ppt oleokimia minyak dan lemak
Post on 18-Jan-2016
549 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MINYAK DAN LEMAK
Kelompok 5: clarissa, evania, haqqyana,
jason, kasandika
Apakah yang dimaksud dengan oleokimia? Mengapa industri oleokimia menggunakan
lemak dan minyak yang berasal dari makhluk hidup?
Oleokimia merupakan cabang ilmu kimia yang
mempelajari tentang proses pengolahan trigliserida
yang berasal dari minyak dan lemak menjadi asam
lemak dan gliserin serta turunan asam lemak baik
dalam bentuk ester, amida, sulfat, sulfonat, alkohol,
alkoksi, maupun sabun.
Pengertian Oleokimia
Bahan baku
oleokimia yang
diolah dari hasil
minyak bumi dan gas alam merupakan bahan
yang tidak dapat
terbaharui
Fokus industri: proses yang
hemat energi dan
ramah lingkunga
n
Industri oleokimia dibuat dari
bahan alami
yang lebih ramah
lingkungan.
Minyak dan lemak
yang bersumber dari alam
Mengapa industri oleokimia menggunakan minyak dan lemak yang berasal dari makhluk
hidup
Apa yang anda ketahui tentang minyak dan lemak? Apa perbedaan antara minyak dan
lemak yang berasal dari hewan dengan tumbuhan? Faktor apa sajakah yang
menentukan keragaman jenis-jenisnya?
PENGERTIAN MINYAK DAN LEMAK
Minyak dan lemak merupakan bahan baku industri oleokimia yang merupakan senyawa organik yang terdapat di alam dan sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam pelarut organik nonpolar.
Pengertian Minyak dan Lemak
Sifat-sifat minyak dan lemak:
Tidak larut dalam air (air merupakan senyawa polar)
Larut dalam pelarut organik
Mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen
Lebih berat dalam keadaan padat, berat jenis menurun dengan bertambah suhunya
Apabila dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak
yang berperan pada metabolisme
Viskositas umumnya bertambah seiring
pertambahan panjang rantai karbon
Pengertian Minyak dan Lemak
Jika ketiga asam lemak penyusun lemak sama trigliserida sederhana
Jika ketiga asam lemak penyusun lemak tidak sama trigliserida campuran
Secara kimia minyak dan lemak merupakan trigliserida yang terdiri dari gliserol dan asam lemak.
Asam lemak terdiri dari gugus karboksilat dan rantai hidrokarbon (R) yang terdiri dari atom-atom H dan C.
Reaksi Hidrolisis Trigliserida
Minyak dan lemak tidak memiliki perbedaan dalam
bentuk umum trigliseridanya, namun
keduanya memiliki perbedaan wujud atau fase
Minyak Lemak
Pada suhu kamar
berwujud cair
Pada suhu kamar
berwujud padat
Umumnya ditemukan
pada tumbuhan
Umumnya ditemukan
pada hewan
Mengandung asam lemak tidak jenuh
Mengandung asam lemak
jenuh
Rantai hidrokarbon lebih pendek
Rantai hidrokarbon
lebih panjang
Perbedaan minyak dan lemak yang berasal dari hewan dengan tumbuhan
Faktor Keragaman
Jenis Minyak dan
Lemak
Tingkat kejenuhan
Lemak jenuh
Lemak tidak jenuh
Panjang Rantai Karbon
Sifat Mengering
Drying oil
Semi-drying oil
Non-drying oil
Sumber Diperolehn
ya dari Alam
Hewan
Tumbuhan
Apa saja sumber-sumber apa saja yang dapat menghasilkan minyak dan lemak?
Jelaskan jenis reaksi yang melibatkan keduanya dalam proses sintesis produk?
Sumber-Sumber Minyak dan Lemak
Sumber Minyak dan
Lemak
Nabati
Lemak Nabati
Biji cokelat, shea butter, dan inti sawit.
Minyak Nabati
Non-Drying Oil
Minyak zaitun dan kacang
tanah.
