biplot biasa dan kanonik untuk pemetaan provinsi ... · selatan in ordinary biplot has superior in...

92
BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB KUSNANDAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Upload: dodang

Post on 02-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN

PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB

KUSNANDAR

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 2: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Biplot Biasa dan

Kanonik untuk Pemetaan Provinsi Berdasarkan Prestasi Mahasiswa IPB adalah

karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan oleh

pihak lain telah penulis sebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar

Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2011

Kusnandar

NRP G551090081

Page 3: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

ABSTRACT

KUSNANDAR. Ordinary and Canonical Biplots for Province Mapping Based on

IPB Students’ Achievement. Supervised by SISWADI and N. K. KUTHA

ARDANA.

Biplot is a graphical display of the rows and columns of a data matrix. Ordinary

biplot is the biplot that was introduced by Gabriel (1971). The most general

method for discrimination among groups using multiple observed variables is

canonical variate analysis (CVA). CVA allows us to derive linear combinations

that successively maximize the ratio of ‘between-groups’ to ‘pooled within-group’

sample variance. Biplot representation for CVA is called canonical biplot.

Ordinary and canonical biplots are multivariate analyses that can be used for

mapping of objects. Procrustes analysis is an analysis tool based on the principle

of least squares that can be used to measure the maximum similarity of point of

configurations through a series of linear transformations of translation, rotation

and dilation. Unfortunately, implementation of canonical biplot and goodness of

fit of two matrix configurations with Procrustes analysis has not yet been

integrated in statistical package program. The objectives of this study are to

examine ordinary biplot, canonical biplot and Procrustes analysis; implement the

canonical biplot and Procrustes analysis using functional programming

techniques; and compare provincial mapping using ordinary biplot analysis with

the analysis of canonical biplot based on IPB students’ achievement. As the first

result this study, a program has been written using software Mathematica 8.0 to

integrate the ordinary and canonical biplot with Procrustes analysis. For

implementation purposes, the data used in this study are IPB students’

achievement in 2009/2010 academic year. Province mapping is an important

effort to get an overview of relative position of the province compared to other

provinces based on students’ academic achievement. The results from Procrustes

analysis of the data matrix with its matrix approximation show that in this case the

canonical biplot relatively more suitable to be used. The goodness of fit of

configuration of ordinary and canonical biplot with Procrustes analysis is

relatively high for data, as well as variables and objects, i.e. more than 91%. This

means that the results of ordinary and canonical biplot analysis for mapping the

province based on TPB IPB students’ achievement showed relatively more

similarities than differences. Extreme difference of the object's position (province)

of variables is the province of Sulawesi Utara, Jawa Barat, Banten and Sumatera

Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu

Pertanian course, whereas the canonical biplot has superior in Bahasa Inggris and

Pendidikan Kewarganegaraan course.

Keywords: ordinary biplot, canonical variate analysis, canonical biplot,

Procrustes analysis, province mapping.

Page 4: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

RINGKASAN

KUSNANDAR. Biplot Biasa dan Kanonik untuk Pemetaan Provinsi Berdasarkan

Prestasi Mahasiswa IPB. Dibimbing oleh SISWADI and N. K. KUTHA

ARDANA.

Analisis biplot merupakan salah satu bentuk Analisis Peubah Ganda (APG)

yang dapat memberikan gambaran secara grafik dari suatu matriks data tentang

kedekatan antar objek, keragaman peubah, korelasi antarpeubah serta keterkaitan

objek dengan peubah. Biplot biasa yang dipelajari dalam penelitian ini adalah

biplot yang diperkenalkan oleh Gabriel (1971), sedangkan biplot kanonik

merupakan representasi grafis dari analisis peubah kanonik (APK, Canonical

Variate Analysis). APK merupakan analisis data dengan peubah ganda yang

berbasis analisis pengelompokan data, digunakan untuk memperoleh kombinasi

linear dari peubah-peubah asal yang akan memberikan nilai sedekat mungkin bagi

objek-objek dalam kelompok yang sama dan sebesar mungkin bagi objek-objek

antarkelompok.

Analisis biplot menghasilkan tiga matriks pendekatan yang terkait dengan

data, peubah, dan objek. Ketepatan matriks pendekatan tersebut pada biplot biasa

ditelusuri menggunakan ukuran kesesuaian dari Gabriel (2002) dan analisis

Procrustes sedangkan pada biplot kanonik menggunakan analisis Procrustes.

Analisis Procrustes merupakan alat analisis berdasarkan asas kuadrat terkecil yang

dapat digunakan untuk mengukur kemiripan maksimal antarkonfigurasi titik

melalui serangkaian transformasi linear yaitu translasi, rotasi dan dilasi.

Biplot biasa dengan sistem perintah telah terintegrasi ke dalam beberapa

program paket statistika seperti SAS, R dan Stata serta telah diimplementasikan

ke dalam paket sistem aljabar komputer Mathematica dengan teknik

pemrograman fungsional berbasis GUI (Graphical User Interface). Tetapi,

implementasi biplot kanonik dan ukuran kesesuaian dua konfigurasi

menggunakan analisis Procrustes dengan sistem perintah belum terintegrasi dalam

program paket statistika.

Biplot biasa maupun kanonik dapat memberikan gambaran yang lebih

terinci dalam pemetaan provinsi dalam bidang pendidikan sehingga informasi

yang diperoleh merupakan gambaran perbandingan mutu pendidikan suatu

provinsi dengan provinsi lainnya. Mahasiswa IPB hampir mewakili seluruh

provinsi di Indonesia, diharapkan mampu memberikan gambaran prestasi dan

pemetaan mutu pendidikan setiap daerahnya. Berdasarkan uraian diatas, tujuan

penelitian ini ialah untuk mengkaji analisis biplot biasa, biplot kanonik dan

analisis Procrustes; mengimplementasikan analisis biplot kanonik dan ukuran

kesesuaian dua konfigurasi matriks dengan analisis Procrustes menggunakan

teknik pemrograman fungsional; dan membandingkan pemetaan provinsi

menggunakan analisis biplot biasa dengan analisis biplot kanonik berdasarkan

prestasi mahasiswa IPB.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder terdiri dari

3047 mahasiswa yang berasal dari 32 provinsi (1 provinsi tidak ada mahasiswa

Page 5: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

TPB IPB yang mewakilinya, yaitu Sulawesi Tengah) asal sekolah menengahnya

serta data nilai mutu mata kuliah dan IPK mahasiswa TPB IPB tahun akademik

2009/2010 yang diperoleh dari Direktorat Pendidikan Tingkat Persiapan Bersama

Institut Pertanian Bogor. Sebagai penyederhanaan dan meningkatkan ketepatan

model pada analisis maka dilakukan proses seleksi peubah pada data asal yaitu

proses pengidentifikasian dan pengurangan peubah-peubah yang memberikan

kontribusi informasi yang relatif kecil pada keragaman data.

Penelitian ini menghasilkan paket BiplotKanonik dan GFProcrustes sebagai

implementasi dari biplot kanonik dan ukuran kesesuaian dua konfigurasi

menggunakan analisis Procrustes dengan teknik pemrograman fungsional

Mathematica.

Analisis Procrustes antara matriks data dengan matriks pendekatannya

menghasilkan ukuran kesesuaian pada biplot kanonik relatif lebih besar dari pada

biplot biasa untuk data dan peubah, tetapi untuk objek relatif sama. Hal ini

mengindikasikan bahwa dalam kasus ini biplot kanonik relatif lebih layak

digunakan. Sedangkan analisis Procrustes antara matriks koordinat biplot biasa

dengan koordinat biplot kanonik menghasilkan ukuran kesesuaian yang cukup

tinggi untuk data, peubah maupun objek, yaitu di atas 91%. Hal ini berarti bahwa

hasil dari analisis biplot biasa dan kanonik untuk pemetaan provinsi berdasarkan

prestasi mahasiswa TPB IPB memperlihatkan relatif lebih banyak persamaan dari

pada perbedaannya.

Perbedaan yang ekstrem dari posisi objek (provinsi) terhadap peubah ialah

provinsi Sulawesi Utara, Jawa Barat, Banten dan Sumatera Selatan pada biplot

biasa memiliki keunggulan pada mata kuliah Bahasa Indonesia dan Pengantar

Ilmu Pertanian, sedangkan pada biplot kanonik memiliki keunggulan pada mata

kuliah Bahasa Inggris dan Pendidikan Kewarganegaraan.

Interpretasi biplot kanonik untuk pemetaan provinsi berdasarkan prestasi

mahasiswa TPB IPB memberikan gambaran bahwa provinsi Kalimantan Timur

dan Kepulauan Bangka Belitung memiliki keunggulan pada semua mata kuliah.

Provinsi Kalimantan Selatan, Bengkulu dan Daerah Istimewa Yogyakarta

memiliki keunggulan pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa

Indonesia, Bahasa Inggris dan Ekonomi Umum. Provinsi Jawa Tengah, Jawa

Timur dan Kepulauan Riau memiliki keunggulan pada mata kuliah Pengantar

Matematika, Fisika, Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi Gorontalo,

Lampung, Jambi, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Kalimantan Barat,

Sulawesi Barat memiliki keunggulan pada mata kuliah Pengantar Matematika dan

Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, Jawa

Barat, Banten dan Sumatera Selatan memiliki keunggulan pada mata kuliah mata

kuliah Bahasa Inggris dan Pendidikan Kewarganegaraan. Provinsi Sumatera

Barat, DKI Jakarta, Bali dan Riau merupakan provinsi-provinsi yang memiliki

prestasi rata-rata pada semua mata kuliah. Sedangkan provinsi Sumatera Utara,

Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Aceh, Papua, Maluku

Utara dan Maluku memiliki prestasi di bawah rata-rata untuk semua mata kuliah.

Kata Kunci: biplot biasa, analisis peubah kanonik, biplot kanonik, analisis

Procrustes, pemetaan

Page 6: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

©Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2011

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumber.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik dan tinjauan suatu

masalah.

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Institut Pertanian

Bogor.

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis

ini dalam bentuk apapun tanpa izin Institut Pertanian Bogor.

Page 7: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN

PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB

KUSNANDAR

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Matematika Terapan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 8: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, M. S.

Page 9: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Judul Tesis : Biplot Biasa dan Kanonik untuk Pemetaan Provinsi

Berdasarkan Prestasi Mahasiswa IPB

Nama : Kusnandar

NRP : G551090081

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Siswadi, M. Sc. Ir. N. K. Kutha Ardana, M. Sc.

Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana

Matematika Terapan

Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, M. S. Dr. Ir. Dahrul Syah, M. Sc. Agr.

Tanggal Ujian: 5 Agustus 2011 Tanggal Lulus:

Page 10: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil

diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan

Pebruari 2011 ini ialah biplot, dengan judul Biplot Biasa dan Kanonik untuk

Pemetaan Provinsi Berdasarkan Prestasi Mahasiswa IPB.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Siswadi, M. Sc. dan

Ir. N.K. Kutha Ardana, M. Sc. yang telah membimbing dengan penuh ketekunan

dan kesabaran hingga selesainya penulisan karya ilmiah ini serta Ibu Dr. Ir. Endar

H. Nugrahani, M. S. selaku penguji luar komisi yang telah banyak memberikan

saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Ibnul

Qayim selaku Direktur TPB IPB yang telah memberikan bantuan data nilai mata

kuliah dan IPK mahasiswa TPB IPB tahun akademik 2009/2010, Bapak Donny

Citra Lesmana, S.Si., M. Fin. Math. yang telah membantu dalam hal pengadaan

referensi serta seluruh dosen dan staf pegawai Departemen Matematika FMIPA

IPB atas segala bantuannya. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan pada

Kemenag RI yang telah membiayai penelitian ini. Ungkapan terima kasih juga

disampaikan kepada kedua orang tua, istri, anak-anak dan seluruh keluarga yang

telah memberikan dukungan, pengertian, doa dan kasih sayangnya serta rekan-

rekan dan semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna,

untuk itu saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya ilmiah

ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2011

Kusnandar

Page 11: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Cirebon pada tanggal 29 September 1978

dari ayah Tjarba dan ibu Rumsiti. Penulis merupakan putra kedua dari empat

bersaudara.

Tahun 1996 penulis lulus SMA Negeri Sindanglaut dan pada tahun yang

sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis

memilih Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Kesempatan untuk melanjutkan ke Program Pascasarjana IPB pada Program Studi

Matematika Terapan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam diperoleh

pada tahun 2009 melalui beasiswa utusan daerah Kemenag RI. Penulis sekarang

mengajar di MTs PUI Bogor.

Page 12: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

PENDAHULUAN

Latar Belakang ........................................................................................... 1

Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Biplot Biasa .................................................................................. 5

Ukuran Kesesuaian Biplot Biasa ............................................................... 10

Analisis Peubah Kanonik ......................................................................... 11

Analisis Biplot Kanonik ........................................................................... 15

Analisis Procrustes ................................................................................... 19

METODE PENELITIAN

Sumber Data ............................................................................................. 25

Peubah Penelitian ..................................................................................... 25

Objek Penelitian ....................................................................................... 26

Metode Penelitian ..................................................................................... 27

HASIL DAN PEMBAHASAN

Implementasi Biplot Kanonik dan Analisis Procrustes

dengan Mathematica ................................................................................. 29

Eksplorasi Data ........................................................................................ 31

Gambaran Umum Provinsi ....................................................................... 35

Seleksi Peubah ......................................................................................... 36

Analisis Biplot Kanonik dan Kanonik Data Asal .................................... 37

Analisis Biplot Kanonik dan Kanonik dengan Seleksi Peubah ............... 45

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan .............................................................................................. 53

Saran ......................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 55

LAMPIRAN ...................................................................................................... 57

Page 13: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Analisis ragam antarkelompok dan dalam kelompok ................................. 12

2 Peubah penelitian ........................................................................................ 25

3 Konversi huruf mutu ................................................................................... 26

4 Provinsi asal mahasiswa dan banyak mahasiswa yang mewakilinya ......... 26

5 Sebaran nilai akhir mata kuliah TPB IPB tahun akademik 2009/2010 ........ 31

6 Ukuran pemusatan dan penyebaran nilai mata kuliah dan IPK mahasiswa

TPB IPB tahun akademik 2009/2010 .......................................................... 32

7 Matriks korelasi Pearson data asal .............................................................. 34

8 Ukuran kesesuaian biplot biasa dan kanonik data asal ............................... 39

9 Ukuran kesesuaian koordinat biplot biasa dan kanonik data asal ............... 39

10 Ukuran kesesuaian biplot biasa dan kanonik dengan seleksi peubah ......... 47

11 Ukuran kesesuaian koordinat biplot biasa dan kanonik dengan seleksi

peubah .......................................................................................................... 48

Page 14: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Diagram kotak garis nilai mata kuliah dan IPK .......................................... 33

2 Peringkat provinsi berdasarkan rata-rata IPK .............................................. 36

3 Biplot biasa pada data asal ........................................................................... 38

4 Biplot kanonik pada data asal ...................................................................... 38

5 Biplot biasa pada data dengan seleksi peubah ............................................. 46

6 Biplot kanonik pada data dengan seleksi peubah ........................................ 47

Page 15: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Program paket BiplotKanonik ..................................................................... 59

2 Program paket GFProcrustes ....................................................................... 60

3 Statistik deskriptif data asal ........................................................................ 61

4 Tabel nilai rata-rata mata kuliah dan IPK mahasiswa TPB IPB tahun

akademik 2009/2010 ................................................................................... 62

5 Korelasi Pearson data asal ........................................................................... 63

6 Eigenanalisis dari analisis komponen utama berbasis matriks koragam .... 64

7 Peringkat provinsi berdasarkan rata-rata IPK ............................................. 65

8 Biplot biasa pada data asal .......................................................................... 66

9 Biplot kanonik pada data asal ..................................................................... 67

10 Biplot biasa pada data dengan seleksi peubah ............................................ 68

11 Biplot kanonik pada data dengan seleksi peubah ........................................ 69

12 Matriks koordinat biplot biasa pada data asal ............................................. 70

13 Matriks koordinat biplot kanonik pada data asal ........................................ 71

14 Matriks koordinat biplot biasa pada data dengan seleksi peubah ............... 72

15 Matriks koordinat biplot kanonik pada data dengan seleksi peubah ........... 73

16 Matriks jumlah kuadrat dan hasil kali data dengan seleksi peubah ............ 74

17 Matriks jumlah kuadrat dan hasil kali data antarkelompok pada data asal .. 75

18 Matriks jumlah kuadrat dan hasil kali data dalam kelompok pada data asal 76

19 Matriks jumlah kuadrat dan hasil kali total data kelompok pada data asal .. 77

Page 16: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali dijumpai pengamatan yang

melibatkan lebih dari satu peubah (peubah ganda) sehingga sulit untuk

diinterpretasikan secara langsung. Oleh karena itu perlu dilakukan pereduksian

dimensi data peubah yang cukup banyak tersebut menjadi peubah yang lebih

sederhana dengan tetap mempertahankan informasi peubah asalnya. Analisis

Peubah Ganda (APG) merupakan analisis statistika yang melakukan analisis

secara serempak terhadap peubah ganda tersebut. Dengan menyertakan lebih dari

satu peubah dengan keterkaitannya, diharapkan akan dapat memberikan tambahan

informasi daripada bila hanya dilakukan pada masing-masing peubah secara

terpisah (Siswadi dan Suharjo, 1999). Selain itu melalui analisis peubah ganda

juga dapat dilihat pengelompokan objek berdasarkan kemiripan peubah-peubah

penyusunnya.

Analisis biplot merupakan salah satu teknik yang populer dalam analisis

data peubah ganda. Biplot pertama kali diperkenalkan oleh Gabriel (1971).

Analisis ini merupakan salah satu bentuk APG yang dapat memberikan gambaran

secara grafik tentang keragaman peubah, kedekatan antarobjek serta keterkaitan

peubah dengan objek yang dapat digunakan untuk menggambarkan sebuah tabel

ringkasan dengan banyak peubah agar lebih menarik, informatif, komunikatif dan

artistik. Dari biplot diperoleh tiga matriks pendekatan yang terkait dengan data,

peubah, dan objek. Ukuran kesesuaian dari ketiga matriks tersebut dikemukakan

oleh Gabriel (2002).

Analisis paling umum untuk diskriminasi antarkelompok, dengan

menggunakan beberapa peubah yang diamati, adalah analisis peubah kanonik

(APK, Canonical Variate Analysis). APK digunakan untuk memperoleh

kombinasi linear dari peubah-peubah asal yang akan memberikan nilai sedekat

mungkin bagi objek-objek dalam kelompok yang sama dan sebesar mungkin bagi

objek-objek antarkelompok. Representasi grafis dari APK disebut biplot kanonik

(Varas et al. 2005).

Page 17: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Analisis Procrustes adalah alat analisis berdasarkan asas kuadrat terkecil

yang dapat digunakan untuk mengukur kemiripan maksimal antarkonfigurasi titik

melalui serangkaian transformasi linear (Bakhtiar dan Siswadi, 2011). Bentuk

transformasi tersebut adalah translasi, rotasi dan dilasi. Analisis ini bertujuan

untuk membandingkan dua konfigurasi yang mewakili unit pengamatan yang

sama sebagai nilai numerik. Nilai numerik yang dihasilkan dapat digunakan

sebagai ukuran kesesuaian (goodness of fit) antarkonfigurasi. Untuk melihat

kesamaan bentuk dan ukuran dari dua konfigurasi maka setelah kedua konfigurasi

dilakukan translasi salah satu konfigurasi dibuat tetap sementara konfigurasi yang

lainnya ditransformasikan sehingga paling sesuai dengan konfigurasi pertama.

Biplot biasa dengan sistem perintah telah terintegrasi ke dalam beberapa

program paket statistika seperti SAS, R dan Stata. Sejalan dengan makin

berkembangnya teknik komputasi dengan sistem aljabar komputer (SAK), biplot

biasa telah diimplementasikan ke dalam paket SAK Mathematica dengan teknik

pemrograman fungsional berbasis GUI (Graphical User Interface) (Ardana dan

Siswadi, 2009). Tetapi, implementasi biplot kanonik dan ukuran kesesuaian dua

konfigurasi menggunakan analisis Procrustes dengan sistem perintah belum

terintegrasi dalam suatu program paket statistika.

