anemia remaja putri
Post on 14-Feb-2016
267 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
EXECUTIVE SUMMARY
Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari nilai normal.
Remaja putri lebih rentan terkena anemia karena mengalami siklus menstruasi. Akibat jangka panjang
anemia adalah apabila nantinya hamil, maka ia tidak akan mampu memenuhi zat-zat gizi bagi dirinya dan
juga janin dalam kandungannya, meningkatkan frekuensi komplikasi, resiko kematian maternal, angka
prematuritas, BBLR, dan angka kematian perinatal. Pada tahun 2010, pemerintah telah mencanangkan
target penurunan angka prevalensi anemia pada remaja hingga 20%. Di wilayah kerja Puskesmas Cikupa
jumlah kasus anemia >20%, menunjukan bahwa penurunan angka kejadian anemia pada remaja di
wilayah kerja Puskesmas Cikupa belum mencapai target.
Metode yang digunakan adalah diagnosis komunitas dengan paradigma BLUM, penentuan
prioritas masalah dengan metode non scoring secara delbecq serta diagram fishbone untuk menentukan
masalah penyebab. Maka didapatkan alternatif pemecahan masalah dengan melakukan intervensi
penyuluhan, pembentukan Kader Anti Anemia disekolah, pemberian tablet penambah darah dan intervensi
personal. Dalam jangka pendek akan dinilai peningkatan pengetahuan siswi mengenai anemia pada remaja
putri, peningkatan angka partisipasi siswi dalam usaha mencegah anemia, perbaikan tanda dan gejala para
siswi yang mengalami anemia dengan tujuan jangka menengah dapat menurunkan prevalensi anemia pada
remaja putri di SMA/SMK di wilayah kerja Puskesmas Cikupa dengan kasus anemia pada remaja putri
tertinggi sebesar <20% dan diharapkan dalam 5 tahun dapat menurunkan prevalensi anemia pada remaja
putri di wilayah kerja Puskesmas Cikupa sebesar <20%. Disain yang digunakan adalah quasi-
experimental, lokasi di SMK Wipama dan SMAN Kabupaten Tangerang dengan jumlah sampel masing-
masing 30 siswi kelas XII yang ditentukan dengan teknik systematic random sampling, data dikumpulkan
melalui pemeriksaan hb dengan pengambilan sampel darah perifer menggunakan rapid test-autoclick,
kemudian data diolah dengan cara manual untuk mencari prevalensi tertinggi kasus anemia pada remaja
putri di wilayah kerja Puskesmas Cikupa untuk dijadikan lokasi intervensi.
Terdapat peningkatan pengetahuan siswi setelah penyuluhan sebesar 66%. Program minum tablet
besi bersama hingga minggu kedua mencapai 94,87%. Program intervensi personal memberikan hasil
100% perbaikan gejala setelah dua minggu pemberian tablet penambah darah.
Dapat disimpulkan bahwa hasil intervensi dapat meningkatkan pengetahuan dan partisipasi para
siswi dalam mencegah anemia. Maka dari itu disarankan program-program intervensi agar tetap
dilanjutkan untuk dapat terus menurunkan prevalensi anemia di wilayah kerja Puskesmas Cikupa.
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 1
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tim penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga laporan diagnosa komunitas ini dapat selesai tepat pada waktunya. Laporan diagnosa
komunitas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
kedokteran Universitas Tarumanagara di Puskesmas Cikupa periode 19 Oktober 2015 - 12 Desember 2015.
Dengan bekal pengetahuan dan pengarahan serta bimbingan yang diperoleh sebelumnya dan selama
menjalani kepaniteraan, tim penulis membuat laporan diagnosa komunitas yang berjudul “Laporan
Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan
Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di
SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten periode 5
November 2015 – 1 Desember 2015”.
Pada kesempatan ini, tim penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Seluruh siswi dan staff SMK WIPAMA yang telah berpartisipasi dalam seluruh kegiatan yang
diadakan.
2. drg. Andria Gustina selaku Kepala Puskesmas Cikupa dan seluruh staff yang telah banyak
membantu dalam pengumpulan data, pelaksanaan kegiatan maupun penyusunan laporan diagnosa
komunitas ini.
3. drg. Evi Suriani selaku pembina UKS di Puskesmas Cikupa dan seluruh staff yang telah banyak
membantu dalam pengumpulan data, pelaksanaan kegiatan maupun penyusunan laporan diagnosa
komunitas ini,
4. dr. Ernawati, MS yang telah membimbing dan membantu tim penulis dalam melaksanakan dan
menyusun laporan diagnosa komunitas ini.
Tim penulis menyadari masih banyak kekurangan baik pada isi maupun format laporan diagnosa
komunitas ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran akan diterima dengan tangan terbuka. Akhir kata,
tim penulis berharap laporan diagnosa komunitas ini dapat berguna bagi rekan-rekan lain
Tangerang, Desember 2015
Penyusun
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 2
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
DAFTAR ISI
EXECUTIVE SUMMARY 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
DAFTAR TABEL 6
DAFTAR GAMBAR 7
DAFTAR LAMPIRAN 8
BAB I PENDAHULUAN 9
1.1 Latar belakang 9
1.2 Tujuan 10
1.2.1 Tujuan umum 10
1.2.2 Tujuan khusus 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11
2.1 Anemia 11
2.1.1 Definisi 11
2.1.2 Kriteria 11
2.1.3 Prevalensi 11
2.1.4 Etiologi dan klasifikasi 11
2.1.5 Patofisiologi dan gejala anemia 14
2.1.6 Pemeriksaan laboratorium 15
2.1.7 Pendekatan diagnosis anemia 16
2.1.8 Pendekatan terapi 16
2.1.9 Akibat anemia pada remaja …...............................................................................................................17
2.2 Faktor-faktor penyebab / risiko yang berhubungan dengan anemia .….…….……….….……………18
BAB III IDENTIFIKASI MASALAH 19
3.1 Analisis situasi 19
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 3
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
3.1.1 Data epidemiologi 19
3.1.2 Sepuluh penyakit terbanyak 19
3.1.3 Hasil survei basic six puskesmas 19
3.1.4 Kesenjangan pencapaian …………………………………………………..………………..………20
3.1.5 Alasan lainnya 20
3.2 Scope tempat 20
3.3 Identifikasi masalah dengan Paradigma BLUM 21
3.3.1 Paradigma BLUM 22
3.3.2 Penentuan prioritas masalah 22
BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH PENYEBAB DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
24
4.1 Identifikasi masalah penyebab 24
4.2 Alternatif pemecahan masalah 25
BAB V PERENCANAAN INTERVENSI 26
5.1 Penyusunan intervensi 26
5.1.1 Intervensi I 26
5.1.2 Intervensi II 27
5.1.3 Intervensi III 27
5.1.4 Intervensi IV 20
5.2 Log frame goals 28
5.3 Planning of action (POA) 31
5.4 Timeline (Gantt Chart) 34
BAB VI PELAKSANAAN INTERVENSI 37
6.1.1 Flow chart kegiatan 37
6.1.2 Deskripsi proses intervensi secara detail 39
6.1.3 Monitoring. 40
6.1.3.1 Jadwal monitoring dan pelaksanaan 40
6.1.3.2 Kendala yang dihadapi 40
6.1.3.3 PDCA cycle . 41
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 4
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
BAB VII HASIL INTERVENSI 44
7.1 Pengolahan data 44
7.2 Penyajian data 44
BAB VIII EVALUASI KEGIATAN 46
8.1 Metode evaluasi 46
8.2 Hasil evaluasi 46
BAB IX KESIMPULAN 52
BAB X SARAN 54
DAFTAR PUSTAKA 56
LAMPIRAN 57
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 5
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Log frame goals – Intervensi I……………………………………………………………………28
Tabel 2. Log frame goals – Intervensi II…………………………………………………….…………….29
Tabel 3. Log frame goals – Intervensi III dan IV……………………………………………...………….30
Tabel 4. Planning of Action (POA)…………………………………………………………………..……31
Tabel 5. Timeline (Gantt Chart)…………………………………………………………..……………….34
Tabel 6. Jumlah siswi yang berpartisipasi dalam pre test, post test dan penyuluhan……………………..43
Tabel 7. Jumlah siswi yang mengikuti intervensi personal………………………………………………41
Tabel 8. Jumlah siswi yang menerima dan mengikuti program minum bersama tablet penambah darah dan
vitamin C gratis di sekolah………………………………………………………………………………..41
Tabel 9. Jumlah anggota Kader Anti Anemia……………………………………………………………41
Tabel 10. Evaluasi Program Intervensi I…………………………………………………………………..46
Tabel 11. Evaluasi Program Intervensi II…………………………………………………………….……48
Tabel 12. Evaluasi Program Intervensi III dan IV……………………………………………………...….49
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 6
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Faktor-faktor penyebab atau risiko anemia…………………………………………………….18
Gambar 2. Paradigma BLUM…………………………………………………………………………...…23
Gambar 3. Fishbone……………………………………………………………………………………..…25
Gambar 4. Flow chart pertemuan I……………………………………………………………………….37
Gambar 5. Flow chart pertemuan II ………………………………………………………………………38
Gambar 6. Flow chart pertemuan III………………………………………………………………………38
Gambar 7. PDCA Cycle intervensi I……………………………………………………………………….41
Gambar 8. PDCA Cycle intervensi II………………………………………………………………..……43
Gambar 9. PDCA Cycle intervensi III dan IV…………………………………………………………..…43
Gambar 10. Pendekatan sistem……………………………………………………………………………46
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 7
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto Pelaksanaan Kegiatan Diagnosis Komunitas di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa….57
Lampiran 2. Poster Perilaku Pencegahan Anemia………………………………………………………..58
Lampiran 3. Pre test dan Post test………………………………………………………………………..59
Lampiran 4. Hasil Pre test dan Post test 30 Siswi Kelas XII SMK Wipama…………………………….64
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 8
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari nilai normal. Nilai
batas ambang untuk anemia menurut World Health Organization(WHO) adalah untuk umur 5-11 tahun
<11,5 g/L, 11-14 tahun ≤12,0 g/L, remaja diatas 15 tahun untuk anak perempuan <12,0 g/L dan anak laki-
laki <13,0 g/L. Anemia dapat terjadi akibat gangguan pembentukan sel darah merah oleh sumsum tulang,
akibat kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan), ataupun akibat proses penghancuran sel darah merah
dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis).1
Menurut data WHO tahun 2008, jumlah wanita tidak hamil di dunia yang mengalami anemia
sebesar 468,4 juta orang (30,2%).2 Pada tahun 2001 data WHO di Asia Tenggara menunjukkan penderita
anemia wanita tidak hamil (15-49 tahun) sebesar 45,7%, sedangkan untuk usia sekolah (5-15 tahun)
sebesar 13,6%.1 Di Indonesia, data WHO tahun 2008 jumlah penderita anemia pada wanita tidak hamil
usia reproduktif sebesar 33,1%.2 Menurut data Riskesdas 2013, prevalensi anemia pada wanita usia subur
yang tidak hamil (15-24 tahun) sebesar 22,9%.3 Di Kabupaten Tangerang tahun 2015 jumlah penderita
anemia pada remaja (17-18 tahun) sebesar 48,93%, dan dari data yang didapatkan berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Puskesmas Cikupa di SMA Miftahul Jannah terhadap 50 siswi putri (17-18
tahun)didapatkan penderita anemia sejumlah 17 orang (34%).
