case kepaniteraan klinik kulit
Post on 12-Feb-2016
239 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Neurodermatitis numularis 2015
BAB I
KASUS
A. IDENTITAS PASIENNama : Ny.N
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jakarta
Tgl / Jam Masuk : 18 Mei 2015 / 12.00 WIB
Status Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Kristen
Dokter yang merawat : dr. Maria Dwikarya, Sp.KK
B. ANAMNESISAuto dan alloanamnesis pada tanggal 18 Mei 2015 pukul 15.00 WIB
Keluhan Utama: Gatal dan Merah pada punggung kaki kanan sejak 2 bulan SMRS
Keluhan Tambahan :tidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli klinik kulit dan kelamin Husada pada tanggal 18 Mei 2015.
Pasien datang dengan keluhan gatal pada punggung kaki kanan sejak kurang lebih
2 bulan SMRS. keluhan awalnya hanya berupa timbul beberapa benjolan kecil
yang merah cairan pada punggung kaki kanan dan mudah pecah. Benjolan tersebut
sangat gatal. Pasien awalnya menggira benjolan tersebut akibat gigitan serangga.
Punggung kaki pasien terasa sangat gatal hingga menyebabkan pasien tidak tahan
untuk menggaruknya hingga luka dan terkadang mengeluarkan cairan bening dan
sedikit darah baru pasien merasa puas. Pasien mengatakan kakinya akan terasa
sangat gatal apabila malam hari atau ketika pasien sudah tidak ada kegiatan lagi
dan hanya duduk menonton televisi. Kulit sekitar garukan menjadi menebal,
bersisik dan berwarna kehitaman dan semakin melebar dikelilingi kemerahan,
selain itu luka juga sudah ada yang bernanah. Pasien sudah pernah mengoleskan
salep 88 sebelumnya tetai tidak kunjung membaik dan mala semakin gatal.
Indrinata Suna Lia Page 1
Neurodermatitis numularis 2015
Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa
Darah tinggi, kencing manis, penyakit jantung, dan penyakit paru-paru disangkal.
Asma disangkal.
Alergi obat disangkal.
Alergi makanan seafood (+).
Riwayat Penyakit Keluarga
Di keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa.
Asma (+) ibu pasien.
Alergi obat disangkal.
Alergi makanan disangkal.
C. STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 130 / 70 mmHg
Nadi : 86 x / menit, reguler, isi cukup
Pernapasan : 18 x / menit, reguler
Suhu : Afebris
Mata : Edema palpebral (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
refleks cahaya (+/+),kedua pupil isokor.
Gigi dan mulut : Karies gigi (-), mukosa mulut merah muda.
THT : Telinga: normotia, liang telinga lapang.
Hidung: bentuk normal, mukosa hidung normal, sekret (-/-).
Tenggorokan: mukosa faring posterior tidak hiperemis.
D. STATUS DERMATOLOGI KUS
Indrinata Suna Lia Page 2
Neurodermatitis numularis 2015
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Anjuran pemeriksaan darah lengkap, diff count, histologi kulit.
F. RESUME
Indrinata Suna Lia Page 3
Regio : Dorsal pedis bilateral
Distribusi : Unilateral
Efluoresensi Primer: Plak eritem
Warna : Eritematosa
Ukuran : Numular
Jumlah : Multipel
Efluoresensi Sekunder: Likhenifikasi, skuama
kasar, erosi, krusta
Konfigurasi : Diskret
Neurodermatitis numularis 2015
Telah diperiksa seorang perempuan berusia 42 tahun secara autoanamnesa pada
tanggal 18 Mei 2015 pukul 15.00 WIB dengan keluhan:
Gatal dan merah pada punggung kaki kanan sejak 2 bulan SMRS, karena sangat
gatal sehingga pasien baru merasa puas apabila sudah menggaruk punggung
kakinya hingga mengeluarkan cairan atau terkadang sedikit berdarah, akibat
digaruk setiap hari kulit menjadi menebal, berwarna merah kehitaman serta
menjadi luka serta terdapat sedikit bernanah. Gatal terutama saat atau atau saat
pasien sudah tidak ada aktivitas llagi.
Pasien sudah pernah mengoleskan salep 88 tapi tidak juga membaik dan malah
menjadi semakin gatal.
Pemeriksaan fisik dan status generalis dalam batas normal.
Status dermatologikus pasien :
Regio : Dorsal pedis bilateral
Distribusi : Bilateral
Efluoresensi Primer : Plak eritem
Warna : Eritematosa
Ukuran : Numular
Jumlah : Multipel
Efluoresensi Sekunder : Likhenifikasi, skuama kasar, erosi, krusta
Konfigurasi : Diskret
G. DIAGNOSISDiagnosis Kerja : Neurodermatitis numularis dextra
Diagnosis Banding : Dermatitis kontak alergi dextra
H. PENATALAKSANAANa.Non-medikamentosa
Edukasi kepada pasien tentang penyakitnya
Mencegah garukan pada daerah yang gatal
Hindari stres psikologis
Instirahat yang cukup
Menjaga kebersihan kulit, menjaga kelembaban kulit agar tidak kering
a. Medikamentosa
Antihistamin: Loratadine 1 x 10 mg
Indrinata Suna Lia Page 4
Neurodermatitis numularis 2015
Methylprednisolon 3 x 4 mg
Topikal dengan pemberian betametason 5 mg cream
Cuci luka menggunakan NaCl 0,9% dan H2O2, lalu lakukan tindakan anti-
septic dengan gentian violet, dan lindungi dengan teknik oklusi.
