laporan praktikum farmasi
Post on 03-Apr-2018
2.169 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
1/61
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Farmasi Kedokteran (IFK) adalah ilmu yang mempelajari tentang peresepan
obat secara rasional yaitu meliputi : pemberian obat yang tepat, pada pasien yang tepat,
dengan bentuk sediaan obat yang tepat, dosis obat yang tepat, waktu minum obat yang
tepat. Cara pemberian obat yang tepat. Jalur pemakaian obat yang meliputi secara oral,
rektal dan parenteral serta yang lainnya harus ditentukan dan ditetapkan sebagai petunjuk
tentang dosis-dosis yang dianjurkan bagi pasien dalam berbagai umur, berat dan status
penyakitnya serta teknik penggunaannya atau petunjuk pemakaiannya.
Bentuk sediaan dan cara pemberian merupakan penentu dalam memaksimalkan
proses absorbsi obat oleh tubuh karena keduanya sangat menentukan efek biologis suatu
obat sepertu absorbsi, kecepatan absorbsi dan bioavailabilitas (total obat yang diserap),
cepat atau lambatnya obat mulai bekerja (onset of action), lamanya obat bekerja (duration
of action), intensitas kerja obat, respons farmakologik yang dicapai serta dosis yang tepat
untuk memberikan respon tertentu. Setiap cat pemberian obat memiliki keuntungan dan
kerugian masing-masing yang dimana tujuannya obat dapat mencapai reseptor kerja yang
diinginkan setelah diberikan melalui rute tertentu yang nyaman dan aman.
B. Tujuan1. Display berbagai bentuk sediaan obat topikal
Mengetahui berbagai bentuk sediaan obat topikalMengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing sediaanMengetahui dasar pemilihan bentuk sediaan obat topikal
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
2/61
2. Membuat larutan KMnO4 0,02% dan 0,01% sebanyak 50 CC dari larutan indukKMnO4 1%
Mampu menjelaskan maksud dan tujuan pembuatan sediaan obat cair Mampu menjelaskan alasan pemilihan bentuk obat cair untuk penggunaan
topikal ditinjau dari segi pasien, lokasi yang diobati dan tujuan pengobatan
Mampu membuat bentuk obat racikan dari bentuk sediaan obat cair yangmasih lazim digunakan
Menjelaskan keuntungan dan kerugian bentuk sediaan obat cairdibandingkan sediaan obat lain (padat/ padat)
3. Membuat salep 2-4 dan salep AAV-1 Mampu menjelaskan maksud dan tujuan pembuatan obat setengah padat
untuk penggunaan topikal
Menjelaskan keuntungan dan kerugian bentuk sediaan obat setengah padatdibandingkan dengan bentuk sediaan obat lain (padat/cair)
Mampu membuat obat bentuk sediaan obat setengah padat racikan yangmasih lazim digunakan.
4. Untuk mengetahui interaksi obat jadi dengan bahan aktif obat yang menyebabkankrim pecah
5. Untuk mengetahui interaksi obat yang menyebabkan cream berubah warna6. Daya sebar krim untuk menentukan jumlah obat yang diaplikasikan
Mengetahui daya sebar berbagai sediaan obat topikal dan aplikasinya Mengetahui jumlah obat topikal yang diperlukan sesuai luas lesi dan bentuk
sediaan obat topikal
C. Alat dan Bahan1. Display berbagai bentuk sediaan obat topikal
berbagai macam bentuk sediaan seperti selep, krim, gel, lotio, bedak, pasta Display :
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
3/61
a. Sediaan padat- Kristal KmnO4- Bedak salisil 1%, 2%
b. Sediaan Cair- Solusio KmnO4 1:5.000 dan 1:10.000- Lotio Kummerfeldi- Bedak kocok
c. Sediaan semisolid/setengah padat- Krim hidrokortison 1%, 2,5%- Salep 2-4- Salep gentamisin- Salep iktiol- Bioplacenton gel- Pasta lassari- Krim untukDiaper rash
2. Membuat larutan KMnO4 0,02% dan 0,01% sebanyak 50 CC dari larutan indukKMnO
41%
Spuit, gelas ukur, Erlenmeyer/bekerglas, alcohol, aquadest, botol 50cc,Serbet
3. Membuat salep 2-4 dan salep AAV-1 Salep 2-4 :
- Asam Salisilat 200 mg- Sulfur Praecipitatum 400 mg- Vaselin flavum ad 10
Salep AAV -1 :- Asam Salisilat 3%- Asam Benzoat 6%- Vaselin Album ad 10
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
4/61
4. Interaksi obat jadi dengan bahan aktif obat yang menyebabkan krim pecah Esperson Cream 5 gram Asam Salisilat 5% dari 5gram
5. Interaksi obat yang menyebabkan cream berubah warna Formico Cream 5 gram Asam Salisilat 2% dari 5 gram
6. Daya sebar krim untuk menentukan jumlah obat yang diaplikasikan krim Mycronozale alkohol 70% 2 buah kaca dengan ukuran diameter Penggaris untuk mengukur hasil
D. Cara Kerja1. Display berbagai bentuk sediaan obat topikal
Mencatat berbagai macam dari sediaan obat topikal seperti : nama, bentuksediaan, konsentrasi,komposisi
Lalu foto berbagai macam bentuk sediaan topikal sebagai lampiran2. Membuat larutan KMnO4 0,02% dan 0,01% sebanyak 50 CC dari larutan induk
KMnO4 1%
Larutan PK 10% = 100 mg dalam 100 mL
Pengenceran 1 = ambil 1 mL larutan PK 10% + 9 mL aquadest menjadilarutan PK 1%
Pengenceran 2 = ambil 1 mL larutan PK 1% + 9 mL aquadest menjadilarutan PK 0,01%
Ambil 1 mL larutan PK 0,01% + 9 mL aquadest Amati perubahan warna dari tiap pengenceran larutan PK
3. Membuat salep 2-4 dan salep AAV-1 Salep 2-4
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
5/61
1. Timbang semua bahan-bahan2. Masukan vaselin flavum ad 10 kedalam mortir3. Masukan asam salisilat 200 mg4. Masukan sulfur praecipitatum 400 mg5. Kemudian, aduk hingga homogen dan masukan kedalam pot plastik
Salep AAV-11. Timbang semua bahan-bahan2. Masukan Vaselin Album ad 10 kedalam mortir3. Masukan Asam Benzoat 6%4. Masukan Asam Salisilat 3%5. Kemudian, aduk hingga homogen dan masukan kedalam pot plastik
4. Interaksi obat jadi dengan bahan aktif obat yang menyebabkan krim pecah1) Masukan Esperson Cream 5 gram dengan Asam Salisilat 5% dari 5 gram
kedalam mortir.
2) Masukan acidum salicylicum 100 mg (2%), kemudian ditambahkan sedikitdemi sedikit ke dalam mortir sambil diaduk rata dengan stamper
3) Amati dan catat perubahan yang terjadi pada sediaan obat tersebut.5. Interaksi obat yang menyebabkan cream berubah warna
1) Masukan Formico Cream 5 gram dengan Asam Salisilat 2% dari 5 gramkedalam mortir
2) Masukan acidum salicylicum 100mg (2%), kemudian ditambahkan sedikitdemi sedikit ke dalam mortir sambil diaduk rata dengan stamper
3) Lihat interaksi cream berubah warna yang terjadi dalam 1/2 hari4) Catatan : Jika dalam 1/2 hari Formico Cream berubah warna, itu berarti telah
terjadi interaksi
6. Daya sebar krim untuk menentukan jumlah obat yang diaplikasikan1) Masukan krim ditengah kaca yang telah disiapkan2) Tindih dengan satu kaca lain yang berukuran sama3) Kemudian, tindih kaca tersebut dengan alkohol 70%, tunggu 2 menit
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
6/61
4) Lalu, ukur daya sebar krim pada kaca dengan penggaris5) Setelah itu, catat hasil6) Bandingkan dengan hasil kelompok lain (krim hidrokortison, krim formico)
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
7/61
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. INFORMASI UMUM OBATObat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi.
Penggolongan Obat
Obat dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu :
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep
dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan
garis tepi berwarna hitam. Contoh : Parasetamol
2. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih
dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan.Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan
garis tepi berwarna hitam. Contoh : CTM
3. Obat Keras dan Psikotropika
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter.
Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan
garis tepi berwarna hitam. Contoh : Asam Mefenamat
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh : Diazepam,
Phenobarbital
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
8/61
4. Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
menimbulkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin
Sebelum menggunakan obat, termasuk obat bebas dan bebas terbatas harus
diketahui sifat dan cara pemakaiannya agar penggunaannya tepat dan aman. Informasi
tersebut dapat diperbolehkan dari etiket atau brosur pada kemasan obat bebas dan bebas
terbatas.
Obat topikal terdiri dari vehikulum (bahan pembawa) dan zat aktif. Saat ini,
banyaknya sediaan topikal yang tersedia ditujukan untuk mendapat efikasi maksimal zat
aktif obat dan menyediakan alternatif pilihan bentuk sediaan yang terbaik. Obat topikal
merupakan salah satu bentuk obat yang sering dipakai dalam terapi dermatologi.
Definisi topikal
Kata topikal berasal dari bahasa Yunani topikos yang artinya berkaitan dengan
daerah permukaan tertentu. Dalam literatur lain disebutkan kata topikal berasal dari kata
topos yang berarti lokasi atau tempat. Secara luas obat topikal didefinisikan sebagai obat
yang dipakai di tempat lesi.
