skripsi ahmad luthfan dalimunthe 1412010 38
TRANSCRIPT
PENGARUH PERBANDINGAN DOSIS PUPUK KANDANG
AYAM DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BRIKET PUPUK
KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUKUN
(Artocarpus communis)
SKRIPSI
AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE
141201038
DEPARTEMEN BUDIDAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
Universitas Sumatera Utara
PENGARUH PERBANDINGAN DOSIS PUPUK KANDANG
AYAM DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BRIKET PUPUK
KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUKUN
(Artocarpus communis)
SKRIPSI
Oleh:
AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE
141201038
DEPARTEMEN BUDIDAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
Universitas Sumatera Utara
PENGARUH PERBANDINGAN DOSIS PUPUK KANDANG AYAM
DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BRIKET PUPUK KANDANG
TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUKUN
(Artocarpus communis)
SKRIPSI
Oleh:
AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE
141201038
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kehutanan di Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BUDIDAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE. Effect of Comparison of Chicken
Manure Dosage and Tapioca Tepung as Cage Fertilizer Briquettes for Breadfruit
Seed Growth (Arthocarpus communis). Supervised by AFIFUDDIN
DALIMUNTHE and BUDI UTOMO.
Reasearched was on April - June 2018 in the Greenhouse of the Faculty of
Agriculture, University of North Sumatra, using factorial Completely Randomized
Design with 12 treatments and 3 replications. The parameters observed were
height, diameter, number of leaves and dead days of plants. Breadfruit plants
include the Moraceae family and the Dycotiledonae class. Breadfruit plants have
good quality growth, so this is not separated from the effort to get good breadfruit
plant seeds. Manure is processed animal waste, usually livestock, which is given
to agricultural land to improve soil fertility and structure. Adhesives from plants
such as starch (tapioca) have the advantage that the amount of adhesive needed
for this type is far less than that of hydrocarbon adhesives. The results showed
that administration of chicken manure and tapioca flour as manure briquettes
significantly affected the increase in diameter of breadfruit seeds (Artocarpus
communis). However, for height increase, number of leaves and days of death
have no significant effect. The best treatment was obtained at P4K3 (2kg manure
and 1.5kg tapioca flour)
Keywords: Organic Fertilizer, Fertilizer Briquettes, Breadfruit Plants, Tapioka
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE. Pengaruh Perbandingan Dosis Pupuk Kandang Ayam dan Tepung Tapioka Sebagai Briket Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Bibit Sukun (Arthocarpus communis). Dibimbing oleh AFIFUDDIN DALIMUNTE dan BUDI UTOMO.
Penelitian ini dilaksanakan pada April - Juni 2018 di Rumah Kaca
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial dengan 12 perlakuan dan 3 ulangan. Parameter yang diamati adalah tinggi, diameter, jumlah daun dan hari mati tanaman. Tanaman
sukun termasuk keluarga Moraceae dan kelas Dycotiledonae. Tanaman sukun mempunyai kualitas tumbuh yang baik maka hal tersebut tidak lepas dari usaha
mendapatkan bibit tanaman sukun yang baik pula. Pupuk kandang ialah olahan kotoran hewan, biasanya ternak, yang diberikan pada lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. Bahan perekat dari tumbuh-tumbuhan
seperti pati (tapioka) memiliki keuntungan dimana jumlah perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan bahan perekat
hidrokarbon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam dan tepung tapioka sebagai briket pupuk kandang berpengaruh nyata
terhadap pertambahan diameter bibit sukun (Artocarpus communis). Namun, untuk pertambahan tinggi, jumlah daun dan hari mati berpengaruh tidak nyata. Perlakuan terbaik di dapatkan pada P4K3 (pupuk kandang 2kg dan tepung tapioka
1,5kg)
Kata kunci : Pupuk Organik, Briket Pupuk, Tanaman sukun, Tapioka
Universitas Sumatera Utara
iii
RIWAYAT HIDUP
Ahmad Luthfan Dalimunthe dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada 18 Mei
1996 yang merupakan anak pertama dari satu bersaudara dari Ayahanda M. Rizal
Dalimunthe, S.H dan Ibunda Siti Sera Lubis. Pada tahun 2008 penulis
menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Swasta Pertiwi Medan, pada
tahun 2011 penulis lulus dari SMP Negeri 7 Medan dan pada tahun 2014 penulis
lulus dari SMA Negeri 10 Medan. Di tahun 2014 penulis juga diterima di
Universitas Sumatera Utara, Fakultas Kehutanan melalui jalur SNMPTN dan
memilih program studi Budidaya Hutan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis juga sebagai Gubernur Fakultas
Kehutanan periode 2018/2019, selain itu penulis aktif dalam organisasi.
Organisasi yang pernah diikuti yaitu Rain Forest, JIMMKI (Jaringan Intelektual
Mahasiswa Muslim Kehutanan Indonesia), selain aktif Organisasi kampus penulis
juga aktif berjejaring di dunia kreatif di Medan, penulis juga sebagai Brand
Ambassador A MILD dari PT. HM SAMPOERNA, TBK. Selain itu, penulis juga
pernah menjadi Asisten Praktikum Ekonomi Umum pada tahun 2016 dan 2017.
Pada bulan April sampai Mei 2018, penulis melaksanakan penelitian di
Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan judul
penelitian “Pengaruh Perbandingan Dosis Pupuk Kandang Ayam dan Tepung
Tapioka Sebagai Briket Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Bibit Sukun
(Artocarpus communis)”. Penulis melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan
di Taman Nasional Kepulauan Seribu, Sektor II Pulau Harapan, DKI Jakarta pada
Februari-Maret 2018.
Universitas Sumatera Utara
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis dapat menyelesaikan
proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Perbandingan Dosis Pupuk Kandang
Ayam dan Tepung Tapioka Sebagai Briket Pupuk Kandang Terhadap
Pertumbuhan Bibit Sukun (Artocarpus communis)”. Tujuan dari penulisan skripsi
penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan bibit sukun (Artocarpus
communis) yang telah diberikan perlakuan.
Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu persyaratan ujian guna
memperoleh gelar Sarjana Kehutanan (S.Hut) pada Jurusan Budidaya Hutan pada
Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini, Penulis selalu mendapatkan bimbingan,
dorongan, serta semangat dari banyak pihak. Oleh karena itu Penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing yang
terhormat, yakni Afifuddin Dalimunthe, S.P., M.P., selaku Dosen Pembimbing I,
Dr. Budi Utomo, S.P., M.P., selaku Dosen Pembimbing II, dan kepada penguji
yang terhormat, yakni Dr. Anita Zaitunah, S.Hut., M.Sc., selaku Dosen Penguji I,
Ridwanti Batubara, S.Hut., M.P., selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan
waktunya, tenaga dan pikirannya untuk membimbing penulis dalam penulisan
skripsi ini, selain pembimbing Penulis juga ingin mengucapkan banyak rasa
terima kasih kepada, Orang Tua, Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera
Utara, Dosen penguji skripsi, Dosen/staff Fakultas Kehutanan Sumatera Utara,
dan teman-teman (Husnul Khotimah Putri Setyaningrum, Hugo Febriant
Sitompul, Rizkana, Nanda, Arianta, Fadil, Friend, Dio, Doli, Konyol, Yudi, Aal,
Universitas Sumatera Utara
v
Vito, Ozan, Tian, Indra) yang sudah banyak membantu penulis untuk
menyelesaikan skripsi , yang sudah membantu penulis dalam penelitian ini.
