analisa kualitas kimia produk olahan bandeng ...repository.ub.ac.id/4821/1/satrio budi...

67
ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DI DAERAH SIDOARJO, JAWA TIMUR SKRIPSI PROGRAMSTUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN Oleh : SATRIO BUDI UTOMO NIM :105080300111009 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 18-Dec-2020

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DI DAERAH SIDOARJO, JAWA TIMUR

SKRIPSI

PROGRAMSTUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Oleh :

SATRIO BUDI UTOMO NIM :105080300111009

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 2: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

i

ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chanos

chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DI

DAERAH SIDOARJO JAWA TIMUR

SKRIPSI

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh :

SATRIO BUDI UTOMO NIM : 105080300111009

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 3: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

2

SKRIPSI

ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chanos chanos)

DAN KANDUNGAN CEMARAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DI DAERAH SIDOARJO

JAWA TIMUR

Oleh: SATRIO BUDI UTOMO NIM. 105080300111009

Telah dipertahankan didepan penguji pada tanggal 17 Juli 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui

Dosen Penguji I Dosen Pembimbing I

Dr. Ir. Muhammad. Firdaus, MP Dr. Ir. Dwi Setijawati, M.Kes NIP. 19680919 200501 1 001 NIP.19500531 198103 1003 Tanggal : Tanggal : Dosen Penguji II Dosen Pembimbing II Hefti Salis Yufidasari, S.Pi, M.P. Dr. Ir. Hartati K, MS NIP. 19810331 201504 2 001 NIP. 19640726 198903 2 004 Tanggal : Tanggal :

Mengetahui Ketua Jurusan MSP

Dr. Ir. Arning Wilujeng E., MS NIP. 19620805 198603 2 001

Page 4: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha

Esa atas berkah rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Shalawat serta Salam tidak lupa penulis curahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad

SAW.

β€œSeorang tidak bisa berdiri tanpa terjatuh dan pengalaman membuat seorang bisa

berjalan. Semua tidak lepas karena usaha dan kesabaran.”

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan Skripsi ini tidak lepas dari dukungan

dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan rendah hati dan penuh keikhlasan,

tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua, kakak dan adik angkat yang selalu memberikan dorangan

semangat dan do’a. Begitu banyak pengorbanan yang telah kalian lakukan demi

mewujudkan seorang Sarjana di keluarga kita. Semoga dengan keikhlasan dan kasih

sayang kalian, cita-cita kalian dari seorang Sarjana ini bisa terwujud. Amin

2. Ibu Dr. Ir. Dwi Setijawati, M.Kes selaku dosen pembimbing I yang telah banyak

memberikan pengarahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran serta dukungan

moril dan materil sampai terselesaikannya laporan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Ir. Hartati Kartikaningsih MP. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan pengetahuan dan membimbing dengan sabar hingga dapat memahami

materi penelitian.

4. Bapak Dr. Ir. M.Firdaus, MP dan Ibu Hefti Salis Y, S.Pi, M.P.selaku Dosen Penguji

yang telah banyak memberikan ilmu, kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Tim Penelitian yang terdiri dari Whenda Jonathan, yang selalu bekerja sama dan

saling membantu dalam penelitian serta pengerjaan skripsi ini.

6. Seseorang yang spesial dan keluarga yang selalu membantu dan memberi dorongan

agar cepat terselesaikannya skripsi ini.

7. Sahabat saya Rakhlisya, Sigit Dwi, Auli dan Gamaditya yang meskipun sibuk dengan

aktifitas masing-masing namun tetap menjaga hubungan dan selalu memberikan

dukungan semangat tanpa akhir.

8. Kos Serigala yang beranggotakan Nandar, Vedo, Amik, Lyu, Dio yang selalu

memberikan semangat canda tawa, cacian, kritik dan saran.

9. Sahabat-sahabat tercinta THP angkatan 2010, yang selalu setia memberi motivasi,

semangat, doa serta keceriaan. Rasa berhutang budi penulis begitu besar dan tidak

akan terlupakan, semoga kelak kita lebih bisa menjadi orang berguna bagi keluarga,

masyarakat dan negara.

Page 5: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akhirnya, kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kekurangan hanya milik kita

sebagai manusia, sehingga penulis menyadari laporan Skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat dalam memberikan informasi

bagi pihak yang membutuhkan.

Malang, Juli 2017

Penulis

Page 6: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat,

taufik dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Skripsi yang berjudul Analisa Kualitas Kimia Pangan

Kandungan Cemaran Logam Berat Kadmium (Cd) Pada Produk Olahan Bandeng Asap

(Chanos chanos) Di Daerah Sidoarjo Jawa Timur. Berisi pokok-pokok bahasan yang

meliputi kadar jumlah cemaran Kadmium (Cd), nilai proksimat atau kandungan gizi, serta

parameter cemaran lainnya pada produk olahan Bandeng Asap (Chanos chanos).

Melalui laporan skripsi ini penulis mengharapkan dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan bagi pembaca. Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Perikanan (S.Pi) di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya. Akhirnya penulis menyadari laporan skripsi ini masih banyak

kekurangan, sehingga kritik dan saran sangat diharapkan. Penulis berharap laporan skripsi

ini dapat memberikan manfaat dan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Malang, Juli 2017

Penulis

Page 7: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................... iii

UCAPAN TERIMAKASIH .............................................................................. iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

RINGKASAN ................................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3

1.4 Kegunaan ............................................................................................... 3

1.5 Waktu dan Tempat ................................................................................ 4

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Bandeng................................................................................. 5

2.1.1 Habitat Alam Liar .................................................................................. 6

2.1.2 Logam Berat ........................................................................................ 7

2.2 Senyawa Kadmium (Cd) ............................................................................ 11

2.2.1 Sifat Fisik dan Kimia Kadmium (Cd) ............................. .................... 12

2.2.2 Manfaat Kadmium (Cd) ....................................................................... 14

2.2.3 Sumber Bahan Polutan ......................................................................... 15

2.3 Toksisitas Kadmium (Cd) pada Manusia....................................................... 16

Page 8: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

2.3.1 Toksisitas Kadmium (Cd) pada Organisme Perairan...................................17

2.4 Mekanisme Toksisitas (Cd)............................................................................17

2.4.1 Gejala Toksisitas (Cd)................................................................................ 18

2.5 Bandeng Asap............................................................................................. 18

2.6 Atomic Absorption Spectrophotometry........................................................ 19

2.7 Metode Perhitungan MPN .......................................................................... 20

3. METODE PENELITIAN

3.1 Materi Penelitian ...................................................................................... 21

3.1.1 Alat Penelitian ................................................................................... 22

3.1.2 Bahan Penelitian ............................................................................... 22

3.2 Metode Penelitian ..................................................................................... 23

3.2.1 Penelitian Pendahuluan ..................................................................... 23

3.3.1 Penelitian Utama .............................................................................. 24

3.4 Prosedur Penelitian .............................................................................. 25

3.5 Analisa Penelitian ................................................................................. 26

3.5.3 Kadar Air ............................................................................................ 26

3.5.4 Kadar Lemak ...................................................................................... 26

3.5.6 Kadar Protein ..................................................................................... 27

3.5.7 Kadar Karbohidrat .............................................................................. 28

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kadar Total ................................................................................. 31

4.1.1 Kadar Kadmium................................................................................... 33

4.1.2 Proksimat .......................................................................................... 34

4.3 Kadar Air .............................................................................................. 38

4.4 Kadar Lemak .......................................................................................... 39

4.6 Kadar Protein ........................................................................................ 42

4.7 Kadar Karbohidrat ................................................................................. 43

4.9 Perhitungan E.colli (MPN) ....................................................................... 45

Page 9: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

4.10 Jumlah ................................................................................................ 46

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 52

5.2 Saran .................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 53

LAMPIRAN ................................................................................................. 55

Page 10: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

DAFTAR GAMBAR

6.1 Ikan Bandeng Segar................................................................. 10

6.2 Lokasi pengambilan sampel Desa Kalanganyar..................... 51

6.3 Lokasi pengambilan sampel desa Kloposepuluh..................... 51

6.4 Lokasi pengambilan sampel desa Bulusidokare...................... 52

Page 11: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

DAFTAR TABEL

7.1 Komposisi proksimat Bandeng Segar............................................ 11

7.2 Kandungan Proksimat Bandeng Asap............................................ 44

7.3Kadar Logam Berat Kadmium Bandeng Asap I............................... 45

7.4 Kadar Logam Berat Kadmium Bandeng Asap II............................. 45

7.5Uji Colliform MPN Bandeng Asap.................................................... 47

Page 12: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

RINGKASAN

SATRIO BUDI UTOMO. Skripsi. Analisa Kualitas Kimia Produk Olahan Bandeng

Asap (Chanos-chanos) Dan Kandungan Cemaran Logam Berat Kadmium (Cd) Di

Daerah Sidoarjo, Jawa Timur (dibawah bimbingan Dr. Ir. Dwi Setijawati M.Kes

dan Dr. Ir. Hartati Kartikaningsih, M.S.

Perairan sering tercemar oleh berbagai komponen anorganik diantaranya

berbagai jenis logam berat berbahaya yang banyak dihasilkan dari proses

industri Jika kandungan logam dalam perairan naik sedikit demi sedikit, maka

logam tersebut dapat diserap dalam jaringan tubuh organisme dari yang terkecil

yang berperan sebagai produsen hingga organisme terbesar yang berperan

sebagai konsumen akhir rantai makanan. Khususnya pada tambak daerah

Sidoarjo sering terjadi pencemaran akibat limbah pabrik dan bencana lumpur

Lapindo.

Pengukuran kadar jumlah kadmiumpada bandeng asap di sidoarjo ini

dapat dilakukan dengan metode AAS (Automatic absorbtion spectrophotometry).

. Pengambilan sampel produk ikan bandeng dilakukan secara Purposive

Sampling yaitu pengambilan sampel produk olahan ikan bandeng asap dari

beberapa pengolah dan distributor bandeng asap di daerah Sidoarjo dilakukan

secara acak. Kemudian diuji kadar Kadmium (Cd) menggunakan metode AAS

dan dianalisa proksimat secara menyeluruh kemudian dihitung kadar cemaran

mikroba colliform menggunakan metode MPN. Sedangkan untuk menghitung

kandungan nutrisi meggunakan uji Analisa proksimat

Kegunaan dari penelitian ini Untuk mengetahui jumlah total kandungan

kadmium yang terdapat pada bandeng Asap di sidoarjo, kandungan nutrisi serta

batas aman konsumsi bandeng asap yang tercemar logam berat kadmium serta

untuk memberi informasi kepada masyarakat, lembaga dan institusi lain

mengenai jumlah kadar kadmium total yang terdapat pada bandeng asap di

daerah sidoarjo, kandungan nutrisi serta batas aman mengkonsumsi produk

yang telah tercemar..

Kandungan logam berat Cd pada sampel Bandeng asap Desa

Kalanganyar Kecamatan Sedati adalah sebesar 0,0404 ppm, pada sampel

Bandeng asap Desa Bulusidokare 0,0511 ppm dan pada sampel Bandeng Asap

Desa Kloposepuluh/Buduran sebesar 0,0698 ppm. Cemaran Logam Kadmium

Masih dalam batas aman berdasarkan SNI 01-7387-2009 tentang batas

maksimum cemaran logam berat Cd dalam pangan yaitu ambang batas

maksimal pada ikan/ daging ikan/ olahan ikan (1,0 mg/kg), serta Bandeng Asap

memiliki kandungan gizi yang cukup baik untuk dikonsumsi masyarakat

Page 13: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN
Page 14: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan tambak terluasdengan pusat

tambak terletak pada Kabupaten Gresik sebesar 38,44% dan Sidoarjo 32,17% dari

seluruh luas tambak di Jawa Timur. Komoditas unggulan yang dibudidayakan lebih dari

60% tambak di wilayah Kabupaten Sidoarjoadalah tambak ikan Bandeng (BPS Jatim,

2002 dalam Wibowo, 2012). Kordi dan Andi (2007), menyatakan bahwa tambak

merupakan wilayah yang dibentuk manusia untuk pemeliharaan ikan dan udang.

Kabupaten Sidoarjo merupakan Kabupaten yang berbatasan langsung dan

merupakan kawasan penyangga pengembangan industri kota Surabaya.Terdapat

ratusan industri besar dan kecil yang berdomisili di kabupaten Sidoarjo. Dampak

langsung kawasan industri adalah dihasilkannya limbah dari aktivitas industri tersebut

dalam jumlah besar. Dampak akhir pembuangan limbah cair industri dibuang ke sungai

dan terbawa oleh aliran air dari hulu ke hilir, yang akhirnya menyebar di perairan muara

sungai dan perairan pantai. Lingkungan perairan pantai merupakan salah satu faktor

pendukung sistem budidaya ikan bandeng yang baik. Namun saat ini, di Desa

Kalanganyar, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo yang dekat dengan kawasan

industri mengakibatkan daerah pesisir tercemar akibat pembuangan limbah industri ke

laut. Logam berat adalah salah satu jenis limbah industri yang masuk ke perairan.

Limbah ini dapat mengakibatkan penurunan kualitas air yang berimbas terhadap

menurunnyausaha perikanan budidaya di tambak Desa Kalanganyar. Pencemaran yang

disebabkan oleh limbah industri sebagian besar adalah pencemaran logam berat

khususnya CD dan Pb. Berbagai hasil penelitian sebelumnya melaporkan berbagai

kerusakan histopatologi hewan air (Sanusi, 1984; Palar, 1994; Darmono, 2001)

Page 15: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

Ikan dikenal sebagai sumber protein bermutu tinggi, tersedia baik dalam keadaan

segar maupun dalam bentuk olahan ikan Bandeng. Salah satu ikan yang banyak

dikonsusmsi oleh masyarakat adalah Ikan Bandeng. Ikan Bandeng merupakan spesies

ikan yang memiliki habitat di laut. Bandeng memiliki badan memanjang seperti torpedo

dengan siripn ikan bercbang. Kepala Bandeng tidak bersisik, mulut kecil terletak di ujung

rahang tanpa gigi, dan lubang hidung terletak di depan mata. Mata diliputi oleh selaput

bening. Warna sisiknya putih keperak-perakan dengan punggung biru kehitaman (Kordi.

