analisa solusi persamaan beda linier skripsirepository.unair.ac.id/25706/1/luthfan, v.pdf ·...
TRANSCRIPT
ANALISA SOLUSI PERSAMAAN BEDA LINIER
SKRIPSI
VARIAN LUTHFAN
PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
ii
ANALISA SOLUSI PERSAMAAN BEDA LINIER
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Bidang Matematika
Pada Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Airlangga
Disetujui oleh
Pembimbing I
Dr. Moh. Imam Utoyo, M.Si. NIP. 19640103 198810 1 001
Pembimbing II
Cicik Alfiniyah, S.Si., M.Si. NIP. 19860412 200812 2 003
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
iii
LEMBAR PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI
Judul : Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Penyusun : Varian Luthfan Nomor Induk : 080810567 Tanggal Ujian : 22 September 2012
Disetujui oleh:
Pembimbing I,
Dr. Moh. Imam Utoyo, M.Si. NIP. 19640103 198810 1 001
Pembimbing II,
Cicik Alfiniyah, S.Si., M.Si. NIP. 19860412 200812 2 003
Mengetahui:
Ketua Program Studi S-1 Matematika Departemen Matematika
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga
Dr. Miswanto, M.Si. NIP. 19680204 199303 1 002
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
iv
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI Skripsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam lingkungan Universitas Airlangga, diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi kepustakaan, tetapi pengutipan harus seizin penyusun dan harus menyebutkan sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah. Dokumen skripsi ini merupakan milik Universitas Airlangga.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirabbil’aalamiin. Puji syukur penulis panjatkan kepada
Allah SWT yang telah mengaruniakan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Analisa Solusi
Persamaan Beda Linier”.
Materi di dalam skripsi ini bukanlah sesuatu yang baru, tetapi penulis hanya
mengkaji (bedah buku) tentang solusi persamaan beda linier pada buku Difference
Equations (Kelley dan Peterson, 2001), yang belum diperoleh mahasiswa S-1
Matematika. Penulis kemudian memaparkan kembali bukti dari teorema-teorema
yang dikaji secara lebih detail dengan bahasa sendiri dan melengkapinya dengan
contoh yang memenuhi agar lebih mudah dipahami oleh pembaca. Adanya contoh
kasus sistem penggajian pegawai adalah bukti penerapan persamaan beda linier
dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis bukanlah orang yang cukup hebat sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini seorang diri. Penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT, Tuhan yang telah mengaruniakan ilmu yang bermanfaat dan
selalu membimbing penulis dalam setiap langkah penulis.
2. Almarhum ayah, Fatchoer Rozy, ibu tercinta, Setianing, dan adik-adikku
tersayang, Edwin dan Noval, yang telah memberikan kasih sayang,
semangat yang begitu besar, dukungan dan doa yang terus-menerus agar
penulis dapat menyelesaikan studi S-1 dengan baik.
3. Dr. Moh. Imam Utoyo, M.Si. selaku pembimbing I dan Cicik Alfiniyah,
S.Si., M.Si. selaku pembimbing II, yang telah memberikan pengetahuan,
bimbingan, dan perhatian dengan baik dan penuh kesabaran, serta senantiasa
memberikan nasehat dan arahan kepada penulis yang telah banyak
melakukan kesalahan dalam penulisan skripsi ini.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
vi
4. Dr. Eridani, M.Si. dan Nenik Estuningsih, M.Si. selaku dosen dan penguji
skripsi ini yang telah memberikan banyak koreksi penting dan masukan
yang sangat berarti.
5. Dr. Miswanto, M.Si. selaku Kepala Departemen Matematika yang telah
memberikan banyak masukan, pikiran, dan semangat.
6. Untuk Jatu Herlina yang telah setia menjadi seorang teman, sahabat,
pemberi motivasi serta semangat yang tak pernah henti. Terima kasih atas
segala do’a dan perhatiannya selama ini.
7. Teman-teman Matematika UNAIR angkatan 2008, Putu, Abi, Harun, Safik,
Rizal, Lefko, Zuda, Adis, Annas, Yani, Andri, Bambang, Athok, Kiky,
Hadi, dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima
kasih atas setiap kritik, saran, masukan, dan motivasi yang kalian berikan
kepada penulis.
Semoga melalui tulisan ini, pembaca dapat memperoleh manfaat serta
perlindungan dari Allah SWT, Amiin Yaa Rabbal’aalamiin.
Surabaya, Juli 2012
Penulis
Varian Luthfan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
vii
Varian Luthfan. 2012. Analisa Solusi Persamaan Beda Linier. Skripsi ini di bawah bimbingan Dr. Moh. Imam Utoyo, M.Si dan Cicik Alfiniyah, S.Si., M.Si. Departemen Matematika. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga.
ABSTRAK
Menyelesaikan sebuah persamaan beda linier berarti menemukan semua fungsi yang jika disubstitusikan ke persamaan beda tersebut akan bernilai benar. Fungsi tersebut disebut sebagai solusi dari persamaan beda. Namun, tidak semua persamaan beda mempunyai solusi. Persamaan beda linier orde mempunyai solusi tunggal jika terdapat nilai awal yang ditentukan. Pada skripsi ini persamaan beda linier dibatasi hanya untuk persamaan beda linier dengan koefisien konstan. Beberapa metode dapat digunakan untuk menentukan solusi umum dari persamaan beda linier dengan koefisien konstan, diantaranya adalah metode akar dari persamaan karakteristik untuk persamaan beda linier homogen, metode annihilator untuk persamaan beda linier tak homogen, dan metode variasi parameter untuk persamaan beda linier homogen dan tak homogen. Dalam penerapan persamaan beda, tidak hanya solusi yang menjadi kebutuhan utama dari persamaan beda, tetapi juga perilaku dari solusi tersebut di sekitar titik kesetimbangan. Menentukan kestabilan solusi persamaan beda linier orde satu diperoleh dengan mencari titik kesetimbangan dari persamaan beda linier orde satu, kemudian menentukan solusinya dan limit dari solusi tersebut terhadap titik kesetimbangannya. Untuk persamaan beda linier orde lebih dari satu, kestabilan solusinya dilakukan dengan mencari nilai eigen, kemudian mencari jari-jari spektral, dan jika jari-jari spektralnya kurang dari satu, maka solusi persamaan beda linier orde lebih dari satu dikatakan stabil asimtotik. Adanya contoh kasus sistem penggajian pegawai adalah bukti penerapan persamaan beda linier dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci: Persamaan Beda Linier, Metode Akar Persamaan Karakteristik,
Metode Annihilator, Metode Variasi Parameter, Kestabilan Solusi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
viii
Varian Luthfan. . Analisa Solusi Persamaan Beda Linier. This skripsi in under the guidance by Dr. Moh. Imam Utoyo, M.Si. and Cicik Alfiniyah, S.Si., M.Si. Mathematics Department of Science and Technology Faculty. Airlangga University.
