laporan akhir ipteks bagi masyarakat (i m
Post on 16-Oct-2021
19 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
LAPORAN AKHIR
IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
IbM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI
PENGOLAHAN JAGUNG AFKIR UNTUK
MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT
DI DESA SIDODADI
Oleh:
Cahyuni Novia, SE. MP NIDN. 0708117701 (Ketua Tim Pengusul) Syaiful, S.Kom, MKom NIDN. 0720087601 (Anggota Tim Pengusul)
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID
Juli 2017
Dibiayai oleh :
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
Direktorat Jenderal penguatan Riset dan pengembangan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Sesuai dengan Kontrak PenelitianTahun Anggaran 2017
Nomor 120/SP2H/LT/DRPM/IV/2017 tanggal 3 April 2017
2
3
RINGKASAN
Desa Sidodadi adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Paiton
Kabupaten Probolinggo Propinsi Jawa Timur. Desa Sidodadi merupakan salah satu desa penghasil jagung terbesar di Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo. Potensi tanaman jagung yang ada di Desa Sidodadi ini masih sangat bagus, produksi tanaman jagung rata-rata sekali panen menghasilkan 15 sampai dengan 20 ton. Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan pendapatan masyarakat kelompok ibu-ibu PKK melalui pengolahan jagung afkir menjadi keripik jagung (tortilla chips) dan dodol. Metoda yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut adalah metoda deskriptif melalui pendekatan dan usaha komprehensip pada aspek sosial budaya, religi, mutu layanan dan kehidupan bermasyarakat terhadap olahan jagung afkir melalui penyuluhan dan pelatihan dengan cara demonstrasi langsung mengenai olahan jagung afkir menjadi keripik jagung (tortilla chips) dan dodol.
Hasil yang dicapai dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat di desa Sidodadi adalah kegiatan penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah dan demonstrasi. Metode ceramah dilakukan untuk menyampaikan berbagai informasi umum mengenai produk olahan jagung afkir, khususnya menjadi dodol dan keripik jagung (tortilla chips). Pada kesempatan ini disampaikan bahwa bagaimana penanganan bahan baku yang tadinya tidak bernilai tinggi menjadi bernilai tinggi dengan cara dibuat dodol dan keripik jagung (tortilla chips). Hasil capaian lainnya dalam kegiatan ini adalah : a) menariknya proses pembuatan dodol dan keripik jagung (tortilla chips), karena masih merupakan hal baru bagi masyarakat di Sidodadi, b) keingintahuan yang cukup besar dari para peserta khususnya ibu-ibu PKK terhadap materi pelatihan yang diberikan, c) menariknya komoditas jagung afkir sebagai bahan pangan yang memiliki nilai ekonomis tinggi saat ini Sedangkan yang menjadi faktor kendala dalam kegiatan ini adalah : a) kurangnya pengetahuan ibu-ibu PKK mengenai diversifikasi produk olahan jagung afkir, b) kurangnya pengetahuan ibu-ibu PKK mengenai penanganan dan proses pembuatan keripik jagung (tortilla chips) dan dodol jagung afkir, dan c) jaringan pemasaran produk keripik jagung (tortilla chips) dan dodol yang masih cukup sulit. Kata kunci: Jagung afkir, keripik jagung, dodol
4
PRAKATA
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmatdan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Kemajuan Program Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) ini. Laporan ini
berjudul “IbM Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengolahan Jagung Afkir
Untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat di Desa Sidodadi”
Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu masukan dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna
melengkapi laporan kami. Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan
dorongan dari beberapa pihak, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terimakasih kepada :
1. Ketua STT Nurul Jadid Probolinggo
2. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STT Nurul Jadid Probolinggo
3. Ketua PKK RT.13/RW.07 dan RT. 14/RW.07 Desa Sidodadi.
Semoga laporan ini dapat member manfaat dan konstribusi pada
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada umumnya dan pembaca
pada khususnya.
Probolinggo, 15 Agustus 2017
5
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .............................................................................................. 1
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... 2
RINGKASAN ............................................................................................................ 3
PRAKATA ................................................................................................................. 4
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 5
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... 6
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. 7
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. 8
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................................ 9
BAB 2. TARGET DAN LUARAN ........................................................................... 13
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ....................................................................... 14
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ..................................................... 21
BAB 5. HASIL YANG DICAPAI ............................................................................. 23
BAB 6. RENCANA TAHAP BERIKUTNYA .......................................................... 27
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 29
LAMPIRAN ............................................................................................................... 30
6
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Target dan luaran program pengabdian .................................................. 13
Tabel 2. Materi yang digunakan dalam pelatihan ................................................. 20
Tabel 3. Mitra kerja yang pernah membuat keripik dan dodol jagung sebelum
kegiatan IbM ........................................................................................... 24
Tabel 4. Produk yang dihasilkan menarik, dapat dikembangkan dan
bernilai jual ............................................................................................. 25
Tabel 5. Bahan baku mudah diperoleh dan cara pembuatan produk mudah dibuat
sendiri ...................................................................................................... 25
7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Jagung kualitas afkir.............................................................................. 9 Gambar 2. Bahan baku pembuatan dodol dan keripik jagung (tortilla chips) ...... 15 Gambar 3. Koordinasi ketua tim dengan anggota tim........................................... 15 Gambar 4. Modul pelatihan pembuatan dodol dan keripik jagung (tortilla chips)16 Gambar 5. Uji coba resep oleh tim dalam pembuatan dodol dan keripik jagung
(tortilla chips)......................................................................................17 Gambar 6. Penyerahan alat kepada mitra oleh ketua pelaksana ........................... 17 Gambar 7. Pengarahan pada saat pembuatan dodol dan keripik jagung (tortilla
chips) .................................................................................................. 18 Gambar 8. Pelaksanaan pelatihan pembuatan dodol dan keripik jagung (tortilla
chips) .................................................................................................. 19
8
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Produk Pengabdian ........................................................................... 30 Lampiran 2. Instrumen .......................................................................................... 31
Lampiran 3. Personalia Tenaga Pelaksana Beserta Kualifikasinya .......................... 33 Lampiran 4. Publikasi ........................................................................................... 42
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
Desa Sidodadi adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Paiton
Kabupaten Probolinggo Propinsi Jawa Timur. Desa Sidodadi merupakan salah
satu desa penghasil jagung terbesar di Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo.
Potensi tanaman jagung yang ada di Desa Sidodadi ini masih sangat bagus,
produksi tanaman jagung rata-rata sekali panen menghasilkan 15 sampai dengan
20 ton, Gambar jagung afkir segar diperlihatkan pada Gambar 1.
.
Gambar 1. Jagung afkir
Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pokok yang menyediakan 60%
dari total produksi pangan dunia (Nuss dan Tanumihardjo, 2010) dan makanan
ketiga yang paling penting dari dunia setelah gandum dan padi (Aydinsakir et al.,
2013). Jagung sebagian besar terdiri dari karbohidrat, sebagian besar dalam
bentuk pati, dengan cukup jumlah protein serta beberapa lipid, vitamin, dan
mineral. Jagung memiliki komposisi protein sebesar 8-12%, serat kasar 0,8-2,5%
dan 68-73% karbohidrat (Ullah et al., 2010). Jagung mempunyai banyak manfaat
salah satunya untuk mencegah kanker (Jayaram et al., 2015).
Jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang sangat penting dan
strategis dalam upaya pembangunan pertanian di Indonesia karena menjadi salah
10
satu tanaman pokok bagi kebutuhan manusia (Widiyanti et al., 2016). Dalam
usaha meningkatkan daya guna jagung, maka perlu dilakukan diversifikasi
pengolahan produk pangan asal jagung. Produk pangan yang dimaksud
merupakan bahan olahan setengah jadi maupun bahan siap dikonsumsi. Bahan
olahan tersebut harus disukai oleh konsumen dan secara ekonomis pengolahan
bahan tersebut mempunyai efisiensi yang tinggi. Jagung juga dapat dikembangkan
menjadi produk yang bernutrisi dan bernilai jual tinggi dodoln itu tentunya akan
mempunyai masa simpan lebih panjang jika dikemas dengan baik (Agato dan
Narsih, 2011). Hasil panen dari tanaman jagung tidak semuanya bagus, melainkan
ada yang isi bijinya tidak rata atau ukurannya kecil dan jika dijual harganya sangat
murah, biasanya petani jagung didaerah sidodadi menyebutnya dengan sebutan
jagung afkir.
