analisis audit sumber daya manusia terhadap kinerja karyawan

113
ANALISIS AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT PERTAMINA RU III PLAJU PALEMBANG SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : ENDRO SUMARNO 06 152 038 FAKULTAS EKONOMI

Upload: hemu-hemu

Post on 29-Oct-2015

2.473 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

ANALISIS AUDIT SDM

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

ANALISIS AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PADA PT PERTAMINA RU III PLAJU PALEMBANG

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

ENDRO SUMARNO

06 152 038

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS BINA DARMA

PALEMBANG

2010

Page 2: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS BINA DARMA

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

NAMA : DEDY HARIS

NIM : 06 152 055

FAKULTAS : EKONOMI

JURUSAN : AKUNTANSI

SEMESTER : VII

JUDUL : ANALISIS PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN

SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN

SUSTAINABILITY REPOTING PADA PT TELKOM

BANDUNG

Palembang, Maret 2010

Fakultas Ekonomi

Pembimbing I Program Studi Akuntansi

Universitas Bina Darma

Dekan,

Fitriasuri, S.E., A.k., MM M. Amirudin Syarief, S.Si., MM., Ph.D

Pembimbing II

Citra Indah Merina, S.E., Ak.

Page 3: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Skirpsi berjudul ”Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja

Karyawan Pada PT Pertamina RU III Plaju Palembang”. Oleh Endro

Sumarno Nim 06 152 038 telah dipertahankan di depan komisi penguji pada

Februari 2010.

Komisi Penguji

1. Siti Nurhayati Nafsiah, S.E., M.Si Ketua ( ….………….. )

2. Dina Mellita, S.E., M.Ec Sekretaris ( …..…………. )

3. Drs. H. Hasan kuzery, Ak., M.M Anggota ( ……………... )

Mengesahkan,

Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas Bina Darma Palembang

Jaka Darmawan, S.E., Ak., M.Ak

Page 4: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Motto

” Hidup adalah sebuah pilihan, dalam prinsip hidup ku

mengalah bukan berarti kalah tetapi mundur satu

langkah untuk menggapai keberhasilan.”

( ien_drew )

” Hidup ini memang penuh banyak cobaan dan

rintangan akan tetapi itu semua akan menjadikan titik

awal dimana aku akan bangkit untuk meraih

keberhasilan dimasa depan.”

( ien_dha)

Kupersembahkan kepada :

Orangtuaku tercinta

Saudara-saudaraku yang

tersayang

Keluarga besarku

Page 5: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Teman-teman

seperjuangan

Ien_dha imoet yang

menjadi inspirasiku

Himpunan Mahasiswa

Akuntansi

Almamaterku

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan :

1. Karya tulis skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik ( Sarjana ) baik di Universitas Bina Darma

Palembang maupun di Perguruan Tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri dengan

arahan pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantum

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkannya nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguh-sungguhnya dan apabila

dikemudian hari terdapat penyimpangan atau ketidakberesan dalam

Page 6: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan norma

yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.

Palembang, Maret 2010

Endro Sumarno

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T. karena atas rahmat

dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis

Audit Sumber Daya Manusia dan Kinerja Karyawan PT. Pertamina RU III Plaju

Palembang.” Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi

pada Fakultas Ekonomi Universitas Bina Darma Palembang.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, pengarahan dan bantuan baik

moril maupun materil dari berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin dapat

diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Ir. H. Bochari Rahman, M.Sc., Selaku Rektor Universitas

Bina Darma Palembang.

Page 7: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

2. Bapak Muhammad Amirudin Syarif, S.Si.,M.M.,Ph.D, Selaku Dekan

Fakultas Ekonomi.

3. Bapak Jaka Darmawan, S.E.Ak., M.Ak., Selaku Ketua Program Studi

Akuntansi.

4. Siti Nurhayati Nafsiah, S.E., M.Si., Selaku Dosen Pembimbing I yang

telah membantu dan mengarahkan dalam penulisan skripsi.

5. Dina Mellita, S.E., M.Ec., Selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membantu dan mengarahkan dalam penulisan skripsi.

6. Bapak/ Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas

Bina Darma Palembang yang telah memberikan ilmu pengetahuan dalam

perkuliahan kepada penulis dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada orang tuaku yang tercinta yang selalu memberikan dukungan

moril maupun mateil, kasih sayang yang tak terhingga sepanjang masa,

perhatian, bimbingan, nasehat, serta doanya setiap saat.

8. Kepada saudara-saudaraku tersayang (Asep, Yeni, Yanti) memberikan

dukungan dan doa.

9. Kepada keluarga besar yang selalau memberikan doanya.

10. Sahabat-sahabatku Ahmad Rasyid, Riza Rakhmawati, David Samuel,

Robby Tirta Perdana, Dedi Haris, Hartani Sarbun, Herman Sulistio, Danil

Yudiarman, Randi Dwi Satria, Femi Widiyanti, Septiani Fransisca, Elva Dwi

Juliani, Wiwik yang telah membantu saya dalam menjalankan skripsi ini.

11. Ien_dha imoet n maniez yang menjadi inspirasiku.

Page 8: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

12. Rekan-Rekan di Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HMA) yang telah

memberikan dukungan kepada saya dalam menjalani kepengurusan HMA.

13. Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi terima kasih atas

doa-doa kalian.

14. Seluruh Almamaterku

15. Teman-teman seperjuangan yang kuliah di Palembang.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, baik dari penyajian, tata bahasa, maupun materi, hal ini dikarenakan

pengetahuan dan keterbatasan penulis. Karena itu penulis mengharapkan saran

dan kritik yang sifatnya membangun agar dapat digunakan demi perbaikan tugas

nantinya.

Akhirnya penulis juga berharap agar Skripsi ini akan memberikan banyak

manfaat bagi yang membacanya dan semoga Allah S.W.T selalu melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin…

Palembang, Maret 2010

Endro Sumarno

Page 9: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN............................................................................. vi

KATA PENGANTAR......................................................................................... vii

DAFTAR ISI........................................................................................................ x

DAFTAR TABEL................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xiv

ABSTRAK........................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

Page 10: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

1.1 Latar Belakang............................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah....................................................................... 4

...............................................................................................................

...............................................................................................................

1.3 Ruang Lingkup Penelitian.............................................................. 4

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................... 5

1.4.1 Tujuan Penelitian.................................................................. 5

1.4.2 Manfaat Penelitian................................................................ 5

1.5 Sistematika Penulisan ................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Audit.............................................................................................. 7

2.1.1 Pengertian Audit.................................................................... 7

2.1.2 Prinsip Dasar Audit................................................................ 8

2.1.3 Klasifikasi Audit.................................................................... 10

2.2 Audit Manajemen ........................................................................... 11

2.2.1 Definisi Audit Manajemen ................................................... 11

2.2.2 Tipe Audit Manajemen ......................................................... 12

2.2.3 Karakteristik Audit Manajemen ........................................... 12

2.2.4 Ruang Lingkup Audit Manajemen........................................ 15

2.3 Audit Sumber Daya Manusia.......................................................... 15

2.3.1 Pengertian Audit Sumber Daya Manusia............................... 15

2.3.2 Tujuan Audit Sumber Daya Manusia.................................... 18

2.3.3 Manfaat Audit Sumber Daya Manusia.................................. 18

Page 11: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

2.3.4 Pendekatan Audit Sumber Daya Manusia............................. 19

2.4 Pengertian Kinerja ......................................................................... 20

2.5 Hubungan Audit SDM dengan Kinerja Karyawan ........................ 21

2.6 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 22

2.7 Kerangka Pemikiran dan Paradigma Penelitian ............................. 23

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian............................................................................. 27

3.2 Metodologi Penelitian.................................................................... 27

...............................................................................................................

...............................................................................................................

3.2.1 Operasional Variabel............................................................ 27

3.2.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data............................... 28

3.2.3 Teknik Analisis Data............................................................ 29

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ........................................................ 30

4.1.1 Struktur Organisasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang .......... 35

4.2 Pembahasan..................................................................................... 38

4.2.1 Audit Sumber Daya Manusia PT. Pertamina RU III Plaju ... 38

4.2.1.1 Analisisn Kualitas Kekuatan Tenaga Kerja............... 38

4.2.1.2 Analisis Penentuan Kualitas...................................... 43

4.2.1.3 Analisis Daftar Kemampuan (Skil)............................ 45

4.2.1.4 Analisis Turnover Kerja............................................. 47

4.2.1.5 Analisis Perubahan Secara Intern.............................. 48

Page 12: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

4.2.2 Kinerja Karyawan Pada PT. Pertamina RU III Plaju

Palembang.............................................................................. 52

4.2.3 Analisis Audit Sumber Daya Manusia dan Kinerja

Karyawan Pada PT. Pertamina RU III Plaju Palembang ...... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 62

5.2 Saran ............................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasional Variabel ........................................................................ 28

Tabel 4.1 Biaya Pelatihan Karyawan PT. Pertamina RU III Plaju

Palembang...........................................................................................40

Tabel 4.2 Biaya Pendidikan Karyawan PT. Pertamina RU III Plaju

Palembang...........................................................................................42

Tabel 4.3 Daftar Temuan Audit Sumber Daya Manusia PT. Pertamina RU III

Page 13: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Plaju Palembang..................................................................................55

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian .....................................................................26

Page 14: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

ABSTRAK

Endro Sumarno, Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Pertamina RU III Plaju Palembang. Di bawah bimbingan Ibu Siti Nurhayati Nafsiah, S.E., M.Si dan Ibu DINA Mellita, S.E ., M.Ec. audit. Sumber daya manusia merupakan penilaian dan analisis yang komprehensif terhadap program-program sumber daya manusia. Walaupun secara khusus audit ini dilakukan pada departemen sumber daya manusia, tetapi tidak terbatas hanya pada aktivitas yang terjadi pada departemen ini. Audit. Ini tidak hanya dilakukan oleh satu devisi atau departemen, melainkan mungkin juga dilakukan terhadap keseluruhan organisasi. Dari hasil audit akan diketahui apakah kebutuhan potensial SDM perusahaan telah terpenuhi atau tidak dan berbagai hal dalam aktivitas SDM yang masih bisa ditingkatkan kinerjanya. Jadi audit sumber daya manusia akan membantu perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana analisis audit sumber daya

Page 15: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

manusia terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini dilakukan pada PT Pertamina RU III Plaju Palembang yang berlokasi di Jalan Antara Komperta Plaju Palembang. Data yang digunakan adalah data primer dan data skunder. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan bah wa terdapat analisis audit sumber daya manusia terhadap kinerja karyawan Pada PT Pertamina RU III Plaju Palembang, hal ini berarti apabila pimpinan sudah baik dan lebih ditingkatkan lagi maka disiplin kinerja karyawan akan semakin lebih baik lagi. Saran penulis untuk PT Pertamina RU III Plaju Palembang ini sebaiknya pimpinan dapat memberikan pengarahan serta memperhatikan karyawan dalam bekerja dan pimpinan juga memberikan bimbingan kepada bawahannya, pentingnya mentaati kedisiplinan kerja dalam suatu pekerjaan sehingga dapat mencapai tujuan dengan baik.

Kata Kunci : Audit Manajemen, Audit Sumber Daya Manusia, dan Kinerja Karyawan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia bisnis yang semakin berkembang ditandai dengan perubahan radikal

dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini seiring dengan kemajuan pesat dibidang

teknologi dan informasi, yang menjadi salah satu penggerak perubahan tata

perekonomian global. Perubahan ini sangat berdampak pada perusahaan.

Perusahaan yang dimaksud diatas yaitu untuk melayani kepentingan

umum dan mencapai laba yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut, semua

aspek perusahaan harus dapat dikelola secara efisien dan efektif, sehingga dapat

Page 16: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

bertahan dalam persaingan yang sangat ketat. Dalam perkembangannya, tingkat

persaingan suatu perusahaan akan sangat tergantung pada kemampuan

memanfaatkan kesempatan dan peluang ekonomi dengan strategi yang tepat oleh

pihak manajemen. Pihak manajemen disini dapat diartikan sebagai pengelola dan

pelaksana dari kegiatan manajemen.

Kegiatan manajemen ini umumnya berupa usaha untuk mencapai tujuan

organisasi dengan cara memanfaatkan sumber daya yang ada. Sumber daya itu

antara lain meliputi manusia, uang, dan mesin serta infosmasi. Kegiatan mencapai

tujuan meliputi pula kegiatan menetapkan tujuan yang kemudian dilanjutkan

dengan kegiatan merencanakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan, kegiatan

melaksanakan langkah-langkah yang direncanakan serta kegiatan mengevaluasi

hasil yang dicapai. Evaluasi terhadap hasil yang dicapai akan menghasilkan

penetapan tujuan yang baru, yang akan diikuti pula dengan perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi.