R/ Loratadine tab 10 mg no. X
S 1 dd tab I
R/ methylprednisolone tab 4 mg no.XV
S 3 dd tab I
R/ NaCl 0,9% 25cc no.III
H2O2 3% 30cc no.I
Gentian violet 1% no I
Kassa steril hidrofil no.I
Micropore no.I
S .u.e. (untuk perawatan luka)
I. PROGNOSIS Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad kosmetikam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
J. PEMERIKSAAN LANJUTAN Melakukan kunjungan ulang setelah 5 hari kemudian
Melakukan perawatan luka secara benar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Indrinata Suna Lia Page 5
Neurodermatitis numularis 2015
DERMATITIS NUMULARIS
PENDAHULUANNeurodermatitis adalah peradangan kulit kronis, yang ditandai dengan kulit tebal dan
garis kulit tampak menonjol (likenifikasi) menyerupai batang kayu. Gejala neurodermatitis
timbul dikarenakan respon kutaneus terhadap garukan atau gosokan yang terus menerus
karena rangsangan pruritogenik. Penyebab utama dari neurodermatitis belum diketahui,
namun pada dasarnya gejala pruritus memilki peran sentral dalam timbulnya reaksi kulit
berupa likenifikasi. Pada hipotesis mengenai pruritus dikatakan, pruritus dapat terjadi karena
adanya penyakit yang mendasarinya, misalnya gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu,
limfoma Hodgkin, hipertiroid. Atau bisa karena penyakit kulit seperti dermatitis atopik,
dermatitis kontak alergi, gigitan serangga, dan aspek psikologik dari tekanan emosi.
Neurodermatitis dikenal juga dengan nama liken simplek kronik. Keluhan utamanya berupa
gatal yang berulang dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan gejala berupa
kulit yang menebal dan garis kulit yang menonjol (likenifikasi). Pada setiap individu, keluhan
utama gatal yang lama bisa berbeda, semua bergantung dari respon kulit yang menerima
rangsangan pruritogenik, penyakit yang mendasarinya dan emosinya. Variasi klinis dari
neurodermatitis sering terjadi pada orang dewasa. Contohnya pada pasien yang memiliki
riwayat penyakit dermatitis atopik memiliki onset lebih cepat untuk menjadi penyakit
neurodermatitis dibandingkan dengan pasien yang tidak memiliki riwayat penyakit dermatitis
atopik. Pada umumnya pasien yang menderita neurodermatitis telah mengetahui penyakitnya
sudah sejak lama, namun kebanyakan dari mereka tidak mengetahui tentang penyakitnya
yang dipengaruhi oleh penyakit yang mendasar dan keadaan emosinya. Pembahasan
mengenai neurodermatitis dalam makalah ini dapat digunakan untuk memberikan penjelasan
kepada masyarakat mengenai apa itu neurodermatitis, bagaimana mendiagnosa
neurodermatitis dan bagaimana tatalaksana pengobatan neurodermatitis1,2.
Dermatitis numularis sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu kata “nummus” yang
berarti “coin”, dan kata dermatitis yang berarti suatu ekzem, kata-kata yang umum untuk
menggambarkan suatu peradangan pada kulit.(2)
Dermatitis numularis merupakan respon terhadap pengaruh faktor endogen, dimana
lesi awal berupa papul yang disertai vesikel. Penyebab pasti dari penyakit ini belum
diketahui, infeksi mikroorganisme agaknya berperan. Insidensi terutama pada musim dingin
dan bertambah jelek pada waktu panas.(3) Pada umumnya penderita mengeluh gatal yang
Indrinata Suna Lia Page 6
Neurodermatitis numularis 2015
hebat pada malam hari dan disertai rasa panas.(3) Dermatitis numularis cenderung hilang
timbul, ada pula yang terus menerus, kecuali dalam periode pengobatan dan jika terjadi
kekambuhan umumnya timbul pada tempat semula, biasanya sering mengenai daerah
ekstremitas.(2,3,4)
Diagnosa dermatitis numularis ini ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Gambaran
histopatologi dan laboratorium juga membantu diagnosa.(1,3)
Pengobatan dermatitis numularis dapat diberikan pengobatan secara umum dan secara
khusus.(1,2,3,5)
DEFINISIDermatitis numularis atau yang biasa disebut ekzem numular atau ekzem discoid
merupakan suatu peradangan berupa lesi berbentuk mata uang (coin) atau agak lonjong,
berbatas tegas, dengan efloresensi atau lesi awal berupa papul disertai vesikel
(papulovesikel), biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing) dan biasanya menyerang
daerah ekstremitas.(1,2,3,4,5,6)
EPIDEMIOLOGIDermatitis numularis biasanya terjadi pada orang dewasa, lebih sering pada pria
dibandingkan paada wanita. Usia puncak awitan pada kedua jenis kelamin antara 55 dan 65
tahun; pada wanita usia puncak terjadi juga pada usia 15 sampai 25 tahun. Dermatitis
numularis tidak biasa ditemukan pada anak, bila ada timbulnya jarang pada usia sebelum satu
tahun; umumnya kejadian meningkat seiring dengan meningkatnya usia.(1,2,3,6)
Prevalensi dermatitis numularis di Amerika Serikat adalah 2 dari 1000 orang dan
insiden internasional dianggap sama seperti Amerika Serikat. Tidak ada perbedaan ras pada
penyakit ini.(6)
ETIOLOGIPenyebabnya sampai saat ini belum diketahui. Kemungkinan suatu varian dermatitis
atopik dibantah, karena kadar IgE masih dalam batas normal.(3) Diduga infeksi ikut berperan
pada dermatitis numularis dengan ditemukannya peningkatan koloni Staphylococcus dan
Micrococcus di tempat kelainan walaupun secara klinis tidak ditemukan tanda infeksi.