Akhirnya, Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak
dan apabila ada yang tidak tersebutkan penulis mohon maaf, dengan besar
harapan semoga skripsi yang ditulis oleh Penulis ini dapat bermanfaat khususnya
bagi Penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca. Bagi para pihak yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini semoga segala amal dan kebaikannya
mendapatkan balasan yang berlimpah dari Allah SWT.
Medan, Januari 2019
Penulis
Ahmad Luthfan Dalimunthe
Universitas Sumatera Utara
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT .................................................................................................... i
ABSTRAK ..................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
Hipotesis Penelitian ................................................................................ 4
Manfaat Peelitian ................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA
Morfologi Tanaman Sukun (Artocarpus communis) ............................. 5
Pemanfaatan Pupuk Kandang Ayam Terhadap Tanaman ..................... 6
Briket Pupuk Kandang Ayam ................................................................ 8
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu .................................................................................. 10
Alat dan Bahan ....................................................................................... 10
Metode Penelitian ................................................................................... 10
Prosedur Penelitian ................................................................................. 11
Parameter Penelitian ............................................................................... 11
Analisis Data .......................................................................................... 12
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ....................................................................................................... 14
Pembahasan ............................................................................................ 17
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ............................................................................................ 22
Saran ....................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 23
LAMPIRAN ................................................................................................... 26
Universitas Sumatera Utara
vii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Bentuk rancangan penelitian ..................................................................... 13
2. Data pengukuran pertambahan tinggi (cm) tanaman sukun dengan perlakuan
berbagai berat pupuk kandang ayam dan itepung tapioka ........................ 14
3. Data Data pengukuran diameter (cm) tanaman sukun dengan perlakuan pupuk
kandang ayam dan tepung tapioka ............................................................ 15
4. Data perhitungan jumlah daun (helai) tanaman dengan perlakuan pupuk
kandang ayam dan tepung tapioka ............................................................ 16
5. Data perhitungan hari mati (hari ke- ) tanaman dengan perlakuan pupuk
kandang ayam dan tepung tapioka ............................................................ 16
Universitas Sumatera Utara
viii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Tepung tapioka setelah dimasak .............................................................. 30
2. Pupuk kandang ayam ............................................................................... 30
3. Briket pupuk kandang ayam .................................................................... 30
4. Bibit sukun setelah dicampur briket ......................................................... 30
5. Pengamatan bibit sukun di rumah kaca .................................................... 30
6. Pengukuran tinggi bibit sukun ................................................................. 30
7. Pengukuran diameter bibit sukun ............................................................. 31
8. Perhitungan jumlah daun bibit sukun ...................................................... 31
9. Pengamatan hari mati bibit sukun ............................................................ 31
Universitas Sumatera Utara
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman sukun mempunyai arti penting dalam menopang kebutuhan
sumber pangan karena sumber kalorinya dan kandungan gizi yang tinggi.
Tanaman sukun mempunyai kualitas tumbuh yang baik maka hal tersebut tidak
lepas dari usaha mendapatkan bibit tanaman sukun yang baik pula. Selain
memiliki akar yang kuat dan tajuk yang lebar yang dapat mengurangi laju erosi,
sukun juga merupakan salah satu alternatif tanaman sumber pangan. Dari segi
budidaya, sukun tergolong mudah untuk dibudidayakan baik secara tradisional
pada lahan sempit seperti pekarangan, ladang, atau kebun maupun dibudidayakan
secara komersial pada lahan yang relatif luas. Jarak tanam yang digunakan
umumnya lebar karena tajuk tanaman sukun cukup lebar. Penanaman pada lahan
terbuka tidak ternaungi akan membantu pertumbuhan tanaman sukun lebih baik
sehingga lebih cepat berbuah (Hendalastuti dan Rojidin, 2006).
Air merupakan salah satu komponen fisik yang sangat penting dan
diperlukan dalam jumlah banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Air juga berfungsi sebagai stabilisator suhu tanaman (Suhartono, 2008).
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan.
Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah
hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi,
domba, dan ayam.Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro.
Pupuk kandang padat (makro) banyak mengandung unsur fosfor, nitrogen,
dan kalium (Distan, 2011).
Universitas Sumatera Utara
2
Pupuk kandang merupakan hasil samping yang cukup penting, terdiri dari
kotoran padat dan cair dari hewan ternak yang bercampur sisa makanan, dapat
menambah unsur hara dalam tanah. Pemberian pupuk kandang selain dapat
menambah tersedianya unsur hara, juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah.
(Mayadewi, 2007).
Pupuk kandang (pukan) didefinisikan sebagai semua produk
buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah
hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah. Apabila dalam memelihara
ternak tersebut diberi alas seperti sekam pada ayam, jerami pada sapi,
kerbau dan kuda, maka alas tersebut akan dicampur menjadi satu kesatuan dan
disebut sebagai pukan pula. (Hartatik, 2010).
Pupuk kandang ialah olahan kotoran hewan, biasanya ternak, yang
diberikan pada lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah.
Pupuk kandang adalah pupuk organik, sebagaimana kompos dan pupuk hijau.
Pupuk kandang dapat diperoleh dari kandang ternak sendiri seperti sapi, kerbau,
kuda, kambing dan ayam. Produksi pupuk masing-masing hewan tersebut tidak
sama tergantung jenis dan ukuran/berat. Kandungan hara dalampupuk kandang
sangat menentukan kualitas pupuk kandang. Kandungan unsur-unsur hara di
dalam pupuk kandang tidak hanya tergantung pada jenis ternak, tetapi juga
tergantung dari makanan dan air yang diberikan, umur dan bentuk fisik dari ternak
(Najiyati, 2005).
Menunjukkan hubungan positif antara keanekaragaman mikroba dan stres
yang mengakibatkan keragaman yang lebih tinggi pada akar dan tanah subur.
(Lindedam, 2009)
Universitas Sumatera Utara
3
Tepung tapioka, tepung singkong, tepung kanji, atau aci adalah
tepung yang diperoleh dari umbi akar ketela pohon atau dalam bahasa
indonesia disebut singkong. Tapioka memiliki sifat-sifat yang serupa dengan
sagu, sehingga kegunaan keduanya dapat dipertukarkan. Tepung ini sering
digunakan untuk membuat makanan, bahan perekat, dan banyak makanan
tradisional yang menggunakan tapioka sebagai bahan bakunya (Sihombing, 2014).
Tepung tapioka, tepung singkong atau tepung kanji adalah tepung yang
diperoleh dari umbi akar ketela pohon atau dalam bahasa Indonesia disebut
singkong. Tapioka memiliki sifat- sifat yang serupa dengan sagu, sehingga
kegunaan keduanya dapat dipertukarkan. Tepung ini sering digunakan untuk
membuat makanan, bahan perekat, dan banyak makanan tradisional yang
menggunakan tapioka sebagai bahan bakunya. Tapioka adalah nama yang
diberikan untuk produk olahan dari akar ubi kayu (cassava). Analisis terhadap
akar ubi kayu yang khas mengidentifikasikan kadar air 70%, pati 24%, serat
2%, protein 1% serta komponen lain (mineral, lemak, gula) 3%. Tahapan
proses yang digunakan untuk menghasilkan pati tapioka dalam industri adalah
pencucian, pengupasan, pemarutan, ekstraksi, penyaringan halus, separasi,
pembasahan, dan pengering. Tepung tapioka yang dibuat dari ubi kayu
mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pembantu dalam
berbagai industri. Dibandingkan dengan tepung jagung, kentang, dan gandum
atau terigu, komposisi zat gizi tepung tapioka cukup baik sehingga mengurangi
kerusakan tenun, juga digunakan sebagai bahan bantu pewarna putih
(Tarwiyah, 2011).
