manajemen stres

Post on 28-May-2015

8.624 Views

Category:

Education

10 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

3

2

1

MANAJEMEN STRESS

Presented by :

Jurusan KeperawatanPoltekkes Kemenkes

Surakarta

1. RIMA AMALIA HABIBA(37)

2. RIZKY FATATUL HUDA(38)

3. ROHMA DIYAH SUPRAPTI(39)

4. SANTI WIDYASTUTI(40)

OUR MENU

1. KONSEP

2. STUDY KASUS

3. PEMBAHASA

N

DEFINISI STRESS Menurut Charles D, Spielberger

menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya.

Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.

Kemampuan penggunaan sumber daya (manusia) secara efektif untuk

mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang muncul

karena tanggapan (respon)

DEFINISI MANAJEMEN STRESS

1.Stres fisikdisebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi atau rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat arus listrik.

2. Stres kimiawidisebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat beracun,hormone, atau gas.

3. Stres mikrobiologikdisebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang menimbulkan penyakit.

MACAM-MACAM STRESS

4. Stres fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ,atau sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.

5. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga tua.

6. Stres psikis/ emosional, disebabkan oleh gangguan hubungan interpersonal, sosial, budaya, atau keagamaan

1. Faktor LingkunganKeadaan lingkungan yang

tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh pembentukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap seseorang. 2. Faktor Organisasi

Yang dapat menimbulkan stres di sini yaitu role demands, interpersonal demands, organizational structure dan organizational leadership

FAKTOR-FAKTOR STRESS

3. Faktor IndividuPada dasarnya, faktor yang

terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan.

1.Stres tahap ITahapan ini merupakan tahapan stres

yang paling ringan dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut:a) Semangat bekerja besar, berlebihan

(over acting)b) Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana

biasanyac) Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan

lebih dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.

TAHAPAN-TAHAPAN STRESS

2. Stres tahap IIDalam tahapan ini dampak stres

yang semula “menyenangkan” sebagaimana diuraikan pada tahap I di atas mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan energi yang tidak lagi cukup sepanjang hari3.Stres Tahap III

Apabila seseorang tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa menghiraukan keluhan-keluhan pada stres tahap II, maka akan menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu

4. Stres Tahap IVAdapun gejala stres tahap IV yaitu:

a. Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit

b. Aktivitas pekerjaan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit

c. Ketidakmampuan berkegiatan rutin sehari-hari

d. Gangguan pola tidur disertai mimpi-mimpi yang menegangkan

e. Daya konsentrasi daya ingat menurunf. Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan

yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya.

5. Stres Tahap VBila keadaan berlanjut, seseorang akan jatuh pada tahap V, dengan tanda-tanda :a.Kelelahan fisik dan mental yang semakin

mendalam (physical and psychological exhaustion)

b.Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan ringan dan sederhana sehari-hari

c.Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastrointestinal disorder)

d.Timbul perasaan ketakutan, kecemasan semakin meningkat, mudah bingung dan panik.

6. Stres Tahap VITahapan klimaks, dimana seseorang

mengalami serangan panik (panic attack) dan perasaan takut mati.

1. Analisa masalahMencari sumber masalah, dengan mengajukan berbagai pertanyaan pada  diri sendiri

2. Menemukan inti masalahMenemukan masalah yang paling mendasar

3. Mencari jalan keluarMencari alternatif penyelesaian masalah

4. Konsultatif Memutuskan untuk berbicara dengan

orang lain yang bisa diajak bicara

LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN STRESS

5. Menata ulang kondisi hidupImplementasi dari tahap konsultatif yaitu bergerak atau mulai menata kembali segala sesuatunya.

6. MeditatifMenenangkan diri, mengajak kita untuk mundur, bisa dengan merenung, meditasi, relaksasi, atau melakukan ritual-ritual sesuai dengan agama yang dianut.

7. Evaluasi diriMerefleksikan kembali agar jika terjadi hal serupa bisa lebih siap dan sudah tau apa yang harus dilakukan, minimal mengantisipasi segala kemungkinan buruk yang akan terjadi.

1.Mengatur diriBelajar mengatur diri menjadi lebih baik dari persoalan yang dihadapi

2.Berpikir rasionalBerpikir rasional berdasarkan fakta yang ada bukan perasaan semata

3.Menenangkan diri Ketika sudah bisa tenang maka emosi pun bisa dikendalikan.

