defisiensi vitamin a
Post on 31-Dec-2015
27 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
DEFISIENSI VITAMIN A
Vitamin A merupakan salah satu jenis vitamin larut dalam lemak yang berperan
penting dalam pembentukan sistem penglihatan yang baik. Terdapat beberapa senyawa yang
digolongkan ke dalam kelompok vitamin A, antara lain retinol, retinil palmitat, dan retinil
asetat. Akan tetapi, istilah vitamin A seringkali merujuk pada senyawa retinol dibandingkan
dengan senyawa lain karena senyawa inilah yang paling banyak berperan aktif di dalam
tubuh. Vitamin A banyak ditemukan pada wortel, minyak ikan, susu, keju, dan hati. Rumus
kimia untuk Vitamin A adalah C20H30O.
Peranan vitamin A dalam indra penglihatan
Vitamin A banyak berperan dalam pembentukan indra penglihatan bagi manusia.
Vitamin ini akan membantu mengkonversi sinyal molekul dari sinar yang diterima oleh retina
untuk menjadi suatu proyeksi gambar di otak kita. Senyawa yang berperan utama dalam hal
ini adalah retinol. Bersama dengan rodopsin, senyawa retinol akan membentuk kompleks
pigmen yang sensitif terhadap cahaya untuk mentransmisikan sinyal cahaya ke otak. Oleh
karena itu, kekurangan vitamin A di dalam tubuh seringkali berakibat fatal pada organ
penglihatan.
Vitamin A ditemukan secara alami di banyak makanan:
hati (sapi, babi, ayam, kalkun,
ikan) (6500 mg 722%)
wortel (835 ug 93%)
brokoli daun (800 mg 89%) -
Menurut USDA brokoli database
yang memiliki lebih sedikit.
ubi jalar (709 mg 79%)
mentega (684 mg 76%)
kangkung (681 ug 76%)
bayam (469 ug 52%)
labu (400 mg 41%)
collard hijau (333 mg 37%)
Keju cheddar (265 mg 29%)
melon melon (169 mg 19%)
telur (140 mg 16%)
aprikot (96 mg 11%)
pepaya (55 mg 6%)
mangga (38 mg 4%)
kacang (38 mg 4%)
brokoli (31 mg 3%)
susu (28 mg 3%)
Kekurangan vitamin A dapat terjadi pada semua umur akan tetapi kekurangan yang
disertai kelainan pada mata umumnya terdapat pada anak berusia 6 bulan sampai 4 tahun.
Biasanya pada anak ini juga terdapat kelainan protin kalori malnutrisi. Kekurangan vitamin A
juga dapat terjadi pada pasien dengan gangguan atau penyakit gastrointestinal dan sirosis
hepatis.
Kekurangan vitamin A dapat di sebabkan:
Primer : kekurangan vitamin A
Sekunder : gangguan absorpsi saluran cerna (orang dewasa)
Pasien biasanya akan mengeluh mata kering (produksi misun berkurang karena kerusakan
sel goblet), seperti kelilipan, sakit, buta senja, dan penglihatan akan berkurang perlahan.
Terdapat 2 kelainan defisiensi vitamin A yaitu niktalopia (buta senja) dan atrofi serta
keratinisasi jaringan epitel dan mukosa. Pada keratinisasi didapatkan xerosis konjungtiva,
bercak bitot, xerosis kornea, tukak kornea, dan berakhir pada keratomalasia.
Pada keadaan seperti ini akan terlihat ketidakmampuan air mata membasahi mata,
walaupun pada pemeriksaan Schimer terlihat jumlah air mata cukup. Hal ini disebabkan oleh
kerusakan sel goblet sehingga hasil misun berkurang.
Tanda dan gejala kekurangan vitamin A adalah sebagai berikut:
Bintik Bitot - Daerah proliferasi sel abnormal dan keratinisasi skuamosa pada
konjungtiva dapat dilihat pada anak-anak dengan VAD.
