putusan nomor hk.210 / 24 / xi / mp.17 putusan...
Post on 11-Apr-2019
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PUTUSAN NOMOR HK.210 / 24 / XI / MP.17
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN
TENTANG
KECELAKAAN KAPAL KANDASNYA KM. PATAYA III
DI PANTAI BALIK GUNUNG PULAU SABANG
Pada tanggal 04 Agustus 2016, pukul 13.58 WIB, KM. Pataya III
berbendera Indonesia, GT. 3.720, Awak Kapal 18 (delapan belas) orang, bertolak
dari Pelabuhan Belawan menuju Pelabuhan Tanjung Perak - Surabaya, setelah 2
(dua) jam pelayaran ada perintah dari perusahaan untuk melakukan deviasi
menuju Pelabuhan Teluk Bayur untuk memuat semen, tanggal 7 Agustus 2016
pukul 03.30 WIB berlindung (shelter) di sekitar Pulau Lumpai - Aceh. Pada
tanggal 10 Agustus 2016, pukul 08.20 kapal larat kemudian hanyut dan pukul
22.25 WIB, KM. Pataya III terdampar di Pantai Balik Gunung Pulau Sabang pada
posisi 05°-50,50 U/095˚-15,25 T.
Dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa ataupun luka, namun
terdapat kerugian harta benda berupa kapal terdampar di pantai.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya nomor
KL.205/2/13/DN-17, tanggal 06 April 2017, telah melimpahkan Berkas
Kecelakaan Kapal kandasnya KM. Pataya III kepada Mahkamah Pelayaran untuk
dilakukan Pemeriksaan Lanjutan.
Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
17 Tahun 2008, tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor
1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, juncto Pasal 373 huruf (a)
Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah
mengadakan Penelitian dan PemeriksaanLanjutan Kecelakaan Kapal untuk
mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan
ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi
Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang
terbukti bersalah atau lalai.
Berkas ...
2
Berkas–berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa:
1. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK) dibuat di Sabang tanggal 12 Agustus 2016
oleh Nakhoda;
2. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), dibuat Sabang, tanggal 17
Agustus 2016, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Kelas V Sabang, terhadap :
a. Nakhoda, Adolf Karauwan;
b. KKM, Rudianto;
c. Mualim I, John Sangka Massarang;
d. Mualim II, Siberius Halawa;
e. Mualim III (Jaga), Darwin Halawa;
f. Masinis I, Manahan Sitinjak;
g. Masinis II, Herman Salva;
h. Masinis III (Jaga), Kuwat;
i. Juru Mudi Jaga, Ahmad Sujud;
j. Juru Minyak Jaga, Yudi Azhari.
3. Berita Acara Pendapat (Resume), dibuat di Sabang, tanggal 12 Agustus 2016,
oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sabang;
4. Dokumen Kapal, terdiri dari :
a. Surat Laut, nomor PK.205/318/SL-PM/DK-16, diterbitkan di Jakarta,
tanggal 29 Maret 2016, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Kepala
Sub Dit Pengukuran, Pendaftaran Dan Kebangsaan Kapal, Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut;
b. Surat Ukur International (1969), noomor 3242/Ba, dikeluarkan di Tanjung
Priok, tanggal 30 Januari 2012, oleh Syahbandar Kelas Utama Tanjung
Priok;
c. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, nomor
PK.001/21/01/SYB.BLW-2016, diterbitkan di Belawan, tanggal 02 Agustus
2016, berlaku sampai dengan tanggal 16 Agustus 2016, Kepala Bidang
Status Hukum Dan Sertifikasi Kapal oleh Syahbandar Utama Belawan;
d. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang, nomor
PK.001/21/02/SYB.BLW-2016, diterbitkan di Belawan, tanggal 02 Agustus
2016, berlaku sampai dengan tanggal 16 Agustus 2016, oleh Kepala
Bidang Status Hukum Dan Sertifikasi Kapal Syahbandar Utama Belawan;
d. Sertifikat ...
3
e. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang, nomor
B.1616/PK.002/534/SYBTPK-16 diterbitkan di Tanjung Priok, tanggal 20
Mei 2016, berlaku sampai dengan tanggal 19 Agustus 2016, Kepala
Bidang Status Hukum Dan Sertifikasi Kapal oleh Syahbandar Utama
Tanjung Priok;
f. Sertifikat Garis Muat, nomor 006111, diterbitkan di Jakarta, tanggal 12
Agustus 2016, berlaku sampai dengan tanggal 30 April 2017, oleh Biro
Klasifikasi Indonesia;
g. Sertifikat Klasifikasi Lambung, nomor 023101, dikeluarkan di Jakarta,
tanggal 12 Agustus 2013, berlaku sampai dengan tanggal 29 April 2018,
oleh Biro Klasifikasi Indonesia;
h. Sertifikat Klasifikasi Mesin, nomor 015273, dikeluarkan di Jakarta, tanggal
12 Agustus 2013, berlaku sampai dengan tanggal 29 April 2018, oleh Biro
Klasifikasi Indonesia;
i. Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak, nomor
PK.402/2094/IOPP/DK-13, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 05 Desember
2013, berlaku sampai dengan tanggal 16 Agustus 2016, oleh Direktur
Perkapalan dan Kepelautan, Kasub Dit Pencemaran Dan Manajemen
Keselamatan Kapal, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
j. Sertifikat Nasional Pencegahan Pencemaran dari Kapal, nomor
PK.402/5/15/SYB.BLW-2016, dikeluarkan di Belawan, tanggal 14 Juli
2016, berlaku sampai dengan tanggal 10 Agustus 2016, oleh Direktur
Perkapalan dan Kepelautan, Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama
Belawan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
k. Dokumen Keselamatan Pengawakan Minimum, nomor
PK.304/62/VI/KSOP.GSK-2016, dikeluarkan di Gresik, tanggal 08 Juni
2016, berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2016, oleh Kepala
Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli, Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut;
l. Dokumen Penyesuaian Manajemen Keselamatan, nomor
PK.401/416/DOC/DK-13, diterbitkan di Jakarta, tanggal 06 Februari 2013,
berlaku sampai dengan tanggal 07 Februari 2017, oleh Direktur Jenderal
Perhubungan Laut, Kasub Dit Pencemaran Dan Manajemen Keselamatan
Kapal;
m. Suplemen ...
4
m. Suplemen Sertifikat Nasional Pencegah Pencemaran dari Kapal yang
Berlayar Dalam Negeri, nomor PK.401/5/15/SYB.BLW-2016, diterbitkan di
Belawan, tanggal 14 Juli 2016, Kepala Bidang Status Hukum dan
Sertifikasi Kapal, Kantor Kesyahbandaran Utama Belawan;
n. Sertifikat Sementara Manajemen Keselamatan, nomor
PK.401/5/16/SYB.BLW-2016, diterbitkan di Belawan, tanggal 14 Juli 2016,
berlaku sampai dengan tanggal 10 Agustus 2016, oleh Kepala Kantor
Kesyahbandaran Utama Belawan;
o. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang, nomor
B.1616/PK.002/534/SYBPTK-16, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 20 Mei
2016, berlaku sampai dengan 19 Agustus 2016, Kabid Status Hukum dan
Sertifikasi Kapal Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok;
p. Dokumen Keselamatan Pengawakan Minimum (Minimum Safe Manning
Document), nomor PK.304/62/VI/KSOP.GSK-2016, dikeluarkan di Gresik,
tanggal 31 Desember 2016, Kepala Seksi Keselamatan Berlayar
Penjagaan dan Patroli Kantor KSOP Gresik;
q. Daftar Awak Kapal/Crew List, dikeluarkan di Belawan, tanggal 12 Juli
2016, oleh Nakhoda, diketahui oleh Kasie Keselamatan Berlayar,
Penjagaan Dan Patroli, Kantor Kesyahbandaran Utama Belawan;
r. Surat Persetujuan Berlayar (SPB) nomor SPB.IDBLW.0816.0000016,
diterbitkan di Belawan, tanggal 03 Agustus 2016, oleh Syahbandar Kantor
Kesyahbandaran Utama Belawan.
