skripsi ahmad luthfan dalimunthe 1412010 38

43
PENGARUH PERBANDINGAN DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BRIKET PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUKUN (Artocarpus communis) SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 141201038 DEPARTEMEN BUDIDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2019 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

PENGARUH PERBANDINGAN DOSIS PUPUK KANDANG

AYAM DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BRIKET PUPUK

KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUKUN

(Artocarpus communis)

SKRIPSI

AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE

141201038

DEPARTEMEN BUDIDAYA HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

Universitas Sumatera Utara

Page 2: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

PENGARUH PERBANDINGAN DOSIS PUPUK KANDANG

AYAM DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BRIKET PUPUK

KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUKUN

(Artocarpus communis)

SKRIPSI

Oleh:

AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE

141201038

DEPARTEMEN BUDIDAYA HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

Universitas Sumatera Utara

Page 3: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

PENGARUH PERBANDINGAN DOSIS PUPUK KANDANG AYAM

DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BRIKET PUPUK KANDANG

TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUKUN

(Artocarpus communis)

SKRIPSI

Oleh:

AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE

141201038

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Kehutanan di Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN BUDIDAYA HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

Universitas Sumatera Utara

Page 4: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

Universitas Sumatera Utara

Page 5: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

ABSTRACT

AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE. Effect of Comparison of Chicken

Manure Dosage and Tapioca Tepung as Cage Fertilizer Briquettes for Breadfruit

Seed Growth (Arthocarpus communis). Supervised by AFIFUDDIN

DALIMUNTHE and BUDI UTOMO.

Reasearched was on April - June 2018 in the Greenhouse of the Faculty of

Agriculture, University of North Sumatra, using factorial Completely Randomized

Design with 12 treatments and 3 replications. The parameters observed were

height, diameter, number of leaves and dead days of plants. Breadfruit plants

include the Moraceae family and the Dycotiledonae class. Breadfruit plants have

good quality growth, so this is not separated from the effort to get good breadfruit

plant seeds. Manure is processed animal waste, usually livestock, which is given

to agricultural land to improve soil fertility and structure. Adhesives from plants

such as starch (tapioca) have the advantage that the amount of adhesive needed

for this type is far less than that of hydrocarbon adhesives. The results showed

that administration of chicken manure and tapioca flour as manure briquettes

significantly affected the increase in diameter of breadfruit seeds (Artocarpus

communis). However, for height increase, number of leaves and days of death

have no significant effect. The best treatment was obtained at P4K3 (2kg manure

and 1.5kg tapioca flour)

Keywords: Organic Fertilizer, Fertilizer Briquettes, Breadfruit Plants, Tapioka

Universitas Sumatera Utara

Page 6: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

ABSTRAK

AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE. Pengaruh Perbandingan Dosis Pupuk Kandang Ayam dan Tepung Tapioka Sebagai Briket Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Bibit Sukun (Arthocarpus communis). Dibimbing oleh AFIFUDDIN DALIMUNTE dan BUDI UTOMO.

Penelitian ini dilaksanakan pada April - Juni 2018 di Rumah Kaca

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial dengan 12 perlakuan dan 3 ulangan. Parameter yang diamati adalah tinggi, diameter, jumlah daun dan hari mati tanaman. Tanaman

sukun termasuk keluarga Moraceae dan kelas Dycotiledonae. Tanaman sukun mempunyai kualitas tumbuh yang baik maka hal tersebut tidak lepas dari usaha

mendapatkan bibit tanaman sukun yang baik pula. Pupuk kandang ialah olahan kotoran hewan, biasanya ternak, yang diberikan pada lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. Bahan perekat dari tumbuh-tumbuhan

seperti pati (tapioka) memiliki keuntungan dimana jumlah perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan bahan perekat

hidrokarbon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam dan tepung tapioka sebagai briket pupuk kandang berpengaruh nyata

terhadap pertambahan diameter bibit sukun (Artocarpus communis). Namun, untuk pertambahan tinggi, jumlah daun dan hari mati berpengaruh tidak nyata. Perlakuan terbaik di dapatkan pada P4K3 (pupuk kandang 2kg dan tepung tapioka

1,5kg)

Kata kunci : Pupuk Organik, Briket Pupuk, Tanaman sukun, Tapioka

Universitas Sumatera Utara

Page 7: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

iii

RIWAYAT HIDUP

Ahmad Luthfan Dalimunthe dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada 18 Mei

1996 yang merupakan anak pertama dari satu bersaudara dari Ayahanda M. Rizal

Dalimunthe, S.H dan Ibunda Siti Sera Lubis. Pada tahun 2008 penulis

menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Swasta Pertiwi Medan, pada

tahun 2011 penulis lulus dari SMP Negeri 7 Medan dan pada tahun 2014 penulis

lulus dari SMA Negeri 10 Medan. Di tahun 2014 penulis juga diterima di

Universitas Sumatera Utara, Fakultas Kehutanan melalui jalur SNMPTN dan

memilih program studi Budidaya Hutan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis juga sebagai Gubernur Fakultas

Kehutanan periode 2018/2019, selain itu penulis aktif dalam organisasi.

Organisasi yang pernah diikuti yaitu Rain Forest, JIMMKI (Jaringan Intelektual

Mahasiswa Muslim Kehutanan Indonesia), selain aktif Organisasi kampus penulis

juga aktif berjejaring di dunia kreatif di Medan, penulis juga sebagai Brand

Ambassador A MILD dari PT. HM SAMPOERNA, TBK. Selain itu, penulis juga

pernah menjadi Asisten Praktikum Ekonomi Umum pada tahun 2016 dan 2017.

Pada bulan April sampai Mei 2018, penulis melaksanakan penelitian di

Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan judul

penelitian “Pengaruh Perbandingan Dosis Pupuk Kandang Ayam dan Tepung

Tapioka Sebagai Briket Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Bibit Sukun

(Artocarpus communis)”. Penulis melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan

di Taman Nasional Kepulauan Seribu, Sektor II Pulau Harapan, DKI Jakarta pada

Februari-Maret 2018.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis dapat menyelesaikan

proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Perbandingan Dosis Pupuk Kandang

Ayam dan Tepung Tapioka Sebagai Briket Pupuk Kandang Terhadap

Pertumbuhan Bibit Sukun (Artocarpus communis)”. Tujuan dari penulisan skripsi

penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan bibit sukun (Artocarpus

communis) yang telah diberikan perlakuan.

Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu persyaratan ujian guna

memperoleh gelar Sarjana Kehutanan (S.Hut) pada Jurusan Budidaya Hutan pada

Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, Penulis selalu mendapatkan bimbingan,

dorongan, serta semangat dari banyak pihak. Oleh karena itu Penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing yang

terhormat, yakni Afifuddin Dalimunthe, S.P., M.P., selaku Dosen Pembimbing I,

Dr. Budi Utomo, S.P., M.P., selaku Dosen Pembimbing II, dan kepada penguji

yang terhormat, yakni Dr. Anita Zaitunah, S.Hut., M.Sc., selaku Dosen Penguji I,

Ridwanti Batubara, S.Hut., M.P., selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan

waktunya, tenaga dan pikirannya untuk membimbing penulis dalam penulisan

skripsi ini, selain pembimbing Penulis juga ingin mengucapkan banyak rasa

terima kasih kepada, Orang Tua, Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera

Utara, Dosen penguji skripsi, Dosen/staff Fakultas Kehutanan Sumatera Utara,

dan teman-teman (Husnul Khotimah Putri Setyaningrum, Hugo Febriant

Sitompul, Rizkana, Nanda, Arianta, Fadil, Friend, Dio, Doli, Konyol, Yudi, Aal,

Universitas Sumatera Utara

Page 9: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

v

Vito, Ozan, Tian, Indra) yang sudah banyak membantu penulis untuk

menyelesaikan skripsi , yang sudah membantu penulis dalam penelitian ini.

