bab ii (kehamilan ekopik).doc

49
BAB I (PENDAHULUAN) A. Latar Belakang Pada kehamilan ektopik, ovum yang dibuahi melekat di luar rongga uterus. Kehamilan ektopik diklasifikasikan berdasarkan tempat implantasi; 95% terjadi pada tubafallopi dan 5% lainnya terjadi di rongga dalam abdomen , serviks atau ovarium. Kehamilan ini mencakup 2% dari seluruh kehamilan di Amerika Serikat, dan insiden tersebut terus meningkat. Kehamilan ektopik adalah penyebab kematian ibu pada trimester pertama dan sekitar 10% dari seluruh kematian ibu. Kehamilan ektopik juga menjadi penyebab utama infertilitas; hanya 60% ibu mampu mengandung setelah mendapat pengobatan untuk kehamilan ektopik. Pencegahan adalah kunci untuk menangani kehamilan ektopik. Ibu yang beresiko tinggi harus diawasi dengan ketat sehingga diagnosis dan penanganan dapat dimulai sejak dini, sebelum terjadi hemoragik dan syok. Meskipun demikian, focus rencana asuhan ini bukan pada pencegahan namun pada perawatan pada ibu yang mengalami kehamilan ektopik. B. Rumusan masalah : 1. Apakah definisi kehamilan ektopik itu? 2. Ada berapakah klasifikasi kehamilan ektopik? 3. Bagaimanakah patofisiologi kehamilan ektopik? 1

Upload: yulli-utami

Post on 24-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II (kehamilan ekopik).doc

BAB I

(PENDAHULUAN)

A. Latar Belakang

Pada kehamilan ektopik, ovum yang dibuahi melekat di luar rongga uterus.

Kehamilan ektopik diklasifikasikan berdasarkan tempat implantasi; 95% terjadi pada

tubafallopi dan 5% lainnya terjadi di rongga dalam abdomen , serviks atau ovarium.

Kehamilan ini mencakup 2% dari seluruh kehamilan di Amerika Serikat, dan insiden

tersebut terus meningkat. Kehamilan ektopik adalah penyebab kematian ibu pada

trimester pertama dan sekitar 10% dari seluruh kematian ibu. Kehamilan ektopik juga

menjadi penyebab utama infertilitas; hanya 60% ibu mampu mengandung setelah

mendapat pengobatan untuk kehamilan ektopik. Pencegahan adalah kunci untuk

menangani kehamilan ektopik. Ibu yang beresiko tinggi harus diawasi dengan ketat

sehingga diagnosis dan penanganan dapat dimulai sejak dini, sebelum terjadi

hemoragik dan syok. Meskipun demikian, focus rencana asuhan ini bukan pada

pencegahan namun pada perawatan pada ibu yang mengalami kehamilan ektopik.

B. Rumusan masalah :

1. Apakah definisi kehamilan ektopik itu?

2. Ada berapakah klasifikasi kehamilan ektopik?

3. Bagaimanakah patofisiologi kehamilan ektopik?

4. Apa saja gejala-gejala kehamilan ektopik?

5. Apa sajakah komplikasi dari kehamilan ektopik?

6. Apa saja penatalaksanaan medis dari kehamilan ektopik?

7. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien kehamilan ektopik?

C. Tujuan :

1. Mengetahui definisi dai kehamilan ektopik

2. Mengetahui klasifikasi dari kehamilan ektopik

3. Mengetahui patofisiologi dari kehamilan ektopik1

Page 2: BAB II (kehamilan ekopik).doc

4. Mengetahui gejala-gejala dari kehamilan ektopik

5. Mengetahui komplikasi dari kehamilan ektopik

6. Mengetahui penatalaksaan medis dari kehamilan ektopik

7. Mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien kehamilan ektopik

2

Page 3: BAB II (kehamilan ekopik).doc

BAB II

(PEMBAHASAN)

A. Pengertian

Kehamilan Ektopik adalah suatu kehamilan dimana janin terimplantasi di luar rongga

rahim. Kebanyakan kahamilan eksrtauterin terjadi karena abnormalitas yang

menghambat atau mencegah perjalanan ovum yang dibuahi melalui tuba falopi

(misalnya: adhesi perituba setelah suatu radang panggul). Kira-kira 1 dari100

kehamilan di Amerika Serikat adalah kehamilan ektopik, dan sekurangnya tiga

perempat dari kehamilan ini menimbulkan gejala dan terdiagnosisi pada trimester

pertama. Kehamilan ektopik merupakan penyebab penting morbiditas dan mortalitas

meternal, angka ortalitas meningkat 10 kali lebihuntuk persalinan pervaginam dan 50

kali untuk suatu abortus yang diinduksi (Cunningham,dkk.,1993).

B. Klasifikasi Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik diklasifikasikan menurut tempat implantasi (misalnya: tuba,

ovarium, interstisiil, abdominal, ovarial, cervical). Rahim adalah salah satunya organ

yangmampu mengandung dan menyokong kehamilan sampai cukup bulan. Namun,

kehamilan dalam abdomen jarang terjadi ini, bisa menghasilkan seorang bayi yang

hidup dengan upaya laparatomi.

Berdasarkan tempat implantasikehamilan ektopik diklasifikasikan menjadi:

1. Kehamilan Tuba

Kejadiankehamilan tuba ialah 1 diantara 150 persalinan (Amerika). Kejadian

dipengaruhi oleh faktor sosial : mungkin karena golongan pendapatan rendah

gonore karena kemungkinan berobat kurang.

Sebab-sebab kehamilan tuba :

a. Hal-hal yang mempersulit perjanan telur ke dalam cavum uteri.

Salpingitis chronica

Kelainan congenital tuba

Tumor-tumor yang menekan pada tuba

Perlekatan tuba dengan alat-alat sekitarnya

Migratio eksterna : perjalanan telur panjang dan lama, hingga

sudah terbentuk trofoblast sebelum telur ada di dalam cavum uteri

3

Page 4: BAB II (kehamilan ekopik).doc

b. Tuba yang pangjang seperti pada hypoplasia uteri.

c. Hal-hal yang memudahkan nidasi.

Adanya endometrium yang ektopik di dalam tuba (jarang).

Menurut tempatnya nidasi maka terjadilah:

Kehamilan ampuler – dalam ampula tubae

Kehamilan isthemic – dalam isthismus tubae

Kehamilan interstisiil – dalam pars interstitialis tubae

Kadang-kadang malahan nidasi terjadi pada fimbria. Dari bentuk

diatas secara sekunder dapat terjadi kehamilan tubo-abdominal, tubo

ovarial atau kehamilan dalam ligamentum latum. Kehamilan paling

sering terjadi di dalam ampula tubae. Implantsi telur dapat bersifat

columner ialah pada puncak lipatan selaput tuba atau intercolumner

ialah antara lipatan selaput lendir setelat telur menembus epitel, maka

implantasi intercolumner telur masuk ke dalam lapisan otot tuba

karena tidak ada desidua; pada implantasi columner telur terletak

dalam lipatan selaput lendir. Walaupun kehamilan terjadi di luar

rahim, rahim membesar juga karena hipertropi dari otot-ototnya

disebabkan oleh pengaruh hormon-hormon yang dihasilkan trofoblast;

begitu pula endometriumnya berubah menjadi desidua vera.