FUNGSI MANAJEMEN STRESS

4.Membantu mencari jalan keluarHanya membantu mencari solusi atau jalan keluar.

5.Meningkatkan produktivitasOrang yang manajemen stresnya bagus biasanya ketika ditimpah masalah, produktivitanya akan naik.

6.Pematangan diriSemakin sering kita menghadapi dan bisa mengatasi masalah yang terjadi, semakin matang pula kualitas diri.

Ciri-ciri orang yang manajemen stresnya baik:• Mampu mengendalikan emosi• Bisa menerima kenyataan• Positif thinking• Produktivitas meningkat

FUNGSI MANAJEMEN STRESS

1. Primary preventionMerubah cara kita melakukan sesuatu.

2. Secondary preventionExercise, diet, rekreasi, istirahat , meditasi, dst.

3. Tertiary preventionStrateginya kita menangani dampak stress yang terlanjur ada, kalau diperlukan meminta bantuan jaringan supportive (social-network) ataupun bantuan profesional.

CARA MENANGGULANGI STRESS

1. Relaksasi OtotPernafasan yang lambat dan dalam suatu usaha yang sadar untuk memulihkan ketegangan otot.

2. Biofeedback Dapat dilihat dari fungsi tubuh hingga tekanan tertentu yang di kendalikan secara sukarela atau sadar.

3. Meditasi Mengaktifkan suatu respons relaksasi dengan mengarahkan ulang pemikiran seseorang jauh dari dirinya sendiri.

Respon relaksasi adalah kebalikan fisiologis dan psikologis dari respons stress berperang atau lari.

PENDEKATAN MENGATASI STRESS

4. Restrukturisasi kognitifRespons seseorang terhadap stressor menggunakan sarana proses kognitif, atau pemikiran

PENDEKATAN MENGATASI STRESS

1. Dampak FisiologikMudah masuk angin, mudah pening-pening, kejang otot (kram), dll.

2. Dampak Psikologik: a. Keletihan emosi, jenuh, dllb. Terjadi depersonalisasic. Pencapaian pribadi yang bersangkutan

menurun, sehingga menurun pula rasa kompeten & rasa sukses

DAMPAK AKIBAT STRESS

3. Dampak Perilaku a. Manakala stress menjadi distress, prestasi

belajar menurun dan sering terjadi tingkah laku yang tidak diterima oleh masyarakat.

b. Level stress yang cukup tinggi berdampak negative pada kemampuan mengingat informasi, mengambil keputusan, mengambil langkah tepat.

c. Mahasiswa yang ‘over-stressed’ ~ stress berat seringkali banyak membolos atau tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.

OUR MENU

1. KONSEP

2. STUDY KASUS

3. PEMBAHASA

N

STUDY KASUS

Pemeriksaan kejiwaan yang dilakukan terhadap Raju (8), tersangka penganiayaan yang sempat ditahan selama 14 hari oleh Pengadilan Negeri Stabat, Sumatera Utara, menunjukkan, berbagai proses pemeriksaan dan persidangan membuat Raju trauma dan berpotensi mengalami post traumatic stress disorder, gejala terhambatnya perkembangan mental dan sulitnya menggali potensi diri.

"Raju merasa dirinya jahat, karena hakim berulang-

ulang menyebutnya anak nakal. Itu tetap jadi

ingatannya. Dia juga tidak mau mengaji dan sekolah.

Ini mungkin akibat ketakutan stigma yang

didengarnya dari teman-teman sekolahnya," kata

Josestte MR Tuappatinaja, kordinator tim evaluasi dari

Competence Psilogical Firm.

STUDY KASUS

Josestte yang berbicara kepada wartawan, Senin (6/3/2006) di Medan, lebih lanjut menyatakan, pemeriksaan tim psikolog yang terdiri dari tiga psikolog itu dilaksanakan pada Sabtu (4/3/2006). Tim bertemu Raju di Rumah Sakit Pertamina, Pangkalan Brandan, tempat Raju dirawat karena terserang demam panas dan radang tenggorokan. Tim ini selama empat jam berusaha meyakinkan Raju bahwa dia anak yang baik.