Akhirnya, Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak

dan apabila ada yang tidak tersebutkan penulis mohon maaf, dengan besar

harapan semoga skripsi yang ditulis oleh Penulis ini dapat bermanfaat khususnya

bagi Penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca. Bagi para pihak yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini semoga segala amal dan kebaikannya

mendapatkan balasan yang berlimpah dari Allah SWT.

Medan, Januari 2019

Penulis

Ahmad Luthfan Dalimunthe

Universitas Sumatera Utara

Page 10: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT .................................................................................................... i

ABSTRAK ..................................................................................................... ii

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii

PENDAHULUAN

Latar Belakang ....................................................................................... 1

Tujuan Penelitian ................................................................................... 3

Hipotesis Penelitian ................................................................................ 4

Manfaat Peelitian ................................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi Tanaman Sukun (Artocarpus communis) ............................. 5

Pemanfaatan Pupuk Kandang Ayam Terhadap Tanaman ..................... 6

Briket Pupuk Kandang Ayam ................................................................ 8

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu .................................................................................. 10

Alat dan Bahan ....................................................................................... 10

Metode Penelitian ................................................................................... 10

Prosedur Penelitian ................................................................................. 11

Parameter Penelitian ............................................................................... 11

Analisis Data .......................................................................................... 12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil ....................................................................................................... 14

Pembahasan ............................................................................................ 17

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ............................................................................................ 22

Saran ....................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 23

LAMPIRAN ................................................................................................... 26

Universitas Sumatera Utara

Page 11: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

vii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Bentuk rancangan penelitian ..................................................................... 13

2. Data pengukuran pertambahan tinggi (cm) tanaman sukun dengan perlakuan

berbagai berat pupuk kandang ayam dan itepung tapioka ........................ 14

3. Data Data pengukuran diameter (cm) tanaman sukun dengan perlakuan pupuk

kandang ayam dan tepung tapioka ............................................................ 15

4. Data perhitungan jumlah daun (helai) tanaman dengan perlakuan pupuk

kandang ayam dan tepung tapioka ............................................................ 16

5. Data perhitungan hari mati (hari ke- ) tanaman dengan perlakuan pupuk

kandang ayam dan tepung tapioka ............................................................ 16

Universitas Sumatera Utara

Page 12: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

viii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Tepung tapioka setelah dimasak .............................................................. 30

2. Pupuk kandang ayam ............................................................................... 30

3. Briket pupuk kandang ayam .................................................................... 30

4. Bibit sukun setelah dicampur briket ......................................................... 30

5. Pengamatan bibit sukun di rumah kaca .................................................... 30

6. Pengukuran tinggi bibit sukun ................................................................. 30

7. Pengukuran diameter bibit sukun ............................................................. 31

8. Perhitungan jumlah daun bibit sukun ...................................................... 31

9. Pengamatan hari mati bibit sukun ............................................................ 31

Universitas Sumatera Utara

Page 13: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman sukun mempunyai arti penting dalam menopang kebutuhan

sumber pangan karena sumber kalorinya dan kandungan gizi yang tinggi.

Tanaman sukun mempunyai kualitas tumbuh yang baik maka hal tersebut tidak

lepas dari usaha mendapatkan bibit tanaman sukun yang baik pula. Selain

memiliki akar yang kuat dan tajuk yang lebar yang dapat mengurangi laju erosi,

sukun juga merupakan salah satu alternatif tanaman sumber pangan. Dari segi

budidaya, sukun tergolong mudah untuk dibudidayakan baik secara tradisional

pada lahan sempit seperti pekarangan, ladang, atau kebun maupun dibudidayakan

secara komersial pada lahan yang relatif luas. Jarak tanam yang digunakan

umumnya lebar karena tajuk tanaman sukun cukup lebar. Penanaman pada lahan

terbuka tidak ternaungi akan membantu pertumbuhan tanaman sukun lebih baik

sehingga lebih cepat berbuah (Hendalastuti dan Rojidin, 2006).

Air merupakan salah satu komponen fisik yang sangat penting dan

diperlukan dalam jumlah banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Air juga berfungsi sebagai stabilisator suhu tanaman (Suhartono, 2008).

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan.

Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah

hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi,

domba, dan ayam.Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro.

Pupuk kandang padat (makro) banyak mengandung unsur fosfor, nitrogen,

dan kalium (Distan, 2011).

Universitas Sumatera Utara

Page 14: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

2

Pupuk kandang merupakan hasil samping yang cukup penting, terdiri dari

kotoran padat dan cair dari hewan ternak yang bercampur sisa makanan, dapat

menambah unsur hara dalam tanah. Pemberian pupuk kandang selain dapat

menambah tersedianya unsur hara, juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah.

(Mayadewi, 2007).

Pupuk kandang (pukan) didefinisikan sebagai semua produk

buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah

hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah. Apabila dalam memelihara

ternak tersebut diberi alas seperti sekam pada ayam, jerami pada sapi,

kerbau dan kuda, maka alas tersebut akan dicampur menjadi satu kesatuan dan

disebut sebagai pukan pula. (Hartatik, 2010).

Pupuk kandang ialah olahan kotoran hewan, biasanya ternak, yang

diberikan pada lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah.

Pupuk kandang adalah pupuk organik, sebagaimana kompos dan pupuk hijau.

Pupuk kandang dapat diperoleh dari kandang ternak sendiri seperti sapi, kerbau,

kuda, kambing dan ayam. Produksi pupuk masing-masing hewan tersebut tidak

sama tergantung jenis dan ukuran/berat. Kandungan hara dalampupuk kandang

sangat menentukan kualitas pupuk kandang. Kandungan unsur-unsur hara di

dalam pupuk kandang tidak hanya tergantung pada jenis ternak, tetapi juga

tergantung dari makanan dan air yang diberikan, umur dan bentuk fisik dari ternak

(Najiyati, 2005).

Menunjukkan hubungan positif antara keanekaragaman mikroba dan stres

yang mengakibatkan keragaman yang lebih tinggi pada akar dan tanah subur.

(Lindedam, 2009)

Universitas Sumatera Utara

Page 15: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

3

Tepung tapioka, tepung singkong, tepung kanji, atau aci adalah

tepung yang diperoleh dari umbi akar ketela pohon atau dalam bahasa

indonesia disebut singkong. Tapioka memiliki sifat-sifat yang serupa dengan

sagu, sehingga kegunaan keduanya dapat dipertukarkan. Tepung ini sering

digunakan untuk membuat makanan, bahan perekat, dan banyak makanan

tradisional yang menggunakan tapioka sebagai bahan bakunya (Sihombing, 2014).

