amdk lengkap
DESCRIPTION
ghfgfhgcffhgcfhgcfghdTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Air minum dalam kemasan ( AMDK) adalah air dalam botol atau wadah lain yang
tertutup dan digunakan untuk konsumsi manusia. Ada 4 jenis air botol yang
dipasarkan kepada konsumen yaitu :
Air sumur atau mata air
Diambil dari sumur atau mata air dan langsung dimasukkan ke dalam botol.
Air mineral
Air mineral tidak boleh mengandung kadar mineral terlarut kurang dari 500 ppm.
Bila air mineral tersebut mengandung kadar mineral terlarut antara 250-500 ppm,
maka air tersebut disebut “Light Mineral Water”.
Air murni
Air yang dimurnikan sehingga sesuai dengan standart U.S.P. yaitu air yang
dimurnikan dengan mengurangi jumlah mineral sampai di bawah 10 mgr per liter.
Cara pemurnian bisa dengan destilasi atau deionisasi. Air yang dimurnikan dengan
cara destilasi disebut air destilasi.
Air yang ditambah fluorida
Flourida adalah peroses penambahan atau pemberian fluorida kedalam air minum.
Konsentrasi fluorida yang ditambahkan kedalam air minum berbeda-beda,
umumnya berkisar antara 0,6-1,7 mgr per liter. Fluorida yang digunakan adalah
Natrium silika fluorida, Natrium fluorida, Kalsium fluorida, Fluocilicic acid.
Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan
manusia, salah satunya untuk diminum. Air yang dapat minum merupakan air yang
bebas dari bakteri yang berbahaya, bersih dan jernih, tidak berwarna dan tidak
berbau, tidak mengandung bahan tersuspensi atau kekekeruhan dan ketidakmurnian
secara kimiawi. Oleh karena itu, diperlukan suatu uji untuk memenuhi kriteria yang
telah disebutkan di atas.
Standar Air Minum Dalam Kemasan
Standar produk air botol menurut FDA meliputi analisis mikrobiologi, yaitu analisis
bakteri Coliform. Tak lebih dari 1 Coliform yang diperbolehkan per 1001 ml air
botol yang diperiksa dengan cara membran filter. Atau tak lebih dari 1 sampel dari
10 sampel yang diperiksa mengandung 4 atau lebih kuman Coliform per 100 ml air
botol. Dengan metode fermentasi tabung, tak boleh lebih dari 1 sampel dari 10
sampel yang diperiksa mempunyai MPN 2,2 atau lebih per 100 ml air botol, atau
tak ada satupun sampel yang mempunyai MPN 9,2 atau lebih per 100 ml minuman
air yang dibotolkan; tak ada standar ketentuan untuk angka kuman aerob.
Menurut FDA sekurang-kurangnya 4 botol/wadah dengan tutupnya dilakukan
pemeriksaan angka lempeng total untuk kuman aerob dan determinasi coliform.
Semua sampel harus bebas coliform, juga tidak boleh lebih dari 1 sampel dari
sejumlah 4 sampel yang diperiksa mempunyai angka lempeng total aerob 1 koloni
per ml kapasitas wadah, atau 1 koloni per cm2 luas permukaan penutup.