Salah satu hasil olahan jagung yang disukai konsumen pada saat ini adalah
keripik jagung atau tortilla (Sánchez‐Madrigal et al., 2014). Proses pengolahan
produk ini cukup sederhana sehingga berpeluang diadopsi oleh masyarakat
pedesaan, terutama wanita tani sebagai industri rumah tangga (Agato dan Narsih,
2011). Makanan ringan berbahan baku dasar jagung adalah keripik dan dodol.
Dodol jagung sangat mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan.
Dodol jagung merupakan makanan tradisional yang cukup populer di beberapa
daerah di Indonesia, dapat diolah dari tepung ketan, tepung biji-bijian, palawija
maupun buah-buahan dicampur dengan gula atau diberi tambahan bahan lain
seperti tepung beras atau tepung ketan, tepung tapioka, tepung hunkwe, bahan
pewarna maupun bahan lainnya. Cara pembuatan dodol sangat mudah, peralatan
yang digunakan juga sederhana sehingga dapat diterapkan sebagai industri rumah
tangga (Wahyuni et al., 2014; Utomo et al., 2014; Novia et al, 2015).
Permasalahan utama masyarakat di Desa Sidodadi adalah belum mengenal
teknologi pengolahan jagung afkir. Sebagian besar produksi jagung di daerah ini
hanya dijual dalam bentuk segar dengan harga yang sangat murah dan biasanya
dipergunakan untuk direbus ataupun dijadikan lauk dan sayur. Sebagian lagi
biasanya dikeringkan untuk dijadikan pakan ternak. Harga jagung afkir sering kali
dibawah harga pasar yaitu Rp 1.500 – Rp 1.900/kg.
11
Hal ini terjadi karena ketidak pahaman masayarakat setempat tentang
jenis produk lain yang dapat dihasilkan dari bahan baku jagung afkir, masyarakat
juga belum memahami teknologi sederhana apa yang dapat diaplikasikan pada
jagung afkir yang mereka miliki. Mereka beranggapan bahwa jagung hanya bisa
jual dalam bentuk segar (belum diolah) dan dikeringkan saja. Padahal hanya
dengan sentuhan teknologi yang sederhana jagung afkir dapat menjadi produk
olahan yang bernilai tinggi dibandingkan dengan menjual dalam bentuk belum
diolah. Salah satunya adalah mengolah jagung afkir menjadi keripik jagung
(tortilla chips) dan dodol.
Permasalahan lainnya adalah lambannya akses informasi yang masuk
kepedesaan dan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap perkembangan
teknologi membuat masyarakat ketinggalan informasi-informasi penting yang
telah dan sedang berkembang, termasuk informasi penting mengenai teknologi
tepat guna sederhana yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Selain itu
tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap pola pikir kehidupan mayarakat
sehingga kreasi-kreasi baru sulit mereka ciptakan dan dikembangkan. Sarana dan
prasarana yang kurang, letak yang jauh dari kota juga merupakan suatu hambatan
dalam penerimaan teknologi terbaru. Kenyataan inilah yang terjadi pada seluruh
masyarakat pedesaan termasuk masyarakat petani jagung di desa Sidodadi
Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.
Permasalahan lainnya adalah peningkatan produksi jagung pada saat panen
raya sebesar 16,5-22 ton (10%) dengan harga jual jagung sampai Rp.750,-/kg,
sehingga harga tersebut lebih murah lagi dan sangat jauh dari harga normal.
Kondisi tersebut memaksa para petani jagung untuk tetap menjual jagung afkir
dalam bentuk segar karena terdesak oleh kebutuhan, bahkan ditemukan juga
jagung yang tidak dijual, tetapi dijadikan pakan ternak. Ditinjau dari aspek sosial
budaya masyarakat setempat, banyaknya jagung afkir yang tidak terjual atau
hanya menjadi pakan ternak sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dari petani
pendahulunya dan belum adanya sarana prasarana yang memadai dalam
mengakses informasi secara cepat.
12
Jagung afkir yang tidak terjual bahkan sampai dijadikan pakan ternak atau
dibuang, secara aspek religi merupakan suatu kemubadziran yang tidak layak bila
dilakukan oleh seorang yang beragama, karena agama mengajarkan pada umatnya
bahwa kemubadziran adalah perilakunya syaitan. Sedangkan bila diolah, maka
masyarakat setempat akan mendapatkan penghasilan. Tambahan penghasilan
tersebut akan membuat masyarakat setempat lebih semangat dalam menjalankan
ibadahnya dan lebih optimis dalam menyongsong masa depan.
Pengolahan jagung afkir pada yang akan dilakukan oleh keluarga petani
maupun ibu-ibu dalam kelompok PKK, akan terjalin silaturahmi yang semakin
kuat, sehingga secara otomatis akan berdampak pada ketentraman kehidupan
bermasyarakat yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian pada analisis situasi, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut :
1. Desa Sidodadi merupakan daerah penghasil jagung, perlu upaya untuk
memberikan pengetahuan mengenai diversifikasi olahan jagung afkir kepada
masyarakat.
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya kelompok ibu-ibu PKK
mengenai proses pembuatan produk keripik dan dodol dari jagung afkir yang
baik dan benar, menyebabkan jagung afkir seringkali terbuang karena tidak
terjual.
13
BAB 2
TARGET DAN LUARAN
Berdasarkan potensi wilayah Desa Sidodadi yang sangat strategis karena
sebagai desa yang banyak menanam jagung, maka kegiatan Program Pengabdian
Kepada Masyarakat ini tentunya memiliki target dan luaran sebagai wujud
penerapan aplikasi teknologi yang disampaikan. Adapun target dan luaran yang di
hasilkan dari kegiatan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Target dan luaran program pengabdian
Target Luaran 1. Memberikan informasi peserta mengenai
produk turunan dari jagung afkir. 2. Peserta dapat mengikuti pelatihan
pengolahan jagung afkir menjadi keripik dan dodol.
3. Mempraktekkan cara mengolah sampai
pengemasan produk keripik dan dodol dari jagung afkir.
4. Kemampuan berkreatifitas dan pola pikir
dalam menangkap peluang bisnis yang menjanjikan.
5. Tumbuhnya jiwa kewirausahaan bagi
kelompok ibu-ibu PKK
1. Pemahaman masyarakat, khusunya ibu-ibu PKK tentang produk turunan yang dapat dihasilkan dari jagung afkir.
2. Ketrampilan kelompok ibu-ibu PKK dalam mengolah jagung afkir menjadi keripik dan dodol.
3. Peserta pelatihan mampu membuat keripik dan dodol dengan baik.
4. Peserta mengetahui cara merintis jaringan pemasaran baru.
5. Membuka peluang penciptaan lapangan
kerja untuk diri sendiri dan orang lain
14
BAB 3 METODE PELAKSANAAN
A. Tempat dan Waktu Kegiatan
Program pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan di Desa Sidodadi,
Kecamatan Paiton, Kabupaten Malang Jawa Timur. Praktek pelatihan pembuatan
produk olahan jagung afkir menjadi keripik dan dodol dilakukan di rumah Ketua
PKK RT.13/RW.07. Sedangkan waktu program kegiatan pengabdian ini
dilakukan selama 8 bulan.
B. Peserta Pelatihan
Peserta pelatihan adalah kelompok ibu-ibu PKK RT.13/RW.07 dan RT.