2010).

Ikan bandeng segar memiliki nilai nutrisi lengkap karena mengandung 16 profil

asam lemak tak jenuh yang dibutuhkan oleh tubuh (Agustini et al., 2010). Lemak pada

bandeng menempati posisi ketiga terbesar setelah air dan protein (Yuwanti, 2005).

Asam lemak,memiliki peran penting dalam menurunkan kolesterol, trigliserid dan Low

Density Lipoprotein (LDL) dalam darah, serta menghambat penggumpalan dara

yangmampu menghambat transportasi darah dalam pembuluh darah (Stolyhwo, 2006).

Ikan bandeng merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis

tinggi. Dengan kandungan protein yang tinggi (20,38 %), bandeng merupakan salah satu

sumber pangan yang sangat bergizi. Akan tetapi, kelemahan dari bandeng yaitu adanya

tulang dan duri yang cukup banyak di dalam tubuh bandeng sehingga mengurangi minat

masyarakat untuk mengkonsumsi bandeng. (Vatria,2010).

Pengasapan merupakan salah satu pengolahan yang dapat menghasilkan

citarasa, aroma dan warna yang khas pada produk yang dihasilkan dan banyak digemari

oleh masyarakat. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan untuk memperoleh citarasa

dan aroma asap, maka diproduksi asap cair. Menurut Swastawati (2007), asap cair (liquid

smoke) adalah suatu produk kondensat berbentuk cair dari proses pembakaran kayu

yang telah mengalami aging dan filtrasi sehingga senyawa tar dan senyawa tertentu

Page 16: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

lainnya dapat dipisahkan. Perkembangan asap cair yang semakin pesat disebabkan oleh

beberapa keunggulan yang dimiliki, antara lain biaya yang dibutuhkan untuk kayu dan

peralatan pembuatan asap lebih hemat, flavour produk lebih seragam, flavour lebih

intensif dari pengasapan secara tradisional, flavour produk yang diinginkan dapat diatur,

komponen yang berbahaya dapat dipisahkan sebelum digunakan dalam makanan, dapat

diaplikasikan secara luas pada makanan, dapat diterapkan pada masyarakat awam,

mengurangi pencemaran dan komposisi asap cair lebih konsisten untuk pemakaian yang

berulang (Maga, 1987).

Metode pengasapan dengan asap cair dinilai mempunyai keunggulan

dibandingkan dengan pengasapan tradisional karena dapat menerapkan proses

pemanasan bertahap dan dengan suhu dibawah 100OC, sehingga mampu meningkatkan

kualitas ikan asap, mempertahankan nilai nutrisi, memiliki umur simpan yang lebih lama,

serta mengandung senyawa antioksidan yang mampu memperlambat reaksi oksidasi

lemak, dan ramah lingkungan (Gonulalan et al., 2003; Guillen dan Cabo, 2004; Hattula et

al., 2001). Asam lemak tak jenuh seperti asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat

sangat mudah mengalami autooksidasi. (Hermanto et al., 2010).

Pembangunan yang pesat di bidang ekonomi di satu sisi akan

meningkatkankualitas hidup manusia yaitu dengan meningkatnya pendapatan

masyarakat. Akantetapi di sisi lain akan berakibat pada penurunan kesehatan akibat

adanya pencemaran yang berasal dari limbah industri dan rumah tangga. Hal ini

dikarenakan kurangnya kemampuan sumber daya manusia atau teknologi

yangmemadai untuk mengatasi masalah limbah tersebut. Salah satu pencemaran

padabadan perairan adalah masuknya logam berat baik dari limbah rumah tangga,

industri, pengikisan dari batuan mineral dan lain sebagainya (Hendri et al. 2010)

Dalam pengawasan kualitas lingkungan suatuperairan logam berat merupakan

salah satu parameter penting untuk melihat tingkat pencemarannya. Cemaran logam

Page 17: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

berat umumnya disebabkan oleh berbagai jenis limbah domestik industri, pertanian,

maupun pertambangan (Anon,2002)

Tambak budidaya Bandeng umumnya merupakan tambak tradisional. Tambak

tradisional adalah tambak yang berpematang tanahdengan drainase yangterdiri dari aliran

arus air laut maupun tawar secara alami (payau). Tambak tradisionalmasih bergantung

pada pakan alami seperti zooplankton maupun fitoplankton. Ferianita et al.,(2005),

menyatakan bahwa fitoplankton mempunyai peran sebagai produsen primersehingga

keberadaan fitoplankton tersebut dapat memberikan informasi mengenai status perairan,

yaitu sebagai indikator biologi, kesuburan dan untuk mengevaluasi kesiapan air tambak

sebagai lingkungan hidup organisme budidaya. Hasil panen tambak semi intensif dan

tambak intensif lebih tinggi dibandingkan dengan tambak tradisional, namun tambak

tradisioal lebih ramah lingkungan, serta menghasilkan Bandeng yang dagingnya lebih

padat, dibanding Bandeng yang dibesarkan dengan pelet (Salmin, 2005).

Logam berat pada umumnya mempunyai sifattoksik dan berbahaya

bagiorganisme hidup, walaupun beberapa diantaranya diperlukan dalam

jumlahkecil.Beberapa logam berat banyak digunakan dalam berbagai kehidupan sehari–

hariSecara langsung maupun tidak langsung toksisitas dari polutan itulah yang

Kemudianmenjadi pemicuterjadinya pencemaran pada lingkungan sekitarnya.

Apabilakadar logam beratsudah melebihi ambang batas yangditentukan

dapatmembahayakan bagi kehidupan (Koestoer, 1995).

Logam berat dalam konsentrasi yang tinggi dapat mengakibatkan kematian

beberapa jenis biota perairan. Disamping itu, dalam konsentrasi yang rendah logam berat

dapat membunuh organisme hidup dan proses ini diawali dengan penumpukan logam

berat dalam tubuh biota. Lama kelamaan, penumpukan yang terjadi pada organ target

dari logam berat akan melebihi daya toleransi dari biotanya dan hal ini menjadi

penyebab dari kematian biota terkait (Palar, 1994). Hutagalung (1997) menyatakan

bahwa peningkatan kadar logam berat dalam air akan mengakibatkan logam berat yang

Page 18: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

semula dibutuhkan untuk berbagai proses metabolisme akan berubah menjadiracun

bagi organisme. Selain bersifat racun logam berat juga akan terakumulasi dalam sedimen

dan biota melalui proses gravitasi, biokonsentrasi, bioakumulasi dan biomagnifikasi oleh

biota air.

Ikan sebagai salah satu biota air dapat dijadikan sebagai salah satu

indikatortingkat pencemaran yang terjadi di dalam perairan. Jika di dalam tubuh ikan

telahterkandung kadar logam berat yang tinggi dan melebihi batas normal yang

telahditentukan dapat sebagai indikator terjadinya suatu pencemaran dalam lingkungan.

Menurut Anand (1978), kandungan logam berat dalam ikan erat kaitannya

denganpembuangan limbah industri di sekitarnya tempat hidup ikan tersebut, seperti

sungai,danau, dan laut.

Lumpur panas Lapindo adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas yang

terjadi di Desa Renokenongo Kecamatan Porong,Kabupaten SidoarjoJawa Timur.Lumpur

yang di buang ke sungai Porong dalam jumlah yang besar akan menyebabkan degradasi

ekosistem sungai Porong yang nantinya memberikan dampak merugikan yang besar bagi

sektor perikanan khususnya tambak yang ada di Sidoarjo. Desa Kalanganyar merupakan

salah satu wilayah di Sidoarjo dengan kondisi lingkungan berupa tanah tambak

produktifyang sebagian besar dimanfaatkan untuk budidaya oleh masyarakat sekitar.

Pembuangan lumpur akan merusak ekosistem sungai Porong, masukan lumpur akan

mengganggu kehidupan organisme budidaya yang ada pada Kabupaten Sidoarjo.

Berdasar Laporan ”Environmental Assesment” oleh UNDAC, 2006, disebutkan

bahwa kandungan logam berat pelepasan lumpur ke perairan akan menyebabkan

kematian hewan air dan menyebabkan akibat serius bagi manusia yang tergantung

pada perairan tersebut. Kandungan logam berat yang bersifat toksik dan ditemukan

pada konsentrasi yang tinggi adalah merkuri (Hg) yang berpotensi terakumulasi

dalam tubuh manusia melalui konsumsi ikan. Kandungan Hg terukur 9,6 s/d 14 ng/g;

Pb terukur 13,5-17 Β΅g/g,Cd terukur 0,13 Β΅g/g;Cr terukur 25-40 Β΅g/g. Sedangkan

berdasar hasil uji pendahuluan terhadap air lumpur lapindo diketahui mengandung Pb

Page 19: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

sebesar 3,08 ppm, Fenol 1,56 ppm (Hidayati dan Widya yanti, 2007). Padahal menurut

KepMenLH 51/2004 kadar yang diperbolehkan diperaiaran: untuk Pb sebesar 0,008

ppm sedangkan Cd dan Hg hanya diperekenankan 0,001 ppm. Lumpur ini terdiri dari

30% zat padat dan 70% air, sehingga jika airnya diolah, masih ada potensi sebagai

media pemeliharaan ikan atau udang.

Cd di sedimen perairan yang tak terkontaminasi berkisar antara 0,1 sampai

1,0Β΅g/g bobot kering. Pada umumnya di air permukaan, baik Cd terlarut maupun

partikulatnya secara rutin dapat terdeteksi. Koefisien distribusi Cd partikulat/Cd terlarut

pada perairan sungai di dunia berkisar dari 104 sampai 105 Fluks input antropogenik

secara global per tahun jauh melebihi emisi Cd dari sumber alamiahnya seperti kegiatan

gunung berapi, Windborne soil particles, garam-garam dari laut dan partikel biogenik

sampai dengan satu tingkatan magnitude (Csuros and Csuros,2002).

Sebagian besar tambak di Sidoarjo adalah tambak rakyat atau lebih dikenal

dengan tambak tradisional yang salah satu cirinya adalah untuk pakannya

mengandalkan pakan alami yang tumbuh di tambak, yaitu fitoplankton dan klekap.

Menurut Ferianita et. al, (2005) dalam suatu ekosistim perairan, organisme nabati

fitoplankton mempunyai kedudukan yang amat penting karena berfungsi sebagai

produsen primer bahan organik. Oleh karena itu perubahan terhadap kualitas air

(suhu, hara, oksigen, dsb) erat kaitannya dengan potensi perairan yang ditinjau

dari kelimpahan dankomposisi fitoplankton. Keberadaan fitoplankton tersebut dapat

memberikan informasi mengenai kondisi perairan, yaitu fitoplankton dapat digunakan

sebagai indikator biologi, kesuburan dan untuk mengevaluasi kemantapan perairan

tambak sebagai lingkungan hidup. Suatu perairan dikatakan semakin mantap (baik)

apabila jumlah individu organisme berada dalam keadaan seimbang.

Menurut Soemirat (2003) taraf toksisitas logam berat sangat beragam bagi

berbagai organisme, tergantung dari berbagai aspek yang antara lain spesies, cara

Page 20: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

toksikan memasuki tubuh, frekuensi dan lamanya paparan, konsentrasi toksikan, bentuk

dan sifat fisika/kimia toksikan serta kerentanan berbagai spesies terhadap toksikan.

Akumulasi merkuri di dalam tubuh biota perairan dapat terjadi melalui rantai makanan,

dimana akumulasi tertinggi akan didapat pada konsumen teratas.

Kadmium (Cd) sangat populer dan banyak dikenal oleh orang awam karena

logam ini sering digunakan di pabrik dan paling banyak menimbulkan keracunan pada

makhluk hidup (Darmono, 1995). Secara alamiah, timbal masuk ke dalam perairan

melalui pengkristalan di udara dengan bantuan air hujan dan proses korosifikasi batuan

mineral akibat hempasan gelombang angin, sumber pencemaran logam Kadmium (Cd)

di antaranya limbah industri yang berkaitan dengan logam Kadmium (Cd). Masuknya Cd

secara kontinyu ke dalam perairan akan meningkatkan konsentrasinya, sehingga dapat

menyebabkan bioakumulasi pada biota perairan, bahkan dapat membunuh ikan- ikan

apabila Cd dalam air mencapai konsentrasi 188 mg/l (Palar,1994).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini apakah kandungan jumlah cemaran logam

berat Kadmium (Cd) pada produk olahan Bandeng asap (Chanos-chanos) di daerah

Sidoarjo masih aman untuk dikonsumsi serta berapa besar nilai kandungan gizi yang

terdapat di dalam produk

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar Kadmium (Cd) yang terdapat

cemaran dari berbagai sumber dalam olahan jenis ikan Bandeng asap (Chanos chanos)

di Desa Buduran, Desa Bulusidokare dan Desa Kalanganyar, Kabupaten Sidoarjo.

Sehingga perlu dilakukan studi dan analisa secara mandiri terhadap profil kualitas ikan

Page 21: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

pada hasil tambak meliputi faktor fisika, kimia dan biologi perairan yang kemudian

hasilnya dihubungkan dengan laju pertumbuhan organisme budidaya yakni ikan Bandeng

yang memiliki pengaruh salah satunya olahan Bandeng Asap

.