Timbulnya dermatitis numularis apakah melalui mekanisme hipersensitifitas terhadap bakteri
Indrinata Suna Lia Page 7
Neurodermatitis numularis 2015
atau karena infeksi bakteri tersebut, belum diketahui dengan jelas. Eksaserbasi terjadi bila
koloni bakteri meningkat di atas 10 juta kuman/cm2. (1,3)
Dermatitis kontak mungkin ikut memegang peranan pada berbagai kasus dermatitis
numularis, misalnya alergi terhadap nikel, krom, kobal, demikian pula iritasi dengan wol dan
sabun. Trauma fisis dan kimiawi mungkin juga berperan, terutama bila terjadi di tangan;
dapat pula pada bekas cedera lama atau jaringan parut. Pada sejumlah kasus, stres emosional
dan minuman yang mengandung alkohol dapat menyebabkan timbulnya eksaserbasi.
Lingkungan dengan kelembaban rendah dapat pula memicu kekambuhan. (3)
Dermatitis pada orang dewasa tidak berhubungan dengan gangguan atopi. Pada anak,
lesi numularis terjadi pada dermatitis atopik. (3)
ETIOPATOGENESISPruritus memainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa
likenifikasi. Hipotesis mengenai pruritus dapat oleh karena adanya penyakit yang
mendasari, misalnya gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu, limfoma Hodgkin,
hipertiroid, penyakit kulit seperti dermatitis atopik, dermatitis kontak alergi, gigitan
serangga, dan aspek psikologi dengan tekanan emosi. Pada neurodermatitis jumlah
eosinofil meningkat. Eosinofil yang berisi protein X dan protein kationik akan
menimbulkan degranulasi sel mast . Degranulasi sel mast akan mengaktifkan sel-sel saraf
sumsum tulang sebagai kompensasinya. Sel-sel saraf yang berisi CGRP (Calcitonin Gene-
Related Peptide) dan SP (substance P), jumlahnya di dermis juga akan meningkat
sehingga akan melepaskan histamin dari sel mast yang selanjutnya akan memicu pruritus.
Semakin tinggi eosinofil pasien yang mengalami neurodermatitis akan semakin sering
pasien mengeluh gejala gatal1-3.
Trauma mekanik kronis pada kulit berupa garukan atau gosokan akan mengakibatkan
penebalan pada kulit. Garukan dan gosokan berulang (yang dipicu factor asing atau dari
diri sendiri) menghasilkan nodular likenifikasi dan hyperkeratosis. Gatal pada
neurodermatitis bersifat lokal. Tempatnya tergantung dimana sering terpapar rangsangan
pruritogenik. Pada individu yang mengalami neurodermatitis rasa ingin menggaruk sangat
besar, pasien akan merasakan adanya gatal yang hebat dan tidak dapat mengontrol untuk
menggosok atau menggaruk pada tempat yang gatal2.
