makalah oke
Post on 22-Dec-2015
242 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PROTEIN
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Praktikum Biokimia
Yang dibina oleh
Ibu Balqis
Disusun Oleh :
1) Hanifah Fitria R (130341614781)
2) Lailil Hidayah (130341614827)
3) Melania Primasta (130341614846)
4) Rizka Nurlaili (130341614848)
5) Rizka Permatasari (130341614841)
6) Sintya Yuliandini (130341614838)
Offering C / KELOMPOK 1
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
NOVEMBER 2013
A. Topik
Protein
B. Tujuan
Mahasiswa dapat :
1. Mengidentifikasi kandungan protein dalam berbagai kandungan makanan dan
minuman.
2. Membandingkan kandungan protein dalam berbagai makanan dan minuman.
3. Untuk mengidentiikasi adanya protein dengan tes pengendapan.
4. Untuk mengidentifikasi karakteristik protein .
C. Dasar Teori
1. Pengertian Protein
Protein adalah molekul raksasa yang terdiri dari satuan-satuan kecil
penyusunnya yang disebut asam amino yang tersusun dalam urutan tertentu, dengan
jumlah dan struktur tertentu. Molekul-molekul ini merupakan bahan pembangun sel
hidup. Protein yang paling sederhana terdiri atas 50 asam amino, tetapi ada beberapa
protein yang memiliki ribuan asam amino. Hal yang terpenting adalah
ketidakhadiran, penambahan, atau penggantian satu saja asam amino pada sebuah
struktur protein dapat menyebabkan protein tersebut menjadi gumpalan molekul
yang tidak berguna. Setiap asam amino harus terletak pada urutan yang benar dan
struktur yang tepat (Poedjiadi, 1994).
Protein yang terdapat dalam makanan kita dicernakan dalam lambung dan
usus menjadi asam-asam amino, yang diabsorsi dan dibawa oleh darah ke hati.
Sebagian asam amino diambil oleh hati, sebagian lagi diedarkan ke dalam jaringan-
jaringan di luar hati. Protein dalam sel-sel tubuh dibentuk dari asam amino. Bila ada
kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan untuk biosintesis protein,
kelebihan asam amino akan diubah menjadi asam keto yang dapat masuk kedalam
siklus asam sitrat atau diubah menjadi urea. Hati merupakan organ tubuh dimana
terjadi reaksi katabolisme maupun anabolisme. Asam amino yang dibuat dalam hati,
maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme protein dibawa oleh darah ke dalam
jaringan untuk digunakan. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga
sumber, yaitu absorpsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan
hasil sintesis asam amino dalam sel (Poedjiadi, 1994).
D. AlatdanBahan
Alat Bahan
Beaker Gelas 50ml
Beaker Gelas 100ml
Pipet tetes
Penjepit tabung reaksi
Tabung reaksi
Lampu spiritus
Kaki tiga
Kasa esbes
Korek api
Gelas ukur 10 ml
Albumin telur ayam
Albumin telur bebek
Alnumin telur puyuh
Pepton
Hopekins cole
Fenilalanin
Urea
CuSO4
HNO3 pekat
NaOH
Gelatin
Susu
Kalium hipoklorit
Asampiterat
Asamtrichlorasetat
Alcohol
Perak nitrat
Tembaga sulfat
(NH2)SO4
Asam asetat
Kasein
Bromkesol hijau
Ammonium hidroksida
Asam oksalat
NA2CO3
H2CO3
E. LangkahKerja
1.Uji biuret
2. Ujixantoprotein
5. Ujihopekinscole
Disiapkan 8 tabung reaksi, masing-masing dimasukkan 1 ml bahan(albumin telur ayam, puyuh dan bebek , pepton, urea, sususapi , susuu kambing , susu kedelai)
Masingmasingtabung di tetesi 5 tetesNaOH 10 %
Setelahitu di tetesi CuSO4
Di lihat perubahan warnanya.
Disediakan 1 ml bahan albumin dan fenilalanin dalam tabung reaksi
Di tambahkan 5 tetes HNO3 pekat
Dipanaskan satu menit
Diambil 5 tetes bahan (albumin , teptofan, gelatin, pepton)
Di tambah 5 tetes reagen hopekinscole.