Semi-Drying Oil
Jagung dan gandum.
Drying Oil Biji karet.
Minyak dan Lemak Hewani
Susu hewan ternak, daging hewan ternak, dan hasil laut.
Minyak Nabati Berdasarkan Daya Mengering
Jenis minyak yang tidak mengeras walaupun terpapar atau memiliki kontak langsung dengan udara.
Non-Drying OilJenis minyak yang berubah teksturnya menjadi keras sebagian ketika memiliki kontak langsung dengan udara. Semi-drying oil memiliki daya mengering lebih lambat dibanding dengan drying oil.
Semi-Drying Oil
Jenis minyak yang mengeras membentuk suatu lapisan tebal yang keras karena adanya kontak langsung dengan udara. Minyak ini mengeras melalui suatu reaksi oksidasi
Drying Oil
Reaksi Umum yang Melibatkan Minyak dan Lemak
Reaksi Umum pada
Minyak dan
Lemak
Hidrolisis
Oksidasi
Esterifikasi dan Transesterifikasi
Hidrogenasi
Reaksi Umum yang Melibatkan Minyak dan Lemak
Hidrolisis • Menyebabkan rasa dan bau tengik.
• Reaksi ini dapat dibantu dengan penambahan asam, alkali, panas, dan enzim lipolitik.
• Jika dilakukan penambahan senyawa basa, maka akan menghasilkan produk berupa sabun atau biasa disebut saponifikasi.
Reaksi Hidrolisis:Mengubah minyak atau lemak
menjadi asam lemak dan gliserol.
Reaksi Umum yang Melibatkan Minyak dan Lemak
Oksidasi
Tahapan Reaksi:1. Pembentukan senyawa peroksida dan hidroperoksida yang aktif.2. Senyawa hidroperoksida akan terkonversi menjadi aldehid, keton, dan asam-asam lemak bebas atau radikal.
Reaksi Oksidasi:Menyebabkan bau tengik pada
minyak dan lemak, sehingga akan membuat minyak dan lemak
menjadi rusak.
Senyawa radikal asam lemak tidak jenuh atau aldehid yang akan menyebabkan bau tengik.Senyawa peroksida merupakan indikator yang dapat menjadi ukuran bahwa minyak dan lemak akan berbau tengik jika terus mengalami kontak dengan oksigen.
Reaksi Umum yang Melibatkan Minyak dan Lemak
Esterfikasi dan Transesterifikasi • Reaksi esterifikasi membutuhkan katalis berupa katalis asam.
• Katalis asam memiliki 2 jenis yaitu katalis asam homogen dan katalis asam heterogen.
• Katalis asam homogen seperti asam klorida dan asam sulfat memiliki sifat korosif,
Reaksi Esterfikasi:Mengubah asam lemak bebas
yang direaksikan dengan alkohol menjadi trigliserida dalam bentuk
ester.
• Sifat ini membuat katalis asam homogeny berbahaya bagi lingkungan, dan akan mempersulit pemurnian produk yang terbentuk, sehingga dalam industri umumnya digunakan katalis asam heterogen, seperti zeolite.
Reaksi Umum yang Melibatkan Minyak dan Lemak
Esterfikasi dan Transesterifikasi
Reaksi Transterfikasi:Menghasilkan asam lemak dan
gliserol dari reaksi antara trigliserida dan alkohol.
• Reaksi transesterifikasi dapat dilakukan untuk kadar asam lemak bebas yang rendah (lebih rendah dari 5%), jika tidak maka akan terbentuk sabun yang akan menyulitkan proses pemurnian produk.
Reaksi Umum yang Melibatkan Minyak dan Lemak
Hidrogenasi
Reaksi Hidrogenasi:Penambahan atom hidrogen dengan bantuan katalis pada ikatan rangkap
atau untuk menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak tidak jenuh pada minyak.
• Reaksi ini membutuhkan hidrogen murni dan katalis berupa serbuk nikel.
• Reaksi ini dapat menghambat terjadinya reaksi oksidasi.
• Setelah melalui reaksi hidrogenasi, minyak didinginkan dan katalis dipisahkan.
• Hal ini dilakukan dengan cara penyaringan dengan hasil akhir berupa lemak yang memiliki sifat plastis dan keras tergantung dengan derajat kejenuhan.
• Produk olahan hasil akhir dari reaksi ini adalah margarin.
Bagaimana cara melakukan polimerisasi minyak nabati? Apa sajakah polimer yang
dapat dihasilkan dari minyak nabati? Bagaimana mekanisme pembentukan
produk berbasis oleokimia disertai dengan aplikasinya?
Polimer dari Minyak Nabati
Produk Polimerisasi dari Minyak Nabati:• minyak kelapa sawit, • minyak kedelai, • sabun, dan • FAME
• Tujuan dimulainya proses dengan reaksi esterifikasi karena kebanyakan kandungan asam lemak bebas atau FFA dari bahan baku lebih dari 5%, sehingga akan menyebabkan timbulnya busa atau sabun dan akan menyulitkan dalam proses pemurnian biodiesel.
Reaksi esterifikasi menggunakan asam lemak bebas dan metanol sebagai alkohol dengan katalis asam zeolite dimana reaksi ini akan mengubah asam lemak bebas menjadi metil ester.
Trigliserida dengan kadar asam lemak bebas rendah akan diproses di transesterifikasi
Reaksi transesterifikasi yang merupakan reaksi yang menggunakan trigliserida dan metanol sebagai alkohol untuk menghasilkan asam lemak dan gliserol dengan katalis basa berupa KOH.FAME digunakan sebagai biodiesel yang merupakan alternatif bahan bakar dengan sifat tidak beracun dan biodegradable.
Surfaktan merupakan salah satu produk oleokimia dan surfaktan diklasifikasikan
menjadi beberapa kelas. Bagaimana proses pengolahan lemak atau minyak menjadi
surfaktan?
Proses Pembuatan Surfaktan
Produksi Surfaktan dari Alkohol Lemak
Produksi Surfaktan dari Metil Ester Asam Lemak
Proses Pembuatan Surfaktan
Produksi Surfaktan dari Alkohol Lemak
Penghilangan komposisi gas dengan meregulasi lingkungan
Gas Lemah: zat organik
sisa, SO3 nonreaksi,
dan gas SO2
Exhaust Gas Treatment
Dengan hidrolisis
untuk menghindar
i pengaruh buruk bagi
produk
Netralisasi
Kontrol akurasi
rasio mol antara SO3
dengan umoan organik
Sulfasi
Konversi SO2
menjadi SO3 dengan
katalis vanadium
pentoksida
SO3 Generation
Udara dialirkan
dalam kompresor
untuk sistem
pendinginan. Suhu : 3-
5 ºC
Air Preparation
Produksi Surfaktan dari Alkohol Lemak
Produksi Surfaktan dari Metil Ester Asam Lemak Produksi Surfaktan dari Ester Asam Lemak
Apakah perbedaan antara kelas-kelas dalam klasifikasi surfaktan? Klasifikasi Surfaktan
Surfaktan Anionik Bagian alkil terikat pada
suatu anion
Contohnya adalah garam alkana sulfonat, garam olefin sulfonat, garam sulfonat asam lemak rantai panjang.
Surfaktan Kationik bagian alkilnya terikat
pada suatu kation.
Contohnya garam alkil trimethil ammonium, garam dialkil-dimethil ammonium dan garam alkil dimethil benzil ammonium
Klasifikasi Surfaktan
Surfaktan Non-ionik Surfaktan nonionik yaitu
surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan.
Contohnya ester gliserin asam lemak, ester sorbitan asam lemak, ester sukrosa asam lemak, polietilena alkil amina, glukamina, alkil poliglukosida, mono alkanol amina, dialkanol amina dan alkil amina oksida.
Surfaktan Amfoterik Surfaktan amfoter yaitu
surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai muatan positif dan negatif.
Contohnya surfaktan yang mengandung asam amino,
Klasifikasi Surfaktan
• kosmetika
• komponen pembasah (wetting),
• pembusa,
• pengemulsi,
• penetrasi,
• pelembut,
• cat,
• tinta,
• bahan pengemulsi (emulsifier), dan insektisida.
Aplikasi Surfaktan selain Pembersih
CMGS atau Cocomonogliseride Sulfate merupakan salah satu bahan dasar yang
sering digunakan sebagai bahan dasar produk dalam industri oleokimia lainnya.
Apakah sifat-sifat dari CMGS yang mendukung bahan ini sehingga dapat
digunakan menjadi kosmetik?
Ammonium Cocomonoglyceride Sulfate dan Sodium Cocomonoglyceride Sulfate >> biasanya merupakan bahan dasar kosmetik maupun alat kecantikan lainnya
Fungsi: surfaktan dengan karakteristik cleansing agent
Sifat: surfaktan anionik, mudah larut, berbusa tinggi, kompatibilitas kulit yang sangat baik
Kompatibilitas kulit yang sangat baik dari sulfat monogliserida
membuat produk ini dapat diaplikasikan dalam produk
perawatan pribadi.
CMGS diperoleh langsung dari minyak kelapa dalam proses dua tahap bebas pelarut.
transesterifikasi sederhana dengan gliserol
direaksikan dengan gas belerang trioksidadinetralisir dengan NaOH
Salah satu bentuk produk hasil industri oleokimia adalah pelumas dan ester
asam lemak yang biodegradeable. Bagaimana proses produksinya?
Bagaimana meningkatkan efisiensi pembuatan produk oleokimia dan cara
untuk meningkatkan nilai jual produk oleokimia?
Kelebihan Pelumas berbasis oleokimia
Lubricity lebih tinggi
Indeks viskositas lebih tinggi
Shear stability tinggi
Detergensi lebih tinggi
Dispersancy lebih tinggi
Biodegradeable
Pelumas berbasis oleokimia
Pelumas berbasis oleokimia
Mengandung triacyglycerol
Biodegradeable dan efektif
sebagai pelumas
Tidak dapat digunakan di segala kondisi
MODIFIKASI KIMIA
Modifikasi Kimia Pelumas berbasis Oleokimia
Modifikasi grup karboksil
Transesterifikasi
Modifikasi rantai asam
lemak
Hidrogenasi selektif Epoxidation Estolides
DimerisasiPenambahan cabang asam
lemak
Modifikasi tanaman
Cara meningkatkan efisiensi dan nilai jual
Faktor untuk meningkatkan nilai
jual
Teknologi yang maju
Integrasi teknologi
Operasi skala besar
Mengapa minyak nabati dan lemak berperan penting sebagai sumber daya
terbarukan dibandingkan fosil? Apa perbedaan yang mendasar dari pengolahan
produk berbasis oleokimia dengan produk berbasis petrokimia? Apakah kelebihan dari
penggunaan oleokimia sebagai bahan dasar
Minyak nabati dan lemak sebagai sumber daya terbarukan
Dapat dikembangbiak
an
Biodegradeable
Ramah lingkungan
Perbedaan Oleokimia dan Petrokimia
Kelebihan Penggunanan Oleokimia
Biaya produksi lebih rendah
Proses produksi menghasilkan lebih sedikit limbah
Mengurangi emisi CO2
Mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi
Apasajakah aspek-aspek penting dalam pemanfaatan dan pengembangan dari
kedua bahan baik dalam parameter proses operasi ataupun ekonomi dan mengapa
penggunaan dari kedua bahan bakar hayati tersebut mungkin untuk pengembangan
yang kompetitif?