Berdasarkan besarnya risiko remaja putri untuk menderita anemia, maka perlu diwaspadai bahaya
anemia yang dapat membahayakan kesehatannya saat remaja maupun dimasa mendatang, terlebih lagi saat
hamil dan melahirkan, selain itu belum tercapainya target penurunan prevalensi anemia pada remaja yang
dicanangkan oleh pemerintah sejak tahun 2010, yakni sebesar 20%3, membuat penulis tertarik untuk
memilih topik mengenai anemia pada remaja putri dengan batasan usia 17-18 tahun di SMA Wipama di
wilayah kerja Puskesmas Cikupa.
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 9
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
Dalam menyusun dan melaksanakan program kesehatan masyarakat, salah satu metode yang
sering digunakan adalah pendekatan epidemiologi, dalam hal ini berupa diagnosis komunitas. Diagnosis
komunitas diselenggarakan untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kesakitan dan permasalahan
kesehatan pada masyarakat terhadap suatu penyakit tertentu dan faktor-faktor apa saja yang ikut
mempengaruhi atau variabel bebas yang ikut berperan dalam menularkan penyakit atau masalah kesehatan
kepada masyarakat dan tindakan apa yang harus dilakukan agar penyakit atau masalah tersebut tidak
menyebar luas menjadi epidemis.4
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum :
Diturunkannya morbiditas anemia pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Cikupa.
1.2.2 Tujuan Khusus :
1. Diketahuinya masalah anemia pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Cikupa periode 5
November 2015 – 1 Desember 2015
2. Diketahuinya masalah-masalah penyebab yang menyebabkan tingginya prevalensi anemia pada
remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Cikupa
3. Diketahuinya intervensi sebagai alternatif pemecahan masalah
4. Diketahuinya hasil dari intervensi yang dilakukan
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 10
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anemia
2.1.1 Definisi
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin seseorang dalam darah lebih rendah dari
normal. Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang berisiko menderita anemia.4 Anemia secara
fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat
memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer.5
Penyebab utama anemia pada wanita adalah asupan zat besi yang kurang, kehilangan darah secara
kronis pada saat persalinan dan kehilangan darah pada masa haid.6
2.1.2 Kriteria
Nilai batas ambang untuk anemia menurut World Health Organization (WHO) adalah untuk umur
5-11 tahun <11,5 g/L, 11-14 tahun ≤12,0 g/L, remaja diatas 15 tahun untuk anak perempuan <12,0 g/L
dan anak laki-laki <13,0 g/L.1
2.1.3 Prevalensi Anemia
Organisasi WHO menyatakan anemia mempengaruhi 1,62 juta orang di dunia. Prevalensi anemia
bervariasi berdasarkan usia, jenis kelamin dan kondisi fisiologis, patologis, lingkungan dan sosial ekonomi
serta tahap kehidupan. Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 melaporkan bahwa
prevalensi anemia defisiensi besi pada remaja putri usia 10-18 tahun sebesar 57,1% dan usia 19-45 tahun
sebesar 39,5%.7
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 11
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
2.1.4 Etiologi dan Klasifikasi
Anemia hanyalah suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh bermacam penyebab. Pada
dasarnya, anemia disebabkan oleh karena:
1. Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang
2. Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan)
3. Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis).5
Klasifikasi Anemia Menurut Etiopatogenesis
A. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang
1. Kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit
a. Anemia defisiensi besi
b. Anemia defisiensi asam folat
c. Anemia defisiensi B12
2. Gangguan penggunaan besi (utilisasi)
a. Anemia akibat penyakit kronik
b. Anemia sideroblastik
3. Kerusakan sumsum tulang
a. Anemia aplastik
b. Anemia mieloptisik
c. Anemia pada keganasan hematologi
d. Anemia diseritropoietik
e. Anemia pada sindrom mielodisplastik
B. Anemia akibat hemoragi
1. Anemia pasca perdarahan akut
2. Anemia akibat perdarahan kronik
C. Anemia hemolitik
1. Anemia hemolitik intrakorpuskular
a. Gangguan membran eritrosit (membranopati)
b. Gangguan ensim eritrosit (enzimopati): anemia akibat defisiensi G6PD
c. Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati)
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 12
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
- Thalassemia
- Hemoglobinopati structural: HbS, HbE, dll
2. Anemia hemolitik ekstrakorpuskular
a. Anemia hemolitik autoimun
b. Anemia hemolitik mikroangiopatik
c. Lain-lain
D. Anemia dengan penyebab yang tidak diketahui atau dengan pathogenesis yang
kompleks.5
Klasifikasi lain untuk anemia dapat dibuat berdasarkan gambaran morfologik dengan melihat indeks
eritrosit atau hapusan darah tepi. Dalam klasifikasi ini anemia dibagi menjadi tiga golongan:
1. Anemia hipokromik mikrositer, bila MCV <80 fl dan MCH <27 pg
2. Anemia normokromik normositer, bila MCV 80-95 fl dan MCH 27-34 pg
3. Anemia makrositer, bila MCV >95 fl.5
Klasifikasi Anemia Berdasarkan Morfologi dan Etiologi
1. Anemia hipokromik mikrositer
a. Anemia defisiensi besi
b. Thalassemia major
c. Anemia akibat penyakit kronik
d. Anemia sideroblastik
2. Anemia normokromik normositer
a. Anemia pasca perdarahan akut
b. Anemia aplastik
c. Anemia hemolitik didapat
d. Anemia akibat penyakit kronik
e. Anemia pada gagal ginjal kronik
f. Anemia pada sindrom mielodisplastik
g. Anemia pada keganasan hematologic
3. Anemia makrositer
a. Bentuk megaloblastik
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 13
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
- Anemia defisiensi asam folat
- Anemia defisiensi B12, termasuk anemia pernisiosa
b. Bentuk non-megaloblastik
- Anemia pada penyakit hati kronik
- Anemia pada hipotiroidisme
- Anemia pada sindrom mielodisplastik
Klasifikasi etiologi dan morfologi bila digabungkan akan sangat menolong dalam mengetahui
penyebab suatu anemia.5
2.1.5 Patofisiologi dan Gejala Anemia
Gejala umum anemia adalah gejala yang timbul pada setiap kasus anemia, apapun penyebabnya,
apabila kadar hemoglobin turun dibawah harga tertentu. Gejala umum anemia menjadi jelas (anemia
simptomatik apabila kadar hemoglobin turun di bawah 7 g/dl. Berat ringannya gejala umum anemia
tergantung pada:
a. Derajat penurunan hemoglobin
b. Kecepatan penurunan hemoglobin
c. Usia
d. Adanya kelainan jantung atau paru sebelumnya.5
Gejala anemia dapat digolongkan menjadi tiga jenis gejala, yaitu:
1. Gejala umum anemia
Gejala umum anemia, disebut juga sindrom anemia timbul karena iskemia organ target serta akibat
mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan kadar hemoglobin. Gejala ini muncul pada
setiap kasus anemia setelah penurunan hemoglobin sampai kadar tertentu (Hb<7 g/dl). Sindrom
anemia terdiri dari rasa lemah, lesu, cepat lelah, tinnitus, mata berkunang-kunang, kaki terasa
dingin, sesak nafas dan dyspepsia.Pada pemeriksaan, pasien tampak pucat, yang mudah dilihat
pada konjugtiva, mukosa mulut, telapak tangan dan jaringan di bawah kuku. Sindrom anemia
bersifat tidak spesifik karena dapat ditimbulkan oleh penyakit diluar anemia dan tidak sensitive
karena timbul setelah penurunan hemoglobin yang berat (Hb <7 g/dl).5
2. Gejala khas masing-masing anemia
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 14
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
Gejala ini spesifik untuk masing-masing anemia. Sebagai contoh:
Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis, dan kuku sendok
Anemia megaloblastik: glositis, gangguan neurologic pada defisiensi vitamin B12
Anemia hemolitik: ikterus, splenomegali dan hepatomegali
Anemia aplastik: perdarahan dan tanda-tanda infeksi.5
3. Gejala penyakit dasar
Gejala yang timbul akibat penyakit dasar yang menyebabkan anemia sangat bervariasi tergantung
dari penyebab anemia tersebut. Misalnya gejala akibat infeksi cacing tambang: sakit perut,
pembengkakan parotis dan warna kuning pada telapak tangan. Pada kasus tertentu sering terjadi
gela penyakit dasar lebih dominan, seperti misalnya pada anemia akibat penyakit kronik oleh
karena arthritis rheumatoid.5
2.1.6 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium merupakan penunjang diagnostik pokok dalam diagnosis anemia.
Pemeriksaan ini terdiri dari:
1. Pemeriksaan penyaring
Pemeriksaan penyaring untuk kasus anemia terdiri dari pengukuran kadar hemoglobin,
indeks eritrosit dan hapusan darah tepi. Dari sini dapat dipastikan adanya anemia serta jenis
morfologik anemia tersebut, yang sangat berguna untuk pengarahan diagnosis lebih lanjut.5
2. Pemeriksaan Darah Seri Anemia
Pemeriksaan darah seri anemia meliputi hitung leukosit, trombosit, hitung retikulosit dan
laju endap darah.5
3. Pemeriksaan Sumsum Tulang
Pemeriksaan sumsum tulang memberikan informasi yang sangat berharga mengenai
keadaan sistem hematopoesis.Pemeriksaan ini dibutuhkan untuk diagnosis definitif pada beberapa
jenis anemia. Pemeriksaan sumsum tulang mutlak diperlukan untuk diagnosis anemia aplastik,
anemia megaloblastik, serta pada kelainan hematologik yang dapat mesupresi sistem eritroid.5
4. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan ini hanya dikerjakan atas indikasi khusus, misalnya pada:
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 15
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
Anemia defisiensi besi: serum iron, TIBC (total iron binding capacity), saturasi
transferin, protoporfirin eritrosit, feritin serum, reseptor transferin dan pengecatan besi
pada sumsum tulang (Perl’s stain).
Anemia megaloblastik: folat serum, vitamin B12 serum, tes supresi deoksiuridin dan tes
Schiling.
Anemia hemolitik: bilirubin serum, Coomb test, elektroforesis hemoglobin dan lain-
lain.
Anemia aplastik: biopsi sumsum tulang
Juga diperlukan pemeriksaan non-hematologik tertentu seperti misalnya pemeriksaan faal
hati, faal ginjal atau faal tiroid.5
2.1.7 Pendekatan Diagnosis Anemia
Anemia hanyalah suatu sindrom, bukan suatu kesatuan penyakit, (disease entire), yang dapat
disebabkan oleh berbagai penyakit dasar (underlying disease).Hal ini penting diperhatikan dalam
diagnosis anemia. Kita tidak cukup hanya sampai pada diagnosis anemia, tetapi sedapat mungkin kita
harus dapat menentukan penyakit dasar yang menyebabkan anemia tersebut.Maka tahap-tahap dalam
diagnosis anemia adalah :
Menentukan adanya anemia
Menentukan jenis anemia
Menentukan etiologi atau penyakit dasar anemia
Menentukan ada atau tidaknya penyakit penyerta yang akan mempengaruhi hasil pengobatan.5
Terdapat bermacam-macam cara pendekatan diagnosis anemia antara lain adalah pendekatan
tradisional,morfologik, fungsional dan probabilistik serta pendekatan klinis.5
2.1.8 Pendekatan Terapi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian terapi pada pasien anemia ialah:
1. Pengobatan hendaknya diberikan berdasarkan diagnosis definitif yang telah ditegakkan terlebih
dahulu
2. Pemberian hematinik tanpa indikasi yang jelas tidak dianjurkan
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 16
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
3. Pengobatan anemia dapat berupa :
a. Terapi untuk keadaan darurat seperti misanya pada perdarahan akut akibatanemia aplastik yang
mengancam jiwa pasien, atau pada anemia pasca perdarahan akut yang disertai gangguan
hemodinamik
b. Terapi suportif
c. Terapi yang khas untuk masing-masing anemia
d. Terapi kausal untuk mengobati penyakit dasar yang menyebabkan anemi tersebut.