Tepung tapioka, tepung singkong atau tepung kanji adalah tepung yang

diperoleh dari umbi akar ketela pohon atau dalam bahasa Indonesia disebut

singkong. Tapioka memiliki sifat- sifat yang serupa dengan sagu, sehingga

kegunaan keduanya dapat dipertukarkan. Tepung ini sering digunakan untuk

membuat makanan, bahan perekat, dan banyak makanan tradisional yang

menggunakan tapioka sebagai bahan bakunya. Tapioka adalah nama yang

diberikan untuk produk olahan dari akar ubi kayu (cassava). Analisis terhadap

akar ubi kayu yang khas mengidentifikasikan kadar air 70%, pati 24%, serat

2%, protein 1% serta komponen lain (mineral, lemak, gula) 3%. Tahapan

proses yang digunakan untuk menghasilkan pati tapioka dalam industri adalah

pencucian, pengupasan, pemarutan, ekstraksi, penyaringan halus, separasi,

pembasahan, dan pengering. Tepung tapioka yang dibuat dari ubi kayu

mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pembantu dalam

berbagai industri. Dibandingkan dengan tepung jagung, kentang, dan gandum

atau terigu, komposisi zat gizi tepung tapioka cukup baik sehingga mengurangi

kerusakan tenun, juga digunakan sebagai bahan bantu pewarna putih

(Tarwiyah, 2011).

Universitas Sumatera Utara

Page 16: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

4

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh yang terjadi dalam pemberian briket pupuk

kandang terhadap pertumbuhan bibit sukun (Artocarpus communis).

2. Untuk mengetahui hasil terbaik dalam pemberian briket pupuk kandang dengan

dosis tertentu terhadap pertumbuhan bibit sukun (Artocarpus communis).

Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan tepung tapioka sebagai

briket pupuk kandang terhadap pertambahan tinggi bibit sukun (Artocarpus

communis).

2. Ada pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan tepung tapioka sebagai

briket pupuk kandang terhadap pertambahan diameter batang bibit sukun

(Artocarpus communis).

3. Ada pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan tepung tapioka sebagai

briket pupuk kandang terhadap pertambahan jumlah daun batang bibit sukun

(Artocarpus communis).

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi

tentang pemanfaatan pemberian pupuk kandang dan tepung tapioka sebagai briket

terhadap bibit sukun (Artocarpus communis).

Universitas Sumatera Utara

Page 17: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

5

TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi Tanaman Sukun ( A. communis )

Sukun merupakan suatu jenis tumbuhan yang tumbuh di daerah tropik.

Tanaman ini tumbuh baik di daerah basah, tetapi juga dapat tumbuh di daerah

yang sangat kering asalkan ada air tanah dan aerasi tanah yang cukup. Di musim

kering, di saat tanaman lain tidak dapat atau merosot produksinya, justru sukun

dapat tumbuh dan berbuah dengan lebat (Ramadhani, 2009).

Sukun merupakan tanaman tahunan yang tumbuh baik pada lahan

kering (daratan), dengan tinggi pohon dapat mencapai 10 m atau lebih dan

mempunyai cabang-cabang yang melebar kesamping dengan tajuk sekitar 5 m.

Daunnya berbentuk oval panjang dengan belahan daun simetris yang ditunjung

dengan tulang daun yang menyisip simetris pula. Permukaan daun bagian atas

halus dan berwarna hijau mengkilap sedang bagian bawah kasar berbulu

dan berwarna kusam (Widowati, dkk., 2010).

Sukun masuk dalam lampiran Perjanjian Internasional tentang

Sumber Daya Genetik untuk Pangan dan Pertanian sehingga sukun

berkontribusi terhadap upaya global dalam menjamin ketahanan pangan.

Dalam bidang kehutanan, sukun merupakan salah satu jenis pohon yang

dipilih dalam kegiatan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Jones,

et al., 2011).

Menurut MEDA (2013), taksonomi tanaman sukun sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio: Spermatophyta

Classes : Dicotyledoneae

Universitas Sumatera Utara

Page 18: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

6

Ordo : Urticales

Famili : Moraceae

Genus : Artocarpus

Spesies : Artocarpus communis,Forst

Tanaman sukun (A. communis) dapat tumbuh dengan baik sejak di dataran

rendah hingga dataran tinggi. Tanaman sukun memiliki toleransi yang cukup baik

terhadap rentang iklim.Sukun dapat tumbuh dengan baik di daerah beriklim basah

maupun iklim kering. Tanaman sukun lebih suka tumbuh di tempat terbuka, dan

mendapat sinar matahari penuh. Sukun juga memiliki toleransi terhadap ragam

tanah. Tanah dengan kadar humus yang tinggi akan lebih menjamin tingkat

pertumbuhan dan produksi buahnya (Widyatama, 2009).

Pemanfaatan Pupuk Kandang Ayam Terhadap Tanaman

Pupuk organik berbahan baku kotoran ternak memiliki kandungan unsur

hara yang berbeda, salah satunya tergantung pada jenis ternak dan cara

penyimpanan / pengelolaannya. Pupuk organik memiliki kandungan unsur hara

yang lengkap dan berbagai senyawa organik yang diperlukan tanaman. Namun,

kandungan hara dalam pupuk organik tersebut masih rendah. Untuk meningkatkan

kandungan hara di dalam pupuk organik, dapat ditambahkan beberapa bahan

pengaya pupuk. Pengayaan pupuk organik dapat dilakukan dengan penambahan

bahan mineral dan mikroba tanah (Novizan, 2004).

Pupuk kandang merupakan produk yang berasal dari limbah usaha

peternakan dalam hal ini adalah kotoran ternak. Jenis ternak yang bisa

menghasilkan pupuk organik ini sangat beragam diantaranya sapi, kambing,

Universitas Sumatera Utara

Page 19: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

7

domba, kuda, kerbau, ayam dan babi. Adapun fungsi dari pupuk organik

sebagai berikut:

1.Sebagai operator, yaitu memperbaiki struktur tanah.

2.Sebagai penyedia sumber hara makro dan mikro.

3.Menambah kemampuan tanah dalam menahan air.

4.Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (melepas

hara sesuai kebutuhan tanah).

5.Sumber energi bagi mikro organisme (Setiawan, 2010).

Kotoran ayam merupakan limbah organik yang mengandung unsur N

yang tinggi. Kandungan N dalam kotoran ayam sebesar 2,94%. Kotoran ayam

mengandung protein 12,27%, lemak 0,35% dan karbohidrat 29,84% dapat dilihat

pada Tabel 1. Ampas tahu mengandung protein yang cukup tinggi yaitu 21,5098%

dan lemak 2,7140%. Mikroorganisme memanfaatkan karbon sebagai sumber

energi sedangkan nitrogen menjadi sumber protein yang digunakan untuk tumbuh

dan berkembang. Nilai N-organik yang tinggi akan meningkatkan populasi bakteri

pada media pemeliharaan sehingga ketersediaan makanan cacing pun akan

meningkat. Tepung tapioka mengandung karbon sebesar 18,41%. Tepung tapioka

mengandung karbohidrat yang tinggi sebesar 99,6918%, protein 0,2280% dan

lemak 0,0185%. (Fajri, 2014).

Jenis dari pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk kandang adalah

pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering

digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh

masyarakat, seperti kotoran sapi, kambing, dan ayam. Kandungan unsur hara dari

ketiga jenis hewan ini pun berbeda-beda, sapi memiliki kandungan Nitrogen

Universitas Sumatera Utara

Page 20: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

8

sebesar 0,4%, Phospor 0,2%, dan Kalium 0,1%. Sedangkan kambing memiliki

kandungan Nitrogen sebesar 0,6%, Phospor 0,3%, dan Kalium 0,17%, serta ayam

memiliki kandungan Nitrogen sebesar 1%, Phospor 0,8%, dan Kalium 0,4%.

Perbedaan kandungan unsur hara ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni jenis

hewan, jenis makanan yang diberikan serta umur dari ternak itu sendiri (Tohari,

2009).

