analisis potensi pasar tradisional … · hasil positioning dengan menggunakan metode biplot dan...

15
1 ANALISIS POTENSI PASAR TRADISIONAL PENGELOLAAN PD PASAR SURYA SURABAYA (CABANG UTARA) DALAM MENDUKUNG PROGRAM REVITALISASI Nama Mahasiswa : Indrawan Yanuar S NRP : 1307 100 072 Jurusan : Statistika FMIPA ITS Dosen Pembimbing : Dwi Endah Kusrini, S.Si, M.Si. Abstrak Revitalisasi pasar tradisional adalah sebuah program pemerintah dalam mencegah semakin terpuruknya pasar tradisional. Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia memiliki perusahaan swasta yang mengelola pasar tradi-sional yang ada yaitu PD Pasar Surya Surabaya dengan harapan dapat meng-atur dan memanajemen pasar yang ada agar tetap eksis dan lebih baik. Penelitian ini dikhususkan pada pasar tradisional yang menjadi pengelolaan PD Pasar Surya Surabaya cabang utara yaitu Pasar Simo, Pasar Balongsari, dan Pasar Pegirian yang termasuk pasar yang berencana akan direvitalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik stakeholder dari ketiga pasar tradi-sional tersebut, juga untuk mensegmentasikan stakeholder (pembeli & pe-dagang) berdasarkan variabel kepentingannya terhadap pasar dengan meng- gunakan K-Means cluster, serta mempositioningkan ketiga pasar tradisional dibandingkan dengan pasar pesaingnya. Segmentasi yang terbentuk masing-masing pasar tradisional adalah 2 segmen yang mempunyai karakteristik ber-beda berdasarkan tingkat kepentingan terhadap pasar. Hasil positioning dengan menggunakan metode Biplot dan didapatkan informasi secara umum ketiga pasar tradisional tersebut dipersepsikan memiliki kekurangan dari segi pengelolaan pedagang dan sarana prasarana pasar tradisional yang ada dibandingkan dengan pasar yang menjadi pasar pesaing dari masing-masing pasar. Kata kunci : Revitalisasi Pasar tradisional, PD Pasar Surya Surabaya, K-Means, Biplot, Segmentasi, Positioning. 1. Pendahuluan Pada era globalisasi saat ini pasar tradisional sudah mulai terdesak mundur, dapat terlihat dengan semakin berkurangnya pengunjung pasar dan membuat aktifitas di pasar tradisional semakin berkurang ditambah lagi dengan kondisinya yang semakin kumuh. Pasar tradisional yang biasanya memiliki waktu penjualan dari pagi hingga malam, sekarang hanya sampai siang hari dan bahkan ada yang hingga sore hari. Carrefour, Hypermarket, dan pasar modern lain pada saat ini juga memberi dampak buruk pada perkembangan pasar tradisional, Berdasarkan penelitian AC Nielsen pada tahun 2005-2006 jumlah pasar tradisional mengalami penurunan sebesar 8,1% karena terdesak oleh pasar modern yang tumbuh hingga 31,4%. Salah satu program yang ada pada saat ini yang telah dirintis sejak tahun 2003 adalah program revitalisasi pasar tradisional yang ada di Indonesia oleh pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Kementerian Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Diketahui hingga saat ini program revitalisasi pasar tradisional telah dilakukan terhadap 913 pasar tradisional hingga semester I tahun 2010 dari jumlah pasar tradisional sebanyak 13.450 yang tercatat pada tahun 2007 (Purnomo, 2010). Revitalisasi pasar tradisional selama ini sering dikaitkan dengan perbaikan fisik dari bentuk sebuah pasar tradisional itu sendiri, secara umum konsep revitalisasi pasar tradisional memiliki beberapa aspek utama yaitu, perbaikan infrastruktur, pengorganisasian pedagang, perbaikan manajemen, dan pengembangan kemitraan dengan unit usaha kecil. Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia mempunyai 81 pasar tradisional yang pengelolaannya berada dibawah tanggung jawab PD Pasar Surya, tetapi selain itu masih ada pasar tradisional lain yang ada di Surabaya yang pengelolaannya tidak berada dibawah PD Pasar Surya. Pasar tradisional yang pengelolaannya berada dibawah PD Pasar Surya Surabaya diketahui sekitar 20% pasar tradisional dari jumlah keseluruhan 81 pasar tradisional sudah direvitalisasi sehingga layak dikategorikan sebagai pasar utama. Namun, selama ini revitalisasi yang dilakukan hanya berdasarkan pengamatan kondisi lingkungan sekitar pasar dan tuntutan dari pedagang.

Upload: dinhmien

Post on 21-Aug-2018

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS POTENSI PASAR TRADISIONAL … · Hasil positioning dengan menggunakan metode Biplot dan didapatkan informasi secara umum

1

ANALISIS POTENSI PASAR TRADISIONAL PENGELOLAAN PD PASAR SURYASURABAYA (CABANG UTARA) DALAM MENDUKUNG

PROGRAM REVITALISASI

Nama Mahasiswa : Indrawan Yanuar SNRP : 1307 100 072Jurusan : Statistika FMIPA ITSDosen Pembimbing : Dwi Endah Kusrini, S.Si, M.Si.

AbstrakRevitalisasi pasar tradisional adalah sebuah program pemerintah dalam mencegah semakinterpuruknya pasar tradisional. Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia memilikiperusahaan swasta yang mengelola pasar tradi-sional yang ada yaitu PD Pasar Surya Surabayadengan harapan dapat meng-atur dan memanajemen pasar yang ada agar tetap eksis dan lebihbaik. Penelitian ini dikhususkan pada pasar tradisional yang menjadi pengelolaan PD Pasar SuryaSurabaya cabang utara yaitu Pasar Simo, Pasar Balongsari, dan Pasar Pegirian yang termasukpasar yang berencana akan direvitalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristikstakeholder dari ketiga pasar tradi-sional tersebut, juga untuk mensegmentasikan stakeholder(pembeli & pe-dagang) berdasarkan variabel kepentingannya terhadap pasar dengan meng-gunakan K-Means cluster, serta mempositioningkan ketiga pasar tradisional dibandingkandengan pasar pesaingnya. Segmentasi yang terbentuk masing-masing pasar tradisional adalah 2segmen yang mempunyai karakteristik ber-beda berdasarkan tingkat kepentingan terhadap pasar.Hasil positioning dengan menggunakan metode Biplot dan didapatkan informasi secara umumketiga pasar tradisional tersebut dipersepsikan memiliki kekurangan dari segi pengelolaanpedagang dan sarana prasarana pasar tradisional yang ada dibandingkan dengan pasar yangmenjadi pasar pesaing dari masing-masing pasar.

Kata kunci : Revitalisasi Pasar tradisional, PD Pasar Surya Surabaya, K-Means, Biplot,Segmentasi, Positioning.

1. PendahuluanPada era globalisasi saat ini pasar tradisional sudah mulai terdesak mundur, dapat terlihat dengan

semakin berkurangnya pengunjung pasar dan membuat aktifitas di pasar tradisional semakin berkurangditambah lagi dengan kondisinya yang semakin kumuh. Pasar tradisional yang biasanya memiliki waktupenjualan dari pagi hingga malam, sekarang hanya sampai siang hari dan bahkan ada yang hingga sorehari. Carrefour, Hypermarket, dan pasar modern lain pada saat ini juga memberi dampak buruk padaperkembangan pasar tradisional, Berdasarkan penelitian AC Nielsen pada tahun 2005-2006 jumlah pasartradisional mengalami penurunan sebesar 8,1% karena terdesak oleh pasar modern yang tumbuh hingga31,4%.

Salah satu program yang ada pada saat ini yang telah dirintis sejak tahun 2003 adalah programrevitalisasi pasar tradisional yang ada di Indonesia oleh pemerintah melalui Kementerian Perdagangandan Kementerian Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Diketahui hingga saat ini programrevitalisasi pasar tradisional telah dilakukan terhadap 913 pasar tradisional hingga semester I tahun 2010dari jumlah pasar tradisional sebanyak 13.450 yang tercatat pada tahun 2007 (Purnomo, 2010).

Revitalisasi pasar tradisional selama ini sering dikaitkan dengan perbaikan fisik dari bentuksebuah pasar tradisional itu sendiri, secara umum konsep revitalisasi pasar tradisional memiliki beberapaaspek utama yaitu, perbaikan infrastruktur, pengorganisasian pedagang, perbaikan manajemen, danpengembangan kemitraan dengan unit usaha kecil. Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesiamempunyai 81 pasar tradisional yang pengelolaannya berada dibawah tanggung jawab PD Pasar Surya,tetapi selain itu masih ada pasar tradisional lain yang ada di Surabaya yang pengelolaannya tidak beradadibawah PD Pasar Surya. Pasar tradisional yang pengelolaannya berada dibawah PD Pasar SuryaSurabaya diketahui sekitar 20% pasar tradisional dari jumlah keseluruhan 81 pasar tradisional sudahdirevitalisasi sehingga layak dikategorikan sebagai pasar utama. Namun, selama ini revitalisasi yangdilakukan hanya berdasarkan pengamatan kondisi lingkungan sekitar pasar dan tuntutan dari pedagang.

Page 2: ANALISIS POTENSI PASAR TRADISIONAL … · Hasil positioning dengan menggunakan metode Biplot dan didapatkan informasi secara umum

2

Menurut kepala departemen penelitian dan pengembangan PD Pasar Surya mengatakan “revitalisasi yangdilakukan selama ini berdasarkan pada keinginan dan kebutuhan serta dari analisis SWOT yangdilakukan”. Jika data yang digunakan dalam merevitalisasi pasar hanya berdasarkan pengamatankeakuratan kebijakan yang digunakan maka akan menjadi pertanyaan dan memiliki tingkat kesalahanyang besar. Maka dari itu pada penelitian ini akan dilakukan analisis mengenai karakteristik stakeholder(pembeli dan pedagang) pasar pengelolaan PD Pasar Surya Surabaya cabang utara, melakukan analisissegmentasi pasar tradisional yang menjadi obyek penelitian serta penentuan posisi pasar obyek penelitiandengan pasar pesaing. Sekaligus sebagai tujuan dari penelitian agar nantinya dapat memberikan informasimengenai market potensial pasar tradisional yang menjadi obyek penelitian berdasarkan karakteristikstakeholder (pembeli dan pedagang), segmentasi pasar, dan posisi pasar tradisional yang dibandingkandengan pasar pesaing.