Obat topikal adalah obat yang mengandung dua komponen dasar yaitu zat pembawa
(vehikulum) dan zat aktif. Zat aktif merupakan komponen bahan topikal yang memiliki
efek terapeutik, sedangkan zat pembawa adalah bagian inaktif dari sediaan topikal dapat
berbentuk cair atau padat yang membawa bahan aktif berkontak dengan kulit. Idealnya zat
pembawa mudah dioleskan, mudah dibersihkan, tidak mengiritasi serta menyenangkan
secara kosmetik. Selain itu, bahan aktif harus berada di dalam zat pembawa dan kemudian
mudah dilepaskan. Untuk mendapatkan sifat zat pembawa yang demikian, maka
ditambahkanlah bahan atau unsur senyawa tertentu yang berperan dalam memaksimalkan
fungsi dari zat pembawa.
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
9/61
Secara umum, zat pembawa dibagi atas 3 kelompok, cairan, bedak, dan salep.
Ketiga pembagian tersebut merupakan bentuk dasar zat pembawa yang disebut juga
sebagai bentuk monofase. Kombinasi bentuk monofase ini berupa krim, pasta, bedakkocok dan pasta pendingin.
Cairan
Cairan adalah bahan pembawa dengan komposisi air. Jika bahan pelarutnya murni
air disebut sebagai solusio. Jika bahan pelarutnya alkohol, eter, atau kloroform disebut
tingtura. Cairan digunakan sebagai kompres dan antiseptik. Bahan aktif yang dipakai
dalam kompres biasanya bersifat astringen dan antimikroba.
Indikasi cairan
Penggunaan kompres terutama kompres terbuka dilakukan pada:
a. Dermatitis eksudatif; pada dermatitis akut atau kronik yang mengalami eksaserbasi.b. Infeksi kulit akut dengan eritema yang mencolok. Efek kompres terbuka ditujukan
untuk vasokontriksi yang berarti mengurangi eritema seperti eritema pada erisipelas.
c. Ulkus yang kotor: ditujukan untuk mengangkat pus atau krusta sehingga ulkusmenjadi bersih.
Bedak
Merupakan sediaan topikal berbentuk padat terdiri atas talcum venetum danoxydum zincicum dalam komposisi yang sama. Bedak memberikan efek sangat superfi
sial karena tidak melekat erat sehingga hampir tidak mempunyai daya penetrasi.
Oxydum zincicum merupakan suatu bubuk halus berwarna putih bersifat hidrofob.
Talcum venetum merupakan suatu magnesiumvpolisilikat murni, sangat ringan. Dua
bahan inidipakai sebagai komponen bedak, bedak kocok dan pasta.
Indikasi bedak
Bedak dipakai pada daerah yang luas, pada daerah lipatan.
Salep
Salep merupakan sediaan semisolid berbahan dasar lemak ditujukan untuk kulit
dan mukosa. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok
yaitu: dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang bisa dicuci
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
10/61
dengan air dan dasar salep yang larut dalam air. Setiap bahan salep menggunakan salah
satu dasar salep tersebut.
Indikasi salep
Salep dipakai untuk dermatosis yang kering dan tebal (proses kronik), termasuk
likenifi kasi, hiperkeratosis. Dermatosis dengan skuama berlapis, pada ulkus yang telah
bersih.
Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Formulasi krim ada
dua, yaitu sebagai emulsi air dalam minyak (W/O), misalnya cold cream, dan minyakdalam air (O/W), misalnya vanishing cream
Krim memiliki kelebihan dibandingkan salep karena nyaman, dapat dipakai di
daerah lipatan dan kulit berambut.
Indikasi krim
Krim dipakai pada lesi kering dan superfi sial, lesi pada rambut, daerah
intertriginosa
Pasta
Pasta ialah campuran salep dan bedak sehingga komponen pasta terdiri dari bahan
untuk salep misalnya vaselin dan bahan bedak seperti talcum, oxydum zincicum. Pasta
merupakan salep padat, kaku yang tidak meleleh pada suhu tubuh dan berfungsi sebagai
lapisan pelindung pada bagian yang diolesi.
Efek pasta lebih melekat dibandingkan salep, mempunyai daya penetrasi dan daya
maserasi lebih rendah dari salep.
Indikasi pasta
Pasta digunakan untuk lesi akut dan superfisial.
Bedak kocok
Bedak kocok adalah suatu campuran air yang di dalamnya ditambahkan komponen
bedak dengan bahan perekat seperti gliserin. Bedak kocok ini ditujukan agar zat aktif
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
11/61
dapat diaplikasikan secara luas di atas permukaan kulit dan berkontak lebih lama dari pada
bentuk sediaan bedak serta berpenetrasi kelapisan kulit.
Indikasi bedak kocok
Bedak kocok dipakai pada lesi yang kering, luas dan superfi sial seperti miliaria.
Gel
Gel merupakan sediaan setengah padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel organik dan anorganik. Gel dikelompokkan ke dalam gel fase tunggal dan fase
ganda. Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar dalam suatu
cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul besar yang
terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik (misalnyakarbomer) atau dari gom alam (seperti tragakan).
Karbomer membuat gel menjadi sangat jernih dan halus. Gel fase ganda yaitu gel
yang terdiri dari jaringan partikel yang terpisah misalnya gel alumunium hidroksida. Gel
ini merupakan suatu suspensi yang terdiri dari alumunium hidroksida yang tidak larut dan
alumunium oksida hidrat. Sediaan ini berbentuk kental, berwarna putih, yang efektif untuk
menetralkan asam klorida dalam lambung.
Gel segera mencair jika berkontak dengan kulit dan membentuk satu lapisan.
Absorpsi pada kulit lebih baik daripada krim. Gel juga baik dipakai pada lesi di kulit yang
berambut.
Berdasarkan sifat dan komposisinya, sediaan gel memilliki keistimewaan:
a. Mampu berpenetrasi lebih jauh dari krim.
b. Sangat baik dipakai untuk area berambut.
c. Disukai secara kosmetika.
Jelly
Jelly merupakan dasar sediaan yang larut dalam air, terbuat dari getah alami seperti
tragakan, pektin, alginate, borak gliserin.
Losion
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
12/61
Losion merupakan sediaan yang terdiri dari komponen obat tidak dapat larut
terdispersi dalam cairan dengan konsentrasi mencapai 20%. Komponen yang tidak
tergabung ini menyebabkan dalam pemakaian losion dikocok terlebih dahulu. Pemakaianlosion meninggalkan rasa dingin oleh karena evaporasi komponen air.
Beberapa keistimewaan losion, yaitu mudah diaplikasikan, tersebar rata, favorit
pada anak. Contoh losion yang tersedia seperti losion calamin, losion steroid, losion
faberi.
Tanggal KadaluarsaTanggal kadaluarsa menunjukkan bahwa sampai dengan tanggal yang dimaksud,
mutu dan kemurnian obat dijamin masih tetap memenuhi syarat. Tanggal kadaluarsabiasanya dinyatakan dalam bulan dan tahun. Obat rusak merupakan obat yang mengalami
perubahan mutu, seperti :
1. Tablet
Terjadinya perubahan warna, bau atau rasa Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang, sumbing, pecah, retak dan atau
terdapat benda asing, jadi bubuk dan lembab.
Kaleng atau botol rusak2. Tablet salut
Pecah-pecah, terjadi perubahan warna Basah dan lengket satu dengan lainnya Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik
3. Kapsul
Perubahan warna isi kapsul Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu sama lain
4. Cairan
Menjadi keruh atau timbul endapan Konsistensi berubah Warna atau rasa berubah Botol plastik rusak atau bocor
5. Salep
Warna berubah
Pot atau tube rusak atau bocor Bau berubah
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung komponen air dan
komponen minyak dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Komponen dalam krim terdiri
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
13/61
dari basis krim, bahan aktif, humektan, antioksidan, dan pengawet. Ada dua tipe krim,
krim tipe minyak dalam air (M/A) dan tipe air dalam minyak (A/M). Krim tipe M/A
(vanishing cream) adalah suatu krim yang dibuat dengan mendispersikan komponenminyak ke dalam komponen air, sifatnya mudah dicuci dengan air, jika digunakan pada
kulit, maka akan terjadi penguapan dan peningkatan konsentrasi dari suatu obat yang larut
dalam air sehingga mendorong penyerapannya ke dalam jaringan kulit. Sedangkan tipe air
dalam minyak (A/M) suatu krim yang dibuat dengan mendispersikan komponen air ke
dalam komponen minyak, sifatnya sukar dicuci dengan air.
Sedangkan pengertian krim pelembab adalah suatu krim yang tujuan utamanya adalah
melembabkan kulit pemakainya. Pada umumnya untuk krim pelembab orang lebih
menyukai tipe A/M, karena penyebarannya lebih baik, walaupun sedikit berminyak tetapi
penguapan airnya dapat mengurangi rasa panas di kulit. Pada pembuatan krim digunakanzat pengemulsi, umumnya berupa surfaktan-surfaktan anionik, kationik, dan nonionik.
Untuk krim tipe A/M digunakan sabun polivalen, span, adeps lanae, cholesterol, cera.
Sedangkan untuk krim tipe M/A digunakan sabun monovalen (Triethanolaminum stearat,
Natrium stearat, Kalium stearat, Ammonium stearat); tween; natrium lauril sulfat; kuning
telur; gelatin; caseinum.
Uji pada krim
Pengujian yang dilakukan terhadap krim terdiri diri uji sifat fisik dan uji mikrobiologi.
a. Uji Sifat Fisik
1) Viskositas
Pengujian viskositas dilakukan untuk mengetahui besarnya tahanan suatu cairan
untuk mengalir. Makin tinggi viskositas, makin besar tahanannya (Martin et.al, 1993).