Universitas Sumatera Utara
4
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh yang terjadi dalam pemberian briket pupuk
kandang terhadap pertumbuhan bibit sukun (Artocarpus communis).
2. Untuk mengetahui hasil terbaik dalam pemberian briket pupuk kandang dengan
dosis tertentu terhadap pertumbuhan bibit sukun (Artocarpus communis).
Hipotesis Penelitian
1. Ada pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan tepung tapioka sebagai
briket pupuk kandang terhadap pertambahan tinggi bibit sukun (Artocarpus
communis).
2. Ada pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan tepung tapioka sebagai
briket pupuk kandang terhadap pertambahan diameter batang bibit sukun
(Artocarpus communis).
3. Ada pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan tepung tapioka sebagai
briket pupuk kandang terhadap pertambahan jumlah daun batang bibit sukun
(Artocarpus communis).
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
tentang pemanfaatan pemberian pupuk kandang dan tepung tapioka sebagai briket
terhadap bibit sukun (Artocarpus communis).
Universitas Sumatera Utara
5
TINJAUAN PUSTAKA
Morfologi Tanaman Sukun ( A. communis )
Sukun merupakan suatu jenis tumbuhan yang tumbuh di daerah tropik.
Tanaman ini tumbuh baik di daerah basah, tetapi juga dapat tumbuh di daerah
yang sangat kering asalkan ada air tanah dan aerasi tanah yang cukup. Di musim
kering, di saat tanaman lain tidak dapat atau merosot produksinya, justru sukun
dapat tumbuh dan berbuah dengan lebat (Ramadhani, 2009).
Sukun merupakan tanaman tahunan yang tumbuh baik pada lahan
kering (daratan), dengan tinggi pohon dapat mencapai 10 m atau lebih dan
mempunyai cabang-cabang yang melebar kesamping dengan tajuk sekitar 5 m.
Daunnya berbentuk oval panjang dengan belahan daun simetris yang ditunjung
dengan tulang daun yang menyisip simetris pula. Permukaan daun bagian atas
halus dan berwarna hijau mengkilap sedang bagian bawah kasar berbulu
dan berwarna kusam (Widowati, dkk., 2010).
Sukun masuk dalam lampiran Perjanjian Internasional tentang
Sumber Daya Genetik untuk Pangan dan Pertanian sehingga sukun
berkontribusi terhadap upaya global dalam menjamin ketahanan pangan.
Dalam bidang kehutanan, sukun merupakan salah satu jenis pohon yang
dipilih dalam kegiatan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Jones,
et al., 2011).
Menurut MEDA (2013), taksonomi tanaman sukun sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio: Spermatophyta
Classes : Dicotyledoneae
Universitas Sumatera Utara
6
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus communis,Forst
Tanaman sukun (A. communis) dapat tumbuh dengan baik sejak di dataran
rendah hingga dataran tinggi. Tanaman sukun memiliki toleransi yang cukup baik
terhadap rentang iklim.Sukun dapat tumbuh dengan baik di daerah beriklim basah
maupun iklim kering. Tanaman sukun lebih suka tumbuh di tempat terbuka, dan
mendapat sinar matahari penuh. Sukun juga memiliki toleransi terhadap ragam
tanah. Tanah dengan kadar humus yang tinggi akan lebih menjamin tingkat
pertumbuhan dan produksi buahnya (Widyatama, 2009).
Pemanfaatan Pupuk Kandang Ayam Terhadap Tanaman
Pupuk organik berbahan baku kotoran ternak memiliki kandungan unsur
hara yang berbeda, salah satunya tergantung pada jenis ternak dan cara
penyimpanan / pengelolaannya. Pupuk organik memiliki kandungan unsur hara
yang lengkap dan berbagai senyawa organik yang diperlukan tanaman. Namun,
kandungan hara dalam pupuk organik tersebut masih rendah. Untuk meningkatkan
kandungan hara di dalam pupuk organik, dapat ditambahkan beberapa bahan
pengaya pupuk. Pengayaan pupuk organik dapat dilakukan dengan penambahan
bahan mineral dan mikroba tanah (Novizan, 2004).
Pupuk kandang merupakan produk yang berasal dari limbah usaha
peternakan dalam hal ini adalah kotoran ternak. Jenis ternak yang bisa
menghasilkan pupuk organik ini sangat beragam diantaranya sapi, kambing,
Universitas Sumatera Utara
7
domba, kuda, kerbau, ayam dan babi. Adapun fungsi dari pupuk organik
sebagai berikut:
1.Sebagai operator, yaitu memperbaiki struktur tanah.
2.Sebagai penyedia sumber hara makro dan mikro.
3.Menambah kemampuan tanah dalam menahan air.
4.Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (melepas
hara sesuai kebutuhan tanah).
5.Sumber energi bagi mikro organisme (Setiawan, 2010).
Kotoran ayam merupakan limbah organik yang mengandung unsur N
yang tinggi. Kandungan N dalam kotoran ayam sebesar 2,94%. Kotoran ayam
mengandung protein 12,27%, lemak 0,35% dan karbohidrat 29,84% dapat dilihat
pada Tabel 1. Ampas tahu mengandung protein yang cukup tinggi yaitu 21,5098%
dan lemak 2,7140%. Mikroorganisme memanfaatkan karbon sebagai sumber
energi sedangkan nitrogen menjadi sumber protein yang digunakan untuk tumbuh
dan berkembang. Nilai N-organik yang tinggi akan meningkatkan populasi bakteri
pada media pemeliharaan sehingga ketersediaan makanan cacing pun akan
meningkat. Tepung tapioka mengandung karbon sebesar 18,41%. Tepung tapioka
mengandung karbohidrat yang tinggi sebesar 99,6918%, protein 0,2280% dan
lemak 0,0185%. (Fajri, 2014).
Jenis dari pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk kandang adalah
pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering
digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh
masyarakat, seperti kotoran sapi, kambing, dan ayam. Kandungan unsur hara dari
ketiga jenis hewan ini pun berbeda-beda, sapi memiliki kandungan Nitrogen
Universitas Sumatera Utara
8
sebesar 0,4%, Phospor 0,2%, dan Kalium 0,1%. Sedangkan kambing memiliki
kandungan Nitrogen sebesar 0,6%, Phospor 0,3%, dan Kalium 0,17%, serta ayam
memiliki kandungan Nitrogen sebesar 1%, Phospor 0,8%, dan Kalium 0,4%.
Perbedaan kandungan unsur hara ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni jenis
hewan, jenis makanan yang diberikan serta umur dari ternak itu sendiri (Tohari,
2009).
Pemberian pupuk organik cair mampu meningkatkan pertumbuhan
dan mempercepat pembungaan serta pembuahan hasil tanaman, karena
dapat menyediakan unsur hara makro seperti, N, P, dan K serta diduga
bereaksi lebih cepat karena pupuk organik diaplikasikan ke daun sehingga dapat
diserap oleh tanaman dalam waktu yang relatif cepat sedangkan fungsi posfor
dalam jumlah yang cukup pada fase generatif adalah membantu proses
pembentukan bunga, buah dan biji (Hafizah, 2012).
