bab ii (2)
Post on 23-Oct-2015
98 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Dalam kedokteran gigi, logam mewakili 1 dari 4 kelas utama bahan – bahan
yang digunakan untuk rekontruksi gigi yang karies, rusak atau hilang. Meskipun
logam mudah dibedakan dari keramik, polimer, komposit, namun tidaklah mudah
didefinisikan. The metal hand book (1992) mendefinisikan logam sebagai
substansi kimia opak mengkilap yang merupakan penghantar (konduktor) panas
atau listrik yang baik serta bila dipoles, merupakan pemantul atau reflector sinar
yang baik. Kita dapat juga mendefinisikan logam dalam kaitannya dengan sifat
umumnya. Gallium dan merkuri , unsure yang biasa digunakan sebagai unsure
pencampur dalam logam kedokteran gigi, berwujud cairan pada temperature
tubuh.
Permukaan logam yang bersih mempunyai kilap yang sulit diperoleh pada
bahan padat jenis lain. Kebanyakan logam memberikan bunyi metalik bila logam
tersebut beradu, meskipun ada senyawa silica tertentu yang juga mengeluarkan
suara serupa. Karakteristik unik dari logam adalah bahan tersebut merupakan
konduktor panas dan listrik yang baik. Dibandingkan dengan keramik, polimer,
dan komposit, logam mempunyai kekuatan fraktor yang tinggi, yaitu
kemungkinan untuk menyerap energy dibawah tekanan tarik yang meningkat
sebelum terjadi fraktur.
Logam pada umumnya tahan terhadap serangan kimia, tetapi beberapa logam
memerlukan unsure campuran untuk menahan karat dan korosi dalam lingkungan
mulut. Sebagai contoh kromium oksida. Logam mulia amat tahan terhadap korosi
kimia dan oksidasi serta tidak memerlukan unsure pencampur untuk tujuan ini.
Namun, logam mulia murni harus dicampur untuk memberikan kekuatan yang
cukup terhadap deformasi dan fraktur bila digunakan untuk restorasi cor
(Anusavice,1996).
1
Dalam makalah ini akan dijabarkan mengenai logam dalam kedokteran
gigi,fungsi restorasi inlay dan onlay, sifat-sifatnya, serta syarat yang harus
dipertimbangkan dari suatu bahan sebelum dapat dipergunakan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu logam dan apa saja jenis logam yang di pakai dalam kedokteran
gigi, sifat dan aplikasinya?
2. Bagaimana toksisitas logam dan korosi pada logam?
3. Apa itu onlay, dan bagaimana penggunaannya?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Logam Kedokteran Gigi
2.1.1 Definisi Logam
Dalam kedokteran gigi, logam mewakili 1 dari 4 kelas utama
bahan – bahan yang digunakan untuk rekontruksi gigi yang karies, rusak
atau hilang. Meskipun logam mudah dibedakan dari keramik, polimer,
komposit, namun tidaklah mudah didefinisikan.
The metal hand book (1992) mendefinisikan logam sebagai
substansi kimia opak mengkilap yang merupakan penghantar (konduktor)
panas atau listrik yang baik serta bila dipoles, merupakan pemantul sinar
yang baik. Logam campur untuk kedokteran gigi didefinisikan sebagai
logam yang mengandung 2 atau beberapa unsur, sekurang-kurangnya dari
satu diantaranya adalah logam dan semuanya larut dalam keadaan yang
dicairkan (Anusavice, 2004).
Logam pada umumnya tahan terhadap serangan kimia, tetapi
beberapa logam memerlukan unsure campuran untuk menahan karat dan
korosi dalam lingkungan mulut. Sebagai contoh kromium oksida. Logam
mulia amat tahan terhadap korosi kimia dan oksidasi serta tidak
memerlukan unsure pencampur untuk tujuan ini. Namun, logam mulia
murni harus dicampur untuk memberikan kekuatan yang cukup terhadap
deformasi dan fraktur bila digunakan untuk restorasi cor (Campuran padat
dari logam dengan 1 atau lebih unsur non-logam atau logam lain disebut
logam campur. Sebagai contoh, sejumlah kecil karbon ditambahkan pada
besi untuk membentuk baja. Sejumlah kromium ditambahkan pada besi
dan karbon untuk membentuk baja antikarat, suatu logam campur yang
amat tahan terhadap korosi. Untuk meningkatkan ketahanan korosi baik
pada nikel maupun kobalt, kromium juga ditambahkan untuk membentuk
2 basis logam campur yang dominan digunakan dalam kedokteran gigi.
3
Meskipun emas murni juga mempunyai ketahanan terhadap korosi yang
tinggi, tembaga ditambahkan untuk meningkatkan kekuatannya dan
ketahannya terhadap deformasi plastik. Logam campur awal berkembang
melalui berbagai uji dan percobaan tetapi logam campur untuk tujuan
khusus yang akhir – akhir ini digunakan adalah hasil perkembangan
teknologi (Annusavice, 2004)
2.1.2 Macam-Macam Logam dan Logam Campur
2.1.2.1 Logam
Dari 103 unsur yang terdapat pada tabel susunan berkala dari
unsur, sekitar 81 dapat diklasifikasikan sebagai logam. Berdasarkan
keilmiahannya, unsur logam dapat dikelompokkan menurut kepadatan,
kelenturan, titik cair, dan kemurnian. Ini menunjukkan bahwa sifat logam
berkaitan erat dengan konfigurasi valensi elektron. Pengelompokan dari
unsur logam murni ringan dan berat dapat dilihat dalam Tabel 1.