14/RW.07 yang berdomisili di Desa Sidodadi.
C. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan cara :
1. Survei lokasi kegiatan
Survei dilakukan dengan tujuan untuk menentukan tempat yang tepat
dalam melaksanakan kegiatan pengabdian ini. Survei kegiatan yang dilakukan
mencakup pemilihan sentra produksi jagung serta lokasi dimana akan
dilaksanakannya kegiatan (pemilihan tempat yang mudah dijangkau). Negosiasi
dengan Ketua PKK RT.13/RW.07 dan RT. 14/RW.07 sebagai mitra dalam
pelaksanaan kegiatan IbM dengan tujuan untuk menentukan jadwal, tempat, dan
persepsi yang sama tentang kegiatan.
2. Survei bahan baku untuk pelaksanaan kegiatan
Survei bahan baku bertujuan untuk memastikan bahan baku siap pakai
yaitu jagungh afkir. Hal ini dipandang perlu oleh tim karena, Desa Sidodadi
mayoritas petani jagung, sehingga tim perlu memastikan mempersiapkan bahan
siap pakai dengan memberikan dana yang diperlukan. Gambar 2 memperlihatkan
15
bahan baku untuk pembuatan keripik dan dodol jagung afkir.
Gambar 2. Bahan baku pembuatan keripik dan dodol jagung afkir
3. Pengumpulan data pendukung kegiatan
Pengumpulan data pendukung dilakukan untuk memantau kegiatan pasca
panen jagung yang telah dilakukan oleh rekanan kegiatan selama ini, sehingga
arahan dalam pelaksanaan kegiatan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat
setempat.
Gambar 3. Koordinasi ketua tim dengan anggota tim 4. Sosialisasi dengan masyarakat setempat
Pendekatan secara kelompok dilaksanakan dengan maksud untuk menarik
minat warga setempat dalam mengikuti kegiatan yang telah direncanakan.
16
Pemberian sekilas arahan mengenai pentingnya kegiatan ini menjadi tujuan utama
dalam sosialisasi. Arahan yang disampaikan dalam kegiatan ini, selain dalam
bentuk komunikasi dan presentasi juga dengan memberikan buku panduan
pembuatan keripik dan dodol jagung seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.
Mengenai materi yang disampaikan dapat dilihat pada Tabel 2.
Gambar 4. Modul pelatihan pembuatan keripik dan dodol jagung afkir
5. Pengkajian Produk oleh tim
Sebelum pelaksanaan kegiatan, tim perlu melakukan uji coba terhadap
produk untuk memastikan kualitas produk yang akan dibuat dalam kegiatan.
Gambar 5. Uji coba resep oleh tim dalam pembuatan keripik dan dodol
17
6. Pendemonstrasian penggunaan alat
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini mendemonstrasikan cara
penggunaan alat-alat yang digunakan dan akhirnya disumbangkan bagi kelompok
warga setempat. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat memahami cara
pengoperasian dan perawatan alat tersebut.
Gambar 6. Penyerahan alat kepada mitra oleh ketua pelaksana
7. Percobaan pembuatan dodol dan keripik jagung pada saat kegiatan IbM
Praktek pembuatan dodol dan keripik jagung dalam kegiatan ini bertujuan
agar mitra kegiatan dapat secara langsung membuat keripik dan dodol jagung,
sehingga diharapkan mitra dapat membuat keripik dan dodol jagung dengan benar
pada saat kegiatan dan kemudian hari.
18
Gambar 7. Pengarahan pada saat pembuatan keripik dan dodol jagung
8. Pelaksanaan Pembuatan Dodol dan Keripik Jagung serta Pengemasannya
Pembuatan dodol dan dodol jagung dalam kegiatan ini bertujuan agar
mitra kegiatan dapat secara langsung membuat dodol dan dodol jagung serta
mengetahui cara pengemasannya, sehingga diharapkan mitra dapat melakukan
pembuatan keripik dan dodol jagung afkir serta pengemasan dengan benar pada
saat kegiatan dan kemudian hari.
Gambar 8. Pelaksanaan pelatihan pembuatan keripik dan dodol jagung
19
9. Merintis jaringan pemasaran
Mengumpulkan informasi harga dodol jagung yang sudah beredar di
pasaran untuk dodol jagung Rp 10.000,- sampai Rp 15.000,- ukuran 150gr,
sedangkan dodol jagung afkir hasil pelatihan dijual dengan harga Rp 9.000,-
/150gr. Keripik jagung yang beredar di pasaran harganya Rp 8.000,- sampai
11.000,-/150gr, sedangkan harga jual keripik jagung afkir hasil pelatihan Rp.
6.500.-/150gr. Tabel 2 memperlihatkan materi yang digunakan dalam pelatihan
untuk dodol ukuran ± 1,4 kg dan keripik jagung afkir ukuran ±650 gram.
Tabel 2. Materi yang digunakan dalam pelatihan Produk
Pengabdian Bahan
Biaya Produksi
Cara Membuat
Dodol Jagung
- 1 kg Jagung segar - 500 gr tepung ketan - 1 liter santan kental - 500 gr gula - 1 sdt garam - 50 gr margarin - Plastik kemasan - Bahan bakar
Rp 6.000,- Rp 10.000,- Rp 7.000,- Rp 6.000,- Rp 500,- Rp 2.000,- Rp 3.000,- Rp 7.000,- Rp 41.500,-
1. Jagung yang sudah disisir diancurkan menjadi bubur menggunakan blender. (berikan sedikit santan).
2. Campur tepung ketan, sisa santan, gula, garam ke dalam bubur jagung, lalu masak dengan api kecil sampai mengental dan kalis (± 3 jam).
3. Masukkan margarine, aduk sampai rata lalu tuang kedalam loyang.
4. Diamkan sampai dingin, kemas dodol jagung dengan plastik.
Keripik Jagung
- 500 gram Jagung - 100 gram Terigu - 10 gram tepung sagu /
tapioka
- 5 gram garam - 1 sdk teh baking powder - 5 siung bawang putih
- 7 gram kapur sirih
- Minyak goreng
- Bahan Bakar - Plastik kemasan
Rp 2.000,- Rp 1.000,- Rp 1.000,- Rp 500,- Rp 500,- Rp 1.000,- Rp 500,- Rp 3.000,- Rp 5.000,- Rp 1.000,- Rp 15.500,-
1. Jagung yang sudah kering direbus 1 jam dengan larutan air kapur sirih. Kemudian dicuci sampai bersih dan direndam air bersih selama 15 jam. Lalu dicuci kembali kemudian dikukus selama 1 jam sampai lunak.
2. Jagung yang sudah dikukus dihaluskan dengan grinder kemudian dicampur dengan semua bumbu dan tepung. Diamkan 30 menit.
3. Giling adonan dengan ketebalan 2 - 5 dengan penggiling mie. Goreng dengan api sedang sampai kecoklatan. Angkat dan dinginkan kemudian kemas.
20
BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Pelaksana pada program pengabdian kepada masyarakat ini terdiri dari
ketua tim pengusul dan satu orang anggota yang memiliki disiplin keilmuan yang
berbeda-beda dengan tujuan saling melengkapi di berbagai bidang. Ketua Tim
pengusul memiliki kualifikasi dibidang teknologi pangan dan manajemen.
sehingga dapat memberikan informasi serta menyampaikan teknologi tepat guna
apa saja yang dapat dilakukan terhadap jagung dan memberikan pelatihan
keterampilan tentang pengolahan jagung menjadi keripik dan dodol. Pengalaman
kemasyarakatan yang telah dilakukan adalah pembuatan tempe, pembuatan nugget
jamur tiram putih, pembuatan keripik nanas, pembuatan dodol ubi jalar ungu,
pelatihan pembuatan selai dan dodol apel manalagi kualitas afkir di Kecamatan
Tumpang beserta pendampingan manajemen keuangannya, dan pelatihan
pembuatan selai dan dodol wortel di Kecamatan Tumpang beserta pendampingan
manajemen keuangannya.