Manfaat dari penggunaan pupuk kandang telah diketahui berabad-abad
lampau bagi pertumbuhan tanaman, baik pangan, ornamental, maupun
perkebunan. Yang harus mendapat perhatian khusus dalam penggunaan pukan
adalah kadar haranya yang sangat bervariasi. Komposisi hara ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis dan umur hewan, jenis
makanannya, alas kandang, dan penyimpanan/pengelolaan (Hartatik, 2006).
Pemberian pupuk kotoran ayam dapat memperbaiki struktur tanah
yang sangat kekurangan unsur organik serta dapat menyuburkan tanaman.
Itulah sebabnya pemberian pupuk organik ke dalam tanah sangat diperlukan
agar tanaman yang tumbuh di tanah itu dapat tumbuh dengan baik (Subroto,
2009)
Universitas Sumatera Utara
9
Briket Pupuk Kandang Ayam
Menurut Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian,
pembuatan briket membutuhkan bahan perekat supaya briket tidak mudah hancur.
Jenis perekat berpengaruh tehadap kerapatan, ketahanan tekan, nilai kalor bakar,
kadar air, dan kadar abu. Terdapat dua golongan perekat dalam pembuatan briket,
yaitu perekat yang berasap (tar, pitch, clay, dan molases) dan perekat yang kurang
berasap (pati, dekstrin, dan tepung beras).
Tapioka adalah salah satu pengikat organik yang memiliki kadar
karbohidrat cukup tinggi. Tapioka merupakan salah satu sumber karbohidrat yang
ketersediaannya cukup melimpah khususnya di daerah yang memiliki usaha
perkebunan singkong. Sebagai sumber karbohidarat, tapioka juga memiliki pati
yang terdiri atas amilosa dan amilopektin yang menjadikannya mampu mengikat
karbon-karbon dalam briket arang. pati tersusun dari dua macam karbohidrat,
amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa
memberikan sifat keras sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket
Tapioka adalah pati dengan bahan baku singkong dan merupakan salah satu bahan
untuk keperluan industri makanan,farmasi, tekstil, perekat dan lain-lain. Tapioka
memiliki sifat fisik yang serupa dengan pati sagu, sehingga penggunaan keduanya
dapat dipertukarkan (Yusuf, 2017).
Bahan perekat pati, dekstrin, dan tepung beras akan menghasilkan briket
yang tidak berasap dan tahan lama tetapi nilai kalornya tidak setinggi arang kayu.
Bahan perekat dari tumbuh-tumbuhan seperti pati (tapioka) memiliki keuntungan
dimana jumlah perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan bahan perekat hidrokarbon. (Saleh, 2013).
Universitas Sumatera Utara
10
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu
Peneletian ini dilakukan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan pada bulan April 2018
– Juni 2018
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag, panci, air,
kompor, pisau. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk
kandang, kanji, tanah kritis/stress.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode rancangan acak lengkap (RAL)
faktorial, dengan 12 perlakuan (P1K1, P1K2, P1K3, P2K1, P2K2, P2K3, P3K1, P3K2,
P3K3, P4K1, P4K2, P4K3) dan 3 ulangan. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali
dan setiap ulangan terdiri atas 1 tanaman. Dengan demikian terdapat 36 bibit
sukun yang ditanam.
Perlakuan yang diberikan adalah :
Faktor 1 : Dosis Pupuk Kandang Ayam : dengan 4 taraf, yaitu :
P1 = pupuk kandang 0.5 kg
P2 = pupuk kandang 1 kg
P3 = pupuk kandang 1.5 kg
P4 = pupuk kandang 2 kg
Faktor 2 : Tepung Kanji : dengan 3 taraf, yaitu :
K1 = Tepung kanji (tapioka) 0.5 kg
Universitas Sumatera Utara
11
K2 = Tepung kanji (tapioka) 1 kg
K3 = Tepung kanji (tapioka) 1.5 kg
Prosedur penelitian
Pertama dibuat briket dengan cara merebus air di dalam panci hingga
setengah mendidih, setelah air setengah mendidih dimasukkan tepung tapioka ke
dalam panci tersebut. Kemudian diaduk tepung tapioka tersebut hingga
menggumpal, setelah tepung tapioka menggumpal diamkan selama 5 menit,
setelah itu ditambahkan pupuk kandang ayam ke dalam tepung tapioka tersebut,
lalu diaduk hingga merata.
Penyiapan polybag yang sudah tersedia, diberi label dan masukkan tanah
ke dalam polybag sebanyak ½ permukaan per polybag. Setelah itu masukkan bibit
sukun bersamaan dengan briket pupuk kandang ke dalam polybag sesuai dengan
perlakuan. Selanjutnya penambahan tanah topsoil diatas perlakuan, lalu siram
bibit setiap hari selama 2 (dua) minggu. Setelah itu, diamati pertumbuhan bibit
selama 2 (dua) bulan tanpa dilakukan lagi penyiraman.
Parameter penelitian
Parameter yang digunakan pada penelitian ini, yaitu :
a. Pertambahan tinggi bibit (cm)
Pengambilan data parameter tinggi tanaman dilakukan dua minggu sekali.
Pengukuran dilakukan sejak hari pertama dilakukan penelitian. Pengukuran tinggi
dilakukan dengan menggunakan benang yang kemudian diukur dengan penggaris.
Pengukuran tinggi dilakukan 1 cm di atas titik awal pertumbuhan tunas, dan pada
titik tersebut diberi tanda untuk memudahkan pengukuran.
Universitas Sumatera Utara
12
b. Diameter bibit (cm)
Pengambilan data diameter tanaman dilakukan dua minggu sekali.
Pengukuran dilakukan sejak hari pertama dilakukan penelitian. Pengukuran tinggi
dilakukan dengan menggunakan benang yang kemudian diukur dengan penggaris.
c. Jumlah daun (helai)
Perhitungan jumlah daun dilakukan awal dan akhir penelitian ini
dilakukan. Daun yang dihitung adalah daun yang sudah terbuka sempurna.
d. Hari mati ( hari ke- )
Dalam pengamatan dilakukan analisis untuk melihat apakah dalam
penelitian ada bibit yang mati atau tidak. Kemudian ditulis hari keberapa bibit
tersebut mati terhitung dari awal dilaksakannya penelitian.
Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Varian faktorial
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian briket pupuk kandang
terhadap terhadap pertumbuhan bibit sukun (Artocarpus communis).
Keputusan statistik :
Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk
i = 1, 2, dan 3
j = 1, 2, dan 3
k = 1, 2, 3, ….5
Yijk = Nilai pengamatan pada perlakuan pupuk kandang ke - i, tepung kanji
(tapioka) ke - j, dan ulangan ke - k
µ = Rata-rata nilai pengamatan
αi = Pengaruh perlakuan penambahan pupuk kandang ke - i
Universitas Sumatera Utara
13
βj = Pengaruh perlakuan tepung kanji (tapioka) ke - j
(αβ)ij = Pengaruh interaksi perlakuan pupuk kandang ke - i dan tepung kanji
(tapioka) ke - j
εijk = Pengaruh galat perlakuan pupuk kandang ke - i dan tepung kanji
(tapioka) ke - j
H0 = Tidak ada pengaruh pemberian briket pupuk kandang ayam dengan
perlakuan yang berbeda pada pertumbuhan bibit sukun (Artocarpus communis).