ABSTRACT
Solving a linear difference equation means finding all the functions which, if substituted into that difference equation has true value. The function is called a solution of difference equation. But, not all difference equation has solution. The -order linear difference equation has unique solution if there are prescribed initial values. In this skripsi linear difference equation is limited for linear difference equation with constant coefficients. Several methods can be used to determine the general solution of linear difference equations with constant coefficients, including the roots of the characteristic equation method for homogeneous linear difference equations, annihilator method for nonhomogeneous linear difference equations, and variation of parameters method for homogeneous and nonhomogeneous linear difference equations. In application of difference equation, not only the solution that becomes central parts of difference equation, but also behavior of the solution around the equilibrium point. Determine the stability of solutions of first-order linear difference equation is obtained by finding the equilibrium point of first-order linear difference equation, and then define the solution and the limit of such solutions to the equilibrium point. For the higher-order linear difference equation, the stability of the solutions is done by finding the eigenvalues, then find the spectral radius and if the spectral radius less than one, then the solutions of higher-order linear difference equation is said to be asymptotically stable. Existence of employee payroll system is evidence of linear difference equations application in daily life. Keywords: Linear Difference Equation, Roots of Characteristic Equation Method,
Annihilator Method, Variation of Parameters Method, Stability of Solutions.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
ix
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL .................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii
LEMBAR PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ................................. iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................ vii
ABSTRACT .............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
1.3. Tujuan ....................................................................................... 4
1.4. Manfaat ..................................................................................... 4
1.5. Batasan Masalah ........................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 6
2.1. Kalkulus Beda ........................................................................... 6
2.2. Persamaan Beda Linier ............................................................. 12
2.3. Kestabilan Solusi ....................................................................... 13
BAB III METODE PENULISAN ............................................................. 17
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................... 18
4.1. Penentuan Syarat Suatu Persamaan Beda Memiliki Solusi ...... 18
4.2. Penentuan Solusi Persamaan Beda Linier ................................. 24
4.2.1. Metode Akar Persamaan Karakteristik ........................... 31
4.2.2. Metode Annihilator ......................................................... 35
4.2.3. Metode Variasi Parameter ............................................... 38
4.3. Kestabilan Solusi Persamaan Beda Linier ................................ 42
4.3.1. Kestabilan Solusi Orde Satu ............................................ 43
4.3.2. Kestabilan Solusi Orde Lebih Dari Satu ......................... 44
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
x
4.4. Contoh Kasus Persamaan Beda Linier ...................................... 54
BAB V KESIMPULAN ............................................................................ 58
5.1. Kesimpulan ............................................................................... 58
5.2. Saran .......................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 60
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Persamaan beda muncul sebagai gambaran alami dari fenomena perubahan
yang teramati dengan variabel waktu diskrit. Penerapan teori persamaan beda
berkembang pesat dalam berbagai bidang, seperti analisis numerik, teori kontrol,
matematika hingga, dan ilmu komputer (Lakshmikantham dan Trigiante,
2002). Persamaan beda seringkali digunakan sebagai alternatif penyelesaian
persamaan diferensial, karena tidak semua persamaan diferensial dapat
diselesaikan secara analitik (Penna, 2005).
Secara umum, persamaan beda dengan orde didefinisikan sebagai
[ ( ) ( ) ( ) ( ) ( )] ( )
dengan ( ) dan ( ) berturut-turut didefinisikan sebagai ( )
( ) ( ) dan ( ) [ ( )] , serta ( ) dan ( ) adalah fungsi
yang belum diketahui sedangkan adalah variabel bebasnya. Dalam kasus tertentu
seperti penerapannya pada bilangan Fibonacci dan masalah menara Hanoi, pada
skripsi ini, nilai interval beda yang digunakan adalah . Jika fungsi linier,
maka persamaan ( ) disebut persamaan beda linier. Jika fungsi tak linier,
yang berarti dalam fungsi tersebut terdapat variabel yang berderajat lebih/kurang
dari satu, maka persamaan ( ) disebut persamaan beda tak linier
(Lakshmikantham dan Trigiante, 2002).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
2
Konsep persamaan beda linier dinilai penting untuk sejumlah alasan.
Penerapan matematika dalam kehidupan seringkali menggunakan konsep
persamaan beda linier, seperti pada bilangan Fibonacci dan masalah menara Hanoi
(Kelley dan Peterson, 2001). Selain itu, linierisasi digunakan pada persamaan
beda tak linier untuk menganalisis kestabilan dari solusinya. Oleh karena itu,
persamaan beda linier merupakan salah satu bahasan yang penting.
Persamaan beda linear adalah persamaan beda yang memiliki bentuk
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
dengan definisi awal bahwa ( ) ( ) ( ) , maka persamaan ( )
dapat dibentuk menjadi
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Persamaan ( ) disebut juga persamaan beda linear tak homogen orde . Jika
( ) , maka persamaan ( ) adalah persamaan beda linier homogen orde
(Kelley dan Peterson, 2001). Selain homogen dan tak homogen, adanya solusi
persamaan beda menunjukkan persamaan tersebut adalah pernyataan yang benar.
Menyelesaikan persamaan beda berarti menemukan semua fungsi yang
apabila disubstitusikan ke persamaan beda akan bernilai benar. Fungsi tersebut
disebut sebagai solusi dari persamaan beda. Namun, tidak semua persamaan beda
mempunyai solusi, sebagai contoh, persamaan beda yang didefinisikan sebagai
[ ( ) ( )] [ ( )]
tidak punya solusi, sebab tidak ada fungsi bernilai real yang memenuhi
persamaan tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap syarat
suatu persamaan beda mempunyai solusi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
3
Solusi persamaan beda dapat dicari dengan berbagai cara. Persamaan beda
dapat diselesaikan dengan proses yang sederhana, tetapi seringkali diperlukan
substitusi-substitusi tertentu pada persamaan tersebut sedemikian hingga
persamaan dapat berubah menjadi suatu bentuk yang lebih sederhana. Disamping
itu, dalam penerapan persamaan beda, tidak hanya solusi yang menjadi kebutuhan
utama dari persamaan beda, tetapi juga perilaku dari solusi tersebut di sekitar titik
kesetimbangan.
Berdasarkan uraian di atas dalam penulisan ini penulis tertarik untuk
membahas bagaimana syarat agar persamaan beda mempunyai solusi. Apabila
persamaan tersebut mempunyai solusi, bagaimana menentukan solusi dari
persamaan beda tersebut. Selain itu, penentuan perilaku dari solusi yang
dihasilkan dengan/tanpa mencari solusinya juga menjadi bagian penting dari
penulisan ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah syarat yang diperlukan agar suatu persamaan beda memiliki
solusi?
2. Bagaimana cara menyelesaikan persamaan beda pada kasus homogen dan
tak homogen?
3. Apakah syarat yang diperlukan untuk menentukan kestabilan solusi
persamaan beda?
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
4
4. Bagaimana cara menentukan kestabilan solusi persamaan beda tanpa
mencari solusinya terlebih dahulu?
5. Bagaimana mengkonstruksi dan menyelesaikan persamaan beda linier
dalam permasalahan sehari-hari?
1.3 Tujuan
Tujuan dari skripsi ini adalah:
1. Mengetahui syarat yang diperlukan agar suatu persamaan beda memiliki
solusi.
2. Mengetahui cara menyelesaikan persamaan beda pada kasus homogen dan
tak homogen.
3. Mengetahui syarat yang diperlukan untuk menentukan kestabilan solusi
persamaan beda.
4. Mengetahui cara menentukan kestabilan solusi persamaan beda tanpa
mencari solusinya terlebih dahulu.
5. Mengetahui cara mengkonstruksi dan menyelesaikan persamaan beda
linier dalam permasalahan sehari-hari.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu referensi yang terkait dengan solusi dari persamaan
beda linier.
2. Menerapkan dan mengembangkan konsep persamaan beda dalam
kehidupan sehari-hari.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
5
1.5 Batasan Masalah
Mengacu pada rumusan masalah yang telah disebutkan, maka yang
dimaksud dengan persamaan beda dalam penulisan skripsi ini adalah persamaan
beda linier orde dan mempunyai solusi tunggal.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini, akan diberikan definisi maupun teorema yang akan
digunakan dalam pembahasan, diantaranya adalah kalkulus beda, yang berguna
untuk mempermudah dan mengkaji syarat-syarat yang diperlukan dalam
penyelesaian persamaan beda, dan persamaan beda linier, konsep yang
mendukung penulisan ini, serta kestabilan solusi, yang menjadi bagian penting
dalam penentuan kestabilan solusi.
2.1 Kalkulus Beda
Bagian dari kalkulus beda yang digunakan dalam penulisan ini antara lain
operator beda beserta sifat-sifatnya yang merupakan komponen dasar dari
perhitungan yang melibatkan beda hingga, operator geser yang merupakan bentuk
sederhana dari operator beda, jumlah tak tentu yang merupakan operator
kebalikan dari operator beda, serta fungsi faktorial yang merupakan konsep yang
mendukung dalam penyelesaian persamaan beda.
Definisi (Operator Beda) Misalkan sebuah fungsi dengan variabel
bilangan real atau bilangan kompleks. Sebuah operator beda , didefinisikan
sebagai
Sebagian besar, domain dari adalah himpunan bilangan bulat berurutan,
seperti bilangan asli
(Kelley dan Peterson, hal 13-14, 2001)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
7
Operator beda orde kedua ditulis sebagai
[ ]
[ ]
[ ] [ ]
Secara umum, operator beda orde ke- didefinisikan sebagai
∑ (
)
Operator dasar yang sering digunakan bersama dengan operator beda
adalah operator geser.
