bab ii 2.doc

Upload: yuni-arios

Post on 06-Jul-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    1/38

    1

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. DEFENISI

    Retinopati merupakan kelainan retina yang tidak disebabkan radang dimana

    ditandai adanya penurunan visus akibat anemia, diabetes melitus, hipotensi,

    hipertensi dan retinopati leukemia.1,3

    Cotton wool patches merupakan gambaran eksudat yang terjadi pada retina yang

    diakibatkan adanya obstruksi arteri pre papil sehingga terjadi non perfusi didalam

    retina.

    1,2

    B. KLASIFIKASI RETINOPATI

    1. Retinopati Diabetikum

    Retinopati diabetik adalah suatu mikroangiopati progresif yang ditandai

    oleh kerusakan dan sumbatan pembuluh darah halus yang meliputi arteriol

     prekapiler retina kapiler-kapiler dan vena-vena. Retinopati akibat diabetes

    melitus lama berupa aneurismata, melebarnya vena, perdarahan dan eksudat

    lemak.1-3 Retinopati diabetik merupakan penyebab kebutaan yang paling sering

    di jumpai terutama di negara barat. Kira-kira dari 1 dari 9 orang berusia 2!

    tahun mengidap diabetes dan kira-kira 1 dari 2! orang berusia " tahun adalah

     penyandang diabetes. Retinopati diabetik jarang ditemukan pada anak-anak 

    diba#ah umur 1 tahun tanpa memperhatikan lamanya diabetes. Resiko

     berkembangnya retinopati meningkat setelah pubertas. $alam urutan penyebab

    kebutaan se%ara global retinopati diabetik menempati urutan ke-& setelah

    katarak, glaukoma dan degenerasi makula '()$*(ge-Related )a%ular 

    $egeneration+.2,3

    (ngka kejadian retinopati diabetik dipengaruhi tipe diabetes melitus dan

    durasi penyakit. ada $) tipe 1 'insulin dependent atau juvenile $)+ yang

    disebabkan oleh kerusakan sel beta pada pankreas, umumnya pasien berusia

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    2/38

    2

    muda kurang dari 3 tahun, retinopati diabetik ditemukan pada 13persen kasus

    yang sudah menderita $) selama kurang dari ! tahun yang meningkat hingga

    9 persen setelah $) diderita lebih dari 1 tahun. ada $) tipe 2 non-insulin

    dependent $)+, yang disebabkan oleh resistennya berbagai organ tubuh

    terhadap insulin biasanya menimpa usia 3 tahun atau lebih, retinopati diabetik 

    ditemukan pada 2&-& persen pasien penderita $) kurang dari ! tahun, yang

    meningkat hingga !3-& persen setelah menderita $) selama 1!-2 tahun.3

    (dapun gambaran khas yang dapat kita temukan pada retinopati yaitu 2

    1. )ikroaneurisma, merupakan tanda khas dini pada penderita penyakit

    ini. /erlihat penonjlan dinding kapiler dekat polus posterior.

    )ikroaneurisma ini sangat ke%il dan hanya terlihat pada angiografifluoresin.

    2. erdarahn dalam bentuk titik atau bre%ak dimana diakibatkan adanya

     perdarahan akibat permebilitas kapiler terganggu.

    3. $ilatasi pembuluh darah balik dimana khasnya seperti berkelok

    kelok dengan lumen ireguler akibat kelainan sirkulasi dan kadang

    kadang disertai kelainan endotel dan eksudasi plasma.

    &. 0ard eudate, yang menandakan adanya infiltrasi ke dalam retina.

    ambarannya yaitu ireguler kekuning kuningan. (#alnya tampak dari

    angiografi fluoresein diluar pembuluh darah. ering terjadi pada

    keadaan hiperlipoproteinemia.

    !. ofteudate, disebut pada pemeriksaan oftalmoskop terlihat ber%ak

    kekuningan dan ber#arna putih.

    ". 4eovaskularisasi terjadi akibat proliferasi sel endotel pembuluh

    darah. /ampak seperti pembuluh darah yang ke%il berkelok kelok.

    (#alnya ke daerah periretinal, ke badan ka%a. e%ahnya pembuluh

    darah baru ini akan menyebabkan perdarahan retina, perdarahan

    subhialoid, maupun badan ka%a.

    5. 6dema retina. /erlihat gambaran retina yang hilang sehingga

    terganggunya gambaran makula yang pastinya berdampak pada

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    3/38

    3

    gangguan refraksi pasien.

    ambar 1.

     4ormal

    Retinadibandingka

    n Retinopati

    $iabetik &

     

    Klasifikasi retinopati diabetes menurut bagian mata fakultas kedokteran

    7niversitas 8ndonesiaRumah akit $r. :ipto )angunkusumo.1,&

    (. $erajat 8 terdapat mikroaneurisma dengan atau tanpa eksudat lemak

     pada fundus okuli.

    ;. $erajat 88 terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan ber%ak tanpa

    eksudat lemak pada fundus okuli.

    :. $erajat 888 < mikroaneurisma, perdarahan bintik, neovaskularisasi dan

     proliferasi fundus okuli.

    $iagnosis retinopati didasarkan atas pemeriksaan funduskopi. ;iasanya

    untuk deteksi dini bisa digunakan fundal fluores%ein angiography '==6+ serta

     pemeriksaan oftalmoskop untuk skrining. $ari pemeriksaan kita melihat apakah

    terdapat tanda tanda seperti mikroaneurisma, perdarahan, eksudat atau

    neovaskularisasi yang nantinya akan merujuk kepada derajat keparahan

    retinopati yang disebabkan diabetikum ini.&

    (dapun klasifikasi untuk menegakan diagnosa dari retinopati ini yaitu &

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    4/38

    &

    )akulopati 6ksudat dan perdarahan di area ma%ula atau bukti edema

    retina atau adanya iskemia retina. englihatan mungkin

     berkurang atau terganggu

    raroliferatife ;ukti adanya oklusi atau vena ireguler yang kadang

    membentuk lingkaran biasanya penglihatan normal

    roliferarife erubahan oklusi menyebabkan pelepasan substansi

    vasoproliferatif dari retina yang menyebabkan

    neovaskularisasi. englihatan normal, mengamn%am

     penglihatan

    /ahap lanjut erubahan proliferatif dimana perdarahan sudah memasuki

    vitreus yang menyebabkan kekeruhan yang berhubungan

    dengan neovaskularisasi sehingga mengan%an penglihatan

     penderita

    enyebab pasti retinopati diabetik belum diketahui. tetapi diyakini bah#a

    lamanya terpapar terhadap keadaan hiperglikemia dapat menyebabkan

     perubahan fisiologis dan biokimia yang akhirnya menyebabkan kerusakan

    endotel pembuluh darah. 0al ini didukung oleh hasil pengamatan bah#a tidak 

    terjadi retinopati pada orang muda dengan diabetes tipe 1 paling sedikit 3-!

    tahun setelah a#itan penyakit ini. 0asil serupa telah diperoleh pada diabetes tipe

    2, tetapi pada pasien ini onset dan lama penyakit lebih sulit ditentukan se%ara

    tepat. erubahan abnormalitas sebagian besar anatomis, hematologi dan

     biokimia telah dihubungkan dengan prevalensi dan beratnya retinopati antara

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    5/38

    !

    lain &,! 