1.4 Kegunaan

Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi pada

masyarakat, Lembaga dan Institusi lain mengenai bahaya cemaran Kadmium pada

pangan terutama pada produk perikanan Bandeng Asap (Chanos-chanos) serta

kandungan gizi dan nutrisi di dalam Bandeng Asap

1.5 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus – Oktober 2016 di Desa

Bulusidokare, Desa Kalanganyar, Desa Kloposepuluh Kabupaten Sidoarjo. Pengujian

kadar Kadmium (Cd) di Balai Pengendalian Dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan

Surabaya. Analisa Proksimat dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya Malang. Pengujian kadar E.colli dilakukan

di Laboratorium Keamanan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya Malang.

Page 22: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.KlasifikasiIkan Bandeng

Menurut Anonymous (2012b), klasifikasi ikan bandeng adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Osteichthyes Division : Ostariophysi Order : Gonorynchiformes Family : Chanidae Genus : Chanos Lacepede Species : Chanos chanos Forsskal

Gambar 1. Ikan Bandeng (Kurnia, 2011)

2.1.2 Komposisi Proksimat Ikan Bandeng Segar

Komposisi Proksimat Ikan Bandeng Komposisi kimia setiap ikan berbeda-beda

tergantung pada jenis ikan, antar individu dalam spesies, dan antar bagian tubuh dari

satu individu ikan. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu umur, laju

metabolisme, pergerakan ikan, makanan, serta masa reproduksi. Selain itu perbedaan

komposisi kimia daging juga tergantung dari umur, habitat dan kebiasaan makan.

Komposisi kimia daging ikan umumnya terdiri dari kadar air 70-85%; protein 15-25%;

lemak 1-10%; karbohidrat 0,1-1% dan mineral 1-1,5% (Okada, 1990). Komposisi

proksimat ikan berbeda pada habitat yang berbeda, hal ini dikemukakan oleh Aziz et al.

(2013) bahwa komposisi proksimat ikan berbeda pada habitat air payau dan air tawar.

Komposisi proksimat dari ikan bandeng air tawar dan air payau dapat dilihat pada Tabel

2. (Koestoer, 1995)

Tabel 2. Komposisi Proksimat Daging Ikan Bandeng Segar

Page 23: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

Komposisi proksimat Air Tawar Air Payau

Air (%) 75,857 70,787

Abu (%) 2,812 1,405

Protein (%) 20,496 24,175

Lemak (%) 0,721 0,853

Karbohidrat (by different) (%) 0,114 2,780

Ikan bandeng mempunyai badan yang memanjang seperti torpedo dengan sirip

ekor bercabang. Kepala ikan bandeng tidak bersisik, mulut kecil terletak di ujung rahang

tanpa gigi, lubang hidung terletak di depan mata. Mata diseliputi oleh selaput bening

(subcutaneous).Warna badan putih keperak-perakan dan punggung biru kehitaman.Ikan

bandeng mempunyai sirip punggung yang jauh di belakang tutup insang. Dengan 14–16

jari-jari sirip punggung, 16–17 jari-jari sirip dada, 11–12 jari-jari sirip perut, 10–11 jari-jari

sirip anus (sirip anus/anal finn terletak jauh di belakang sirip punggung) dan pada sirip

ekor berlekuk simetris dengan 19 jari-jari (Kordi, 1997).

Ikan bandeng termasuk jenis ikan eurihalin,Oleh karena itu ikan bandeng dapat

hidup di daerah air tawar, air payau, dan air laut. Induk bandeng baru bisa memijah

setelah mencapai umur 5 tahun dengan ukuran panjang 0,5–1,5 m dan berat badan 3–

12 kg. Jumlah telur yang dikeluarkan induk bandeng berkisar 0,5–1,0 juta butir tiap kg

berat badan. Pertumbuhan ikan bandeng relatif cepat, yaitu 1,1–1,7% bobot badan/hari.

Pada tahap pendederan ikan bandeng, penambahan bobot per hari berkisar 40–50 mg.

Ikan bandeng dengan bobot awal 1–2 gr membutuhkan waktu 2 bulan untuk mencapai

bobot 40 gr (Anonymous, 2012a).

2.2 Habitat di Alam Liar

Menurut Idel dan Setyo (1996), bandeng selalu hidup berkelompok di air

asin/payau di pinggir-pinggir pantai dan di muara sungai. Bandeng yang memiliki sifat

euryhaline bisa beradaptasi secara cepat pada daerah payau. Bahkan cenderung

Page 24: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

menyerang air (arus air) sampai pada titik air tawar untuk mencari makanan.

Perpindahan secara besar-besaran biasanya terjadi karena beberapa faktor seperti

banyaknya ikan pemangsa (predator), perubahan suhu air yang mendadak dan

meningkat drastis serta ketika hendak bertelur. Bandeng akan mencari tempat yang

lebih aman, baik untuk kelangsungan kehidupannya atau untuk mengembangkan

keturunannya. Ikan bandeng mampu berdaptasi pada air yang bersuhu 15OC–40OC, jika

suhu air dibawah 15OC maka bandeng akan mengalami stres dan kematian.

Penyebarannya sangat luas, mulai dari samudra Hindia sampai tepi barat pantai

Amerika. Di Indonesia sendiri banyak dijumpai di laut Jawa, sepanjang pantai Madura,

Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatra.

2.3 Logam Berat

Logam berat dalam air mudah terserap dan tertimbun dalam fitoplankton

yang merupakantitik awal dari rantai makanan, selanjutnya melalui rantai makanan

sampai ke organisme lainnya(Fardiaz, 1992). Kadar logam berat dalam air selalu

berubah-ubah tergantung pada saatpembuangan limbah, tingkat kesempurnaan

pengelolaan limbah dan musim. Logam berat yang terikat dalam sedimen relatif sukar

untuk lepas kembali melarut dalam air, sehingga semakinbanyak jumlah sedimen

maka semakin besar kandungan logam berat di dalamnya.

Unsur-unsur logam berat dapat masuk ke tubuh manusia melalui makanan

dan minuman serta pernafasan dan kulit. Peningkatan kadar logam berat dalam air

laut akan diikuti oleh peningkatan logam berat dalam tubuh ikan dan biota lainnya,

sehingga pencemaran air laut olehlogam berat akan mengakibatkan ikan yang hidup

di dalamnya tercemar.

Pemanfatan ikan-ikan ini sebagai bahan makanan akan membahayakan

kesehatan manusia (Hutagalung, 1991). Logam berat dapat didefinisikan sebagai

unsur-unsur yang mempunyai nomor atom 22-92dan terletak pada periode 4 - 7 pada

Page 25: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

susunan berkala Mendeleyev. Logam berat mempunyai efekracun terhadap manusia

dan makhluk hidup lainnya. Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari

lingkungan adalah merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (Ar), kadmium (Cd),

kloronium(Cr) dan nikel (Ni). Logam-logam tersebut dapat menggumpal di dalam

tubuh organisme dan tetaptinggal dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama

sebagai racun yang terakumulasi (Fardiaz,1992).

Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan

sebagai alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia

(Darmono, 1995). Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-

kriteria yang sama dengan logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang

dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam organisme hidup.

Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus

pada mahluk hidup (Palar, 1994). Tidak semua logam berat dapat mengakibatkan

keracunan pada mahluk hidup. Keberadaan logam berat dalam lingkungan berasal

dari dua sumber. Pertama dari proses alamiah seperti pelapukan secara kimiawi dan

kegiatan geokimiawi serta dari tumbuhan dan hewan yang membusuk. Kedua dari

hasil aktivitas manusia terutama hasil limbah industri (Connel dan Miller, 1995).

Dalam neraca global sumber yang berasal dari alam sangat sedikit dibandingkan

pembuangan limbah akhir di laut (Wilson, 1988).

Menurut Vouk (1986) terdapat 80 jenis dari 109 unsur kimia di muka bumi ini

yang telah teridentifikasi sebagai jenis logam berat. Berdasarkan sudut pandang

toksikologi, logam berat ini dapat dibagi dalam dua jenis. Jenis pertama adalah logam

berat esensial, di mana keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan

oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek

racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya.

Sedangkan jenis kedua adalah logam berat tidak esensial atau beracun, di mana

keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat

Page 26: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain. Logam berat ini dapat

menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung pada bagian mana logam

berat tersebut terikat dalam tubuh. Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai

penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus. Lebih jauh

lagi, logam berat ini akan bertindak sebagai penyebab alergi, mutagen, teratogen.

2.2 Senyawa Kadmium (Cd)

Kadmium adalah logam kebiruan yang lunak, termasuk golongan II B table

berkala dengan konigurasi elekron [Kr] 4d105s2. unsur ini bernomor atom 48,

mempunyai bobot atom 112,41 g/mol dan densitas 8,65 g/cm3. Titik didih dan titik

lelehnya berturut-turut 765oC dan 320,9oC. Kadmiun merupakan racun bagi tubuh

manusia. Waktu paruhnya 30 tahun dan terakumulasi pada ginjal, sehingga ginjal

mengalami disfungsi kadmium yang terdapat dalam tubuh manusia sebagian besar

diperoleh melalui makanan dan tembakau, hanya sejumlah kecil berasal dari air

minum dan polusi udara. Pemasukan Cd melalui makanan adalah 10 – 40 ΞΌg/hari,

sedikitnya 50% diserap oleh tubuh. Rekomendasi pemasukan Cd menurut gabungan

FAO/WHO dengan batas toleransi tiap minggunya adalah 420 ΞΌg untuk orang

dewasa dengan berat badan 60 kg. Pemasukan Cd rata-rata pada tubuh manusia

ialah 10 – 20 % dari batas yang telah direkomendasikan. Unsur Cd dapat mengurangi

serapan ion-ion hara karena daya afinitas yang tinggi dari logam berat tersebut pada

kompleks pertukaran kation. Di alam Cd bersenyawa dengan belerang (S) sebagai

greennocckite (CdS) yang ditemui bersamaan dengan senyawa spalerite (ZnS).

Kadmium merupakan logam lunak (ductile) berwarna putih perak dan mudah

teroksidasi oleh udara bebas dan gas amonia (NH3). Di perairan Cd akan

mengendap karena senyawa sulfitnya sukar larut. (Palar, Heriyanto 1994)

Page 27: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

2.2.1 Sifat fisik dan sifat kimia

Sifat Fisik dari Kadmium adalh Logam berwarna putih keperakan Mengkilat

Lunak/Mudah ditempa dan ditarik, memiliki Titik lebur rendah serta akan kehilangan

kilapnya jika berada dalam udara yang basah atau lembab. dapat mengalami

kerusakan bila terkena uap amonia dan sulfur hidroksida.

Sedangkan Sifat Kimia dari kadmium adalah tidak larut dalam basa tetapi

Larut dalam H2SO4 encer dan HCl encer. Kadmium tidak menunjukkan sifat amfoter

justru Bereaksi dengan halogen dan nonlogam seperti S, Se, P. Kadmium sendiri

adalah logam yang cukup aktif, Dalam udara terbuka, jika dipanaskan akan

membentuk asap coklat CdO. Kadmium juga Memiliki ketahanan korosi yang tinggi

serta larut dalam alkohol.

2.2.2 Manfaat Kadmium

Cadmium (Cd) digunakan sebagai bahan stabilitasi sebagai bahan pewarna dalam

industri plastik dan pada elektroplating.Jenis Allay Cd digunakan sebagai pemandu

peluru-peluru kendali. Substansi dari alloy Cd dapat digunakan sebagai bahan solder.

Logam Cd dan senyawa Kadmium Nitrat sangat berguna dalam pengembangan reaktor

nuklir,berfungsi sebagai bahan untuk mengontrol kecepatan pemecahan inti atom dalam

rantai reaksi(reaksi berantai). Senyawa CdS dan CdSeS banyak digunakan sebagai zat

warna. Senyawa Cd-sulfat(CdSO4) digunakan dalam industri baterai yang berfungsi untuk

pembuatan sel Weston karena mempunyai potensial stabil yaitu sebesar 1,0186 volt.

2.2.3 Sumber-sumber dan bahan polutan

Logam kadmium mempunyai penyebaran sangat luas di alam, hanya ada satu

jenis mineral kadmium di alam yaitu greennockite (CdS) yang selalu ditemukan

bersamaan dengan mineral spalerite (ZnS). Mineral greennockite ini sangat jarang

ditemukan di alam, sehingga dalam eksploitasi logam Cd biasanya merupakan produksi

Page 28: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

sampingan dari peristiwa peleburan bijih-bijih seng (Zn). Biasanya pada konsentrat bijih

Zn didapatkan 0,2 sampai 0,3 % logam Cd. Di samping itu, Cd juga diproduksi dalam

peleburan bijih-bijih logam Pb(timah hitam) dan Cu(tembaga). Namun demikian, Zn

merupakan sumber utama dari logam Cd, sehingga produksi dari logam tersebut sangat

dipengaruhi oleh Zn.

Dalam lingkungan,menurut Clark (1986) sumber kadmium yang masuk ke perairan

berasal dari Uap, debu dan limbah dari pertambangan timah dan seng, air bilasan dari

elektroplating bisa juga dari Besi, tembaga dan industri logam non ferrous yang

menghasilkan abu dan uap serta air limbah dan endapan yang mengandung kadmium.

Seng yang digunakan untuk melapisi logam mengandung kira-kira 0,2 % Cd

sebagaibahan ikutan (impurity); semua Cd ini akan masuk ke perairan melalui proses

korosi dalam kurun waktu 4-12 tahun serta Pupuk phosfat dan endapan sampah

Sumber kadmium terutama dari biji seng, timbal-seng, dan timbal-tembaga-seng.