Neurodermatitis dipengaruhi oleh keadaan emosi pasien. Gejalanya akan timbul
seiring dengan emosi pasien yang tinggi. Dari pemeriksaan efloresensi akan tampak
Indrinata Suna Lia Page 8
Neurodermatitis numularis 2015
hiperpigmentasi pada kulit, lesi purpura dengan permukaan tidak rata, ekskoriasi pada
tempat yang gatal dan dapat menjadi krusta. Hasil efloresensi ini disebabkan karena
seringnya pasien menggaruk bagian yang gatal. Dari hasil studi immunohistokimia
menunjukkan peningkatan jumlah dari sel-sel saraf pada kulit terjadi terutama pada
neurodermaitis. Pada pemeriksaan biopsy kulit menunjukkan secara signifikan penurunan
kepadatan jaringan saraf intraepidermal, yang mengacu pada subklinikal neuropati
sejumlah kecil jaringan. Pada studi lainnya mengindikasikan bahwa sitokin berhubungan
dengan STAT 6 beraktivasi bersama dengan beberapa stimulus yang tidak diketahui yang
mengaktivasi STST 3 yang mempunyai peranan penting dalam pathogenesis
neurodermatitis.2,3
Pada pasien yang memiliki faktor predisposisi, garukan kronik dapat menimbulkan
penebalan dan likenifikasi. Jika tidak diketahui penyebab yang nyata dari garukan, maka
disebut neurodermatitis sirkumskripta. Adanya garukan yang terus-menerus diduga karena
adanya pelepasan mediator dan aktivitas enzim proteolitik. Walaupun sejumlah peneliti
melaporkan bahwa garukan dan gosokan timbul karena respon dari adanya stress. Adanya
sejumlah saraf mengandung immunoreaktif CGRP (Calsitonin Gene-Related Peptida) dan
SP (Substance Peptida) meningkat pada dermis. Hal ini ditemukan juga pada prurigo
nodularis, tetapi tidak pada neurodermatitis sirkumskripta. Sejumlah saraf menunjukkan
imunoreaktif somatostatin, peptide histidine, isoleucin, galanin, dan neuropeptida Y,
dimana sama pada neurodermatitis sirkumskripta, prurigo nodularis dan kulit normal. Hal
tersebut menimbulkan pemikiran bahwa proliferasi nervus akibat dari trauma mekanik,
seperti garukan dan goresan. SP dan CGRP melepaskan histamin dari sel mast, dimana
akan lebih menambah rasa gatal. Membran sel schwann dan sel perineurium menunjukkan
peningkatan dan p75 nervus growth factor, yang kemungkinan terjadi akibat dari
hyperplasia neural. Pada papilla dermis dan dibawah dermis alpha-MSH (Melanosit
Stimulating Hormon) ditemukan dalam sel endotel kapiler4.
PATOFISIOLOGIPatofisiologi tentang dermatitis numularis ini belum diketahui dengan pasti, tetapi
pada kulit penderita dermatitis numularis cenderung kering, hidrasi stratum korneum,rendah. (1) Peneliti mengemukakan hipotesa bahwa pelepasan histamine dan mediator inflamasi
lainnya dari sel mast yang kemudian berinteraksi dengan serat-saraf-C yang dapat
menimbulkan gatal. Pada penderita dermatitis numularis, substansi P dan kalsitosin serat
Indrinata Suna Lia Page 9
Neurodermatitis numularis 2015
peptide meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada non lesi. Neuropeptida ini dapat
menstimulasi pelepasan sitokin lainnya sehingga memicu timbulnya inflamasi. Hal ini
menunjukkan bahwa neuropeptide berpotensi pada mekanisme proses degranulasi sel mast. (1,6)
Peneliti lain telah menunjukkan bahwa adanya sel mast pada dermis dari pasien
dermatitis numularis menunjukkan aktivitas enzim chymase, mengakibatkan menurunnya
kemampuan menguraikan neuropeptide dan protein. Disregulasi ini dapat menyebabkan
menurunnya kemampuan enzim untuk menekan proses inflamasi. (6)
GEJALA KLINISKeluhan utama dari neurodermatitis ialah gatal berulang. Pasien akan mengeluh gatal
yang hilang timbul terutama saat sore hari. Rasa gatal memang tidak terus menerus,
biasanya pada waktu tidak sibuk, bila muncul sulit ditahan untuk tidak digaruk. Penderita
merasa enak bila digaruk; setelah luka, baru hilang rasa gatalnya untuk sementara (karena
diganti dengan rasa nyeri). Lesi biasanya tunggal, pada awalnya berupa plak eritematosa,
sedikit edema, lambat laun edema dan eritema menghilang, bagian tengah berskuama dan
menebal, likenifikasi dan ekskoriasi; sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan kulit
normal tidak jelas. Gambaran klinis dipengaruhi juga oleh lokasi dan lamanya lesi akibat
digaruk. Letak lesi dapat timbul dimana saja, tetapi yang biasa ditemukan adalah di scalp,
tengkuk, samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha
bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan kaki bagian depan, dan punggung
kaki1,3
Neurodermatitis di daerah tengkuk (lichen nuchae) umumnya hanya pada wanita,
berupa plak kecil di tengah tengkuk atau dapat meluas hingga ke scalp. Biasanya
skuamanya banyak menyerupai psoriasis. Variasi klinis neurodermatitis dapat berupa
prurigo nodularis, akibat garukan atau korekan tangan penderita yang berulang-ulang pada
suatu tempat. Lesi berupa nodus berbentuk kubah, permukaan mengalami erosi tertutup
krusta dan skuama, lambat laun menjadi keras dan berwarna lebih gelap (hiperpigmentasi).