Pemberian pupuk organik cair mampu meningkatkan pertumbuhan

dan mempercepat pembungaan serta pembuahan hasil tanaman, karena

dapat menyediakan unsur hara makro seperti, N, P, dan K serta diduga

bereaksi lebih cepat karena pupuk organik diaplikasikan ke daun sehingga dapat

diserap oleh tanaman dalam waktu yang relatif cepat sedangkan fungsi posfor

dalam jumlah yang cukup pada fase generatif adalah membantu proses

pembentukan bunga, buah dan biji (Hafizah, 2012).

Manfaat dari penggunaan pupuk kandang telah diketahui berabad-abad

lampau bagi pertumbuhan tanaman, baik pangan, ornamental, maupun

perkebunan. Yang harus mendapat perhatian khusus dalam penggunaan pukan

adalah kadar haranya yang sangat bervariasi. Komposisi hara ini sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis dan umur hewan, jenis

makanannya, alas kandang, dan penyimpanan/pengelolaan (Hartatik, 2006).

Pemberian pupuk kotoran ayam dapat memperbaiki struktur tanah

yang sangat kekurangan unsur organik serta dapat menyuburkan tanaman.

Itulah sebabnya pemberian pupuk organik ke dalam tanah sangat diperlukan

agar tanaman yang tumbuh di tanah itu dapat tumbuh dengan baik (Subroto,

2009)

Universitas Sumatera Utara

Page 21: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

9

Briket Pupuk Kandang Ayam

Menurut Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian,

pembuatan briket membutuhkan bahan perekat supaya briket tidak mudah hancur.

Jenis perekat berpengaruh tehadap kerapatan, ketahanan tekan, nilai kalor bakar,

kadar air, dan kadar abu. Terdapat dua golongan perekat dalam pembuatan briket,

yaitu perekat yang berasap (tar, pitch, clay, dan molases) dan perekat yang kurang

berasap (pati, dekstrin, dan tepung beras).

Tapioka adalah salah satu pengikat organik yang memiliki kadar

karbohidrat cukup tinggi. Tapioka merupakan salah satu sumber karbohidrat yang

ketersediaannya cukup melimpah khususnya di daerah yang memiliki usaha

perkebunan singkong. Sebagai sumber karbohidarat, tapioka juga memiliki pati

yang terdiri atas amilosa dan amilopektin yang menjadikannya mampu mengikat

karbon-karbon dalam briket arang. pati tersusun dari dua macam karbohidrat,

amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa

memberikan sifat keras sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket

Tapioka adalah pati dengan bahan baku singkong dan merupakan salah satu bahan

untuk keperluan industri makanan,farmasi, tekstil, perekat dan lain-lain. Tapioka

memiliki sifat fisik yang serupa dengan pati sagu, sehingga penggunaan keduanya

dapat dipertukarkan (Yusuf, 2017).

Bahan perekat pati, dekstrin, dan tepung beras akan menghasilkan briket

yang tidak berasap dan tahan lama tetapi nilai kalornya tidak setinggi arang kayu.

Bahan perekat dari tumbuh-tumbuhan seperti pati (tapioka) memiliki keuntungan

dimana jumlah perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit

dibandingkan dengan bahan perekat hidrokarbon. (Saleh, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Page 22: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

10

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu

Peneletian ini dilakukan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan pada bulan April 2018

– Juni 2018

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag, panci, air,

kompor, pisau. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk

kandang, kanji, tanah kritis/stress.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode rancangan acak lengkap (RAL)

faktorial, dengan 12 perlakuan (P1K1, P1K2, P1K3, P2K1, P2K2, P2K3, P3K1, P3K2,

P3K3, P4K1, P4K2, P4K3) dan 3 ulangan. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali

dan setiap ulangan terdiri atas 1 tanaman. Dengan demikian terdapat 36 bibit

sukun yang ditanam.

Perlakuan yang diberikan adalah :

Faktor 1 : Dosis Pupuk Kandang Ayam : dengan 4 taraf, yaitu :

P1 = pupuk kandang 0.5 kg

P2 = pupuk kandang 1 kg

P3 = pupuk kandang 1.5 kg

P4 = pupuk kandang 2 kg

Faktor 2 : Tepung Kanji : dengan 3 taraf, yaitu :

K1 = Tepung kanji (tapioka) 0.5 kg

Universitas Sumatera Utara

Page 23: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

11

K2 = Tepung kanji (tapioka) 1 kg

K3 = Tepung kanji (tapioka) 1.5 kg

Prosedur penelitian

Pertama dibuat briket dengan cara merebus air di dalam panci hingga

setengah mendidih, setelah air setengah mendidih dimasukkan tepung tapioka ke

dalam panci tersebut. Kemudian diaduk tepung tapioka tersebut hingga

menggumpal, setelah tepung tapioka menggumpal diamkan selama 5 menit,

setelah itu ditambahkan pupuk kandang ayam ke dalam tepung tapioka tersebut,

lalu diaduk hingga merata.

Penyiapan polybag yang sudah tersedia, diberi label dan masukkan tanah

ke dalam polybag sebanyak ½ permukaan per polybag. Setelah itu masukkan bibit

sukun bersamaan dengan briket pupuk kandang ke dalam polybag sesuai dengan

perlakuan. Selanjutnya penambahan tanah topsoil diatas perlakuan, lalu siram

bibit setiap hari selama 2 (dua) minggu. Setelah itu, diamati pertumbuhan bibit

selama 2 (dua) bulan tanpa dilakukan lagi penyiraman.

Parameter penelitian

Parameter yang digunakan pada penelitian ini, yaitu :

a. Pertambahan tinggi bibit (cm)

Pengambilan data parameter tinggi tanaman dilakukan dua minggu sekali.

Pengukuran dilakukan sejak hari pertama dilakukan penelitian. Pengukuran tinggi

dilakukan dengan menggunakan benang yang kemudian diukur dengan penggaris.

Pengukuran tinggi dilakukan 1 cm di atas titik awal pertumbuhan tunas, dan pada

titik tersebut diberi tanda untuk memudahkan pengukuran.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

12

b. Diameter bibit (cm)

Pengambilan data diameter tanaman dilakukan dua minggu sekali.

Pengukuran dilakukan sejak hari pertama dilakukan penelitian. Pengukuran tinggi

dilakukan dengan menggunakan benang yang kemudian diukur dengan penggaris.

c. Jumlah daun (helai)

Perhitungan jumlah daun dilakukan awal dan akhir penelitian ini

dilakukan. Daun yang dihitung adalah daun yang sudah terbuka sempurna.

d. Hari mati ( hari ke- )

Dalam pengamatan dilakukan analisis untuk melihat apakah dalam

penelitian ada bibit yang mati atau tidak. Kemudian ditulis hari keberapa bibit

tersebut mati terhitung dari awal dilaksakannya penelitian.

Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Varian faktorial

untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian briket pupuk kandang

terhadap terhadap pertumbuhan bibit sukun (Artocarpus communis).

Keputusan statistik :

Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk

i = 1, 2, dan 3

j = 1, 2, dan 3

k = 1, 2, 3, ….5

Yijk = Nilai pengamatan pada perlakuan pupuk kandang ke - i, tepung kanji

(tapioka) ke - j, dan ulangan ke - k

µ = Rata-rata nilai pengamatan

αi = Pengaruh perlakuan penambahan pupuk kandang ke - i

Universitas Sumatera Utara

Page 25: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

13

βj = Pengaruh perlakuan tepung kanji (tapioka) ke - j

(αβ)ij = Pengaruh interaksi perlakuan pupuk kandang ke - i dan tepung kanji

(tapioka) ke - j

εijk = Pengaruh galat perlakuan pupuk kandang ke - i dan tepung kanji

(tapioka) ke - j

H0 = Tidak ada pengaruh pemberian briket pupuk kandang ayam dengan

perlakuan yang berbeda pada pertumbuhan bibit sukun (Artocarpus communis).