Definisi (Operator Geser) Diberikan sebuah fungsi . Operator geser
didefinisikan sebagai
(Kelley dan Peterson, hal 14, 2001)
Dengan menerapkan operator geser dua kali akan didapatkan
[ ] [ ]
Jika diartikan sebagai operator identitas, yaitu maka
hal ini berarti bahwa
atau
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
8
Jika sebarang bilangan asli , maka operator geser memiliki bentuk
umum yang didefinisikan sebagai
[
]
∑ (
)
Pada operator beda berlaku sifat-sifat dasar operator beda. Teorema
berikut ini adalah sifat-sifat dasar dari operator beda.
Teorema (Sifat Operator Beda) Misalkan konstanta, sehingga
1.
2. (
) (
)
3. (
) (
)
4. (
)
5.
6. [ ] untuk semua bilangan bulat positif dan .
7. [ ] .
8. [ ] , dengan konstanta.
9. [ ]
10. *
+
.
(Kelley dan Peterson, hal 15, 2001)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
9
Bukti:
1.
2.
(
) (
)
3.
(
) (
)
4.
(
)
5.
6. [ ] [ ]
7. [ ] [ ]
[ ] [ ]
8. [ ] [ ]
9. [ ]
,
.
10. *
+
[ ] [ ]
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
10
Definisi Jumlah tak tentu (atau anti beda) dari , dinotasikan ∑ ,
adalah sebarang fungsi sedemikian hingga
*∑ +
untuk setiap dalam domain dari .
(Kelley dan Peterson, hal 20, 2001)
Pada jumlah tak tentu berlaku pula sifat-sifat dasar jumlah tak tentu.
Teorema berikut ini adalah sifat-sifat dasar dari jumlah tak tentu.
Teorema Diberikan sebuah konstanta.
1. Untuk ,
2. ∑
3. ∑ (
)
4. ∑ (
)
5. ∑
6. ∑[ ] ∑ ∑
7. ∑ ∑ , dengan konstanta.
8. ∑[ ] ∑
9. ∑[ ] ∑
(Kelley dan Peterson, hal 22, 2001)
Bukti:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
11
1.
2. ∑ ∑*
+
3. ∑ ∑ [ (
)
] (
)
4. ∑ ∑ [ (
)
] (
)
5. ∑ ∑[ ]
6. ∑[ ] ∑ ∑
7. ∑ ∑ .
8. ∑[ ] ∑[ ] ∑
9. ∑[ ] ∑[ ] ∑
Definisi (Fungsi Faktorial) Fungsi faktorial adalah fungsi yang didefinisikan
sebagai
yang berisi faktor.
(Spiegel, hal 5-6, 1971)
Nama faktorial muncul karena dalam sebuah kasus khusus saat
menyebabkan , yaitu faktorial. Jika
maka
Untuk bilangan bulat negatif, persamaan menjadi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
12
kemudian untuk selain bilangan bulat, didefinisikan sebagai
dengan ∫
. Selain itu, dengan menggunakan operator beda
untuk semua bilangan bulat , berlaku
[ ]
sehingga dapat dituliskan sebagai
2.2 Persamaan Beda Linier
Persamaan beda linier terbentuk dari beberapa fungsi yang membentuk
sebuah persamaan linier yang memiliki bentuk khusus dan dapat memiliki
penyelesaian yang memenuhi persamaan tersebut.
Definisi (Persamaan Beda Linier Orde Pertama) Diberikan dan
adalah fungsi dengan untuk setiap . Persamaan beda linier orde pertama
didefinisikan sebagai
(Kelley dan Peterson, hal 43, 2001)
Persamaan dikatakan orde pertama karena terdapat yang hanya
bernilai saat dan , seperti pada yang merupakan
operator beda orde pertama. Jika untuk setiap , maka persamaan
dapat ditulis sebagai .
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
13
Definisi (Persamaan Beda Linier) Persamaan beda linier orde adalah
persamaan beda yang memiliki bentuk
dengan , dan fungsi dari dan untuk
setiap .
(Kelley dan Peterson, hal 50, 2001)
Persamaan disebut juga persamaan beda linier tak homogen dengan
orde . Jika , maka persamaan merupakan persamaan yang
homogen. Dan jika konstanta, maka persamaan dapat
dikatakan sebagai persamaan beda linier tak homogen berorde dengan koefisien
konstanta. Persamaan ini dapat juga dituliskan sebagai
[
]
dengan .
2.3 Kestabilan Solusi
Pengujian kestabilan solusi yang dihasilkan dari sebuah persamaan akan
menentukan perilaku dari sebuah solusi. Titik kesetimbangan, matriks sekawan
serta definisi nilai eigen menjadi bagian penting dalam penentuan kestabilan.
Definisi (Titik Kesetimbangan) Diberikan persamaan beda orde satu
[ ]
dengan adalah fungsi dalam . Sebuah titik di dalam domain dari
dikatakan titik kesetimbangan dari persamaan jika titik tersebut adalah
titik tetap dari , yaitu titik yang memenuhi [ ] .
(Elaydi, hal 9, 2005)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
14
Sebagai contoh, diberikan persamaan beda , dengan
[ ] Untuk mencari titik kesetimbangannya, dimisalkan
[ ] atau . Sehingga dihasilkan titik kesetimbangan
.
Definisi (Matriks Sekawan) Pandang persamaan . Persamaan
tersebut akan dibentuk menjadi sebuah sistem persamaan orde satu. Misalkan
Dengan [ ], maka
Dalam notasi vektor, sistem ini dapat dituliskan sebagai
dengan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
15
(
)
(
)
dengan adalah matriks sekawan dari persamaan .
(Kelley dan Peterson, hal 125-126, 2001)
Teorema (Syarat Awal) Untuk setiap dan setiap -vektor
, persamaan mempunyai solusi tunggal yang didefinisikan
untuk , sedemikian hingga .
(Kelley dan Peterson, hal 126, 2001)
Bukti: Pandang persamaan Misalkan , akan dilakukan iterasi
dari .
Secara induksi, dapat ditentukan bahwa
∏
dengan
∏
{
Dari persamaan terbukti bahwa .
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
16
Andaikan bebas terhadap (yaitu semua koefisien dari sistem adalah
konstanta) dan . Solusi dari
yang memenuhi syarat awal , adalah .
Definisi (Nilai Eigen dan Vektor Eigen) Misalkan adalah matriks
sekawan yang dibentuk dari koefisien pada persamaan . Jika
mempunyai solusi tak trivial untuk beberapa , maka dinamakan nilai eigen
dari dan dinamakan vektor eigen yang bersesuaian dengan . Nilai eigen dari
memenuhi persamaan karakteristik
dengan adalah matriks identitas .
(Kelley dan Peterson, hal 127, 2001)
Definisi (Spectrum) Spectrum dari , dinotasikan , adalah himpunan
nilai eigen dari .
(Kelley dan Peterson, hal 127, 2001)
Definisi (Jari-jari Spektral) Jari-jari spektral dari , yaitu ,
didefinisikan sebagai
| |
(Kelley dan Peterson, hal 127, 2001)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
17
BAB III
METODE PENULISAN
Langkah-langkah yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan
dalam penulisan ini adalah:
1. Mengkaji dan menunjukkan syarat-syarat yang diperlukan agar persamaan
beda memiliki solusi beserta contoh.
2. Mendefinisikan persamaan beda linier dan merumuskan penyelesaian pada
kasus homogen dan tak homogen.
i. Mendefinisikan konsep bebas linier dan matriks casorati.
ii. Mengkaji metode akar persamaan karakteristik beserta contoh.
iii. Mengkaji metode annihilator beserta contoh.
iv. Mengkaji metode variasi parameter beserta contoh.
3. Mengkaji dan menunjukkan syarat-syarat yang diperlukan untuk
menentukan kestabilan solusi persamaan beda orde satu beserta contoh.
4. Mengkaji kestabilan solusi dari persamaan beda tanpa mencari solusi dari
persamaan beda linier orde lebih dari satu beserta contoh.
5. Mengkaji contoh kasus persamaan beda linier.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
18
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini memuat pembahasan tentang analisa solusi persamaan beda
linier, yaitu bagaimana syarat agar persamaan beda memiliki solusi, bagaimana
menentukan solusinya, serta bagaimana menentukan kestabilan solusinya. Subbab
pertama membahas syarat yang diperlukan agar suatu persamaan beda memiliki
solusi. Kemudian subbab kedua membahas tentang penentuan solusi persamaan
beda linier. Pada subbab ketiga membahas tentang kestabilan solusi persamaan
beda.
