roswitha d.s.gesi 2011375
Post on 04-Dec-2015
6 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
FAKTOR RISIKO yang MEMPENGARUHI KEJADIAN
BERAT BADAN LAHIR
Disusun oleh
Roswitha Desiana Ssri Gesi
102011375
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta 2014
Jl. Terusa Arjuna No.06 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Email: meldinasarisimatupang@yahoo.co.id
FAKTOR RISIKO yang MEMPENGARUHI KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR
Roswitha Desiana Sari Gesi
ABSTRAK
Latar belakang: Penyebab utama tingginya angka kematian bayi adalah Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR). Faktor yang mempengaruhi BBLR, yaitu umur ibu, ibu merokok atau tidak merokok, ibu hipertensi atau tidak hipertensi, dan pendidikan ibu.
Prevalensi BBLR pada ibu yang hipertensi lebih sedikit dibandingkan dengan umur ibu <25 tahun, ibu yang merokok, dan ibu berpendidikan sedang berdasarkan pie gram.
Metode: Data penelitian menggunakan data sekunder dari register kohort dan cross sectional
ibu hamil. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi square.
Hasil: Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian BBLR adalah umur ibu (<25 tahun dan >=25tahun), ibu merokok atau ibu tidak merokok, ibu hipertensi atau ibu tidak hipertensi, pendidikan ibu (tinggi, sedang, rendah) dengan BBLR. Faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian BBLR adalah umur ibu, ibu merokok, dan pendidikan ibu
Simpulan: umur ibu, ibu merokok dan ibu yang berpendidikan sedang merupakan faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian BBLR.
Kata kunci: Berat Badan Lahir, Umur, Rokok, Hipertensi, Pendidikan.
Kata Pengantar:
Daftar Isi:
Bab I : PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Berat badan lahir rendah adalah sebagai kelahiran hidup dengan kurang dari 2,5 kg. Ini
merupakan penentu utama kelangsungan hidup bayi, kesehatan dan pembangunan. Bayi
berat lahir rendah berada pada risiko lebih besar mengalami kecacatan dan penyakit seperti
ketidakmampuan belajar dan masalah pernapasan. Untuk mengurangi bayi berat lahir
rendah, kita perlu mempelajari mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi janin dalam
rahim dan dampaknya pada janin.
1.3 Permasalahan
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi berat badan lahir?
1.4 Rumusan Masalah
Prevalensi kelahiran bayi dengan BBLR terus meningkat. Terutama di
negara-negara berkembang. Bayi kurang bulan dan berat lahir rendah ini
adalah satu dari tiga penyakit utama kematian neonatus. Di Indonesia
sendiri jumlah kelahiran BBL rendah masih cukup tinggi dan brervariasi
antara satu daerah dengan daerah lainnya. Sedangkan di kota palu
jumlah kematian bayi terus meningkat dengan penyebab utama adalah
BBLR. Hingga saat ini BBLR masih merupakan masalah diseluruh dunia
karena merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada masa bayi
baru lahir
1.5 Tujuan
1.5.1 Umum:
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
BBLR
1.5.2 Khusus:
1. Mengetahui apakah umur ibu berhubungan dengan berat badan lahir
2. Mengetahui apakah ibu merokok dan ibu tidak merokok berhubungan dengan
berat badan lahir
3. Mengetahui apakah ibu hipertensi dan ibu tidak hipertensi berhubungan dengan
berat badan lahir
4. Menegathui apakah pendidikan ibu berhubungan dengan berat badan lahir
1.6 Manfaat
2 Bagi peneliti:
Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan khususnya dalam bidang penelitian serta memberi bahan masukan dan perbandingan bagi penelitian lanjut yang serupa.
3 Bagi Puskesmas
Memberikan masukan dan sebagai pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam bidang KIA, khususnya rumah sakit dengan lintas sektornya dalam merencanakan program kesehatan ibu dan anak akan mempunyai sasaran tepat, sehingga kejadian BBLR dapat diantisipasi sedini mungkin.