4. Transfusi diberikan pada anemia pasca perdarahan akut dengan tanda-tanda gangguan hemodinamik.
Pada anemia kronik transfusi hanya diberikan jika anemia bersifat simtomatik atau adanya ancaman
payah jantung. Di sini diberikan packed red cell, jangan whole blood. Pada anemia kronik sering
dijumpai peningkatan volume darah, oleh karena itu transfusi diberikan dengan tetesan lambat. Dapat
juga diberikan diuretik kerja cepat seperti furosemid sebelum transfuse.5
2.1.9 Akibat Anemia pada Remaja
Prevalensi anemia yang tinggi dapat membawa akibat negatif berupa gangguan dan hambatan pada
pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak dan kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan kurangnya
oksigen yang dibawa/ditransfer ke sel tubuh maupun ke otak.Hal ini dapat mempengaruhi perhatian,
persepsi, konsentrasi, dan prestasi belajar. Akibat jangka panjang anemia defisiensi besi ini pada remaja
putri adalah apabila remaja putri nantinya hamil, maka ia tidak akan mampu memenuhi zat-zat gizi bagi
dirinya dan juga janin dalam kandungannya serta pada masa kehamilannya anemia ini dapat meningkatkan
frekuensi komplikasi, resiko kematian maternal, angka prematuritas, BBLR, dan angka kematian
perinatal. Sehingga untuk mencegah kejadian anemia defisiensi besi, maka remaja putri perlu dibekali
dengan pengetahuan tentang anemia defisiensi besi itu sendiri.6
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 17
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
2.2 Faktor-faktor penyebab/ risiko yang berhubungan dengan anemia
Gambar 1. Faktor-faktor penyebab atau risiko anemia
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 18
ANEMIA
Anemia akibat perdarahan : Pasca perdarahan akut, akibat perdarahan kronik, atau kecacingan
Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesis yang kompleks
Anemia hemolitik: akibat gangguan enzim, membran eritrosit, hb dan autoimun
Karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang
1. Kekurangan bahan essensial : besi, asam folat, B12
2. Gangguan penggunaan besi: akibat penyakit kronik
3. Kerusakan sumsum tulang: keganasan hematologi
- Menurunnya kemampuan dan konsentrasi belajar- Gangguan pertumbuhan- Menurunkan kemampuan fisik olahragawan dan olahragawati- Muka pucat- Menurunnya daya tahan tubuh
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH
3.1 Analisis Situasi
3.1.1 Data Epidemiologi
Berdasarkan data yang didapatkan dari Puskesmas Cikupa, pada tahun 2013 jumlah kasus
anemia tercatat sebanyak 980 kasus. Sedangkan pada tahun 2014 jumlah kasus anemia di Puskesmas
cikupa tercatat sebanyak 1042 kasus. Hal ini menunjukan masih tingginya kasus anemia di Puskesmas
cikupa, bahkan terjadi peningkatan sebanyak 62 kasus.
3.1.2 Sepuluh Penyakit Terbanyak
Di Puskesmas Cikupa, anemia termasuk kedalam daftar sepuluh besar penyakit terbanyak.
Dimana anemia menempati peringkat ke-tujuh, selama tahun 2014 dan selama kurun waktu tersebut
kasus anemia telah mencapai 1042 kasus. Selama bulan September tahun 2015 anemia masih termasuk
kedalam daftar sepuluh penyakit terbanyak di Puskesmas Cikupa, menduduki peringkat ke-sembilan
dengan jumlah 110 kasus.
3.1.3 Hasil Survei Basic Six Puskesmas
Topik Anemia pada Remaja Putri yang diangkat termasuk dalam 5 dari 6 program basic six
Puskesmas Cikupa, yang terdiri dari :
1) Promosi kesehatan
2) Kesehatan Lingkungan
3) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
4) Kesehatan ibu dan anak termasuk KB
5) Perbaikan gizi masyarakat
6) Pelayanan kesehatan/pengobatan.
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 19
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
3.1.4 Kesenjangan Pencapaian
Pada tahun 2010, pemerintah telah mencanangkan target penurunan angka prevalensi anemia
pada remaja hingga 20%.7 Fakta bahwa data epidemiologi di lapangan masih menunjukan angka
kejadian anemia pada remaja dalam hal ini di wilayah kerja Puskesmas Cikupa rata-rata masih
melebihi 20%, menunjukan bahwa penurunan angka kejadian anemia pada remaja di wilayah kerja
Puskesmas Cikupa belum mencapai target.
3.1.5 Alasan lainnya
Remaja putri lebih rentan terkena anemia karena mengalami siklus menstruasi yang
menyebabkannya kehilangan darah secara rutin setiap bulan. Remaja juga berada pada masa
pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi yang baik dan seimbang termasuk asupan zat besi, folat dan
vitamin B12 lebih tinggi. Selain itu, remaja putri biasanya sangat memperhatikan bentuk badan,
sehingga banyak yang membatasi konsumsi makan dan banyak pantangan terhadap makanan seperti
pada diet vegetarian.8
Anemia terbanyak pada remaja putri adalah anemia akibat defisiensi besi, akibat jangka
panjang anemia defisiensi besi adalah apabila remaja putri nantinya hamil, maka ia tidak akan mampu
memenuhi zat-zat gizi bagi dirinya dan juga janin dalam kandungannya. Selain itu, pada masa
kehamilannya anemia ini dapat meningkatkan frekuensi komplikasi, resiko kematian maternal, angka
prematuritas, BBLR, dan angka kematian perinatal.6
3.2 Scope Tempat
SMK Wipama dipilih sebagai tempat untuk diagnosis komunitas karena jumlah kasus anemia
pada remaja putri di SMK Wipama merupakan yang tertinngi kedua di wilayah kerja Puskesmas
Cikupa dibandingkan dengan SMA/SMK lain di wilayah tersebut. Dimana kasus anemia pada remaja
putri di SMK Wipama adalah sebanyak 10 orang (33,3%) dari total 30 orang remaja putri yang
dijadikan sampling melalui pemeriksaan kadar hb darah. Sedangkan kasus anemia pada remaja putri di
SMAN 4 Kab. Tangerang Sebesar 26,6% yaitu sejumlah 8 orang dari 30 sampel. SMK Miftahul
Jannah memiliki persentase kasus anemia lebih besar dibandingkan dua sekolah lainnya di wilayah
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 20
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
kerja Puskesmas Cikupa yakni sejumlah 17 orang dari 50 sampel (34%), namun karena SMK Miftahul
Jannah oleh Dinkes Kab. Tangerang tengah dijadikan program penelitian dan intervensi kasus anemia,
maka penulis memilih SMK Wipama sebagai tempat untuk diagnosis komunitas.
3.3 Identifikasi Masalah dengan Paradigma Blum
3.3.1 Paradigma BLUM
1) Genetik
Tidak dilakukan analisis situasi genetik yang berhubungan dengan anemia pada remaja
putri
2) Medical care services
a. Promotif
Kurangnya penyuluhan mengenai anemia pada remaja putri
Kurangnya dana untuk pelaksanaan kegiatan preventif seperti penyediaan sarana-
prasarana untuk media penyuluhan
b. Preventif
Kurangnya tenaga pelayanan kesehatan untuk turun ke lapangan dalam menjaring kasus
anemia terutama di sekolah – sekolah
c. Kuratif dan Rehabilitatif
Kurangnya tenaga pelayanan kesehatan untuk turun ke lapangan akibat kurangnya
SDM sehingga tidak adanya follow – up terhadap siswi yang mengalami anemia dalam
penjaringan yang telah dilakukan
3) Lifestyle
Berdasarkan hasil mini survei yang penulis lakukan secara acak terhadap 60 siswi dari
SMAN 4 Kab. Tangerang dan SMK Wipama, yang dilakukan pada tanggal 6 November dan 7
November 2015, didapatkan hasil sebagai berikut :
Pengetahuan
o Pengetahuan mengenai definisi, risiko, penyebab, tanda dan gejala, serta pencegahan
anemia kurang diketahui dengan baik (53,33%)
Perilaku
o Tidak mebiasakan diri sarapan pagi tiap hari secara rutin (53,33%)
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 21
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
o Kebiasaan mengkonsumsi teh bersamaan dengan waktu makan (86,7%), yang mana
dapat meningkatkan risiko anemia.
o Keluar rumah terkadang tidak menggunakan alas kaki (33,34%), yang mana dapat
meningkatkan risiko mengalami kecacingan sehingga dapat menyebabkan anemia
Sikap
o Beberapa siswi tidak menyukai sayuran hijau (43,33%)
o Beberapa siswi yang tidak menyukai daging merah (36,67%)
o Beberapa siswi yang tidak menyukai ikan (35,5%)
o Banyak siswi yang mengaggap sayuran hijau, daging merah dan ikan tidak terlalu
penting untuk dikonsumsi (36,67%)
4) Lingkungan
- Fisik
Banyaknya pedagang yang menyediakan minuman teh di warung-warung atau tempat
makan di lingkungan sekitar sekolah maupun di sekitar rumah, ditambah harganya yang
relatif murah dan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Cikupa yang cenderung kering
dan panas menjadikan teh sebagai alternatif pilihan minuman yang banyak disukai siswi
sekolah.
- Non fisik
Biologis : -
Sosial-ekonomi-budaya : -
3.3.2 Penentuan Prioritas Masalah
Setelah dilakukan analisis dengan Paradigma BLUM, kemudian dilakukan penentuan prioritas
masalah dengan cara non scoring (Delbecq) melalui diskusi dan wawancara bersama dengan kepala
puskesmas, dokter umum puskesmas, dokter pembimbing, pemberi pelayanan kesehatan lainnya di
puskesmas, kepala sekolah serta wali kelas di beberapa SMA di wilayah kerja Puskesmas Cikupa. Dari
hasil diskusi dan wawancara tersebut didapatkan prioritas masalahnya yaitu lifestyle.
Lifestyle dipilih karena faktor yang paling berpengaruh terhadap timbulnya anemia pada remaja
putri yaitu perilaku remaja putri yang kurang memperhatikan asupan gizi sehari-hari untuk mencukupi
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 22
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
kebutuhan gizi hariannya. Sebagian besar remaja putri jarang sarapan pagi dan jarang mengkonsumsi
makanan sumber zat besi, hal ini tentu dapat meningkatkan risiko terjadinya anemia karena
kekurangan zat gizi
Gambar 2. Paradigma BLUM (Sumber: modifikasi penulis)
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 23
Pengetahuan mengenai definisi, risiko, penyebab, tanda dan gejala, serta pencegahan
anemia masih kurang
Perilaku tidak mebiasakan diri sarapan pagi tiap hari
Perilaku mengkonsumsi teh bersamaan dengan waktu makan
Perilaku keluar rumah tanpa alas kaki
Kurangnya konsumsi sayur hijau, daging merah dan ikan
Banyak yang menganggap sayur hijau, daging merah dan ikan tidak terlalu penting
M
Tingginya prevalensi
anemia pada remaja putri
di SMK Wipama
Fisik
Banyaknya penjual teh di lingkungan sekitar sekolah, selain itu harganya relatif murah dan lingkungan yang kering dan panas menunjang keinginan siswi mengkonsumsi teh.