Menurut Arias Stella perubahan histologis pada endometrium cukup

khas untuk membantu diagnosa. Setelah janin mati,decidua ini

mengalami degenerasi dan dikeluarkan sepotong demi sepotong, tapi

kadang-kadang lahir secara keseluruhan hingga merupakan cetakan

dari cavum uteri.

Pelepasan decidua ini disertai dengan perdarahan dan kejadian ini

menerangkan gejala perdarahan per vaginam pada kehamilan ektopik

yang terganggu.

Perkembangan kehamilan tuba: Kehamilan tuba biasanya tidak dapat

mencapai cukup bulan, biasanya berakhir pada minggu ke 6 sampai

minggu ke 12, yang paling sering antara minggu ke 6 sampai minggu

ke 8.

4

Page 5: BAB II (kehamilan ekopik).doc

Berakhirnya kehamilan tuba ada dua cara :

Abortus tuber

Ruptura tubae

a) Abortus Tuber

Pada abortus tuber, telur karena bertambah besar

menembus endosalpinx (selaput lendir tuba) masuk ke

dalam liang tuba dan dikeluarkan ke arah

infundibulum. Hal ini terutama terjadi kalau telur

berimplantasi di daerah ampula tubae. Disini biasanya

telur tertanam columner karena lipatan-lipatan selaaput

lendir tinggi dan banyak. Lagi pula di sini rongga tuba

agak besar hingga telur mudah tumbuh kearah rongga

tuba dan lebih mudah menembus “decidua capsularis”

yang tipis dari pada lapisan otot tuba.

Abotus tuber kira-kira terjadi antara minggu ke 6- 12.

Perdarahan yang timbul karena abortus keluar dari

ujung tuba dan mengisi cavum Douglasi, terjadilah

haematocele retrouterina. Ada kalanya ujung tuba

tertutup karena pelekatan-pelekatan hingga darah

berkumpul di dalam tuba dan mengembungkannya

timbullah haematosalpinx.

b) Ruptura tubae

Pada ruptura tubae telur menembus lapisan otot tuba ke

arah cavum peritonei. Ini terutama terjadi kala

implantasi telur dalam isthmus tubae. Di sini lipatan-

lipatan selaput lendir tidak seberapa, jadi besar

kemungkinan implantasi intercolumner. Trofoblast

cepat sampai ke lapisan otot tuba, kemungkinan

pertumbuhan ke arah rongga tuba kecil, karena rongga

tuba sempit maka telur menembus dinding tuba ke arah

rongga perut. Terjadilah luka pada dinding tuba dan

perdarahan dalam rongga perut.

5

Page 6: BAB II (kehamilan ekopik).doc

Ruptur pada isthmus tubae terjadi sebelum minggu ke

12 karena dinding tuba di sini tipis, tapi ruptur pada

parsinterstitialis terjadi lambat kadang-kadang baru

pada bulan ke 4 karena di sini lapisan otot tebal. Ruptur

bisa terjadi spontan atau violent misalnya karena

toucher, defekasi atau coitus. Ruptur biasanya terjadi ke

dalam cavum peritonei tapi kadang-kadang ke dalam

ligamentum latum kalau implantasinya pada dinding

bawah tuba. Pada ruptura tubae seluruh telur dapat

melalui robekandan masuk ke dalam cavum peritonei di

mana telur itu mati. Tetapi kalau hanya janin yang

melalui robekan dan placenta tetap melekat pada

dasarnya, maka kehamilan dapat berlangsung terus

sebagai kehamilan abdominal. Karena pada awalnya

merupakan kehamilan tuber dan baru kemudian

menjadi kehamilan abdominal maka kehamilan ini

disebut kehamilan abdominal sekunder. Placentanya

kemudian dapat meluas pada dinding belakang uterus

dan ligamentum latum pada omentum dan usus-usus.

Kalau insertio dari telur pada dinding bawah tuba maka

ruptur terjadi ke dalam ligamentum latum. Kelanjutan

dari kejadian ini ialah telur mati dan terbentuknya

haematom di dalam ligamentum latum atau kehamilan

berlangsung terus di dalam ligamentum latum.

Kehamilan semacam ini dapat mencapai umur yang

lanjut. Yang dinamakan kehamilan tubo – uterin ialah

kehamilan yang asalnya interstitiil tetapi kemudian

tumbuh ke dalam cavum uteri. Kehamilan tubo –

abdominal ialah kehamilan yang asalnya pad ujung

tuba dan kemudian tumbuh ke dalam cavum peritonei.

Yang dinamakan kehamilan tubo – ovarial ialah

kehamilan yang asalnya ovarial atau tuber tapi

6

Page 7: BAB II (kehamilan ekopik).doc

kemudian kantongnya terdiri dari jaringan tuba maupun

ovarium.

2. Kehamilan Interstisiil

Implantasi telur terjadi dalam pars interstitialis tubae. Karena lapisan myometrium

di sini lebih tebal maka ruptur terjadi lebih lambat kira-kira pada bulan ke 3 atau

ke 4. Kalau terjadi ruptur maka perdarahan hebat karena tempat ini banyak

pembuluh darahnya sehinggadalam waktu yang singkat dapat menyebabkan

kematian.

3. Kehamilan Abdominal

Menurut perpustakaan kehamilan abdominal jarang terjadi kira-kira 1 diantara

1.500 kehamilan. Frekuwensi di Indonesia lebih tinggi.

Kehamilan abdominal ada dua macam :

1. Kehamilan abdominal primer, di mana telur dari awal mengadakan

implantasi dalam rongga perut.

2. Kehamilan abdominal sekunder, yang asalnya kehamilan tuba dan setelah

ruptur baru menjadi kehamilan abdominal.

Kebanyakan kehamilan abdominal adalah kehamilan abdominal sekunder,

maka biasanya placenta terdapat pada daerah tuba, permukaan belakang rahim,

dan ligamentum latum.

Walaupun ada kalanya kehamilan abdominal mencapai umur cukup bulan,hal ini

jarang terjadi , yang lazim ialah bahwa janin mati sebelum tercapai maturitas

(bulan ke5atau ke 6) karena pengambilan makanan kurang sempurna.

Juga janin yang sampai cukup bulan, prognosanya kurang baik, banyak yang mati

setelah dilahirkan dan juga dikatakan bahwa banyak kelainan kongenital diantara

janin-janin yang tumbuh ekstra uterin.

Nasib janin yang mati intra-abdominal sebagai berikut :

Dapat terjadi pernanahan sehingga kantong kehamilan menjadi abces

yang dapat pecah melalui dinding perut atau ke dalam usus atau kantong

kencing. Dengan nanah keluar bagian-bagian janin seperti tulang-tulang,

potongan-potongan kulit, rambut, dan lain-lain.

7

Page 8: BAB II (kehamilan ekopik).doc

Pengapuran (kalsifikasi): anak yang mati mengapur, menjadi keras

karena endapan-endapan garam kapur hingga berubah menjadi anak batu

(lithopaedion).