H1 = Ada pengaruh pemberian briket pupuk kandang ayam dengan perlakuan
yang berbeda pada pertumbuhan bibit sukun (Artocarpus communis).
Keputusan uji :
Perbandingan Fhitung dengan F tabel Syarat yaitu
- Jika Fhitung > F tabel = H1 diterima
- Jika Fhitung < F tabel = H0 diterima
Universitas Sumatera Utara
14
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Pertambahan tinggi (cm)
Hasil pengukuran pertambahan tinggi rata-rata tanaman sukun (A.
communis) selama tiga bulan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Data pengukuran rata-rata pertambahan tinggi (cm) tanaman sukun
dengan perlakuan berbagai berat pupuk kandang ayam dan tepung
tapioka.
Perlakuan P1 P2 P3 P4 Rata-rata
K1 0,81 0,79 0,82 1,38 3,8
K2 0,5 0,55 0,93 0,75 2,73
K3 1,41 0,86 0,72 1,80 4,79
Rata-rata 1,78 1,62 1,99 2,73 3,77
Data hasil pengukuran rata-rata pertambahan tinggi (cm) pada Tabel 2
menunjukan nilai rata-rata tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P4K3
yaitu kombinasi perlakuan pupuk kandang ayam sebanyak 2 kg (P4) dengan
tepung kanji sebanyak 1,5 kg (K3) yaitu 1,8 cm. Sedangkan data tinggi tanaman
terendah terdapat pada perlakuan pupuk kandang ayam sebanyak 0,5 kg (P1)
perlakuan dengan tepung tapioka sebanyak 1 kg (K2) yaitu 0,5 cm. Berdasarkan
hasil sidik ragam pengamatan pertambahan tinggi (cm) menjelaskan bahwa tidak
ada pengaruh nyata pada perlakuan pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan
tanaman sukun dan pada perlakuan tepung tapioka yang berbeda, ada pengaruh
yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman sukun (A. communis).
Pertambahan Diameter Batang (cm)
Pengamatan pengukuran rata-rata pertambahan diameter (cm) tanaman
sukun menunjukan bahwa ada perbedaan nyata pada perlakuan pupuk kandang
Universitas Sumatera Utara
15
ayam dan tepung tapioka, Oleh karena itu dilakukan uji lanjutan DMRT dengan
taraf α 5% sehingga dapat dilihat perbedaan dari setiap perlakuan. Dipeoleh
diameter tanaman sukun terbesar terdapat pada perlakuan pemberian pupuk
kandang ayam sebanyak 2 kg (P4) dengan tepung tapioka 1.5 kg (K3) dengan
nilai 0,02293 cm sedangkan diameter terkecil terdapat pada tanaman sukun
dengan perlakuan pemberian pupuk kandang ayam sebanyak 1 kg (P2) dengan
tepung tapioka 0.5 kg (K1) dengan nilai 0,002683cm. Berdasarkan hasil sidik
ragam pengamatan pertambahan diameter (cm) menjelaskan bahwa ada pengaruh
nyata pada perlakuan pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan tanaman sukun
dan pada perlakuan tepung tapioka yang berbeda, ada pengaruh yang nyata
terhadap pertumbuhan diameter tanaman sukun (A. communis).
Data pengamatan rata-rata pertambahan diameter batang (cm) tanaman
sukun selama 2 (dua) bulan penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Data pengukuran rata-rata pertambahan diameter (cm) tanaman sukun
dengan perlakuan pupuk kandang ayam dan tepung tapioka.
Perlakuan P1 P2 P3 P4 Rata-rata
K1 0,0142 0,003 0,0168 0,021 0,014b
K2 0,0040 0,005 0,0156 0,007 0,008a
K3 0,0101 0,007 0,0123 0,023 0,013b
Rata-rata 0,009b 0,005a 0,0149bc 0,017c 0,0116
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom rataan berat pupuk
kandang ayam, pada baris rataan tepung tapioka dan pada baris dan kolom pada
interaksi antara berat pupuk kandang ayam sama berarti berbeda tidak nyata menurut
uji DMRT pada taraf α 5%.
Jumlah Daun (helai)
Perhitungan parameter jumlah daun dilakukan dilakukan diakhir penelitian
dikarenakan jumlah daun mengalami pengurangan (gugur) dan penambahan
akibat proses fotosintesis. Pada Tabel 4. pengamatan perhitungan jumlah daun
(helai) tanaman sukun menunjukan bahwa tidak ada perbedaan nyata pada setiap
Universitas Sumatera Utara
16
perlakuan, di karenakan diperoleh hasil table anova yang menunjukkan bahwa,
seluruh F-hit lebih kecil daripada F-tab, maka dari itu tidak ada perbedaan
perlakuan pemberian pupuk kandang ayam maupun pemberian tepung
tapioka.Adapun data perhitungan jumlah daun (helai) pada akhir penelitian dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Data perhitungan rata-rata pertambahan jumlah daun (helai) tanaman
dengan perlakuan pupuk kandang ayam dan tepung tapioka.
Perlakuan P1 P2 P3 P4 Rata-rata
K1 4,67 4,67 4,00 4,67 4,50
K2 4,00 3,67 4,33 3,67 3,92
K3 3,00 4,33 2,67 2,67 3,17
Rata-rata 3,89 4,22 3,67 3,67 3,86
Hari mati ( hari ke- )
Dalam pengamatan dilakukan analisis untuk melihat apakah dalam
penelitian ada bibit yang mati atau tidak. Kemudian ditulis hari keberapa bibit
tersebut mati terhitung dari awal dilaksakannya penelitian, data tersebut dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Data perhitungan rata-rata hari mati (hari ke- ) tanaman dengan
perlakuan pupuk kandang ayam dan tepung tapioka.
PERLAKUAN RERATA (Hari ke-)
P1K1 25,00
P1K2 20,33
P1K3 21,67
P2K1 21,67
P2K2 22,33
P2K3 27,33
P3K1 26,00
P3K2 25,00
P3K3 31,00
P4K1 29,67
P4K2 31,67
P4K3 33,00
Rata-rata 26 (26,22) hari
Universitas Sumatera Utara
17
Pada tabel 4. pengamatan hari mati (hari ke-) tanaman sukun menunjukan bahwa
tidak ada pengaruh nyata pada perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dan
tepung tapioka. Tanaman sukun yang paling cepat mati adalah perlakuan briket
pupuk kandang ayam dan tepung tapioka dengan dosis 0.5 kg ; 0.5 kg pada hari
ke-19. Sedangkan tanaman sukun yang paling lama mati adalah pada perlakuan
briket pupuk kandang ayam dan tepung tapioka dengan dosis 2.0 kg ; 0.5 kg dan
2.0 kg ; 1.5 kg yaitu pada hari ke-33 dan hari ke-34.
Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, beberapa parameter yang
diamati adalah pertambahan tinggi (cm), pertambahan diameter batang (cm),
jumlah daun dan hari mati. Pada pengamatan yang telah telah diperoleh data
parameter pertambahan tinggi (cm) tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan
P4K3 yaitu sebesar 1,8 cm, pertambahan diameter terbesar terdapat pada
perlakuan P4K3 dengan nilai 0,02293 cm. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Widyatama (2009) yang mengatakan bahwa tanaman sukun (A. communis) dapat
tumbuh dengan baik sejak di dataran rendah hingga dataran tinggi. Tanaman
sukun memiliki toleransi yang cukup baik terhadap rentang iklim.Sukun dapat
tumbuh dengan baik di daerah beriklim basah maupun iklim kering. Tanaman
sukun lebih suka tumbuh di tempat terbuka, dan mendapat sinar matahari penuh.
Sukun juga memiliki toleransi terhadap ragam tanah.
Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa perlakuan pemberian pupuk kandang
ayam dan tepung tapioka memiliki pengaruh nyata pada pertumbuhan tanaman
sukun (A. communis). Dimana perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dan
tepung tapioka pada pengamatan pertumbuhan diameter tanaman sukun
Universitas Sumatera Utara
18
mengalami perbandingan nyata pada perlakuan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Subroto (2009) menunjukkan bahwa pemberian pupuk kotoran ayam dapat
memperbaiki struktur tanah yang sangat kekurangan unsur organik serta
dapat menyuburkan tanaman. Itulah sebabnya pemberian pupuk organik ke
dalam tanah sangat diperlukan agar tanaman yang tumbuh di tanah itu dapat
tumbuh dengan baik.
Dengan adanya perlakuan Pupuk kandang ayam dan tepung tapioka tanpa
melakukan penyiraman maka pertumbuhan bibit sukun (A. communis) cepat
mengalami kematian. Hal ini sesuai dengan pernyataan Widowati (2010) bahwa
fungsi pupuk kandang ayam yaitu mempertinggi daya serap dan daya simpan air
yang secara keseluruhan mampu meningkatkan kesuburan tanah.
Diketahui bahwa jumlah daun tidak berpengaruh nyata dalam
pertumbuhan tanaman sukun, yang mungkin disebabkan oleh keadaan lingkungan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Sari (2016) yang mengatakan bahwa daun
merupakan organ vital tanaman karena pada bagian ini terjadi proses fotosintesis.
Kekurangan air dapat menghambat laju fotosintesis, terutama karena pengaruhnya
terhadap turgiditas sel penjaga stomata. Air diserap tanaman melalui akar bersama
– sama dengan unsur – unsur hara yang terlarut di dalamnya, kemudian diangkut
kebagian atas tanaman terutama daun melalui pembuluh xylem.
Pemberian pupuk kandang ayam dan tepung tapioka sebagai briket pupuk
kandang mampu membuat harga pembibitan semakin ramah lingkungan, efektif,
dan ekonomis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Saleh (2013) yang menyatakan
bahwa Bahan perekat pati, dekstrin, dan tepung beras akan menghasilkan briket
yang tidak berasap dan tahan lama tetapi nilai kalornya tidak setinggi arang kayu.
Universitas Sumatera Utara
19
Bahan perekat dari tumbuh-tumbuhan seperti pati (tapioka) memiliki keuntungan
dimana jumlah perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan bahan perekat hidrokarbon.
Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat tanaman yang paling lama
bertahan hidup. Hal ini disebabkan oleh adanya perlakuan yang berbeda antar
tanaman. Tanaman yang paling lama bertahan hidup yaitu pada P4K3 dengan
rata-rata mati pada hari ke 33 selama 1 bulan penelitian. Dan yang paling cepat
mati adalah pada P1K2 yaitu pada hari ke-19. Hal ini dipengaruhi oleh
kemampuan briket dalam menahan air. Pori –pori yang ada dalam beriket mampu
menahan air sehingga proses penggunaan air oleh tanaman menjadi lebi lambat
dan lama. Akibatnya tanaman menjadi lebih lama hidup karena kemampuan briket
dalam menahan air. Media yang digunakan pada penelitian ini yakni tanah dari
lahan kritis dimana kondisi lingkungan berada dalam cengkraman kekeringan. Hal
ini sangat mendominasi dalam mempengaruhi proses pertumbuhan sehingga
proses pertumbuhan begitu lambat. Tanah yang berfungsi sebagai media
penyimpan air yang terkandung di dalamnya tidak dapat berfungsi maksimal
sehingga berimplikasi terhadap pertumbuhan tanaman yang juga menjadi tidak
maksimal dan pada akhirnya menyebabkan kematian pada tanaman.
Pemberian pupuk kandang selain dapat menambah tersedianya unsur hara
juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Beberapa sifat fisik tanah yang dapat
dipengaruhi pupuk kandang antara lain kemantapan agregat, bobot volume total
ruang pori, plastisitas dan daya pegang air. Pernyataan di atas didukung pula oleh
Santoso (2004) kompos dapat meningkatkan kapasitas menahan air, aktivitas
mikroorganisme di dalam tanah dan ketersediaan unsur hara tanah. Selain itu,
Universitas Sumatera Utara
20
kompos juga dapat menyediakan sumber energi bagi aktifitas organisme tanah
baik makro maupun mikro yang berperan dalam meningkatkan kesuburan tanah
melalui proses peningkatan humus.
Pengamatan jumlah daun bibit sukun memiliki nilai yang beragam. Dan
pada pengamatan menunjukkan penurunan jumlah daun sampai akhir penelitian
dikarenakan kekurangan air. Hal ini mengakibatkan pigmen daun banyak yang
rusak dan akhirnya menggugurkan daun sebagai bentuk adaptasi terhadap
lingkungan. Pernyataan di atas sesuai dengan Haryati (2000) yang menyatakan
bahwa respon terhadap adanya stres air ini dapat diamati secara visual. Adanya
respon layu dan menggulungnya daun berarti terhambatnya fotosintesis baik
karena menutupnya stomata dan karena berkurangnya luas permukaan
fotosintesis.
Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa adanya perlakuan yang
baik pada P4K3 (pupuk kandang 2kg dan tepung tapioka 1,5kg). Hal ini
dikarenakan adanya penambahan bahan organic berupa briket pupuk ke dalam
tanah yang berfungsi sebagai media penyuplai air dan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman. Sesuai dengan pernyataan Damanik et al. (2011) yang menyatakan
bahwa unsur nitrogen meningkatkan bagian protoplasma sehingga menimbulkan
beberapa akibat antara lain terjadi peningkatan ukuran sel daun dan batang. Unsur
N adalah penyusun utama biomassa tanaman muda. Ketersedian air juga berperan
dalam penyediaan dan pengangkutan hara oleh tanaman.
Diketahui bahwa akibat dari kekirangan unsur hara N tanaman yang
kekurangan Nitrogen dapat dikenali dari daun bagian bawah. Daun pada bagian
tersebut menguning karena kekurangan klorofil. Pada proses lebih lanjut, daun
Universitas Sumatera Utara
21
akan mengering dan rontok. Tulang-tulang di bawah permukaan daun muda akan
tampak pucat. Pertumbuhan tanaman melambat, kerdil dan lemah. Pada unsur
K berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis,
akumulasi, translokasi, transportasi karbohidrat, membuka menutupnya stomata,
atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel. Hal ini sesuai dengan
pendapat Rina (2015) bahwa N berfungsi untuk menyusun asam amino (protein),
asam nukleat, nukleotida, dan klorofil pada tanaman, sehingga dengan adanya N,
tanaman akan merasakan manfaat sebagai berikut: 1).Membuat tanaman lebih
hijau, 2). Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, jumlah
daun, jumlah cabang), 3). Menambah kandungan protein hasil panen.