5. Sertifikat Keahlian Pelaut, terdiri dari :
a. ANT-I, nomor 6200069464N10113, tahun 2013, atas nama Adolf
Karauwan;
b. ANT-II, nomor 6200108802N20415, tahun 2015, atas nama John Sangka
Masarrang;
c. ANT-III, nomor 6201696096N30315, tahun 2015, atas nama Darmin
Halawa;
d. ATT-III, nomor 6201008292T30204, tahun 2004, atas nama Rudianto;
e. ATT-III, nomor 6201482208T30113, tahun 2013, atas nama Manahan
Sitinjak;
c. ANT-III ...
f. ATT-III ...
5
f. ATT-III, nomor 6201354789T30415, tahun 2015, atas nama Herman
Salva.
Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan,
serta keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai-berikut :
A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan dan
keterangan dalam sidang pemeriksaan lanjutan :
1. Data Kapal.
Nama : PATAYA III eks COLTAN
Jenis : Kapal Motor/General Kargo
Bendera / Tanda Panggilan : Indonesia / POHT
Pembuatan / Konstruksi : Tahun 1983 di Jepang/ Baja
Isi kotor / Isi bersih : GT. 3.720/ NT. 2.288
Tanda selar : GT. 3.720 No.3242/Ba
Tenaga Penggerak Utama : 1 (satu) buah Mesin merk Mitsubishi
2794 KW
Ukuran Pokok
Panjang : 96.00 Meter
Lebar : 16.20 Meter
Dalam : 8,20 Meter
Pemilik : PT. Kanaka Line
Nakhoda : Adolf Karauwan
Awak Kapal : 18 (delapan belas) orang.
2. Jalannya Peristiwa.
a. Pada tanggal 04 Agustus 2016, pukul 13.58 WIB, KM. Pataya III
berbendera Indonesia, GT. 3.720, awak kapal 18 (delapan belas)
orang, tanpa muatan, bertolak dari daerah berlabuh jangkar Pelabuhan
Belawan menuju Pelabuhan Surabaya;
b. Dalam Pelayarannya kapal dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang
memadai dan diawaki dengan Petugas Dinas jaga yang cukup, cuaca
saat kapal bertolak dalam keadaan baik kecepatan kapal antara 6-7
knots;
c. Setelah ...
6
c. Setelah kapal berlayar selama 2 (dua) jam, mendapat perintah dari
Perusahaan (pemilik) untuk merubah tujuan menjadi ke Pelabuhan
Teluk Bayur, Sumatera Barat, dengan adanya perintah tersebut
Nakhoda merubah haluan menuju ke Teluk Bayur melalui Perairan
Aceh, yang merupakan jarak yang lebih pendek;
d. Tanggal 05 Agustus 2016, pukul 05.30 WIB, kapal berlabuh jangkar
untuk melakukan perbaikan mesin, sampai tanggal 06 Agustus 2016
pukul 01.40 WIB kapal melanjutkan pelayaran;
e. Tanggal 07 Agustus 2016, pukul 03.30 WIB kapal berlindung (shelter)
dengan berlabuh jangkar 4 segel di air, di pantai Pulau Lumpai - Aceh
karena cuaca sangat buruk, posisi 05° 35,32’ U - 095° 3,25’ T;
f. Tanggal 10 Agustus 2016, pukul 07.00 WIB kapal persiapan untuk olah
gerak, pukul 08.20 WIB hibob jangkar, ternyata mesin jangkar tidak
mampu menghibob rantai jangkar, Nakhoda memerintahkan untuk
mesin maju untuk membantu mesin jangkar, namun mesin tidak dapat
digerakkan maju, KKM melaporkan bahwa silinder head nomor 5 mesin
induk pecah;
g. Karena angin kencang dan ombak besar, menyebabkan kapal larat dan
hanyut, dengan kondisi mesin induk yang sedang di perbaiki;
h. Tanggal 10 Agustus 2016, pukul 22.25 WIB, kapal terdampar di pantai
Balik Gunung Pulau Sabang, pada posisi 05° 50,5’ U - 095° 15,25’ T;
i. Tanggal 11 Agustus 2016, pukul 10.20 WIB, dilakukan evakuasi
seluruh awak kapal karena, kamar mesin dan palka sudah tergenang
air laut akibat lunas bocor;
j. Dalam Kecelakaan tersebut tidak terdapat korban jiwa maupun luka,
namun kapal KM. Pataya III kandas di Pantai.
3. Dalam peristiwa kandasnya KM. Pataya III, pada tanggal 10 Agustus
2016, pukul 22.25 WIB, di Pantai Balik Gunung Pulau Sabang,
Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan para Saksi sebagai
berikut :
a. Tersangkut : Nakhoda, Adolf Karauwan.
b. Para Saksi : 1) Mualim I, John Sangka Masarang;
2) Mualim III, Darmin Halawa;
3) KKM, Rudianto;
4) Masinis I, Manahan Sitinjak;
5) Masinis II ...
7
5) Masinis II, Herman Salva;
6) Juru Mudi, Ahmad Sujud;
7) Juru Minyak, Yudi Azhari.
c. Para Saksi lainnya : 1) DPA, PT. Tanaka Line, Rafael Olinger;
2) Manager Operasional, Wenni;
3) Direktur PT. Kanaka Line, Revol.
B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan dengan
Kecelakaan Kapal kandasnya KM. Pataya III, Mahkamah Pelayaran telah
memanggil secara patut kepada Tersangkut dan para saksi guna didengar
keterangannya di hadapan Sidang ke -1 Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan
Kapal, pada hari Rabu dan Kamis, tanggal 17 dan 18 Mei 2017, di KSOP
Sabang, Sidang ke 2 hari Senin, tanggal 05 Juni 2017, di Kantor Mahkamah
Pelayaran Jakarta. Keterangan yang diambil dari Berita Acara Pemeriksaan
Pendahuluan (BAPP) dan yang diberikan dihadapan Sidang Majelis Mahkamah
Pelayaran adalah sebagai berikut :
1. Tersangkut Nakhoda, Saudara Adolf Karauwan, tidak hadir dalam
pemeriksaan lanjutan dikarenakan yang bersangkutan telah meninggal
dunia berdasarkan Sertifikat Kematian dari RSUD dr. Dradjat
Prawiranegara Kabupaten Serang nomor 24874, tanggal 17 Mei 2017,
dan memberikan keterangan dalam BAPP, sebagai berikut :
a. Lahir di : Makassar
Tanggal : 30 Oktober 1957
Agama : -
Alamat : Jl. Sadewa Blok H No. 68 Japan Raya Mojokerto,
Jawa Timur
Pendidikan
:
Umum : SMA;
Teknis : ANT I, Tahun 2013, di Jakarta;
Pengalaman Berlayar :
- Nakhoda, KM. Pataya III.
b. Tanggal 04 Agustus 2016, pukul 13.58 WIB, KM. Pataya III
berbendera Indonesia, GT. 3.720, awak kapal 18 (delapan belas)
orang, tanpa muatan, kapal bertolak dari Pelabuhan Belawan menuju
Pelabuhan Surabaya. Setelah 2 (dua) jam kapal berlayar mendapat
perintah dari Manager Operasional Kapal, Bapak Wenni melalui
telepon agar merubah haluan menuju Pelabuhan Teluk Bayur untuk
memuat semen, selanjutnya Tersangkut Nakhoda merubah haluan
menuju Teluk Bayur melalui Perairan Aceh, cuaca saat itu dalam
keadaan baik, kecepatan kapal 6-7 knots;
c. Dalam ...