4.1 Penentuan Syarat Suatu Persamaan Beda Memiliki Solusi
Berdasarkan bentuk solusi yang dihasilkan dari suatu persamaan beda,
solusi persamaan beda terdiri atas dua macam, yaitu solusi umum dan solusi
khusus. Solusi khusus adalah solusi yang diperoleh dengan mensubstitusikan nilai
awal yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan solusi umum adalah solusi
yang didalamnya terdapat sebarang konstanta, misalkan .
Pada skripsi ini, terlebih dahulu dibahas tentang syarat adanya solusi,
terutama solusi khusus. Tidak semua persamaan beda memiliki solusi umum
maupun khusus, sehingga pemeriksaan syarat perlu ditinjau sebelumnya untuk
mengetahui adanya solusi dari persamaan beda.
Menyelesaikan persamaan beda linier berarti menemukan semua fungsi
yang jika disubstitusikan ke persamaan beda tersebut akan bernilai benar. Fungsi
tersebut disebut sebagai solusi dari persamaan beda. Namun karena beberapa
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
19
persamaan beda mempunyai banyak solusi dan terkadang tidak mempunyai solusi,
sangat penting untuk mengetahui bahwa untuk persamaan beda linier, selalu dapat
ditemukan paling sedikit satu solusi dan dalam kondisi tertentu, hanya satu solusi.
Kondisi tertentu yang dimaksud adalah kondisi saat persamaan beda memiliki
nilai awal yang telah ditentukan sebelumnya (Goldberg, 1958).
Sebelum membuktikan teorema ketunggalan dan eksistensi solusi khusus
untuk persamaan beda linier dengan orde , pertama akan dibahas untuk kasus
khusus orde dua. Persamaan beda linier orde dua mempunyai bentuk
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
dengan ( ) ( ) untuk setiap . Untuk , persamaan ( )
menjadi
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Dengan hanya mengetahui satu nilai dari ( ), ( ), atau ( ), tidak
dapat digunakan untuk menemukan dua solusi lainnya. Namun jika diketahui dua
nilai berurutan dari tiga solusi di atas, misalkan ( ) dan ( ), maka dapat
ditemukan nilai yang lainnya, yaitu ( ). Sehingga
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
dan karena ( ) , maka kedua ruas pada persamaan ( ) dapat dibagi oleh
( ), sehingga diperoleh ( ) Selanjutnya digunakan pasangan ( )
dan ( ) untuk menemukan ( ). Dengan , persamaan ( )
menjadi
( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
20
Seperti sebelumnya, dengan pembagian oleh ( ) maka didapatkan (
) yang tunggal. Dengan nilai ( ) yang telah didapatkan sebelumnya, maka
( ) juga akan memuat ( ) dan ( ). Sehingga solusi dari persamaan
orde dua ( ) memuat dua nilai ( ) dan ( ).
Setiap pasangan lain dari nilai-nilai ( ) yang berurutan penggunaannya
serupa dengan yang dijelaskan sebelumnya untuk menentukan sebuah solusi yang
tunggal. Sehingga, jika ( ) dan ( ) ditentukan, sebagai contoh, maka
dapat digunakan persamaan beda secara berturut-turut untuk mendapatkan
( ), ( ), ( ), ( ), dan ( ) begitu juga dengan ( ),
( ), .
Eksistensi dan ketunggalan solusi khusus orde ke diberikan dalam
Teorema berikut ini.
Teorema Diberikan persamaan beda linier orde sebagai berikut
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Jika ( ) ( ) dan ( ) merupakan fungsi yang terdefinisi untuk
dan untuk setiap , ( ) dan ( ) , maka untuk
sebarang * + dan sebarang bilangan terdapat
hanya satu ( ) yang memenuhi persamaan ( ) untuk dan ( )
untuk
(Kelley dan Peterson, hal 50, 2001)
Bukti: Diketahui nilai awal ( ) ( ) ( ), dengan
* +. Diketahui pula ( ) ( ) dan ( ) merupakan fungsi yang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
21
terdefinisi untuk dan untuk setiap , ( ) . Berdasarkan
persamaan ( ) diperoleh
( ) ( ) ( ) ( )
( )
ada dengan tunggal. Kemudian akan dibuktikan bahwa terdapat dengan tunggal
nilai ( ) untuk dan .
Pembuktian untuk dilakukan dengan induksi matematik, yaitu
untuk setiap , terdapat dengan tunggal ( ). Untuk , misalkan
, maka
( ) ( ) ( ) ( )
( )
Karena terdapat nilai awal ( ) , dan ( ) ,
maka ( ) ada dengan tunggal.
Misalkan untuk , nilai ( ) ada dengan tunggal. Akan
dibuktikan bahwa untuk nilainya ada. Misalkan ,
maka
( ) ( ) ( ) ( )
( )
Karena terdapat nilai awal ( ) , dan ( ) ,
maka ( ) ada dengan tunggal.
Kemudian, untuk , dengan dengan bilangan bulat non
negatif. Pembuktian dilakukan dengan menentukan nilai dari ( ) (
) ( ). Untuk , maka
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( )
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
22
Karena terdapat nilai awal ( ) , dan ( ) , maka
( ) ada dengan tunggal. Untuk , maka
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( )
Karena terdapat nilai awal ( ) , dan ( ) , maka
( ) ada dengan tunggal.
Dengan cara yang sama, dapat dibuktikan dengan tunggal untuk ( ),
yaitu
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( )
Karena terdapat nilai awal ( ) , dan ( ) , maka
( ) ada dengan tunggal. Dengan demikian, penyelesaian ( ) saat dapat
ditentukan.
Contoh Diberikan persamaan beda
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
dengan
Misalkan , dengan ( ) dan ( ) untuk
Berdasarkan persamaan ( ) diperoleh
( ) ( ) ( ) ( )
Penyelesaian untuk dilakukan dengan iterasi, yaitu untuk mendapatkan
nilai dari ( ) ( ) dan seterusnya, serta akan dibuktikan nilai untuk
yaitu ( ) ( ) ( ). Untuk , dengan ( )
dan ( ) ada dengan tunggal, diperoleh nilai
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
23
( ) ( ) ( ) ( )
( )( )
ada dengan tunggal. Kemudian untuk , dengan ( ) dan ( )
ada dengan tunggal, diperoleh nilai
( ) ( ) ( ) ( )
( ),( )( ) - ( )
ada dengan tunggal. Untuk nilai ( ) ( ) diperoleh dengan tunggal
menggunakan cara yang sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Selanjutnya nilai untuk , yaitu dan , akan dibuktikan
ada dengan tunggal. Saat , dengan ( ) dan ( ) ada dengan
tunggal, diperoleh nilai
( ) ( ) ( ) ( )
ada dengan tunggal. Saat , dengan ( ) dan ( ) ada dengan
tunggal, diperoleh nilai
( ) ( ) ( ) ( )
( )( )
ada dengan tunggal. Saat , dengan ( ) dan ( ) ada dengan
tunggal, diperoleh nilai
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ),( )( ) -
ada dengan tunggal. Dengan demikian, nilai ( ) untuk setiap ada dan tunggal.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
24
4.2 Penentuan Solusi Persamaan Beda Linier
Sebelumnya, pada subbab pertama telah dibahas syarat suatu persamaan
beda memiliki solusi yang tunggal. Kemudian dari hasil yang didapatkan akan
digunakan untuk menentukan solusinya. Namun, pola/formula solusi khususnya
tidak dapat ditentukan melalui Teorema . Oleh karena itu, diperlukan metode
khusus untuk menentukan solusi umum dari persamaan beda tersebut. Beberapa
metode dapat digunakan untuk menentukan solusi umum dari persamaan ( ),
diantaranya adalah metode akar dari persamaan karakteristik, metode annihilator,
serta metode variasi parameter.
Sebelum membahas masing-masing metode dalam menentukan solusi,
terlebih dahulu dikaji beberapa definisi dan teorema yang digunakan untuk
menunjang metode-metode tersebut. Misalkan persamaan beda linier homogen
orde didefinisikan sebagai berikut.
