bab ii konsep dasar a. pengertian -...
Post on 18-May-2019
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB II
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Dengue Hemmorragic Fever ( DHF ) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegepty.Penyakit
ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama
pada anak.
( Nursalam , 2005 )
Dengue Hemorragic Fever ( DHF ) adalah Infeksi akut yang disebabkan oleh
orbovirus ( arthopodborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes (
aedes albopictus dan aedes aegypti ).
( Ngastiyah, 2005 )
Dengue Hemorragic Fever ( DHF ) adalah Penyakit demam akut dengan ciri-ciri
demam manifestasi perdarahan, dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang
dapat menyebabkan kematian .
( FKUI, 2002 )
Jadi Dengue Hemorragic fever adalah suatu penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinik demam, perdarahan,
dan bila timbul renjatan dapat menimbulkan kematian.
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI
ANATOMI
Sistem sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari
traktus digestivus dan dari paru-paru ke sel-sel tubuh .Selain itu, sistem sirkulasi
merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolisme dari sel-sel ke ginjal,
paru-paru, dan kulit yang merupakan tempat ekskresi sisa-sisa metabolisme.
Organ-organ sistem sirkulasi mencakup jantung, pembuluh darah dan darah.
1. Jantung
Jantung merupakan organ yang berbentuk kerucut, terletak di dalam
thorax, diantara paru-paru, agak lebih ke arah kiri .
Stuktur Jantung
a. Atrium kanan
b. Atrium Kiri
c. Ventrikel Kanan
d. Ventrikel Kiri
e. Katub Bikuspidalis
f. Katub Trikuspidalis
g. Endokardium
h. Miokardium
i. Pericardium
2. Pembuluh Darah
Pembuluh Darah ada tiga , yaitu :
a. Arteri ( Pembuluh nadi )
Arteri meninggalkan jantung pada ventrikel kiri dan kanan
Beberapa pembuluh darah arteri yang penting :
1. Arteri Koronaria
Arteri yang mendarahi dinding jantung
2. Arteri Subklavikula
Arteri bawah selangka yang bercabang kanan kiri leher dan melewati
aksila
3. Arteri Brachialis
Arteri pada lengan atas
4. Arteri Radialis
Arteri yang teraba pada pangkal ibu jari
5. Arteri Karotis
Arteri yang mendarahi kepala dan otak
6. Arteri Temporalis
Arteri yang teraba denyutannya pada di depan telinga
7. Arteri Facialis
Teraba berdenyut disudut rahang bawah
8. Arteri Femoralis
Arteri yang berjalan ke bawah menyusuri paha menuju ke belakang
lutut.
9. Arteri Tibia
Arteri pada kaki
10. Arteri Pulmonalis
Arteri yang menuju ke paru-paru .
b. Kapiler (Pembuluh Rambut)
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang berasal dari cabang
terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali di bawah mikroskop.
Kapiler membentuk anyaman di seluruh jaringan tubuh, kapiler
selanjutnya bertemu satu dengan yang lain menjadi pembuluh darah yang
lebih besar yang disebut vena.
c. Vena ( Pembuluh darah balik )
Vena membawa darah kotor kembali ke jantung .
Beberapa vena yang penting :
1) Vena Cava Superior
Vena balik yang memasuki atrium kanan, membawa darah kotor dari
daerah kepala, thorax, dan ekstremitas atas.
2) Vena Cava Inferior
Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari semua organ
tubuh bagian bawah.
3) Vena Jugularis
Vena yang mengembalikan darah kotor dari otak ke jantung.
4) Vena Pulmonalis
Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari paru-paru .
3. Darah
Darah merupakan cairan berwarna merah dan kental. Darah terdiri atas
dua komponen, yaitu : bagian yang padat yang disebut sel-sel darah, dan
bagian cair yang disebut plasma.