Pembangunan pendidikan di Indonesia dirasakan belum merata, hal ini

berakibat kepada mutu pendidikan yang tidak merata, padahal taraf kemajuan

bidang pendidikan menjadi modal dasar dalam mencapai sumber daya manusia

berkualitas. Untuk menentukan arah kebijakan yang baik dalam bidang

pendidikan maka diperlukan suatu upaya pemetaan. Institut Pertanian Bogor (IPB)

merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang dipercaya untuk mendidik

mahasiswa dari seluruh provinsi di Indonesia. Mahasiswa IPB hampir mewakili

seluruh provinsi di Indonesia, diharapkan mampu memberikan gambaran prestasi

dan pemetaan mutu pendidikan setiap daerahnya. Hasil pemetaan provinsi

berdasarkan prestasi mahasiswa IPB diharapkan dapat digunakan untuk

mengevaluasi kinerja pemerintah masing-masing provinsi serta perencanaan dan

target peningkatan mutu lulusan sekolah menengah. Indikator prestasi mahasiswa

biasanya dikaitkan dengan pencapaian prestasi nilai mutu tiap mata kuliah yang

diambil dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)nya. Pencapaian prestasi tersebut

Page 18: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

salah satunya dipengaruhi oleh mutu masukan, di mana seleksi penerimaan

mahasiswa baru program sarjana IPB dilakukan dengan prinsip education for

everyone yang pada tahun akademik 2009/2010 dilaksanakan melalui 5 (lima)

jalur, yaitu: (1) Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI); (2) Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN); (3) Undangan khusus bagi lulusan

SMA yang mempunyai prestasi nasional maupun internasional; (4) Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Beasiswa Utusan Daerah (BUD); dan (5) Ujian Talenta

Mandiri (UTM). Hasil seleksi tersebut menunjukkan mahasiswa yang menuntut

ilmu di IPB sangat beragam latar belakang kualitas pendidikan antarsekolah dan

antarprovinsinya.

Suatu analisis diperlukan untuk memperoleh gambaran yang lebih terinci

dalam pemetaan provinsi sehingga informasi yang diperoleh merupakan gambaran

mutu pendidikan di sekolah menengah masing-masing provinsi berdasarkan

prestasi mahasiswa TPB IPB. Pengamatan lebih dari satu peubah (peubah ganda)

dianalisis secara serempak menggunakan APG, salah satunya adalah dengan

analisis biplot. Dalam analisis biplot biasa, data yang merepresentasikan provinsi

sebagai gambaran objek dan mata kuliah sebagai gambaran peubah dari sejumlah

mahasiswa berupa data asal tanpa melakukan proses manipulasi (data disagregat).

Sedangkan dalam analisis biplot kanonik data diperoleh dengan mencari rata-

ratanya untuk setiap provinsi kemudian ditransformasikan dengan

memperhitungkan banyak objek dan keragaman dalam setiap provinsi.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ialah:

1. Mengkaji analisis biplot biasa, biplot kanonik dan analisis Procrustes.

2. Mengimplementasikan analisis biplot kanonik dan ukuran kesesuaian dua

konfigurasi matriks dengan analisis Procrustes menggunakan teknik

pemrograman fungsional.

3. Membandingkan pemetaan provinsi menggunakan analisis biplot biasa dengan

analisis biplot kanonik berdasarkan prestasi mahasiswa IPB (studi kasus

mahasiswa TPB IPB tahun akademik 2009/2010).

Page 19: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi
Page 20: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Biplot Biasa

Analisis biplot merupakan suatu upaya untuk memberikan peragaan grafik

dari matriks data dalam suatu plot dengan menumpangtindihkan vektor-vektor

dalam ruang berdimensi rendah, biasanya dua (atau tiga) yang mewakili vektor-

vektor baris matriks (gambaran objek) dengan vektor-vektor yang mewakili

kolom matriks (gambaran peubah). Dari peragaan ini diharapkan diperoleh

gambaran tentang objek, misalnya kedekatan antarobjek, gambaran tentang

peubah, baik tentang keragamannya maupun korelasinya, serta keterkaitan antara

objek-objek dengan peubah-peubahnya. Tampilan objek dalam analisis komponen

utama (AKU, Principal Components Analysis) merupakan kasus khusus dari

analisis biplot dan penghitungan dalam analisis biplot didasarkan pada penguraian

nilai singular (PNS, Singular Value Decomposition) suatu matriks (Siswadi dan

Suharjo, 1999).

Informasi yang dapat diperoleh dari analisis biplot antara lain tentang:

1. Kedekatan antarobjek. Informasi ini dapat dijadikan panduan untuk

mengetahui objek yang memiliki kemiripan karakteristik dengan objek lain.

Dua objek yang memiliki karakteristik sama akan digambarkan sebagai dua

titik dengan posisi yang berdekatan.

2. Keragaman peubah. Informasi ini digunakan untuk melihat apakah ada

peubah yang memiliki nilai keragaman yang hampir sama. Peubah dengan

keragaman kecil digambarkan dengan vektor yang pendek, sebaliknya jika

keragamannya besar digambarkan dengan vektor yang panjang.

3. Korelasi antarpeubah. Informasi ini dapat digunakan untuk mengetahui

bagaimana hubungan satu peubah dengan peubah lainnya. Peubah

digambarkan sebagai vektor. Dua peubah berkorelasi positif digambarkan

sebagai dua vektor dengan arah yang sama atau membentuk sudut lancip, dua

peubah berkorelasi negatif digambarkan sebagai dua vektor dengan arah

berlawanan atau membentuk sudut tumpul, dan apabila sudut yang dibentuk

siku-siku maka dua peubah tersebut tidak saling berkorelasi.

Page 21: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

4. Keterkaitan peubah dengan objek. Informasi ini digunakan untuk melihat

keunggulan dari setiap objek. Objek yang letaknya searah vektor peubah,

menunjukkan objek tersebut nilainya di atas rata-rata, jika berlawanan arah

berarti nilainya di bawah rata-rata, jika hampir di tengah-tengah berarti

nilainya mendekati rata-rata.

Analisis Biplot adalah peragaan secara grafik dari baris dan kolom sebuah

matriks data

, dengan baris mewakili objek dan kolom mewakili peubah.

Dalam setiap aplikasi, analisis biplot dimulai dengan mentransformasikan matriks

sebagai matriks data asal yang terkoreksi terhadap nilai rata-rata kolomnya

menjadi matriks yang akan digambarkan (Aitchison dan Greenacre, 2001),

11' ,

dengan 1 adalah vektor berukuran n×1 yang semua elemennya bernilai 1.

Matriks koragam yang diperoleh dari matriks ialah:

,

sedangkan matriks korelasi = yang diperoleh dari matriks ialah:

,

dengan = diag

11 22

1 1 1, ,....,

pps s s

adalah matriks diagonal dengan

elemen diagonal utama 1 iis ; i = 1,2, . . ., p. Elemen juga merupakan kosinus

sudut antara vektor peubah ke-i dan ke-j :

.

Misalnya matriks , maka jarak Euclid antara objek ke-i

dan ke-j didefinisikan oleh:

,

dan jarak Mahalanobis antara objek ke-i dan ke-j adalah:

.

Apabila matriks berpangkat r dengan r ≤ min {n, p} maka dengan

menggunakan PNS matriks dapat diuraikan menjadi:

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Page 22: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

dengan adalah matriks diagonal yang elemen diagonal utamanya merupakan

akar dari eigennilai-eigennilai positif matriks atau , yaitu = diag ( ,

, ..., ), dengan > 0. Nilai disebut nilai

singular dari dan

merupakan eigennilai-eigennilai positif matriks

atau . Matriks dan adalah matriks ortonormal kolom, sehingga

(matriks identitas berdimensi r). Matriks adalah matriks yang

kolom-kolomnya merupakan eigenvektor yang bersesuaian dengan eigennilai

positif dari matriks , yaitu dan adalah matriks yang

kolom-kolomnya merupakan eigenvektor-eigenvektor yang bersesuaian dengan

eigennilai-eigennilai positif dari matriks , yaitu

.

Teorema Eckart-Young (Aitchison dan Greenacre, 2001) menyatakan

bahwa jika matriks dihitung dengan s pertama nilai dan vektor singular yang

bersesuaian, sebagai contoh untuk s = 2 :

=

,

kemudian karena matriks sebagai pendekatan terbaik bagi maka :

menjadi minimum, dengan merupakan notasi dari norma Frobenius.

Dalam Jolliffe (2002), dengan mendefinisikan dan ,

maka untuk α [0,1]:

,

dan elemen ke-( ) dari matriks dapat ditulis:

,

dengan merupakan vektor baris ke-i dari matriks , i = 1, 2, …, n dan

merupakan vektor baris ke-j dari matriks , j = 1, 2, …, p; di mana vektor dan

mempunyai r elemen.

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

Page 23: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Untuk menggambarkan pada ruang dimensi s < r, dapat didekati dengan

menggunakan matriks berpangkat s,

=

=

.

Biasanya digunakan s = 2, sehingga koordinat-koordinat dan dapat

digambarkan dalam ruang berdimensi dua (Lipkovich dan Smith, 2002).

Pengambilan nilai α tertentu berimplikasi penting dalam interpretasi biplot.

Secara umum untuk setiap nilai α yang digunakan, penumpangtindihan vektor

dan yang diplot pada ruang yang sama diperoleh nilai amatan peubah ke-j pada

objek ke-i yang telah dikoreksi terhadap nilai tengahnya yaitu . Nilai

amatan tersebut bertanda positif bila kedua vektor tersebut searah, yaitu sudut

kedua vektor tersebut ada dalam [0,

), bertanda negatif bila kedua vektor tersebut

berlawanan arah, yaitu sudut kedua vektor tersebut ada dalam (

, ] dan bernilai

nol bila kedua vektor tersebut saling tegak lurus, yaitu sudut kedua vektor tersebut

. Posisi relatif titik-titik dan akan memberikan informasi tentang objek-

objek yang mempunyai nilai relatif besar, rataan, atau kecil dari peubah-peubah

yang diamati.

1. Jika α = 0, maka dan , akibatnya :

,

sehingga diperoleh:

a. , dengan adalah koragam peubah ke-i dan ke-j.

Artinya, penggandaan titik antara vektor dan akan memberikan

gambaran koragam antara peubah ke-i dan ke-j.

b. = , = , artinya panjang vektor tersebut akan

memberikan gambaran tentang keragaman peubah ke-i. Makin panjang

vektor dibandingkan dengan vektor maka makin besar keragaman

peubah dibanding peubah .

(12)

(13)

Page 24: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

c. Korelasi antara peubah ke-i dan ke-j dijelaskan oleh kosinus sudut antara

dan (misalnya : θ), yaitu :

cos =

=

= .

Berdasarkan sudut yang dibentuk antara vektor dan , korelasi peubah

ke-i dan ke-j dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) semakin besar korelasi positifnya jika θ mendekati 0, dan korelasi

sama dengan 1 jika θ = 0,

2) semakin besar korelasi negatifnya jika θ mendekati π, dan korelasi

sama dengan -1 jika θ = π, dan

3) semakin kecil korelasi positif dan negatifnya jika θ mendekati

dan

tidak berkorelasi apabila θ =

.

d. Jika X berpangkat p maka

, dengan adalah

matriks koragam yang diperoleh dari . Berarti kuadrat jarak Euclid antara

vektor dan pada biplot sebanding dengan kuadrat jarak Mahalanobis

antara vektor dan (Siswadi dan Suharjo, 1999).

2. Jika α =1, maka dan atau ; akibatnya:

,

sehingga diperoleh

a.

, artinya kuadrat jarak Euclid

antara dan akan sama dengan kuadrat jarak Euclid antara dan .

b. Posisi dalam plot akan sama dengan posisi objek ke-i dengan

menggunakan r komponen utama pertama.

c. Vektor kolom sama dengan vektor yang merupakan koefisien untuk

komponen utama ke-j.

(14)

(15)

Page 25: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Dari interpretasi biplot di atas, penguraian tidak bersifat khas. Jika

α = 1 maka g-plot diperoleh dengan memisalkan dan , baris ke-i

matriks akan digunakan untuk merepresentasikan baris ke-i matriks , yang

berarti merepresentasikan objek ke-i, sedangkan baris ke-j matriks akan

digunakan untuk merepresentasikan kolom ke-j matriks , yang berarti

merepresentasikan peubah ke-j. Sedangkan jika α = 0 maka h-plot diperoleh

dengan memisalkan dan yang merupakan gambaran ragam dan

korelasi di dalam grafik.

Ukuran Kesesuaian Biplot Biasa

Menurut Gabriel (2002), biplot tidak hanya sebagai pendekatan matriks data

dengan menggunakan matriks , tetapi juga koragam dan korelasi

antarpeubah, serta kemiripan antarobjek. sebagai pendekatan dari

matriks terkait pada matriks koragam dan korelasi antarpeubah, sedangkan

matriks sebagai pendekatan bagi terkait pada ukuran kemiripan objek.

Rumus umum yang dikemukakan oleh Gabriel untuk ukuran kesesuaian

biplot (Goodness of Fit of Biplot) adalah sebagai berikut

,

dengan dan adalah suatu matriks, di mana merupakan pendekatan .

Ukuran kesesuaian biplot sebagai ukuran kedekatan dari tiga bentuk matriks,

yaitu:

1. Kesesuaian data : GF

.

2. Kesesuaian peubah : GF

.

3. Kesesuaian objek : GF

.

Makin besar (mendekati 100%) nilai ukuran kesesuaian untuk memperoleh

gambaran layak tidaknya analisis biplot dalam ruang dimensi s dengan matriks

sebagai matriks pendekatan terbaik berpangkat s, makin sesuai matriks

pendekatannya merepresentasikan matriks awalnya dan karenanya makin layak

analisis biplot digunakan untuk penarikan kesimpulan (Siswadi dan Suharjo,

1999).

(16)

(17)

(18)

(19)

Page 26: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Analisis Peubah Kanonik

Pendekatan standar untuk perlakuan data peubah ganda dengan beberapa

objek diidentifikasi a priori, kelompok memiliki sejarah panjang dalam literatur

statistika, adalah analisis peubah kanonik (APK, Canonical Variate Analysis)

yang diperkenalkan oleh Fisher (1936). APK merupakan salah satu teknik

statistika untuk analisis data dengan peubah ganda yang berbasis analisis

pengelompokan data sehingga ragam antarkelompok maksimum dan ragam di

dalam kelompok minimum (Varas et al. 2005).

Salah satu pendekatan dalam APK ialah mencari peubah kanonik yang

merupakan kombinasi linear dari peubah asal yang akan menghasilkan cara

terbaik dalam pemisahan kelompok-kelompok tersebut. Peubah ini akan

memberikan nilai sedekat mungkin bagi objek-objek dalam kelompok yang sama

dan sebesar mungkin bagi objek-objek antarkelompok.

Andaikan ada n objek dari m kelompok contoh acak dengan masing-masing

berukuran n1, n2, ..., nm (n1 + n2 + ... + nm = n) dengan p peubah yang diamati,

X1, X2, ..., Xp. Misalnya = ( X1, X2, ..., Xp) adalah vektor yang mewakili peubah,

adalah matriks data asal yang telah terkoreksi terhadap nilai rata-rata

kolomnya, dan adalah matriks indikator m kelompok (peubah dummy) yang

diberikan oleh:

.

Definisikan:

= diag (n1, n2, ..., nm),

yaitu matriks diagonal berukuran m×m dengan elemen diagonal utamanya

merupakan banyak objek dari setiap kelompok dan m p merupakan matriks yang

setiap barisnya merupakan vektor rata-rata dari peubah dalam setiap kelompok,

yaitu:

.

Analisis ragam antarkelompok dan dalam kelompok dapat dikonstruksi

seperti pada Tabel 1.

(20)

(21)

(22)

Page 27: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Tabel 1 Analisis ragam antarkelompok dan dalam kelompok

Sumber Keragaman Derajat Bebas

db

Jumlah Kuadrat dan Hasil Kali

JKK

Antarkelompok

(between group)

m – 1

Dalam kelompok

(within group)

n – m

Total n – 1

Untuk matriks jumlah kuadrat dan hasil kali (JKK, sums of squares and

products) data dalam kelompok dapat ditulis juga sebagai:

,

dengan adalah matriks JKK data dalam kelompok k, untuk k = 1, 2, ..., m,

yaitu untuk j, j' = 1, 2, ..., p, dan didefinisikan oleh:

,

dengan I1 = {1, 2, …, n1}, I2 = {n1 + 1, n1 + 2, …, n1 + n2}, …, Im = ,

adalah rata-rata dari peubah j dalam kelompok k, yaitu

dan nk adalah banyaknya objek dari kelompok k dengan

. Sedangkan matriks JKK data antarkelompok dapat ditulis sebagai:

,

dengan merupakan rata-rata keseluruhan dari peubah j, yaitu

dan .

Tujuannya, berdasarkan pengukuran peubah X1, X2, ..., Xp secara serempak,

akan memaksimumkan rasio antara ragam antarkelompok dengan ragam dalam

kelompok. Untuk mencapai tujuan ini, transformasikan peubah vektor x, ke dalam

peubah baru, yang membuat ragam yang tinggi antarkelompok terhadap ragam

dalam kelompok. Jika transformasi dilambangkan oleh , maka yang akan

dicari adalah vektor sehingga

maksimum dengan kendala

, yaitu solusi dibatasi untuk vektor dengan panjang satu satuan

terhadap matriks . Fungsi yang akan dimaksimumkan merupakan rasio

antara ragam antarkelompok dengan ragam dalam kelompok. Ini adalah fungsi

homogen berderajat nol di dan invarian terhadap perubahan skala.

(25)

(23)

(24)

Page 28: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Sekarang akan dicari vektor yang dapat memaksimumkan fungsi ,

dengan kendala . Menggunakan pengali Lagrange, berarti yang akan

dimaksimumkan adalah fungsi

,

sehingga,

,

(27)

(28)

,

atau

. (29)

Ini berarti maksimum yang dicari adalah

Matriks merupakan matriks nonsingular, sehingga dengan mengalikan

persamaan (27) dengan , diperoleh

. (30)

Artinya, vektor atau bobot kanonik yang dapat memaksimumkan adalah

eigenvektor dari matriks yang bersesuaian dengan eigennilai terbesar .

Transformasi yang diperoleh dari eigenvektor yang bersesuaian dengan eigennilai

terbesar disebut peubah kanonik pertama. Peubah kanonik kedua diperoleh dari

eigenvektor yang bersesuaian dengan eigennilai terbesar kedua, dan begitu pula

untuk mencari peubah kanonik yang lainya. Banyaknya peubah kanonik yang

mungkin diperoleh adalah r = pangkat ( = min (p, m – 1).

Semua penyelesaian dari (28) dapat dikumpulkan bersama dalam bentuk

, (31)

dengan dan = diag ( ,

, ..., ), di mana

≥ ...

≥ > 0, sehingga . Jika r = p, maka dapat ditulis sebagai

dan . Dengan mengalikan persamaan (31) dengan diperoleh

. (32)

Jika matriks tidak simetris, dalam perhitungan eigenvektor dan

peubah kanonik secara komputasi lebih menguntungkan menggunakan matriks

(26)

Page 29: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

simetris berukuran p×p daripada matriks (Gittins, 1985).

Dekomposisi spektral dari matriks simetris diberikan oleh:

, (33)

dengan adalah suatu matriks berukuran p×p yang elemen-elemennya

eigenvektor dan adalah matriks diagonal yang memiliki eigennilai pada

diagonal utamanya.

Berdasarkan asumsi tersebut persamaan (27) dapat ditulis menjadi

.

Jadi, persamaan tersebut dapat ditulis sebagai

, (34)

dengan dan = 1.

Persamaan (34) menyatakan bahwa adalah eigenvektor dari matriks

yang bersesuaian dengan eigennilai dan = ,

sehingga, .

Semua kombinasi linear untuk sebuah objek dengan nilai-nilai diberikan

oleh:

. (35)

Hal ini memberikan sebuah transformasi dari peubah asal menjadi himpunan

peubah baru yang dikenal sebagai peubah kanonik. Ruang yang dihasilkan oleh

peubah-peubah ini disebut ruang kanonik. Rata-rata kelompok pada ruang

kanonik disebut juga rata-rata kanonik diberikan oleh:

, (36)

dan transformasi seluruh himpunan objek pada ruang kanonik diberikan oleh .

Sehingga:

. (37)

Artinya, jarak Euclid antara rata-rata dalam ruang peubah kanonik bersesuaian

dengan jarak Mahalanobis dalam ruang peubah asal. Jadi, ruang peubah kanonik

dapat dianggap sebagai ruang Euclid.