2) Daya sebar
Dilakukan untuk mengetahui kecepatan penyebaran krim pada kulit yang sedangdiobati dan untuk mengetahui kelunakan dari sediaan tersebut untuk dioleskan pada kulit.
3) Daya lekat
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
14/61
Pengujian tehadap daya lekat dilakukan untuk mengetahui kemampuan
krim melekat pada kulit.
4) Pengukuran pH sediaan.
Digunakan untuk mengetahui pH krim apakah sesuai dengan pH kulit.
5) Uji mikrobiologi.
Untuk mengetahui besarnya pelepasan zat aktif untuk menghambat pertumbuhan
bakteri dengan cara mengukur diameter hambatan pertumbuhan bakteri.
KONTROL KUALITAS SALEP
1. Pemeriksaan kestabilan fisik,2. Sediaan salep diamati secara organoleptis untuk mengetahui homogenitas, warna dan
bau setiap minggu selama delapan minggu pada suhu kamar.
3. Uji pelepasan obat, sesuai kadar obatnya4. Uji proteksi(warna)5. Uji daya lekat6. Uji menyebar
Salep 2-4 dapat digunakan untuk pengobatan Skabies. Salep 2-4 (salep salisil
sulfur), yaitu campuran antara asam salisilat dan belerang (sulfur) 5-10%. Asam salisilat
untuk merusak terowongan dan belerang digunakan membunuh tungaunya.
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
15/61
2.1 Sediaan Topikal
Sediaan topikal adalah sediaan yang penggunaannya pada kulit dengan tujuan
untuk menghasilkan efek lokal, contoh : lotio, salep, dan krim.
Lotio merupakan preparat cair yang dimaksudkan untuk pemakaian pada bagian
luar kulit. Pada umumnya pembawa dari lotio adalah air. lotio dimaksudkan untuk
digunakan pada kulit sebagai pelindung atau untuk obat karena sifat bahan-bahannya.
Kecairannya memungkinkan pemakaian yang merata dan cepat pada permukaan kulit.
Setelah pemakaian, lotio akan segera kering dan meninggalkan lapisan tipis dari
komponen obat pada permukaan kulit. Fase terdispersi pada lotio cenderung untuk
memisahkan diri dari pembawanya bila didiamkan sehingga lotio harus dikocok kuat
setiap akan digunakan supaya bahan-bahan yang telah memisah terdispersi kembali.
(Ansel, 1989)
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai
obat luar. Bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.
Salep tidak boleh berbau tengik. Menurut pemikiran modern salep adalah sediaan
semipadat untuk pemakaian pada kulit dengan atau tanpa penggosokan. Oleh karena itu
salep dapat terdiri dari substansi berminyak atau terdiri dari emulsi lemak atau lilin yang
mengandung air dalam proporsi relatif tinggi. (Anief, 1999)
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
16/61
2.2. Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Krim mempunyai
konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam
air. Sekarang batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi
minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai
panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air.
Prinsip pembuatan krim adalah berdasarkan proses penyabunan (safonifikasi) dari
suatu asam lemak tinggi dengan suatu basa dan dikerjakan dalam suasana panas yaitu
temperatur 700- 80
0C. (Dirjen POM,1995).
Krim merupakan obat yang digunakan sebagai obat luar yang dioleskan ke bagian
kulit badan. Obat luar adalah obat yang pemakaiannya tidak melalui mulut, kerongkongan,
dan ke arah lambung. Menurut defenisi tersebut yang termasuk obat luar adalah obat luka,
obat kulit, obat hidung, obat mata, obat tetes telinga, obat wasir dan sebagainya. ( Anief,
1999 ).
Ada beberapa tipe krim seperti emulsi, air terdispersi dalam minyak (A/M) dan
emulsi minyak terdispersi dalam air (M/A). sebagai pengemulsi dapat digunakan surfaktan
anionik, kationik dan non anionik. Untuk krim tipe A/M digunakan : sabun monovalen,
tween, natrium laurylsulfat, emulgidum dan lain-lain. Krim tipe M/A mudah dicuci.
(Anief,1994).
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
17/61
Dalam pembuatan krim diperlukan suatu bahan dasar. Bahan dasar yang digunakan
harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Kualitas dasar krim yang diharapkan
adalah sebagai berikut :
a. Stabilb. Lunakc. Mudah dipakaid. Dasar krim yang cocoke. Terdistribusi merata
Fungsi krim adalah:
a. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulitb. Sebagai bahan pelumas bagi kulitc. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak langsung dengan zat-zat
berbahaya. (anief,1999)
2.3 Obat Kulit
Obat kulit yang umum digunakan mengandung obat-obat golongan antibiotika,
kortikosteroid, antiseptik lokal, antifungi dan lain-lain. Obat topikal kulit dapat berupa
salep, krim, pasta dan obat cair. Pemilihan bentuk obat kulit topikal dipengaruhi jenis
kerusakan kulit, daya kerja yng dikehendaki, kondisi penderita, dan daerah kulit yang
diobati. Obat kulit topikal mengandung obat yang bekerja secara lokal. Tapi pada
beberapa keadaan, dapat juga bekerja pada lapisan kulit yang lebih dalam, misalnya pada
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
18/61
pengobatan penyakit kulit kronik dengan obat kulit topikal yang mengandung
kortikosteroid.
Kortikosteroid mencegah reaksi alergi, mengurangi peradangan, dan menghambat
pembelahan sel epidermis. Kortikosteriod secara topikal dapat mengganggu pertahanan
kulit alami terhadap infeksi sehingga dikombinasikan dengan obat antibiotika.
Obat kulit digunakan untuk mengatasi gangguan fungsi dan struktur kulit.
Gangguan fungsi struktur kulit dapat dibagi ke dalam tiga golongan, yaitu :
1. Kerusakan Kulit Akut : kerusakan yang masih baru dengan tanda bengkak, berdarah,melepuh, dan gatal.
2. Kerusakan Kulit Sub Akut : gangguan fungsi dan struktur kulit, yang telah terjadiantara 7-30 hari, dengan tanda-tanda antara lain bengkak yang makin parah dan sudah
mempengaruhi daerah sekelilingnya.
3.
Kerusakan Kulit Kronik : kerusakan yang telah lama terjadi dan hilang serta timbul
kembali, dari beberapa bulan sampai bertahun-tahun. Biasanya kulit menjadi tebal,
keras dan retak-retak. (Sartono, 1996).
Salah satu obat produksi dari PT. Kimia Farma (Persero)Tbk Plant Medan yang
digunakan melalui kulit adalah krim hidrokortison. Hidrokortison merupakan suatu
senyawa turunan dari kortikosteroid. Hidrokortison dalam bentuk krim biasanya
dikombinasikan dengan suatu asam, misalnya bila dikombinasikan dengan suatu asam
asetat maka nama dari sediaan tersebut adalah hidrokortison asetat.
Hidrokortison asetat (C23H32O6) digolongkan ke dalam obat antiinflamantori
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
19/61
analgesik yaitu obat untuk penyakit yang ditandai dengan adanya rasa nyeri, bengkak,
kekakuan, dan gangguan alat fungsi penggerak. (Anief,1996).
Untuk mengatasi gangguan fungsi dan struktur kulit, digunakan obat topikal yang
mengandung ob-obat seperti golongan antibiotika, kortikosteroid, antiseptik lokal,
Pemilihan bentuk obat topikal dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, parahnya
kerusakan kulit, daya kerja obat yang dikehendaki, kondisi penderita, dan daerah kulit
yang diobati. Biasanya obat topikal mengandung obat yang dimaksudkan untuk bekerja
pada lapisan kulit yang lebih dalam dari permukaan kulit, misalnya pada opengobatan
penyakit kulit kronik dengan obat topikal yang mengandung kortikosteroid.( Sartono,
1996)
2.4 Hidrokortison
Hidrokortison adalah golongan kortikosteroid yang mempunyai daya kerja
antialergi dan antiradang. Kortikosteroid bekerja dengan cara mencegah reaksi alergi,
mengurangi peradangan, dan menghambat sel epidermis.
Krim Hidrokortison dapat mengurangi radang, rasa gatal, dan rasa sakit pada
kulit.indikasi krim ini ,menekan reaksi radang pada kulit yang bukan diseba kulit 2-3 kali
sehari. ( Anief, 1996 )
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
20/61
2.4.1 Sifat Fisika Kimia
C
OCH2
OH
CH
2
OHO
H
CH
3
HH
O
Rumus molekul : C21H30O5
erat molekul : 362,47
Nama kimia : 11, 17, 21trihydroxypregn4 - ena3,20dion
Nama lain : Cortisol
Pemerian : Serbuk hablur/kristalin,Putih, Tidak berbau dan rasa pahit
Kelarutan : Sangat Sukar larut dalam air, dalam eter, agak sukar larut dalam aseton
dan dalam etanol, sukar larut dalam kloroform. (Dirjen POM,1995)
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
21/61
2.4.2. Pengujian Hidrokortison
2.4.2.1. Uji Kualitatif
Cara-cara pemeriksaan hidrokortison dapat dilakukan dengan metoda
spektrofotometri dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
a. Menggunakan metoda spektrofotometri
Hidrokortison dapat diidentifikasi dengan mengukur serapannya pada panjang
gelombang tertentu dengan alat spektrofotometri. Dalam pelarut metanol hidrokortison
akan memberikan serapan pada panjang gelombang maksimum 242 nm.
b. Menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Kromatografi merupakan teknik pemisahan senyawa-senyawa yang berwarna.
Cara ini pertama sekali dipaparkan pada tahun 1903 oleh Michael Tswett. Dalam
kromatografi, menggunakan dua fase yaitu fase tetap (fase diam atau stationary phase) dan
fase gerak (mobile phase), pemisahan senyawa tergantung daripada gerakan dari dua fase
ini.