4
Tabel 1. Susunan Berkala dari Unsur
2.1.1.2 LOGAM CAMPUR
Kegunaan unsur logam murni cukup terbatas. Logam murni cenderung
lunak dan seperti besi, kebanyakan logam tersebut cenderung mudah terkorosi.
Logam-logam banyak digunakan untuk kehidupan beserta konstanta fisiknya.
Logam ini mempertahankan sifat logamnya meskipun saat bahan tersebut tidak
murni dan dapat menoleransi penambahan unsur lain baik dalam kondisi padat
maupun cair (Anusavice, 2003)
Jadi, untuk mengoptimalkan sifat, kebanyakan dari logam yang biasa
digunakan adalah campuran dari 2 atau lebih unsur logam atau pada beberapa
keadaan, logam dengan non-logam. Meskipun campuran tersebut dapat dibuat
dengan berbagai cara, umumnya dihasilkan dari fusi unsur-unsur diatas titik
cairnya. Campuran padat dari logam dengan 1 atau lebih unsur non logam atau
logam lain disebut logam campur. Sebagai contoh, sejumlah kecil karbon
ditambahkan pada besi dan karbon untuk membentuk baja anti karat, suatu logam
campur yang dominan digunakan dalam kedokteran gigi. Meskipun emas murni
juga mempunyai ketahanan terhadap korosi yang tinggi, tembaga ditambahkan
untuk meningkatkan kekuatannya terhadap deformasi plastik. Logam campur awal
berkembang melalui berbagai uji dan percobaan tetapi logam campur untuk tujuan
khusus yang akhir-akhir ini digunakan adalah hasil perkembangan teknologi
(Anusavice, 2003).
2.1.1.3 KLASIFIKASI LOGAM CAMPUR
Logam campur dapat diklasifikasikan menurut (1) penggunaan (digunakan
sebagai inlai logam penuh, mahkota dan jembatan, restorasi logam keramik-, gigi
tiruan sebagian lepasan dan implant); (2) unsur utamanya (emas, palladium, perak,
nikel, kobalt, atau titanium); (3) kandungan logam mulianya (sangat mulia, mulia,
atau dominan logam dasar); (4) tiga unsur utama (emas-paladium-perak,
palladium-perak-timah, nikel-kromium-berilium, kobalt-kromium-molibdenum,
titanium-aluminium-vanadium, atau besi-nikel-kromium); dan (5) sistem fase
5
yang dominan (isomorfus [fase tunggal], eutetik, peritetik, atau antar logam)
(Anusavice, 2003).
Jika ada dua unsur, akan terbentuk logam campur biner; jika ada tiga atau
empat logam, akan terbentuk logam campur terner atau kuarter, dan seterusnya.
Dengan meningkatnya jumlah elemen lebih dari dua, struktur yang terbentuk
makin kompleks (Anusavice, 2003).
2.2 Sifat-Sifat Logam
2.2.1 Sifat Mekanik Logam
1. Hardness (kekerasan)
Yakni ketahanan suatu logam terhadap penetrasi atau penusukan
indentor yang berupa bola baja, intan piramida dll.
2. Strenght (Kekuatan)
Yakni kemampuan suatu logam untuk menahan deformasi.
3. Tahan Impact
Maksudnya sifat yang dimiliki oleh suatu logam untuk dapat tahan
terhadap beban kejut (Combe, 1992).
2.2.2 Sifat Fisik Logam
1. Titik leleh dan titik didih
Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih
yang tinggi karena kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan logam
berbeda antara logam yang satu dengan yang lain tergantung pada
jumlah elektron yang terdelokalisasi pada larutan elektron, dan
pada susunan atom-atomnya. Logam-logam golongan 1 seperti
natrium dan kalium memiliki titik leleh dan titik didih yang relatif
rendah karena tiap atomnya hanya memiliki satu elektron untuk
dikontribusikan pada ikatan.
2. Daya hantar listrik
Logam menghantarkan listrik. Elektron yang terdelokalisasi
bebas bergerak di seluruh bagian struktur tiga dimensi. Elektron-
elektron tersebut dapat melintasi batas butiran kristal. Meskipun
6
susunan logam dapat terganggu pada batas butiran kristal, selama
atom saling bersentuhan satu sama lain, ikatan logam masih tetap
ada. Cairan logam juga menghantarkan arus listrik, hal ini
menunjukkan bahwa meskipun atom logam bebas bergerak,
elektron yang terdelokalisasi masih memiliki daya yang tersisa
sampai logam mendidih.
3. Daya hantar panas
Logam adalah konduktor panas yang baik. Energ i panas
diteruskan oleh elektron sebagai akibat dari penambahan energi
kinetik (hal ini menyebabkan elektron bergerak lebih cepat). Energi
panas ditransferkan melintasi logam yang diam melalui elektron
yang bergerak.
