.602 1.253.897 39.783

18 Kota Bekasi 689.618 10.711 103.486 70.948 492.877 262.889 3.050 738.032 28.341

19 Kota Bogor 305.465 24.031 76.143 96.255 231.622 93.199 4.373 432.339 15.799

20 Kota Cirebon 200.326 10.744 61.218 15.259 63.782 189.808 4.915 312.415 15.580

21 Kota Depok 362.880 3.450 98.611 71.563 433.495 145.490 1.298 403.762 31.321

22 Kota Sukabumi 185.663 8.751 37.624 22.266 23.342 169.236 1.260 215.661 13.074

23 Kota Tasikmalaya 252.308 2.556 40.484 3.446 49.931 149.846 3.412 327.739 10.184

24 Kota Cimahi 216.842 9.574 47.025 13.972 82.396 188.296 450 338.419 8.538

25 Kota Banjar 108.786 4.435 24.006 6.833 60.332 77.445 650 128.119 9.676

26 Kab. Bandung Barat 337.580 16.873 110.006 11.740 130.544 95.452 9.471 604.077 16.740

Page 31: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

19

Lampiran 2 Data belanja APBD Provinsi Jawa Barat tahun anggaran 2014

No Daerah Pelayanan

Umum

Ketertiban

dan

Ketentraman

Ekonomi Lingkungan

Hidup

Perumahan

dan Fasilitas

Umum

Kesehatan

Pariwisata

dan

Budaya

Pendidikan Perlindungan

Sosial

1 Kab. Bandung 664.586 42.869 233.125 44.913 590.507 462.119 59.124 1.481.056 46.976

2 Kab. Bekasi 975.149 19.607 175.320 105.390 687.306 359.633 12.463 1.222.403 35.997

3 Kab. Bogor 1.277.460 46.341 333.335 34.775 961.137 724.125 18.991 1.460.501 64.655

4 Kab. Ciamis 516.963 18.304 110.170 6.749 208.670 257.005 13.405 888.812 23.354

5 Kab. Cianjur 516.912 26.296 87.557 28.621 202.565 319.077 5.591 1.334.046 11.136

6 Kab. Cirebon 462.006 17.619 180.778 30.443 256.708 428.781 10.233 1.194.006 38.026

7 Kab. Garut 375.640 21.880 263.815 44.870 378.096 363.377 12.665 1.387.061 24.614

8 Kab. Indramayu 369.267 18.656 140.601 4.106 405.357 304.018 4.813 1.046.063 28.525

9 Kab. Karawang 695.387 33.756 216.912 58.350 698.149 489.744 13.353 1.087.713 37.074

10 Kab. Kuningan 314.281 20.092 96.827 15.142 153.120 188.174 9.450 639.332 21.479

11 Kab. Majalengka 266.315 11.955 131.075 12.938 348.549 256.617 75.726 992.370 21.176

12 Kab. Purwakarta 357.838 18.043 124.633 50.438 266.670 169.328 9.085 639.193 23.428

13 Kab. Subang 395.290 10.944 162.569 59.860 219.046 181.737 11.730 644.635 13.979

14 Kab. Sukabumi 437.494 14.285 227.693 16.874 368.017 392.163 8.775 795.358 29.901

15 Kab. Sumedang 358.601 15.828 161.587 18.295 194.858 259.475 16.588 862.893 23.735

16 Kab. Tasikmalaya 473.618 7.886 109.888 15.006 136.218 118.158 5.463 802.365 23.271

17 Kota Bandung 1.395.828 89.705 276.551 390.251 775.240 400.304 33.919 1.842.366 50.980

18 Kota Bekasi 795.753 16.834 172.659 111.442 760.156 407.831 4.549 1.443.010 36.995

19 Kota Bogor 402.650 22.267 110.303 123.360 324.433 110.081 6.401 580.962 18.955

20 Kota Cirebon 229.786 13.016 83.653 21.507 82.948 242.190 7.328 361.886 13.309

21 Kota Depok 438.200 7.247 124.802 47.194 599.733 200.777 2.241 642.694 35.028

22 Kota Sukabumi 192.130 15.975 47.368 36.594 67.632 251.855 2.365 298.893 11.164

23 Kota Tasikmalaya 289.245 4.146 62.920 3.947 117.390 193.136 5.273 381.889 13.977

24 Kota Cimahi 242.412 18.824 70.817 47.420 181.871 163.849 2.129 432.737 14.229

25 Kota Banjar 136.067 5.368 28.123 14.894 63.086 99.521 716 166.698 13.826

26 Kab. Bandung Barat 490.803 22.024 141.059 12.560 234.721 150.279 9.237 573.174 28.518

Page 32: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

20

Lampiran 3 Data aktual belanja APBD Provinsi Jawa Barat tahun anggaran 2012 di tahun 2014