Ketersediaan dan Kapasitas Produksi Bahan Baku
Aspek yang Perlu
Diperhatikan
Sustainability Bahan
Proses Budidaya
Bahan
Kapasitas Produksi
Maksimum
Kapasitas Industri Hilir Oleokimia
Grafik Perkembangan konsumsi minyak sawit (CPO) menurut
industripemakainya di Indonesia tahun 1994 – 2000
Kapasitas industri maksimum dari bahan baku juga
dapat menentukan bagaimana
pengembangan dan pemanfaatan dari bahan, misalkan
dalam pemanfaatan CPO (Crude Palm
Oil) dalam industri oleokimia.
Komposisi dan Kualitas Bahan Baku Produk Berbasis Oleokimia
Pemilihan bahan yang dapat dikembangkan dan dapat dimanfaatkan dengan baik berbeda dari satu bahan ke bahan
yang lainnya dan berbeda dari produk yang satu ke produk yang lainnya.
Secara umum, tetapi tidak terbatas, syarat bahan secara kualitas adalah berat jenis dan api gravity, anilin point,
viskositas bahan yang rendah, volatilitas yang tinggi, flash and fire point, dan volatilitas minyak (kandungan air, kandungan
debu, kandungan residu, dan angka cetane).
Sementara itu, dilihat dari komposisi bahan, secara umum syaratnya adalah panjang rantai karbon, kandungan lemak dan
minyak pada bahan, kandungan asam lemak bebas yang rendah, titik didih, titik pelunakan, indeks bias, serta
keberadaan endapan.
Komposisi dan Kualitas Bahan Baku Produk Berbasis Oleokimia
Tabel Distribusi Asam Lemak di Trigliserida pada Bahan
Baku Oleokimia
Aspek Lingkungan dalam Industri Oleokimia
Tabel mengenai Tingkat Emisi Udara untuk Pabrik Manufaktur Oleokimia
Tingkat Limbah untuk Pabrik Manufaktur Oleokimia
Secara internasional, telah terdapat
beberapa aturan mengenai aspek
lingkungan yang harus diikuti oleh industri/
pabrik oleokimia. Aturan ini menjadi
standar yang menentukan indikasi dari praktik industri
internasional yang baik sebagaimana tercermin
dalam standar yang relevan dari negara-
negara dengan kerangka peraturan
yang diakui.
Survey yang Dilakukan
Survey Terhadap Produsen Produk Oleokimia mengenai Faktor yang Perlu Diperhatikan dilihat dari Sisi Produksi
Produk dan Ekonomi
Bagaimana kondisi terkini dari pemanfaatan bahan baku dalam skala
dunia? Bagaimana perkembangan produk berbasis oleokimia dan prospeknya di
Indonesia?
Kondisi Kekinian dan Produk Berbasis Oleokimia secara Global
Produksi dan konsumsi produk berbasis oleokimia secara global terus mengalami peningkatan, dimana pasar oleokimia global diperkirakan 14 juta ton pada tahun 2013 dan diharapkan tumbuh sebesar 6% pertahun selama lima tahun ke depan hingga mencapai 18 juta ton.
Pasar Asia-Pasifik menyumbang 68% dari pasar dan diperkirakan akan tumbuh sebesar 8% pertahun selama lima tahun ke depan.
Kondisi Kekinian dan Produk Berbasis Oleokimia secara Global
Beberapa perusahaan global yang saat ini sedang mengembangkan dan mengekspansi produksi
oleokimia
Kondisi Kekinian dan Produk Berbasis Oleokimia secara Global
Polimer
Biolubricants
Biosurfaktan
Segmen Konsumsi Produk Oleokimia Saat Ini Secara Global
Kondisi Kekinian dan Produk Berbasis Oleokimia secara Global
Perkembangan Produksi Minyak Nabati Dunia
Perkembangan dan Prospek Produk Berbasis Oleokimia di Tingkat Nasional
Perkembangan Produk dan
Prospek
Kapasitas Produksi Oleokimia Indonesia Meningkat
Ekspor Produk Oleokimia Meningkat
Produsen Produk Oleokimia Bertambah
Melimpahnya Bahan Baku Oleokimia di
Indonesia
Terima kasih
top related