8
c. Dalam pelayarannya KM. Pataya III telah dilengkapi alat bantu
navigasi antara lain radar 2 (dua) unit, GPS 1 (satu) unit, Radio VHF 2
(dua) unit, Radio SSB 1 (satu) unit, DSC 1 (satu) unit, Compas
Magnet dan Gyro semua berfungsi dengan baik dan Echosounder
tidak berfungsi, serta diawaki oleh perwira dinas jaga yang memenuhi
persyaratan;
d. Tanggal 05 Agustus 2016, pukul 05.30 WIB, kapal berlabuh jangkar
pada posisi 05˚06,51’ U - 097˚ 42,60’ T untuk melakukan perbaikan
mesin, sampai tanggal 06 Agustus 2016 pukul 01.40 WIB kapal
melanjutkan pelayaran;
e. Tanggal 07 Agustus 2016, pukul 03.30 WIB kapal berlindung (shelter)
dengan berlabuh jangkar 4 (empat) segel di air, di pantai Pulau
Lumpai - Aceh karena cuaca sangat buruk, posisi 05° 35,32’ U - 095°
3,25’ T;
f. Tanggal 10 Agustus 2016, pukul 07.00 WIB kapal melakukan
persiapan olah gerak (OHN) dan pada pukul 08.20 WIB mulai hibob
jangkar, akan tetapi mesin jangkar tidak mampu untuk menghibob
rantai karena pompa hidrolik tidak dapat bekerja secara maksimal,
saat itu angin sangat kencang yang mengakibatkan kapal larat;
g. Tersangkut Nakhoda melaporkan kepada pemilik (owner) bahwa
mesin jangkar tidak mampu menghibob rantai dan kapal sudah mulai
larat, pemilik memerintahkan agar diusahakan untuk memperbaiki
mesin jangkar;
h. Untuk membantu mesin jangkar, pada pukul 13.00 WIB Tersangkut
Nakhoda mencoba menggunakan mesin induk dengan maju pelan
sekali, akan tetapi mesin induk tidak dapat bergerak maju karena
cylinder head nomor 5 mengalami kebocoran dan KKM meminta untuk
mematikan mesin induk guna melakukan perbaikan mesin, kapal
masih tetap larat ke arah utara dengan kecepatan 2,3 – 2,4 knots;
i. Karena perbaikan mesin induk yang belum selesai dan kapal hanyut
terus akhirnya pada pukul 22.25 WIB kapal terdampar di Pantai balik
Gunung Pulau Sabang pada posisi 05˚ 50,50’ U - 095˚ 15,25’ T, pada
pukul 22.30 WIB perbaikan mesin induk selesai Tersangkut Nakhoda,
mencoba mengolah gerak kapal dengan mesin mundur tetapi tidak
berhasil lepas dari kandas karena angin yang sangat kencang dari
buritan.
j. Tersangkut...
9
j. Tersangkut Nakhoda memerintahkan kepada Mualim II untuk
menentukan posisi kapal dan Mualim I melakukan pemeriksaan
terhadap tanki-tanki ballast dan ruang muat kapal dan Mualim I
melaporkan keadaan ruang muat kapal dan tanki-tanki ballast masih
aman, sedangkan untuk KKM dan dan para Masinis diperintahkan
untuk memeriksa mesin induk, motor bantu, dan pompa-pompa yang
berada di kamar mesin hasilnya bahwa keadaan kamar mesin sudah
tergenang air lebih kurang 10 cm;
k. Tanggal 11 Agustus 2016, pukul 07.00 WIB, Tersangkut Nakhoda
mendapat laporan dari Masinis I bahwa kamar mesin tergenang air
lebih kurang 2 meter dan laporan dari Mualim I bahwa ruang muat
nomor 2 tergenang air 2 (dua) meter. Pukul 09.00 WIB Tersangkut
Nakhoda mendapat laporan dari Masinis III bahwa kamar mesin
tergenang lebih kurang 3 (tiga) meter dan laporan dari Mualim I dan
Mualim III bahwa ruang muat nomor 2 sudah tergenang air lebih
kurang 3 (tiga) meter, sedangkan ruang muat nomor 1 dalam
keadaan aman;
l. Pada pukul 10.20 WIB, Tersangkut Nakhoda memerintahkan kepada
seluruh Anak Buah Kapal untuk meninggalkan kapal dengan tali
menuju ke pantai;
m. Dalam Kecelakaan tersebut tidak terdapat korban jiwa maupun luka,
namun kapal KM. Pataya III kandas di Pantai.
2. Saksi Mualim I, Saudara John Sangka Masarrang, dalam keadaan sehat,
dibawah sumpah, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan
keterangan sebagai berikut :
a. Lahir di : Ujung Pandang
Tanggal : 20 Juni 1972
Agama : -
Alamat : Jl. Urip Sumoharjo KM. 5 No. 61 Makassar
Pendidikan
:
Umum : 1) SD, ijasah tahun 1987, di Makassar;
2) SMP, ijasah tahun 1990, di Makassar;
3) SMA, ijasah tahun 1994, di Makassar;
Teknis : 1) ANT III, ijasah tahun 2002, di Makassar;
2) ANT II, ijasah tahun 2010, di Makassar.
Pengalaman ...
10
Pengalaman Berlayar :
1. Kadet, KM. Santini, tanggal 12 Mei 2000 s/d tahun 2002;
2. Mualim III, KM. Bethesda I, tanggal 15 Mei 2003 s/d tahun 2005;
3. Mualim II, KM. Bina Star, tanggal 16 Mei 2005 s/d 28 Juni 2006;
4. Mualim II, KM. Caraka III, tanggal 29 November 2006 s/d 14
Desember 2007;
5. Mualim II, KM. Teluk Plaminggo, tanggal 21 September 2010 s/d
29 April 2011;
6. Mualim I, KM. Caraka III, tanggal 29 April 2011 s/d 09 November
2011;
7. Mualim I, KM. Freedom, tanggal 23 September 2012 s/d 02 Juli
2013;
8. Mualim I, KM. Isa Clarity, tanggal 25 April 2014 s/d 12 Oktober
2014;
9. Mualim I, KM. Pataya III, tanggal 19 Mei 2016 s/d kejadian.
b. Tanggal 04 Agustus 2016, pukul 13.50 Wib KM. Pataya III bertolak
dari Pelabuhan Belawan dengan Tujuan Surabaya, muatan kosong,
awak kapal 18 (delapan belas) orang dan 2 (dua) orang kadet untuk
melaksanakan docking di Surabaya;
c. Pukul 16.00 WIB Nakhoda mendapat perintah via telepon dari
manager operasional kapal Bapak Wenni agar melakukan Deviasi
tujuan ke Pelabuhan Teluk Bayur untuk memuat semen, dikarenakan
Dock Space di Surabaya belum tersedia;
d. Tanggal 05 Agustus 2016, pukul 03.00 WIB terkena cuaca buruk,
tinggi gelombang mencapai 3 (tiga) meter, kecepatan angin tidak
tahu persis, Nakhoda memerintahkan berlindung dengan berlabuh
jangkar kiri 4,5 segel, di dekat Pantai Ulele;
e. Tanggal 10 Agustus 2016, lebih kurang pukul 07.00 WIB kapal
melakukan persiapan 1 (satu) jam untuk olah gerak (OHN) pada
pukul 08.00 WIB, hibob jangkar, ternyata mesin jangkar tidak mampu
mengangkat jangkar karena pompa hidrolik tidak berfungsi secara
maksimal, kemudian diupayakan dibantu dengan mesin derek nomor
2 sampai dengan pukul 12.00 WIB, namun tidak berhasil dan kapal
mulai larat;
f. Pukul ...
11
f. Pukul 13.00 WIB kapal mencoba mengolah gerak maju agar
meringankan mesin jangkar untuk mengangkat jangkar, ternyata
mesin induk pada Cylinder Head nomor 5 mengalami kebocoran dan
KKM meminta untuk perbaikan mesin dengan mematikan mesin induk
namun kapal terus larat yang akhirnya pada pukul 22.25 WIB kapal
terdampar di Pantai Balik Gunung Pulau Sabang pada Koordinat 05º
50,50’ U - 095º 15,25’ T;
g. Setelah kapal kandas, perbaikan mesin selesai, dicoba kembali
mengolah gerak mesin mundur untuk melepas dari kandasnya namun
tidak berhasil, karena angin semakin kencang dan ombak semakin
besar dari arah buritan;
h. Saksi diperintah Nakhoda untuk memeriksa tanki-tanki balas, palka,
menentukan posisi kapal dan menyiapkan alat – alat keselamatan
yang dibutuhkan.