Kegiatan manajemen sebetulnya tidak hanya dilakukan oleh orang

tertentu, melainkan oleh kesatuan dari seluruh anggota organisasi. Itu sebabnya

kata manajemen dalam pengertiannya sebagai pengelola tidak dapat ditujukan

kepada satu orang tertentu.

Keterkaitan antara satu kegiatan manajemen dengan kegiatan manajemen

lainnya dapat pula kita temui jika kita menganalisis tujuan organisasi. Tujuan

sebuah organisasi adalah meraih keuntungan. Tapi demi mencapai tujuan ini,

organisasi harus terlebih dahulu memproduksi sebuah barang dan jasa.

Selanjutnya agar dapat mencapai tujuan produksi, ada tujuan lain yang harus

Page 17: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

dicapai, misalnya mendapatkan sejumlah produksi dan tenaga kerja yang terampil.

Lebih jauh lagi, demi memperoleh tenaga kerja yang terampil akan ada pula

sejumlah tujuan yang harus dicapai.

Adanya berlapis-lapis tujuan ini menyebabkan manajemen juga dapat

dibedakan menjadi antara lain manajemen produksi, manajemen keuangan,

manajemen pemasaran, dan manajemen sumber daya manusia. Walaupun tiap

bidang manajemen mempunyai tujuan tersendiri, kegiatan manajemen yang

dilakukan pada tiap bidang dengan sendirinya memberikan pengaruh terhadap

bidang manajemen lainnya. Baik manajemen pemasaran, manajemen produksi,

manajemen sumber daya manusia, dan manajemen keuangan memerlukan sumber

daya manusia.

Istilah sumber daya manusia (SDM) merujuk pada orang-orang di dalam

organisasi. Pada saat manajer terlibat di dalam aktivitas-aktivitas sumber daya

manusia sebagai bagian dari pekerjanya, mereka berupaya memfasilitasi

konstribusi yang disodorkan oleh orang-orang untuk mencapi berbagai rencana

dan strategi-strategi organisasi. Arti penting upaya-upaya sumber daya manusia

(SDM) adalah bersumber dari kenyataan bahwa orang-orang (manusia)

merupakan elemen-elemen yang selalu ada dalam setiap organisasi. Sumber daya

manusia membuat sumber daya organisasi lainnya berjalan. Tidak satu pun factor

dalam kegiatan bisnis mempunyai dampak yang lebih langsung pada

kesejahteraan perusahaan selain sumber daya manusia (SDM). Meskipun

perusahaan memiliki keunggulan-keunggulan lainnya, perusahaan tidak akan

Page 18: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

dapat memaksimalkan produktivitas dan labanya tanpa adanya karyawan-

karyawan kompeten yang berdedikasi terhadap keinginan perusahaan selanjutnya.

Seberapa baik sumber daya manusia (SDM) dikelola akan menjadi hal

yang semakin vital bagi kesuksesan perusahaan dimasa mendatang. Kompleksitas

pengelolaan sumber daya manusia secara efektif akan meningkat pesat untuk

semua jenis organisasi, akan lebih berperan lagi pada perusahaan komersial. Hal

ini merupakan konsekuensi dari kemajuan dan perkembangan yang saat ini

berlangsung dalam bisnis, lingkungan sosial, dan ekonomi. Pekerjaan mengelola

sumber daya manusia juga akan semakin sederhana karena kemajuan teknologi

yang harus berlanjut.

PT Pertamina RU III Plaju Palembang merupakan perusahaan dibidang

minyak dan gas bumi, dalam menangani sumber daya manusianya harus sungguh-

sungguh mengingat sumber daya manusia merupakan salah satu aktiva perusahaan

yang harus dijaga dan dipelihara. Persaingan yang kompetitif tidak hanya dengan

produk yang dihasilkan melainkan pada besarnya imbalan. insentif atau

kompensasi yang diberikan oleh perusahaan pada karyawan atas jasanya, sebagai

salah satu unsur penting dalam memotivasi kinerja karyawan.

Usaha pengembangan perusahaan akan melibatkan sumber daya manusia

yang dimiliki perusahaan sebagai asset yang dikelola sedemikian rupa sehingga

menghasilkan kinerja yang baik dan sesuia dengan harapan manajemen. Untuk

memenuhi kebutuhan perusahaan terhadap sumber daya yang berkualitas

dibutuhkan audit sumber daya manusia.

Page 19: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik mengambil judul sebagai

berikut: Analisis Audit Sumber Daya Manusia dan Kinerja Karyawan Pada

PT Pertamina RU III Plaju Palembang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka

perumusan masalah yang akan dibahas adalah Bagaimana Analisis Audit Sumber

Daya Manusia dan Kinerja Karyawan?

1.3 Ruang Lngkup Penelitian

Agar pembahasan lebih terarah dan tidak terlalu luas serta tidak

menyimpang dari permasalahan yang telah dirumuskan, maka penulis membatasi

pembahasan hanya pada Analisis Audit Sumber Daya Manusia dan Kinerja

Karyawan Pada PT Pertamina RU III Plaju Palembang untuk tahun 2007 dan

2008.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana analisis audit

sumber daya manusia dan kinerja karyawan pada PT. Pertamina RU III Plaju

Palembang.

1.4.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Bagi penulis penelitian ini dapat memberikan kesempatan untuk

membandingkan antara teori – teori yang diterima dibangku kuliah dengan

praktek sesungguhnya di lapangan.

Page 20: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

2. Bagi Perusahaan

Sebagai masukan bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia dalam rangka mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini penulis menyajikannya dalam lima bab, dimana tiap-

tiap bab akan disusun secara sistematis sehingga menggambarkan hubungan

antara satu bab dengan bab lainnya, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan apa yang menjadi latar belakang atas

dipilihnya judul Skripsi ini, perumusan masalah, ruang lingkup

penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Bab ini akan dituangkan dasr teori yang akan digunakan untuk

memperkuat dan mendukung pembahasan terhadap judul skripsi,

antara lain audit manajemen secara umum, audit sumber daya

manusia, tujuan audit sumber daya manusia, manfaat audit

sumberdaya manusia, tahap-tahap audit SDM, pendekatan audit

SDM, pengertian kinerja, hubungan audit SDM dengan kinerja,

dan penelitian terdahulu.

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

Page 21: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Bab ini dijabarkan mengenai Objek Penelitian yaitu PT. Pertamina

RU III Plaju, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjabarkan mengenai sejarah umum PT. Pertamina

RU III Plaju. Struktur Organisasi, visi, misi, serta penulis akan

menganalisa mengenai permasalahan yang dihadapi perusahaan,

dan tentang analisis audit sumber daya manusia dan kinerja

karyawan PT. Pertamina RU III Plaju Palembang berikut

pembahasannya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup dari penulisan skripsi ini, yang

menguraikan simpulan dari Bab IV serta saran-saran yang

sekiranya bermanfaat bagi PT Pertamina RU III Plaju dimasa yang

akan datang.

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

2.1 Audit

2.1.1 Pengertian Audit

Menurut Sukrisno Agoes (2004:1) Audit merupakan suatu komunikasi dari

seorang expert mengenai kesimpulan tentang realibitas dari pernyataan seseorang

atau suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak

yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,

beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan

Page 22: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan

tersebut.

Audit adalah pemeriksaan secara objekif atas laporan keuangan suatu

perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan

keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan

apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal

yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi

tersebut (www.google.com).

American Accounting Association (AAA) Commite On Basic Auditng

Concept memberikan pengertian audit secara umum yaitu : Audit adalah suatu

proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif

mengenai pernyataan-pernyataan, kegiatan-kegiatan dan kejadian ekonomis untuk

menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan

kriteria yang telah ditetapkan, dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang

berkepentingan.

Buku pelaporan keuangan yang diterbitkan oleh American Accuonting

Asociation, audit disebut sebagai proses sistematik dalam pengumpulan dan

penilaian secara objektif atas bukti-bukti berkenaan dengan pernyataan tentang

tindakan-tindakan dan peristiwa-peristiwa ekonomi yang menentukan tingkat

kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria-kriteria standar, serta

mengkomunikasikan hasil-hasilnya kepada pihak-pihak pengguna yang

berkepentingan (Susilo, 2002:52).

Page 23: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Dari definisi di atas, pengertian audit dapat disederhanakan sebagai

berikut: Audit adalah kegiatan pengumpulan informasi dan signifikan melalui

interaksi (pemeriksaan, pengukuran, dan penilain serta penarikan kesimpulan)

secara sistematik, objektif, dan terdokumentasi yang berorientasi kepada azas nilai

manfaat.

2.1.2 Prinsip Dasar Audit

Menurut Bayangkara (2008 : 5), ada 7 (tujuh) prinsip dasar yang harus

diperhatikan auditor agar audit manajemen dapat mencapai tujuan dengan baik,

yang meliputi :

1. Audit dititik beratkan pada objek audit yang mempunyai peluang untuk

diperbaiki. Sesuai dengan tujuan audit manajemen, yaitu menciptakan

perbaikan terhadap program atau aktivitas perusahaan, maka audit

dititikberatkan pada berbagai hal yang masih memerlukan perbaikan untuk

mencapai kondisi optimal dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki

perusahaan.

2. Prasyarat penilaian terhadap kegiatan objek audit. Penilaian yang akurat

terhadap kinerja manajemen maupun berbagai program atau metode operasi

yang telah dilaksanakan, membutuhkan audit yang seksama.

3. Pengungkapan dalam laporan tentang adanya temuan-temuan yang bersifat

positif. Disamping menyajikan temuan-temuan yang merupakan kelemahan

dalam pengelolaan perusahaan, auditor juga harus menyajikan temuan-temuan

yang positif yang biasanya berupa keberhasilan yang dicapai manajemen dalam

mengelola berbagai program/aktivitas dalam operasinya.

Page 24: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

4. Identifikasi individu yang bertanggung jawab terhadap kekurangan-kekurangan

yang terjadi. Auditor harus dapat mengidentifikasi dan memenukan individu-

individu yang bertanggung jawab terhadap berbagai kelemahan yang terjadi

pada perusahaan.

5. Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggung jawab.

Walaupun auditor tidak memiliki wewenang dalam memberikan sanksi atau

tindakan terhadap petugas yang bertanggung jawab terhadap kelemahan yang

terjadi, tetapi berdasarkan hasil audit yang dilakukan.

6. Pelanggaran hukum. Dalam proses audit, tidak tertutup kemungkinan auditor

menemukan berbagai pelanggaran terhadap hukum yang berlaku. Pelanggaran

dapat berupa penipuan, penggelapan aset-aset perusahaan maupun berbagai

kegiatan yang secara sengaja merugikan perusahaan untuk kepentingan pribadi

maupun kelompok.

7. Penyelidikan dan pencegahan kecurangan. Jika terdapat indikasi terjadinya

kecurangan pada objek audit, auditor harus memberikan perhatian khusus dan

melakukan penyelidikan yang lebih dalam terhadap hal tersebut, sehingga

diharapkan kecurangan tersebut tidak terjadi.

2.1.3 Klasifikasi Audit

Audit diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu:

1. Audit Laporan Keuangan (Financial Audit)

Audit laporan keuangan keuangan bertujuan menentukan apakah laporan

keuangan secara keseluruhan yang merupakan informasi yang terukur yang

Page 25: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

akan diverifikasi telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu.

Kriteria itu adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)

Audit kepatuhan adalah suatu proses penelaahan secara sistematis yang

dilakukan oleh pemeriksa independen untuk mendapatkan dan mengevaluasi

bukti secara objektif atas prosedur manajemen.

3. Audit Operasional (Operational Audit)

Audit operasional adalah penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan

metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektivitasnya.

Efisiensi dan efektivitas operasi suatu organisasi jauh lebih sulit

pengevaluasiannya secara objektif dibandingkan dengan penerapan dan

penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum.

2.2 Audit Manajemen

2.2.1 Definisi Audit Manajemen

Menurut Bayangkara (2008:2) audit manajemen adalah pengevaluasian

terhadap efesiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Dalam konteks audit

manajemen, manajemen meliputi seluruh internal perusahaan yang harus

dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang yang

lebih tinggi. Audit manajemen dirancang secara sistematik untuk mengaudit

aktivitas, progrm-program yang diselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang

bisa di audit untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah

Page 26: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

digunakan secara efesiensi, serta apakah tujuan dari program dan aktivitas yang

telah direncanakan dapat tercapai dan tidak melanggar ketentuan aturan dan

kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa audit manajemen

adalah seluruh upaya penelitian yang dilakukan terhadap aktivitas manajemen

sumber daya manusia untuk mencari, menemukan, dan mengevaluasi fakta

tentang sejauh mana manajemen berhasil berhasil memberikan dukungan kepada

berbagai suatu kerja pelaksana tugas perusahaan.

Manajement audit mencakup setiap aspek ekonomisasi, efisiensi, dan

efektifitas di seluruh operasi. Ekonomisasi merupakan ukuran masukan (Measure

of Input). Efisiensi adalah ukuran dari hubungan antara masukan dan keluaran,

sedangkan efektivitas adalah ukuran keluaran.