Di dinginkan , dialiri air
Diamati perubahan warnanya.
Di masukan NaoH 40 %
Di tambah asam sulfat pekat dan di amati hasilnya
Masing masing tabung di tetesi 5 tetesNaOH 10 %
Setelah itu di tetesi CuSO4
6. Uji sulfur
5. Ujisakaghuci
6. Pengendalan
Ditambahkan Pb – Asetat
Di tambahkan 1 ml NaOH 40%
1 ml bahan susu dan pepton
Di panaskan
Di amati perubahan yang terjadi
Di tambah 1 tetesalfa – naftol dan kocok
Di tambahkan 2 tetes NaOH 10 %
1 ml albumin (telur ayam, telur puyuh, telur bebek)
Di tambahkan kalium hipoklorat
Di amati perubahan yang terjadi
Gelatin 2 ml Di tambah air 10 ml
Di panaskanDi beri (NH4 )2SO4
Diamati perubahan volume yang terjadi
1.Reagen AlkoholPekatBahanSusu
2.Garam Dan LogamBerat
Disiapkan 3 tabung reaksi, masing-masingd imasukkan 3 ml bahan (susukambing,susukedelai,sususapi)
Tabung1 diberi asam pikrat
Tabung 2 diberi asam Trichlorasetat
Tabung 3 diberi alkohol 96%
Diamati perubahan yang terjadi dan dihitung berapa tetes reagen di tiap tabung yangmenyebabkan terjadinya endapan.
Disediakan reagen :perak nitrat 2%, tembaga sulfat 1%, perrikhlorida 1%.
Di siapkan tabung reaksi untuk ke 3 reagen tersebut.
Diisi 3 tabung reaksi dengan 3 ml larutan protein encer.
Tetesi masing-masing tabung dengan masing-masing reagens
Dihitung pada berapa tetes reagen smenunjukkan adanya endapan.
Diamati perubahan yang terjadi. Hitung berapa tetes reagen sterjadi endapan
3.Asam Asetat
4.Koagulasi OlehPanas
Diambil 5 ml bahan (susu kambing,susu kedelai,susus api)
Masing-masing bahan ditambahi 2 tetses asam asetat 1N.
Tabung dipanaskan dan dididih kan selama 5 menit.
Diamati perubahan yang terjadi dandi tulis perubahannya.
Disiapkan 2 ml masing-masing bahan (susu kambing,susu kedelai,sususapi)
Diambil bahan-bahan tersebut, dimasuk kan kedalam tabung reaksi dan di panaskan didalam suhu 37C,48C,70Cselama satu menit.
Diamati perubahan yang terjadi dan di tulis hasil dari perubahan tersebut.
F. Data
1. Ujiwarna
Uji Biuret
Bahan NaOH 10 % CuSO4 1% Keterangan
Albumin telur bebek Tetap berwarna
kuning
Berwarna ungu
(positif)
- Diberi NaOH
terdapat
endapan putih
Albumin telur puyuh Tetap berwarna
bening
Berwarna ungu tua
(positif)
- Warna telur
semula bening
Albumin telur ayam Berwarna putih
tulang
Bewarna ungu
(positif)
- Pada saat diberi
CuSO4 1%
terdapat
endapan bening
di permukaan
Susu sapi Tetap berwarna putih Berwarna ungu
(positif)
- Ada endapan
biru muda pada
saat destilasi
CuSO4 1%
Susu kedelai Tetap berwarna putih Berwarna abu-abu
muda
-
Susu kambing Tetap berwarna putih Berwarna biru muda - Pada saat diberi
NaOH terdapat
endapan
Urea Tetap berwarna
bening
Berwarna bening - Pada saat diberi
CuSO4 1%
terdapat butiran
halus berwarna
biru di
dalamnya.
Pepton Tetap berwarna
bening
Berwarna ungu
(positif)
- Pada saat diberi
CuSO4 1%
terdapat butiran
berwarna biru
Uji Sulfur
Bahan NaOH 40% Dipanaskan
(1 menit)
Keterangan
1 ml susu sapi Tetap berwarna putih Berwarna orange Semula, warna susu
adalah putih
1 ml susu kambing Tetap berwarna putih Berwarna kuning Warna semula susu
kambing adalah putih
setelah dipanaskan
muncul butiran-
butiran berwarna
putih.
