2011-2-00531-mc bab 3
Post on 24-Sep-2015
14 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
30
BAB 3
INTI PENELITIAN
3.1 Profil PT Bukit Asam (Persero) Tbk
Sejarah PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), Tbk., berawal dengan
dimulainya penambangan batubara di Tanjung Enim pada Tahun 1919. Saat itu tambang
batubara pertama mulai dibuka dan beroperasi di Air Laya dengan sistem penambangan
terbuka atau open pit mining. Tambang bawah tanah atau underground mining di
Tanjung Enim mulai dilakukam tahun 1923 sampai tahun 1940-an. Pada tahun 1938,
produksi untuk kepentingan komersial mulai dilakukan di dua lokasi tambang yaitu di
tambang Air Laya untuk batubara jenis bituminous dan di daerah tambang Suban untuk
batubara jenis semi-antrasit.
Ketika tuntutan nasionalisasi perusahaan Belanda kian kencang, buruh tambang
Bukit Asam ikut berjuang menuntut status yang sama. Tahun 1950 pemerintah
menyetujui pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA)
Pada tanggal 2 Maret 1981, PN TABA berubah status menjadi Perusahaan
Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) yang seterusnya
disebut PTBA. Pendirian PTBA berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 42 Tahun
1980 dengan Akta Notaris Mohamad Ali Nomor 1, yang telah diubah dengan Akta
Notaris Nomor 5 tanggal 6 Maret 1984 dan Nomor 51 tanggal 29 Mei 1985 dari Notaris
yang sama. Akta pendirian dan perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri
-
31
Kehakiman dalam surat Keputusan Nomor C2-7553-HT.01.04.TH85 Tanggal 28
November 1985 seta diumumkan dalam Berita Negara Nomor 33 tambahan Nomor 550
tanggal 25 April 1986. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali
perubahan yang terakhir berdasarkan Akta Notaris Nomor 57 tanggal 15 Desember 2006
dari Notaris Nila Noordjasmani Soeyasa Besar, SH; Notaris pengganti Imas Fatima, SH.
Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dalam Surat Keputusan Nomor W7-HT.01.04-5158 Tanggal 19 Desember
2006 setta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tanggal 9
Februari 2007 Tambahan Nomor 146.
Pada akhir 2002, PTBA mulai menjadi periusahaan publik dan sahamnya mulai
tercatat di Bursa Efek Surabaya dengan kode PTBA
Tujuan Perseroan berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan yaitu berusaha
dalam bidang pengembangan bahan-bahan galian terutama pertambangan batubara
dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas
Perseroan menjalankan kegiatan usaha-usaha sebagai berikut:
Mengusahakan pertambangan yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan
perdagangan bahan-bahan galian terutama batubara
Mengusahakan pengolahan lebih lanjut atas hasil produksi bahan-bahan galian terutama batubara
Memperdagangkan hasil produksi hasil sendiri maupun pihak lain, baik di dalam maupun di luar negeri
-
32
Mengusahakan dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap Memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang terkait
pertambangan batubara dan hasil olahannya.
Kewajiban perusahaan untuk menjalankan kegiatan CSR secara formal
diberlakukan sejak tahun 2007 dengan terbitnya undang-undang No.40 mengenai
perseroan terbatas, tetapi sesungguhnya PTBA sebagai perusahaan yang mengelola
sumber daya alam dalam hal ini batubara sudah menjalankan kegiatan-kegiatan yang
merupakan implementasi dari CSR sejak berjalannya kegiatan penambangan oleh
pemerintah indonesia, dimulai dari tahun 40an. Ini kami lihat dari bangunan-bangunan,
infrastruktur yang dibuat oleh pemerintah itu memang diperuntukkan bagi masyarakat,
seperti misalnya pasar, air bersih, kemudian jalan, jembatan yang dibangun memang
diperuntukkan untuk masyarakat sekitar tambang.
3.1.1 Visi, Misi dan Strategi Perusahaan
Visi
Menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan.