Perlemakan : janin berubah menjadi zat kuning seperti minyak kental

(adipocere)

Kalau kehamilan terjadi a’terme, maka timbul his, artinya pasien merasa nyeri

dengan teratur seperti pada persalinan biasa. Tetapi jika tidak diperiksa

dengan teliti, tumor yang mengandung anak tidak mengeras. Pada

pemeriksaan ternyata bahwa pembukaan tidak menjadi membesar paling-

paling sebesar 1-2 jari dan cervix tidak merata, jika kita memasukan jari ke

dalam cavum uteri maka teraba uterus yang kosong. Jika keadaan ini tidak

lekas ditolong dengan laparotomi maka anak akhirnya mati.

4. Kehamilan Ovarial

Jarang terjadi dan biasanya berakhir dengan ruptur pada hamil muda. Untuk

mendiagnosa kehamilan ovarial harus dipenuhi kriteria dari Spiegelberg.

5. Kehamilan Cervical

Kehamilan cervical jarang sekali terjadi. Nidasi terjadi dalam selaput lendir

cervix. Denagn tumbuhnya telur, cervix mengembung. Kehamilan cervix biasanya

berakhir pada kehamilan muda, karena menimbulkan perdarahan hebat yang

memaksa pengguguran.

Plancenta sukar dilepasskan dan pelepasan placenta menimbulkan perdarahan

hebat hingga cervix perlu ditampon atau kalau ini tidak menolong dilakukan

hysterektomi.

8

Page 9: BAB II (kehamilan ekopik).doc

C. Patofisiologi

9

Faktor Uterus Faktor Tuba Faktor Ovarium

Kehamilan Ektopik

H. Esterogen

H. Progesteron

Kantong Kehamilan dalam tuba

Laparatomi

Ketakutan

Usterus membesar dan lembek

Decidua

Kematian Janin

Resiko Perdarahan

Pembukaan Pembuluh Darah o/ vili kariotes

Duka Cita Ruptur Tuba

Perdarahan

Kehilangan Hb dan sel darah

Pelepasan mediator prostaglandin, bradikinin Histamin

Merangsang Nosiseptor

Otak

Medula spinalis

Persepsi Nyeri

Nyeri Akut

Resiko Anemia

Page 10: BAB II (kehamilan ekopik).doc

Proses implantasi ovum yang dibuahi, yang terjadi di tuba pada dasarnya sama dengan halnya di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atau interkolumner. Pada yang pertama telur berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping. Perkembangan telur selanjutnya dibatasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur mati secara dini dan kemudian diresorbsi. Pada nidasi secara interkolumner telur bernidasi antara 2 jonjot endosalping. Setelah tempat nidasi tertutup, maka telur dipisahkan dari lumen tuba oleh lapisan jaringan yang menyerupai dsidua dan dinamakan pseudokapsularis. Karena pembentukan desidua di tuba tidak sempurna malahan kadang-kadang tidak tampak, dengan mudah villi korialis menembus endosalping dan masuk ke dalam lapisan otot-otot tuba dengan merusak jaringan dan pembuluh darah. Perkembangan janin selanjutnya bergantung pada beberapa factor, seperti tempat implantasi, tebalnya dinding tuba, dan banyaknya perdarahan yang terjadi oleh invasi trofoblas.

Di bawah pengaruh hormone estrogen dan progesterone dari korpus luteum graviditatis dan trofoblas, uterus menjadi besar dan lembek; endometrium dapat berubah pula menjadi desidua. Dapat ditemukan pula perubahan-perubahan pada endometrium yang disebut fenomena Arias-Stella. Sel epitel membesar dengan intinya hipertrofik, hiperkromatik, lobuler, dan berbentuk tak teratur. Sitoplasma sel dapat berlubang-lubang atau berbusa dan kadang-kadang ditemukan mitosis. Perubahan tersebut hanya ditemukan pada sebagian kehamilan ektopik.

Setelah janin mati, desidua dalam uterus mengalami degenerasi dan kemudian dikeluarkan berkeping-keping, tetapi kadang-kadang dilepaskan secara utuh, perdarahan yang dijumpai pada kehamilan ektopik terganggu berasal dari uterus dan disebabkan oleh pelepasan desidua yang degeneratif.

Mengenai nasib kehamilan dalam tuba terdapat beberapa kemungkinan. Karena tuba bukan tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin bertumbuh secara utuh seperti dalam uterus. Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6 sampai 10 minggu.

1. Hasil konsepsi mati dini atau diresorbsi

Pada implantasi secara kolumner, ovum yang dibuahi cepat mati karena vaskularisasi kurang, dan dengan muah terjadi resorbsi total. Dalam keadaan ini penderita tidak mengeluh apa-apa, hanya haidnya terlambat untuk beberapa hari.

2. Abortus ke dalam lumen tuba

Perdarahan yang terjadi karena pembukaan pembuluh-pembuluh darah oleh villi koriales pada dinding tuba di tempat implantasi dapat melepaskan midigah dari dinding tersebut bersama-sama dengan robeknya pseudokapsularis. Pelepasan ini dapat terjadi sebagian atau seluruhnya, tergantung pada derajat perdarahan yang timbul. Bila pelepasan menyeluruh, mudigah dengan selaputnya dikeluarkan dalam lumen tuba dan kemudian didorong oleh darah kea rah ostium tuba abdominal. Frekuensi abortus dalam tuba tergantung pada implantasi telur yang dibuahi. Abortus ke lumen tuba lebih sering terjadi pada kehamilan pars ampullaris, sedangkan penebusan dinding tuba oleh villi korialis ke arah peritoneum biasanya terjadi pada

10

Page 11: BAB II (kehamilan ekopik).doc

kehamilan pars ismika. Perbedaan ini disebabkan karena lumen pars ampullaris lebih luas, sehingga dapat mengikuti lebih mudah pertumbuhan hasil konsepsi dibandingkan dengan bagian ismus dengan ,lumen sempit.

Pada pelepasan hasil konsepsi yang tak sempurna pada abortus, perdarahan akan terus berlangsung dari sedikit-sedikit oleh darah, sehingga berubah menjadi mola kruenta. Perdarahan yang berlangsung terus menyebabkan tuba membesar dan kebiru-biruan (hematosalping), selanjutnya darah mengalir ke rongga perut melalui ostium tuba. Darah ini akan berkumpul di kavumDouglasdan akan membentuk hematokel retrouterina.

 

3. Ruptur dinding tuba

Rupture tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan muda. Sebaliknya rupture pada pars interstisial terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut. Factor utama yang menyebabkan rupture ialah penembusan villi koriales ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke peritoneum. Rupture dapat terjadi secara spontan atau karena trauma ringan seperti koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit, kadang-kadang banyak, sampai menimbulkan syok dan kematian. Bila pseudokapsularis ikut pecah, maka terjadi pula perdarahan dalam lumen tuba. Darah dapat mengalir ke dalam rongga perut melalui ostium tuba abdominal.

Bila pada abortus dalam tuba ostium tuba terseumbat, rupture sekunder dapat terjadi. Dalam hal ini dinding tuba, yang telah dilapisi oleh invasi trofoblas, pecah karena tekanan darah dalam tuba. Kadang-kadang rupture terjadi di arah ligamentum latum dan terbentuk hematoma intraligamenter antara 2 lapisan ligamentum itu. Jika janin hidup terus, terdapat kehamilan intraligamenter.

