kartu kesehatan haji · mou dengan perhimpunan dokter penyakit dalam indonesia (papdi) 5....

Post on 11-Apr-2019

227 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

PENYELENGGARAAN OPERASIONAL KESEHATAN HAJI

1. MENGACU KEPADA PERMENKES NOMOR 15

TAHUN 2016 TENTANG ISTITHAAH KESEHATAN

JEMAAH HAJI

2. PERMENKES NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

3. SURAT EDARAN DIRJEN PENYELENGGARA HAJI

DAN UMRAH (PHU) KEMENTERIAN AGAMA

NOMOR 4001 TAHUN 2018

BEBERAPA HAL PENTINGUNTUK DIKOORDINASIKAN

1. Istithaah dijadikan syarat pelunasan BPIH sesuai SE

Dirjen PHU Nomor 4001 Tahun 2018.

2. Kartu Kesehatan Haji digunakan diseluruh embarkasi

(Penguatan Siskohatkes, BKJH tidak dicetak lagi).

3. Gelang Risti hanya memiliki satu warna.

4. Penguatan kerjasama Kemitraan dengan Organisasi

Profesi dan Universitas.

5. Percepatan Rekruitmen PKHI.

(1) ISTITHAAH DIJADIKAN SYARATDALAM PELUNASAN BPIH

a. Istithaah merupakan syarat wajib haji dan perlu

diimplementasikan sebagai tindaklanjut Permenkes

Nomor 15 tahun 2016.

b. Surat Edaran Dirjen PHU merupakan kebijakan

pemerintah yang mendukung pelaksanaan pembinaan

dan pemeriksaan Kesehatan Jemaah haji menuju

Istithaah.

ISTITHAAH..... (lanjutan)

c. Istithaah dijadikan syarat pelunasan, sehingga Jemaah haji

yang TIDAK MEMENUHI SYARAT ISTITHAAH KESEHATAN,

tidak akan diberikan kesempatan untuk melunasi BPIH,

tidak divaksinasi dan tidak akan diberikan Surat Panggilan

Masuk Asrama Haji (SPMA).

d. Pola Kesehatan Jemaah haji menjadi tanggung jawab

penuh Kementerian Kesehatan dan jajarannya terutama di

kabupaten/kota. Untuk itu perlu peningkatan koordinasi

dan kapasitas Kesehatan haji di kabupaten/kota.

e. Penentuan Laik dan Tidak Laik menjadi fokus Kantor

Kesehatan Pelabuhan, sehingga diharapkan tidak ada lagi

konflik Penentuan Istithaah di embarkasi/asrama haji.

PROSES PEMERIKSAAN DAN PEMBINAAN KESEHATAN JEMAAH HAJIPERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

ISTITHAAH KESEHATAN HAJI

Pemeriksaan KesehatanTahap Pertama

Pembinaan Masa Tunggu

Pemeriksaan Kesehatan TahapKedua

Pembinaan Masa Keberangkatan

Pemeriksaan Kesehatan TahapKetiga

Risti Non Risti

Memenuhi Syarat Istithaahdengan Pendampingan

•Tidak diberikan kesempatan pelunasan•Tidak diberikan SPMA•Tidak divaksinasi Meningitis

LaikTerbang

Tidak LaikTerbang

EMBARKASI/ ASRAMA HAJI

K A B U P A T E N /K O T A

Tidak Memenuhi Syarat IstithaahSementara

Tidak Memenuhi SyaratIstithaah

Memenuhi Syarat Istithaah

Pola

pemeriksaan

dan

pembinaan

Kesehatan

haji 2018

(2) KARTU KESEHATAN HAJI

1. Prinsip Kartu Kesehatan Jemaah Haji (elektronik)

adalah alat penyimpanan data kesehatan Jemaah

haji yang dipegang secara individu seperti halnya

Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH).

2. Kartu kesehatan haji akan mengakses data

kesehatan Jemaah haji, karena terhubung dengan

data based Kesehatan haji dalam Siskohatkes.

3. Kartu Kesehatan Haji elektronik dapat di akses dari

Mobile Phone petugas kesehatan haji Indonesia.

4. Penggunaan kartu kesehatan haji akan menambah kepatuhan Jemaah

haji dalam mengikuti program pemeriksaan dan pembinaan

kesehatan yang selama ini hasil pemeriksaan dan pembinaan di input

dalam Siskohatkes oleh pengelola program kesehatan haji di

kabupaten/kota.

5. Kartu Kesehatan haji akan memuat ICV dan jenis Risiko Tinggi Jemaah

haji.

