case reports ikm ima
Post on 20-Feb-2016
50 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
CASE REPORTSDIAGNOSIS HOLISTIK DAN TERAPI KOMPREHENSIF DALAM LAYANAN
KEDOKTERAN KELUARGA TERHADAP
SEORANG ANAK 3 TAHUN DENGAN PNEUMONIA
DENGAN PENDEKATAN HL BLUM
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Disusun oleh
Siti Romawati
01.210.6279
Pembimbing :
dr. Muhammad Hidayanto
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015
HALAMAN PENGESAHAN
DIAGNOSIS HOLISTIK DAN TERAPI KOMPREHENSIF DALAM LAYANAN
KEDOKTERAN KELUARGA TERHADAP
SEORANG ANAK 3 TAHUN DENGAN PNEUMONIA
DENGAN PENDEKATAN HL BLUM
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Siti Romawati 012106279
Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim penilai
Puskesmas Halmahera Semarang.
Semarang, Oktober 2015
Disahkan Oleh:
Pembimbing Kepala Puskesmas Halmahera
Tri Astuti, Amk dr. Muhammad Hidayanto
Mengetahui,
Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
dr. Tjatur Sembodo ,
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
Kasus Diagnosis Holistik Dan Terapi Komprehensif Dalam Layanan Kedokteran
Keluarga Terhadap Seorang Anak 3 Tahun Dengan Pneumonia Dengan Pendekatan
Hl Blum.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka menjalankan
kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Mohammad Yuliyanto, selaku Kepala Puskesmas Halmahera yang telah
memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepanitraan
Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Halmahera, Semarang.
2. Ibu Tri Astuti , selaku pembimbing Bidang MTBS di Puskesmas Halmahera yang
telah memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepanitraan
Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Halmahera, Semarang.
3. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Halmahera atas bimbingan dan
kerjasama yang telah diberikan.
Kami menyadari sepenunhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu kami sangat
berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus laporan kasus Diagnosis
Holistik Dan Terapi Komprehensif Dalam Layanan Kedokteran Keluarga Terhadap
Seorang Anak 3 Tahun Dengan Pneumonia Dengan Pendekatan HL Blum dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, Oktober 2015
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pneumonia adalah penyakit menular yang merupakan penyebab utama
kematian pada balita yang didefinisikan sebagai infeksi akut yang mengenai jaringan
paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada balita seringkali bersamaan dengan
terjadinya proses infeksi akut pada bronkus yang disebut bronchopneumonia. Menurut
data WHO, pada tahun 2007 diperkirakan terdapat 1,8 juta kematian akibat
pneumonia atau sekitar 20% dari total 9 juta kematian pada anak Di kawasan
ASEAN, Indonesia menempati peringkat ke-4 tertinggi kematian balitanya dan
berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskedas) tahun 2007 pneumonia merupakan
penyebab kematian kedua pada balita setelah diare.
Secara Nasional cakupan penemuan kasus pneumonia berdasarkan profil
kesehatan Indonesia mengalami fluktuasi. Pada tahun 2009 yaitu 29,1% dan
mengalami kenaikan di tahun 2010 yaitu 23,00%, kemudian kembali mengalami
sedikit kenaikan pada tahun 2011 sebesar 23,98%, dan mengalami sedikit penurunan
pada tahun 2012 menjadi 23,42%. Sejak tahun 2009 sampai 2012, cakupan penemuan
pneumonia tidak pernah mencapai target nasional, termasuk target tahun 2012 yang
sebesar 80%. Menurut Profil Kesehatan Jawa Tengah penemuan dan penanganan
penderita pneumonia juga mengalami fluktuasi yaitu di tahun 2009 sebesar 25,96%,
meningkat secara signifikan pada tahun 2010 yaitu 40,63%, pada tahun 2011 angka
penemuan dan penanganan penderita pneumonia menurun drastis menjadi 25,5%,
sedangkan pada tahun 2012 juga menurun sebesar 24,74% dengan jumlah kasus yang
ditemukan sebanyak 64.242 kasus. Angka ini masih sangat jauh dari target Standar
Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2010 (100%). (4) Di Kota Semarang pneumonia
termasuk dalam 10 besar penyakit yaitu menempati urutan ke-2 setelah penyakit
jantung hipertensi.