4. Sifat dapat ditempa (Malleability) dan sifat dapat diregang
(Ductility)
Logam digambarkan sebagai sesuatu yang dapat ditempa
dapat dipipihkan menjadi bentuk lembaran, maksudnya bahwa
logam itu mempunyai suatu sifat yang mampu dibentuk dengan
suatu gaya, baik dalam keadaan dingin maupun panas tanpa terjadi
retak pada permukaannya, misalnya dengan hammer (palu). Jika
tekanan yang kecil dikenakan pada logam, lapisan atom akan mulai
menggelimpang satu sama lain. Jika tekanan tersebut dilepaskan
lagi, atom-atom tersebut akan kembali pada posisi asalnya. Pada
kondisi seperti itu, logam dikatakan menjadi elastis. Jika tekanan
yang lebih besar dikenakan pada logam, atom-atom akan
menggelimpang satu sama lain sampai pada posisi yang baru, dan
logam berubah secara permanen. Logam juga dapat diregang, dapat
ditarik menjadi kawat, maksudnya bahwa suatu loogam itu dapat
dibentuk dengan tarikan sejumlah gaya tertentu tanpa menunjukan
gejala-gejala putus. Contoh dari gejala putus yakni adanya
pengecilan permukaan penampang pada salah satu sisi. Hal ini
karena kemampuan atom-atom logam untuk menggelimpang antara
7
atom yang satu dengan atom yang lain menjadi posisi yang baru
tanpa memutuskan ikatan logam.
5. Toughness (Sifat Ulet)
Yakni kemampuan suatu logam untuk dibengkokan beberapa kali
tanpa mengalami retak.
6. Weldability
Merupakan kemampuan suatu logam untuk dapat dilas, baik
dengan menggunakan las listrik maupun dengan las karbit (gas).
7. Corrosion resistance (tahan korosi)
Yakni kemampuan suatu logam untuk menahan korosi atau karat
akibat kelembaban udara, zat-zat kimia, dll.
8. Machinibility
Yaitu kemampuan suatu logam untuk dikerjakan dengan mesin.
9. Modulus Elastisitas
Merupakan ukuran kekakuan suatu bahan. Jadi semakin tinggi
nilainya semakin sedikit perubahan bentuk pada suatu benda apabila
diberi gaya.
10. Kekerasan logam
a. Penggelimpangan lapisan atom antara yang satu dengan yang
lain ini dihalangi oleh batas butiran karena baris atom tidak
tersusun sebagai mana mestinya. Hal ini mengakibatkan semakin
banyak batas butiran (butiram-butiran kristal lebih kecil),
menyebabkan logam lebih keras.
b. Untuk mengimbangi hal ini, karena batas butiran merupakan
suatu daerah dimana atom-atom tidak berkaitan dengan baik satu
sama lain, logam cenderung retak pada batas butiran. Kenaikan
jumllah batas butiran tidak hanya membuat logam menjadi
semakin kuat, tetapi juga membuat logam menjadi rapuh.
c. Sifat – sifat suatu logam tergantung dari perlakuan termis dan
mekanis yang dikenakan. Sifat suatu logam tidak hanya
tergantung pada dua faktor ini, tetapi juga pada komposisinya.
8
Sifat-sifat mekanis suatu logam dapat sangat berbeda dengan
komponen logam atau metalloid asalnya (Combe, 1992).
2.2.3 Sifat Kimia Logam
1. Logam memiliki energi ionisasi yang rendah, oleh karena itu logam
cenderung melepaskan elektronnya dengan mudah. Logam
cenderung melepaskan elektron daripada menangkap elektron
untuk membentuk kation. Logam berikatan dengan lainnya untuk
mencapai stabil. Contohnya, Na+ Mg2+ Al3+ .
2. Umumnya logam cenderung memiliki titik leleh titik didih yang
tinggi karena kekuatan ikatan logam. Semua logam memiliki titik
leleh yang tinggi, kecuali merkuri (Hg), cerium (Ce), galium (Ga),
timah (Sn) dan timbal (Pb).
3. Logam memiliki 1 sampai 3 elektron dalam kulit terluar dari atom-
atomnya.
4. Kebanyakan logam oksida yang larut dalam air bereaksi untuk
membentuk logam hidroksida (Combe, 1992).
2.2.4 Sifat Biologis Logam
1. Biokompatibilitas
2. Tidak bersifat karsiogenik
3. Tidak memiliki sifat toksisitas dan hipersensitifitas (Combe, 1992).
2.3 Sifat Toksik pada Logam
2.3.1 Pengertian Toksisitas Logam
Toksisitas logam adalah terjadinya keracunan dalam
tubuh manusia yang diakibatkan oleh bahan berbahaya yang
mengandung logam beracun. Zat-zat beracun dapat masuk ke dalam tubuh
manusia melalui pernapasan, kulit, dan mulut (Bondy,1998)
9
2.3.2 Macam-macam logam toksis antara lain :
1. Mercuri (Hg)
Sistem saraf pusat adalah target organ dari toksisitas metil merkuri,
sehingga gejala yang terlihat erat hubungannya dengan kerusakan saraf pusat.