Batasan masalah yang terdapat dalam penelitian ini yaitu obyek penelitian pasar tradisional yangberada di cabang utara pengelolaan PD Pasar Surya Surabaya adalah pasar simo, pasar balongsari, danpasar pegirian, serta responden pada penelitian ini diarahkan pada stakeholder (pembeli dan pedagang)pasar tradisional tersebut. Pengambilan responden dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25April 2011 – 9 Mei 2011.

2. Analisis BiplotBiplot pertama kali diperkenalkan oleh Gabriel (1971) dalam jurnal biometrik yang berjudul “The

Biplot Graphic Dislay of Matrices with Application in Principal Component Analysis”. Metode iniberdasarkan pada dekomposisi nilai singular suatu matriks. Pada dasarnya analisis ini bertujuan untukmemperagakan secara grafik dari suatu matriks dalam sebuah plot dengan menumpang tindihkan vektor-vektor yang mempresentasikan vektor-vektor kolom matriks tersebut.

Biplot secara bersama-sama menyajikan tabel berisi baris dan kolom dari data yang berbentuksebuah plot atau gambar matriks dimensi rendah (biasanya dimensi dua). Peragaan bersama ini dapatmemberikan informasi lebih tentang hubungan antar baris dan kolom yang tentunyan tidak mungkindiperoleh dari masing-masing plot secara terpisah. Biplot di gunakan untuk memeriksa secara visual datamatrik dengan melihat bentuk, jarak dan hubungan antar vektor baris maupun vektor kolom.

Koordinat baris di gambarkan sebagai sebuah titik dan koordinat kolom di gambarkan sebagaivektor yang biasanya di plot R-2 dalam penyajiannya.

Suatu matrik X(nxp) yang berpangkat dua (rank X(nxp) ≥ 2 ) dapat diuraikan sebagai berikut:X(nxp) = G(nx2) H’(2xp) atau xij = g’ihj (1)

dengan dasar penguraian nilai singular akan dibangkitkan matriks G dan H sebagai berikut:

=

=

'

'

'1

21

21

1211

n

k

nn

kk

g

g

g

gg

gg

gg

G

=

=

'

'

'1

21

21

1211

p

i

pp

ii

h

h

h

hh

hh

hh

H

( )21 kk gg=Tkg representasi dari ( )kpkik xxx 1=T

kx

( )21 ii hh=Tih representasi dari ( )nikii xxx 1=T

ix

Sehingga dengan menggambarkan pada dimensi dua vektor-vektor Tkg dan T

ih akan diperoleh

informasi yang mudah dilihat secara cepat dan benar. Pendekatan langsung untuk mendapatkan biplotdimulai dari SVD, dimana sebelumnya kita membuat matrik nxpX yang merupakan matrik data )(nxpcXmerupakan matriks data yang telah terkoreksi terhadap nilai tengahnya.

Dengan dekomposisi nilai singular diperoleh:

pxppxpnxpnxpc ')( VΛUX = (2)

Taksiran terbaik rank 2 untuk matrik cX diperoleh dengan mengganti Λ menjadi

)0,...,,( 21 diag=*Λ menggunakan teorema Eckart-Young sehingga matrik cX menjadi:

Page 3: ANALISIS POTENSI PASAR TRADISIONAL … · Hasil positioning dengan menggunakan metode Biplot dan didapatkan informasi secara umum

3

[ ]

==

2

121

*c 'e

'ey,yV'UΛX

ˆˆ

ˆˆ (3)

Dengan 1y merupakan vektor berukuran nx1 dari komponen utama pertama dan 2y merupakan vektorberukuran nx1 dari komponen utama kedua. Pada Biplot masing-masing baris dari matrik data atau itemditunjukkan dengan titik dalam pasangan nilai komponen utama. Sedangkan kolom ke-i dari matrik dataatau variabel ditunjukkan dengan tanda panah.

3. Analisis FaktorAnalisis faktor merupakan perluasan dari analisis komponen utama. Analisis faktor digunakan

untuk menggambarkan hubungan korelasi dari beberapa variabel dalam sejumlah kecil faktor. Variabel-variabel ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa faktor, dimana variabel- variabel dalam satu faktormemiliki korelasi tinggi sedangkan korelasi dengan variabel-variabel pada faktor lain relatif kecil,sehingga faktor-faktor tersebut memiliki sifat saling independent.

Vektor random X yang diamati dengan p buah variabel komponen, secara linier tergantung atassejumlah variabel random yang dapat diamati yaitu F1, F2, …, Fq yang disebut common factors dan ε1, ε2,…, εp yang disebut specific factors sehingga secara khusus dapat ditulis (Johnson dan winchern, 2002) :

X1 - µ1 = l11F1 + l12F2 + …+ l1qFq + ε1

X2 - µ2 = l21F1 + l22F2 + …+ l2qFq + ε2

…Xp - µp = lp1F1 + lp2F2 + …+ lpqFq + εp

Notasi matriks persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut :X(px1) = L(pxq) F(qx1) + (px1) (4)

Dengan,i = specific factors ke-iFj = common factors ke-jLij = matriks loading dari variabel ke-I faktor ke-ji = 1, 2, …, p j = 1, 2, …, q

Pada penelitian ini, analisis faktor digunakan untuk menentukan jumlah kelompok yang terbentukpada analisis kelompok (cluster) dengan menggunakan metode K-Mean Cluster berdasarkan persentasevarian yang menjelaskan besar total varian dari setiap variabel.

4. Analisis KelompokAnalisis kelompok atau disebut sebagai analisis Cluster adalah teknik analisis statistik multivariat

yang bertujuan untuk memisahkan sekumpulan obyek atau individu kedalam kelompok (kluster)berdasarkan kesamaan jarak/saling dekat (Johnson dan winchern, 2002). Individu-individu yang beradadalam satu kelompok akan serupa satu sama lain, sedangkan antar kelompok tidak serupa (saling jauh).Menurut apa yang dikelompokkan, maka analisis kelompok dibagi menjadi dua yaitu:a. Pengelompokkan observasib. Pengelompokan variabel.Secara umum ada dua metode di dalam analisis kelompok yaitu:a. Metode hirarki, hasil pengelompokkannya disajikan secara hirarki atau berjenjang dari n, (n-1)

sampai 1 kelompok. yang termasuk dalam metode ini adalah single linkage, complete linkage,average linkage, median linkage, dan centroid linkage

b. Metode tak hirarki. Metode ini dipakai jika banyaknya kelompok sudah diketahui dan biasanyametode ini dipakai untuk mengelompokkan data yang berukuran besar, yang termasuk dalam metodeini adalah metode K-means.

Untuk menyatakan suatu observasi atau variabel menpunyai sifat yang lebih dekat dengan observasitertentu daripada dengan observasi yang lain digunakan fungsi yang disebut jarak (distance), dimanapenelitian ini menggunakan jarak Euclidian.

K-Mean Cluster adalah metode pengelompokan yang yang bertujuan mengelompokkan individusedemikian hingga jarak setiap individu ke pusat kelompok dalam satu kelompok adalah minimum(Dillon, 1984). Penelitian ini menggunakan metode pengelompokan tak hirarki (K-Means Cluster),

Page 4: ANALISIS POTENSI PASAR TRADISIONAL … · Hasil positioning dengan menggunakan metode Biplot dan didapatkan informasi secara umum

4

dimana jumlah kelompok yang terjadi sudah ditentukan terlebih dahulu, misalnya K=2,3,4 dan 5. Jadimetode ini dimulai dengan memilih nilai K yang merupakan pusat kelompok. Langkah-langkah dalammetode K-Mean Cluster adalah sebagai berikut:1. Mempartisi semua objek ke dalam K kelompok secara acak. Kemudian masing – masing centroid

(mean) kelompok dicari nilai yang terdekat2. Menghitung kuadrat jarak euclidius masing – masing objek dengan centroid K kelompok yang

diberikan3. Memasukkan objek ke dalam kelompok dengan jarak euclidius terkecil4. Menghitung centroid baru dari masing – masing kelompok. Selanjutnya kembali dengan langkah 2

sampai tidak terjadi perbedaan centroid pada masing – masing kelompok.

5. Metode Thurston Case-VAnalisis ini digunakan untuk mengetahui struktur preferensi stakeholder terhadap atribut-atribut

tentang kondisi pasar tradisional yang perlu diperhatikan oleh pihak PD Pasar Surya Surabaya. Dari hasilanalisis dapat dilihat struktur dari urutan atribut yang paling diutamakan hingga yang dianggap tidakdiutamakan. Data yang diperoleh adalah data urutan prioritas stakeholder yang diranking berdasarkanbesarnya rata-rata, sehingga bisa diketahui peringkat dari masing-masing atribut kondisi pasar tradisionalyang perlu mendapatkan perhatian lebih menurut persepsi stakeholder.

Konsep perhitungan metode ini adalah proporsi subyek yang lebih menyukai A dari B, yang lebihmenyukai A dari C, yang lebih menyukai B dari C dan seterusnya. Proporsi tersebut kemudian disusunmenjadi suatu matriks proporsi seperti yang terlihat pada Tabel 1. Tabel ini merupakan rekapitulasimatriks proporsi, dimana atribut kolom lebih disukai daripada atribut baris. Nilai nbk menyatakan jumlahresponden yang lebih menyukai atribut K daripada atribut B, dan n adalah total responden.