Target Millenium development Goal (MDG) 4 adalah menurunkan angka
kematian pada balita pada tahun 2015 dua pertiga dari tahun 1990. Salah satu upaya
menurunkan angka kematian balita adalah dengan menurunkan angka kematian balita
akibat pneumonia sebagai penyebab utama kematian pada balita. Agar target ini
tercapai, diperlukan upaya pengendalian pneumonia pada balita yang komprehensif,
inovatif dan terpadu dengan melibatkan semua faktor terkait.
Berdasarkan data rekapitulasi kasus Pneumonia, maka penulis tertarik untuk
lebih mendalami Diagnosis Holistik Dan Terapi Komprehensif Dalam Layanan
Kedokteran Keluarga Terhadap Seorang Anak 3 Tahun Dengan Pneumonia Dengan
Pendekatan HL Blum.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana diagnosis Holistik Dan Terapi Komprehensif Dalam Layanan
Kedokteran Keluarga Terhadap Seorang Anak 3 Tahun Dengan Pneumonia Dengan
Pendekatan HL Blum?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi mengenai diagnosis Holistik Dan Terapi
Komprehensif Dalam Layanan Kedokteran Keluarga Terhadap Seorang Anak
3 Tahun Dengan Pneumonia Dengan Pendekatan HL Blum.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk memperoleh informasi mengenai faktor perilaku yang
mempengaruhi terjadinya Pneumonia.
b) Untuk memperoleh informasi mengenai faktor lingkungan yang
mempengaruhi terjadinya Pneumonia.
c) Untuk memperoleh informasi mengenai faktor pelayanan kesehatan
yang mempengaruhi terjadinya Pneumonia.
d) Untuk memperoleh informasi mengenai faktor kependudukan yang
mempengaruhi terjadinya penyakit Pneumonia.
e) Untuk memberikan solusi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya Pneumonia.
D. MANFAAT
1) Bagi Masyarakat
a) Masyarakat mengetahui mengenai pneumonia
b) Masyarakat mengetahui manfaat perilaku hidup bersih dan sehat
c) Masyarakat mengetahui tentang kesehatan lingkungan
d) Membangun kesadaran masyarakat tentang pencegahan terhadap
kejadian pneumonia
2) Bagi Mahasiswa
a) Mahasiswa mengetahui secara langsung permasalahan yang ada di
lapangan.
b) Mahasiswa menjadi terbiasa melaporkan masalah mulai penemuan
masalah sampai pembuatan plan of action.
c) Sebagai media yang menambah wawasan pengetahuan tentang ilmu
kesehatan masyarakat.
d) Sebagai media yang dapat mengembangkan ketrampilan sebagai
dokter.
e) Sebagai modal dasar untuk melakukan penelitian bidang ilmu
kesehatan masyarakat pada tataran yang lebih lanjut.
BAB II
ANALISA SITUASI
A. CARA PENGAMATAN DAN WAKTU PENGAMATAN
Pengamatan dilakukan secara langsung terhadap aspek perilaku, lingkungan
dan pelayanan kesehatan. Aspek Perilaku dan lingkungan dilakukan diamati dengan
melakukan kunjungan rumah pasien di Kledung Bunti 311 RT 4/1 Karang Turi,
sedangkan informasi mengenai aspek pelayanan kesehatan diperoleh dari wawancara
terhadap kader posyandu RW 1 kelurahan Karang Turi.
Waktu pengamatan:
1) Sabtu, 17 Oktober 2015 pukul 15.00 WIB
2) Rabu, 22 Oktober 2015 pukul 13.00 WIB
B. HASIL PENGAMATAN
1. Anamnesis Holistik
a Aspek 1 Personal
Keluhan Utama Batuk
Harapan Sembuh sehingga pasien tidak rewel lagi dan
tidak kambuh lagi.
Kekhawatiran Sakit yang dialami bertambah parah sehingga
pasien tidak dapat aktif lagi seperti biasa.
b Aspek 2 Anamnesis Medis Umum
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dikeluhkan batuk sejak tiga hari sebelum datang ke
Puskesmas. Batuk dirasakan hilang timbul, tanpa disertai dahak.