1 ml susu kedelai Tetap berwarna putih Tetap berwarna putih Saat diberi NaOH
40% maupun
dipanaskan tetap
berwarna putih
Pepton Tetap berwarna
bening
Tetap berwarna
bening
Saat diberi NaOH
40% maupun
dipanaskan tidak
terjadi reaksi
Uji Xantoprotein
Bahan Ditambah HNO3
Pekat
Dipanaskan Ditambahkan
NaOH 40%
Albumin telur ayam Berwarna putih dan
terdapat gumpalan
berwarna putih
Berwarna kuning dan
menggumpal
Cairan berwarna
kuing (++) dan
gumpalan berwarna
kuning muda
Albumin telur bebek Berwarna putih dan
terdapat gumpala
warna putih
Berwarna kuning dan
menggumpal
Cairan berwarna
kuning (+) dan
gumpalan berwarna
kuning muda
Albumin telur puyuh Berwarna putih dan
terdapat gumpalan
berwarna putih
Berwarna kuning dan
menggumpal
Gumpalan berwarna
kuning muda
Uji Hipkins Cole
Bahan Ditambahkan Hopkins Cole Ditambahkan Asam Sulfat
Pepton Cairan berwarna putih Tidak tampak cincin ungu
Gelatin Cairan berwarna putih Tidak tampak cincin ungu
Triptofan Cairan berwarna putih Tidak tampak cincin ungu
Albumin telur ayam Cairan berwarna putih Tidak tampak cincin ungu
Albumin telur bebek Cairan berwarna putih Tidak tampak cincin ungu
Albumin telur puyuh Cairan berwarna putih Tidak tampak cincin ungu
Uji Sakaghuci
Bahan NaOH 10% α Naftanol Kalium Hipoklorit
Albumin telur ayam Berwarna Putih Berwarna putih dan
terdapat gumpalan
berwarna putih (++)
Berwarna putih dan
menggumpal
Albumin telur bebek Berwarna Putih Berwarna putih dan
terdapat gumpalan
berwarna putih (+++)
Berwarna putih dan
menggumpal
Albumin telur puyuh Berwarna Putih Berwarna putih dan
terdapat gumpalan
berwarna putih
Berwarna putih dan
menggumpal
Uji Pengendalan
Bahan Perlakuan Keterangan
Gelatin ± 2 ml Ditambah air 10 ml
Dipanaskan
Diberi (NH4)2SO4
Berwarna kuning, volumenya
bertambah, larutan gelatin
dari ± 15 ml menjadi ± 18 ml
Volume berkurang menjadi ±
15 ml
Warnanya menjadi keruh dan
terdapat endapan berwarna
kekuningan
G. Analisis Data
UJI BIURET
Pada uji warna dengan biuret di dapatkan hasil pertama, albumin telur bebek di beri
tetesan NaOH 10% tetap berwarna kuning, dan menimbulkan endapan putih . ketika di beri
CuSO4 1% menjadi berwarna ungu , dan uji di katakan positif. Pada albumin telur puyuh
penambahan NaOH 10% tidak terjadi perubahan warna, dan tetap berwarna bening, ketika di
tetesi CuSO4 1%menjadi berwarna ungu tua. Ini menandakan uji positif. Pada albumin telur
ayam ketika di beri NaOH 10% menjadi warna putih tulang dan ketika di beri CuSO4 1 %
menjadi berwarna ungu. Dan ini menandakan uji positif.Pada susu sapi di beri NaOH 10%
menjadi warna putih dan ketika di beri CuSO4 1 % menjadi berwarna ungu selain itu juga
terdapat endapan biru muda . Dan ini menandakan uji positif. Pada susu kedelai ketika di beri
NaOH 10% menjadi warna putih dan ketika di beri CuSO4 1 % menjadi berwarna abu-abu
muda.Pada susu kambing ketika di beri NaOH 10% menjadi warna putih dan ketika di beri
CuSO4 1 % menjadi berwarna biru muda. Dan terdapat endapan.Urea ketika di beri NaOH
10% menjadi warna berwarna bening dan ketika di beri CuSO4 1 % menjadi berwarna
bening. Terdapat butiran halus biru di dalamnya. Pada pepton, ketika di beri NaOH 10%
menjadi warna berwarna bening dan ketika di beri CuSO4 1 % menjadi berwarna ungu. Hal
ini menandakan uji positif.