Berdasarkan penelitian ini, tidak terdapat pengaruh pemberian pupuk
kandang dan tepung tapioka sebagai briket pupuk kandang terhadap pertumbuhan
bibit sukun (A. communis) pada parameter tinggi, daun, hari mati. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Fajri (2014) yang menyatakan bahwa kotoran ayam
merupakan limbah organik yang mengandung unsur N yang tinggi.
Mikroorganisme memanfaatkan karbon sebagai sumber energi sedangkan nitrogen
menjadi sumber protein yang digunakan untuk tumbuh dan berkembang. Nilai N-
organik yang tinggi akan meningkatkan populasi bakteri pada media pemeliharaan
sehingga ketersediaan makanan cacing pun akan meningkat.
Universitas Sumatera Utara
22
KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Faktor tunggal pupuk kandang ayam dan tepung tapioka berpengaruh nyata
pada diameter terhadap pertumbuhan bibit sukun (A. communis).
2. Pemberian yang baik untuk pupuk kandang ayam dan tepung tapioka sebagai
briket pupuk kandang dengan berbagai perlakuan, pada perlakuan P4K3
(pupuk kandang 2 kg dan tepung tapioka 1,5 kg).
Saran
Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan agar mengetahui pengaruh
perbandingan pupuk kandang dan tepung tapioka sebagai briket terhadap
pertumbuhan bibit sukun (Artocarpus comunnis) di lapangan.
Universitas Sumatera Utara
23
DAFTAR PUSTAKA
Damanik, M.M.B., dkk. 2011. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU
Press.Medan.
Departemen Pertanian. 2003. Panduan Teknologi Pengolahan Sukun Sebagai
Bahan Pangan Alternatif. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Holtikultura. Jakarta.
Distan, 2011. Kandungan Unsur Hara Pada Pupuk dan Manfaatnya Bagi
tanaman.http://distan.riau.go.id/index.php/component/content/article/53p
upuk/141-unsur-hara-pupuk.Diakses 24 Desember 2018.
Fajri, N.W. 2014. Pengaruh Penambahan Kotoran Ayam, Ampas Tahu dan
Tepung Tapioka dalam Media Kultur Terhadap Biomassa, Populasi dan
Kandungan Nutrisi Cacing Sutra (Tubifex sp.). Journal of Aquaculture
Management and Technology. Vol 3 No 4:101-108.
Hartatik, W. dan L. R. Widowati. 2006. Pupuk Kandang. Artikel- Ilmiah- Jurnal
Pupukkandang.http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/p
upuk/pupuk4.pdf [Diakses tanggal 10 Desember 2018].
Haryati, S. S. 2000. Fisiologi Cekaman. EdisiRevisi. Jurusan Agronomis. Fakultas
Pertanian. IPB. Bogor.
Hendalastuti, HR dan A. Rojidin. 2006. Karakteristik Budidaya dan Pengelolaan
Buah Sukun: Studi kasus di Solok dan Kampar. Prosiding seminar Hasil.
Jones, A.M.P., D.Ragone, N.G. Tavana, D.W. Bernotas, and S.J. Murch,
2011. Beyond The Bounty: Breadfruit (Artocarpus altilis) for food
security and novel foods in the 21stcentury, ethnobotany research &
Applications, Jurnal of Plant, people and applied research, 9:129-149.
Lindedam, J., J. Magid, P.Poulsen, and J. Luxhoi. 2009. Tissue Architecture
and Soil Fertility Controls on Decomposer Communities and
Decomposition of Roots. Soil Biology and Biochemistry J. Vol 41 No
6.
Mayadewi, N. N. A. 2007. Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan Jarak Tanam
Terhadap Pertumbuhan Gulma dan Hasil Jagung Manis. Jurusan
Budidaya Pertanian. Vol 26 (4) : 153 - 159 (2007). Fakultas Pertanian
Unud. Denpasar.
Universitas Sumatera Utara
24
Najiyati, S., L. Muslihat dan Putra I. 2005. Panduan Pengolahan Lahan Gambut
untuk Pertanian Berkelanjutan. Bogor. Wetlands Internasional.
Novizan. 2004. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Ramadhani, A.L. 2009. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Sukun
(Artocarpus altilis) Terhadap Larva Aetemia Salina Leach dengan
Metode Brine Shrimp. Lethality Test. Fakultas Pertanian UNDIP.
Semarang.
Rina. 2015. Manfaat Unsur N, P, K Bagi Tanaman. Badan Litbang Pertanian.
Kalimantan Timur.
Saleh, A. 2013. Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai
Kalor Pembakaran pada Biobriket Batang Jagung (Zea mays L.). Jurusan
Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar. Sulawesi
Selatan.
Santoso, B., F. Haryanti dan S.A. Kadarsih. 2004. Pengaruh Pemberian Pupuk
Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Serat Tiga Klon
Rami di Lahan Aluvial Malang. Jurnal Pupuk. 5(2):14-18.
Sari, K. (2016). Pengaruh Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Kubis Bunga (Brassica oleracea Var. Bathytis L.) Pada
Oxic Dystrudepts Lembantongoa. e-J. Agrotekbis 4 (2) :151-159.
Setiawan, B. S. 2010. Membuat Pupuk KandangSecara Cepat. Penebar Swadaya:
Jakarta.
Sihombing, M. (2014). Kinetika Hidrolisis Pembentukan Gula Pereduksi Dengan
Pengaruh Variasi Konsentrasi HCl Dan Temperatur Hidrolisis. Jurusan
Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang.
Subroto. 2009. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Bandung:
Pustaka Buana.
Suhartono. 2008. Pengaruh Interval Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merril) Pada Berbagai Jenis
Tanah. Jurnal Embryo. Vol, 5 (1).
Tarwiyah, K. 2011. Tapioka. Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri.
Tohari, Y. 2009. Kandungan Hara Pupuk Kandang.
http://tohariyusuf.wordpress.com/2009/04/25/kandungan-hara-pupuk-
kandang. Diakses Pada 29 Desember 2018.
Universitas Sumatera Utara
25
Widowati. L. R., Sri Widati, U. Jaenudin, W. Hrtatik. 2010. Pengaruh kompos
pupuk organik yang Dipekaya dengan Bahan Mineral dan Pupuk Hayati
terhadap Sifat-sifat Tanah, Serapan Hara dan Produksi Sayuran Organik.
Laporan Proyek Penelitian Program Pengembangan Agribisnis. Balai
Penelitian Tanah.
Widyatama, N. 2009. Strategi Pengembangan Komoditas Sukun
(Artocarpus communis Forst) di Kabupaten Cilacap (Pendekatan Metode
Analisis Hierarki Proses/AHP). Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian,
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
Yusuf, T. M dan Fajrin, D.E. 2017. Pembuatan Briket Arang Dari Daun Jati
Dengan Sagu Aren Sebagai Pengikat, jurnal, jurnal Teknik Kimia, 17
no.1, h. 36.
Universitas Sumatera Utara
26
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pertambahan tinggi (cm) tanaman sukun dengan perlakuan berbagai dosis briket pupuk kandang ayam dan tepung tapioka.