Batuk sampai menyebabkan pasien rewel hingga suli tidur. Nenek
pasien mengatakan munculnya batuk tidak tentu waktunya, tidak
dipengaruhi pagi/siang/sore maupun suhu dan paparan debu
sebelumnya pasien mengkonsumsi permen hot hot pop pada siang
harinya lalu malam harinya pasien mulai batuk sehingga sulit tidur.
Pasien juga dikeluhkan demam sejak 7 hari yang lalu. Demam
dirasakan naik turun, tidak menggigil. Nenek pasien menyebutkan
awalnya demam hanya dirasakan semlenget pada tubuh pasien, tapi
sejak 3 hari SMRS demam menjadi agak tinggi tapi suhu tubuh pasien
saat demam tidak pernah diukur. Ibu pasien menyangkal adanya
kesulitan bernapas (-), hidung pasien kembang kempis (-), dada
pasien tertarik ke dalam saat batuk (-). BAB dan BAK dalam batas
normal.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat batuk pilek (+), demam (+) sebelumnya diakui
- Riwayat rawat inap (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
- Keluhan serupa (-)
- Batuk lama di keluarga (-).
- Tante pasien yang tinggal satu rumah saat ini sedang menderita
batuk pilek
Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Kontrasepsi
- Ibu pasien mengandung pasien saat usia 35 tahun dan melahirkan
saat usia kehamilan 9 bulan. Anak ini merupakan anak yang
diharapkan karena sebelumnya pasangan ini mempunyai 2 orang
anak laki-laki.
- Selama kehamilan, ibu pasien tidak mengalami perdarahan
maupun mengidap penyakit lainnya. ANC dilakukan sebanyak
10x di puskesmas halmahera. Konsumsi obat-obatan maupun
jamu selama hamil (-). Pasien lahir normal, langsung menangis,
ditolong oleh bidan di RSUD Ketileng dengan berat lahir 2600
gram karena saat hendak melahirkan Puskesmas Halmahera
sedang di renovasi. Ibu pasien mengatakan bahwa bayi nya tidak
pernah mengalami kebiruan pada kulit (-) dan kuning (-).
- Riwayat keguguran (-), perdarahan selama kehamilan (-).
- Riwayat kontrasepsi: Ibu pasien menggunakan kontrasepsi suntik
3 bulan selama ± 10 tahun. Saat ini tidak menggunakan
kontrasepsi apapun.
Riwayat Sosial Ekonomi
Ayah Pasien bekerja sebagai karyawan tidak tetap di Rumah Makan
sebagai koki, sedangkan Ibu Pasien bekerja sebagai karyawan di salah
satu Pusat Perbelanjaan di Semarang. Penghasilan Ayah tidak tetap
setiap hari nya berkisar antara sedangkan penghasilan ibu. Kakek
pasien bekerja sebagai buruh dengan penghasilan bersih kurang lebih
sebesar Rp. 30.000,- perhari, sedangkan nenek pasin tidak bekerja
karena mengurus cucu-cucu di rumah. Keluarga mengaku penghasilan
yang ada sekarang kurang untuk kebutuhan rumah tangga tetapi
berusaha menyiasati supaya kebutuhan pokok terpenuhi. Kebutuhan
makan anggota keluarga setiap harinya dicukupi oleh kakek dan nenek
pasien, sedangkan untuk kebutuhan pasien lainnya dicukupi oleh ayah
dan ibu pasien. Untuk sarana transportasi kakek pasien menggunakan
sedangkan ayah dan ibu pasien menggunakan
c Aspek 3 Kondisi Internal
Riwayat Imunisasi
- Hepatitis : o bulan
- BCG : 1 bulan 2 minggu
- Polio : 1 bulan 2 minggu, 2 bulan, 3 bulan 1 minggu, 4
bulan 1 minggu
- DPT : 2 bulan, 3 bulan 1 minggu, 4 bulan 1 minggu
- Campak : 9 bulan 1 minggu
Perilaku Kesehatan
Pasien merupakan anak perempuan yang baru berusia 3 tahun
dimana pada usia ini rentan terkena berbagai penyakit, aspek perilaku
pasien yang belum dapat merawat kebutuhan diri sendiri serta aspek
Gaya hidup menjadi aspek resiko bagi penyakit yang dialaminya saat
ini.
