lap asidi alkalimetri
Post on 04-Apr-2018
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 Lap Asidi Alkalimetri
1/8
-
7/30/2019 Lap Asidi Alkalimetri
2/8
I. JUDULASIDI-ALKALIMETRI
II. TUJUANUntuk membakukan atau mengetahui kadar normalitas suatu zat.
III. PRINSIPAsam bertemu basa, kemudian menggunakan indicator fenoftalin (PP) maka titik akhir
titrasinya (TAT) akan berwarna merah muda.
IV. REAKSIReaksi umum
HX + LOH LX + H2O
HCl + NaOH NaCl + H2O
V. ALAT DAN BAHANAlat :
1. Buret2. Statif3. Pipet ukur/pipet volum4. Gelas ukur5. Erlenmeyer6. CorongBahan (Alkalimetri) Bahan (Asidimetri)
- NaOH 0,1 N - HCl 0.1 N
- Indikator PP 1% - Indikator PP 1%
-
7/30/2019 Lap Asidi Alkalimetri
3/8
VI. DASAR TEORI
Suatu metode titrimetri untuk analisis didasarkan pada suatu reaksi kimia
sepersamaan umum:
aA tT produk
dimana a molekul analit A, bereaksi dengan t molekul reagen T. reagen T yang disebut titran,
ditambahkan sedikit demi sedikit (secara inkremental), biasanya dari dalam buret, dalam
bentuk larutan yang konsentrasinya diketahui. Untuk mengetahui penabahan titran
dihentikan dapat dapat digunakan zat kimia yang disebut Indakator yang tanggap
terhadap adanya titran berlebih yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna.
Salah satu contoh metode analisis titrimetri adalah digunakan pada reaksi asam-basa.
Tirasi asam basa merupakan teknik yang banyak digunakan untuk menetapkan secara tepat
konsentrasinya dari suatu larutan asam atau basa. Titrasi ini pada dasarnya merupakan reaksi
penetralan dan biasa juga disebut aside-alkalimetri. Jika larutan bakunya adalah asam disebut
asidimetri dan jika larutan bakunya adalah basa disebut alkalimetri. Dalam titrasi asam basa,
jumlah relative asam dan basa yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen ditentukan
dengan perbandingan jumlah mol asam (H+) dan jumlah mol basa (OH
-) yang bereaksi:
Misalanya:HCl + NaOH NaCl + H2
Reaksi ionnya:
H3O+
+ OH-
H2O
Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku
basa, sedangkan alkalimeteri adalah pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan
larutan baku asam. Oleh sebab itu, keduanya disebut juga sebagai titrasi asam-basa.
Titrasi adalah proses mengukur volume larutan yang terdapat dalam buret yang
ditambahkan ke dalam larutan lain yang diketahui volumenya sampai terjadi reaksi sempurna.
Atau dengan perkataan lain untuk mengukur volume titran yang diperlukan untuk mencapai
titik ekivalen. Titik ekivalen adalah saat yang menunjukkan bahwa ekivalen perekasi-
pereaksi sama. Di dalam prakteknya titik ekivalen sukar diamati, karena hanya merupakan
titik akhir teoritis atau titik akhir stoikometri. Hal ini diatasi dengan pemberian indikator
asam-basa yang membantu sehingga titik akhir titrasi dapat diketahui. Titik akhir titrasi
merupakan keadaan di mana penambahan satu tetes zat penitrasi (titran) akan menyebabkan
perubahan warna indikator. Kadua cara di atas termasuk analisis titrimetri atau volumetrik.
-
7/30/2019 Lap Asidi Alkalimetri
4/8
Selama bertahun-tahun istilah analisis volumetrik lebih sering digunakan dari pada
titrimetrik. Akan tetatpi, dilihat dari segi yang kata, titrimetrik lebih baik, karena
pengukuran volume tidak perlu dibatasi oleh titrasi.
Rekasi-reaksi kima yang dapat diterima sebagai dasar penentuan titrimetrik asam-basa
adalah sebagai berikut :
o Jika HA meruapakn asam yang akan ditentukan dan BOH sebabagi basa, maka reksinyaadalah : HA + OHA- + H2O
o Jika BOH merupakan basa yang akan ditentukan dan HA sebagi asam, maka reaksinya
adalah ; BOH + H+
B+
= H2
Perhitungan titrasi asam basa didasarkan pada reaksi pentralan, menggunakan dua macam
cara, yaitu :
1. Berdasarkan logika bahwa pada reaksi penetralan, jumlah ekivalen (grek) asam yangbereaksi sama dengan jumlah ekivalen (grek) basa.
Diketahui : grek (garam ekivalensi) = Volume (V) x Normalitas (N),
Maka pada titik ekivalen : V asam x N asam = V basa x N basa; atau
V1 + N1 = V2 + N 2
Untuk asam berbasa satu dan basa berasam satu, normalitas sama dengan molaritas, berarti
larutan 1 M = 1 N. Akan tetapi untuk asam berbasa dua dan basa berasam dua 1 M = 1 N.