Anggota I Tim Pengusul pada kegiatan pengabdian masyarakat
berkualifikasi dibidang Teknik Informatika yang berfungsi sebagai penunjang
dalam perintisan mencari jaringan pemasaran produk melalui internet dengan cara
membuat blog pribadi, sehingga dapat digunakan sebagai informator terhadap
aspek ekonomis. Anggota tim pengusul I keripikn tercatat sebagai sebagai Staf
Pengajar di Prodi Teknik Informatika STT Nurul Jadid. Pengalaman
kemasyarakatan yang telah dilakukan adalah pelatihan pembuatan kerupuk dan
dodol wortel di Kecamatan Tumpang beserta pembuatan blog untuk jaringan
pemasaran produk olahan wortel.
Tim pendukung untuk membantu menyelesaikan persoalan ini adalah
Dr. Deny Utomo, SPi, MP yang kini tercatat staf pengajar pada Prodi Ilmu dan
Teknologi Pangan Universitas Yudharta Pasuruan. Kepakaran yang dimiliki
adalah berkaitan dengan aspek manajemen industri hasil pertanian.
21
Pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat kali ini juga
melibatkan 2 mahasiswa program studi Teknik Informatika dengan tujuan
memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang dunia nyata dan memberikan
pembelajaran kepada mahasiwa cara menghadapi dunia luar kampus.
22
BAB 5 HASIL YANG DICAPAI
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini didahului dengan survei
pendahuluan. Hasil survei pendahuluan dan wawancara dengan ketua PKK
RT.13/RW.07 dan RT. 14/RW.07, informasi dari internet mengenai potensi desa
terlihat bahwa penduduk Desa Sidodadi sebagian besar menanam jagung. Hasil
wawancara dengan Ketua PKK RT.13/RW.07 dan RT. 14/RW.07 dan beberapa
warga yang diambil sebagai sampel dapat diambil kesimpulan, bahwa mereka
belum mengetahui diversifikasi olahan jagung afkir secara intensif. Khususnya
para petani jagung hanya menjual jagung dalam bentuk segar. Bahkan jagung
afkir yang diperoleh dari hasil panen dijual sangat murah dan tidak jarang sampai
terbuang, karena tidak ada yang membeli. Mayoritas jagung afkir, jika dikonsumsi
langsung menurut warga terasa asam dan juga berbentuk tidak sempurna,
sehingga jika dijual kurang menarik bagi konsumen.
Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah dan demonstrasi.
Metode ceramah dilakukan untuk menyampaikan berbagai informasi umum
mengenai produk olahan jagung afkir, khususnya menjadi dodol dan keripik. Pada
kesempatan ini disampaikan bahwa bagaimana penanganan bahan baku yang
tadinya tidak bernilai tinggi menjadi bernilai tinggi dengan cara dibuat dodol dan
keripik. Materi pelatihan disampaikan langsung melakukan pendemontrasian yang
berkenaan dengan proses pembuatan dodol dan keripik mulai dari penanganan
bahan baku,cara menghilangkan rasa asam pada jagung, cara penggunaan alat-alat
produksi, proses pencampuran bahan, pemasakan sampai pengemasan.
Evaluasi dilakukan dalam bentuk pertanyaan kontrol yang bertujuan untuk
melihat perhatian dan minat dari peserta pelatihan ini. Hal-hal yang menjadi
faktor pendukung dalam kegiatan ini adalah :
1. Menariknya proses pembuatan dodol dan keripik jagung afkir ini, karena
masih merupakan hal baru bagi masyarakat di Desa Sidodadi.
23
2. Keingintahuan yang cukup besar dari para peserta khususnya ibu-ibu PKK
terhadap materi pelatihan yang diberikan.
3. Menariknya komoditas jagung afkir sebagai bahan pangan yang memiliki
nilai ekonomis tinggi saat ini.
Sedangkan yang menjadi faktor penghambat dalam kegiatan ini adalah :
1. Kurangnya pengetahuan ibu-ibu PKK dan petani jagung mengenai
diversifikasi produk olahan jagung afkir.
2. Kurangnya pengetahuan ibu-ibu PKK dan petani mengenai penanganan dan
proses pembuatan keripik dan dodol jagung afkir.
3. Jaringan pemasaran produk dodol dan keripik yang masih cukup sulit.
Evaluasi produk kegiatan dilakukan untuk mengetahui kualitas keripik dan
dodol jagung yang dibuat oleh mitra kegiatan, sehingga tim dapat mengetahui
tingkat penyerapan tekonologi oleh mitra kegiatan. Salah satu cara untuk
melakukan evaluasi kegiatan dalam menghasilkan produk, tim melakukan
penyebaran kuisioner.
Mitra kerja yang ikut dalam kegiatan pelatihan pembuatan produksi dan
pengemasan adalah 25 orang dengan distribusi pendidikan 8 orang SMU, 8 orang
SMP dan 9 orang SD. Secara umum, pendidikan mitra kerja cukup baik dan data
yang ditemui menunjukkan bahwa tidak ada seorang pun dari peserta yang pernah
mengetahui cara pembuatan keripik dan dodol jagung afkir.
Rendahnya pengetahuan pasca panen jagung afkir mitra kerja dengan
berlimpahnya bahan baku jagung afkir di desa Sidodadi merupakan fenomena
yang menarik perhatian tim kerja untuk melatih dan mentransfer pengetahuan
pembuatan keripik dan dodol jagung afkir. Tabel 3 memperlihatkan jumlah mitra
kerja yang pernah membuat keripik dan dodol jagung afkir sebelum kegiatan IbM
dilaksanakan
Tabel 3. Mitra kerja yang pernah membuat keripik dan dodol jagung sebelum
kegiatan IbM Keripik Dodol
Pernah 0 0 Belum pernah 25 25 Jumlah 25 25
24
Tabel 4. Produk yang dihasilkan menarik, dapat dikembangkan dan bernilai jual Keripik Dodol
Ya 25 19 Tidak 0 6 Jumlah 25 25
Tabel 5. Bahan baku mudah diperoleh dan cara pembuatan produk mudah dibuat
sendiri Keripik Dodol
Ya 25 25 Tidak 0 0 Jumlah 25 25
Mitra kerja yang berjumlah 25 orang belum pernah membuat keripik dan
dodol jagung afkir (Tabel 3). Setelah melaksanakan kegiatan, ternyata 100% mitra
kerja dapat membuat produk keripik dan dodol jagung afkir dengan baik yaitu
secara fisik dan rasa keripik dan dodol menarik, sehingga dapat dikembangkan
sebagai produk olahan dari pasca panen jagung afkir (Tabel 4). Kondisi produk
akan lebih menarik dan ketahanan produk meningkat dengan dilakukan
pengolahan dan pengemasan yang benar.
Peralatan pengemasan yang dimiliki mitra kerja menjadi modal penting
dalam pengembangan produk dan peningkatan nilai jual keripik dan dodol jagung
afkir. Dasar dalam pengembangan produk yaitu bahan dasar yaitu jagung afkir
sangat mudah didapatkan di desa Sidodadi. Produk keripik dan dodol jagung
afkir juga relatif mudah di buat oleh mitra kerja pada saat pelatihan produksi
(Tabel 5) dan saat peninjauan keberlanjutan kegiatan. Saat membuat keripik dan
dodol jagung afkir, tim pelaksana memberikan alternatif dan penjelasan yang
mendasar serta sederhana.
Hasil evaluasi kegiatan melalui kuisioner, kemudian dijadikan dasar untuk
melakukan peninjauan tahap 1 dan 2. Kegiatan ini tidak hanya berhenti pada saat
kegiatan pelatihan bersama tim saja. Keberlanjutan kegiatan dan pengawasan
terhadap penggunaan alat yang diserahkan kepada warga dalam hal ini kelompok
ibu-ibu PKK Desa Sidodadi melalui Tim IbM STT Nurul Jadi Probolinggo dan
ada tidaknya transfer ilmu dalam pembuatan produk yang telah diberikan akan
dilakukan secara berkala.