d Aspek 4 Kondisi Eksternal
Orang tua pasien kurang memiliki pengetahuan mengenai
Pneumonia dan penyakit infeksi saluran pernafasan lainnya, serta
faktor resiko dan pencegahannya. Orang tua pasien mengira keluhan
yang dialami pasien hanya batuk biasa karena pasien sering mengalami
keluhan tersebut. Tetapi orang tua pasien juga khawatir karena mereka
harus tetap bekerja setiap hari sehingga tidak bisa menjaga pasien
sepanjang hari. Oleh karena itu, pasien dijaga oleh neneknya di rumah
neneknya tersebut. Selain itu, keluarga juga memiliki pengetahuan
serta penerapan kurang mengenai rumah sehat dan perilaku hidup
bersih dan sehat, termasuk kebiasaan ayah yang merokok. Nenek
pasien selalu memasak sendiri makanan yang dikonsumsi oleh pasien
dan juga anggota keluarga lainnya setiap harinya. Menu yang disajikan
adalah nasi dengan lauk yang bervariasi antara tahu, tempe, telur dan
terkadang ikan. Keluarga ini sangat jarang mengkonsumsi daging.
e Derajat fungsional
Derajat fungsional : 4 (empat)
ANAMNESIS KELUARGA
Genogram
keterangangabar:
: Laki-laki
: Perepuan
: Pasienperepuan
: Laki-lakiriwayatpengobatanTB
Bentuk dan struktur keluarga
Fase kehidupan keluarga
Identifikasi fungsi keluarga
Risiko-risiko internal keluarga
Keluarga pasien terdiri dari seorang ayah, ibu dan tiga orang
70
65
anak yang masih tinggal menumpang di rumah kakek dan nenek
pasien bersama dengan anak dan cucu kakek dan nenek lainnya
dimana pada keadaan ini rentan terkena berbagai penyakit akibat
penghuni rumah yang terlalu padat dan tidak sesuai dengan luas
bangunan, serta aspek kebiasaan keluarga pasien menjadi aspek resiko
bagi penyakit yang dialaminya saat ini.
Risiko-risiko eksternal keluarga
Perilaku kesehatan lingkungan
Kurangnya pengetahuan masyarakat sekitar mengenai
Pneumonia dan penyakit infeksi saluran pernafasan lainnya, serta
faktor resiko dan pencegahannya, kurangnya pengetahuan serta
penerapan keluarga mengenai rumah sehat dan perilaku hidup bersih
dan sehat, termasuk kebiasaan para laki-laki di sekitar tempat
tinggalnya yang merokok menjadi faktor resiko dari aspek lingkungan
dan perilaku masyarakat bagi penyakit yang dialami pasien saat ini.
Keadaan Lingkungan
Keluarga An. T tinggal di kampong buntu no 311, kelurahan
karang turi, Semarang Timur. Lokasi rumah terletak ± 5 m dari gang.
Batas rumah pasien di sebelah barat adalah dinding rumah tetangga,
sebelah utara adalah dinding rumah tetangga, di sebelah selatan adalah
dinding rumah tetangga. Rumah pasien tidak memiliki halaman
pekarangan rumah. Tempat tinggal tersebut merupakan tempat tinggal
mereka sendiri sejak mulai menikah dengan ukuran bangunan 5 x 3
m² dan menghadap ke arah timur. Bangunan rumah ini terdiri dari dua
lantai. Bangunan lantai atas beratapkan asbes dengan lantai kayu,
sedangkan lantai bawah beratapkan lantai atas tersusun dari kayu
dengan lantai semen. Rumah berdinding tembok bata yang sudah
dplester dan di cat dengan warna putih. Rumah ini terdiri atas 1 ruang
tamu, 1 buah kamar di lantai bawah, 1 dapur berdekatan dengan
kamar mandi, dan 1 ruangan tanpa sehat di lantai atas sebagai ruang
tidur.