3. Saksi Mualim III, Saudara Darmin Halawa, tidak hadir dalam pemeriksaan
lanjutan, sesuai surat dari Direktur PT. Kanaka Line, nomor 259/KL-
SB/P/V/2017, dibuat di Surabaya, tanggal 31 Mei 2017, dikarenakan yang
bersangkutan sedang dalam pelayaran , dan keterangan yang diambil dari
BAPP adalah sebagai berikut :
a. Lahir di : Sifaorasi
Tanggal : 08 Mei 1989
Agama : -
Alamat : Jl. Kendeng No. 56 RT 8 RW 15 Sidanegara,
Cilacap, Jawa Tengah
Pendidikan
:
Umum : D III Pelayaran, di Cilacap.
Teknis : ANT III, tahun 2015, di Cilacap.
Pengalaman Berlayar :
- Mualim III, KM. Pataya III.
b. Pada tanggal 10 Agustus 2016, lebih kurang 08.00 WIB, KM. Pataya
III akan bertolak dari tempat berlindung di Pantai Ulele menuju
Pelabuhan Teluk Bayur, pada saat itu Saksi bertugas di haluan
bersama Bosun, juru mudi, dan kadet deck mendapat perintah dari
Tersangkut Nakhoda untuk menghibob jangkar, namun mesin jangkar
tidak mampu menghibob karena pompa hidrolik tidak normal;
3. Saksi ...
c. Saksi ...
12
c. Saksi terus berupaya untuk menghibob jangkar sampai pukul 12.00
WIB namun tidak berhasil;
d. Setelah Saksi istirahat siang ± pukul 13.00 WIB Tersangkut Nakhoda
memerintahkan kepada KKM untuk olah gerak mesin maju agar
meringankan kerja mesin jangkar namun, mesin induk mengalami
kerusakan pada Cylinder Head No. 5 dan hibob jangkar dihentikan
sambil menunggu perbaikan Mesin Induk;
e. Karena cuaca buruk, angin kencang datang dengan tiba-tiba, laut
berombak, sehingga kapal mulai hanyut, saksi masih stand by di
buritan menunggu perintah lebih lanjut;
f. Pada pukul 20.00 WIB Saksi melaksanakan jaga laut dan mengeplot
posisi kapal, pada saat itu posisi kapal semakin dekat ke pantai dan
melapor kepada Tersangkut Nakhoda bahwa jarak kapal dengan
pantai ± 400 meter, namun mesin induk belum selesai perbaikan,
kapal semakin hanyut ke pantai dan akhirnya kandas;
g. Upaya Saksi setelah kapal dalam keadaan kandas yaitu menenangkan
crew kapal agar tidak panik, menyiapkan alat keselamatan yang
dibutuhkan dan terus mengadakan pengamatan keliling di sekitar
kapal.
4. Saksi KKM, Saudara Rudianto, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah,
hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan sebagai
berikut :
a. Lahir di : Binjai
Tanggal : 04 September 1978
Agama : Islam
Alamat : Dusun II Hulu Besilam P.D Tualang, Langkat,
Sumatera Utara
Pendidikan
:
Umum : 1) SD, ijasah tahun 1989, di Binjai;
2) SMP, ijasah tahun 1992, di Binjai;
3) SMA, ijasah tahun 1995, di Binjai;
4) D III AMI Medan, ijasah tahun 2001, di Medan.
Teknis : ATT III, tahun 2004 di Jakarta.
Pengalaman ...
13
Pengalaman Berlayar :
1) Masinis II, KM. Sejahtera Mandiri, tahun 2010 s/d tahun 2011;
2) KKM, KM. Makmur Sejahtera, tahun 2011;
3) KKM, KM. Irza, tahun 2012;
4) KKM, KM. Isa Niaga, tahun 2014;
5) KKM, KM. Pataya III, tahun 2015 s/d kejadian.
b. Saksi beratanggung jawab terhadap pengoperasian dan perawatan
permesinan kapal, mengawasi pengisian, pemakaian Bahan Bakar
Minyak (BBM) dan membuat daftar suku cadang (spare part),
mengatur dan mengawasi tugas-tugas ABK mesin terutama perwira
mesin dan mengatur dinas jaga, tidak melaporkan ke kantor bila ada
kejadian-kejadian yang berhubungan dengan mesin;
c. Kapal digerakkan oleh 1 (satu) unit Mesin Induk merk Mitsubishi
3.800 HP, 6 (enam) silinder RPM 130, 2 (dua) unit Mesin Bantu Merk
Yanmar 135 HP x 2, dan 1 (satu) unit emergency generator 335 PK
yang ditempatkan di belakang Panel Deck atas, operasional mesin
induk menggunakan telegraf, di anjungan dioperasikan oleh perwira
jaga (yang ditunjuk) di kamar mesin diterima oleh kadet mesin;
d. Persiapan mesin OHN pukul 08.00 WIB, kapal dilakukan percobaan
mesin induk (blow up), hasilnya kondisi mesin baik, mendapat
informasi dari anjungan kapal masih dalam keadaan hibob jangkar,
winch jangkarnya lemah, KKM menuju ke haluan dan disarankan
untuk dibantu ditarik dengan menggunakan derek no. 2, namun
hasilnya kurang baik (jangkar tidak naik);
e. Lebih kurang 14.15 WIB, Nakhoda meminta maju mesin untuk
membantu hibob jangkar, namun mesin induk tidak bisa dihidupkan,
KKM perintahkan perwira jaga untuk blow up lagi, hasilnya pada
ceretan silinder nomor 5 keluar gas bercampur air, dan KKM langsung
melaporkan hasil percobaan mesin tersebut;
f. Nakhoda menanyakan KKM, bila dilaksanakan perbaikan
membutuhkan waktu berapa jam, KKM memberikan istimasi lebih
kurang 5 (lima) sampai dengan 6 (enam) jam atau paling cepat pukul
21.00 WIB sudah selesai;
g. Lebih kurang pukul 21.30 WIB, KKM melaporkan ke Nakhoda bahwa
mesin sudah siap untuk dioperasikan, pukul 21.15 WIB Nakhoda
minta mundur, mesin keadaan mundur lebih kurang 15 menit
Nakhoda minta stop mesin, KKM memerintahkan kadet untuk melihat
kondisi di luar kapal, dilaporkan kapal sudah dekat dengan pantai,
KKM ...
14
KKM keluar melihat kondisi kapal, saksi mendengar kapal sedang olah
gerak, KKM kembali lagi ke kamar mesin, tidak lama mesin stop,
menerima telepon dari anjungan untuk stand by mesin menunggu air
pasang;
h. Pukul 22.00 WIB, dicoba lagi untuk olah gerak, namun kapal tidak
berhasil keluar dari kandas, Nakhoda memerintah untuk selesai olah
gerak FWE (Finish With Engine), dan lihat-lihat keadaan kamar
mesin;
i. Tanggal 11 Agustus 2016 lebih kurang pukul 06.30 WIB, KKM
menerima laporan dari juru minyak, di got kamar mesin volume
airnya bertambah, KKM langsung menuju kamar mesin dan mencari
sumber datangnya air (kebocoran), namun tidak diketemukan, dan
dilaporkan kondisi kamar mesin tersebut ke Mualim I dan Nakhoda,
Nakhoda memerintahkan Mualim I untuk melihat ke palkah, ternyata
di palkah sudah banyak air yang masuk ke palkah;
j. Pukul 09.00 WIB Nakhoda diperintahkan untuk meninggalkan kapal,
berkumpul di pinggir pantai, di tenda yang sudah disiapkan oleh
Angkatan Laut.