No Daerah Pelayanan

Umum

Ketertiban

dan

Ketentraman

Ekonomi Lingkungan

Hidup

Perumahan

dan Fasilitas

Umum

Kesehatan Pariwisata

dan Budaya Pendidikan

Perlindungan

Sosial

1 Kab. Bandung 596.799 21.421 199.782 6.745 271.480 325.114 13.515 1.437.518 36.128

2 Kab. Bekasi 758.900 13.286 153.355 80.020 506.723 223.765 8.789 881.948 21.667

3 Kab. Bogor 970.169 24.769 318.647 20.906 613.633 425.810 14.112 1.239.736 53.122

4 Kab. Ciamis 303.421 7.478 83.721 5.288 93.492 159.206 8.735 925.080 14.750

5 Kab. Cianjur 499.500 18.976 78.167 72.285 68.277 211.947 4.051 871.067 15.318

6 Kab. Cirebon 412.768 13.676 133.428 19.615 236.626 355.515 7.442 969.890 34.872

7 Kab. Garut 394.371 12.211 261.125 8.581 182.244 280.574 10.611 1.336.862 29.601

8 Kab. Indramayu 310.681 14.121 104.374 4.315 248.754 185.259 1.057 959.924 40.811

9 Kab. Karawang 475.114 20.643 168.983 59.623 509.513 301.103 19.387 1.001.764 30.585

10 Kab. Kuningan 271.215 16.780 78.611 12.777 73.267 157.327 6.531 752.224 16.988

11 Kab. Majalengka 251.258 10.924 130.511 13.038 195.424 180.260 7.952 886.762 19.990

12 Kab. Purwakarta 292.111 13.803 110.648 38.197 99.485 132.516 2.925 466.273 24.551

13 Kab. Subang 369.019 9.106 123.463 18.115 200.725 168.695 7.609 641.611 12.356

14 Kab. Sukabumi 432.476 11.899 137.147 6.661 207.563 240.853 7.810 982.616 24.548

15 Kab. Sumedang 312.882 12.054 104.883 16.081 122.240 201.293 6.406 744.546 17.626

16 Kab. Tasikmalaya 380.136 5.838 132.487 14.259 83.703 104.229 4.449 827.873 23.284

17 Kota Bandung 1.162.753 33.726 137.825 335.312 637.949 239.559 14.886 1.372.259 43.539

18 Kota Bekasi 754.715 11.722 113.254 77.645 539.402 287.704 3.338 807.698 31.016

19 Kota Bogor 334.300 26.300 83.330 105.341 253.487 101.996 4.786 473.149 17.291

20 Kota Cirebon 219.235 11.759 66.997 16.700 69.803 207.725 5.379 341.905 17.051

21 Kota Depok 397.134 3.776 107.920 78.318 474.414 159.223 1.420 441.875 34.278

22 Kota Sukabumi 203.189 9.577 41.175 24.368 25.545 185.212 1.379 236.019 14.308

23 Kota Tasikmalaya 276.125 2.797 44.305 3.771 54.644 163.991 3.734 358.676 11.146

24 Kota Cimahi 237.311 10.478 51.463 15.291 90.174 206.070 492 370.365 9.344

25 Kota Banjar 119.055 4.854 26.272 7.477 66.027 84.756 711 140.213 10.590

26 Kab. Bandung Barat 369.446 18.466 120.390 12.849 142.867 104.462 10.365 661.098 18.320

Page 33: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

21

Lampiran 4 Scatter plot untuk ketertiban dan ketenteraman

Lampiran 5 Scatter plot untuk ekonomi

9000080000700006000050000400003000020000100000

35000

30000

25000

20000

15000

10000

5000

0

Anggaran tahun 2014 (juta rupiah)

An

gg

ara

n t

ah

un

20

12

(ju

ta r

up

iah

)21530

13863

KotaBanjar

KotaBogor

Tasikmalaya

BandungBarat

KotaCimahi

Purwakarta

Subang

Kuningan

KotaTasikmalayaKotaDepok

KotaCirebon

KotaSukabumiMajalengka

Ciamis

Sumedang

Indramayu

Cianjur

BekasiGarutSukabumi

KotaBandung

KotaBekasi

Cirebon

BandungKarawang

Bogor

350000300000250000200000150000100000500000

350000

300000

250000

200000

150000

100000

50000

0

Anggaran tahun 2014 (juta rupiah)