Page 30: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Peubah kanonik yang diperoleh, y1, y2, …, yr merupakan kombinasi linear

yang dipilih sehingga y1 merefleksikan perbedaan terbesar antarkelompok, peubah

y2 merefleksikan perbedaan terbesar antarkelompok yang tidak dapat dicakup oleh

y1, peubah y3 merefleksikan perbedaan terbesar antarkelompok yang tidak dapat

dicakup oleh y1 dan y2, dan seterusnya. Diharapkan beberapa peubah kanonik

pertama, misalnya dua peubah kanonik pertama, cukup layak digunakan sehingga

masing-masing objek dan rataannya dapat digambarkan dalam ruang berdimensi

dua. Bila hal ini dimungkinkan maka bagaimana baiknya upaya pemisahan

antarkelompok dan penentuan objek ke suatu kelompok akan lebih mudah

dilakukan.

Analisis Biplot Kanonik

Analisis biplot kanonik merupakan representasi grafik dari APK,

dikembangkan oleh Gabriel (1995) untuk memperoleh representasi secara

serempak antara rata-rata kelompok dan peubah di mana dimungkinkan tidak

hanya untuk menetapkan perbedaan antarkelompok tetapi juga untuk

menggambarkan peubah yang dianggap dominan dalam membedakan

antarkelompok (Vallejo-Arboleda et al. 2007).

Misalnya adalah matriks data asal yang terkoreksi terhadap rata-rata

kolomnya dan adalah matriks indikator m kelompok (peubah dummy).

Analisis biplot kanonik merupakan peragaan secara grafik dari baris dan kolom

sebuah matriks , dengan baris mewakili rata-rata kelompok dan kolom

mewakili peubah. Matriks merupakan rata-rata objek masing-masing kelompok

untuk setiap peubah yang diamati dan terkoreksi terhadap nilai rata-rata

keseluruhan.

Untuk memperhitungkan pengaruh penyebaran objek dan skala pengukuran

peubah, diperkenalkan pembobotan sehubungan dengan matriks JKK data dalam

kelompok dan yang lainnya berkaitan dengan banyaknya objek, hal ini karena

akurasi rata-rata tergantung pada ukuran yang telah dihitung, sehingga dapat

didefinisikan:

. (38)

Page 31: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Artinya, baris dari terboboti oleh banyaknya objek dan peubah pada kolom

terboboti oleh invers dari matriks JKK dalam kelompok (Gabriel, 1972), dengan

, (39)

sehingga memiliki eigenvektor dan eigennilai , dengan

.

Mengkonstruksi biplot dari matriks dengan ukuran tersebut akan setara

dengan mengkonstruksi biplot untuk matriks . Biplot representasi dari matriks

diperoleh dari PNS, yaitu

, (40)

dengan adalah matriks diagonal yang elemen diagonal utamanya merupakan

akar dari eigennilai-eigennilai positif matriks atau , yaitu

, dengan . Nilai

disebut nilai singular dari dan

merupakan eigennilai-eigennilai

positif matriks atau . Matriks dan adalah matriks ortonormal kolom,

sehingga (matriks identitas berdimensi r). Matriks adalah

matriks yang kolom-kolomnya merupakan eigenvektor yang bersesuaian dengan

eigennilai positif dari matriks , yaitu dan adalah

matriks yang kolom-kolomnya merupakan eigenvektor-eigenvektor yang

bersesuaian dengan eigennilai-eigennilai positif dari matriks , yaitu

.

Dari persamaan (39) diperoleh:

. (41)

Penyelesaian untuk diperoleh dengan mensubstitusikan persamaan (38) ke

persamaan (40), diperoleh:

Page 32: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

atau

, (42)

yang ekuivalen dengan penguraian nilai singular umum (PNSU, Generalized

Singular Value Decomposition) dari matriks dalam metrik dan , yaitu:

, (43)

dengan dan . Dengan memilih matriks definit positif

dan , sehingga

, dan

. PNSU menyediakan pendekatan terbaik

pangkat rendah dari matriks menggunakan nilai dan vektor singular pertama.

Penguraian pada (42) memungkinkan untuk mengkonstruksi representasi

biplot untuk matriks rata-rata kelompok, yaitu:

, (44)

dengan

, dan

,

di mana . Elemen ke-( ) dari matriks dapat

ditulis sebagai:

, (45)

dengan merupakan vektor baris ke-i dari matriks , i = 1, 2, …, n dan

merupakan vektor baris ke-j dari matriks , j = 1, 2, …, p; di mana vektor dan

mempunyai r elemen.

Untuk menggambarkan pada ruang dimensi s < r, dapat didekati

menggunakan matriks berpangkat s,

= , (46)

dengan mengambil s kolom pertama matriks sebagai penanda baris (rata-rata

kelompok m) dan s kolom pertama matriks sebagai penanda kolom (peubah p).

Biasanya digunakan s = 2, sehingga koordinat-koordinat dan dapat

digambarkan dalam ruang berdimensi dua. Pada diagram pencar, penanda baris

diwakili sebagai titik dan penanda kolom sebagai vektor.

Page 33: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Matriks dan pada biplot kanonik memenuhi sifat sebagai berikut:

1. Berdasarkan PNS matriks yang diberikan dalam persamaan (40), diperoleh

, dan

.

Oleh karena itu, matriks dapat dinyatakan dengan mengganti ekspresi P dan

pada (38) sebagai:

, (47)

dan mengganti dalam persamaan (41) kemudian mensubstitusikannya ke

(47) diperoleh:

. (48)

Persamaan (48) dapat menafsirkan matriks sebagai proyeksi pada daerah

pemisahan maksimum dari kelompok, yang dihasilkan oleh kolom dari

matriks , dan

(49)

dengan adalah matriks JKK data dalam kelompok, adalah vektor rata-

rata dari kelompok i. Artinya, kuadrat jarak Euclid antara vektor dan

pada biplot sama dengan kuadrat jarak Mahalanobis antara vektor dan .

2. Perkalian dari penanda baris dengan penanda kolom merupakan

pendekatan rata-rata dari kelompok ke-k pada peubah ke-j yang telah

terkoreksi terhadap rata-rata terboboti seluruh objek. Sehingga memungkinkan

untuk karakterisasi perbedaan antarkelompok,

. (50)

3. Kualitas representasi (atau ukuran kesesuaian dari matriks data) dapat didekati

oleh:

. (51)

4. Matriks sebagai pendekatan matriks JKK data dalam kelompok, yaitu:

. (52)

Page 34: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

5. Panjang penanda kolom sebanding dengan variabilitas dalam kelompok-

kelompok, = , dengan = .

6. Kosinus sudut antarpeubah dapat diinterpretasikan sebagai pendekatan dari

korelasinya.

Analisis Procrustes

Dalam Bakhtiar dan Siswadi (2011) analisis Procrustes adalah alat analisis

berdasarkan asas kuadrat terkecil yang dapat digunakan untuk mengukur

kemiripan maksimal antarkonfigurasi titik melalui serangkaian transformasi

linear. Analisis ini bertujuan untuk membandingkan dua konfigurasi yang

mewakili unit pengamatan yang sama. Untuk melihat kesamaan bentuk dan

ukuran dari dua konfigurasi maka setelah kedua konfigurasi dilakukan translasi

salah satu konfigurasi dibuat tetap sementara konfigurasi yang lainnya

ditransformasikan sehingga paling sesuai dengan konfigurasi pertama.

Misalnya adalah konfigurasi titik dalam ruang Euclid

berdimensi dengan koordinat diberikan oleh matriks berikut

, (53)

dengan , untuk dan konfigurasi

yang merupakan konfigurasi titik dalam ruang Euclid berdimensi . Konfigurasi

ini akan dipasangkan dengan konfigurasi dalam bentuk baris, dengan masing-

masing baris dari konfigurasi dipasangkan dengan baris konfigurasi yang

bersesuaian. Diasumsikan bahwa dimensi kedua konfigurasi dan adalah sama,

dengan demikian tiap matriks memiliki jumlah kolom yang sama. Jika

maka kolom nol dapat ditambahkan pada matriks sehingga kedua

konfigurasi berada pada ruang dimensi yang sama. Dengan demikian tanpa

mengurangi perumuman dapat diasumsikan bahwa . Diasumsikan pula

bahwa salah satu konfigurasi, , dibuat tetap dan konfigurasi yang lain, , akan

ditransformasi agar sesuai dengan konfigurasi .

Page 35: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Dalam menentukan tingkat kesesuaian dua konfigurasi, analisis Procrustes

mendasarkan penghitungannya pada jumlah kuadrat jarak antartitik yang

bersesuaian, disebut juga jarak Procrustes, yaitu

. (54)

Dengan mempertimbangkan perubahan posisi, orientasi, dan skala dua

konfigurasi yang dibandingkan, analisis Procrustes mensyaratkan tiga bentuk

transformasi geometris harus dilakukan untuk mendapatkan E yang optimal.

Ketiga bentuk transformasi ini adalah translasi, rotasi dan dilasi.

Translasi

Translasi dalam analisis Procrustes merupakan proses penggeseran semua

titik pada konfigurasi dan konfigurasi dengan jarak yang tetap dan arah yang

sama sehingga kedua konfigurasi memiliki sentroid (titik berat) yang sama.

Penguraian jumlah kuadrat persamaan (54) menghasilkan

. (55)

Karena bentuk kedua dari ruas kanan persamaan (55) bernilai nol, maka

diperoleh

, (56)

di mana

1 ,

1 ,

,

dengan 1 adalah vektor berukuran yang semua elemennya bernilai 1,

dan menyatakan sentroid dari masing-masing konfigurasi dan yang

dinyatakan sebagai

dan

.

Page 36: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Penyesuaian optimal dengan translasi diperoleh dengan menghimpitkan

sentroid X dan Y ( . Jadi, norma kuadrat perbedaan minimum dua

konfigurasi setelah penyesuaian dengan translasi adalah:

(57)

Rotasi

Rotasi adalah proses pemindahan seluruh titik dengan sudut yang tetap

tanpa mengubah jarak setiap titik terhadap sentroidnya. Dalam analisis Procrustes

rotasi dilakukan dengan cara menggandakan konfigurasi dengan matriks

ortogonal yang meminimumkan jarak antarkonfigurasi.

Norma kuadrat perbedaan kedua konfigurasi setelah penyesuaian dengan

rotasi adalah

Q

Inf . (58)

Secara aljabar, berdasarkan (54) diperoleh:

. (59)

Untuk memperoleh nilai yang minimum harus dipilih matriks

ortogonal Q yang memaksimumkan nilai .

Misalnya merupakan hasil penguraian nilai singular bentuk lengkap

dari matriks , sehingga , dengan adalah matriks

diagonal dan merupakan matriks ortogonal, maka

, (60)

dengan merupakan perkalian matriks ortogonal, sehingga

juga matriks ortogonal dan berlaku –1 ≤ hij ≤ 1. Sehingga diperoleh

Page 37: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

. (61)

Jadi, E minimum ketika , mengakibatkan

, (62)

atau

. (63)

Jadi, jarak Procrustes oleh rotasi yang optimal diberikan oleh:

. (64)

Dilasi

Dilasi adalah pembesaran/pengecilan jarak setiap titik dalam konfigurasi

terhadap sentroidnya. Dilasi Y terhadap X dilakukan dengan menggandakan

konfigurasi Y dengan suatu skalar c. Norma kuadrat perbedaan kedua konfigurasi

setelah penyesuaian dengan dilasi adalah

c

Inf . (65)

sehingga

. (66)

yang dapat dilihat sebagai fungsi kuadrat dalam c, sehingga nilai minimum

diperoleh dengan memilih

. (67)

Jadi, jarak Procrustes oleh dilasi yang optimal diberikan oleh:

. (68)

Page 38: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Bakhtiar dan Siswadi (2011) telah menunjukkan bahwa urutan optimal

transformasi linear dalam analisis Procrustes ialah translasi, rotasi dan dilasi,

dengan jarak Procrustes diberikan oleh:

Untuk memperoleh posisi yang paling sesuai sehingga kedua matriks

menjadi semakin dekat dilakukan penyesuaian seperti di atas. Ukuran kesesuaian

dua konfigurasi menggambarkan kedekatan (kesesuaian) antara dua matriks.

Semakin tinggi nilainya, maka kedua konfigurasi tersebut akan semakin dekat

(sama). Ukuran kesesuaian dapat dirumuskan sebagai:

Nilai R2 berkisar antara 0 – 100 %, semakin dekat ke 100 %, semakin dekat dua

konfigurasi tersebut.

Page 39: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi
Page 40: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

METODE PENELITIAN

Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder terdiri dari

3047 mahasiswa yang berasal dari 32 provinsi (1 provinsi tidak ada mahasiswa

TPB IPB yang mewakilinya, yaitu Sulawesi Tengah) asal sekolah menengahnya

serta data nilai mutu mata kuliah dan IPK mahasiswa TPB IPB tahun akademik

2009/2010 yang diperoleh dari Direktorat Pendidikan Tingkat Persiapan Bersama

Institut Pertanian Bogor (TPB IPB).

Objek dalam penelitian ini adalah mahasiswa dengan provinsi asal sekolah

menengahnya dan sebagai peubahnya adalah nilai mutu 14 mata kuliah dan IPK.

Jadi, diperoleh matriks data peubah ganda berukuran 3047×15 yang

menunjukkan 3047 mahasiswa dengan 15 peubah yang diamati dan matriks data

asal yang telah ditransformasi sehingga berukuran 32×15 yang menunjukkan 32

provinsi asal sekolah menengah mahasiswa dengan 15 peubah yang diamati.

Peubah Penelitian

Peubah yang digunakan dalam penelitian ini merupakan mata kuliah dan

IPK selama di TPB IPB yang disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Peubah penelitian

No. Peubah Kode

1 Agama AG

2 Pendidikan Kewarganegaraan KN

3 Bahasa Indonesia ID

4 Pengantar Ilmu Pertanian PP

5 Bahasa Inggris IG

6 Olahraga dan Seni OS

7 Pengantar Matematika PM

8 Kalkulus KA

9 Kimia KI

10 Biologi BI

11 Fisika FI

12 Ekonomi Umum EK

13 Sosiologi Umum SU

14 Pengantar Kewirausahaan PK

15 Indeks Prestasi Kumulatif IP

Page 41: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Nilai mutu yang digunakan dalam konversi huruf mutu yang berlaku di IPB

disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Konversi huruf mutu

No Huruf Mutu Nilai Mutu

1 A 4.00

2 B 3.00

3 C 2.00

4 D 1.00

5 E 0.00

Objek Penelitian

Objek penelitian adalah mahasiswa dengan provinsi asal sekolah

menengahnya, terwakili oleh mahasiswa TPB IPB tahun akademik 2009/2010

yang berjumlah 3047 mahasiswa dari 32 provinsi. Provinsi asal mahasiswa dan

banyak mahasiswa yang mewakilinya disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4 Provinsi asal mahasiswa dan banyak mahasiswa yang mewakilinya

Asal Provinsi Kode Banyak

Mahasiswa

Asal Provinsi Kode

Banyak

Mahasiswa

Aceh 1 32 Bali 17 17

Sumatera Utara 2 162 Nusa Tenggara Barat 18 18

Sumatera Barat 3 109 Nusa Tenggara Timur 19 6

Riau 4 47 Kalimantan Barat 20 20

Jambi 5 26 Kalimantan Tengah 21 8

Sumatera Selatan 6 41 Kalimantan Selatan 22 5

Bengkulu 7 19 Kalimantan Timur 23 13

Lampung 8 83 Sulawesi Utara 24 2

Kepulauan Bangka Belitung 9 15 Sulawesi Selatan 25 23

Kepulauan Riau 10 7 Sulawesi Tenggara 26 8

DKI Jakarta 11 482 Sulawesi Barat 27 6

Jawa Barat 12 1183 Gorontalo 28 5

Banten 13 163 Maluku 29 1

Jawa Tengah 14 255 Maluku Utara 30 16

Daerah Istimewa Yogyakarta 15 8 Papua Barat 31 12

Jawa Timur 16 238 Papua 32 17

Page 42: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Metode Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini ialah:

1. Mengimplementasikan ukuran kesesuaian dua konfigurasi matriks dengan

analisis Procrustes dan biplot kanonik dengan pemrograman fungsional

Mathematica.

2. Eksplorasi data dilakukan dengan menggunakan :

a. Sebaran nilai mata kuliah.

b. Diagram kotak garis dengan Minitab 15.

c. Korelasi Pearson dengan Minitab 15.

d. Peringkat dengan Excel.

e. Seleksi peubah dengan analisis komponen utama (AKU).

Tahapan dalam proses seleksi peubah menggunakan AKU, dalam

penelitian ini berbasis matriks koragam, yaitu memperoleh eigennilai dan

eigenvektor dari matriks koragam menggunakan Minitab 15 dan hasilnya

dapat dilihat pada Lampiran 6. Kemudian pengurangan peubah dimulai

dari komponen utama terakhir dengan melihat elemen eigenvektor yang

memiliki nilai mutlak terbesar. Pengurangan peubah dilakukan kembali

sampai dengan jumlah peubah yang dipertahankan diperoleh. Ada peneliti

yang menggunakan petunjuk praktis untuk menggunakan k komponen

utama pertama bila keragaman yang dapat dijelaskan ≥ 80%.

3. Analisis data

Dalam penelitian ini, analisis biplot biasa dilakukan menggunakan paket

Biplot Ver. 3.2 (Ardana, 2008) dengan memilih = 0. Koordinat biplot

kanonik diperoleh menggunakan paket BiplotKanonik dari program yang telah

dibuat kemudian diplot menggunakan paket BiplotGH Ver. 1.0 (Ardana,

2009) dengan software Mathematica 8.0, dengan skema analisis sebagai

berikut.

Page 43: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

agregasi

transformasi

transformasi

a. Biplot biasa

b. Biplot Kanonik

4. Menelusuri ketepatan biplot biasa dengan menggunakan ukuran kesesuaian

dari Gabriel (2002).

5. Menentukan kesesuaian konfigurasi matriks data asal dengan matriks

koordinat biplot serta antara matriks koordinat biplot biasa dan kanonik

menggunakan analisis Procrustes.

6. Melakukan perbandingan analisis biplot biasa dengan biplot kanonik dari

analisis yang diperoleh.

Matriks Data

Matriks Terkoreksi

transformasi

Matriks Terkoreksi

Matriks Data

SVD

Koordinat Biplot

=

hasil Nilai dan Vektor

Singular

U L

Koordinat Biplot

=

agregasi

Matriks Data

Matriks Terboboti

hasil

Nilai dan Vektor

Singular

SVD

Koordinat Biplot

=

Matriks Rata-rata

Kelompok

Page 44: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Implementasi Biplot Kanonik dan Analisis Procrustes dengan Mathematica

Biplot biasa dengan sistem perintah telah terintegrasi ke dalam beberapa

program paket statistika seperti SAS, R dan Stata. Sejalan dengan makin

berkembangnya teknik komputasi dengan sistem aljabar komputer (SAK), biplot

biasa telah diimplementasikan ke dalam SAK Mathematica dengan pemrograman

fungsional Mathematica berbasis GUI (Graphical User Interface) (Ardana dan

Siswadi, 2009). Tetapi, implementasi biplot kanonik dan ukuran kesesuaian dua

konfigurasi menggunakan analisis Procrustes dengan sistem perintah belum

terintegrasi dalam suatu program paket statistika. Oleh karena itu dalam penelitian

ini paket program tersebut akan disusun menggunakan software Mathematica 8.0.

Analisis biplot kanonik merupakan representasi grafik dari analisis peubah

kanonik, dikembangkan oleh Gabriel (1995) untuk memperoleh representasi

secara serempak antara rata-rata kelompok dan peubah.

Algoritma untuk memperoleh analisis biplot kanonik ialah:

1. Misalnya adalah matriks data asal berukuran dan adalah matriks

indikator m kelompok berukuran .

2. Menentukan matriks data asal yang terkoreksi terhadap nilai rata-rata

kolomnya dengan rumus

11' .

3. Menentukan matriks rata-rata kelompok, yaitu dengan

.

4. Menentukan matriks jumlah kuadrat dan hasil kali data dalam kelompok

dengan rumus .

5. Menentukan matriks rata-rata kelompok terboboti, yaitu .

6. Menggunakan penguraian nilai singular terhadap matriks , sehingga

diperoleh .

7. Menentukan koordinat rata-rata kelompok dengan rumus

dan koordinat peubah dengan rumus .

Page 45: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

8. Koordinat rata-rata kelompok dan peubah yang diperoleh kemudian diplot

menggunakan paket BiplotGH Ver. 1.0 (Ardana, 2009).