2. Berdasarkan koifisein reaksi atau pensetaraan jumlah molMisalnya untuk reaksi :
2 NaOH + (COOH)2(COONa) + H2O
(COOH)2 = 2 NaOH
Jika M1 adalah molaritas NaOH dan V1 adalah volume NaOH, sedangkan M2 adalah molaritas
(COOH)2 dan V2 adalah volume (COOH)2, maka :
= & V1 M1 x 1 = V2 M 2 x 2
Oleh sebab itu : V Na Oh x M NaOH x 1 = V (COOH)2 x M (COOH)2s
Larutan yang mengandung reagensia dengan bobot yang diketahui dalam suatu volume
tertentu dalam suatu larutan disebut larutan standar. Larutan standar terbagi atas 2 yaitu
larutan standar primer dan sekunder. Larutan standar primer adalah suatu larutan yang
-
7/30/2019 Lap Asidi Alkalimetri
5/8
konsentrasinya dapat langsung ditentukan dari berat bahan sangat murni yang dilarutkan dan
volume tertentu, sedangkan larutan standar sekunder adalah larutan standar lain yang telah
ditetapkan konsentrasinya melalui titrasi dengan menggunakan larutan standar primer.
Bahan kimia yang digunakan sebagai bahan untuk larutan standar primer harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Mudah didapat dalm keadaan murni dan mempunyai rumus molekul yang pasti
2. Harus stabil dan mudah ditimbang
3. Berat ekivalennya harus besar
4. Reaksinya harus sempurna
5. Harganya relatif murah.
Berbagai indikator mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda dan akibatnya mereka
menunjukkan warna pada range pH yang berbeda (Keenan, 2002).
Fenolphtalein tergolong asam yang sangat lemah dalam keadaan yang tidak terionisasi
indikator tersebut tidak berwarna. Jika dalam lingkungan basa fenolphtalein akan terionisasi
lebih banyak dan memberikan warna terang karena anionnya (Day, 1981).
Metil jingga adalah garam Na dari suatu asam sulphonic di mana di dalam suatu larutan
banyak terionisasi, dan dalam lingkungan alkali anionnya memberikan warna kuning,
sedangkan dalam suasana asam metil jingga bersifat sebagai basa lemah dan mengambil ion
H+, terjadi suatu perubahan struktur dan memberikan warna merah dari ion-ionnya (Day,
1981).
Suatu indicator dapat berubah warnanya pada daerah pH tertentu, misalnya:
Metal jingga : merah pH 3,1pH 4,4 kuning
Brom timol biru : kuning pH 6,0pH 7,6 biru
Fenolftalein : bening pH 6,0pH 9,6 merah
-
7/30/2019 Lap Asidi Alkalimetri
6/8
VII. CARA KERJA
VIII.DATA PENGAMATANKelompok
Volume titrasi
NaOHN. NaOH
Volume titrasi
asam oksalat
N.oksalat
1 8,9 ml
2 9,5 ml 0,1052 N
3 10,2 ml 0,098 N 11.5 ml 0,085 N
4 10,2 ml
5 8,9 ml 0,1123 N
6 10,2 ml 0,098 N 11,5 ml 0,085 N
7 9 ml 0,1111 N
8
BURET
ERLENMEYER
NaOH x N 10 mL
HCL 0,1N 10,0 ml
3 tetes PP 1%
-
7/30/2019 Lap Asidi Alkalimetri
7/8
IX. PERHITUNGANDiket : V1 = 9,5 mL
V2 = 10 mL
N2 = 0,1 N
Ditanya : N1 ...?
Penyelesaian :
V1 x N1 = V2 x N2
9,5 x N1 = 10 x 0,1
9,5N1 = 1
N1 =
N1 = 0,1052 N NaOH
X. PEMBAHASANAsidimetri adalah pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan baku
asam. Dalam percobaan ini diperlukan larutan standar primer yaitu asam klorida (HCl),
dimana larutan standar primer adalah larutan baku yang menjadi acuan untuk menentukan
TAT.
Reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut :
NaOH + HCl NaCl + H2O
Berdasarkan reaksi diatas, campuran antara NaOH dengan HCl ditambah dengan indikator PP
1% menghasilkan NaCl dan H2O berwarna merah muda.
XI. KESIMPULANTitrasi asidimetri pada percobaan ini adalah untuk menentukan konsentrasi NaOH
dengan larutan baku HCl. Reaksi netralisasi dapat diamati ketika terjadi perubahan warna
yang awalnya jernih menjadi merah muda dengan menggunakan indikator fenoftalein (PP)
1%. Persamaan reaksinya adalah :
NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
-
7/30/2019 Lap Asidi Alkalimetri
8/8
Dosen Pengampu,
Surati, ST., M.Si., Med.
Semarang, November 2012
Praktikan,
Kelompok 2:
1. Cara Rizky2. Defi Rosa3. Dyah Asih Setiatin4. Elling Wahyu Utomo5. Estiadah Tri Nurmastuti
top related