Kebutaan karena cedera retina - Vitamin A memiliki peran besar dalam
phototransduction. Sel-sel kerucut yang bertanggung jawab atas penyerapan cahaya
dan untuk penglihatan warna dalam cahaya terang. Sel-sel batang mendeteksi gerakan
dan bertanggung jawab untuk penglihatan malam. Dalam sel-sel batang retina,
semuatrans- retinol ini diubah menjadi 11 - cis-retinol, yang kemudian dicampurkan
dengan protein yang terikat membran yang disebut opsin untuk menghasilkan
rhodopsin. Jenis reaksi yang serupa terjadi pada sel kerucut dari retina untuk
menghasilkan iodopsin Pigmen visual menyerap cahaya pada panjang gelombang
berbeda, sesuai dengan jenis sel kerucut mereka tempati. VAD menyebabkan
kurangnya pigmen visual, ini mengurangi penyerapan dari berbagai panjang
gelombang cahaya, yang mengakibatkan kebutaan.
Ketidakmampuan beradaptasi dengan kegelapan.
Kulit kering
Rambut kering
Pruritus
Keratomalasia
Xeroftalmia
Perforasi kornea
Hiperkeratosis folikel (phrynoderma) sekunder akibat penyumbatan folikel rambut
dengan sumbat keratin.
Tanda-tanda dari VAD meliputi deposisi berlebihan tulang periosteal sekunder untuk
menguranggi aktivitas osteoklastik, anemia, keratinisasi dari selaput lendir, dan
penurunan sistem imun humoral dan cell-mediated.
Dikenal beberapa klasifikasi defisiensi vitamin A di Indonesia, seperti: Klasifikasi Ten
Doeschate, yaitu:2
X0 : Hemeralopia
X1 : Hemeralopia dengan xerosis konjungtiva dan bitot
X2 : Xerosis kornea
X3 : Keratomalasia
X4 : Stafiloma, ptisis bulbi
Dimana kelainan pada : X0 sampai X2 masih reversibel
X3 sampai X4 ireversibel
Klasifikasi The International vitamin A Consultative Group di Haiti, yang merupakan
klasifikasi W.H.O, yaitu:
X1-A: Xerosis konjungtiva
X1-B: Bercak bitot dengan xerosis konjungtiva
X2 : Xerosis kornea
X3 : Xerosis dengan tukak kornea
X3-B: Keratomalasia
Catatan XN : buta senja,night blindness
XF : fundus xeroftalmia
XS : parut(scar) xeroftalmia
Xerosis yang terjadi pada defisiensi vitamin A merupakan xerosis epitel. Xerosis pada
hipovitaminosis A berupa kekeringan khas pada konjungtiva bulbi yang terdapat pada celah
kelopak mata.
Xerosis disertai dengan pergeseran dan penebalan epitel. Letak xerosis ini biasa pada
konjungtiva bulbi didaerah celah kelopak kantus ekstemus. Bila mata di gerakan maka akan
terlihat lipatan yang timbul pada konjungtiva bulbi.
Konjungtiva di daerah akan terlihat kurang mengkilat. Bila kekeringan ini
menimbulkan gambaran bercak Bitot maka bercak tersebut terlihat seperti mutiara yang
berbentuk segitiga dengan pangkalnya di daerah limbus.Bercak Bitot terlihat seperti terdapat
busa di atasnya. Bercak ini tidak dibasahi oleh air mata dan akan terbentuk kembali bila
dilakukan debridement. Terdapat dugaan bahwa busa ini disebabkan oleh adanya kuman
Corynebacterium xerosis.
Keratomalasia dan tukak kornea biasanya disertai juga dengan defisiensi protein yang
dimana pada keadaan lanjut akan terlihat kornea menjadi nekrosis dengan vaskularisasi ke
dalamnya.
Defisiensi vitamin A kelainan yang dapat menyerang kedua mata, walaupun
derajatnya ditemukan tidak sama. Pada folikel rambut biasanya akan terlihat adanya
hiperkeratosis dan juga dapat disertai dengan gejala sistemik lainnya berupa retardasi mental,
terlambatnya perkembangan tubuh, apatia, kulit kering, dan keratinisasi mukosa.
Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan pada penderita dengan defisiensi vitamin A
ialah:
· Tes adaptasi gelap
· Kadar vitamin A dalam darah (kadar < 20 mcg/100 ml menunjukkan kekurangan asupan)
Pemberian vitamin A akan memberikan perbaikan nyata dalam 1-2 minggu.
Dianjurkan bila diagnosis defisiensi vitamin A dibuat maka diberikan vitamin A 200.000 IU
peroral dan pada hari kesatu dan kedua. Bila belum ada perbaikan maka obat yang sama
diberikan pada hari ketiga. Biasanya diobati gangguan protein kalori malnutrisi dengan
menambah vitamin A, sehingga perlu diberikan perbaikan gizi pasien
top related