Kandungan logam Cd bersumber dari makanan dan lingkungan perairan yang sudah

terkontaminasi oleh logam berat. Kontaminasi makanan dan lingkungan perairan tidak

terlepas dari aktivitas manusia didarat maupun pada perairan. Sifat logam Cd yang

akumulatif pada suatu jaringan organisme serta sulit terurai. Kadmium dalam air juga

berasal dari pembuangan industri dan limbah pertambangan. Logam ini sering digunakan

sebagai pigmen pada keramik, dalam penyepuhan listrik, pada pembuatan alloy, dan

baterai alkali.

Bahan bakar dan minyak pelumas mengandung Cd sampai 0,5 ppm, batubara

mengandung Cd sampai 2 ppm, pupuk superpospat juga mengandung Cd bahkan ada

yang sampai 170 ppm. Limbah cair dari industri dan pembuangan minyak pelumas bekas

yang mengandung Cd masuk ke dalam perairan laut serta sisa-sisa pembakaran bahan

bakar yang terlepas ke atmosfir dan selanjutnya jatuh masuk ke laut.

2.3 Toksisitas Kadmium (Cd) pada manusia

Page 29: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

Kadmium merupakan salah satu limbah industri yang beracun dan berbahaya bagi

kehidupan. Limbah Cd ini berasal dari beberapa sumber antara lain pertambangan dan

industri. Di berbagai industri, Cd dipakai sebagai komponen pelapis atau pencampur

logam, patri alumunium, pembuatan klise, amalgama dalam kedokteran gigi, pemrosesan

foto berwarna, pewarna porselin, industri gelas, industri keramik, sebagai foto konduktor,

sebagai foto elektrik, sebagai bahan pencampur pigmen, sebagai campuran pupuk fosfat,

sabun, tekstil, kertas, karet, tinta cetak, kembang api dan lainnya (Berman dalam Dewi

2004)

Kadmium dapat menyebabkan suatu penyakit aneh seperti rematik. Penderita

biasanya meraung-raung karena nyeri (ngilu) pada tulang, penyakit ini di Jepang dikenal

dengan sebutan penyakit Β³Itai-itaiΒ΄.Disamping itu pula keracunan kadmium dapat bersifat

akut dan kronis. Efekkeracunan yang dapat ditimbulkannya berupa penyakit paru-paru,

hati, tekanan darah tinggi, gangguan pada sistem ginjal dan kelenjer pencernaan serta

mengakibatkan kerapuhan pada tulang (Connel dan Miller, 1995). Logam berat Cd sukar

mengalami proses pelapukan baik secara kimiawi, fisika maupun biologi. Dalam perairan

logam berat tersebut sekalipun kadarnya relatif rendah, dapat terabsorpsi dan

terakumulasi secara biologis oleh hewan air, dan akan terlibatdalam sistem jaringan

makanan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya proses yang dinamakan bioakumulasi,

dimana logam berat akan terkumpul dan meningkat kadarnya dalam jaringan tubuh

organisme air yang hidup.

Kemudian melalui proses biotransformasi akan terjadi perpindahan dan

peningkatan kadar logam berat.tersebut pada tingkat pemangsaan (trophic level) yang

lebih tinggi. Secara tidak langsung proses biomagnifikasi dapat terjadi dalam jaringan

tubuh manusia yang memakan hasil perairan yang tecemar oleh logam berat

(Martuti, 2001).

2.3.1 Toksisitas Kadmium (Cd) pada organisme perairan

Page 30: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

Kadmium membahayakan kesehatan manusia melalui rantai makanan Ikan

bandeng (Chanos chanos Forskal) dikenal di Indonesia sebagai jenis ikan budidaya air

payau (tambak) yang sekaligus merupakan bahan konsumsi masyarakat luas. Sementara

itu pengembangan berbagai aktivitas industri dan pertanian serta aktivitas manusia

lainnya yang menggunakan logam berat Cd, menyebabkan unsur ini secara langsung

maupun tidak langsung mencemari lingkungan perairan tempat budidaya ikan bandeng.

Seperti yang telah di laporkan oleh para petani tambak di daerah jalur pantai utara,

banyak ikan bandeng yang mati karena keracunan Cd dengankadar Β±20 ppm, sehingga

petani tambak mengalami kerugian (Anonim,2003). Akibat yang lebih parah dapat dialami

manusia apabila mengkonsumsi bandeng tersebut. Hal ini disebabkan manusia yang

menduduki tingkat trofik tertinggi dari rantai makanan, akan mengakumulasi Cd paling

tinggi dibandingkan plankton atau ikan Dengan melihat latar belakang tersebut diatas,

perlu kiranyadilakukan penelitian tentang akumulasi Cd terhadap kehidupan biota akuatik,

khususnya ikan sebagai indikator pencemaran lingkungan perairan.

Keberadaan kadmium di alam berhubungan erat dengan hadirnya logam Pb dan

Zn. Dalam industri pertambangan, Pb dan Zn proses pemurniannya akan selalu

memperoleh hasil samping kadmium yang terbuang dalam lingkungan. Kadmium masuk

ke dalam tubuh manusia terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Untuk mengukur kadmium intake ke dalam tubuh manusia perlu dilakukan pengukuran

kadar Cd dalam makanan yang dimakan atau kandungan Cd dalam feses.. (Palar,

Heriyanto 1994)

2.4 Mekanisme toksisitas Cd

Sekitar 5% dari diet kadmium,diabsobsi dalam tubuh. Sebagian besar Cd masuk

melalui saluran pencernaan, tetapi keluar lagi melalui feses sekitar 3-4 minggu kemudian

dan sebagian kecil dikeluarkan melalui urine. Kadmium dalam tubuh terakumulasi dalam

hati dan ginjal terutama terikat sebagai metalotionein. Metalotinein mengandung unsur

sistein,dimana Cd terikat dalam gugus sulfhidril (-SH) dalam enzim seperti karboksil

Page 31: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

sisteinil,histidil,hidroksil dan fosfatil dari protein dan purin. Kemungkinan besar pengaruh

toksisitas Cd disebabkan oleh interaksi antara Cd dan protein tersebut, sehingga

menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim dalam tubuh.

Plasma enzim yang diketahui dihambat Cd ialah aktivitas dari enzim alfa anti

tripsin. Terjadinya defisiensi enzim ini dapat menyebabkan emfisema dari paru dan hal ini

merupakan salah satu gejala gangguan paru karena toksisitas Cd. (Fatmawati,2013)

2.4.1 Gejala Toksisitas Cd

Kadmium lebih beracun bila terhisap melalui saluran pernafasan dari pada melalui

saluran pencernaan. Kasus keracuan akut kadmuim kebanyakan dari menghisap debu

dan asap kadmium, terutama kadmium oksida(CdO). Dalam beberapa jam setelah

menghisap,korban akan mengeluh gangguan saluran pernafasan, nausea, muntah,kepala

pusing dan sakit pinggang. Kematian disebabkan karena terjadinya oedema paru-paru.

Apabila pasien tetap bertahan hidup, akan terjadi emfisema atau gangguan paru-paru

dapat jelas terlihat.

Keracunan kronis terjadi bila inhalasi Cd dosis kecil dalam waktu lama dan

gejalanya juga berjalan kronis. Kadmium dapat menyebabkan nefrotoksisitas(toksik ginjal)

yaitu gejala proteinuria,glikosuria dan aminoasiduria disertai dengan penurunan laju filtrasi

glumerulus ginjal. Kasus keracunan Cd kronis juga menyebabkan gangguan

kadrdivaskuler dan hipertensi. Hal tersebut terjadi karena tingginya afinitas jaringan ginjal

terhadap kadmium. Gejala hipertensi ini tidak selalu terjadi pada kasus keracunan kronis

kadmium. Selain itu, kadmium dapat menyebabkan terjadinya gejala osteomalasea

karena terjadi interferensi daya keseimbangan kandungan kalsium dan fosfat dalam

ginjal.

Beberapa unsur nutrisi yang berpengaruh terhadap hadirnya Cd dalam tubuh ialah

seng,besi,tembaga,selenium,kalsium,piridoksin,asam askorbat dan protein yang

interaksinya bersifat antagonisme. Kebanyakan toksisitas Cd terjadi karena adanya

Page 32: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

defisiensi unsur tersebut diatas yang mengakibatkan meningkatnya absorpsi Cd. Pada

umumnya rendahnya intake unsur nutrisi esensial mengakibatkan bertambah parahnya

toksisitas Cd, sedangkan intake yang tinggi dari unsur nutrisi esensial mengakibatkan

berkurangnya efek toksisitas Cd.

Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ada hubungannya

antara absorpsi Cd dengan cadangan Fe dalam tubuh. Percobaan pada orang(pria dan

wanita sukarelawan) yang diberi sarapan pagi mengandung 25 microgram Cd dalam

bentuk CdCl2, menunjukkan bahwa 8,9% orang terlihat gejala adanya deposit Fe yang

rendah, yang pada analisi serum feritin ditemukan kurang dari normal(<20 microgram/ml).

Pada penelitian lain, menunjukkan baha pemberian suplemen asam askorbat(0,5% dalam

diet) dan substansi Fe dapat menurunkan konsentrasi Cd dalam hati atau

ginjal.(Darmono, 2003)

Kabupaten Sidoarjo merupakan Kabupaten yang berbatasan langsung dan

merupakan kawasan penyangga pengembangan industri kota Surabaya.Terdapat ratusan

industri besar dan kecil yang berdomisili di kabupaten Sidoarjo.Dampak langsung

kawasan industri adalah dihasilkannya limbah dari aktivitas industri tersebut dalam jumlah

besar. Dampak akhir pembuangan limbah cair industri dibuang ke sungai dan terbawa

oleh aliran air dari hulu ke hilir, yang akhirnya menyebar di perairan muara sungai dan

perairan pantai.

Lingkungan perairan pantai merupakan salah satu faktor pendukung sistem

budidaya ikan bandeng yang baik. Namun saat ini, di Desa Kalanganyar, Kecamatan

Sedati, Kabupaten Sidoarjo yang dekat dengan kawasan industri mengakibatkan daerah

pesisir tercemar akibat pembuangan limbah industri ke laut. Logam berat adalah salah

satu jenis limbah industri yang masuk ke perairan. Limbah ini dapat mengakibatkan

penurunan kualitas air yang berimbas terhadap menurunnya usaha perikanan budidaya

di tambak kawasan sidoarjo.

Pencemaran yang disebabkan oleh limbahindustri sebagian besar adalah

pencemaranlogam berat khususnya CD dan Pb. Berbagaihasil penelitian sebelumnya

Page 33: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

melaporkanberbagai kerusakan histopatologi hewan air(Sanusi et al, 1984; Palar, 1994;

Darmono, 2001)

Pada kasus pencemaran industri di kawasan tersebut maka peneliti merasa ingin

mengkaji status pencemaran ikan bandeng (Chanos chanos) yang terdapat di di

kawasan sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo tersebut. Tujuan penelitian untuk mengetahui

kandungan logam berat Hg, Cd dan Pb pada ikan bandeng baik dalam bentuk segar

maupun dalam bentuk olahan ikan asap.

Ikan bandeng selain bergizi tinggi karena mengandung protein, lemak, vitamin

dan mineral yang kaya akan kalsium dan fosfor, bandeng juga memiliki rasa yang lezat

dan gurih sehingga digemari oleh masyarakat (Swastawati dan Sumardianto, 2004).

Hal tersebut menunjukkan bahwa ikan ini memiliki peluang untuk pemenuhan gizi

masyarakat. Namun, ikan termasuk komoditas yang cepat rusak bahkan lebih cepat

dibandingkan dengan daging hewan lainnya (Irianto dan Soesilo, 2007).

Salah satu proses pengawetan ikan adalah dengan pengasapan. Asap dapat

digunakan sebagai pengawet karena mengandung komponen antioksidan, antimikroba,

misalnya phenol dan asam asetat. Pengasapan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

pengasapan panas dan pengasapan dingin. Pengasapan panas dilakukan diatas api

langsung. Pengasapan secara langsung menyebabkan terikutnya senyawa benzopyrene

yang bersifat karsinogen (Tranggono, dkk,1996) sedang pengasapan dingin dilakukan

dengan mengkondensasi asap menjadi asap cair, sehingga senyawa bezopyrene yang

berada bersama ter akan mengendap tidak ikut terkondensasi. (Margaretha, 2000).

Pengasapan ikan merupakan salah satu cara pengolahan ikan yang berfungsi

untuk mengawetkan serta memberi aroma dan cita rasa yang khas berasal dari senyawa

kimia hasil pembakaran bahan bakar alami (Afrianto dan Liviawati, 2005). Secara umum

pengasapan didefinisikan sebagai salah satu metode pengawetan ikan yang merupakan

kombinasi proses penggaraman (brinning), pemanasan (cooking), dan pengasapan itu

sendiri (smoking) (Clucas and Ward, (1996) dalam Darmanto et., al, 2009).

Page 34: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

Asap cair mempunyai kemampuan untuk menghambat aktivitas mikrobia dengan

adanya senyawa phenol dan asam asetat (Ratna, dkk 1997), ditambah dengan senyawa-

senyawa antimikrobia dan antioksidan yang ada dalam oleoresin daun sirih, yang

memberi efek pengawetan, sehingga diharapkan proses pengasapan dengan asap cair

dari tempurung kelapa dengan proses perendaman dalam larutan mikrokapsul oleoresin

daun sirih sebelum pengasapan dapat menghambat penurunan lisin serta dapat

meningkatkan umur simpan. ikan bandeng asap yang dihasilkan.