Tabel 1 Perhitungan matriks proporsi Thurston Case VAtribut A B … K

A 0,5 Nab/n Nak/nB Nba/n 0,5 Nbk/n… … … … …K Nka/n nkb/n 0,5

Dari matrik proporsi, dicari nilai normal bakunya. Selanjutnya data normal baku dari masing-masingatribut (tiap kolom) dicari rata-ratanya. Dengan menjumlahkan rata-rata terendah didapatkan skalapreferensi sehingga dapat disusun urutan berdasarkan A, B, C dan seterusnya.

Langkah – langkah dalam metode Thurston Case–V adalah sebagai berikut:1. Menentukan jumlah variable ke-k (dimana k = 1, 2, 3, …, k) pada baris yang memiliki prioritas

lebih baik lebih banyak dari variable ke-k pada kolom.2. Menentukan nilai proporsinya nkb (Nkb)3. Menentukan normal baku dari proporsi. Selanjutnya data normal baku dari masing – masing

atribut (tiap kolom) dicari rata – ratanya. Dengan menjumlahkan rata – rata terendah, didapatkanskala preferensi sehingga dapat disusun urutan antara A, B, C, dan seterusnya.

6. Pasar TradisionalPasar pada awalnya hanya menjadi tempat pertukaran dan penawaran barang dan jasa. Pasar

didefinisikan juga sebagai salah satu institusi atau mekanisme dimana pembeli (konsumen) dan penjual(produsen) bertemu dan secara bersama-sama mengadakan pertukaran barang dan jasa (Campbell danStanley, 1990). Pasar dari beberapa sisi diartikan sebagai tempat fisik dimana pembeli dan penjualberkumpul untuk bertukar barang dan jasa, bagi seorang ekonom mengandung arti semua pembeli danpenjual yang menjual dan melakukan transaksi penjualan barang dan jasa tertentu, dan bagi seorangpemasar pasar adalah himpunan dari semua pembeli nyata dan pembeli potensial dari suatu produkpendapat ini dikemukakan oleh Kotler dkk (1998). Berdasarkan pengertian yang ada, pasar juga dapattergolongkan menjadi dua kelompok besar dari segi manajemen pasar sendiri yaitu pasar tradisional danpasar modern. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai denganadanya transaksi penjual pembeli secara langsung, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, losdan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Sedangkan Pasar modernadalah pasar yang penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat

Page 5: ANALISIS POTENSI PASAR TRADISIONAL … · Hasil positioning dengan menggunakan metode Biplot dan didapatkan informasi secara umum

5

label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukansecara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.

Klasifikasi pasar adalah pengelompokan pasar dengan mempertimbangkan kelas, bentuk, lokasiserta aktifitas perpasaran yang ada. Melihat distribusi materi perdagangan, maka pasar akan memegangperanan penting dalam kegiatan ekonomi kota. Banyaknya unsur yang terlibat dalam mekanismedistribusi juga akan mengakibatkan terjadinya pengelompokan atau pengkategorian pasar. Pasar daerahmemiliki pengklasifikasian tersendiri menurut peraturan daerah kotamadya tingkat II Surabaya nomor 4tahun 1985 BAB V pasal 8 yang mengatakan pasar daerah dibagi dalam 6 (enam) macam klasifikasi yaitupasar kelas utama, pasar kelas I, pasar kelas II, pasar kelas III, pasar darurat, dan pasar khusus.

7. Revitalisasi Pasar TradisionalRevitalisasi pasar tradisional berarti mensinergikan sumberdaya potensial yang dimiliki oleh

pasar tradisional dengan mempertimbangkan seluruh aspek secara komprehensif, terintegrasi, dan holistiksehingga mampu meningkatkan daya saing pasar tradisional dengan tetap mempertahankan kekhasanmaupun keunggulan yang dimiliki oleh pasar tradisional tersebut.

8. Pengguna Pasar (Stakeholder)Aktifitas pasar sangat bergantung pada pengguna pasar yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu

pembeli dan pedagang. Pembeli sendiri menurut Damsar (1997) dapat digolongkan menjadi tiga yaitupengunjung, pembeli, dan pelanggan dengan pengertian yang berbeda. Dalam interaksi perdagangan,pedagang adalah orang atau institusi yang memperjualbelikan produk atau barang kepada konsumen baiksecara langsung maupun tidak langsung.

9. Riset PemasaranRiset pemasaran adalah identifikasi, pengumpulan, analisis, dan penyebarluasan informasi secara

sistematis dan obyektif dengan tujuan untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusanberkaitan dengan identifikasi dan pemecahan masalah dan peluang dalam bidang pemasaran. RisetPemasaran terdiri dari empat tahap (Simamora, 2001), yaitu:

a. Mendefinisikan masalah dan sasaran riset,b. Mengembangkan rencana riset untuk pengumpulan data,c. Implementasi rencana riset, berupa pengumpulan dan analisis data,d. Interpretasi dan pelaporan hasil riset.

10. Metodologi PenelitianPenelitian ini menggunakan data primer dengan menggunakan data hasil metode survey langsung

kepada stakeholder PD Pasar Surya Surabaya di wilayah kecamatan Surabaya yang berkaitan denganpasar obyek penelitian ini, yaitu kecamatan Tandes, kecamatan Semampir, dan KecamatanSukomanunggal dengan batasan yang sudah ditentukan oleh peneliti berdasarkan permasalahan dalampenelitian ini. Survey dilakukan sebanyak dua kali yaitu survey pendahuluan dan survey sebenarnyasetelah melakukan uji validitas dan uji reliabilitas kuisioner. Pelaksanaan survey sebenarnya dilakukanpada tanggal 25 april 2011 – 9 mei 2011.

Metode pengambilan sampel menggunakan metode sampling cluster satu tahap dimana sampelyang diambil adalah stakeholder PD Pasar Surya Surabaya cabang utara yang menjadi obyek penelitian,yaitu pedagang dan pembeli. Kerangka sampel untuk pedagang terbagi menjadi 3 kelompok/pasar yangmenjadi obyek penelitian (Pasar Balongsari, Pasar Pegirian, dan Pasar Simo), sedangkan kerangka sampeluntuk pembeli terbagi menjadi 3 kelompok/wilayah kecamatan yang berkaitan dengan pasar obyekpenelitian (Kecamatan Tandes, Kecamatan Semampir, dan Kecamatan Sukomanunggal). Sampel yangterambil dan diteliti dapat siapa saja yang ada sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan olehpeneliti sampai jumlah itu terpenuhi. Berdasarkan data sekunder yang digunakan untuk jumlah populasikerangka sampel pada penelitian ini, yaitu data BPS (kecamatan dalam angka 2010) diketahui bahwa totalpopulasi rumah tangga yang ada di 3 kecamatan tersebut sebanyak 98.805 rumah tangga dan berdasarkandata PD Pasar Surya populasi pedagang untuk Pasar Balongsari sebanyak 187 pedagang, Pasar Simosebanyak 208 pedagang, dan Pasar Pegirian sebanyak 699 pedagang. Perhitungan sampling pembeli danpedagang menggunakan rumus sebagai berikut :

Page 6: ANALISIS POTENSI PASAR TRADISIONAL … · Hasil positioning dengan menggunakan metode Biplot dan didapatkan informasi secara umum

6

= (5)

Keterangan:n = jumlah minimal ukuran sampel yang harus diambilN = jumlah populasiZ = nilai baku dari tabel distribusi normal dengan tingkat kepercayaan α (5%)P = nilai penduga proporsi responden yang setuju adanya revitalisasi pasarQ = nilai penduga proporsi responden yang tidak setuju adanya revitalisasi pasard = batas kesalahan taksiran antara dengan P (6% dan 10%)

Didapatkan besarnya n (sampel) sebanyak 96 rumah tangga dengan nilai p = 90% dan nilai q =10% dan 75 pedagang dengan nilai p = 70% dan nilai q = 30%. Sedangkan ukuran sampel pada tiapkecamatan dan tiap pasar tradisional (Pasar Balongsari, Pasar Simo, dan Pasar Pegirian) diambil secaraproporsional berdasarkan jumlah rumah tangga yang ada di setiap kecamatan serta jumlah pedagang tiappasar tradisional yang menjadi obyek penelitian.

Selanjutnya sampel diambil secara acak pada masing-masing kecamatan dan pedagang tiap pasartradisional yang menjadi obyek penelitian. Berikut adalah rumus perhitungan jumlah sampel sertakerangka sampling pada tiap golongan : = (6)

Keterangan:Ni = Jumlah populasi tiap kecamatan dan tiap pasarN = Jumlah populasi total obyek penelitiann

i= Jumlah minimal sampel tiap obyek penelitian

n = Jumlah minimal ukuran sampel secara keseluruhan dari obyek penelitianData kerangka sampel pedagang dan kerangka sampel pembeli untuk masing-masing target

responden berdasarkan perhitungan sampel yang ada didapatkan untuk stakeholder (pembeli) dibagiberdasarkan kecamatan, yaitu untuk Kecamatan Tandes sampel yang akan diambil 30 responden,Kecamatan Semampir dengan sampel 39 responden, dan Kecamatan Sukomanunggal dengan sampel 27responden. Sedangkan untuk stakeholder (pedagang) dibagi berdasarkan pasar, yaitu pedagang pada pasarBalongsari dengan sampel 13 responden, pasar Simo dengan sampel 14 responden, dan pasar Pegiriandengan sampel 48 responden.

Responden yang didapatkan setelah dilakukan survey ,yaitu pembeli sebanyak 102 orang danpedagang sebanyak 75 orang dengan 6 kuisioner yang melebihi sampling tetap digunakan dikarenakanpentingnya informasi yang terdapat didalamnya tentunya dengan hasil quality control (QC).