2.2.2 Tipe Audit Manajemen

Audit manajemen terdiri dari tiga katagori menurut Amin Widjaja

(1991:35) yaitu:

1. Audit Fungsional (Functional Audit)

Audit fungsional adalah pemeriksaan yang memusatkan pada kegiatan,

pertanggungjawaban kegiatan, atau fungsi aktivitas. Audit fungsional

bertujuan untuk menentukan apakah kegiatan suatu fungsi tertentu mencapai

kondisi efisiensi, efektifitas, dan kehematan yang diharapkan.

2. Audit Organisasi (Organizational Audit)

Page 27: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Suatu audit organisasional berhubungan dengan unit organisasi secara

keseluruhan, seperti departemen, cabang atau anak perusahaan. Tekanan

dalam suatu audit organisasi adalh bagaimana efisiensi dan efektivitasnya

fungsi-fungsi berinteraksi.

3. Penugasan Khusus (Special Assignment)

Audit manajemen penugasan khusus timbul karena permintaan manajemen,

terdapat variasi yang luas untuk audit. Audit manajemen penugasan khusus

biasanya mempunyai tujuan dan lingkup yang bersifat khusus.

2.2.3 Karakteristik Audit Manajemen

Audit manajemen mempunyai karakteristik penting yang meliputi:

1. Tujuan Pemeriksaan

Tujuan audit manajemen adalah membantu semua peringkat manajemen dan

meningkatkan perencanaan dan pengendalian manajemen dengan cara

mengidentifikasi aspek-aspek sistem dan prosedur serta rekomendasi kepada

maanjemen untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan ekonomisasi.

2. Independensi

Agar pemeriksaan manajemen bermanfaat, maka pemeriksaan manajemen

harus bersifat independen, meliputi:

a. Bebas dari pengaruh atau pertanggungjawaban ats kegiatan unit yang

diperiksanya.

b. Dapat mengembangkan program pemeriksaan tanpa pengaruh yang tidak

sepantasnya.

Page 28: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

c. Dapat mengakses sepenuhnya bukti-bukti dan para karyawan pelaksana

yang diperlukan dalam pemeriksaannya.

d. Dapat memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif.

e. Dapat memasukkan ke laporan audit semua masalah yang dianggap perlu.

3. Pendekatan Sistematik

Dalam merencanakan dan melaksanakan audit manajemen perlu menggunakan

pendekatan yang sistematis dan metode-metode yang konsisten.

4. Kriteria Prestasi

Audit manajemen harus mempunyai kriteria mengukur prestasi agar dapat

dibandingkan dan dievaluasi. Namun, dalam menilai prestasi suatu pusat

pertanggungjawaban digunakan kriteria berupa anggaran atau standar untuk

menilai pelaksanaan kegiatan.

5. Bukti Pemeriksaan

Pemeriksaan harus dipahami dengan baik yaitu:

a. Perencanaan bukti audit

b. Peknik-teknik untuk memperoleh dan melaksanakan bukti audit

c. Jenis-jenis bikti

Jenis-jenis bukti dalam audit maanjemen antara lain:

a. Bukti Fisik

Tindakan pengamatan atau inspeksi secara fisik terhadap sesuatu,

khususnya aktiva berwujud, untuk menentukan bahwa sesuatu itu ada.

Page 29: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

b. Bukti Dokumentasi

Bukti dokumentasi dapat berupa bahan-bahan yang diolah dan dsimpan

dalam komputer, atau dicetak oleh komputer atau dapat pula menggunakan

alat-alat atau mesin-mesin pembuat atau pembaca bukti dokumenter

lainnya.

c. Bukti Cataatn Kegiatan

Dalam pemeriksaan manajemen, catatan kegiatan fungsional,

organisasional, maupun keuangan merupakan bukti pemeriksaan.

d. Bukti Lisan

Dapat diperoleh pemeriksaan melalui wawancara lisan atau mengajukan

pertanyaan lisan kepada manajemen atau karyawan organisasi yang

diperiksa, serta pihak lain yang berkopemten dengan pemeriksaannya.

e. Bukti Perhitungan

Bukti ini diperoleh dengan cara melakukan perhitungan kembali data

kuantitatif yang dilakukan oleh organisasi yang diperiksa.

6. Pelaporan Dan Rekomendasi

Audit manajemen dalam laporan audit menekankan pada temuan-temuan

selama audit, pembuatan kesimpulan audit, dan rekomendasi untuk meningkatkan

efisiensi, efektifitas, dan produktivitas perusahaan atau komponen-komponen

tertentudalam perusahaan yang dipimpinnya.

2.2.4 Ruang Lingkup Audit Manajemen

Page 30: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan

manajemen. Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga

hanya mencakup bagian tertentu dari progran atau aktivitas yang dilakukan.

Periode audit juga bervarisi,bisa untuk jangka waktu satu minggu, beberapa bulan,

satu tahun bahkan untuk beberapa tahun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Sasaran audit manajemen adalah kegiatan, aktivitas, program, dan bidang-

bidang dalam perusahaan yang diketahui atau diidentifikasi masih memerlukan

perbaikan atau peningkatan baik dari segi ekonomisasi, efisiensi, dan efektifitas.

2.3 Audit Sumber Daya Manusia

2.3.1 Pengertian Audit Sumber Daya Manusia

Menurut Bayangkara (2008:60) Audit sumber daya manusia adalah

penilaian dan analisis yang komprehensif terhadap program-program sumber daya

manusia. Walaupun secara khusus audit ini dilakukan pada departemen sumber

daya manusia, tetapi tidak terbatas hanya pada aktivitas yang terjadi pada

departemen ini. Audit termasuk studi terhadap fungsi manajemen sumber daya

manusia pada organisasi secara keseluruhan termasuk yang dilaksanakan oleh

manajer dan para supervisor.

Audit sumber daya manusia menekankan penilaian (evaluasi) terhadap

berbagai aktivitas SDM yang terjadi pada perusahaan dalam rangka memastikan

apakah aktivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif dalam

mencapai tujuannya dan memberikan rekomendasi perbaikan atas berbagai

kekurangan yang masih terjadi pada aktivitas SDM yang diaudit untuk

meningkatkan kinerja dari aktivitas tersebut.

Page 31: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Menurut Rivai Veithzal (2004 : 1), manajemen sumber daya manusia

(MSDM) merupakan salah satu dari bidang manajemen umum yang meliputi segi-

segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Proses ini

terdapat dalam fungsi atau bidang produksi, pemasaran, keuangan, maupun

kepegawaian. Karena sumber daya manusia (SDM) dianggap semakin penting

peranannya dalam pencapaian tujuan perusahaan, maka berbagai pengalaman dan

hasil penelitian dalam bidang SDM dikumpulkan secara sistematis dalam apa

yang disebut manajemen sumber daya manusia.

Menurut Marry Parker Follet, yang dikutip oleh T. Hani Handoko (1989 :

3), manajemen sumber daya manusia menandung arti bahwa para manajer

mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk

melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan atau dengan kata lain dengan

tidak melakukan pekerjaan itu sendiri-sendiri.

Audit sumber daya manusia adalah serangkaian audit yang bertujuan

untuk mengkaji fungsi SDM, mulai dari struktur dan sumber daya SDM, peran

dan tanggung jawab masing-masing personil, kepemimpinan, prosedur dan

kebijakan, hingga kondisi laporan kerja (www.google.com).

Jadi, dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber

daya manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta

pengendalian dalam berbagai kegiatan-kegiatan khususnya pada sumber daya

manusia di suatu perusahaan agar tercapainya tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Page 32: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Audit SDM membantu perusahaan meningkatkan kinerja atas pengelolaan

SDM dengan cara :

1. Menyediakan umpan balik nilai kontribusi fungsi SDM terhadap strategi

bisnis dan tujuan perusahaan.

2. Menilai kualitas praktek, kebijakan, dan pengelolaan SDM.

3. Melaporkan keberadaan SDM saat ini dan langkah-langkah perbaikan yang

dibutuhkan.

4. Menilai biaya dan manfaat praktik-praktik SDM.

5. Menilai hubungan SDM dengan manajemen lini dan cara-cara

meningkatkannya.

6. Merancang panduan untuk menentukan standar kinerja SDM.

7. Mengidentifikasi area yang perlu diubah dan ditingkatkan dengan

rekomendasi khusus.

2.3.2 Tujuan Audit Sumber Daya Manusia

Ada beberapa hal yang ingin dicapai melalui audit sumber daya manusia

yang merupakan tujuan dari dilakukannya audit tersebut, maka tujuan audit

sumber daya manusia yaitu:

1. Menilai efektifitas dari fungsi SDM.

2. Menilai apakah program/aktivitas SDM telah berjalan secara ekonomis,

efektif, dan efisien.

3. Memastikan ketaatan program/aktivitas SDM terhadap ketentuan hukum,

peraturan dan kebijakan yang berlaku diperusahaan.

Page 33: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

4. Mengidentifikasi berbagai hal yang masih dapat ditingkatkan terhadap

aktivitas SDM dalam menunjang kontribusinya pada perusahaan.

5. Merumuskan beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk meningkatkan

ekonomisasi, efesiensi, dan efektifitas dan berbagai program/aktivitas SDM.

2.3.3 Manfaat Audit SDM

Menurut William B Wertther, Jr. Dan Keith Davis menyebutkan beberapa

manfaat dari audit sumber daya manusia antara lain:

1. Mengidentifikasi kontribusi dari departemen SDM terhadap organisasi.

2. Meningkatkan citra profesional departemen SDM.

3. Mendorong tanggungjawab dan profesionalisme yang lebih tinggi karyawan

departemen SDM.

4. Memperjelas tugas-tugas dan tanggungjawab departemen SDM.

5. Mendorong terjadinya keragaman kebijakan dan praktek-praktek SDM.

6. Menemukan masalah-masalah kritis dalam bidang SDM.

7. Memastikan ketaatan terhadap hukum dan peraturan, dalam praktik SDM.

8. Menurunkan biaya SDM melalui prosedur SDM yang lebih efektif.

9. Meningkatkan keingingan untuk berubah dalam departemen SDM.

10. Memberikan evaluasi yang cermat terhadap sistem informasi SDM.

2.3.4 Pendekatan Audit Sumber Daya Manusia

Ada tiga pendekatan utama dalam audit sumber daya manusia, yang

umumnya digunakan yaitu:

1. Menentukan ketaatan pada hukum dan peraturan yang berlaku.

Page 34: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Audit menekankan penilaian bagaimana perusahaan menetapkan berbagai

aturan dan kebijakan secara internal berlaku diperusahaan, apakah telah sesuai

dengan aturan dan hukum yang ditetapkan pemerintah sebagai pemegang

otorisasi dan apakah setiap komponen dalam orgaisasi dalam menjalankan

aktivitasnya sesuai dengan aturan dan kebijakan tersebut. Manajemen puncak

harus menyadari bahwa manajer disetiap tingkat berkewajiban mentaati

peraturan dan ketentuan hukum yang berlaku.

2. Mengukur kesesuaian program dengan tujuan organisasi

Semakin pentingnya arti produktivitas karyawan bagi perusahaan, menjadikan

manajemen puncak memberikan perhatian yang lebih baik kepada departemen

SDM. Produktivitas berasal dari kelompok karyawan yang tertantang

diberdayakan, mempunyai semangat dan dihargai. Manajer sumber daya

manusia sebagai pengendali fungsi ini, dituntut untuk mampu mengarahkan

program-programnya pada berbagai aktivitas yang dapat meningkatkan

produktivitas karyawan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

3. Mengukut kinerja program

Mengukur kinerja program berarti menghubungkan aktivitas aktual program

SDM yang diaudit dengan ukuran-ukuran keberhasilan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Disamping ukuran-ukuran keberhasilan, penilaian kinerja

program juga dihubungkan dengan strategi dan rencana yang telah ditetapkan.

Untuk mencapai tujuannya fungsi SDM menetapkan bagaiman program

sebagai implementasi rencana yang telah ditetapkan. Audit SDM dilakukan

evaluasi secara komprehensif terhadap kinerja program yang dilaksanakan pada

Page 35: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

perusahaan. Penilaian ditekankan pada ekonomisasi, efisiensi, dan efektifitas

program dalam mencapai tujuannya.

2.4 Pengertian Kinerja

Menurut oxford dictionary, kinerja merupakan suatu tindakan, proses atau

cara bertindak atau melakukan fungsi. Beberapa para ahli mendefinisikan kinerja

berkaitan dengan melakukan pekerjaan dan juga tentang hasil yang dicapai, harus

didefinisika sebagai outcome dari pekerja karena memberikan hubungan yang

kuat dengan tujuan strategis perusahaan, kepuasan pelanggan, dan kontribisi

ekonomi.