H1 = Ada pengaruh pemberian briket pupuk kandang ayam dengan perlakuan

yang berbeda pada pertumbuhan bibit sukun (Artocarpus communis).

Keputusan uji :

Perbandingan Fhitung dengan F tabel Syarat yaitu

- Jika Fhitung > F tabel = H1 diterima

- Jika Fhitung < F tabel = H0 diterima

Universitas Sumatera Utara

Page 26: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

14

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Pertambahan tinggi (cm)

Hasil pengukuran pertambahan tinggi rata-rata tanaman sukun (A.

communis) selama tiga bulan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data pengukuran rata-rata pertambahan tinggi (cm) tanaman sukun

dengan perlakuan berbagai berat pupuk kandang ayam dan tepung

tapioka.

Perlakuan P1 P2 P3 P4 Rata-rata

K1 0,81 0,79 0,82 1,38 3,8

K2 0,5 0,55 0,93 0,75 2,73

K3 1,41 0,86 0,72 1,80 4,79

Rata-rata 1,78 1,62 1,99 2,73 3,77

Data hasil pengukuran rata-rata pertambahan tinggi (cm) pada Tabel 2

menunjukan nilai rata-rata tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P4K3

yaitu kombinasi perlakuan pupuk kandang ayam sebanyak 2 kg (P4) dengan

tepung kanji sebanyak 1,5 kg (K3) yaitu 1,8 cm. Sedangkan data tinggi tanaman

terendah terdapat pada perlakuan pupuk kandang ayam sebanyak 0,5 kg (P1)

perlakuan dengan tepung tapioka sebanyak 1 kg (K2) yaitu 0,5 cm. Berdasarkan

hasil sidik ragam pengamatan pertambahan tinggi (cm) menjelaskan bahwa tidak

ada pengaruh nyata pada perlakuan pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan

tanaman sukun dan pada perlakuan tepung tapioka yang berbeda, ada pengaruh

yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman sukun (A. communis).

Pertambahan Diameter Batang (cm)

Pengamatan pengukuran rata-rata pertambahan diameter (cm) tanaman

sukun menunjukan bahwa ada perbedaan nyata pada perlakuan pupuk kandang

Universitas Sumatera Utara

Page 27: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

15

ayam dan tepung tapioka, Oleh karena itu dilakukan uji lanjutan DMRT dengan

taraf α 5% sehingga dapat dilihat perbedaan dari setiap perlakuan. Dipeoleh

diameter tanaman sukun terbesar terdapat pada perlakuan pemberian pupuk

kandang ayam sebanyak 2 kg (P4) dengan tepung tapioka 1.5 kg (K3) dengan

nilai 0,02293 cm sedangkan diameter terkecil terdapat pada tanaman sukun

dengan perlakuan pemberian pupuk kandang ayam sebanyak 1 kg (P2) dengan

tepung tapioka 0.5 kg (K1) dengan nilai 0,002683cm. Berdasarkan hasil sidik

ragam pengamatan pertambahan diameter (cm) menjelaskan bahwa ada pengaruh

nyata pada perlakuan pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan tanaman sukun

dan pada perlakuan tepung tapioka yang berbeda, ada pengaruh yang nyata

terhadap pertumbuhan diameter tanaman sukun (A. communis).

Data pengamatan rata-rata pertambahan diameter batang (cm) tanaman

sukun selama 2 (dua) bulan penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Data pengukuran rata-rata pertambahan diameter (cm) tanaman sukun

dengan perlakuan pupuk kandang ayam dan tepung tapioka.

Perlakuan P1 P2 P3 P4 Rata-rata

K1 0,0142 0,003 0,0168 0,021 0,014b

K2 0,0040 0,005 0,0156 0,007 0,008a

K3 0,0101 0,007 0,0123 0,023 0,013b

Rata-rata 0,009b 0,005a 0,0149bc 0,017c 0,0116

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom rataan berat pupuk

kandang ayam, pada baris rataan tepung tapioka dan pada baris dan kolom pada

interaksi antara berat pupuk kandang ayam sama berarti berbeda tidak nyata menurut

uji DMRT pada taraf α 5%.

Jumlah Daun (helai)

Perhitungan parameter jumlah daun dilakukan dilakukan diakhir penelitian

dikarenakan jumlah daun mengalami pengurangan (gugur) dan penambahan

akibat proses fotosintesis. Pada Tabel 4. pengamatan perhitungan jumlah daun

(helai) tanaman sukun menunjukan bahwa tidak ada perbedaan nyata pada setiap

Universitas Sumatera Utara

Page 28: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

16

perlakuan, di karenakan diperoleh hasil table anova yang menunjukkan bahwa,

seluruh F-hit lebih kecil daripada F-tab, maka dari itu tidak ada perbedaan

perlakuan pemberian pupuk kandang ayam maupun pemberian tepung

tapioka.Adapun data perhitungan jumlah daun (helai) pada akhir penelitian dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Data perhitungan rata-rata pertambahan jumlah daun (helai) tanaman

dengan perlakuan pupuk kandang ayam dan tepung tapioka.

Perlakuan P1 P2 P3 P4 Rata-rata

K1 4,67 4,67 4,00 4,67 4,50

K2 4,00 3,67 4,33 3,67 3,92

K3 3,00 4,33 2,67 2,67 3,17

Rata-rata 3,89 4,22 3,67 3,67 3,86

Hari mati ( hari ke- )

Dalam pengamatan dilakukan analisis untuk melihat apakah dalam

penelitian ada bibit yang mati atau tidak. Kemudian ditulis hari keberapa bibit

tersebut mati terhitung dari awal dilaksakannya penelitian, data tersebut dapat

dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Data perhitungan rata-rata hari mati (hari ke- ) tanaman dengan

perlakuan pupuk kandang ayam dan tepung tapioka.

PERLAKUAN RERATA (Hari ke-)

P1K1 25,00

P1K2 20,33

P1K3 21,67

P2K1 21,67

P2K2 22,33

P2K3 27,33

P3K1 26,00

P3K2 25,00

P3K3 31,00

P4K1 29,67

P4K2 31,67

P4K3 33,00

Rata-rata 26 (26,22) hari

Universitas Sumatera Utara

Page 29: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

17

Pada tabel 4. pengamatan hari mati (hari ke-) tanaman sukun menunjukan bahwa

tidak ada pengaruh nyata pada perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dan

tepung tapioka. Tanaman sukun yang paling cepat mati adalah perlakuan briket

pupuk kandang ayam dan tepung tapioka dengan dosis 0.5 kg ; 0.5 kg pada hari

ke-19. Sedangkan tanaman sukun yang paling lama mati adalah pada perlakuan

briket pupuk kandang ayam dan tepung tapioka dengan dosis 2.0 kg ; 0.5 kg dan

2.0 kg ; 1.5 kg yaitu pada hari ke-33 dan hari ke-34.

Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, beberapa parameter yang

diamati adalah pertambahan tinggi (cm), pertambahan diameter batang (cm),

jumlah daun dan hari mati. Pada pengamatan yang telah telah diperoleh data

parameter pertambahan tinggi (cm) tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan

P4K3 yaitu sebesar 1,8 cm, pertambahan diameter terbesar terdapat pada

perlakuan P4K3 dengan nilai 0,02293 cm. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Widyatama (2009) yang mengatakan bahwa tanaman sukun (A. communis) dapat

tumbuh dengan baik sejak di dataran rendah hingga dataran tinggi. Tanaman

sukun memiliki toleransi yang cukup baik terhadap rentang iklim.Sukun dapat

tumbuh dengan baik di daerah beriklim basah maupun iklim kering. Tanaman

sukun lebih suka tumbuh di tempat terbuka, dan mendapat sinar matahari penuh.

Sukun juga memiliki toleransi terhadap ragam tanah.

Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa perlakuan pemberian pupuk kandang

ayam dan tepung tapioka memiliki pengaruh nyata pada pertumbuhan tanaman

sukun (A. communis). Dimana perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dan

tepung tapioka pada pengamatan pertumbuhan diameter tanaman sukun

Universitas Sumatera Utara

Page 30: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

18

mengalami perbandingan nyata pada perlakuan. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Subroto (2009) menunjukkan bahwa pemberian pupuk kotoran ayam dapat

memperbaiki struktur tanah yang sangat kekurangan unsur organik serta

dapat menyuburkan tanaman. Itulah sebabnya pemberian pupuk organik ke

dalam tanah sangat diperlukan agar tanaman yang tumbuh di tanah itu dapat

tumbuh dengan baik.

Dengan adanya perlakuan Pupuk kandang ayam dan tepung tapioka tanpa

melakukan penyiraman maka pertumbuhan bibit sukun (A. communis) cepat

mengalami kematian. Hal ini sesuai dengan pernyataan Widowati (2010) bahwa

fungsi pupuk kandang ayam yaitu mempertinggi daya serap dan daya simpan air

yang secara keseluruhan mampu meningkatkan kesuburan tanah.

Diketahui bahwa jumlah daun tidak berpengaruh nyata dalam

pertumbuhan tanaman sukun, yang mungkin disebabkan oleh keadaan lingkungan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Sari (2016) yang mengatakan bahwa daun

merupakan organ vital tanaman karena pada bagian ini terjadi proses fotosintesis.

Kekurangan air dapat menghambat laju fotosintesis, terutama karena pengaruhnya

terhadap turgiditas sel penjaga stomata. Air diserap tanaman melalui akar bersama

– sama dengan unsur – unsur hara yang terlarut di dalamnya, kemudian diangkut

kebagian atas tanaman terutama daun melalui pembuluh xylem.

Pemberian pupuk kandang ayam dan tepung tapioka sebagai briket pupuk

kandang mampu membuat harga pembibitan semakin ramah lingkungan, efektif,

dan ekonomis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Saleh (2013) yang menyatakan

bahwa Bahan perekat pati, dekstrin, dan tepung beras akan menghasilkan briket

yang tidak berasap dan tahan lama tetapi nilai kalornya tidak setinggi arang kayu.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

19

Bahan perekat dari tumbuh-tumbuhan seperti pati (tapioka) memiliki keuntungan

dimana jumlah perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit

dibandingkan dengan bahan perekat hidrokarbon.

Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat tanaman yang paling lama

bertahan hidup. Hal ini disebabkan oleh adanya perlakuan yang berbeda antar

tanaman. Tanaman yang paling lama bertahan hidup yaitu pada P4K3 dengan

rata-rata mati pada hari ke 33 selama 1 bulan penelitian. Dan yang paling cepat

mati adalah pada P1K2 yaitu pada hari ke-19. Hal ini dipengaruhi oleh

kemampuan briket dalam menahan air. Pori –pori yang ada dalam beriket mampu

menahan air sehingga proses penggunaan air oleh tanaman menjadi lebi lambat

dan lama. Akibatnya tanaman menjadi lebih lama hidup karena kemampuan briket

dalam menahan air. Media yang digunakan pada penelitian ini yakni tanah dari

lahan kritis dimana kondisi lingkungan berada dalam cengkraman kekeringan. Hal

ini sangat mendominasi dalam mempengaruhi proses pertumbuhan sehingga

proses pertumbuhan begitu lambat. Tanah yang berfungsi sebagai media

penyimpan air yang terkandung di dalamnya tidak dapat berfungsi maksimal

sehingga berimplikasi terhadap pertumbuhan tanaman yang juga menjadi tidak

maksimal dan pada akhirnya menyebabkan kematian pada tanaman.

Pemberian pupuk kandang selain dapat menambah tersedianya unsur hara

juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Beberapa sifat fisik tanah yang dapat

dipengaruhi pupuk kandang antara lain kemantapan agregat, bobot volume total

ruang pori, plastisitas dan daya pegang air. Pernyataan di atas didukung pula oleh

Santoso (2004) kompos dapat meningkatkan kapasitas menahan air, aktivitas

mikroorganisme di dalam tanah dan ketersediaan unsur hara tanah. Selain itu,

Universitas Sumatera Utara

Page 32: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

20

kompos juga dapat menyediakan sumber energi bagi aktifitas organisme tanah

baik makro maupun mikro yang berperan dalam meningkatkan kesuburan tanah

melalui proses peningkatan humus.

Pengamatan jumlah daun bibit sukun memiliki nilai yang beragam. Dan

pada pengamatan menunjukkan penurunan jumlah daun sampai akhir penelitian

dikarenakan kekurangan air. Hal ini mengakibatkan pigmen daun banyak yang

rusak dan akhirnya menggugurkan daun sebagai bentuk adaptasi terhadap

lingkungan. Pernyataan di atas sesuai dengan Haryati (2000) yang menyatakan

bahwa respon terhadap adanya stres air ini dapat diamati secara visual. Adanya

respon layu dan menggulungnya daun berarti terhambatnya fotosintesis baik

karena menutupnya stomata dan karena berkurangnya luas permukaan

fotosintesis.

Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa adanya perlakuan yang

baik pada P4K3 (pupuk kandang 2kg dan tepung tapioka 1,5kg). Hal ini

dikarenakan adanya penambahan bahan organic berupa briket pupuk ke dalam

tanah yang berfungsi sebagai media penyuplai air dan unsur hara yang dibutuhkan

tanaman. Sesuai dengan pernyataan Damanik et al. (2011) yang menyatakan

bahwa unsur nitrogen meningkatkan bagian protoplasma sehingga menimbulkan

beberapa akibat antara lain terjadi peningkatan ukuran sel daun dan batang. Unsur

N adalah penyusun utama biomassa tanaman muda. Ketersedian air juga berperan

dalam penyediaan dan pengangkutan hara oleh tanaman.

Diketahui bahwa akibat dari kekirangan unsur hara N tanaman yang

kekurangan Nitrogen dapat dikenali dari daun bagian bawah. Daun pada bagian

tersebut menguning karena kekurangan klorofil. Pada proses lebih lanjut, daun

Universitas Sumatera Utara

Page 33: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

21

akan mengering dan rontok. Tulang-tulang di bawah permukaan daun muda akan

tampak pucat. Pertumbuhan tanaman melambat, kerdil dan lemah. Pada unsur

K berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis,

akumulasi, translokasi, transportasi karbohidrat, membuka menutupnya stomata,

atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel. Hal ini sesuai dengan

pendapat Rina (2015) bahwa N berfungsi untuk menyusun asam amino (protein),

asam nukleat, nukleotida, dan klorofil pada tanaman, sehingga dengan adanya N,

tanaman akan merasakan manfaat sebagai berikut: 1).Membuat tanaman lebih

hijau, 2). Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, jumlah

daun, jumlah cabang), 3). Menambah kandungan protein hasil panen.

