general anestesi pada pasien epidural hematoma (edh)
Post on 30-Jul-2015
377 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Disusun Oleh:
Novi Rostikasari G1A210020
Ine Puspitasari G1A210021
PRESENTASI KASUS
Pembimbing: dr. Tendi Novara, Sp.An
SMF ANESTESI DAN REANIMASIJURUSAN KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURWOKERTO
2012
General Anestesi Pada Pasien Epidural Hematoma (EDH)
Cedera kepala merupakan salah satu penyebab
kematian dan kecacatan utama pada kelompok
usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat
kecelakaan lalu lintas.
Di negara maju seperti di Amerika cedera kepala
merupakan penyebab kematian terbanyak untuk
kelompok usia muda (15-44 tahun) dan
merupakan penyebab kematian ketiga secara
keseluruhan.
Cedera pada kepala dapat melibatkan seluruh struktur
lapisan, mulai dari lapisan kulit kepala atau lapisan yang
paling luar, tulang tengkorak, duramater, vaskuler otak,
sampai jaringan otaknya sendiri, baik yang berupa luka
tertutup, maupun trauma yang menembus kulit hingga
tengkoraknya.
Hematoma epidural (EDH) merupakan kumpulan
darah di antara duramater dan tabula interna
karena trauma disertai fraktur perdarahan
berasal dari pembuluh darah di sekitar fraktur
Volume EDH biasanya stabil, mencapai volume
maksimum hanya beberapa menit setelah
trauma, tetapi pada 9% penderita ditemukan
progresifitas perdarahan sampai 24 jam pertama
Anestesi umum / general anesthesia merupakan
tindakan untuk menghilangkan nyeri secara
sentral disertai dengan hilangnya kesadaran, dan
bersifat pulih kembali (reversibel). Trias anestesi
meliputi sedasi, analgesi dan relaksasi.
Stadium Anestesi:
Stadium I : Analgesi /
Disorientasi
Stadium II : Eksitasi / Delirium
Stadium III : Pembedahan
Stadium IV : Paralisis
Prinsip pengelolaan anestesi pada operasi bedah saraf : Jalan nafas selalu bebas sepanjang waktu Ventilasi kendali : oksigenasi adekuat (Pao2: 100-200 mmHg), hipokarbi
(PaCO2 : 25-30 mmHg) Hindari lonjakan tekanan darah Hindari faktor mekanis yang meningkatkan tekanan vena serebral seperti :
Tidak ada batuk atau mengejan Tidak ada tekanan pada abdomen atau tahanan pengembangan thoraks Tidak ada PEEP yang tidak disengaja Hindari obat dan teknik yang meningkatkan CBF, volume CSF, ICP Menggunakan teknik khusus bila diperlukan untuk mengurangi ICP dan
edema serebri Pemberian cairan dengan tepat
Nama : Nn. R Jenis Kelamin: Perempuan Usia : 21 tahun Berat Badan : 55 kg Tinggi Badan : 160 cm Agama : Islam Alamat : Langkap 2/3
S : Pasien datang ke IGD RSMS dibawa keluarganya tanggal 27 mei 2012 dengan keluhan penurunan kesadaran. Sebelumnya pasien mengalami kecelakaan, terjatuh dari motor. Menurut keluarganya, 1 jam post kecelakaan pasien mengalami penurunan kesadaran. Keluarga pasien juga mengatakan pasien mengalami muntah selama perjalanan ke RSMS sebanyak 3 kali..
Riwayat Alergi - Riwayat Asma - Riwayat Operasi –
STATUS GENERALIS & LOKALIS (CONT’)
KU/Kes Lemah/ GCS E1M5V2
Tanda Vital TD : 110/70 mmHg N : 72 kali/menit S : 36,7ºC RR : 24 kali/menit
Status Generalis Kulit : turgor kulit cukup Kepala : tampak jejas regio
temporoparietal sinistra Mata : dbn Hidung : dbn Telinga : dbn
Status Generalis Mulut
MP sdn, gipong -, gisu -, mukosa pucat/sianotik -
Dada Paru tidak terdapat
ketertinggalan gerak, SD ves , Rh -, Wh -
Jantung S1>S2, reg, M-, G- Abdomen : datar, BU +, NT - Akral : tampak vulnus ekskoriasi
pada ektremitas superior dekstra et sinistra
Tanda Vital & Status Generalis
Pemeriksaan 10-2-2012 Nilai normal
Hematologi
Hemoglobin 11,5 11,5-13,5 g/dL
Leukosit 23130 4500-14500/L
Hematokrit 34 25-45%
Eritrosit 3,7x106 4,0-5,2x106/
Trombosit 197000 150000-450000/L
MCV 80,8 79,0-99,0 fl
MCH 27,1 27,0-31,0 pg
MCHC 33,8 33,0-37,0 %
RDW 13,6 11,5-14,5 %
MPV 9,9 7,2-11,1 fl
Hitung Jenis
Basofil 0,2 0,0-1,0 %
Eosinofil 2,0 2,0-4,0%
Batang 0,0 2,0-5,0%
Segmen 58,2 40,0-70,0%
Limfosit 30,7 25,0-40,0%
Monosit 7,3 2,0-8,0%
PT 14,2 11,5-15,5 detik
APTT 32,5 25-35 detik
Kimia Klinik
Ureum 26,3 14,98-38,52 mg/dL
Creatinin 0,59 0,60-1,00 mg/dL
GDS 121 ≤ 200 mg/dL
Natrium 140 136-148 mmol/L
Kalium 4,0 3,5-5,1 mmol/L
Klorida 106 98-107 mmol/L
Seroimmunologi
HbsAg Non-reaktif Non-reaktif