Non-fisik
-
a) Promotif
- Kurangnya penyuluhan
- Kurangnya dana kegiatan dan sarana-
prasarana penyuluhan
b) Preventif
- Kurangnya tenaga kesehatan utuk
skrining
c) Kuratif dan Rehabilitatif
- Kurangnya tenaga untuk follow–up
siswi anemia
Genetik
LingkunganMedical Care Services
Lifestyle
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
BAB IVIDENTIFIKASI MASALAH PENYEBAB
DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
4.1 Identifikasi Masalah Penyebab dan Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah dilakukan penetapan prioritas masalah, maka didapatkan permasalahan yang akan
diidentifikasi adalah lifestyle. Teknik pemecahan dan alternatif jalan keluar dilakukan dengan diagram
Fishbone.
Lifestyle
Pengetahuan
o Pengetahuan mengenai definisi, risiko, penyebab, tanda dan gejala, serta pencegahan anemia
kurang diketahui dengan baik (53,33%)
Perilaku
o Tidak mebiasakan diri sarapan pagi tiap hari secara rutin (53,33%)
o Kebiasaan mengkonsumsi teh bersamaan dengan waktu makan (86,7%), yang mana dapat
meningkatkan risiko anemia.
o Keluar rumah terkadang tidak menggunakan alas kaki (33,34%), yang mana dapat
meningkatkan risiko mengalami kecacingan sehingga dapat menyebabkan anemia
Sikap
o Beberapa siswi tidak menyukai sayuran hijau (43,33%)
o Beberapa siswi yang tidak menyukai daging merah (36,67%)
o Beberapa siswi yang tidak menyukai ikan (35,5%)
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 24
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
o Banyak siswi yang mengaggap sayuran hijau, daging merah dan ikan tidak terlalu penting
untuk dikonsumsi (36,67%)
Gambar 3. Fishbone (Sumber: modifikasi penulis)
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 25
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
BAB V
PERENCANAAN INTERVENSI
5.1 Penyusunan Intervensi
Setelah dilakukan identifikasi masalah dan mengetahui penyebab meningkatnya kasus anemia
pada remaja putri maka dilakukan intervensi untuk pemecahan masalah dengan melibatkan petugas
kesehatan Puskesmas Cikupa, kepala sekolah, guru-guru serta seluruh siswi putri kelas XII SMK
Wipama.
5.1.1 Intervensi I
Intervensi I dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan pada siswi putri kelas XII di SMK
Wipama mengenai penyebab anemia pada remaja putri beserta pencegahan dan penatalaksanaannya.
a. Kegiatan : Penyuluhan mengenai penyebab anemia pada remaja putri beserta
pencegahan dan penatalaksanaannya
b. Sasaran : Siswi putri kelas XII SMK Wipama
c. Tempat : SMK Wipama
d. Indikator penilaian : Setidaknya 70% siswi menjawab post test dengan nilai pengetahuan baik.
5.1.2 Intervensi II
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 26
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
Intervensi II dilakukan untuk mengobati anemia pada 10 siswi putri kelas XII SMK Wipama
dengan Hb < 12, sesuai dengan penyebab masing-masing
a. Kegiatan : Intervensi personal pemberian tablet penambah darah dan atau pemberian
obat cacing
b. Sasaran : 10 siswi putri kelas XII dengan Hb < 12 g/dL
c. Tempat : SMK Wipama
d. Indikator penilaian : Terdapat perbaikan tanda dan gejala anemia setelah 2 minggu intervensi.
5.1.3 Intervensi III
Intervensi III dilakukan untuk pencegahan anemia pada remaja putri kelas XII SMK Wipama
a. Kegiatan : Pembagian tablet penambah darah dan vitamin C gratis dan minum
bersama disekolah
b. Sasaran : Seluruh siswi putri kelas XII SMK Wipama
c. Tempat : SMK Wipama
d. Indikator penilaian : Tingkat partisipasi siswi minum obat penambah darah dan Vit. C bersama
disekolah minimal 50%
5.1.4 Intervensi IV
Intervensi IV dilakukan untuk mengawasi kontinuitas program minum tablet besi bersama
disekolah.
a. Kegiatan : Pembentukan Kader Anti Anemia (KAA), pemberian pin dan buku
pemantau minum tablet penambah darah
b. Sasaran : 12 orang anggota Palang Merah Remaja SMK Wipama
c. Tempat : SMK Wipama
d. Indikator penilaian : Terisinya kolom buku pemantau minum obat penambah darah dan vitamin
C bersama di sekolah minimal 50%
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 27
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
5.2 Log Frame Goals
Tabel 1. Log frame goals – Intervensi I
Masukan Kegiatan
Tujuan
Pendek
(6 minggu)
Menengah
(1 tahun)
Panjang
(5 tahun)
Man 3 orang
Koas Untar
2 orang
petugas
Puskesmas
- Pelaksanaan pre test
- Penyuluhan penyebab
anemia pada remaja putri,
bahaya, pencegahan serta
penatalaksanaannya
- Pelaksanaan post test
-
-
Peningkatan
pengetahuan siswi
putri kelas XII
SMK Wipama
tentang anemia
pada remaja putri,
dinilai dengan skor
post test menjadi
minimal 70%
peserta dengan
nilai pengetahuan
“baik”
Berkurangnya
prevalensi
anemia pada
remaja putri
kelas XII di
SMK Wipama
(<20%)
Berkurangnya
prevalensi anemia
pada remaja putri
di Wilayah Kerja
Puskesmas
Cikupa (<20%)Money
Rp.
110.000,-
Material
Kuesioner,
LCD,
Laptop,
poster
Methods Pre test,
presentasi
materi,
menonton
video
tentang
penyebab,
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 28
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
akibat dan
pencegahan
anemia,
diskusi
seputar
anemia
Sumber: Modifikasi penulis
Tabel 2. Log frame goals – Intervensi II
Masukan Kegiatan
Tujuan
Pendek
(6 minggu)
Menengah
(1 tahun)
Panjang
(5 tahun)
Man 3 orang
Koas Untar
2 orang
petugas
Puskesmas
- Intervensi Personal
dilakukan terhadap 10 siswi
putri dengan hb <12, dengan
menatalaksana siswi sesuai
penyebab anemianya masing-
masing
- Diketahui
penyebab anemia
tiap siswi
- Perbaikan tanda
dan gejala anemia
setelah 2 minggu
intervensi
Berkurangnya
prevalensi
anemia pada
remaja putri
kelas XII di
SMK Wipama
(<20%)
Berkurangnya
prevalensi anemia
pada remaja putri
di Wilayah Kerja
Puskesmas
Cikupa (<20%)Money Rp. 0,-
Material
Hasil
Kuesioner
(pre test),
senter, tablet
penambah
darah dan
vitamin C
Methods Anamnesis,
pemeriksaan
fisik,
tatalaksana
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 29
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
keluhan
sesuai
penyebab
Sumber: Modifikasi Penulis
Tabel 3. Log frame goals – Intervensi III dan IV
Masukan Kegiatan
Tujuan
Pendek
(6 minggu)
Menengah
(1 tahun)
Panjang
(5 tahun)
Man 3 orang
Koas Untar
2 orang
petugas
Puskesmas
- Pemberian tablet penambah
darah dan vitamin C gratis
untuk diminum bersama
disekolah
- Pembentukan Kader Anti
Anemia dan pembagian buku
pemantau minum tablet
penambah darah untuk KAA
untuk membantu mengawasi
terlaksananya program
minum tablet besi bersama
disekolah dengan baik
-
-
Tingkat partisipasi
minum tablet
penambah darah di
sekolah >50%
Berkurangnya
prevalensi
anemia pada
remaja putri
kelas XII di
SMK Wipama
(<20%)
Berkurangnya
prevalensi anemia
pada remaja putri
di Wilayah Kerja
Puskesmas
Cikupa (<20%)Money
Rp.
210.000,-
Material
Tablet
penambah
darah,
Vitamin C,
Air mineral
Methods Minum obat
bersama di
sekolah,
dengan
dibantu
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 30
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
KAA
Sumber: Modifikasi Penulis
5.3 Planning of Action (POA)
Tabel 4. Planning of Action (POA)
No Kegiatan Tujuan & Target Sasaran
Biaya (besar & sumber)
Tempat Waktu / Timeline
Penanggung Jawab/
Pelaksana
Rencana Penilaian
1.Mengumpulkan
data
Menganalisis
situasi dan
menentukan
prioritas
masalah
Remaja
siswi di
wilayah
kerja
Puskesmas
Cikupa
Puskes
mas
Cikupa
5
November
2015, pkl.
08.00
WIB
Brando, Fida,
Rizky
Terkumpulny
a data-data
sehingga
teridentifikasi
masalah-
masalah yang
akan
diintervensi
2. Melakukan survei
terhadap SMAN 4
Kab. Tangerang
dan SMK
Wipama
Mengetahui
prevalensi
tertinggi
anemia agar
dilakukan
intervensi
Para siswi
kelas XII di
SMAN 4
kab.
Tangerang
dan SMK
Wipama
Rp.
900.000,-
SMAN
4 Kab.
Tangera
ng dan
SMK
Wipama
6 – 7
November
2015, pkl.
09.00
WIB
Brando, Fida,
Rizky
Membanding
kan kedua
sekolah
dengan kasus
anemia
tertinggi
untuk
dijadikan
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 31
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
lokasi
intervensi
3.
Pelaksanaan pre
test terhadap 30
siswi kelas XII di
SMK Wipama,
dilanjutkan
dengan
Penyuluhan
tentang anemia,
juga dihadiri oleh
12 calon Kader
Anti Anemia,
dilanjutkan
dengan
pelaksanaan post
test
Meningkatkan
pengetahuan
siswi kelas XII
di SMK
Wipama agar
setidaknya
terdapat 70%
siswi yang
menjawab
dengan baik
Siswi kelas
XII di
SMK
Wipama
dan calon
KAA
Rp.
110.000,-
SMK
Wipama
21
November
2015, pkl.
09.00
WIB
Brando, Fida,
Rizky
Menganalisis
hasil pre test
dan post tes
dengan cara
manual
4. Pembentukan
Kader Anti
Anemia
Membantu
memantau
seberapa
banyak siswi
yang
berpartisipasi
minum tablet
penambah
darah dan
vitamin C
bersama
disekolah dan
membantu
mengedukasi
siswi kelas XII
mengenai
anemia. Target
pencapaiannya
Anggota
PMR kelas
XI di SMK
Wipama
Rp.
110.000
SMK
Wipama
21
November
2015, pkl.
12.00
WIB
Brando, Fida,
Rizky
Mencari
permasalah-
permasalahan
yang dihadapi
oleh anggota
KAA dalam
menjalankan
tugasnya
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 32
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
adalah
terisinya
kolom pertama
buku
pemantau
minum obat
sebanyak
100% pada 1
minggu
pertama
5.