Pengertian Kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang 

karyawan diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Anwar

Prabu Mangkunegara (2000:67) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya

Manusia Perusahaan, mengemukakan pengertian kinerja sebagai berikut :

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikanya.

Sedangkan Veithzal Rivai (2006:309) mengatakan bahwa kinerja

merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja

yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas mengungkapkan bahwa dengan hasil

kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan dapat

dievaluasi tingkat kinerja pegawainya, maka  kinerja karyawan harus dapat

Page 36: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

ditentukan dengan pencapaian target selama periode waktu yang dicapai

organisasi.

2.5 Hubungan Audit SDM dengan Kinerja Karyawan

Audit SDM sangat berhubungan berat dengan kinerja artinya informasi

yang diperoleh melalui audit SDM tersebut nantinya dapat digunakan untuk

memacu dan meningkatkan prestasi kerja karyawan. Menurut Reni Rosani

(2005:4) menyatakan bahwa ada beberapa indikator yang dapat dijadikan acuan

atau sebagai tolak ukur kinerja seseorang kinerja karyawan serta hubungannya

dengan audit SDM, yaitu sebagai berikut:

1. Tingkat Turnover

Turnover dapat terjadi karena banyak faktor, hal ini disebabkan terjadinya

kekosongan pegawai karena pegawai pensiun, cuti, berhenti atau putus

hubungan kerja (PHK) dan juga meninggal. Dalam hal ini audit SDM bertujuan

agar jangan sampai terjadi turnover kerja dan perlu adanya pengisian

kekosongan jabatan dengan segera.

2. Tingkat Kehadiran Kerja

Tingkat kehadiran kerja sangat penting dalan menentukan kinerja seseorang

karyawan selalu datang terlambat dan sering absen itu berarti tingkat

kedisiplinannya masih rendah, hal ini dapat mengganggu aktivitas kerja dan

akhirnya menyebabkan turunnya kinerja. Dengan adanya audit SDM nantinya

diharapkan setiap karyawan dapat memperbaiki dan meningkatkan kedisiplinan

mereka terhadap peraturan yang telah ditentukan, sehingga dapat mengurangi

tingkat absensi dan keterlambatan kerja.

Page 37: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

3. Tingkat Lembur

Lembur dapat diartikan sebagai waktu tambahan diluar jam kerja. Hal ini

disebabkan karena pekerjaan yang banyak atau menumpuk tetapi tidak dapat

diselesaikan dalam batas waktu jam kerja, sehingga harus ada jam kerja

tambahan/lembur. Di satu sisi, lembur dapat menguntungkan bagi karyawan

yang melakukannya karena mereka akan mendapatkan uang bonus tambahan.

Tapi disisi lain, lembur bukanlah suatu hal yang baik karena hal tersebut

menunjukan kinerja seorang karyawan belum optimal. Dengan adanya audit

SDM diharapkan tingkat jam kerja lembur dapat turun sehingga pekerjaan

dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

2.6 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian sebelumnya Menurut Vita Meilissa (2007) pengaruh audit

sumber daya manusia terdapat pada fungsi perencanaan dalam efektivitas dan

efesiensi kinerja karyawan di mana di dalam perusahaan sangat erat hubungannya,

karena fungsi perencanaan didalam perusahaan melakukan kegiatan identifikasi

kebutuhan tenega kerja yang tujuannya adalah untuk mendapatkan tenaga kerja

yang memiliki potensi dan kompetensi dalam bidangnya sesuia dengan kegiatan

bisnis dan teknologi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Kegiatan identifikasi

kebutuhan tenaga kerja meliputi analisis rencana bisnis, analisis organisasi, dan

analisis kebutuhan karyawan.

Penulis dapat menyimpulkan adanya pengaruh yang sangat kuat antara

fungsi perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan dengan keefektifan dan

keefesienan kinerja karyawan. Dengan melakukan kegiatan perencanaan,

Page 38: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

perusahaan bisa mendapatkan tenaga kerja yang memiliki potensi dan kopetensi

dalam bidangnya dan mampu melaksanakan tanggungjawab yang diberikan

perusahaan.

Menurut Anggraini (2002) audit sumber daya manusia terhadap fungsi

penilaian kinerja karyawan teleh dilaksanakan dengan cukup baik terutama dalam

penilaian kompetensi karyawan. Metode yang digunakan untuk penilaian

kompetensi dilaksanakan sesuia dengan yang telah ditetapkan yakni tertutup dan

merahasiakan identitas penilai.

2.7 Kerangka Pemikiran dan Paradigma Penelitian

Menurut Bayangkara (2008:60) Audit sumber daya manusia adalah

penilaian dan analisis yang komprehensif terhadap program-program sumber daya

manusia. Walaupun secara khusus audit ini dilakukan pada departemen sumber

daya manusia, tetapi tidak terbatas hanya pada aktivitas yang terjadi pada

departemen ini.

Audit sumber daya manusia adalah pemeriksaan kualitas kegiatan sumber

daya manusia secara menyeluruh dalam suatu departemen, divisi atau perusahaan,

dalam arti mengevaluasi kegiatan-kegiatan SDM dalam suatu perusahaan dengan

menitikberatkan pada peningkatan atau perbaikan (Rivai, 2004, p. 548).

Menurut Gomez_Mejia (2001:28) audit sumber daya manusia merupakan

tinjauan berkala yang dilakukan oleh departemen sumber daya manusia untuk

mengukur efektivitas pengguna sumber daya manusia yang terdapat didalam suatu

perusahaan.

Page 39: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Audit manajemen sumber daya manusia adalah seluruh upaya penelitian

yang dilakukan terhadap aktivitas manajemen sumber daya manusia untuk

mencari, menemukan, dan mengevaluasi fakta tentang sejauh mana manajemen

berhasil memberikan dukungan kepada berbagai satuan kerja pelaksaan tugas

pokok perusahaan.

Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan terhadap sumber daya manusia

yang berkualitas dibutuhkan manajemen sumder daya manusia. Berikut ini

beberapa fungsi manajemen sumber daya manusia yang menjadi sasaran audit,

antara lain sistem informasi sumber daya manusia, perencanaan tenaga kerja,

penyelenggaraan rekrutmen, penyelenggaraan fungsi seleksi, penyelenggaraan

fungsi orientasi dan penempatan, fungsi pelatihan dan pengembangan, fungsi

penilaian kinerja, fungsi perencanaan dan pengembangan karir, manajemen sistem

imbalan, perlindungan tenaga kerja, pemeliharaan hubungan dengan karyawan,

dan pemutusan hubungan kerja dan pemensiunan.

Audit manajemen sumber daya manusia dimaksudkan untuk mendukung

tercapainya sasaran-sasaran fungsional maupun tujuan organisasi secara

keseluruhan. Artinya audit SDM mempunyai misi membantu pimpinan fungsi-

fungsi organisasi maupun pucuk pimpinan perusahaan dengan memberikan

masukan informasi signifikan hasil penilaian auditor untuk membantu mengatasi

permasalahan yang tengah dihadapi perusahaan. Definisi Audit SDM memberi

penekanan pada efisiensi, efektivitas, ekonomisasi dalam mencapai tujuan

perusahaan.

Page 40: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Pada prinsipnya, pelaksanaan Audit SDM menjadi tanggung jawab fungsi

SDM. Pelaksanaan Audit SDM dapat dilakukan oleh fungsi SDM atau bersama

dengan fungsi lain yang terkait atau dengan menggunakan jasa tenaga independen

dari luar perusahaan.

Kegiatan Audit SDM dilaksanakan dengan tahap sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan dan persiapan

b. Tahap pelaksanaan

c. Tahap tindak lanjut hasil Rekomendasi/Laporan Hasil Audit.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas maka dapat digambarkan

kerangka pemikiran sebagai berikut:

Audit Sumber Daya Manusia(X)

Kinerja Karyawan(Y)

Page 41: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Gambar: 2.1 Paradigma Penelitian

BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah mengenai analisis audit sumber daya manusia

dan kinerja karyawan pada PT Pertamina RU III Plaju Palembang.

3.2 Metodologi Penelitian

3.2.1 Operasional Variabel

Agar penelitian ini memiliki arah yang jelas, maka perlu ditetapkan

operasional variabel sebagai berikut:

Page 42: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

a. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel

yang mempengaruhi variabel lainnya atau yang menjadi penyebab timbulnya

variabel dependen. Dalam hal ini yang menjadi variabel independennya

adalah audit sumber daya manusia pada perusahaan.

b. Variabel Dependen

Variabel ini sering disebut dengan variabel terikat. Variabel terikat adalah

variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel dependen adalah kinerja karyawan.

Tabel 3.1Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator

Audit Sumber Daya Manusia

Suatu penilaian (pemeriksaan) manajemen dalam rangka meningkatkan kinerja SDM untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

- Kualitas Kekuatan Kerja- Daftar Kemampuan- Turnover Kerja

(Reputasi Tenaga Kerja)- Perubahan Secara Intern

Kinerja karyawan Kinerja adalah berkaitan dengan melakukan pekerjaan dan juga tentang hasil yang dicapai, harus didefinisikan sebagai outcome dari pekerjaan karena memberikan hubungan yang kuat dengan tujuan strategis perusahaan,

- Tingkat Turnover- Tingkat Kehadiran Kerja- Tingkat Lembur

Page 43: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

kepuasan pelanggan, dan kontribusi ekonomi.

3.2.1 Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2006:129) ada dua jenis data yaitu data primer dan

data sekunder. Pengertian data primer dan sekunder yaitu :

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan berupa data mentah

yang perlu diolah lagi, dalam hal ini data yang diperoleh dari hasil observasi dan

wawancara berupa catatan dan dokumen yang diperoleh langsung dari objek

penelitian. Data ini diperoleh dengan cara:

a. Pengamatan (Observasi)

Melakukan pengamatan sendiri terhadap keadaan objek dan melakukan

pencatatan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan skripsi.

b. Wawancara (Interview)

Melakukan wawancara atau bertanya langsung kepada pihak-pihak yang

berwenang di dalam perusahaan, disini adalah manajer dan para staf fungsi

sumber daya manusia.

2. Data Sekunder

Yaitu Dalam metode ini, penulis melakukan pengumpulan data serta fakta

teoritis dari berbagai sumber baik berupa teks, artikel, maupun berbagai jenis

karangan ilmiah, catatan-catatan. Metode pengumpulan data sekunder yang di

dapat yaitu dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang mendukung

Page 44: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

penelitian, literature yang berupa majalah ilmiah, surat kabar, jurnal, artikel, serta

makalah.

3.2.2 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data digunakan adalah teknik kualitatif yang dimulai dari

pengolahan data, penguraian hasil penelitian secara deskriptif dan menarik

kesimpulan yang bersifat kualitatif berdasarkan perbandingan antara teori dan

fakta yang ada di perusahaan. Dalam menganalisis beberapa masalah, penulis

mengenakan cara berfikir deduktif, cara berfikir yang memulai dari pengetahuan

yang bersifat umum dan bertitik tolak dari pengetahuan umum untuk menilai

suatu kejadian khusus.

BAB IV

PEMBAHASAN DAN GAMBARAN UMUM

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Usaha pencarian minyak bumi pertama kali di Indonesia dilakukan dengan

mengadakan ekplorasi di kaki gunung Ciremai, Cirebon, pada tahun 1871. Namun

upaya tersebut tidak berhasil. Minyak bumi pertama kali keluar dari negeri ini

yaitu pada tanggal 15 Juni 1885 di Telaga Tunggal daerah Pangkalan Brandan

yang diusahakan oleh Aellko Janson Zijlker dengan pengeboran sedalam 121

Page 45: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

meter dan sumur tersebut dicatat sebagai sumur minyak pertama di Hindia

Belanda yang memiliki taraf produksi komersial.

Dengan penemuan sumur pertama tersebut kemudian disusul dengan

penemuan-penemuan sumber minyak di tempat-tempat lain seperti :

1. Telaga Sahid daerah Pantai Sumatera Utara tahun 1885

2. Kreuka sebelah selatan Surabaya tahun 1888

3. Desa Minyak Hitam daerah Muara Enim Sumatera Selatan tahun 1898

4. Riam Lawa dekat Sanga-sanga Kalimantan Timur tahun 1897

5. Desa Ledook Jawa Timur tahun 1901, dll.

Adanya penemuan-penemuan sumber minyak bumi di Indonesia

mengakibatkan tumbuhnya perusahaan-perusahaan minyak asing skala kecil

hingga skala besar pada abad ke-19, diantaranya adalah

1890 KNPC ( Klikiklijke Nederlandsch Petroleum Company )

1887 AS ( Andrian Stoop )

1894 STTC ( Shell Transport and Trading Company )

1894 TKSG ( The Kloninklijke Shell Group )

1894 BPM ( Bataatsch Petroleum Company )

1894 DPC ( Dortsch Petroleum Company )

1894 NKPM ( Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschppij )

1894 NPPM ( Nederlandsche Indische Petroleum Maatschppij )

1921 NIAM ( Nederlandsche Indische Aardoline Maatschappij )

1930 CALTEC ( California Texas Oil Company )

Page 46: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

1935 NNGPM ( Nederlandsche Neuw Guinea Petroleum Maatschappij )

Sebelum perang dunia II, Indonesia merupakan penghasil minyak di Timur

jauh dengan hasil rata-rata 62 juta Barel/tahun. Pada waktu itu perindustrian

minyak Indonesia dikuasai oleh perusahaan SHELL dan SVPM, dengan daerah

operasi SHELL mulai dari Sumatera Utara meluas sampai Irian Jaya, kecuali

daerah Sumatera Selatan yang dikuasai oleh SVPM.