Hasil yang diperoleh dari program di atas berupa suatu perintah/fungsi

BiplotKanonik [X,Z], dengan argumen X adalah matriks data dengan n objek dan p

peubah dan argumen Z adalah matriks indikator. Perintah di atas menghasilkan

matriks objek (G), matriks peubah (H), Hlabel, ukuran dimensi 1, ukuran dimensi

2 dan ukuran kesesuaian biplot kanonik (GF). Kemudian plot menggunakan

perintah BiplotGH[G,H,options], dengan argumen G adalah matriks objek,

argumen H adalah matriks peubah dan argumen options berupa tambahan untuk

label titik-titik objek dan vektor peubah serta semua opsi grafik. Namun

sebelumnya tuliskan perintah <<BiplotKanonik` dan <<BiplotGH` untuk

menemukan file agar dapat terbaca.

Ukuran kesesuaian matriks data, objek dan peubah dalam analisis biplot

biasa dan kanonik serta ukuran kesesuaian antara koordinat biplot biasa dan

kanonik dapat diperoleh dengan menggunakan nilai norma kuadrat perbedaan

minimum dalam analisis Procrustes. Hal ini telah ditunjukkan oleh Bakhtiar dan

Siswadi (2011) bahwa urutan optimal transformasi linear dalam analisis

Procrustes ialah translasi, rotasi dan dilasi.

Algoritma untuk menghitung ukuran kesesuaian dengan analisis Procrustes :

1. Misalnya dan adalah dua konfigurasi matriks berukuran .

2. Menentukan konfigurasi dan setelah ditranslasi, yaitu dan dengan

rumus 1 dan 1 , di mana

1 dan

1

merupakan sentroid kolom dari konfigurasi dan .

3. Menentukan matriks ortogonal untuk transformasi rotasi, dengan

matriks dan merupakan hasil penguraian nilai singular bentuk lengkap

dari matriks menjadi .

4. Menghitung skalar

untuk transformasi dilasi.

5. Menghitung nilai norma kuadrat perbedaan kedua konfigurasi setelah

penyesuaian dengan translasi, rotasi dan dilasi, yaitu

Page 46: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

6. Menghitung ukuran kesesuaian dua konfigurasi, yaitu

.

Hasil utama yang diperoleh dari program di atas berupa suatu

perintah/fungsi GFProcrustes[X,Y]. Argumen X adalah matriks konfigurasi pertama

dan argumen Y adalah matriks konfigurasi kedua. Namun sebelumnya tuliskan

perintah <<GFProcrustes` untuk menemukan file agar dapat terbaca.

Eksplorasi Data

Sebaran nilai akhir mata kuliah yang diikuti mahasiswa TPB IPB tahun

akademik 2009/2010 terangkum dalam Tabel 5.

Tabel 5 Sebaran nilai akhir mata kuliah TPB IPB tahun akademik 2009/2010

No. Kode

Peubah Mata Kuliah

Huruf Mutu (%)

A B C D E

1 AG Agama 54.64 44.24 0.66 0.33 0.13

2 KN Pendidikan Kewarganegaraan 21.99 61.47 15.65 0.66 0.23

3 ID Bahasa Indonesia 43.16 37.15 18.05 1.25 0.39

4 PP Pengantar Ilmu Pertanian 21.07 57.63 19.46 1.77 0.07

5 IG Bahasa Inggris 46.87 42.73 9.88 0.33 0.20

6 OS Olahraga dan Seni 76.01 23.96 0.00 0.00 0.03

7 PM Pengantar Matematika 4.56 19.07 46.11 24.42 5.84

8 KA Kalkulus 4.43 19.53 48.11 22.19 5.74

9 KI Kimia 8.53 27.63 47.95 13.36 2.53

10 BI Biologi 17.10 34.00 34.10 13.42 1.38

11 FI Fisika 11.52 28.68 37.61 21.66 0.53

12 EK Ekonomi Umum 45.95 26.32 21.40 5.25 1.08

13 SU Sosiologi Umum 9.81 63.24 25.14 1.48 0.33

14 PK Pengantar Kewirausahaan 85.13 13.92 0.56 0.20 0.20

15 IP Indeks Prestasi Kumulatif

Tabel 5 memberikan informasi berapa banyak mahasiswa yang mendapat

nilai mutu tertentu pada mata kuliah tertentu. Misalnya untuk menghitung banyak

mahasiswa yang mendapat nilai A pada mata kuliah Pengantar Matematika (PM)

dapat diperoleh dari 4.56% × 3047 (jumlah mahasiswa TPB IPB) yaitu 139 orang.

Dari tabel ini juga diperoleh jumlah mahasiswa terbanyak yang memperoleh nilai

A adalah pada mata kuliah Pengantar Kewirausahaan (PK), yaitu sebanyak

85.13% × 3047 = 2594 orang. Sedangkan jumlah mahasiswa terbanyak yang

memperoleh nilai E adalah pada mata kuliah Pengantar Matematika (PM), yaitu

sebanyak 5.84% × 3047 = 178 orang.

Page 47: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Ukuran pemusatan dan penyebaran nilai mata kuliah dan IPK mahasiswa

TPB IPB tahun akademik 2009/2010 ditata berdasarkan simpangan baku

diberikan dalam Tabel 6. Tabel 6 dapat memberikan informasi tentang kontribusi

nilai mata kuliah terhadap perolehan IPK. Kontribusi terbesar berasal dari mata

kuliah Pengantar Kewirausahaan (PK) dengan rata-rata 3.84, Olahraga dan Seni

(OS) dengan rata-rata 3.76, Agama (AG) dengan rata-rata 3.53, Bahasa Inggris

(IG) dengan rata-rata 3.36 dan Bahasa Indonesia (ID) dengan rata-rata 3.21.

Sedangkan mata kuliah yang memberikan kontribusi tidak terlalu besar terhadap

IPK yaitu mata kuliah Pengantar Matematika (PM) dengan rata-rata 1.92,

Kalkulus (KA) dengan rata-rata 1.95, Kimia (KI) dengan rata-rata 2.26 dan Fisika

(FI) dengan rata-rata 2.29.

Tabel 6 Ukuran pemusatan dan penyebaran nilai mata kuliah dan IPK mahasiswa

TPB IPB tahun akademik 2009/2010

No. Kode

Peubah Mata Kuliah

Rata-

rata Median

Simpangan

Baku

1 EK Ekonomi Umum 3.11 3.00 0.98

2 BI Biologi 2.52 3.00 0.97

3 FI Fisika 2.29 2.00 0.95

4 PM Pengantar Matematika 1.92 2.00 0.92

5 KA Kalkulus 1.95 2.00 0.91

6 KI Kimia 2.26 2.00 0.89

7 ID Bahasa Indonesia 3.21 3.00 0.81

8 PP Pengantar Ilmu Pertanian 2.98 3.00 0.69

9 IG Bahasa Inggris 3.36 3.00 0.69

10 KN Pendidikan Kewarganegaraan 3.04 3.00 0.65

11 SU Sosiologi Umum 2.81 3.00 0.63

12 AG Agama 3.53 4.00 0.55

13 IP Indeks Prestasi Kumulatif 2.79 2.81 0.55

14 OS Olahraga dan Seni 3.76 4.00 0.43

15 PK Pengantar Kewirausahaan 3.84 4.00 0.43

Tabel 6 juga dapat memberikan informasi tentang keragaman peubah (nilai

mata kuliah). Mata kuliah Ekonomi Umum (EK), Biologi (BI), Fisika (FI),

Pengantar Matematika (PM), Kalkulus (KA) dan Kimia (KI) memiliki nilai lebih

beragam daripada mata kuliah lainnya. Sedangkan mata kuliah Agama (AG),

Olahraga dan Seni (OS), Pengantar Kewirausahaan (PK) dan Indeks Prestasi

Kumulatif (IP) memiliki keragaman nilai yang relatif kecil.

Tabel 6 tidak dapat memberikan gambaran tentang data pencilan (objek).

Untuk memperoleh gambaran tentang data pencilan digunakan diagram kotak

Page 48: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

garis (boxplot). Diagram kotak garis merupakan salah satu alat peraga dalam

pembandingan data dengan cara menggambarkan kotak-garis masing-masing

kelompok data secara berdampingan sehingga perbandingan lokasi pemusatan

maupun rentangan penyebaran data antarkelompok itu dapat dilihat secara

sekaligus (Aunuddin, 1989). Diagram kotak garis dapat membantu dalam

memahami karakteristik dari distribusi data. Selain untuk melihat derajat

penyebaran data (yang dapat dilihat dari tinggi/panjang diagram kotak garis) juga

dapat digunakan untuk menilai kesimetrisan sebaran data. Panjang kotak

menggambarkan tingkat penyebaran atau keragaman data pengamatan, sedangkan

letak median dan panjang garis menggambarkan tingkat kesimetrisannya.

Diagram kotak garis sebagai gambaran peubah memberikan pencilan dengan data

yang ditata berdasarkan nilai rata-ratanya disajikan pada Gambar 1.

PMKAKIFIBIIPSUPPKNEKIDIGAGOSPK

4

3

2

1

0

N i l a

i

Diagram Kotak Garis

P e u b a h

Gambar 1 Diagram kotak garis nilai mata kuliah dan IPK

Diagram kotak garis pada Gambar 1 dapat memberikan informasi tentang

keragaman peubah dan data pencilan. Pada Gambar 1 terlihat bahwa hanya

Ekonomi Umum (EK) yang tidak memiliki data pencilan, peubah lainnya

memiliki data pencilan namun sulit diidentifikasi dari objek keberapa karena

datanya (objek) terlalu banyak. Mata kuliah Ekonomi Umum (EK) mempunyai

keragaman nilai yang paling tinggi, sedangkan mata kuliah Pengantar

Kewirausahaan (PK), Olahraga dan Seni (OS), Pendidikan Kewarganegaraan

(KN) dan Pengantar Ilmu Pertanian (PP) memiliki keragaman nilai yang relatif

kecil.

Page 49: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Posisi median di dalam diagram kotak garis akan menunjukkan kemiringan

pola sebaran data. Peubah Pendidikan Kewarganegaraan (KN), Pengantar Ilmu

Pertanian (PP), Kalkulus (KA), Pengantar Matematika (PM) dan IPK (IP)

kemiringan pola sebarannya mendekati simetri atau mediannya hampir sama

dengan rata-ratanya. Peubah Pengantar Kewirausahaan (PK), Olahraga dan Seni

(OS), Agama (AG), Sosiologi Umum (SU) dan Biologi (BI) mempunyai

kemiringan pola sebaran datanya negatif, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

kelima peubah tersebut lebih kecil dari mediannya, sedangkan peubah Bahasa

Inggris (IG), Bahasa Indonesia (ID), Ekonomi Umum (EK), Fisika (FI) dan Kimia

(KI) mempunyai kemiringan pola sebaran datanya positif, hal ini mengindikasikan

bahwa rata-rata kelima peubah tersebut lebih besar dari mediannya.

Hubungan linear antara dua peubah atau lebih tidak dapat dibaca dari

diagram kotak garis, maka digunakan korelasi Pearson seperti yang diberikan

pada Tabel 7 untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan antarpeubah dan

untuk menyatakan besarnya sumbangan peubah satu terhadap peubah lainnya.

Signifikansi korelasi pada Tabel 7 berdasarkan nilai-p hampir semuanya kurang

dari 1%, ini menunjukkan korelasinya sangat nyata. Korelasi dengan nilai-p-nya

disajikan pada Lampiran 5.

Tabel 7 Matriks korelasi Pearson data asal

AG KN ID PP IG OS PM KA KI BI FI EK SU PK IP

AG 1.00

KN 0.23** 1.00

ID 0.41** 0.24** 1.00

PP 0.33** 0.31** 0.40** 1.00

IG 0.27** 0.32** 0.44** 0.36** 1.00

OS 0.07** 0.06** 0.01 0.06** 0.03 1.00

PM 0.32** 0.28** 0.48** 0.40** 0.43** 0.07** 1.00

KA 0.32** 0.26** 0.49** 0.37** 0.40** 0.06** 0.74** 1.00

KI 0.38** 0.30** 0.53** 0.45** 0.42** 0.06** 0.65** 0.68** 1.00

BI 0.41** 0.32** 0.58** 0.52** 0.48** 0.05** 0.57** 0.57** 0.66** 1.00

FI 0.25** 0.28** 0.43** 0.40** 0.43** 0.08** 0.65** 0.65** 0.63** 0.59** 1.00

EK 0.36** 0.21** 0.56** 0.41** 0.37** 0.06** 0.60** 0.62** 0.62** 0.63** 0.55** 1.00

SU 0.31** 0.25** 0.45** 0.38** 0.36** 0.07** 0.42** 0.42** 0.45** 0.48** 0.41** 0.48** 1.00

PK 0.10** 0.15** 0.14** 0.06** 0.08** 0.06** 0.07** 0.11** 0.10** 0.08** 0.08** 0.13** 0.13** 1.00

IP 0.51** 0.46** 0.70** 0.60** 0.62** 0.10** 0.80** 0.81** 0.82** 0.82** 0.78** 0.79** 0.63** 0.16** 1.00

Keterangan : ** nilai-p ≤ 0.01

* 0.01 < nilai-p ≤ 0.05

Peubah IP merupakan Indeks Prestasi Kumulatif yang dicapai mahasiswa

sebagai indikator prestasi mahasiswa. Berdasarkan Tabel 7 peubah IPK (IP)

berkorelasi sangat nyata dengan semua peubah lainnya. Peubah IPK (IP) sangat

Page 50: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

berkorelasi dengan peubah Biologi (BI), Kimia (KI), Pengantar Matematika (PM)

dan peubah Kalkulus (KA) dengan nilai korelasi ≥ 0.80**. Ini menunjukkan

bahwa rata-rata IPK yang dicapai mahasiswa sangat dipengaruhi oleh nilai mata

kuliah Biologi, Kimia, Pengantar Matematika dan Kalkulus. Sedangkan dengan

peubah Pengantar Kewirausahaan (PK) dan Olahraga dan Seni (OS), peubah IPK

(IP) berkorelsi sangat rendah dengan nilai korelasi ≤ 0.20**. Hal ini menunjukkan

bahwa nilai mata kuliah Pengantar Kewirausahaan serta Olahraga dan Seni kecil

pengaruhnya terhadap nilai IPK. Secara umum, hampir semua korelasi

antarpeubah sangat nyata, walaupun nilainya tidak begitu besar, kecuali peubah

Olahraga dan Seni (OS) tidak berkorelasi dengan peubah Bahasa Indonesia (ID)

dan Bahasa Inggris (IG).

Gambaran Umum Provinsi

Gambaran umum mutu pendidikan tiap provinsi dapat dilihat pada

pencapaian prestasi mahasiswanya di IPB dalam bidang akademik yang umumnya

dilihat dari indikator nilai IPK. IPK merupakan nilai kumulatif dari 14 mata

kuliah yang diikuti mahasiswa TPB IPB. Walaupun mahasiswa yang mewakili

provinsinya berjumlah tidak merata, akan tetapi nilai yang digunakan adalah nilai

rata-rata per provinsi. Jika rata-rata nilai IPK mahasiswa dari suatu provinsi lebih

tinggi maka provinsi tersebut mempunyai mutu pendidikan lebih baik dengan

provinsi lainnya. Peringkat provinsi berdasarkan rata-rata IPK disajikan pada

Gambar 2.

Berdasarkan Gambar 2, provinsi yang mendapat peringkat IPK lima

tertinggi dan lima terbawah didominasi oleh provinsi di luar pulau Jawa. Lima

provinsi yang memiliki rata-rata IPK tertinggi ialah Kalimantan Timur,

Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Bengkulu dan Daerah Istimewa

Yogyakarta, dengan nilai rata-rata IPK lebih besar dari 2.98. Sedangkan provinsi

yang masuk ke dalam peringkat 5 terbawah dalam perolehan rata-rata IPK ialah

provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua, Aceh dan Sulawesi Barat, dengan nilai

rata-rata IPK lebih kecil dari 2.42. Berarti kelima provinsi tersebut perlu

melakukan perbaikan untuk lebih berprestasi di perguruan tinggi.

Page 51: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Gambar 2 Peringkat provinsi berdasarkan rata-rata IPK

Seleksi Peubah

Sebagai penyederhanaan dan meningkatkan ketepatan model pada analisis

maka dilakukan proses seleksi peubah yaitu proses pengidentifikasian dan

pengurangan peubah-peubah yang memberikan kontribusi informasi yang relatif

kecil pada keragaman data. Alasan seleksi peubah untuk merepresentasikan

keragaman total pada keseluruhan data dapat berdasarkan pada pertimbangan

bahwa beberapa peubah mungkin sulit ataupun mahal untuk diukur pada studi

berikutnya, atau meskipun peubah tersebut biasanya dapat diinterpretasikan,

komponen utama yang telah ditentukan dapat menjadi sulit diinterpretasikan jika

terlalu banyak peubah yang terlibat.

Seleksi peubah dalam penelitian ini dilakukan melalui teknik analisis

komponen utama (AKU, Principal Component Analysis). AKU biasanya

digunakan untuk: (1) identifikasi peubah baru yang mendasari data peubah ganda,

(2) mengurangi banyaknya dimensi himpunan peubah yang biasanya terdiri atas

peubah yang banyak dan saling berkorelasi menjadi peubah-peubah baru yang

tidak berkorelasi dengan mempertahankan sebanyak mungkin keragaman dalam

1.61, n29 = 11.90, n30 = 16

2.29, n32 = 172.34, n1 = 32

2.41, n27 = 62.42, n21 = 8

2.48, n25 = 232.54, n26 = 82.55, n2 = 1622.57, n20 = 202.58, n18 = 18

2.70, n31 = 122.76, n4 = 472.76, n6 = 412.77, n13 = 1632.77, n19 = 62.77, n12 = 11832.80, n5 = 262.82, n24 = 22.82, n11 = 4822.83, n8 = 832.87, n28 = 52.87, n17 = 172.87, n3 = 1092.88, n16 = 238

2.95, n10 = 72.98, n14 = 2552.99, n15 = 83.02, n7 = 193.03, n22 = 5

3.12, n9 = 153.46, n23 = 13

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00

MALUKU

MALUKU UTARA

PAPUA

ACEH

SULAWESI BARAT

KALIMANTAN TENGAH

SULAWESI SELATAN

SULAWESI TENGGARA

SUMATERA UTARA

KALIMANTAN BARAT

NTB

PAPUA BARAT

RIAU

SUMATERA SELATAN

BANTEN

NTT

JAWA BARAT

JAMBI

SULAWESI UTARA

DKI JAKARTA

LAMPUNG

GORONTALO

BALI

SUMATERA BARAT

JAWA TIMUR

KEPULAUAN RIAU

JAWA TENGAH

DIY

BENGKULU

KALIMANTAN SELATAN

KEPULAUAN BANGKA …

KALIMANTAN TIMUR

IP

IP

Page 52: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

himpunan data tersebut, dan (3) menghilangkan peubah-peubah asal yang

mempunyai sumbangan informasi yang relatif kecil (Siswadi dan Suharjo, 1999).

Peubah baru yang dimaksud di atas disebut komponen utama yang berciri:

(1) merupakan kombinasi linear peubah-peubah asal, (2) jumlah kuadrat koefisien

dalam kombinasi linear tersebut bernilai satu, (3) tidak berkorelasi, dan (4)

mempunyai ragam berurut dari yang terbesar ke yang terkecil.

Peubah-peubah yang terseleksi menggunakan teknik AKU adalah peubah

IPK (IP), Pendidikan Kewirausahaan (PK), Olahraga dan Seni (OS), Kalkulus

(KA), Agama (AG), Sosiologi Umum (SU) dan Kimia (KI). Berdasarkan Tabel 6

peubah IPK (IP), Pendidikan Kewirausahaan (PK), Olahraga dan Seni (OS),

Agama (AG) dan Sosiologi Umum (SU) memiliki keragaman yang relatif kecil.

Berdasarkan Tabel 7 peubah Kalkulus (KA) mempunyai korelasi Pearson yang

relatif besar dengan peubah Pengantar Matematika (PM), yaitu 0.74** sehingga

peubah Kalkulus (KA) terwakili oleh peubah Pengantar Matematika (PM),

sedangkan peubah Kimia (KI) mempunyai korelasi Pearson yang relatif besar

dengan peubah Biologi (BI), yaitu 0.66** sehingga peubah Kimia (KI) terwakili

oleh peubah Biologi (BI). Jadi, peubah-peubah yang dipertahankan dan digunakan

dalam analisis berikutnya adalah peubah Pendidikan Kewarganegaraan (KN),

Bahasa Indonesia (ID), Pengantar Ilmu Pertanian (PP), Bahasa Inggris (IG),

Pengantar Matematika (PM), Biologi (BI), Fisika (FI) dan Ekonomi Umum (EK)

yang dapat menjelaskan keragaman data asal sebesar 85.40%. Pengukuran

efisiensi atau kesesuaian matriks data setelah seleksi peubah dengan matriks data

asal menggunakan analisis Procrustes menghasilkan ukuran efisiensi yang cukup

besar, yaitu 98.89%.