    >erubahan anatomis&,!

    o:apilaropathy

    $egenerasi dan hilangnya sel-sel perisit

    roliferasi sel endotel

    enebalam membrane basalis

    oumbatan mi%rovaskuler

    (rterio?enous shunts, intraretinal mi%rovas%ular abnormalities

    '8R)(+

      4eovaskularisasi

    (ngiogeni% gro#th fa%tor yang menyebabkan pembentukan pembuluh darah baru pada retina dan dis%us opti%us pada

    retinopati diabetik proliferatif atau pada iris 'rubeosisiridis+

    >erubahan hematologi&,!

    oeningkatan sifat agregasi trombosit dan peningkatan agregasieritrosit

    yang meningkatkan abnormalitas serum dan viskositas darah.

    o(bnormalitas lipid serum

    o=ibrinolisis yang tidak sempurna

    o(bnormalitas dari sekresi gro#th hormone

    >erubahan biokimia&,!

    o@alur poliol

    0iperglikemia yang berlangsung lama akan menyebabkan produksi

     berlebihan serta akumulasi dari poliol yaitu senya#a gula dan alkohol

    dalam jaringan termasuk di lensa dan saraf optik. alah satu sifat dari

    senya#a poliol adalah tidak dapat mele#ati membran basalis sehingga

    akan tertimbun dalam jumlah banyak didalam sel. enya#a poliol

    menyebabkan peningkatan tekanan osmotik sel dan menimbulkan

    gangguan morfologi maupun fungsional sel.

    olikasi nonenAimatik

    likasi nonenAimatik terhadap protein dan $4( yang terjadi

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    6/38

    "

    selama hiperglikemi dapat menghambat aktivitas enAim dan keutuhan

    $4(. rotein yang teroglikosilasi membentuk radikal bebas dan akan

    menyebabkan perubahan fungsi sel.

    orotein kinase

    rotein kinase : 'K:+ diketahui memiliki pengaruh terhadap

     pemeabilitas vas%ular, kontraktilitas, sintesis membrana basalis dan

     proliferasi sel vaskular. $alam kondisi hiperglikemia aktivitas K: di

    retina dan sel endotel meningkat akibat peningkatan sintesis denovo

    dari diasilgliserol, suatu regulator K: yang berasal dari glukosa.

    =aktor lain yang terkait dengan diabetes mellitus yang dapat

    mempengaruhi prognosis dari retinopati diabetik seperti>(rteriosklerosis dan hipertensi

    >0ipoglikemia atau trauma yang dapat menimbulkan perdarahan

    mendadak

    >0iperlipoproteinemi mempengaruhi arteriosklerosis sehingga

    memper%apat perjalanan penyakit

    >Kehamilan pada penderita diabetes juvenile yang tergantung pada

    insulin dapat menimbulkan perdarahan dan proliferasi.

    oro#th hormone

    ro#th hormone diduga berperan penting pada progresifitas

    diabetik retinopathy kejadian retinopati $) ternyata sangat rendah

     pada #anita dengan perdarahan post partum akibat nekrosis pituitari.

    enemuan ini memi%u dilakukannya ablatio kelenjar pituitari sebagai

    tindakan pen%egahan dan pengobatan pada retinopati $) pada tahun

    19!. /eknik pengobatan tersebut sudah dilarang karena ternyata

    menimbulkan komplikasi sistemik dan seiring ditemukannya teknik 

     pengobatan laser.

    olatelets dan blood vis%osity&,!

    ;erbagai kelainan hematologi pada $) seperti peningkatan

    agregasi eritrosit, penurunan deformability eritrosit, meningkatnya

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    7/38

    5

    agregasi trombosit dan adhesi memi%u gangguan sirkulasi, defek 

    endotel dan oklusi kapiler fokal yang menyebabkan iskemia retina yang

     pada akhirnya berkembang menjadi retinopati $).

    o(ldose redu%tase dan vasoproliferative fa%tors

    $) menyebabkan abnormalitas dari metabolisme glukosa akibat

    aktivitas atau produksi insulin yang menurun. )eningkatnya kadar 

    glukosa darah mempunyai dampak pada perubahan anatomis dan

    fungsional dari kapiler retina. ada $) terjadi persistensi kadar 

    glukosa darah yang tinggi menyebabkan glukosa yang berlebih dalam

    aldose redu%tase path#ay terbentuk di jaringan, yang mengubah gula

    menjadi alkohol, glukosa menjadi sorbitol, galaktosa menjadi dul%itol.erisit intramural pada kapiler retina terkena pengaruh dari peningkatan

    kadar gula darah oleh karena kadar aldosteron reduktse yang tinggi

    memi%u hilangnya =ungsi utama dari perisit dalam hal autoregulasi

    kapiler retina. 0ilangnya =ungsi dari perisit menyebabkan kelemahan

    dinding kapiler sehingga terbentuk kantung pada dinding kapiler 

    sa%%ular outpou%hing of %apillary #alls yang dikenal sebagai

    mikroaneurisma.)ikroaneurisma merupakan tanda palinga#al untuk 

    deteksi retinopat8 $).

    eningkatan permeabilitas yang terjadi menyebabkan kebo%oran

    %airan dan material protein yang se%ara klinis tampak sebagai

     penebalan retina dan eksudat. (pabila pembengkakan dan eksudasi

    men%akup makula maka terjadi penurunan visus. 6dema makula adalah

     penyebab tersering penurunan visus pada pasien dengan

    nonproliferative diabetik retinopati '$R+ eiring dengan progesifitas

     penyakitnya dapat terjadi oklusi dari kapiler retina yang dapat

    menyebabkan hipoksia. 8nfark pada nerve fiber layer dapat

    menyebabkan terbentukanya %otton-#ool spots ':B+ yang

     berhubungan dengan stasis pada aoplasmi% flo# keadaan hipoksia

    retina lebih lanjut menyebabkan terjadinya mekanisme kompensasi

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    8/38

     pada mata untuk menjaga suplai oksigen yang %ukup ke jaringan.

    Kelainan diameter vena seperti venous beading, loops dan dilation

    menandakan proses peningkatan hipoksia dan hampir selalu tampak 

     pada perbatasan dengan area non perfusi. 8ntraretinal mi%rovas%ular 

    abnormalities '8R)(+ menandakan adanya proses pertumbuhan

     pembuluh darah baru atau remodelling dari pembuluh darah

    sebelumnya melalui proliferasi endotel pada jaringan retina yang

     berperan sebagai pintas shunt melalui daerah non perfusi. Keadaan

    iskemia retina lebih lanjut memi%u produksi dari Caktor vasoproliferatif 

    seperti vas%ular endothelial gro#th fa%tor '?6=+ yang memi%u

     pembentukan pembuluh darah baru.

    3

    .

    ambar 2.

     4eovaskularisasi padaermukaan Retina!

     4eovaskularis

    asi sering

    ditemukan pada

     perbatasan area perfusi dan non perfusi dan juga pada papila nervi opti%us.

     4eovaskularisasi tumbuh menembus permukaan retina dan ke dalam hyaloid

     posterior. embuluh darah baru tersebut jarang menimbulkan gangguan visual.

    embuluh darah tersebut rapuh dan bersifat sangat permeabel sehingga gampang

     pe%ah oleh traksi vitreus yang menyebabkan perdarahan ke dalam vitreus

    tersebut.!,"

    enatalaksanaan

    rinsip utama penatalaksanaan dari retinopati diabetik adalah pen%egahan.

    0al ini dapat di%apai dengan memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    9/38

    9

     perkembangan retinopati diabetik nonproliferatif menjadi proliferatif.

    emeriksaan rutin pada ahli mata penderita diabetes melitus tipe 8 retinopati

     jarang timbul hingga lima tahun setelah diagnosis. edangkan pada sebagian

     besar penderita diabetes melitus tipe 88 telah menderita retinopati saat

    didiagnosis diabetes pertama kali. asien-pasien ini harus melakukan

     pemeriksaan mata saat diagnosis ditegakkan. asien #anita sangat beresiko

     perburukan retinopati diabetik selama kehamilan. emeriksaan se%ara umum

    direkomendasikan pada pasien hamil pada semester pertama dan selanjutnya

    tergantung kebijakan ahli matanya."