25
BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Setelah tercapai target dari pelatihan ini, maka tim pelaksana juga
mempunyai rencana tahapan berikutnya yaitu :
1. Evaluasi program
Evaluasi program kegiatan untuk mengetahui apakah seluruh program sudah
diaplikasikan kepada mitra dengan baik.
2. Pengajuan proposal PKM
Pembuatan proposal PKbM tentang pengemasan dan pengajuan ijin untuk
IRT untuk keripik dan dodol.
26
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pelatihan pengolahan keripik dan dodol jagung afkir
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Adanya peningkatan pengetahuan ibu-ibu PKK dalam pengetahuan
diversifikasi produk olahan jagung afkir khususnya menjadi keripik dan dodol.
2. Masih adanya kesulitan dari ibu-ibu PKK dalam memasarkan produk keripik
dan dodol jagung afkir.
B . Saran
Dari hasil kegiatan ini disarankan :
1. Perlu kiranya dilakukan pelatihan yang lebih intensif untuk lebih banyak
memberikan informasi terbaru mengenai olahan jagung.
2. Perlu adanya tindak lanjut dari masyarakat desa Sidodadi untuk terus berupaya
merintis jaringan pemasaran produk keripik dan dodol jagung afkir dengan
melakukan pengemasan yang lebih menarik disertai adanya ijin IRT, agar
produknya dapat dikenal oleh masyarakat luas.
27
DAFTAR PUSTAKA Agato & Narsih. 2011. Pengembangan hasil pertanian (jagung) menjadi produk
susu jagung dan kerupuk jagung. Jurnal Teknologi Pangan 2(1): 86-94.
Aydinsakir, K., Erdal, S., Buyuktas, D., Bastug, R. & Toker, R. 2013. The influence of regular deficit irrigation applications on water use, yield, and quality components of two corn (Zea mays L.) genotypes. Agricultural
Water Management 128: 65-71. Jayaram, S., Kapoor, S. & Dharmesh, S. M. 2015. Pectic polysaccharide from
corn (Zea mays L.) effectively inhibited multi-step mediated cancer cell growth and metastasis. Chemico-biological Interactions, 235: 63-75.
Novia, C., Syaiful & Utomo, D. 2015. Diversifikasi mangga menjadi selai dan dodol. Teknologi Pangan 6(2) : 76-79.
Nuss, E. T. & Tanumihardjo, S. A. 2010. Maize: a paramount staple crop in the context of global nutrition. Comprehensive Reviews in Food Science and
Food Safety 9(4): 417-436. Sánchez‐Madrigal, M. Á., Meléndez‐Pizarro, C. O., Martínez‐Bustos, F.,
Ruiz‐Gutiérrez, M. G., Quintero‐Ramos, A., Márquez‐Meléndez, R., ... & Campos‐Venegas, K. 2014. Structural, functional, thermal and rheological properties of nixtamalised and extruded blue maize (Zea mays L.) flour with different calcium sources. International Journal of Food Science &
Technology 49(2): 578-586. Ullah, I., Ali, M. & Farooqi, A. 2010. Chemical and nutritional properties of some
maize (Zea mays L.) varieties grown in NWFP, Pakistan. Pakistan journal
of Nutrition 9(11): 1113-1117. Utomo, D., Wahyuni, R. & Novia, C. 2014. Diversifikasi produk olahan apel
manalagi kualitas afkir menjadi selai dan dodol. Jurnal Agrika 8(2) : 211-217.
Wahyuni, R. Utomo, D., Novia, C. & Syaiful. 2015. Peningkatan nilai ekonomis wortel kualitas afkir menjadi krupuk dan dodol. Cyber Techn 9(2) : 53-57
Widiyanti, N. M. N. Z., Baga, L. M. & Suwarsinah, H. K. 2016. Kinerja usahatani dan motivasi petani dalam penerapan inovasi varietas jagung hibrida padalahan kering di Kabupaten Lombok Timur. Jurnal Penyuluhan 12(1): 31-42.
28
Lampiran 1. Produk Pengabdian
DODOL DAN KERIPIK JAGUNG AFKIR
29
Lampiran 2. Instrumen
Borang Kegiatan Program Ipteks bagi Masyarakat
Mitra Kegiatan : 1. Kelompok Ibu PKK Sidodadi
2. Kelompok petani Jagung Jumlah Mitra : 2 Usaha Pendidikan Mitra : - S-3……….orang
- S-2……….orang
- S-1……….orang
- Diploma……….orang
- SMA 8 orang
- SMP 8 orang
- SD 9 orang
- Tidak berpendidikan……….orang
Persoalan Mitra: Teknologi, Manajemen, Sosial-ekonomi, Hukum, Keamanan, Lainnya (sebutkan yang sesuai)
: Teknologi
Status Sosial Mitra: Pengusaha Mikro, Anggota Koperasi, Kelompok Tani/Nelayan, PKK/Karang Taruna, Lainnya (sebutkan yang sesuai)
: Kelompok Ibu-ibu PKK RT. 13/ RW.07 dan Kelompok Ibu-ibu PKK RT. 14/ RW.07 Sidodadi
Lokasi Jarak PT ke Lokasi Mitra : 1 Km Sarana transportasi: Angkutan umum, motor, jalan kaki (sebutkan yang sesuai)
: Motor dan mobil pribadi
Sarana Komunikasi: Telepon, Internet, Surat, Fax, Tidak ada sarana komunikasi (sebutkan yang sesuai)
: Telepon
Identitas Tim IbM Jumlah dosen : 3 orang Jumlah mahasiswa : 2 orang Gelar akademik Tim : - S-3 1 orang
- S-2 2 orang - S-1 0 orang - GB……….orang
Gender : Laki-laki 2 orang Perempuan 1 orang
Prodi/Fakultas/Sekolah : Teknik Informatika / STT Nurul Jadid Probolinggo
Aktivitas IbM Metode Pelaksanaan Kegiatan: Penyuluhan/Penyadaran , Pendampingan Pendidikan, Demplot, Rancang Bangun, Pelatihan Manajemen Usaha, Pelatihan Produksi, Pelatihan Administrasi, Pengobatan, Lainnya (sebutkan yang sesuai)
: Pelatihan Produksi
30
Waktu Efektif Pelaksanaan Kegiatan : 7 bulan Evaluasi Kegiatan Keberhasilan : berhasil Indikator Keberhasilan Keberlanjutan Kegiatan di Mitra : Berlanjut Kapasitas produksi : Sebelum IbM 0 kg
Setelah IbM 30 kg Omzet per bulan : Sebelum IbM Rp. 0,-
Setelah IbM Rp. 2.500.000,- Persoalan Masyarakat Mitra : Terselesaikan Biaya Program : Ditlitabmas Sumber lain
: :
Rp. 40.000.000,- Rp. 500.000,-
Likuiditas Dana Program a) Tahapan pencairan dana : Mendukung kegiatan b) Jumlah dana : Diterima 100% Kontribusi Mitra Peran Serta Mitra Dalam Kegiatan : Aktif Kontribusi Pendanaan : Menyediakan Peranan Mitra : Objek kegiatan Keberlanjutan Alasan Kelanjutan Kegiatan Mitra : Permintaan masyarakat Usul penyempurnaan program IbM Model Usulan Kegiatan : Penyemperpurnaan kemasan
keripik dan dodol jagung afkir Anggaran Biaya : Rp. 50.000.000,- Lain-lain : - Dokumentasi (Foto kegiatan dan Produk) Produk/kegiatan yang dinilai bermanfaat dari berbagai perspektif (Sebutkan)
: Keripik dan dodol jagung
Potret permasalahan lain yang terekam : - Belum adanya diversifikasi produk olahan jagung
Luaran program IbM dapat berupa - Jasa : - Metode : - Produk/barang : Keripik, dodol, dan publikasi
ilmiah - Paten :
31
Lampiran 3. Personalia Tenaga Pelaksana Beserta Kualifikasinya
BIODATA KETUA TIM PENGUSUL
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Cahyuni Novia, SE.,MP 2 Jenis Kelamin P 3 Jabatan Fungsional Asisten ahli/ IIIa 4 NIPY 080070 5 NIDN 0708117701 6 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 8 Nopember 1977 7 E-mail vhie771108@gmail.com 8 Nomor Telepon/HP 08158089646 9 Alamat Kantor STT Nurul Jadid Paiton Probolinggo 10 Nomor Telepon/Faks Telp dan Fax. (0335)772073 11 Lulusan yang Telah
Dihasilkan S-1 = 2 orang; S-2 = - ; S3 = -
12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Sistim Informasi Akuntansi 2. Manajemen Umum
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi
Universitas Darma Persada Jakarta
Universitas Brawijaya
-
Bidang Ilmu Ekonomi Manajemen
Teknologi Industri Pertanian
-
Tahun Masuk-Lulus 1996-2000 2008-2010 - Judul Skripsi/Tesis/Disertasi
Pengaruh Biaya Distribusi Terhadap Hasil Penjualan Produk Kaos “777” Pada PT. Pabrik Kaos Aseli Jakarta
Kajian Kelayakan Teknis dan Finasial Produksi Nugget Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Rasa Ikan Tongkol (Euthynus aletrates) Skala Industri Kecil
-
Nama Pembimbing/Promotor
1. Drs. Soeroso 2. Sukardi, SE
1. Dr.Ir. Wignyanto, MS
2. Prof.Dr.Ir. Pratikto,MMT
-
32
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta
Rp)
1. Pemanfaatan Kulit Manggis Untuk Pewarna Alami
Mandiri 5
2. Analisis Kontribusi Teknologi Pada Industri Pengolahan Teripang di PT. Tripang Jaya Nusantara Pasuruan
Mandiri 5
3. Analisis Perancangan Pengolahan Pestisida Nabati Minyak Cengkeh Skala Industri Menengah
Mandiri 5
4.