Menurut farmakope Indonesia Ed. IV, lempeng yang dilapisi dapat dianggap
sebagai kolom kromatografi terbuka dan pemisahan yang tercapai dapat didasarkan pada
adsorbsi, partisi, atau kombinasi dari keduanya, tergantung dari jenis zat penyangga, cara
pembuatan dan jenis pelarut yang digunakan.
Campuran yang akan di kromatografi harus dilarutkan dalam pelarut yang agak
nonpolar untuk ditotolkan pada lapisan. Hampir segala macam pelarut dapat dipakai, tapi
yang terbaik yang bertitik didih 50-1000C. pelarut yang demikian mudah ditangani dan
mudah menguap dari lapisan. Larutan uji ditotolkan pada plat KLT diikuti dengan
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
22/61
penotolan larutan baku. Setelah dilakukan pengelusian, lapisan tersebut kemudian
disemprot dengan suatu pereaksi, yang akan menimbulkan bercak warna setelah bereaksi
dengan cuplikan. Maka noda larutan uji akan menunjukkan warna dan harga Rf yang sama
dengan noda larutan baku. (Gritter, 1991)
2.4.2.2Uji kuantitatifPengujian hidrokortison dapat dilakukan dengan secara Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi (KCKT). Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High
Perpormance Liquid Chromatography (HPLC) merupakan suatu tekhnis analisis obat yang
paling cepat berkembang. Cara ini ideal untuk analisis beragam obat dalam sediaan dan
cairan biologi karena sederhana dan kepekaannya tinggi. KCKT biasanya dilakukan pada
suhu kamar, jadi senyawa yang tidak tahan panas dapat ditangani dengan mudah.
Peralatan KCKT memiliki kepekaan yang sangat tinggi sehingga menghasilkan data yang
lebih akurat dan membutuhkan waktu yang tidak lama.
Kemajuan dalam tekhnologi kolom , sistem pompa tekanan tinggi, dan detektor
yang sensitif telah menyebabkan perubahan pada KCKT menjadi suatu sistem pemisahan
dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi.
KCKT digunakan untuk senyawa-senyawa tidak atsiri, berbobot molekul tinggi,
anorganik, tidak tahan panas dan lain sebagainya. Kepekaan dari peralatan KCKT sangat
tinggi sehingga menghasilkan data yang lebih akurat dan membutuhkan waktu yang tidak
lama. Cepatnya perkembangan KCKT didukung oleh perkembangan peralatan yang
handal dan kolom yang efisien. (Munson, 1991)
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
23/61
KCKT pada saat ini merupakan metode kromatografi cair paling akhir. Dalam
beberapa tahun terakhir ini tekhnologi KCKT dan pemakaiannya sangat berkembang,
walaupun membutuhkan biaya yang relatif tidak sedikit tapi saat ini merupakan suatu
tekhnik yang banyak digunakan pada perusahaan obat. Diantaranya adalah PT. Kimia
Farma (persero) Tbk. Plant Medan.
KCKT merupakan salah satu metode yang mempunyai banyak keuntungan,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Cepat ; untuk analisis yang tidak rumit, dapat dicapai waktu analisis kurang dari 5menit.
2. Daya pisahnya baik ; kemampuan pelarut berinteraksi dengan fase diam dan fasegerak memberikan parameter pencapaian pemisahan yang dikehendaki.
3. Peka / detector unik ; detector yang dipakai adalah uv 254 nm yang dapatmendeteksi berbagai jenis senyawa dalam jumlah nanogram.
4. Kolom dapat dipakai kembali tetapi mutunya turun. Laju penurunan mutunyabergantung pada jenis cuplikan yang disuntikkan, kemurnian pelarut,dan jenis
pelarut yang dipakai.
5. Ideal untuk molekul besar dan ion. Mudah memperoleh kembali cuplikan ; karenadetector tidak merusak cuplikan. Pelarut dapat dihilangkan dengan penguapan .
(Johnson, 1991)
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
24/61
Pada dasarnya alat KCKT terdiri dari :
1. Sistem Pompa
Pompa harus tahan terhadap semua jenis pelarut, dapat mencapai tekanan sampai
6000 psi , harus bebas denyut, dan dapat menghantarkan aliran terukur 0,01 1,0 atau 0,1
- 20 ml/ menit. Selain itu, pompa harus mempunyai batas volume minimum sehingga
memungkinkan pergantian pelarut dengan cepat dan elusi landaian secara efisien. Laju
aliran biasanya dikendalikan dengan tombol pada pompa normal atau dengan
mikroprosesor pada pompa niaga yang lebih canggih. (Gritter,1991)
2. Tandon pelarut
Bahan tandon harus lembab terhadap fase gerak berair dan tidak berair. Sehingga
baja anti karat dan gelas menjadi pilihan. Baja anti karat jangan dipakai pada pelarut yang
mengandung ion halida dan jika tandon harus bertekanan, hindari penggunaan gelas. Daya
tampung tandon harus lebih dari 500 ml digunakan selama 4 jam untuk kecepatan alir 1
2 ml / menit. ( Munson, 1991)
3. Pipa
Pipa merupakan penyambung dari seluruh bagian sistem. Garis tengah dalam pipa
sebelum penyuntik tidak berpengaruh, hanya saja harus lembab, tahan tekanan dan mampu
dilewati pelarut dengan volume yang memadai. ( Munson, 1991 )
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
25/61
4. Penyuntik / Sistem penyuntik Cuplikan
Teknik penyuntikan harus dilakukan dengan cepat untuk mencapai ketelitian
maksimum pada analisis kuantitatif, yang terpenting adalah sistem harus dapat mengatasi
tekanan balik yang tinggi tanpa kehilangan terokan ( fase gerak ). Pada saat pengisian
terokan, terokan dialirkan melewati keluk dan kelebihannya dikeluarkan ke pembuang.
Pada saat penyuntikan, katup diputar sehingga fase gerak mengalir melewati keluk kolom.
( Munson, 1991 )
5. Kolom
Kolom merupakan jantung kromatograf, kebersihan atau kegagalan analisis
tergantung pada pilihan kolom dan kondisi kerja yang tepat. Dianjurkan untuk mamasang
penyaring 2 m dijalur antar penyuntik dan kolom, untuk menahan partikel yang dibawa
fase gerak atau terokan, hal ini dapat memperpanjang umur kolom. ( Munson, 1991 )
Kolom dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
a. Kolom analitik :garis tengah dalam 2-6mm. untuk kemasan makropartikel panjang kolom 50 -
100cm, untuk kemasan mikropartikel biasanya panjang kolomnya 10-30 cm.b. Kolom preparatif :
garis tengah 6 mm atau lebih panjang 25-100 cm. (Johnson,1991).
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
26/61
Pemilihan kolom yang dipakai untuk cuplikan yang sifatnya tidak dikenal
berdasarkan pada sifat kimia umum linarut, sifat kelarutan dan ukurannya. Kolom dapat
dikemas sendiri atau membeli kolom yang sudah dikemas. KCKT biasanya adalah UV 254
nm. Bila tanggapan detektor lebih lambat dari elusi sampel timbullah pelebaran pita yang
memperburuk pemisahan. Pemilihan detektor KCKT tergantung pada sifat sampel, fase
gerak dan kepekaan yang tinggi dicapai. ( Gritter, 1991 )
6. DetektorDetektor harus memberikan cuplikan , tanggapan yang dapat diramalkan ,
peka, hasil yang efisien dan tidak terpengarung oleh perubahan suhu atau komposisi fase
gerak. Detektor yang dipakai pada KCKT biasanya adalah UV 254 nm. Bila tanggapan
detektor lebih lambat dari elusi sampel timbullah pelebaran pita yang memperburuk
pemisahan. pemilihan detektor KCKT tergantung pada sifat sampel, fase gerak dan
kepekaan yang tinggi dicapai. ( Munson, 1991 )
6. Penguat Sinyal
Pada umumnya sinyal yang berasal dari detektor diperkuat terlebih dahulu
sebelum disampaikan pada alat perekam otomatik yang sesuai, biasanya berupa suatu
perekam potensiometrik. Dapat pula sinyal dikirimkan kepada suatu integrator digital
elektronik untuk mengukur luas puncak kromatogram secara otomatik. ( Munson, 1991 )
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
27/61
7. Perekam
Perekam merupakan salah satu dari bagian peralatan yang berfungsi merekam
atau menunjukkan hasil pemeriksaan suatu senyawa berupa peak (puncak).Dari daftar
tersebut, secara kualitatif kita dapat mengetahui senyawa apa yang diperiksa
(Munson,1991).
Dalam pemisahan suatu senyawa secara KCKT biasanya digunakan suatu
pelarut landaian yaitu pelarut yang dapat diubah-ubah kepolarannya sesuai dengan
kebutuhan.
Ada beberapa keuntungan jika digunakan pelarut landaian, diantaranya :
a. Waktu analisis keseluruhan dapat berkurangb. Daya pisah keseluruhan persatuan waktu campuran ditingkatkanc. Bentuk puncak diperbaiki (pembentukan ekor lebih kecil)d. Kepekaan efek ditingkatkan karena bentuk puncak kurang beragam.
Pada kromatografi cair, susunan pelarut atau fase gerak merupakan salah satu
perubahan yang mempengaruhi pemisahan. Berbagai macam pelarut dapat digunakan
dalam metode KCKT tetapi harus memenuhi beberapa kriteria berikut ini :
1. Murni tanpa cemaran2. Tidak bereaksi dengan kemasan3. Sesuai dengan detektor4. Dapat melarutkan cuplikan5. Mempunyai viskositas rendah
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
28/61
6. Mudah memperoleh kembali cuplikan7.
Harganya wajar. (johnson,1991).