Namun sebagaimana umumnya anak-anak,

secara psikologi Raju belum bisa memahami konsep,

ide abstrak yang dipertanyakan hakim, jaksa

dan pengacaranya. "Anak seusia Raju baru bisa

memahami konkret operasional. Dia hanya

sanggup menghubungkan secara praktis satu kejadian

dengan kejadian lainnya.

STUDY KASUSBelum bisa memahami konsep, saya tidak bisa bayangkan kondisi persidangan formil dengan posisi Raju di tengah yang tidak mencerminkan peradilan anak, wajar bila Raju berubah," kata Josestte. Dikatakannya lagi, pikiran Raju sangat tertekan ketika ia berusaha memahami istilah-istilah terdakwa, sidang, jaksa, berkas dan sebagainya.Dampaknya, ia bisa pusing tanpa ada sebab yang jelas.

Ini karena Raju diperlakukan dalam situasi yang tidak dia mengerti. Dampak terburuk yang mungkin bisa dialami

Raju, bila rehabilitasi terhadapnya terlambat

dilakukan atau tidak dilakukan sama sekali, dia

bisa mengalami Post Traumatic Stress Disorder atau gejala terhambatnya

perkembangan mental dan sulitnya menggali potensi

diri.

Disebutkan, Josestte, Raju bisa tidak berkembang kejiwaannya secara maksimal. Ia akan kesulitan meraih kesempatan dan mengembangkan intelektualitas dirinya. Kendati demikian, katanya lagi, anak seperti Raju memiliki kondisi kejiwaan yang mudah untuk dipulihkan karena Raju memang tipe anak ceria.

Tidak sesulit anak yang pemurung dan pendiam.

"Raju paling trauma dengan ruangan sidang dan sosok hakim dan polisi. Dia anak yang punya jiwa sosial dan

empati yang tinggi, dia biasa memperhatikan

teman-temannya," urainya. "Malah saat disidang

sendirian di tengah kericuhan, yang ia khawatirkan bukan

keselamatannya, malah orang tuanya," kata Josestte.

STUDY KASUS

Seperti diketahui Raju disidangkan di Pengadilan Negeri Stabat di Kabupaten Langkat Sumatera Utara, karena kasus perkelahian dengan Armasnyah, 14 tahun. Dalam proses persidangan dia sempat ditahan. Kasus ini mendapatkan simpati dari masyarakat karena penahanan itu dinilai berlebihan.

Dalam perkembangan terakhir, pada Minggu (4/3/2006), keduanya

sudah berdamai. Keluarga Raju dan keluarga

Armansyah dipertemukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), diketuai

Giwo Rubianto Wiyogo, termasuk Anton Medan,

pengasuh Pondok Pesantren Terpadu At-

Taibin.

STUDY KASUS

Mereka bertemu di Masjid Azizi, Desa Paluh Manis, Kec. Gebang, Langkat. Raju dan

Armansyah pun berpelukan. Walau berdamai, namun persidangan tetap berlanjut. Pada Rabu (8/3/2006) lusa jaksa dijadwalkan

membacakan tuntutan untuk Raju. (mar/)

STUDY KASUS

OUR MENU

1. KONSEP

2. STUDY KASUS

3. PEMBAHASA

N

PEMBAHASAN

Kasus di atas mengungkapkan bahwa terdapat anak bernama Raju berusia 14 tahun mengalami trauma dan berpotensi mengalami post traumatic stress disorder, gejala terhambatnya perkembangan mental dan sulitnya menggali potensi diri. Terjadi pemeriksaan tim psikolog yang terdiri tiga psikolog yang melakukan pendekatan pada Raju.

Sesuai dengan konsep di atas macam stres yang diderita oleh Raju adalah stres psikis/ emosional, disebabkan oleh gangguan hubungan interpersonal dan social. Hal ini dapat dilihat dari kutipan kasus di atas, yaitu "Raju paling trauma dengan ruangan sidang dan sosok hakim dan polisi. Dia anak yang punya jiwa sosial dan empati yang tinggi, dia biasa memperhatikan teman-temannya," urainya. "Malah saat disidang sendirian di tengah kericuhan, yang ia khawatirkan bukan keselamatannya, malah orang tuanya," kata Josestte.”