Variabel yang digunakan pada penelitian ini meliputi variabel demografi, variabel psikografi,variabel tingkat kebutuhan akan revitalisasi, variabel kepentingan masyarakat terhadap pasar, dan variabelpersepsi masyarakat terhadap pasar. Variabel yang digunakan pada penelitian ini akan dianalisis sesuaidengan tujuan dari penelitian, untuk variabel demografi, psikografi, dan tingkat kebutuhan akanrevitalisasi menggunakan statistika deskriptif yang bertujuan menjawab karakteristik stakeholder(pembeli dan pedagang), untuk variabel variabel kepentingan masyarakat terhadap pasar menggunakananalisis cluster setelah terbentuk kelompok dilakukan penggabungan antara hasil analisis cluster denganstatistika deskriptif dari variabel demografi, psikografi, dan tingkat kebutuhan akan revitalisasi yangbertujuan menjawab segmentasi dari pasar tradisional yang menjadi obyek penelitian, untuk variabelpersepsi masyarakat terhadap pasar menggunakan analisis biplot yang bertujuan menjawab positioningpasar yang menjadi obyek penelitian terhadap pasar pesaing.

11. Analisis dan PembahasanAnalisis dalam pembahasan ini menggunakan data primer dari hasil survey yang dilakukan

terhadap stakeholder PD Pasar Surya cabang utara yang menjadi obyek penelitian dengan mengambilsampel sebanyak 176 responden.11.1 Karakteristik Stakeholder (Pembeli dan Pedagang)

Karakteristik pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu untuk stakeholder (pembeli) danstakeholder (pedagang). Penjelasan secara umum karakteristik yang ada berdasarkan variabel demografi,

Page 7: ANALISIS POTENSI PASAR TRADISIONAL … · Hasil positioning dengan menggunakan metode Biplot dan didapatkan informasi secara umum

7

psikografi, dan tingkat kebutuhan akan revitalisasi pasar untuk masing-masing stakeholder sebagaiberikut :

Karakteristik stakeholder (pembeli) dalam penelitian ini dari total 101 responden pembelidiketahui berjenis kelamin laki-laki dengan persentase sebesar 5,94% dan perempuan sebesar 94,06%.Kategori usia mayoritas 29-35 tahun sebesar 30,69%. Status mayoritas menikah sebesar 90,10% denganjumlah anak yang ditanggung mayoritas 2 anak. Pendidikan terakhir mayoritas adalah lulusan SMAsebesar 61,39%. Pekerjaan utama responden terbanyak sebagai ibu rumah tangga sebesar 68,32% dankaryawan swasta sebesar 15,84%. Pengeluaran per bulan mayoritas berkisar antara Rp 900.001-Rp1.250.000 sebesar 35,64%, Rp 1.250.001-Rp 1.750.000 sebesar 31,68%, dan Rp 600.000-Rp 900.000sebesar 21,78% sedangkan sedangkan frekuensi terkecil pengeluaran rumah tangga berkisar antara Rp2.500.001-Rp 3.500.000 dan lebih dari Rp 3.500.000 masing-masing sebesar 1,98%. Pemasukan perbulan mayoritas berkisar antara Rp 900.001-Rp 1.250.000 sebesar 32,67%, Rp 1.250.001-Rp 1.750.000sebesar 30,39%, dan Rp 1.750.001-Rp 2.500.000 sebesar 22,77% sedangkan pemasukan dengan frekuensiterkecil berkisar antara Rp 600.001-Rp 900.000 dan lebih dari Rp 3.500.000 masing-masing sebesar2,97%. Kendaraan yang dimiliki mayoritas adalah sepeda motor sebesar 93,07%.

Pada waktu senggang mayoritas melakukan aktifitas menonton TV sebesar 83,17% dengan mediainformasi yang digunakan untuk mendapat informasi mayoritas yaitu televise sebesar 48%. Tempatberbelanja dan alasan memilih mayoritas yaitu pasar tradisional karena harga murah, untuk alasanspesifik berbelanja ke pasar tradisional mayoritas menjawab karena harga yang bisa ditawar sebesar48,51% dan harga yang murah sebesar 35,64%. Persentase mayoritas dalam seminggu berbelanja di pasartradisional sebanyak 2-3 kali dalam seminggu sebesar 52,48%.

Melihat kondisi pasar tradisional yang ada di dekat rumah mereka atau di lingkungan sekitarmayoritas mengatakan cukup memadai dan ada yang mengatakan kurang memadai dengan alasanlingkungan pasar yang kumuh. Mengenai revitalisasi pasar tradisional mayoritas berpendapat setuju untukrevitalisasi pasar tradisional dengan bentuk seperti yang ada sekarang cukup diperbaiki saja dan waktuoperasional pasar mayoritas menginginkan mulai pukul 05.00 hingga pukul 22.00. Untuk acara khususdalam rangka meramaikan pasar tradisional dan menarik pengunjung mayoritas mengatakan tidak perlusebesar 58,42% dan sebesar 41,58% mengatakan perlu dengan acara khusus seperti demo masak danpromosi barang-barang kebutuhan rumah tangga. Pada tabel 1 ditunjukkan informasi mengenai preferensistakeholder (pembeli) terhadap kondisi pasar tradisional yang perlu diperhatikan bahwa stakeholder(pembeli) sangat memperhatikan kondisi kebersihan pasar tradisional, penataan stan dalam hal kerapianstan, serta sarana dan prasarana pasar tradisional yang ada.

Tabel 1. Urutan prioritas berdasarkan nilai rata-rata dan atribut kondisi pasar tradisional yang perludiperhatikan menurut responden Stakeholder (pembeli)

Prioritas Rata-rata Atribut1 5.76501 Kebersihan pasar tradisional2 2.49246 Penataan stan (kerapian)3 1.93642 Sarana dan prasarana pasar tradisional4 0.55685 Kelengkapan barang dagangan yang ada5 0.39083 Lokasi pasar tradisional6 -1.46642 Keramahan pedagang pasar tradisional7 -2.67439 Keamanan pasar tradisional8 -7.0467 Penanganan PKL

Sedangkan untuk karakteristik stakeholder (pedagang) dalam penelitian ini dari total 75responden pedagang diketahui berjenis kelamin laki-laki sebesar 38,67% dan perempuan sebesar 61,33%dengan kategori usia mayoritas 46-50 tahun sebesar 26,67% dan usia 36-40 tahun sebesar 21,33%. Statusmayoritas menikah sebesar 88% dengan jumlah anak yang ditanggung mayoritas 1 anak sebesar 28%,tidak ada sebesar 25,33%, dan 3 anak sebesar 18,67%. Pendidikan terakhir mayoritas adalah lulusan SMAsebesar 40%, SMP sebesar 30,67%, dan SD sebesar 26,67%. Untuk retribusi yang dikenakan per bulankepada pedagang mayoritas berkisar antara Rp 50.000-Rp 65.000 dan lebih dari 125.000 masing-masingsebesar 25,33% dengan jumlah stan yang dimiliki mayoritas sebanyak 1 stan sebesar 60%. Lamaberdagang mayoritas berkisar antara 5-8 tahun sebesar 30,67%, 1-4 tahun sebesar 18,67%, dan 9-12 tahunsebesar 17,33% dengan jenis dagangan mayoritas adalah peracangan sebesar 28%, sayuran dan konveksimasing-masing sebesar 17,33%. Pengeluaran per bulan mayoritas berkisar antara Rp 1.750.001-Rp2.500.000 sebesar 26,67%, Rp 1.250.001-Rp 1.750.000 sebesar 20%, dan kurang dari Rp 600.000 sebesar

Page 8: ANALISIS POTENSI PASAR TRADISIONAL … · Hasil positioning dengan menggunakan metode Biplot dan didapatkan informasi secara umum

8

14,67% dan pemasukan per bulan mayoritas berkisar antara Rp 900.001-Rp 1.250.000 dan Rp 1.250.001-Rp 1.750.000 masing-masing sebesar 22,67%.

Aktifitas pada waktu senggang mayoritas digunakan untuk menonton TV sebesar 48% danmembaca sebesar 32%. Untuk media informasi yang digunakan mayoritas yaitu televisi sebesar 54,67%dan koran sebesar 29,33%. Tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari selain pasar tradisional mayoritas ketoko/warung dengan alasan harga murah.

Pendapat mengenai pasar tradisional yang ada di dekat rumah mereka atau di lingkungan sekitarmayoritas mengatakan kurang memadai sebesar 52% dengan alasan mayoritas berpendapat lingkunganpasar kumuh sebesar 71,79% dan pasar terlalu kecil sebesar 20,51%. Mengenai revitalisasi terhadap pasartradisional mayoritas mengatakan perlu atau setuju adanya revitalisasi sebesar 88% dengan bentukrevitalisasi mayoritas mengingikan seperti yang ada sekarang dan cukup diperbaiki saja sebesar 81,82%serta waktu operasional pasar tradisional yang diinginkan mayoritas mulai pukul 05.00 hingga pukul17.00 sebesar 56%. Untuk acara khusus yang digunakan dalam meramaikan pasar tradisional dan menarikpengunjung mayoritas mengatakan tidak perlu sebesar 60%, dan yang mengatakan perlu adanya acarakhusus menginginkan acara seperti promosi barang-barang kebutuhan rumah tangga dan demo masak.Pada tabel 2 ditunjukkan informasi mengenai preferensi stakeholder (pedagang) terhadap kondisi pasartradisional yang perlu diperhatikan bahwa stakeholder (pedagang) sangat memperhatikan kondisikebersihan pasar tradisional, penataan stan dalam hal kerapian stan, serta sarana dan prasarana pasartradisional yang ada.