Kamar pertama merupakan kamar tidur nenek pasien, berukuran
2 m x 2 m, tanpa jendela. Penerangan di kamar berasal dari lampu
ruang tamu berukuran 50 watt. Di ruangan tersebut, terdapat sebuah
tempat tidur dengan kasur yang terbuat dari kapuk. Ruang tidur yang
ada di lantai atas digunakan untuk tidur oleh semua anggota keluarga
selain kakek dan nenek pasien, dengan 2 buah jendela yang selalu
terbuka. Dapur rumah pasien terletak di belakang ruang tamu dan
kamar tidur serta berdekatan dengan kamar mandi, berukuran 5 m x 1
m, tidakterdapat beberapa ventilasi. Nenek pasien memasak
menggunakan kompor gas. Tepat disebelah dapur terdapat sebuah
kamar mandi yang biasa digunakan pasien dan keluarganya. Sumber
air bersih untuk air minum didapatkan dari PAM sedangkan untuk
kebutuhan lainnya seperti mandi dan mencuci didapatkan dari sumur
bor. Untuk keperluan minum, biasanya air PAM dimasak lebih dulu
sampai mendidih. Penilaian air minum secara fisik: kualitas air jernih,
tidak berwarna, tidak berbau.
Septik tank terletak 5 m dari sumur. Pasien membuat wadah
pembuangan sampah yang terbuat dari ember bekas berukuran besar
dan diletakkan di tepi gang depan rumahnya yang berjarak 5 m dan
7 m dari sumur. Sampah tersebut dikumpulkan setiap hari oleh
petugas sampah. Jika petugas sampah tidak datang, nenek pasien
membuang sampah di tempat pembuangan sampah yang ada di dekat
pasar.
Denah Rumah Pasien
Pelayanan Kesehatan
Skala fungsional keluarga
PEMERIKSAAN FISIK
a. Status present
1) Antropometri :
BB : 12,1 kg TB 91 cm
2) Tanda Vital
Tekanan darah : tidak dilakukan pengukuran
Nadi : 94 x/ menit
RR : 42 x/ menit
Gb. 2.1 Denah Lantai bawah
Gb. 2.1 Denah Lantai atas
tangga
dapur K.mandi
R.tamu K.tidur
2 m1 m
3
m
2
m
K.tidur
Temperature : 36,7 0C
b. Status internus
1) Kepala
- Bentuk dan ukuran : mesocephal
- Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
2) Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
3) Thoraks
- I : bentuk dada normal, pergerakan dinding dada simetris
- Pa : stem fremitus +/+
Cor
- Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
- Palpasi : iktus kordis teraba ICS 5 midklavikula sinistra
- Perkusi : redup (+)
- Auskultasi : S1S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
- Inspeksi : Bentuk simetris, Pergerakan simetris, retraksi
(+) minimal, penggunaan otot bantu intercostal (-),
Pelebaran sela iga (–)
- Palpasi : Pergerakan simetris, Fremitus raba dan vokal
simetris, Provokasi nyeri (–)
- Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
- Auskultasi : Suara nafas vesikuler +/+, Suara tambahan
rhonki -/-, Suara tambahan wheezing -/-
4) Abdomen :
I : bentuk datar, distensi (-), scar (-), keloid (-)
Au : Bising Usus (+) normal
Pa : Turgor normal, Tonus normal, Nyeri tekan (-), Hepar
tidak teraba, Lien tidak teraba, Ginjal tidak teraba
Pe : timpani
5) Muskuloskeletal
Ekstremitas superior Ekstremitas inferior
- Deformitas : (-/-)
- Sendi : edema (-/-), nyeri
tekan (-/-)
- Sianosis : (-/-)
- Kekuatan-tenaga : 5/5
- Akral hangat : +/+
- Deformitas : (-/-)
- Sendi : edema (-/-), nyeri
tekan (-/-)
- Sianosis : (-/-)
- Kekuatan-tenaga : 5/5
- Akral hangat : +/+
6) Saraf : dalam batas normal
7) Kulit : UKK primer (-), UKK sekunder (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Tidak dilakukan
2. Diagnosis Holistik
a Aspek 1 Personal
- Keluhan : Batuk, pilek disertai demam
- Kekhawatiran : sakit bertambah parah
- Harapan : agar bisa bermain kembali
b Aspek 2 Anamnesis Medis Umum
- Diagnosis kerja : penumonia
- Diagnosis Banding:
c Aspek 3 Kondisi Internal
Pasien merupakan anak perempuan yang baru berusia 3 tahun
dimana pada usia ini rentan terkena berbagai penyakit, aspek perilaku
pasien yang belum dapat merawat kebutuhan diri sendiri serta aspek
Gaya hidup menjadi aspek resiko bagi penyakit yang dialaminya saat
ini.