Lesi biasanya multipel; lokalisasi tersering di ekstremitas; berukuran mulai beberapa
milimeter sampai 2 cm1
Keparahan gatal dapat diperburuk bila pasien berkeringat, pasien berada pada suhu
yang lembab, atau pasien terkena benda yang merangsang timbulnya gatal (alergen). Gatal
juga dapat bertambah pada saat pasien mengalami stress psikologis. Pada pasien muda,
Indrinata Suna Lia Page 10
Neurodermatitis numularis 2015
keluhan gatal umumnya kurang dirasakan karena tidak begitu mengganggu aktivitasnya,
akan tetapi keluhan gatalnya sangat dirasakan seiring bertambahnya usia dan faktor
pemicu stressnya. Kelainan kulit yang terjadi bisa berupa eritem, edema, papul,
likenifikasi (bagian yang menebal), kering, berskuama atau hiperpigmentasi. Ukuran lesi
bervariasi, berbatas tidak tegas dan bentuk umumnya tidak beraturan. Lesi pada setiap
individu pasien berbeda. Tidak ada penjelasan yang tegas mengenai berapa lama lesi pada
neurodermatitis terbentuk. lesi tergantung dari sering dan lamanya pasien mengalami
keluhan gatal dan menggaruknya. Dari pemeriksaan efloresensi, lesi tampak likenifikasi
berupa penebalan kulit dengan garis-garis kulit yang semakin terlihat, terlihat plak dengan
ekskoriasi serta sedikit eritematosa (memerah) dan edema. Pada lesi yang sudah lama, lesi
akan tampak berskuama pada bagian tengahnya, terjadi hiperpigmentasi (warna kulit yang
digaruk berubah menjadi kehitaman) pada bagian lesi yang gatal, bagian eritema dan
edema akan menghilang, dan batas lesi dengan bagian kulit normal semakin tidak jelas.3,4
Likenifikasi, Hiperpigmentasi
Likenifikasi, Ekskoriasi
Eritematosa, Edema
Gambar 2. Lesi neurodermatitis berupa plak eritematosa, edema, likenifikasi, hiperpigmentasi dan ekskoriasi
Koleksi sendiri.
Keluhan penderita dermatitis numularis dapat berupa gatal yang kadang sangat hebat,
sehingga dapat mengganggu. Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel (0,3 - 1,0 cm),
kemudian membesar dengan cara berkonfluensi atau meluas ke samping, membentuk satu
lesi karakteristik seperti uang logam (coin), eritematosa, sedikit edematosa, dan berbatas
tegas. Lambat laun vesikel pecah terjadi eksudasi, kemudian mengering menjadi krusta
kekuningan. Ukuran lesi bisa mencapai garis tengah 5 cm atau lebih, jumlah lesi dapat hanya
satu, dapat pula banyak dan tersebar, bilateral atau simetris dengan ukuran bervariasi dari
miliar sampai numular, bahkan plakat. Tempat predileksi biasanya terdapat di tungkai bawah,
Indrinata Suna Lia Page 11
Neurodermatitis numularis 2015
badan, lengan termasuk punggung tangan. (3)
PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium
Dasar gejala neurodermatitis ialah pruritus. Pruritus terjadi bisa berasal dari reaksi alergi
pasien atau reaksi penyakit yang mendasarinya (gangguan metabolisme atau gangguan
hematologi). Untuk mengobati neurodermatitis kita juga harus mengetahui penyakit dasar
yang menyebabkan terjadinya pruritus. Pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk
mengetahui penyakit dasarnya. Dalam pemeriksaan laboratorium bisa dilakukan
pemeriksaan hitung darah lengkap, pemeriksaan hitung jenis, pemeriksaan fungsi hati,
pemeriksaan fungsi ginjal, dan pemeriksaan gula darah.
Gangguan metabolism yang sering menyebabkan pruritus, contohnya ialah diabetes
mellitus. Pada pasien diabetes mellitus yang lanjut, pasien akan mengalami neuropati.
Neuropati menyebabkan pasien kurang sensitif terhadap infeksi dan allergen dari luar.
Sehingga pasien akan terkena allergen secara berulang tanpa disadari. Semakin sering
pasien terkena allergen, semakin sering pasien mengeluh gatal maka akan semakin mudah
pasien mengalami neurodermatitis. Pada pemeriksaan hitung jenis, kita juga bisa
memeriksa kadar eosinofil pasien, terutama pasien yang memiliki riwayat alergi1,2
Gambaran Histopatologi
Pada lesi akut ditemukan spongiosis, vesikel intraepidermal, sebukan sel radang
limfosit dan makrofag di sekitar pembuluh darah. Lesi kronis ditemukan akantosis teratur,
hipergranulosis dan hiperkeratosis, mungkin juga spongiosis ringan. Dermis bagian atas
fibrosis, sebukan limfosit dan makrofag di sekitar pembuluh darah. (3)
DIAGNOSISDiagnosis neurodermatitis ditegakkan berdasarkan anamnesa pasien mengenai
riwayat dan perjalanan penyakitnya dan gambaran lesi dari kulitnya yang khas. Perlunya
pemeriksaan lanjut digunakan untuk membedakan diagnosis yang memiliki kesamaan
dalam morfologi maupun efloresensinya. Dari anamnesis, keluhan utama dari pasien
biasanya ialah gatal-gatal pada kulit lokal yang terjadi sudah lama. Bisa disertai dengan
riwayat alergi ataupun riwayat penyakit yang mendasarinya (diabetes mellitus) atau tidak.