Pembagian obat
tablet penambah
darah gratis dan
Vit. C kepada
seluruh siswi
kelas XII di SMK
Wipama untuk
minum bersama di
sekolah
Upaya
pencegahan
anemia pada
remaja putri.
Target
pencapaiannya
yakni tingkat
partisipasi
siswi dalam
meminum obat
penambah
darah dan
vitamin C
bersama
disekolah
minimal
sebanyak 50%
Siswi kelas
XII di
SMK
Wipama
Rp.
100.000,-
SMK
Wipama
23
November
2015, pkl.
08.00
WIB
Brando, Fida,
Rizky
Mengevaluasi
tingkat
partisipasi
siswi dalam
mengikuti
program
melalui
terisinya
kolom pada
buku
pemantau
minum obat
penambah
darah dn
vitamin C
bersama di
sekolah
6 Intervensi
personal untuk
mengobati anemia
10 siswi dengan
Hb < 12 sesuai
dengan penyebab
masing-masing
Menatalaksana
anemia sesuai
penyebab
anemia
masing-
masing. Target
pencapaiannya
yakni
perbaikan
Siswi kelas
XII di
SMK
Wipama
dengan Hb
<12
- SMK
Wipama
24
November
2015, pkl.
12.30
WIB
Brando, Fida,
Rizky
Melakukan
anamnesis
dan
pemeriksaan
fisik untuk
melihat
perbaikan
tanda dan
gejala anemia
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 33
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
tanda dan
gejala anemia
setelah 2
minggu
intervensi
setelah 2
minggu
intervensi
Sumber: Modifikasi Penulis
5.4 Timeline (Gantt Chart)
Tabel 5. Timeline (Gantt Chart)
No KegiatanMinggu
1 2 3 4 5 6 7
1 Perencanaan
- Identifikasi kasus di puskesmas
- Diskusi tentang masalah puskesmas
dengan kepala puskesmas
- Rapat antar anggota kelompok untuk
menentukan masalah yang akan di
pilih
- Mengajukan kasus di pleno IKM FK
Untar
- Diskusi untuk menetapkan masalah
utama dengan kepala puskesmas dan
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 34
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
dokter pembimbing di puskesmas
(delbecq)
- Identifikasi faktor penyebab dan
menentukan target melalui Tanya
jawab
- Diskusi dengan dosen pembimbing
untuk menetapkan indikator
keberhasilan
- Perencanaan intervensi
2 Pengorganisasian
- Pembagian tugas kerja
- Pembuatan media intervensi poster,
pin, buku pemantau minum obat, serta
soal pre test dan post test
- Pengajuan izin ke SMK Wipama dan
SMAN 4 kab. Tangerang untuk
melakukan kegiatan
3 Pelaksanaan
- Kegiatan sampling pemeriksaan Hb
terhadap 30 responden di SMAN 4 Kab.
Tangerang
- Kegiatan sampling pemeriksaan Hb
terhadap 30 responden di SMK Wipama
- Menentukan sekolah dengan prevalensi
tertinggi (SMK Wipama) untuk
dilakukan intervensi
- Melakukan penyuluhan terhadap 30
responden dan 12 calon Kader Anti
Anemia
- Melakukan post test terhadap 30
responden siswi kelas XII di SMK
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 35
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
Wipama setelah dilakukan penyuluhan
- Pelantikan Kader Anti Anemia,
pemberian pin, dan buku pemantau
minum tablet penambah dan Vit. C
bersama disekolah
- Pembagian tablet penambah darah dan
Vit. C gratis terhadap 202 siswi kelas
XII di SMK Wipama untuk diminum
bersama disekolah
- Intervensi personal terhadap 10 siswi
kelas XII di SMK Wipama dengan Hb <
12
4 Pengawasan
- Pengawasan berjalannya survei pre
test dan post test, program minum
tablet penambah darah dan Vit. C
bersama disekolah dan intervensi
personal.
5 Evaluasi
- Evaluasi pelaksanaan kegiatan di SMK
Wipama
- Pengolahan pre test dan post test serta
pembuatan laporan
Sumber: Modifikasi Penulis
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 36
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
BAB VI
PELAKSANAAN INTERVENSI
6.1 Flow Chart Kegiatan
Pertemuan I
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 37
Sabtu, 21 November
2015
Mengadakan Pre test
Penyuluhan tentang anemia pada remaja
putri
Sesi tanya jawab
Pelantikan Kader Anti Anemia
Mengadakan Post test
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
Gambar 4. Flow chart pertemuan I (Sumber: modifikasi penulis)
Pertemuan II
Gambar 5. Flow chart pertemuan II (Sumber: Modifikasi penulis)
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 38
Penjelasan isi dan cara
mengisi buku, serta
menjelaskan tugas KAA
Untuk membantu mengawal
terlaksananya program minum
tablet penambah darah dan Vit.
C bersama di sekolah
Pemberian pin dan buku pemantau minum tablet
penambah darah dan Vit.C bersama di sekolah kepada
12 kader
Senin, 23 November
2015
Pembagian tablet penambah darah dan Vit.
C gratis kepada 202 siswi kelas XII di SMK
Wipama
Untuk mengetahui
pencapaian jumlah
peminum tablet penambah
darah dan Vit.C
Pencatatan jumlah partisipan peminum
tablet penambah darah dan Vit. C bersama disekolah oleh KAA
Minum bersama tablet penambah
darah dan Vit. C di sekolah
Edukasi singkat mengenai bahaya anemia, manfaat minum tablet
penambah darah dan Vit.C sebagai pencegahan anemia serta efek samping obat, kepada 202 siswi kelas XII SMK Wipama
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
Pertemuan III
Gambar 6. Flow chart pertemuan III (Sumber: Modifikasi penulis)
6.2 Deskripsi Proses Intervensi
Pertemuan I
Pertemuan I bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswi kelas XII di SMK Wipama
mengenai anemia pada remaja putri. Proses intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan siswi putri kelas XII adalah dengan penyuluhan mengenai anemia pada remaja putri.
Karena keterbatasan tempat dan agar tidak menggaggu proses belajar mengajar siswi kelas XII yang
berjumlah 202 orang, maka penyuluhan dilakukan terhadap 30 siswi putri yang sebelumnya dijadikan
sample pemeriksaan Hb di SMK Wipama. Penyuluhan juga diikuti oleh 12 calon KAA sebagai bekal
dalam menjalankan tugasnya memantau program minum obat penambah darah bersama disekolah.
Target pencapaian program penyuluhan tersebut yakni terdapat 70% siswi yang menjawab post test
dengan baik. Untuk itu sebelum penyuluhan, dilakukan pre test terlebih dahulu. Media yang
digunakan untuk penyuluhan yakni berupa slide presentasi dengan LCD, poster dan menonton
sejumlah video mengenai anemia pada remaja agar lebih menarik, lebih mudah dipahami dan lebih
berkesan. Kegiatan pertemuan I ditutup dengan pelantikan ke 12 KAA dengan pemberian atribut
berupa pin dan buku pemantau minum tablet penambah darah dan Vit. C di sekolah serta menjelaskan
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 39
Selasa, 24 November
2015
Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mengetahui penyebab anemia masing-masing siswi
Untuk mengetahui
penyebab anemia serta
menatalaksna sesuai
penyebab masing-masing
Target pelaksanaan yakni didapatkan
perbaikan tanda dan gejala anemia dalam 2
minggu setelah intervensi
Dilakukan intervensi berupa pemberian
tablet besi dan Vit. C gratis
Intervensi personal, dengan bertemu ke-10 siswi kelas XII
yang menderita anemia (Hb < 12) untuk ditatalaksana sesuai dengan
penyebab masing-masing
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
tugas-tugas KAA, yaitu mencatat jumlah siswi yang berpartisipasi minum tablet penambah darah dan
VIt. C disekolah dan mengedukasi siswi kelas XII mengenai anemia pada remaja putri.
Pertemuan II
Pertemuan II pembagian tablet penambah darah dan Vit. C gratis kepada 202 siswi kelas XII di
SMK Wipama untuk diminum bersama disekolah, sebagai program pencegahan anemia khususnya
pada remaja putri. Minum bersama dilakukan secara simbolis oleh 30 siswi yang pernah dijadikan
sample pemeriksaan Hb kelas XII di SMK Wipama dihadapan seluruh siswi kelas XII lainnya.
Sebelum minum tablet penambah darah dan Vit. C bersama, dilakukan edukasi secara singkat terlebih
dahulu kepada 202 siswi mengenai bahaya anemia pada remaja putri, manfaat meminum tablet
penambah darah dan Vit. C sebagai pencegahan anemia dan efek samping tablet penambah darah.
Selanjutnya, program minum tablet penambah darah dan Vit. C bersama disekolah akan dilakukan satu
minggu sekali, setiap hari senin, sesaat sebelum pulang sekolah. Target pencapaian program ini adalah
setidaknya 50% siswi berpartisipasi dalam meminum tablet penambah darah dan Vit. C bersama
disekolah. Setelah kegiatan berlangsung dilakukan pencatatan oleh KAA untuk mengetahui
pencapaian program minum tablet penambah darah dan Vit. C bersama di sekolah.
Pertemuan III
Pertemuan III bertujuan untuk menatalaksana anemia pada 10 orang siswi dengan Hb < 12 sesuai
penyebab masing-masing. Intervensi dilakukan dengan terlebih dahulu mempelajari hasil pre test ke-
10 siswi tersebut apakah mengarah kepada kurangnya asupan gizi, kecacingan, perdarahan, peyakit
kronis atau sebab lainnya yang menjadi penyebab anemia siswi-siswi tersebut. Setelah itu, dilakukan
pertemuan dengan ke-10 siswi tersebut untuk dilakukan anamnesis lebih dalam mengenai gejala-gejala
anemia yang pasien rasakan. Setelah anamnesis, dilakukan pemeriksaan fisik dan ditentukan penyebab
anemia masing-masing siswi tersebut, untuk dilakukan tatalaksana. Karena dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik didapati tanda dan gejala yang mengarah kepada anemia akibat defisiensi zat gizi
maka ke-10 siswi tersebut ditatalaksana dengan pemberian tablet penambah darah (3x200mg) dan Vit.
C (1x25mg) selama 3 bulan. Target pencapaian program yakni terjadinya perbaikan tanda dan gejala
anemia setidaknya dalam 2 minggu setelah intervensi.
6.3 Monitoring
6.3.1 Jadwal monitoring dan pelaksanaan
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 40
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
- Monitoring penyuluhan tentang anemia pada remaja putri dilakukan saat berjalannya
kegiatan yaitu melalui penialaian pre test dan post test sebelum dan sesudah dilakukannya
penyuluhan
- Monitoring program minum tablet penambah darah dan Vit. C bersama di sekolah
dilakukan oleh KAA, Koas dan petugas Puskesmas Cikupa satu kali seminggu
- Monitoring program intervensi personal dilakukan oleh koas setiap minggu, minimal satu
minggu sekali.
6.3.2 Kendala yang dihadapi
- Keterbatasan jumlah kursi untuk peserta penyuluhan sehingga penyuluhan tidak bisa
dilakukan terhadap seluruh kelas XII SMK Wipama yang berjumlah 202 orang melainkan
perwakilan sebanyak 30 orang siswi kelas XII dan 12 calon KAA dan terpaksa harus duduk
dilantai.