Pada rupture ke rongga perut seluruh janin dapat keluar dari tuba, tetapi bila robekan tuba kecil, perdarahan terjadi tanpa hasil konsepsi dikeluarkan dari tuba. Bila penderita tidak dioperasi dan tidak meninggal karena perdarahan, nasib janin bergantung pada kerusakan yang diderita dan tuanya kehamilan. Bila janin mati dan masih kecil dapat diresorbsi seluruhnya, bila besar, kelak dapat diubah menjadi litopedion.

Janin yang dikeluarkan dari tuba dengan masih diselubungi oleh kantong amnion dan dengan plasenta masih utuh,kemungkinan tumbuh terus dalam ongga perut, sehingga akan terjadi kehamilan abdominal sekunder. Untuk mencakupi kebutuhan makanan janin, plasenta dari tuba akan meluas implantasinya ke jaringan sekitarnya, misalnya ke sebagian uterus, ligamentum latum, dasar panggul dan usus.

11

Page 12: BAB II (kehamilan ekopik).doc

D. Gejala - Gejala Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik biasanya baru memberikan gejala-gejala yang jelas dan khas

kalau sudah terganggu. Kehamilan ektopik yang muda dan masih utuh, gejala-

gejalanya sama dengan kehaamilan muda yang intrauterin. Kalau kita

membicarakan tentang gejala kehamilan ektopik biasanya yang dimaksud

adalah kehamilan ektopik yang tergangu. Gejala khas dari kehamilan ektopik

terganggu ialah seorang wanita yang sudah terlambat haidnya, nyeri perut kadang-

kadang jelas lebih nyeri sebelah kiri atau sebelah kanan. Selanjutnya pasien pusing

dan kadang-kadang pingsan, sering keluar sedikit darah per vaginam. Pada

pemeriksaan di dapatkan seorang wanita yang pucat dan gejala-gejala shock. Pada

palpasi perut ternyata adalah tegang dan pemeriksaan dalam sangat nyeri terutama

jika servik digerakan atau pada perabaan cavum Douglasi (formix posterior); mungkin

juga teraba tumor yang lunak kenyal.

Gejala-gejala yang terpenting adalah :

1. Nyeri perut : Gejala ini paling sering dijumpai dan terdapat pada hampir

semua penderita. Nyeri perut ini datang setelah mengangkat benda yang berat,

buang air besar tapi kadang-kadang pada waktu pasien sedang beristirahat.

2. Amenorrhoe : Walaupun amnerrhoe sering dikemukakan dalam anamnesa,

kita tidak boleh menarik kesimpulan bahwa kehamilan tuba tidak mungkin

kalau gejala ini tidak ada. Lebih-lebih pada wanita Indonesia, yang kurang

memperhatikan haidnya, perdarahan patologis yang disebabkan oleh

kehamilan ektopik dianggap haid biasa.

3. Perdarahan per vaginam : Dengan matinya telur decidua mengalami

degenerasi dan nekrose dan dikeluarkan dengan perdarahan. Perdarahan ini

pada umunya sedikit, perdarahan yang banyak dari vagina harus mengarahkan

pikiran kita ke abortus biasa.

4. Shock karena hipovolaemia : Tanda shock lebih jelas bila passien duduk, juga

terdapat oliguria. Kedua gejala ini dapat dicari sebelum pasien

memperlihatkan gejala shock yang jelas.

5. Nyeribahu dan leher (iritasi diagfragma).

6. Nyeri dada palpasi; perut penderita biasanya tegang dan agak gembung.

12

Page 13: BAB II (kehamilan ekopik).doc

7. Nyeri pada toucher : terutama kalau cervix digerkan atau pada perabaan

cavum Douglasi (nyeri di goyang).

8. Pembesaran uterus : pada kehamilan ektopik uterus membesar juga karena

pengaruh hormone-hormon kehamilan tapi pada umumnya sedikit lebih kecil

dibandingkan dengan uterus pada kehamilan intra uterin yang sama umurnya.

9. Tumor dalam rongga panggul : dalam rongga panggul teraba tumor lunak

kenyal yang disebabkan kumpulan darah di tuba dan sekitarnya.

10. Gangguan kencing : kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena

perangsangan peritoneum oleh darah di dalam rongga perut.

11. Perubahan darah : dapat di duga bahwa kadar hemoglobin turun pada

kehamilan tuba yang terganggu, karena perdarahan yang banyak ke dalam

rongga perut, bahwa turunnya Hb disebabkan karena darah diencerkan oleh air

dari jaringan untuk mempertahankan volume darah.

Hal ini memerlukan waktu 1-2 hari. Jadi, mungkin pada pemeriksaan Hb yang

pertama-tama kadar Hb belum seberapa turunnya, maka kesimpulan adanya

perdarahan di dasarkan atas pernurunan kadar Hb pada pemeriksaan Hb yang

berturut-turut.

Perdarahan juga menimbulkan naiknya angka leucocyt : pada perdarahan yang

hebat angka leucocyt tinggi, sedangkan pada perdarahan sedikit demi sedikit

leucocyt normal atau hanya naik sedikit.

Gejala – Gejala Khusus Kehamilan Abdominal

Kehamilan abdominal biasanya baru didiagnosa jika kehamilan sudah agak

lanjut :

1. Segala tanda – tanda kehamilan pada ada tapi pada kehamilan abdominal

biaanya pasien lebih menderita, karena perangsangan peritoneum, misalnya

sering mual, muntah, gembung perut, obstipasi atau diarrhoe , dan nyeri perut

sering dikemukakan.

2. Pada kehamilan abdominal sekunder mungkin pasien pernah mengalami sakit

perut yang disertai pusing atau pingsan ialah waktu terjadinya rupture tubae.

3. Tumor yang mengandung anak (tidak pernah mengeras kontraksi Braxton

Hicks).

4. Pergerakan anak dirasakan nyeri oleh ibu.

13

Page 14: BAB II (kehamilan ekopik).doc

5. Bunyi jantung anak lebih jelas terdengar.

6. Bagian anak lebih mudah teraba karena hanya terpisah oleh dinding perut.

7. Disamping tumor yang mengandung anak kadang-kadang dapat diraba tumor

yang lain ialah rahim yang membesar.

8. Pada RÖ foto perut biasanya nampak kerangka anak yang tinggi letaknya dan

berada dalam letak paksa.

9. Pada foto lateral nampak bagian-bagian janin menutupi vertebrae ibu .

10. Adanya souffle vaskuler medial dari spina iliaca. Suplai ini diduga berasal

dari arteria ovarica.

11. Jika sudah ada his dapat terjadi pembukaan ± sebesar 1 jari dan tidak menjadi

lebih besar; jika kita masukan jari ke dalam cavum uteri maka ternyata uterus

kosong.