Persyaratan Mutu AMDK berdasarkan SNI 01-3553-2006:
No Kriteria Uji SatuanPersyaratan
Air mineral Air demineral
1. Keadaan
1.1 Bau - Tidak berbau Tidak berbau
1.2 Rasa Normal Normal
1.3 Warna Unit Pt-Co Maks 5 Maks. 5
2 pH - 6,0-8,5 5,0-7,5
3 Kekeruhan NTU Maks 1,5 Maks 1,5
4. Zat yang terlarut mg/L Maks. 500 Maks.10
5. Zat organik(angka KmnO4) mg/L Maks 1,0 -
6. Total organik karbon mg/L - Maks 0,5
7. Nitrat (sebagai NO3) mg/L Maks. 45 -
8. Nitrit (sebagai NO2) mg/L Maks 0,005 -
9. Amonium (NH4) mg/L Maks 0,15 -
10. Sulfat (SO4) mg/L Maks 200 -
11. Klorida (Cl) mg/L Maks. 250 -
12. Fluorida (F) mg/L Maks. 1 -
13. Sianida (CN) mg/L Maks. 0,05 -
14. Besi (Fe) mg/L Maks. 0,1 -
15. Mangan (Mn) mg/L Maks. 0,05 -
16. Klor bebas (Cl2) mg/L Maks. 0,1 -
17. Kromium (Cr) mg/L Maks. 0,05 -
18. Barium (Ba) mg/L Maks. 0,7 -
19. Boron (B) mg/L Maks. 0,3 -
20. Selenium (Se) mg/L Maks. 0,01 -
21. Cemaran logam
21.1 Timbal (Pb) mg/L Maks. 0,005 Maks. 0,005
21.2 Tembaga (Cu) mg/L Maks. 0,5 Maks. 0,5
21.3 Kadmium (Cd) mg/L Maks. 0,003 Maks. 0,003
21.4 Raksa (Hg) mg/L Maks. 0,001 Maks. 0,001
21.5 Perak (Ag) mg/L - Maks. 0,025
21.6 Kobalt (Co) mg/L - Maks. 0,01
22. Cemaran arsen mg/L Maks. 0,01 Maks. 0,01
23. Cemaran mikroba
23.1 Angka lempeng total awal *) Koloni/ml Maks. 1,0.102 Maks. 1,0.102
23.2 Angka lempeng total akhir
**)
Koloni/ml Maks. 1,0.105 Maks. 1,0.105
23.3 Bakteri bentuk koloni APM/100ml < 2 < 2
23.4 Salmonella - Negatif/100ml Negatif/100ml
23.5 Pseudomonas aeruginosa Koloni/ml 0 0
Keterangan *) Di Pabrik
**) Di Pasaran
BAB II
METODE KERJA
I. Angka Lempeng Total
Prinsip
Pertumbuhan bakteri mesofil aerob setelah contoh diinkubasikan dalam
pembenihan yang sesuai selama 24-48 jam pada suhu 35oC ± 1oC.
Peralatan
Cawan petri dari gelas / plastik berdiameter 50 mm – 60 mm;Pipet ukur 10 ml
terkalibrasi;Penangas air 45oC ± 1oC;Inkubator terkalibrasi;Alat penghitung
koloni;autoclave terkalibrasi;Oven terkalibrasi;Saringan membran 0,45
µm;Gelas ukur 100 ml
Media
Plate Count Agar (PCA)
Cara kerja
a) Pasang peralatan penyaring membran yang telah disterilkan lebih dahulu
dan hubungkan dengan vakum sistem.
b) Masukkan 100 ml contoh atau sejumlah yang diperlukan ke dalam corong
dari alat penyaring dengan menggunakan pipet atau gelas ukur steril.
c) Gunakan vakum untuk penyaring. Bilas seluruh permukaan dalam corong
penyaring dengan air suling steril yang jumlahnya sama dengan jumlah
contoh yang disaring, dan saring cairan pembilas
d) Sesudah pembilasan selesai hentikan vakum. Buka kembali penyaring
dengan pinset steril angkat membran penyaring dari alat penyaring
e) Letakkan membran penyaring di atas perbenihan plate count agar dalam
cawan petri (usahakan jangan ada gelembung udara di bawah membran)
f) Inkubasikan cawan petri dengan posisi terbaik dalam inkubator pada suhu
(36 ± 1) oC selama 48 jam. Hitung jumlah koloni
II. Bakteri Bentuk Koloni
Metode Penyaringan (Membran filter)
Peralatan:
Pipet ukur 10ml atau gelas ukur;Cawan petri diameter 50-60 mm;Penyaring membran
0,45 μm;Unit alat penyaring (filtration unit);Inkubator terkalibrasi;Oven
terkalibrasi;Alat penghitung koloni
a) Autoclave terkalibrasi
Cara Kerja:
a) Pasang peralatan penyaring membran yang telah disterilkan lebih dahulu,
dan hubungkan dengan sistem vakum.
b) Masukkan 100 ml sampel atau sejumlah yang diperlukan ke dalam corong
dari alat penyaring dengan menggunakan pipet atau gelas ukur steril.
c) Pergunakan vakum untuk menyaring cuplikan dan saring cairan pembilas.
d) Bilas seluruh permukaan dalam corong penyaring dengan air suling steril
yang jumlahnya sama dengan jumlah sampel yang disaring dan saring
dengan cairan pembilas.
e) Sesudah pembilasan selesai, hentikan vakum. Buka kembali peralatan
penyaring, dengan menggunakan pinset yang steril, angkat membran
penyaring dari alat penyaring. Letakkan membran penyaring di atas
pembenihan violet red bile agar dalam cawan petri (usahakan agar tidak ada
gelembung udara di bawah membran). Inkubasikan cawan dengan posisi
terbalik pada 36°C ± 1°C selama 48 jam, Hitung koloni yang berwarna
merah gelap yang berukuran 0,5 mm atau lebih dalam 100 ml sampel.