Proses pembentukan sel darah (Hemopoesis) terdapat tiga tempat, yaitu :
Sumsum tulang, hepar dan limpa.
a. Sumsum tulang
Sumsum tulang yang aktif dalam proses hemopoesis adalah :
1) Tulang Vertebrae
Vertebrae merupakan serangkaian tulang-tulang kecil yang tidak
teratur bentuknya dan saling berhubungan, sehingga tulang belakang
mampu melaksanakan fungsinya sebagai pendukung dan penopang
tubuh. Tubuh manusia mempunyai 33 vertebrae, tiap vertebrae
mempunyai korpus (Badan ruas tulang belakang) berbentuk kotak dan
terletak di depan dan menyangga berat badan. Bagian yang menjorok
dari korpus ke belakang disebut Arkus Neoralis ( Lengkung Neoral )
yang dilewati medulla spinalis, yang membawa serabut-serabut dari
otak ke semua bagian tubuh. Pada Arkus terdapat bagian yang
menonjol pada vertebrae dan dilekati oleh otot-otot yang
menggerakkan tulang belakang, yang dinamakan Processus Spinosis.
2) Sternum ( Tulang Dada )
Sternum adalah tulang dada. Tulang ini sebagai pelekatan tulang
kosta dan klavikula . Sternum terdiri dari Manubrium Sterni , Corpus
Sterni, dan Processus Xipoideus .
3) Costa ( Tulang Iga )
Costa terdapat 12 pasang, 7 pasang costa vertebro sternalis, 3
pasang costa vertebro condralis dan 2 pasang costa fluktuantes.
Costa di bagian posterior tubuh melekat pada tulang vertebrae
dan di bagian anterior melekat pada tulang sternum , baik secara
langsung maupun tidak langsung ,bahkan ada yang sama sekali tidak
melekat .
b. Hepar
Hepar merupakan kelenjar terbesar dari beberapa kelanjar pada
tubuh manusia. Organ ini terletak dibagian kanan atas abdomen di bawah
diafragma. Kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dextra dan lobus
sinistra. Dari kedua lobus tampak adanya ductus hepaticus dextra dan
ductus hepaticus sinistra, keduanya bertemu membentuk ductus hepaticus
komunis. Ductus Hepaticus Comunis menyatu dengan ductus sistikus
membentk ductus coledakus .
c. Limpa
Limpa terletak di bagian kiri atas abdomen. Limpa berbentuk
setengah bulan berwarna kemerahan. Limpa adalah organ berkapsula
dengan berta normal 100 - 150 gr. Limpa mempunyai 2 fungsi sebagai
organ limfoid dan memfagosit material tertentu dalam sirkulasi darah.
Limpa juga berfungsi menghancurkan sel darah merah yang rusak.
FISIOLOGI
Pengertian
Darah adalah suatu cairan kental yang terdiri dari sel-sel dan plasma (Guyton, 1992
).
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang
warnanya merah (Drs. H. Syaifudin, B, Ac , 1997).
Darah adalah suatu cairan kental yang terdiri dari sel-sel dan plasma yang
mengandung elektrolit.
Hemopoesis adalah proses pembentukan sel darah.
Banyaknya Darah
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah kira-kira 1/13 dari berat
badan atau kira-kira 4- 5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak
sama tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah.
Tekanan viskositas atau kekentalan dari pada darah lebih kental dari pada air yaitu
mempunyai berat jenis 1,041- 1,067 dengan temperatur 38oC dan PH 7,37 - 7,45.
Fungsi Darah
Fungsi darah terdiri atas:
a. Sebagai alat pengangkut
Mengambil O2 atau zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh
jaringan tubuh
Mengangkut CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru
Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan
keseluruh jaringan atau alat tubuh
Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk
dikeluarkan melalui kulit dan ginjal
b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang akan
membinasakan tubuh dengan perantaraan leokosit, antibodi atau zat-zat anti
racun.