Tabel 2. Urutan prioritas berdasarkan nilai rata-rata dan atribut kondisi pasar tradisional yang perludiperhatikan menurut responden Stakeholder (pedagang)

Prioritas Rata-rata Atribut1 5.18861 Kebersihan pasar tradisional2 2.71447 Penataan stan (kerapian)3 1.89533 Sarana dan prasarana pasar tradisional4 0.21092 Keamanan pasar tradisional5 -2.21114 Lokasi pasar tradisional6 -2.38742 Penanganan PKL7 -2.52064 Pembayaran retribusi8 -2.89013 Pelayanan petugas PD Pasar Surya

11.2 Analisis Segmentasi Stakeholder (Pembeli dan Pedagang)Analisis kelompok digunakan untuk menentukan segmentasi Stakeholder (pembeli dan pedagang)

Pasar Simo berdasarkan variabel kepentingan masyarakat terhadap pasar (KM). Sebelum melakukananalisis pada variabel kepentingan masyarakat dilakukan uji kecukupan data yaitu KMO terhadapvariabel kepentingan masyarakat dan didapatkan nilai KMO sebesar 0,751 yang lebih besar dari 0,5sehingga atribut-atribut yang ada dalam variabel tersebut dalam penelitian ini sudah mempunyai strukturyang cukup untuk menyatakan suatu pola hubungan (pattern) sehingga dapat dilanjutkan denganmenggunakan analisis multivariat. Setelah syarat kecukupan data dipenuhi langkah selanjutnya sebelummelakukan analisis kelompok adalah melakukan analisis komponen utama (PCA) yang bertujuan untukmengetahui banyaknya faktor atau kelompok yang dapat dibentuk dari variabel kepentingan masyarakatberdasarkan nilai eigen yang lebih besar dari 1 serta dapat diketahui atribut yang membentuk kelompoktersebut melalui analisis faktor. Diketahui bahwa faktor yang terbentuk untuk Pasar Simo sebanyak 4faktor berdasarkan variabel kepentingan masyarakat terhadap pasar.

Jumlah faktor yang didapat digunakan untuk melakukan analisis faktor dan didapatkan keempatfaktor yang ada memiliki variabel berbeda yang dikelompokkan didalamnya yaitu faktor 1 dibentuk olehatribut KM1, KM2, KM7, KM10, KM11, KM12, dan KM15 yaitu tentang karakteristik Stakeholder(pembeli dan pedagang) yang mengutamakan stan dikelompokkan dan kerapiannya, sarana dan prasaranayang menyangkut pasar tradisional (toilet, listrik/penerangan, parkir, air bersih), dan ketersediaan pusatinformasi pasar. Faktor 2 dibentuk oleh atribut KM4, KM6, KM8, dan KM9 yaitu yang mengutamakanpengelolaan pedagang, bentuk fisik bangunan, jumlah lantai bangunan, dan variasi barang yang dijual.Faktor 3 dibentuk oleh atribut KM13 dan KM14 yaitu yang mengutamakan Kegiatan hiburan dankegiatan demo serta promosi pasar tradisional. Faktor 4 dibentuk oleh atribut KM3 dan KM5 yaitu yangmengutamakan jam buka dan jam tutup pasar serta kualitas jalan didalam dan luar pasar tradisional. Darianalisis faktor yang ada didapatkan 4 faktor maka nilai ini digunakan untuk menentukan nilai k sehingganantinya dapat diketahui kelompok atau segmen yang dapat merepresentasikan karakteristik stakeholder

Page 9: ANALISIS POTENSI PASAR TRADISIONAL … · Hasil positioning dengan menggunakan metode Biplot dan didapatkan informasi secara umum

9

(pembeli dan pedagang). Informasi mengenai jumlah faktor yang terbentuk digunakan untuk menentukancluster dan didapatkan bahwa ukuran segmen yang dapat digunakan pada pasar simo dengan 2 segmenmelihat nilai ukuran segmen yang ada dengan kebenaran pengelompokan, informasinya dapat dilihat padatabel 3.

Tabel 3. Ukuran segmen, nilai wilk’s lambda dan persentase kebenaran kelompok berdasarkan jumlahsegmen pasar simo

Jumlah Segmen (K) Ukuran SegmenWilk's

LambdaKebenaran Pengelompokan

(%)

K = 2Segmen I = 24

0,172 90,9Segmen II = 20

K = 3

Segmen I = 8

0,052 81,8Segmen II = 12Segmen III = 24

K = 4

Segmen I = 6

0,014 79,5

Segmen II = 3Segmen III = 13Segmen IV = 22

Setelah didapatkan 2 segmen stakeholder (pembeli dan pedagang) dilakukan analisiskarakteristik berdasarkan variabel demografi, psikografi, dan tingkat kebutuhan akan revitalisasi terhadappasar. Karakteristik tiap segmen untuk pasar simo dijabarkan sebagai berikut :

a. Segmen I (Pasar Simo)Berdasarkan karakteristik yang ada diketahui bahwa stakeholder (pembeli dan pedagang) padasegmen ini berasal dari kalangan menengah kebawah dengan pendidikan yang baik dan usia yangdewasa. Intensitas berbelanja dalam seminggu dikatakan sering dengan mayoritas 2-3 kali dalamseminggu, stakeholder (pembeli dan pedagang) memperhatikan kondisi pasar tradisional dilingkungan mereka serta dikatakan bahwa cukup memadai dan pendapat mengenai revitalisasi pasartradisional sangat setuju dengan adanya program tersebut dengan bentuk yang diinginkan yaituperbaikan pasar tradisional. Kebiasaan stakeholder (pembeli dan pedagang) pada saat sengganglebih melakukan aktifitas menonton televisi dengan informasi yang didapatkan lebih banyakmelalui televisi, untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari lebih sering berbelanja di pasar tradisionaldan toko/warung dengan faktor yang paling dominan melihat harga yang relatif murah. Padasegmen I ini diketahui mementingkan faktor 2, faktor 3, dan faktor 4 dimana faktor tersebut adalahfaktor kepentingan terhadap pengorganisasian pedagang dan perbaikan fisik pasar, faktorkepentingan marketing pemasaran pasar tradisional atau hiburan pasar, dan faktor kepentingan jamoperasional pasar tradisional.

b. Segmen II (Pasar Simo)Berdasarkan karakteristik yang ada diketahui bahwa stakeholder (pembeli dan pedagang) padasegmen ini berasal dari kalangan menengah kebawah dengan pendidikan yang baik dan usia dewasaserta lansia. Intensitas berbelanja dalam seminggu dapat dikatakan sering dengan mayoritas 2-3 kaliseminggu, stakeholder (pembeli dan pedagang) memperhatikan pasar tradisional di lingkungansekitar dikatakan kurang memadai dengan faktor lingkungan pasar yang kumuh dan untuk pendapatmengenai revitalisasi pasar tradisional sangat setuju dengan bentuk yang diinginkan yaitu perbaikanpasar tradisional. Pada saat senggang stakeholder (pembeli dan pedagang) lebih suka menghabiskanwaktu untuk menonton televisi selain untuk menghabiskan waktu senggang juga sebagai mediainformasi yang paling disukai, untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari tempat yang paling disukaidalam berbelanja adalah pasar tradisional dan toko/warung dengan pertimbangan harga yang relatifmurah. Pada segmen II ini diketahui mementingkan faktor 1 dimana faktor tersebut faktorkepentingan manajemen pasar fisik dan non fisik.

Langkah yang sama dilakukan pada analisis kelompok untuk menentukan segmentasi Stakeholder(pembeli dan pedagang) Pasar Balongsari berdasarkan variabel kepentingan masyarakat terhadap pasar(KM). Diketahui bahwa nilai KMO variabel kepentingan masyarakat untuk stakeholder (pembeli danpedagang) sebesar 0,507 yang lebih besar dari 0,5 sehingga atribut-atribut yang ada dalam variabeltersebut dalam penelitian ini sudah mempunyai struktur yang cukup untuk menyatakan suatu polahubungan (pattern) sehingga dapat dilanjutkan dengan menggunakan analisis multivariat. Setelah syaratkecukupan data dipenuhi langkah selanjutnya sebelum melakukan analisis kelompok adalah melakukananalisis komponen utama (PCA) yang bertujuan untuk mengetahui banyaknya faktor atau kelompok yang

Page 10: ANALISIS POTENSI PASAR TRADISIONAL … · Hasil positioning dengan menggunakan metode Biplot dan didapatkan informasi secara umum

10

dapat dibentuk dari variabel kepentingan masyarakat berdasarkan nilai eigen yang lebih besar dari 1 sertadapat diketahui atribut yang membentuk kelompok tersebut melalui analisis faktor. Diketahui bahwafaktor yang terbentuk untuk Pasar Balongsari sebanyak 4 faktor berdasarkan variabel kepentinganmasyarakat terhadap pasar.

Jumlah faktor yang didapat digunakan untuk melakukan analisis faktor dan didapatkan keempatfaktor yang ada memiliki variabel berbeda yang dikelompokkan didalamnya yaitu faktor 1 dibentuk olehatribut KM1, KM11, KM2, KM4, dan KM6 yaitu tentang karakteristik Stakeholder (pembeli danpedagang) yang mengutamakan pengelompokan stan, sarana dan prasarana listrik/penerangan, kerapianstan, pengelolaan pedagang, dan bentuk fisik bangunan. Faktor 2 dibentuk oleh atribut KM10, KM9,KM3, dan KM5 yaitu yang mengutamakan ketersediaan dan kesesuaian fasilitas dan tempat parkir,variasi barang yang dijual, kualitas jalan didalam dan diluar pasar, dan jam operasional pasar . Faktor 3dibentuk oleh atribut KM13 dan KM14 yaitu yang mengutamakan kegiatan hiburan untuk meramaikanpasar dan kegiatan demo dan promosi pasar. Faktor 4 dibentuk oleh atribut KM15, KM7, KM12, danKM8 yaitu yang mengutamakan ketersediaan pusat informasi pasar, sarana dan prasarana fasilitas umum,sarana dan prasaran air bersih, dan jumlah lantai bangunan. Dari analisis faktor yang ada didapatkan 4faktor maka nilai ini digunakan untuk menentukan nilai k sehingga nantinya dapat diketahui kelompokatau segmen yang dapat merepresentasikan karakteristik stakeholder (pembeli dan pedagang). Informasimengenai jumlah faktor yang terbentuk digunakan untuk menentukan cluster dan didapatkan bahwaukuran segmen yang dapat digunakan pada pasar balongsari dengan 2 segmen melihat nilai ukuransegmen yang ada dengan kebenaran pengelompokan, informasinya dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Ukuran segmen, nilai wilk’s lambda dan persentase kebenaran kelompok berdasarkan jumlahsegmen pasar balongsari

Jumlah Segmen (K) Ukuran SegmenWilk's

LambdaKebenaran

Pengelompokan (%)