Analisis Biplot Biasa dan Kanonik Data Asal

Analisis biplot biasa diperoleh dengan menggunakan paket Biplot Ver. 3.2

dan memilih = 0 (Ardana, 2008), sedangkan analisis biplot kanonik diperoleh

dengan menggunakan paket BiplotKanonik dari program yang telah disusun dan

paket BiplotGH Ver. 1.0 (Ardana, 2009) dengan software Mathematica 8.0.

Hasil biplot yang diperoleh disajikan pada Gambar 3 dan Gambar 4, sedangkan

hasil biplot dengan ukuran yang lebih besar diberikan pada Lampiran 8 dan

Lampiran 9.

Page 53: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Gambar 3 Biplot biasa pada data asal

Gambar 4 Biplot kanonik pada data asal

Secara umum interpretasi biplot biasa dan kanonik mempunyai persamaan

dan perbedaan, hal ini dapat dilihat baik dari kedekatan antarobjek (provinsi),

1 2

34

5

6

7

8 9

10

11

12131415

16

1718

19

2021

22

23

24

25

2627

28

29

30

31

32

AG

BI

EK

FI

ID

IG

KA

KI

PK

PM

OS

PP

KN SU

IP

0.04 0.02 0.00 0.02 0.04 0.06 0.08

0.03

0.02

0.01

0.00

0.01

0.02

0.03

D1 54.61

D2

6.9

4

BiplotGH GF 61.54

1

2

34

5

67

89

101112

13

14

15

16

17

18

1920

21

22

23

24

25

26

27

2829

30

31

32

AG

KN

ID

PP

IG

OS

PM

KA

KI

BIFI

EK

SU

PK

IP

0.06 0.04 0.02 0.00 0.02 0.04 0.06

0.01

0.00

0.01

0.02

0.03

D1 35.99

D2

14

.84

Biplot Kanonik GF 50.83

Page 54: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

keragaman dan korelasi antarpeubah (mata kuliah), maupun keterkaitan peubah

dengan objek. Biplot kanonik merupakan analisis yang layak digunakan dalam

kasus ini karena biplot kanonik menggunakan keragaman dalam kelompok yang

merupakan hasil pengurangan dari keragaman total dengan keragaman

antarkelompok, sedangkan pada biplot biasa menggunakan keragaman total.

Ukuran kesesuaian biplot biasa untuk data sebesar 61.54%, artinya biplot biasa

mampu menerangkan keragaman data sebesar 61.54%, sedangkan ukuran

kesesuaian biplot kanonik untuk data sebesar 50.83%, artinya biplot kanonik

mampu menerangkan bahwa ukuran dua peubah kanonik pertama dalam

memisahkan anggota-anggota kelompoknya sebesar 50.83%.

Tabel 8 Ukuran kesesuaian biplot biasa dan kanonik data asal

Matriks

Biplot Biasa Biplot Kanonik

GF Gabriel GF Analisis

Procrustes

GF Analisis

Procrustes

Data

Peubah

Objek

61.54 %

95.74 %

59.84 %

61.54 %

96.12 %

59.84 %

79.70 %

94.89 %

83.37 %

Ukuran kesesuaian biplot biasa menggunakan GF Gabriel dan analisis

Procrustes serta ukuran kesesuaian biplot kanonik menggunakan analisis

Procrustes sebagai ukuran pendekatan diberikan pada Tabel 8. Tabel 8

memperlihatkan bahwa pendekatan matriks dengan biplot biasa menggunakan GF

Gabriel dan analisis Procrustes memberikan ukuran kesesuaian yang cukup besar

untuk data, peubah dan objek yaitu di atas 59%. Pendekatan matriks dengan biplot

kanonik menggunakan analisis Procrustes memberikan ukuran kesesuaian yang

cukup besar juga untuk data, peubah dan objek yaitu di atas 79% . Secara umum,

pendekatan matriks dengan biplot kanonik menggunakan GF Procrustes

memberikan ukurun kesesuaian yang relatif lebih besar dari pada biplot biasa

untuk data dan objek, sedangkan untuk peubah relatif sama. Makin besar nilai

ukuran kesesuaian tersebut, makin layak analisis biplot digunakan untuk

penarikan kesimpulan.

Tabel 9 Ukuran kesesuaian koordinat biplot biasa dan kanonik data asal

Matriks GF Procrustes

Data

Peubah

Objek

86.03 %

96.75 %

80.82 %

Page 55: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Ukuran kesesuaian konfigurasi antara matriks koordinat biplot biasa dan

kanonik menggunakan analisis Procrustes disajikan pada Tabel 9. Analisis

Procrustes pada koordinat biplot biasa dan kanonik menghasilkan ukuran

kesesuaian 86.03% untuk data, 96.75% untuk peubah dan 80.82% untuk objek.

Hal ini berarti bahwa karakteristik pada biplot biasa dan kanonik yang dianggap

sama cukup tinggi, yaitu 86.03% untuk data, 96.75% untuk peubah dan 80.82%

untuk objek.

Berdasarkan Gambar 3 dan Gambar 4 beberapa hasil biplot biasa dan

kanonik yang dapat diperoleh antara lain:

1. Kedekatan Antarobjek (Provinsi)

Kedekatan antarobjek atau kedekatan letak posisi dua objek yang

digambarkan sebagai dua titik dengan posisi yang berdekatan diinterpretasikan

sebagai kemiripan karakteristik dua objek.

Gambar 3 dan Gambar 4 memberikan gambaran adanya persamaan dan

perbedaan posisi objek dari biplot biasa dan kanonik. Provinsi-provinsi yang

memiliki kemiripan karakteristik (posisi yang berdekatan) pada biplot biasa

maupun kanonik antara lain provinsi Jambi (5) dengan Lampung (8) dan

Gorontalo (28), Sumatera Selatan (6) dengan Jawa Barat (12), Jawa Tengah (14)

dengan Jawa Timur (16) serta Kalimantan Tengah (21) dengan Papua (32).

Beberapa perbedaan yang terlihat dalam hal kedekatan antarobjek, antara

lain provinsi Bengkulu (7) dengan Sulawesi Utara (24), Nusa Tenggara Timur

(19) dengan DKI Jakarta (11) dan Bali (17) serta Sulawesi Tenggara (26) dengan

Kalimantan Barat (20) dan Sulawesi Barat (27) pada biplot kanonik tidak

memiliki kemiripan karakteristik tetapi pada biplot biasa memiliki kemiripan.

Sedangkan provinsi Sumatera Barat (3) dengan Bengkulu (7) dan Kepulauan Riau

(10), Jambi (5) dengan Bali (17), Kepulauan Bangka Belitung (9) dengan

Kalimantan Selatan (22) serta Lampung (8) dengan Jawa Timur (16) pada biplot

kanonik memiliki kemiripan karakteristik tetapi pada biplot biasa tidak memiliki

kemiripan.

2. Keragaman Peubah

Keragaman peubah pada analisis biplot digambarkan oleh panjang

pendeknya vektor peubah. Peubah dengan keragaman kecil digambarkan dengan

Page 56: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

vektor yang pendek, sebaliknya jika keragamannya besar digambarkan dengan

vektor yang lebih panjang. Informasi ini digunakan untuk melihat apakah ada

peubah yang memiliki nilai keragaman yang hampir sama untuk setiap objek.

Berdasarkan Gambar 3 dan Gambar 4 terlihat bahwa pada biplot biasa mata

kuliah yang memiliki keragaman nilai yang relatif sama dan lebih tinggi

dibandingkan mata kuliah lainnya yaitu Kalkulus (KA), Pengantar Matematika

(PM), Fisika (FI), Biologi (BI), Ekonomi Umum (EK), Kimia (KI) dan Bahasa

Indonesia (ID). Sedangkan pada biplot kanonik yaitu mata kuliah Pengantar

Matematika (PM), Fisika (FI), Biologi (BI) dan Ekonomi Umum (EK). Mata

kuliah Olahraga dan Seni (OS) dan Pengantar Kewirausahaan (PK) pada biplot

biasa memiliki keragaman nilai yang relatif kecil, sedangkan pada biplot kanonik

yaitu mata kuliah Agama (AG), Pendidikan Kewarganegaraan (KN) dan

Pengantar Kewirausahaan (PK).

3. Korelasi Antarpeubah

Sudut antara dua vektor peubah menggambarkan korelasi kedua peubah

tersebut. Semakin sempit (lancip) sudut yang dibuat antara dua peubah, maka

semakin tinggi korelasinya. Jika sudut yang dibuat tegak lurus maka keduanya

tidak berkorelasi, sedangkan jika sudutnya tumpul atau berlawanan arah maka

korelasinya negatif.

Ditinjau berdasarkan peubah IPK (IP), dalam biplot biasa korelasi terbesar

dari peubah IPK dibentuk oleh peubah Ekonomi Umum (EK) dengan korelasi

Pearson 0.79**, artinya semakin tinggi nilai IPK maka besar kemungkinan

mendapatkan nilai Ekonomi Umum yang tinggi pula. Sedangkan pada biplot

kanonik korelasi terbesar dari peubah IPK dibentuk oleh peubah Kimia (KI)

dengan korelasi Pearson 0.82**. Korelasi terkecil dari peubah IPK pada biplot

biasa dibentuk oleh peubah Pendidikan Kewirausahaan (PK) dengan korelasi

Pearson 0.16**, sedangkan pada biplot kanonik dibentuk oleh peubah Agama

(AG) dengan korelasi Pearson 0.51**. Pada biplot biasa peubah IPK berkorelasi

positif dengan semua peubah lainnya, sedangkan pada biplot kanonik peubah IPK

berkorelasi positif dengan sebagian besar peubah lainnya kecuali dengan peubah

Agama (AG), peubah IPK berkorelasi negatif.

Page 57: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Biplot biasa pada Gambar 3 menunjukkan juga bahwa korelasi antarpeubah

semuanya bernilai positif. Korelasi positif tertinggi diperoleh antara peubah

Kalkulus (KA) dan Fisika (FI) dengan korelasi Pearson 0.65**, Olahraga dan Seni

(OS) dan Pengantar Matematika (PM) dengan korelasi Pearson 0.07**, Bahasa

Inggris (IG) dan Biologi (BI) dengan korelasi Pearson 0.48**, Pendidikan

Kewarganegaraan (KN) dan Bahasa Indonesia (ID) dengan korelasi Pearson

0.24** serta peubah Pengantar Kewirausahaan (PK) dan Agama (AG) dengan

korelasi Pearson 0.10**. Sedangkan korelasi positif terendah diperoleh antara

peubah Kalkulus (KA) dan Pengantar Kewirausahaan (PK) dengan korelasi

Pearson 0.11**, Kalkulus (KA) dan Agama (AG) dengan korelasi Pearson 0.32**,

Fisika (FI) dan Pengantar Kewirausahaan (PK) dengan korelasi Pearson 0.08**

serta Fisika (FI) dan Agama (AG) dengan korelasi Pearson 0.25**.

Biplot kanonik pada Gambar 4 menunjukkan juga bahwa antara peubah

Agama (AG) dengan peubah-peubah Pengantar Matematika (PM), Pengantar Ilmu

Pertanian (PP), Sosiologi Umum (SU), Fisika (FI), Biologi (BI), Kimia (KI) dan

IPK (IP) berkorelasi negatif dengan korelasi Pearson berturut-turut 0.32**,

0.33**, 0.31**, 0.25**, 0.41**, 0.38** dan 0.51**. Sedangkan peubah Olahraga

dan Seni (OS) berkorelasi negatif dengan peubah-peubah Agama (AG), Pengantar

Kewirausahaan (PK), Bahasa Inggris (IG) dan Pendidikan Kewarganegaraan (KN)

dengan korelasi Pearson berturut-turut 0.07**, 0.06**, 0.06** dan 0.03** di mana

peubah Agama (AG) dan Olahraga dan Seni (OS) berkorelasi negatif terbesar.

Peubah-peubah yang relatif tidak berkorelasi di antaranya peubah Agama (AG)

dan Ekonomi Umum (EK) dengan korelasi Pearson 0.36**, Agama(AG) dan

Bahasa Indonesia (ID) dengan korelasi Pearson 0.41**, Olahraga dan Seni (OS)

dan Ekonomi Umum (EK) dengan korelasi Pearson 0.06** serta Olahraga dan

Seni (OS) dan Bahasa Indonesia (ID) dengan korelasi Pearson 0.01. Sedangkan

peubah-peubah yang berkorelasi positif tinggi di antaranya adalah antara peubah

Biologi (BI) dan Fisika (FI) dengan korelasi Pearson 0.59** serta Pengantar Ilmu

Pertanian (PP) dan Pengantar Matematika (PM) dengan korelasi Pearson 0.40**.

Gambar 3 dan Gambar 4 menunjukkan adanya beberapa perbedaan korelasi

antarpeubah, antara lain peubah Kalkulus (KA) dan Pengantar Matematika (PM)

dengan korelasi Pearson 0.74**, Olahraga dan Seni (OS) dan Fisika (FI) dengan

Page 58: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

korelasi Pearson 0.08**, Olahraga dan Seni (OS) dan Kalkulus (KA) dengan

korelasi Pearson 0.06**, Bahasa Inggris (IG) dan Sosiologi Umum (SU) dengan

korelasi Pearson 0.36**, Bahasa Inggris (IG) dan Biologi (BI) dengan korelasi

Pearson 0.48** serta peubah Agama (AG) dan Pengantar Ilmu Pertanian (PP)

dengan korelasi Pearson 0.33** pada biplot biasa memiliki korelasi yang relatif

besar tetapi pada biplot kanonik memiliki korelasi yang relatif kecil. Sebaliknya,

peubah Pengantar Matematika (PM) dan Pengantar Ilmu Pertanian (PP) dengan

korelasi Pearson 0.40**, Fisika (FI) dan Biologi (BI) dengan korelasi Pearson

0.59**, Kimia (KI) dan Biologi (BI) dengan korelasi Pearson 0.66** serta peubah

Kalkulus (KA) dan Bahasa Indonesia (ID) dengan korelasi Pearson 0.49** pada

biplot biasa memiliki korelasi yang relatif kecil tetapi pada biplot kanonik

memiliki korelasi yang relatif besar. Peubah-peubah yang memiliki korelasi relatif

sama pada biplot biasa maupun kanonik antara lain peubah Pendidikan

Kewarganegaraan (KN) dan Kimia (KI) dengan korelasi Pearson 0.30**, IPK (IP)

dan Pengantar Matematika (PM) dengan korelasi Pearson 0.80**, IPK (IP) dan

Sosiologi Umum (SU) dengan korelasi Pearson 0.63** serta Fisika (FI) dan

Ekonomi Umum (EK) dengan korelasi Pearson 0.55**.

4. Keterkaitan Objek dengan Peubah

Berdasarkan analisis biplot, keterkaitan objek dengan peubah ditunjukkan

oleh letak objek tersebut terhadap vektor peubah. Apabila posisi objek sepihak

dengan arah vektor peubah maka objek tersebut mempunyai nilai di atas rata-rata,

jika berlawanan maka nilainya di bawah rata-rata dan jika hampir di tengah-

tengah maka nilainya mendekati rata-rata. Informasi ini digunakan untuk melihat

keunggulan dari setiap objek.

Berdasarkan kedekatan antarobjek, kedekatan objek dengan peubah dan

peringkat provinsi berdasarkan rata-rata IPK, objek-objek tersebut dapat

dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:

Kelompok 1, terdiri dari provinsi Kalimantan Timur (23) dan Kepulauan Bangka

Belitung (9). Pada biplot biasa dan kanonik kelompok ini memiliki keunggulan

pada semua mata kuliah dan IPK serta termasuk provinsi unggulan dalam

perolehan IPK (IPK > 3.03) dengan provinsi Kalimantan Timur (23) merupakan

provinsi dengan nilai IPK tertinggi.

Page 59: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Kelompok 2, terdiri dari provinsi Kalimantan Selatan (22), Bengkulu (7), Daerah

Istimewa Yogyakarta (15), Jawa Tengah (14), Kepulauan Riau (10), Jawa Timur

(16), Sumatera Barat (3), Bali (17), Gorontalo (28), Lampung (8), DKI Jakarta

(11), Sulawesi Utara (24), Jambi (5), Jawa Barat (12), Nusa Tenggara Timur (19),

Banten (13), Sumatera Selatan (6) dan Riau (4). Kelompok ini termasuk provinsi-

provinsi yang memiliki IPK di atas rata-rata, yaitu 2.75 < IPK ≤ 3.03. Pada biplot

biasa maupun kanonik provinsi Kalimantan Selatan (22) memiliki keunggulan

hampir pada semua mata kuliah, sedangkan provinsi Sumatera Selatan (6), DKI

Jakarta (11), Jawa Barat (12) dan Bali (17) memiliki nilai mendekati rata-rata

pada semua mata kuliah dan IPK. Provinsi Sumatera Barat (3), Riau (4) dan Jambi

(5) pada biplot kanonik memiliki nilai mendekati rata-rata pada semua mata

kuliah dan IPK, sedangkan pada biplot biasa memiliki keunggulan pada mata

kuliah Olahraga dan Seni (OS), Pengantar Matematika (PM), Kalkulus (KA) dan

Fisika (FI). Pada biplot biasa provinsi Bengkulu (7), Kepulauan Riau (10), Jawa

Timur (16) dan Sulawesi Utara (24) memiliki keunggulan pada mata kuliah

Agama (AG), Pengantar Ilmu Pertanian (PP), Pendidikan Kewarganegaraan (KN),

Bahasa Indonesia (ID), Bahasa Inggris (IG), Biologi (BI) dan Sosiologi Umum

(SU). Provinsi Jawa Tengah (14) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (15) memiliki

keunggulan pada mata kuliah Kimia (KI), Ekonomi Umum (EK) dan IPK (IP),

provinsi Lampung (8) dan Gorontalo (28) memiliki keunggulan pada mata kuliah

Olahraga dan Seni (OS), Pengantar Matematika (PM), Kalkulus (KA) dan Fisika

(FI), sedangkan provinsi Banten (13) dan Nusa Tenggara Timur (19) memiliki

nilai mendekati rata-rata pada semua mata kuliah dan IPK. Pada biplot kanonik

provinsi Kepulauan Riau (10) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (15) memiliki

keunggulan pada mata kuliah Agama (AG), Pengantar Kewirausahaan (PK),

Bahasa Inggris (IG), Pendidikan Kewarganegaraan (KN) dan Ekonomi Umum

(EK). Provinsi Jawa Tengah (14), Jawa Timur (16) dan Lampung (8) memiliki

keunggulan pada mata kuliah Olahraga dan Seni (OS), Pengantar Matematika

(PM), Pengantar Ilmu Pertanian (PP) dan Sosiologi Umum (SU), provinsi

Gorontalo (28) dan Nusa Tenggara Timur (19) memiliki keunggulan pada mata

kuliah Olahraga dan Seni (OS), provinsi Banten (13) dan Sulawesi Utara (24)

memiliki keunggulan pada mata kuliah Agama (AG) dan Pengantar

Page 60: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Kewirausahaan (PK), sedangkan provinsi Bengkulu (7) memiliki nilai mendekati

rata-rata pada semua mata kuliah dan IPK.

Kelompok 3, terdiri dari provinsi Papua Barat (31), Nusa Tenggara Barat (18),

Kalimantan Barat (20), Sumatera Utara (2), Sulawesi Tenggara (26), Sulawesi

Selatan (25), Kalimantan Tengah (21), Sulawesi Barat (27), Aceh (1) dan Papua

(32). Kelompok ini memiliki IPK di bawah rata-rata, yaitu 2.00 < IPK ≤ 2.75.

Pada biplot biasa provinsi Papua Barat (31) memiliki prestasi yang unggul pada

mata kuliah Olahraga dan Seni (OS), Pengantar Matematika (PM), Kalkulus (KA)

dan Fisika (FI), sedangkan pada biplot kanonik memiliki prestasi yang unggul

pada mata kuliah Olahraga dan Seni (OS). Provinsi selain Papua Barat (31) dalam

kelompok ini pada biplot biasa memiliki prestasi di bawah rata-rata untuk semua

mata kuliah dan IPK, tetapi pada biplot kanonik provinsi Kalimantan Barat (20),

Kalimantan Tengah (21), Sulawesi Barat (27) dan Papua (32) memiliki prestasi

yang unggul pada mata kuliah Olahraga dan Seni (OS), sedangkan provinsi Nusa

Tenggara Barat (18) dan Sumatera Utara (2) memiliki keunggulan pada mata

kuliah Agama (AG) dan Pendidikan Kewirausahaan (PK).