c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh
Bagian-bagian Darah
Darah terdiri dari dua bagian yaitu:
Sel-sel darah ada tiga macam yaitu:
Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit merupakan cakram bikonkaf yang tidak berinti, ukurannya kira-kira
8m, tidak dapat bergerak. Banyaknya kira-kira 5 juta dalam mm3. Eritrosit
berwarna kuning kemerah-merahan karena di dalamnya mengandung suatu zat
yang disebut hemoglobin. Warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya
banyak mengandung O2. Fungsi dari eritrosit adalah mengikat O2 dari paru-paru
untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat CO2 dari jaringan tubuh
untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
Pengikatan O2 dan CO2 ini dilakukan oleh hemoglobin yang telah
bersenyawa dengan O2 disebut oksi hemoglobin ( Hb + O2 → HbO2 ). Jadi O2
diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin dan kemudian dilepaskan
dalam jaringan HbO2 → Hb + O2 dan seterusnya Hb akan mengikat dan
bersenyawa dengan CO2 yang disebut karbondioksida hemoglobin ( Hb + CO2 →
HbCO2 ) yang mana CO2 akan dilepaskan di paru-paru.
Eritrosit dibuat dalam sumsum tulang, limpa dan hati, yang kemudian akan
beredar keseluruh tubuh selama 14 - 15 hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin
yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang
mengandung Fe yang berguna untuk pembuatan eritrosit baru dan hemoglobin yaitu
suatu zat yang terdapat dalam eritrosit yang berguna untuk mengikat O2 dan CO2.
Jumlah Hb dalam orang dewasa kira-kira 11,5 – 15mg%. Normal Hb wanita 11,5 –
15,5mg% dan Hb laki-laki 13,0 – 17,0mmg%.
Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga
banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila keduanya berkurang maka
keadaan ini disebut anemia. Biasanya hal ini disebabkan karena perdarahan yang
hebat dan gangguan dalam pembuatan eritrosit.
Leukosit (sel darah putih)
Sel darah yang bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan
perantara kaki palsu (pseudopadia) mempunyai bermacam-macam inti sel sehingga
dapat dibedakan berdasarkan inti sel. Leokosit berwarna bening (tidak berwarna),
banyaknya kira-kira 4000 – 11000 /mm3.
Leokosit berfungsi sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan
bibit penyakit atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh jaringan RES (Retikulo
Endotel System). Fungsi yang lain yaitu sebagai pengangkut, dimana leokosit
mengangkut dan membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa ke pembuluh
darah.
Sel leokosit selain di dalam pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan
tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan karena kemasukan kuman
atau infeksi maka jumlah leokosit yang ada dalam darah akan meningkat.
Hal ini disebabkan sel leokosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe
sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh terhadap serangan
bibit penyakit tersebut.
Macam-macam Leokosit meliputi :
a) Agranulosit
Sel yang tidak mempunyai granula di dalamnya, terdiri dari:
1) Limfosit
Leokosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe didalam
sitoplasmanya tidak terdapat granula dan intinya besar, banyaknya 20-25%.
Fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jaringan
tubuh.
2) Monosit
Fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 34%
b) Granulosit
1) Neotrofil
Mempunyai inti,proto plasma banyaknya bintik-bintik, banyaknya 60% -
70% .
C. ETIOLOGI / PREDISPOSISI
Virus dengue serotipe 1,2,3, dan 4 yang ditularkan melalui vector nyamuk
aedes aegyti. Nyamuk aedes abdopictus, aedes polynesiinsis, dan beberapaspestes
lain merupakan vector yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotipe
akan menimbulkan anti bodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi
tidak ada perlindungan dari serotipe lain .
( FKUI, 2002 )
D. PATOFISIOLOGI
Virus dengue masuk dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty terjadi viremia, yang ditandai dengan demam mendadak tanpa penyebab
yang jelas disertai gejala lain sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, pegal diseluruh
tubuh, nafsu makan berkurang dan skit perut , bintik-bintik merah pada kulit. Selain
itu kelainan dapat terjadi pada system retikulo endotelium seperti pembesaran
kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Pelepasan zat anafilaktoksin,
histamiin serotin serta aktivitas dari sistem kalikrein menyebabkan peningkatan
permeabilitas dinding kapiler / vaskuler sehingga cairan dari intravaskuler keluar ke
ekstravaskuler atau terjadinya pembesaran plasma akibatnya terjadi pengurangan
volume plasma yang terjadi hipovolemik, penurunan tekanan darah,
hemokosentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Selain itu system retiklo
endotel biasanya terganggu sehingga menyebabkan anaphylaxia.
Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan menyebabkan
depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia yang berlanjut akan
menyebabkan perdarahan karena gangguan trombosit dan kelainan koagulasi dan
akhirnya sampai pada perdarahan kelenjar adrenalin ( Hadinegoro,1999 )
Plasma merembes pada permulaan demam dan mencapai puncaknya saat
renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume plasma dapat berkurang
sampai 305% atau lebih. Bila renjatan hipovolemik yang terjadi akibat kehilangan
plasma yang tidak dengan segera diatasi maka akan terjadi hipoksia jaringan,
asidosis metabolic dan kematian. Terjadinya renjatan ini biasanya pada hari ke-3
dan ke-7.(Hadinegoro)
Reaksi lainya yaitu perdarahan yang diakibatkan adanya gangguan pada
hemostasis yang mencakup perubahan vaskuler, trombositopenia ( trombosit
<100.000/mm3 ), menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya factor koagulasi (
protrombin, faktor V, IX, X dan fibrinogen ). Pembekuan yang meluas pada
intravaskuler (DIC) juga bisa terjadi saat renjatan. Perdarahan yang terjadi seperti
ptekie, ekimosis, purpura, epistasis, perdarahan gusi, sampai perdarahan hebat pada
traktus gastrointestinal. ( Hadinegoro )
E. MANIFESTASI KLINIK
Menurut WHO (1997)
1. Demam tinggi mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari .
2. Manifestasi perdarahan termasuk paling tidak uji tourniquet positif dan bentuk
lain prdarahan / perdarahan spontan ( Petekie,purpura,,
echimosis,epistaksis,perdarahan gusi) dan hematemesis melena.
3. Syok, yang ditandai denagan nadi lemah dan cepat disertai dengan tekanan
nadi yang menurun ( tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang) ,
dan kulit yang teraba dingin dan lembab, terutama pada ujung hidung, jari dan
kaki. Penderita gelisah serta timbul sianosis disekitar mulut.
F. Klasifikasi DHF
Berdasarkan patokan dari WHO (1999) DBD dibagi menjadi 4 derajat :
Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan uji
tourniket (+), trombositopenia dan hemokonsentrasi.
Derajat II : Derajat I dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau
perdarahan lain
Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah tekanan
darah rendah, gelisah, sianosis sekitar mulut, hidung dan ujung jari
Derajat IV : Syock hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak terdeteksi.
G. PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya pasien DBD bersifat simtomatis dan suportif. Pengobatan terhadap
virus ini sampai sekarang bersifat menunjang agar pasien dapat bertahan
hidup.Pasien yang diduga menderita demam berdarah dengue harus dirawat
dirumah sakit karena memerlukan pengawasan terhadap kemungkinan terjadi syok
atau perdarahan yang mengancam keselamatan jiwa pasien.
1.DBD tanpa renjatan
Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah dapat menyebabkan pasien dehidrasi
dan haus. Pada pasien ini harus diberi banyak minum, yaitu satu setengah liter
sampai dua liter dalam waktu 24 jam. Dapat juga diberikan teh manis, susu, sirup,
dan bila perlu oralit. Cara pemberian ini secara sedikit demi sedikit.
Keadaan hipereksia diatasi dengan obat anti piretik dan kompres dingin. Jika terjadi
kejang maka harus diberi luminal atau antikonvulsan lainnya. Infus diberikan pada
pasien DBD tanpa renjataan apabila pasien terus-terusan muntah, tidak dapat
diberikan minum sehingga mengancam terjadinya dehidrasi atau hematokrit yang
cenderung meningkat.
Hematokrit cenderung meningkat mencerminkan derajad kebocoran plasma dan
biasanya mendahului munculnya secara klinis perubahan fungsi vital (hipotensi,
penurunan tekanan nadi). Sedangkan turunnya nilai trombosit biasanya memdahului
naiknya hematokrit. Oleh karena itu pada pasien yang diduga menderita DBD harus
diperiksa Ht, Hb, dan trombosit setiap hari mulai hari ketiga sakit sampai demam
telah turun 1-2 hari. Nilai Ht itulah yang menentukan apakah pasien perlu dipasang
infus atau tidak.