- Program minum tablet penambah darah dan Vit. C bersama di sekolah terhadap 202 siswi
kelas XII, cukup membuat ke-12 KAA kesulitan memantau setiap partisipan yang sudah
meminum obat dan yang belum.
- Keterbatasan biaya, waktu dan sarana diagnosis untuk program intervensi personal
memungkinkan terjadinya ketidak tepatan diagnosis penyebab anemia masing-masing
siswi.
6.3.3 PDCA Cycle – perbaikan yang dilakukan
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 41
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
Gambar 7. PDCA Cycle intervensi I
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 42
Pelaksanaan penyuluhan, pre test dan post testTidak tersedianya jumlah kursi dan
meja yang cukup untuk seluruh peserta penyuluhan
Menggeser seluruh kursi dan meja, peserta duduk bersama tanpa kursi
Penyuluhan mengenai anemia pada remaja putri terhadap 30
orang siswi kelas XII dan 12 calon KAA
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
Gambar 8. PDCA Cycle intervensi II
Gambar 9. PDCA Cycle intervensi III dan IV
BAB VII
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 43
Dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penentuan
penyebab anemia masing-masing untuk diintervensi sesuai
penyebabKeterbatasan waktu, biaya dan
sarana untuk mendiagnosis penyebab anemia setiap siswi
Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan baik, melakukan monitoring untuk
melihat adanya perbaikan atau tidak
Intervensi personal terhadap 10 siswi kelas XII dengan hb < 12
Terlaksananya program minum tablet penambah darah dan Vit.
C bersama di sekolahJumlah peserta program yang banyak
membuat KAA kesulitan mendata peserta yang sudah minum obat dan
yang belum
Membagi tanggung jawab, dua kader untuk satu kelas
Minum tablet penambah darah dan Vit. C bersama disekolah yang diikuti 202 siswi kelas XII di
SMK Wipama
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
HASIL INTERVENSI
7.1 Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari kuesioner pre test dan post test, jumlah siswi yang dilakukan intervensi
personal, jumlah siswi yang berpartisipasi minum tablet penambah darah di sekolah diolah dengan
cara manual.
7.2 Penyajian Data
Intervensi 1: Pre test, post test dan penyuluhan
Tabel 6. Jumlah siswi yang berpartisipasi dalam pre test, post test dan penyuluhan
Jumlah total
siswi kelas XII
SMK Wipama
Siswi yang ikut
penyuluhan
Siswi yang
tidak ikut
penyuluhan
Siswi yang
ikut pre test
dan post test
Siswi yang tidak ikut
pre test dan post test
202 siswi
30 siswi dari sample
pemeriksaan hb dan
12 orang calon Kader
Anti Anemia
0 30 siswi 0
Sumber: Modifikasi penulis
Hasil pre test dan post test
Jumlah pertanyaan untuk pre test dan post test adalah 62 pertanyaan yang terbagi menjadi
komponen pertanyaan pengetahuan sebanyak 9 pertanyaan, sikap sebanyak 7 pertanyaan dan
perilaku sebanyak 23 pertanyaan, yang diberikan kepada 30 siswi/responden. Setelah dilakukan
penyuluhan, didapatkan peningkatan pengetahuan tentang anemia pada remaja putri dengan jumlah
siswi yang menjawab post test mengenai pengetahuan dengan baik sebanyak 26 dari 30 siswi
(86,66%) dibandingkan dengan yang menjawab pre test mengenai pengetahuan dengan baik
sebanyak 16 dari 30 siswi (53,33%), peningkatan nilai sikap dengan jumlah siswi yang menjawab
post test mengenai sikap dengan baik sebanyak 21 dari 30 siswi (70%) dibandingkan dengan yang
menjawab pre test mengenai sikap dengan baik sebanyak 13 dari 30 siswi (43,33%). peningkatan
nilai perilaku dengan jumlah siswi yang menjawab post test mengenai perilaku dengan baik
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 44
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
sebanyak 25 dari 30 siswi (83,33%) dibandingkan dengan yang menjawab pre test mengenai
perilaku dengan baik sebanyak 12 dari 30 siswi (40%)
Intervensi II: Intervensi Personal
Tabel 7. Jumlah siswi yang mengikuti intervensi personal
Jumlah siswi
yang menjadi
sample
pemeriksaan hb
Jumlah
siswi
dengan hb
< 12
Jumlah siswi
yang mengikuti
intervensi
personal
Jumlah siswi yang
tidak mengikuti
intervensi personal
Jumlah siswi yang
mengalami perbaikan
tanda dan gejala
(stlh 2 mgu intervensi)
30 siswi 10 siswi 10 siswi 0 siswi 10 siswi
Sumber: Modifikasi penulis
Intervensi III dan IV: Pemberian tablet penambah darah dan vitamin C gratis untuk
diminum bersama di sekolah dan pembentukan KAA
Tabel 8. Jumlah siswi yang menerima dan mengikuti program minum bersama tablet penambah
darah dan vitamin C gratis di sekolah
Jumlah siswi
kelas XII SMK
Wipama
Jumlah siswi yang
menerima tablet
penambah darah
dan vit. C gratis
Jumlah siswi yang
minum tablet penambah
darah dan vit. C bersama
di sekolah
Jumlah siswi yang tidak
minum tablet penambah darah
dan vit. C bersama di sekolah
202 siswi 202 siswi 189 siswi 13 siswi
Sumber: Modifikasi penulis
Tabel 9. Jumlah anggota Kader Anti Anemia
Jumlah kelas XII SMK
WipamaJumlah anggota Kader Anti Anemia
Jumlah kader penanggung jawab
tugas tiap kelas XII SMK Wipama
6 kelas 12 orang 2 orang
Sumber: Modifikasi penulis
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 45
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
BAB VIII
EVALUASI KEGIATAN
8.1 Metode Evaluasi
Metode yang digunakan dalam evaluasi program ini mengguanakan pendekatan sistem adalah
sebagai berikut
Gambar 10. Pendekatan sistem (Sumber: Teori H.L.Blum)
8.2 Hasil Evaluasi
Tabel 10. Evaluasi Program Intervensi I
No. Variabel Tolok Ukur Data Kesenjangan
1. Masukan1. Man
Koas IKM Penanggung jawab program
gizi dan remaja dari Puskesmas Cikupa
2. Money(dana bersama)
3 orang2 orang
Tersedia dana Rp.110,000- untuk pembuatan soal pre test dan post test dan poster
3 orang2 orang
Biaya sesuai dana yang disediakan, yaitu Rp.110.000,Biaya tidak melebihi dana yang
Tidak ada kesenjanganTidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjangan
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 46
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
3. MaterialLCD, Laptop, PosterLembar pre test & post test
4. Metode
1 Lembar Poster
60 Lembar pre test dan post test di perhitungkan jumlahnya
Penyuluhan
disediakan
Poster memadai
Lembar pre test dan post test memadai
Ada
Tidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjangan
2. Prosesa. Planning Merencanakan pembuatan
Poster Rencana sasaran dan
intervensi penyuluhan Merencanakan isi penyuluhan Merencanakan pembuatan
pre test dan post test
b. Organizing Menentukan waktu dan
tempat penyuluhan Meminta izin kepada Kepala
sekolah SMK Wipama
c. Actuating Melakukan pre test Melakukan penyuluhan
mengenai anemia pada remaja putri
Melakukan sesi tanya jawab Melakukan post test
d. Controlling Pemberian pre test dan post test
DilakukanDilakukanDilakukanDilakukan
DilakukanDilakukan
DilakukanDilakukanDilakukanDilakukan
Dilakukan
DilakukanDilakukanDilakukanDilakukan
DilakukanDilakukan
Dilakukan DilakukanDilakukanDilakukan
Dilakukan
Tidak ada kesenjanganTidak ada kesenjanganTidak ada kesenjanganTidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjanganTidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjanganTidak ada kesenjanganTidak ada kesenjanganTidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjangan
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 47
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
3. OutputMeningkatnya pengetahuan siswi tentang anemia pada remaja putri
Didapatkan hasil post test meningkat daripada hasil pre test sebesar 66 %
Tercapai Tidak ada kesenjangan
4.LingkunganFisik :Bsngunan
Ruang rapat SMK Wipama dijadikan lokasi penyuluhan
3 koas, 2 petugas Puskesmas, 30 siswi kelas XII dan 12 calon KAA mengikuti penyuluhan
Tidak ada kesenjangan
5. Dampak Belum dapat dinilai
Sumber: Modifikasi penulis
Tabel 11. Evaluasi Program Intervensi II
No. Variabel Tolok Ukur Data Kesenjangan
1. Masukan1. Man
Koas IKM Penanggung jawab program
gizi dan remaja dari Puskesmas Cikupa
2. Money(dana bersama)
3. Material Hasil kuesioner
Senter
4. Metode
3 orang2 orang
Dana tercukupi
10 kuesioner siswi kelas XII dengan hb <12
3 buah senter
3 orang2 orang
Dana tercukupi
Tersedia
Tersedia
Tidak ada kesenjanganTidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjangan
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 48
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Pemeriksaan hb Dilakukan
Tidak dilakukan
Dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak ada kesenjangan
ada kesenjangan
2. Prosesa. Planning Melakukan pemberian tablet
besi dan vitamin C gratis
b. Organizing Mendapatkan pasokan obat
dari hasil kerja sama dengan pihak Puskesmas
c. Actuating Pemberian tablet besi dan
vitamin C gratis
d. Controlling Minum bersama tablet besi dan
vitamin C
Dilakukan
Dilakukan
Dilakukan
Dilakukan
Dilakukan
Dilakukan
Dilakukan
Dilakukan
Tidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjangan
3. OutputPerbaikan gejala dalam 1- 2 minggu intervensi
Didapatkan perbaikan tanda dan gejala dalam 2 minggu setelah intervensi semua siswi yang dilakukan intervensi (100%)
Tercapai Tidak ada kesenjangan
4.LingkunganFisik :Bsngunan
Ruang rapat SMK Wipama dijadikan intervensi personal
10 siswi dengan hb <12 mengikuti program intervensi personal
Tidak ada kesenjangan
5. Dampak Belum dapat dinilai
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 49
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
Sumber: Modifikasi Penulis
Tabel 12. Evaluasi Program Intervensi III dan IV
No.