    7mur onset $)kehamilan Rekomendasi pemeriksaan

     pertama kali

    =ollo# up

    rutin minimal

    -3 tahun $alam #aktu ! tahunsetelah diagnosis

    etiap tahun

    D31 tahun aat diagnosis

    etiap tahun

    0amil (#al trimester pertama etiap 3 bulan atau

    sesuaikebijakandokter mata

    ;erdasarkan beratnya retinopati dan risiko perburukan penglihatan, ahli

    mata mungkin lebih memilih untuk megikuti perkembangan pasien-pasien

    tertentu lebih sering karena antisipasi kebutuhan untuk terapi.!,",5,

    (bnormalitas retina =ollo#-up yang disarankan

     4ormal atau mikroaneurisma yang sedikit etiap tahun

    Retinopati $iabetik non proliferatif ringan etiap 9 bulan

    Retinopati $iabetik non proliferatif etiap " bulan

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    10/38

    1

    Retinopati $iabetik non proliferatif etiap & bulan

    6dema makula etiap 2-& bulan

    Retinopati $iabetik proliferatif etiap 2-3 bulan

    Kontrol lukosa $arah dan 0ipertensi",5

    7ntuk mengetahui kontrol glukosa darah terhadap retinopati diabetik,

    $iabetik :ontrol and :mpli%ation /rial '$::/+ melakukan penelitian

    terhadap 1&&1 pasien dengan $) /ipe 8yang belum disertai dengan

    retinopati dan yang sudah menderita R$4.",5 0asilnya adalah pasien yang

    tanpa retinopati dan mendapat terapi intensif selama 3" bulan mengalami

     penurunan resiko terjadi retinopati sebesar 5"E sedangkan pasien dengan

    R$4 dapat men%egah resiko perburukan retinopati sebesar !&E. ada

     penelitian yang dilakukan 7nited Kingdom rospe%tive $iabetes tudy

    '7K$+ pada penderita $) /ipe 88 dengan terapi intensif menunjukkan

     bah#a setiap penurunan 0b(1% sebesar 1E akan diikuti dengan penurunan

    resiko komplikasi mikrovaskular sebesar 3!E.5 

    0asil penelitian $::/ dan 7K$ tersebut memperihatkan bah#a

    meskipun kontrol glukosa darah se%ara intensif tidak dapat men%egahterjadinya retinopati diabetik se%ara sempurna, namun dapat mengurangi

    resiko timbulnya retinopati diabetik dan memburuknya retinopati diabetik 

    yang sudah ada. e%ara klinik, kontrol glukosa darah yang baik dapat

    melindungi visus dan mengurangi resiko kemungkinan menjalani terapi

    fotokoagulasi dengan sinar laser. 7K$ menunjukkan bah#a %ontrol

    hipertensi juga menguntungkan mengurangi progresi dari retinopati dan

    kehilangan penglihatan.",5

      =otokoagulasi5,

    erkembangan neovaskuler memegang peranan penting dalam progresi

    retinopati diabetik. Komplikasi dari retinopati diabetik proliferatif dapat

    menyebabkan kehilangan penglihatan yang berat jika tidak diterapi. uatu

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    11/38

    11

    uji klinik yang dilakukan oleh 4ational 8nstituteof 0ealth di (merika

    erikat jelas menunjukkan bah#a pengobatan fotokoagulasi dengan sinar 

    laser apabila dilakukan tepat pada #aktunya, sangat efektif untuk pasien

    dengan retinopati diabetik proliferatif dan edema makula untuk men%egah

    hilangnya fungsi penglihatan akibat perdarahan vitreus dan ablasio retina.

    8ndikasi terapi fotokoagulasi adalah retinopati diabetik proliferatif, edema

    ma%ula dan neovaskularisasi yang terletak pada sudut bilik anterior. (da

    3metode terapi fotokoagulasi yaitu 5,

    1+ s%atter 'panretinal+ photo%oagulation * R dilakukan pada kasus

    dengan kemunduran visusyang %epat atau retinopati diabetik resiko

    tinggi dan untuk menghilangkan neovaskular dan men%egahneovaskularisasi progresif nantinya pada saraf optikus dan pada

     permukaan retinaatau pada sudut bilik anterior dengan %ara

    menyinari 1.-2. sinar laser ke daerah retina yang jauh dari

    ma%ula untuk menyusutkan neovaskular.

    2+ fo%al photo%oagulation, ditujukan pada mikroaneurisma atau lesi

    mikrovaskular di tengah%in%in hard eudates yang terletak !-3

    Fm dari tengah fovea. /eknik ini mengalami bertujuan untuk

    mengurangi atau menghilangkan edema ma%ula.

    3+ grid photo%oagulation, suatu teknik penggunaan sinar laser dimana

     pembakaran dengan bentuk kisi-kisi diarahkan pada daerah edema yang

    difus. /erapi edema ma%ula sering dilakukandengan menggunakan

    kombinasi fo%al dan grid photo%oagulation

    ambar 3. anretinal

    fotokoagulasi pada$R 

    ambar & rip

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    12/38

    12

    fotokoagulasi untuk diabetik makular edema

    8njeksi (nti ?6= 

    ;eva%iAumab '(vastin+ adalah rekombinan anti-?6= manusia.

    ebuah studi baru-baruini diusulkan menggunakan beva%iAum

    intravitreus untuk degenerasi makula terkait usia. $alam kasus ini, 2&

     jam setelah pera#atan kita melihat pengurangan dramatis dari

    neovaskularisasi iris,dan tidak kambuh dalam #aktu tindak lanjut 1

    hari. engobatan dengan beva%iAumab tampaknya memiliki pengaruh

    yang %epat dan kuat pada neovaskularisasi patologis. (vastin

    merupakan anti angiogenik yang tidak hanya menahan dan men%egah

     pertumbuhan prolirerasisel endotel vaskular tapi juga menyebabkan

    regresi vaskular oleh karena peningkatan kematian sel endotel. 7ntuk 

     pengunaan okuler, avastin diberikan via intra vitreal injeksi ke dalam

    vitreus mele#ati pars plana dengan dosis ,1 mG. Gu%entis merupakan

    versi modifikasi dari avastin yang khusus dimodifikasi untuk 

     penggunaan di okuler via intra vitreal dengan dosis ,!mG.

    ?itrektomi

    ?itrektomi dini perlu dilakukan pada pasien yang mengalami

    kekeruhan 'opa%ity+ vitreus dan yang mengalami neovaskularisasi aktif.

    ?itrektomi dapat juga membantu bagi pasien dengan neovaskularisasi

    yang ekstensif atau yang mengalami proliferasi fibrovaskuler. elain itu

    vitrektomi juga diindikasikan bagi pasien yang mengalami ablasio

    retina, perdarahan vitreus setelah fotokoagulasi, R$ berat, dan

     perdarahan vitreus yang tidak mengalami perbaikan $iabeti%

    Retinopathy ?itre%tomy tudy '$?R + melakukan %lini%al trial pada

     pasien dengan diabetik retinopati proliferatif berat. $R?

    mengevaluasi keuntungan pada vitrektomi yang %epat '1-" bulan

    setelah perdarahn vitreus+ dengan yang terlambat ' setalah 1 tahun+

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    13/38

    13

    dengan perdarahan vitreous berat dan kehilangan penglihatan 'H!2+.

    asien dengan diabetes tipe 1 se%ara jelas menunjukan keuntungan

    vitrektomi a#al, tetapi tidak pada tipe 2. $R? juga menunjukkan

    keuntungan vitrektomi a#al dibandingkan dengan managemen

    konvensional padamata dengan retinopati diabetik proliferatif yang

    sangat berat.

    Komplikasi9, 

    1. Rubeosis iridis progresif

    enyakit ini merupakan komplikasi segmen anterior paling sering.

     4eovaskularisasi pada iris 'rubeosisiridis+ merupakan suatu respon terhadap

    adanya hipoksia dan iskemia retina akibat berbagai penyakit, baik pada

    mata maupun di luar mata yang paling sering adalah retinopati diabetik.

     4eovaskularisasi iris pada a#alnya terjadi pada tepi pupil sebagai

     per%abangan ke%il,selanjutnya tumbuh dan membentuk membrane

    fibrovaskular pada permukaan iris se%ara radial sampai ke sudut, meluas

    dari akar iris mele#ati %iliary body dan s%lera spur men%apai jaring

    trabekula sehingga menghambat pembuangan aIuous dengan akibat intra

    o%ular presure meningkat dan keadaan sudut masih terbuka. uatu saat

    membrane fibrovaskular ini konstraksi menarik iris perifer sehingga terjadi

    sinekia anterior perifer '(+ sehingga sudut bilik mata depan tertutup dan

    tekanan intra okuler meningkat sangat tinggi sehingga timbul reaksi radang

    intra okuler. epertiga pasien dengan rubeosis iridis terdapat pada penderita

    retinopati diabetika. =rekuensi timbulnya rubeosis pada pasien retinopati

    diabetika dipengaruhi oleh adanya tindakan bedah. 8nsiden terjadinya

    rubeosis iridis dilaporkan sekitar 2!-&2 E setelah tindakan vitrektomi,

    sedangkan timbulnya glaukoma neovaskuler sekitar 1-23E yang terjadi "

     bulan pertama setelah dilakukan operasi.

