portofolio hernia
Post on 28-Dec-2015
108 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
dr. PRAGESTY ZENERKINDA
PROGRAM DOKTER INTERNSHIPRUMAH SAKIT UMUM DAERAH BATANG
KABUPATEN BATANG2014
HERNIA SCROTALIS SINISTRA REPONIBLE
Pembimbing:dr. MURYANTO, Sp.B
Pendamping:
dr. ANY RUSYDIANI
IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. M Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 50 tahun Alamat :Ds. Kemyungan,
RT 02/ 01, Pecalungan, Batang
Agama : Islam Tanggal masuk RS : 30 April 2014 Tanggal Pemeriksaan :2 Mei 2014 No. RM : 302274
± 4 tahun SMRS, terdapat benjolan di lipat paha kiri sebesar telur ayam. Benjolan muncul saat pasien sedang mengejan dan ketika batuk. Benjolan dapat menghilang secara spontan saat pasien berbaring. Benjolan tersebut tidak pernah terasa nyeri dan tidak pernah berwarna kemerahan. Makin lama benjolan semakin membesar.
± 2 bulan SMRS, benjolan turun ke kantung buah zakar. Benjolan terlihat ketika pasien sedang berdiri, batuk atau mengejan. Benjolan bisa masuk ke dalam ketika didorong. Benjolan tidak terasa sakit, tidak merah, dan tidak terasa tegang. Pasien mengatakan perut kadang-kadang terasa penuh. Pasien tidak mengeluhkan adanya mual dan muntah.
Pasien mengaku sering mengejan saat BAB. BAB tidak berdarah dan tidak pernah keluar benjolan dari dubur. Pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan BAK. Pasien mengaku ada riwayat sering mengangkat beban berat. Pasien menyangkal adanya riwayat batuk lama dan penurunan berat badan.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
c. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat Komorbid Lain : Hipertensi (-), Diabetes Melitus (-), Penyakit Ginjal (-), Hati (-), Penyakit Jantung (-),Asma (-), Keganasan (-).Riwayat Alergi : disangkalRiwayat Operasi : disangkalRiwayat Opname : disangkalRiwayat pengobatan TB : disangkalRiwayat trauma : disangkal
d. Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat komorbid keluarga : Hipertensi (-), Diabetes
Melitus (-), Penyakit Ginjal (-), Penyakit Jantung (-),Asma (-), Keganasan (-).
Riwayat atopi di keluarga : disangkal
e. Riwayat KebiasaanPasien sering mengejan saat BAB karena fesesnya kerasMerokok (-)Minum alkohol (-)Olahraga (-)Minum air putih sehari < 2 liter)Kurang makan sayur dan buahRiwayat mengangkat beban berat
f. Riwayat PekerjaanPasien seorang buruh angkut
g. Kondisi Sosial dan FisikPasien tinggal bersama istri, anak, menantu dan cucu pasien. Pembiayaan pasien menggunakan Jamkesmas, kesan ekonomi kurang.
ANAMNESIS SISTEMIK1.Demam : (-)2.CNS : kejang (-), penurunan
kesadaran (-), kaku kuduk(-)3.Kardiovaskuler : sesak napas saat aktivitas (-)4.Respirasi : batuk (-),pilek (-),nyeri telan (-)5.Gastrointestinal: nyeri perut (-), mual (-) muntah (-),
nafsu makan berkurang (-), BAB (+) biasa
6.Urogenital : BAK (+) kuning jernih7. Integumen : ujud kelainan kulit (-)8.Muskuloskeletal: kelemahan otot(-), keterbatasan
gerak (-)
PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Compos mentis
E4V5M6 Vital Sign :
Tek. Darah : 110/80 mmHgNadi : 87 x/menitRR : 20 x/menitSuhu : 36,2 oC
Kepala/Leher: Jejas (-), peningkatan JVP (-/-),pupil isokor 3 mm,reflek cahaya (+/+)Konjungtiva anemis (-/-)Sklera ikterik (-/-)
Thorax: • Dinding torax : jejas (-)• Paru
– Inspeksi : simetris, ketinggalan gerak (-).– Palpasi : fremitus taktil kanan dan kiri (N) – Perkusi : sonor diseluruh lapang paru– Auskultasi : suara dasar vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
• Jantung– Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat– Palpasi : iktus kordis kuat angkat– Perkusi : batas jantung tidak membesar
– Auskultasi : SI-II regular, Murmur (-)
AbdomenInspeksi : jejas (-), distensi (-).Auskultasi : peristaltik (+) normalPerkusi : timpani, hepar pekak, hepatomegali(-).Palpasi : Supel, NT (-), defans muskular (-), organomegali (-)
Ekstremitas : Clubbing finger (-), Oedem
Akral dingin
- -
- -
- -
- -
STATUS LOKALIS : REGIO SCROTALIS
•Inspeksi : Tampak benjolan mulai dari inguinal kiri ke skrotum kiri sebesar telur ayam, tidak berwarna merah, warna kulit sama dengan warna sekitar, tidak tegang.•Palpasi : Benjolan terpisah dari testis, nyeri tekan (-), kenyal, tes transluminasi (-)•Auskultasi : Bising Usus (+) •Rectal Toucher : Tonus sfingter ani (+), ampula rekti kolaps (-), mukosa licin, pembesaran prostat (-).•Sarung tangan : Feses (-), darah (-), lendir (-).•Finger test teraba pada ujung jari.
