bab 1
Post on 16-Feb-2016
219 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terbatasnya sarana akomodasi di kota Bandar Lampung, mengharuskan kota
Bandar Lampung untuk berorientasi pada pembangunan perhotelan yang
dapat menunjang pertumbuhan kota Bandar Lampung baik dari sektor
perekonomian, pariwisata, dan jasa. Sebagai salah satu kota terbesar di pulau
Sumatera, Bandar Lampung memainkan peranan yang penting dalam
pengembangan dan kegiatan ekonomi di pulau Sumatera. Sebagian besar
penduduknya bergerak dalam bidang jasa, industri, dan perdagangan. Pada
tahun 2011 provinsi Lampung menjadi wilayah sentralisasi pabrik dan
industri, serta sebanyak 200 obyek wisata yang tersebar di seluruh wilayah
kabupaten/kota yang mendukung aktif perkembangan kegiatan pariwisata di
provinsi Lampung.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Lampung, “Lampung
Dalam Angka 2013, Lampung in Figures” permintaan kamar hotel berbintang
tahun 2013 mengalami penurunan dibanding tahun 2012 meskipun tidak
terlalu signifikan. Berdasarkan total wisatawan yang berkunjung ke kota
Bandar lampung pada tahun 2012-2013, jumlah pengunjung yang menginap
di hotel berbintang pada tahun 2012 sebanyak 58,32% dan pada tahun 2013
2
menjadi 55,33%. Untuk hotel melati mengalami peningkatan, jumlah tingkat
penghunian kamar dan akomodasi hotel melati meningkat dari 39,48% (2012)
menjadi 41,81% (2013). Sedangkan untuk jumlah hotel dan akomodasi
lainnya yang terdapat di Provinsi Lampung pada tahun 2013 yaitu, sebanyak
75 hotel, 2.431 kamar, 4.499 tempat tidur, dan 1.887 tenaga kerja.
Usaha perhotelan sekarang ini sudah merupakan salah satu industri yang
memiliki prospek menjanjikan. Pembangunan hotel memerlukan sumber dana
dan sumber daya manusia dalam jumlah besar, dengan resiko kerugian dan
keuntungan yang sama besar.
Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial,
disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan
berikut makan dan minum. (Sud, 1987)
Sebagai suatu industri jasa, usaha perhotelan dalam menyelenggarakan
pelayanannya harus didukung oleh sarana dan fasilitas yang memadai, antara
lain fasilitas penginapan, ruang tamu, tempat parkir, makan dan minum,
rekreasi, perlengkapan telekomunikasi, tenaga kerja, dan lain-lain. Dengan
demikian usaha perhotelan benar–benar menjadi usaha komersial yang
mampu mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, sekaligus menunjang
sektor pembangunan dimana hotel itu berada. Dalam menunjang
pembangunan tersebut perhotelan dapat berperan aktif dalam berbagai hal
antara lain meningkatkan industri rakyat, menciptakan lapangan kerja,
membantu usaha pendidikan latihan, meningkatkan pendapatan daerah atau
3
negara, meningkatkan devisa negara dan meningkatkan hubungan antara
bangsa. (Marpaung 1990).
Dari gambaran latar belakang di atas, PT. Sinar Laut sebagai owner merespon
secara positif dengan membangun Hotel Mecure Lampung, PT. Sinar Laut
bekerjasama dengan Manajemen Hotel Mecure Indonesia untuk
mengembangkan roda bisnis perusahaan dan memfasilitasi masyarakat
provinsi Lampung sebagai salah satu sarana penginapan dan kegiatan.
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah dibagi menjadi dua, yaitu tujuan proyek serta
tujuan kerja praktik:
1. Tujuan Proyek
Tujuan pembangunan Hotel Mercure Lampung secara umum, yaitu:
a. Memenuhi tingkat kebutuhan masyarakat lokal, nasional, dan
internasional terhadap mutu pelayanan serta fasilitas perhotelan di
kota Bandar Lampung.
b. Menciptakan lapangan pekerjaan dan pengembangan karir khususnya
bagi masyarakat kota Bandar Lampung dan Umumnya bagi
masyarakat di provinsi Lampung.
c. Pemenuhan kebutuhan fasilitas penginapan bagi para pendatang di
kota Bandar Lampung.
d. Menunjang pertumbuhan di sektor perekonomian, jasa dan pariwisata
di kota Bandar Lampung.