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Teorema (Sifat Dasar Solusi)
a. Jika ( ) dan ( ) solusi dari persamaan ( ), maka ( ) ( )
juga solusi dengan sebarang konstanta dan .
b. Jika ( ) solusi dari persamaan ( ) dan ( ) solusi dari persamaan
( ), maka ( ) ( ) solusi dari persamaan ( ).
c. Jika ( ) dan ( ) solusi dari persamaan ( ), maka ( ) ( )
solusi dari persamaan ( ).
(Kelley dan Peterson, hal 51, 2001)
Bukti:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
25
a. Misalkan ( ) dan ( ) solusi dari persamaan ( ), yaitu memenuhi
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
dan
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Berdasarkan dua persamaan tersebut, diperoleh
( ), ( ) ( )- ( ), ( ) ( )-
( ), ( ) ( )-
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
, ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )-
, ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )-
Hal ini berarti bahwa ( ) ( ) juga solusi dari persamaan ( ) dengan
sebarang konstanta dan
b. Misalkan ( ) dan ( ) berturut-turut solusi dari persamaan ( ) dan
( ), yaitu memenuhi
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
dan
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Berdasarkan dua persamaan tersebut, diperoleh
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
26
( ), ( ) ( )- ( ), ( ) ( )-
( ), ( ) ( )-
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
Hal ini berarti bahwa ( ) ( ) solusi dari persamaan ( ).
c. Misalkan ( ) dan ( ) solusi dari persamaan ( ), yaitu memenuhi
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
dan
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Berdasarkan dua persamaan tersebut, diperoleh
( ), ( ) ( )- ( ), ( ) ( )-
( ), ( ) ( )-
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
, ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )-
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
27
( ) ( )
Hal ini berarti bahwa ( ) ( ) solusi dari persamaan ( ).
Akibat Jika ( ) adalah solusi dari persamaan ( ), maka setiap solusi
( ) dari persamaan ( ) membentuk
( ) ( ) ( )
dengan ( ) merupakan beberapa solusi dari persamaan ( ).
(Kelley dan Peterson, hal 51, 2001)
Bukti: Misalkan ( ) dan ( ) berturut-turut adalah solusi dari persamaan ( )
dan ( ), yaitu memenuhi
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
dan
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Berdasarkan dua persamaan tersebut, diperoleh
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ), ( ) ( )- ( ), ( )
( )- ( ), ( ) ( )-
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
28
( ) ( )
Hal ini berarti bahwa ( ) ( ) ( ) solusi dari persamaan ( ).
Berdasarkan Akibat permasalahan untuk menemukan semua solusi
dari persamaan ( ) dapat disederhanakan menjadi dua masalah.
a. Menemukan semua solusi dari persamaan ( ).
b. Menemukan sebuah solusi dari persamaan ( ).
Definisi-definisi berikut ini dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah pertama.
Definisi (Bergantung Linier) Himpunan fungsi { ( ) ( )} disebut
bergantung linier pada himpunan jika terdapat konstanta
tidak semuanya nol, sedemikian hingga
( ) ( ) ( ) ( )
untuk Jika tidak, maka himpunan tersebut bebas linier.
(Kelley dan Peterson, hal 51, 2001)
Kemudian didefinisikan sebuah matriks yang sangat berguna dalam
persamaan linier.
Definisi (Matriks Casorati) Matriks casorati didefinisikan sebagai
( ) (
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
) ( )
dengan adalah fungsi yang telah diberikan. Determinan dari ( )
( ) ( )
dinamakan casoratian.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
29
(Kelley dan Peterson, hal 52, 2001)
Teorema Diketahui ( ) ( ) solusi dari persamaan ( ) untuk
Himpunan { ( ) ( )} bergantung linier untuk
jika dan hanya jika ( ) untuk beberapa .
(Kelley dan Peterson, hal 52, 2001)
Bukti: Misalkan ( ) ( ) bergantung linier. Maka terdapat konstanta
, tidak semua nol, sedemikian hingga
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
untuk Karena sistem persamaan beda linier homogen ini
mempunyai suatu solusi nontrivial , determinan dari matriks koefisien
( ) adalah nol untuk
Sebaliknya, misalkan diambil sebarang * +, dengan
( ) , dan ( ) ( ) ( ) ( ). Berdasarkan
Teorema , maka adalah solusi dari persamaan ( ), sehingga berlaku
(
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
)(
) (
( )
( )
( )
)
Karena ( ) maka
( ) ( ) ( )
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
30
Berdasarkan Teorema , maka ( ) untuk setiap . Akibatnya
terdapat konstanta , tidak semua nol, sedemikian hingga himpunan
* + bergantung linier.
Pentingnya himpunan solusi yang bebas linier dari persamaan ( ) adalah
konsekuensi dari teorema berikutnya.
Teorema Misalkan ( ) ( ) adalah solusi dari persamaan ( ). Jika
* + bebas linier, maka setiap solusi ( ) dari persamaan ( )
dapat dituliskan dalam bentuk
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
dengan beberapa konstanta .
(Kelley dan Peterson, hal 53, 2001)
Bukti: Misalkan solusi dari persamaan ( ) dan * +
bebas linier. Berdasarkan Teorema , diperoleh ( ) untuk semua .
Akibatnya, ( ) untuk Sehingga sistem dari persamaan
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
mempunyai solusi tunggal . Karena tunggal, maka ( )
tunggal. Berdasarkan Teorema , solusi dari persamaan ( ) secara tunggal
ditentukan oleh nilai-nilai pada , sehingga didapatkan
( ) ( ) ( )
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
31
untuk setiap .
4.2.1 Metode Akar Persamaan Karakteristik
Metode akar persamaan karakteristik digunakan untuk menyelesaikan
persamaan beda linier homogen dengan koefisien konstan. Karena , maka
dapat digunakan untuk membagi kedua ruas dari persamaan ( ) dengan dan
menuliskan kembali persamaan ( ) menjadi
( ) ( ) ( ) ( )
dengan konstanta dan .
Definisi (Akar Persamaan Karakteristik)
a. Polinomial dinamakan polinomial karakteristik
dari persamaan ( ).
b. Persamaan adalah persamaan karakteristik
dari persamaan ( ).
c. Solusi dari persamaan karakteristik adalah akar-akar
karakteristik.
d. Solusi mempunyai kelipatan , dengan , jika terdapat faktor
( ) pada persamaan karakteristik dari persamaan ( ).
(Kelley dan Peterson, hal 54, 2001)
Contoh Diberikan persamaan beda orde tiga
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Pertama akan dibentuk menjadi persamaan ( ) dan diubah menjadi bentuk
operator geser, sehingga
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
32
(
* ( )
(
* ( ) ( )
Persamaan karakteristiknya adalah
(
* ( )
dengan
dan √ . Fungsi ( ) .
/
, ( ) ( √ ) , dan
( ) ( √ ) adalah solusi dari persamaan ( ) sebab jika disubstitusikan
ke persamaan ( ), yaitu untuk ( ) .
/
, maka
( ) ( ) ( ) ( )
(
*
(
*
(
*
(
*
(
*
(
*
dan untuk ( ) ( √ ) , maka
( ) ( ) ( ) ( )
( √ )
( √ )
( √ )
( √ )
( √ ) ( √ √ )
memenuhi persamaan ( ). Kemudian untuk ( ) ( √ ) , maka
( ) ( ) ( ) ( )
( √ )
( √ )
( √ )
( √ )
( √ ) ( √ √ )
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
33
juga memenuhi persamaan ( ). Karena
( )
(
(
*
( √ ) ( √ )
(
*
( √ )
( √ )
(
*
( √ )
( √ )
)
(
*
( √ ) ( √ )
(
( √ ) ( √ )
)
(
*
( √ ) ( √ )
( √ √
√
√
)
(
*
( √ ) ( √ )
(
√
)
berdasarkan Teorema , * + bebas linier, sehingga berdasarkan Teorema
solusi umum dari persamaan ( ) adalah
( ) ( ) ( ) ( ) (
*
( √ ) ( √ )
Diketahui bahwa ( ) | | ( ), dengan
dan
| | √ . Maka ( ) dapat dituliskan sebagai
( ) (
*
√ .
/ √ .
/
dengan dan sebarang konstanta.
Teorema Jika persamaan ( ) mempunyai akar karakteristik
dengan kelipatan yang berurutan, maka persamaan ( )
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
34
mempunyai himpunan solusi yang bebas linier *
+.