Di Sumatera Selatan pencarian minyak dan gas bumi telah dimulai pada

akhir abad ke-19. Pada saat itu, BPM / Shell pada tahun 1989 menemukan minyak

bumi di Formasi Muara Enim (MEF) dan mulai diproduksi tahun 1909.

Pada tahun 1907 perusahaan minyak KNPC dan STTC bergabung menjadi

satu dengan nama TKSG yang kemudian dikenal dengan sebutan SHELL. Pada

tahun 1912 di daerah Talang Akar Pendopo ditemukan sumber minyak bumi

terbesar oleh perusahaan Nederlandsche Kolonial Maatschappij. Akhinya, pada

tahun 1920 didirikanlah kilang minyak di Plaju dan Sungai-Gerong.

Setelah Indonesia merdeka NKPM berganti nama menjadi SVPM dan

pada tahun 1959 berganti nama menjadi PT. Stanvac Indonesia. Kilang yang

didirikan oleh NKPM beserta kilang BPM Shell inilah yang didirikan di Plaju

oleh Belanda, yang kemudian menjadi cikal bakal kilang PT.Pertamina (Persero)

RU-III Plaju. Sebelum masuknya tentara Jepang ke Indonesia, pemerintah

Belanda bekerjasama dengan perusahaan asing merencanakan taktik membumi

hanguskan terhadap semua instalasi dan fasilitas perminyakan. Akan tetapi

pelaksanaan tersebut sangat terburu-buru. Akibatnya, kilang minyak BPM di Plaju

direbut oleh Jepang secara utuh. Sedangkan kilang minyak SVPM di Sungai

Page 47: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Gerong dapat dibumi hanguskan. Dengan mengerahkan para pekerja bangsa

Indonesia dibawah pimpinan tenaga-tenaga ahli Jepang, dalam waktu singkat

kilang tersebut dapat direhabilitasi dan diperbaiki kembali.

Setelah Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu, pejuang-pejuang

kemerdekaan mengambil kesempatan untuk mengambil alih semua tambang-

tambang dan kilang-kilang minyak yang berada di Sumatera Selatan dan Jambi

serta daerah-daerah lainnya di Indonesia, termasuk kilang bekas BPM di Plaju dan

PT. Stanvac di Sungai Gerong.

Semenjak dikuasai oleh Indonesia, didirikanlah perusahaan gabungan yang

diberi nama Perusahaan Minyak Republik Indonesia (PERMIRI). Di Sumatera

Selatan pemrakarsa pendiri PERMIRI adalah Dr. Mohammad Isa yang berpusat di

Kanten Palembang pada tahun 1945 yang kemudian disusul berdirinya PERMIRI

di Prabumulih, Pendopo, dan Jambi. PERMIRI Jambi tidak termasuk daerah

Sumatera Selatan tetapi termasuk PERMIRI Sumatera Barat dan Riau. Pada tahun

1951, ketua komisi perdagangan dan industri DPR mendapat tugas untuk :

1. Memberikan nasehat kepada pemerintahan RI mengenai

peraturan pajak dengan tiga perusahaan minyak besar yaitu SVPM,

SHELL, dan CALTEX.

2. Membuat rancangan undang-undang pertambangan yang baru.

3. Memberikan nasehat apakah konsensi SHELL di Sumatera

Utara dan Jawa Tengah dikembalikan atau tidak.

Page 48: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Mengingat usaha pembangunan dan pengolahan minyak membutuhkan

modal atau dana yang sangat besar, maka diadakan perjanjian kontrak kerja antara

pemerintah RI dengan perusahaan minyak SHELL dan SVPM.

Sebagai realisasi PP No. 44 Tahun 1960, maka tanggal 31 Desember 1965

semua aset SHELL, termasuk Prabumulih, Jambi, terminal Pulau Sambu dan

kilang Plaju dibeli oleh pemerintah RI yang selanjutnya dikelola oleh PN

PERTAMINA. Pada tanggal 17 Januari 1970, semua aset PTSI seperti kilang

Sungai Gerong dan Tanjung Uban dibeli oleh pemerintah RI dan dikelola oleh PN

PERTAMINA.

Agar tidak terjadi trialisme pimpinan dalam satu daerah operasi

PERTAMINA, maka pada tanggal 20 Agustus 1985, daerah operasi ini dilebur

menjadi satu dengan sebutan Pimpinan Umum Daerah Sumbagsel ( PUD

Sumbagsel ). Tetapi pada perkembangannya, sesuai dengan Keputusan Direksi

No. KPTS – 070/C000/94 tanggal 11 Mei 1994, lembaga/jabatan pimpinan unit

daerah ( PUD ) dibubarkan. Oleh karena itu dibentuklah organisasi unit didaerah

yang berada dibawah direktorat operasi masing-masing yaitu :

1. Operasi Eksloprasi dan Produksi Jambi.

2. Operasi Eksplorasi dan Produksi Prabumulih.

3. Refinery Unit III Plaju - Sungai Gerong.

4. Unit Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri III Palembang.

Sampai saat ini, Kilang PT. Pertamina (Persero) RU-III Plaju yang disebut

juga Kilang Musi terletak di area Plaju dan Sungai Gerong yang terpisahkan

Page 49: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Sungai Komering dan merupakan salah satu kilang yang memiliki konfigurasi

terpadu, yakni Kilang Minyak dan Kilang Petrokimia.

Keberadaan Kilang Musi dalam struktur mikro perusahaan, cukup strategis

untuk memupuk pendapatan perusahaan serta mampu memenuhi spesifikasi world

wide fuel charter dengan menghasilkan jenis produk yang luas, yaitu BBM, Non

BBM dan Petrokimia.

II.2. Organisasi

II.2.1. Visi, Misi dan Tata Nilai

PT Pertamina (Persero) memiliki visi, misi dan tata nilai sebagai berikut.

1. Visi

“Menjadi Kilang Minyak dan Petrokimia Nasional Terkemuka di Asia

Tenggara Tahun 2015”

2. Misi

Mengelola Kilang Minyak dan Petrokimia:

1. Menghasilkan produk BBM, NBM dan Petrokimia yang bermutu

Internasional untuk dipasarkan di dalam atau di luar negeri.

2. Berlandaskan pada etika dan prinsip-prinsip bisnis unggulan.

3. Untuk memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan stake holder.

3. Tata Nilai

1. FOCUS

Menghasilkan Nilai Tambah Secara Optimal & Kontinyu.

2. INTEGRITY

Mempunyai Komitmen dan Program Kerja untuk memajukan perusahaan.

Page 50: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

3. VISIONARY

Tumbuh dan Berkembang.

4. EXCELLENCE

Mempunyai daya saing tinggi.

5. MUTUAL RESPECT

Mitra kerja yang handal dan terpercaya, berorientasi pada kepentingan

pelanggan & berwawasan lingkungan.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Audit Sumber Daya Manusia PT Pertamina RU III Plaju Palembang

Pembahasan ini bertujuan untuk menilai tingkat kinerja karyawan pada PT

Pertamina RU III Plaju Palembang, bab ini akan menganalisa kenyataan yang ada,

yaitu membandingkan teori yang ada dengan aplikasi yang dijalankan oleh

perusahaan mengenai analisis audit sumber daya manusia dan kinerja karyawan.

Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam mengaudit sumber daya

manusia yaitu :

1. Kualitas kekuatan kerja

2. Penentuan kualitas

3. Daftar kemampuan (skill)

4. Reputasi tenaga kerja

5. Perubahan secara intern

4.2.1.1 Analisis Kualitas Kekuatan Tenaga Kerja

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada perusahaan, maka penulis

mencoba menganalisis mengenai salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam

Page 51: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

audit sumber daya manusia yaitu terhadap kualitas kegiatan kerja. Peningkatan

kualitas ini dapat dicapai melalui beberapa factor antara lain :

a. Program pelatihan dan pengembangan

Dalam upaya meningkatkan kualitas dan keahlian karyawan, perusahaan

telah memprogramkan kegiatan pelatihan dan pengembangan karyawan secara

berkesinambungan. Program ini diagendakan oleh perusahaan setiap tahun sekali

sesuai dengan kebutuhan dan disiplin dalam profesi masing-masing. Pelatihan

yang diadakan yakni berupa pelatihan sistem informasi manajemen, pelatihan

teknik dan umum serta pelatihan alat angkutan.

Bagi perusahaan kualitas kerja karyawan sangat penting dalam rangka

untuk pencapaian tujuan perusahaan secara cepat, sebagaimana diketahui bahwa

program pelatihan dan pengembangan ini bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan kerja karyawan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan serta

sikap karyawan terhadap pekerjanya. Dengan adanya kegiatan pelatihan dan

pengembangan, para karyawan diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan

kinerjanya dalam melaksanakan fungsi dan tugas pokok serta tanggung jawabnya

baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang.

Pelatihan dan pengembangan yang dapat meningkatkan kinerja atau

prestasi kerja karyawan adalah pelatihan dan pengembangan yang telah memenuhi

ketentuan-ketentuan, diantaranya yakni syarat-syarat pelatihan dan pengembangan

yang dinyatakan secara tegas dan jelas serta dilakukannya evaluasi karyawan

secara rutin terhadap tugas yang mereka lakukan.

Page 52: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Mengingat pentingnya kontribusi setiap karyawan dalam upaya mencapai

tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan, maka kegiatan pelatihan dan

pengembangan tersebut diharapkan dapat berjalan secara efektif dan memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap karyawan yang mengikutinya. Biaya pelatihan

dan pengembangan yang dikeluarkan oleh perusahaan tidaklah sedikit sehingga

bila pelatihan yang diadakan tidaklah sesuai dengan kebutuhan dan tidak tepat

sesuai sasaran yang ingin dicapai perusahaan, maka selain tidak meningkatkan

kemampuan karyawan juga hanya akan menghabiskan biaya saja. Berikut ini data

mengenai biaya pelatihan karyawan PT Pertamina RU III Plaju Palembang tahun

2007 sampai 2008.

Tabel 4.1

Biaya Pelatihan (Training) Karyawan

PT Pertamina RU III Plaju Palembang

Tahun RKAP Tahun Berjalan

Realisasi Tahun Berjalan

Selisih

2005 660.479.850 725.671.410 65.191.5602006 727.922.790 801.257.759 73.334.9692007 821.729.639 912.347.581 90.617.9422008 987.187.732 1.134.739.520 147.551.788

Tabel 4.1 di atas menjelaskan data mengenai biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan selama dua tahun berjalan, yakni tahun 2005, 2006, 2007 dan 2008.

Page 53: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Pada tahun 2005 Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) biaya training

sebesar Rp 660.479.850 tetapi realisasi biaya yang terjadi lebih besar dari yang

direncanakan yakni sebesar Rp 725.671.410 disini terlihat adanya selisih biaya

yang terjadi yakni sebesar Rp 65.191.560, pada tahun 2006 biaya yang

direncanakan sebesar Rp 727.922.790 sedangkan biaya yang dikeluarkan ternyata

sebesar Rp 801.257.759 selisih terjadi lebih besar yakni Rp 73.334.969, pada

tahun 2007 biaya yang direncanakan sebesar Rp 821.729.639 sedangkan biaya

yang dikeluarkan ternyata sebesar Rp 912.347.581 selisih terjadi lebih besar yakni

Rp 90.617.942, kemudian pada tahun 2008 biaya yang direncanakan sebesar Rp

987.187.732 sedangkan biaya yang dikeluarkan ternyata sebesar Rp

1.134.739.520 selisih terjadi lebih besar yakni Rp 147.551.788.

Berdasarkan tabel diatas dan penelitian yang dilakukan penulis maka dapat

disimpulkan bahwa pelatihan yang diadakan tidak sesuai dengan kebutuhan,

artinya analisis kebutuhan akan pelatihan tersebut belumlah tepat karena kegiatan

pelatihan kegiatan belum nyata benar-benar diperlukan. Selain itu juga, teknik dan

metode pelatihan termasuk pemberian materi pelatihan dan evaluasi pelatihan

belum mengenai sasaran yang ingin dicapai perusahaan sehingga program

pelatihan dan pengembangan tersebut belum memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap peningkatan kualitas dan kemampuan karyawan. Meskipun

telah banyak biaya yang dikeluarkan untuk pelatihan tersebut, namun kinerja

karyawan masih terlihat sama saja seperti sebelum-sebelumnya. Hal ini dapat

dilihat terutama pada karyawan bagian staf akuntansi dan staf operasional.