An

gg

ara

n t

ah

un

20

12

(ju

ta r

up

iah

)

149005

119702

KotaBanjar

KotaBogor

TasikmalayaBandungBarat

KotaCimahi

PurwakartaSubang

Kuningan

KotaTasikmalaya

KotaDepok

KotaCirebon

KotaSukabumi

Majalengka

Ciamis

SumedangIndramayu

Cianjur

Bekasi

Garut

Sukabumi KotaBandung

KotaBekasi

Cirebon

Bandung

Karawang

Bogor

Page 34: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

22

Lampiran 6 Scatter plot untuk lingkungan hidup

Lampiran 7 Scatter plot untuk perumahan dan fasilitas umum

4000003000002000001000000

350000

300000

250000

200000

150000

100000

50000

0

Anggaran tahun 2014 (juta rupiah)

An

gg

ara

n t

ah

un

20

12

(ju

ta r

up

iah

)

52151

41291

KotaBanjar

KotaBogor

TasikmalayaBandungBaratKotaCimahi

Purwakarta

SubangKuningan

KotaTasikmalaya

KotaDepok

KotaCirebonKotaSukabumi

MajalengkaCiamisSumedang

Indramayu

CianjurBekasi

GarutSukabumi

KotaBandung

KotaBekasi

CirebonBandung

Karawang

Bogor

10000008000006000004000002000000

700000

600000

500000

400000

300000

200000

100000

0

Anggaran tahun 2014 (juta rupiah)

An

gg

ara

n t

ah

un

20

12

(ju

ta r

up

iah

)

357007

233364

KotaBanjar

KotaBogor

Tasikmalaya

BandungBarat

KotaCimahiPurwakarta

Subang

KuninganKotaTasikmalaya

KotaDepok

KotaCirebon

KotaSukabumi

Majalengka

CiamisSumedang

Indramayu

Cianjur

Bekasi

GarutSukabumi

KotaBandung

KotaBekasi

Cirebon

Bandung

Karawang

Bogor

Page 35: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

23

Lampiran 8 Scatter plot untuk kesehatan

Lampiran 9 Scatter plot untuk pariwisata dan budaya

800000700000600000500000400000300000200000100000

450000

400000

350000

300000

250000

200000

150000

100000

Anggaran tahun 2014 (juta rupiah)

An

gg

ara

n t

ah

un

20

12

(ju

ta r

up

iah

)288206

207468

KotaBanjar

KotaBogorTasikmalayaBandungBarat

KotaCimahi

Purwakarta

SubangKuningan

KotaTasikmalayaKotaDepok

KotaCirebon

KotaSukabumiMajalengka

Ciamis

SumedangIndramayu

CianjurBekasi

Garut

SukabumiKotaBandung

KotaBekasi

Cirebon

Bandung

Karawang

Bogor

80000700006000050000400003000020000100000

20000

15000

10000

5000

0

Anggaran tahun 2014 (juta rupiah)

An

gg

ara

n t

ah

un

20

12

(ju

ta r

up

iah

)

13908

6841

KotaBanjar

KotaBogorTasikmalaya

BandungBarat

KotaCimahi

Purwakarta

Subang

Kuningan

KotaTasikmalaya

KotaDepok

KotaCirebon

KotaSukabumi

MajalengkaCiamis

Sumedang

Indramayu

Cianjur

Bekasi

Garut

Sukabumi

KotaBandung

KotaBekasi

Cirebon

Bandung

Karawang

Bogor

Page 36: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

24

Lampiran 10 Scatter plot untuk pendidikan

Lampiran 11 Scatter plot untuk perlindungan sosial

2000000150000010000005000000

1600000

1400000

1200000

1000000

800000

600000

400000

200000

0

Anggaran tahun 2014 (juta rupiah)

An

gg

ara

n t

ah

un

20

12

(ju

ta r

up

iah

)

892389

774190

KotaBanjar

KotaBogor

Tasikmalaya

BandungBarat

KotaCimahi

Purwakarta

Subang

Kuningan

KotaTasikmalaya

KotaDepok

KotaCirebon

KotaSukabumi

MajalengkaCiamis

Sumedang

Indramayu

CianjurBekasi

Garut

Sukabumi

KotaBandung

KotaBekasi

Cirebon

Bandung

Karawang

Bogor

70000600005000040000300002000010000

50000

40000

30000

20000

10000

Anggaran tahun 2014 (juta rupiah)