(Kelley dan Peterson, hal 55, 2001)
Bukti: Persamaan ( ) dapat dituliskan dalam bentuk operator geser
( ) ( )
atau
( ) ( )
( ) ( )
dengan dan orde dari faktornya diabaikan. Karena ,
maka setiap akar karakteristiknya tidak nol.
Misalkan didefinisikan
( ) ( ) ( )
Setiap solusi dari persamaan ( ) juga merupakan solusi dari persamaan
( ).
Jika , maka persamaan ( ) menjadi ( ) ( ), yang
mempunyai solusi ( ) . Jika , misalkan ( ) ( ) merupakan
solusi dari persamaan ( ), maka
( )
( ) ∑. / ( )
( )
∑. / ( )
( )
∑.
/ ( ) ( )
( ) ( )
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
35
( )
Misalkan ( ) , akan dibuktikan bahwa tidak ada fungsi
yang memenuhi ( ) , kecuali ( ). Misalkan ( ) dengan
. Jika dan , maka diperoleh
( )
,( ) -
( )
, ( ) ( )-
Akibatnya persamaan ( ) mempunyai solusi dan
berdasarkan definisi , diperoleh himpunan solusi * + bebas
linier. Dengan menerapkan pada setiap faktor dari persamaan ( ), didapatkan
solusi dari persamaan ( ) yang bebas linier.
4.2.2 Metode Annihilator
Pada subbab 4.2.1, metode akar persamaan karakteristik digunakan untuk
memperoleh solusi dari persamaan ( ) yang homogen dengan koefisien
konstan. Pada subbab ini, akan dibahas metode untuk memperoleh solusi dari
persamaan ( ) yang tak homogen dengan koefisien konstan. Didefinisikan
persamaan beda orde dengan koefisien konstan
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan metode annihilator jika ( ) adalah
sebuah solusi persamaan beda homogen dengan koefisien konstan.
Teorema (Metode Annihilator) Jika ( ) solusi dari persamaan ( ),
yaitu,
( ) ( ) ( )
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
36
dan ( ) yang memenuhi
( ) ( )
maka ( ) memenuhi
( )(
) ( ) ( )
(Kelley dan Peterson, hal 57, 2001)
Bukti: Misalkan ( ) solusi dari persamaan ( ). Persamaan ( ) dapat
dituliskan dalam bentuk operator geser
( ) ( ) ( )
Pembuktian dilakukan dengan menerapkan operator geser
pada kedua ruas kepada persamaan ( ) yang telah diubah menjadi
operator geser. Sehingga,
( )(
) ( )
( ) ( )
Karena ( ) ( ) , maka memenuhi persamaan
( ).
Contoh Diberikan persamaan beda orde tiga
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Persamaan ( ) dapat dituliskan dalam bentuk operator geser,
(
* ( )
(
*
( ) ( )
Karena memenuhi persamaan homogen
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
37
( )( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
maka berdasarkan Teorema dan Teorema , ( ) memenuhi
( ) (
*
( ) ( )
(Disini ( ) adalah annihilator, yang mengeliminasi fungsi tak nol pada ruas
kanan dari persamaan.)
Berdasarkan definisi , diperoleh
( )
(
*
(
*
( )
Langkah selanjutnya adalah mensubstitusikan persamaan ( ) di atas ke
persamaan ( ) untuk menentukan koefisiennya. Diketahui bahwa .
/
.
/
( ) memenuhi bagian homogen dari persamaan ( ), sehingga
cukup dengan mensubstitusikan ( ) ke persamaan ( ), yaitu
( )
( )
( )
( )
( )
Kemudian diperoleh
sehingga
dan
. Oleh karena itu,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
38
( )
(
*
(
*
( )
adalah solusi dari persamaan ( ).
4.2.3 Metode Variasi Parameter
Metode variasi parameter adalah metode umum yang digunakan untuk
menentukan solusi dari persamaan ( ) dengan mengetahui semua solusi dari
persamaan ( ) terlebih dahulu.
Teorema (Metode Variasi Parameter) Jika * ( ) ( )+ himpunan
solusi yang bebas linier dari persamaan ( ), maka
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
adalah solusi dari persamaan ( ), dengan yang memenuhi sistem
persamaan dari matriks
( ) [ ( )
( )]
[ ( )
( )]
(Kelley dan Peterson, hal 61, 2001)
Bukti: Misalkan * ( ) ( )+ himpunan solusi yang bebas linier dari
persamaan ( ). Pada subbab 4.2 telah dijelaskan bahwa setelah menemukan
semua solusi dari persamaan ( ), akan dicari solusi yang memenuhi persamaan
( ). Misalkan ( ) memiliki bentuk,
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
dengan yang akan ditentukan. Pembuktian dilakukan dengan iterasi
untuk .
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
39
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Kemudian dieliminasi kondisi yang memiliki ( ) ( ) dari ekspresi
terakhir dengan memilih sedemikian hingga
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Kemudian dilakukan iterasi menggunakan persamaan yang telah diketahui
sebelumnya.
Untuk iterasi kedua, akan digunakan ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( ).
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
Sama seperti sebelumnya, akan dieliminasi beberapa ekspresi terakhir, yaitu
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Untuk iterasi ketiga diperoleh
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
Sama seperti sebelumnya, akan dieliminasi beberapa ekspresi terakhir, yaitu
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Kemudian akan dibuktikan untuk , yaitu
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
40
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
Sekarang akan disubstitusikan ekspresi-ekspresi ( ) ( ) ( ) yang
telah ditentukan ke persamaan ( ) dan mengumpulkan kondisi yang meliputi
( ), kondisi ( ), hingga kondisi yang meliputi ( ) untuk mendapatkan
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ), ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )-
( ), ( ) ( ) ( ) ( )-
( ), ( ) ( ) ( ) ( )-
( ), ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )-
( ), ( ) ( ) ( ) ( )-
( ), ( ) ( ) ( ) ( )-
( ), ( ) ( ) ( ) ( )-
( ), ( ) ( ) ( ) ( )-
Karena memenuhi persamaan ( ), selain ekspresi terakhir akan
bernilai nol. Sehingga diperoleh
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ), ( ) ( ) ( ) ( )-
Karena ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ), maka
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
41
Singkatnya, ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) adalah solusi dari Persamaan
( ) jika ( ) ( ) ( ) memenuhi persamaan linier ( ) ( )
hingga ( ). Untuk mendapatkan ( ) ( ) ( ) yang tunggal,
maka persamaan linier ( ) ( ) hingga ( ) dibentuk menjadi sistem
persamaan linier
( ) [ ( )
( )]
[ ( )
( )]
Sehingga ( ) ( ) ( ) memiliki solusi yang tunggal karena matriks
( ) memiliki determinan tak nol berdasarkan Teorema .
Contoh Diberikan persamaan beda orde dua tak homogen
( ) ( ) ( ) ( )
Dua solusi yang diperoleh dari bentuk homogen dari persamaan ( ) adalah
dan ( ) . Persamaan ( ) harus memenuhi sistem persamaan
dari matriks
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
dengan solusi
( )
(
*
( )
(
*
Kemudian
( ) ∑
(
*
∑ (
*
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
42
* ( ) (
*
∑( ) (
*
+
(
* (
*
*( ) (
* ( ) (
*
+
(
* (
*
(
*
( ) ∑
(
*
∑ (
*
* (
* (
*
∑(
* (
*
+
(
* (
*
*(
* (
* (
* (
*
+
(
* (
*
(
*
Secara keseluruhan,
( ) ( ) ( )( )
* (
* (
*
(
*
+
* (
* (
*
(
*
+ ( )
(
*
(
*
( )
( )
4.3 Kestabilan Solusi Persamaan Beda Linier
Setelah mengetahui bagaimana menentukan solusi dari persamaan beda,
pada subbab ini akan dibahas kestabilan solusi persamaan beda linier. Dalam
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
43
pembahasannya akan memanfaatkan definisi titik kesetimbangan, matriks
sekawan serta definisi nilai eigen yang telah dibahas pada subbab .
Dalam penerapan persamaan beda, tidak hanya solusi yang menjadi
kebutuhan utama dari persamaan beda, tetapi juga perilaku dari solusi tersebut di
sekitar titik kesetimbangan. Solusi yang berada di sekitar titik kesetimbangan
menunjukkan bahwa solusi tersebut tidak berubah-ubah seiring dengan waktu
yang lama. Dalam aplikasinya, baik ilmu ekonomi maupun yang lain, perilaku
dari solusi sangat diperlukan untuk mendapatkan informasi pada waktu yang akan
datang.