4 Bagi Masyarakat:
Memberikan informasi tentang faktor risiko maternal (umur, status ekonomi, tingkat pendidikan ibu, paritas, status gizi, jarak kehamilan, penyakit ibu selama hamil, perilaku ibu) terhadap kejadian BBLR.
Bab II: TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka teori
1. Berat Badan Lahir Bayi
Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi barulahir. Menurut (Kosim,
2008, p.12).
a. Pengertian
Berat lahir bayi adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1jampertama setelah
lahir.
b. Macam – macam
Berat badan lahir bayi dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu:
1. Berat Badan Lahir Rendah jika berat kurang dari 2500 gram tanpa memandang
masa gestasi.
2. Berat Badan Lahir Normal bila berat antara 2500 – 4000 gram.
3. Bayi Besar bila berat badan lahir lebih dari 4000 gram.
c. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Berat Bayi Lahir
Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor melalui suatu proses
yang berlangsung selama berada dalamkandungan. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi berat bayi lahiradalah sebagai berikut:
1. Umur Ibu Hamil
Umur ibu erat kaitanya dengan berat bayi lahir.Kehamilan dibawah umur 20 tahun
merupakan kehamilan berisiko tinggi, dandua sampai empat kali lebih tinggi di
bandingkan dengankehamilan pada wanita yang cukup umur (Sitorus, 1999
dalamSetianingrum, 2005).Pada umur yang masih muda, perkembanganorgan -
organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal.Selain itu emosi dan
kejiwaanya belum cukup matang, sehinggapada saat kehamilan ibu tersebut belum
dapat menanggapikehamilannya secara sempurna dan sering terjadi komplikasi.
Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka anak yangdilahirkan akan
semakin ringan (Setianingrum, 2005).Meski kehamilan dibawah umur sangat
berisiko tetapi kehamilandiatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan, sangat
berbahaya.Mengingat mulai usia ini sering muncul penyakit seperti hipertensi,tumor
jinak peranakan, atau penyakit degenerative pada persendiantulang belakang dan
panggul.
2. Umur kehamilan
Umur kehamilan dapat menentukan berat badan janin , semakin tuakehamilan maka
berat badan janin akan semakin bertambah. Padaumur kehamilan 28 minggu berat
janin ± 1000 gram, sedangkanpada kehamilan 37 – 42 minggu berat janin di
perkirakanmencapai 2500 – 3500 gram (Wiknjosastro, 2005, p.775).
Kehamilan preterm maupun postterm mempengaruhi beratlahir bayi, semakin
lama kehamilan berlangsung sehinggamelampaui usia aterm, semakin besar
kemungkinanya bayi yangakan dilahirkan mengalami kekurangan nutrisi dan
gangguankronis (Cunningham, 2002).
3. Status Gizi Hamil
Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamildapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandungStatus gizi pada trimester pertama
akansangat berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio pada masaperkembangan dan
pembentukan organ – organ tubuh(organogenesis). Pada trimester II dan III
kebutuhan janin terhadapzat – zat atus gizi semakin meningkat jika tidak
terpenuhi,plasenta akan kekurangan zat makanan sehingga akan
mengurangikemampuannya dalam mensintesis zat – zat yang dibutuhkan olehjanin.
Untuk mengetahui status gizi ibu hamil tersebut, dapatmenggunakan beberapa cara
antara lain: dengan memantaupertambahan berat badan selama hamil, mengukur
lingkar lenganatas (LLA). Dan mengukur kadar Hb. Selain itu gizi ibu
hamilmenentukan berat bayi yang dilahirkan, maka pemantauan gizi ibuhamil
sangatlah penting dilakukan. Pengukuran antropometrimerupakan salah satu cara
untuk menilai status gizi ibu hamil.Ukuran antropometri ibu hamil yang paling
sering digunakanadalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar
lenganatas (LLA) selama kehamilan (Setianingrum, 2005).Ibu yang kurus dan
selama kehamilan disertai penambahanberat badan yang rendah atau turun sampai 10
kg, mempunyairesiko paling tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR.Sehingga
ibu hamil harus mengalami kenaikan berat badanberkisar 11-12,5 kg atau 20% dari
berat badan sebelum hamil(Setianingrum, 2005). Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil
juga angat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Menurut Sitorus(1999) dalam
Setianingrum (2005) seorang ibu hamil dikatakanmenderita anemia bila kadar
hemoglobinya dibawah 11 gr/dl. Datadepkes RI diketahui bahwa lebih dari 50% ibu
hamil menderitaanemia. Anemia pada ibu hamil akan menambah resiko
menambahbayi berat lahir rendah (BBLR), resiko perdarahan sebelum padasaat
persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu danbayinya, jika ibu hamil
tersebut menderita anemia berat (DepkesRI, 2002). Hal ini disebabkan karena
kurangnya suplai darahnutrisi akan oksigen pada plasenta yang akan berpengaruh
padafungsi plasenta terhadap janin (Setianingrum, 2005).
4. Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal danmengidentifikasi
masalah yang timbul selama kehamilan, sehinggakesehatan selama ibu hamil dapat
terpelihara dan yang terpenting ibu dan bayi dalam kandungan akan baik dan sehat
sampai saatpersalinan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapatsegera
mengetahui apabila terjadi gangguan / kelainan pada ibuhamil dan bayi yang
dikandung, sehingga dapat segera ditolongtenaga kesehatan (Depkes RI, 2000 dalam
Setianingrum, 2005).
5. Kehamilan ganda
Pada kehamilan kembar dengan distensi uterus yang berlebihandapat
menyebabkan persalinan premature dengan BBLR.Kebutuhan ibu untuk
pertumbuhan hamil kembar lebih besarsehingga terjadi defisiensi nutrisi seperti
anemia hamil yang dapatmenggangu pertumbuhan janin dalam rahim (Datta, 2004,
pp.88-89).
6. Penyakit Saat Kehamilan
Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhiberat bayi lahir
diantaranya adalah Diabetes mellitus (DM), cacarair, dan penyakit infeksi
TORCH.Penyakit DM adalah suatu penyakit dimana badan tidaksanggup
menggunakan gula sebagaimana mestinya, penyebabnyaadalah penkreas tidak cukup
produksi insulin / tidak dapat gunakaninsulin yang ada. Akibat dari DM ini banyak
macamnyadiantaranya adalah bagi ibu hamil bisa mengalami keguguran,bayilahir
mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal) karena bayiyang dilahirkan terlalu
besar, menderita edem dan kelainan padaalat tubuh bayi (Sitorus, 1999 dalam
Setianingrum, 2005).
Penyakit infeksi TORCH adalah suatu istilah jenis penyakitinfeksi yaitu
Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan herpes.Keempat jenis penyakit ini sama
bahayanya bagi ibu hamil yaitudapat mengganggu janin yang dikandungnya. Bayi
yang dikandungtersebut mungkin akan terkena katarak mata, tuli,
Hypoplasia(gangguan pertumbuhan organ tubuh seperti jantung, paru-paru,dan
limpa). Bisa juga mengakibatkan berat bayi tidak normal,keterbelakangan mental,
hepatitis, radang selaput otak, radang irismata, dan beberapa jenis penyakit lainnya
(Sitorus, 1999 dalamSetianingrum, 2005).
7. Faktor kebiasaan ibu
Kebiasaan ibu sebelum atau selama hamil yang buruk sepertimerokok, minum
minuman beralkohol, pecandu obat danpemenuhan nutrisi yang salah dapat
menyebabkan anomaly plasenta karena plasenta tidak mendapat nutrisi yang cukup
dariarteri plasenta ataupun karena plasenta tidak mampu mengantarmakanan ke
janin.Selain itu, aktifitas yang berlebihan juga dapatmerupakan faktor pencetus
terjadinya masalah berat badan lahirrendah. Kebiasaan – kebiasaan tersebut yaitu:
a. Merokok
Salah satu perilaku negatif yang sering terjadi pada ibu hamiladalah kebiasaan
meroko dan berinteraksi dengan komunitasorang yang merokok. Walaupun ibu tidak
meroko secaralangsung tetapi ketika ibu berinteraksi dengan komunitastersebut, ibu
tetap akan menghirup asap rokok. Organ yangberada pada kondisi seperti ini
dikatakana sebagai perokokpasif dengan resiko yang lebih besar di bandingkan
denganperokok aktif.
Suatu penelitian di Ontario menunjukkan akibat merokok tersebut
menyebabkan terjadinya plasenta abruption dan plasenta previa. Plasenta abruption
dapat terjadi akibat
pengurangan aliran darah ke plasenta yang akhirnyamenyebabkan nekrosis pada
periper dari plasenta. Sedangkanplasenta previa terjadi karena terjadinya pembesaran
plasentasebagai akibat dari berkurangnya transpot oksigen dari ke fetus akibat
paparan CO. Plasenta berubah secara tetap dengankerusakan pada kemampuan
plasenta untuk melakukanpertukaran gas karena terjadinya pengentalan dari
trophoblasticbasal lamina dan mengurangi ukuran pada kapiler dari fetus.Jika
plasenta tersebut bermasalah, maka hal ini dapatmenggangusuplai makan ke
janin.Karena lingkungan rahimtidak ideal maka janin tidak tumbuh dengan kecepatan
yangsemestinya. Maka tanpa adanya bantuan medis, bayi tersebutakan lahir kecil
tidak sesuai usia kehamilan walaupun lahirtepat padawaktunya (Bobak & Jansen,
2000, p.316).
b. Konsumsi minuman beralkohol dan obat – obatan terlarang
Konsumsi obat – obatan terlarang dan konsumsi minumanberalkohol pada wanita
hamil juga dapat menimbulkan efeknegatif bagi dirinya maupun janin yang sedang di
kandungnya.Miller dan Mark (2000) menyatakan, alcohol yang dikonsumsiibu hamil
secara jelas pasti akan melintasi plasenta dan bebasmencapai janin. Meskipun
terbukti bahwa alcohol dalam jumlah kecil hingga sedang dapat pula menimbulkan
efek yanglebih per harinya.Kafein menyebrang dari darah ibu kejanin melalui
plasenta. Hati janin belum memiliki enzim untukmemecah kafein karena enzim ini
tidak akan terbentuk sebelumumur janin berumur 9 bulan.
c. Pekerjaan yang melelahkan
Seorang wanita hamil dengan aktifitas kerja yang beratberesiko mengalami
persalinan premature atau bayi denganBBLR.Jenis pekerjaan juga dihubungkan
dengan penghasilanyang dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi
wanitahamil tersebut.Dari bebrapa penelitian, persalianan prematuredan BBLR dapat
terjadi pada wanita yang bekerja terusmenerus selama kehamilan, terutama bila
pekerjaan tersebutmemerlukan kerja fisik atau berdiri untuk waktu yang
lama.Keadaan ini dapat mempengaruhi pertumbuhan danperkembangan serta
kesejahteraan janin yang dikandungnya(Ferrer H, 2001). Selain itu, wanita hamil
yang memilikiaktifitas kerja yang berat maka akan mempengaruhipsikologinya. Hal
ini disebabkan oleh ketertekanan yangdipicu dari pekerjaanya tersebut (Bobak &
Jansen, (2000,p.315).
d. Konsumsi kafein
Kafein dapat merusak kromosom yang meningkatkan kegiatanmutasi
genetika.Oleh sebab itu, tidak mengherankan bahwaresiko cacat bawaan sejak lahir
lebih tinggi pada bayi yangibunya meminum kafein yang terdapat pada kopi
sebanyak 600mg lebih per harinya.Kafein menyebrang dari darah ibu kejanin melalui
plasenta. Hati janin belum memiliki enzim untukmemecah kafein karena enzim ini
tidak akan terbentuk sebelumumur janin berumur 9 bulan.
Oleh karena itu, wanita yangbanyak minum kopi dan minuman ringan yang
ditambahkafein, janin akan terus menerus terpapar kadar kafein yangtinggi. Dan
angka kejadian keguguran spontan, lahir mati, danBBLR atau premature jelas lebih
tinggi terjadi pada wanitayang meminum 4 – 6 cangkir kopi setiap hari.
8. Berat badan ibu
Berat badan ibu akan menentukan seberapa banyak asupan makananyang
harus ibu konsumsi pada waktu hamil. Harapannya, kebutuhan gizijanin tercukupi
dan bayi yang akan lahir dengan berat badan normal.(Wibisono & Bulan ayu,
2009).Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuranlingkar lengan
atas LLA secara teratur mempunyai arti klinis penting,karena ada hubungan yang erat
antara pertambahan berat badan selamakehamilan dengan berat badan lahir
bayi.Pertambahan berat badan hanyasedikit, menghasilakan rata-rata berat badan
lahir bayi yang lebih rendahdan resiko yang lebih tingggi untuk terjadinya bayi
BBLR dan kematianbayi, pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat
digunakansebagai indicator pertumbuhan janin dalam rahim.Berdasarkanpengamatan
pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhiberat badannya sebelum
hamil. Pertambahan yang optimal kira-kira 20%dari berat badan ibu sebelum hamil
(Cunningham dkk., 1997), jika beratbadan tidak bertambah, lingkar lengan atas <
23,5 cm menunjukkan ibumengalami kurang gizi. (Mufdlilah, 2009, p.2).
Kerangka konsep
Bab III: METODOLOGI PENELITIAN
Umur
Merokok
Hipertensi
Pendidikan
Berat badan lahir
Penelitian dengan desain cross sectional ini dilakukan terhadap sumber data sekunder BBLR, berupa kartu pemeriksaan kehamilan, dan laporan kohort ibu hamil. Populasi pada penelitian ini adalah semua bayi yang lahir, berat badan yang kurang dari 2500gram dan yang lebih sama dengan 2500gram.
Variabel dan Pengkasifikasi Data Sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah Berat Badan Lahir (Y), sedangkan variabel independen adalah : 1. Umur ibu (X1)
2. Pendidikan Ibu (X2)
3. ibu perokok (X3)
4. ibu hipertensi (X4)
Pengolahan dan Tahapan Analisis Data 6 Pengolahan data Analisis data yang digunakan adalah dengan metode chi square dengan
bantuan program komputer.Analisis data dilakukan secara berjenjang, yaitu analisis univariat
untuk melihat gambaran distribusi frekwensi kejadian BBLR dan bukan BBLR , bivariat untuk
mengetahui kemungkinan hubungan dari dua variabel.
Bab IV: HASIL PENELITIAN
Analisis univariat
Berdasarkan umur, pada penelitian ini sebanyak 90 subyek yang berumur kurang dari
25 tahun dengan proporsi 64,3%, sedangkan ada 50 subyek yang berumur lebih atau sama
dengan 25 tahun dengan proporsi sebesar 35,7%.Jadi dapat di simpulkan lebih banyak ibu
yang berumur kurang dari 25 tahun saat masa kehamilannya.
Tabel 5. Distribusi frekuensi menurut umur ibu
Umur N %
<25 tahun 90 64,3
>=25 tahun 50 35,7
Berdasarkan berat badan lahir,pada penelitian ini sebanyak 90 subyek yang lahir
lebih atau sama dengan2500 dengan proporsi 64,3%, sedangkan ada 50 subyek yang lahir
dengan berat kurang dari 2500 dengan proporsi sebesar 35,7%. Jadi dapat di simpulkan
lebih banyak bayi yang lahir dengan berat diatas atau sama dengan 2500.
BBL N %
>=2500 90 64,3
<2500 50 35,7
Pada tabel dapat diketahui bahwa subjek yang merokok ada 53 orang dengan proporsi
37,9% sedangkan yang tidak merokok ada 87 orang dengan proporsi 62,1%.
Rokok N %
Tidak 87 62,1
Ya 53 37,9
Berdasarkan data diatas diketahui bahwa subyek yang hipertensi ada 9 orang dengan
proporsi 6,4% sedangkan yang tidak hipertensi ada 131 orang dengan proporsi 93,6 %.
Hipertensi N %
Tidak 131 93,6
Ya 9 6,4
Pada data diatas diketahui bahwa subyek yang berpendidikan sedang ada sebanyak 82
dengan proporsi 58,6% sedangkan yang berpendidikan rendah ada sebanyak 58 dengan
proporsi 41,4 %
Pendidikan N %
Sedang 82 58,6
Rendah 58 41,4
Analisa bivariat
Hubungan Umur Ibu Dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Untuk kelompok yang paling banyak dengan kejadian BBLR pada kelompok berisiko
( <20 atau > 35 tahun ) karena umur terlalu muda atau terlalu tua meempengaruhi kejadian
BBLR pada saat melahirkan ( setyowati,1996) hal itu terjadi karena adanya pergeseeran usia
menikah di kalangan masyarakat dan menurut Paryati ( 1990 ) faktor yang mendorong
perkawinan usia muda di dalam masyarakat menurun seperti sistem nilai di pedesaan yang
menganggap bahwa wanita paantas menikah setelah menstruasi, serta pandangan negatif
terhadap perawan tua.
Usia ibu saat melahirkan mempengaruhi kejadian BBLR hal itu di jelaskan oleh Lee
dan Corpus (1988) menemukan 14,5% dari bayi yang lahir dari ibu usia di bawah 15 tahun
9,4% diantaranya mengalami BBLR.Hal itu menjelaskan bahwa melahirkan pada usia di
bawah usia 20 tahun berisiko mengalami BBLR dan meningkatkan morbilitas dan mortalitas
neonatal ( Winter,1990).
32
Bab V: PEMBAHASAN
Pada umur yang masih muda, perkembanganorgan - organ reproduksi dan fungsi
fisiologinya belum optimal.Selain itu emosi dan kejiwaanya belum cukup matang,
sehinggapada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapikehamilannya secara
sempurna dan sering terjadi komplikasi.
Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka anak yangdilahirkan akan semakin
ringan (Setianingrum, 2005).Meski kehamilan dibawah umur sangat berisiko tetapi
kehamilandiatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan, sangat berbahaya.Mengingat mulai usia
ini sering muncul penyakit seperti hipertensi,tumor jinak peranakan, atau penyakit
degenerative pada persendiantulang belakang dan panggul. Kesulitan lain kehamilan diatas
usia35 tahun ini yakni bila ibu ternyata mengidap penyakit sepertidiatas yang ditakutkan
bayi lahir dengan membawa kelainan(Sitorus, 1999 dalam Setianingrum, 2005). Semakin
muda dansemakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil, akanberpengaruh terhadap
kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur mudaperlu tambahan gizi yang banyak karena selain
digunakan untukpertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagidengan
janin yang sedang dikandung.Sedangkan untuk umur yangtua perlu energi yang besar juga
karena fungsi organ yang makinmelemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal
makamemerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukungkehamilan yang sedang
berlangsung.(Proverawati, 2009, P.52).
Mengingat bahwa faktor umur memegang peranan pentingterhadap derajat
kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil serta bayi,maka sebainya merencanakan
kehamilan pada usia antara 20-30tahun (Setianingrum, 2005).
Bab VI: KESIMPULAN DAN SARAN
1. Ada hubungan umur ibu dengan BBLR 2. Ada hubungan pendidikan ibu dengan BBLR
Saran: Ibu melahirkan bayi dengan BBLR berpendidikan rendah, maka perlu dilakukan penyuluhan kepada ibu36 hamil pada saat pemeriksaan kehamilannya sehingga ibu dapat mengetahui penyebab BBLR sedini mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Analisis Univariat
top related