Page 54: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Dalam hal ini penting untuk diperhatikan bahwa penyelenggaraan pelatihan

dan pengembangan harus sama-sama memenuhi dua kepentingan, kepentingan

pertama adalah kepentingan organisasi yang tercermin pada peningkatan

kemampuan organisasi mencapai tujuannya. Apabila tidak, berarti ada yang

kurang tepat dirumuskan sehingga terjadi pemborosan karena banyaknya

kesalahan yang diperbuat dalam melakukan tugas. Kepentingan kedua adalah

kepentingan para pegawai sebagai peserta pelatihan dan pengembangan, karena

apabila tidak terpenuhi akan berakibat pada kurangnya motivasi untuk mengikuti

pelatihan dan pengembangan serta tugas yang dipercayakan kepadanya.

b. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor penentu yang harus

diperhatikan oleh pimpinan perusahaan karena dengan pendidikan ini, pimpinan

dapat mengetahui pola dan cara berfikir setiap karyawan.

Karyawan yang berpendidikan tinggi dalam bekerja tidak hanya

mengharapkan gaji tapi dia juga mengharapkan fasilitas yang dapat menunjang

karier mereka serta meningkatkan prestasi kerja yang selama ini sudah mereka

peroleh. Tetapi lain dengan karyawan yang berpendidikan rendah, mereka sudah

senang apabila diberi gaji sesuai dengan pekerjaan mereka dan memenuhi

kebutuha sehari-hari.

Tabel 4.2

Biaya Pendidikan Karyawan

PT Pertamina RU III Plaju Palembang

Tahun RKAP Tahun Berjalan

Realisasi Tahun Berjalan

Selisih

Page 55: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

2005 860.479.850 917.271.287 53.791.4372006 927.922.790 990.414.552 62.491.7622007 1.121.729.639 1.203.143.322 81.413.6832008 1.487.187.732 1.583.517.325 96.329.593

Tabel 4.1 di atas menjelaskan data mengenai biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan selama dua tahun berjalan, yakni tahun 2005, 2006, 2007 dan 2008.

Pada tahun 2005 Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) biaya training

sebesar Rp 860.479.850 tetapi realisasi biaya yang terjadi lebih besar dari yang

direncanakan yakni sebesar Rp 917.271.287 disini terlihat adanya selisih biaya

yang terjadi yakni sebesar Rp 53.791.437, pada tahun 2006 biaya yang

direncanakan sebesar Rp 927.922.790 sedangkan biaya yang dikeluarkan ternyata

sebesar Rp 990.414.552 selisih terjadi lebih besar yakni Rp 62.491.762, pada

tahun 2007 biaya yang direncanakan sebesar Rp 1.121.729.639 sedangkan biaya

yang dikeluarkan ternyata sebesar Rp 1.203.143.322 selisih terjadi lebih besar

yakni Rp 81.413.683, kemudian pada tahun 2008 biaya yang direncanakan

sebesar Rp 1.487.187.732 sedangkan biaya yang dikeluarkan ternyata sebesar Rp

1.583.517.325 selisih terjadi lebih besar yakni Rp 96.329.593.

Berdasarkan tabel diatas dan penelitian yang dilakukan penulis maka dapat

disimpulkan bahwa pendidikan yang diadakan tidak sesuai dengan kebutuhan,

artinya analisis kebutuhan pendidikan tersebut belumlah tepat karena kegiatan

pendidikan belum nyata benar-benar diperlukan. Selain itu juga, teknik dan

metode pendidikan termasuk pemberian materi pendidikan dan evaluasi

pendidikan belum mengenai sasaran yang ingin dicapai perusahaan sehingga

pendidikan tersebut belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

Page 56: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

peningkatan kualitas dan kemampuan karyawan. Meskipun telah banyak biaya

yang dikeluarkan untuk pendidikan tersebut, namun kinerja karyawan masih

terlihat sama saja seperti sebelum-sebelumnya. Hal ini dapat dilihat terutama pada

karyawan bagian staf akuntansi dan staf operasional.

4.2.1.2 Analisis Penentuan Kualitas

Penentuan kualitas kekuatan kerja dapat melalui analisis jabatan. Analisis

jabatan ini digunakan untuk menentukan tugas-tugas, tanggung jawab, kondisi

kerja, dan interelasi antar jabatan pada PT. Pertamina RU III Plaju Palembang,

analisis jabatan merupakan landasan untuk mencocokkan pekerjaan dengan

karyawan, untuk mengetahui beban kerja yang dilakukan, untuk mengetahui

kemungkinan berbagai hambatan yang ditemui para karyawan, dan menjadi

landasan dalam pelaksanaan keseluruhan kegiatan manajemen SDM dalam upaya

memenuhi fungsinya. Oleh karena itu, penempatan karyawan PT. Pertamina RU

III Plaju Palembang harus didasarkan kepada analisis pekerjaan dan analisis

jabatan yang disesuaikan dengan kompetensi dari karyawan.

Salah satu alasan pelaksanaan analisis jabatan adalah untuk menempatkan

karyawan dalam jabatan dimana mereka dapat menggunakan keahlian meraka

secara efektif. Melalui analisis jabatan dicari informasi tentang apakah keahlian

yang mereka miliki sesuai atau tidak dengan pekerjaan yang mereka lakukan.

Informasi ini menjadi landasan bagi manajemen SDM untuk menempatan

karyawan agar mereka dapat menggunakan keahlian dan kemampuannya secara

benar dan efektif.

Page 57: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Pengalaman banyak orang menunjukkan bahwa sering didapat

kesenjangan antara kemampuan efektif para pegawai dengan potensi yang

dimilikinya. Begitu pula yang terjadi pada perusahaan ini, adanya kesenjangan

antara Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) dengan Kemampuan Kerja Pribadi

(KKP) yaitu kemampuan kerja yang dimiliki seorang karyawan belum sesuai

dengan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya, hal ini disebabkan masih

rendahnya pengetahuan, ketermpilan dan sikap dari sebagian karyawan.

Disinilah letak pentingnya pendidikan dan pelatihan yang terpadu dan

berkelanjutan. Kemudian perlu juga menyusun rencana pengembangan potensi

para pekerja, yang jelas ialah bahwa pengembangan itu harus mempunyai dua

sasaran sekaligus, yaitu di satu pihak agar para pekerja semakin mampu

memberikan kontribusinya yang semakin besar demi kepentingan organisasi dan

dilain pihak agar mutu kekaryawanan seseorang semakin meningkat yang pada

gilirannya memungkinkan pekerja yang bersangkutan memenuhi berbagai jenis

kebutuhannya, baik yang bersifat fisik materi maupun yang bersifat sosial dan

intelektual. Selain itu jaga, perusahaan harus melakukan analisis pekerjaan agar

dapat menemukan unsur-unsur pekerjaan yang mendorong atau menghambat

mutu kekaryawanan para karyawan.

Informasi analisis pekerjaan sangat penting pula arti dan perannya dalam

penempatan para pegawai agar benar-benar sesuai dengan pengetahuan,

keterampilan dan pengalaman yang dimilikinya, serta digunakan dalam

merumuskan dan menentukan sistem serta tingkat imbalan yang adil dan tepat.

Page 58: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

4.2.1.3 Analisis Daftar Kemampuan (Skill)

Pengauditan SDM perlu juga memperhatikan daftar kemampuan (skill)

pegawai. Kemampuan (skill) merupakan potensi yang dimiliki setiap individu

yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai

dengan standar yang ditetapkan. Setiap karyawan PT. Pertamina RU III Plaju

Palembang berhak untuk memperoleh dan meningkatkan serta mengembangkan

kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya melalui

pelatihan kerja. Dari daftar kemampuan (skill) dapat diketahui tingkat

keterampilan dan keahlian tertentu seorang karyawan untuk disesuaikan dengan

jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan yang akan diembannya.

Berdasarkan penjelasan pada aspek sebelumnya yakni mengenai

penentuan kualitas melalui analisis jabatan, jelas bahwa kedua aspek ini salaing

berkaitan. Pada PT. Pertamina RU III Plaju Palembang, secara umum setiap

karyawan sesuai dengan tingkat jabatannya memerlukan jenis keterampilan atau

kemampuan sebagai berikut dari tingkat jabatan terendah sampai dengan tingkat

jabatan tertinggi:

A. Keterampilan Teknis (Operasional)

Keterampilan ini diperlukan untuk melaksanakan tugas khusus yang

bersifat teknik operasional. Karyawan dapat mengembangkan keterampilan teknis

melalui kombinasi antara pendidikan dan pengalaman. Keterampilan teknis ini

diperlukan untuk tingkat karyawan staf sampai dengan Kepala Seksi di Kantor

Cabang dan Kepala Sub Bagian di Kantor Wilayah.

Page 59: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

B. Keterampilan Hubungan Antar Manusia (Manajerial)

Keterampilan yang diperlukan untuk memahami dan bekerja sama dengan

orang lain. Seorang manajer dengan keterampilan hubungan antar manusia yang

kurang baik akan banyak mengalami masalah dengan bawahannya dan semangat

kerja serta produktivitas rendah. Keterampilan ini diperlukan untuk tingkat

jabatan Kepala Seksi di Kantor Cabang sampai dengan Kepala Bagian di Kantor

Wilayah dan Kantor Pusat.

C. Keterampilan Konseptual

Keterampilan seseorang untuk berpikir pada konsep yang abstrak untuk

mendiagnosa dan menganalisis situasi yang berbeda pada masa mendatang.

Keterampilan konseptual akan membantu karyawan untuk mengetahui peluang

dan ancaman pasar yang baru, membantu untuk menganalisis kemungkinan hasil

dari keputusan. Keterampilan Konseptual ini diperlukan untuk tingkat jabatan

Kepala Cabang, Kepala Wilayah dan Kepala Bagian di Kantor Pusat.

D. Keterampilan Pengambilan Keputusan

Keterampilan untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah serta

melakukan tindakan yang terbaik dalam memuat keputusan pengidentifikasian

permasalahan, mengumpulkan fakta-fakta, mengevaluasi alternatif serta

menyeleksi dan mengimplementasikan alternatif yang baik. Keterampilan

Pengambilan Keputusan ini diperlukan untuk tingkat Kepala Cabang, Kepala

Wilayah, dan Kepala Divisi di Kantor Pusat.

Apabila seorang karyawan melakukan pekerjaan sesuai dengan

kemampuan dan keterampilannya, maka ia akan cenderung bergairah bekerja,

Page 60: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

berperilaku positif dn berusaha memberikan kontribusinya yang paling maksimal

kearah pencapaian tujuan organisasi. Sebaliknya, apabila karyawan tersebut

ditempatkan pada pekerjaan yang tidak sesuai atau tidak cocok, maka berbagai hal

negatif bisa timbul, seperti tingkat kemangkiran yang tinggi, produktivitas yang

rendah, ketidakpuasan dan bahkan sangat mungkin yang bersangkutan akan

berpikir untuk pindah pekerjaan.

4.2.1.4 Analisis Turnover Kerja (Reputasi Tenaga Kerja)

Prosedur pengauditan SDM harus melibatkan persediaan (karyawan)

untuk menaksir turnover-kerja. Penaksiran turnover dapat memperhatikan angka

rata-rata turnover pada tahun sebelumnya. Pada PT. Pertamina RU III Plaju

Palembang, turnover pernah terjadi karena karyawan yang bersangkutan harus

dimutasikan ke daerah lain. Hal ini terjadi dikarenakan permintaan dari karyawan

bersangkutan dan sudah lama bekerja diperusahaan ingin mencari suasana kerja

yang berbeda. Mutasi dapat juga dikarenakan kebijakan dari perusahaan atas

kenaikan posisi jabatan. Pada tahun 2007 jumlah karyawan PT. Pertamina RU III

Plaju Palembang berjumlah 39 orang. Kemudian pada tahun 2008, karena salah

satu karyawan dimutasikan ke Lampung, maka jumlah karyawan PT. Pertamina

RU III Plaju, Palembang sampai saat ini berjumlah 39 orang.

Pada suatu saat jabatan yang dipegang seorang karyawan pasti akan

ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, misalnya karena pensiun,

berhenti, izin, absen, meninggal dunia, ataupun karena karyawan yang

bersangkutan harus dimutasikan dan sebagainya. Jabatan yang kosong ini harus

segera diisi atau diganti oleh karyawan yang berhak menduduki jabatan tersebut.

Page 61: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Disinilah tujuan dari pengauditan SDM, yakni agar jangan sampai terjadi turnover

kerja tinggi dan perlu adanya pengisian kekosongan jabatan dengan segera.