5. Saksi Masinis I, Saudara Manahan Sitinjak, tidak hadir dalam pemeriksaan
lanjutan, sesuai surat dari Direktur PT. Kanaka Line, nomor 259/KL-
SB/P/V/2017, dibuat di Surabaya, tanggal 31 Mei 2017, dikarenakan yang
bersangkutan tidak dapat dihubungi, dan keterangan yang diambil dari
BAPP adalah sebagai berikut :
a. Lahir di : Parmonangan
Tanggal : 14 Oktober 1989
Agama : -
Alamat : Perumahan Arga Guna Lestari Blok G No. 16 Batu
Aji Batam
Pendidikan
:
Umum : 1) SMA Pelayaran, di Pulau Samosir, Sumatera
Utara;
2) DIII Maritim, di Medan.
Teknis : ATT III, ijasah tahun 2016, di Jakarta.
Pengalaman Berlayar :
Masinis I, KM. Pataya III.
b. Tanggal ...
15
b. Tanggal 10 Agustus 2016, KM. Pataya III berlabuh di Pulau Lumpai -
Aceh dan Saksi mendapat perintah dari dek, 1 (satu) jam persiapan
untuk olah gerak (OHN), kemudian Saksi menuju kamar mesin untuk
mempersiapkan mesin induk untuk olah gerak, mendapat perintah
dari anjungan untuk menghidupkan mesin induk, mesin induk tidak
dapat dihidupkan dan setelah dilakukan pemeriksaan cylinder head
nomor 5 retak dan bocor keluar air;
c. Kemudian KKM memerintahkan ABK mesin untuk melakukan Over
Haul Mesin Induk, setelah selesai perbaikan Saksi mencoba
menghidupkan Mesin Induk, Mesin Induk siap untuk dioperasikan,
namun kapal terlebih dahulu kandas;
d. Mesin induk menggunakan sistem anker bar dan saat kejadian yang
melakukan manuver adalah Masinis I;
e. Saksi tidak mengetahui berapa RPM maksimal kapal saat mundur
karena cabel RPM-nya putus;
f. Setelah ada telegraf dari anjungan ke kamar mesin, mesin induk
dinyatakan selesai (Finish With Engine), kapal sudah kandas dan
terkena goncangan ombak sehingga kapal terhempas ke pantai
berkarang dan mengalami kebocoran.
6. Saksi Masinis II, Saudara Herman Salva, dalam keadaan sehat, dibawah
sumpah, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan
sebagai berikut :
a. Lahir di : Panuli, Toraja Utara
Tanggal : 20 Juni 1991
Agama : -
Alamat : Jl. Bung Lorong Perjuangan No. 29C Makassar
Pendidikan
:
Umum : 1) SD, ijasah tahun 2004, di Panuli, Toraja Utara;
2) SMP, ijasah tahun 2007, di Sapan, Toraja Utara;
3) SMA, ijasah tahun 2010, di Buntu Pepasan;
4) D III Pelayaran, ijasah tahun 2015, di Jakarta;
Teknis : 1) ATT III, ijasah tahun 2015, di Jakarta;
2) ANT II, ijazah tahun 2011 di Jakarta.
Pengalaman ...
16
Pengalaman Berlayar :
1) Masinis III, KM. Pataya III, bulan Januari s/d Maret 2016;
2) Masinis II, KM. Pataya II, bulan April 2016 s/d kejadian.
b. Masinis II bertanggung jawab terhadap Mesin bantu, kompresor
udara, dan laporan penggunaan bahan bakar, Oil Water Separator
(OWS) tidak dapat digunakan (rusak), motor bantu nomor II rusak
(tidak bisa diparalelkan), berlayar dan bongkar muat menggunakan
genset yang diluar kamar mesin;
c. Dalam pelayarannya dari Pelabuhan Belawan menuju Pelabuhan
Teluk Bayur, Padang, kapal mengalami kerusakan pada flexible turbo
charge, kapal berlabuh jangkar dan dilaksanakan perbaikan serta
perbaikan klep nomor 1 (satu), setelah selesai kapal hibob jangkar,
saat hibob jangkar kondisi mesin jangkar lambat berputarnya;
d. Tanggal 10 Agustus 2016 pukul 07.00 WIB, posisi kapal masih
berlindung di Pulau Lumpai - Aceh, kapal untuk persiapan berangkat
OHN, kondisi mesin induk normal, 08.20 WIB Nakhoda
memerintahkan hibob jangkar, namun pompa hidrolik tidak dapat
bekerja maksimal, pukul 13.00 WIB Nakhoda memerintahkan untuk
mesin maju untuk meringankan hibob jangkar, namun mesin induk
tidak dioperasionalkan;
e. KKM memerintahkan kepada Saksi, Mesin Induk dihidupkan tanpa
beban dan dibuka ceratnya (Blow Up), pada silinder nomor 5
terdapat ceratan gas buang bercampur air, ruang pembilasan juga
sudah penuh dengan air, KKM melaporkan kepada Nakhoda tentang
kebocoran tersebut, dan KKM memerintahkan kepada masinis untuk
segera dilaksanakan perbaikan;
f. Pukul 14.00 WIB mulai dilakukan perbaikan pada silinder nomor 5
oleh semua ABK mesin, kecuali mandor mesin yang sudah turun
sebelum kapal berangkat dari Pelabuhan Belawan;
g. Lebih kurang pukul 22.00 WIB perbaikan mesin induk selesai
dikerjakan, KKM memerintahkan pada Saksi agar mesin induk untuk
di Blow Up dan mesin induk siap dioperasionalkan, pukul 22.10 WIB
dari Anjungan meminta mesin mundur, mesin hidup lebih kurang 5
menit lalu mesin mati, pukul 22.30 WIB dari Anjungan meminta
kembali mesin mundur terus stop, pukul 22.37 WIB meminta mundur
kembali, mesin hidup namun kapal tidak bergerak, stop engine pukul
22.40 WIB selesai olah gerak. Finish With Engine (FWE);
h. Selama ...
17
h. Selama Saksi jaga di kamar mesin, air masuk ke kamar mesin
disebelah mesin induk dibawah sea chest, air mengalir tapi tidak
menyembur, KKM memerintahkan untuk menjalankan pompa GS dan
pompa ballas, namun pompa tidak mampu mengatasi, dan hasilnya
dilaporkan kepada Nakhoda dan Mualim I, pukul 03.00 WIB pompa
dimatikan, saat itu kamar mesin belum terendam, pukul 09.00 WIB
Nakhoda memerintahkan untuk meninggalkan kapal dengan
menggunakan tangga monyet.
7. Saksi Juru Mudi, Saudara Ahmad Sujud, tidak hadir dalam pemeriksaan
lanjutan, sesuai surat dari Direktur PT. Kanaka Line, nomor 259/KL-
SB/P/V/2017, dibuat di Surabaya, tanggal 31 Mei 2017, dikarenakan yang
bersangkutan sedang mengikuti ujian, dan keterangan yang diambil dari
BAPP adalah sebagai berikut :
a. Lahir di : Tuban
Tanggal : 31 Agustus 1991
Agama : -
Alamat : Desa Campur Rejo RT 01 RW 02 Kecamatan
Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur
Pendidikan
:
Umum : SMK Pelayaran, di Jakarta;
Teknis : ANTD, ijasah tahun 2011, di Jakarta
Pengalaman Berlayar :
Juru Mudi, KM. Pataya III.
b. Saksi bekerja diatas kapal KM. Pataya III lebih kurang 3 (tiga) bulan
sebagai Jurumudi III;
c. Saksi menerangkan bahwa Radar, GPS, Radio VHF, dan Kemudi
berfungsi dengan baik;
d. Pada saat kapal hibob jangkar, Saksi berada di haluan bersama
dengan Bosun, namun mesin jangkar tidak dapat bekerja secara
maksimal dan atas perintah Mualim III, Saksi melakukan stopper
rantai jangkar dengan besi agar rantai jangkar tidak melorot;
e. Pada tanggal 10 Agustus 2016, saat Saksi berada di anjungan untuk
melaksanakan dinas jaga 08.00 – 12.00 tiba-tiba cuaca buruk, angin
kencang, ombak besar, dan mengakibatkan kapal hanyut, Nakhoda
perintahkan Saksi untuk memegang kemudi (standby) dan
perintahkan kepada Mualim I untuk olah gerak maju, namun mesin
induk tidak dapat bergerak maju;
f. Pukul ...
18
f. Pukul 20.00-24.00, Saksi berada di ajungan menunggu perintah
Nakhoda dan saat kapal kandas Saksi masih berada di ajungan
memegang kemudi, Saksi mendengar bahwa perbaikan mesin induk
telah selesai, Nakhoda memerintahkan untuk mesin olah gerak
mundur namun tidak berhasil lepas dari kandas;
g. Setelah kapal kandas, Nakhoda memerintahkan Saksi untuk
melakukan pengamatan keliling dan melaporkan kembali hasil
pengamatan keliling tersebut, Saksi melaporkan bahwa kapal kandas
diatas karang.
8. Saksi Juru Minyak, Saudara Yudi Azhari, tidak hadir dalam pemeriksaan
lanjutan, sesuai surat dari Direktur PT. Kanaka Line, nomor 259/KL-
SB/P/V/2017, dibuat di Surabaya, tanggal 31 Mei 2017, dikarenakan yang
bersangkutan tidak dapat dihubungi, dan keterangan yang diambil dari
BAPP adalah sebagai berikut :
a. Lahir di : Medan
Tanggal : 28 Oktober 1989
Agama : -
Alamat : Jl. Young Panah Hijau Gg. Famili LK-5 Medan
Pendidikan
:
Umum : SMK Pelayaran, di Medan.
Teknis : ANTD, ijasah tahun 2011 di Jakarta
Pengalaman Berlayar :
Juru Minyak, KM. Pataya III.
b. Tanggal 10 Agustus 2016, Saksi berada di kamar mesin untuk
melakukan perbaikan mesin induk karena mengalami kerusakan pada
cylinder nomor 5, lebih kurang 4 jam kemudian mesin induk berfungsi
kembali dan setelah berhasil diperbaiki Masinis I melapor kepada
Nakhoda bahwa mesin induk sudah selesai diperbaiki, namun tiba-tiba
kapal mengalami benturan dan anjungan meminta kapal mundur
namun tidak dapat karena kapal telah kandas.
c. Saksi tidak mengetahui RPM maksimal saat kapal mundur karena
kabel RPMnya putus. Mesin induk menggunakan sistem anker bar;
d. Setelah kapal kandas Saksi berjaga menunggu perintah dari perwira.
9. Saksi ...
19
9. Saksi Direktur PT Kanaka Line, Saudara Revol Karepowan, dalam keadaan
sehat, dibawah sumpah, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan
keterangan sebagai berikut :
a. Lahir di : Manado
Tanggal : 03 Maret 1960
Agama : -
Alamat : Jl. Mondokan Baru III No. 8 Surabaya
Pendidikan
:
Umum : 1) SD, ijasah tahun 1972, di Manado;
2) SMP, ijasah tahun 1976, di Manado;
3) SMA, ijasah tahun 1979, di Manado;
4) S1 Teknik, ijasah tahun 1984, di Manado.
Teknis : ANTD, ijasah tahun 2011, di Jakarta
Pengalaman Berlayar :
1) Teknik, PT SPIL, tahun 1981 s/d 1989;
2) Teknik, PT SBA, tahun 1989 s/d 1998;
3) Teknik, PT MSP, tahun 1998 s/d 2010;
4) Subcon, Service Repair Tim AC, tahun 2010 s/d 2011;
5) Direktur, PT Kanaka Line, tahun 2011 s/d sekarang.
b. Tugas utama sebagai Direktur adalah untuk menyelaraskan tugas di
darat maupun dikapal untuk kelancaran operasional, melakukan
pengawasan, memegang kebijakan, dan membawahi Manajer
Operasional, DPA, Bagian Teknik dan Bagian Logistik;
c. Saksi mengetahui adanya kecelakaan kapal dari Nakhoda melalui
telepon langsung saat Saksi berada di dalam mobil, karena dalam
keadaan darurat maka Nakhoda langsung telepon kepada Direktur,
Saksi memberikan arahan, amati kapal apabila membahayakan
kumpulkan di Muster Station dan agar menyelamatkan semua ABK;
d. Keesokan harinya Saksi datang ke lokasi untuk melihat kondisi kapal
dan Awak Kapal;
e. Saksi mengakui bahwa kebijakan deviasi kapal yang diputuskan
berdasarkan hasil rapat dengan Tim Teknis Marketing, DPA, Bagian
Teknis dan Nakhoda tidak menolak;
f. Pengurusan ...
20
f. Pengurusan Sertifikat Kapal oleh Manager Operasional, ketika
memutuskan deviasi, perusahaan sudah mengetahui adanya
rekomendasi dari BKI dan 2 (dua) sertifikat yang diterbitkan oleh
Syahbandar Belawan untuk 1 (satu) kali pelayaran menuju Surabaya
tanpa muatan.
10. Saksi DPA, Saudara Rafael Olinger, S. Sos., dalam keadaan sehat,
dibawah sumpah, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan
keterangan sebagai berikut :
a. Lahir di : Jakarta
Tanggal : 09 April 1958
Agama : -
Alamat : Temunggung Wetan II No. 32 B Surabaya
Pendidikan
:
Umum : 1) SD, ijasah tahun 1973, di Jakarta;
2) SMP, ijasah tahun 1976, di Jakarta;
3) SMA, ijasah tahun 1980, di Surabaya;
4) S1, ijasah tahun 2000, di Surabaya;
Teknis : -
Pengalaman Berlayar :
DPA, PT Kanaka Line, bulan Juni 2016 s/d sekarang.
b. Bekerja di Perusahaan PT. Kanaka Line sejak bulan Juni 2016 dan
diangkat menjadi DPA mulai bulan Januari 2017;
c. Bertugas menjamin pengoperasian kapal secara aman,
menghubungkan antara Pimpinan Tertinggi perusahaan dengan Awak
Kapal;
d. Belum pernah mengikuti Pendidikan/Pelatihan sebagai DPA;
e. Mengetahui kejadian kandas KM. Pataya III dari Direktur PT. Kanaka
Line, Bapak Revol;
f. Tidak mengetahui kondisi kapal sama sekali dan tidak pernah
berkomunikasi dengan Nakhoda.
11. Saksi ...
21
11. Saksi Manager PT Kanaka Line, Saudara Wenny Karouw, dalam keadaan
sehat, dibawah sumpah, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan
keterangan sebagai berikut :
a. Lahir di : Manado
Tanggal : 06 Februari 1951
Agama : -
Alamat : Sidotopo Wetan Indah I No. 74 Surabaya
Pendidikan
:
Umum : 1) SD, ijasah tahun 1963, di Manado;
2) SMP, ijasah tahun 1966, di Manado;
3) SMA, ijasah tahun 1969, di Manado;
Teknis : -
Pengalaman Berlayar :
1) Kabag Bongkar Muat, PT Tanto Intim Line, tahun 1976 s/d 2000;
2) Manager Operasional, PT Kanaka Line, tahun 2011 s/d sekarang.
b. Tugas utama adalah mengupayakan supaya operasional kapal lancar
termasuk menerima laporan kondisi sertifikat kapal-kapal dan
mencari muatan;
c. Menandatangani surat perintah deviasi dari Belawan ke Padang atas
perintah Direktur Bapak Revol untuk memuat semen, walaupun saksi
mengetahui sertifikat kapal untuk satu kali pelayaran dari Belawan ke
Surabaya tidak membawa muatan;
d. Mengetahui kecelakaan kandasnya KM. Pataya III berdasarkan
informasi dari Bapak Revol.
C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.
Mahkamah Pelayaran atas dasar penelitian dan pemeriksaan lanjutan secara
seksama terhadap berkas Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP),
dan serta keterangan-keterangan yang diberikan Tersangkut dan Para Saksi
dihadapan Sidang ke -1 Pemeriksaan Lanjutan hari Rabu dan Kamis, tanggal
17 dan 18 Mei 2017, di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas
V Sabang, Sidang ke-2 hari Senin, tanggal 05 Juni 2017, di Kantor Mahkamah
Pelayaran Jakarta, sehubungan dengan kandasnya KM. Pataya III, di Pantai
Balik Gunung Pulau Sabang telah sampai pada pendapat sebagai berikut :
I. Tentang ...
22
1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal.
Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif, dan berdasarkan
hasil pemeriksaan lanjutan terhadap Tersangkut dan para Saksi, maka
keadaan kapal, surat kapal, dan Awak Kapal dapat disimpulkan sebagai
berikut :
a. Kapal.
KM. Pataya III eks Coltan adalah jenis kapal barang kontruksi baja
berbendera Indonesia dengan ukuran P X L X D (m) = 96,00 X 16,20
X 8,20 (m), GT 3720 – NT 2288, dibangun di Jepang pada tahun 1984
dengan jumlah geladak 1 (satu) dan berbaling-baling 1 (satu),
berlayar untuk daerah pelayaran kawasan Indonesia.
Kapal digerakkan oleh mesin penggerak utama merk Mitsubishi
berkekuatan 3800 HP dan dibantu oleh 2 (dua) unit mesin bantu merk
Yanmar berkekuatan 2 X 230 HP serta 1 (satu) unit mesin bantu
lainnya yang berada diluar kamar mesin, akan tetapi sekoci dan
jangkar kirinya tidak dapat difungsikan atau diturunkan.
b. Surat - Surat Kapal.
KM. Pataya III memiliki sertifikat-sertifikat yang menunjukan kondisi
kapal perlu dilakukan perbaikan seperti :
- Sertifikat Klasifikasi Lambung terdapat catatan-catatan (visa) dari
Surveyor BKI klas diberlakukan kembali dan dipertahankan untuk
sekali jalan tanpa muatan dari Belawan menuju Surabaya;
- Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang dikeluarkan di
Belawan tanggal 2 Agustus 2016 berlaku sampai dengan 16
Agustus 2016 (1 kali pelayaran dari Belawan tujuan Surabaya
tanpa muatan);
- Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang dikeluarkan di
Belawan tanggal 2 Agustus 2016 berlaku sampai dengan 16
Agustus 2016 (1 kali pelayaran dari Belawan tujuan Surabaya
tanpa muatan).
c. Awak Kapal.
KM. Pataya III diawaki oleh 18 (delapan belas) orang awak kapal
termasuk Nakhoda, dengan susunan perwira kapal berdasarkan
Daftar Awak Kapal yang dibuat oleh Nakhoda tanggal 12 Juli 2016
adalah sebagai berikut :
Bagian Deck...
23
Bagian Deck Nakhoda : Adolf Karauwan ijasah ANT I tahun 2013; Mualim I : Jhon Sangka
Masarrang ijasah ANT II tahun 2015;
Mualim II : Seberius Halawa ijasah ANT III tahun 2014; Mualim III : Darmin Halawa ijazah ANT III tahun 2015. Bagian Mesin KKM : Rudianto ijasah ATT III tahun 2004; Masinis I : Manahan Sitinjak ijasah ATT III tahun 2013; Masinis II : Herman Salva ijasah ATT III tahun 2015; Masinis III : Kuwat ijazah ATT III tahun 2015.
Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa KM.
Pataya III pada saat kandas memiliki kondisi lambung dan mesin
serta perlengkapan dan konstruksi yang harus diperbaiki sesuai
dengan sertifikat-sertifikat yang menunjukan bahwa kondisi kapal
harus melakukan 1 (satu) kali jalan ke Surabaya tanpa muatan untuk
perbaikan. Sedangkan pengawakannya telah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, hanya saja terdapat 2 (dua) orang
teknisi las yang tidak terdokumen pelayar.
2. Tentang Cuaca.
Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika, dan berdasarkan keterangan tersangkut dan para Saksi, maka
mengenai keadaan cuaca pada saat kejadian kecelakaan kapal di lokasi
kejadian adalah sebagai berikut :
a. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun
Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal
27 April 2017, bahwa keadaan cuaca pada tanggal 10 Agustus 2016,
pukul 22.25 WIB, di sekitar Pantai Balik Gunung Pulau Sabang
tersebut adalah sebagai berikut :
Cuaca : Berawan banyak dan terjadi hujan ringan
Arah dan Kecepatan Angin : Barat Daya, 18,2 – 25,4/26,4 Knots Rata-rata : Beaufort Scale 5-6 Arah dan Kecepatan Arus : Timur – Tenggara, 25,8 – 26,2/50.1
Cm/dt Tinggi Gelombang : Barat Daya, 1,4 M – 2,4 M Jarak Penglihatan : 3,0 – 5,0 Mil
b. Menurut ...
24
b. Menurut keterangan tersangkut Nakhoda dan para Saksi dalam BAPP
dan keterangan dalam Sidang pemeriksaan lanjutan Mahkamah
Pelayaran, bahwa saat kejadian keadaan cuaca langit cerah, angin
kencang, laut berombak lebih kurang 2–3 meter, daya tampak bagus
(good visibility).
Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan
Tersangkut dan para Saksi dapat diterima.
3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal.
Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan
kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan
dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut :
a. Keadaan Muatan.
Sesuai keterangan para saksi pada pemeriksaan lanjutan dan bukti
tertulis SPB dinyatakan bahwa KM. Pataya III saat berangkat dari
Belawan sampai terjadi kecelakaan kandas tanpa muatan (kosong).
b. Keadaan Stabilitas.
KM. Pataya III sebelum kejadian kondisi stabilitas positif dan setelah
kejadian (kandas) kapal tetap tegak walaupun terdapat kebocoran,
keadaan stabilitas positif.
Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan
muatan dan stabilitas KM. Pataya III sebelum dan sesudah kejadian dapat
diterima.
4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak.
Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturan-
aturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan
pelaut yang baik (good seamanship), maka cara bernavigasi dan cara
berolah gerak dinilai sebagai berikut :
a. Tentang Navigasi.
KM. Pataya III sedang berlabuh jangkar di Pantai Lumpai Aceh dalam
rangka berlindung (shelter) ketika menghibob jangkar ternyata mesin
jangkar tidak mampu. Sehingga kapal tidak sedang bernavigasi;
b. Tentang ...
25
b. Tentang Olah Gerak.
KM. Pataya III sedang berlabuh jangkar di Pantai Lumpai Aceh dalam
rangka berlindung (shelter) ketika menghibob jangkar ternyata mesin
jangkar tidak mampu, Tersangkut Nakhoda berolah gerak dengan
mesin maju untuk membantu meringankan mesin jangkar, tetapi
terjadi kerusakan pada mesin induk dan mesin induk tidak bisa hidup,
dan kapal tidak sedang berolah gerak;
Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa KM. Pataya
III tidak sedang bernavigasi dan berolah gerak.
5. Tentang Sebab Terjadinya Kecelakaan.
Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam),
dokumen, faktor teknis, faktor manusia, dan faktor organisasi mengenai
kecelakaan kapal kandasnya KM. Pataya III tersebut, maka penyebab
terjadinya kecelakaan adalah sebagai berikut :
a. KM. Pataya III GT. 3.720, berbendera Indonesia, berdasarkan
Sertifikat kapal adalah jenis kapal barang (Cargo Ship). Sesuai SK
Dutjenhubla Nomor HK.103/1/4/DJPL-14, tanggal 30 Januari 2014,
tentang pengedokan (perlimbungan kapal bendera Indonesia dengan
jangka waktu Dock paling lama 12 (dua belas) bulan, sedangkan KM.