2. DBD disertai renjatan
Pasien yang mengalami renjatan atau syok harus segera dipasang infus karena
sebagai pengganti cairan akibat kebocoran plasma. Cairan yang biasanya diberikan
adalah ringer laktat, jika pemberian cairan itu tidak dapat mengatasi maka harus
diberikan plasma banyaknya pemberian adalah 20-30 ml/kg BB. Pada pemberian
pada pasien yang mengalami renjatan berat maka pemberian cairan harus diguyur
dengan cara menbuka klem infuse.
Pada pasien dengan renjatan yang beerulang-ulang maka harus dipasang CVP
(central venous pressure), yaitu pengaturan vena sentral untuk mengukur tekanan
vena sentral melalui safena magna jugularis, dan biasanya pasien dirawat di ICU.
Transfusi darah diberikan pada pasien dengan perdarahan gastrointestinal yang
hebat. Kadang –kadang perdarahan gastrointestinal dapat diduga apabila nilai
hemoglobin dan hematokrit menurun sedangkan perdarahan sendiri tidak kelihatan.
H. KOMPLIKASI
1. Enselopati dengue
Pada umumnya enselopati terjadi sebagai komplikasi syok yang
berkepanjangan dengan perdarahan, tetapi dapat terjadi pada DBD yang tidak
disertai syok. Gangguan metabolik seperti hipoksemia, perdarahan dapat
menjadi penyebab tejadinya ensefalopati.Melihat enselopati DBD bersifat
sementara maka kemungkinan dapat disebabkan trombosit pembuluh darah
otak sementara sebagai akibat dari koogulasi intravaskular yang menyeluruh.
Dilaporkan bahwa virus dengue dapat menembus sawar darah-otak, tetapi
sangat jarang dapat menginfeksi jaringan otak. Dikatakan pula keadaan
enselopati berhubungan dengan kegagalan hati akut.
Pada enselopati dengue, kesadaran pasien menurun menjadi apatis atau
somnolent, dapat disertai atau tidak kejang dan dpat terjadi pada DBD/SSD.
Apabila pada pasien syok dijumpai penurunan kesadaran maka untuk
memastikan adanya enselopati syok harus harus diatasi terlebih dulu.
2. Kelainan Ginjal
Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal, sebagai akibat dari
syok yang tidak teratasi dengan baik. Dapat dijumpai sindrom uremik
hemolitik walaupun jarang. Untuk mencegah gagal ginjal maka setelah syok
diobati dengan menggantikan volume intravascular, penting diperhatikan
apakah benar syok teratasi dengan baik. Diuresis merupakan parameter yang
penting dan mudah dikerjakan, untuk mengetahui apakah syok telah teratasi.
Diuresis diusahakan > 1 ml/kg berat badan/jam. Oleh karena itu bila syok
belum teratasi dengan baik, sedangkan volume cairan telah dikurangi dapat
terjadi syok berulang. Pada keadaan syok berat sering kali dijumpai tubular
necrosis, ditandai penurunan jumlah urin dan peningkatan kadar ureum dan
kreatinin.
3. Udem Paru
Udem paru adalah komplikasi yang mugkin terjadi sebagai akibat pemberian
cairan yang berlebihan. Pemberian cairan pada hari sakit ketiga sampai kelima
sesuai panduan yang diberikan biasanya tidak akan menyebabkan udem paru
oleh karena itu perembesan plasma masih terjad. Tetapi pada saat terjadi
reabsorbsi plasma dari ruang ekstravaskuler, apabila cairan diberikan berlebih
(kesalahan terjadi bila hanya melihat penurunan hemoglobin dan hematokrit
tanpa memperhatikan hari sakit), pasien akan mengalami distres pernafasan
disertai sebah pada kelopak mata dan ditunjang dengan gambaran udem paru
pada foto rongent dada. Gambaran udem paru harus dibedakan dengan
perdarahan paru.