4.3.1 Kestabilan Solusi Orde Satu
Untuk menentukan kestabilan solusi orde satu, digunakan definisi titik
kesetimbangan pada subbab dan definisi kestabilan berikut ini.
Definisi (Kestabilan Solusi Orde Satu)
a. Titik kesetimbangan ( ) stabil jika diberikan terdapat
sedemikian hingga | ( ) ( )| yang mengakibatkan | ( )
( )| . Jika tidak, maka dikatakan tidak stabil.
b. Titik ( ) dikatakan stabil asimtotik jika terdapat sedemikian hingga
| ( ) ( )| yang mengakibatkan ( ) ( ).
(Elaydi, hal 11, 2005)
Menentukan kestabilan orde satu dilakukan dengan mencari titik
kesetimbangan dari persamaan beda orde satu dan memeriksa kestabilannya,
apakah stabil atau tidak, dengan definisi yang telah diberikan.
Contoh Diberikan persamaan beda orde satu
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
44
( ) ( ) ( )
dengan ( ) terdefinisi untuk Dengan menggunakan definisi jumlah
tak tentu, solusi dari persamaan ( ) adalah
( ) ∑ ( )
Untuk menentukan kestabilannya, maka akan ditunjukkan bahwa ( )
ada. Oleh karena,
( )
[∑ ( )
] ∑ ( )
dan agar ( ) ada maka deret ∑ ( ) harus konvergen. Dengan
demikian harus diberikan syarat awal bahwa deret ∑ ( ) harus konvergen agar
solusi dari persamaan ( ) stabil.
4.3.2 Kestabilan Solusi Orde Lebih Satu
Untuk kestabilan solusi dengan orde lebih dari satu, digunakan definisi
matriks sekawan, nilai eigen dan vektor eigen, serta jari-jari spektral yang terdapat
pada subbab . Selain itu juga digunakan teorema kestabilan orde lebih dari satu
berikut ini.
Teorema (Kestabilan Solusi Orde Lebih Dari Satu) Pandang persamaan
( ). Jika sebuah matriks dengan ( ) maka memenuhi
( ) . Hal ini menyebabkan solusi dari persamaan tersebut stabil
asimtotik.
(Kelley dan Peterson, hal 134, 2001)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
45
Bukti: Pertama, akan dilakukan substitusi nilai pada persamaan
( ).
( ) ( ) ( )
( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( )
Misalkan .
/, maka
| | |
|
( ) ( )
( ) √, ( )- ( )
Misalkan dan adalah eigen dari A dan ( * dan (
*
adalah vektor eigen dari A. Maka ( ) (
*. Kemudian akan
dicari invers dari .
(
*
(
)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
46
Dengan .
/ adalah baris ke-1 dari dan
.
/ adalah baris ke-2 dari .
Diketahui ( ) ∑
. Karena banyaknya nilai eigen dari
adalah 2, maka nilai .
( ) ∑
( * (
*
(
* (
*
Misalkan dan ( ), maka
( * (
( )
( )
* ( * (
( )
( )
*
[ ( * (
( )
( )
* ( * (
( )
( )
*]
[(
* ( ( )
( )
* (
* ( ( )
( )
*]
[
(
( )
( )
( )
( ) )
(
( )
( )
( )
( ) )
]
[
(
( )
( )
( )
( ) )
]
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
47
[
(
*
(
( )
( )
( )
( ))
]
[
(
* (
*
(
( )
( )
( )
( ))
]
[
(
* (
*
(
( )
( )
( )
( ))
]
(
*
(
*
( )
Kemudian akan ditentukan apakah ( ) .
( )
| ( )|
| |
|∑
|
|∑
|
|∑
|
∑| |
|∑
|
Karena | | maka ( ) .
Adapun langkah yang harus dilakukan yaitu membentuk persamaan beda
linier menjadi sistem persamaan beda linier terlebih dahulu dan mencari nilai
eigen dari sistem persamaan beda tersebut. Selanjutnya diperiksa apakah nilai
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
48
eigennya memenuhi definisi jari-jari spektral. Setelah itu, berdasarkan Teorema
yang menjelaskan bahwa jika jari-jari spektral kurang dari satu, maka solusi
dari persamaan beda tersebut stabil asimtotik.
Contoh Diberikan persamaan beda orde tiga
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Dari persamaan tersebut dapat dibentuk menjadi sistem persamaan beda sebagai
berikut, misalkan
( ) ( ) ( )
dan
( ) ( ) ( )
Akibatnya,
( ) ( ) ( ) ( )
sehingga,
( )
( )
( )
( ) ( )
Dari persamaan ( ),( ) dan ( ) diperoleh
(
( ) ( ) ( )
) (
( ) ( )
( )
( )
( )
) (
)(
( ) ( ) ( )
)
dengan ( ) ( ( ) ( ) ( )
) dan (
). Sehingga dapat dituliskan
menjadi
( ) ( ) ( )
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
49
Nilai eigen λ adalah nilai yang bersesuaian dengan matriks . Dengan kata lain,
nilai eigen dari diperoleh jika terdapat vektor tak nol ( ) ( ( ) ( ) ( )
) dengan
( ) (
( ) ( ) ( )
) (
( ) ( ) ( )
) ( )
( ) ( )
Jika (
), maka
(
) (
( ) ( ) ( )
) (
( ) ( ) ( )
)
Matriks di atas dapat ditulis dalam bentuk sistem persamaan beda sebagai berikut:
{
( ) ( )
( ) ( )
( )
( )
( ) ( )
atau
{
( ) ( )
( ) ( )
( )
( ) (
* ( )
Dengan substitusi didapat
( )
( )
( )
( )
[
( )]
[
( )] (
* ( )
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
50
(
* ( )
Berdasarkan definisi nilai eigen yang menyatakan bahwa vektor ( ) tak nol,
maka nilai ( ) , sehingga .
/ . Sehingga didapat
( )
Misalkan dan adalah akar dari persamaaan ( ). Diketahui bahwa jika
( ) *| | * ++ , maka solusi dari persamaan beda ( )
stabil asimtotik. Dalam hal ini, penentuan nilai ( ) terbagi dalam dua kasus,yaitu
a. Nilai eigen , yang di dalamnya terdapat nilai yang sama atau
semua berbeda. Jika ( ) | | maka syarat yang diperlukan agar
memenuhi ( ) adalah | | atau . Jika ( )
| |, maka syarat yang diperlukan adalah | | atau .
Dengan cara yang sama, jika ( ) | |, maka syarat yang diperlukan
adalah | | atau .
b. Nilai eigen , yang didalamnya juga terdapat nilai yang sama
atau berbeda. Misalkan dengan . Diketahui | |
√ . Jika ( ) | | √ maka syarat yang diperlukan
agar memenuhi ( ) adalah √ atau . Jika
( ) | | maka syarat yang diperlukan adalah √ atau
. Dengan cara yang sama, jika ( ) | |, maka syarat yang
diperlukan adalah √ atau .
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
51
Dengan demikian, agar solusi persamaan ( ) stabil asimtotik, maka
syarat yang diperlukan adalah
dan .
Contoh Diberikan sistem persamaan beda linier tak homogen
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( )
Sebelum menentukan kestabilan solusi dari sistem persamaan ( ), terlebih
dahulu akan diselesaikan secara homogen. Misalkan , maka sistem
tersebut menjadi
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
Kemudian akan dibentuk sebuah matriks yang didefinisikan sebagai
( ) ( )
dengan ( ) . ( ) ( )
/ ( ) . ( ) ( )/ dan .
/. Selanjutnya akan
dicari nilai eigen dari . Jika .
/, maka
.
/ ( ( )
( )) (
( )
( ))
{ ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
{( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
Dengan substitusi, didapat
( )
( ) ( )
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
52
[
( ) ( )] ( ) ( )
[
( ) ( )] ( )
Karena ( ) , maka 0
( ) ( )1 . Sehingga diperoleh
√( ) ( )
Jika ( ) | √( ) ( )
|, maka syarat yang dipenuhi agar
solusi yang dihasilkan stabil asimtotik adalah
| √( ) ( )
|
√( ) ( )
√( ) ( )
Sedangkan untuk ( ) | √( ) ( )
|, syaratnya adalah
| √( ) ( )
|
√( ) ( )
√( ) ( )
Dengan demikian, agar solusi sistem persamaan ( ) stabil asimtotik,
maka syarat yang diperlukan adalah
√( ) ( ) dan
√( ) ( ) .