E. Komplikasi Kehamilan Ektopik

Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :

- Infeksi

- Sterilitas

- Pecahnya tuba falopii

- Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio

F. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan medis mencakup pengangkatan kehamilan ektopik melalui pembedahan,

perbaikan atau pengangkatan tuba dan pengontrolan perdarahan. Penatalaksanaan juga

berupa metotreksat sebagai penunjang pembedahan, yang mencakup:

Injeksi metroteksat intramuscular dosis tunggal atau dosis ganda pada

penatalaksanaan selain pembedahan: untuk menghancurkan jaringan trofoblastik bila

massa belum pecah dan berukuran 4cm atau kurang dengan menggunakan USG

Leucovorin intramuscular: untuk mengurangi efek metotreksat

Pemantauan β-hCG serum setia hari hingga tidak terdeteksi bila menggunakan

metotreksat: untuk memastiakan bahwa tidak ada jaringan trofoblastik viable yang

tersisa

14

Page 15: BAB II (kehamilan ekopik).doc

Pemantauan hitung darah, hitung trombosit, dan kadar enzim hati jika menggunakan

metotreksat: dalam dosis tinggi metotreksat dapat menyebabkan supresi sum-sum

tulang atau hepatotoksisitas

Bagi klien yang mengalami nyeri koloik abdomen ketika mendapatkan terapi

metotreksat, hospitalisasi mungkin diperlukan untuk observasi: untuk membedakan

antara nyeri abdomen transien yang diakibatkan oleh terapi yang berhasil dan nyeri

akibat kehamilan ektopik yang mengalami rupture

G. Rencana Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya

sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien.

Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah :

Subjektif: tanda awal meliputi gejala awal kehamilan, periode menstruasi abnormal

(khususnya setelah periode menstruasi yang terlewat), nyeri pada bagian yang terganggu

yang meningkat mulai dari nyeri tumpul hingga kolik.

Tanda rupture tuba atau rupture yang akan segera terjadi mencakup mual muntah, pusing atau

pingsan, malaise, nyeri abdomen, (unilateral, bilateral, atau menyebar; mungkin tiba-tiba dan

akut), nyeri alih pada bahu atau leher dan nyeri rectum.

Objektif: gejala awal mencakup perdarahan (perdarahan bercak) vagina ringan periodik ,

tidak nyeri, anemia, tes kehamilan positif.

tanda rupture tuba atau rubtur yang akan terjadi mencakup demam ringan (37,2˚C sampai

37,8˚C), tanda syok (takikardi atau penurunan TD setelah rupture), masa adneksa atau begah,

perdarahan vagina berwarna merah gelap atau coklat, nyeri servikal hebat pada saat

pemeriksaan vagina dan tanda Cullen (ekimosis di sekitaran umbilikus)

1. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur,

agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- ,

lamanya perkawinan dan alamat.

2. Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan

pervaginam berulang.

15

Page 16: BAB II (kehamilan ekopik).doc

3. Riwayat kesehatan, yang terdiri atas :

o Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah

Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus

haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.

o Riwayat kesehatan masa lalu

o Riwayat pembedahan : Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh

klien, jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut

berlangsung.

4. Riwayat penyakit yang pernah dialami : Kaji adanya penyakit yang pernah dialami

oleh klien misalnya DM, jantung, hipertensi, masalah ginekologi/urinary, penyakit

endokrin, dan penyakit-penyakit lainnya.

5. Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram

tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang

terdapat dalam keluarga.

6. Riwayat kesehatan reproduksi : Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya,

banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan

menopause terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya.

7. Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas : Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai

dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.

8. Riwayat seksual : Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang

digunakan serta keluahn yang menyertainya.

9. Riwayat pemakaian obat : Kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral, obat

digitalis dan jenis obat lainnya.

10. Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi

(BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat

sakit.

Pemeriksaan Diagnostik

Β-hCG kuantitatif (diulang dalam 48 jam jika rendah): menidektifikasi kadar yang

turun atau rendah

Usg transvaginal (jika β-hCG mengidentifikasikan gestas dalam 6 minggu):

menunjukan tidak adanya kehamilan intrauteri

Laparoskop: memperlihatkan kehamilan di luar uterus dan/ rupture tuba fallopi

16

Page 17: BAB II (kehamilan ekopik).doc

Kuldosentesis: menunjukan darah bukan bekuan

Hitung sel darah putih mungkin meningkat

Hitung sel darah merah, Hb, dan Ht menurun

Laju endap darah (LED) mungkin meningkat

Pemeriksaan Fisik :

Inspeksi

Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada

penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung.

Hal yang diinspeksi antara lain :

Mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap

drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh,

pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan

seterusnya.

Palpasi

Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.

o Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat

kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.

o Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan

posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.

o Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang

abnormal.

Perkusi

Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan

tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada

dibawahnya.

o Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang

menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.

o Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya

refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada

kontraksi dinding perut atau tidak.

17

Page 18: BAB II (kehamilan ekopik).doc

Auskultasi

Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan stetoskop

dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang terdengar. Mendengar :

mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyi

jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung janin.

(Johnson & Taylor, 2005 : 39)

Diagnosa Keperawatan

1) Asuhan Kalaborasi (standar) untuk semua ibu yang mengalami

kehamilan ektopik

Komplikasi Potensial pada Kehamiln Ektopik : HEMORAGI

Komplikasi Potensial pada Kehamilan Ektopik : ILEUS

PARALITIK

Komplikasi Potensial pada Kehamilan Ektopik : ANEMIA

Komplikasi Potensial Intervensi Bedah pada Kehamilan

Ektopik : Infeksi

Komplikasi Potensial Intervensi Bedah pada Kehamilan

Ektopik : Sentisasi Rh

2) Rencana Asuhan Keperawatan Individual

Nyeri Akut

Ketakutan

Duka Cita Adaptif

18

Page 19: BAB II (kehamilan ekopik).doc

ASUHAN KOLABORASI (STANDAR) UNTUK SEMUA IBU YANG MENGALAMI

KEHAMILAN EKTOPIK

Lakukan pengkajian komprehensif untuk mengidentifikasi kebutuhan individu terhadap penyuluhan,

dukungan emosi dan perawatan fisik

KOMPLIKASI POTENSIAL pd kehamiln ektopik : HEMORAGI

Lihat rencana asuhan keperawatan kolaborasi umum komplikasi ptensial: hemoragi di bab4

Pengkajian fokus Rasional

1. Ukur tnda-tanda vital yang

denyut nadi pernaoasan dan

TD

2. Kaji adanya perdarahan yang

tampak (jumlah dan

karakteristik)

3. Kaji adanya tekanan dan/

nyeri abdomen bawah selain

bahu

4. Observasi adanya gangguan

pencernaan (“nyeri uluh

hati.”) berat

5. Kaji setiap nyeri hebat dan

tiba-tiba

6. Dapatkan specimen urine.

1. Membatu mendiagnosis perdarahan

tersembunyi di dalam peritoneum. Tanda-

tanda vital pada mulanya mungkin tetap

dalam batas normal. Dengan volume

intravascular yang berkurang TD menurun,

tekanan nadi menyempit, dan nadi serta

pernapasan meningkat untuk mengompensasi

TD yang rendah karna sebagian besar

perdarahan adalah internal, evaluasi terhadap

tanda-tanda vital harus dilakukan. Bagi ibu

yang mendapatkan terapi metotreksat yang

berhasil atau akibat kehamilan ektopik yang

menglami rupture. Bila ibu mengalami

hipotesi, takikardia ortostatik, atau HT turun,

rupture tuba dapat dicurigai dapat terjadi dan

sebaiknya dapat dilakukan pembedahan.