    2. laukoma neovaskular 9

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    14/38

    1&

    laukoma neovaskuler adalah glaukoma sudut tertutup sekunder yang

    terjadi akibat pertumbuhan jaringan fibrovaskuler pada permukaan iris dan

     jaringan anyaman trabekula yang menimbulkan gangguan aliran aIuous dan

    dapat meningkatkan tekanan intra okuler. 4ama lain dari glaukoma

    neovaskular ini adalah glaukoma hemoragik, glaukoma kongestif, glaukoma

    trombotik dan glaukoma rubeotik. 6tiologi biasanya berhubugan dengan

    neovaskular pada iris 'rubeosis iridis+. 4eovaskularisasi pada iris 'rubeosis

    iridis+ merupakan suatu respon terhadap adanya hipoksia dan iskemia retina

    akibat berbagai penyakit, baik pada mata maupun di luar mata yang paling

    sering adalah retinopati diabetik. 4eovaskularisasi iris pada a#alnya terjadi

     pada tepi pupil sebagai per%abangan ke%il, selanjutnya tumbuh danmembentuk membrane fibrovaskuler pada permukaan iris se%ara radial

    sampai ke sudut, meluas dari akar iris mele#ati%iliary body dan s%lera spur 

    men%apai jaring trabekula sehingga menghambat pembuangan akuosdengan

    akibat 8ntra J%ular resure meningkat dan keadaan sudut masih terbuka.

    3. erdarahan vitreus rekuren9

    erdarahan vitreus sering terjadi pada retinopati diabetik proliferatif.

    erdarahan vitreusterjadi karena terbentuknya neovaskularisasi pada retina

    hingga ke rongga vitreus. embuluh darah baru yang tidak mempunyai

    struktur yang kuat dan mudah rapuh sehingga mudah mengakibatkan

     perdarahan. erdarahan vitreus memberi gambaran perdarahan pre-

    retina'sub-hyaloid+ atau intragel. erdarahan intragel termasuk didalamnya

    adalah anterior, middle, posterior, atau keseluruhan badan vitreous.

    ejalanya adalah perkembangan se%ara tiba-tiba dari floaters yang terjadi

    saat perdarahan vitreous masih sedikit. ada perdarahan badan ka%a

    yang massif, pasien biassanya mengeluh kehilangan penglihatan se%ara tiba-

    tiba. Jftalmoskopi direk se%ara jauh akan menampakkan bayangan hitam

    yang berla#anan dengan sinar merah pada perdahan vitreous yang masih

    sedikitdan tidak ada sinar merah jika perdarahan vitreous sudah banyak.

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    15/38

    1!

    Jftalmoskopi direk dan indirek menunjukkan adanya darah pada ruang

    vitreous.7ltrasonografi ;s%an membantu untuk mendiagnosa perdarahan

     badan ka%a.

    &. (blasio retina9

    )erupakan keadaan dimana terlepasnya lapisan neurosensori retina dari

    lapisan pigmen epithelium.(blasio retina tidak menimbulkan nyeri, tetapi

     bisa menyebabkan gambaran bentuk- bentuk ireguler yang melayang-layang

    atau kilatan %ahaya, serta menyebabkan penglihatan menjadi kabur 

    rognosisKontrol optimum glukosa darah '0b(1% H 5E+ dapat mempertahankan atau

    menunda retinopati. 0ipertensi arterial tambahan juga harus diobati 'dengan

    tekanan darah disesuaikanH1&! mm0g+./anpa pengobatan, $eta%hment

    retinal tra%tional dan edema ma%ula dapat menyebabkan kegagalan visual yang

     berat atau kebutaan. ;agaimanapun juga, retinopati diabetik dapat terjadi

    #alaupun diberi terapi optimum.,9

    2. Retinopati ipe!ten"iRetinopati hipertensi adalah kelainan atau perubahan vaskularisasi retina

     pada penderita hipertensi. 0ipertensi arteri sistemik merupakan tekanan

    diastolik D 9mm0g dan tekanan sistolik D 1& mm0g. @ika kelainan dari

    hipertensi tersebut menimbulkan komplikasi pada retina maka terjadi retinopati

    hipertensi

    Klasifikasi retinopati hipertensi pertama kali dibuat pada tahun 1939 oleh Keith

    Bagener ;arker. Klasifikasi dan modifikasi yang dibuat didasarkan pada

    hubungan antara temuan klinis dan prognosis yaitu tediri atas empat kelompok

    retinopati hipertensi.

    Tabe# 1 . K#a"i$ika"i Keit%&'a(ene!&Ba!ke! )1*+*,1-

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    16/38

    1"

    tadium Karakteristik 

    tadium 8 enyempitan ringan, sklerosis danhipertensi ringan,asimptomatis.$alam periode

    tahun & E meninggal

    tadium 88 enyempitan definitif, konstriksi

    fokal, sklerosis, danni%kingarteriovenous$alam periode

    tahun 2 E meninggal

    tadium 888 Retinopati '%otton-#ool spot,arterios%lerosis, hemoragik+$alam

     periode tahun E meninggal

    tadium 8? 6dema neuroretinal termasuk papil

    edema $alam periode tahun 9E meninggal

    Tabe# 2. K#a"i$ika"i S%eie )1*/+,1-

    tadium Karakteristik

    tadium 8 en%iutan setempat pada pembuluh darahke%il

    tadium 88 en%iutan pembuluh darah arteri

    menyeluruh, dengan kadang-kadang

     pen%iutan setempat sampai seperti benang, pembuluh darah arteritegang,

    membentuk %abang keras

    tadium 888 Ganjutan stadium 88, dengan eksudasi

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    17/38

    15

    %otton, dengan perdarahan yangterjadiakibat diastol di atas 12 mm0g, kadang-

    kadang terdapat keluhan berkurangnya

     penglihatan

    tadium 8? eperti stadium 888 dengan edema papil

    dengan eksudat star figure,disertai

    keluhan penglihatan menurun dengantekanan diastol kira-kira 1! mm0g

    Tabe# +. 0oi$ika"i k#a"i$ika"i S%eie1

    tadium Karakteristik 

    tadium /idak ada perubahan

    tadium 8 enyempitan arteriolar yang hampir tidak  

    terdeteksi

    tadium 88 enyempitan yang jelas dengan kelainan

    fokal

    tadium 888 tadium 88 perdarahan retina danatau

    eksudattadium 8?tadium 888

     papiledema

    Tabe# . K#a"i$ika"i Retinopati ipe!ten"i i Ba(ian I#mu Pen3akit 0ata

    RS4015251-

    /ipe

     

    =unduskopi

    /ipe 1 (rteri menyempit dan pu%at, arteri

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    18/38

    1

    meregang=undus hipertensi dengan atau

    tanparetinopati, tidak ada sklerose,

    dan terdapat pada orang muda.dan

     per%abangan tajam, perdarahan adaatau tidak ada, eksudat ada atau

    tidak ada

    /ipe 2 =undus hipertensi dengan atau

    tanparetinopati sklerose senile, pada

    orang tua.embuluh darah

    mengalami penyempitan, pelebaran,dan sheating setempat. erdarahan

    retina, tidak ada edema papil

    /ipe 3 =undus dengan retinopati hipertensidan arteriosklerosis, terdapat pada

    orang muda.enyempitan arteri,

    kelokan bertambah fenomena%rossing, perdarahan multiple,

    %otton #all pat%hes, ma%ula star

    figure

    /ipe & 0ipertensi progresif 6dema papil,%otton #all pat%hes ,hard eudates,

    soft eudates, star figure Lang

    nyata

    atofisiologi Retinopati 0ipertensi1,11

    eningkatan tekanan darah sistemik akan menyebabkan vasokonstriksi

    arteriol. ?asokonstriksi terjadi karena adanya proses autoregulasi pada pembuluh

    darah. 0asil penelitian #allo# diketahui sel-sel perisit yang ada di dinding

     pembuluh darah yang berperan pada proses vasokonstriksi. ?asokontriksi

     biasanya terjadi se%ara merata 'difus+ di seluruh pembuluh darah retina, tetapi

     bisa juga ditemukan pada sebagian pembuluh darah 'segmental+. 0ipertensi

    yang berlangsung lama atau kronik akan menyebabkan terjadinya perubahan

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    19/38

    19

    dinding pembuluh darah 'arteriosklerosis dan aterosklerosis+.9,1

    (rteriosklerosis adalah perubahan yang terjadi pada arteriol. $inding

    arteriol se%ara histologik terlihat menebal, karena pada tunika media terjadi

    hipertrofi jaringan otot. /unika intima mengalami proses hialinisasi, dan endotel

    kapiler mengalami proses hipertofi, sehingga membentuk jaringan konsentrik 

    yang berlapis-lapis seperti kulit ba#ang 'union skin+. roses yang terjadi diatas

    menyebabkan lumen pembuluh darah menjadi ke%il. (rteriosklerosis akan

    menyebabkan gangguan pada persilangan arteri dengan vena 'arteriovenous

    %rossing+. $inding arteri yang kaku akan menekan dinding vena yang lebih

    lembut. $alam keadaan normal tidak terjadi penekanan dan elevasi pada

     persilangan arteri dan vena. enekanan pada vena oleh arteri yang sklerosisdapat terjadi dalam beberapa tahap, vena yang berada di ba#ah arteri tidak 

    terlihat karena arteri yang sklerosis maka vena seolah terputus dan akan mun%ul

    lagi se%ara perlahan setelah mele#ati persilangan arteri 'arteriovenous ni%king+.