Kelompok 4, terdiri dari provinsi Maluku (29) dan Maluku Utara (30). Kelompok

ini memiliki IPK terendah (IPK ≤ 2.00). Pada biplot biasa maupun kanonik kedua

provinsi tersebut memiliki nilai yang paling rendah untuk semua mata kuliah dan

IPK.

Analisis Biplot Biasa dan Kanonik dengan Seleksi Peubah

Seleksi peubah merupakan proses pengidentifikasian dan pengurangan

peubah-peubah yang memberikan kontribusi informasi yang relatif kecil pada

keragaman data. Seleksi peubah dilakukan sebagai penyederhanaan dan

meningkatkan ketepatan model pada analisis. Seleksi peubah dalam penelitian ini

dilakukan melalui teknik analisis komponen utama (AKU, Principal Component

Analysis).

Peubah-peubah yang terseleksi menggunakan teknik AKU adalah peubah

IPK (IP), Pendidikan Kewirausahaan (PK), Olahraga dan Seni (OS), Kalkulus

(KA), Agama (AG), Sosiologi Umum (SU) dan Kimia (KI). Jadi, peubah-peubah

yang dipertahankan dan digunakan dalam analisis adalah peubah Pendidikan

Kewarganegaraan (KN), Bahasa Indonesia (ID), Pengantar Ilmu Pertanian (PP),

Page 61: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Bahasa Inggris (IG), Pengantar Matematika (PM), Biologi (BI), Fisika (FI) dan

Ekonomi Umum (EK).

Gambar 5 Biplot biasa pada data dengan seleksi peubah

Gambar 6 Biplot kanonik pada data dengan seleksi peubah

12

34

5

67

8

9

10

11

1213

14151617

181920

21

22

23

24

25

2627

28

29

30

31

32KN

ID

PP

IG

PM

BI

FI

EK

0.04 0.02 0.00 0.02 0.04 0.06

0.02

0.01

0.00

0.01

0.02

0.03

D1 56.37

D2

8.8

8

GH Biplot GF 65.25

1

2

34

5

6

7

8 9

10

111213

1415

16

17

18

1920

21

22

23

24

25

26

27 28

29

30

31

32

KN

ID

PP

IG

PM

BI

FI

EK

0.06 0.04 0.02 0.00 0.02 0.04 0.06

0.01

0.00

0.01

0.02

0.03

0.04

D1 47.34

D2

18

.43

Biplot Kanonik GF 65.77

Page 62: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Analisis biplot biasa pada data setelah proses seleksi peubah diperoleh

dengan menggunakan paket Biplot Ver. 3.2 dan memilih = 0 (Ardana, 2008),

sedangkan analisis biplot kanonik diperoleh dengan menggunakan paket

BiplotKanonik dari program yang telah disusun dan paket BiplotGH Ver. 1.0

(Ardana, 2009) dengan software Mathematica 8.0. Hasil biplot yang diperoleh

disajikan pada Gambar 5 dan Gambar 6, sedangkan hasil biplot dengan ukuran

yang lebih besar diberikan pada Lampiran 10 dan Lampiran 11.

Secara umum interpretasi biplot biasa dan kanonik mempunyai persamaan

dan perbedaan, hal ini dapat dilihat baik dari kedekatan antarobjek (provinsi),

keragaman dan korelasi antarpeubah (mata kuliah), maupun keterkaitan peubah

dengan objek. Biplot kanonik merupakan analisis yang layak digunakan dalam

kasus ini karena biplot kanonik menggunakan keragaman dalam kelompok yang

merupakan hasil pengurangan dari keragaman total dengan keragaman

antarkelompok, sedangkan pada biplot biasa menggunakan keragaman total.

Ukuran kesesuaian biplot biasa untuk data sebesar 65.25%, artinya biplot biasa

mampu menerangkan keragaman data sebesar 65.25%, sedangkan ukuran

kesesuaian biplot kanonik untuk data sebesar 65.77%, artinya biplot kanonik

mampu menerangkan bahwa ukuran dua peubah kanonik pertama dalam

memisahkan anggota-anggota kelompoknya sebesar 65.77%.

Tabel 10 Ukuran kesesuaian biplot biasa dan kanonik dengan seleksi peubah

Matriks

Biplot Biasa Biplot Kanonik

GF Gabriel GF Analisis

Procrustes

GF Analisis

Procrustes

Data

Peubah

Objek

65.25 %

93.92 %

61.40 %

65.25 %

95.51 %

61.40 %

87.19 %

93.94 %

92.80 %

Ukuran kesesuaian biplot biasa menggunakan GF Gabriel dan analisis

Procrustes serta ukuran kesesuaian biplot kanonik menggunakan analisis

Procrustes sebagai ukuran pendekatan diberikan pada Tabel 10. Tabel 10

memperlihatkan bahwa pendekatan matriks dengan biplot biasa menggunakan GF

Gabriel dan analisis Procrustes memberikan ukuran kesesuaian yang cukup besar

untuk data, peubah dan objek yaitu di atas 61%. Sedangkan pendekatan matriks

dengan biplot kanonik menggunakan analisis Procrustes memberikan ukuran

kesesuaian yang cukup besar untuk data, peubah dan objek yaitu di atas 87% .

Page 63: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Secara umum, pendekatan matriks dengan biplot kanonik menggunakan GF

Procrustes memberikan ukurun kesesuaian yang relatif lebih besar dari pada biplot

biasa untuk data dan objek, sedangkan untuk peubah relatif sama. Makin besar

nilai ukuran kesesuaian tersebut, makin layak analisis biplot digunakan untuk

penarikan kesimpulan.

Tabel 11 Ukuran kesesuaian koordinat biplot biasa dan kanonik dengan seleksi

peubah

Matriks GF Procrustes

Data

Peubah

Objek

95.29 %

98.10 %

91.67 %

Ukuran kesesuaian konfigurasi antara matriks koordinat biplot biasa dan

kanonik menggunakan analisis Procrustes disajikan pada Tabel 11. Analisis

Procrustes pada koordinat biplot biasa dan kanonik menghasilkan ukuran

kesesuaian 95.29% untuk data, 98.10% untuk peubah dan 91.67% untuk objek.

Hal ini berarti bahwa karakteristik pada biplot biasa dan kanonik yang dianggap

sama cukup tinggi, yaitu 95.29% untuk data, 98.10% untuk peubah dan 91.67%

untuk objek.

Berdasarkan Gambar 5 dan Gambar 6 beberapa hasil biplot biasa dan

kanonik yang dapat diperoleh antara lain:

1. Kedekatan Antarobjek (Provinsi)

Gambar 5 dan Gambar 6 memberikan gambaran adanya persamaan dan

perbedaan posisi objek dari biplot biasa dan kanonik. Provinsi-provinsi yang

memiliki kemiripan karakteristik (posisi yang berdekatan) pada biplot biasa

maupun kanonik antara lain provinsi Jambi (5) dengan Lampung (8), Sumatera

Selatan (6) dengan Jawa Barat (12) dan Banten (13), Jawa Tengah (14) dengan

Daerah Istimewa Yogyakarta (15) dan Jawa Timur (16), DKI Jakarta (11) dengan

Bali (17) serta Kalimantan Tengah (21) dengan Papua (32).

Beberapa perbedaan yang terlihat dalam hal kedekatan antarobjek, antara

lain provinsi Bengkulu (7) dengan Sulawesi Utara (24), Nusa Tenggara Timur

(19) dengan DKI Jakarta (11) dan Bali (17), Sulawesi Tenggara (26) dengan

Sulawesi Barat (27) serta Sulawesi Utara (24) dengan Sumatera Selatan (6), Jawa

Barat (12) dan Banten (13) pada biplot kanonik relatif tidak memiliki kemiripan

Page 64: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

karakteristik tetapi pada biplot biasa relatif memiliki kemiripan. Sedangkan

provinsi Kepulauan Riau (10) dengan Sumatera Barat (3), Jawa Tengah (14),

Daerah Istimewa Yogyakarta (15) dan Jawa Timur (16) serta Bengkulu (7)

dengan Kalimantan Selatan (22) pada biplot kanonik memiliki kemiripan

karakteristik tetapi pada biplot biasa tidak memiliki kemiripan.

2. Keragaman Peubah

Berdasarkan Gambar 5 dan Gambar 6 terlihat bahwa pada biplot biasa

maupun kanonik mata kuliah yang memiliki keragaman nilai yang relatif sama

dan lebih tinggi dibandingkan mata kuliah lainnya yaitu Pengantar Matematika

(PM), Biologi (BI), Fisika (FI) dan Ekonomi Umum (EK), sedangkan mata kuliah

Pendidikan Kewarganegaraan (KN) memiliki keragaman nilai yang relatif kecil

dibandingkan dengan mata kuliah yang lain.

3. Korelasi Antarpeubah

Gambar 5 dan Gambar 6 menunjukkan bahwa pada biplot biasa maupun

kanonik korelasi antarpeubah semuanya bernilai positif. Hal ini sesuai dengan

korelasi Pearson pada Tabel 7. Korelasi tertinggi pada biplot biasa diperoleh

antara peubah Pendidikan Kewarganegaraan (KN) dan Bahasa Inggris (IG)

dengan korelasi Pearson 0.32** serta antara peubah Pendidikan Kewarganegaraan

(KN) dan Ekonomi Umum (EK) dengan korelasi Pearson 0.21**. Sedangkan

korelasi tertinggi pada biplot kanonik diperoleh antara peubah Pengantar Ilmu

Pertanian (PP) dan Pengantar Matematika (PM) dengan korelasi Pearson 0.40**.

Korelasi terendah pada biplot biasa diperoleh antara peubah Fisika (FI) dan

Bahasa Indonesia (ID) dengan korelasi Pearson 0.43**, sedangkan pada biplot

kanonik diperoleh antara peubah Pengantar Matematika (PM) dan Bahasa Inggris

(IG) dengan korelasi Pearson 0.43**.

Gambar 5 dan Gambar 6 menunjukkan adanya beberapa perbedaan korelasi

antarpeubah, antara lain peubah Pendidikan Kewarganegaraan (KN) dan

Pengantar Ilmu Pertanian (PP) dengan korelasi Pearson 0.31**, Pendidikan

Kewarganegaraan (KN) dan Biologi (BI) dengan korelasi Pearson 0.31**,

Pengantar Ilmu Pertanian (PP) dan Bahasa Indonesia (ID) dengan korelasi

Pearson 0.40**, Pengantar Ilmu Pertanian (PP) dan Bahasa Inggris (IG) dengan

korelasi Pearson 0.36**, Pengantar Ilmu Pertanian (PP) dan Ekonomi Umum

Page 65: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

(EK) dengan korelasi Pearson 0.41**, Bahasa Inggris (IG) dan Biologi (BI),

dengan korelasi Pearson 0.48** serta Bahasa Inggris (IG) dan Ekonomi Umum

(EK) dengan korelasi Pearson 0.37** pada biplot biasa memiliki korelasi yang

relatif besar sedangkan pada biplot kanonik memiliki korelasi yang relatif kecil.

Sebaliknya, peubah Fisika (FI) dan Bahasa Indonesia (ID) dengan korelasi

Pearson 0.43**, Fisika (FI) dan Biologi (BI) dengan korelasi Pearson 0.59**,

Fisika (FI) dan Pengantar Ilmu Pertanian (PP) dengan korelasi Pearson 0.40**,

Pengantar Matematika (PM) dan Pengantar Ilmu Pertanian (PP) dengan korelasi

Pearson 0.40** serta Pengantar Matematika (PM) dan Biologi (BI) dengan

korelasi Pearson 0.57** pada biplot biasa memiliki korelasi yang relatif kecil

sedangkan pada biplot kanonik memiliki korelasi yang relatif besar. Peubah-

peubah yang memiliki korelasi relatif sama pada biplot biasa maupun kanonik

antara lain peubah Pendidikan Kewarganegaraan (KN) dan Bahasa Indonesia (ID)

dengan korelasi Pearson 0.24** serta Fisika (FI) dan Ekonomi Umum (EK)

dengan korelasi Pearson 0.55**.

4. Keterkaitan Objek dengan Peubah

Berdasarkan kedekatan antarobjek, kedekatan objek dengan peubah dan

peringkat provinsi berdasarkan rata-rata IPK, objek-objek tersebut dapat

dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:

Kelompok 1, terdiri dari provinsi Kalimantan Timur (23) dan Kepulauan Bangka

Belitung (9). Pada biplot biasa dan kanonik kelompok ini memiliki keunggulan

pada semua mata kuliah dan termasuk provinsi unggulan dalam perolehan IPK

(IPK > 3.03).

Kelompok 2, terdiri dari provinsi Kalimantan Selatan (22), Bengkulu (7), Daerah

Istimewa Yogyakarta (15), Jawa Tengah (14), Kepulauan Riau (10), Jawa Timur

(16), Sumatera Barat (3), Bali (17), Gorontalo (28), Lampung (8), DKI Jakarta

(11), Sulawesi Utara (24), Jambi (5), Jawa Barat (12), Nusa Tenggara Timur (19),

Banten (13), Sumatera Selatan (6) dan Riau (4). Kelompok ini termasuk provinsi-

provinsi yang memiliki IPK di atas rata-rata, yaitu 2.75 < IPK ≤ 3.03. Pada biplot

biasa maupun kanonik Kalimantan Selatan (22) dan Bengkulu (7) memiliki

keunggulan pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (KN), Bahasa

Indonesia (ID), Bahasa Inggris (IG) dan Ekonomi Umum (EK). Sedangkan

Page 66: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (15), Jawa Tengah (14), Jawa Timur (16),

Sumatera Barat (3), Bali (17), Gorontalo (28), Lampung (8) dan Jambi (5)

memiliki keunggulan pada mata kuliah Pengantar Matematika (PM) dan Fisika

(FI). Provinsi Kepulauan Riau (10) pada biplot biasa memiliki keunggulan pada

mata kuliah Bahasa Indonesia (ID) dan Biologi (BI), sedangkan pada biplot

kanonik memiliki keunggulan pada mata kuliah Pengantar Matematika (PM) dan

Fisika (FI). Provinsi Sulawesi Utara (24), Jawa Barat (12), Banten (13) dan

Sumatera Selatan (6) pada biplot biasa memiliki keunggulan pada mata kuliah

Bahasa Indonesia (ID) dan Pengantar Ilmu Pertanian (PP), sedangkan pada biplot

kanonik memiliki keunggulan pada mata kuliah Bahasa Inggris (IG) dan

Pendidikan Kewarganegaraan (KN). Provinsi DKI Jakarta (11), Nusa Tenggara

Timur (19) dan Riau (4) merupakan provinsi-provinsi yang memiliki prestasi rata-

rata pada semua mata kuliah dan IPK.

Kelompok 3, terdiri dari provinsi Papua Barat (31), Nusa Tenggara Barat (18),

Kalimantan Barat (20), Sumatera Utara (2), Sulawesi Tenggara (26), Sulawesi

Selatan (25), Kalimantan Tengah (21), Sulawesi Barat (27), Aceh (1) dan Papua

(32). Kelompok ini memiliki IPK di bawah rata-rata, yaitu 2.00 < IPK ≤ 2.75.

Pada biplot biasa maupun kanonik provinsi Papua Barat (31) memiliki prestasi

yang unggul pada mata kuliah Pengantar Matematika (PM) dan Fisika (FI).

Provinsi selain Papua Barat (31) dalam kelompok ini pada biplot biasa memiliki

prestasi di bawah rata-rata untuk semua mata kuliah, tetapi pada biplot kanonik

provinsi Kalimantan Barat (20) dan Sulawesi Barat (27) memiliki prestasi yang

unggul pada mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian (PP), Pengantar Matematika

(PM) dan Fisika (FI), sedangkan provinsi Nusa Tenggara Barat (18), Sumatera

Utara (2) dan Sulawesi Selatan (25) memiliki keunggulan pada mata kuliah

Bahasa Inggris (IG) dan Pendidikan Kewarganegaraan (KN).

Kelompok 4, terdiri dari provinsi Maluku (29) dan Maluku Utara (30). Kelompok

ini memiliki IPK terendah (IPK ≤ 2.00). Pada biplot biasa maupun kanonik kedua

provinsi tersebut memiliki nilai yang paling rendah untuk semua mata kuliah.

Page 67: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi
Page 68: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Analisis biplot kanonik dan ukuran kesesuaian dua konfigurasi matriks dengan

analisis Procrustes telah diimplementasikan menggunakan teknik

pemrograman fungsional Mathematica. Output fungsi BiplotKanonik [matriks

data lengkap, matriks indikator] menghasilkan matriks koordinat biplot

kanonik, kemudian plot dengan Biplot[G,H,opsi]. Sedangkan output fungsi

GFProcrustes[konfigurasi pertama, konfigurasi kedua] menghasilkan ukuran

kesesuaian kedua konfigurasi tersebut.

2. Pada pemetaan provinsi berdasarkan data asal dengan peringkat, analisis

biplot biasa maupun kanonik menunjukkan bahwa mahasiswa TPB IPB dari

provinsi di luar pulau Jawa mendominasi perolehan rata-rata nilai mata kuliah

dan IPK lima besar terbaik, walaupun provinsi dengan nilai mata kuliah dan

IPK di bawah rata-rata juga didominasi oleh mahasiswa yang berasal dari luar

pulau Jawa.

3. Analisis Procrustes antara matriks data dengan matriks pendekatannya

menghasilkan ukuran kesesuaian pada biplot kanonik relatif lebih besar dari

pada biplot biasa untuk data dan peubah, tetapi untuk objek relatif sama. Hal

ini mengindikasikan bahwa dalam kasus ini biplot kanonik relatif lebih layak

digunakan. Sedangkan analisis Procrustes antara matriks koordinat biplot

biasa dengan koordinat biplot kanonik menghasilkan ukuran kesesuaian yang

cukup tinggi untuk data, peubah maupun objek, yaitu di atas 80% untuk data

asal dan di atas 91% untuk data dengan seleksi peubah. Hal ini berarti bahwa

hasil dari analisis biplot biasa dan kanonik untuk pemetaan provinsi

berdasarkan prestasi mahasiswa TPB IPB memperlihatkan relatif lebih banyak

persamaan dari pada perbedaannya.

4. Perbedaan yang ekstrem dari posisi objek (provinsi) terhadap peubah pada

data asal dengan seleksi peubah ialah provinsi Sulawesi Utara, Jawa Barat,

Banten dan Sumatera Selatan pada biplot biasa memiliki keunggulan pada

Page 69: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

mata kuliah Bahasa Indonesia dan Pengantar Ilmu Pertanian, sedangkan pada

biplot kanonik memiliki keunggulan pada mata kuliah Bahasa Inggris dan

Pendidikan Kewarganegaraan.

5. Interpretasi biplot kanonik untuk pemetaan provinsi berdasarkan prestasi

mahasiswa TPB IPB sebagai data asal dengan seleksi peubah memberikan

gambaran bahwa provinsi Kalimantan Timur dan Kepulauan Bangka Belitung

memiliki keunggulan pada semua mata kuliah. Provinsi Kalimantan Selatan,

Bengkulu dan Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki keunggulan pada mata

kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan

Ekonomi Umum. Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Kepulauan Riau

memiliki keunggulan pada mata kuliah Pengantar Matematika, Fisika, Biologi

dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi Gorontalo, Lampung, Jambi, Nusa

Tenggara Timur, Papua Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat memiliki

keunggulan pada mata kuliah Pengantar Matematika dan Pengantar Ilmu

Pertanian. Provinsi Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Banten

dan Sumatera Selatan memiliki keunggulan pada mata kuliah mata kuliah

Bahasa Inggris dan Pendidikan Kewarganegaraan. Provinsi Sumatera Barat,

DKI Jakarta, Bali dan Riau merupakan provinsi-provinsi yang memiliki

prestasi rata-rata pada semua mata kuliah. Sedangkan provinsi Sumatera

Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Aceh,

Papua, Maluku Utara dan Maluku memiliki prestasi di bawah rata-rata untuk

semua mata kuliah.

Saran

Dengan memperhatikan hasil penelitian ini, disarankan untuk diadakan

penelitian lanjutan dengan

1. menggunakan matriks Dm yang bervariasi untuk mendapatkan gambaran

perubahan yang terjadi pada biplot kanonik;

2. menggunakan biplot biasa dan kanonik yang kekar agar lebih tahan terhadap

adanya pencilan; atau

3. menggunakan biplot biasa dan kanonik untuk pemetaan program studi

berdasarkan prestasi mahasiswa IPB.