Gejala yang timbul adalah:
i. Gangguan saraf sensorik: paraesthesia, kepekaan menurun dan sulit
menggerakkan jari tangan dan kaki, penglihatan menyempit, daya
pendengaran menurun, serta rasa nyeri pada lengan dan paha.
ii. Gangguan saraf motorik: lemah, sulit berdiri, mudah jatuh, ataksia,
tremor, gerakan lambat dan sulit bicara
iii. Gangguan lain: gangguan mental, sakit kepala (Bondy, 1998).
2. Cadmium (Cd)
Cadmium memnyebabkan keracunan bila memakan atau inhalasi dosis
kecil Cd dalam waktu yang lama. Gejala akan terjadi setelah selang waktu
beberapa lama dan kronik. Kadmium pada keadaan ini menyebabkan
nefrotoksisitas, yaitu gejala proteinuria, glikosuria, dan aminoasidiuria diserta
dengan penurunan laju filtrasi glumerolus ginjal.
Kasus keracunan Cd kronis juga menyebabkan gangguan kardiovaskuler
dan hipertensi. Hal tersebut terjadi karena tingginya afinitas jaringan ginjal
terhadap kadmium. Gejala hipertensi ini tidak selalu dijumpai pada kasus
keracunan Cd krosik.
Cadmium dapat menyebabkan osteomalasea karena terjadinya gangguan
daya keseimbangan kandungan kalsium dan fosfat dalam ginjal. Keracunan
Cd kronik ini dilaporkan didaerah Toyama, sepanjang sungai Jinzu di Jepang,
yang menyebabkan penyakit Itai-iatai pada penduduk wanita umur 40 tahun
keatas. Penyakit terus berlanjut sampai 10 tahun. Terjadi patah tulang pada
beberapa lokasi: 28 pd tulang iga; dan 72 pada tulang yang lain (Bondy,
1998).
10
Gambar Seorang wanita penderita itai-itai disease
3. Cuprum (Cu)
Adanya Cu atau tembaga pada makanan disebabkan terutama karena
penggunaan insektisida dan pestisida di dalam usaha-usaha pertanian. Bila
minum air dengan kadar Cu lebih tinggi dari normal akan mengakibatkan
muntah, diare, kram perut dan mual. Bila interaksi sangat tinggi dapat
mengakibatkan kerusakan liver dan ginjal, bahkan sampai kematian (Bondy,
1998).
4. (Pb)
Timbal (Pb) juga salah satu logam berat yang mempunyai daya toksitas
yang tinggi terhadap manusia karena dapat merusak perkembangan otak pada
anak-anak, menyebabkan penyumbatan sel-sel darah merah, anemia dan
mempengaruhi anggota tubuh lainnya (Bondy, 1998).
5. (Zn) Seng
Kelebihan seng ( Zn ) hingga dua sampai tiga kali AKG menurunkan
absorbsi tembaga. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi
metabolisme kolesterol, mengubah nilai lipoprotein, dan tampaknya dapat
mempercepat timbulnya aterosklerosis. Dosis konsumsi seng ( Zn ) sebanyak
2 gram atau lebih dapat menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan yang
sangat, anemia, dan gangguan reproduksi. Tetapi Zn ini tidak terlalu
berbahaya seperti yang lain (Bondy, 1998).
11
6. Ni (Nikel)
Ni dalam jumlah yang terlalu tinggi dapat berbahaya untuk kesehatan
manusia. Pada umumnya orang bisa terpapar Ni di tempat kerja
dalam produksi atau proses yang menggunakan bahan Ni atau bisa juga
melalui kontak dengan perhiasan yang mengandung Ni, stainless steel, serta
peralatan masak yang mengandung Ni
atau bahan asam tembakau. Paparan nikel (Ni) bisa terjadi melalui inhalasi,
oral, dankontak kulit.
Paparan akut Ni dosis tinggi melalui inhalasi bisa mengakibatkan
kerusakan berat pada paru-paru dan ginjal serta gangguan gastrointestinal
berupa mual, muntah dan diare.Paparan Ni lewat kulit secara kronis bisa
menimbulkan gejala antara lain dermatitis nikel berupa
eksema ( kulit kemerahan, gatal ) pada jari-jari, tangan, pergelangan
tangan, sertalengan. Paparan kronis Ni , secara inhalasi bisa mengakibatkan
gangguan pada alat pernafasan, berupa asma, penurunan fungsi paru-paru,
serta bronchitis.
Tingginya kadar Ni dalam jaringan tubuh manusia bisa
mengakibatkanmunculnya berbagai efek samping, yaitu akumulasi Ni pada
kelenjar pituitari yang bisamengakibatkan depresi sehingga mengurangi
sekresi hormon prolaktin di bawah normal.Akumulasi Ni pada pankreas bisa
menghambat sekresi hormon insulin. Konsumsimakanan mengandung Ni 600
mg/hari sudah menunjukkan toksisitas pada manusia (Bondy, 1998).
7. As (Arsen)
Arsens adalah suatu zat kimia yang sering terdapat pada makanan,
minuman, dan kosmetik. Arsens dapat merusak ginjal. Senyawa ini sulit
dideteksi karena tidak memiliki rasa yang menonjol. Sering digunakan sebagai
bahan dalam kosmetik dan pada insektisida. Arsen inorganik telah dikenal
sebagai racun manusia sejak lama, yang dapat mengakibatkan kematian. Dosis
rendah akan mengakibatkan kerusakan jaringan. Bila melalui mulut, pada
umumnya efek yang timbul adalah iritasi saluran makanan, nyeri, mual,
muntah dan diare. Selain itu mengakibatkan penurunan pembentukan sel darah
12
merah dan putih, gangguan fungsi jantung, kerusakan pembuluh darah, luka di
hati dan ginjal (Bondy, 1998).