K = 2Segmen I = 9

0.090 95.5Segmen II = 35

K = 3

Segmen I = 22

0.023 86.4Segmen II = 4Segmen III = 8

K = 4

Segmen I = 6

0.009 79.5

Segmen II = 1Segmen III = 18Segmen IV = 19

Setelah didapatkan 2 segmen stakeholder (pembeli dan pedagang) dilakukan analisis karakteristikberdasarkan variabel demografi, psikografi, dan tingkat kebutuhan akan revitalisasi terhadap pasar.Karakteristik tiap segmen untuk pasar balongsari dijabarkan sebagai berikut :

a. Segmen I (Pasar Balongsari)Berdasarkan karakteristik yang ada diketahui bahwa stakeholder (pembeli dan pedagang) padasegmen ini berasal dari berbagai kalangan dengan pendidikan yang rendah dan usia yang ada yaitudewasa serta lansia. Intensitas berbelanja dalam seminggu dapat dikatakan sangat sering denganmayoritas hampir setiap hari dalam seminggu, stakeholder (pembeli dan pedagang) memperhatikanpasar tradisional di lingkungan sekitar dikatakan kurang memadai dengan faktor lingkungan pasaryang kumuh serta barang yang dijual tidak lengkap dan untuk pendapat mengenai revitalisasi pasartradisional sangat setuju adanya program tersebut dengan bentuk yang diinginkan yaitu perbaikanpasar tradisional. Pada saat senggang stakeholder (pembeli dan pedagang) lebih suka menghabiskanwaktu untuk menonton televisi selain untuk menghabiskan waktu senggang juga sebagai mediainformasi yang paling disukai, untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari tempat yang paling disukaidalam berbelanja adalah pasar tradisional dan toko/warung dengan pertimbangan harga yang relatifmurah. Pada segmen I ini diketahui mementingkan faktor 1 dan faktor 3 dimana faktor tersebutadalah faktor kepentingan pengorganisasian pedagang dan kepentingan bentuk fisik bangunan sertafaktor kepentingan mengenai hiburan.

b. Segmen II (Pasar Balongsari)Berdasarkan karakteristik yang ada diketahui bahwa stakeholder (pembeli dan pedagang) padasegmen ini berasal dari kalangan menengah kebawah dengan pendidikan yang rendah hingga yangtinggi dan usia yang ada yaitu dewasa. Intensitas berbelanja dalam seminggu dapat dikatakansangat sering dengan mayoritas hampir setiap hari dalam seminggu, stakeholder (pembeli dan

Page 11: ANALISIS POTENSI PASAR TRADISIONAL … · Hasil positioning dengan menggunakan metode Biplot dan didapatkan informasi secara umum

11

pedagang) memperhatikan pasar tradisional di lingkungan sekitar dikatakan sebagian mengatakankurang memadai dengan faktor lingkungan pasar yang kumuh serta pasar yang terlalu kecil dansebagian lagi mengatakan sudah cukup memadai.Pendapat mengenai revitalisasi pasar tradisionalsangat setuju adanya program tersebut dengan bentuk yang diinginkan yaitu perbaikan pasartradisional. Pada saat senggang stakeholder (pembeli dan pedagang) lebih suka menghabiskanwaktu untuk menonton televisi selain untuk menghabiskan waktu senggang juga sebagai mediainformasi yang paling disukai, untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari tempat yang paling disukaidalam berbelanja adalah pasar tradisional dan toko/warung dengan pertimbangan harga yang relatifmurah. Pada segmen II ini diketahui mementingkan faktor 2 dan faktor 4 dimana faktor tersebutmengenai kepentingan mengenai perbaikan pasar, waktu operasional dan pelayanan pasar yangdirasakan langsung.

Langkah yang sama dilakukan untuk analisis kelompok untuk menentukan segmentasiStakeholder (pembeli dan pedagang) Pasar Pegirian berdasarkan variabel kepentingan masyarakatterhadap pasar (KM). Diketahui nilai KMO berdasarkan variabel kepentingan masyarakat terhadap pasarsebesar 0,827 yang lebih besar dari 0,5 sehingga atribut-atribut yang ada dalam variabel tersebut dalampenelitian ini sudah mempunyai struktur yang cukup untuk menyatakan suatu pola hubungan (pattern)sehingga dapat dilanjutkan dengan menggunakan analisis multivariat. Setelah syarat kecukupan datadipenuhi langkah selanjutnya sebelum melakukan analisis kelompok adalah melakukan analisiskomponen utama (PCA) yang bertujuan untuk mengetahui banyaknya faktor atau kelompok yang dapatdibentuk dari variabel kepentingan masyarakat berdasarkan nilai eigen yang lebih besar dari 1 serta dapatdiketahui atribut yang membentuk kelompok tersebut melalui analisis faktor. Diketahui bahwa faktoryang terbentuk untuk Pasar Pegirian sebanyak 4 faktor berdasarkan variabel kepentingan masyarakatterhadap pasar.

Jumlah faktor yang didapat digunakan untuk melakukan analisis faktor dan didapatkan keempatfaktor yang ada memiliki variabel berbeda yang dikelompokkan didalamnya yaitu faktor 1 dibentuk olehatribut KM10, KM11, KM12, dan KM15 yaitu tentang karakteristik Stakeholder (pembeli dan pedagang)yang mengutamakan sarana dan prasarana yang menyangkut pasar tradisional (toilet, listrik/penerangan,parkir, air bersih), dan ketersediaan pusat informasi pasar. Faktor 2 dibentuk oleh atribut KM1, KM2,KM3, KM4, dan KM7 yaitu yang mengutamakan pengelolaan pedagang, pengelompokan stan, kerapianstan, kualitas jalan didalam dan diluar pasar serta sarana dan prasarana fasilitas umum (toilet,dll). Faktor3 dibentuk oleh atribut KM6, KM13 dan KM14 yaitu yang mengutamakan bentuk fisik bangunan,kegiatan hiburan dan kegiatan demo serta promosi pasar tradisional. faktor 4 dibentuk oleh atribut KM5,KM8 dan KM9 yaitu yang mengutamakan jam operasional, jumlah lantai bangunan dan variasi barangyang dijual. Dari analisis faktor yang ada didapatkan 4 faktor maka nilai ini digunakan untukmenentukan nilai k sehingga nantinya dapat diketahui kelompok atau segmen yang dapatmerepresentasikan karakteristik stakeholder (pembeli dan pedagang). Informasi mengenai jumlah faktoryang terbentuk digunakan untuk menentukan cluster dan didapatkan bahwa ukuran segmen yang dapatdigunakan pada pasar pegirian dengan 2 segmen melihat nilai ukuran segmen yang ada dengan kebenaranpengelompokan, informasinya dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Ukuran segmen, nilai wilk’s lambda dan persentase kebenaran kelompok berdasarkan jumlahsegmen pasar pegirian

Jumlah Segmen (K) Ukuran SegmenWilk's

LambdaKebenaran

Pengelompokan(%)

K = 2Segmen I = 84

0.457 96,6Segmen II = 4

K = 3

Segmen I = 39

0.092 94,3Segmen II = 48Segmen III = 1

K = 4

Segmen I = 22

0.038 86,4

Segmen II = 25Segmen III = 40Segmen IV = 1

Setelah didapatkan 2 segmen stakeholder (pembeli dan pedagang) dilakukan analisis karakteristikberdasarkan variabel demografi, psikografi, dan tingkat kebutuhan akan revitalisasi terhadap pasar.Karakteristik tiap segmen untuk pasar pegirian dijabarkan sebagai berikut :

Page 12: ANALISIS POTENSI PASAR TRADISIONAL … · Hasil positioning dengan menggunakan metode Biplot dan didapatkan informasi secara umum

12

a. Segmen I (Pasar Pegirian)Berdasarkan karakteristik yang ada diketahui bahwa stakeholder (pembeli dan pedagang) padasegmen ini berasal dari kalangan menengah dengan pendidikan yang baik dan usia yang ada yaitudewasa. Intensitas berbelanja dalam seminggu dapat dikatakan sering dengan mayoritas 2-3 kalidalam seminggu, stakeholder (pembeli dan pedagang) memperhatikan pasar tradisional dilingkungan sekitar mayoritas mengatakan sudah cukup memadai. Pendapat mengenai revitalisasipasar tradisional sangat setuju adanya program tersebut dengan bentuk yang diinginkan yaituperbaikan pasar tradisional. Pada saat senggang stakeholder (pembeli dan pedagang) lebih sukamenghabiskan waktu untuk menonton televisi selain untuk menghabiskan waktu senggang jugasebagai media informasi yang paling disukai, untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari tempat yangpaling disukai dalam berbelanja adalah pasar tradisional dan toko/warung dengan pertimbanganharga yang relatif murah. Pada segmen I ini diketahui mementingkan faktor 1 dan faktor 3 dimanafaktor tersebut adalah faktor kepentingan perbaikan pasar dan faktor kepentingan mengenai hiburanatau manajemen pemasaran pasar.

b. Segmen II (Pasar Pegirian)Berdasarkan karakteristik yang ada diketahui bahwa stakeholder (pembeli dan pedagang) padasegmen ini berasal dari kalangan menengah keatas dengan pendidikan yang sedang hingga yangbaik dan usia yang ada yaitu dewasa hingga lansia. Intensitas berbelanja dalam seminggu dapatdikatakan sering dengan mayoritas 2-3 kali dalam seminggu, stakeholder (pembeli dan pedagang)memperhatikan pasar tradisional di lingkungan sekitar mayoritas mengatakan sudah cukupmemadai. Pendapat mengenai revitalisasi pasar tradisional sangat setuju adanya program tersebutdengan bentuk yang diinginkan yaitu perbaikan pasar tradisional atau seperti pasar modern. Padasaat senggang stakeholder (pembeli dan pedagang) lebih suka menghabiskan waktu untukmenonton televisi selain untuk menghabiskan waktu senggang juga sebagai media informasi yangpaling disukai, untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari tempat yang paling disukai dalamberbelanja adalah pasar tradisional dan toko/warung dengan pertimbangan harga yang relatifmurah. Pada segmen II ini diketahui mementingkan faktor 2 dan faktor 4 dimana faktor tersebutmengenai pengorganisasian pedagang pasar dan faktor kepentingan perbaikan pelayanan pasar.

