fdl pleno

Post on 12-Apr-2016

7 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

pleno 1

TRANSCRIPT

Gangguan pendengaran (Tuli)

Gangguan Pendengaran(Non-Infeksi)

Kelainan Kongenital

1. Bat ear/loop ear

Kelainan Kongenital

Lipatan antiheliks tidak ada atau minimal

Terapi: koreksi pembedahan

Kelainan Kongenital

2. Fistula preaurikula

Kelainan Kongenital

fistula preaurikular Biasanya terletak anterior

dari crus Helix Dapat terjadi inflamasi

dengan edema dan sekret Terapi: sinusektomi

Kelainan Kongenital

3. Mikrotia + atresia MAE

Kelainan Kongenital

Mikrotia Deformitas pinna

berukuran kecil Biasanya berhubungan

dengan atresia liang telinga dan kelainan tulang pendengaran

Terapi: rekonstruksi dengan menggunakan graft kartilago

Metabolik

Tophi Gout pada heliks

SERUMEN PROP

Serumen adalah sekret kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yangterlepas dan partikel debu yang terdapat pada bagian kartilaginosa MAE. Bila serumen ini berlebihan maka dapat membentuk gumpalan yang menumpuk, dikenal dengan serumen prop.

Faktor Risiko

a. Dermatitis kronik b. MAE yg sempitc. Produksi serumen banyak dan keringd. Adanya benda asing di liang telinga

Pemeriksaan

a. Otoskopi: dapat terlihat adanya obstruksi liang telinga oleh material berwarna kuning kecoklatan atau kehitaman. Konsistensi dari serumen dapat bervariasi.

b. Pada pemeriksaan penala dapat ditemukan tuli konduktif akibat sumbatan serumen.

Tata Laksana

a. Menghindari membersihkan telinga secara berlebihan

b. Menghindari memasukkan air atau apapun ke dalam telinga

c. Tatalaksana farmakoterapi:1. Serumen lunak, dibersihkan dengan kapas yang dililitkan

2. Serumen yang keras dikeluarkan dengan kuret.tidak berhasil maka serumen harus dilunakkan lebih dahulu dengan tetes karbogliserin 10% selama 3 hari.

3. Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong kedalam liang telinga dikeluarkan dengan mengalirkan (irigasi) air hangat yang suhunya disesuaikan dengan suhu tubuh.

Gangguan Pendengaran(Infeksi)

Peradangan telinga luar

Otitis Eksterna

Definisi

Berdasarkan bentuk lesi:Otitis eksterna sirkumskripta

Otitis eksterna difusa

Berdasarkan penyebab:Bakteri, virus, jamur

Klasifikasi

Otitis Eksterna Sirkumskripta(Furunkulosis)

Etiologi dan Patofisiologi

Kuman tersering: Staphylococcus aureus

Obstruksi unit apopilosebasea

Lap subkutan folikel rambut, gld sebasea, gld seruminosa

Gejala dan Tanda

Gejala: Nyeri telinga yang terlokalisir Pruritus Penurunan pendengaran (bila lesi

menutup kanal)

Diagnosis

Furunkel di liang telinga Hiperemis, edema Nyeri tarik bagian telinga luar Nyeri tekan tragus

Terapi

MAE dibersihkan dengan larutan antiseptik

AB + analgetik Bila tidak pecah 24-48 jam dilakukan

insisi furunkel dengan anestesi lokal

Otitis Eksterna Difusa(Swimmer’s Ear)

Etiologi

Etiologi tersering: Pseudomonas aeruginosa

Kuman Lain: Proteus mirabilis, Basillus piosianius, streptococci, enterobacter

Faktor Predisposisi

Stadium PenyakitStadium inflamasi akut: derajat sedang

Kanal lebih edema dengan eksudat yang lebih banyak

Stadium PenyakitStadium inflamasi akut: derajat berat

Obliterasi lumenSekret purulen

Infeksi meluas ke jaringan lunak sekitar dan limfonodi servikal

Gejala dan Tanda

MK :OtalgiaOtoreaPruritusTelinga terasa penuhPenurunan pendengaran

Gejala dan Tanda

Tanda:Nyeri tekan tragusEritema kanalEdema kanalDebris purulenPembesaran limfonodi periaurikular dan servikal anterior

Pemeriksaan Tambahan

Laboratorium darahKultur (untuk kasus refrakter)

Dibuat hapusan kultur dan sensitivitas kuman

Tatalaksana

H2O2 3%Pasang tampon telinga yang telah diolesi

dengan antibiotik dan antiseptik secara berkala tiap 2 hari

Antibiotika topikal (kombinasi dengan steroid) dipakai secara hati-hati karena dapat alergi atau mungkin dapat menyebabkan tumbuh jamur yang berlebihan

Analgetik oral kasus berat

Otomikosis

Etiologi

Etiologi: Aspergillus (80%), Candida, Phycomycetes, Rhizopus, Actinomyces, Penicillium

Patogenesis: faktor predisposisi sama dengan otitis eksterna bakteri

Lebih sering pada pasien diabetes melitus atau immunocompromised

Manifestasi Klinik

PruritusRasa penuh pada telingaOtoreaOtalgiaPenurunan pendengaran (akibat akumulasi debris mikotik)

pada otoskopi ditemukan mycelia, debris jamur berwarna putih, abu-abu atau hitam, kanal eritem

OTITIS MEDIA (4A)

OMA (Otitis Media Supuratif Akut)

Etiologi :Etiologi : Kelompok Coccus (Streptococcus, Staphylococcus, Kelompok Coccus (Streptococcus, Staphylococcus,

Pneumococcus, Diplococcus)Pneumococcus, Diplococcus) Pd kanak-kanak > oleh Hemofilus Influenza.Pd kanak-kanak > oleh Hemofilus Influenza. An Aerobik : Bacteriodes Fragillis, Bronhammella Cattarhalis.An Aerobik : Bacteriodes Fragillis, Bronhammella Cattarhalis.

Epidemiologi Usia 2 tahun (rata-rata)

laki : perempuan tidak bermakna

Stadium OMA

1. Stadium Oklusi Tuba

2. Stadium Hiperemis

3. Stadium supurasi

4. Stadium perforasi

5. Stadium resolusi

Otitis Media Supuratif Kronik (3A)

Perbedaan Antara Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) Benigna & Maligna

Presbiakusis (3A)

DEFINISI Presbikusis (presbiakusis) adalah gangguan

pendengaran saraf pada usia lanjut, disebabkan oleh proses penuaan (degeneratif) organ pendengaran khususnya telinga dalam, umumnya mengenai kedua sisi telinga.

PREVALENSI Secara global prevalensi presbikusis bervariasi,

diperkirakan 30-45 % pada usia >65 tahun Survei Kesehatan Indera Pendengaran tahun 1994 -1996

di 7 Propinsi prevalensi presbikusis sebesar 2.6 % Lebih sering terjadi pada pria.

Berubahnya seluruh organ pendengaran sesuai dengan proses degeneratif

Terpapar bising dalam waktu lama DM Hipertensi Usia berhubungan dengan gangguan pendengaran

cenderung menurun Genetik

ETIOLOGIETIOLOGI

DIAGNOSIS

Otoskopi Tes penala Audiometri nada murni Speech Reception Test (SRT) Speech discrimination scor (SDS)

PENATALAKSANAAN

• Alat bantu dengar (ABD) • Peralatan bantu (assistive device)• Implan koklea • Membaca gerak bibir (lip reading): • Latihan mendengar (auditory

training) • menghindari suara / tempat yang

bising

Meniere Disease

Meniere Disease

Tatalaksana Meniere Disease

top related