lapkas morbili

Post on 28-Nov-2015

98 Views

Category:

Documents

6 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

laporan kasus

TRANSCRIPT

Laporan Laporan kasuskasus

Disusun oleh :Raisa

Pembimbing : Dr. Suryono W, Sp.A

Identitas Pasien

• Nama : An. S• Jenis : Perempuan

• Usia : 5 tahun 5 bulan

• Alamat :• Nama Orang Tua : Tn. D

• Tanggal MRS : 9 desember 2013

Anamnesis (alloanamnesis)

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Kesan : tumbuh kembang anak sesuai usia

Riwayat Perkembangan

Riwayat Imunisasi

Kesan : Imunisasi lengkap

Pemeriksaan FisikTanggal 9 desember 2013

BB/U x 100% 17/ x 100% = % gizi baik

TB/U x 100% 120/ x 100 % = % gizi baik

BB/TB x 100 % 17/ x 100% = % gizi normal

STATUS ANTROPOMETRI

Status Gizi baikStatus Gizi baik

STATUS GENERALIS

STATUS GENERALIS

THORAKS

Abdomen

Extremitas Atas : akral hangat, peteki (+/+),

udem (-/-), pucat (-), RCT < 2 detik

Bawah : akral hangat, peteki (+/+), udem (-/-),

pucat (-), RCT < 2 detik

Inguinal : pembesaran kelenjar inguinal (-)Genitalia : perempuan, tidak ada

kelainan

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium Tanggal 9 desember 2013 jam 13.10 WIBLaboratorium Tanggal 9 desember 2013 jam 13.10 WIB

RESUMEAnak perempuan 6 tahun 5 bulan datang bersama Ibunya ke RSIJ Cempaka Putih dengan keluhan 4 hari SMRS Os merasa febris dengan suhu 38 °C-39,2 °C , batuk, pilek. 2 hari SMRS Os dibawa berobat ke klinik diberikan obat penurun panas, tetapi keluhan tidak berkurang febris semakin meningkat, batuk, pilek, nafsu makan menurun. 1 hari SMRS Os febris, batuk , pilek, dan timbul bintik – bintik kemerahan (makulopapuler) di belakang leher, di rumh sakit bintik- bintik kemerahan mulai timbul diseluruh tubuh mula mula di belakang leher lalu menyebar kebelakang telinga, muka, badan, lengan, dan kaki, BAB dan BAK normal

Pada Pemeriksaan Fisik ditemukan :KU : Tampak sakit sedangKesadaran : compos mentisSuhu : 38,5 oc, axilla demamNadi = 100 x/ menit, isi cukup, reguler, kuat angkatRR = 20x/ menit

Kulit : petekie dibagian belakang leher , telinga, wajah, badan, lengan dan kaki

Hidung : sekret (+/+)

Mulut : bibir pucat, kering (+), koplik spot (+) dimukosa buccal, faring hiperemis

(+)

Leher :petekie di bagian belakang leher (+)

Thorax :ptekie (+)

Abdomen : makulopapular (+), ptekie (+)

Ekstremitas atas: ptekie (+)

Ektremitas bawah : ptekie (+)

Pemeriksaan Penunjang :

• Darah rutin 5 April 2012

• leukosit = 4.438 /µl

• Trombosit = 172.000 /µl

• DPL

– Peningkatan sel plasma 5-20 % rubella

– Leukopenia rubella

– Penurunan ringan jumlah trombosit rubella

– Leukositosis 16000-20000/mm3 eksantema subitum

– Neutrofil ↑ eksantema subitum

– Leukositosis pada hari ke 2 eksantema subitum

• Serologi : Ig M spesifik untuk morbili/rubella/eksantema subitum

Rencana Pemeriksaan Penunjang

• Inf. RL 15 tpm

• Isoprinol syr (antivirus) 3x 1 cdt

• Kamulvit syr 2x1 cdt

• Vit. A 20.000 1x1

• Paracetamol 3x2

• Sporetik 3x1

• Inj : ceftazidime 2x 750 mg

• Inf. Asering di naikan 12 tpm

Penatalaksanaan oleh dokter

TTINJAUAN INJAUAN PUSTAKAPUSTAKA

Morbili

DEFINISI

• Campak merupakan penyakit menular

akut yang disebabkan oleh virus dan

secara khas terdiri dari tiga stadium,

yaitu stadium prodromal, erupsi, dan

konvalesens.