Prinsip dari metode KCKT adalah :
Bila sampel telah dimasukkan dengan suatu penyuntik KCKT, maka akan dibawa melalui
kolom bersama suatu fase gerak akibat adanya tekanan dari pompa. Data yang dihasilkan
ditunjukkan berupa puncak oleh suatu perekam.
2.4.3 Pembuatan Krim Hidrokortison
2.4.3.1 Proses pembuatan krim dalam industri
Pencampuran dan pengadukan merupakan hal yang kritik dalam pembuatan
emulsi. pengadukan dengan kecepatan yang tinggi dapat memasukkan udara ke dalam
hasil, dan pengadukan yang lambat tidak membuat emulsi yang baik. Masalah itu terjadi
pada pembuatan dalam skala besar. pemasukan udara dapat terjadi pada waktu
pencampuran, homogenisasi atau penggilingan.
Pemasukan udara dapat dicegah tahap pertama mengemulsi bila fase satu
dimasukkan ke dalam fase lain dengan mencegah terjadinya penceburan dan pengaliran.
Sistem tertutup mencegah pemasukan udara pada waktu homogenisasi atau penggilingan,
dan bila krim dipindahkan ke tangki penyimpanan, bejana atau hopper dari mesin pengisi.
Proses yang dapat dilakukan antara lain :
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
29/61
a. Metode peleburan
Krim dibuat secara peleburan, obat dilarutkan dalam lemak atau malam yang
sedang melebur, atau dalam suatu komponen bahan pembawa, lalu dicampur dengan basis.
Masa yang meleleh dicampur sambil didinginkan sebab alkohol lemak, asam lemak dan
malam tidak membentuk larutan benar dengan vaselin dan minyak mineral, tetapi
mengkristal habis pelelehan bila temperatur turun.
b Pembuatan emulsi
Waktu, temperatur dan kerja mekanik merupakan tiga variabel dalam
pembuatan emulsi dalam sediaan setengah padat ketiga faktor tersebut saling
berhubungan dan perlu dikontrol sungguh sungguh bila batch dalam jumlah besar
dan kualitas yang tinggi dan akan dibuat ulangan.
Ketel tempat pembuatan harus bersih, sebab sisa batch sebelumnya dan
kontaminan asing dapat memberi efek yang berlawanan mengenai stabilitas dan
kualitas emulsi.
Pembuatan fase air dan minyak, Komponen minyak atau campuran lemak
dimasukkan ke dalam ketel terbungkus uap dan terbuat dari baja tak berkarat. Asam
stearat, setil alkohol dipilih yang terbentuk flake karena mudah dikerjakan. Vaselin
dituangkan dengan cara dilebur dulu, dituang dari drum tempatnya atau dipompa.
Memindahkan sejumlah besar vaselin dilakukan dengan pemanasan dalam drum baja
atau masukkan drum yang berisi vaselin dalam kamar panas ( 60062
0C). Vaselin
yang cair disaring dengan kain saringan untuk menghilangkan kotoran atau zat asing.
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
30/61
c Homogenisasi
Alat yang digunakan ialah roller mill, colloid mill, homogenizer tipe katup.
Dispersi yang seragam dari obat yang tak larut dalam basis maupun pengecilan ukuran
agregat lemak dilakukan dengan melalui homogenizer atau mill pada temperatur ( 300
400
). krim harus tahan terhadap gaya gesek yang timbul terhadap produk, maupun
akibat aksi mekanis dari alat pengisi. ( Anief, 1997 )
2.5 Evaluasi Mutu
2.5.1 Pemerian
Pemeriksaan dilakukan terhadap bentuk, warna, bau, dan suhu lebur. Menurut
Farmakope Indonesia Edisi IV pemerian untuk hidrokortison, yaitu serbuk hablur putih
sampai praktis putih, tidak berbau, dan melebur pada suhu 213oC disertai peruraian.
2.5.2 Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses
pembuatan krim bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan lain yang
diperlukan tercampur secara homogen. Persyaratannya harus homogen sehingga krim
yang dihasilkan mudah digunakan dan terdistribusi merata saat penggunaan pada kulit.
Alat yang digunakan untuk pengujian homogenitas ialah roller mill, colloid mill.
Homogenizer tipe katup. Dispersi yang seragam dari obat yang tidak larut dalam basis
maupun pengecilan ukuran agregat lemak dilakukan dengan melalui homogenizer atau
millpada temperatur 30-40oC. Krim harus tahan terhadap gaya gesek yang timbul akibat
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
31/61
pemindahan produk, maupun akibat aksi mekanis dari alat pengisi. (Anief, 1995).
2.5.3 Stabilitas
Tujuan pemeriksaan kestabilan obat adalah untuk menjamin bahwa setiap
batch obat yang didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun
sudah cukup lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan sebagai dasar
penentuan batas kadaluarsa, cara-cara penyimpanan yang perlu dicantumkan dalam label.
(Lachman, 1994).
Ketidakstabilan formulasi dapat dideteksi dengan pengamatan pada perubahan
penampilan fisik, warna, bau, rasa, dan tekstur dari formulasi tersebut, sedangkan
perubahan kimia yang terjadi hanya dapat dipastikan melalui analisis kimia. (Ansel,1989).
2.5.4 pH
Harga pH adalah harga yang ditunjukkan oleh pH meter yang telah dibakukan
dan mampu mengukur harga pH sampai 0,02 unit pH menggunakan elektroda indikator
yang peka terhadap aktivitas ion hidrogen, elektroda kaca, dan elektroda pembanding yang
sesuai seperti elektroda kalomel dan elektroda perak-perak klorida. Pengukuran dilakukan
pada suhu 250C, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi.
( Dirjen POM, 1995 )
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
32/61
2.5.5 Penetapan Kadar Zat Aktif
Penetapan kadar dapat dilakukan dengan cara Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi (KCKT). Krim hidrokortison mengandung hidrokortison Asetat tidak kurang dari
90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket. ( Dirjen, POM,
1995 )
2.5.6 Keseragaman Sediaan
Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan dua metode, yaitu keragaman
bobot atau keragaman kandungan. Persyaratan ini digunakan untuk sediaan yang
mengandung satu zat aktif dan sediaan yang mengandung dua atau lebih zat aktif.
Persyaratan keragaman bobot diterapkan pada produk yang mengandung zat
aktif 50mg atau lebih yang merupakan 50% atau lebih, dari bobot satuan sediaan.
Keseragaman dari zat aktif lain, jika dalam jumlah kecil ditetapkan dengan persyaratan
keseragaman kandungan.
Krim hidrokortison mengandung 2,5% zat aktif. Karena zat aktifnya kurang
dari 50% maka keseragaman sediaan ditentukan dengan keseragaman kandungan. (Dirjen
POM,1995).
Dasar Salep Hidrokarbon
http://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbon -
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
33/61
Dasar salep hidrokarbon ini dikenal sebagai dasar salep berlemak, bebas air, dimana
preparat berair mungkin dapat dicampurkan hanya dalam jumlah sedikit saja. Bila lebih,
akan susah bercampur. Salep ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak obat dengankulit dan bertindak sebagai pembalut/penutup. Dasar salep ini digunakan sebagai emoliendan sifatnya sukar dicuci, tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama.
Contoh : vaselin kuning dan putih, salep kuning dan putih, paraffin dan minyak mineral.
Vaselin kuning boleh digunakan untuk mata, sedangkan yang putih tidak boleh karenamasih mengandung H2SO4.
Vaselin Kuning/Flavum
Vaselin kuning adalah campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon setengah padat yang
diperoleh dari minyak bumi. Dapat mengandung zat penstabil yang sesuai. Pemerian :
massa seperti lemak, kekuningan hingga amber lemah; berfluoresensi sangat lemahwalaupun setelah melebur, dalam lapisan tipis transparan, tidak atau hampir tidak berbau
dan berasa. Kelarutan : tidak larut dalam air, mudah larut dalam benzena, dalam karbon
disulfida, dalam kloroform dan dalam minyak terpentin; larutdalam eter, dalam heksana,dan umumnya dalam minyak lemak dan minyak atsiri; praktis tidak larut dalam etanoldingin dan etanol panas dan dalam etanol mutlak dingin.
Vaselin Putih/Album
Vaselin putih adalah campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon setengah padat yangdiperoleh dari minyak bumi dan keseluruhan atau hampir keseluruhan dihilangkan
warnanya. Dapat mengandung zat penstabil yang sesuai. Pemerian : putih atau kekuningan
pucat, massa berminyak transparan dalam lapisan tipis setelah didinginkan pada suhu 0
derajat C. Kelarutan : tidak larut dalam air; mudah larut dalam benzena, dalam karbondisulfida, dalam kloroform, larut dalam heksana, dan dalam sebagian besar minyak lemak
dan minyak atsiri, sukar larut dalam etanol dingin dan etanol panas dan dalam etanol
mutlak dingin.
Parafin
Parafin adalah campuran hidrokarbon padat yang dimurnikan, yang diperoleh dari minyak
tanah. Pemerian : hablur tembus cahaya atau agak buram, tidak berwarna atau putih, tidak
berbau, tidak berasa, agak berminyak. Kelarutan : tidak larut dalam air dan dalam etanol,mudah larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak menguap, dalam hampir semua
jenis minyak lemak hangat, sukar larut dalam etanol mutlak.
http://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbon -
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
34/61
Salep Kuning
Tiap 1000 g mengandung 50 g lilin dan 950 g vaselin kuning. Lilin kuning adalah lilinyang dimurnikan yang dihasilkan dari sarang tawon (Apis mellifera). Lelehkan lilin
kuning dalam steam bath, tambahkan vaselin kuning, hangatkan hingga menjadi cair.