UJI SULFUR
Pada uji sulfur dengan uji pertama menggunakan bahan susu sapi 1 ml terdapat warna
putih ketika di tetesi oleh NaOH 40% . Dan ketika di panaskan selama 1 menit menghasilkan
warna orange. Pada uji sulfur dengan bahan susu kambing warna tetap putih ketika di tetesi
oleh NaOH 40% . Dan ketika di panaskan selama 1 menit menghasilkan warna kuning. Dan
terdapat butiran putih. Pada susu kedelai warna tetap putih ketika di tetesi oleh NaOH 40% .
Dan ketika di panaskan selama 1 menit menghasilkan warna tetap putih . pada saat dua
perlakuan tersebut tidak terjadi reaksi apapun. Dengan bahan uji pepton warna tetapbening
ketika di tetesi oleh NaOH 40% . Dan ketika di panaskan selama 1 menit menghasilkan warna
bening. Dalam kedua perlakuan , tidak terjadi reaksi apapun.
UJI XANTOPROTEIN
Pada uji xantoprotein dengan bahan albumin telur ayam yang telah di tetesi HNO3 encer
menghasilkan warna putih dengan gumpalan berwarna putih. Setelah di panaskan terdapat
gumpalan berwarna kuning . di tetesi dengan NaOH 40% terdapat gumpalan berwarna
kuning muda dan cairan berwarna kuning (++)
Pada uji kedua dengan bahan albumin telur bebek yang telah di tetesi HNO3 encer
menghasilkan warna putih dengan gumpalan berwarna putih. Setelah di panaskan terdapat
gumpalan berwarna kuning . di tetesi dengan NaOH 40% terdapat gumpalan berwarna
kuning muda dan cairan berwarna kuning (+)
Pada uji ketiga dengan bahan telur puyuh yang telah di tetesi HNO3 encer menghasilkan
warna putih dengan gumpalan berwarna putih. Setelah di panaskan terdapat gumpalan
berwarna kuning . di tetesi dengan NaOH 40% terdapat gumpalan berwarna kuning muda dan
cairan berwarna kuning (+++)
UJI HOPEKINS COLE
Pada uji hopekinscole bahan pertama yang di gunakan adalah pepton yang di tetesi oleh
hopekins cole dan menghasilkan cairan dengn warna putih. Setelah itu di tetesi dengan asam
sulfat tidak menghasilkan cincin ungu sebagai tanda bahwa uji bernilai positif. Pada uji yang
kedua menggunakan bahan gelatin dan menghasilkan cairan dengn warna putih. Setelah itu di
tetesi dengan asam sulfat tidak menghasilkan cincin ungu sebagai tanda bahwa uji bernilai
positif. Percobaan ketiga dengan bahan triptofan , albumin telur ayam, albumin telur bebek
dan albumin telur puyuh , ketiganya menghasilkan cairan dengn warna putih ketika di beri
hopekinscole . Setelah itu di tetesi dengan asam sulfat tidak menghasilkan cincin ungu
sebagai tanda bahwa uji bernilai positif.
UJI SAKAGHAUCHI
Pada uji ini dengan bahan albumin telur ayam yang telah di beri NaOH 10 %
menghasilkan warna putih . ketika di beri alfa naftanol menhasilkan warna putih dengan
menhasilkan gumpalan putih (++). Dan ketika di tetesi kalium hipoklorat menghasilkan
gumpalan berwarna putih. Pada bahan albumin telur bebek yang telah di beri NaOH 10 %
menghasilkan warna putih . ketika di beri alfa naftanol menhasilkan warna putih dengan
menhasilkan gumpalan putih (+++). Dan ketika di tetesi kalium hipoklorat menghasilkan
gumpalan berwarna putih. Pada percobaan ketiga menggunakan albumin telur puyuh yang
telah di beri NaOH 10 % menghasilkan warna putih . ketika di beri alfa naftanol menhasilkan
warna putih dengan menhasilkan gumpalan putih (+). Dan ketika di tetesi kalium hipoklorat
menghasilkan gumpalan berwarna putih.