2. Setelah kematian embrio didalam tuba

jaringan desidua akan hancur sehingga

menyebatkan perdarahan bercak vagina

3. Setelah kematian embrio plasenta terlepas

secara perlahan lahan dan darah berkumpul

dalam cul-de-sac. Tekanan pada saraf frenikus

menyebabkan nyeri alih pada bahu. Tekanan

19

Page 20: BAB II (kehamilan ekopik).doc

dan nyeri biasanya timbul sebelum terjadi

rupture tuba dan perdarahan masiv.

4. Rupture tuba kadang kadang dimanifestasikan

dengan gangguan pencernaan berat atau nyeri

ulu hati yang disebabkan oleh iritasi saraf

akibat volume darah yang banyak di dalam

abdomen.

5. Nyeri hebat biasanya muncul akibat rupture

tuba, dan selanjutnya syok hipopolemik dapat

terjadi dengan cepat karna darah amsuk ke

rongga peritoneum. Nyeri kolik abdomen

sementara juga lazim terjadi pada ibu yang

mendapat terapi metotriksat sebagai

penunjang pembedahan. Nyeri biasanya

berlangsung selama 3 hingga 7 hari setelah

terapi awal dan bertahan hingga 4-12 jam.

Tanda-tanda vital dan pemeriksaan

laboratorium perlu dilakukan pada ibu ini

untuk menentukan penyebab nyeri.

6. Berat jenis yang tinggal adalah indicator

kekurangan volume cairan. Ketika darah

hilang ginjal akan menyimpan air dan natrium

sebagai upaya untuk menstabilkan tekanan

darah; dengan demikian, urine akan di

perketat dan volume akan berkurang.

Tindakan Keperawatan Prefentif Rasional

Tekankan identifikasi dini

bila terjadi perdarahan

Anjurkan ibu yang

mendapatkan terapi

metotreksat untuk

menghindari makanan yang

Tindakan ini membantu memulai intervensi

medis/beda sebelum terjadi rubtur tuba dan

perdarahan masiv

Menghindari diagnosis yang salah. Nyeri gas

akibat makanan ini mungkin dianggap keliru

untuk nyeri kalori yang menyertai terapi

20

Page 21: BAB II (kehamilan ekopik).doc

menghasilkan gas

(mis,kubis,bawang)

Pasang kateter urin menetap

metotreksat atau untuk rubtur tuba

Untuk memantau dengan lebih mudah bila

terjadi perdarahan hebat. Haluaran urine

adalah indicator yang baik untuk kekurangan

volume cairan dan pemulihan hipopolemia

KOMPLIKASI POTENSIAL PADA KEHAMILAN EKTOPIK: ILEUS PARALITIK

Pengkajian Fokus Rasional

Kaji bising usus (menurun) Ileusparalitik dapat terjadi karena

letak usus berdekata dengan bagian

yang terganggu. Selain itu,

pembedahan dan anastesia

menurunkan atau menghentikan

motilitas usus

TINDAKAN KEPERAWATAN

PREVENTIF

RASIONAL

Dorong ambulansi

Pertahankan status puasa hingga

bising usus dapat di auskultasi

Menstimulasi usus, yang

meningkatkan peristaltic dan

pergerakan flatus

Mencegah mual dan muntah yang di

sebabkan oleh distensi lambung

Karen tidak ada motilitas usus

KOMPLIKASI POTENSIAL PADA KEHAMILAN EKTOPIK: ANEMIA

Lihat rencana asuhan keperawatan kolaborasi umum komplikasi potensial : anemia

Pengkajian Fokus Rasional

Kaji adanya hitung Hb dan sel darah Jumlah eritrosit dalam sirkulasi

21

Page 22: BAB II (kehamilan ekopik).doc

merah yang rendah berkurang akibat perdarahan sehingga

jumlah Hb tidak adekuat, dan

kapasitas darah mengngankut oksigen

berkurang

KOMPLIKASI POTENSIAL INTERVENSI BEDAH PADA KEHAMILAN EKTOPIK:

infeksi

Pengkajian Fokus Rasional

Kaji sushu (meningkat)

Kaji adanya nyeri abdomen

Kaji indicator diagnostic (MIS, Sel

darah putih lebih dari 10.000,

pergeseran neutrofil ke kiri).

Sebagai akibat dari organism yang

menimbulkan infeksi atau inflamasi

atau respons imun ibu, suhu tubuh di

atur pada level yang lebih tinggi dari

normal. Demam adalah mekanisme

protektif untuk menyingkirkan

organism pathogen dari tubuh

Darah di dalam rongga peritoneum

mengakibatkan inflamasi peritoneum,

yang menyebabkan pembengkakan

(terlihat seperti distensi) dan nyeri.

Produksi limfosit meningkat sebagai

bagian dari pertahanan tubuh

melawan pathogen. Persentase sel

darah putih spesifik yang di produksi

akan bergeser (berubah) bergantung

pada jenis organism yang

menginfeksi.

Tindakan Keperawatan Preventif Rasional

Jelaskan tanda dan gejala infeksi pada

klien

Untuk deteksi dan penanganan dini.

Akibat kehilangan darah yang

22

Page 23: BAB II (kehamilan ekopik).doc

Berikan antibiotic sesuai program

medis

Pertahankan asepi medis dan bedah

banyak, mekanisme resistensi bawaan

tubuh mengalamai kerusakan (MIS,

Fagosit dan antibody hilang), yang

mencetus infeksi pada individu

Tindakan ini merupakan profilaksisi

infeksi

Mencegah masuknya patogen

KOMPLIKASI POTENSIAL INTERVENSI BEDAH PADA KEHAMILAN EKTOPIK:

SENTISASI Rh

Pengkajian Fokus Rasional

Kaji factor Rh Semua ibu yang memiliki Rh-negatif

mendapat imunoghlobulin Rh6D untuk

mencegah sentisisasi jika janin memiliki Rh

positif atau Rh tidak di ketahui. Apakan

terjadi isoimunisasi atau tidak bergantung

pada usia gestasi pada saat rupture. Sebelum

usia generasi 6 hingga 8 minggu, darah janin

yang ada mungkin tidak cukup untuk

menyebabkan sentisisasi. Karena pengarus

isoimunisasi dapat membahayakan, RhoGAM

biasanya diberikan sebagai pencegahan,

bahkan bila rupture terjadi pada awal

kehamilan

Tindakan Keperawatan Preventif Rasional

Berikan RhoGAM dalam 72 jam

setelah rupture tuba/ pembedahan

Untuk mencegahisoimunisasi dan

kerusakan pada janin berikutnya

KOMPLIKASI POTENSIAL INTERVENSI BEDAH PADA KEHAMILAN EKTOPIK:

23

Page 24: BAB II (kehamilan ekopik).doc

INFERTILITAS ATAU KEHAMILAN EKTOPIK BERULANG

Pengkajian Fokus Rasional

Kaji tingkat pengetahuan ibu atau

keluarga

Jika satu tuba rusak atau telah

diangkat, resiko kehamilan ektopik

berulang menjadi lebih besar. Selain

itu tuboplasti tidak menjamin

fertilisasi selanjutnya. Diskusi

megenai kehamilan di masa depan

dan penilaian terhadap pemahaman

ibu harus dilakukan sehingga

penyuluhan yang tepat dapat

direncanakan

Tindakan Keperawatan Preventif Rasional

Jelaskan dan tinjau tanda implantasi

ektopik

Berikan penyuluhan mengenai

metode kontrasepsi sesuai kebutuhan

Anjurkan untuk mengobati infeksi

genetalia. IMS, dan pelvic

inflammatory disease(PID)

secepatnya

Untuk drtrksi dini pada kehamilan

selanjutnya

Kontrasepsi harus digunakan

sekurang-kurangnya tiga siklus

menstruasi untuk memberikan

kesempatan pemulihan. AKDR dapat

menyebabkan kehamilan ektopik

Factor tersebut mendorong terjadinya

kehamilan ektopik dengan

menyebabkan pembentukan jaringan

parut pada tuba fallopi

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDUAL

Rencana asuhan untuk memenuhi kebutuhan klien yang unik

Diagnosis keperawatan : Nyeri akut

Factor yang berhubungan: tekanan yang disebabkan oleh pengumpulan darah di dalam cul-

24

Page 25: BAB II (kehamilan ekopik).doc

de-sac, nyeri alih (bahu), rupture padatuba fallopi, pengumpulan darah di dalam rongga

peritoneum.