PEMBAHASAN

Faktor yang menimbulkan stres pada diri Raju adalah faktor lingkungan. Terlihat dari kutipan pada bab 3 bahwa, "Raju merasa dirinya jahat, karena hakim berulang-ulang menyebutnya anak nakal. Itu tetap jadi ingatannya. Dia juga tidak mau mengaji dan sekolah. Ini mungkin akibat ketakutan stigma yang didengarnya dari teman-teman sekolahnya," kata Josestte MR Tuappatinaja, kordinator tim evaluasi dari Competence Psilogical Firm.”.

PEMBAHASAN

Dari hal ini juga dapat diartikan stres yang dialami Raju dipengaruhi oleh faktor pikiran dia yaitu pemaknaan diri dan lingkungan. Pikiran menginterpretasi dan menerjemahkan pengalaman perubahan dan menentukan kapan menekan tombol panik. Bagaimana Raju memberi makna/label pada pengalaman dan antisipasi ke depan, bisa membuat Raju relax atau stress.

PEMBAHASAN

Pendekatan yang dilakukan terhadap Raju adalah restrukturisasi kognitif, yaitu respons seseorang terhadap stressor menggunakan sarana proses kognitif atau pemikiran. Disimpulkan dari kutipan “Dikatakannya lagi, pikiran Raju sangat tertekan ketika ia berusaha memahami istilah-istilah terdakwa, sidang, jaksa, berkas dan sebagainya.”

PEMBAHASAN

Dari kutipan kasus “Tim bertemu Raju di Rumah Sakit Pertamina, Pangkalan Brandan, tempat Raju dirawat karena terserang demam panas dan radang tenggorokan.” dapat diketahui bahwa Raju mengalami stres yang berdampak fisiologik. Dilihat dari dampak sosialnya yaitu pencapaian pribadi Raju menurun, sehingga berakibat pula menurunnya rasa kompeten & rasa sukses.

PEMBAHASAN

Raju juga mengalami dampak pada perilaku yaitu manakala stress menjadi distress, prestasi belajar menurun dan sering terjadi tingkah laku yang tidak diterima oleh masyarakat.

Keduanya dapat kita lihat dari kutipan kasus di atas “Disebutkan, Josestte, Raju bisa tidak berkembang kejiwaannya secara maksimal. Ia akan kesulitan meraih kesempatan dan mengembangkan intelektualitas dirinya.”

PEMBAHASAN

1.Macam stres yang diderita oleh Raju adalah stres psikis/emosional, disebabkan oleh gangguan hubungan interpersonal dan sosial.

2.Faktor yang menimbulkan stres pada diri Raju adalah faktor lingkungan.

3.Stres yang dialami Raju dipengaruhi oleh faktor pikiran dia yaitu pemaknaan diri dan lingkungan.

KESIMPULAN

4. Pendekatan yang dilakukan terhadap Raju adalah restrukturisasi kognitif, yaitu respons seseorang terhadap stressor menggunakan sarana proses kognitif atau pemikiran.

5. Raju mengalami stres yang berdampak fisiologik, dampak sosialnya yaitu pencapaian pribadi Raju menurun, dan berdampakperilaku yaitu manakala stress menjadi distress, prestasi belajar menurun dan sering terjadi tingkah laku yang tidak diterima oleh masyarakat.

KESIMPULAN

Gunarya, dr.Arlina.2008.TOT Basic Study Skills, Angk V&VI Manajemen Stress.Makassar:Pusat Bimbingan & Konseling UNHAS 1

Hawari, Prof. Dr. Dr. H. Dadang.2008.Manajemen Stres Cemas dan Depresi.Jakarta:Universitas Indonesia

Charlesworth, Edward A. Ph.D dan Ronald G. Nathan, Ph.D.2006.Manajemen Stres dengan Tekinik Relaksasi.Abdi Tandur

DAFTAR PUSTAKA

Weiss, H. Donald.2008.BM Manajemen Stres.Edisi Revisi.Karisma

http://www.slideshare.net/DANIEL_DONI/modul-manajemen-stress-daniel-doni

(diakses pada 19 Oktober 2012)

http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_stres (diakses pada 22 Oktober 2012)

http://search.detik.com (diakses pada 22 Oktober 2012)

DAFTAR PUSTAKA

TERIMA KASIH From Group 10 to Mrs. Endang and my

Class

top related