4.2.1.5 Analisis Perubahan Secara Intern

Pengauditan SDM dapat juga mempertimbangkan perubahan secara intern,

seperti promosi jabatan, penurunan jabatan (demosi), dan transfer jabatan. Ketiga

hal ini dapat dikaitkan dengan proses penilaian kinerja yang dilakukan oleh

perusahaan. Dari penilaian kinerja dapat diketahui prestasi kerja seorang

karyawan dimana terdapat kelebihan-kelebihan maupun kekurangan-kekurangan

yang dimilikinya. Bagi PT. Pertamina RU III Plaju, Palembang, karyawan yang

memiliki prestasi kerja yang tinggi memungkinkan dirinya untuk diberikan

promosi jabatan yang lebih baik, sebaliknya karyawan yang prestasinya rendah,

prestasi kerjanya dapat diperbaiki dengan memindahkan ke jabatan yang lebih

rendah atau sesuai dengan kecakapannya ataupun melalui program pendidikan dan

pelatihan dalam rangka pengembangan karyawan. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat uraian berikut ini.

A. Promosi Jabatan

Setiap pegawai mendambakan promosi karena dipandang sebagai

pengahargaan atas keberhasilan seseorang menunjukkan kerja yang tinggi dalam

menunaikan kewajibannya dalam pekerjaan dan jabatan yang dipangkunya

sekarang, sekaligus sebagai pengakuan atas kemampuan dan potensi yang

bersangkutan untuk menduduki posisi yang lebih tinggi dalam organisasi. Begitu

pula yang terjadi pada PT. Pertamina RU III Plaju Palembang, dimana karyawan

Page 62: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

yang memiliki prestasi kerja yang tinggi akan diberikan penghargaan yakni

mendapatkan promosi atau pemindahan ke tingkat atau posisi yang maksimal.

Promosi jabatan hendaknya selalu dilakukan perusahaan secara periodik.

Tujuan yang diharapkan adalah adanya suasana baru dan semangat kerja yang

lebih baik bagi karyawan. Promosi ini juga harus dilakukan dengan mencari siapa

yang terbaik dalam melakukan hasil penjualan sesuai dengan target yang telah

ditentukan oleh PT. Pertamina RU III Plaju Palembang sebagai pihak perusahaan.

Hal ini mempunyai arti yang penting bagi perusahaan sebab dengan promosi

berarti kestabilan perusahaan dan moral karyawan akan lebih terjamin.

Promosi yang akan meningkatkan prestasi kerja adalah promosi yang

memenuhi ketentuan-ketentuan, diantaranya adalah syarat-syarat promosi yang

dinyatakan dengan tegas dan jelas serta dilakukan evaluasi karyawan secara rutin

terhadap tugas yang sedang mereka laksanakan. Sedangkan tujuan promosi

dilakukan PT. Pertamina RU III Plaju Palembang adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengisi lowongan jabatan yang ada atau yang kosong karena pada

bagian tersebut ada yang berhenti, cuti, meninggal dunia dan lainnya. Agar

jabatan tersebut tidak kosong maka dipromosikan kepada karyawan.

2. Untuk menambah atau memperluas pengetahuan serta pengalaman kerja

karyawan dan ini merupakan daya dorong bagi karyawan lainnya.

3. Untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan dalam rangka menunjang

lancarnya operasional perusahaan.

Dengan demikian karyawan akan merasa puas dan dihargai serta berusaha

untuk memelihara dan meningkatkan prestasi kerjanya, tujuan akhir dilaksanakan

Page 63: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

promosi adalah untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan dengan adanya

karyawan yang berprestasi diharapkan tujuan perusahaan akan dapat tercapai

dengan baik.

Tujuan dari perusahaan mengadakan suatu promosi adalah memberikan

kesempatan untuk maju kepada karyawannya dan memberikan semangat dan

dorongan kepada karyawan agar mereka dapat bekerja dengan giat lagi dalam

melaksanakan pekerjaannya. Tetapi dari fonemena yang ada, promosi yang

diberikan belumlah menunjang motivasi karyawan dalam rangka meningkatkan

kinerja mereka.

B. penurunan Jabatan (Domisi)

Pada umumnya domisi dikaitkan dengan pengenaan suatu sanksi disiplin

karena berbagai alas an, seperti :

1. Penilaian negative oleh atasan karena prestasi kerja yang tidak atau kurang

memuaskan.

2. Prilaku karyawan yang disfungsional seperti tingkat kemangkiran yang

tinggi.

Situasi lain yang ada kalanya berakibat pada domisi karyawan apabila

kegiatan organisasi menurun, baik sebagai akibat factor-faktor internal maupun

eksternal. Tetapi sedemikian gawatnya sehingga terpaksa terjadi pemutusan

hubungan kerja. Dalam hal demikian PT. Pertamina RU III Plaju Palembang

memberikan pilihan kepada para karyawannya yaitu antara domisi dengan segala

akibatnya dari pemutusan hubungan kerja dengan perolehan hak-hak tertentu

Page 64: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

seperti pesangon yang jumlahnya didasarkan atas suatu rumus tertentu yang

disepakati bersama.

Alasan lain terjadi domisi adalah karena pegawai yang bersangkutan

menilai bahwa terus bertahan pada posisi sekarang dapat berakibat pada semakin

terbukanya promosi baginya dikemudian hari.

C. Trensfer Jabatan (Alih Tugas)

Dalam rangka penempatan, alih tugas dapat mengambil salah satu dari dua

bentuk, bentuk pertama adalah penempatan seseorang pada tugas baru dengan

tanggung jawab, hierarki jabatan dan penghasilan yang relative sama dengan

statusnya yang lama. Dalam hal demikian seseorang ditempatkan pada satuan

kerja baru yang lain dari satuan kerja dimana seseorang selama ini berkarya.

Bentuk kedua adalah alih tempat, jika cara ini yang ditempuh berarti seorang

pekerja melakukan pekerjaan yang sama atau sejenis, penghasilan tidak berubah

tanggung jawabnya pun relative sama, hanya saja secara fisik lokasi tempatnya

bekerja lain dari yang sekarang.

Pada PT Pertamina RU III Plaju Palembang alih tugas ini dapat dikatakan

sebagai mutasi dan memiliki dua arti yang berbeda pula yakni mutasi tugas atau

mutasi tempat. Mutasi tugas artinya karyawan dipindahkan kepada tugas dan

pekerjaan yang baru, sedangkan mutasi tempat artinya hanya berbeda pada lokasi

atau tempat kerjanya dari yang sekarang. Hal ini pernah terjadi pada tahun 2008

dimana seorang karyawan harus pindah tempat kerja atau dimutasikan kelampung.

Melalui alih tugas para pegawai dapat memperoleh hanya manfaat yakni

berupa pengalaman baru dan keterampilan baru, memperoleh perspektif

Page 65: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

kehidupan organisasi serta motivasi dan kepuasan kerja yang lebih tinggi karena

tantangan dan situasi baru yang dihadapi. Dengan demikian alih tugas merupakan

kesempatan yang sangat berharga untuk berkembang dalam rangka aktualisasi

diri.

4.2.2 Kinerja Karyawan Pada PT. Pertamina RU III Plaju Palembang

Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui prestasi kerja seseorang

karyawan dimana terdapat kelebihan atau kekurangan yang dimilkinya. Bagi

mereka yang memilki presrasi kerja yang tinggi memungkinkan dirinya untuk

diberikan promosi. Sebaliknya, karyawan yang memilki prestasi yang rendah,

prestasi kerjanya dapat diperbaiki dengan memindahkan jabatan sesuai dengan

kemampuan atau melalui pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan

kemampuan karyawan untuk menunjang tercapainya kinerja secara optimal.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, terutama dari

fenomena yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa

kinerja karyawan pada PT.Pertamina RU III Palju Palembang belum lah tercapai

secara optimal atau sesuai dengan harapan manajemen. Penilaian yang dialakukan

setiap akhir tahun dinilai kurang efektif karena belum memperlihatkan

peningkatan kinerja karyawan serta efektifitas dan efesiensi aktivitas operasional

perusahaan. Kemudian program pelatihan dan pengambangan yang diadakan juga

belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan yang

akhirnya berpengaruh pada pencapaian tujuan pada pencapai tujuan perusahaan.

Ada beberapa indicator yang dapat dijadikan acuan atau sebagai tolak ukur

kinerja karyawan, yaitu :

Page 66: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

1. Tingkat Turnover

Turnover terjadi karena adanya kekosongan pegawai yang disebabkan

karena pegawai cuti, berhenti, pension atau meninggal. Selain itu juga turnover

dapat terjadi karena adanya perpindahan karyawan (mutasi). Pada PT.Pertamina

RU III Palju Palembang, turnover pernah terjadi karena permintaan dari karyawan

yang bersangkutan dan sudah lama bekerja di Perusahaan ingin mencapai suasana

bekerja yang berbeda.

2. Tingkat Kehadiran Kerja

Tingkat kehadiran juga merupakan salah satu factor dalam menentukan

kinerja seorang karyawan. Perusahaan tentunya mengharapkan karyawannya

selalu hadir dalam melaksanakan aktivitas perusahaan, namun tidak menutup

kemungkinan apabila ada karyawan yang tidak masuk kerja (absen) karena

keterangan izin, sakit, ataupun alpa.

Kenyataan yang ada pada PT. Pertamina RU III Plaju Palembang

menunjukkan bahwa masih sering sekali karyawan yang tidak hadir atau absen,

terutama tanpa keterangan (alpa) dan izin tidak masuk kerja. Hal ini terjadi karena

masih rendahnya tingkat kedisiplinan karyawan terhadap peraturan yang

ditentukan oleh perusahaan.

3. Tingkat Lembur

Pada PT. Pertamina RU III Plaju Palembang kinerja karyawan dikatakan

belum tercapai secara optimal, hal ini dapat dilihat dari karyawan yang ada yakni

seringnya pekerjaan yang tidak selesai tepat pada waktunya sehingga harus ada

jam kerja lembur dan ini akan berakibat memburuknya kinerja mutu, biaya dan

Page 67: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

juga waktu penyelesaian pekerjaan. Dampak tersebut timbul dikarnakan tingkat

absensi karyawan yang cukup tinggi dan waktu pulang karyawan yang relative

lebih cepat.

Dari semua uraian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja

karyawan secara optimal, untuk itu disinilah letak pentingnya analisis audit SDM

dan kinerja karyawan tersebut. Dengan adanya audit SDM, maka semua

permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan khususnya persoalan dalam

perspektif SDM dapat diidentifikasi secara lebih mendetail sehingga dapat

diketahui factor-faktor apa saja yang menyebabkan kerja karyawan pada suatu

perusahaan belum tercapai secara optimal.

Apabila masalah tersebut telah diungkap oleh auditor maka akan diberikan

rekomendasi pemecahaannya dan telah dikomunikasikan kepada pimpinan

perusahaan sehingga hal ini akan menimbulkan dampak psikologis pada pimpinan

unit untuk sgera menyelesaikan masalah tersebut. Misalnya setelah dilakukan

audit nantinya, maka diharapkan sebagian karyawan PT. Pertamina RU III Plaju

Palembang dapat memperbaiki dan meningkatkan kedisiplinan mereka terhadap

peraturan-peraturan yang telah ditetapkan sehingga dapat mengurangi tingkat

absensi yang tinggi, yakni keterangan alpa dan izin serta turunnya jam kerja

lembur. Dengan demikian pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Hasil dan audit SDM juga akan memberikan umpan balik serta dampak

psikologis dan motivasional kepada karywan untuk mengembangkan

kompetensinya dan memacu potensi kerja mereka secara lebih terarahsesuai

masukan objektif dan auditor. Selain itu pula, masukan dan auditor diharapkan

Page 68: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

akan timbul usaha perbaikan atas kinerja karyawan dengan meninjau kembali

berbagai kebijakan perusahaan yang berlaku dan memprakrasai perubahan sesuai

dengan tuntutan perkembangan kegiatan perusahaan sehingga tercapainya tujuan

yang diharapkan.

4.2.3 Analisis Audit Sumber Daya Manusia Dan Kinerja Karyawan Pada

PT. Pertamina Ru Iii Palju Palembang.

Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, manfaat dari

kegiatan audit sdm akan diperoleh melalui laporan tentang tmuan-temuan dan

saran yang diberikan. Setelah meneliti catatan-catatan, menganalisa, mengecek,

dan melakukan verifikasi terhadap data dan informasi yang diperoleh maka

selanjutnya penulis akan menyusun daftar temuan sehubungan dengan peranan

audit SDM dalam rangkan meningkatkan kinerja karyawan pada PT.Pertamina

RU III Palju Palembang. Temuan dari kelemahan yang terjadi akan diurutkan

secara lengkap yakni berupa indicator, temuan, dan rekomendasi. Adapun daftar

temuan tersebut adalah sebagai berikut :

TABEL 4.3

DAFTAR TEMUAN AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA

PT PERTAMINA RU III PLAJU PALEMBANG

PER 31 DESEMBER 2007 – 31 DESEMBER 2008

Indikator Temuan Audit SDM Per 31 Desember 2007

Rekomendasi Temuan Audit SDM Per 31 Desember 2008

Kualitas kekuatan kerja

Program pelatihan dan pengembangan yang diadakan tidak sesuai dengan kebutuhan, artinya kebutuhan pelatihan dan pengembangan tersebut belum nyata bener-bener diperlukan. Begitu pula

Program pelatihan dan pengembangan yang dilaksanakan harus berjalan secara efektif dan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan serta efektifitas dan

Program pelatihan dan pengembangan yang diadakan sesuai dengan kebutuhan yaitu kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan tersebut sudah nyata dan benar-benar

Page 69: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

dengan teknik atau metode pelatihan, termasuk pemberian materi pelatihan dan evaluasi pelatihan belum mengenai sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan sehingga program pelatihan daan pengembangan tersebut belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kualitas dan kemampuan kerja karyawan

efisiensi kegiatan operasional perusahaan termasuk sasaran unit kerjanya

diperlukan. Begitu pula dengan teknik atau metode pelatihan, termasuk pemberian materi pelatihan dan evaluasi pelatihan belum mengenai sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan sehingga program pelatihan dan pengembangan tersebut sudah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kualitas dan kemampuan kerja karyawan

Karyawan yang berpendidikan tinggi masih ada yang belum dapat menunjukan kinerjanya dengan baik, hal ini terkadang dikarenakan tingkat pendidikan yang mereka miliki tidak sesuai dengan bidang pekerjaan yang mereka jabat. Selain itu juga kebanyakan karyawan yang bergelar belum tentu memiliki kemampuan yang diharapkan oleh perusahaan sehingga mereka tidak bias diandalkan

Karyawan yang berpendidikan tinggi memiliki kemampuan dan keterampilan yang lebih baik pada karyawan yang berpendidikan rendah sehingga diharapkan dapat lebih meningkatkan kinerjanya untuk pencapaian tujuan perusahaan. Sedangkan karyawan yang masih memiliki kekurangan dapat diperbaiki dengan pemberian pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan profesinya dalam rangka pengembangan kemampuan karyawan serta menempatkannya pada posisi yang sesuai dengan kemampuannya.

Karyawan yang berpendidikan tinggi sudah dapat menunjukan kinerjanya dengan baik. Selain itu juga kebanyakan karyawan yang mempunyai gelar sudah memiliki kemampuan yang diharapkan oleh perusahaan sehingga mereka diandalkan.

Indikator Temuan Audit SDM Per 31 Desember 2007

Rekomendasi Temuan Audit SDM Per 31 Desember 2008

Penentuan kualitas

Adanya kesenjangan antara kemampuan kerja jabatan dengan kemampuan kerja pribadi yaitu kemampuan kerja yang dimiliki seorang karyawan belum sesuai dengan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya, hal ini disebabkan masih rendahnya pengetahuan, keterampilan dan sikap dari sebagian karyawan.

Perlu diselenggarakan pendidikan dan pelatihan yang terpadu dan berkelanjutan. Kemudian perlu juga menyusun rencana pengembangan itu harus mempunyai dua sasaran yaitu di satu pihak agar para pekerja semakin mampu memberikan kontribusinya demi tujuan organisasi dan di lain pihak agar mutu kekayaan seseorang semakin meningkat.

Tidak dapat kesenjangan antara kemampuan kerja jabatan dengan kemampuan kerja pribadi yaitu kemampuan kerja yang dimiliki seorang karyawan sudah sesuai dengan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya, hal ini disebabkan sudah meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap karyawan

Daftar kemampuan (skill)

Tingkat keterampilan dan keahlian sebagian karyawan masih ada yang belum sesuai

Seorang karyawan seharusnya melakukan sesuai dengan kemampuan dan

Tingkat keterampilan dan keahlian karyawan sudah sesuai dengan jenjang dan

Page 70: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan yang akan mereka emban.

keterampilannya sehingga ia akan cenderung bergairah bekerja, berprilaku positif dan akan memberikan kontribusinya yang paling maksimal kearah pencapaian tujuan organisasi.

kualifikasi jabatan atau pekerjaan yang akan mereka emban.

Perubahan secara intern

Promosi yang diberikan oleh perusahaan sebagai penghargaan untuk para karyawan atas prestasi kerja yang tinggi belum dapat sepenuhnya menunjang motifasi para karyawan dalam rangka meningkatkan kinerja mereka.

Promoso jabatan hendaknya selalu dilakukan perusahaan secara periodic. Selain itu pula promosi tersebut harus memenuhi ketentuan-ketentuan yakni syarat-syarat promosi yang dinyatakan secara tegas dan jelas serta dilakukan evaluasi karyawan secara rutin terhadap tugas yang sedang mereka melaksanakan

Promosi yang diberikan oleh perusahaan sebagai penghargaan untuk para karyawan atas prestasi kerja yang tinggi sudah sepenuhnya menunjang motivasi para karyawan dalam rangka meningkatkan kinerja mereka.

Tingkat kehadiran kerja

Tingkat kehadiran kerja para karyawan masih dibawah standar, hal ini dapat dilihat dari tingkat absensi yang cukup tinggi dan masih banyak karyawan yang sering dating terlambat. Hal ini terjadi karena masih rendahnya tingkat kedisiplinan sebagai karyawan

Perlu adanya sanksi bagi karyawan yang sering dating terlambat dan pimpinan perusahaan harus melakukan evaluasi terhadap peraturan kebijakan yang dibuat agar para karyawan benar-benar mematuhi peraturan yang telah ditetapkan sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan kedisiplinan mereka yang akhirnya dapat mengurangi tingkat absensi dan keterlambatan kerja.

Tingkat kehadiran kerja para karyawan sudah diatas standar, hal ini dapat dilihat dari tingkat absensi (alpa dan izin) yang rendah dan tidak ada lagi karyawan yang dating terlambat. Hal ini terjadi karena sudah tingginya tingkat kedisiplinan karyawan.

Indikator Temuan Audit SDM Per 31 Desember 2007

Rekomendasi Temuan Audit SDM Per 31 Desember 2008

Tingkat lembur

Sebagian karyawan tidak dapat mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, padahal perusahaan menginginkan agar karyawan tidak sering absen dan dating terlambat sehingga dapat mengganggu kegiatan perusahaan dan menurunnya aktivitas kerja yang mengakibatkan pekerjaan tidak selesai tepat pada waktunya sehingga harus ada jam kerja tambahan atau lembur.

Diharapkan para karyawan dapat lebih mematuhi peraturan yang telah ditetapkan dengan cara meningkatkan kedisiplinan mereka untuk tidak sering absen dan datang terlambat sehingga dapat mengurangi jam kerja lembur dan pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Karyawan sudah mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga kegiatan perusahaan tidak terganggu dan meningkatnya aktivitas kerja mengakibatkan pekerjaan sudah dapat diselesaikan tepat pada waktunya sehingga harus jam kerja tambahan dan lembur sudah dikurangi.

Sumber : PT Pertamina RU III Plaju Palembang

Page 71: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan table 4.2 diatas maka didapatkan analisis temuan-temuan

audit SDM PT.Pertamina RU III Palju Palembang pada tahun 2007 memiliki

perbedaan dengan audit pada tahun 2008. aspek- aspek yang medukung temuan

audit SDM yaitu sebagai berikut :

1. Kualitas kekuatan kerja

2. Penentuan kualitas

3. Daftar kemampuan (skills)

4. Perubahan secara intern

5. Tingkat kehadiran kerja

Page 72: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

6. Tingkat lembur

Pada tahun 2007 peranan audit SDM belum dapat perhatian khusus dari

pihak perusahaan, hal ini dikarenakan belum diterapkannya peranan audit SDM

didalam perusahaan. Selama ini perusahaan hanya menitikberatkan pada

kepentingan target penjualan, sedangkan prespektif SDM belum mendapat sorotan

secara spesifik. Hal inilah yang menyebapkan masalah yang dihadapi perusahaan

khususnya persoalan SDM tidak dapat diketahui scara detail sehingga

menimbulkan berbagai akses yang dapat menghambat produktifitas kerja atau

berakibat memburuknya kinerja karyawan.

Sedangkan pada tahun 2008 berdarkan kondisi yang ada pada perusahaan

memperlihatkan sudah adanya perhatian khusus terhadap SDM. Hal ini

dikarenakan sudah diterpakannya audit SDM yang menjadi kegiatan penting dan

lazim untuk dilakukan didalam perusahaan. Perusahaan selain menitikberatkan

pada kepentingan dan target penjualan memperhatikan juga prespektif SDM

secara spesifik. Hal inilah yang menyebapkan masalah yang dihadapi perusahaan

khussnya persoalan SDM sudah dapat diketahui secara detail sehingga dapat

meningkatkan produktifitas kerja atau berakibat meningkatnya kinerja karyawan.

Jadi berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, manfaat

audit SDM akan diperoleh melalui laporan tentang adanya temuan-temuan dan

penelitian-penelitian catatan-catatan menganalisa, mengecek, dan melakukan,

verivikasi terhadap data dan informasi yang diperoleh pada tahun 2007 peranan

audit SDM dalam meningkatkan kinerja karyawan pada PT. Pertamina RU III

Palju Palembang belum sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tapi pada tahun

Page 73: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

2008 peranan audit SDM dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan sudah

sesuai karena kinerja karyawan sudah lebik baik sesuai dengan kebutuhan

karyawan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab

sebelumnya, maka pada bab ini penulis akan mencoba memberikan kesimpulan

dan saran-saran yang mungkin berguna bagi perusahaan.

5.1 Kesimpulan

1. Audit sumber daya dapat digunakan pimpinan untuk memacu program audit

yang belum berpengaruh pada pencapaian tujuan yang diinginkan oleh

Page 74: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

perusahaan, karena audit sumber daya manusia pada PT. Pertamina RU III

Plaju Palembang ini dilihat dari hasil audit yang belum baik meskipun sudah

diadakan program pelatihan dan pengembangan pada karyawan PT.

Pertamina RU III Plaju Palembang.

2. Pelaksanaan kinerja karyawan pada PT. Pertamina RU III Plaju Palembang

masih kurang efektif karena hasil penilaian tersebut belum dapat

memperlihatkan peningkatkan kinerja karyawan serta efektivitas dan efisiensi

kegiatan operasional perusahaan, termasuk pencapaian sasaran unit kerjanya.

Hal ini dikarenakan masih tingginya unsur subjektivitas dalam penilaian dan

belum adanya kriteria spesifik yang ditampilkan yang dapat menunjukan

objektifitas penilaian terhadap prestasi kinerja.

3. Kondisi audit sumber daya manusia yang ada di perusahaan memperlihatkan

belum adanya perhatian khusus terhadap SDM. Hal ini dikarenakan belum

diterapkannya peranan audit SDM yang menjadi kegiatan penting dan lazim

untuk dilakukan di dalam perusahaan. Selama ini perusahaan hanya

menitikberatkan pada kepentingan dari target penjualan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka saran yang dapat

penulis berikan yang mungkin dapat bermanfaat bagi PT. Pertamina RU III Plaju

Palembang, yaitu:

1. Sebaiknya audit SDM benar-benar diterapkan agar kinerja karyawan dapat

dilihat untuk meningkatkan kinerja dapat dicapai sesuai dengan yang

diinginkan oleh perusahaan dengan menerapkan salah satu aspek kualitas

Page 75: Analisis Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan

kekuatan kerja dengan adanya manajemen dapat meningkatkan kenampuan

dan pemahaman karyawan melalui pendidikan, pelatihan dan pengembangan

yang efektif yang merupakan tiga faktor utama penyebab meningkatnya

kinerja karyawan. Selain itu teknik atau metode pelatihan yang diadakan

perlu dievaluasi terus menerus sehingga output yang dihasilkan dari pelatihan

tersebut benar-benar memberikan manfaat bagi karyawan yang mengikutinya

dan pada akhirnya akan berpengaruh pada penciptaan value perusahaan.

2. Dalam penilaian kinerja karyawan, sebaiknya perusahaan memperbaiki

metode penilaian dengan menambahkan beberapa kriteria spesifik yang

menunjukkan tingkat prestasi kerja karyawan yang efisiensi waktu, tenaga

dan biaya dari masing-masing unit kerja sesuai dengan uraian tugas formal

karyawan.

3. Sebaiknya perusahaan memulai untuk menerapkan audit SDM sehingga

permasalahan yang dihadapi perusahaan, khususnya persoalan dalam

perspektif SDM dapat teridentifikasi secara lebih terperinci yang sebelumnya

mungkin tidak pernah dipermasalahkan. Dengan adanya audit SDM

diharapkan timbul usaha perbankan, dapat memberikan umpan balik dan

motivasi kepada karyawan serta dapat memacu prestasi karyawan secara lebih

terarah sesuai masukan objektif dari auditor.