Pataya III dock terakhir dilaksanakan di Gresik, pada tanggal 17 Juni
2015 sampai dengan 05 Juli 2015;
b. Berdasarkan Sertifikat Keselamatan Perlengkapan kapal barang Nomor
PK.001/21/sby.blw.2016, tanggal 02 Agustus 2016, hanya diijinkan
untuk berlayar 1x (satu) Pelayaran dari Belawan tujuan Surabaya
tanpa muatan;
c. Sertifikat Keselamatan Kontruksi kapal barang Nomor
PK.001/21/07/sby.blw.2016, tanggal 02 Agustus 2016, diterbitkan oleh
Syahbandar Utama Belawan bahwa KM. Pataya III hanya diijinkan
untuk berlayar 1x (satu) Pelayaran dari Belawan tujuan Surabaya
tanpa muatan;
d. Survey klas (Biro Klasifikasi Indonesia) yang dilaksanakan pada tanggal
01 Agustus 2016) untuk Sertifikat garis muat (Load Line Certificate),
Sertifikat Lambung (Hull Certificate), dan Sertifikat Mesin (Machinery
Certificate) berlaku s/d tanggal 16 Agustus 2016;
e. KM. Pataya...
26
e. KM. Pataya III dengan kondisi kapal yang tidak laik laut yang sesuai
sertifikat seharusnya kapal dari Belawan menuju Surabaya (1 kali jalan
tanpa muatan) namun, oleh perusahaan diperintahkan kepada
nakhoda untuk melakukan deviasi menuju ke Pelabuhan Teluk Bayur
untuk memuat semen yang rute pelayarannya harus melayari perairan
Aceh dan Samudera Hindia yang karakteristik lautnya selalu berombak
besar;
f. Tersangkut Nakhoda yang mengetahui kondisi dan karakteristik laut
yang akan dilayarinya serta sertifikat kelaikan yang hanya 1 (satu) kali
jalan dan tanpa muatan tidak menolak perintah perusahaan untuk
melakukan deviasi ke Pelabuhan Teluk Bayur;
g. Ketika kapal menghibob jangkar di tempat berlabuh jangkar akan
bertolak dari tempat berlindung (shelter) ternyata mesin jangkar
(winch) tidak mampu menghibob rantai jangkar, dan ketika mesin
induk dimajukan, terjadi kerusakan pada Silinder Head nomor 5
sehingga mesin induk tidak dapat digunakan, adanya angin kencang
dan ombak dari haluan mengakibatkan kapal larat dan hanyut sampai
kandas di Pantai Balik Gunung Pulau Sabang.
Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kejadian
kandasnya KM. Pataya III merupakan rangkaian sebab-akibat dari teknis
perawatan kapal dan manajemen pengoperasian kapal yang tidak
memadai.
6. Tentang Upaya Penyelamatan.
Berdasarkan pemeriksaan data dalam Berita Acara Pemeriksaan
Pendahuluan, dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, maka
mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Setelah kapal kandas lebih kurang pukul 22.25 WIB, beberapa saat
kemudian perbaikan mesin induk selesai, Nakhoda mencoba untuk
mengolah gerak kapal mundur, namun kapal tidak berhasil lepas dari
kandas karena ombak dan angin masih kencang dari arah buritan;
b. Nakhoda memerintahkan kepada Mualim I dan Mualim II untuk
segera memeriksa tanki-tanki ballas, palka, mengeplot posisi kandas
dan menyiapkan alat-alat keselamatan yang dibutuhkan,
memerintahkan kepada KKM dan para masinis agar segera memeriksa
pompa-pompa dan kamar mesin untuk memastikan ada tidaknya
kebocoran;
c. Pukul ...
27
c. Pukul 07.00 WIB tanggal 11 Agustus 2016 dari hasil pemeriksaan,
laporan dari Masinis II kamar mesin sudah kemasukan air setinggi
lebih kurang 3 (tiga) meter, Mualim I dan Mualim II melaporkan,
keadaan ruang muat kapal no. 2 sudah kemasukan air lebih kurang 3
(tiga) meter dan ruang muat no. 1 masih keadaan aman;
d. Lebih kurang pukul 08.10 WIB, Nakhoda memerintahkan untuk
meninggalkan kapal dengan berenang dan berpegangan tali untuk
menuju ke pantai, jarak kapal ke pantai lebih kurang 40 meter, hal ini
dikarenakan sekoci kiri dan kanan tidak dapat dipergunakan, dalam
kecelakaan ini semua awak kapal selamat.
Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya
penyelamatan yang dilakukan oleh Tersangkut Nakhoda KM. Pataya III
dapat diterima.
7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, dalam kasus kandasnya
KM. Pataya III, pada tanggal 10 Agustus 2016, pukul 22.25 WIB, di
Pantai Balik Gunung Pulau Sabang, maka beban tanggung jawab
terhadap kesalahan dan kelalaian adalah sebagai berikut :
a. Rangkaian peristiwa kejadian kandasnya KM. Pataya III merupakan
rangkaian sebab akibat yang diawali dari kesalahan Tersangkut
Nakhoda yang mengetahui kondisi kapalnya tidak laik laut tetapi tidak
menolak ketika diperintahkan untuk melakukan deviasi ke Pelabuhan
Teluk Bayur yang karakteristik lautnya selalu berombak besar;
b. Pemilik kapal yang mengetahui kondisi kapalnya sudah waktunya
untuk perbaikan yang dibuktikan adanya sertifikat-sertifikat yang
berlaku untuk 1 (satu) kali pelayaran tanpa muatan tetapi
perusahaan memaksakan untuk melakukan penyimpangan (deviasi)
ke Pelabuhan Teluk Bayur untuk memuat semen.
Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa Tersangkut
Nahkoda dalam merencanakan pelayarannya tidak sesuai dengan
kebiasaan pelaut yang balk (good seamanship) sehingga dinilai telah lalai
memenuhi kewajibannya sebagai Nakhoda sesuai amanat Pasal 342 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).
8. Tentang...
28
8. Tentang Hal – Hal Yang Meringankan dan Yang Memberatkan
a. Hal – hal yang meringankan.
Tidak Ada.
b. Hal – hal yang memberatkan.
Tidak Ada.
D. PUTUSAN
Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas berdasarkan Pasal 373 huruf
(a) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 253 ayat (1) huruf
(b), dan ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008,
tentang Pelayaran, dan Pasal 18 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 1
Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan
mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah
Pelayaran :
MEMUTUSKAN
I. Menyatakan bahwa sidang pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal dan
sidang putusan tentang kandasnya KM. Pataya III, tanpa dihadiri oleh
Tersangkut Nakhoda Adolf Karauwan dilaksanakan secara in absentia.
II. Menyatakan bahwa kandasnya KM. Pataya III, tanggal 10 Agustus 2016,
pukul 22.25 WIB, di Pantai Balik Gunung Pulau Sabang, disebabkan karena
kandasnya KM. Pataya III merupakan rangkaian sebab-akibat dari teknis
perawatan kapal dan manajemen pengoperasian kapal yang tidak
memadai.
III. Menyatakan bahwa Tersangkut Nakhoda KM. Pataya III terbukti secara sah
dan meyakinkan telah lalai, tidak sepenuhnya melaksanakan kewajibannya
sebagai Nakhoda sesuai Pasal 342 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD).
IV. Menyatakan...
29
IV. Menyatakan bahwa Tersangkut Nakhoda KM. Pataya III bernama Adolf
Karauwan, lahir tanggal 30 Oktober 1957, memiliki sertifikat keahlian
pelaut ANT I Nomor 6200069464N10113, dikeluarkan di Jakarta tahun
2013 tidak dapat dihukum dikarenakan telah meninggal dunia.
Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis
dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Selasa, tanggal 14 Nopember
2017, dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris Majelis.
top related