III. Salmonella
Prinsip
Pertumbuhan salmonela pada pembenihan selektif yang dilanjutkan dengan uji
biokimia dan uji serologi
Peralatan
Botol pengencer 500 ml,Gelas ukur 1 ml dan 10 ml,Cawan petri 90 mm – 100
mm dan 140 mm – 150 mm,Gelas sediaan,Inkubator 37oC, 42oC, dan
43oC,Oven, Penangas air, Sengkelit (ose),Membran filter, tabung reaksi.
Media dan Pereaksi
Bismuth sulpit agar (BSA),Briliant green agar (BGA),Buffered peptone water
(BPW),Pereaksi galakoksidase,Pereaksi indol dan pembenihan indol,Lysine
decarboxylation medium,Nutrient agar, Saline solution,Selenite cystine
Broth,Semi solid nutrient agar,Tetrathionate briliant green broth,Triple
sugar iron agar (TSI agar),Urea agar atau urea broth,MR-VP
medium,Salmonella polyvalent O,Salmonella polyvalent H xylose lysine
desoxycholate agar,SSA (salmonella shigella agar),HE agar (hekoen enteric
agar)
Cara kerja
a) Penyiapan dan homogenisasi contoh
b) Pra-pengkayaan (pre-enrichment)
Pindahkan contoh yang telah dihomogenkan secara aseptik ke dalam botol 500
ml steril,Kemudian inkubasikan pada suhu (36 ± 1) oC selama 16 – 20 jam
c) Pengkayaan (enrichment)
1. Pipet 10 ml biakan pra-pengkayaan ke dalam 100 ml selenit cystine broth
2. Inkubasikan pada suhu 35 -37 oC selama 24 jam. Pipet 10 ml biakan pra-
pengkayaan ke dalam 100 ml Tetrathionate Briliant Green Broth (BGA)
3. Inkubasi pada suhu 43oC selama 24 jam
d) Penanaman pada pembenihan pilihan/selektif
1. Pindahkan biakan pengkayaan dengan menggoreskan masing-masing biakan
dengan sengkelit ke dalam cawan petri yang berisi BGA dan BSA atau
perbenihan selektif lainnya (XLD, HE agar, SS agar)
2. Inkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam. Amati tersangka koloni
salmonella pada media dengan ciri-ciri sebagai berikut:
BGA : koloni yang berwarna merah muda hingga merah atau bening hingga
buram dengan lingkaran merah muda sampai merah
BSA : koloni berwarna coklat, abu-abu sampai hitam dan kadang-kadang
kilap logam. Warna media di sekitar koloni mula-mula coklat dan
kemudian menjadi hitam, jika masa inkubasi bertambah. Pada
beberapa “strain” koloni berwarna hijau dengan daerah di
sekelilingnya berwarna lebih gelap
XLD : koloni berwarna merah muda dengan bintik hitam di tengah.
HE : koloni berwarna biru hijau dengan atau tanpa bintik hitam di tengah.
SSA : koloni tak berwarna sampai merah muda, bening sampai buram.
e) Konfirmasi atau penegasan (uji biokimia)
1. Pilih 2-5 koloni tersangka dan goreskan pada permukaan nutrient agar
dalam cawan petri yang sudah disiapkan terlebih dahulu dan inkubasi pada
suhu 37oC selama 20-24 jam
2. Dari koloni yang diisolasi pada nutrient agar dipindahkan ke dalam media
sebagai berikut:
A. TSI Agar
1. Tersangka koloni salmonella dipindahkan keperbenihan miring TSA
dengan cara menggoreskan bagian miringnnya dan menusuk bagian
tegaknya. Inkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam.