Komponen senyawa fenol yang berperan sebagai zat antioksidan dalam asap cair,

dijadikan alternatif untuk menggantikan fungsi formalin sebagai pengawet bahan pangan

yang berbahaya bagi kesehatan (Solichin; 2008). Penggunaan asap cair mempunyai

banyak keuntungan dibandingkan metode pengasapan tradisional, yaitu lebih mudah

diaplikasikan, proses lebih cepat, memberikan karakteristik yang khas pada produk akhir

berupa aroma, warna, dan rasa yang lebih menarik, serta penggunaannya tidak

mencemari lingkungan (Budijanto, et al.; 2008)

2.5 Bandeng asap

Bandeng asap merupakan salah satu produk perikanan yang telah lama dikenal.

Semula, sebelum ada produk bandeng cabut duri, bandeng yang diproduksi sebagai

bandeng asap adalah yang masih memiliki duri. Namun, saat ini bandeng yang digunakan

sebagai bahan untuk bandeng asap bisa menggunakan bandeng yang sudah dicabut

durinya. Unsur yang paling berperan dalam pembuatan bandeng asap adalah asap yang

dihasilkan dari pembakaran kayu. Pengasapan akan menghasilkan efek pengawetan

yang berasal dari beberapa senyawa kimia yang terkandung di dalam kayu tersebut.

Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 400 senyawa kimia, khususnya

alcohol, aldehid, ester, furan, lakton, fenol, serta asam-asam organik seperti asam semut

dan asam cuka. Komponen asap tersebut dapat dijadikan sebagai sumber aroma, warna,

antimikroba, dan antioksidan.

Page 35: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

Perubahan warna dari ikan asap yang terbentuk disebabkan oleh adanya interaksi

antara senyawa karbonil yang berasal dari asap dengan gugus amino dari protein yang

terdapat pada permukaan ikan. Warna kuning keemasan atau kuning kecokelatan yang

terbentuk dari proses pengasapan merupakan warna yang bisa dijadikan sebagai

indikator dalam menentukan mutu produk. Untuk menghasilkan bandeng asap yang baik,

sebaiknya digunakan jenis kayu yang mampu menghasilkan asap dengan kandungan

unsur phenol dan asam organik tinggi. Kedua unsur ini lebih banyak melekat pada tubuh

ikan dan dapat menghasilkan rasa, aroma, maupun warna daging ikan asap yang khas.

Bahan baku pengasap yang sering digunakan di antaranya kayu api-api , kulit dan ampas

tebu, serabut dan tempurung kelapa, serta batang jagung.

Pengasapan bandeng dapat dilakukan melalui dua cara berikut , yakni

Pengasapan panas (hot smoking), yaitu proses pengasapan dengan suhu sekitar 70-100

C. Ikan bandeng yang diasapi sebaiknya diletakkan cukup dekat dengan sumber asap.

Lama pengasapan yang ideal sekitar 2-4 jam. Yang kedua adalah Pengasapan dingin

(cold smoking), yaitu pengasapan dengan suhu sekitar 40-500C. lkan bandeng yang

akan diasapi diletakkan agak jauh dari sumber asap. Proses pengasapannya lebih

lama daripada pengasapan panas, yakni memakan waktu beberapa hari bahkan bisa

sampai dua minggu.

Pada prinsipnya, pengasapan bandeng dapat dilakukan sperti pada skema

pembuatan bandeng asap. Beberapa pengolah bandeng asap ada yang melakukan

pengasapan secara bertahap, Mula-mula bandeng diasapi dengan asap tebal bersuhu

30-40Β°C selama Β½-1 jam. Pengasapan ini bertujuan untuk menguapkan sebagian air

secara merata dari tubuh ikan. Selanjutnya, suhu dinaikkan menjadi 50-60Β°C. Ketebalan

asap dikurangi dan lama waktu pengasapan Β½-3/4 jam. Hal terakhir yang dilakukan

adalah menaikkan suhu secara perlahan dengan suhu 70-80Β°C dan lama pengasapan 30-

60 menit.

Berikut ini adalah alur proses pembuatan bandeng asap:

Page 36: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

Ikan Bandeng

Cuci

Siangi, buang sisik, isi perut dan insang

Cuci ikan bandeng hingga bersih

Angkat & tiriskan

Rendam dalam larutan garam dan bumbu

Pembilasan

Penirisan

Penggantungan di tempat pengasapan

Pengasapan

Pendinginan

Gambar 2. Alur Proses Pembuatan Bandeng Asap

2.6 AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry)

Page 37: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) atau Spektrofotometri Serapan Atom

adalah salah satu jenis analisa spektrofometri dimana dasar pengukurannya adalah

pengukuran serapan suatu sinar oleh suatu atom, sinar yang tidak diserap, diteruskan dan

diubah menjadi sinyal listrik yang terukur. AAS pertama kali diperkenalkan oleh Welsh

(Australia) pada tahun 1955. AAS merupakan suatu metode yang populer untuk analisa

logam, karena disamping sederhana, ia juga sensitif dan selektif. Perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak pada makin meningkatnya pengetahuan

serta kemampuan dari manusia. Betapa tidak setiap manusia lebih dituntut dan diarahkan

kearah ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang. Tidak ketinggalan pula ilmu kimia

yang identik dengan ilmu mikropun tidak luput dari sosrotan perkebangan IPTEK ini.

Belakangan ini telah lahir IPTEK-IPTEK yang berpeluang mempermudah dalam keperluan

analisis kimia. Salah satu bentuk kemajuan IPTEK ini yang biasa dikenal sekarang

diantaranya alat serapan atom yang kemudian sangat mendukung dalam analisis kimia

dengan metode Spektroskopis Serapan Atom (SSA).

Para ahli kimia sudah lama menggunakan warna sebagai suatu pembantu dalam

mengidentifikasi zat kimia. Dimana, serapan atom telah dikenal bertahun-tahun yang lalu.

Dewasa ini penggunaan istilah spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya

penyerapan energi cahaya oleh suatu sistim kimia itu sebagai fungsi dari panjang

gelombang radiasi, demikian pula pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu

gelomabng tertentu. Perpanjangan spektrofotometri serapan atom ke unsur-unsur lain

semula merupakan akibat perkembangan spektroskopi pancaran nyala. Bila disinari dengan

benar, kadang-kadang dapat terlihat tetes-tetes sample yang belum menguap keluar dari

puncak nyala, dan gas-gas nyala itu terencerkan oleh udara yang menyerobot masuk

sebagai akibat tekanan rendah yang diciptakan oleh kecepatan tinggi itu, lagi pula sistim

optis itu tidak memerikasa seluruh nayala melainkan hanya mengurusi suatu daerah dengan

jarak tertentu diatas titik puncak pembakar. (Skooget al., 2000)

Page 38: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

Selain dengan metode serapan atom unsur-unsur dengan energi eksitasi rendah

dapat juga dianalisis dengan fotometri nyala, tetapi untuk unsur-unsur dengan energi

eksitasi tinggi hanya dapat dilakukan dengan fotomeetri nyala. Untuk analisisi dengan garis

spektrum resonansi antara 400-800 nm, fotometri nyala sangat berguna, sedangkan antara

200-300 nm, metode AAS lebih baik dari fotometri nyala. Untuk analisis kualitatif, metode

fotometri nyala lebih disukai dari AAS, karena AAS memerlukan lampu katoda spesifik

(hallow cathode). Kemonokromatisan dalam AAS merupakan syarat utama. Suatu

perubahan temperatur nyala akan mengganggu proses eksitasi sehingga analisis dalam

fotometri nyala dapat berfarisasi hasilnya. Dari segi biaya operasi, AAS lebih mahal dari

fotometri nyala berfilter. Dapat dikatakan bahwa metode fotometri nyala dan

AAS merupakan komplementer satu sama lainnya.

Gambar 5 : Alat Cold Vapor Atomic Absorption Spectrophotometry

2.7 MPN (most probably number)

Bandeng asap yang disimpan terlalu lama dapat memicu tumbuhnya jamur dan

bakteri. Penyebaran mikroorganisme yang tumbuh pada bahan hasil pertanian dan hasil

olahannya, pada umumya terdiri dari bakteri, jamur/kapang, virus dan disamping itu

terdapat juga binatang bersel satu. Pertumbuhan dan perkembanganmikroorganisme dalam

bahan (makanan), akan menyebabkan perubahan-perubahan tertentu yaitu : perubahan

yang bersifat fisik dan dan kimiawi, sebagai contoh yaitu: konsistensi bahan menjadi lunak,

Page 39: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

timbul gas atau aroma tertentu dan zat racun yang membahayakan. Jumlah penyebaran

bakteri atau mikroorganisme pada bahan (makanan) yang sedang mengalami pembusukan

sangat bervariasi jumlahnya dan tidak sama jenisnya serta tergantung pada: varietas,

habitat,susunan kimia, cara penanganan, suhu penyimpanan dan lain-lain.

Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat dianggap

bahwa setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan menghitung jumlah

koloni dapat diketahui penyebaran bakteri yang ada pada bahan. Jumlah mikroba pada

suatu bahan dapat dihitung dengan berbagai macam cara,tergantung pada bahan dan jenis

mikrobanya. Ada 2 macam cara perhitungan jumlah mikroba atau bakteri, yaitu perhitungan

secara langsung dan tidak langsung (Sudrajat, 2010).

Perhitungan jumlah mikroba secara langsung yaitu jumlah mikroba dihitung secara

keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup sedangkan perhitungan jumlah miroba secara

tidak langsung yaitu jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan baik yang mati atau yang

hidup atau hanya untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup saja, ini tergantung cara-

cara yang digunakan. Untuk menentukan jumlah miroba yang hidup dapat dilakukan setelah

larutan bahan atau biakan mikroba diencerkan dengan faktor pengenceran tertentu dan

ditumbuhkan dalam media dengan cara-cara tertentu tergantung dari macam dan sifat-sifat

mikroba.

Page 40: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode peneltian yang digunakan adalah metode kuantitatif dan bersifat deskriptif.

Pengambilan sampel produk ikan bandeng dilakukan secara Purposive Sampling yaitu

pengambilan sampel produk olahan ikan bandeng asap dari beberapa toko dan distributor

bandeng asap di daerah Sidoarjo dilakukan secara acak dengan 3 kali pengulangan.

Penelitian Ini dimaksudkan untuk mengetahui kadar jumlah cemaran logam berat dalam ikan

bandeng asap di daerah sidoarjo.

3.1.2 Materi Penelitian

Materi Penelitian ini adalah akumulasi logam berat kadmium (Cd) pada Ikan bandeng

asap yang diambil di daerah sidoarjo. Penelitian ini menggunakan 3 jenis uji, yakni uji AAS

kadmium (Cd) dua kali pengulangan, uji TPC dan uji analisa Proksimat. Kandungan logam

berat dapat ditentukan dengan metode Spektofotometer serapan/ Atomic Absorption

Spectrophotometry (AAS). Merupakan salah satu metode analisis yang dapat digunakan

untuk mengetahui keberadaan dan kadar logam berat dalam berbagai bahan, namun

terlebih dahulu dilakukan tahap pendestruksi cuplikan. Pada metode destruksi basah

dekomposisi sampel dilakukan dengan cara menambahkan pereaksi asam tertentu ke

dalam suatu bahan yang dianalisis. Asam-asam yang digunakan adalah asam pengoksidasi

seperti seperti asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO)3, erklorat (HCIO4) atau

campurannya. Pemilihan jenis asam untuk mendestruksi suatu bahan akan mempengaruhi

hasil analisis.

3.1.1 Populasi dan Sampel

Arikunto (2002: 108) berpendapat bahwa populasi adalah keseluruhan subyek

penelitian. Komarudin (dalam Mardalis 2002 :53) menyatakan bahwa yang dinamakan

Page 41: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan data yang ada dalam

penelitian. Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bandeng asap di daerah

sidoarjo dengan jumlah petani tambak 3.227 orang dengan total luas tambak 15.530

hektare. Beberapa desa yang memiliki banyak tambak antara lain Desa Banjar Kemuning

(APS), Desa Kalanganyar, Desa Segoro Tamak dan Desa Gesik Semanggi

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002) Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah bandeng asap dari 3 tempat pengolah berbeda.

Masing-masing bandeng memiliki karasteristik dan berat berbeda. Pada bandeng asap

daerah bulusidokare memiliki berat 500 gramdan dikemas dalam kemasan plastik HDPE

kedap udara. Sementara pada bandeng asap daerah sedati memiliki berat kurang dari 300

gram dengan kemasan plastik PE. Terakhir pada bandeng asap daerah buduran memiliki

berat 350 gram dengan kemasan plastik PE.

3.2 Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 sampai selesai. Penelitian ini

meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Pengambilan dilakukan di beberapa toko

Kabupaten Sidoarjo. Analisis keamanan Pangan dilakukan di Laboratorium Balai Keamanan

Pangan Surabaya, Laboratorium Kimia Dasar Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, dan

Laboratorium Keamanan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Brawijaya.

3.3 Pengumpulan data sampel

Pengumpulan data sampel dilakukan di 3 tempat berbeda yakni di daerah desa

bulusidokare, desa kalanganyar dan kecamatan buduran. Masing masing tempat diambil 3

ekor bandeng asap yang berasal dari tambak berbeda. Kemudian dilakukan uji AA tentang

besar jumlah Kadmium (Cd) di Balai Laboratorium Pengujian Hasil Mutu Perikanan

Page 42: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

Surabaya. Setelah itu dilakukan analisa Proksimat untuk menentukan kadar gizi yakni kadar

protein, kadar air, kadar karbohidrat dan kadar lemak di laboratorium Perekayasaan Hasil

Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang.Proses

terakhir yakni penentuan jumlah kadar bakteri ecolli yang terdapat pada sampel

menggunakan metode MPN (most probably number). Dilakukan di Laboratorium Keamanan

Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Universitas Brawijaya Malang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dan survei. Metode ini meliputi

banyak orang sehingga hasil survei dapat dipandang mewakili populasi melalui wawancara

langsung dan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

menurut Mussa dan Nurfitri (1988) survei adalah pengamatan atau penyelidikan yang kritis

untuk mendapatkan keterangan yang baik terhadap suatu persoalan tertentu di dalam

daerah atau lokasi tertentu, atau suatu studi ekstensif yang dipolakan untuk memperoleh

informasi-informasi yang dibutuhkan.