    0al ini dikenal dengan nama unnMs phenomenon. ;entuknya bervariasi

    tergantung dari beratnya sklerosis, bila sklerosis lebih berat menyebabkan vena

    menjadi defleksi pada daerah persilangan,yang terlihat seperti huruf atau N

    'salus sign+. ada keadaan tertentu vena berada diatas arteri, sehingga akan

    terlihat elevasi vena di atas arteri. /ahap selanjutnya akan terjadi stenosis vena

    di bagian distal persilangan karena proses sklerosis arteri yang berat.1 Gumen

    vena yang menyempit karena penekanan oleh arteri yang sklerosis,

    menyebabkan aliran darah menjadi lebih %epat, dapat menimbulkan proliferasi

    endotel dan kadang-kadang terbentuk trombus. /rombus menyebabkan

    tersumbatnya aliran darah, sehingga akan menyebabkan timbulnya tanda-tanda

    oklusi vena retina sentral. $alam keadaan normal dinding arteriol tidak terlihat,

    yang terlihat adalah sel-sel darah merah di dalam lumen. ;ertambahnya

    ketebalan dinding arteriol karena proses arterioseklerosis maka terjadi

     perubahan refleks %ahaya arteriol. antulan %ahaya dari permukaan dinding

    arteriol yang konveks terlihat seperti garis tipis yang mengkilat ditengah kolom

    darah 'refleks %ahaya normal+.1,11 

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    20/38

    2

    ada pembuluh darah yang menebal pantulan refleks %ahaya normal hilang

    dan %ahaya terlihat lebih luas dan buram. 0al ini dianggap sebagai tanda a#al

    terjadinya arteriosklerosis. ada funduskopi akan terlihat sebagian pembuluh

    darah seperti tembaga '%opper #ire+, karena meningkatnya ketebalan dinding

    dan lumen berkurang kemudian terjadi perubahan pada refleks %ahaya arteriol.

    ;ila proses sklerosis berlanjut, dinding arteri semakin menebal dan lumen

    menge%il yang akhirnya hampir tidak terlihat sehingga #aktu penyinaran hanya

     berbentuk garis putih saja, yang dikenal sebagai refleks ka#at perak 'silver #ire

    refle+.11

    erdarahan akan terjadi bila hipertensi berlangsung lama dan tidak 

    terkontrol. roses yang kronik ini akan menyebabkan kerusakan inner blood barrier, sehingga terjadi ekstravasasi plasma dan sel darah merah ke retina 'hard

    eudates+. erdarahan biasanya terjadi pada lapisan serabut saraf retina,

    distribusinya mengikuti alur serabut saraf, sehingga terlihat seperti lidah api

    'flame shape+. Kerusakan ditingkat kapiler maka perdarahan terjadi pada lapisan

    inti dalam atau pleksiform dalam, bentuknya lebih bulat 'blot like appearan%e+.11

    8skemik fokal atau area non perfusi yang terjadi pada lapisan serabut saraf 

    retina, maka serabut saraf akan berdegenerasi menjadi bengkak dan se%ara

    histologitampak seperti suatu kelompok %ystoid bodies. Kelainan ini dikenal

    dengan %otton #ool spot 'soft eudates+, yang pada pemeriksaan funduskopi

    terlihat sebagai area putih keabuan seperti kapas dengan batas yang tidak 

    tegas.11,12

    apil edema disebabkan oleh adanya iskemia didaerah papil yang akan

    menyebabkan hambatan aliran aoplasma, sehingga terjadi pembengkakan aon

    di papil nervus optikus. (teroskelrosis adalah proses sklerosis yang terjadi pada

     pembuluh darah retina yang lebih besar. ada ateroskelrosis sering ditemukan

    fibrosis dan kalsifikasi pada tunika intima. ada keadaan hipertensi a%%elerated

    terjadi pembentukan plak yang besar di intra lumen yang akan menyumbat

     pembuluh darah besar sehingga akan timbul komplikasi dalam bentuk oklusi

    %abang retina sentralis ';R(J+ atau arteri retinasentralis ':R(J+.12

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    21/38

    21

    ejala Klinik 

    Retinopati hipertensi merupakan penyakit yang berjalan se%ara kronis

    sehingga gejala penyakit a#al sering tidak dirasakan. enderita retinopati

    hipertensi biasanya akan mengeluhkan sakit kepala dan nyeri pada mata.12

    enurunan penglihatan atau penglihatan kabur hanya terjadi pada stadium

    888 atau stadium 8? oleh karena perubahan vaskularisasi akibat hipertensi seperti

     perdarahan, %otton #ool spot, telah mengenai makula.12

    $iagnosis

    $iagnosis retinopati hipertensi ditegakkan berdasarkan pada anamnesis

    'ri#ayat hipertensi+, pemeriksaan fisik 'tekanan darah+, pemeriksaan

    oftalmologi 'funduskopi+, dan pemeriksaan penunjang dengan angiografi

    fluorosens. ada anamnesis penglihatan yang menurun merupakan keluhan

    utama yang sering diungkapkan oleh pasien. asien mengeluhkan buram dan

    seperti berbayang apabila melihat sesuatu. englihatan biasanya turun se%ara

     perlahan sehingga tidak disadari. emeriksaan tekanan darah didapatkan tekanan

    diastol D 9 mm0g dan tekanan sistolD 1& mm0g , sudah mulai terjadi

     perubahan pada pembuluh darah retina.

    12

    emeriksaan tajam penglihatan dan funduskopi adalah pemeriksaan

    oftalmologi paling mendasar untuk menegakkan diagnosis retinopti hipertensi.

    )elalui pemeriksaan funduskopi, dapat ditemukan berbagai kelainan retina pada

     pasien retinopati hipertensi. 0asil pemeriksaan dengan oftlamoskop, sebagai

     berikut 12

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    22/38

    22

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    23/38

    23

    6amba! /. Funu"kopi paa pene!ita %ipe!ten"i an

    0i# 3pe!ten"i7e Retinopat%312

    Ket (.4i%king (? 'panah putih+ dan penyempitan arteriol lokal 'panah hitam+;. /erlihat (? ni%king 'panah hitam+ dan gambaran %opper #iring pada arteriol

    'panah putih+

    6amba! 8.

     0oe!ate 3pe!ten"i7e Retinopat%312

    Ket

    (. (? ni%king 'panah putih+ dan %otton #ool spot 'panah hitam+.

    ;. erdarahan retina 'panah hitam+ dan gambaran %otton #ool spot 'panah putih+

    6amba! 9. 6amba!an

    otton :oo# "pot an

    pe!a!a%an !etina12

    Ket )ultipel %otton

    #ool spot 'panah

     putih+ , perdarahanretina 'panah hitam+

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    24/38

    2&

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    25/38

    2!