Peningkatan Kualitas Pelayanan Konsumen Melalui Metode Technology Contribution
Coefficient (TCC) di PT. Pembangkitan Jawa Bali Paiton-Probolinggo
Dikti 9
5. Strategi Peningkatan Produktivitas Unit Usaha Susu Pasteurisasi di Koperasi Sae Pujon
Mandiri 5
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan
Sumber Jml (Juta
Rp) 1. Pelatihan Pembuatan Tempe Mandiri 3
2. Pelatihan Pembuatan Manisan Salak dan Strategi Pemasarannya
Mandiri 3
3. Pembuatan Keripik Nanas Mandiri 3
4. Pelatihan Pembuatan keripik Ubi Jalar Ungu Mandiri 3
5. Pelatihan Pembuatan Nugget Jamur Tiram Putih Mandiri 2
6.
Meningkatkan Pendapatan Petani Apel di Desa Duwet Krajan Melalui Pengolahan Apel Manalagi Kualitas Afkir Menjadi selai dan Dodol
Dikti 35
7. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Melalui Pengolahan Wortel Afkir Menjadi Krupuk Dan Dodol
Dikti 45
E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor
/Tahun
33
1. Perancangan Unit Pengolahan Produk Ekstrusi Berbasis Jagung dan Beras Skala Industri Kecil
PRIMORDIA Vol.5, No.2 Juli
2009 ISSN 0216-7093
2. Strategi Teknologi Informasi dalam Supply Chain Management
Jurnal CYBER-TECHN
Vol.5, No.1 Nopember 2010 ISSN 1907-9044
3.
Kajian Kelayakan Teknis Dan Finansial Produksi Nugget Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Rasa Ikan Tongkol (Euthynus Aletrates) Skala Industri Kecil
Jurnal CYBER-Techn
Vol.5, No.2 April 2011
ISSN 1907-9044
4. Diversifikasi produk olahan apel manalagi kualitas afkir menjadi selai dan dodol
Jurnal Teknologi
Pangan
Vol.7 No.1 Juni 2014 ISSN 0216-7093
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Ipteks Bagi Masyarakat (IbM).
Malang, 30 Juli 2017 Pengusul (Cahyuni Novia, SE, MP)
34
BIODATA ANGGOTA I TIM PENGUSUL
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Syaiful,S.Kom, M.kom 2 Jenis Kelamin L 3 Jabatan Fungsional Asisten ahli/ IIIa 4 NIPY 040031 5 NIDN 0720087601 6 Tempat dan Tanggal Lahir Probolinggo, 20 Agustus 1976 7 E-mail syaikom@gmail.com 8 Nomor Telepon/HP 081234800269 9 Alamat Kantor STT Nurul Jadid Paiton Probolinggo 10 Nomor Telepon/Faks Telp dan Fax. (0335)772073 11 Lulusan yang Telah
Dihasilkan S-1 = 10 orang; S-2 = - ; S3 = -
12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Jaringan Komputer 2. Manajemen Pusat Komputer 3. Pemrograman WEB 4. Pengantar Komputer
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi
Sekolah Tinggi Teknologi Nurul
Jadid
Universitas Dian Nuswantoro
-
Bidang Ilmu Teknik Informatika Teknik Informatika - Tahun Masuk-Lulus 1999-2003 2011-2013 - Judul Skripsi/Tesis/Disertasi
Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadiid
- -
Nama Pembimbing/Promotor
1. Drs. Widjianto, M.Kom
2. Bayu Setiawan,S.Kom., MMT
1. Dr.Ing. Vincent Suhartono
2. M. Arief Soeleman, M.kom
-
35
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta
Rp)
1. Sistem Informasi Pembayaran Terpadu Lembaga Sekolah di PP. Nurul Jadid Berbasis WEB
Mandiri 3
2. Sistem Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid Berbasis WEB
Mandiri 3
3. Membangun E-Learning di Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid
Mandiri 5
4. Analisis dan perancangan sistem database yang terintegrasi di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton probolinggo
Dikti 13,5
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan
Sumber Jml (Juta
Rp) 1. Pelatihan Pembuatan blog Mandiri 2
2. Pelatihan Desain WEB untuk Pemula di PP. Nurul Jadid
Mandiri 3
3. Pelatihan Pembuatan CMS Templates WEB Mandiri 3
4. Meningkatkan pendapatan masyarakat Melalui pengolahan wortel menjadi Krupuk dan dodol
Dikti 45
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Ipteks Bagi Masyarakat (IbM).
Probolinggo, 30 Juli 2017 Pengusul
(Syaiful, S.Kom, M.Kom)
36
Lampiran 4. Publikasi
KREATIFITAS MASYARAKAT DALAM DIVERSIFIKASI OLAHAN
JAGUNG SERTA PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL
SEBAGAI SARANA PROMOSI PRODUK
Community Creativity in Diversification of Maize Processes and The Use of
Social Media as The Promotion of Product
Cahyuni Novia1)
, Syaiful2)
, Deny Utomo3)
1Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid Probolinggo email : vhie771108@gmail.com
2Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid Probolinggo email : syaiful@gmail.com
3Fakultas Pertanian, Universitas Yudharta Pasuruan email : denyut369@gmail.com
ABSTRACT
Sidodadi Village is a village located in Paiton Sub-district of Probolinggo
Regency of East Java Province. Sidodadi Village is one of the biggest corn-
producing villages in Paiton Sub-district, Probolinggo District. The potential of
corn crops in Sidodadi Village is still very good, the production of corn crops on
average once harvest yields 15 to 20 tons. The goal to be achieved in community
service activities is to increase the income of the community groups of mothers
PKK through corn processing afkir into chips / tortillas and dodol. The method is
done by using lecture and demonstration method along with the training material,
and delivered directly by performing pendemontrasian with respect to the process
of making dodol and chips / tortillas ranging from raw materials, how to use the
means of production, the process of mixing the materials, cooking until
packaging. Working partners' results can make tortillas and maize dodol and can
do packing well.