6. Jika dibandingkan dengan BKJH, penggunaan BKJH memiliki

keterbatasan, karena hanya memuat data pemeriksaan kesehatan

yang ditulis secara manual, tidak memuat proses pembinaan

kesehatan Jemaah haji. Sedangkan KKJH memuat data secara dinamis

yang tertera dalam Siskohatkes

7. Tahun 2017 telah digunakan KKJH di embarkasi Jawa Barat, dan pada

2018 akan diterapkan ke seluruh embarkasi di Indonesia.

KARTU KESEHATAN HAJI... (lanjutan)

KARTU KESEHATAN HAJI SEBAGAI PENGUATAN SISKOHATKES

2018

JAWA, SULSEL dan SUMSEL

1. Kartu Kesehatan Haji (RFID)

2. Dibagikan di

Kabupaten/Kota

3. Gelang Risti (Orange)

4. ICV

LUAR JAWA

1. Kartu Kesehatan Haji

2. Dibagikan di Embarkasi

3. Sudah terdapat ICV

KABUPATEN SUMEDANG

32110211727

(3) GELANG PENANDA RISTI

1.Gelang penanda risti terhadap Jemaah Haji merupakan

bentuk pengendalian faktor risiko kesehatan jemaah haji.

2.Pemberian gelang bertujuan untuk mengidentifikasi

jemaah haji secara aktif, sehingga jemaah haji dapat

memahami kondisi kesehatan dan petugas dapat

melakukan pengendalian kesehatan terhadap jemaah haji.

3.Penentapan jumlah warna gelang berdasar pada jenis

risiko tinggi jemaah haji yang terdapat dalam Sistem

Informasi Haji Terpadu bidang Kesehatan (SISKOHATKES).

4.Data dalam SISKOHATKES merupakan data pemeriksaan

kesehatan Jemaah Haji yang dientri petugas kesehatan di

Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab/Kota.

GELANG PENANDA RISTI…lanjutan

5.Pemeriksaan kesehatan, entri data, perubahan status risiko

kesehatan yang dinamis serta pemanggilan Jemaah haji (karena

Kuota) menjadi faktor dalam perencanaan dan distribusi jumlah

masing masing warna gelang.

6.Penanda jemaah haji risiko tinggi kesehatan dengan gelang tiga

warna, dinilai kurang memilik manfaat yang spesifik diantara

kelompok risti dalam pengendalian faktor risiko kesehatan haji.

7.Selain tidak spesifik, dalam pendistribusian gelang, terdapat

kendala dalam penetapan dan distribusi jumlah yang pasti

untuk jumlah masing masing jenis warna gelang kepada Jemaah

haji. Sehingga diputuskan penggunaan gelang tetap ada namun

dengan SATU WARNA.

Untuk optimalisasi pengendalian faktor risiko kesehatan

jemaah haji dan ketepatan perencanaan pengadaan

instrumen penanda risiko tinggi serta distribusinya perlu

disiapkan instrumen penanda risiko tinggi dalam bentuk

gelang SATU WARNA (orange) yang akan diberikan

kepada jemaah haji risiko tinggi kesehatan.

GELANG PENANDA RISTI…lanjutan

(4) PENGUATAN KOORDINASI

Koordinasi dan kerjasama dengan Organisasi Profesi dan

Universitas

1. MoU dengan PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

2. MoU dengan Perhimpunan Kardiologi Indonesia (PP

PERKI)

3. MoU dengan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)

4. MoU dengan Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam

Indonesia (PAPDI)

5. Perjanjian Kerjasama dengan FKIK UIN Malang

6. Kerjasama dengan Direktorat Jenderal Kekuatan

Pertahanan, Kementerian Pertahanan Republik Indonesia

PENANDATANGANAN MOU ANTARAPUSKESHAJI DENGAN PB IDI

PENANDATANGANAN MOU ANTARAPUSKESHAJI DENGAN PP.PERKI

PENANDATANGANAN MOU ANTARAPUSKESHAJI DENGAN PP.PDPI

PENANDATANGANAN PERJANJIANKERJASAMA ANTARA PUSKESHAJI DENGAN

UIN MALANG

KERJASAMA KESEHATAN HAJI DENGANKEMENTERIAN PERTAHANAN

(5) PERCEPATAN REKRUITMEN

1.Pendaftaran PKHI 1439H/2018M sudah dimulai sejak

16 Oktober 2017

2.Proses Seleksi berkas on-line dan validasi dokumen

sudah diselesaikan dan telah diumumkan pada pada

tanggal 23 Januari 2018

3.Pengumuman nominasi peserta latih TKHI dan PPIH

akan segera dilaksanakan di bulan Februari 2018

dan dilanjutkan dengan Pelatihan Kompetensi TKHI

dan PPIH

TERIMA KASIH

top related