Page 70: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

DAFTAR PUSTAKA

Aitchison J, Greenacre M. 2001. Biplot of Compositional Data. Applied Statistics.

51: 375-392.

Ardana NKK. 2008. Biplot Ver. 3.2 – A Multivariate Data Visualization-

Application Package Mathematica Based. Bogor: IPB.

Ardana NKK. 2009. BiplotGH Ver. 1.0 – A Multivariate Data Visualization-

Application Package Mathematica Based. Bogor: IPB.

Ardana NKK, Siswadi. 2009. Paket Biplot Biasa dan Kekar dengan Pemrograman

Fungsional Mathematica Berbasis GUI. JMA, 8(2), 57 – 64. Departemen

Matematika FMIPA IPB. Bogor.

Aunuddin. 1989. Analisis Data. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat,

Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Bahri DS. 2010. Biplot Data Disagregat dan Agregat dalam Pemetaan Provinsi

Berdasarkan Prestasi Mahasiswa IPB [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana,

Institut Pertanian Bogor.

Bakhtiar T, Siswadi. 2011. Orthogonal Procrustes Analysis: Its Transformation

Arrangement and Minimal Distance. International Journal of Applied

Mathematics & Statistics. 20(1411): 16 – 29.

Gabriel KR. 1971. The Biplot Graphic Display of Matrices with Application to

Principal Component Analysis. Biometrika. 58(3): 453 - 467.

Gabriel KR. 1972. Analysis of Meteorological Data by Means of Canonical

Decomposition and Biplot. Journal of Applied Meteorology. 11:1071 – 1077.

Gabriel KR. 2002. Goodness of Fit of Biplots and Correspondence Analysis.

Biometrika. 89: 423-436.

Gittins R. 1985. Canonical Analysis: A Review with Applications in Ecology.

Berlin: Springer-Verlag.

Gower JC, Dijksterhuis GB. 2004. Procrustes Problems. New York: Oxford

University Press.

Greenacre M. 2010. Biplots in Practice. Madrid: BBVA Foundation.

Page 71: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

[IPB] Institut Pertanian Bogor. 2009. Panduan Program Sarjana. Ed 2009.

Bogor: IPB.

Jolliffe IT. 2002. Principal Component Analysis. Ed ke-2. Berlin: Springer-

Verlag.

Krzanowski WJ. 1989. On Confidence Regions in Canonical Variate Analysis.

Biometrika. 76(1): 107 – 116.

Lipkovich I, Smith EP. 2002. Biplot and Singular Value Decomposition Macros

for Excel@

. Journal of Statistical Software. 7(5): 1 – 5.

Siswadi, Suharjo B. 1999. Analisis Eksplorasi Data Peubah Ganda. Bogor:

Jurusan Matematika FMIPA IPB.

Trihanurawati T. 2009. Biplot dengan Matriks Koragam Biasa dan Kekar untuk

Pemetaan Provinsi Berdasarkan Prestasi Mahasiswa IPB [Tesis]. Bogor:

Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Vallejo-Arboleda A, Vicente-Villardon, Galindo-Villardon. 2007. Canonical

STATIS: Biplot Analysis of Multi-Table Group Structured Data Based on

STATIS-ACT Methodology. Computational Statistics & Data Analysis.

51(9) : 4193 – 4205.

Varas MJ, Vicente-Tavera, Molina E, Vicente-Villardon. 2005. Role of Canonical

Biplot Method in the Study of Building Stones: an Example from Spanish

Monumental Heritage. Environmetrics. 16: 405 – 419.

Wikipedia Bahasa Indonesia. 2011. Daftar Provinsi Indonesia, Ensiklopedia

bebas_files. http//:id.wikipedia.org/wiki/Daftar_provinsi_indonesia.html [21

Feb 2011].

Page 72: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

LAMPIRAN

Page 73: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi
Page 74: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Lampiran 1 Program paket BiplotKanonik

BeginPackage["MyPackage`BiplotKanonik`"]

BiplotKanonik::usage="BiplotKanonik[completedatamatrix,indikat

ormatrix] output {Objectmatrix,Variablematrix,Hlabel,Dimension

1,Dimension 2,GF}"

Begin["`Private`"]

BiplotKanonik[data1_?MatrixQ,data2_?MatrixQ]:=Module[

{Dm,Xbintang,glbl,hlbl,X,Xbar,T,B,W,Ybar,P,Lamda,Lamda2,Q,G,H,

GF1,Dim1,Dim2},

Dm=data2.data2; Xbintang=Rest/@(Rest[data1]);

glbl=Rest[data1][[All,1]];

hlbl=data1[[1]]//Rest;

X=Standardize[Xbintang,Mean,1&];

Xbar=Inverse[Dm].data2.X;

T=X.X;

B=Xbar.Dm.Xbar; W=T-B;

Ybar=MatrixPower[Dm,0.5].Xbar.MatrixPower[W,-0.5];

{P,Lamda,Q}=SingularValueDecomposition[Ybar];

G=MatrixPower[Dm,-0.5].P.Lamda[[All,{1,2}]];

H=MatrixPower[W,0.5].Q[[All,{1,2}]];

Lamda2=Diagonal[Lamda]^2;

GF1=Round[Total[Lamda2[[{1,2}]]]/Total[Lamda2] 100,0.01];

Dim1=Round[Total[Lamda2[[{1}]]]/Total[Lamda2] 100,0.01];

Dim2=Round[Total[Lamda2[[{2}]]]/Total[Lamda2] 100,0.01];

{G,H,hlbl,Dim1,Dim2,GF1}]

End[ ]

EndPackage[]

Page 75: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Lampiran 2 Program paket GFProcrustes

BeginPackage["MyPackage`GFProcrustes`"]

GFProcrustes::usage="GFProcrustes[X,Y] measure of fit

configurations between X and Y matrix"

Begin["`Private`"]

GFProcrustes[data1_?MatrixQ,data2_?MatrixQ]:=Module[{n,satu,

cX,cY,XT,YT,U,Sigma,V,Q,ETRD},

n=Dimensions[data1][[1]];

satu={Table[1,{i,n}]};

cX=1/n satu.data1;

cY=1/n satu.data2; XT=data1-satu.cX;

YT=data2-satu.cY;

{U,Sigma,V}=SingularValueDecomposition[XT.YT];

Q=V.U;

ETRD=Tr[XT.XT]-(Tr[Q.YT.XT])^2/Tr[YT.YT];

1-ETRD/Tr[data1.data1] ]

End[]

EndPackage[]

Page 76: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Lampiran 3 Statistik deskriptif data asal

Peubah Minimum Maksimum Rata-rata Kuartil

Bawah Median

Kuartil

Atas Modus Ragam

Simpangan

Baku

AG 0.00 4.00 3.53 3.00 4.00 4.00 4.00 0.30 0.55

KN 0.00 4.00 3.04 3.00 3.00 3.00 3.00 0.42 0.65

ID 0.00 4.00 3.21 3.00 3.00 4.00 4.00 0.65 0.81

PP 0.00 4.00 2.98 3.00 3.00 3.00 3.00 0.48 0.69

IG 0.00 4.00 3.36 3.00 3.00 4.00 4.00 0.47 0.69

OS 0.00 4.00 3.76 4.00 4.00 4.00 4.00 0.19 0.43

PM 0.00 4.00 1.92 1.00 2.00 2.00 2.00 0.85 0.92

KA 0.00 4.00 1.95 1.00 2.00 2.00 2.00 0.82 0.91

KI 0.00 4.00 2.26 2.00 2.00 3.00 2.00 0.78 0.89

BI 0.00 4.00 2.52 2.00 3.00 3.00 2.00 0.94 0.97

FI 0.00 4.00 2.29 2.00 2.00 3.00 2.00 0.90 0.95

EK 0.00 4.00 3.11 2.00 3.00 4.00 4.00 0.97 0.98

SU 0.00 4.00 2.81 2.00 3.00 3.00 3.00 0.40 0.63

PK 0.00 4.00 3.84 4.00 4.00 4.00 4.00 0.18 0.43

IP 0.64 4.00 2.79 2.44 2.81 3.17 3.11 0.30 0.55

Page 77: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Lampiran 4 Tabel nilai rata-rata mata kuliah dan IPK mahasiswa TPB IPB tahun akademik 2009/2010

Kode

Provinsi Provinsi

Banyak

Mahasiswa AG KN ID PP IG OS PM KA KI BI FI EK SU PK IP

1 ACEH 32 3.69 2.91 2.72 2.69 2.91 3.63 1.44 1.41 1.56 1.81 1.72 2.06 2.44 3.81 2.34

2 SUMATERA UTARA 162 3.64 3.04 2.91 2.81 3.23 3.81 1.61 1.69 1.91 1.94 1.92 2.63 2.62 3.83 2.55

3 SUMATERA BARAT 109 3.54 3.06 3.20 3.03 3.33 3.84 2.01 2.22 2.32 2.51 2.54 3.36 2.82 3.89 2.87

4 RIAU 47 3.53 2.94 3.09 2.96 3.30 3.79 1.94 2.04 2.32 2.32 2.30 3.00 2.85 3.94 2.76

5 JAMBI 26 3.54 2.92 3.27 2.88 3.19 3.65 2.04 2.04 2.31 2.42 2.62 3.12 2.77 3.85 2.80

6 SUMSEL 41 3.51 2.90 3.27 2.95 3.27 3.78 1.90 1.98 2.29 2.46 2.05 3.27 2.83 3.88 2.76

7 BENGKULU 19 3.84 3.16 3.47 3.32 3.58 3.89 2.16 2.16 2.47 2.68 2.47 3.47 3.16 3.79 3.02

8 LAMPUNG 83 3.46 3.04 3.19 3.05 3.24 3.81 2.07 2.13 2.33 2.54 2.54 3.11 2.77 3.86 2.83

9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 15 3.67 3.00 3.40 3.07 3.40 4.00 2.40 2.73 2.60 3.13 2.73 3.87 2.93 3.87 3.12

10 KEPULAUAN RIAU 7 3.57 3.29 3.43 3.43 3.57 3.57 1.71 2.14 2.57 3.14 2.43 3.00 2.86 3.86 2.95

11 DKI JAKARTA 482 3.49 3.01 3.24 2.92 3.41 3.74 1.99 2.04 2.29 2.58 2.37 3.19 2.78 3.83 2.82

12 JAWA BARAT 1183 3.52 3.03 3.24 2.96 3.38 3.72 1.88 1.90 2.24 2.53 2.22 3.13 2.81 3.83 2.77

13 BANTEN 163 3.55 3.10 3.20 2.94 3.39 3.67 1.77 1.93 2.25 2.54 2.24 3.08 2.77 3.80 2.77

14 JAWA TENGAH 255 3.59 3.15 3.44 3.18 3.49 3.81 2.20 2.18 2.52 2.76 2.57 3.34 2.95 3.90 2.98

15 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 8 3.75 3.00 3.38 3.13 3.63 3.88 2.00 2.25 2.63 2.88 2.75 3.25 2.88 3.88 2.99

16 JAWA TIMUR 238 3.50 3.12 3.26 3.13 3.43 3.81 2.06 1.93 2.40 2.75 2.49 3.24 2.89 3.83 2.88

17 BALI 17 3.53 3.12 3.18 3.12 3.53 4.00 1.88 2.06 2.47 2.53 2.53 3.06 2.94 3.76 2.87

18 NUSA TENGGARA BARAT 18 3.33 3.11 2.94 2.61 3.28 3.78 1.56 1.61 2.17 2.17 1.94 2.72 2.72 4.00 2.58

19 NUSA TENGGARA TIMUR 6 3.83 3.00 3.17 2.83 2.67 4.00 2.00 2.00 2.33 2.67 2.17 3.00 3.00 3.83 2.77

20 KALIMANTAN BARAT 20 3.60 2.90 3.05 3.15 2.90 3.90 1.80 1.45 2.05 2.25 2.05 2.45 2.75 3.50 2.57

21 KALIMANTAN TENGAH 8 3.50 3.00 2.63 2.75 2.75 4.00 1.38 1.50 1.88 2.25 1.75 2.38 2.50 3.75 2.42

22 KALIMANTAN SELATAN 5 3.60 3.20 3.60 3.00 3.40 3.80 2.20 2.20 2.60 3.20 2.20 3.80 3.00 3.80 3.03

23 KALIMANTAN TIMUR 13 3.77 3.31 3.77 3.46 3.92 3.85 2.77 3.08 3.08 3.54 3.38 3.85 3.38 4.00 3.46

24 SULAWESI UTARA 2 4.00 3.50 3.50 3.00 3.50 4.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.50 2.82

25 SULAWESI SELATAN 23 3.26 3.17 2.87 2.65 3.00 3.91 1.52 1.52 1.83 1.96 1.91 2.61 2.70 3.91 2.48

26 SULAWESI TENGGARA 8 3.63 3.13 2.75 3.00 3.00 3.63 1.50 1.88 2.13 2.25 1.63 2.38 2.63 3.88 2.54

27 SULAWESI BARAT 6 3.17 2.33 3.00 2.83 2.67 3.83 1.83 1.33 1.67 2.33 1.50 2.83 2.83 3.83 2.41

28 GORONTALO 5 3.80 2.80 3.20 3.20 3.80 3.60 2.20 2.00 2.60 2.40 2.80 2.60 2.80 3.40 2.87

29 MALUKU 1 3.00 4.00 2.00 2.00 2.00 4.00 0.00 0.00 1.00 1.00 1.00 0.00 2.00 4.00 1.61

30 MALUKU UTARA 16 3.13 2.94 2.06 2.50 2.13 3.81 1.06 0.81 1.06 1.13 1.13 1.50 2.38 3.75 1.90

31 PAPUA BARAT 12 3.67 2.83 2.83 2.83 2.92 3.83 2.67 1.83 2.25 2.58 2.17 2.33 2.92 3.50 2.70

32 PAPUA 17 3.41 2.88 2.82 2.71 2.71 3.94 1.29 1.35 1.59 1.88 1.41 2.12 2.59 3.71 2.29

Page 78: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Lampiran 5 Korelasi Pearson data asal

Correlations: AG, KN, ID, PP, IG, OS, PM, KA, KI, BI, FI, EK, SU, PK, IP

AG KN ID PP IG OS PM KA KI BI FI EK SU PK

KN 0.227

0.000

ID 0.408 0.242

0.000 0.000

PP 0.327 0.309 0.399

0.000 0.000 0.000

IG 0.266 0.316 0.435 0.361

0.000 0.000 0.000 0.000

OS 0.068 0.064 0.014 0.058 0.026

0.000 0.000 0.427 0.001 0.154

PM 0.316 0.279 0.475 0.403 0.431 0.070

0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

KA 0.317 0.263 0.492 0.365 0.403 0.062 0.736

0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.001 0.000

KI 0.379 0.300 0.525 0.446 0.424 0.056 0.647 0.675

0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.002 0.000 0.000

BI 0.399 0.316 0.578 0.524 0.478 0.046 0.566 0.565 0.656

0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.011 0.000 0.000 0.000

FI 0.248 0.284 0.432 0.401 0.430 0.078 0.650 0.654 0.626 0.586

0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

EK 0.359 0.210 0.562 0.411 0.372 0.064 0.598 0.619 0.621 0.628 0.554

0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

SU 0.309 0.249 0.453 0.377 0.362 0.067 0.419 0.420 0.454 0.482 0.409 0.475

0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

PK 0.098 0.151 0.144 0.057 0.080 0.056 0.066 0.109 0.102 0.077 0.079 0.126 0.129

0.000 0.000 0.000 0.002 0.000 0.002 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

IP 0.509 0.455 0.695 0.600 0.616 0.103 0.803 0.805 0.824 0.817 0.778 0.788 0.630 0.162

0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

Cell Contents: Pearson correlation

P-Value

Page 79: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Lampiran 6 Eigenanalisis dari analisis komponen utama berbasis matriks koragam

Principal Component Analysis: AG, KN, ID, PP, IG, OS, PM, KA, KI, BI, FI, EK, SU, PK, IP

Eigenanalysis of the Covariance Matrix

Eigenvalue 4.7296 0.6008 0.4836 0.3670 0.3303 0.3146 0.2893 0.2771 0.2546 0.2440 0.2133 0.2098 0.1818 0.1653 0.0000

Proportion 0.546 0.069 0.056 0.042 0.038 0.036 0.033 0.032 0.029 0.028 0.025 0.024 0.021 0.019 0.000

Cumulative 0.546 0.615 0.671 0.714 0.752 0.788 0.822 0.854 0.883 0.911 0.936 0.960 0.981 1.000 1.000

Variable PC1 PC2 PC3 PC4 PC5 PC6 PC7 PC8 PC9 PC10 PC11 PC12 PC13 PC14 PC15

AG 0.117 -0.213 -0.025 0.163 0.122 -0.167 -0.031 0.156 0.011 0.019 -0.680 0.530 0.307 -0.038 -0.080

KN 0.118 -0.174 0.519 0.298 0.482 0.302 -0.380 -0.073 -0.250 -0.056 0.071 -0.137 0.093 0.141 -0.080

ID 0.260 -0.383 -0.216 0.403 -0.458 -0.064 -0.105 0.400 -0.334 0.083 0.099 -0.201 -0.091 0.111 -0.053

PP 0.187 -0.302 0.248 -0.213 0.320 -0.103 0.637 0.311 -0.056 0.300 0.224 0.040 -0.032 -0.049 -0.054

IG 0.184 -0.180 0.333 0.246 -0.439 0.195 0.204 -0.537 0.300 0.295 -0.017 0.128 -0.034 -0.007 -0.080

OS 0.016 0.015 0.028 -0.000 0.102 0.075 0.013 0.063 0.047 -0.069 -0.237 0.202 -0.854 0.380 -0.027

PM 0.346 0.395 0.046 0.281 0.083 -0.201 0.392 -0.164 -0.194 -0.247 -0.335 -0.420 -0.055 -0.137 -0.080

KA 0.343 0.404 -0.068 0.276 0.064 -0.195 -0.027 -0.009 -0.039 -0.078 0.512 0.554 0.044 0.107 -0.080

KI 0.339 0.074 0.000 -0.072 0.157 -0.421 -0.407 0.070 0.470 0.429 -0.044 -0.288 -0.069 0.010 -0.080

BI 0.369 -0.365 0.054 -0.501 -0.100 -0.295 -0.168 -0.348 -0.219 -0.401 0.059 0.068 -0.070 -0.066 -0.080

FI 0.346 0.393 0.298 -0.408 -0.328 0.405 -0.109 0.364 -0.099 0.069 -0.154 0.050 0.084 -0.016 -0.080

EK 0.366 -0.073 -0.640 -0.097 0.281 0.504 0.045 -0.234 -0.041 0.195 -0.031 -0.029 0.050 0.039 -0.080

SU 0.175 -0.182 -0.016 0.096 0.016 0.205 0.110 0.267 0.640 -0.594 0.090 -0.099 0.107 0.064 -0.080

PK 0.027 -0.050 -0.002 0.137 0.067 0.138 -0.149 0.100 0.032 -0.020 0.056 0.128 -0.349 -0.883 -0.027

IP 0.251 -0.032 0.044 0.038 0.026 0.025 -0.005 0.002 0.029 -0.012 -0.031 0.030 -0.002 -0.003 0.963

Page 80: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Lampiran 7 Peringkat provinsi berdasarkan rata-rata IPK

Kode

Provinsi Provinsi

Banyak

Mahasiswa IPK Peringkat

23 KALIMANTAN TIMUR 13 3.46 1

9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 15 3.12 2

22 KALIMANTAN SELATAN 5 3.03 3

7 BENGKULU 19 3.02 4

15 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 8 2.99 5

14 JAWA TENGAH 255 2.98 6

10 KEPULAUAN RIAU 7 2.95 7

16 JAWA TIMUR 238 2.88 8

3 SUMATERA BARAT 109 2.87 9

17 BALI 17 2.87 10

28 GORONTALO 5 2.87 11

8 LAMPUNG 83 2.83 12

11 DKI JAKARTA 482 2.82 13

24 SULAWESI UTARA 2 2.82 14

5 JAMBI 26 2.80 15

12 JAWA BARAT 1183 2.77 16

19 NUSA TENGGARA TIMUR 6 2.77 17

13 BANTEN 163 2.77 18

6 SUMATERA SELATAN 41 2.76 19

4 RIAU 47 2.76 20

31 PAPUA BARAT 12 2.70 21

18 NUSA TENGGARA BARAT 18 2.58 22

20 KALIMANTAN BARAT 20 2.57 23

2 SUMATERA UTARA 162 2.55 24

26 SULAWESI TENGGARA 8 2.54 25

25 SULAWESI SELATAN 23 2.48 26

21 KALIMANTAN TENGAH 8 2.42 27

27 SULAWESI BARAT 6 2.41 28

1 ACEH 32 2.34 29

32 PAPUA 17 2.29 30

30 MALUKU UTARA 16 1.90 31

29 MALUKU 1 1.61 32

3047

Page 81: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Lampiran 8 Biplot biasa pada data asal