    6amba! ;. a! e

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    26/38

    2"

    ada glaukoma terjadi peningkatan tekanan intraokular, defek 

    lapang pandang,atrofi papil saraf optik. /ekanan intraokular D

    2mm0g, dan pada pemeriksaan funduskopi terlihat atrofi papil saraf 

    optik yang terlihat #arnanya dari merah kekuningan menjadi pu%at,

    selain itu dapat ditemukan pula edema papil

    &.Kelainan refraksi

    )iopia, hipermetrop, astigmatisme adalah kelainan refraksi yang

    dapat menyebabkan visus turun. ada miopia panjang bola mata

    anteroposterior yang lebih besar atau kekuatan pembiasan media

    refraksi terlalu kuat, sehingga bayangan dari benda jatuh didepan retina

     pada mata yang tidak berakomodasi,. ada hipermetropia gangguankekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar tidak %ukup dibiaskan

    sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina. (stigmatisme jika

     berkas sinar tidak difokuskan pada satu titik dengan tajam pada retina

    akantetapi pada dua garis titik yang saling tegak lurus yang terjadi

    akibat kelainankelengkungan kornea.

    enatalaksanaan1& 

    enatalaksanaan retinopati hipertensi bertujuan untuk membatasi kerusakan

    yang sudah terjadi serta menghindari terjadinya komplikasi, )engobati faktor 

     primer adalah sangat penting jika ditemukan perubahan pada fundus akibat

    retinopati arterial. /ekanan darah harus diturunkan diba#ah 1&9 mm0g. @ika

    telah terjadi perubahan pada fundus akibat arteriosklerosis, maka kelainan klinis

    yang terjadi tidak dapat diobati lagi tetapi dapat di%egah progresivitasnya.

    ;eberapa studi eksperimental dan per%obaan klinik menunjukan bah#a

    tanda-tanda retinopati hipertensi dapat berkurang dengan mengontrol kadar 

    tekanan darah. enggunaan obat (:6 8 '(ngiotensin :onverting 6nAyme

    8nhibitor+ terbukti dapat mengurangi penebalan dinding arteri akibat hipertrofi.

    Tabe# 8. Obat %ipe!ten"i o!a# 3an( ipakai i Inone"ia

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    27/38

    25

    Jbat

     

    $osis 6fek Gama kerja erhatian

    khusus

     4ifedipin':aantagonis+

    !-1 mg !-1! menit &-" jam angguankoroner 

    Kaptopril'(:

    6 inhibitor+

    12,!-2,! mg 1!-3 menit "- jam tenosis

    arterirenalis

    Klonidin 'alfa-

    2agonisadrener gik+

    5!-1! mg 3-" menit -1" jam )ulut

    kering,mengantuk 

    ropanolol

    'beta blo%ker+

    1-& mg 1!-3 menit 3-" jam ;ronkokonstri

    ksi, blok jantung

    erubahan pola dan gaya hidup juga harus dilakukan. Kontrol berat badan

    dan diturunkan jika sudah mele#ati standar berat badan seharusnya. Konsumsi

    makanan dengan kadar lemak jenuh harus dikurangi sementara intake lemak tak 

     jenuh dapat menurunkan tekanan darah. Konsumsi alkohol dan garam perlu

    dibatasi dan olahragayang teratur. enga#asan oleh dokter mata dilakukan

    untuk mengevaluasi progresivitas retinopati hipertensi dan komplikasinya.

    Komplikasi yang dapat terjadi seperti oklusi arteri retina sentralis dan oklusi

    %abang vena retina merupakan perburukan dari retinopati hipertensi yang tidak 

    terkontrol se%ara baik. @ika sudah terjadi eksudat dimakula, KB; stadium 888,

    dan sudah terjadi komplikasi maka fotokoagulasi laser dapat dipertimbangkan.1&

    =otokoagulasi laser merupakan salah satu terapi dalam penanganan

    komplikasi tersebut. /erapi laser retina terbukti memperbaiki oksigenasi retina

     bagian dalam. =otokoagulasi pada fotoreseptor mengurangi konsumsi oksigen di

     bagian luar retina dan menyebabkan oksigen lebih mudah berdifusi dari koroid

    ke bagian dalam retina, sehingga meningkatkan tekanan oksigen dan

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    28/38

    2

    mengurangi hipoksia. eningkatan tekanan oksigen di bagian dalam retina

    mengakibatkan mekanisme autoregulasi berupa vasokonstriksi dan peningkatan

    tekanan arteriol, sehingga menurunkan tekanan hidrostatik di kapiler dan venula.

    )enurut hukum tarling, hal ini akan menurunkan aliran %airan dari

    kompartemen intravaskular ke dalam jaringan dan menurunkan edema jaringan,

     bila berasumsi tekanan onkotik konstan. enurunan tekanan hidrostatik pada

    saat yang bersamaan menyebabkan venula konstriksi dan memendek menurut

    hukum Gapla%e dan studi Kylstra dkk.1&,1!

    Komplikasi1! 

    Komplikasi dari retinopati hipertensi yaitu berupa oklusi arteri retinasentralis ':R(J+, oklusi arteri retina %abang ';R(J+, oklusi vena retina %abang

    ';R?J+ .

    enyebab dari oklusi arteri retina paling umum akibat adanya emboli. (rteri

    oftalmika merupakan %abang pertama dari arteri karotis interna. 6mbolus bisa

     berasal dari jantung atau arteri karotis yang se%ara jelas mengarah langsung ke

    mata. 6mboli dari jantung terdiri dari empat tipe, antara lain emboli

    terkalsifikasi dari katup aortaatau mitral, vegetasi dari endokarditis bakterial,

    trombus yang berasal dari jantung bagian kiri, dan materi miksomatosa akibat

    miksoma atrial.1!

    enyakit arteri karotis juga dapat menjadi sumber emboli. 6mboli retina

    dari arteri karotis terdiri dari tiga tipe yaitu emboli kolesterol 'plak 0ollenhorst+,

    emboli fibrinoplatelet, dan emboli terkalsifikasi. :R(J 'oklusi arteri retina

    sentral+ biasanya diakibatkan oleh ateroma,meskipun hal ini dapat disebabkan

    akibat emboli terkalsifikasi. Keluhan yang dialami pasien biasanya bersifat akut

    dan hilangnya lapang pandang. /anda-tanda yang dapat ditemukan berupa pupil

    )ar%us unn atau amaurotik, retina tampak putih akibat pembengkakan dan

    terdapat %herry-red spot. $engan pemeriksaan angiografi menunjukkan

     penundaan pengisian arteri dan karena terdapat edema retina maka fluoresensi

    ke bagian koroid tertutupi.1!,1"

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    29/38

    29

    ;R(J 'oklusi arteri retina %abang+ paling sering diakibatkan oleh karena

    emboli. asien dapat mengeluh hilangnya lapang pandang se%ara melintang atau

    sektoral dan terjadi mendadak. /anda yang dapat ditemukan berupa retina

    menjadi putih di area yang dialiri arteri, pembengkakan berkabut perlahan

    menjernih, tetapi bagian dalam retina menjadi atrofi dan berhubungan dengan

    hilangnya lapang pandang sektoral yang permanen, dan pada beberapa kasus

     juga dapat ditemukan rekanalisasi arteriol yang tersumbat. ada fluoresensi

    angiografi menunjukkan area yang terlibat menunjukkan gambaran tidak adanya

     perfusi. ;R?J 'oklusi vena retina %abang+ akut tidak terlihat pada gambaran

    funduskopi, dalam beberapa #aktu dapat menimbulkan edema yang bersifat

     putih pada retina akibat infark pada pembuluh darah retina eiring #aktu, venayang tersumbat akan mengalami rekanalisasi sehingga kembali terjadi reperfusi

    dan berkurangnya edema. 4amun, tetap terjadi kerusakan yang permanen

    terhadap pembuluh darah. Jklusi yang terjadi merupakan akibat dari emboli.1"

    rognosis15 

    rognosis tergantung kepada kontrol tekanan darah. Kerusakan penglihatan

    yang serius biasanya tidak terjadi sebagai dampak langsung dari proses

    hipertensi ke%uali terdapat oklusi vena atau arteri lokal. 4amun, pada beberapa

    kasus, komplikasi tetap tidak dapat di hindari #alaupun dengan kontrol tekanan

    darah yang baik.