UJI PENGENDALAN
Gelatin dengan ukuran kurang lebih 2 ml ketika di tambah air sebanyak 10 ml berwarna
bening, dan di diamkan menghasilkan perubahan volume dari 12 ml menjadi kurang lebih 18
ml. Setelah di panaskan berkurang volumenya menjadi 15 ml. dan ketika di tetesi dengan
(NH4)2SO4 menghasilkan warna keruh dan terdaapat endapan kekuningan.
H. Pembahasan
UJI WARNA
1. Uji biuret
Pada uji biuret , Reagen biuret berfungsi untuk menguji kandungan protein dalam suatu
zat (makanan) apabila setelah ditetesi biuret, makanan/sari makanan yang mengandung
protein akan berubah menjadi berwarna ungu.
Dalam praktikum yang telah di lakukan , albumin telur bebekyang telah di beri NaOH 10
% warna menunjukan tetap kuning dengan endapan putih. Endapan putih tersebut merupakan
reaksi antara NaOH dengan albumin telur. Penambahan larutan NaOH pada larutan protein
tersebut yaitu sebagai katalis yang berfungsi untuk menghancurkan atau memecahkan
protein.Dan ketika di berikan CuSO4 1 % menghasilkan warna ungu. Hal ini menunjukan
bahawa albumin telur mengandung protein. Langkah praktikum kedua dengan bahan albumin
telur puyuh yang di tetesi dengan NaOH 10 % . Penambahan larutan NaOH pada larutan
protein tersebut yaitu sebagai katalis yang berfungsi untuk menghancurkan atau memecahkan
protein. Dan di berikan CuSO4 1 % menghasilkan warna ungu tua. Hal ini menunjukan
bahwa dalam albumin telur puyuh mengandung protein .
Pada albumin telur ayam yang ditetesi tetesi dengan NaOH 10 % menghasilkan warna
putih tulang sebagai bentuk reaksi dengan NaOH dan di berikan CuSO4 1 % menghasilkan
warna ungu.Dan terdapat endapan bening di bagian permukaan. Endapan tersebut adalah telur
ayam yang belum mengalami penggumpalan. Dan reaksi yang menunjukan warna ungu,
berarti dalam albumin telur ayam mengandung protein. Hal ini sesuai teori bahwa protein
akan bereaksi dengan uji biuret dan menghasilkan warna ungu.
Larutan CuSo4 yang bersifat basa bereaksi dengan polipeptida, sedangkan polipeptida
merupakan penyusun protein. Yang menandakan adanya protein yaitu terdapat ikatan peptida
yang lebih banyak, hal itu terbukti saat penambahan larutan CuSo4 dan dikocok larutan tetap
berwarna ungu yang menandakan bahwa ikatan peptidanya kuat, karena apabila ikatan
peptidanya lemah saat larutan protein ditambahkan larutan CuSo4, warna ungunya akan
memudar saat dikocok.Uji Biuret digunakan untuk membuktikan adanya peptida pada larutan
protein albumin. Dan dari hasil percobaan yang telah dilakukan terbukti adanya protein pada
larutan albumin.
Pada susu sapi yang telah di berikan NaOH 10% susu tetap berwarna putih. Dalam hal
ini NaOH berfungsi sebagai reaksi pengkatalis. Dan ketika di berikan CuSO4 susu sapi
menjadi berwarna ungu. Hal ini menunjukan bahwa dalam susu sapi terdapat protein. Ini
sesuai teori bahwa bahan yang mengandung protein akan berwarna ungu ketika di tetesi
dengan larutan biuret. Dan menimbulkan endapanbiru muda saat di tetesi CuSo4.Iini
merupakan reaksi pertama ketika di tetesi CuSO4 , dan semakin lama menjadi ungu.