Batasan karakteristik: mengungkapkan nyeri pada abdomen, bahu atau punggung (mungkin

ringan atau berat; tumpul atau kolik); prilaku berjaga;meringis,otot tegang; peningkatan nadi,

TD dan respons simpatis lain.

Hasil Noc Tujuan Dan Kriteria Evaluasi

Tingkat kenyamanan(2100): tingkat

ketentraman fisik dan psikologis

Pengendalian nyeri (1605): tindakan

personal untuk mengendalikan nyeri

Efek yang mengganggu (2101):

pengaruh nyeri yang mengganggu

emosi dan prilaku yang dilaporkan

atau diobservasi

Tingkat nyeri (2102): keparahan

nyeri yang dilaporkan atau

ditampilkan

Merasa puas dengan pengendalian

nyeri (mis,. Kurang dari 3 pada skala

1 hingga 10).

Meperlihatkan kemampuan untuk

berkonsentrasi dan berpartisipasi

dalam pengambilan keputusan tentang

perawatan diri.

Tidak ada tanda fisik nyeri (mis,.

Ekspresi wajah, kegelisahan,

perubahan tanda-tanda vital,

mengerang)

Intervensi Nic

Pemberian analgesic (2210): menggunakan agens farmakologi untuk mengurangi atau

menghilangkan nyeri

Penurunan ansietas (5820): memin imalkan rasa cemas, takut yang ekstrim, persangka

buruk, atau gelisah yang berhubungan dengan sumber baya yang diperkirakan, namun

tidak diketahui

Penatalaksanaan lingkungan: kenyamanan (6482): memanipulasi lingkungan klien

untuk meningkatkan kenyamanan secara optimal

Penatalaksanaan nyeri (1400): mengurangi atau meredakan nyeri ketingkat

kenyamanan yang dapat diterima oleh klien

Sentuhan terapeutik (5465): menyesuaikan dengan medan penyembuhan yang universal,

bertindak sebagai instrument untuk mendapatkan efek efek menyembuhkan, dan

25

Page 26: BAB II (kehamilan ekopik).doc

menggunakan kepekaan alami tangan untuk memuaskan dan mengarahkan proses

intervensi dengan lembut

Tindakan Keperawatan Rasional

Pengkajian

Tentukan sifat, keparahan, dan lokasi

nyeri (dengan menggunakan skala 1

hingga 10)

Penyuluhan klien atau keluarga

Jelaskan semua prosedur dan jawab

pertanyaan mengenai diagnosis dan

prognosis

Tindakan kolaborasi

Untuk nyeri hebat, berikan narkotik,

sesai program atau prosedur

Jika ibu mrndapatkan metotreksat, iya

tidajk boleh menggunakan obat yang

lebih kuat dari ibuprofen untuk

mengatasi nyeri.

Memfasilitasi perencanaan intervensi

yang tepat (misalnya, tindakan non

farmakologi versus analgetik)

Lihat rencana asuhan keperawatan

ansietas di bab3. Ansietas

meningkatkan persepsi nyeri,

sedangkan informasi dapat

menurunkan ansietas

Tindakan ini biasanya dilakukan

sebagai bagian dari persiapan

pembedahan. Narkotik mengubah

transmisi dan persepsi impuls nyeri

pada system saraf pusat (SSP).

Pada situasi ini, penanganan yang

harus dilakukan tidak boleh keliru

mengatasi nyeri akibat efek

metotreksat dengan nyeri yang di

sebabkan oleh rupture tuba. Jika nyeri

tidak dapat dikendalikan secara

adekuat dengan ibuprofen, ibu harus

menghubungi penyediaan layanan

kesehatan secepatnya.

Ansietas meningkatkan persepsi

nyeri.

26

Page 27: BAB II (kehamilan ekopik).doc

Lain-lain

Mulai tindakan untuk mengurangi

ansietas (lihat rencana asuhan

keperawatan ketakutan, dibawah ini

Diagnosis keperawatan : KETAKUTAN

Rujuk pada rencana suhan keperawatan umum ketakutan di bab3

Faktor yang berhubungan dengan: kondisi ibu yang serius, awitan nyeri akut yang tiba-tiba,

ancaman terhadap fertilitas di masa depan

Batasan karakteristik: otot tegang, stimulasi simpatis, ketidak mampuan berkonsentrasi dan/

mematuhi perintah, dilatasi pupil

Hasil noc

Sama dengan rencana asuhan

keperawatan umum di bab3

Tujuan dan kriteria evaluasi

Ibu dan atau pasangan (keluarga)

Berkonsentrasi dan berpartisispasi

dalam pengambilan kepeutusan

menyangkut perawatan dan penangan

diri

Mengidentifikasi dan menggunakan

individu pendukung (misalnya,

pasangan, pemberi asuhan)

Mengungkapkan penerimaan terhadap

situasi

Meminta bantuan saat diperlukan.

27

Page 28: BAB II (kehamilan ekopik).doc

Intervensi Nic

Teknik penanganan : menurunkan ansietas pada klien yang mengalami distress akut, kehadiran:

ditemani individu lain, secara fisik dan psikologi, selama dibutuhkan, terapi relaksasi sederhana:

menggunakan teknik untuk mendukung dan mencapai relaksasi guna mengurangi tanda dan gejala

yang tidak diinginkan, seperti nyeri, otot tegang, atau ansietas. Sentuhan :memberikan kenyamanan

dan komunikasi melalui kontak taktil yang bertujuan :

Tindakan keperawatan Rasional

Penyuluhan klien atau keluarga

Tunda penyuluhan hingga klien pulih

dari pembedahan dan nyeri sudah

terkontrol

Lain-lain

Bersikap supportif terhadap metode

kopping yang dipilih ibu dan tidak

menghakimi respon emosional ibu

Untuk tindakan keperawatan lain,

lihat rencana asuhan keperawatan

ansietas/ketakutan pada topic

perdarahan antepartum (plasenta

prefia dan abrubsio plasenta) di

bawah ini.

Untuk memastikan daya terima

terhadap penyuluhan. Nyeri,

anestetik, dan ansietas mengganggu

kemampuan ibu untuk berkonsentrasi

atau belajar.