2. Amati terjadinya perubahan-perubahan sebagai berikut;
Pada bagian tegak salmonella akan:
Mempermentasikan glukosa, warna media berubah dari ungu
menjadi kuning, tidak mempermentasikan sakarosa, media tetap
ungu, dapat membentuk gas H2S, warna media berubah dari ungu
menjadi hitam
Pada bagian miringnnya salmonella akan:
Dapat mempermentasikan laktosa atau sakarosa, warna media
menjadi kuning. Tidak dapat mempermentasikan laktosa atau
sakarosa, warna media tetap merah atau tidak berubah
B. Urea Agar
1. Goreskan koloni Salmonella pada permukaan urea agar miring
2. Inkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam. Timbulnya warna merah
muda menunjukkan reaksi positif dan bila tidak berubah reaksi negatif
C. Lysine Decarboxylation Medium
1. Inokulasikan tersangka koloni salmonella pada perbenihan cair (lysine
decarboxylase broth)
2. Inkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam. Timbulnya warna ungu
menunjukkan reaksi positif
D. Beta Galaktosidae Reagent
1. Suspensikan tersangka koloni salmonella 0,25 larutan saline dalam
tabung reaksi. Tambahkan 1 tetes toluena, Masukkan ke dalam
penangas air pada suhu 37oC beberapa menit. Tambahkan 0,25 ml
pereaksi Betagalactosidae dan kocok
2. Simpan lagi dalam penangas air pada suhu 37oC selama 24 jam.
Terbentuknya warna kuning menunjukkan reaksi positif dan bila tidak
berubah reaksi negatif
E. VP Medium
1. Masukkan masing-masing 1 sengkelit tersangka koloni Salmonella ke
dalam 2 tabung reaksi yang masing-masing berisi 0,2 ml VP
2. Inkubasi tabung ke 1 pada suhu kamar dan tabung ke 2 pada suhu
37oC selama 48 jam, Kemudian pada tiap tabung tambahkan 2 tetes
larutan creatine, 3 tetes larutan. Alphanafol dan 2 tetes pereaksi KOH
lakukan pengocokan tiap kali menambahkan pereaksi. Amati dalam
waktu 15 menit. Terbentuknya warna merah jambu sampai merah tua
menunjukkan reaksi positif dan bila tidak berubah reaksi negatif
F. Indol Medium
1. Masukkan 1 sengkelit tersangka koloni Salmonella pada media indol
tabung dan inkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam, tambahkan 1 ml
pereaksi indol
2. Terbentuknya warna gelap merah menunjukkan reaksi positif dan bila
tidak berubah warna atau warna kuning kecoklatan reaksi negatif
Reaksi biokimia dari salmonella
TSI agar: Bagian tegaknya warna kuning dengan atau tanpa warna hitam (H2S),
bagian miringnya warna merah atau tidak berubah. Urea agar : warna merah atau
tidak berubah (reaksi negatif). Lysine decarboxylase : warna ungu (reaksi positif).
Beta-galactosidase : warna tidak berubah (reaksi negatif). Uji vogel-proskuer :
warna tidak berubah (reaksi negatif). Uji indol : warna kuning kecoklatan (reaksi
negatif)
Uji serologi
Lakukan uji serologi bila reaksi biokimia menunjukkan adanya salmonella. Ambil
1 sengkelit biakan dari TSI agar dan oleskan pada gelas sediaan. Kemudian
teteskan sedikit antisera di samping biakan. Dengan menggunakan sengkelit
campur tetesan sera dengan kultur hingga homogen. Penggumpalan yang terjadi
menunjukkan uji positif. Jika reaksi biokimia menunjukkan adanya salmonella
dan uji serologi positif, maka salmonella dinyatakan positif.
IV. Pseudomonas
Peralatan:
a) Pinggan petri 50 x 12 mm
b) Unit alat pengeringan
c) Pengering membran garis tengah
0,45 mm
d) Lemari pengeram 41,5 ±0,5°C
Media:
a. M-PA agar
Agar ini tidak bisa didapat dalam bentuk dehydrated & bisa disiapkan dari
bahan dasar sebagai berikut:
L-Lysine HCl 5,0 g; Natrium klorida, NaCl 5,0 g; Yeast extract 2,0 g; Xilosa 2,5 g;
Sukrosa 1,25 g; Laktosa 1,25 g; Phenol red 0,08 g; Ferric ammonium citrate 0,8 g;
Natrium tiosulfat, Na2S2O3 6,8 g; Agar 15,0 g; Air suling 1 liter.