8. Sn (Timah)
Logam timah merupakan unsur yang beracun dimana orang yang terpapar
timah dalam jangka waktu lama. Misalnya pekerja, atau penduduk yang
tinggal di sekitar industri yang menggunakan bahan timah hitam akan
mengalami penyakit anemia, gejalanya terdapat garis biru hitam pada gusi,
nyeri perut, konstipasi (sulit buang air besar), dan muntah. Oleh karenanya,
harus diwaspadai adanya timah pada kemasan makanan dan minuman,
peralatan yang mengandung timah misalnya baterai, cat, dan minyak bumi
(Bondy,1998)
9. Cr (Chromium)
Cr (III) merupakan unsur penting dalam makanan (trace essential) yang
mempunyai fungsi menjaga agar metabolisme glucosa, lemak dan cholesterol
berjalan normal.
Organ utama yang terserang karena Cr terhisap adalah paru-paru,
sedangkan organ lain yang bisa terserang adalah ginjal, lever, kulit dan sistem
imunitas. Dermatitis berat dan ulkus kulit karena kontak dengan Cr-IV. Bila
terhirup Cr-VI dapat mengakibatkan necrosis tubulus renalis. Pemajanan akut
Cr dapat menyebabkan necrosis hepar. Bila terjadi 20 % tubuh tersiram asam
Cr akan mengakibatkan kerusakan berat hepar dan terjadi kegagalan ginjal
akut (Bondy,1998)
10. Co (Cobalt)
Logam Cobalt sebenarnya dibutuhkan manusia dalam jumlah yang sangat
sedikit untuk proses pembentukan butir darah merah. Cobalt (Co) dalam
jumlah tertentu dibutuhkan tubuh melalui Vitamin B12 yang masuk ke tubuh
manusia
1. Toksisitas kobalt cukup rendah dibandingkan dengan logam lain dalam
tanah.
Cobalt (Co) dalam jumlah yang besar yang masuk ke dalam tubuh akan
merusak kelenjar gondok, sel darah merah menjadi berubah, tekanan darah
13
menjadi tinggi, pergelangan kaki menjadi bengkak, penyakit gagal jantung,
sesak nafas, batuk-batuk dan kondisi badan yang lemah (Bondy,1998)
2.3.3 Proses Toksisitas pada Manusia
a) Pada syaraf
mengakibatkan gangguan fungsi kejiwaan pada anak-anak kecil,
seperti gangguan kesadaran dan kelakuan(Sunderman,1998)
b) Pada pernapasan
Banyaknya logam menyebabkan iritasi dan radang saluran pernapasan,
bagian yang dipengaruhi bergantung pada jenis logam dan tingkat
pemakaian(Sunderman,1998)
c) Pada ginjal
Sebagai organ ekskresi utama dalam tubuh, ginjal menjadi organ
sasaran keracunan logam. Kadmium memengaruhi sel tubulus
proksimal ginjal, sehingga menyebabkan ekskresi protein molekul
kecil, asam amino, dan glukosa bersama urin (Sunderman,1998)
2.3.4 Akibat Toksisitas Logam
a) Karsigogenisitas
Karsinogenisitas merupakan pembengkakan pada jaringan
tubuh (tumor). Tumor diakibatkan oleh peningkatan zat-zat kimia yang
beracun.Beberapa logam bersifat karsinogenik pada manusia
dan hewan. Logam-logam tersebut adalah arsen, kromium,berilium,
kadmium, dan sisplatin (Sunderman,1998)
b) Gangguan fungsi imun
Konsumsi makanan yang mempunyai bahan logam beracun dapat
mengakibatkan penghambatan berbagai fungsi imun. Logam-logam
14
lain, seperti berilium, kromium, nikel, emas, merkuri, platina,
dan zirkonium dapat menginduksi reaksi hipersensivitas.
(Sunderman,1998)
2.4 sifat korosi logam
Korosi adalah proses kimia atau elektrokimia melalui logam yang
diserang oleh bahan alam, seprti air dan udara, yang menghasilkan
pelarutan sebagian atau menyeluruh, kerusakan, atau melemahnya
substansi yang padat. Walaupun kaca dan bahan nonlogam lainnya rentan
terhadap degradasi lingkungan, logam pada umumnya lebih rentan
terhadap serangan semacam itu karena reaksi elektrokimia
(Annusavice,2003)
Pada sebagian besar keadaan, korosi tidak diinginkan. Di dalam
praktek dokter gigi, korosi di sekitar tepi restorasi amalgam gigi dapat
bermanfaat karena produksi korosi cenderung menutup celah bagian tepi
dan menghambat masuknya cairan mulut serta bakteri. Beberapa logam
dan logam campur tahan terhadap korosi baik karena kandungan ‘logam
mulianya’ atau karena terbentuknya lapisan perlindungan permukaan
(Annusavice,2003)
Contoh paling umum dari korosi adalah terbentuknya karat dari
besi, suatu reaksi kimia yang kompleks dimana zat besi berkombinasi
dengan oksigen di dalam udara dan air untuk memmbentuk oksida besi
yang terhidrasi. Oksida ini padat, poros lebih tebal, lebih lemah, serta
lebih rapuh daripada logam asalnya.