Variabel Tolok Ukur Data Kesenjangan
1. Masukan1. Man
Koas IKM Penanggung jawab program gizi
dan remaja dari Puskesmas Cikupa
2. Money(dana bersama)
3. MaterialTablet penambah darah, vitamin C dan air mineral
Pemberian buku pemantau minum tablet penambah darah dan vitamin c
3 orang2 orang
Tersedia dana Rp.100,000- program minum tablet penambah darah dan vitamin C bersama dan dana
Tersedia dana Rp. 110.000,- untuk pemberian buku pemantau minum obat penambah darah bersama di sekolah dan pembuatan pin untuk KAA
Sebanyak 202 paket tablet penambah darah dan vitamin c dibagikan kepada 202 siswi. Sebanyak 42 air mineral dibagikan kepada 42 peserta minum obat penambah darah dan vitamin c secara simbolis
3 orang2 orang
Tersedia
Tersedia
Tersedia
Tersedia
Tidak ada kesenjanganTidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjangan
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 50
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
bersama disekolah dan pin
4. MetodeMinum tablet penambah darah dan vitamin c bersama-sama secara simbolis oleh 42 siswi kelas XII
Dilaksnakan
Minum tablet penambah darah dan vitamin c bersama-sama secara simbolis oleh 42 siswi kelas XII
Dilakukan
Dilakukan
Tidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjangan
2. Prosesa. Planning Merencanakan cara
mendapatkan pasokan obat dg cara kerjasama dg PKM
Merencanakan pembuatan buku
Merencanakan pembuatan pin
b. Organizing Menentukan waktu dan tempat
minum tablet penambah darah dan vitamin c bersama
Menentukan waktu dan tempat pelantikan KAA
c. Actuating Melakukan program minum
tablet penambah darah dan vitamin c bersama
Melakukan pelantikan KAA
d. Controlling Kontrol jumlah partisipasi siswi
yang minum tablet besi dan vitamin c bersama disekolah tiap minggunya
Dilakukan
DilakukanDilakukan
DilakukanDilakukan
DilakukanDilakukan
Dilakukan
Dilakukan
DilakukanDilakukan
DilakukanDilakukan
Dilakukan Dilakukan
Dilakukan
Tidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjanganTidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjanganTidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjanganTidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjangan
3. OutputPartisipasi siswi kelas XII mengikoti program minimal 50%
Didapatkan jumlah partisipasi siswi kelas XII yang mengikuti program pada minggu
Tercapai Tidak ada kesenjangan
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 51
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
I sebanyak 100% dan minggu II sebanyak 93,56%
4.LingkunganFisik :Bangunan Lapangan upacara
SMK Wipama dijadikan lokasi minum tablet esi dan vitamin c bersama
Ruang rapat SMK Wipama dijadikan lokasi pelantikan KAA
3 koas, 2 petugas Puskesmas, 42 siswi kelas XII dan 12 KAA terlibat dalam program
Tidak ada kesenjangan
Tidak ada kesenjangan
5. Dampak Belum dapat dinilai
Sumber: Modifikasi penulis
BAB IX
KESIMPULAN
1. Masalah anemia di wilayah kerja Puskesmas Cikupa Periode 5 November – 1 Desember 2015 adalah
masih tingginya prevalensi anemia pada remaja putri yaitu berdasarkan hasil penjaringan anemia
melalui pemeriksaan Hb yang dilakukan di tiga SMA di wilayah kerja Puskesmas Cikupa, SMK
Wipama merupakan sekolah dengan prevalensi anemia tertinggi kedua (33,3%) setelah SMA Miftahul
Jannah (34%) yang saat ini sedang dilakukan intervensi oleh pihak Puskesmas Cikupa. Sekolah
lainnya yang dijaring adalah SMAN 4 Kab. Tangerang dengan prevalensi anemia yang lebih rendah
(26,6%)
2. Masalah-masalah penyebab yang menyebabkan tingginya prevalensi anemia pada remaja putri di
wilayah kerja Puskesmas Cikupa dilihat dari identifikasi masalah penyebab menggunakan fishbone,
dapat disimpulkan masalah penyebab utama, yaitu:
Pengetahuan
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 52
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
o Pengetahuan mengenai definisi, risiko, penyebab, tanda dan gejala, serta pencegahan anemia
kurang diketahui dengan baik.
Perilaku
o Sebagian besar siswi yang tidak mebiasakan diri sarapan pagi tiap hari secara rutin.
o Banyak siswi yang rutin mengkonsumsi teh bersamaan dengan waktu makan, yang mana dapat
meningkatkan risiko anemia.
o Beberapa siswi yang terbiasa keluar rumah tanpa menggunakan alas kasi, yang mana dapat
meningkatkan risiko mengalami kecacingan sehingga dapat menyebabkan anemia
Sikap
o Banyak siswi yang tidak menyukai sayuran hijau
o Beberapa siswi yang tidak menyukai daging merah
o Beberapa siswi yang tidak menyukai ikan
o Banyak siswi yang mengaggap sayuran hijau, daging merah dan ikan tidak terlalu penting
untuk dikonsumsi
3. Intervensi sebagai bagian dari alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan dalam jangka pendek
dan memiliki daya ungkit yang besar dalam menunjang tujuan jangka menengah dan jangka panjang
yang diharapkan
a. Penyuluhan mengenai anemia pada remaja putri terhadap siswi kelas XII SMK Wipama beserta
calon Kader Anti Anemia
b. Intervensi personal yang dilakukan untuk mengintervensi 10 siswi dengan Hb <12 melalui
pemeriksaan hb yang dilakukan saat proses sampling, intervensi dilakukan sesuai penyebab
anemianya masing-masing. Namun masih terdapat kekurangan terhadap proses pelaksanaannya
yakni penilaian perbaikan anemia setelah intervensi hanya dilakukan dengan pemeriksaan
subjektif (anamnesis) bukan dengan pemeriksaan objektif (pemeriksaan hb ulang) sehingga tidak
didapatkan nilai perbaikan secara pasti.
c. Minum tablet penambah darah bersama di sekolah sebagai program pencegahan anemia. Sebagai
catatan, program tersebut dilakukan dengan asumsi seluruh peserta program tidak mengalami
anemia hemolitik (kontraindikasi pemberian tablet penambah darah) karena dapat menimbulkan
kelebihan besi dalam tubuh yang dapat merusak sel-sel tubuh. Asumsi didapatkan setelah
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 53
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
mempelajari hasil pre test dan post test terhadap 30 siswi yang dijadikan sample pemeriksaan hb
yang mana tidak ada siswi yang mengarah kepada anamia hemolitik.
d. Pembentukan Kader Anti Anemia untuk mengawasi program minum tablet penambah darah
bersama di sekolah
4. Hasil dari intervensi yang dilakukan adalah terjadinya peningkatan pengetahuan dari para siswi kelas
XII SMK Wipama yang dinilai berdasarkan hasil pre test dan post test. Didapatkan peningkatan
pengetahuan tentang anemia pada remaja putri dengan jumlah siswi yang menjawab post test
mengenai pengetahuan dengan baik sebanyak 26 dari 30 siswi (86,66%) dibandingkan dengan yang
menjawab pre test mengenai pengetahuan dengan baik sebanyak 16 dari 30 siswi (53,33%),
peningkatan nilai sikap dengan jumlah siswi yang menjawab post test mengenai sikap dengan baik
sebanyak 21 dari 30 siswi (70%) dibandingkan dengan yang menjawab pre test mengenai sikap
dengan baik sebanyak 13 dari 30 siswi (43,33%). peningkatan nilai perilaku dengan jumlah siswi yang
menjawab post test mengenai perilaku dengan baik sebanyak 25 dari 30 siswi (83,33%) dibandingkan
dengan yang menjawab pre test mengenai perilaku dengan baik sebanyak 12 dari 30 siswi (40%). Dari
intervensi personal terdapat perbaikan gejala terhadap semua siswi yang telah mengkonsumsi tablet
penambah darah setelah dua minggu pemberian. Pada program minum tablet penambah darah bersama
disekolah, dapat dikatakan berhasil karena tingkat partisipasi pada minggu pertama mencapai 100%
yakni sebanyak 202 dari total 202 siswi kelas XII di SMK Wipama dan pada minggu kedua mencapai
94,87% yakni sebanyak 189 siswi dari total 202 siswi kelas XII di SMK Wipama.
BAB X
SARAN
10.1 Saran bagi SMK Wipama
- Mengikutsertakan guru dalam program minum tablet besi bersama disekolah sehingga dapat
membantu KAA dalam mengawasi terlaksananya program minum tablet besi bersama disekolah
dengan baik
- Membantu menjaring para siswi putri dengan tanda dan gejala anemia dan menyarankannya untuk
segera berobat ke Puskesmas
10.2 Saran bagi Puskesmas Cikupa
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 54
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
- Menambah sumber daya manusia untuk turun ke lapangan (sekolah) dalam menjalankan program
mengenai anemia pada remaja putri sehingga dapat dilaksanakan kegiatan promosi kesehatan
seperti penyuluhan tentang anemia pada remaja putri dan proteksi spesifik seperti penjaringan
penderita anemia pada remaja putri pada setiap sekolah yang pada akhirnya dapat dilakukan
diagnosis awal dan penatalaksanaan secara spesifik menurut penyebab anemianya masing-masing
- Membuat dan meletakan poster mengenai anemia pada remaja putri di tempat yang mudah terlihat
oleh pengunjung Puskesmas serta secara rutin memperbaharui isi poster tersebut agar lebih
menarik
- Rutin mengadakan penyuluhan tentang anemia pada remaja putri di Puskesmas Cikupa setidaknya
setahun sekali
- Melanjutkan program pemberian tablet besi gratis terhadap siswi kelas XII SMK Wipama, dengan
terlebih dahulu memastikan seluruh peserta penerima tablet penambah darah tidak mengalami
anemia hemolitik.
- Memperluas cakupan pemberian tablet besi gratis kepada siswi putri di kelas lain di SMK Wipama
maupun ke sekolah lainnya
- Melakukan evaluasi terhadap program atau intervensi yang telah dilakukan sehingga dapat dinilai
tujuan jangka menengah, jangka panjang serta mengetahui efektivitas dan manfaatnya
- Melakukan pemeriksaan hb terhadap siswi kelas XII SMK Wipama, khususnya sepuluh siswi yang
mengikuti program intervensi personal dan umumnya seluruh siswi yang mengikuti program
minum tablet penambah darah agar diketahui nilai hb setelah intervensi sebagai indikator nilai
pasti (nilai objektif) perbaikan anemia.
10.3 Saran bagi tim selajutnya
- Melanjutkan program penyuluhan tentang anemia pada remaja putri di lokasi lain, seperti:
Puskesmas Cikupa, Balai desa, Sekolah atau saat pelaksanaan kegiatan diluar gedung Puskesmas
- Melakukan evaluasi terhadap program atau intervensi yang telah dilakukan sehingga dapat dinilai
tujuan jangka menengah, jangka panjang serta mengetahui efektivitas dan manfaatnya
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 55
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. Iron deficiency anemia assessment, prevention and control. A guide
for programme managers. Jenewa: WHO; 2001. p. 3-5
2. World Health Organization. Worldwide prevalence of anaemia 1993-2005. [Internet]. Juni 2008.
[dikutip 28 Oktober 2015]. Diperoleh dari:
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/43894/1/9789241596657_eng.pdf
3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Anemia. Dalam: Riset kesehatan dasar 2013. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. [Internet]. Desember 2013
[dikutip 28 Oktober 2015]. Diperoleh dari :
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 56
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
4. Budiman C. Pengantar kesehatan lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007. p.
204
5. Bakta IM. Pendekatan terhadap pasien anemia. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S.Editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 5. Jakarta: Interna
Publishing; 2009. p. 632-5.
6. Hayati, Mardhiyah R. Pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia defisiensi besi dan
dampaknya terhadap kesehatan reproduksi di MAL IAIN MEDAN tahun 2009/2010. Jurnal USU
[Internet]. September 2011 [dikutip 28 Oktober 2015]. Diperoleh dari:
http://www.repository.usu.ac.id
7. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan. Kajian profil penduduk remaja. [Internet].