1 2

34

5

6

7

8 9

10

11

12131415

16

1718

19

2021

22

23

24

25

2627

28

29

30

31

32

AG

BI

EK

FI

ID

IG

KA

KI

PK

PM

OS

PP

KN SU

IP

0.04 0.02 0.00 0.02 0.04 0.06 0.08

0.03

0.02

0.01

0.00

0.01

0.02

0.03

D1 54.61

D2

6.9

4

BiplotGH GF 61.54

Page 82: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Lampiran 9 Biplot kanonik pada data asal

1

2

34

5

67

89

101112

13

14

15

16

17

18

1920

21

22

23

24

25

26

27

2829

30

31

32

AG

KN

ID

PP

IG

OS

PM

KA

KI

BIFI

EK

SU

PK

IP

0.06 0.04 0.02 0.00 0.02 0.04 0.06

0.01

0.00

0.01

0.02

0.03

D1 35.99

D2

14

.84

Biplot Kanonik GF 50.83

Page 83: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Lampiran 10 Biplot biasa pada data dengan seleksi peubah

12

34

5

67

8

9

10

11

1213

14151617

181920

21

22

23

24

25

2627

28

29

30

31

32KN

ID

PP

IG

PM

BI

FI

EK

0.04 0.02 0.00 0.02 0.04 0.06

0.02

0.01

0.00

0.01

0.02

0.03

D1 56.37

D2

8.8

8GH Biplot GF 65.25

Page 84: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Lampiran 11 Biplot kanonik pada data dengan seleksi peubah

1

2

34

5

6

7

8 9

10

111213

1415

16

17

18

1920

21

22

23

24

25

26

27 28

29

30

31

32

KN

ID

PP

IG

PM

BI

FI

EK

0.06 0.04 0.02 0.00 0.02 0.04 0.06

0.01

0.00

0.01

0.02

0.03

0.04

D1 47.34

D2

18

.43

Biplot Kanonik GF 65.77

Page 85: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Lampiran 12 Matriks koordinat biplot biasa pada data asal

Koordinat objek atau matriks G

Koordinat peubah atau matriks H

D1 D2

D1 D2 1 -0.01563 0.00182

AG 0.02108 -0.01367

2 -0.00873 0.00137

KN 0.02117 -0.01114 3 0.00290 0.00507

ID 0.04677 -0.02456

4 -0.00092 0.00481

PP 0.03361 -0.01938 5 0.00095 0.00725

IG 0.03310 -0.01156

6 -0.00049 -0.00123

OS 0.00289 0.00096 7 0.00687 -0.00501

PM 0.06225 0.02532

8 0.00179 0.00608

KA 0.06170 0.02593 9 0.01166 0.00628

KI 0.06112 0.00477

10 0.00497 -0.01098

BI 0.06638 -0.02339 11 0.00121 0.00190

FI 0.06232 0.02525

12 -0.00042 -0.00174

EK 0.06583 -0.00468 13 -0.00080 -0.00218

SU 0.03148 -0.01166

14 0.00624 -0.00025

PK 0.00487 -0.00320 15 0.00667 0.00022

IP 0.04522 -0.00207

16 0.00323 -0.00139 17 0.00222 0.00113 18 -0.00747 0.00016 19 -0.00051 0.00145

Eigennilai, proporsi dan persentase kumulatif.

20 -0.00736 -0.00170 21 -0.01240 0.00018

KU Eigennilai Proporsi (%) Kumulatif (%)

22 0.00835 -0.00797

1 14406.40 54.61 54.61

23 0.02211 0.00390

2 1830.04 6.94 61.54

24 -0.00106 -0.00515

3 1473.15 5.58 67.13

25 -0.01064 0.00210

4 1117.75 4.24 71.37

26 -0.00893 -0.00180

5 1006.17 3.81 75.18

27 -0.01091 -0.00211

6 958.13 3.63 78.81

28 0.00252 0.00700

7 881.17 3.34 82.15

29 -0.04190 -0.00547

8 843.98 3.20 85.35

30 -0.02977 0.00713

9 775.57 2.94 88.29

31 -0.00262 0.01191

10 743.20 2.82 91.11

32 -0.01683 -0.00259

11 649.75 2.46 93.57

12 639.10 2.42 95.99

13 553.80 2.10 98.09

14 503.39 1.91 100.00

15 0.02 0.00 100.00

Page 86: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Lampiran 13 Matriks koordinat biplot kanonik pada data asal

Koordinat objek atau matriks G Koordinat peubah atau matriks H

D1 D2

D1 D2 1 -0.02402 -0.00369

AG 0.00038 -0.00247

2 -0.01271 -0.00661

KN 0.00455 -0.00048 3 0.00314 -0.00036

ID 0.02805 0.00585

4 -0.00262 0.00056

PP 0.01523 0.01589 5 -0.00049 0.00250

IG 0.02657 -0.00860

6 0.00136 -0.00072

OS -0.00160 0.00947 7 0.00123 0.00077

PM 0.02625 0.02932

8 0.00004 0.00565

KA 0.03117 0.00920 9 0.01089 0.00485

KI 0.03205 0.01621

10 0.00593 -0.00087

BI 0.04078 0.02404 11 0.00292 -0.00072

FI 0.03541 0.02246

12 0.00098 -0.00146

EK 0.04925 0.00569 13 0.00045 -0.00509

SU 0.01440 0.01252

14 0.00433 0.00394

PK 0.00421 -0.00312 15 0.00491 -0.00137

IP 0.02422 0.01039

16 0.00331 0.00549 17 0.00075 0.00290 18 -0.00419 -0.00482

Eigennilai, proporsi dan persentase kumulatif.

19 -0.01463 0.01525 20 -0.01831 0.01622

KU Eigennilai Proporsi (%) Kumulatif (%)

21 -0.01833 0.00629

1 0.12574 35.99 35.99

22 0.01038 0.00298

2 0.05184 14.84 50.83

23 0.01704 0.00759

3 0.03962 11.34 62.17

24 -0.01593 -0.00954

4 0.02797 8.01 70.18

25 -0.01106 -0.00002

5 0.02427 6.95 77.13

26 -0.01622 -0.00289

6 0.01742 4.99 82.11

27 -0.00794 0.01959

7 0.01477 4.23 86.34

28 -0.00530 0.00302

8 0.01321 3.78 90.12

29 -0.05719 0.00461

9 0.00925 2.65 92.77

30 -0.03920 0.00969

10 0.00858 2.46 95.22

31 -0.02293 0.02901

11 0.00490 1.40 96.63

32 -0.02334 0.00480

12 0.00373 1.07 97.70

13 0.00363 1.04 98.73

14 0.00317 0.91 99.64

15 0.00125 0.36 100.00

Page 87: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Lampiran 14 Matriks koordinat biplot biasa pada data dengan seleksi peubah

Koordinat objek atau matriks G

Koordinat peubah atau matriks H

D1 D2

D1 D2 1 -0.01611 0.00422

KN 0.01710 -0.00257

2 -0.00949 0.00223

ID 0.03823 -0.02150 3 0.00259 0.00394

PP 0.02787 -0.01059

4 -0.00210 0.00435

IG 0.02731 -0.00436 5 0.00087 0.00774

PM 0.04916 0.02192

6 -0.00095 -0.00423

BI 0.05457 -0.01560 7 0.00655 -0.00281

FI 0.05026 0.02891

8 0.00163 0.00569

EK 0.05347 -0.00747 9 0.01108 0.00167

10 0.00476 -0.01103 11 0.00131 0.00108 12 -0.00025 -0.00197 13 -0.00086 -0.00250 14 0.00623 0.00045 15 0.00604 0.00129 16 0.00388 0.00059 17 0.00140 0.00254 18 -0.00827 0.00014 19 -0.00218 0.00129

Eigennilai, proporsi dan persentase kumulatif.

20 -0.00720 0.00196 21 -0.01316 -0.00002

KU Eigennilai Proporsi (%) Kumulatif (%)

22 0.00875 -0.01157

1 9761.32 56.37 56.37

23 0.02103 0.00469

2 1538.33 8.88 65.25

24 -0.00185 -0.00320

3 1460.15 8.43 73.69

25 -0.01074 0.00269

4 1047.60 6.05 79.74

26 -0.01140 -0.00415

5 985.49 5.69 85.43

27 -0.00957 -0.00477

6 887.02 5.12 90.55

28 0.00164 0.01256

7 827.41 4.78 95.33

29 -0.04293 0.00404

8 808.88 4.67 100.00

30 -0.03037 0.00907 31 -0.00357 0.01612 32 -0.01757 -0.00392

Page 88: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Lampiran 15 Koordinat biplot kanonik pada data dengan seleksi peubah

Koordinat objek atau matriks G Koordinat peubah atau matriks H

D1 D2

D1 D2 1 -0.02062 0.00235

KN 0.00528 -0.00051

2 -0.00977 -0.00504

ID 0.03096 0.00667

3 0.00338 0.00093

PP 0.01759 0.01825

4 -0.00236 0.00163

IG 0.02999 -0.00748

5 -0.00048 0.00593

PM 0.02963 0.03604

6 0.00056 -0.00249

BI 0.04404 0.02665

7 0.00652 -0.00027

FI 0.03957 0.03215

8 -0.00109 0.00696

EK 0.05348 0.00550

9 0.01207 0.00618 10 0.00331 0.00277 11 0.00226 -0.00023 12 0.00069 -0.00185 13 0.00051 -0.00334 14 0.00444 0.00394 15 0.00826 0.00247 16 0.00289 0.00340 17 0.00219 -0.00022 18 -0.00671 -0.00789

Eigennilai, proporsi dan persentase kumulatif.

19 -0.00996 0.01364 20 -0.01516 0.01256

KU Eigennilai Proporsi (%) Kumulatif (%)

21 -0.01724 0.00426

1 0.108430 47.34 47.34

22 0.00921 -0.00152

2 0.042223 18.43 65.77

23 0.01868 0.01209

3 0.024987 10.91 76.68

24 -0.00558 -0.00942

4 0.017011 7.43 84.11

25 -0.01278 -0.00414

5 0.013563 5.92 90.03

26 -0.01650 0.00206

6 0.011584 5.06 95.09

27 -0.01203 0.00966

7 0.006253 2.73 97.82

28 0.00036 0.00894

8 0.005006 2.19 100.00

29 -0.06181 -0.00145 30 -0.04106 0.00621 31 -0.01882 0.02823 32 -0.02262 0.00135

Page 89: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Lampiran 16 Matriks jumlah kuadrat dan hasil kali data dengan seleksi peubah

Matriks Jumlah Kuadrat dan Hasil Kali Data Antarkelompok (B)

16.4059 14.0839 13.8277 16.6272 11.2131 20.9815 22.9414 19.8294

14.0839 82.2921 48.7814 69.8453 77.0783 111.648 94.8721 125.979

13.8277 48.7814 46.6576 40.318 56.6794 74.4801 70.6649 72.3907

16.6272 69.8453 40.318 79.6388 61.9027 93.6843 86.288 111.962

11.2131 77.0783 56.6794 61.9027 112.484 122.126 122.252 126.837

20.9815 111.648 74.4801 93.6843 122.126 182.375 147.701 180.376

22.9414 94.8721 70.6649 86.288 122.252 147.701 164.436 160.696

19.8294 125.979 72.3907 111.962 126.837 180.376 160.696 225.39

Matriks Jumlah Kuadrat dan Hasil Kali Data dalam Kelompok (W)

1267.88 372.627 409.988 412.196 495.227 585.354 510.763 388.918

372.627 1902.76 632.149 663.772 997.57 1269.67 913.679 1234.51

409.988 632.149 1420.96 483.913 726.179 1002.33 735.193 783.628

412.196 663.772 483.913 1354.15 766.231 875.836 766.77 654.453

495.227 997.57 726.179 766.231 2461.45 1418.24 1605.67 1523.18

585.354 1269.67 1002.33 875.836 1418.24 2690.13 1498.46 1648.48

510.763 913.679 735.193 766.77 1605.67 1498.46 2581.1 1417.85

388.918 1234.51 783.628 654.453 1523.18 1648.48 1417.85 2728.09

Matriks Jumlah Kuadrat dan Hasil Kali Total Data Kelompok (T)

1284.28 386.711 423.816 428.823 506.44 606.336 533.704 408.747

386.711 1985.06 680.93 733.617 1074.65 1381.32 1008.55 1360.49

423.816 680.93 1467.61 524.231 782.859 1076.81 805.858 856.018

428.823 733.617 524.231 1433.79 828.134 969.52 853.058 766.415

506.44 1074.65 782.859 828.134 2573.94 1540.36 1727.92 1650.02

606.336 1381.32 1076.81 969.52 1540.36 2872.51 1646.16 1828.86

533.704 1008.55 805.858 853.058 1727.92 1646.16 2745.53 1578.55

408.747 1360.49 856.018 766.415 1650.02 1828.86 1578.55 2953.48

Page 90: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Lampiran 17 Matriks jumlah kuadrat dan hasil kali data antar kelompok pada data asal

16.74 3.58 10.08 10.34 12.11 1.29 11.92 15.89 12.04 8.78 12.80 9.04 6.30 -0.98 10.25

3.58 16.41 14.08 13.83 16.63 2.99 11.21 15.97 19.43 20.98 22.94 19.83 9.76 4.59 14.80

10.08 14.08 82.29 48.78 69.85 -2.18 77.08 83.20 88.89 111.65 94.87 125.98 44.14 8.41 67.44

10.34 13.83 48.78 46.66 40.32 5.58 56.68 54.06 61.98 74.48 70.66 72.39 33.00 3.81 46.22

12.11 16.63 69.85 40.32 79.64 -5.69 61.90 74.77 79.99 93.68 86.29 111.96 35.54 8.29 60.57

1.29 2.99 -2.18 5.58 -5.69 12.15 7.72 5.45 3.41 -0.08 7.34 0.45 4.57 0.81 2.84

11.92 11.21 77.08 56.68 61.90 7.72 112.48 102.56 101.32 122.13 122.25 126.84 51.11 6.53 76.51

15.89 15.97 83.20 54.06 74.77 5.45 102.56 127.14 107.81 123.73 130.81 147.08 48.21 14.40 82.72

12.04 19.43 88.89 61.98 79.99 3.41 101.32 107.81 114.82 135.90 127.06 144.16 54.32 10.59 83.54

8.78 20.98 111.65 74.48 93.68 -0.08 122.13 123.73 135.90 182.38 147.70 180.38 66.06 9.42 100.75

12.80 22.94 94.87 70.66 86.29 7.34 122.25 130.81 127.06 147.70 164.44 160.70 57.40 12.69 95.81

9.04 19.83 125.98 72.39 111.96 0.45 126.84 147.08 144.16 180.38 160.70 225.39 68.92 18.46 111.08

6.30 9.76 44.14 33.00 35.54 4.57 51.11 48.21 54.32 66.06 57.40 68.92 31.71 4.70 40.32

-0.98 4.59 8.41 3.81 8.29 0.81 6.53 14.40 10.59 9.42 12.69 18.46 4.70 8.72 8.35

10.25 14.80 67.44 46.22 60.57 2.84 76.51 82.72 83.54 100.75 95.81 111.08 40.32 8.35 63.00

Page 91: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Lampiran 18 Matriks jumlah kuadrat dan hasil kali data dalam kelompok pada data asal

890.38 241.54 537.24 367.07 291.4 47.271 470.66 461.34 544.93 635.17 378.23 577.8 319.45 70.662 454.51

241.54 1267.9 372.63 409.99 412.2 51.804 495.23 456.01 505.87 585.35 510.76 388.92 301.67 123.07 478.95

537.24 372.63 1902.8 632.15 663.77 17.479 997.57 1014.3 1054.5 1269.7 913.68 1234.5 660.66 143.74 871.5

367.07 409.99 632.15 1421 483.91 47.763 726.18 645.5 772.11 1002.3 735.19 783.63 472.48 47.527 649.95

291.4 412.2 663.77 483.91 1354.2 29.021 766.23 688.78 703.73 875.84 766.77 654.45 443.25 63.406 646.06

47.271 51.804 17.479 47.763 29.021 557.04 77.227 68.762 61.54 58.898 89.611 82.807 51.023 30.743 71.398

470.66 495.23 997.57 726.18 766.23 77.227 2461.5 1764.7 1503 1418.2 1605.7 1523.2 692.47 72.92 1158.3

461.34 456.01 1014.3 645.5 688.78 68.762 1764.7 2375.4 1542.5 1391 1582.9 1535.3 685.77 114.18 1137.6

544.93 505.87 1054.5 772.11 703.73 61.54 1503 1542.5 2271.6 1581.4 1475.6 1504.4 720.99 106.85 1135.7

635.17 585.35 1269.7 1002.3 875.84 58.898 1418.2 1391 1581.4 2690.1 1498.5 1648.5 836.29 88.667 1226.9

378.23 510.76 913.68 735.19 766.77 89.611 1605.7 1582.9 1475.6 1498.5 2581.1 1417.9 691.9 85.371 1138.8

577.8 388.92 1234.5 783.63 654.45 82.807 1523.2 1535.3 1504.4 1648.5 1417.9 2728.1 833.46 143.53 1186.1

319.45 301.67 660.66 472.48 443.25 51.023 692.47 685.77 720.99 836.29 691.9 833.46 1190.2 101.98 626.94

70.662 123.07 143.74 47.527 63.406 30.743 72.92 114.18 106.85 88.667 85.371 143.53 101.98 551.24 107.66

454.51 478.95 871.5 649.95 646.06 71.398 1158.3 1137.6 1135.7 1226.9 1138.8 1186.1 626.94 107.66 855.35

Page 92: BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI ... · Selatan in ordinary biplot has superior in Bahasa Indonesia and Pengantar Ilmu ... Biologi dan Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi

Lampiran 19 Matriks jumlah kuadrat dan hasil kali total data kelompok pada data asal

907.12 245.12 547.32 377.41 303.51 48.56 482.58 477.23 556.97 643.94 391.03 586.84 325.74 69.687 464.75

245.12 1284.3 386.71 423.82 428.82 54.798 506.44 471.98 525.3 606.34 533.7 408.75 311.43 127.66 493.75

547.32 386.71 1985.1 680.93 733.62 15.303 1074.7 1097.5 1143.3 1381.3 1008.6 1360.5 704.8 152.16 938.94

377.41 423.82 680.93 1467.6 524.23 53.342 782.86 699.57 834.09 1076.8 805.86 856.02 505.48 51.334 696.17

303.51 428.82 733.62 524.23 1433.8 23.332 828.13 763.54 783.72 969.52 853.06 766.42 478.79 71.7 706.62

48.56 54.798 15.303 53.342 23.332 569.19 84.945 74.216 64.955 58.815 96.949 83.254 55.596 31.554 74.235

482.58 506.44 1074.7 782.86 828.13 84.945 2573.9 1867.3 1604.4 1540.4 1727.9 1650 743.57 79.453 1234.8

477.23 471.98 1097.5 699.57 763.54 74.216 1867.3 2502.5 1650.3 1514.8 1713.7 1682.4 733.98 128.58 1220.3

556.97 525.3 1143.3 834.09 783.72 64.955 1604.4 1650.3 2386.4 1717.3 1602.6 1648.5 775.31 117.44 1219.3

643.94 606.34 1381.3 1076.8 969.52 58.815 1540.4 1514.8 1717.3 2872.5 1646.2 1828.9 902.35 98.092 1327.7

391.03 533.7 1008.6 805.86 853.06 96.949 1727.9 1713.7 1602.6 1646.2 2745.5 1578.6 749.3 98.061 1234.6

586.84 408.75 1360.5 856.02 766.42 83.254 1650 1682.4 1648.5 1828.9 1578.6 2953.5 902.38 161.99 1297.2

325.74 311.43 704.8 505.48 478.79 55.596 743.57 733.98 775.31 902.35 749.3 902.38 1221.9 106.68 667.25

69.687 127.66 152.16 51.334 71.7 31.554 79.453 128.58 117.44 98.092 98.061 161.99 106.68 559.95 116.01

464.75 493.75 938.94 696.17 706.62 74.235 1234.8 1220.3 1219.3 1327.7 1234.6 1297.2 667.25 116.01 918.35