I. PENGKAJIAN FOKUS
Menurut Nursalam,2005
1. Identitas Pasien
Nama, umur, ( pada DHF palaing sering menyerang anak-anak dengan usia
kurang dari 15 tahun, Jenis kelamin, nama orang tua, Pendidikan orang tua,
Pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua.
2. Keluhan utama
Alasan / keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang kerumah sakit
adalah panas tingggi dan anak lemah.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat
demam kesadaran komposmentis. Turunnya panas Terjadi anatara hari ke-3
dan ke-7,dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan keluhan
batuk,pilek, nyeri, otot dan persendian, nyeri ulu hati, dan pergerakan bola
mata terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi, ( grade
III, IV ), melena atau hematemesis.
4. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yanag pernah diderita pada DHF,anak bisa mengalami
serangan ulang DHF dengan tipe virus yang lain.
5. Riwayat Imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik maka kemungkinan akan
timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.
6. Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan
status gizi buruk dapat beresika apabila terdapat factor predisposisinya.
7. Kondisi Lingkungan
Sering terjadi didaerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang
bersih ( seperti air yang menggenang dan gantungan baju dikamar )
8. Pola Kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolisme frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan
berkurang dan nafsu makan menurun.
2) Eliminasi Feases( diare / konstipasi ). DHF pada grde III-IV bisa terjadi
melena.
3) Eliminasi Urine pada DHF grade IV sering terjaddi hematuri
4) Tidur atau istirahat
Anak sering mengalami susah tidur karena mengalami sakit / nyeri ototdan
persendian sehingga kualitas dan kuantitas tidur maupun istirahat kurang.
9. Pemerkiksaan Fisik
1) Grade I : Kesadaran Komposmentis, Keadaaan umum lemah, tanda-tanda
vital dan nadi lemah.
2) Grade II : Kesadaran komposmentis , Keadaan umum lemah , ada
perdarahan, spontan petekie, perdarahan gusi dan telinga,serta nadi
lemah,kecil dan tidak teratur.
3) Grade III : kesadaran apatis,somnolent, keadaan umum lemah, nadi lemah,
kecil, dan tidak teratur serta tensi turun.
4) Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vitala; nadi tidak teraba, tensi
tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekstermitas dingin, berkeringat dan
kulit biru.
10. Sistem Integumen
1) Adanya petekie pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat
dingin dan lembab.
2) Kulit sianosis tidak/ tidak
3) Kepala dan leher
Kepala terasa nyeri.adakh nyeri telan
4) Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang sesak.
5) Abdomen
Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati ( Hepatomegali)
6) Ekstermitas
7) Akral dingin serta terjadi nyeri otot, sendi dan tulang.
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk menegakkan diagnosa DHF, perlu dilakukan berbagai pemeriksaan
Lab, antara lain pemeriksaan darah dan urine serta pemeriksaan serologi. Pada
pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai:
1) Ig G dengue positif
2) Trombositopenia
3) Hemoglobin meningkat > 20%
4) Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat)
K. PATHWAY KEPERAWATAN
Nyamuk Aides Aigespti
Virus Dengue
Viremia (infeksi virus dengue)
Depresi sumsum tulang
Demam akut Pembuluh darah
Nyeri akut tulang dan sendi
trombositopeni
Hepatomegali
4. Hipertemi Permeabititas dinding
pembuluh darah kapiler
5. Gg rasa nyaman nyeri Mendesak
rongga abdomen Perdarahan
Kebocoran plasma
Nafsu makan 1. Defisit volume cairan
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
Hemokonsentrasi Ht 20%
Viskositas
Penumpukan
ekstravaskuler rongga serosa
Hipovolemi
Aliran darah
lambat Effusi Pleura
Suplai O2 jaringan
Syok 3. Pola nafas tidak efektif
Hypoxia jaringan
2. Gg perfusi jaringan
Asidosis metabolic
Apneu
Kematian
(Hidayat, 2002) (Mansyoer, Arief, 2000) (Carpenito, 2000)
L. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Defisit Volume cairan berhubungan dengan Pindahnya cairan dari intra
vaskuler ke ekstra vaskuler .