• Penyakit ini umumnya menyerang

anak dan sangat mudah menular.

Etiologi

• Campak disebabkan oleh Morbilivirus, salah satu

virus RNA dari famili Paramyxoviridae.

• Memiliki satu tipe antigen

• Selama masa prodormal dan selama waktu singkat

sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam

sekresi nasofaring, darah, dan urin

• Virus dapat tetap aktif selama 34 jam dalam suhu

kamar

Epidemiologi

• Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian

menyebabkan kekebalan seumur hidup. Usia puncak

insidens penyakit ini adalah umur 5-10 tahun, di negara

yang belum berkembang insidens tertinggi pada umur 2

tahun. Wabah terjadi pada kelompok anak yang rentan

terhadap campak, yaitu di daerah dengan populasi balita

banyak mengidap gizi buruk dan daya tahan tubuh yang

lemah. Hampir semua anak Indonesia yang mencapai usia

5 tahun pernah terserang penyakit campak, walaupun yang

dilaporkan hanya sekitar 30.000 kasus pertahun.

Patogebesis

• Manusia adalah satu-satunya inang asli untuk virus

campak. Penularan campak terjadi secara droplet melalui

udara, terjadi antara 1-2 hari sebelum timbul gejala klinis

sampai 4 hari setelah timbul ruam. Infeksi dimulai di

mukosa hidung/faring.

Manifestasi klinis

.

2. Stadium prodromal

Berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan

gejala-gejala demam, diikuti coryza

(batuk, bersin, diikuti hidung

tersumbat dan ingus/pilek), faring

merah, nyeri saat menelan, stomatitis

(radang mulut), konjungtivitis. Tanda

khas (pathognomonic): enantema

mukosa bukalis di depan gigi seri

(molar) ketiga yang disebut bercak

Koplik (Koplik's spots).

1.Stadium inkubasi

Berlangsung 10-12 hari, tanpa

gejala.

3. Stadium erupsi

Ditandai dengan panas tinggi dan

timbulnya rash makulopapuler (ruam

kemerahan) yang dimulai dari batas

rambut di belakang telinga, lalu

menyebar ke wajah, leher,

dan akhirnya ke ekstremitas (anggota

gerak tubuh, seperti tangan dan kaki).

4. Stadium penyembuhan (konvalesens)

Setelah tiga hari ruam berangsur-angsur

menghilang. Ruam kulit menjadi kehitaman

dan mengelupas, akan menghilang setelah 1-

2 minggu. Adanya kulit kehitaman dan

bersisik (hiperpigmentasi) dapat merupakan

tanda penyembuhan.

Pemeriksaan Penunjang

• Darah tepi : Jumlah leukosit cenderung menurun disertai limfositosis

relatif .

• Isolasi dan identifikasi virus : Swab nasofaring dan sampel darah yang

diambil dari pasien 2-3 hari sebelum onset gejala sampai 1 hari setelah

timbulnya ruam kulit (terutama selama masa demam campak)

merupakan sumber yang memadai untuk isolasi virus. Selama stadium

prodromal, dapat terlihat sel raksasa berinti banyak pada hapusan

mukosa hidung7.

• Serologis: konfirmasi serologi campak berdasarkan pada kenaikan empat

kali titer antibodi antara sera fase akut dan fase penyembuhan atau pada

penampakkan antibodi IgM spesifik campak antara 1-2 minggu setelah

onset ruam kulit.