Dari pemeriksaan efloresensi bisa terlihat gambaran likenifikasi berupa penebalan kulit
dengan garis-garis kulit yang semakin terlihat, terlihat plak dengan ekskoriasi serta sedikit
Indrinata Suna Lia Page 12
Neurodermatitis numularis 2015
eritematosa (memerah) dan edema. Pada lesi yang sudah lama, lesi akan tampak
berskuama pada bagian tengahnya, terjadi hiperpigmentasi (warna kulit yang digaruk
berubah menjadi kehitaman) pada bagian lesi yang gatal, bagian eritema dan edema akan
menghilang6,7.
Gambar 4 Gambar 5
Gambar 4 . lesi erosi hingga ekskoriasi,eritema,sirkumskripta,likenifikasi,lokasi : ekstensor lengan bawah)
Gambar 5. likenifikasi pada bagian ekstensor ekstremitas inferior
Lesi neurodermatitis diunduh dari : http://venasaphenamagna.blogspot.com/2011/10/neurodermatitis-sirkumskripta.html
Diagnosis dermatitis numularis didasarkan atas gambaran klinis dengan timbulnya
lesi yang berbentuk papulovesikel yang bergabung membentuk satu bulatan seperti mata
uang (coin), dan terasa gatal yang timbul pada daerah predileksi. Gambaran histopatologi
juga bisa membantu dalam menegakkan diagnosa. (1,3)
DIAGNOSA BANDINGDermatitis atopik tipe dewasa
Dermatitis atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif.dengan keluhan
utama gatal. Dermatitis atopik sering berhubungan dengan peningkatan kadar igE dalam
serum atau riwayat atopi pada pasien atau keluarga pasien (Rhinitis alergi atau asma
bronkial). Kelainan kulit pada dermatitis atopik berupa papul, ekskoriasi, dan
likenifikasi. Persamaan dermatitis atopik dengan neurodermatitis ialah adanya rasa gatal
pada kulit disertai likenifikasi dan hiperpigmentasi. Gangguan emosi juga
mempengaruhi keadaan dermatitis atopik. Penyakit ini lebih banyak terdapat pada
Indrinata Suna Lia Page 13
Neurodermatitis numularis 2015
wanita, anak-anak dan remaja. Penyakit ini cenderung menurun setelah usia 30 tahun.
Dari hasil penelitian Hanifin dan Rajka, dapat disimpulkan bahwa diagnosis
dermatitis atopik dapat ditegakkan jika memiliki kriteria mayor dan minor. Kriteria
mayor berupa keluhan pruritus (gatal-gatal), memiliki riwayat atopi penderita atau
keluarga, memiliki riwayat dermatitis yang kronis dan residif, serta umumnya pada
pasien dewasa dermatitis terjadi dibagian fleksura. Sedangkan kriteria minor berupa
xerosis, gatal bila berkeringat, muka pucat atau eritem, orbita gelap, sering mengalami
infeksi kulit, dan sering mengalami dermatitis nonspesifik pada tangan atau kaki.
Perbedaan antara dermatitis atopik dengan neurodermatitis bisa dilihat dari tempat
predileksinya dan riwayat atopi pada pasiennya. tempat predileksi dari dermatitis atopik
pada masa dewasa ialah disekitar lipat siku, lipat paha, disamping leher, dahi dan
disekitar mata8.
Gambar 2 Tampak : macula hiperpigmentasi, kering dan likenifikasi
dermatitis atopic diunduh darihttp://www.medicinenet.com8
Prurigo nodularis
Prurigo nodularis merupakan penyakit kronik pada orang dewasa yang ditandai oleh
adanya nodus kutan yang gatal, terutama terdapat dibagian ekstremitas bagian ekstensor.
Prurigo nodularis sering dianggap neurodermatits sirkumpskripta bentuk nodular atipik
atau dengan liken planus bentuk hipertropik. Bentuknya yang nodul membuat klinis
sering salah mengartikan antara prurigo nodularis dengan neurodermatitis sirkumpskripta
bentuk nodular atipik. Kausa dari prurigo nodularis belum diketahui, tetapi serangan-
serangan gatal timbul bila terdapat atau mengalami ketegangan emosional. Prurigo
nodularis merupakan penyakit kulit kronik yang sering menyerang orang dewasa terutama
wanita. Lesinya berupa nodus, yang tunggal atau multiple, bisa mengenai ekstremitas
terutama tempat predileksinya anterior paha dan tungkai bawah. Lesi bisa sebesar kacang
polong dengan warna merah atau kecoklatan. Keluhan utama prurigo nodularis ialah
adanya rasa gatal lokal yang terjadi sudah lama. Persamaan prurigo nodularis dengan
Indrinata Suna Lia Page 14
Neurodermatitis numularis 2015
neurodermatitis ialah keluhan gatal kronis yang dipengaruhi oleh keadaan emosi, serta
sering terjadinya proses likenifikasi dan hiprepigmentasi jika sudah terjadi dalam jangka
waktu yang lama. Sedangkan perbedaan antara prurigo nodularis dengan neurodermatitis
ialah tempat predileksi prurigo nodularis pada bagian ekstremitas ekstensor terutama
anterior paha dan tungkai bawah, Lesinya berbatas tegas antara lesi dengan kulit yang
normal, Serta pada pemeriksaan histologik didapatkan penebalan epidermis yang tampak
hyperkeratosis, hipergranulosis, dan akantosis yang tidak teratur (hiperplasi
psoriasiformis)9.