An

gg

ara

n t

ah

un

20

12

(ju

ta r

up

iah

)

27089

23965

KotaBanjar

KotaBogor

Tasikmalaya

BandungBarat

KotaCimahi

Purwakarta

Subang

Kuningan

KotaTasikmalaya

KotaDepok

KotaCirebon

KotaSukabumi

Majalengka

Ciamis

Sumedang

Indramayu

Cianjur

Bekasi

Garut

Sukabumi

KotaBandung

KotaBekasi

CirebonBandung

Karawang

Bogor

Page 37: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

25

Lampiran 12 Biplot alokasi belanja APBD kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat tahun 2014

Dim

en

sio

n 2

(8

.8%

)

-700

-600

-500

-400

-300

-200

-100

0

100

200

300

400

500

600

Dimension 1 (84.8%)

-600 -500 -400 -300 -200 -100 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300

Bandung

Bekasi

Bogor

Ciamis

Cianjur

Cirebon

Garut

Indramayu

Karawang

Kuningan

Majalengka

PurwakartaSubang Sukabumi

Sumedang

Tasikmalaya

KotaBandung

KotaBekasi

KotaBogor

KotaCirebon

KotaDepok

KotaSukabumiKotaTasikmalaKotaCimahi

KotaBanjar BandungBarat

PelUmum

TibMan Eko

Lingk

Perum

KeshPar

Pend

PerlSos

Page 38: ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP … · kebijakan fiskal untuk melaksanakan pelayanan publik di daerah. APBD disetujui ... Analisis biplot didasari oleh penguraian nilai singular

26

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 21 Februari 1993 di Semarang dari Ayah

bernama Petrus Susiyanto dan Ibu bernama Eva Sri Muji Rahayu. Penulis

merupakan anak pertama dengan seorang adik bernama Vicho Dwindra

Arisandhi. Tahun 2011 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Bandar Lampung. Pada

tahun yang sama, penulis diterima di Departemen Statistika, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam melalui jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SNMPTN) – Undangan.

Selama mengikuti pendidikan di Departemen Statistika – IPB, penulis aktif

menjadi asisten responsi Metode Statistika pada tahun akademik 2012/2013 dan

2013/2014, serta menjadi asisten responsi Analisis Regresi pada tahun akademik

2014/2015. Penulis juga aktif dalam beberapa organisasi, seperti Komisi

Pelayanan Anak (KPA) dan Himpunan Profesi Gamma Sigma Beta (GSB).

Setelah menjadi anggota KPA selama satu tahun kepengurusan, penulis diberi

kepercayaan menjadi bendahara KPA untuk tahun kepengurusan 2013. Sepanjang

tahun 2012, penulis aktif sebagai staf departemen Survei dan Riset, kemudian

pada tahun 2013 penulis menjadi sekretaris Lembaga Struktural – Beta Club,

sebuah kelompok Bahasa Inggris milik GSB. Selain berorganisasi, penulis juga

mengikuti beberapa kepanitiaan, diantaranya: koordinator divisi dana dan usaha

Siang Keakraban KPA, sekretaris divisi acara pada Statistika Ria 2013, staf divisi

acara Welcome Ceremony of Statistics, staf divisi LO Komstat Jr 2014, dan LO

pada The 13th

Islamic Country Conference on Statistical Sciences (ICCS) 2014.

Selama bulan Juli – Agustus 2014 penulis melaksanakan Praktik Lapang

di PT. Essence Indonesia – IFF pada departemen Sensory and Consumer Insight.

Penulis juga sempat bekerja sebagai konsultan analisis data pada World

Agroforestry Centre (ICRAF), dan sebagai staff pengajar Metode Statistika pada

lembaga bimbingan Mafia.

Penulis aktif mengikuti lomba seni tingkat mahasiswa. Beberapa prestasi

yang diraih oleh penulis antara lain ialah Juara I Lomba Akustik pada Pekan

Olahraga Statistika (PORSTAT) 2014, Juara II Lomba Akustik pada PORSTAT

2013, dan Juara II Lomba Drama Musikal pada SPIRIT 2013. Penulis juga sempat

menjadi semi finalis Kompetisi Statistika Nasional pada Statistika Ria 2013.