    Keith Bagener ;arker menentukan ! year survival rate berdasarkan tidak 

    diberikan terapi medikamentosa yaitu antara lain grade 8 &E, grade 88 2E,

    grade888 E , grade 8? 9E.15

    +. Retinopati P!ematu!ita"

    Retinopati prematuritas adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada

     pembentukan pembuluh darah retina pada bayi prematur. Retinopati yang berat

    ditandai dengan proliferasi pembuluh retina, pembentukan jaringan parut dan

     pelepasan retina. Retinopati prematuritas terjadi akibat kepekaan pembuluh

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    30/38

    3

    darah retina di masa perkembangan terhadap oksigen konsentrasi tinggi 'kondisi

    ketika oeonatus hams bertahan akibat ketidakmatangan paru+. ajanan oksigen

    konsentrasi tinggi 'hlperoksia+ mengakihatkan tingginya tekanan oksigen retina

    sehingga memperlambat perkembangan pembuluh darah retina

    'vaskulogeuesis+. 0al ini menimbulkan daerah iskemia pada retina RJ terjadi

     bila pembuluh darah normal tumbuh dan menyebar ke seluruh retina, jaringan

    lapisan bagian belakang mata. (bnormal pembuluh ini rapuh dan bisa bo%or,

     jaringan parut retina dan menariknya keluar dari posisi. 0al ini menyebabkan

    ablasi retina, detasemen retina adalah penyebab utama gangguan penglihatan

    dan kebutaan pada RJ.1

    6pidemiologi15,1 

    =rekuensi penelitian di Korea melaporkan insidensi 2.5E ' dari &2! bayi

     prematur+ dan melaporkan bah#a usia gestasi O 2 minggu dan berat lahir O

    1 gr adalah faktor risiko yang paling signifikan. enelitian lainnya

    melaporkan insidensi 29.2E '1"! dari !"& bayi dengan ;;G(R+. 7sia median

    dari onset RJ adalah 3!minggu ' range 31-& minggu+.)ortalitas dan

    morbiditas. etiap tahunnya, !-5 anak mengalami kebutaan akibat RJ di

    (merika erikat, 21 bayi akan mengalami gejala sisa sikatrisial, termasuk 

    miopia, strabismus, kebutaan, dan ablasio retina. /erdapat kurang-lebih 2Edari

    semua bayi prematur yang mengalami suatu bentuk strabismus dan kelainan

    refraksi pada usia 3 tahun. 0al inilah mengapa bayi dengan usia gestasi kurang

    dari 32 mingguatau berat kurang dari 1! gr harus melakukan kontrol

    kesehatan mata setiap " bulan,terlepas dari ada atau tidaknya RJ. Ras kulit

    hitam menderita RJ yang lebih ringan dibanding ras Kaukasian.8nsidens

    sedikit lebih tinggi pada jenis kelamin laki-laki. RJ adalah penyakit bayi

     prematur. emua bayi yang memiliki berat lahir kurang dari 1! gr dan usia

    gestasikurang dari 32 minggu memiliki risiko untuk menderita RJ. )aka

    dibuat sema%am s%reening proto%ol sesuai dengan usia gestasi.15,1

    ;ayi yang lahir pada usia gestasi 23-2& minggu, harus menjalani

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    31/38

    31

     pemeriksaan mata pertama pada usia gestasi 25-2 minggu

    ;ayi yang lahir pada usia gestasi 2!-2 minggu , harus menjalani

     pemeriksaan mata pertama pada usia kehidupan &-! minggu

    ;ayi yang lahir pada usia gestasi P29 minggu, pemeriksaan mata

     pertamadilakukan sebelum bayi tersebut dipulangkan

    atofisiologi1,19 

    RJ merupakan kelainan vas%ular retina imatur. embuluh darah retina

     belum berkembang penuh sampai sekitar kehamilan 3&-3" minggu. emakin

     bayi kurang bulan,semakin besar resiko menglami RJ. ?asokontriksi arteri

    retina terjadi sebagai respon terhadap peningkatan tekanan oksigen arteri 'aJ+,vasokontriksi ini merupakan respon protektif dan tidak mebahayakan bagi retina

    yang sudah berkembang penuh, tetapi hipoperfusi dan hipoksemia setempat

     pada retina dengan vaskularisasi tidak lengkap merangsang proliferasi

     pembentukan pembuluh darah baru 'neovaskularisasi+ sebaga iupaya mensuplai

    daerah yang kurang mendapat perfusi.19

    erdarahan selanjutnya ke dalam badan ka%a dan retina menyebabkan

     proliferasi fibrosa, retraksi parut dan pada kasus terburuk lepasnya retina dan

    kebutaan. ajanan oksigen konsentrasi tinggi 'hiperoksia+ mengakibatkan

    tingginya tekananoksigen retina sehingga memperlambat perkembangan

     pembuluh darah retina 'vaskulogenesis+ 0al ini menimbulkan daerah iskemia

     pada retina.19

    ada kondisi normal, retina mempunyai kepekaan terhadap kerusakan

    oksidatif yang disebahkan tiga hal, yaitu berlimpahnya substrat untuk reaksi

    oksidatif dalam bentuk asam lemah tak jenuh ganda. Retina memproses %ahaya

    sedangkan %ahaya merupakan inisiator pembentukan oksigen radikal hebas, dan

    adanya aliran oksigen lintas membran yang relatif tinggi. ada bayi prematur,

    kepekaan retina terhadap stres oksidatif disebabkan oleh

    Retina mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap reaksi kimia yang

    mampu merambatkan kerusakan oksidatif sesuai jaringan yang

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    32/38

    32

    ditunmkan,

    ;ayi prematur mengalami hiperoksia tidak hanya diakibatkan oleh

     pembahan konsentrasi oksigen diutrerus ke udara behas, tetapi juga

    akibat peningkatan oksigen inspirasi, dan

    ;ayi prematur tidak mempunyai pengganti komponen antioksidan

    retina. Retinopati prematur merupakan manifestasi alamiah akibat

    toksisitas pemherian oksigen pada bayi prematur

    Retinopati prematuritas terutama terjadi pada bayi dengan ;erat ;adan

    Gahir (mat angat Rendah ';;G(R+. ebagian besar penelitian menunjukkan

     bah#a berat badan lahir rendah, usia gestasi yang rendah, dan penyakit penyerta

    yang berat ' misalnya respiratory distress syndrome, displasia bronkopulmoner,sepsis+ merupakan faktor-faktor yang terkait. ;ayi yang lebih ke%il, lebih tidak 

    sehat, dan lebih immatur memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk menderita

     penyakit ini.19

     

    atogenesis

    rematuritas mengakibatkan terhentinya proses maturasi dari pembuluh

    retinanormal. /erdapat dua teori yang menjelaskan patogenesis RJ. el-sel

    spindel mesenkimal, yang terpapar kondisi hiperoksia, akan mengalami gap

     jun%tion. ap jun%tion ini mengganggu pembentukan pembuluh darah yang

    normal, men%etuskan terjadinya respon neovaskular, sebagaimana dilaporkan

    oleh KretAer dan 0ittner. )enjelaskan akan adanya dua fase pada proses

    terjadinya RJ. =ase pertama, fasehiperoksik, menyebabkan terjadinya

    vasokonstriksi pembuluh retina dan destruksi sel-selendotel kapiler yang

    irreversibel. Keadaan hyperoia-vaso%essation ini dikenal sebagai stadium 8 dari

    retinopati prematuritas.2

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    33/38

    33

    ambar 1

    RJ tadium

    82

     

    eiring

    area ini

    mengalami

    iskemik,

    faktor 

    angiogenik,seperti vas%ular endothelial gro#th fa%tor '?6=+, dibentuk oleh sel-sel spindel

    mesenkimal dan retina yang iskemik untuk membuat vaskularisasi yang baru.

    ?askularisasi baru ini bersifat immatur dan tidak berespon terhadap regulasi

    yang normal. egera setelah itu, nutrisi dan oksigen dapat dikirim ke retina

    melalui difusi dari kapiler-kapiler yang berada pada lapisan %horoid. Retina terus

    tumbuh semakin tebal dan akhirnya melebihi area yang dapat disuplai oleh

     pembuluhnya. eiring #aktu, terjadilah hipoksia retinal yang pada akhirnya

    mengakibatkan terjadinya pertumbuhan pembuluh darah yang berlebihan<

    keadaan hypoia-vasoproliferation ini dikenal sebagai RJ stadium 88.2

    ambar 11

    RJ tadium

    8821

    Klinis

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    34/38

    3&

    istem klasifikasi ini membagi lokasi penyakit ini dalam Aona-Aona pada

    retina '1, 2, dan 3+, penyebaran penyakit berdasarkan arah jarum jam '1-12+, dan

    tingkat keparahan penyakit dalam stadium '-!+. $alam anamnesis dari bayi

     prematur, harus men%akup hal-hal berikut ini 21

    1. 7sia gestasi saat lahir, khususnya bila lebih kurang dari 32 minggu

    2. ;erat badan lahir kurang dari 1! gr, khususnya yang kurang dari

    12!