d Aspek 4 Kondisi Eksternal
Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai Pneumonia dan
penyakit infeksi saluran pernafasan lainnya, serta faktor resiko dan
pencegahannya, kurangnya pengetahuan serta penerapan keluarga
mengenai rumah sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk
kebiasaan ayah yang merokok menjadi faktor resiko dari aspek
lingkungan dan perilaku bagi penyakit yang dialami pasien saat ini.
e Aspek 5 Derajat Fungsional
Derajat fungsional : 4
Diagnosis keluarga
a Aspek 1 Personal
- Keluhan : batuk, pilek disertai demam
- Kekhawatiran : sakit yang dialami semakin parah sehingga
tidak dapat aktif seperti biasanya
- Harapan : agar pasien dapat segera sembuh sehingga
tidak rewel lagi dan penyakit tidak berulang kembali
b Aspek 2 Anamnesis Medis Umum
- Diagnosis kerja (klinis) : Pneumonia
- Diagnosis Banding :
c Aspek 3 Kondisi Internal
Keluarga pasien terdiri dari seorang ayah, ibu dan tiga orang
anak yang masih tinggal menumpang di rumah kakek dan nenek pasien
bersama dengan anak dan cucu kakek dan nenek lainnya dimana pada
keadaan ini rentan terkena berbagai penyakit akibat penghuni rumah
yang terlalu padat dan tidak sesuai dengan luas bangunan, serta aspek
kebiasaan keluarga pasien menjadi aspek resiko bagi penyakit yang
dialaminya saat ini.
d Aspek 4 Kondisi Eksternal
Kurangnya pengetahuan masyarakat sekitar mengenai
Pneumonia dan penyakit infeksi saluran pernafasan lainnya, serta
faktor resiko dan pencegahannya, kurangnya pengetahuan serta
penerapan keluarga mengenai rumah sehat dan perilaku hidup bersih
dan sehat, termasuk kebiasaan para laki-laki di sekitar tempat
tinggalnya yang merokok menjadi faktor resiko dari aspek lingkungan
dan perilaku masyarakat bagi penyakit yang dialami pasien saat ini
e Aspek 5 Derajat Fungsional
Derajat fungsional : 5
3. Usulan Penatalaksanaan Komprehensif
1) Identifikasi Masalah (tuliskan masalah yang ada pada pasien dan
keluarga)
Berdasarkan kasus, seorang ibu datang membawanya cucunya
dengan keluhan bahwa bayinya mengalami demam, batuk sejak 2 hari
yang lalu, nafas cepat lebih dari 42x/menit dan di dapatkan tarikan
pada dinding dada, namun tidak didapatkan bunyi stridor. Pasien
pernah di periksakan di tempat pelayanan kesehatan puskesmas
halmahera sebelumnya.
Dalam kasus ini terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi
penyebab timbulnya pneumonia pada anak, yaitu:
1. Lingkungan tempat tinggal pasien yang merupakan daerah padat
penduduk dan kebersihan lingkungan sekitar rumah masih kurang
bersih dimana banyak sampah berserakan dan baju kotor di dalam
rumah.
2. Orang tua jarang membersihkan rumah.
3. Pada bagian belakang rumah ada jendela tapi langsung menghadap
kumpulan sampah.
4. Ibu pasien jarang memberikan asi kepada bayi.
5. Lantai rumah bagian belakang yang masih berupa tanah plester.
6. Dot untuk minum pasien diletakkan sembarangan sehingga
menjadi kurang bersih.
7. Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap pencegahan penyakit
pneumonia pada anak.
8. Banyaknya lalat dan sarang tikus di rumah.
9. Ekonomi keluarga yang kurang.
10. Kakek dan paman bayi yang hidup serumah merokok.
11. Bayi lahir dengan kriteria BBLR
4.2. Diagram HL Blum
LINGKUNGAN
Luas rumah ± 3 m x 10 m = 30 m2 yang dihuni oleh 5 orang rumah 6 m2/orang.Kebersihan rumah kurang, banyak tikus bersarang, jarak sumber air bersih dan septik tank kurang dari 10 meter , dan kurangnya kebersihan lantai rumah dan teras rumah yang menjadi tempat bermain pasien. Banyaknya lalat di dalam rumah. Bagian belakang rumah yang masih berupa tanah dan digunakan sebagai tempat membuang sampah. Daerah tempat tinggal yang masih padat penduduk. Banyak cucian menumpuk di dalam rumah. Orang tua membiarkan sarang tikus di dalam rumah.