Gambar 3 Tampak Papula miliar,likenifikasi dan hiperpigmentasi,skuama.
prurigo nodularis diunduh dari http//www.skinsight.com9
PENATALAKSANAANPenjelasan mengenai munculnya pruritus yang disebabkan oleh allergen atau penyakit
dasar yang menyebabkan gatal hingga terjadinya neurodermatitis merupakan terapi non
medika mentosa terbaik untuk pasien guna mencegah timbulnya keluhan gatal berulang.
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa garukan akan memperburuk keadaan
penyakitnya, oleh karena itu harus dihindari. Selain penjelasan diatas, mengurangi
paparan terhadap allergen yang memicu terjadinya pruritus juga berguna untuk
mengurangi keadaan gatal berulang10.
Terapi medika mentosa yang dapat diberikan ialah dengan pemberian obat sesuai
gejala. Untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan antipruritus dan kortikosteroid
topikal atau intralesi. Antipruritus dapat berupa antihistamin yang mempunyai efek
sedatif (contoh: hidroksizin, difenhidramin, prometazin) atau tranquilizer. Dapat pula
diberikan secara topikal krim doxepin 5% dalam jangka pendek (maksimum 8 hari).
Kortikosteroid yang dipakai biasanya berpotensi kuat, Ada pula yang mengobati dengan
UVB dan PUVA. Perlu dicari kemungkinan ada penyakit yang mendasarinya, bila
memang ada harus juga diobati 10
A. Antihistamin
Indrinata Suna Lia Page 15
Neurodermatitis numularis 2015
Peranan antihistamin oral sangat penting dalam pengobatan pruritus. Antihistamin
siistemik sangat efektif untuk keluhan gatal yang hebat. Antihistamin hanya digunakan
untuk keluhan pruritus yang disebabkan oleh pelepasan histamin. Karena belum tentu
pruritus disebabkan oleh histamine maka antihistamin hanya bisa mengurangi gejala pada
keluhan tertentu. Antihistamin golongan H1 (generasi pertama) : Clemastin, hydroxyzine,
dan promethazin dapat diberikan untuk pasien yang mengalami keluhan gatal dan disertai
keluhan sulit tidur. Golongan H1 selain membantu pasien untuk menghilangkan keluhan
gatal, golongan H1 juga bersifat sedative yang juga mengurangi pemicu pruritus seperti
emosi. Antihistamin golongan H2 (generasi kedua) meliputi:cetirizin,levocetirizin,
loratadin, desloratadin, azelastin, fexofenadin, ebastin, atau rupatadin. Antihistamin
generasi kedua lebih ringan efek sedatifnya. Antihistamin generasi kedua lebih tepat
diberikan pada pasien-pasien muda agar tidak menganggu aktivitasnya. Dalam pemberian
antihistamin pasien juga perlu diberitahu mengenai efek sampingnya. Berikut ini contoh
antihistamin topical10-12:
1.) Dipenhidramin,
Untuk meringankan gejala pruritus yang disebabkan oleh pelepasan histamine.
2.) Chlorpheniramine
Bekerja sama dengan histamine atau permukaan reseptor H1 pada sel efektor di
pembuluh darah dan traktus respiratori.
3.) Hidroxyzine
Reseptor H1 antagonis diperifer. Dapat menekan aktifitas histamine diregion
subkortikal sistem saraf pusat.
B. Kortikosteroid
Pemberian kortikosteroid sangat penting pada pasien neurodermatitis. Kortikosteroid baik
oral amupun salep berguna untuk mempercepat penyembuhan dari lesi pasien. Obat
kortikosteroid sistemik yang sering digunakan prednisone 5 mg. Korikosteroid topical
ialah terapi medika mentosa pilihan karena dapat mengurangi peradangan dan gatal serta
perlahan-lahan menghaluskan hiperkeratosisnya. Karena lesinya kronik.
Pentalaksanaannya biasanya lama. Pada lesi yang besar dan aktif, steroid potensi sedang
dapat digunakan untuk mengobati inflamasi akut. Tidak direkomendasikan untuk kulit
yang tipis (vulva, skrotum, axilla dan wajah). Steroid potensi kuat digunakan selama 3
minggu pada area kulit yang lebih tebal. Berikut ini contoh obat kortikosteroid topical13 :
Indrinata Suna Lia Page 16
Neurodermatitis numularis 2015
1.) Clobetasol
Topical steroid super poten kelas 1: menekan mitosis dan menambah sintesis protein
yang mengurangi peradangan dan menyebabakan vasokonstriksi.
2.) Betamethasone dipropionate cream 0,05%.
Untuk peradangan kulit yang berespon baik terhadap steroid. Bekerja mengurangi
peradangan dengan menekan migrasi leukosit polimorfonuklear dan memeperbaiki
permeabilitas kapiler.