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan Keperawatan selama 2 x 24 Jam Kebutuhan Cairan
pasien terpenuhi.
Kriteria hasil :
- pasien tidak mengalami kekurangan cairan
- TTV dalam batas normal
- Mukosa mulut tidak kering
Tindakan dan Rasional :
a. Anjurkan pasien untuk banyak minum
Rasional : Volume cairan dalam tubuh bertambah
b. Pantau masukan dan pengeluaran
Rasional : Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan penganti, fungsi
ginjal dan keefektifan terapi yang diberikan.
c. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian infus.
Rasional : meningkatkan intake cairan tubuh.
2. Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri berhubungan dengan Mekanisme patologis :
Viremia.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan Keperawatan selama 1 x 24 Jam gangguan rasa
nyaman nyeri pasien berkurang atau hilang.
Kriteria Hasil :
- Rasa nyaman terpenuhi
- Nyeri berkurang atau hilang
Tindakan dan Rasional :
a. Kaji tingkat nyeri yang dirasakan pasien
Rasional : Untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.
b. Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi yang tenang.
Rasional: Untuk mengurangi rasa nyeri
c. Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Mengurangi nyeri
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah,
anoreksia.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam kebutuhan nutrisi
kluen terpenuhi.
Kriteria Hasil:
- Pasien tidak lemah
- Mukosa bibir lembab
- pasien tidak gelisah
Intervensi dan rasional:
a. Kaji keluhan mual, sakit saat menelan dan muntah yang dialami pasien.
Rasioanl: Untuk menetapkan cara mengatasinya
b. Kaji cara atau bagaimana makanan yang dihidangkan
Rasional; saat menghidangkan saat masih hangat dapat mempengaruhi
nafsu makan pasien.
c. Berikan makanan yang mudahditelan seperti bubur
Rasional:Bantu mengurangi kelelalahan pasien saat mengunyah.
d. Berikan porsi makansedikit tapi sering
Rasional: Untuk mengurangi mual, muantah
e. Catat jumlah atau porsi makan pasien yang dihabiskan pasien tiap hari
Rasional; Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi pasien
Kolaborasi obat-obatan antasida sesuai program dokter.
Rasional: untuk mengurangi mual, muntah.
4. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x24 jam suhu tubuh klien
dapat turun atau hilang
kriteria hasil:
- Suhu tubuh normal normal (36-37 C)
- Pasien bebas dari demam
- Pasien merasa nyaman
Intervensi dan rasional:
a. Kaji saat timbulnya Demam
Rasional:Untuk mengidentifikasi pola demam pasien
b. Observasi TTV setiap 3 jam atau lebih sering
Rasional: TTV merupakan acuan mengetahui keadaan umum pasien
c. Berikan penjelasan tentang penyebab demam
Rasional: Membantu mengurangi kecemasan keluarga klien
d. Jelaskan pentingnya tirah baring bagi pasien
Rasional:Memotivasi klien untuk kooperatif
5. Potensial terjadinya perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan
trombositopenia.
Tujuan:
Setelah dilakukan keperawatan selama 1 x 24 jam tidak terjadi perdarahan.
Kriteria hasil:
- Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
- Jumlah trombosit meningkat.
Intervensi dan Rasional:
a. Memonitor tanda-tandapenurunan trombosit yang disertai dengan tanda-
tanda klinis
Rasional: penurunan trombosit merupakan adanya tanda-tanda adanya
kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu.
b. Memonitor jumlah trombositsitsetiap hari
Rasional:Dengan jumlah trombosit yang dipantau setiap hari, dapat
diketahui tingkat kebocoran pembuluh darah dan kemungkinan perdarahan
yang dapat dialami pasien.
c. Menganjurkan pasien untuk banyak istirahat.
Rasional: Aktivitas yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya
perdarahan.
6. Gangguan Aktivitas sehari-hari berhubungan Kondisi tubuh yang lemah.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan Keperawatan Selama 1 x 24 Jam Kebutuhan
aktivitas kllien terpenuhi.