PEMERIKSAAN PENUNJANGJenis
Pemeriksaan
Hasil
2/5
Nilai Normal
Leukosit 7.40 4,8 – 10,8 x 103/uL
Eritrosit 5.18 L: 4,7 – 6,1 x 106/uL P: 4,2 –
5,4 x 106/uL
Hemoglobin 13.5 L: 14 -18 g/dL P: 12 -16 g/dL
Hematokrit 39.4 L: 42 – 52 % P: 12 -16 %
MCV 76.1 79 – 99 fL
MCH 26.1 27 – 31 pg
MCHC 34.3 33 - 37 g/dL
Trombosit 283 150 – 450 x 103/ uL
LED I/II 25/ 40 (L:0-15, P:0-20)
Neutrofil% 46.3 (50-70)
Limfosit% 36.4 (25-40)
Monosit% 7.7 (2-8)
Eosinofil% 9.3 (2-4)
Basofil% 0.3 (0-1)
PEMERIKSAAN PENUNJANGJenis
Pemeriksaan
Hasil
2/5
Nilai Normal
GDS 112 < 200
Ureum 24 10-50
Creatinin 1.0 0,6-1,10
Waktu pembekuan 2’ 30 2-6 (menit)
Waktu perdarahan 1’ 30 1-6 (menit)
PENATALAKSANAAN Pengobatan
Infus Kaen 3B 12 tetes per menit Injeksi Picyn (Ampicilin 500 mg +sulbactam 250 mg)
1x 750 mg Pro hernioraphy + mesh
Edukasi Edukasi pasien dan keluarga pasien tentang
penyakitnya diderita Edukasi pasien dan keluarganya bahwa penyakit
yang diderita membutuhkan penanganan operatif. Edukasi untuk mencegah timbulnya kembali
hernia Edukasi mengenai perawatan luka setelah operasi.
FOLLOW UPS O P
3 Mei 2014 Perut terasa penuh
kadang2
TD: 120/ 70
Suhu: 36,1
Nadi: 90x/ menit
RR: 20x/menit
KU: sedang, CM
Infus Kaen 3B 12
tpm
Dilakukan
hernioraphy +
mesh
Post op
4 Mei 2014 Nyeri luka post op TD: 110/ 70
Suhu: 36,2
Nadi: 88x/ menit
RR: 20x/menit
KU: sedang, CM
Boleh pulang
-Cefadroxil 2x
500 mg
- Proneuron 2x1
tab
TINJAUAN TEORI:HERNIA SCROTALIS Hernia adalah protrusi atau penonjolan
suatu organ melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan
Pada hernia scrotalis, isi perut (usus) menonjol melalui defek pada lapisan musculo-aponeurotik dinding perut melewati canalis inguinalis dan turun hingga ke rongga scrotum
Dengan kata lain, hernia scrotalis adalah hernia inguinalis lateralis (indirek) yang mencapai rongga scrotum
ETIOLOGI Penyebab terjadinya hernia:
Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat kemudian dalam hidup.
Akibat dari pembedahan sebelumnya. Kongenital
Hernia congenital sempurna. Hernia congenital tidak sempurna.
Aquisial : Tekanan intraabdominal yang tinggi Konstitusi tubuh. Banyaknya preperitoneal fat Distensi dinding abdomen Sikatrik. Penyakit yang melemahkan dinding perut. Merokok Diabetes mellitus.
PATOFISIOLOGI HERNIA INGUINALIS Pada bulan ke – 8 dari kehamilan, terjadinya desensus
vestikulorum melalui kanalis inguinalis. Penurunan testis itu akan menarik peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonea. Pada beberapa hal, karena testis yang kiri turun terlebih dahulu dari yang kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan menutup
pada usia 2 bulan. Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul
hidrokel. Bila kanal terbuka terus, karena prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital.
Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi karena usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga perut melemah.
DIAGNOSIS Ditegakkan dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik:
Inspeksi Pasien disuruh memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan. Lakukan inspeksi daerah inguinal dan femoral untuk melihat timbulnya benjolan mendadak selama batuk
Palpasi Finger test
PENATALAKSANAANTerapi
konservatif
Reposisi spontan
Reposisi bimanual
Operatif
Herniotomy
Hernioraphy
Hernioplasty
KOMPLIKASI Hernia incarserata:
Obstruksi ususGangguan keseimbangan elektrolit
Hernia strangulata:UdemNekrosisKantong hernia transudasi
Perforasi abses lokal, fistel, peritonitis
DAFTAR PUSTAKA Sjamsuhidayat, R.; Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2.
Jakarta : EGC, pp. 519-37 Nicks, Bret A. 2012. Hernias. Diakses dari
http://emedicine.medscape.com/article/775630-overview#showall pada tanggal 10 Mei 2013
Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery 17th Edition. Philadelphia: Elsevier Saunders. page 1199-1217
Norton, Jeffrey A. 2001. Hernias And Abdominal Wall Defects. Surgery Basic Science and Clinical Evidence. New York. Springer. 787-803.
Swartz, M.H. 1995. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Alih Bahasa : Lukmanto P, Maulany R.F, Tambajong J. Jakarta : EGC
Cook, John. 2000. Hernia. General Surgery at the Distric Hospital. Switzerland. WHO. 151-156.
Debas, Haile T. 2003. Gastrointestinal Surgery, Pathophysiology and Management. New York: Springer
Brunicardi, et al. 2006. Schwartz’s Manual Surgery 8th edition. New York: McGraw-Hill
R. Bendavid, J. Abrahamson, Mauruce E. A, dkk. Abdominal Wall Hernias (Principles and Management). Edisi I. Penerbit Sringer-Varlag. New York. 2001. (Ebook, di akses 12 Mei 2014)
Michael S. Kavic. Laparoscopic Hernia Repair. Edisi I. Penerbit Harwood Academic Publishers. Amsterdam. 1997. (Ebook, diakses12 Mei 2014)
top related