Misi
Fokus kepada core competency dan pertumbuhan berkesinambungan Memberikan tingkat pengembalian yang optimal kepada pemegang
saham
Meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja Memberikan kontribusi pengembangan ekonomi nasional Memberikan kontribusi maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan pelestarian lingkungan
-
33
Strategi
Upaya pencapaian agar menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang
ramah lingkungan dan terkemuka di Indonesia, dilaksanakan dengan
enam langkah strategi:
1. Fokus pada pertumbuhan produksi/penjualan batubara
2. Fokus pada proyek-proyek dengan skala kesiapan 1
3. Restrukturisasi korporasi
4. Meningkatkan kompetensi dan regenerasi sumber daya manusia
(SDM) serta meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan
kinerja
5. Meningkatkan sistem remunerasi berdasarkan kinerja (performance-
based reward)
6. Meningkatkan peringkat kinerja penataan pengelolaan lingkungan
-
34
3.1.2 Struktur Organisasi
Perseroan menerapkan struktur organisasi yang dinamis efisien
dan efektif dengan perkembangan industri sekaligus menunjang
pertumbuhan kinerja yang optimal.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan
3.1.3 Kegiatan Usaha
Sesuai Anggaran Dasar Perseroan Pasal 3, maksud dan tujuan
Perseroan ialah berusaha dalam bidang pengembangan bahan-bahan
galian, terutama pertambangan batubara sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan menerapkan prinsip-
prinsip Perseroan Terbatas.
DIREKTURUTAMA
SEKRETARISPERUSAHAAN
CORPORATECOMMUNICATION
SENIOR
MANAGERKEMITRAANDANBINALINGKUNGAN
ASISTENMANAJERKEMITRAAN
ASISTENMANAJERBINALINGKUNGAN
CORPORATECOMMUNICATION
JUNIOR
-
35
Perseroan menjalankan kegiatan usaha sebagai berikut:
Mengusahakan pertambangan yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan
perdagangan bahan-bahan galian terutama batubara.
Mengusahakan pengolahan lebih lanjut atas hasil produksi bahan-bahan galian terutama batubara.
Memperdagangkan hasil produksi sehubungan dengan usaha diatas, baik hasil sendiri maupun hasil produksi pihak lain, baik di dalam
maupun luar negeri.
Mengusahakan dan mengoperasikan pelabuhan dan dermaga khusus batubara, baik untuk keperluan sendiri maupun keperluan pihak lain.
Mengusahakan dan mengoperasikan pembangkit tenaga listrik uap, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk keperluan pihak lain.
Memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang terkait dengan pertambangan batubara beserta hasil-hasil olahannya.
3.1.4 Sumber Daya dan Cadangan Batubara
Perseroan memiliki dan mengoperasikan wilayah KP untuk
tambang batubara di Tanjung Enim seluas 66,414 hektar. Wilayah
tersebut meliputi Kabupaten Muara Enim dan Lahat di Provinsi Sumatera
Selatan, yang terdiri atas
Air Laya (KW.00PP0083): 7,621 hektar Muara tiga besar (DU.1426/SUMSEL): 3300 hektar Banko Barat (DU.1422/SUMSEL): 4500 hektar
-
36
Banko Suban Jeriji (KW.ME.01.ET.002A): 2.423 hektar Banko Suban Jeriji (KW.ME.01.ET.002B): 22.937 hektar Hunian Sukamerindu, Air Serelo, Kungkilan, Arahan, Banjarsari
(KW.DP.016.03.04): 24.751 hektar
Bukit Kendi (KW.97PPO146): 882 hektar Sedangkan wilayah KP untuk tambang batubara Ombilin seluas
3.950 hektar meliputi:
Sigalut (KW.99FEPO22): 2.950 hektar Sijunjung (KW00/P0256): 1.000 hektar.
Perseroan juga memegang hak KP di lokasi Peranap Indragiri
Hulu Riau (KW.96PPO289) seluas 17.100 hektar
Merujuk pada hasil taksiran sumber daya(resources assesment)
pihak indpenden yaitu International Mining Consultant (IMC) pada
December 2008, total sumber daya batubara (resources) Perseroan
mencapai 7,3 miliar ton yang tersebar di seluruh wilayah KP Perseroan.
Sedangkan jumlah cadangan tertambang mencapai 1,8 miliar ton, belum
termasuk cadangan tertambang pada KP yang berlokasi di Kabupaten
Lahat yang sedang bersengketa. Apabila termasuk cadangan tertambang
pada wilayah KP tersebut, maka jumlah cadangan tertambang mencapai
lebih dari 2,0 miliar ton.
-
37
3.1.5 Produk Batubara
Perseroan memiliki beberapa jenis produk batubara, yang
dibedakan berdasarkan kualitas bahan yang terkandung yang ada di
dalamnya.
Tabel 3.1 Produk Batubara
3.1.6 Lokasi Operasi Perseroan
-
38
Gambar 3.2 Lokasi Operasi Perseroan
3.1.7 Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi
Sejalan dengan visi Perseroan untuk menjadi perusahaan energi
berbasis batubara yang berdaya saing dan memberikan nilai optimal bagui
para pemangku kepentingan, maka Perseroan membentuk beberapa anak
perusahaan yang bergerak sebagai sektor pendukung pencapaian target
produksi dan penjualan Perseroan, maupun untuk pengembangan
berbagai produk derivatif batubara.