Pada susu kedelai yang telah di teteskan NaOH 10% menghasilkan warna putih. Ini
merupakan proses reaksi pengkatalisan sehingga tidak menimbulkan warna baru. . Dan
ketika di tetesi dengan CuSO4 menjadi berwarna abu-abu muda. Dalam percobaan di ketahui
bahwa susu kedelai tidak mengandung protein. Karena protein akan berwarna ungu apabila
ditetesi biuret. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang sudah ada, bahawa dalam 100 gram
kedelai terdapat 3,5 gram protein . Kesalahan pada saat melakukan praktikum , menjadi
penyebab ketidak akuratan data. Terlebih ketika memasukan larutan CuSO4 kedalam tabung
reaksi yang terlalu tergesa-gesa, sehingga pada saat pengamatan di dapatkan hasil yang tidak
sesuai dengan teori.
Pada susu kambing yang telah di teteskan NaOH 10% menghasilkan warna putih. Ini
merupakan proses reaksi pengkatalisan sehingga tidak menimbulkan warna baru. . Dan
ketika di tetesi dengan CuSO4 menjadi berwarna biru muda. Dalam percobaan dapat
dikatakan bahwa susu kambing tidak sesuai dengan teori yang ada. Karena dalam teori setiap
100 ml susu kambing mengandung 33 gram protein dan hampir serupa dengan kandungan
protein dalam susu sapi. Kesalahan terdapat pada saat percobaan. Yakni terlalu tergesa-gesa
pada saat penetesan larutan CuSO4 sehingga perubahan warnanya kurang bisa dapat di lihat
dengan benar.
Percobaan selanjutnya pada urea. Urea yang telah di teteskan NaOH 10% menghasilkan
warna putih. Ini merupakan proses reaksi pengkatalisan sehingga tidak menimbulkan warna
baru. . Dan ketika di tetesi dengan CuSO4 warna urea menjadi berwarna bening. Hal ini
menunjuklan bahwa dalam urea tidak terdapat protein. Sehingga tidak terdapat ikatan peptida.
Warna tidak berubah karena ion Cu2+ bebas alias tidak berikatan. Ketika 2 asam amino
diposisikan sedemikian rupa sehingga gugus karboksil dari suatu asam amino berdekatan
dengan gugus amino dari asam amino yang lain, suatu enzim akan dapat menyatukan kedua
asam amino itu melalui reaksi dehidrasi. Ikatan kovalen yang dihasilkannya disebut ikatan
peptida. Jika dilakukan berulang-ulang , proses ini akan menghasilkan polipeptida. Ion Cu2+
dari preaksi Biuret dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatn
peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet.
Pada pepton, yang di beri NaOH 10% menghasilkan warna putih bening. Ini merupakan
proses reaksi pengkatalisan sehingga tidak menimbulkan warna baru. Dan ketika di tetesi
dengan CuSO4 warna tetap bening. Hal ini menunjukan bahwa dalam larutan pepton tidak
mengandung protein . dalam hasil percobaan ini , dapat di ketahui bahwa ada kesalahan dalam
melaksanakan prosedur kerja. Karena pepton meurupakan hasil hidrolisis dari protein.
Seharusnya pepton akan berwarna ungu ketika di uji dengan uji biuret.
2. Uji Xantoprotein
3. Uji Xantoprotein
Uji xantoprotein merupakan uji untuk menentukan apakah suatu protein mengandung gh.
dan gugus benzena (cincin fenil). 20 jenis asam amino esensial dalam organisme kehidupan
yang mengandung gugus benzena ada tiga yaitu fenilalanin, triptofan dan tirosin. Maka uji
xantoprotein ini hanya positif jika asam amino tirosin, triptofan dan fenil alanin ditambahkan
asam nitrat pekat terbentuk endapan putih dan berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan.
Albumin telur ayam yang di beri larutan HNO3 warrna putih dan terdapat gumpalan
berwarna putih . dan ketika di panaskan warna berubah menjadi berwarna kuning dan terjadi
penggumpalan. Dari hasil percobaan dapat di katakan bahwa albumin telur ayam mengandung
protein . karena uji xantoprotein yang positif akan menghasilkan warna kuning. Gumpalan
pada albumin terjadi karena albumin terkena panas.
Pada albumin telur bebek, pada saat di berikan HNO3 terdapat gumpalan berwarna putih.