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1K1 1,18 0,28 0,98 2,44 0,81
P1K2 0,80 0,18 0,53 1,51 0,50
P1K3 0,93 2,10 1,20 4,23 1,41
P2K1 1,15 0,68 0,55 2,38 0,79
P2K2 0,58 0,60 0,47 1,65 0,55
P2K3 0,25 1,08 1,26 2,59 0,86
P3K1 1,28 0,55 0,65 2,48 0,82
P3K2 0,68 0,95 1,18 2,81 0,93
P3K3 0,30 1,28 0,58 2,16 0,72
P4K1 2,18 1,28 0,68 4,14 1,38
P4K2 0,60 0,90 0,75 2,25 0,75
P4K3 0,75 1,33 3,33 5,41 1,80
Sidik ragam pertambahan tinggi (cm) tanaman sukun (Artocarpus communis)
SK DB JK KT FHIT FTAB 5%
PERLAKUAN 11 5,12 0,47 1,44 2,22 tn
A 3 1,74 0,58 1,78 3,01 tn
B 2 1,59 0,79 2,45 3,4 tn
AB 6 1,79 0,30 0,92 2,51 tn
GALAD 24 7,78 0,32
TOTAL 35 12,91 0,37
Keterangan :
* : nyata P4 : Pupuk kandang 2,0 Kg
tn : tidak nyata K1 : Tepung kanji (tapioka) 0,5 Kg
P1 : Pupuk kandang 0,5 Kg K2 : Tepung kanji (tapioka) 1,0 Kg
P2 : Pupuk kandang 1,0 Kg K3 : Tepung kanji (tapioka) 1,5 Kg
P3 : Pupuk kandang 1,5 Kg
Universitas Sumatera Utara
27
Lampiran 2. Pertambahan diameter (cm) tanaman sukun dengan perlakuan berbagai dosis briket pupuk kandang ayam dan tepung tapioka.
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1K1 0,0019 0,0160 0,0250 0,0429 0,0148
P1K2 0,0021 0,0017 0,0083 0,0121 0,0040
P1K3 0,0037 0,0015 0,0250 0,0302 0,0101
P2K1 0,0045 0,0021 0,0015 0,0081 0,0026
P2K2 0,0041 0,0045 0,0075 0,0161 0,0053
P2K3 0,0042 0,0145 0,0023 0,0210 0,0069
P3K1 0,0450 0,0016 0,0038 0,0504 0,0168
P3K2 0,0173 0,0150 0,0145 0,0468 0,0156
P3K3 0,0036 0,0133 0,0200 0,0369 0,0123
P4K1 0,0380 0,0025 0,0230 0,0635 0,0211
P4K2 0,0014 0,0015 0,0185 0,0214 0,0071
P4K3 0,0350 0,0290 0,0048 0,0688 0,0229
Sidik ragam pertambahan diameter (cm) tanaman sukun (A. communis)
SK DB JK KT FHIT FTAB 5%
PERLAKUAN 11 0,01896 0,00172 0,58694 2,22
tn
A 3 0,05086 0,01695 5,77187 3,01 *
B 2 0,06103 0,03051 10,3881 3,4 *
AB 6 0,00044 0,00007 0,02480 2,51
tn
GALAD 24 0,07050 0,00294
TOTAL 35 0,07682 0,00220
Keterangan :
* : nyata P4 : Pupuk kandang 2,0 Kg
tn : tidak nyata K1 : Tepung kanji (tapioka) 0,5 Kg
P1 : Pupuk kandang 0,5 Kg K2 : Tepung kanji (tapioka) 1,0 Kg
P2 : Pupuk kandang 1,0 Kg K3 : Tepung kanji (tapioka) 1,5 Kg
P3 : Pupuk kandang 1,5 Kg
Universitas Sumatera Utara
28
Lampiran 3. Pertambahan jumlah daun (helai) tanaman sukun dengan perlakuan berbagai dosis briket pupuk kandang ayam dan tepung tapioka.
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1K1 3 5 6 14 4,67
P1K2 2 4 6 12 4
P1K3 3 5 1 9 3
P2K1 5 2 7 14 4,67
P2K2 6 3 2 11 3,67
P2K3 3 5 5 13 4,33
P3K1 5 4 3 12 4
P3K2 4 5 4 13 4,33
P3K3 3 3 2 8 2,67
P4K1 6 2 6 14 4,67
P4K2 2 3 6 11 3,67
P4K3 1 4 3 8 2,67
Sidik ragam pertambahan jumlah daun (helai) tanaman sukun (A. communis)
SK DB JK KT FHIT FTAB 5%
PERLAKUAN 11 18,31 1,66 0,99 2,22 tn
A 3 1,86 0,62 0,36 3,01 tn
B 2 10,72 5,36 3,18 3,4 tn
AB 6 5,72 0,95 0,56 2,51 tn
GALAD 24 40,33 1,68
TOTAL 35 75,31 2,15
Keterangan :
* : nyata P4 : Pupuk kandang 2,0 Kg
tn : tidak nyata K1 : Tepung kanji (tapioka) 0,5 Kg
P1 : Pupuk kandang 0,5 Kg K2 : Tepung kanji (tapioka) 1,0 Kg
P2 : Pupuk kandang 1,0 Kg K3 : Tepung kanji (tapioka) 1,5 Kg
P3 : Pupuk kandang 1,5 Kg
Universitas Sumatera Utara
29
Lampiran 4. Perhitungan hari mati (hari ke-) tanaman sukun dengan perlakuan berbagai dosis briket pupuk kandang ayam dan tepung tapioka.
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P1K1 24 26 25 75 25,00
P1K2 19 22 20 61 20,33
P1K3 24 20 21 65 21,67
P2K1 21 22 22 65 21,67
P2K2 20 23 24 67 22,33
P2K3 26 29 27 82 27,33
P3K1 25 27 26 78 26,00
P3K2 22 24 29 75 25,00
P3K3 29 32 32 93 31,00
P4K1 30 28 31 89 29,67
P4K2 32 31 32 95 31,67
P4K3 33 32 34 99 33,00
Sidik ragam Perhitungan hari mati (hari ke-) tanaman sukun (A. communis)
SK DB JK KT FHIT FTAB 5%
PERLAKUAN 11 18,31 1,66 0,99 2,22
tn
A 3 1,86 0,62 0,37 3,01
tn
B 2 10,72 5,36 3,19 3,4
tn
AB 6 5,72 0,95 0,57 2,51
tn
GALAD 24 40,33 1,68
TOTAL 35 75,31 2,15
Keterangan :
* : nyata P4 : Pupuk kandang 2,0 Kg
tn : tidak nyata K1 : Tepung kanji (tapioka) 0,5 Kg
P1 : Pupuk kandang 0,5 Kg K2 : Tepung kanji (tapioka) 1,0 Kg
P2 : Pupuk kandang 1,0 Kg K3 : Tepung kanji (tapioka) 1,5 Kg
P3 : Pupuk kandang 1,5 Kg
Universitas Sumatera Utara
30
Gambar 3. Briket pupuk
kandang ayam
Gambar 4. Bibit sukun
setelah dicampur briket
Gambar 1. Tepung tapioka
setelah dimasak Gambar 2. Pupuk kandang
ayam
Gambar 5. Pengamatan bibit
sukun dirumah kaca
Gambar 6. Pengukuran
tinggi bibit sukun
Universitas Sumatera Utara
31
Gambar 7. Pengukuran
diameter bibit sukun
Gambar 8. Perhitungan
jumlah daun bibit sukun
Gambar 9. Pengamatan hari
mati bibit sukun
Universitas Sumatera Utara