Menurut Subana dan Sudrajat (2005: 25) penelitian kuantitatif ini dipakai untuk

menguji suatu teori, menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, dan untuk

menunjukkan hubungan antar variabel dan adapula yang sifatnya mengembangkan konsep,

mengembangkan pemahaman atau mendiskripsikan banyak hal.

Adapun Spesifikasi penelitian ini adalah bersifat deskriptif yaitu untuk mengangkat

fakta, keadaan, variabel, dan fenomena-fenomena yang terjadi sekarang (ketika

penelitianberlangsung) dan penyajiannya apa adanya. Penelitian ini merupakan penelitian

yang mengarah pada studi korelasional. Studi korelasi ini merupakan hubungan antar dua

variabel, tidak saja dalam bentuk sebab akibat melainkan juga timbal balik antara dua

variabel (Subana, 2005: 36).

Page 43: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

3.4. Penentuan Kadar Kadmium (Cd) menggunakanMetode Atomic Absorption Specthrophotometry (AAS)

Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap

cahaya tersebut pada panjang gelaombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya.

Misalkan Natrium menyerap pada 589 nm, uranium pada 358,5 nm sedangkan kalium pada

766,5 nm. Cahaya pada gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat

elektronik suatu atom. Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi,

suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi. Tingkat-

tingkat eksitasinya pun bermacam-macam. Misalnya unsur Na dengan nomor atom 11

mempunyai konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s1, tingkat dasar untuk elektron valensi 3S,

artinya tidak memiliki kelebihan energi. Elektron ini dapat tereksitasi ketingkat 3p dengan

energi 2,2 eV ataupun ketingkat 4p dengan energi 3,6 eV, masing-masing sesuai dengan

panjang gelombang sebesar 589nm dan 330 nm. Kita dapat memilih diantara panjang

gelombang ini yang menghasilkan garis spektrum yang tajam dan dengan intensitas

maksimum, yang dikenal dengan garis resonansi. Garis-garis lain yang bukan garis

resonansi dapat berupa spektrum yang berasosiasi dengan tingkat energi molekul, biasanya

berupa pita-pita lebar ataupun garis tidak berasal dari eksitasi tingkat dasar yang

disebabkan proses atomisasinya.

3.5 Analisa Proksimat

3.5.1 Analisa Kadar Air

Penentuan kadar air menggunakan metode thermogravimetri merupakan analisis

penting dan paling luas dilakukan dalam pengolahan dan pengujian pangan. Jumlah bahan

kering (dry matter) sampel bahan kebalikan dengan jumlah air yang dikandungnya, maka

kadar air secara langsung berkaitan dengan kepentingan ekonomis bahan . Kandungan air

bahan juga berkaitan dengan kualitas dan stabilitas bahan . Bijian yang berkadar air tinggi

akan mudah rusak oleh jamur, pemanasan, serangga, dan resiko perkecambahan. Laju

Page 44: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

pencoklatan sayur dan buah yang dikeringkan serta absorpsi oksigen oleh bubuk telur makin

meningkat dengan semakin tingginya kandungan airnya.

Kadar air perlu diketahui dalam penentuan nilai gizi pangan, untuk memenuhi

standar komposisi dan peraturan-2 pangan. Kadar air diperlukan juga untuk menghitung

komposisi bahan yang disajikan pada basis dry-matter.

Analisa kadar air pada ikan bandeng asap ini menggunakan metoda:

β€’ Metoda pengeringan (thermogravimetri)

Kadar air ditentukan dengan rumus:

Kadar air (%) =a-b x 100 %

a

Keterangan: a = berat sampel awal (g)

b = berat sampel setelah dikeringkan (g)

3.5.2 Kadar protein

Penentuan kadar Protein dengan menggunakan metode spektrofotometer dan

kjeldahl. Menggunakan UV-Vis single beam dengan larutan biuret. Reaksi Biuret merupakan

reaksi warna yang umum untuk gugus peptida (-CO-NH-N) dan protein. Reaksi positif juga

ditandai dengan terbentuknya warna ungu karena terbentuk senyawa kompleks antara Cu2

+ dan N dari molekul ikatan peptida. Senyawa dengan dipeptida memberikan warna ungu,

biru dan merah. Spektrofotometer itu sendiri merupakan teknik analisis yang bertujuan untuk

Page 45: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

mengetahui jumlah (konsentrasi) zat dalam suatu bahan berdasarkan spektroskopi khusu

untuk panjang gelombang UV-visible.

3.5.3 Kadar Lemak

Sampel sebanyak 0,5 g ditimbang dan dibungkus dengan kertas saring dan

diletakkan pada kertas pada alat ekstraksi soxhlet yang dipasang di atas kondensor serta

labu lemak di bawahnya. Pelarut heksana dituangkan ke dalam labu lemak secukupnya

sesuai dengan ukuran soxhlet yang digunakan dan dilakukan refluks minimal selama 16 jam

sampai pelarut turun kembali ke dalam labu lemak. Pelarut di dalam labu lemak didestilasi

dan ditampung. Labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi kemudian dikeringkan dalam

oven pada suhu 105 oC selama 5 jam. Labu lemak kemudian didinginkan dalam desikator

selama 20-30 menit dan ditimbang. Kadar lemak dapat dihitung berdasarkan rumus: Lipida

merupakan bahan organik dalam jaringan tanaman dan atau hewan yang bersifat larut

dalam solven non-polar. Rumus perhitungannnya adalah sebagai berikut

Lemak % =π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘™π‘’π‘šπ‘Žπ‘˜

π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘ π‘Žπ‘šπ‘π‘’π‘™π‘₯ 100%

3.5.4 Kadar Karbohidrat

Analisa kadar karbohidrat menggunakan metode spektrofotometer yakni pertama-

tama timbang sampel 1 gr kemudian dieskstrak dengan 20 ml air. Kemudian saring dan

masukkan labu ukur 100 ml, sampai tanda batas. Gunakan pipet 1ml larutan jernih sampel

dan encerkan hingga 100 ml. Siapkan 2 tabung reaksi masukkan 1 ml aquades (blanko)

pada salah satu tabung dan tabung yang lain diisi dengan 1 ml sampel. Tambahkan masing-

masing tabung dengan 1 ml reagen DNS dan dihomogenkan. Ditutup mulut tabung dengan

alumunium foil dan dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit sampai larutan

berwarna merah-coklat. Kemudian ditambahkan 1ml larutan Kna-Tartrat 40%.

Page 46: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

Tabung reaksi didinginkan dan ditambahkan dengan aquades hingga volumenya

menjadi 10 ml dan dihomogenka. Terakhir diukur absorbansinya dengan spektrofotometer

pada panjang gelombang 540 nm.

3.5.5 Uji MPN (Colliform)

Media pada tabung reaksi adalah Lactose Broth yang diberi indikator perubahan pH

dan ditambah tabung durham. Pemberian sampel pada tiap seri tabung berbeda-beda.

Untuk sampel sebanyak 10 ml ditumbuhkan pada media LB (Lactose Broth) yang memiliki

komposisi Beef extract (3 gr),peptone (5 gr),lactos e (10 gr) dan Bromthymol Blue (0,2 %)

per liternya. Tanda positif pada tabel hasil pengamatan menunjukkan adanya bakteri

coliform dalam sample air yang diuji. Indikator yang digunakan dalam melakukan

pengamataniniadalah dengan melihat perubahan warna yaitu menjadi kuning, ada

gelembung dalam tabung durham dan gas pada tabung reaksi, hal ini terjadi karena mikroba

(bakteriColiform) yang tumbuh mampu memfermentasikan laktosa menjadi asam dan gas.

Gelembung gas menunjukan adanya metabolisme pada bakteri tersebut. Berdasarkan tabel

hasil pengamatan hanya sampel 3,4 6 dan 8 yang positif pada waktu inkubasi 24 jam

sedangkan sampel 5(air tanah) dan 7 (air keran) terbentuk gas pada inkubasi 48 jam

sehingga disebut meragukan. Tanda negatif (-) pada tabel menunjukkan tidak terdapatnya

gelembung dalam tabung durham dan gas pada tabung reaksi, hal ini menunjukkan tidak

terdapat aktivitasmikroba (bakteriColifor m) dalam tabung kultur. Hasil negatif terdapat pada

sampel 1 dan 2.Nilai MPN ditentukan dengan kombinasi jumlah tabung positif (asam dan

gas) tiap serinya setelah diinkubasi. Untuk inkubasi 24 jam.

Page 47: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

4. PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisa Proksimat Bandeng Asap

4.1.1 Kadar Air (%)

Hasil perhitungan jumlah Kadar air yang diperoleh pada penelitian ini adalah 51,31

% untuk sampel Bandeng asap Buduran. Pada sampel daerah Kalanganyar 53.30 %. Dan

terakhir pada sampel daerah Kloposepuluh 56.49 %. Perhitungan ini menggunakan metode

Gravimetri.Berikut adalah gambar1.

Gambar 1. Jumlah kadar air pada Bandeng Asap (%)

dari grafik di atas dapat dilihat dilihat nilai kadar air Tertinggi diperoleh pada Bandeng Asap

Desa Kloposepuluh dengan nilai 56,49 % Sedangkan nilai Kadar air terendah diperoleh

pada Bandeng Asap buduran dengan nilai sejumlah 51,31 %. Kadar air tinggi pada

Bandeng Asap Kloposepuluh dikarenakan proses pengasapan. Semakin besar konsentrasi

asap, semakin besar nilai kandungan lemak yang terkandung. Kadar lemak dan

kadar air pada ikan asap saling berhubungan, jika kadar airnya lebih tinggi, maka kadar

lemak pada ikan asap akan menurun (lebih kecil), demikian pula sebaliknya, jika kadar

airnya lebih rendah, maka kadar lemak dalam ikan asap akan naik. Menurut Doe (1998),

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

Buduran Kalanganyar Kloposepuluh

per

10

0 g

rsa

mp

el

56, 49

53,30

51,31

Page 48: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

semakin tinggi kadar air yang keluar dari bahan maka akan semakin besar jumlah kadar

lemak ( dan kadar nutrisi lainnya) yang terukur pada uji proksimat. Hadjinikolova (2008)

menambahkan, proses pengolahan dengan menggunakan prinsip pemanasan seperti

pengeringan, pengukusan dan pengasapan akan menyebabkan sebagian lemak

meleleh keluar dari bagian-bagian daging ikan tetapi pengukuran kandungan lemak

juga akan dipengaruhi oleh kandungan air yang terukur. Berdasarkan penelitian Setiawan

et al., (1997), dapat diperkirakan daya pengaruh antioksidan asap (phenol) terhadap

pencegahan kerusakan lemak. Semakin lama perendaman, dimana hal ini

meningkatkan konsentrasi phenol sampel, maka proses kerusakan lemak makin dapat

dihambat.

4.2.2 Kadar lemak (%)

Hasil perhitungan jumlah kadar lemak pada Bandeng Asap adalah 1.47 % untuk

sampel daerah Buduran. Pada sampel daerah Kloposepuluh sebanyak 1.60%. Sedangkan

pada sampel daerah Kalanganyar sebanyak 1.32%. Berikut adalah Gambar 2. jumlah

kadar Lemak :

Page 49: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

Gambar 2. Nilai Proksimat kadar lemak Pada Bandeng Asap (%)

dari grafik di atas dapat dilihat jumlah kadar lemak tertinggi ada pada Bandeng Asap Desa

Kloposepuluh dengan nilai 1,60%. sedangkan jumlah Kadar lemak Terendah terdapat

pada pada Bandeng Asap Desa Kalanganyar / Sedati dengan nilai 1,32 %. Kadar Lemak

pada Bandeng Asap Kloposepuluh memiliki nilai tinggi dikarenakan proses pengasapan.

Menurut Hadjinikolova (2008) menambahkan, proses pengolahan dengan menggunakan

prinsip pemanasan seperti pengeringan, pengukusan dan pengasapan akan

menyebabkan sebagian lemak meleleh keluar dari bagian-bagian daging ikan tetapi

pengukuran kandungan lemak juga akan dipengaruhi oleh kandungan air yang terukur.

Berdasarkan penelitian Setiawan et al., (1997), dapat diperkirakan daya pengaruh

antioksidan asap (phenol) terhadap pencegahan kerusakan lemak. Semakin lama

perendaman, dimana hal ini meningkatkan konsentrasi phenol sampel, maka proses

kerusakan lemak makin dapat dihambat.

4.2.3 Kadar Protein (%)

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

1,8

Buduran Kalanganyar Kloposepuluh

per

10

0 g

rsa

mp

el1,47

1,60

1,32

22

Page 50: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

Hasil Perhitungan kadar jumlah protein pada sampel daerah Buduran adalah 33.14

%. Pada sampel daerah Kloposepuluh sejumlah 27.61 % Sedangkan pada sampel daerah

Kalanganyar sejumlah 26,61% Jumlah kadar Protein dapat dilihat pada Gambar 3. sebagai

berikut :

Gambar 3. Jumlah kadar protein pada Bandeng asap (%)

dari grafik diatas dapat dilihat jumlah kadar protein tertinggi ada pada Bandeng Asap Desa

Buduran dengan nilai 33,14 % sedangkan jumlah kadar

protein terendah terdapat pada Bandeng Asap Desa Kalanganyar dengan Nilai 26,61 %.

Kadar Protein Pada Bandeng Asap Buduran memiliki nilai Protein tertinggi dikarenakan

banyak hal salah satunya proses pengasapan Penambahan bumbu dan asap tersebut

dapat meningkatkan tingkat keasaman sehingga produk akan menjadi lebih cepat kering

atau matang. Meningkatnya nilai protein diikuti dengan menurunnya kadar air produk.

Hal tersebut diperkuat Menurut Sebranek (2009), tinggi atau rendahnya nilai protein

yang terukur dapat dipengaruhi oleh besarnya kandungan air yang hilang (dehidrasi) dari

bahan. Nilai protein yang terukur akan semakin besar jika jumlah air yang hilang semakin

besar. Winarno dalam Marabessy (2007), dengan bekurangnya kadar air, maka

0

5

10

15

20

25

30

35

Buduran Kloposepuluh Kalanganyar

per

10

0 g

rsa

mp

el

33,14

dddd

%%%

%%

%%

26,61 27,61

Page 51: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

bahan pangan akan meningkatkan senyawa-senyawa seperti protein, lemak, karbohidrat

dan mineral dalam konsentrasi yang lebih tinggi. Menurut Harris dan Karmas (1989),

selama proses pemanasan terjadi susut air sehingga kadar protein dan lemak lemak akan

meningkat per unit bobot bahan.

4.2.4 Kadar Karbohidrat (%)

Hasil perhitungan kadar karbohidrat pada sampel daerah Buduran sebanyak 13.95

%. Pada daerah bulusidokare sebanyak 17,11 %. Sedangkan pada daerah Kalanganyar

sebanyak 14,96%.

Jumlah kadar karbohidrat dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 52: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

Gambar 4. Kandungan jumlah Karbohidrat pada Bandeng Asap (%)

dari grafik di atas dapat dilihat nilai jumlah Karbohidrat tertinggi terdapat pada Bandeng

Asap Desa Kloposepuluh dengan jumlah 17,11 %. Sedangkan nilai Karbohidrat paling

rendah terdapat pada Bandeng Asap Desa Buduran dengan nilai 13,95 %. Kandungan

Karbohidrat tinggi pada Bandeng Asap Desa Kloposepuluh dikarenakan banyak hal Proses

penggaraman dan pemanasan mempengaruhi kadar karbohidrat yang dihasilkan.

Swastawati (2008)

menyatakan bahwa penurunan kadar karbohidrat dan kadar air juga pengaruh oleh

adanya perlakuan sebelum pengasapan seperti penirisan dan perendaman dalam

konsentrasi garam tertentu. Persyaratan mutu dan keamanan ikan asap pada SNI

2725.2:2009 yang menyebutkan bahwa batas maksimal kadar air pada ikan asap adalah

60%.

Nilai Hasil Kandungan Proksimat ini tidak memiliki perbedaan signifikan dengan nilai

hasil Proksimat Jurnal Pengolahan dan bioteknologi Hasil Perikanan (2014) yaitu dengan

jumlah pada tabel :

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Buduran Kloposepuluh Kalanganyar

per

10

0 g

rsa

mp

el

Perlakuan

13,95

17,11 14,96

Page 53: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

Keterangan:

- Data

merupakan rata-

rata dari tiga kali

ulangan Β± standar

deviasi

- Data yang

diikuti huruf yang

berbeda

menunjukkan

perbedaan nyata

(≀ 0,05)

Tabel 4. Kandungan Proksimat Daging Bandeng Asap (Chanos-chanos)

0% 1% 3% 5%

Kadar Air (%) 55.92Β±0.16a 50.40Β±0.30

b 45.27Β±0.78

c 39.96Β±0.20

d

Kadar Protein (%) 34.36Β±0.17a 34.97Β±0.15

b 36.27Β±0.31

c 37.18Β±0.14

d

Kadar Lemak (%) 5.09Β±0.029a 5.42Β±0.021

b 5.72Β±0.023

c 6.09Β±0.032

d

Kode Hasil Analisa Metode Analisa

Parameter No

Kadar Satuan Pereaksi Metode

Kadar Air

1 A 51.31

2 B 53.30 %

Gravimetri

3 C 56.49

Kadar Lemak 4 A 1.47

Page 54: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

Keterangan : A = Bandeng Asap Buduran/Klopose

puluh B =

Bandeng Asap Bulusidokare

C= Bandeng Asap Sedati/Kalangany

ar

4.3 Analisa Kandungan Kadmium (Cd) Bandeng Asap

Hasil pengukuran kadar logam berat Cd pada sampel ketiga Bandeng asap yang

diambil dari 3 tempat berbeda di daerah Sidoarjo yang menggunakan bahan baku Bandeng

segar dari hasil tambak yang berbeda yakni daerah Desa Kalanganyar, Desa Kloposepuloh

dan Buduran serta Desa Bulusidokare dengan karakteristik kondisi lingkungan dan tambak

yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :

5 B 1.60 % Petrolium ether Soklet

6 C 1.32

Kadar protein

7 A 33.14

8 B 27.47 % Nesler Kjeldahl

9 C 26,61

Kadar karbohidrat

10 A

13.95

11 B

17,11 %

By difference

12 C

14,96

Page 55: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

Tabel 3. Kadar Logam Berat Kadmium (Cd) pada daging Ikan Bandeng asap (Chanos-

chanos) Uji Pertama : No. Sampel

(Bandeng asap)

Parameter uji

Hasil Uji

*Batas standar

Satuan Metode

1. Sedati Kadmium 0,0404 <1,0

mg/kg SNI-01-

2354.5-2006

2. Bulusidokare Kadmium 0,0511 <1,0

3. Buduran/

Kloposepuluh Kadmium 0,0698 <1,0

(Diuji oleh Balai Pengendalian dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan Surabaya)

Uji Pengulangan :

No. Sampel (Bandeng

asap)

Parameter uji

Hasil Uji

*Batas standar

Satuan Metode

1. Sedati Kadmium 0,0344 <1,0

mg/kg SNI-01-

2354.5-2006

2. Bulusidokare Kadmium 0,0413 <1,0

3. Buduran/

Kloposepuluh Kadmium 0,0438 <1,0

Keterangan : *Standar Nasional Indonesia 7387-2009

Dari Tabel di atas, kadar Cd yangdi dapat menunjukkan masih dalam ambang batas

yang aman. Ditetapkan Badan Standarisasi Nasional Indonesia S.K Dirjen BPOM SNI 01-

7387-2009 tentang batas maksimum cemaran logam berat Cd dalam pangan yaitu ambang

batas maksimal pada ikan/ daging ikan/ olahan ikan (1,0 mg/kg), jumlah kandungan Cd

dapat dipengaruhi oleh populasi penduduk di sekitar sungai, aktivitas industri, aktivitas

transportasi, serta akibat jenis pakan ikan. Cemaran dari lumpur porong sidoarjo juga

Page 56: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya jumlah Cd pada air sungai dan

tambak.

4.3.1 Jumlah Kadar Logam Berat Cd Pada Tiap Sampel

Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh kadar logam berat Cd yang berbeda-beda

baik pada sampel dari Desa Sedati, Desa Bulusidokare, serta Desa Kloposepuluh/ Buduran.

Sampel dengan jumlah kadar Kadmium tertinggi ada pada Desa Kloposepuluh/Buduran.

Kadar logam berat yang tinggi

dipengaruhi oleh bermacam-macam hal termasuk proses pemeliharaan ikan di tambak dan

proses pengolahan menjadi Bandeng segar Bandeng asap. Berikut adalah Grafik

kandungan logam berat Cd pada tiap sampel pada Gambar 10.

Gambar 10. Grafik Kandungan Logam berat Cd pada Sampel Bandeng asa

Dari Grafik di atas dapat dilihat Kadar logam berat Kadmium (Cd) ada Bandeng Asap pada

Desa Sedati dengan Jumlah 0,0404 mg/kg. Pada Bandeng Asap Bulusidokare memiliki

jumlah 0,0511 mg/kg dan Bandeng Asap Pada Buduran/Kloposepuluh memiliki nilai 0,0698

mg/kg. Pada grafik di atas juga dapat dilihat kandungan Kadmium (Cd) tertinggi ada pada

Bandeng Asap Buduran dan kandungan Kadmium (Cd) pada Bandeng Asap terendah ada

pada Desa Sedati.

0

0,01

0,02

0,03

0,04

0,05

0,06

0,07

0,08

Variabel Sampel

Sedati

Bulusidokare

Buduran/Klopo

Kad

ar L

oga

m B

era

t C

d (

pp

m)

0,0404 mg /kg

0,0511 mg/kg

0,0698 mg/kg

Page 57: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

4.5 Parameter Mikrobiologi

4.5.1 Kandungan Jumlah Total Koliform Dengan Metode MPN

A.Test Praduga (Presumtive Test)

Test praduga dengan menggunakan metode MPN (Most Probable Number)

ragam 1 (3:1:1) dengan menggunakan 27 tabung. Menggunakan media LB (Lactose

Broth)dan EB (EC.Broth). Langkahnya adalah sebagai berikut, Disiapkan 3 tabung LB yang

didalamnya sudah diisi dengan tabung durham posisi terbalik. Kemudian sampel uji dikocok

sampai homogen, setelah itu 3 tabung LBS masing-masing diinokulasi dengan 1 ml sampel.

Dilakukan pengenceran hingga 27 tabung. Kemudian semua tabung yang berisi sampel

diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam.

B.Test Penegasan (Confirmative Test)

Test ini menggunakan media EB (EC.Broth). Test ini dilakukan untuk mengaskan

hasil positif dari test perkiraan. Pertama, dari setiap tabung yang menunjukkan gas

positif/keruh pada uji presumtive, dikocok dan masing-masing diambil 1 ml. Kemudian

diinokulasi pada tabung EB (EC.Broth) dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam.

Kemudian diamati terbentuknya gas pada setiap tabung jumlah tabung EB (EC.Broth) yang

positif gas dicatat dan hasilnya ditunjuk ke tabel MPN. Angka yang diperoleh dari tabel

menunjukkan MPN Coliform per 100 ml Contoh sampel uji.

Tabel 5. Data Hasil Uji Praduga MPN (Most Probable Number) Pada Daging Bandeng Asap Dengan Menggunakan Media EB (Ec Broth) Pada Suhu 37oC. No. Kode Jenis Sampel Hasil Uji Praduga Keterangan

Tabung APM/g

101 10

2 10

3

1 A1 Bandeng Asap 0 0 1 Positif 17

2 A2 Bandeng Asap 1 1 0 Positif 21

3 A3 Bandeng Asap 0 0 0 Negatif -

4 B1 Bandeng Asap 0 0 0 Negatif -

5 B2 Bandeng Asap 2 3 0 Positif 28

Page 58: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

6 B3 Bandeng Asap 0 0 0 Negatif -

7 C1 Bandeng Asap 2 2 1 Positif 26

8 C2 Bandeng Asap 2 3 1 Positif 27

9 C3 Bandeng Asap 2 2 1 Positif 28

Keterangan : A = Bandeng Asap Buduran/Kloposepuluh B = Bandeng Asap Bulusidokare C= Bandeng Asap Sedati/Kalanganyar

Mengacu pada Badan Standarisasi Nasional Indonesia SNI 7388:2009 Dari hasil

tabel di atas dapat dilihat bahwa sampel Bandeng asap Positif mengandung E.colli akan

tetapi masih dalam batas aman untuk dikonsumsi, yakni <3. Perlu diperhatikan kandungan

coliform dapat dipengaruhi oleh proses pengolahan, peengemasan produk maupun proses

distribusi dari produk itu sendiri. Penanganan produk yang baik sangat mempengaruhi

higienitas produk khususnya produk perikanan yang merupakan perishable food.

4.6 Keadaan Umum Lokasi Penelitian

4.6.1 Desa Kalanganyar, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo

Kalanganyar adalah sebuah desa yang luas 2/3 terdiri dari tambak memiliki luas

135.000 M2 dan memiliki jumlah penduduk sebanyak 8.450 jiwa. Desa ini memasuki wilayah

Kecamatan Sedati. Desa ini sebagai penghasil komoditi bandeng, udang windu, dan terasi,

krupuk serta olahan ikan bandeng. Kalanganyar merupakan desa yang agamis religius dan

saaat ini tumbuh dalam rangka tahap membangun. Baik sektor pendidikan, perdagangan,

kesehtan dan sektor infrastruktur pariwisata pemancingan yang mana hal itu telah

berkembang pesat dan sudah terkenal di seluruh wilayah Kab. Sidoarjo.

4.6.2Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono , Kabupaten Sidoarjo

Desa Klopo sepuluh adalah desa yang cukup ramai dengan luas 147.000 M2 dan

memiliki penduduk 7.360 jiwa. Desa ini berada di sebelah utara kota sidoarjo. Hanya

berjarak 9 km dari Pusat kota Sidoarjo. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Krian,

Page 59: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

sebelah selatan berbatsan dengan kecamatan Wonoayu dan sidoarjo. Sebelah utara

berbatasan dengan kecamatan Taman. Sedangkan sebelah timur berbatasaan dengan

kecamatan Buduran dan Gedangan.

4.6.3 Desa Bulusidokare, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo

Kelurahan Bulusidokare Berlokasi sekitar 2 km arah tenggara dari alun-alun

Kabupaten Sidoarjo. Berbatasan dengan Kelurahan Pucanganom di sebelah utara,

Kelurahan sekardangan dan Kelurahan Celep di sebelah selatan, Kelurahan Pekauman di

sebelah barat dan Kelurahan Rangkah Kidul di sebelah timur. Kelurahan ini Teridiri dari 8

RW dan 48 RT dan memiliki jumlah penduduk sebesar 9.028 jiwa. Luas wilayah Kelurahan

Bulusidokare kurang lebih 144 M2.