Hentikan pemanasan dan aduk campuran sampai mengental.
Salep putih
Tiap 1000 g mengandung 50 g lilin putih dan 950 g vaselin putih. Lilin putih adalah lilin
lebah murni yang diputihkan. Lelehkan lilin putih dalam steam bath, tambahkan vaselin
putih, hangatkan hingga menjadi cair. Hentikan pemanasan dan aduk campuran sampaimengental.
Minyak mineral
Minyak mineral adalah campuran hidrokarbon cair yang diperoleh dari minyak tanah.
Berguna untuk menggerus bahan yang tidak larut pada preparat salep dengan dasarberlemak. Dapat mengandung bahan penstabil yang sesuai.
Bentuk sediaan Obat Padat
Kapsul.Suatu bentuk sediaan obat yang dibungkus dalam cangkang (shell). Cangkang dibuat dari
gelatin, methyl celulosa maupun amylum. Bentuk kapsul bulat telur ataupun silinder
bersifat kenyal ataupun keras.
Tujuan sediaan kapsul menghilangkan bau obat dan menghilangkan rasa. Kapsul dapat
dipecah dalam lambung dan bisa juga dipecah dalam usus. Penyimpanan kapsul harus
dalam wadah tertutup rapat dan sebaiknya diberikan zat pengering; ditaruh ditempat yangsejuk.
Jenis-jenis kapsula. Kapsul Keras (hard gelatin capsul)
Kapsul ini konsistensinya padat atau keras. Contoh: kapsul tetrasiklin, kapsul ampisilin,kapsul kloramfenikol, dll.
b. Sustained Release Capsule.Obat dalam bentuk ini di lepas secara pelan-pelan dan umumnya dimasukan obat-obatdalam bentuk granul.
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
35/61
c. Enteric CapsulObat ini di pecah di dalam usus yang bertujuan agar tidak dirusak dilambung atau tidak
mengiritasi lambung. Agar kapsulnya keras dimasukkan dalam larutan formal dehided. Kapsul Lunak (elastic capsul)Kapsul ini dibuat dari gelatin. Contoh: hemaviton dan sangobion.
Bedak (Pulveres)Suatu sediaan obat dalam bentuk bubuk atau bedak. Obat dalam bentuk ini dalam talk
venetum sacharum lactis, glukosa maupun amilum. Kerugian : sediaan ini rasanya pahit
sehingga harus diberikancoringensia seperti glukosa. Keuntungan : pembuatan mudah,mudah diminum denganair, cepat diabsorbsi dan harganya murah.
Tablet
Tablet adalah bentuk sediaan padat, umumnya berbentuk bundar, rata atau cembung
rangkap. Keuntungan : stabil, penyimpanan dan pemakaiannya mudah. Dalam
pembuatan tablet dapat ditambah bahan-bahan seperti amonium bromida, amonium
klorida, kalium bikarbonat atau natrium bikarbonat. Dapat pula ditambahkan laktosa,
glukosa, bahan pengembang (tepung, pectin, agar), zat pengikat (gelatin, gula).
Pil
Suatu sediaan yang bulat mengandung satu atau lebih bahan obat terdiri dari remedia dan
bahan tambahan. Bahan tambahan mempunyai lima komponen antara lain : zat pengisi,
zat pengikat, zat pembasah, zat penabur dan zat penyalut. Pillula bentuknya kecil, bulat
dan juga dapat berupa oval berisi 100-300mg. Penampangnya kurang dari 5mm. Contoh:
CTM.
Suppostoria
Sediaan padat yang digunakan melalui anus, pada umumnya berbentuk torpedo, dapat
melarut, melunak atau melelh pada suhu tubuh. Syarat suppostoria; padat pada suhu
kamar, cair pada suhu badan, dapat melepaskan remidium yang terkandung didalamnya
dan vehicelnyaharus dapat larut dalam air. Contoh vehiculum; lemak coklat dari biji
coklat, poly ethylenglycol.
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
36/61
2.1. Suspensi
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat dalam bentuk halus yang
tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan. Zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh
cepat mengendap, jika dikocok perlahan-lahan endapan haris segera terdispersi kembali.
Suspensi umumnya mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitasnya, sebagai
stabilisator dapat dipergunakan bahan-bahan disebut sebagai emulgator (joenoes, 1990).
Suspensi juga dapat didefenisikan sebagai preparat yang mengandung partikel obat
yang terbagi sevara halus (dikenal sebagai suspensoid) disebarkan secara merata dalam
pembawa dimana obat menunjukan kelarutan yang sangat minimum. Beberapa suspensi
resmi diperdagangkan tersedi dalam bentuk siap pakai, telah disebarkan dalam cairan
pembawa dengan atau tanpa penstabil dan bahan tambahan farmasetik lainnya (Ansel,
1989).
Bahan obat yangdiberikan dalam bentuk suspensi yntuk obat minum, mempunyai
keuntungan bahwa (oleh karena partikel sangat halus) penyarapan zat berkhasiatnya lebih
cepat dari pada bila obat diberikan dalam bentuk kapsul atau tablet, bioavailabilitasnya
pun baik. Suspensi dapat dibagi dalam dua jenis yaitu: suspensiyang siap digunakan atau
suspensi yang dikonstitusikan dengan jumlah air untuk injeksi atau pelarut lain yang
sesuai sebelum digunakan. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intevena. Pada bentuk
sediaan suspensi harus diperhatikan bahawa obatnya betul diminum denagn sendok yang
sesuai, sehingga obat diminum dengan dosis yang tepat (loenoes, 1990).
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
37/61
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil PraktikumNama Obat : Transpulmin
Komposisi :
Nama Obat : Thrombphob Gel
Komposisi :
Nama Obat : Miconazole
Komposisi :
Nama Obat : Cinolon
Komposisi :
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
38/61
Nama Obat : Laroche-Posay
Komposisi :
Nama Obat : Zelface
Komposisi :
Nama Obat : BioplacentonKomposisi :
Placenta Extract 10%
Neomycin sulphate 0,5%
Jelly Base q.s
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
39/61
Nama Obat : Formyco
Komposisi :
Nama Obat : Acne Feldin
Komposisi :
Air, Etanol, Sulfur, Precipitated,
Camphor,DMDM Hydantoin, Carbomer,Fragrance, Triethanolamine, Calcium Oxide
Nama Obat : Caladine
Komposisi :
Calamine 5%
Zinc Oxide 10%
Diphenhydramine HCL 2%
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
40/61
Nama : pHisoHex
Komposisi :
Triklosan 2%
Zat tambahan : Sodium Ensufon, Lanolin
kelesterol, Vaselin Putih
Nama Obat : Miconazole
Komposisi :
Nama : CinolonKomposisi :
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
41/61
Nama Obat : Hydrocortisone 2,5 %
Komposisi :
Tiap gram krim mengandung :
-Hidrokortison asetat 25 mg
Nama Obat : Gentamicin 0,1 %
Komposisi :Gentamisina 1 mg
Nama Obat : Hydrocortisone
Komposisi :
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
42/61
Nama Obat : PK
Komposisi :
Nama Obat : SalicylKomposisi :
Tiap 60 gram bedak mengandung :
-Talc, Salicylic Acid 2%
Nama Obat : Pasta Lassari
Komposisi :
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
43/61
Nama Obat : Salep ICHTYOL
ICHTHAMMOLUM
Komposisi :
Nama Obat : pH IsoHex
Komposisi :
Nama Obat : VerileKomposisi :
Kandungan aktif :Salicyle Acid 0,5%, Borie
acid 1%, Resorcinoil 2%, Aliantoin 0,1%,
Triclosan 0,1%, dan Alcohol 25%
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
44/61
Daya sebar
Lebar : 2 cm
Komposisi : Myco-z
Perubahan Warna
Komposisi : Formico 5 gram, asam salisilat
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
45/61
Salep 2-4
Komposisi : Vaselin
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
46/61
B. Pembahasan1. TRANSPULMIN BALSAM 10 G
Tags : pernafasan, hidung, flu, batuk, inflamasi
Brand : Transfarma Medica Indah
ProductCode : B
Komposisi : Eucalyptus oil 100 mg, menthol 50 mg, camphor 25 mg, sage oil 25 mg,
extractive subs from camomile flowers 2 mg
Indikasi: Penyakit inflamasi pada saluran pernapasan yang disertai batuk, influenza
Dosis:
Oleskan 1-4 cm balsem ke bagian dada, punggung, dan leher beberapa kali
sehari, selama beberapa menit. Terapi uap hangat : Tambahkan beberapa cmbalsam ke dalam 1 L air panas, lalu hirup uap yang keluar selama beberapa
menit
Kemasan: Balsam 10 g x 1
http://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=pernafasanhttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=hidunghttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=fluhttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=batukhttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=inflamasihttp://www.apotikantar.com/transfarma_medica_indahhttp://www.apotikantar.com/image/cache/data/Produk%20T/TRANSPULMIN%20BALSEM%2010%20G-250x250.jpghttp://www.apotikantar.com/transfarma_medica_indahhttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=inflamasihttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=batukhttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=fluhttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=hidunghttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=pernafasan -
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
47/61
2. Miconazole
Produk
Miconazole (KRIM 2%)
KategoriGeneric > DERMATOLOGICAL
DeskripsiMiconazole nitrate, a synthetic derivative of 1-phenethyl-imidazole. Is a broad-
spectrum antifungal and bacreicidal agent. It combines the antifungal activityagainst the common dermatophytes, yeast and various other fungi with an
antibacterial activity against certain gram-positive bacilli and cocci Miconazole has
been proven to be effective in secondary mycoses infection which has relapsed orresistant with other treatment. No resistance exists against Miconazole.