Secara spesifik, korosi tidak hanya merupakan deposit permukaan,
tetapi benar –benar kerusakan dari logam akibat reaksi dari lingkugan.
Seringkali, khususnya pada permukaan yang mendapat tekanan atau logam
dengan ketidak murnian antar granular atau dengan produksi korosi yang
tidak menutupi seluruh subtract logam. Kecepatan serangan korosi akan
meningkat dengan berjalannya waktu. Pada saatnya, sserangan korosi yang
15
sangat terlokalisir dapat meninnbulkan kerusakan mekanis yang cepat dari
struktur meskipun kehilngan bahan yang nyata hanya kecil saja
(Anisavice,2003).
Desintegredasi dari logam ini dapat terjadi melalui aksi cairan :
asam, atmosfer, atau larutan basa, dan bahan kimia tetentu. Karat sering
merupakan awal korosi (Annusavice,2003).
Selain itu, air, oksigen, dan ion klorida ada dalam saliva dan ikut
berperan pada serangan korosi. Berbagai aasam seperti fosforik, asetik,
dan laktik juga ada sepanjang waktu. Pada konsentrasi dan pH yang tepat
asam – asam ini menimbulkan korosi (Annusavice,2003).
Ion – ion khusus dapat berperan penting pada korosi logam –
logam tertentu. Sebagai contoh, oksigen dan klorin dikaitkan dengan
korosi amalgam pada antar-muka gigi dan pada bahan logam campur.
Sulfur barang kali merupakan ion yang paling nyata peranannya pada
pembentukan karat permukaan pada logam campur cor yang mengandung
perak, walaupun klorida juga di identifikasi sebagai faktor ytang ikut
berperan di sini (Annusavice,2003).
2.4.1 Macam macam korosi yang ditimbulkan dari pemakaian logam
2.4.1.1 Klasifikasi Korosi
a) Korosi kimia (chemical corrosion), yaitu korosi yang terjadi dengan
reaksi kimia akibat adanya interaksi antara logam dan non logam.
Terjadi dalam keadaan kering, tidak ada air atau cairan elektrolit
lainnya(Annusavice,2003).
b) Korosi elektrokimia (electrochemical corrosion), yaitu korosi yang
terjadi bila reaksinya berlangsung dengan suatu elektrolit, yaitu cairan
yang mengandung ion-ion. Reaksi berlangsung dengan adanya air,
cairan elektrolit. Reaksi semacam inilah yang paling banyak terjadi
pada reaksi korosi pada rongga mulut(Annusavice,2003).
16
2.4.1.2 Korosi Elektrokimia
a) Korosi Galvanik
b) Korosi Stres
c) Korosi Sel Konsentrasi / Korosi Kreviks (Annusavice,2003).
2.4.1.3 Faktor Penyebab Korosi Elektrokimia
a) Rongga mulut dalam keadaan yang selalu basah & terus mengalami
perubahan temperatur.
b) Makanan dan minuman mempunyai kisaran pH yang besar, asam
yang dikeluarkan pada saat pemecahan makanan akan bereaksi pada
logam campur.
c) Indikasi awal adanya korosi adalah ditemukannya karat pada logam,
atau timbul lapisan tipis dari oksida, sulfida dan klorida
(Annusavice,2003).
2.5 Syarat-syarat logam
Menurut Combe tahun 2003, syarat-syarat logam yaitu :
a) Syarat secara kimia
Tahan terhadap korosi, tidak larut dalam cairan rongga mulut atau
dalam segala macam cairan yg dikonsumsi dan tidak luntur serta
berkarat atau korosi
b) Syarat secara biologi
Tidak beracun terhadap pasien, dokter gigi, perawat maupun
tekniker, tidak mengiritasi rongga mulut dan jaringan pendukungnya,
tidak menghasilkan reaksi alergi dan tidak bersifat karsinogen
c) Syarat secara mekanis
Berkekuatan tinggi dan tahan terhadap tekanan
d) Syarat secara fisik
17
e) Konduktivitas thermal kuat
f) Syarat secara estetik
g) Memberikan penampilan natural pada gigi
h) Biokompatibel
Tidak mengandung substansi toksik yang dapat larutdalam saliva,
tidak membahayakan pulpa dan jaringan lunak, bebas dari bahan yg
berpotensi dalam menimbulkan sensitifitas
i) Bahannya tersediadalam jumlah besar dan mudah di dapat
j) Biaya tidak mahal
k) Titik cairnya tinggi, tahan terhadap korosi
l) Pertahanan terhadap abrasi baik
m) Mudah disolder dan dipoles
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Logam Campur
Kelebihan:
a. Kekuatan dan ketahanannya paling baik dibanding tambalan lain.
b. Lebih sedikit pengambilan jaringan gigi dibanding porselen.
c. Tahan korosi.
d. Resiko kebocoran minimal.
e. bentuk dapat dengan mudah dimanipulasi (Anusavice, 2003).
