kmb 1 apendiksitis

Post on 10-Apr-2016

30 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

KMB 1 APENDIKSITIS

TRANSCRIPT

APENDIKSITISKELOMPOK 1

ANGGA MAULANADASYA ANUGERAH

EUIS DETIYA RAHMA HASTUTIMEGA YULI BARIANI

QATRUNNADA HARDIYANTIRIYAT WIYATA MANDALA

SURYA WINDARSIH

Pengertian ApendiksitisApendiksitis adalah radang

apendiks, suatu tambahan seperti kantung yang tak berfungsi terletak pada bagian inferior dari sekum.Penyebab yang paling umum dari apendisitis adalah obstruksi lumen oleh feses yang akhirnya merusak suplai aliran darah dan mengikis mukosa menyebabkan inflamasi (Wilson & Goldman, 1989).

Lanjutan…Panjang apendiks rata-rata 6 – 9 cm. Lebar 0,3 – 0,7 cm. Isi 0,1 cc, cairan bersifat basa mengandung amilase dan musin.Apendiks menghasilkan lender 1-2 ml per hari.Lendir itu normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum.Hambatan aliran lender di muara apendiks tampaknya berperan pada pathogenesis apendisitis.

Gambar Apendiks

Klasifikasi ApendiksitisKlasifikasi appendicitis terbagi atas 7 yakni:1. Apendisitis akut(mendadak)

Apendiksitis akut merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteria. Dan faktor pencetusnya disebabkan oleh sumbatan lumen apendiks.

2. Apendicitis Purulenta (Supurative Appendicitis)Tekanan dalam lumen yang terus bertambah disertai edema menyebabkan terbendungnya aliran vena pada dinding appendiks dan menimbulkan trombosis.

3. Apendicitis kronikApendicitis kronis memiliki semua gejala riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu, radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik, dan keluhan menghilang setelah apendiktomi.

4. Apendisitis rekurensApendisitis rekurens yaitu jika ada riwayat nyeri berulang di perut kanan bawah yang mendorong dilakukannya apendiktomi.

5. Mukokel ApendiksMukokel apendiks adalah dilatasi kistik dari apendiks yang berisi musin akibat adanya obstruksi kronik pangkal apendiks, yang biasanya berupa jaringan fibrosa.

6. Adenokarsinoma apendiksPenyakit ini jarang ditemukan, biasa ditemukan kebetulan sewaktu apendektomi atas indikasi apendisitis akut.

7. Karsinoid ApendiksIni merupakan tumor sel argentafin apendiks.

EtiologiBerbagai hal berperan sebagai faktor pencetus apendisitis. Sumbatan pada lumen apendiks merupakan faktor penyebab dari apendisitis akut, di samping hiperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, timbuan tinja/feces yang keras (fekalit), tumor apendiks, cacing ascaris, benda asing dalam tubuh (biji cabai, biji jambu, dll) juga dapat menyebabkan sumbatan.Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperplasia jaringan limfoid.

Anatomi dan FisiologiApendiks merupakan organ yang berbentuk tabung dengan panjang kira-kira 10 cm dan berpangkal pada sekum. Apendiks pertama kali tampak saat perkembangan embriologi minggu ke delapan yaitu bagian ujung dari protuberans sekum. Pada saat antenatal dan postnatal, pertumbuhan dari sekum yang berlebih akan menjadi apendiks yang akan berpindah dari medial menuju katup ileocaecal.

Appendiks menghasilkan lendir 1-2ml per hari. Lendir itu secara normal dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. Hambatan aliran lendir di muara appendiks tampaknya berperan pada patogenesis apendicitis. Imunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh Gut Associated Lymphoid Tissue (GALT) yang terdapat disepanjang saluran cerna termasuk appendiks ialah imunoglobulin A (ig-A).

PatofisiologiApendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh hiperplasia folikel limfois, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma.Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa appendiks mengalami bendungan.Semakin lama mukus tersebut semakin banyak, namun elasitas dinding appendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intra lumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa. Pada saat itu terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai dengan nyeri epigastrium.

Lanjutan…Bila sekresi mucus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah dan bakteri akan menembus dinding sehingga peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum yang dapat menimbulkan nyeri pada abdomen kanan bawah yang disebut apendisitis supuratif akut.

Manifestasi Klinik

Gejala awal yang khas, yang merupakan gejala klasik apendisitis adalah nyeri samar (nyeri tumpul) di daerah epigastrium di sekitar umbilikus atau periumbilikus. Keluhan ini biasanya disertai dengan rasa mual, bahkan terkadang muntah, dan pada umumnya nafsu makan menurun. Kemudian dalam beberapa jam, nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah, ke titik Mc Burney. Di titik ini nyeri terasa lebih tajam dan jelas letaknya, sehingga merupakan nyeri somatik setempat. Namun terkadang, tidak dirasakan adanya nyeri di daerah epigastrium, tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita merasa memerlukan obat pencahar.

Lanjutan…Tindakan ini dianggap berbahaya karena bisa mempermudah terjadinya perforasi. Terkadang apendisitis juga disertai dengan demam derajat rendah sekitar 37,5 -38,5 derajat celcius.Selain gejala klasik, ada beberapa gejala lain yang dapat timbul sebagai akibat dari apendisitis. Timbulnya gejala ini bergantung pada letak apendiks ketika meradang.