Tabel 3.2 Daftar Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi
-
39
3.2 Prosedur yang Berlaku
3.2.1 Tujuan Corporate Communication
Bagian Corporate communication PT. Tambang Batubara Bukit
Asam (Persero) Tbk terbagi menjadi dua ruang lingkup pekerjaan:
1. Corporate communication dalam lingkup media relation; yang
memiliki beberapa tugas:
a) Membangun dan mempertahankan hubungan baik dan
saling bermanfaat dengan media.
b) Memberikan informasi atau publisitas kepada media
mengenai tujuan dan program yang akan diselenggarakan
oleh Corporate communication.
c) Menciptakan berita dan peristiwa yang bernilai berita
untuk menarik perhatian media massa dan mendapatkan
perhatian publik.
2. Corporate communication dalam lingkup CSR (Corporate
social responsibility), yang memiliki beberapa tugas sebagai
berikut:
a) Sebagai seorang PR disebuah perusahaan harus memiliki
kepekaan terhadap kejadian atau peristiwa sosial yang ada
di lingkungan sekitar.
-
40
b) Menyusun program sosial dan bekerjasama dengan
organisasi sosial untuk menyalurkan bantuan kepada
orang-orang yang membutuhkan.
Salah satu bagian yang mengurusi hubungan baik secara internal
dan eksternal agar dapat menciptakan citra positif dari segala macam
publik. Dari segi internal, seorang PR disini memiliki hubungan yang
sangat strategis karena seorang humas berada tepat di tengah manajemen
sebuah perusahaan yang menjembatani antara pimpinan dan karyawan
lainnya. Bila dilihat dari segi eksternal, seorang PR bertanggung jawab
terhadap pencitraan publikasi yang terbentuk di masyarakat atau di media
massa.
Biro Humas dan pemberitaan mempunyai tugas
menyelenggarakan kegiatan hubungan masyarakat dan keprotokolan.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Biro Humas dan Keprotokolan
mempunyai fungsi :
1. Menyelenggarakan kegiatan hubungan masyarakat;
2. Menyelenggarakan kegitan keprotokolan;
Biro humas dan keprotokolan terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
1. Bagian Hubungan Masyarakat;
2. Bagian Coorporate Comunication;
3. Bagian Sekretaris Perusahaan;
-
41
Bagian hubungan masyarakat mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan hubungan masyarakat. Untuk melaksanakan tugasnya bagian
hubungan masyarakat mempunyai fungsi :
1. Memberikan penerangan kepada masyarakat mengenai Bukit
Asam Jakarta Tbk.
2. Mengatur penyaluran kunjungan delegasi masyarakat yang
menyampaikan permasalahannya ke Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk.
Bagian Protokol, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
keprotokolan dan mempunyai fungsi :
1. Mengurus dan mengatur upacara Bukit Asam Jakarta.
2. Mengurus dan mengatur tamu Bukit Asam Jakarta
3.2.2 Fungsi Corporate Communication
PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk sangat
memahami bahwa media massa merupakan perpanjangan tangan publik
untuk mendapatkan informasi yang bebas dan komprehensif, termasuk
informasi yang berkaitan dengan kinerja dan kebijakan suatu korporasi.
Fungsi corporate communication adalah memberikan informasi yang
transparan, lengkap dan jelas kepada publik. Keterbukaan dan komunikasi
BTEL dengan para stakeholder telah lama dibangun termasuk membina
hubungan baik dengan komunitas media.
-
42
Bagian Corporate Communication memanfaatkan berbagai media
untuk menyajikan informasi yang dibutuhkan masyarakat termasuk media
media cetak dan elektronik. Selain itu informasi juga tersedia dan
diperbarui secara terus menerus di situs perusahaan www.ptba.co.id
mengingat media online kini semakin menunjukkan eksistensinya sebagai
media acuan masyarakat untuk mendapatkan informasi terkini,
kedepannya BTEL akan mengintensifkan pemanfaatan sarana ini.
Perseroan juga selalu melakukan pelaporan dan keterbukaan atas
setiap informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek
perseroan atau keputusan investasi dari para investor kepada bapepam,
bursa, investor serta masyarakat. Sebagai perusahaan publik yang
terdaftar resmi di Bursa Efek Indonesia, PT.Tambang Batubara Bukit
Asam (Persero) Tbk berupaya untuk menjalankan segala ketentuan yang
berlaku sebagai bentuk tanggung jawab kami mengikuti tata kelola
perusahaan yang baik dan benar.