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
53
Selanjutnya, untuk sistem persamaan beda linier tak homogen, tahap
pengerjaannya adalah menghomogenkan terlebih dahulu kemudian menentukan
kestabilan menggunakan cara yang telah dijelaskan sebelumnya.
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
Sehingga menjadi
( ) ( )
( ) ( )
Kemudian dicari solusinya menggunakan metode cramer.
( ) |
|
|
|
( ) |
|
|
|
Misalkan
( ) ( ) (
*
( ) ( ) (
*
dan
( ) ( ) (
*
( ) ( ) (
*
maka,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
54
[ ( ) (
*] [ ( ) (
*]
dan
[ ( ) (
*] [ ( ) (
*]
Kemudian disederhanakan menjadi
( ) ( ) (
* (
*
dan
( ) ( ) (
* (
*
Setelah itu menggunakan cara yang telah dijelaskan sebelumnya. Dengan
demikian, solusi sistem persamaan ( ) dapat ditentukan kestabilan
asimtotiknya.
Solusi dikatakan stabil atau tidak stabil menunjukkan bagaimana solusi di
sekitar titik kesetimbangan. Sehingga setelah solusi dikatakan stabil atau tidak
stabil, secara tidak langsung, solusi yang dihasilkan dapat diprediksi apakah
berada di sekitar atau menjauhi titik kesetimbangan pada waktu yang akan datang.
4.4 Contoh Kasus Persamaan Beda Linier
Saat ini, banyak perusahaan yang kurang transparan terhadap pegawainya
dalam hal pemberian gaji bulanan. Walaupun ada yang acuh tak acuh terhadap
jumlah gaji yang mereka terima, namun tidak sedikit yang ingin mengetahui
rincian dari gaji yang mereka peroleh. Beberapa hal yang menjadi poin penting
dalam menentukan jumlah gaji yang diterima yaitu gaji pokok yang sesuai dengan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
55
jabatan mereka, tunjangan untuk keluarga, serta upah tambahan yang berasal dari
kerja lembur.
Berdasarkan ketentuan tentang waktu kerja lembur dan upah kerja lembur
diatur dalam Undang –Undang no.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 78
ayat (2), (4), pasal 85 dan lebih lengkapnya diatur dalam kepmenakertrans
no.102/MEN/VI/2004 mengenai waktu dan upah kerja lembur, diasumsikan
seorang pegawai mempunyai sistem penggajian bulanan ( ) berdasarkan gaji
pokok, upah kerja lembur, serta tunjangan keluarga, yang dapat ditulis sebagai
( ) ( ) ( ) ( )
dengan diukur dalam bulan dan dalam rupiah. Sedangkan dan
didefinisikan sebagai
( ) Gaji pokok,
( ) Upah kerja lembur,
( ) Tunjangan keluarga.
Asumsi yang sesuai dengan model di atas adalah sebagai berikut
a. Gaji pokok ( ) sebanding dengan gaji yang diterima bulan lalu ( )
saat bulan sebelumnya, sehingga
( ) ( )
dengan adalah prosentase gaji pokok yang diterima.
b. Upah lembur ( ) sebanding dengan lama waktu lembur yang dikerjakan
dan gaji yang diterima bulan lalu, sehingga
( )
( )
dengan adalah lama waktu lembur dalam jam.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
56
c. Tunjangan keluarga ( ) sebanding dengan gaji yang diterima bulan lalu,
sehingga
( ) ( )
dengan adalah prosentase tunjangan yang diterima.
Dari asumsi yang telah dijelaskan, dihasilkan persamaan beda linier orde satu
( ) ( )
( ) ( )
( ) (
* ( ) ( )
Untuk mendapatkan solusi dari persamaan ( ), metode yang digunakan adalah
metode akar persamaan karakteristik yang telah dijelaskan pada subbab .
Persamaan ( ) diubah dalam bentuk operator geser menjadi
[ (
*] ( )
Persamaan karakteristik dari persamaan di atas adalah
(
*
sehingga
(
*
adalah akar persamaan karakteristik dari persamaan ( ). Fungsi ( )
.
/
adalah solusi dari persamaan ( ), sebab jika disubstitusikan ke
persamaan ( ), yaitu
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
57
( ) (
* ( )
(
*
(
* (
*
maka memenuhi persamaan ( ). Karena
( ) (
*
berdasarkan Teorema , * + bebas linier, sehingga berdasarkan Teorema
solusi umum dari persamaan ( ) adalah
( ) ( ) (
*
dengan sebarang konstanta.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada Bab IV diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Persamaan beda linier mempunyai solusi khusus jika memenuhi persamaan
beda linier dengan nilai awal yang telah ditentukan.
2. Penyelesaian persamaan beda linier dengan koefisien konstan dapat
dilakukan dengan tiga metode. Metode pertama adalah metode akar
persamaan karakteristik yang digunakan untuk persamaan beda linier
homogen. Metode kedua adalah metode annihilator untuk persamaan beda
linier tak homogen. Metode ketiga adalah metode variasi parameter sebagai
metode untuk menyelesaikan bentuk umum persamaan beda linier.
3. Solusi persamaan beda linier dikatakan stabil jika limit tak hingga dari
solusinya ada. Sedangkan solusi dikatakan stabil asimtotik jika limit tak
hingga dari solusinya menuju ke titik kesetimbangannya.
4. Menentukan kestabilan solusi persamaan beda linier orde lebih dari satu
dapat dilakukan tanpa mencari solusinya terlebih dahulu, yaitu dengan
mengubah persamaan beda linier tersebut menjadi sebuah sistem persamaan
beda linier. Kemudian mencari nilai eigen dari sistem persamaan beda
tersebut dan memeriksa jari-jari spektralnya. Jika jari-jari spektralnya
kurang dari satu, maka solusi dari persamaan beda tersebut stabil asimtotik.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
59
5. Berdasarkan asumsi gaji pokok, upah kerja lembur, serta tunjangan
keluarga, model sistem penggajian pegawai adalah
( ) (
) ( )
Solusi persamaan beda linier tersebut adalah
( ) (
)
dengan adalah prosentase gaji pokok yang diterima, adalah
lama waktu lembur dalam jam, dan adalah prosentase tunjangan yang
diterima.
5.2 Saran
Mengingat bahwa pada skripsi ini, persamaan beda linier yang dibahas
adalah persamaan beda linier dengan koefisien konstan, penulis menyarankan
mengembangkan pembahasan untuk metode penyelesaian persamaan beda linier
homogen dan tak homogen dengan koefisien variabel. Selain itu, tidak menutup
kemungkinan untuk menindak-lanjuti analisa kestabilan untuk persamaan beda tak
linier beserta penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan
60
DAFTAR PUSTAKA
1. Elaydi, Saber., 2005, An Introduction to Difference Equations, Springer Science+Business Media, Inc., USA hal 9-11
2. Goldberg, Samuel., 1958, Introduction to Difference Equations, John Wiley & Sons, Inc., USA hal 60
3. Kelley, Walter G. dan Peterson, Allan C., 2001, Difference Equations,
Academic Press, San Diego hal 13-15, 20-22, 43, 50-61, 125-127, 134
4. Kwakernaak, Huibert. dan Sivan, Raphael., 1972, Linear Optimal Control Systems, John Wiley & Sons, Inc., USA
5. Lakshmikantham, V. dan Trigiante, Donato., 2002, Theory of Difference
Equations:Numerical Methods and Applications, Marcel Dekker,Inc., USA hal iii, 36
6. Penna, Michael., 2005, Differential vs. Difference Equations,
Brooks/Cole:A division of Thomson Learning, Inc., Indianapolis hal 1
7. Spiegel, Murray R. Ph.D., 1971, Calculus of Finite Differences and Difference Equations, McGraw-Hill, Inc., USA hal 5-6
8. http://www.gajimu.com/main/pekerjaan-yanglayak/upah-kerja. Diakses tanggal: 23 Juli 2012
9. http://www.gajimu.com/main/pekerjaan-yanglayak/upah-lembur. Diakses tanggal: 23 Juli 2012
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan