potensi wisata bahari di jember, jawa timur
Post on 20-Jun-2015
3.817 Views
Preview:
TRANSCRIPT
2012
INDAH YULIANA/SBM/19010111
Mata kuliah Antopologi Program
Studi MKDU Institut Teknologi
Bandung2012
12/14/2012
Potensi Wisata Bahari di Jember
1
Daftar Isi 1.1. Latar Belakang ..................................................................................................................... 3
1.2. Identifikasi masalah ............................................................................................................. 3
1.3. Rumusan masalah ................................................................................................................ 4
1.4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................................................ 4
2.1. Teori Penyebaran Informasi dan Pengaruh ........................................................................ 5
2.2. Teori Motivasi ...................................................................................................................... 5
2.3. Teori Aspek Penawaran Pariwisata ..................................................................................... 7
2.4. Teori Perubahan Budaya ..................................................................................................... 8
3.1. Deskripsi metode penelitian ............................................................................................... 9
3.2. Metode Pengumpulan Data ................................................................................................ 9
3.2.1. Studi Dokumen/Teks ................................................................................................... 9
3.2.2. Pengamatan .................................................................................................................. 9
3.3. Lokasi penelitian ................................................................................................................. 10
4.1. Penggambaran Objek Wisata Bahari yang ada di Jember .................................................. 11
4.1.1. Watu ulo ....................................................................................................................... 11
4.1.2. Pantai Puger ................................................................................................................ 15
4.1.3. Taman Nasional Meru Betiri / Bandealit ................................................................... 15
4.1.4. Pantai Payangan .......................................................................................................... 17
4.1.6. Pantai Puger ...................................................................................................................... 19
4.1.5. Pantai Rowo Cangak ................................................................................................... 21
4.2. Kearifan lokal di Jember .................................................................................................... 22
4.2.1. Petik laut..................................................................................................................... 22
4.2.2. Festifal Pegon Hias ..................................................................................................... 23
4.2.3. Reog ............................................................................................................................ 24
4.3. Perencanaan PemasaranWisata Bahari di Jember ............................................................ 25
4.3.1. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat rencana pemasaran
pariwisata. .................................................................................................................................. 25
a. Why ................................................................................................................................. 25
b. What ................................................................................................................................ 26
c. How ................................................................................................................................. 26
4.3.2. Langkah-langkah membuat rencana pemasaran. ..................................................... 26
a. Langkah Pertama (Business rewiew) ................................................................................. 26
b. Langkah kedua (Marketing objective) ............................................................................... 28
2
c. Langkah ketiga (How to develop it?) ................................................................................. 28
Simpulan ........................................................................................................................................ 30
Saran .............................................................................................................................................. 30
3
I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Sektor pariwisata di Indonesia terus meningkat. Salah satu objek wisata yang banyak
digemari wisatawan adalah pantai. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki garis
pantai 95.181 km. Di sepanjang garis pantai tersebut terdapat banyak tempat yang bagus
dan bisa dijadikan objek wisata, terutama wisata bahari.
Jember adalah kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Kabipaten ini berbatasan dengan
Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Bondowoso di utara, Kabupaten Bnayuwangi di
timur, Kabupaten Lumajang di sebelah barat dan Samudra Hindia di selatan.
Dilihat dari letak geografisnya, Jember bagian selatan memiliki keindahan alam
berupa pantai dan pegunungan. Saat ini, tempat wisata yang sudah terkenal adalah Pantai
Papuma. Sebenarnya tidak hanya Papuma, pantai-pantai yang lain pun tidak kalah
cantiknya. Bahkan pantai-pantai tersebut juga bisa bersaing dengan wisata bahari yang
terkenal seperti Pantai Kute, Senggigi, Losari, Pangandaran dan lain-lain. Namun sampai saat
ini potensi tersebut belum dikelola secara optimal sehingga hasil yang diperoleh pun kurang
maksimal.
1.2. Identifikasi masalah
- Keindahan pantai-pantai di Jember belum diketahui oleh wisatawan luar daerah
Jember
- Kearifan lokal di Jember, khususnya yang berhubungan dengan wisata bahari
belum belum terpublikasi secara luas
- Belum ada pihak pengelolan pariwisata yang membuat rencana pemasaran
secara spesifik
4
1.3. Rumusan masalah
- Apa saja pantai-pantai yang ada di Jember?
- Apa saja kearifan lokal di Jember yang bisa digabungkan dengan objek wisata
bahari?
- Bagaimana cara membuat perencanaan pemasaran wisata bahari yang ada di
Jember?
1.4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
- Memberikan gambaran kepada wisatawan tentang pantai-pantai yang ada di
Jember. Kegunaannya adalah pembaca menjadi tahu tentang wisata bahari yang
ada di Jember.
- Memberikan gambaran kearifan lokal atau budaya setempat yang menunjang
wisata bahari di Jember
- Memberikan rekomendasi rencana pemasaran kepada pemerintah Jember dan
pelaku bisnis untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di Jember.
5
II. Landasan Teori
2.1. Teori Penyebaran Informasi dan Pengaruh
Paul Lazzarsfeld dan rekannya menemukan bahwa pengaruh media dipengaruhi oleh
komunikasi interpersonal. Pengaruh ini selanjutnya dikenal sebagai hipotesis arus dua
langkah. Lazzarfeld mengatakan bahwa informasi mengalir dari media massa dan
pemimpin-pemimpin opini tertentu dalam komunitas yang memberikan informasinya
dengan berbicara pada rekan-rekannya. Individu-individu tertentu yang dikenal sebagai
pemimpin pendapat (opinion leader) menerima informasi dari media massa dan
memberikannya kepada rekan-rekannya.
Teori yang digunakan adalah teori difusi informasi. Difusi informasi adalah proses di
mana suatu informasi atau inovasi di komunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka
waktu tertentu diantara para anggota suatu sistem sosial. Teori ini menekankan proses
komunikasi, baik yang menyangkut informasi yang dibutuhkan untuk memiliki dan
menerapkan inovasi maupun pesan-pesan yang direncanakan untuk meningkatkan kesiapan
masyarakat menghadapi setiap perubahan. Menurut teori ini, perlu diperhatikan empat
elemen penting yang terdapat dalam teori ini, yaitu inovasi, saluran komunikasi, waktu, dan
sistem sosial. Dalam penyebaran informasi, kita juga harus memperhatikan bentuk
masyarakat yang menerima inovasi tersebut; masyarakat heterophily atau masyarakat
homophily. Saluran komunikasi, dalam teori Rogers terbagi atas: saluran komunikasi pribadi
(komunikasi intrapribadi dan komunikasi antarpribadi), saluran komunikasi kelompok dan
saluran komunikasi media massa.
2.2. Teori Motivasi
Menurut Dann orang-orang yang melakukan perjalanan wisata mempunyai motivasi
tertentu, dimana akibat akan berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat dalam
memberikan pelayanan kepada wisatawan. Dilihat dari segi motivasinya, motivasi
wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata Cooper, 1993 (dalam Astuti 2008: 40)
adalah:
6
- Melihat sesuatu, memperoleh pengalaman yang berbeda dari linggkungan
tempat tinggalnya.
- Mengetahui hal-hal yang menarik dari suatu daerah tujuan wisata.
- Kunjungan dengan maksud tertentu seperti mengunjungi teman, kerabat,
kepentingan studi, dan lainnya
- Mencari sesuatu atau pengalaman yang berbeda dari kebiasaan seharihari.
- Didasari oleh cerita atau pengalaman yang berbeda dari kebiasaan sehari-hari.
- Didasari pada hal-hal khusus yang dialami sendiri.
McIntosh dan Goldner mengemukakan bahwa motivasi wisatawan dapat
dikelompokkan menjadi empat Cooper, 1993 (dalam Astuti 2008: 40) yaitu:
- Motivasi fisik, yaitu perjalanan dilakukan untuk tujuan kesehatan, penyegaran
tubuh, olah raga, dan menikmati waktu senggang dengan tujuan untuk
mengurangi tekanan pada aktvitas rutin.
- Motivasi budaya, yaitu perjalanan dilakukan untuk tujuan ingin mengetahui
kebudayaan dari suatu daerah, seperti cara hidup, musik, kesenian, tari-tarian,
dan hal-hal yang unik yang asli dari suatu kebudayaan.
- Motivasi interpersonal, seperti melihat teman, kerabat, maupun pencerahan
rohani.
- Status atau prestise, yaitu perjalanan yang dilakukan untuk pendidikan, ilmu
pengetahuan, mendapat pengakuan atau perhatian orang lain.
Dari uraian motivasi wisatawan muncul karena adanya faktor penarik dari daerah
tujuan wisata yang dapat memberikan suasana baru. Penelitian yang dilakukan oleh William
dan Zelinsky, 1970: Briton, 1970: Stabler, 1988 (dalam Prameswari 2005: 10) menyimpulkan
bahwa mengalirnya perjalanan wisatawan di dunia di karenakan adanya image atau citra
dari sebuah daerah tujuan wisata.
Faktor penarik yaitu faktor yang menawarkan tempat yang dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan dari wisatawan. Faktor penarik merupakan destination-specific
attributes (Pitane, 2005: 66). Demensidemensi dari faktor penarik menurut Norman et al
(2001: 123) adalah keadaan alam sekitar, atmosfir dan iklim, infrastruktur pariwisata,
anggaran untuk makan dan akomodasi, atraksi budaya dan sejarah, atraksi kerajianan
7
tangan, upscale facilities, masyarakat setempat, dan peluang berekreasi di alam terbuka.
Pendapat tersebut tidak jauh berbeda dengan pendapat You et al (2000: 16) mengenai
dimensi dari faktor penarik yaitu 26 pertama, aktivitas yang tersedia di tempat tujuan,
kedua fasilitas perjalanan dan infrastruktur yang terakhir adalah kualitas lingkungan
(environmental quality). Teori motivasi relavan dipergunakan dalam penelitian ini karena
terkait dengan faktor yang menarik wisatawan untuk mengunjungi dan melakukan kegiatan
wisata bahari yang intinya kawasan wisata bahari pantai di Jember memiliki potensi dan
daya tarik alam dan berbagai macam kegiatan marine tourism.
2.3. Teori Aspek Penawaran Pariwisata
Dalam suatu DTWK diperlukan adanya suatu yang dimiliki untuk ditawarkan kepada
pasar. Seperti halnya pariwisata bahari di Jember tidak akan berkembang jika hanya
memiliki daya tarik saja, harus ada aspek-aspek lainnya yang mendukung sehingga
pariwisata bahari dapat berkembang dengan baik. Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto
2005), ada empat aspek (4A) yang harus diperhatikan dalam penawaran pariwisata. Aspek-
aspek tersebut adalah sebagai berikut:
1. Attraction (daya tarik); daerah tujuan wisata (selanjutnya disebut DTW) untuk menarik
wisatawan pasti memiliki daya tarik, baik daya tarik berupa alam maupun masyarakat dan
budayanya.
2. Accesable (transportasi); accesable dimaksudkan agar wisatawan domestik dan
mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata.
3. Amenities (fasilitas); amenities memang menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata
agar wisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama di DTW.
4. Ancillary (kelembagaan); adanya lembaga pariwisata wisatawan akan membuat
wisatawan semakin sering mengunjungi dan mencari DTW apabila di daerah tersebut
wisatawan dapat merasakan keamanan, (protection of tourism) dan terlindungi.
Dalam menentukan langkah-langkah untuk menciptakan suatu daya tarik wisata
sangat perlu memperhatikan teori 4A seperti yang telah dijabarkan. Empat aspek ini dasar
8
yang terpenting dari keberlanjuatan kepariwisataan tersebut dan masing-masing komponen
tersebut memiliki keterkaitan yang saling melengkapi.
2.4. Teori Perubahan Budaya
Perkembangan teori perubahan budaya, sangat dipengaruhi oleh teori Darwin yang
dikenal dengan teori evolusi, dimana proses evolusi dipengaruhi oleh keadaan lingkungan
alam. Menurut teori perubahan, yang kuat akan dapat bertahan hidup sementara yang
lemah akan dikuasai oleh yang kuat ataupun tersingkir dari persaingan. Bahwa segala
sesuatu pasti akan mengalami perubahan.
9
III. Metodologi Penelitian
3.1. Deskripsi metode penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif
sering disebut dengan naturalistic inquiry (inkuiri alamiah). Apapun macam, cara atau corak
analisis data kualitatif suatu penelitian, perbuatan awal yang senyatanya dilakukan adalah
membaca fenomena. Setiap data kualitatif mempunyai karakteristiuknya sendiri. Data
kualitatif berada secara tersirat di dalam sumber datanya. Sumber data kualitatif adalah
catatan hasil observasi, transkrip interviu mendalam (depth interview), dan dokumen-
dokumen terkait berupa tulisan ataupun gambar.
3.2. Metode Pengumpulan Data
3.2.1. Studi Dokumen/Teks
Studi dokumen atau teks merupakan kajian yang menitik beratkan pada analisis atau
interpretasi bahan tertulis berdasarkan konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang
terpublikasikan, buku teks, surat kabar, majalah, surat-surat, film, catatan harian, naskah,
artikel, dan sejenisnya. Untuk memperoleh kredibilitas yang tinggi peneliti dokumen harus
yakin bahwa naskah-naskah itu otentik. Penelitian jenis ini bisa juga untuk menggali pikiran
seseorang yang tertuang di dalam buku atau naskah-naskah yang terpublikasikan. Para
pendidik menggunakan metode penelitian ini untuk mengkaji tingkat keterbacaan sebuah
teks, atau untuk menentukan tingkat pencapaian pemahaman terhadap topik tertentu dari
sebuah teks.
3.2.2. Pengamatan
Pengamatan dilakukan di lapangan. Selama beberapa tahun, pengamat tinggal di
sekitar objek wisata bahari Jember. Makalah ini dibuat berdasarkan pandangan subjektif
terhadap segala sesuatu yang penulis alami dan ketahui selama berkunjung ke tempat-
tempat wisata tersebut.
10
3.3. Lokasi penelitian
Pantai-pantai yang ada di Kabupaten Jember bagian selatan, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Koordinat: 113°30’ - 113°45’ BT dan 8°00’ - 8°30’ LS.
Gambar 1. Lokasi Kanbupaten Jember - Jawa Timur
11
IV. Hasil dan Analisis
4.1. Penggambaran Objek Wisata Bahari yang ada di Jember
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Jember memiliki banyak pantai yang bisa
dijadikan tempat wisata bahari. Adapun pantai-pantai tersebut dibahas sebagai berikut.
4.1.1. Watu ulo
Pantai Watu Ulo terletak ± 45 Km dari kota Jember,Jawa Timur tepatnya di Desa Sumberejo
Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember Arah selatan kota Jember di gugusan Samudera
Indonesia, yang indah panorama alamnya . Untuk bisa sampai ke wisata Pantai watu Ulo
bisa ditempuh dengan berbagai macam kendaraan. Disebut Watu Ulo karena di pantai itu
ada sebuah batu panjang berbentuk ular,dengan penuh sisik.
Gambar 2. Pantai Watu Ulo
12
Pada zaman pendudukan Jepang, pegunungan di sekitar wisata Pantai Watu Ulo
dijadikan benteng pertahanan dan pengintaian bala serdadu musuh yang mau menyusup
daratan melalui pantai. Benteng Jepang yang berjumlah lima buah tersebut oleh masyarakat
setempat disebut sebagai Goa Jepang dan merupakan salah satu lokasi wisata yang menarik
untuk dikunjungi.
Objek wisata watu ulo Dapat ditempuh dengan mengunakan segala jenis kendaraan (
roda dua dan empat) karena menuju lokasi beraspal.
Disamping Goa Jepang, di sebelah Watu Ulo ada sebuah Goa Lowo (Goa Kelelawar)
yang dihuni ratusan ribu kelelawar. Goa ini bisa dimasuki oleh pengunjung dengan
menyusuri dan melewati pantai berpasir. Karena tempatnya yang sunyi dari keramaian, goa
ini sering dijadikan tempat bermeditasi bagi orang-orang tertentu, apalagi mengingat goa ini
mempunyai kedalaman 100 m.
Daya Tarik
1. Batu ular yang memanjang dari pesisir pantai hingga masuk ke laut
2. Panorama alam dengan pasir putih sepanjang pantai
3. Pekan Raya diadakan tiap tanggal 1 s/d 10 syawal (setelah lebaran) yang berisi acara
hiburan dan penjualan produk kerajinan nelayan setempat
4. Larung Sesaji (hari raya ketupat) diadakan tiap tanggal 7 Syawal sebagai ungkapan rasa
syukur kepada Tuhan YME atas rezeki yang diberikan pada masyarakat nelayan setempat.
Fasilitas :
Taman bermain, tempat kemah, sovenir, warung makan & minum, kantor pengelola,
mushala, MCK, tempat parker, telepon umum.
Pantai Papuma (Pasir Putih dan Malikan)
13
Gambar 3. Pantai Papuma
Gambar 4. Pantai Papuma
14
Gambar 5. Pantai Papuma
Pantai Papuma letaknya berdekatan dengan Pantai Watu Ulo, hanya dibatasi oleh
satu bukit. Pantai Papuma dan Watu Ulo terhubung oleh jalan yang bisa dilalui oleh
kendaraan roda empat. Saat in Pantai Papuma dikelola oleh Perum Perhutani. Jarak dari
Kota Jember kurang lebih 45 km bisa ditempuh dengan sepeda, motor, mobil ataupun bus.
Suhu udara disana antara 25-320C.
Daya tarik
1. Panorama alam dengan gugusan batu karang di tengah laut serta pasir putih
sepanjang pantai
2. Pemandangan matahari terbenam yang sempurna
3. Tempat penyewaan perahu nelayan bila ingin menikmati pemandangan dari laut lepas
4. Siti Hinggil, batu karang dengan ketinggian + 50 m dpl untuk melihat pemandangan
obyek wisata pantai Papuma
5. Gua Lawa, berkedalaman + 30 dapat dicapai pada saat air surut (menurut legenda
tempat bersemayam putri penguasa laut selatan “Dewi Sri Wulan” dan tempat
bertapa Kyai Mataram)
15
6. Hutan tropis (cagar alam) disekeliling pantai
7. Pekan Raya tiap tanggal 1 s/d 10 Syawal dan Larung Sesaji
Fasilitas :
Taman bermain, tempat kemah, souvenir, warung makan dan minum, kantor
pengelola, mushala, MCK, tempat parker, jalan aspal, gazebo, perahu, balairung,
penginapan untuk pengunjung.
4.1.2. Pantai Puger
Pantai Puger, 36 km arah barat Laut Kota Jember disamping sebagai tempat
pelelangan ikan juga sebagai tempat wisata karena alamnya yang indah. Wisatawan
berkunjung ke Pantai Puger selain menikmati keindahan panorama alamnya juga dapat
berperahu menyusuri pantai. Di Pantai Puger inilah setiap tahun diadakan acara "Larung
Sesaji" sebagai rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki yang diberikan. Bersebelahan Pantai
Puger, terdapat pantai yang juga menarik yaitu Pantai Kucur. Di Pantai Kucur wisatawan
dapat menemukan kawanan kera merah yang selalu bergerombol dan suka bercanda
dengan para wisatawan apalagi bila melihat wisatawan membawa buah-buahan atau
makanan. Konon, menurut cerita rakyat kera-kera itu akan membawa malapetaka apabila
ada pengunjung berani menyakiti apalagi sampai membunuhnya.
4.1.3. Taman Nasional Meru Betiri / Bandealit
Merupakan sebuah taman nasional yang terletak di Desa Andongrejo Kecamatan Tempurejo
Kabupaten Jember. Jarak dari Kota Jember sekitar 60 km kea rah selatan. Bisa ditempuh
menggunakan kendaraan pribadi / sewa yang mempunyai double gardan dan jarak
dari tanah ( ground clearance agak tinggi mengingat 10 km sebelum masuk lokasi
merupakan jalan makadam/jalan tanah berbatu. Luas wilahnya 37.585 hektar. Dikelola
oleh Balai Taman Nasional Meru Betiri.
16
Gambar 6. Meru Betiri
Gambar 7. Taman Nasional Meru Betiri
Daya tarik
1. Budidaya tanaman yang berkhasiat jamu oleh masyarakat Andongrejo
2. Olahraga turun tebing di Gunung Sodung
3. Goa Jepang pada ketinggian 200 m dpl
4. Teluk Meru dan teluk Bande Alit dengan pasir putih sepanjang 3 km, dapat digunakan
untuk olahraga : jet ski, selancar angin, berenang, kano, memancing dll.
17
5. Keanekaragaman fauna dan flora dari hutan hujan tropis dataran rendah.
6. Bila sedang tiba saat penyu bertelur, dapat menyaksikan penyu bertelur dipantai pada
malam hari.
Fasilitas :
Guest house, warung, kantor pengelola.
4.1.4. Pantai Payangan
Pantai Payangan lokasinya tidak jauh dari Ppuma dan Watu Ulo. Saat ini Pantai
Payangan belum menjadi tujuan wisata karena akses untuk kesana masih sulit dan belum
ada fasilitas apapun. Namun pemandangan di pantai ini masih sangat alami. Di sekitar
Pantai Payangan terdapat perumahan penduduk.
Untuk menuju ke Pantai Payangan, pada pertigaan terakhir sebelum masuk ke Watu
Ulo – ambil arah lurus saja dan terus ikuti jalan itu sampai di Pantai Payangan.
Gambar 8. Pantai Payangan
18
Gambar 9. Pantai Payangan
Gambar 10. Pantai Payangan
19
4.1.6. Pantai Puger
Diantara sekian pantai yang ada di Jember, Puger dikenal sebagai muara hasil laut
yang cukup dominan – baik yang masih segar atau produk olahan seperti ikan asin dan
terasi. Tetapi bukan hanya itu, Puger juga memiliki pantai yang panjangnya kurang lebih 3
km. Bersantai menghabiskan waktu di sore hari – kita bisa menyantap gurihnya Ikan Bakar
sambil menikmati hembusan angin pantai dan pemandangan Pulau Nusa Barong. Disini juga
cocok buat yang punya hoi mancing karena perairan di sisi sebelah dalam airnya cukup
tenang untuk bersantai sambil menunggu umpan dimakan ikan. Pengunjung juga bisa
menyewa perahu Nelayan berlayar ke pulau Kucur. Perjuangan para nelayan memasuki laut
di area “pelawangan” saat ombak sedang meninggi kadangkala juga menyajikan
pemandangan yang mendebarkan – melihat betapa sulitnya perahu bermanuver mengambil
waktu yang tepat supaya dapat melewati ganasnya ombak yang sewaktu-waktu bisa
menghempaskan kapal ke arah karang – karang tajam yang sangat berbahaya.
Kalau belum pernah mampir, tidak terlalu sulit untuk sampai kesana, dari Jember
meluncur ke arah barat – sampai di pertigaan Rambipuji ambil arah kiri menuju Balung –
ikuti saja ke arah selatan sampai ke ujung jalan maka sampailah di Puger. Disaat tertentu,
pantai Puger menyelenggarakan acara-acara yang menarik, khususnya saat perayaan Hari
raya dan Tahun Baru. Bahkan pada 2008 yang lalu di puger pernah dihelat acara bertaraf
Internasional yaitu Puger International Surf Exhibition.
20
Gambar 11. Puger
Gambar 12. Perahu sebagai transportasi untuk menyeberang ke Pancer dan Kucur di Pantai Puger
21
4.1.5. Pantai Rowo Cangak
Pesona pantai laut selatan Jember memang tidak ada habisnya, dari sebelah barat
dimulai dari Paseban, Getem, Puger, Papuma, Watu Ulo, Payangan, Rowo Cangak,
Nanggelan sampai ke Bandealit di ujung timur.
Pantai Rowo Cangak adalah salah satu dari sekian pantai yang belum dikembangkan
secara optimal untuk berwisata, dari segi sarana dan fasilitas jelas kurang memadai, namun
kita bisa menikmati susana pantai yang sesungguhnya dan benar benar merasakan dekat
dengan alam. Disini, sepanjang garis pantai terlihat bersih tanpa sampah dan hanya suara
ombak yang kita dengar lengkap dengan suasana eksotis khas pantai selatan.
Gambar 13. Pantai dan aliran sungai di Rowo Cangak
22
4.2. Kearifan lokal di Jember
4.2.1. Petik laut
Gambar 14. Petik Laut di pesisir selatan Jember
Petik laut adalah sebuah upacara adat atau ritual sebagai rasa syukur kepada
Tuhan, dan untuk memohon berkah rezeki dan keselamatan yang dilakukan oleh
para nelayan. Kegiatan ini biasanya dilakukan dipantai Puger dan Payangan. Ritual
diawali pembuatan sesaji oleh sesepuh nelayan. Kemudian perahu kecil (perahu
sesaji) disiapkan dan dibuat seindah mungkin mirip kapal nelayan yang biasa
digunakan melaut, kemudian sesaji tersebut di hanyutkan ke laut.
Dalam upacara petik laut para nelayan menghias perahu seindah mungkin,
selain itu berbagai perayaan-perayaan yang dilaksanakan seperti halnya
mengadakan pengajian, orkes dangdut, dan sebagainya sesuai keinginan para
nelayan di masing-masing daerah. Biasanya acara ini dihadiri lebih dari 1000 orang,
baik warga sekitar maupun wisatawan yang sedang berkujung.
23
4.2.2. Festifal Pegon Hias
Gambar 15. Pegon Hias
Pegon adalah nama lain dari cikar. Setiap hari tanggal 7 Syawal, masyarakat Jember
merayak Hari Raya Kupat. Biasanya setiap Hari Raya Kupat warga berbondong-bondong
mendatangi tempat-tempat wisata yang ada di Jember terutama Pantai.
Festival Pegon Hias adalah acara semacam karnaval. Acara itu telah berlangsung
sejak jaman bertahun-tahun lalu. Merupakan warisan leluhur di sana yang harus
dilestarikan. Termasuk terus menjaga transportasi berupa Pegon.
Setelah pawai di jalanan dan tiba di pinggir pantai Watu Ulo, sapi-sapi penarik
Pegon dilepaskan dan diberi makanan rumput. Sedangkan penariknya beserta
keluarganya menggelar tikar dan makan ketupat bersama-sama. Berdoa bersama
lalu makan tumpeng. Hal inii ditujukan agar desa di mana warga tinggal selalu gemah
ripah loh jinawe dan ini juga bentuk syukur kepada Tuhan serta untuk menjalin
silaturrahmi.
24
4.2.3. Reog
Gambar 16. Kesenian Reog
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian
barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang
kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil
pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia
yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan
yang kuat.
Biasanya warga Jember, khususnya yang tinggal di desa-desa bagian selatan
sering mengadakan acara-acara di Pantai Watu Ulo. Acar-acara tersebut bisa
ditujukan untuk memperingati hari besar tertentu seperti 17 Agustus ataupun untuk
hajatan desa. Reog merupakan salah satu pertunjukan yang sering diadakan.