Berdasarkan penelitian ini, tidak terdapat pengaruh pemberian pupuk

kandang dan tepung tapioka sebagai briket pupuk kandang terhadap pertumbuhan

bibit sukun (A. communis) pada parameter tinggi, daun, hari mati. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Fajri (2014) yang menyatakan bahwa kotoran ayam

merupakan limbah organik yang mengandung unsur N yang tinggi.

Mikroorganisme memanfaatkan karbon sebagai sumber energi sedangkan nitrogen

menjadi sumber protein yang digunakan untuk tumbuh dan berkembang. Nilai N-

organik yang tinggi akan meningkatkan populasi bakteri pada media pemeliharaan

sehingga ketersediaan makanan cacing pun akan meningkat.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

22

KESIMPULAN

Kesimpulan

1. Faktor tunggal pupuk kandang ayam dan tepung tapioka berpengaruh nyata

pada diameter terhadap pertumbuhan bibit sukun (A. communis).

2. Pemberian yang baik untuk pupuk kandang ayam dan tepung tapioka sebagai

briket pupuk kandang dengan berbagai perlakuan, pada perlakuan P4K3

(pupuk kandang 2 kg dan tepung tapioka 1,5 kg).

Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan agar mengetahui pengaruh

perbandingan pupuk kandang dan tepung tapioka sebagai briket terhadap

pertumbuhan bibit sukun (Artocarpus comunnis) di lapangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

23

DAFTAR PUSTAKA

Damanik, M.M.B., dkk. 2011. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU

Press.Medan.

Departemen Pertanian. 2003. Panduan Teknologi Pengolahan Sukun Sebagai

Bahan Pangan Alternatif. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Holtikultura. Jakarta.

Distan, 2011. Kandungan Unsur Hara Pada Pupuk dan Manfaatnya Bagi

tanaman.http://distan.riau.go.id/index.php/component/content/article/53p

upuk/141-unsur-hara-pupuk.Diakses 24 Desember 2018.

Fajri, N.W. 2014. Pengaruh Penambahan Kotoran Ayam, Ampas Tahu dan

Tepung Tapioka dalam Media Kultur Terhadap Biomassa, Populasi dan

Kandungan Nutrisi Cacing Sutra (Tubifex sp.). Journal of Aquaculture

Management and Technology. Vol 3 No 4:101-108.

Hartatik, W. dan L. R. Widowati. 2006. Pupuk Kandang. Artikel- Ilmiah- Jurnal

Pupukkandang.http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/p

upuk/pupuk4.pdf [Diakses tanggal 10 Desember 2018].

Haryati, S. S. 2000. Fisiologi Cekaman. EdisiRevisi. Jurusan Agronomis. Fakultas

Pertanian. IPB. Bogor.

Hendalastuti, HR dan A. Rojidin. 2006. Karakteristik Budidaya dan Pengelolaan

Buah Sukun: Studi kasus di Solok dan Kampar. Prosiding seminar Hasil.

Jones, A.M.P., D.Ragone, N.G. Tavana, D.W. Bernotas, and S.J. Murch,

2011. Beyond The Bounty: Breadfruit (Artocarpus altilis) for food

security and novel foods in the 21stcentury, ethnobotany research &

Applications, Jurnal of Plant, people and applied research, 9:129-149.

Lindedam, J., J. Magid, P.Poulsen, and J. Luxhoi. 2009. Tissue Architecture

and Soil Fertility Controls on Decomposer Communities and

Decomposition of Roots. Soil Biology and Biochemistry J. Vol 41 No

6.

Mayadewi, N. N. A. 2007. Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan Jarak Tanam

Terhadap Pertumbuhan Gulma dan Hasil Jagung Manis. Jurusan

Budidaya Pertanian. Vol 26 (4) : 153 - 159 (2007). Fakultas Pertanian

Unud. Denpasar.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

24

Najiyati, S., L. Muslihat dan Putra I. 2005. Panduan Pengolahan Lahan Gambut

untuk Pertanian Berkelanjutan. Bogor. Wetlands Internasional.

Novizan. 2004. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Ramadhani, A.L. 2009. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Sukun

(Artocarpus altilis) Terhadap Larva Aetemia Salina Leach dengan

Metode Brine Shrimp. Lethality Test. Fakultas Pertanian UNDIP.

Semarang.

Rina. 2015. Manfaat Unsur N, P, K Bagi Tanaman. Badan Litbang Pertanian.

Kalimantan Timur.

Saleh, A. 2013. Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai

Kalor Pembakaran pada Biobriket Batang Jagung (Zea mays L.). Jurusan

Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar. Sulawesi

Selatan.

Santoso, B., F. Haryanti dan S.A. Kadarsih. 2004. Pengaruh Pemberian Pupuk

Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Serat Tiga Klon

Rami di Lahan Aluvial Malang. Jurnal Pupuk. 5(2):14-18.

Sari, K. (2016). Pengaruh Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan dan

Hasil Tanaman Kubis Bunga (Brassica oleracea Var. Bathytis L.) Pada

Oxic Dystrudepts Lembantongoa. e-J. Agrotekbis 4 (2) :151-159.

Setiawan, B. S. 2010. Membuat Pupuk KandangSecara Cepat. Penebar Swadaya:

Jakarta.

Sihombing, M. (2014). Kinetika Hidrolisis Pembentukan Gula Pereduksi Dengan

Pengaruh Variasi Konsentrasi HCl Dan Temperatur Hidrolisis. Jurusan

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang.

Subroto. 2009. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Bandung:

Pustaka Buana.

Suhartono. 2008. Pengaruh Interval Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan dan

Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merril) Pada Berbagai Jenis

Tanah. Jurnal Embryo. Vol, 5 (1).

Tarwiyah, K. 2011. Tapioka. Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri.

Tohari, Y. 2009. Kandungan Hara Pupuk Kandang.

http://tohariyusuf.wordpress.com/2009/04/25/kandungan-hara-pupuk-

kandang. Diakses Pada 29 Desember 2018.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

25

Widowati. L. R., Sri Widati, U. Jaenudin, W. Hrtatik. 2010. Pengaruh kompos

pupuk organik yang Dipekaya dengan Bahan Mineral dan Pupuk Hayati

terhadap Sifat-sifat Tanah, Serapan Hara dan Produksi Sayuran Organik.

Laporan Proyek Penelitian Program Pengembangan Agribisnis. Balai

Penelitian Tanah.

Widyatama, N. 2009. Strategi Pengembangan Komoditas Sukun

(Artocarpus communis Forst) di Kabupaten Cilacap (Pendekatan Metode

Analisis Hierarki Proses/AHP). Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian,

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Yusuf, T. M dan Fajrin, D.E. 2017. Pembuatan Briket Arang Dari Daun Jati

Dengan Sagu Aren Sebagai Pengikat, jurnal, jurnal Teknik Kimia, 17

no.1, h. 36.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

26

LAMPIRAN

Lampiran 1. Pertambahan tinggi (cm) tanaman sukun dengan perlakuan berbagai dosis briket pupuk kandang ayam dan tepung tapioka.