DIAGNOSIS KESIMPULAN
Epidural Hematom Temporoparietal Sinistra
ACC ASA III E
1. Dokter umum IGD konsul ke Bagian Bedah SarafPenatalaksanaan yaitu : IVFD RL 20 tpm Cefotaxim 2x1gr Ranitidin 2x150mg Pirazetam 2x1gr Konsul ke Bagian Bedah Saraf
2. Bagian Bedah Saraf konsul ke Bagian Anestesi Penatalaksanaan yaitu : Observasi IGD Kalnex 2x500mg Ketorolac 30mg
3. Dilakukan operasi craniotomy dengan general anastesi dengan status ASA III E dengan diagnosis pasca bedah disesuaikan dengan diagnosis awal
Diagnosis Pra Bedah : EDH Temporoparietal sinistraDiagnosis Pasca Bedah : Post Craniotomy evakuasi hematom epiduralPenatalaksanaan Preoperasi: Cukur rambut kepala Sedia WB 2 KolfPenatalaksanaan Operasi a. Jenis Pembedahan : Craniotomi Evakuasi Hematom b. Jenis Anestesi : General Anestesi c. Teknik Anestesi : ET-semiclosed d. Mulai Anestesi : 27 Mei 2012 pukul 19.15 WIB e. Mulai Operasi : 27 Mei 2012 pukul 19.30 WIB f. Premedikasi : - g. Medikasi : Recofol 30 mg, Fentanyl 30 μg h. Maintanance : O2, N2O, Isofluran i. Relaksasi : Roculax 30 mg j. Respirasi : Ventilator k. Posisi : Supine l. Cairan Durante Operasi: Fima HES 500 ml, NaCl 500ml
Waktu Hasil Pantauan Tindakan
19.00 WIB HR 114x/m
SpO2 99%
Pasien masuk ke ruang OK IGD dan dilakukan
pemasangan NIBP dan saturasi O2. Infus RL
terpasang pada tangan kiri. Mulai anestesi dengan
GA dengan Recofol 30 mg dan Roculax 30 mg
sebagai muscle relaxant. Diberikan oksigen dan
isofluran menggunakan face mask kemudian
dipasang ET No.7,5. Nafas dikontrol ventilator.
19.30 HR 103x/m
SpO2 100%
Mulai pembedahan
RL habis, ganti Fima HES 500 cc
19.45 HR 96x/m
SpO2 100%
Fentanyl 30 mcg
NaCl 500 cc
20.00
20.15
20.30
20.45
21.00
21.15
HR 110x/m
SpO2 99%
HR 94x/m
SpO2 99%
HR 94x/m
SpO2 99%
HR 111x/m
SpO2 99%
HR 94x/m
SpO2 99%
HR 98x/m
SpO2 99%
Masuk PRC 1 kolf
Masuk Ephedrin
Pembedahan selesai
Masuk Sulfas athropin
Masuk Prostigmin
Masuk Pethidin
Masuk Ketorolac
Operasi selesai
PRE-OP
Pada pasien ini dilakukan teknik General Anestesi (GA) dengan ET- semiclosed, yaitu pemberian obat anestesi melalui intravena dan dilakukan intubasi dengan endotracheal tube kemudian disambungkan dengan ventilator oksigen.
Tujuan anestesi pada prosedur intrakranial adalah hipnosis, amnesia, imobilitas, kontrol tekanan intrakranial, dan penjagaan tekanan perfusi jaringan.
Selama operasi berlangsung dilakukan pemantauan fungsi vital (pernapasan, tekanan darah, nadi, dan kedalaman anestesi, misalnya adanya gerakan, batuk, mengedan, perubahan pola napas, takikardia, hipertensi, keringat, air mata, midriasis). Cairan infus diberikan dengan memperhitungkan kebutuhan puasa, rumatan, perdarahan, evaporasi, dll. (Mansyur, 2007).
Recofol Roculax Isofluran Fentanyl Ephedrin Sulfas atropin Ketamin Pethidin Ketorolac Fima HES 500 cc NaCl 500 cc
Pasien dibawa ke ruang perawatan intensif (ICU) untuk pemantauan ketat keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital serta oksigenasi yang adekuat.
Ekayuda I.2006. Angiografi, Radiologi Diagnostik, edisi kedua. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Gunawan, S. Gan. 2007. Farmakologi dan Terapi, edisi kelima. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Japardi. 2002. Cedera Kepala pada Anak. Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara.
Katzung, G Bertram. 2002 Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika
Kee, Joyce LeFever. 2008. Pedoman Pemeriksaan Labolatorium dan Diagnostik. Jakarta: EGC
Mangku, Gde., Senapathi, T.G.A. Senapathi. 2010. Buku Ajar Ilmu Anestesia Dan Reanimasi. Jakarta: Indeks
Mansyur, Arief. 2007. Anestesi Umum dalam Pengantar Anestesi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Morgan GE, Michail MS, Muray MJ. 2006. Clinical Anesthesiology, 4th ed. New York: Lange
Satyanegara. 2010. Ilmu Bedah Saraf. Jakarta: Gramedia Sriyanto.2007. Hubungan antara peningkatan volume hematoma
epidural (EDH) dengan peningkatan kadar Glial Fibrilary Acidic Protein (GFAP) plasma ( The correlation between epidural hematoma (EDH) volume and GFAP’s plasma consentration). Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang.
Tatang bisri. 1997. Neuroanestesi . Bandung: UNPAD
top related