Desember 2011 [dikutip 28 Oktober 2015]. Diperoleh dari:
http://www.bkkbn.go.id/litbang/pusdu/Hasil%20Penelitian/Karakteristik%20Demografis/2011/
Kajian%20Profil%20Penduduk%20Remaja%20(10%20-%2024%20tahun).pdf
8. Soeditama. Ilmu gizi. [Internet]. Juni 2001 [dikutip 28 Oktober 2015]. Diperoleh dari :
http://eprints.ums.ac.id/15603/20/08._DAFTAR_PUSTAKA.pdf
Lampiran 1. Foto Pelaksanaan Kegiatan Diagnosis Komunitas di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa
Bersama kepala sekolah SMK Wipama Intervensi Personal terhadap siswi dengan Hb < 12
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 57
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
Bersama Kader Anti Anemia di SMK Wipama Pelantikan Kader Anti Anemia di SMK Wipama
Penyerahan Buku Pemantauan Minum Tablet besi Pemeriksaan Hb di SMAN 4 Tangerang
Atribut Tugas untuk Kader Anti Anemia Isi Buku Pemantauan Minum Tablet Penambah Darah
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 58
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
Penyuluhan Sebelum Minum Tablet Penambah Darah Minum Tablet Penambah Darah Bersama
Tablet penambah darah dan Vit.C gratis Peserta Penyuluhan Anemia di SMK Wipama
Lampiran 2. Poster Perilaku Pencegahan Anemia
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 59
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
Lampiran 3. Pre test dan Post test
1 Apakah kamu tahu yang dimaksud dengan penyakit kurang darah?
A. Anemia B. Darah rendah C. kurang gula
2. Apakah kamu tahu yang dimaksud dengan anemia?
A. Kurang darah B. Tensi rendah C. kurang gula
3. Menurut kamu anemia berbahaya tidak?
A. Bahaya B. Biasa saja C. Tidak tahu
4. Makanan apa yang baik untuk orang kurang darah?
A. Daging dan sayur B. Tinggi garam C. Tinggi gula
5. Makanan apa yang baik untuk orang anemia?
A. Daging dan sayur B. Tinggi garam C. Tinggi gula
6. Apakah kamu suka mengkonsumsi sayur?
A. Suka semua sayur B. tidak suka C. hanya sayur tertentu
7. Menurut kamu seberapa penting mengkonsumsi sayur?
A. Sangat penting B. tidak telalu penting C. tidak penting
8. Seberapa sering kamu makan sayur hijau?
A. Tiap hari makan B. Dalam seminggu pasti makan C. Tidak makan sayur
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 60
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
9. Apakah kamu suka mengkonsumsi daging merah?
A. Suka B. tidak suka C. jarang karna mahal
10. Menurut kamu seberapa penting mengkonsumsi daging merah?
A. Sangat penting B. tidak terlalu penting C. tidak penting
11. Seberapa sering kamu makan daging merah?
A. Tiap hari makan B. Dalam seminggu pasti makan C. Tidak makan daging
12. Apakah kamu suka mengkonsumsi hati ayam atau hati sapi?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
13. Menurut kamu apakah penting mengkonsumsi hati ayam atau hati sapi?
A. Sangat penting B. tidak terlalu penting C. tidak penting
14. Seberapa sering kamu makan hati ayam atau hati sapi?
A. Tiap hari makan B. Dalam seminggu pasti makan C. Tidak makan hati
15. Apakah kamu suka mengkonsumsi ikan?
A. ya B. tidak C. jarang karena mahal
16. Menurut kamu apakah penting mengkonsumsi ikan?
A. Sangat penting B. tidak terlalu penting C. tidak penting
17. Seberapa sering kamu makan ikan?
A. Tiap hari makan B. Dalam seminggu pasti makan C. Tidak makan ikan
18. Apakah kamu suka mengkonsumsi tahu atau tempe?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
19. Menurut kamu apakah penting mengkonsumsi tahu atau tempe?
A. Sangat penting B. tidak terlalu penting C. tidak penting
20. Seberapa sering kamu makan tahu atau tempe?
A. Tiap hari makan B. Dalam seminggu pasti makan C. Tidak makan tahu/tempe
21. Apakah penyebab anemia?
A. Kurang makan daging B. darah haid terlalu banyak, cacingan C. semua benar
dan sayur
22. Apakah penyebab kurang darah?
A. Kurang makan daging B. darah haid terlalu banyak, cacingan C. semua benar
dan sayur
23. Apa saja gejala kurang darah yang kamu tahu?
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 61
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
A. Lemah, letih, lesu B. Pusing 7 keliling C. Sering lapar dan haus
lemas, lunglai
24. Apa saja tanda-tanda kurang darah yang kamu tahu?
A. Muka pucat, kuku pucat B. tensi rendah C. berat badan menurun
25. Apa kamu suka diet?
A. Sering diet B. Jarang diet C. Tidak pernah diet
26. Apakah yang kamu ketahui tentang diet?
A. Tidak makan pagi atau tidak makan siang atau tidak makan malam
B. Tetap makan pagi, siang dan malam tapi porsi sedikit
C. Sama sekali tidak makan nasi atau sama sekali tidak makan daging dan sayur tiap kali makan
27. Apa haid kamu teratur?
A. Teratur B. kadang-kadang tidak teratur C. tidak teratur
28. Berapa sering ganti pembalut dalam sehari?
A. Kurang dari 3 pembalut B. 3 sampai 4 pembalut C. lebih dari 4 pembalut
29. Sebelum ganti pembalut darah pada pembalut penuh atau tidak?
A. Saat pembalut penuh darah B. Darah lebih dari ½ pembalut C. darah kurang dari ½ pembalut
30. Seberapa sering mengkonsumsi teh?
A. tiap hari B. jarang C. tidak minum teh
31. Kapan saat tersering minum teh?
A. Sesekali saat haus B. bersamaan waktu makan C. tiap kali haus pasti minum teh
32. Seberapa sering mengkonsumsi kopi?
A. tiap hari B. jarang C. tidak minum kopi
33. Kapan saat tersering minum kopi?
A. Sesekali saat haus B. bersamaan waktu makan C. tiap kali haus pasti minum kopi
34. Menurut kamu seberapa penting sarapan pagi?
A. Sangat penting B. tidak terlalu penting C. tidak penting
35. Seberapa sering kamu sarapan?
A. Tiap Hari sarapan B. kadang-kadang sarapan C. tidak pernah sarapan
36. Apakah kamu pernah mengalami batuk-batuk lama atau tak kunjung sembuh?
A. ya B. tidak C. tidak tahu
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 62
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
37. Apakah kamu pernah mengalami batuk berdarah?
A. ya B. tidak C. tidak tahu
38. Apakah kamu memiliki riwayat sakit flek atau TB?
A. ya B. tidak C. tidak tahu
39. Apakah kamu merasa lebih mudah lelah, lemas, letih, lesu dan lunglai dibanding orang lain?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
40. Apakah kamu sering merasa telinga mendenging?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
41. Apakah kamu sering merasa mata berkunang-kunang?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
42. Apakah kamu merasa kantung mata bawah bagian dalam tampak pucat?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
43. Apakah kamu merasa bibir sering terlihat pucat?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
44. Apakah telapak tangan kamu tampak pucat?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
45. Apakah jari-jari kuku kamu tampak pucat?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
46. Apakah di sudut mulut kamu sering terdapat luka?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
47. Apakah bentuk kuku kamu tampak cekung seperti sendok?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
48. Apakah bagian putih mata kamu berwarna kuning?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
49. Apakah kamu sering mimisan?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
50. Apakah ketika kamu terluka darah lama berhenti?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
51. Apakah kamu melakukan kegiatan yang mengharuskan kulit berkontak langsung dengan tanah?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 63
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
52. Apakah kamu sering keluar rumah tanpa menggunakan alas kaki?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
53. Apakah kamu suka membiarkan kuku-kuku jari tumbuh panjang?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
54. Apakah perutmu sering terasa nyeri?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
55. Apakah kamu sering bab cair lebih dari tiga kali sehari?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
56. Apakah telapak tangan kamu berwarna kuning?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
57. Apakah pernah bepergian ke daerah timur Indonesia?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
58. Apakah ketika hendak bepergian ke luar pulau kamu meminum obat pencegah malaria?
A. ya B. tidak C. tidak tahu
59. Apakah kamu pernah didiagnosa penyakit malaria?
A. ya B. tidak C. tidak tahu
60. Apakah kamu pernah mengalami saat BAB kotoran berwarna hitam atau berdarah?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
61. Apakah kamu pernah mengalami muntah darah?
A. ya B. tidak C. kadang-kadang
62. Apakah pernah didiagnosis penyakit saluran pencernaan kronis (> 3 minggu)
A. ya B. tidak C. tidak tahu
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 64
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
Lampiran 4. Hasil Pre test dan Post test 30 Siswi Kelas XII SMK Wipama
No. Responde
n
NilaiPre test
pengetahuan
Post testpengetah
uanKet Pre test
SikapPost test
sikap Ket Pretestperilaku
Post testPerilaku Ket
1 59 63 N 43 47 N 123 135 N2 57 59 N 49 49 - 135 137 N3 42 45 N 49 49 - 137 145 N4 51 55 N 37 41 N 133 137 N5 57 55 N 45 41 N 137 145 N6 61 61 - 49 49 - 133 137 N7 59 59 - 37 49 N 145 149 N8 55 59 N 37 47 N 137 137 -9 55 57 N 45 47 N 135 135 -10 55 57 N 37 43 N 137 149 N11 55 57 N 45 49 N 145 145 -12 57 59 N 37 40 N 129 145 N13 57 59 N 49 49 - 141 141 -14 59 59 - 37 43 N 147 147 -15 59 59 - 47 47 - 133 149 N16 59 59 - 47 49 N 147 151 N17 55 59 N 37 49 N 129 129 -18 59 61 N 45 49 N 141 149 N19 57 61 N 47 47 - 135 151 N20 61 63 N 49 49 - 135 161 N21 59 59 - 47 49 N 123 137 N22 59 59 - 45 45 - 127 147 N23 51 59 N 37 39 N 129 147 N24 55 63 N 47 49 N 141 147 N25 55 63 N 43 49 N 117 129 N26 55 61 N 45 49 N 141 151 N27 55 59 N 47 49 N 133 137 N28 57 61 N 37 43 N 139 139 -29 55 55 - 47 47 - 135 145 N30 55 63 N 47 49 N 135 135 -
Keterangan: N: naik; T: turun; -: tetap (Sumber: Modifikasi penulis)
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 65
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya untuk Mengetahui Penyebab dan Menurunkan Prevalensi Anemia pada Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Siswi Kelas XII di SMK Wipama, Desa Sukanagara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten Periode 5 November 2015 – 1 Desember 2015
Kategori pertanyaan yang disiapkan adalah:
Pengetahuan 9 pertanyaan
Sikap 7 pertanyaan
Perilaku 23 pertanyaan
Indikator hasil survei adalah:
Pengetahuan (1685 : 30 = 56,16)
a. Baik : ≥56,1 (≥ nilai rata-rata pengetahuan)
b. Kurang : <56,1 (< nilai rata-rata pengetahuan)
Sikap (1310 : 30 = 45,6 )
a. Baik : ≥45,6 (≥ nilai rata-rata sikap)
b. Kurang : <45,6 (< nilai rata-rata sikap)
Perilaku (4054 : 30 = 135,13)
c. Baik : ≥135,13 (≥ nilai rata-rata sikap)
a. Kurang : <135,13 (< nilai rata-rata sikap)
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode: 19 Oktober – 12 Desember 2015 66
top related