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

P1K1 1,18 0,28 0,98 2,44 0,81

P1K2 0,80 0,18 0,53 1,51 0,50

P1K3 0,93 2,10 1,20 4,23 1,41

P2K1 1,15 0,68 0,55 2,38 0,79

P2K2 0,58 0,60 0,47 1,65 0,55

P2K3 0,25 1,08 1,26 2,59 0,86

P3K1 1,28 0,55 0,65 2,48 0,82

P3K2 0,68 0,95 1,18 2,81 0,93

P3K3 0,30 1,28 0,58 2,16 0,72

P4K1 2,18 1,28 0,68 4,14 1,38

P4K2 0,60 0,90 0,75 2,25 0,75

P4K3 0,75 1,33 3,33 5,41 1,80

Sidik ragam pertambahan tinggi (cm) tanaman sukun (Artocarpus communis)

SK DB JK KT FHIT FTAB 5%

PERLAKUAN 11 5,12 0,47 1,44 2,22 tn

A 3 1,74 0,58 1,78 3,01 tn

B 2 1,59 0,79 2,45 3,4 tn

AB 6 1,79 0,30 0,92 2,51 tn

GALAD 24 7,78 0,32

TOTAL 35 12,91 0,37

Keterangan :

* : nyata P4 : Pupuk kandang 2,0 Kg

tn : tidak nyata K1 : Tepung kanji (tapioka) 0,5 Kg

P1 : Pupuk kandang 0,5 Kg K2 : Tepung kanji (tapioka) 1,0 Kg

P2 : Pupuk kandang 1,0 Kg K3 : Tepung kanji (tapioka) 1,5 Kg

P3 : Pupuk kandang 1,5 Kg

Universitas Sumatera Utara

Page 39: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

27

Lampiran 2. Pertambahan diameter (cm) tanaman sukun dengan perlakuan berbagai dosis briket pupuk kandang ayam dan tepung tapioka.

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

P1K1 0,0019 0,0160 0,0250 0,0429 0,0148

P1K2 0,0021 0,0017 0,0083 0,0121 0,0040

P1K3 0,0037 0,0015 0,0250 0,0302 0,0101

P2K1 0,0045 0,0021 0,0015 0,0081 0,0026

P2K2 0,0041 0,0045 0,0075 0,0161 0,0053

P2K3 0,0042 0,0145 0,0023 0,0210 0,0069

P3K1 0,0450 0,0016 0,0038 0,0504 0,0168

P3K2 0,0173 0,0150 0,0145 0,0468 0,0156

P3K3 0,0036 0,0133 0,0200 0,0369 0,0123

P4K1 0,0380 0,0025 0,0230 0,0635 0,0211

P4K2 0,0014 0,0015 0,0185 0,0214 0,0071

P4K3 0,0350 0,0290 0,0048 0,0688 0,0229

Sidik ragam pertambahan diameter (cm) tanaman sukun (A. communis)

SK DB JK KT FHIT FTAB 5%

PERLAKUAN 11 0,01896 0,00172 0,58694 2,22

tn

A 3 0,05086 0,01695 5,77187 3,01 *

B 2 0,06103 0,03051 10,3881 3,4 *

AB 6 0,00044 0,00007 0,02480 2,51

tn

GALAD 24 0,07050 0,00294

TOTAL 35 0,07682 0,00220

Keterangan :

* : nyata P4 : Pupuk kandang 2,0 Kg

tn : tidak nyata K1 : Tepung kanji (tapioka) 0,5 Kg

P1 : Pupuk kandang 0,5 Kg K2 : Tepung kanji (tapioka) 1,0 Kg

P2 : Pupuk kandang 1,0 Kg K3 : Tepung kanji (tapioka) 1,5 Kg

P3 : Pupuk kandang 1,5 Kg

Universitas Sumatera Utara

Page 40: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

28

Lampiran 3. Pertambahan jumlah daun (helai) tanaman sukun dengan perlakuan berbagai dosis briket pupuk kandang ayam dan tepung tapioka.

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

P1K1 3 5 6 14 4,67

P1K2 2 4 6 12 4

P1K3 3 5 1 9 3

P2K1 5 2 7 14 4,67

P2K2 6 3 2 11 3,67

P2K3 3 5 5 13 4,33

P3K1 5 4 3 12 4

P3K2 4 5 4 13 4,33

P3K3 3 3 2 8 2,67

P4K1 6 2 6 14 4,67

P4K2 2 3 6 11 3,67

P4K3 1 4 3 8 2,67

Sidik ragam pertambahan jumlah daun (helai) tanaman sukun (A. communis)

SK DB JK KT FHIT FTAB 5%

PERLAKUAN 11 18,31 1,66 0,99 2,22 tn

A 3 1,86 0,62 0,36 3,01 tn

B 2 10,72 5,36 3,18 3,4 tn

AB 6 5,72 0,95 0,56 2,51 tn

GALAD 24 40,33 1,68

TOTAL 35 75,31 2,15

Keterangan :

* : nyata P4 : Pupuk kandang 2,0 Kg

tn : tidak nyata K1 : Tepung kanji (tapioka) 0,5 Kg

P1 : Pupuk kandang 0,5 Kg K2 : Tepung kanji (tapioka) 1,0 Kg

P2 : Pupuk kandang 1,0 Kg K3 : Tepung kanji (tapioka) 1,5 Kg

P3 : Pupuk kandang 1,5 Kg

Universitas Sumatera Utara

Page 41: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

29

Lampiran 4. Perhitungan hari mati (hari ke-) tanaman sukun dengan perlakuan berbagai dosis briket pupuk kandang ayam dan tepung tapioka.

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

P1K1 24 26 25 75 25,00

P1K2 19 22 20 61 20,33

P1K3 24 20 21 65 21,67

P2K1 21 22 22 65 21,67

P2K2 20 23 24 67 22,33

P2K3 26 29 27 82 27,33

P3K1 25 27 26 78 26,00

P3K2 22 24 29 75 25,00

P3K3 29 32 32 93 31,00

P4K1 30 28 31 89 29,67

P4K2 32 31 32 95 31,67

P4K3 33 32 34 99 33,00

Sidik ragam Perhitungan hari mati (hari ke-) tanaman sukun (A. communis)

SK DB JK KT FHIT FTAB 5%

PERLAKUAN 11 18,31 1,66 0,99 2,22

tn

A 3 1,86 0,62 0,37 3,01

tn

B 2 10,72 5,36 3,19 3,4

tn

AB 6 5,72 0,95 0,57 2,51

tn

GALAD 24 40,33 1,68

TOTAL 35 75,31 2,15

Keterangan :

* : nyata P4 : Pupuk kandang 2,0 Kg

tn : tidak nyata K1 : Tepung kanji (tapioka) 0,5 Kg

P1 : Pupuk kandang 0,5 Kg K2 : Tepung kanji (tapioka) 1,0 Kg

P2 : Pupuk kandang 1,0 Kg K3 : Tepung kanji (tapioka) 1,5 Kg

P3 : Pupuk kandang 1,5 Kg

Universitas Sumatera Utara

Page 42: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

30

Gambar 3. Briket pupuk

kandang ayam

Gambar 4. Bibit sukun

setelah dicampur briket

Gambar 1. Tepung tapioka

setelah dimasak Gambar 2. Pupuk kandang

ayam

Gambar 5. Pengamatan bibit

sukun dirumah kaca

Gambar 6. Pengukuran

tinggi bibit sukun

Universitas Sumatera Utara

Page 43: SKRIPSI AHMAD LUTHFAN DALIMUNTHE 1412010 38

31

Gambar 7. Pengukuran

diameter bibit sukun

Gambar 8. Perhitungan

jumlah daun bibit sukun

Gambar 9. Pengamatan hari

mati bibit sukun

Universitas Sumatera Utara