Kekurangan:
a) Paling mahal dibanding tambalan lainnya.
b) Tidak sewarna gigi.
c) Dapat menyebabkan reaksi alergi, tetapi sangat jarang (Anusavice,
2003).
18
2.7.1 Kegunaan Logam Kedokteran Gigi
Menurut Craig Tahun 2002 Logam digunakan untuk:
a) restorasi gigi,(Inlay,Onlay,Overlay)
b) gigi tiruansebagian rangka logam
c) dental implant
Restorasi Gigi :
a) Pengertian Inlay
Dental inlay adalah restorasi gigi yang digunakan untuk
memperbaiki gigi yang rusak ringan hingga sedang dapat
digunakan untuk mengembalikan gigi yang retak/patah.
Inlay biasanya terbuat dari porselen, resin komposit dan emas.
Berikut ini merupakan macam klas pada inlay:
1. Inlay Klas I
Merupakan klas sederhana , yang jarang digunakan
2. Inlay Klas II
Misalnya digunakan pada gigi yang daerah Mesio oklusal
distal terkena, sehingga perlu adanya perlindungan dengan cara
menghilangkan tonjolan-tonjolan lemah untuk kemudian di
preparasi dengan menggunakan veneer.
19
3. Inlay Klas III dan IV
Misalnya digunakan pada jembatan atau attachnment untuk
jembatan semicekat.
4. Inlay Klas V
Misalnya untuk retensi pada geligi tiruan sebagian ,atau dapat
digunakan pasak untuk perawatan kavitas uang dangkal akibat
abrasi atau erosi
(Craig,2002)
b) Pengertian Onlay
Onlay adalah restorasi pada gigi yang morfologi oklusalnya
mengalami perubahan karena restorasi karies atau penggunaan
fisik. Restorasi ini meliputi seluruh daerah oklusal yang meliputi
cups-cups gigi (Craig,2002)
c) Pengertian Overlay
Overlay adalah suatu restorasi yang menutupi satu atau
lebih kuspid dengan menggabungkan prinsip restorasi
ekstrakoronal dan intrakoronal. Overlay paling diindikasikan dan
secara umum digunakan sebagai restorasi tuang untuk gigi
tunggal. Perlindungan yang diberikan pada gigi posterior yang
20
telah melemah akibat karies ataupun restorasi terdahulu. Restorasi
ini didesain untuk mendistribusikan tekanan oklusal gigi sebagai
cara meminimumkan kemungkinan faktur dikemudian hari
(Craig,2002)
gigi tiruan sebagian rangka logam
Keuntungan pemakaian bahan logam baja tahan karat
(stainless steel) sebagairangka gigi tiruan dibandingkan dengan
bahan akrilik (metil metakrilat) adalah karena bahan logam baja
tahan karat lebih kuat sehingga dapat dibuat lebih tipis dansempit
tapi tetap bersifat kaku. Kerugian yang ada secara umum Kurang
estetik bila logam terlihat dan Biaya pembuatan lebih tinggi
(Anusavice,2003)
Dental implant
Yang paling umum,logam dan logam campurdigunakan
untuk implant gigi. Pada mulanya,baja antikarat untuk bedah dan
logam campur kobalt-kromium digunakan karena mempunyai sifat
fisik yang memuaskan dan ketahanan terhadap korosi yang baik
serta biokompatibel. Lebih umum digunakan implant yang terbuat
dari titanium murni atau logam campur titanium,karena
biokompatibilitas dari titanium sangat
memuaskan(Anusavice,2003)
2.8 Kegunaan logam campur
Dental Amalgam : digunakan untu tambal gigi
Alloy emas
21
Digunakan untuk inlay, mahkota dan jembatan
Landasan gigi tiruan sebagai tuangan
Digunakan dlm bentuk kawat
Alloy Cobalt-Chromium, Alloy Silver palladium, Alloy
Aluminium – bronze : Digunakan untuk landasan gigi tiruan
sebagai tuangan (Craig,2002)
2.9 Manipulasi Logam
2.9.1 Definisi Manipulasi logam / prosedur casting
Proses dimana logam cair dimasukkan/dituang kedalam suatu
cetakan/mould dan logam cair tersebut akan mengalami pendinginan
sehingga terbentuk suatu hasil tuangan sesuai dengan bentuk
cetakan/mould (Anusavice,2003)
Tahap-tahap yang dilalui :
1. Pembuatan model malam
2. Pemasangan pasak tuang
3. Pembuatan inti cadangan
4. Pembuatan ventilasi
5. Pemasangan pada crucible former
6. Penanaman dalam bumbung tuang
7. Pelepasan/pengeluaran pasak tuang
8. Burning out
9. Casting
10. Finishing
11. Polishing (Anusavice,2003)
Pembuatan model malam
1. Dibuat pada die
2. Bahan : inlay wax/malam tuang
22
3. Sebelum membuat model malam, die diulas bahan separasi, misal:
parafin
4. Model malam harus menempel pada seluruh permukaan die
5. Titik kontak dengan gigi tetangga harus sesuai dengan ketentuan teori
anatomi gigi
6. Kontak oklusi dengan gigi antagonis harus sesuai
7. Kontur permukaan model malam harus halus (Anusavice,2003)
Pemasangan pasak tuang / spruing
Guna pasak tuang :
1. memegang model malam
2. sebagai saluran pembuangan malam
3. sebagai saluran masuk logam cair kedalam cetakan/mould
4. mengkompensir kontraksi pada waktu pendinginan
(Anusavice,2003)
Inti cadangan/reservoir
Bentukan bulat/oval dari malam tuang pada pasak tuang diatas
model malam berjarak 1 mm.