Untuk menegakkan diagnosa pada apendisitis didasarkan atas anamnese ditambah dengan pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya. 3 anamnesa penting yakni:

1. Anoreksia biasanya tanda pertama.2. Nyeri, permulaan nyeri timbul pada

daerah sentral (viseral) lalu kemudian menjalar ketempat appendics yang meradang (parietal). Retrosekal/nyeri punggung/pinggang. Postekal/nyeri terbuka.

3. Diare, Muntah, demam derajat rendah, kecuali ada perforasi.

Gejala usus buntu bervariasi tergantung stadiumnya:

Penyakit Radang Usus Buntu akut (mendadak).Pada kondisi ini gejala yang ditimbulkan tubuh akan panas tinggi Demam bisa mencapai 37,8-38,8° Celsius, mual-muntah, nyeri perut kanan bawah, buat berjalan jadi sakit sehingga agak terbongkok, namun tidak semua orang akan menunjukkan gejala seperti ini, bisa juga hanya bersifat meriang, atau mual dan muntah saja.

Penyakit Radang Usus Buntu kronik.Pada stadium ini gejala yang timbul sedikit mirip dengan sakit maag dimana terjadi nyeri samar (tumpul) di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang hilang timbul. Seringkali disertai dengan rasa mual, bahkan kadang muntah, kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan bawah dengan tanda-tanda yang khas pada apendisitis akut.

KomplikasiKomplikasi terjadi akibat keterlambatan penanganan Apendiksitis. Faktor keterlambatan dapat berasal dari penderita dan tenaga medis. Faktor penderita meliputi pengetahuan dan biaya, sedangkan tenaga medis meliputi kesalahan diagnosa, menunda diagnosa, terlambat merujuk ke rumah sakit, dan terlambat melakukan penanggulangan. Kondisi ini menyebabkan peningkatan angka morbiditas dan mortalitas.

Lanjutan…

Adapun jenis kompliksi diantaranya:1. Abses

Abses merupakan peradangan apendiks yang berisi pus.

2. Perforasi Perforasi adalah pecahnya apendiks yang berisi pus sehingga bakteri menyebar ke rongga perut.

3. PeritonitisPeritonitis adalah peradangan peritoneum, merupakan komplikasi berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis.

Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi b. Palpasi

2. Pemeriksaan LaboratoriumKenaikan sel darah putih (WBC) hingga sekitar 10.000-18.000/mm3. Jika terjadi peningkatan yang lebih dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah mengalami perforasi (pecah).

Lanjutan…3. Pemeriksaan Radiologi

Foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit. Namun pemeriksaan ini jarang membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis. Ultrasonografi (USG) cukup membantu dalam penegakkan diagnosis apendisitis, terutama untuk wanita hamil dan anak-anak. Tingkat keakuratan yang paling tinggi adalah dengan pemeriksaan CT scan (93 – 98 %). Dengan CT scan dapat terlihat jelas gambaran apendiks. Pada kasus yang kronik dapat dilakukan rontgen foto abdomen, USG abdomen dan apendikogram.

Penatalaksanaan Pada apendisitis akut, pengobatan yang paling baik adalah operasi appendiks. Dalam waktu 48 jam harus dilakukan. Penderita di obsevarsi, istirahat dalam posisi fowler, diberikan antibiotik dan diberikan makanan yang tidak merangsang peristaltik, jika terjadi perforasi diberikan drain diperut kanan bawah.

ASUHAN KEPERAWATANA. Pengkajian

1. Data demografi Identitas klien2. Riwayat kesehatana. Keluhan utamab. Riwayat kesehatan sekarangc. Riwayat kesehatan dahulud. Riwayat kesehatan keluarga3. Pemeriksaan fisik ROS (review of system)a. Keadaan umum b. Sistem kardiovaskuler

Lanjutan…c. Sistem respirasi d. Sistem hematologi e. Sistem urogenital f. Sistem muskuloskeletal g. Sistem Integumen h. Abdomen 4. Pola fungsi kesehatan menurut Gordona. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehatb. Pola nutrisi dan metabolismec. Pola Eliminasid. Pola aktifitas

Lanjutan…e. Pola sensorik dan kognitiff. Pola Tidur dan Istirahatg. Pola Persepsi dan konsep dirih. Pola hubungani. Pola Reproduksi seksualj. Pola penanggulangan  stressk. Pola tata nilai dan kepercayaan5. Pemeriksaan diagnostica. Ultrasonografi b. Foto polos abdomen c. Pemeriksaan darah rutin d. Pemeriksaan Laboratorium

B. DiagnosaPreoperatif:a. Kurang pengetahuan tentang apendicitis dan pilihan pengobatan berhubungan dengan kurang paparan sumber informasib. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri  (proses penyakit)Pasca operatif:a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (insisi pembedahan pada apendiktomi)b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake nutrisi inadekut b/d faktor biologis ( mual, muntah, puasa) c. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasive, insisi post pembedahan d. Pk: perdarahan

top related