Selain komunikasi dengan pihak eksternal, Divisi Corporate
Communication dan Divisi Sumberdaya Manusia bekerja sama
menjalankan komunikasi internal yang efektif. Informasi yang
menyangkut kebijakan maupun upaya komersial yang dikomunikasikan
keluar juga diberikan pada Divisi Sumber Daya Manusia untuk
disebarluaskan pada seluruh karyawan. Komunikasi internal terutama
dijalankan melalui sarana komunikasi sarana komunikasi intranet,
running text, situs maupun majalah internal atau buletin.
-
43
3.3 Metodologi Penelitian
Sifat penelitian ini yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif, secara
harfiah, penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat
gambaran (deskripsi) mengenai kejadian yang bersifat interpretatif atau menggunakan
penafsiran secara sistematis.
Ciri lain metode deskriptif-kualitatif ialah menitik beratkan pada observasi dan
suasana alamiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan, bertindak
sebagai pengamat.
Metode deskriptif-kualitatif tidak jarang melahirkan apa yang disebut Seltiiz,
Wrightsman, dan Cook (dalam Rakhmat, 2002) sebagai penelitian insightmulating ,
yakni peneliti terjun ke lapangan tanpa dibebani dan diarahkan oleh teori. Penelitiannya
terus-menerus mengalami reformulasi dan redireksi ketika informasi-informasi baru
ditemukan.hipotesis tidak datang sebelum penelitian, tetapi baru muncul dalam
penelitian (diadaptasi dari Rakhmat. 2002: 25-26), kendati Rakhmat menyebutnya tetap
metode deskriptif, penulis lebih cenderung menyebut metode ini adalah metode
deskriptif-kualitatif karena dari uraian deskriptifnya, terlihat pula nuansa kualitatif walau
peneliti tidak sepenuhnya menjadi instrumen kunci penelitian, seperti halnya dalam
penelitian kualitatif) (Ardianto, Elvinaro, 2010:l60)
Tujuan penelitian deskriptif yaitu:
1. Untuk mencari informasi faktual yang mendetail yang menganalisis
gejala yang ada.
2. Untuk mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan
justifikasi keadaaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung.
3. Untuk membuat komparansi dan evaluasi.
-
44
4. Untuk mengetahui apa yang dikerjakan oleh orang-orang lain dalam
menangani masalah atau situasi yang sama, agar dapat belajar dari mereka
untuk kepentingan pembutan rencana dan pengambilan keputusan dimasa
depan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendukung keperluan dan memudahkan menganalisis mekanisme
kegiatan CSR perusahaan tambang batubara PT Bukit Asam (Persero) Tbk, disini
penulis membutuhkan data-data yang dapat mendukung, baik yang berasal dari dalam
maupun dari luar perusahaaan. Data penelitian kualitatif pada umumnya berupa
informasi kategori substansi yang sulit dinumerasikan. Oleh karena itu dalam melakukan
pengumpulan data penulis melakukan tiga macam pendekatan, yaitu antara lain:
3.4.1 Wawancara Mendalam (In-Depth Interview)
Wawancara mendalam (intensive/depth interview) adalah teknik
mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka langsung
dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.
(Ardianto, Elvinaro, 2010:178)
Pada penelitian kali ini peneliti melakukan In-Depth Interview
atau wawancara mendalam kepada beberapa narasumber yang ada pada
tempat dilakukannya penelitian untuk menyelesaikan proses penulisan
skripsinya. Unit observasi yang akan di wawancarai dan diteliti oleh
peneliti adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan
Corporate Social Responsibility (CSR) dalam pengolahan citra supaya
-
45
mendapatkan citra positif dikalangan masyarakat. Penulis melakukan
wawancara dengan 4 informan, yaitu :
1. Asmara Karma : Corporate Communication Senior .
2. Hasbi Alhamdy : Asisten Manajer Bina Lingkungan
3. Nur Aini : Masyarakat Tanjung Enim, Sumatera Selatan
(Kepala Sekolah SDN 16 Tanjung Enim)
4. W.J Manurung : Masyarakat Tanjung Enim, Sumatera Selatan
(Pembuat Siring di Tanjung Enim)
Alasan penulis mengambil keempat orang tersebut sebagai
informan dan sebagai unit penelitian adalah karena dalam kegiatan CSR
dilakukan dan di awasi oleh Corporate Communication dan Satuan Kerja
Bina Lingkungan. Selain itu peneliti juga memerlukan informasi dari
masyarakat apakah kegiatan CSR telah berjalan dengan baik dan
mendapat respon positif dari masyarakat.