11.3 Analisis Positioning Perception Stakeholder (Pembeli dan Pedagang)Persepi penentuan posisi pasar tradisional masing-masing pasar yang menjadi obyek penelitian

dengan pasar pesaingnya berdasarkan variabel persepsi stakeholder terhadap masing-masing pasartradisional dengan menggunakan analisis biplot. Didapatkan informasi yang menjadi keunggulan daripasar pengelolaan PD Pasar Surya Surabaya cabang utara yang menjadi obyek penelitian yaitu PasarSimo, Pasar Balongsari, dan Pasar Pegirian serta yang menjadi keunggulan dari pasar pesaing untukmasing-masing pasar yaitu Pasar DST, Pasar Tanjungsari, dan Pasar Sidotopo.

Gambar 1. Posisi antara variabel persepsi stakeholderterhadap pasar Simo dan pasar DST di Surabaya

12

a. Segmen I (Pasar Pegirian)Berdasarkan karakteristik yang ada diketahui bahwa stakeholder (pembeli dan pedagang) padasegmen ini berasal dari kalangan menengah dengan pendidikan yang baik dan usia yang ada yaitudewasa. Intensitas berbelanja dalam seminggu dapat dikatakan sering dengan mayoritas 2-3 kalidalam seminggu, stakeholder (pembeli dan pedagang) memperhatikan pasar tradisional dilingkungan sekitar mayoritas mengatakan sudah cukup memadai. Pendapat mengenai revitalisasipasar tradisional sangat setuju adanya program tersebut dengan bentuk yang diinginkan yaituperbaikan pasar tradisional. Pada saat senggang stakeholder (pembeli dan pedagang) lebih sukamenghabiskan waktu untuk menonton televisi selain untuk menghabiskan waktu senggang jugasebagai media informasi yang paling disukai, untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari tempat yangpaling disukai dalam berbelanja adalah pasar tradisional dan toko/warung dengan pertimbanganharga yang relatif murah. Pada segmen I ini diketahui mementingkan faktor 1 dan faktor 3 dimanafaktor tersebut adalah faktor kepentingan perbaikan pasar dan faktor kepentingan mengenai hiburanatau manajemen pemasaran pasar.

b. Segmen II (Pasar Pegirian)Berdasarkan karakteristik yang ada diketahui bahwa stakeholder (pembeli dan pedagang) padasegmen ini berasal dari kalangan menengah keatas dengan pendidikan yang sedang hingga yangbaik dan usia yang ada yaitu dewasa hingga lansia. Intensitas berbelanja dalam seminggu dapatdikatakan sering dengan mayoritas 2-3 kali dalam seminggu, stakeholder (pembeli dan pedagang)memperhatikan pasar tradisional di lingkungan sekitar mayoritas mengatakan sudah cukupmemadai. Pendapat mengenai revitalisasi pasar tradisional sangat setuju adanya program tersebutdengan bentuk yang diinginkan yaitu perbaikan pasar tradisional atau seperti pasar modern. Padasaat senggang stakeholder (pembeli dan pedagang) lebih suka menghabiskan waktu untukmenonton televisi selain untuk menghabiskan waktu senggang juga sebagai media informasi yangpaling disukai, untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari tempat yang paling disukai dalamberbelanja adalah pasar tradisional dan toko/warung dengan pertimbangan harga yang relatifmurah. Pada segmen II ini diketahui mementingkan faktor 2 dan faktor 4 dimana faktor tersebutmengenai pengorganisasian pedagang pasar dan faktor kepentingan perbaikan pelayanan pasar.

11.3 Analisis Positioning Perception Stakeholder (Pembeli dan Pedagang)Persepi penentuan posisi pasar tradisional masing-masing pasar yang menjadi obyek penelitian

dengan pasar pesaingnya berdasarkan variabel persepsi stakeholder terhadap masing-masing pasartradisional dengan menggunakan analisis biplot. Didapatkan informasi yang menjadi keunggulan daripasar pengelolaan PD Pasar Surya Surabaya cabang utara yang menjadi obyek penelitian yaitu PasarSimo, Pasar Balongsari, dan Pasar Pegirian serta yang menjadi keunggulan dari pasar pesaing untukmasing-masing pasar yaitu Pasar DST, Pasar Tanjungsari, dan Pasar Sidotopo.

Gambar 1. Posisi antara variabel persepsi stakeholderterhadap pasar Simo dan pasar DST di Surabaya

12

a. Segmen I (Pasar Pegirian)Berdasarkan karakteristik yang ada diketahui bahwa stakeholder (pembeli dan pedagang) padasegmen ini berasal dari kalangan menengah dengan pendidikan yang baik dan usia yang ada yaitudewasa. Intensitas berbelanja dalam seminggu dapat dikatakan sering dengan mayoritas 2-3 kalidalam seminggu, stakeholder (pembeli dan pedagang) memperhatikan pasar tradisional dilingkungan sekitar mayoritas mengatakan sudah cukup memadai. Pendapat mengenai revitalisasipasar tradisional sangat setuju adanya program tersebut dengan bentuk yang diinginkan yaituperbaikan pasar tradisional. Pada saat senggang stakeholder (pembeli dan pedagang) lebih sukamenghabiskan waktu untuk menonton televisi selain untuk menghabiskan waktu senggang jugasebagai media informasi yang paling disukai, untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari tempat yangpaling disukai dalam berbelanja adalah pasar tradisional dan toko/warung dengan pertimbanganharga yang relatif murah. Pada segmen I ini diketahui mementingkan faktor 1 dan faktor 3 dimanafaktor tersebut adalah faktor kepentingan perbaikan pasar dan faktor kepentingan mengenai hiburanatau manajemen pemasaran pasar.

b. Segmen II (Pasar Pegirian)Berdasarkan karakteristik yang ada diketahui bahwa stakeholder (pembeli dan pedagang) padasegmen ini berasal dari kalangan menengah keatas dengan pendidikan yang sedang hingga yangbaik dan usia yang ada yaitu dewasa hingga lansia. Intensitas berbelanja dalam seminggu dapatdikatakan sering dengan mayoritas 2-3 kali dalam seminggu, stakeholder (pembeli dan pedagang)memperhatikan pasar tradisional di lingkungan sekitar mayoritas mengatakan sudah cukupmemadai. Pendapat mengenai revitalisasi pasar tradisional sangat setuju adanya program tersebutdengan bentuk yang diinginkan yaitu perbaikan pasar tradisional atau seperti pasar modern. Padasaat senggang stakeholder (pembeli dan pedagang) lebih suka menghabiskan waktu untukmenonton televisi selain untuk menghabiskan waktu senggang juga sebagai media informasi yangpaling disukai, untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari tempat yang paling disukai dalamberbelanja adalah pasar tradisional dan toko/warung dengan pertimbangan harga yang relatifmurah. Pada segmen II ini diketahui mementingkan faktor 2 dan faktor 4 dimana faktor tersebutmengenai pengorganisasian pedagang pasar dan faktor kepentingan perbaikan pelayanan pasar.

11.3 Analisis Positioning Perception Stakeholder (Pembeli dan Pedagang)Persepi penentuan posisi pasar tradisional masing-masing pasar yang menjadi obyek penelitian

dengan pasar pesaingnya berdasarkan variabel persepsi stakeholder terhadap masing-masing pasartradisional dengan menggunakan analisis biplot. Didapatkan informasi yang menjadi keunggulan daripasar pengelolaan PD Pasar Surya Surabaya cabang utara yang menjadi obyek penelitian yaitu PasarSimo, Pasar Balongsari, dan Pasar Pegirian serta yang menjadi keunggulan dari pasar pesaing untukmasing-masing pasar yaitu Pasar DST, Pasar Tanjungsari, dan Pasar Sidotopo.

Gambar 1. Posisi antara variabel persepsi stakeholderterhadap pasar Simo dan pasar DST di Surabaya

Page 13: ANALISIS POTENSI PASAR TRADISIONAL … · Hasil positioning dengan menggunakan metode Biplot dan didapatkan informasi secara umum

13

Untuk posisi Pasar Simo dibandingkan dengan pasar pesaing yaitu Pasar DST berdasarkanvariabel persepsi masyarakat terhadap pasar didapatkan informasi posisi pasar terhadap variabel yangmenjadi keunggulan pada Gambar 1 menunjukkan bahwa pasar simo dipersepsikan oleh stakeholdermemiliki keunggulan dari segi kelengkapan barang dagangan, kesesuaian harga barang, dan kesesuaianluas lahan pasar karena dirasa baik atau memberikan kepuasan terhadap stakeholder sedangkan pasarDST memiliki keunggulan dari segi kerapian stan, kebersihan pasar, keamanan pasar, kualitas jalandidalam dan diluar pasar.

Gambar 2. Posisi antara variabel persepsi stakeholderterhadap pasar Balongsari dan pasar Tanjungsari di Surabaya

Untuk posisi Pasar Balongsari dibandingkan dengan pasar pesaing yaitu Pasar Tanjungsariberdasarkan variabel persepsi masyarakat terhadap pasar didapatkan informasi posisi pasar terhadapvariabel yang menjadi keunggulan pada Gambar 2 menunjukkan bahwa pasar Balongsari dipersepsikanoleh stakeholder memiliki keunggulan dari segi variabel ketersediaan MCK, kelengkapan barangdagangan, keamanan pasar dan kemampuan penanganan sampah dan untuk Pasar Tanjungsari diketahuimemiliki keunggulan dari segi pengelompokan stan, kerapian stan, penanganan pedagang kaki lima,ketersediaan fasilitas parkir, dan kesesuaian tempat parkir.