25
4.3. Perencanaan PemasaranWisata Bahari di Jember
Di atas telah digambarkan objek-objek wisata dan beberapa budaya/kearifan
local yang ada di Jember. Dari penjabaran tersebut terlihat bahwa Jember memiliki
potensi yang luar bisa. Oleh karena itu diperlukan adanya tindakan untuk
memasarkan objek-objek yang ada agar bisa menjadi destinasi wisata yang diminati
oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
Kotler (2001) menyebutkan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan
manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan
nilai dengan orang lain.
Pemasaran pariwisata merupakan suatu proses yang berkesinambungan
dengan tujuan memperkenalkan suatu objek wisata dan menarik wisatawan untuk
datang serta memuaskan wisatawan sebagai konsumen. Oleh karena itu diperlukan
adanya strategi pemasaran yang diarahkan untuk mengetahui karakteristik pasar dan
pemuasan konsumen. Perlu diketahui motivasi seseorang melakukan kegiatan wisata
agar bisa membuat produk yang sesuai.
4.3.1. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat rencana pemasaran
pariwisata.
a. Why
Perlu diketahui terlebih dahulu latar belakang kenapa membuat perencanaan
pemasaran wisata bahari di Jember. Indonesia menjadi new pretty woman di asia.
Dengan potensi yang ada, Jember diharapkan menjadi salah satu destinasi untuk
wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Fungsi marketing plan wisata bahari Jember antara lain:
- Melihat kondisi tren dan kompetitor saat ini
- Mengetahui kekuatan dan kelemahan objek wisata yang akan dikembangkan
- Menentukan objektif pemasaran
- Mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif
26
- Komunikasi kepada investor
- Alat pengukur dari waktu ke waktu mengenai apa yang terjadi di lapangan.
b. What
Rencana pemasaran adalah penetapan target dan bagaimana mencapainya.
Rencana pemasaran yang baik adalah:
- Ada baground yang kuat mengenai segmentasi, target, dan posisi.
- Mempunyai arah pengembangan yang jelas.
- Dalakukan untuk menghasilkan penjualan dan laba yang banyak
- Bisa dievakuasi dari waktu ke waktu
c. How
Berikutnya adalah mengetahui bagaimana mengembangkan marketing.
Dalam membuat rencana pemasaran harus ada STV (Strategic, Tactic and Value).
Strateginya yaitu dengan membuat segmentasi, target dan posisi. Adapun taktik
meliputi cara penjualan, marketing mix, diferensiasi produk. Taktik digunakan untuk
menguasai market share. Sedangkan value yang meliputi brand, pelayanan, proses
digunakan untuk merebut hati pelanggan.
4.3.2. Langkah-langkah membuat rencana pemasaran.
a. Langkah Pertama (Business rewiew)
1. Change
Identifikasi perubahan-perubahan yang terjadi saat ini. Hal ini penting karena
kondisi pasar selalu berubah sehingga penyedia produk pun harus bisa
menyesuaikan produknya dengan permintaan pasar. Perubahan-perubahan tersebut
meliputi politik hukum, budaya sosial, kondisi pasar, dan ekonomi.
27
Kondisi yang dihadapi dalam mengembangkan bisnis pariwisata saat ini
adalah adanya perkembangan sosial media online. Dahulu promosi hanya bisa
dilakukan melalui mulut ke mulut, menggunakan spanduk, flyer, bill board, radio dan
TV. Saat ini Facebook, twitter, plurk, google+, dan sosial media lainnya bisa menjadi
alternative media promosi yang mudah diakses, jangkauannya luas dan bahkan bisa
gratis. Persebaran pendapat melalui media online juga didukung oleh adanya
Undang-undang internet dan transaksi elektronik. Persebaran informasi yang tadinya
hanya mencapai wilayah regional kini bisa lebih luas lagi sehingga bisa dilakukan
perluasan target pasar menjadi wilayah global. Kondisi ekonomi Indonesia saat ini
juga membaik, bahkan target GDP (Gross Domestic Product) Indonesia pada tahun
2015 dutargetkan sejajar dengan negara-negara maju seperti Belanda.
2. Customer
Survey dan pengamatan pelanggan diperlukan untuk mengetahui tren saat
ini. Gaya hidup dengan mobilitas tinggi membuat orang jenuh dengan rutinitas
sehari-hari. Sesekali orang perlu melakukan penyegaran tubuh dengan mengunjungi
tempat-tempat wisata.
3. Competitor
Objek wisata bahari di Indonesia sangat banyak. Ribuan pantai terbentang
seluruh permukaan bumi. Wisata bahari terkenal bisa sampai tingkat internasional,
regional, nasional, atau bahkan hanya lokal. Perlu adanya pengamatan mengenai
kekurangan dan kelebihan kompetitor agar bisa mempelajarinya. Kelebihan
competitor bisa dijadikan landasan untuk membuat inovasi produk sedangkan
kekurangannya bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu.
4. Company
Selain melakukan pengamatan ke luar, perlu juga diadakan koreksi diri.
Maksudnya adalah mengamati kondisi objek wisata bahari di Jember untuk
kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan dan pengembangan objek wisata.
28
b. Langkah kedua (Marketing objective)
Mendefinisakan tujuan rencana pemasaran kemudian melakukan analisis TOWS
(Treat, Opportunity, Weakness, Strength). Pertama cari tahu isu-isu atau hal-hal yang
mengancam keberadaan wisata bahari di Jember. Misalnya jumlah kompetitor yang
banyak dan kondisi alamnyayang rawan bencana. Kedua, lihat kesempatan yang ada dan
bisa digunakan atau mendukung. Misalnya tren hidup sehat menjadi motivasi orang
untuk melakukan kegiatan wisata. Ketiga, identifikasi kekurangan objek wisata yang
akan dipasarkan. Kondisi wisata bahari di Jember saat ini kurang terawat dan akomodasi
menuju tempat wisata masih sulit. Keempat, temukan kelebihan-kelebihannya. Pantai-
pantai di Jember selatan memiliki pemandangan yang indah dan ada beberapa kearifan
lokal yang bisa dikembangkan.
c. Langkah ketiga (How to develop it?)
1. Marketing strategy
- Membuat segmentasi pasar berdasarkan geografis (kawasan, negara, kota,
provinsi), demografis (usia, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan), psikografis
(kelas sosial, gaya hidup, kepribadian), perilaku (peristiwa, atas penggunaan,
loyalitas)
- Membuat target pasar, yaitu dengan memilih salah satu segmen. Hal ini
dilakukan untuk memaksimalkan sumber daya yang ada untk sesuatu yang
sudah jelas dan focus.
- Positioning, merupakan proses menempatkan persepsi atas produk di dalam
benak pelanggan.
2. Marketing tactic
- Lakukan diferensiasi produk yaitu membuat wisata bahari di Jember berbeda
dengan wisata bahari lainnya
- Membuat marketing mix (product, price, place, promotion)
29
-
3. Marketing value
Value adalah total yang diterima oleh konsumen dibagi dengan total usaha
yang harus dilakukan oleh konsumen. Jadi dalam membuat suatu produk
jangan hanya memeprtimbangka segi keuntungannya saja tanpa
mempertimbangkan kekurangannya. Misalnya jika mau membuat tempat
wisata yang sangat indah tetapi mahal, konsumen akan berfikir ulang untuk
mengunjunginya.
Marketing value juga berbicara tentang brang. Sebuah produk akan
kuat jika memiliki merk yang kuat.
30
Simpulan dan Saran
Simpulan
1. Di Jember terdapat beberapa pantai yang bisa dijadikan objek wisata bahari yang
saat ini belum terpublikasi secara luas.
2. Ada kearifan lokal yang bisa dijadikan pelengkap objek wisata bahari.
3. Untuk memasarka objek-objek wisata bahari di Jember, diperlukan rencana
pemasaran sebelum melakukan pengambangan potensi wisata bahari Jember
Saran
1. Pihak pengelola sebaiknya mempromosikan objek-objek wisata agar semakin banyak
waisatawan yang mengetahui keberadaan objek wisata tersebut.
2. Kearifan lokal seperti petik laut, pegon hias dan reog sebaiknya digunakan sebagai
pelengkap di objek wisata bahari di waktu-waktu tertentu
3. Pihak pengelola membuat rencana pemasaran kemudian menjalankannya agar bisa menarik
wisatawan bain lokal maupun mancanegara.
P. Jawa
31
Referensi
http://devitadartias.blogspot.com/2011/01/teori-penyebaran-informasi-dan-pengaruh.html
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s1-2002-fauziah-
5154-administra
http://pasirputihmalikan.blogspot.com/2008/10/pantai-malikan-Jember.html
http://www.Jembertourism.com
http://Jemberajib.wordpress.com/obyek-wisata/
http://suwarsuwir.org/pariwisata/tempat-wisata/pantai-watu-ulo-Jember-jawa-timur.html
http://www.wisataJember.web.id/budaya/petik-laut/
http://surabaya.detik.com/read/2009/09/27/114535/1209717/475/100-cikar-hias-
meriahkan-wisata-pantai-watu-olo
http://www.umpo.ac.id/artikel.detail.php?id=2
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/aspekpenawaran-dan-permintan-dalam.html
http://mudjiarahardjo.com/artikel/215.html?task=view
top related