Karena kehamilan ektopik dapat

disebabkan oleh IMS dan

mengakibatkan PID , ibu mungkin

menganggap kehamilan ektopik

sebagai “hukuman”. Dukungan yang

tulus dari perawat menunjukan sikap

yang tidak menghakimi

Diagnose keperawatan : DUKA CITA ADAPTIF

Factor yang berhubungan: kehilangan janin akibat rupture tuba fallopi atau pembedahan;

kemungkinan intefertilitas setelah rupture tuba

28

Page 29: BAB II (kehamilan ekopik).doc

Batasan karakteristik mengungkapkan kemarahan, kehilangan, dan bersalah; mengingkari

kemungkinan kehilangan janin; menarik diri dan menolak untuk berkomunikasi; menangis.

Hasil noc

Koping (1302): tindakan untuk

mengatasi stressor yang membebabni

sumber daya individu-

Koping keluarga (2600): tindakan

keluarga untuk mengatasi stressor

yang membebani sumber daya

keluarga

Resolusi duka cita (1304):

penyesuaian terhadap kehilangan

yang akan terjadi atau actual

Adaptasi psikososial : perubahan

hidup (1305) penyesuaian psikososial

individu terhadap perubahan hidup

Tujuan dan kriteria evaluasi

Ibu dan/atau pasangan (keluarga)

Mengidentifikasi menggunakan

strategi koping yang efektif

Mencari bantuan professional sesuai

kebutuhan

Saling mengungkapkan dan berbagi

perasaan secara terbuka

Mengungkapkan realitas terhadap

kehilngan

Mengungkapkan penerimaan terhadap

kehilangan

Maju melewati tahap berduka

Mengungkapkan optimisme tentang

masa depan

Intervensi Nic

Mendengar aktif (4920): memperhatikan dengan cermat dan memahami pesan verbal dan

nonverbal klien. Dukungan emosi (5270): memberikan kenyamanan, penerimaan, dan

dukungan selama stress berlangsung. Fasilitasi penyaluran duka cita (5290): memberikan

bantuan untuk kehilangan yang berarti. Pemberian harapan (5310): memfasilitasi timbulnya

pandangan positif terhadap situasi yang sedang terjadi. Kehadiran(5340): membantu klien

untuk merasakan keseimbangan dan hubungan dengan kekuatan yang lebih besar.

Peningkatan system pendukung (5440): memfasilitasi dukungan untuk klien oleh keluarga,

teman, dan masyarakat.

TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL

29

Page 30: BAB II (kehamilan ekopik).doc

Pengkajian

Observasi ekspresi bersalah, marah,

dan menangis.

Perhatiak bahasa tubuh, serta nada

dan perubahan suara.

Kaji ketersedian system dukungan

(mis., keluarga besar, dukungan

financial).

Penyuluhan klien/keluarga

Berikan informasi yang realistis

mengenai kemungkinan kehamilan

berikutnya dan kehamilan ektopik

berulang.

Jelaskan tahap proses berduka.

Tegaskan bahwa kondisi ini bukan

kehamilan normal dan tidak akan

menghasilkan bayi yang sehat.

Dengan mengidentifikasi tingkat

ketakutan/ansietas memudahkan

pilihan intervensi.

Klien/keluarga perlu merasa yakin

bahwa perawat tenang dan

mengendalikan situasi. Perilaku non

verbal dapatmencerminkan ansietas

yang tidak di ungkapkan dengan kata

kata perawat.

Kedua pasangan mungkin merasa

berduka; oleh sebab itu, dukungan

dari keluarga besar dan teman

mungkin diperlukan untuk

memfasilitasi penyesuaian dan

adaptasi.

Menglarifikasi setiap informasi yang

salah; membantu mengurangi rasa

bersalah; dan memfasilitasi adaptasi

Membantu mempertahankan harga

diri dengan mendorong pasangan

untuk menyadari bahwa perasaan

tersebut adalah normal

Beberapa ibu yang sangat menentang

aborsi mungkin mengalami kesulitan

untuk memahami perlunya terminasi

kehamilan, bahkan untuk

menyelamatkan hidup mereka

Ibu dan keluarga mungkin

mempunyai kebutuhan spiritual yang

30

Page 31: BAB II (kehamilan ekopik).doc

Tindakan kolaborasi

Sediakan penasehat spiritual sesuai

pilihan ibu

Rujuk untuk konseling atau kelompok

pendukung jika diperlukan.

Lain-lain

Dorong ibu atau keluarga untuk

mengungkapkan perasaan berduka

dengan cara membuat dengan cara

yang membuat mereka merasa

nyaman.

Dorong untuk mengungkapkan

perasaan cemas, marah, atau sedih.

Berikan dukungan yang sesuai

dengan fase berduka (mis.,

menyangkal, marah, tawar menawar

dan menerima).

Bersikap peka terhdap kebutuhan dan

praktik budaya serta spiritual (mis.,

fasilitasi penggunaan doa dan ritual

keagamaan lain).

Temani ibu, namun jangan

mengharapkan adanya interaksi atau

tidak dapat dipenuhi oleh perawat

Konseling dan aktifitas kelompok

bersama individu lain yang memiliki

pengalaman sama (mis., kehilangan

janin) dapt membantu pasangan

menjalani proses berduka.

Memfasilitasi komunikasi terbuka;

perasaan harus dapat diungkapkan

agar dapat diatasi.

Memfasilitasi komunikasi terbuka;

perasaan harus diungkapkan agar

dapat diatasi. Marah, cemas, dan

sedih adalah perasaan yang biasa

muncul ketika terjadi kehamilan tuba

Membantu ibu/ keluarga melewati

tahap berduka dan mengatasinya

dengan baik.

Individu dari semua budaya dan

agama mengalami duka cita. Akan

tetapi, cara mereka

mengungkapkannya mungkin sangat

berbeda. Intervensi keperawatan harus

disesuaikan untuk memenuhi

kebutuhan individu

Meningkatkan keamanan dan

mengurangi ketakutan; jika ibu

dikuasai oleh stimulus berbicara dapat

meningkatkan stress. Tingkat ansietas

yang tinggi mengganggu kemapuan

klien untuk berkomunikasi dan

membuat keputusan .

Membantu mengurangin ansietas

31

Page 32: BAB II (kehamilan ekopik).doc

pengambilan keputusan saat terjadi

stress akut (mis,. Tepat sebelum

operasi, selama periode nyeri akut,

ketika baru mengetahui diagnosis

kehamilan tuba).

Gunakan sentuhan untuk

menyampaikan perhatian, jika

diperlukan.

Hindari kalimat klise (mis.,”seiring

waktu kamu akan merasa lebih baik”;

“ini pasti kehendak tuhan”; “aku

mengerti perasaanmu”).

Jelaskan pada teman dan keluarga

bagaimana mereka dapat membantu.

dengan meningkatkan perasaan aman

dan percaya. Sentuhan dapat

memberian penanganan dan

menyampaikan perhatian.

Kalimat tersebut mengecilkan

perasaan dan menghambat

komunikasi.

Anggota keluarga mungkin berharap

dapat membantu, namun memerlukan

bimbingan mengenai detail yang

spesifik. Keluarga dapat merasa ragu-

ragu sebab mereka menganggap

perawat sebagai orang yang ahli, atau

karena mereka takut akan menyakiti

ibu.

32