Gambar 3. Posisi antara variabel persepsi stakeholderterhadap pasar Pegirian dan pasar Sidotopo di Surabaya

13

Untuk posisi Pasar Simo dibandingkan dengan pasar pesaing yaitu Pasar DST berdasarkanvariabel persepsi masyarakat terhadap pasar didapatkan informasi posisi pasar terhadap variabel yangmenjadi keunggulan pada Gambar 1 menunjukkan bahwa pasar simo dipersepsikan oleh stakeholdermemiliki keunggulan dari segi kelengkapan barang dagangan, kesesuaian harga barang, dan kesesuaianluas lahan pasar karena dirasa baik atau memberikan kepuasan terhadap stakeholder sedangkan pasarDST memiliki keunggulan dari segi kerapian stan, kebersihan pasar, keamanan pasar, kualitas jalandidalam dan diluar pasar.

Gambar 2. Posisi antara variabel persepsi stakeholderterhadap pasar Balongsari dan pasar Tanjungsari di Surabaya

Untuk posisi Pasar Balongsari dibandingkan dengan pasar pesaing yaitu Pasar Tanjungsariberdasarkan variabel persepsi masyarakat terhadap pasar didapatkan informasi posisi pasar terhadapvariabel yang menjadi keunggulan pada Gambar 2 menunjukkan bahwa pasar Balongsari dipersepsikanoleh stakeholder memiliki keunggulan dari segi variabel ketersediaan MCK, kelengkapan barangdagangan, keamanan pasar dan kemampuan penanganan sampah dan untuk Pasar Tanjungsari diketahuimemiliki keunggulan dari segi pengelompokan stan, kerapian stan, penanganan pedagang kaki lima,ketersediaan fasilitas parkir, dan kesesuaian tempat parkir.

Gambar 3. Posisi antara variabel persepsi stakeholderterhadap pasar Pegirian dan pasar Sidotopo di Surabaya

13

Untuk posisi Pasar Simo dibandingkan dengan pasar pesaing yaitu Pasar DST berdasarkanvariabel persepsi masyarakat terhadap pasar didapatkan informasi posisi pasar terhadap variabel yangmenjadi keunggulan pada Gambar 1 menunjukkan bahwa pasar simo dipersepsikan oleh stakeholdermemiliki keunggulan dari segi kelengkapan barang dagangan, kesesuaian harga barang, dan kesesuaianluas lahan pasar karena dirasa baik atau memberikan kepuasan terhadap stakeholder sedangkan pasarDST memiliki keunggulan dari segi kerapian stan, kebersihan pasar, keamanan pasar, kualitas jalandidalam dan diluar pasar.

Gambar 2. Posisi antara variabel persepsi stakeholderterhadap pasar Balongsari dan pasar Tanjungsari di Surabaya

Untuk posisi Pasar Balongsari dibandingkan dengan pasar pesaing yaitu Pasar Tanjungsariberdasarkan variabel persepsi masyarakat terhadap pasar didapatkan informasi posisi pasar terhadapvariabel yang menjadi keunggulan pada Gambar 2 menunjukkan bahwa pasar Balongsari dipersepsikanoleh stakeholder memiliki keunggulan dari segi variabel ketersediaan MCK, kelengkapan barangdagangan, keamanan pasar dan kemampuan penanganan sampah dan untuk Pasar Tanjungsari diketahuimemiliki keunggulan dari segi pengelompokan stan, kerapian stan, penanganan pedagang kaki lima,ketersediaan fasilitas parkir, dan kesesuaian tempat parkir.

Gambar 3. Posisi antara variabel persepsi stakeholderterhadap pasar Pegirian dan pasar Sidotopo di Surabaya

Page 14: ANALISIS POTENSI PASAR TRADISIONAL … · Hasil positioning dengan menggunakan metode Biplot dan didapatkan informasi secara umum

14

Untuk posisi Pasar Pegirian dibandingkan dengan pasar pesaing yaitu Pasar Sidotopo berdasarkanvariabel persepsi masyarakat terhadap pasar didapatkan informasi posisi pasar terhadap variabel yangmenjadi keunggulan pada Gambar 3 menunjukkan bahwa pasar Sidotopo dipersepsikan olehstakeholderdari segi kerapian stan, kualitas jalan didalam dan diluar pasar, ketersediaan MCK, kebersihanpasar, dan kemampuan penanganan sampah.12. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai analisis kondisi demografi,sosial, dan ekonomi dari Stakeholder (pembeli dan pedagang) PD Pasar Surya Surabaya cabang utara,analisis karakteristik melalui segmentasi, dan penentuan posisi (positioning) pasar berdasarkan persepsistakeholder (pembeli dan pedagang) pasar tradisional yang menjadi obyek penelitian diperoleh hasilsebagai berikut.

1. Karakteristik stakeholder (pembeli dan pedagang) secara umum dalam penelitian ini dari total176 responden diketahui berasal dari golongan menengah ke bawah dengan pendidikan yangbaik, usia responden mayoritas dewasa dan lansia, mayoritas memiliki aktifitas menonton televisepada saat senggang juga digunakan sebagai media informasi yang menarik, mayoritas berbelanjadi pasar tradisional dan toko/warung dengan pertimbangan utama faktor harga yang relatifterjangkau, mengenai revitalisasi pasar tradisional mayoritas berpendapat perlu adanyarevitalisasi pasar tradisional yang menurut mereka dalam bentuk perbaikan pasar tradisional sajaserta perlu mendapat perhatian lebih dari segi kebersihan pasar tradisional, penataan stan dalamhal kerapiannya, sarana dan prasarana yang menunjang pasar tradisional agar dapat menarikminat konsumen berbelanja di pasar tradisional.

2. Segmentasi pasar tradisional untuk masing-masing pasar tradisional didasarkan pada kelompokterbesar pada segmen pasar tersebut. Pasar simo untuk segmen terbesar mementingkan faktorkepentingan terhadap pengorganisasian pedagang dan perbaikan fisik pasar, marketing pemasaranpasar tradisional atau hiburan pasar, dan jam operasional pasar tradisional. Pasar balongsariberdasarkan segmen terbesar mementingkan faktor kepentingan mengenai perbaikan pasar, waktuoperasional dan pelayanan pasar yang dirasakan langsung oleh stakeholder pasar Balongsari.Pasar pegirian berdasarkan segmen terbesar mementingkan faktor kepentingan perbaikan pasardan mengenai hiburan atau manajemen pemasaran pasar. Secara umum stakeholder yang terbagimenjadi dua segmen tiap pasar mementingkan faktor perbaikan pasar serta acara atau hiburanuntuk pasar tradisional yang ada.

3. Posisi pasar simo dibandingkan dengan pasar DST memiliki keunggulan dari segi harga barangyang dijual tetapi memiliki kekurangan dari segi sarana dan prasarana pasar yang perludiperbaiki, posisi pasar balongsari dibandingkan dengan pasar tanjungsari memiliki keunggulandari segi kebersihan, keamanan dan kelengkapan barang dagangan yang ada di pasar tetapi darisegi pengelolaan pedagang dan sarana prasarana dirasakan kurang, posisi pasar pegiriandibandingkan dengan pasar sidotopo masih memiliki kekurangan dari segi pengelolaan pasar dansarana prasarana pasar tradisional di pasar pegirian.

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini mengacu pada hasil analisis dan pembahasan yaitu:1. Ketiga pasar tradisional yang menjadi obyek penelitian ini memiliki karakteristik stakeholder

(pembeli dan pedagang) yang berbeda dan memiliki segmen masing-masing, kedepannyadiharapkan segmen terbesar pada masing- masing pasar tradisional mendapatkan perhatian lebihdengan harapan segmen tersebut terhadap kepentingan pasar tradisional.

2. Serta dapat memperbaiki kualitas pelayanan dari faktor kondisi pasar yang dipersepsikan sertadibandingkan dengan pasar pesaing, yaitu ketiga pasar obyek penelitian yang masih memilikikekurangan dari segi pengelolaan pasar dan sarana prasarana pasar tradisional.

3. Harapan besar nantinya ada evaluasi secara berkala tentang program revitalisasi pasar tradisionaldalam pengelolaan PD Pasar Surya Surabaya secara umum.

Page 15: ANALISIS POTENSI PASAR TRADISIONAL … · Hasil positioning dengan menggunakan metode Biplot dan didapatkan informasi secara umum

15

13. Daftar PustakaA.C.Nielsen. 2005. Asia Pasific Retail and Shopper Trends 2005. Available at acnielsen.de

:http://www.acnielsen.de/pubs/documents/RetailandShopperTrendsAsia2005.pdfCampbell, R.M. dan Stanley L.B. 1990. Economics : Principles, Problems and Policies. McGraw-

Hill Publishing CompanyDaldjoeni, N. 1987. Geografi Kota dan Desa. Bandung : Penerbit AlumniDamsar. 1997. Sosiologi Ekonomi. Jakarta : Penerbit PT Raja Grafindo PersadaDillon, W.R. dan Goldstein, M. 1984. MULTIVARIATE ANALYSIS Methods and Application.

Canada: John Willey dan SonsGabriel, K.R. 1971. The Biplot Graphic Display of Matrices with Aplication to principal component

analysis, Journal of Biometrica, 58, 453-467Johnson, Richard A. and Wichern D.W. 2002. Applied Multivariate Statistical Analysis. 5th Ed. New

Jersey USA: Prentice-Hall IcKotler, P dan Keller, K.L. 1997. Manajemen Pemasaran Jilid I. 12th Ed. Jakarta: PT IndeksKottler, P dkk. 1998. Marketing Places : Attracting Investment, Industry and Tourism to Cities, State

and Nations. New York : The Free Press Division of Macmillan IncMaholtra, N.K. 1996. Marketing Research and Applied Oriented Second Edition. New Jersey USA:

Prentice-Hall IcPeraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya Nomor 4 Tahun 1985 tentang Perpasaran

dan Pusat PerbelanjaanPurnomo, H. 2010. Kemendag Baru Revitalisasi 913 Pasar Tradisional. Available at

detikfinance.com:http://www.detikfinance.com/read/2010/07/17/105623/1401160/4/kemendag-baru-revitalisasi-913-pasar-tradisional

Simamora, B. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel. Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama