resume toksikologi
Post on 05-Jul-2015
241 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TOKSIKOLOGI SEBAGAI PERANGKAT PENILAIAN
RISIKO
oleh:
Dr. Almahdy A.
Toksikologi merupakan ilmu yang yang berhubungan dengan
senyawa kimia yang dapat menggangu/merusak sistem
tubuh manusia.
TOKSIKAN RACUN
Paracelsus : Semua senyawa adalah racun yang membedakan racun tidaknya suatu senyawa
adalah dosis
Nama Zat
Etanol
NaCl
Ferosulfat
Morfinsulfat
Na-luminal
Nikotin
Toksin botolinum
LD50 mg/kg
10000
4000
1500
900
150
1
0.00001
RENTANG TOKSIK
Rating
Praktis tidak toksik
Sedikit toksik
Toksik sedang
Toksik
Amat toksik
supertoksik
Dosis
>15 g/kg
5-15 g/kg
0.5-5 g/kg
50-500 mg/kg
5-50 mg/kg
<5 mg/kg
TUBUH
ABSORBSIDISTRIBUSI
METABOLISME
EFEK
1. Aditif (2 + 3 = 5)
2. Sinergis (2 + 2) = 20
3. Potensiasi (0 + 2) = 10
4. Atagonis (4 + 6 ) = 8
Kriteria Toksisitas:
1. Akut < 24 jam
2. Subkronis 1 – 3 bulan
3. Kronis > 3 bulan
karsinogen, teratogen, mutagen
Faktor penentu risiko pada fase eksposisi.
a. Dosis; dosis ditentukan oleh konsentrasi dan lamanya eksposisi senyawa yag diberikan pada seseorang..b. Higinis kerja, mulai dari pakaian kerja dan penyimpanan senyawa berbahaya secara terpisah.c. Pengawasan, terutama terhadap batas harga ADI (acceptable daily intake)d. Adanya peraturan perundang-undangan yang membatasi senyawa kimia yang jelas berbahaya.e. Keadaan fungsi organ yang berkontak terutama untuk sistem respirasi dan kulit.
Faktor penentu risiko pada fase toksokinetik
a.Keadaan fungsi organ yang berperan pada eksresi dan detoksikasi. Untuk biotransformasi dan eksresi, keadaan fungsi hati dan ginjalsangat pentingb.Eksposisi sebelumnya, juga berperan dalam menyababkan timbulnya toksisitas karena efek akumulasi dan potensiasi dan lain-lain. c.Perbedaan genetik. Adanya perbedaan kemampuan tubuh menawarkan suatu toksikan, misalnya terjadinya perpanjangan kerja suksinilkolin pada orang dengan kelainan genetik dari kolinesterase plasma
Faktor penentu risiko pada fase toksodinamik
a. Perbedaan kepekaan perorangan, seperti jenis kelamin, usia, kehamilan dan keadaan gizi. b. Eksposisi sebelumnya dan pemeriksaan kesehatan yang teratur serta pemeriksaan epidemiologi umum. Hal ini dapat dipelajari dari adanya penyakit itai-itai akibat akumulasi kadmium yang tinggi pada daerah pertambangan seng di Jepang, serta penyakit minamata akibat tingginya kadar raksa.
Hati mencit tercemar Pb
Hati mencit yang normal
Salah satu cara yang paling sederhana menentukan toksisitas suatu senyawa adalah dengan uji hayati dengan metoda larva udang
(the brine shrimp lethality bioassay). Uji hayati ini merupakan penapisan awal yang dapat dilakukan terhadap ekstrak, fraksi ekstrak
ataupun senyawa kimia murni. Uji ini cukup sederhana dengan menggunakan sejumlah kecil
senyawa uji (bpj) dan waktu yang digunakan relatif singkat.
TERIMAKASIH
Almahdy
top related