4
2. Tujuan Kerja Praktik
Tujuan kerja praktik pada proyek pembangunan Hotel Mercure Lampung
yang berlokasi di Jalan Raden Intan No.88, Tanjung Karang, kota Bandar
Lampung diantaranya, yaitu:
a. Memenuhi salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan program
studi Strata 1 Teknik Sipil, Universitas Lampung.
b. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang suatu
pekerjaan konstruksi dengan melihat secara langsung di lapangan
(lokasi proyek) serta mengetahui metode baru dalam perkembangan
pelaksanaan proyek dewasa ini.
c. Memberikan gambaran bagi mahasiswa tentang dunia kerja yang
sebenarnya.
d. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang telah didapat di
bangku kuliah dengan praktik pelaksanaan di lapangan serta
implementasi dan realisasi ilmu teknik sipil.
C. Ruang Lingkup Pekerjaan
Secara umum ruang lingkup pekerjaan pada pembangunan Hotel Mercure
Lampung yang berlokasi di Jalan Raden Intan No.88, Tanjung Karang, kota
Bandar Lampung diantaranya, yaitu:
1. Penyelidikan tanah dan tes laboratorium
Pekerjaan ini meliputi :
a. Sampling dan coring.
5
b. Tes karakteristik tanah (kadar air, berat jenis, berat volume, analisis
sarigan, permeabilitas, dll).
c. Tes daya dukung tanah (CBR, konsolidasi, SPT test dll).
2. Pekerjaan Persiapan
a. Pekerjaan pembersihan lapangan.
b. Pekerjaan direksi keet.
c. Pekerjaan pengukuran.
d. Mobilisasi dan demobilisasi
e. Pekerjaan prasarana proyek:
3. Pekerjaan Tanah dan Pasir
1) Pekerjaan sarana listrik.
2) Pekerjaan sarana air kerja.
3) Pekerjaan bouwplank
4. Pekerjaan Tanah dan Pasir
a. Galian tanah.
b. Urugan tanah setelah galian.
c. Pemadatan tanah
5. Pekerjaan Substruktur
Pekerjaan substruktur yang dilaksanakan adalah :
a. Pekerjaan retaining wall
b. Pekerjaan bore pile
c. Pekerjaan pile cap
6. Pekerjaan Struktur
7. Pekerjaan Arsitekturss
6
8. Pekerjaan Mechanical Electrical
D. Batasan Masalah
Mengingat waktu kerja praktik yang relatif terbatas, maka laporan ini tidak
dapat menjelaskan secara lengkap pelaksanaan proyek dari awal hingga akhir
pelaksanaan. Pada laporan ini, pembahasan dibatasi pada masalah teknis
pengawasan dan pelaksanaan di lapangan, yang meliputi:
1. Studi kasus dilakukan di proyek pembangunan Hotel Mecure Lampung,
dengan kondisi lahan proyek sebagai objek penelitian.
2. Teknik pelaksanaan pekerjaan pengondisian lahan proyek pembangunan
Hotel Mecure Lampung yang meliputi pembangunan dinding penahan
(retaining wall tipe secan pile), pekerjaan pondasi (bored pile).
3. Teknik pengendalian proyek yang meliputi pengendalian mutu bahan,
pengendalian waktu, pengendalian logistik, pengendalian tenaga kerja,
pengendalian biaya, pengukuran dan perhitungan volume pekerjaan, serta
sistem laporan.
E. Metode Pelaksanaan Kerja Praktik
Pelaksanaan kerja praktik ini didasarkan pada:
1. Pengamatan langsung di lapangan mengenai pelaksanaan pekerjaan.
2. Penjelasan dari site engineer proyek selaku pembimbing lapangan.
3. Mempelajari literatur dan berbagai referensi untuk melengkapi beberapa
poin pembahasan yang diperlukan.
4. Pengarahan dan konsultasi dengan dosen pembimbing kerja praktik.
7
5. Data berupa dokumen kontrak proyek dan gambar rencana.
6. Dokumentasi pada setiap tahap pekerjaan.
F. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan ini yaitu.
1. Studi Pustaka
Penulisan menggunakan berbagai literatur yang berkaitan dengan pokok
permasalahan yang terjadi di lapangan. Studi pustaka ini bertujuan untuk
membandingkan secara teori dan secara teknis di lapangan.
2. Observasi
Penulisan ini dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung selama
kerja praktik pada saat pelaksanaan pembangunan proyek tersebut di
lapangan. Pengamatan di lokasi proyek dilakukan selama tiga bulan.
3. Wawancara
Penulisan melakukan tanya jawab pada saat kerja praktik di lapangan
dengan konsultan pengawas, kontraktor pelaksana, dan para pekerja di
lokasi proyek serta pihak-pihak yang terkait dalam ruang lingkup proyek
tersebut.
4 Asistensi dan konsultasi dengan Dosen Pembimbing Kerja Praktik
Asistensi dan konsultasi dilakukan dengan Dosen Pembimbing Kerja
Praktik untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa bagaimana cara
Membandingkan hasil kerja secara teoritis di kampus dengan praktek di
lapangan.
top related