KomposisiEach g cream contains of : Miconazole nitrate 20 mg
IndikasiSkin and nail infections caused by dermatophytes, yeastsnand various other fungi,
eg. tinea capitis, tinea corporis, tinea manum, tinea pedis (athlete
Golongan : biru
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
48/61
3. Cinolon cream
Tags: dermatitis, infeksi, kulitBrand : Sanbe
Product Code : G
Komposisi : Fluocinolone acetonide 0.025%, neomycin sulfate 0.5%
Indikasi : Dermatitis terinfeksi
Dosis : Oleskan 2-4 kali sehari
Perhatian : Hindari penggunaan jangka lama pada bayi dan anak. Hamil
Efek Samping : Iritasi, rasa terbakar, gatal, kekeringan kulit
Kemasan : Cream 10 g x 1
Zelface
Azelaic acid / Asam azelaik.
Akne vulgaris.
Krim 20% x 10 Gram
http://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=dermatitishttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=infeksihttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=kulithttp://www.apotikantar.com/sanbehttp://www.apotikantar.com/image/cache/data/Produk%20C/CINOLON%20N%20CREAM%2010%20G-250x250.jpghttp://www.apotikantar.com/sanbehttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=kulithttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=infeksihttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=dermatitis -
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
49/61
Oleskan 2 x sehari Tidak lebih dari 6 bulan..
4. Formyco cream Golongan : obat keras Komposisi : ketoconazole Indikasi : tinea corporis, tinea kruris, tinea vesicolor, tinea manus, tinea pedis, dan
kandidiasis kulit.
Bioplacenton
GENERIKNeomisin sulfat 0,5 %, Ekstrak plasenta 10 %.
INDIKASILuka bakar, ulkus kronis, luka yang lama sembuh dan terdapat granulasi, ulkus dekubistus,
eksim pioderma, impetigo, furunkolosis dan infeksi kulit lainnya.
KONTRA INDIKASIPerforasi/perlubangan gendang telinga.
PERHATIANKerusakan kulit yang luas.
Golongan
Obat keras
5. Caladine lotionKandungan
Krim: Kalamin 10%, sengoksida 2%, kamfer 0,01%; Losion: Difenhidramin-HCI 2%,kalamin 15%, sengoksida 5%, gliserin 5%. Powder: Kalamin 10%, sengoksida 2%, kamfer
0,05%, mentol 0,01%.
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
50/61
Indikasi
Krim: Rasa gatal disebabkan gigitan serangga atau sengatan matahari; melindungi kulitpada ekskoriasi ringan; Losion: Rasa gatal pada kulit akibat biang keringat, udara panas dan
gigitan serangga; Powder: Biang keringat, sebagai bedak taburkan setelah mandi.
6. Acne Feldin lotion
Precipitated sulfur,Champor 1%.
Acne vulgaris.
Lotion 6.6 % x 110 m
7. Salep IchtyolKomposisiTiap gram mengandung ichtammolum 0,1g
Deskripsi:Ichtammolum merupakan garam amonium asam sulfonat yang diperoleh dari batuan
bitumen, bercampur dengan amonuim sulfat dan air. Ichtammolum bermanfaat sebagai
antiseptika lemah.
Indikasi:Obat bisul (furunkel)
Dosis:dioleskan di sekitar bisul 23 kali sehari.
Peringatan dan Perhatian :hanya untuk pemakaian luar tubuh, penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi
jaringan
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
51/61
8. HYDROCORTISON 2,5Deskripsi:Hidrokortison asetat merupakan antiinflamasi, anti alergi dan antipruritus pada penyakitkulit.
Komposisi:Tiap gram krim mengandung hidrokortison asetat 28 mg setara dengan hidrokortison 25
mg.
Indikasi:Menekan reaksi radang pada kulit yang bukan disebabkan infeksi seperti eksim dan alergi
kulit seperti : dermatitis atropik, dermatitis kontak, dermatitis alergik, pruritus anogenital
dan neuro dermatitis.
9. PHISOHEXIndikasi:pHisoHex formulated sebagai antiseptik pembantu dalam pengobatan jerawat, bisul dan
infeksi ringan pada kulit.
Kontra Indikasi:
N/A
Komposisi:
Triklosan 2% b/b
Zat tambahan: sodium ensufon, lanolin kolesterol, vaselin putih.
10.Salicyl bedak Komposisi:- Acetil salicylicum 2
%- Talcum ad 100
Indikasi:
- gatal
11.Gentamicynsalep
Komposisi:
- Gentamycinsulpahate 0,1%
Indikasi:
- infeksi primer &sekunder
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
52/61
12.PASTA LASSARI Komposisi:- Acid saliculicum
1 mg- Zinc oxide 12,5mg
- Amylum tritici
12,5 mg
Indikasi:
- Kutu air
13.Salep 2-4- Asam salisilat 2%
- Sulfur presipitarum4%
- Vaselin kuning ad100
- Scabies
Bentuk sedian obat berdasarkan konsistensinnya dibagi menjadi :
1. Padat : - pulveres : serbuk yang terbagi-bagi
- Pulvis,
- Tablet
- Kaplet
- Kapsul
- Supositoria : oleum cacao
- Ovula
2. Cair : - solitio : zat aktifnya satu. Cth : solusio KMnO4 1:5000 maksudnya zat
aktifnya 1 gr, pelarutnya 5000ml
- Mixtura : zat aktif lebih dari satu
- Mixtura agitanda : mixtura cocok, zat aktifnya tidak larut sehingga membentuk
endapan. Cth : lotio febri untuk biang keringat-Suspensi : zat aktifnya padat sehingga tidak larut perlu adanya zat ke-3, berupa
suspending agent sehingga yang tidak larut menjadi larut sempurna. Cth : lotio
kemerfeldi untuk akne
- Emulsi : zat aktifnya berupa minyak atau lemak
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
53/61
3. Semi padat Mudah menyebar, Proteksi, hidrasi, dan lubrikasi.
- salep/ ointment lengket, vehiculumnya vaselin/lemak dan untuk pemakain luar. Cth :
acidemsalisilat 2% mengandung 4% sulfur.
- Krim: paling cair karena mengandung 60% air.Terbagi menjadi dua :
(1) emulsi air dalam minyak (O/W) cold cream, Kurang lengket, emolien, penetrasi
tak sebaik salep, menyebar dengan mudah, protektif, penguapan air lambat danmendinginkan.
(2) emulsi minyak dalam air (W/O) vanishing cream, Mengandung air >31% - 80%,
diberikan pengawet, bersifat Humektan (gliserin, propilen glikol, polietilen glikol)
untuk mencegah kekeringan, banyak dipilih karena tidak lengket, mudah dicuci, mudahmenyebar, tidak mengotori baju. Setelah aplikasi fase air akan menguap meninggalkan
sejumlah kecil lapisan air-minyak yang mendeposit obat jenuh.
- Pasta : mengandung lebih dari 50% zat padat dengan salep dasar hidrokarbon atauemulsi air dalam minyak. Bedak yang digunakan :zinkoksida, kaolin, kalsium karbonat
dan talkum. Cth : pasta lestari
-J eli : lebih encer lagi
- Linimentum: obat gosok/minyak/campuran
Kelebihan dan kekurangan sediaan obat topikal (vehiculum)
Jenis sediaan Kelebihan Kekurangan Indikasi kontraindikasi
Cairan
-Mengeringkan
luka basah-
Membersihkan
permukaan
luka darimikroorganis
sehingga mulai
terjadi
reepitelisasi
- Mengurangigejala gatal,
rasa terbakar,parestesi oleh
bermacam2
dermatosis
- Jikapengobatan
tidak diatur,luka akan
menjadi terlalu
kering
- Mebersihkankulit yang sakit
dari debris(pus, kusta)
dan sisa2 obat
topikal
-
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
54/61
Salap
- Daya - Tidak dapat - Dermatosis
yang
- Dermatitis
penetrasinya lebihdalam
- Lubrikasi,
emolien, proteksi
digunakan padadaerah berambut
- Tidak dapat
digunakan di
seluruh tubuh- Di kulit lengket
karena lemak, tapi
mudahdipbersihkan
misalnya lanolin
anhidros dan
petrolatumhidrofilik.