4.6.4 Deskripsi Tempat Pengamatan

Pengambilan sampel Bandeng asap (chanos-chanos) dilakukan setelah di lakukan

survei menyeluruh di daerah tambak sidoarjo tentang bahaya Kadmium pada produk olahan

Bandeng asap (chanos-chanos). Pengambilan sampel dilakukan di 3 daerah di sidoarjo

yakni daerah Bulusidokare, Sedati/Kalanganyar, dan Buduran/Klopo. Selanjutnya dapat

dibandingkan antara ketiga lokasi pengamatan tersebut.

- Daerah 1 : Desa Kalanganyar Kecamatan Sedati Bandeng asap Maharani

Pada Bandeng Asap Maharani memiliki kemasan yang cukup baik namun dari sisi

higienies masih kurang. Kemasan msh menggunakan plastik PE tidak kedap udara

ditambah box karton. Penyimpanan juga ala kadarnya, digantung pada etalase kaca.

Bandeng asap Maharani diambil dari hasil tambak di Kecamatan Sedati Desa Kalanganyar.

Lokasi Pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 60: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

Gambar 7. Lokasi pengambilan sampel Desa Kalanganyar

Daerah2: Desa kloposepuluh Buduran. Kecamatan Sukodono Bandeng Asap Bapak Teguh

Pada Bandeng Asap Bapak Teguh memiliki ciri khas tersendiri yakni pada kemasan

box dilapisi daun pisang di dalamnya. Penyimpanan di dalam lemari khusus dan memiliki

suhu yang dapat disesuaikan. Bandeng Asap Bapak Teguh juga memiliki tempat

pengolahan di Buduran. Bandeng asap bapak Teguh mengambil dari beragam hasil tambak

di sidoarjo. Lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Lokasi pengambilan sampel desa Kloposepuluh

Page 61: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

Daerah 3 : Desa Bulusidokare, Kecamatan Sidoarjo. Bandeng Asap Bapak Djalil

Terletak di cukup dekat dengan Kota, Bandeng asap Bapak Djalil hanya menerima pesanan.

Dikarenakan Bapak Djalil hanya memproduksi Bandeng Asap dengan berat tertentu yakni

500 gram ke atas. Pengemasan Bandeng asap menggunakan box karton dan plastik biasa.

Produk disimpan dalam lemari etalase. Bapak Djalil hanya mengambil bandeng segar dari

hasil tambak di daerah Sidoarjo. Lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Lokasi pengambilan sampel desa Bulusidokare.

Page 62: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :

Sampel Bandeng Asap (Chanos-Chanos) pada ketiga tempat yakni Desa

Kalanganyar, Desa Bulusidokare, Desa Kloposepuluh memiliki kandungan kadmium

(Cd) < 1 yang berarti masih aman untuk dikonsumsi berdasarkan Jurnal SNI 7387 :

2009

Bandeng Asap memiliki kandungan gizi yang cukup baik untuk dikonsumsi

masyarakat. Terbukti dengan hasil analisa proksimat yang tertera pada tabel 4 bab

Pembahasan.

Kandungan logam berat Cd pada sampel Bandeng asap Desa Kalanganyar

Kecamatan Sedati adalah sebesar 0,0344 ppm, pada sampel Bandeng asap Desa

Bulusidokare 0,0413 ppm dan pada sampel Bandeng Asap Desa

Kloposepuluh/Buduran sebesar 0,0438 ppm.

Kandungan logam berat Cd (pengulangan ) pada sampel Bandeng asap Desa

Kalanganyar Kecamatan Sedati adalah sebesar 0,0404 ppm, pada sampel Bandeng

asap Desa Bulusidokare 0,0511 ppm dan pada sampel Bandeng Asap Desa

Kloposepuluh/Buduran sebesar 0,0698 ppm.

Nilai proksimat Bandeng asap pada masing-masing sampel, diambil 5gr tiap sampel.

Yang pertama adalah Desa Buduran/Kloposepuluh kode sampel A dengan kadar air

51,31% , kadar lemak 1,47 %, kadar protein 33,14 %, kadar karbohidrat 13,95 %.

Pada Desa Bulusidokare kode sampel B dengan kadar air 53,30 %, kadar lemak

1,60 %, kadar protein 27,47 Β± 0,02%, kadar karbohidrat 17,11%. Pada Desa

Kalanganyar/Sedati kode sampel C dengan kadar air 56,49 %, kadar lemak 1,32

%, kadar protein 26,61 Β± 0,01 % kadar karbohidrat 14,96 %.

Page 63: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

5.2 Saran

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan pada penelitian ini. Bandeng Asap adalah

salah satu jenis olahan Bandeng yangmemilikiNilai gizi yang cukup tinggi dan memiliki rasa

yang cukup unik. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai analisa cemaran logam

berat pada berbagai olahan jenis ikan bandeng Asap lain. Selain itu Peran pemerintah

sangat dibutuhkan mengingat pembuangan limbah industri yang berbahaya apabila tidak

ditangani.

Page 64: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

DAFTAR PUSTAKA

Ackman RG. 1982. Fatty acid composition of fish oil. Di dalam: Barlow SM, Stansby ME editor. Nutritional Evaluation of Llong Chain Fatty Acid in Fish Oil.

Afrianto dan Liviawaty, 1989. Pengawetan danPengolahan Ikan, Kanisius, Jogyakarta.

Adnan, M. 1982. Aktivitas Air danKerusakan Makanan, Agritech,Yogyakarta.

Almatsier S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. [AOAC] Association of Official Analytical Chemysts. 1995. Official Methods of Analysts of the Association of Official Analytical Chemysts. Virginia: AOAC Inc.

Anand. 1978. T. 2010. Kontaminasi Logam Berat pada Makanan dan Dampaknya Pada Kesehatan. Teknuboga. 2 (2)

Andi, T.2010. Kontaminasi Logam Berat Pada Makanan Dan Dampaknya Pada Kesehatan. TEKNUBUGA.2(2): 53-65

[APHA] American Public Health Association. 1998. Standard Method for Examination of Water and Wastewater. Ed ke-17. Washington DC: American Water Works Association, dan Water Pollution Control Federation.

Arief A. 2004. Analisis logam berat Pb dan Cu dalam kerang darah di perairan Tanjung Bunga Makassar. http://www.unhas.ac.id/lemlit/researches/view/132.html [1 Februari 2009].

Basmi J. 1998. Perkembangan komunitas fitoplankton sebagai indikator perubahan tingkat kesuburan kualitas perairan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Budiyanto MAK. 2002. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Budiono A. 2003. Pengaruh pencemaran merkuri terhadap biota air [makalah]. Bogor: Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Connel dan Miller. 2006. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Jakarta : UI Press

Chin J.2006. Manual Pemberantasan Penyakit Menular Edisi 17.Infomedika. Hlm 118-129.

Day, R.A and Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Terjemahan Pudjaatmaka, A. H. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Ferianita, Ghous and B.H. Ridzwan. 2007. Cadmiumand majority purpose From MalaysianWith Optimized Secreted Antibacterial Activity. American Journal of Biochem and Biotech 3 (2) : 60-65.

Fessenden, R. J dan J. S Fesseden. 1997. Kimia Organik. Terjemahan oleh Pudjaatmaka, A. H. Penerbit Erlangga. Jakarta. 590 hlm.

Gholib, D. 2009. Uji Daya Hambat Daun Senggani (Melastoma malabathricum L.)Terhadap Trychophyton mentagrophytes Dan Candida albicans.Berita Biologi Vol 9 (5) : 253-262.

Guenther, E. 1987.Minyak AtsiriJilid 1.Penerbit UI Press. Jakarta.

Page 65: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

Gunawan, I. W. G., I. G. A. Gede Bawa, dan N. I. Sutrisnayanti. 2008. Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Terpenoid Yang Aktif Antibakteri Pada Herba Meniran (Phyllanthus niruri Linn). Jurnal Kimia 2 (1) : 31-39.

Han, H., Y. H. Yi, B. s. Liu, X. H. Wang, dan M. X. Pan. 2008. Leucospilotaside C, A New Sulfated Tritepene Glycoside From Sea Cucumber Holothuria leucospilota. Journal Of Chinese Chemical Letters 19 : 1462-1464.

Han, H., Y. Yang-hua, L. Ling, L. Bao-shu, L. Ming-ping, dan Z. Hong-wei. 2009. Triterpene Glycosides From Sea Cucumber Holothuria leucospilota. Chinese Journal Of Natural Medicines 7 (5) : 346-350.

Han, H., L. Ling, Y. Yang-hua, W. Xiao-hua, dan P. Min-xiang. 2012. Triterpene Glycosides From Sea Cucumber Holothuria scabra with Cytotoxic Activity. Journal of Chinese Herbal Medicines 4 (3) : 183-188.

Handayani, D. Maipa, D., Marlina, Meilan.2007. Skrining Aktivitas Antibakteri Beberapa Biota Laut Dari Perairan Pantai Painan, Sumatera Barat.Makalah.Fakultas Farmasi

Universitas Andalas. Padang.

Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Makhluk. Hidup. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

Dewi, N.K. 2012. Biomarker pada Ikan Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Kadmium Timbal dan Merkuri di Perairan Kaligarang Semarang. Disertasi. Program Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro. Semarang.

[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2008. Budidaya kerang hijau. http://www.indonesia.go.id/id/index.php.htm [15 Feb 2009].

[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2007. Sistem Informasi Data Statistik. www.simpatik.com. [28 Juni 2009].

Dody S. 2008. Morfometri dan pertumbuhan kerang tapes di pulau Fair, Maluku Tenggara [prosiding seminar riptek kelautan nasional]. Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi, LIPI.

Effendi, Hefni. 2003. Telaah kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius

Fardiaz S. 1992. Polusi Air dan Polusi Udara. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

Febrianti, S., H. Sulistyarti, Atikah. 2013. Penentuan Kadar Iodida SecaraSpektrofotometri Berdasarkan Pembentukan Kompleks Amilum Iodium Menggunakan Oksidator Iodat. Kimia Student Journal. 1(1): 50-56. Glicksman, M. 1983. Food Hydrocolloid. CRC

Press. Boca Raton.

Hartanto, R. 2003. Modul Metodologi Penelitian. Universitas Diponegoro. Semarang

Haryadi. 2006. Teknologi Pengolahan. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Kristanto. 2002. Ekologi Industri. Yogyakarta : Penerbit

Page 66: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

Hutagalung. 1997. Penuntun Proses Jaringan dan Atlas Histologi Ikan. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Koestoer. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses. Proses Penyakit. Ahli Bahasa : Peter Anugerah. Jakarta : EGC. Penerbit Buku Kedokteran. 220 hlm.

Kordi, M.G.H. 2008. Budi Daya Perairan Buku Kesatu. PT Citra Aditya Bakti. Bandung.

Kurnia ; Effendi, I 2004 Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya : Jakarta.

Maga. 1987. Teknik Sederhana Memilih dan Meminimalkan Cemaran Logam Pb pada Kangkung. IPTEKMA 3(1), 38-42. 2011. ISSN: 2086-1354.

Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir Dan Laut. Jakarta: Pradnya Paramitha

Murtiani, L. 2003. Analisis Kadar Timbal (Pb) Pada Ekstrak Kerang Darah (Anadara granosa L) Di Perairan sumbawa.

Muara Tambak Oso Sedati-Sidoarjo. Skripsi tidak dipublikasikan. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.

Nilasari, N,I. 2006. Analisis Kadar Timbal (Pb) Pada Udang Putih (Penaeus marguiensis) Di Pantai Utara Kawasan Kalianak. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.

Okada, M. Minaguchi, D and George, K 1973. The Giant among Japanese Process Fishery. Marine Fisheries Review Vol 3 (12)

Palar, H. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta : Rineka Cipta.

RACHMAWATI, S., DARMONO dan ZAENAL ARIFIN. 1999. Pengaruh Pemberian Mineral Seng dan Kalsium pada Pakan Terhadap Akumulasi Kadmium dalam Organ Hati Ayam Pedaging. Proseding Seminar Hasil-hasil Penelitian Veteriner. Balai Penelitian Veteriner. Bogor.

Salmin, 1995. An Atlas of Fish Histology. Normal and Phatological Features. Second Edition. Kondansha LTD. Tokyo. Vol 166, pp. 321 - 344

Sanusi H.S dan Putranto S. 2009. Kimia Laut dan Pencemaran , Proses Fisik Kimia dan Interaksi dengan Lingkungan. Bogor: Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Institut Pertania Bogor.

Stolywho, A ; Collin H : Martin, M; Guiochson, G: Journal of Chromatography A. 288,253. (2006)

Swastawati. 2007. Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Usaha Pengasapan Ikan. Bank Indonesia Direktorat Kredit, BPR dan UMKM. http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/1475D25D-A0CB-4E39-AF71 5BC6AD0C1B03/15954/UsahaPengasapanIkan.pdf

Vatria. 2010. C.C. and Abowei, J.F.N. 2011. Traditional Fish Handling and Preservation in Nigeria. Asian Journal of Agricultural Sciences 3(6):427-436.

WILBRAHAM dan MATTA. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Penterjemah Suminar. Penerbit ITB. Bandung.

WIRAKARTAKUSUMAH, A., SUBARNA, MUHAMMAD A, DAHRUL SYAH, dan SITI I.B. 1992. Peralatan dan Unit Proses Industri Pangan. Petunjuk Laboratorium.

Page 67: ANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ...repository.ub.ac.id/4821/1/SATRIO BUDI UTOMO.pdfANALISA KUALITAS KIMIA PRODUK OLAHAN BANDENG ASAP (Chano Chanos) DAN KANDUNGAN CEMARAN

United Nations Disaster Assessment and Coordination (2006) UNDAC Field Handbook,

Office for the coordination of Humanitarian Affairs Field Coordination Support Unit, Geneva