    =aktor risiko lainnya yang mungkin 'misalnya terapi oksigen,hipoksemia,

    hiper%arbia, dan penyakit penyerta lainnya+. emeriksaan =isik. RJ

    dikategorisasikan dalam Aona-Aona, dengan stadium yang menggambarkan

    tingkat keparahan penyakit. emakin ke%il dan semakin muda usia bayi saatlahir, semakin besar kemungkinan penyakit ini mengenai Aona sentral dengan

    stadium lanjut. embagian Aona.

    Nona 1

    Nona 1 adalah yang paling labil. usat dari Aona 1 adalah nervus

    optikus. (rea ini memanjang dua kali jarak dari saraf optik ke makula dalam

     bentuk lingkaran.RJ yang terletak pada Aona 1 'bahkan pada stadium 1,

    imatur+ dianggap kondisiyang kritikal dan harus dimonitor dengan ketat.21

    (rea ini sangat ke%il dan perubahan pada area dapat terjadi dengan

    sangat %epat,kadangkala dalam hitungan hari. /anda utama dari perburukan

     penyakit ini bukanlah ditemukannya neovaskularisasi tetapi dengan

    ditemukan adanya pembuluh darah yang mengalami peningkatan dilatasi.

    ?askularisasi retinatampak meningkat mungkin akibat meningkatnya

    shunting ateriovena.21

    Nona 2

    Nona 2 adalah area melingkar yang mengelilingi Aona 1 dengan nasal

    ora serratasebagai batas nasal. RJ pada Aona 2 dapat berkembang dengan

    %epat namun biasanya didahului dengan tanda bahaya '#arning sign+ yang

    memperkirakan terjadinya perburukandalam 1-2 minggu. /anda bahaya

    tersebut antara lain 2,21

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    35/38

    3!

    '1+ tampak vaskularisasiyang meningkat pada ridge 'per%abangan

    vaskular meningkat+< biasanya merupakan tanda bah#a penyakit ini

    mulai agresif.

    '2+ $ilatasi vaskular yang meningkat.

    '3+ tampak tanda Qhot dogM pada ridge< merupakan penebalan vaskular

     pada ridge< hal ini biasanya terlihat di Aona posterior 2 'batas Aona 1+

    dan merupakan indikator prognosis yang buruk.

    Nona 3

    Nona 3 adalah bentuk bulan sabit yang tidak di%akup Aona 2 pada

     bagian temporal. ada Aona ini jarang terjadi penyakit yang agresif.

    ;iasanya, Aona ini mengalamivaskularisasi lambat dan membutuhkanevaluasi dalam setiap beberapa minggu. ;anyak bayi yang tampak memiliki

     penyakit pada Aona 3 dengan garis demarkasi dan retina yang nonvaskular.

    Kondisi ini ditemukan pada balita dan dapat dipertimbangkan sebagai

     penyakit sikatrisial. /idak ditemukan adanya penyakit seIuelae dari Aona ini

    ambar 12 Aona RJ21

    rosedur emeriksaan

    tandar baku untuk mendiagnosa RJ adalah pemeriksaan retinal dengan

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    36/38

    3"

    menggunakan oftalmoskopi binokular indirek. $ibutuhkan pemeriksaan dengan

    dilatasi fundus dan depresi skleral. 8nstrumen yang digunakan adalahs

    1+spekulum auer 'untuk menjaga mata tetap dalam keadaan terbuka+,

    2+depresor skleral =lynn 'untuk merotasi dan mendepresi mata+,

    3+lensa 2 dioptri 'untuk mengidentifikasi Aona dengan lebih akurat+.;agian

     pertama dari pemeriksaan adalah pemeriksaan eksternal, identifikasi

    rubeosis retina, bila ada. /ahap selanjutnya adalah pemeriksaan pada kutub

     posterior, untuk mengidentifikasi adanya penyakit plus. )ata dirotasikan untuk 

    mengidentifikasi ada atau tidaknya penyakit Aona

    1. (pabila pembuluh nasal tidak terletak pada nasal oraserrata, temuan ini

    dinyatakan masih berada pada Aona2. (pabila pembuluh nasal telah men%apai nasal ora serrata, maka mata

     berada pada Aona 3.

    enatalaksanaan

    /erapi )edis

    /erapi medis untuk retinopati prematuritas 'RJ+ terdiri dari

    s%reening oftalmologis terhadap bayi-bayi yang memiliki faktor risiko.

    /erapiterapi lainnya yang pernah di%oba dapat berupa

    mempertahankan level 8nsulin like gro#th fa%tor '8=-1+ dan omega-3-

     polyunsaturated fatty a%ids '7=(s+ dalam kadar normal pada retina

    yang sedang berkembang.23

    /erapi ;edah23

    a./erapi bedah ablatif '(blative surgery+

    >$ilakukan apabila terdapat tanda kega#atan

    >/erapi ablatif saat ini terdiri dari krioterapi atau terapi laser

    untuk menghan%urkan area retina yang avaskular

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    37/38

    35

    >;iasanya dilakukan pada usia gestasi 35-& minggu

    >(pabila RJ terus memburuk, mungkin dibutuhkan lebih dari

    satu tindakan

     b. Krioterapi23

    Krioterapi merupakan terapi utama RJ sejak era 195an.

    rosedur ini dapat dilakukan dengan anestesi umum ataupun

    topikal. Karena tingkat stress prosedur yang %ukup tinggi, maka

    mungkin dibutuhkan bantuan ventilator setelah prosedur ini selesai.

    Komplikasi yang paling umum terjadi adalah perdarahan

    intraokuler, hematom konjun%tiva, laserasi konjun%tiva, dan bradikardia.23

    %./erapi ;edah Gaser

    aat ini, terapi laser lebih disukai daripada krioterapi karena

    dipertimbangkan lebih efektif untuk mengobati penyakit pada Aona 1

    dan juga menghasilkan reaksi inflamasi yang lebih ringan.

    =otokoagulasi dengan laser tampaknya menghasilkan out%ome yang

    kurang-lebih sama dengan krioterapi dalam masa 5 tahun setelahterapi.23 

    ebagai tambahan, dalam data-data mengenai ketajaman visus dan

    kelainan refraksi, terapi laser tampaknya lebih menguntungkan

    dibandingkan krioterapi, dan juga telah dibuktikan bah#a terapi laser 

    lebih mudah dilakukan dan lebih bisa ditoleransi oleh bayi. etelah

    intervensi bedah, oftalmologis harus melakukan pemeriksaan setiap 1-

    2minggu untuk menentukan apakah diperlukan terapi tambahan. asien

    yang dimonitor iniharus menjalani pemeriksaan sampai vaskularisasi

    retina matur. ada pasien yang tidak ditatalaksana, ablasio retina

     biasanya terjadi pada usia post mensrual 3-&2 minggu. elain itu, 2E

    dari bayi-bayi prematur menderita strabismus dan kelainan refraksi,

  • 8/16/2019 BAB II 2.doc

    38/38

    karena itu penting untuk melakukan pemeriksaan oftalmologis setiap "

     bulan hingga bayi berusia 3 tahun. $an juga, 1E bayi-bayi prematur 

     juga dapat menderita galukoma dikemudian hari, maka pemeriksaan

    oftalmologis harus dilakukan setiap tahun.23

    revensi

    en%egahan yang benar-benar bermakna adalah pen%egahan kelahiran

     bayi prematur. $apat di%apai dengan pera#atan antenatal yang baik.

    emakin matur bayi yang lahir, semakin ke%il kemungkinan bayi tersebut

    menderita RJ. elain itu penggunaan terapi oksigen tepat indikasi dan

    tepat pemberian baik frekuensi, lama pemberian, maupun kualitas pemberian juga mempengaruhi angka kejadian retinopati prematuritas.23

    Komplikasi

    )yopia, strabismus, anisometropia dan amblyopia berkaitan dengan

    kondisiRJ akut. Kehadiran temuan ini menyebabkan peningkatan risiko

    ablasi retina. rognosis RJ ditentukan berdasarkan Aona penyakit dan

    stadiumnya.23