Pada wawancara mendalam ini, pewawancara relatif tidak
mempunyai kontrol atas respon informan. Artinya informan bebas
memberikan jawaban-jawaban yang lengkap, mendalam, bila perlu tidak
ada yang disembunyikan. Wawancara ini dilakukan dengan maksud
memberikan kebebasan kepada peneliti untuk mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat dikembangkan lebih jauh bedasarkan nara sumber,
-
46
maka akan didapat hasil data yang terperinci dan juga mendalam untuk
kemudian dapat dianalisa.
Dalam melakukan teknik wawancara penulis memilih orang yang
terjun langsung dalam kegiatan Corporate Social Responsibility PT Bukit
Asam (Persero), Tbk disebut sebagai key informasi (nara sumber).
Dengan demikian dalam penelitian kualitatif peranan nara sumber yang
sangat penting, sebab data akan banyak didapat dan digali dari orang-rang
tertentu yang dinilai menguasai persoalan yang hendak diteliti,
mempunyai keahlian dan berkaitan langsung dengan program CSR yang
telah berjalan dan ini artinya, seorang nara sumber dalam penelitian
haruslah orang yang mempunyai kredibilitas dan kompetensi untuk
memberikan informasi yang terkait dengan program CSR.
3.4.2 Observasi Lapangan
Observasi lapangan atau pengamatan lapang (field observation)
adalah kegiatan yang setiap saat dilakukan, dengan kelengkapan
pancaindra yang dimiliki. Selain dengan membaca koran, mendengarkan
radio, menonton televisi atau berbicara dengan orang lain, kegiatan
observasi (lapangan, penelitian) merupakan salah satu kegiatan untuk
memahami lingkungan. Namun, tidak semua observasi bisa disebut
sebagai suatu metode penelitian karena metode pengumpulan data melalui
observasi memerlukan syarat-syarat tertentu agar bermanfaat bagi
kegiatan pengumpulan data. (Kriyantono, 2006: 10)
Selama tiga bulan, penulis melakukan observasi secara langsung.
Selama observasi penulis mengamati bagaimana kegiatan CSR memiliki
-
47
peran penting dalam meningkatkan citra positif perusahaan batubara PT
Bukit Asam (Persero) Tbk terhadap masyarakat.
3.4.3 Dokumentasi
Seorang peneliti juga memperoleh data-data sebagai pelengkap
guna untuk melancarkan proses penelitian. Data yang didapat adalah
berupa Laporan Keberlanjutan 2009 Sustainability Report.
Data yang diperoleh mulai dari observasi, wawancara dan
dokumentasi kemudian diolah dan dianalisa dengan pendekatan deskriptif
kualitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian adalah data yang
berbentuk kata, kalimat dan narasi.
3.5 Permasalahan yang ada
Dalam penelitian ini permasalahannya terletak pada bagaimana seorang Public
Relations menjalankan fungsinya dalam mengolah citra perusahaan Tambang Batubara
melalui kegiatan Corporate Social Responsibility. Dimana seperti yang kita ketahui
bahwa perusahaan tambang batubara tidak lepas dari gunjingan masyarakat, karena
usaha tambang batubara ini banyak sekali menggunakan serta melakukan eksploitasi
besar-besaran terhadap sumber daya alam yang ada serta lahan-lahan yang terdapat pada
wilayah-wilayah di Indonesia.
Kegiatan CSR ini di laksanakan untuk memenuhi tanggung jawab perusahaan
terhadap masyarakat sekitar tambang. Serta menunjukkan bahwa perusahaan tambang
batubara PT Bukit Asam (Persero), Tbk ini tidak hanya sekedar mencari keuntungan dari
sumber daya alam tersebut, akan tetapi juga mencoba mensejahterakan masyarakat
sekitar tambang.
-
48
3.6 Alternatif Pemecahan Masalah
Dalam metode analisis data, pertama-tama penulis menganalisis proses kegiatan
CSR yang telah dilakukan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. Kedua, melakukan analisis
mengenai citra perusahaan PTBA sebelum dan setelah kegiatan CSR ini dilaksanakan.
Dalam melakukan analisis Ketiga, penulis melakukan analisis mengenai program CSR
apalagi yang akan dijalankan untuk dapat mempertahankan dan terus meningkatkan citra
positif perusahaan. Keempat, setelah melakukan analisis maka akan didapat hasil
penelitian dan kesimpulan yang menjawab masalah pokok penelitian.
top related