3.) Triamcinolone 0,025 %, 0.1%, 0.5 % or ointment
Untuk peradangan kulit yang berespon baik terhadap steroid. Bekerja mengurangi
peradangan dengan menekan migrasi leukosit polimorfonuklear dan memeperbaiki
permeabilitas kapiler.
4.) Fluocinolone cream 0.1 % or 0.05%
Topical kortikosteroid potensi tinggi yang menghambat proliferasi sel. Mempuyai
sifat imonusupresif dan sifat anti peradangan.
C. Kalsinuerin Inhibitor
Efek antipruritik dari topical kalsinerin inhibitor ditunjukkan dalam berbagai studi.Pada
kasus prurigo nodularis menunjukkan kesuksesan dari penggunaan kalsinerin inhibitor
takrolimus 0,1%. Seperti halnya dengan penggunaan kortikosteroid topical ,efek samping
dari kalsinuerin inhibitor dapat menyebabkan Atropi.Pada saat pemerian kalsinerin
inhibitor, pasien sebaiknya diberitahu mengenai efek samping dan berhati-hati terhadap
paparan sinar UV termasuk fototerapi14.
D. Siklosporin
Pemberian siklosporin 3-5 mg mikroemulsi perkg berat badan perhari pada puritus
memberikan respon yang signifikan. Pada pemberian siklosporin sebaiknya tekanan
darah,pemeriksaan darah lengkap, transamin dan fungsi ginjal harus dikontrol secara
rutin. Siklosporin menghambat fungsi dari limfosit juga sel mast dan dapat pula menekan
pertumbuhan dari pruritus15.
PROGNOSISDari suatu pengamatan sejumlah penderita yang diikuti selama berbagai interval
sampai dua tahun, didapati bahwa 22% sembuh, 25% pernah sembuh untuk beberapa minggu
Indrinata Suna Lia Page 17
Neurodermatitis numularis 2015
sampai tahun, 53% tidak pernah bebas dari lesi kecuali masih dalam pengobatan. (3)
DAFTAR PUSTAKA1. Sularsito SA, Djuanda S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin .5th.ed. Penerbit FKUI,
Jakarta 2005. p. 129-153
Indrinata Suna Lia Page 18
Neurodermatitis numularis 2015
2. Koenig TW, Jones SG, Rencie A,Tausk FA.Noncutaneous manifestations of
skin.In:Freedberg IM,Eisen AZ,Wolff K,Austen KF, Goldsmith LA, KATZ
SC,editors.Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine, 8thed. New York : Mc
Graw Hill 2012.p.158-162
3. Siregar RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit 2nded. Penerbit buku kedokteran
EGC, Jakarta,2013.p.135-7
4. Murtiastuti D, Ervianti E, Agusni I, et al. Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin. 2 nded.
Airlanggga Universityy Press, Surabaya, 2010 p 117-8
5. Histopatologi Neurodermatitis. Diunduh 8 Agustus 2013.
http://missinglink.ucsf.edu/lm/dermatologyglossary/lichen_simplex_chronicus.htm
6. Lesi Neurodermatitis. Diunduh 8 Agustus 2013.
http://venasaphenamagna.blogspot.com/2011/10/neurodermatitis-sirkumskripta.html
7. Lichen Simplex Chronis. Diunduh 8 Agustus 2013.http://www.dermnet.com
/prurigo_nodularis.pic
8. Dermatitis Atopik. Diunduh 8 Agustus 2013.http://www.medicinenet.com /dermatitis
atopic.pic
9. Prurigo Nodularis. Diunduh 8 Agustus 2013. http://www.skinsight.com
/Lichensimplexchronic.
10. Dewoto, R. Hedi. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. FKUI, Jakarta 2008. P 273-287
11. Radmanesh M,Sharifi M,Shafiei S. Iranian Journal of Dermatology vol 14.no1.Iranian
Society of Dermatology.Sring 2011 pg 25-8
12. Schulz S, Metz M, Siepmann D, et al.Antipruritic efficacy of high-dosage
antihistamine therapy. Results of a retrospectively analysed case series. Hautarzt
2009; 60: 564-8
13. Mazza M,Journal of clinical pharmacy and therapeutic vol 38 issue 1,pg16-8,Febuary
2013.
14. Stander S, Schurmeyer HF,Luger TA, Weisshaar E.Treatment of pruritic disease with
topical calcineurin inhibitors. Ther Clin Risk Manag 2006;2 pg 213-8
15. Siepmann D, Luger TA, Stander S.Antipruritic effect of cyclosporine microemulsion
in pruritus : results of a case series.J Dtsch Dermatol Ges 2008;6 pg 941-6
Indrinata Suna Lia Page 19
Neurodermatitis numularis 2015
LAPORAN KASUS
NEURODERMATITIS NUMULARIS
Disusun Oleh:
Indrinata Suna Lia
11.2013.152
Dokter Pembimbing:
dr. Hendrik Kunta Adjie, SpKK
KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RUMAH SAKIT HUSADA
PERIODE 11MEI 2015 – 13 JUNI 2015
Indrinata Suna Lia Page 20
top related