Kriteria hasil:
- Kebutuhan aktifitas sehari-hari terpenuhi
- Pasien Mandiri setelah bebas dari demam
Intervensi n rasional:
a. Mengkaji keluhan pasien
Rasional: Untuk mengidentifikasi masalah-masalah klien
b. Mengkaji hal-hal yang mampu atau tidak mampu dilakukan pasien.
Rasioanl: Untuk mengetahui tingkat ketergantunga pasien dalam
memenuhi kebutuhannya.
c. Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan aktivitasnya sehari-hari.
Rasional: Pemberian bantuan sangat diperlukan oleh pasien pada
kondisinya yang lemah.
7. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x24 jamPenetahuan pasien
dapat meningkat.
Kriteria hasil:
- PengetahuanPasien atau keluarga tentang proses penyakit.
- Keluarga mampu menjelaskan kembali pengertian, tanda gejala,manifestasi
klinikdan pengobatan.
Intervensi dan Rasional
a. Mengkaji tingkat pengetahuan klien mengenai DHF
Rsional:Untuk memberikan informasipada keluarga.
b. Mengkaji latar belakang pendidikan pasien/keluarga
Rasioanl: Agar perawat dapat memberikan penjelasan sesuai dengan
tingkat pendidikan.
c. Menjelaskan tentang Proses penyakit, diit perawatan dan pengobatan pada
pasien DHF dengan bahasa yang mudah dimengerti
Rasional: Agar informasi dapat diterima dngan mudah dan tepat.
M. TUMBUH KEMBANG ANAK
Pengertian
Pertumbuhan adalah Perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, organ maupun
individu yang bisa diukur.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan( skil ) dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih komplek sebagai hasil dari proses kematangan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Tumbuh Kembang
1. Faktor genetic
2. Lingkungan
Eksternal
a. Kebudayaan mempengaruhi pola asuh
b. Status social ekonomi
c. Nutrisi
d. Penyimpangan dari keadaan sehat
e. Olah raga
Internal
a. Intelegensi
b. Emosi
Tahap-tahap Tumbuh kembang Anak
1. Perkembangan usia Toddler ( 1-3 tahun )
Fisik : diatas 1 tahun
15 bulan motorik kasar : sudah bisa berjalan sendiri, motorik halus :
memgang cangkir masukan jari kelubang, membuka kotak, melempar benda.
18 bulan motoruk kasar: Lari tapi sering jatuh, menarik mainan, naik tangga
dengan bantuan.
Motorik halus : Menggunakan sendok, membuka halaman buku, menyusun
balok.
24 bulan Motorik kasar : Berlari sudah baik, naik tangga sendiri.
Motorik Halus : Membuka pintu, Membuka Kunci, Mengunting, Minum
dengan gelas, Menggunakan sendok.
36 bulan Motorik kasar : Naik turun tangag tanpa bantuan, pakai baju dengnan
bantuan, bisa bersepeda roda tiga .
Motorik halus : Menggambar lingkaran, Cuci tangan sendiri, Mengosok gigi.
2. Perkembangan Usia Pre School
4 tahun Motorik kasar : Jalan jinjit, Melompat, menangkap, dan melempar bola
dari atas kepala.
Motorik halus: Menggambar kotak, membuka dan memasang kancing.
5 tahun Motorik Kasar : Berjalan mundur sambil jinjit, menngkap dan
melempar balo dengan baik, melompat dengan kaki bergantian.
Motorik halus: Menulis angka , huruf, kata, mengikat tali sepatu, bisa
mengunakan alat bermain, Interaksi social selama bermain.
3. Perkembangan usia Sekolah
Motorik ; Lebih mampu menggunakan otot-otot kasar missal loncat tali,
badminton, Mencari lingkungan yang lebih luas, Cari teman untuk bermain,
peran guru sangat besar.
4. Perkembangan Usia Remaja ( 13-18 tahun )
Fisik pertumbuhan sangat cepat, kemampuan sosialisasi meningkat terutama
lawan jenis, mementingkan penampilan agar bisa diterima orang lain, peran
orang tua dianggap penting.
top related