4.3 Prioritas masalah
Permasalahan yang teridentifikasi tersebut kemudian ditentukan prioritas
masalahnya dengan menggunakan metode Hanlon kualitatif dengan 3 Kelompok kriteria :
1. Kelompok kriteria U : Mendesak (Urgency)
Pertimbangan ini dari aspek waktu, masih dapat ditunda atau harus segera
ditanggulangi. Semakin pendek tenggang waktunya, semakin mendesak untuk
ditanggulangi.
2. Kelompok Kriteria S : Kegawatan (Seriousness)
Penderita
Pneumonia anak
GENETIKA/
KEPENDUDUKAN
Ada indikasi keluarga memiliki riwayat
PERILAKU
Minimnya pengetahuan ibu mengenai penyakit pneumonia pada anak. Pasien suka main di lantai yang masih kotor dan di teras rumah. Ada keluarga (paman dan kakeknya) yang merokok aktif. Orang tua jarang membersihkan rumah (<2x sehari). Semua anggota keluarga tidur di 1 tempat. Ibu jarang memberikan ASI kepada balita
PELAYANAN
KESEHATAN
Puskesmas Halmahera kurang aktif
dalam memberikan penyuluhan
Besarnya akibat atau kerugian yang dinyatakan dalam besaran kuantitatif
berapa rupiah, orang dll.
3. Kelompok Kriteria G : Perkembangan (Growth)
Kecenderungan atau perkembangan akibat dari permasalahan. Semakin
berkembang masalah, semakin diprioritaskan.
Metode Hanlon Kualitatif
Tabel 4.1 Kriteria Urgency
No 1 2 3 4 5 TH
1 + + + + 4
2 - - + 1
3 - + 1
4 + 1
5 0
TV 0 0 1 2 0
TH 4 1 1 1 0
Total 4 1 2 3 0
Tabel 4.2 Kriteria Seriously
No 1 2 3 4 5 TH
1 + + + + 4
2 + - + 2
3 - + 1
4 - 0
5 0
TV 0 0 0 2 1
TH 4 2 1 0 0
Total 4 2 1 2 1
Tabel 4.3 Kriteria Growth
No 1 2 3 4 5 TH
1 + + + + 4
2 + + + 3
3 - - 0
4 + 1
5 0
TV 0 0 0 1 1
TH 4 3 0 1 0
Total 4 3 3 2 1
Keterangan :
1 : Ibu yang jarang memberikan ASI.
2 : Ada keluarga yang merupakan perokok aktif.
3 : Tidak memiliki tempat sampah.
4 : Kebersihan rumah yang tidak di jaga.
5 : Terdapat anggota keluarga yang sakit sama dan dapat menular.
Urutan Prioritas Masalah
1 2 3 4 5
U 4 1 2 3 0
S 4 2 1 2 1
G 4 3 3 2 1
Total 12 6 6 7 2
Prioitas I III IV II V
Daftar prioritas :
1. Ibu yang jarang memberikan ASI.
2. Kebersihan rumah yang tidak di jaga.
3. Ada keluarga yang merupakan perokok aktif.
4. Tidak memiliki tempat sampah.
5. Terdapat anggota keluarga yang sakit sama dan dapat menular.
2) Perencanaan
No Masalah Intervensi Indikator
Keberhasilan
Sasaran Waktu yang
diperlukan
Coping
Score
3) Intrvensi
a Promotif
Patient centered
Family oriented
Community oriented
b Preventif
Patient centered
Family oriented
Community oriented
c Kuratif
Patient centered
1. Sanmol 3 x 1 cth bila panas
2. Ambroxol 3 x 1
3. Cotrimoxasol 3 x 1
Family oriented
Community oriented
d Rehabilitatif
Patient centered
Family oriented
Community oriented
4) Follow up
BAB III
PEMBHASAN
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
top related