Dan pada saat di panaskan muncul warna kuning dengan warna yang lebih terang dari pada
warna kuning pada percobaan albumin ayam. hal ini menandakan dalam albumin telur bebek
mengandung protein. Dalam teori , telur bebek lebih banyak mengandung protein daripada
telur ayam . protein pada telur ayam kurang lebih sebanyak 12,1 gram sedangkan pada telur
bebek 13,3 gram (dari satu butir telur).
Pada telur puyuh yang di beri HNO3 terdapat gumpalan putih, dan ketika di panaskan
menggumpal menjadi warna kuning muda. Dan hal ini menunjukan bahwa dalam telur puyuh
mengandung protein. Karena protein yang di uji dengan uji xantoprotein akan menghasilkan
warna kuning. Dan perbandingan kandungan protein pada telur ayam, bebek dan puyuh,
protein terbesar terdapat pada telur puyuh.
4. Uji Hopekins Cole
Uji hopekins cole merupakan pereaksi yang dapat bereaksi dengan larutan protein yang
mengandung triptofan dikarenakan kandungan asam glioksilat (HCOO-CHO). Pereaksi ini
dibuat dari asam oksalat dengan serbuk mangnesium dalam air. Setelah dicampur dengan
pereaksi Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan
di bawah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara
kedua lapisan tersebut. Karena triptofan merupakan satu-satunya asam amino yang
mengandung cincin indol, maka uji ini dipakai untuk identifikasi larutan asam amino triptofan
dan protein yang mengandung asam amino triptofan. Cincin ungu yang tampak pada bidang
batas antara kedua cairan adalah hasil kondensasi triptofan dengan gugus aldehida dari asam
glioksilat dalam suasana asam sulfat.
Uji hopekins cole yang pertama menggunakan bahan uji pepton. Pepton yang di berkan
hopekins cole berwarna Putih dan berbentuk cair. Dan ketika di berikan asam sulfat , tidak
terdapat cincin ungu. Hal ini di karenakan kesalahan dalam pemberian asam sulfat. Asam
sulfat yang seharusnya di berikan adalah asam sulfat pekat. Dalam praktikum menggunakan
asam sulfat encer. Pada teori, cincin ungu akan terbentuk ketika pengujian dilakukan pada
protein dan turunannya. Pepton merupakan hasil dari pengubahan protein dengan enzim
pepsisn dan berguna dalam system pencernaan. Sehingga apabila di lihat dari teori, pepton
yang di uji dengan uji hopekins cole akan mempunyai cincin ungu.
Ui hopekins cole yang kedua adalah dengan gelatin. Pada gelatin yang di berikan
hopekins cole menjadi warna putih dan cair. Setelah di berikan asam sulfat encer, tidak
menunjukan cincin ungu. Gelatin sendiri merupakan campuran antara peptida dengan protein
yang diperoleh dari hidrolisis kolagen yang secara alami terdapat pada tulang atau kulit
binatang.Gelatin adalah asam amino esensial yang tidak mengandung triptofan. Sehingga
tidak menghasilkan cincin ungu
Uji yang selanjutnya pada bahan triptofan. Pada triptofan, ketika diberikan asam sulfat
tidak menunjukan adanya cincin ungu. Pada teori, uji hopekins cole merupakan uji bahan
dengan kandungan triptofan di dalamnya. Dan ketika di berikan triptofan , seharusnya akan
Nampak cincin ungu. Kesalahan ini terdapat dalam pemberian asam sulfat. Asam sulfat yang
di gunakan seharusnya adalah asam sulfat pekat, bukan asam sulfat encer seperti dalam
praktikum.
Uji yang selanjutnya adalah pada albumin telur ayam, albumin telur bebek dan albumin
telur puyuh. Pada masing-masing albumin, ketika di berikan hopekins cole berwarna putih
dan berbentuk cair. Dan ketika di tetesi dengan asam sulfat encer tidak menunjukan adanya
cincin ungu. Albumin sendiri merupakan protein dan di dalamnya terdapat triptofan. Sehingga
ketika di berikan asam sulfat seharusnya akan terbentuk cincin ungu. Kesalahan terdapat pada
pemberian asam sulfat. Asam sulfat yang di gunakan adalah asam sulfat encer. Dan asam
sulfat yang seharusnya di gunakan adalah asam sulfat pekat.
Uji sakaghuci
Uji sakaguchi adalah pengujian
top related