Keywords: corn, tortilla chips, dodol
ABSTRAK
Desa Sidodadi adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Propinsi Jawa Timur. Desa Sidodadi merupakan salah satu desa penghasil jagung terbesar di Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo. Potensi tanaman jagung yang ada di Desa Sidodadi ini masih sangat bagus, produksi tanaman jagung rata-rata sekali panen menghasilkan 15 sampai dengan 20 ton. Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan pendapatan masyarakat kelompok ibu-ibu PKK melalui pengolahan jagung afkir menjadi keripik / tortilla dan dodol. Metode yang
37
dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi disertai materi pelatihan, serta disampaikan langsung dengan melakukan pendemontrasian yang berkenaan dengan proses pembuatan dodol dan tortilla mulai daripenanganan bahan baku, cara penggunaan alat-alat produksi, proses pencampuran bahan, pemasakan sampai pengemasan. Hasil secara keseluruahan mitra kerja dapat membuat keripik/tortilla dan dodol jagung afkir serta dapat melakukan pengemasan dengan baik.
Kata kunci : Jagung, keripik jagung, dodol
PENDAHULUAN
Desa Sidodadi adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Propinsi Jawa Timur. Desa Sidodadi merupakan salah satu desa penghasil jagung terbesar di Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo. Potensi tanaman jagung yang ada di Desa Sidodadi ini masih sangat bagus, produksi tanaman jagung rata-rata sekali panen menghasilkan 15 sampai dengan 20 ton.
Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pokok yang menyediakan 60% dari total produksi pangan dunia (Nuss dan Tanumihardjo, 2010) dan makanan ketiga yang paling penting dari dunia setelah gandum dan padi (Aydinsakir et al., 2013). Jagung sebagian besar terdiri dari karbohidrat, sebagian besar dalam bentuk pati, dengan cukup jumlah protein serta beberapa lipid, vitamin, dan mineral. Jagung memiliki komposisi protein sebesar 8-12%, serat kasar 0,8-2,5% dan 68-73% karbohidrat (Ullah et al., 2010). Jagung mempunyai banyak manfaat salah satunya untuk mencegah kanker (Jayaram et al., 2015).
Jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang sangat penting dan strategis dalam upaya pembangunan pertanian di Indonesia karena menjadi salah satu tanaman pokok bagi kebutuhan manusia (Widiyanti et al., 2016). Dalam usaha meningkatkan daya guna jagung, maka perlu
dilakukan diversifikasi pengolahan produk pangan asal jagung. Produk pangan yang dimaksud merupakan bahan olahan setengah jadi maupun bahan siap dikonsumsi. Bahan olahan tersebut harus disukai oleh konsumen dan secara ekonomis pengolahan bahan tersebut mempunyai efisiensi yang tinggi. Jagung juga dapat dikembangkan menjadi produk yang bernutrisi dan bernilai jual tinggi selain itu tentunya akan mempunyai masa simpan lebih panjang jika dikemas dengan baik (Agato dan Narsih, 2011). Hasil panen dari tanaman jagung tidak semuanya bagus, melainkan ada yang isi bijinya tidak rata atau ukurannya kecil dan jika dijual harganya sangat murah, biasanya petani jagung didaerah sidodadi menyebutnya dengan sebutan jagung afkir.
Salah satu hasil olahan jagung yang disukai konsumen pada saat ini adalah keripik jagung atau tortilla (Sánchez‐Madrigal et al., 2014). Proses pengolahan produk ini cukup sederhana sehingga berpeluang diadopsi oleh masyarakat pedesaan, terutama wanita tani sebagai industri rumah tangga (Agato dan Narsih, 2011). Makanan ringan berbahan baku dasar jagung adalah keripik dan dodol jagung juga sangat mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Dodol jagung merupakan makanan tradisional yang cukup populer di beberapa daerah di Indonesia, dapat diolah dari tepung ketan, tepung biji-bijian, palawija maupun buah-buahan dicampur dengan gula atau diberi
38
tambahan bahan lain seperti tepung beras atau tepung ketan, tepung tapioka, tepung hunkwe, bahan pewarna maupun bahan lainnya. Cara pembuatan dodol sangat mudah, peralatan yang digunakan juga sederhana sehingga dapat diterapkan sebagai industri rumah tangga (Wahyuni et al., 2014; Utomo et al., 2014; Novia et al, 2015).
Permasalahan utama masyarakat di Desa Sidodadi adalah belum mengenal teknologi pengolahan jagung afkir. Sebagian besar produksi jagung di daerah ini hanya dijual dalam bentuk segar dengan harga yang sangat murah dan biasanya dipergunakan untuk direbus ataupun dijadikan lauk dan sayur. Sebagian lagi biasanya dikeringkan untuk dijadikan pakan ternak. Harga jagung afkir sering kali dibawah harga pasar yaitu Rp 1.500 – Rp 1.900/kg.
Hal ini terjadi karena ketidak pahaman masayarakat setempat tentang jenis produk lain yang dapat dihasilkan dari bahan baku jagung afkir, masyarakat juga belum memahami teknologi sederhana apa yang dapat diaplikasikan pada jagung afkir yang mereka miliki. Mereka beranggapan bahwa jagung hanya bisa jual dalam bentuk segar (belum diolah) dan dikeringkan saja. Padahal hanya dengan sentuhan teknologi yang sederhana jagung afkir dapat menjadi produk olahan yang bernilai tinggi dibandingkan dengan menjual dalam bentuk belum diolah. Salah satunya adalah mengolah jagung afkir menjadi keripik (tortilla chips) dan dodol.
Lambannya akses informasi yang masuk kepedesaan dan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap perkembangan teknologi membuat masyarakat ketinggalan informasi-informasi penting yang telah dan sedang berkembang, termasuk informasi penting mengenai teknologi tepat guna sederhana yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Selain itu tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap pola pikir kehidupan mayarakat sehingga kreasi-kreasi baru sulit mereka ciptakan dan dikembangkan. Sarana
dan prasarana yang kurang, letak yang jauh dari kota juga merupakan suatu hambatan dalam penerimaan teknologi terbaru. Kenyataan inilah yang terjadi pada seluruh masyarakat pedesaan termasuk masyarakat petani jagung di desa Sidodadi Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.
Permasalahan lainnya adalah peningkatan produksi jagung pada saat panen raya sebesar 16,5-22 ton (10%) dengan harga jual jagung bahkan sampai Rp.750,-/kg, sehingga harga tersebut lebih murah lagi dan sangat jauh dari harga normal. Kondisi tersebut memaksa para petani jagung untuk tetap menjual jagung afkir dalam bentuk segar karena terdesak oleh kebutuhan, bahkan ditemukan juga jagung yang tidak dijual, tetapi dijadikan pakan ternak. Ditinjau dari aspek sosial budaya masyarakat setempat, banyaknya jagung afkir yang tidak terjual atau hanya menjadi pakan ternak sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dari petani pendahulunya dan belum adanya sarana prasarana yang memadai dalam mengakses informasi secara cepat.
Perubahan perilaku masyarakat yang sedang digemari adalah penggunaan media social sebagai sarana komunikasi juga telah sampai di masyarakat desa Sidodadi. Tetapi mereka belum memanfaatkan media tersebut untuk sarana promosi, hanya sebagai media komunikasi saja. Sarana Promosi produk dengan dengan menggunakan media social. Menurut Hidayatullah (2016), media sosial adalah sebuah media online dimana penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakanisi meliputi blog, social network atau jejaring social (face book, Twitter, Instagram dsb), wiki, forum dan dunia virtual. Social media yang paling banyak digunakan adalah blog, social network atau jejaring social (face book, twitter, instagram dsb) dan wiki.