Tujuan : sebagai cadangan logam yang diperlukan pada tuangan dalam
proses casting dan mencegah “shringkage porosity”
23
Pemasangan pada crucible corner
Crucible former : sprue base yang berbentuk cone/corong terbuat
dari : karet, malam, kayu (kelos benang)
Guna : untuk mengarahkan aliran logam cair ke dalam mould.
Pemasangan ventilasi
bertujuan mengeluarkan udara dari cetakan
Metode “hand investing” :
1. w/p ratio bahan tanam, jmlh putaran pengadukan
2. tehnik penanaman : model malam diulasi dengan adonan bahan tanam
tuang dengan memakai kuas, dilakukan diatas vibrator bahan tanam
dialirkan dari satu sisi bumbung tuang, hal ini untuk menghindari
adanya udara yang terjebak
3. diisi sampai penuh
24
Penanaman menggunakan Vacuum Mixer
Pengeluaran pasak tuang
1. Crucible former dilepas dari bumbung tuang.
2. bumbung tuang (dengan model yang sudah ditanam) dipanaskan
diatas kompor
3. corong menghadap kebawah
4. dilakukan sampai malam habis
Pembakaran / burning out
Bumbung tuang (yang telah dilakukan tahap 6 diatas) dimasukkan pada
oven/furnace dengan posisi corong menghadap keatas untuk dipanaskan
sampai sesuai dengan titik lebur logam
Tujuan :
25
a) menghilangkan residu malam
b) untuk ekspansi mould
Penuangan logam
1. menggunakan centrifugal casting machine, blow torch
2. hindari over heating
3. dilakukan quenching
Finishing
Penyelesaian hasil tuangan
Tujuan : mengkaluskan permukaan hasil tuangan
Cara :
1. bersihkan sisa bahan tanam (disikat, ultrasonic cleaner)
26
2. memotong sprue dengan separating disc
3. memotong bintil-bintil pada permukaan hasil tuangan (bila ada)
dengan stone
Pemulasan/Polishing
Tujuan : menghaluskan dan mengkilapkan permukaan hasil tuangan
Cara :
1. menggunakan rubber wheel, rubber cone
2. dikilapkan dengan gold rouge
2.10 Struktur Logam
Ion logam berukuran relatif kecil, dengan diameter sekitar 0,25 nm.
Ion-ion sejenis di dalam logam padat murni tertumpuk bersama secara
teratur, dan sebagian besar logam tertumpuk secara kolektif ion-ion
menempati volume minimum. Logam umumnya berbentuk kristal dan
penumpukan ionnya tertutup atau terbuka. Susunan atomnya dapat
ditentukan dan dinyatakan berdasarkan bentuk struktur selnya. Contoh,
baja yang memiliki butiran yang kasar cenderung kurang tangguh
dibandingkan dengan baja yang memiliki butiran yang halus.
Besar butir ini dapat dikendalikan melalui komposisi pada waktu
proses pembuatan, akan tetapi setelah menjadi baja, pengendalian
dilakukan dengan proses perlakuan panas (Craig, 2002).
1. Struktur Kristal
Logam seperti bahan lainnya, terdiri dari susunan atom-atom.
Untuk lebih memudahkan pengertian, maka dapat dikatakan bahwa atom-
atom dalam kristal logam tersusun secara teratur dan susunan atom-atom
tersebut menentukan struktur kristal dari logam. Susunan dari atom-atom
tersebut disebut cell unit.
27
Kebanyakan bahan logam mempunyai tiga struktur kristal :
· kubus berpusat muka (face-centered cubic).
· kubus berpusat badan (body-centered cubic).
· heksagonal tumpukan padat (hexagonal close-packed).
2. Body Centered Cubic
Pada temperatur kamar, besi atau baja memiliki bentuk struktur
BCC (Body Centered Cubic). Dalam hal ini cell unit dari atom-atom
disusun sebagai sebuah kubus dengan atom-atom menempati kedelapan
dari sudut kubus dan satu atom berada di pusat kubus (Craig, 2002).
3. Face Centered Cubic
Pada temperatur yang tinggi, besi atau baja memiliki bentuk
struktur FCC (Face Centered Cubic). Dalam hal ini, cell unit adalah
sebuah kubus dengan atom-atom menempati kedelapan dari sudut kubus
dan atom lainnya berada pada pusat masing-masing dari enam keenam
(Craig, 2002).
4. Hexagonal Close Packed
Disamping berbentuk kubus, cell unit lainnya dapat berupa HCP
(Hexagonal Close Packed), seperti halnya pada logam seng. Dalam hal ini
atom-atom menempati kedua belas sudut, atom lain menempati dua sisi
dan ketiga atom lagi menempati tengah (Craig, 2002).
28
top related