Penyulit

• Laringitis Akut

• Bronkopneumoni

• Kejang Demam

• SSPE (Subacute Sclerosing Penencephalitis)

• Ensefalitis

• Otitis Media

• Enteritis

• Konjungtivitis

• Aktivasi TB

• Sistem Kardiovaskular

Penatalaksanaan

• Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari pemberian cairan yang cukup,

suplemen nutrisi, antibiotic diberikan bila terjadi infeksi sekunder, anti

konvulsi diberikan bila terjadi kejang, asupan oral

Tanpa komplikasi :

• Pasien diisolasi, tirah baring

• Vitamin A pada anak usia < 5 bulan 50.000 IU usia 6 bulan -1tahun

100.000 IU oral, pada usia > 1 tahun 200.000 IU oral, apabila disertai

malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap hari

• Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai, jenis makanan

disesuaikan dengan tingkat kesadaran pasien dan ada tidaknya komplikasi

Jika terdapat penyulit obati penyulit :

Bronkopneumoni

Deiberikan antibiotik ampisilin 100 mg/kgBB/ hari dibagi 4

dosis IV dg kombinasi kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari IV dlm

4 dosis.

Otitis Media

kotrimoksazol-sulfametoksazol (TMP 4 mg/kgBB /hari dibagi

dalam 2 dosis)

Ensefalopati

Reduksi jumlah pemberian cairan hingga ¾ kebutuhan

untuk mengurangi edema otak, disamping pemberian

kortikosteroid.

Komplikasi

Bronkopneumonia

Encephalitis

SSPE (Subacute Slcerosing

Panencephalitis)

Diare

Otitis media

Preventiv 1. Imunisasi aktif

Pencegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif pada bayi

berumur 9 bulan atau lebih.

2. Imunisasi pasif

• Bayi berusia < 12 bulan yang terpapar langsung dengan pasien campak dapat

dicegah dengan Immune serum globulin (gamma globulin)

• Dosis anak : 0,2 ml/kgBB IM pada anak sehat

• 0,5 ml/kgBB untuk pasien dengan HIV

• maksimal 15 ml/dose IM dalam waktu 5 hari sesudah terpapar, atau sesegera

mungkin.

3. Hindari kontak dengan penderita campak

PROGNOSIS

• Biasanya campak sembuh dalam 7-10 hari

setelah timbul ruam. Bila ada penyulit infeksi

sekunder/malnutrisi berat, maka penyakit

menjadi berat. Kematian disebabkan karena

penyulit (pneumonia dan ensefalitis).

Daftar Pustaka

Soegeng Soegijanto. Campak. Dalam : ed. Sumarno S. Poorwo Soedarmo, Herry Garna, Sri Rezeki S.

Hadinegoro. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Infeksi & Penyakit Tropis. Edisi I. 2002. Bagian Ilmu

Kesehatan Anak FKUI : Jakarta. p 125-136.

Herry Garna, Alex Chaerulfatah, Azhali MS, Djatnika Setiabudi,. Morbili (Campak, Rubeola, Measles).

Dalam : ed. Herry Garna, Heda Melinda D. Nataprawira. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu

Kesehatan Anak. Edisi III. 2005. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD : Bandung. p 234-236.

Brooks, Geo F., Butel, Janet S., Morse Stephen A. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi I. Terjemahan.

2005.Salemba Medika : Jakarta

Phillips, Carol.F. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 2. Terjemahan. 1993. EGC : Jakarta. p 198- 203.

Fennelly, Glenn J. 2006. Measles. (Online, http://www.emedicine.com/ PED/topic1388.htm, diakses

tanggal 11 Desember 2006)

Soegijanto, 2001. Buku Imunisasi di Indonesia Edisi Pertama. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak

Indonesia.

Soedarmo, Sumarmo S. Purwo, dkk. 2010. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Jakarta : Ikatan Dokter

Anak Indonesia.

TERIMA KASIHTERIMA KASIH

top related