BAHAN DAN METODE
Bahan
Bahan keripik meliputi, jagung kualitas afkir, tepung tapioka, air, garam, bawang
39
putih dan gula. Bahan pembuatan dodol meliputi, jagung afkir, santan, gula, garam, margarine, dan tepung ketan.
Alat
Alat yang digunakan adalah Blender, Penggiling daging (untuk menghaluskan jagung), gilingan mie (cetakan keripik), pemarut kelapa, sealer, dandang, kompor, pisau, talenan, sutil, bak penampungan bahan, wajan, sendok pengaduk, nampan cetakan, sepet, dan plastik kemasan.
Metode / Pelaksanaan penelitian
Metode pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara pada pengurus PKK dan masyarakat. Pengumpulan data ini dimaksudkan untuk mengetahui status sosial, pendidikan dan motivasi mitra kerja dalam kegiatan IbM yang dilaksanakan agar target luaran dapat tercapai.
Target luaran dinilai pada saat pelaksanaan kegiatan praktek pembuatan keripik dan dodol jagung afkir dan pemantauan keberlanjutan kegiatan dengan memanfatkan media soaial sebagai sarana promosi produk..
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada masyarakat melibatkan dua mitra. Mitra kerja yang ikut dalam kegiatan pelatihan pembuatan produksi dan pengemasan adalah 25 orang dengan distribusi pendidikan 8 orang SMU, 8 orang SMP dan 6 orang SD. Secara umum, pendidikan mitra kerja cukup baik dan data yang ditemui menunjukkan bahwa tidak ada seorang pun dari peserta yang pernah mengetahui cara pembuatan keripik dan dodol jagung afkir.
Rendahnya pengetahuan pasca panen jagung afkir mitra kerja dengan berlimpahnya bahan baku jagung afkir di desa Sidodadi merupakan fenomena yang menarik perhatian tim kerja untuk melatih dan mentransfer pengetahuan pembuatan
keripik dan dodol jagung afkir. Tabel 1 memperlihatkan jumlah mitra kerja yang pernah membuat keripik dan dodol jagung afkir sebelum kegiatan IbM dilaksanakan Tabel 1. Mitra kerja yang pernah membuat
keripik dan dodol sebelum kegiatan IbM
Keripik Dodol Pernah 0 0 Belum pernah
25 25
Jumlah 25 25 Tabel 2. Produk yang dihasilkan menarik,
dapat dikembangkan dan bernilai jual
Keripik Dodol Ya 25 16 Tidak 0 9 Jumlah 25 25
Tabel 3. Mitra kerja yang pernah
memanfaatkan media sosial sebagi sarana promosi produk
Keripik Dodol Pernah 0 0 Tidak 25 25 Jumlah 25 25
Mitra kerja yang berjumlah 25orang
belum pernah membuat keripik dan dodol jagung afkir (Tabel 1). Setelah melaksanakan kegiatan, ternyata 100% mitra kerja dapat membuat produk keripik dan dodol jagung afkir dengan baik yaitu secara fisik dan rasa keripik dan dodol menarik sehingga dapat dikembangkan sebagai produk pasca panen jagung afkir yang memberikan alternatif jagung dijual dalam bentuk segar (Tabel 2). Kondisi produk akan lebih menarik dan ketahanan produk meningkat dengan dilakukan pengolahan dan pengemasan yang benar.
Peralatan pengemasan yang dimiliki mitra kerja menjadi modal penting dalam pengembangan produk dan peningkatan nilai jual keripik dan dodol jagung afkir. Dasar dalam pengembangan produk yaitu bahan dasar yaitu jagung afkir sangat mudah
40
didapatkan di desa Sidodadi. Produk keripik dan dodol jagung afkir juga relatif mudah di buat oleh mitra kerja pada saat pelatihan produksi dan saat peninjauan keberlanjutan kegiatan. Saat membuat keripik dan dodol, tim pelaksana memberikan alternatif dan penjelasan yang mendasar serta sederhana. Penjelasan tersebut berkenaan dengan mitra kerja yang akan mengkonsumsi produk yang dibuat. Pemanfaatan media sosial sebagai sarana promosi produk juga belum pernah dilakukan oleh peserta pelatihan, Karena para peserta masih banyak yang tidak mengetahui aplikasi di hp yang dapat digunakan untuk mempromosikan produk.
KESIMPULAN
Dua tahapan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Seluruh mitra kerja dapat membuat keripik
dan dodol jagung afkir serta melakukan pengemasan dengan baik.
2. Produk keripik dan dodol jagung afkir yang dihasilkan pada pelatihan produksi menarik dan dapat dikembangkan.
3. Bahan dasar pembuatan produk keripik dan dodol, yaitu jagung afkir yang mudah didapatkan di desa Sidodadi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan Ibm dan seluruh pihak yang telah membantu dalam penelitian ini terutama kepada DPRM Dikti, STT Nurul Jadid, dan Kelompok Ibu-ibu PKK Desa Sidodadi Kabupaten Probolinggo.
DAFTAR PUSTAKA
Agato & Narsih. 2011. Pengembangan hasil
pertanian (jagung) menjadi produk susu jagung dan kerupuk jagung. Jurnal Teknologi Pangan 2(1): 86-94.
Aydinsakir, K., Erdal, S., Buyuktas, D., Bastug, R. & Toker, R. 2013. The
influence of regular deficit irrigation applications on water use, yield, and quality components of two corn (Zea mays L.) genotypes. Agricultural
Water Management 128: 65-71. Hidayatullah, N. (2016). Promosi penjualan
melalui jejaring sosial (Studi deskriptif kualitatif promosi penjualan melalui jejaring sosial twitter pada “coffee house ulee kareng”). Flow, 2(18).
Jayaram, S., Kapoor, S. & Dharmesh, S. M. 2015. Pectic polysaccharide from corn (Zea mays L.) effectively inhibited multi-step mediated cancer cell growth and metastasis. Chemico-
biological Interactions, 235: 63-75. Novia, C., Syaiful & Utomo, D. 2015.
Diversifikasi mangga off grade menjadi dodol dan dodol. Teknologi
Pangan 6(2) : 76-79. Nuss, E.T. & Tanumihardjo, S.A. 2010.
Maize: a paramount staple crop in the context of global nutrition. Comprehensive Reviews in Food
Science and Food Safety 9(4): 417-436.
Sánchez‐Madrigal,M.Á., Meléndez‐Pizarro, C.O.,Martínez‐Bustos,F., Ruiz‐Gutiérrez,M.G., Quintero‐Ramos, A., Márquez‐Meléndez, R., ... & Campos‐Venegas, K. 2014. Structural, functional, thermal and rheological properties of nixtamalised and extruded blue maize (Zea mays L.) flour with different calcium sources. International Journal of Food Science
& Technology 49(2): 578-586. Ullah, I., Ali, M. & Farooqi, A. 2010.
Chemical and nutritional properties of some maize (Zea mays L.) varieties grown in NWFP, Pakistan. Pakistan
journal of Nutrition 9(11): 1113-1117. Utomo, D., Wahyuni, R. & Novia, C. 2014.
Diversifikasi produk olahan apel manalagi kualitas afkir menjadi dodol dan dodol. Jurnal Agrika 8(2) : 211-217.
41
Wahyuni, R. Utomo, D., Novia, C. & Syaiful. 2015. Peningkatan nilai ekonomis wortel kualitas afkir menjadi krupuk dan dodol. Cyber
Techn 9(2) : 53-57 Widiyanti, N. M. N. Z., Baga, L. M. &
Suwarsinah, H. K. 2016. Kinerja
usahatani dan motivasi petani dalam penerapan inovasi varietas jagung hibrida pada lahan kering di Kabupaten Lombok Timur. Jurnal
Penyuluhan 12(1): 31-42.
42
43
44
1
top related