kering & kronik- Dermatitis yang
penetrasi plg kuat
- Dermatitis yangberkusta dan
bersisik
madidans (basah)
Bedak-
Mendinginkan
- Efek anti
pruritus lemahastrigen (ex :
kelamin)
- Antiinflamasiringan
- Mengurangi
pergeserankulit (daerah
intertriginosa,
dan kaki)
- Proteksimekanis,
antiseptik (ex :
zinkosida)
- Lubrikasi danmengeringkan
(ex :
magnesiumsilikat)
- Penetrasi&
daya lekat
sedikit sekali
(dapatdigunakan
stearat untuk
meningkatkandaya lekat)
- Tidak
dianjurkan diluka basah
dapat
menimbulkan
iritasi,mengeras,
krusta ,
granuloma
- Dapat terisaphidung oleh
pemakain
- Dermatosis
yang kering &
superfisial
-Mempertahank
an vesikel/bula
agar tidakpecah,
misalnya pada
varisela danherpes zoster
- Dermatitis
yang basah,
terutama yang
ada infeksisekunder
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
55/61
Krim
- Bisa digunakan di
daerah berambut- Indikasi kosmetik- Penetrasi bisa
diatur
- Memberi rasasejuk/enak
- Penetrasinya lebih
rendah daripadasalap- Cepat hilang dari
kulit
- Indikasi kosmetik
- Dermatosis yangsubakut dan luasyang dikehendaki
ialah penetrasi yang
lebih besar daripadabedak
Butuh emulgator danditambahkan pengawet
- Mudah dibersihkan darikulit
- Sebagai emolien
kocok- Boleh digunakan di
daerah berambut
Bedak kocok
(campuran air
dan bedak)
diambahkangliserin untuk
pelekat 10-
15%
- Bisa
digunakan
pada lukabasah yang
superficial
- Tidak bisa
digunakan
pada daerahberambut
- Dermatosis
yang kering,
superfisial, danagak luas, yang
diinginkan
ialah sedikitpenetrasi
- Pada keadaan
subakut
- Dermatitis
madidans
- Daerahabadan yang
berambut
Pasta
(campuran
bedak &vaselin)
-
Mengeringkanluka dan
sebagai
protektif- Digunakan
pada luka agak
basah
- Tidak punyadaya penetrasi
mengurangi
rasa gatal lokal
- Dapatmengikat
cairan sekret
lesi yang akut- Lebih
- Tidak bisa di
daerahberambut
- Tidak bisa
digunakanpada daerah
genitalia
eksterna dan
lipatan-lipatanbadan
- Sulit
dibersihkan
- Tidak bolehdigunakan
untuk lesi
produktif- kurang
- dermatosis
yang agakbasah
- dermatosis
yang eksudatifdan daerah
berambut
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
56/61
melekat pada
kulit daya kerja
lokal tinggi- Dayapengobatannya
tinggi
- barierimpermiabel,
proteksi, atau
tabir surya.
menutup, lebih
kering
(dibandingkansalep.)
Linimen (pasta
pendingin)campuran
cairan , bedak,salap
Dermatosis
yang subakut
Dermatosis
madidans
Gel
- Asorbsi lebih baik dari cream karena
krim langsung mencair
jika berkontak dg kulit & membentuk
suatu lapisan
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
57/61
Hasil : terjadi perubahan warna dari putih menjadi merah mudaTanda-tanda terjadi interaksi : terjadi endapan, perubahan warna, keluar gas, dan
perubahan bentuk (pada padat higroskopis kalo meleleh, berarti H2
O nya keluar)
Vormiko merupakan campuran ketokonazol dan asam salisilat terjadi perubahanwarna setelah 1 malam didiamkan bukti telah terjadi interaksi
Daya sebar
Hasil praktikum :- salap myco-Z : radius 2 CM
Pembahasan : berdasarkan data daya sebar dari salep terdistribusi secara meratamenunjukan bahwa zat aktif dalam salep terlah terdistribusi seara merata, terbukti daritekstur yang tidak terasa kasar. Daya sebar yang besar dan lengket menunjukan bahwasalep tersebut berada lama dikulit dan semakin lama salep tersebut berada dikulit makasalep tersebut dapat memberikan efek terapi yang diinginkan dengan mkasimal.
PEMBAHASAN DISPLAY
Bentuk sedian obat berdasarkan konsistensinnya dibagi menjadi :
1. Padat : - pulveres : serbuk yang terbagi-bagi
- Pulvis,
- Tablet
- Kaplet
- Kapsul
- Supositoria : oleum cacao
- Ovula
2. Cair : - solitio : zat aktifnya satu. Cth : solusio KMnO4 1:5000 maksudnya zataktifnya 1 gr, pelarutnya 5000ml
- Mixtura : zat aktif lebih dari satu
- Mixtura agitanda : mixtura cocok, zat aktifnya tidak larut sehingga membentuk endapan.
Cth : lotio febri untuk biang keringat
- Suspensi : zat aktifnya padat sehingga tidak larut perlu adanya zat ke-3, berupasuspending agent sehingga yang tidak larut menjadi larut sempurna. Cth : lotio kemerfeldiuntuk akne
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
58/61
- Emulsi : zat aktifnya berupa minyak atau lemak
Semi padatMudah menyebar, Proteksi, hidrasi, dan lubrikasi.
- salep/ ointmentlengket, vehiculumnya vaselin/lemak dan untuk pemakain luar.Cth : acidemsalisilat 2% mengandung 4% sulfur.
- Krim: paling cair karena mengandung 60% air.Terbagi menjadi dua :(1) emulsi air dalam minyak (O/W) cold cream, Kurang lengket, emolien,penetrasi tak sebaik salep, menyebar dengan mudah, protektif, penguapan air lambat danmendinginkan.(2) emulsi minyak dalam air (W/O) vanishing cream, Mengandung air >31% -80%, diberikan pengawet, bersifat Humektan (gliserin, propilen glikol, polietilen glikol)untuk mencegah kekeringan, banyak dipilih karena tidak lengket, mudah dicuci, mudahmenyebar, tidak mengotori baju. Setelah aplikasi fase air akan menguap meninggalkansejumlah kecil lapisan air-minyak yang mendeposit obat jenuh.- Pasta : mengandung lebih dari 50% zat padat dengan salep dasar hidrokarbon atauemulsi air dalam minyak. Bedak yang digunakan :zinkoksida, kaolin, kalsium karbonat dantalkum. Cth : pasta lestari
- Jeli: lebih encer lagi
- Linimentum: obat gosok/minyak/campuran
B. Bahan Aktif
1.Asam salsilat (AS)zat keratolitikmengurangi proliferasi epitel dan normalisasikeratinisasi yang tergangguKhasiat : - Kompres: AS 1 bersifat antiseptik- Keratoplasti: AS 2%
- Keratolitik: AS 3-20%
- Destruktif: AS 30-60%
- Memperbaiki penetrasi obat:AS3-5%
2. Sulfur
Khasiat: antisebore, antiakne, antiskabies, antibakteri Gram (+), antijamurBentuk yang sering: sulfur presipitatumKonsentrasi: 4-20%3. TerMerupakan hasil destilasi kering dari: Batubara (likuor karbonis detergen/LKD),Kayu (oleum kadini, oleum rusi), Fosil (iktiol)
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
59/61
Efeksamping: iritasi, folikulitis, akne ter, fototoksik, karsinogenik4. Asam borat (konsentrasi 3 %)
Tidak dianjurkan untuk dipakai sebagai bedak, kompres atau dalam salap berhubungantiseptiknya sangat sedikit dan dapat bersifat toksik, terutama pada kelainan yang luasdan erosi terlebih-lebih pada bayi.
5. Kortikosteroid
Indikasi: 8Topikal: dermatitis, psoriasis ringan
Intralesi: keloid, parut hipertrofik, alopesia areata, aknekistik, prurigo
Kontraindikasi: infeksi, ulkusLama pakai: lemah: 4-6 minggu, kuat 2 mingguEfek samping Pemakaian potensi kuat, lama, oklusi, berupa: hipo/atrofi kulit, strie,telangiektasia, purpura, derm akneiformis, hipertrikosis,hipopigmentasi, derm perioral,absorbsi perkutan (supresi kelj adrenal)
6. Antibiotik
Indikasi: infeksi bakteriPrinsip:a. Efektif sesuai dengan kuman penyebab
b. Tidak dipakai sebagai obat sistemikc. Tidak menimbulkan sensitisasi
d. Murah, mudah
Jenis2nya : - Basitrasin: (+)(-) Gram- Mupirosin: (+)(-) Gram
- Na Fusidat: terutama stafilokokus
- Polimiksin: (-) Gram, kecuali proteus, serratia
- Neomisin: (+)(-) Gram, dapat sensitisasi
7. AntijamurContoh:Nistatin: kandida
Siklopiroksolamin: dermatofita, M furfur, kandida
Haloprogin: dermatofita, M furfur, kandida
Tolnaftat: dermatofita
Deriavat imidazol: dermatofita, M furfur, kandida
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
60/61
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tidak semua obat stabil dalam pencampuran, jadi harus hati-hati saat
mencampur obat. Pada sediaan topikal terdiri atas dua zat yaiut, zat
pembawa dan zat aktif. Dimana suatu zat pembawa mudah dioleskan,
mudah dibersihkan, tidak meng-iritasi dan dapat digunakan secara
kosmetik, sedangkan zat aktif dalam pembawa mudah dilepaskan. Pada
bentuk sediaan Topikan terdapat berbagai bentuk seperti: cairan, bedak,
salep, krim, bedak kocok, pasta, pasta pendingin.. Salep 2-4 biasanya
digunakan untuk penyakit kulit scabies (kudis), eksim, pedikulosis,
jerawat, tinea(jamur), sedangkan Salep AAV-1 biasanya digunakan
untuk tinea nigra, tinea pedis, kadang-kadang tinea kapitis dan
Hidrokarsitone topikal (salep atau krim) digunakan sebagai anti radang
dan antipruritis.
-
7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI
61/61
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1. http://pharmacistmuslim.blogspot.com/2010/05/krim-dasar-teori.html2. http://ritariata.blogspot.com/2011/02/salep.html3. Yanhendri, Yenny SW. Berbagai Bentuk Sediaan Topikal dalam Dermatologi.
Padang: Fakultas Kedokteran Universitas Andalas; 2012.
4. Natadisastra D., Agoes R. Parasitologi Kedokteran : Ditinjau dari Organ Tubuhyang Diserang. Jakarta: EGC. Hal.342.
5. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26573/.../Chapter%20II.pdf6. https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.file
s.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-
padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-
kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-
uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-
4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtw
7. http://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbon
8.
http://pharmacistmuslim.blogspot.com/2010/05/krim-dasar-teori.htmlhttp://ritariata.blogspot.com/2011/02/salep.htmlhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttp://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp:/duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp:/duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp:/duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp:/duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp:/duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp:/duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttp://ritariata.blogspot.com/2011/02/salep.htmlhttp://pharmacistmuslim.blogspot.com/2010/05/krim-dasar-teori.html
top related