Larutkan semua bahan-bahan dalam air suling, atur pH 6,5±0,1; sterlikan
menggunakan autoclave pada suhu 121oC selama 15 menit, setelah steril, dinginkan
sampai suhu 55-60oC. Atur pH kembali menjadi 7,1±0,2. Tambahkan antibiotik
kering sulfa piridin 176 mg, kanamycin 8,5 mg, nalidixic acid 37,0 mg, dan
sikloheksanide 150 mg untuk 1 liter perbenihan tersebut diatas (antibiotik tersebut
produksi sigma chemical Co, St. Louis, Mo., atau sejenisnya). Sesudah semua
antibiotik tercampur, tuang sebanyak 3 ml perbenihan kedalam pinggan petri
berukuran 50 x 12 mm. Simpan penggan-pinggan yang berisi perbenihan tersebut
pada suhu 2-10oC. Buang perbenihan yang tidak terpakai sesudah 1 bulan
penyimpanan.
b. Modifikasi M-PA agar
(M-PA-C Agar yang tersedia secara komersial sudah mengandung magnesium
sulfat, kanamidin, dan nalidixic acid)
c. Agar Susu (milk agar) modifikasi Brown dan Scott Foster
Bagian A : Susu instan tidak berlemak (carnation atau sejenisnya) 100 g, air suling
500 ml. Bagian B : Nutrien Broth 12,5 g, Natrium klorida, NaCl 2,5 g, agar 15,0 g,
air suling 500 ml. Sterilisasi bagian A dan B secara terpisah setelah steril cepat
dinginkan sampai 55oC, secara aseptik campurkan bagian A dan B, lalu tuang lebih
kurang 200 ml perbenihan kedalam pinggan petri berukuran 100 x 15 mm.
Cara Kerja
a. Uji Pendugaan
- Pasang peralatan penyaring membran yang terdiri dari corong, membran
penyaring dan penampung yang telah disterilkan lebih dahulu dan
hubungkan dengan vakum sistem. Masukkan 200-500 ml cuplikan contoh
kedalam corong dari alat penyaring dengan menggunakan pipet atau gelas
ukur steril. Pergunakan vakum untuk menyaring cuplikan melalui
membran dan saring cuplikan seluruhnya.
- Bilas seluruh permukaan dalam corong penyaring dengan air pengencer
atau air suling steril yang jumlahnya sama dengan jumlah cuplikan yang
disaring. Saring cairan pembilas. Hentikan vakum setelah pembilasan
selesai. Buka kembali peralatan penyaring dan dengan pinset yang steril
angkat membran penyaring dari alat penyaring. Letakkan membran
penyaring diatas perbenihan M-PA (usahakan jangan ada gelembung
udara). Inkubasi cawan dengan posisi terbalik pada suhu 41,5±0,5oC
selama 72 jam. Amati koloni yang diduga P. aeruginosa dengan ciri-ciri
sebagai berikut: koloni dengan diameter 0,8 x 2,2 mm, penampakan rata
(flat) dengan light outer ring dan bintik coklat sampai hijau hitam
ditengah. Hitung koloni yang diduga dari membran penyaring yang
mengandung 20-80 koloni.
b. Uji Penegasan
Gores koloni tersangka diatas permukaan perbenihan agar susu sepanjang 2-4
cm. Inkubasi pinggan-pinggan tersebut dengan posisi terbalik pada suhu
35±1,0oC selama 24 jam. P. aeruginosa menghidrolisis casein dan
menghasilkan diffusible pigmen kuning sampai hijau.
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam pembuatan air minum dalam kemasan, sangatlah penting adanya sebuah
proses kontrol kualitas dengan berbagai parameter, misalnya parameter fisika
(bau, kekeruhan, rasa, warna, dll); parameter kimia dan mikrobiologik. Pada
analisis mikrobiologis, terdapat beberapa uji yang dilakukan, seperti disebutkan
dalam SNI 01-3554-2006 :
1. Angka Lempeng Total dengan menggunakan metode penyaringan membran
Membran ini memiliki pori-pori berukuran mikroskopis dengan diameter lebih
kecil daripada ukuran sel mikroba pada umumnya. Selanjutnya membran
dipindahkan secara aseptis dari peralatan filtrasi ke dalam cawan petri berisi
media. Kertas membran ini bersifat solid sehingga dapat menahan sel yang
terjebak tetap pada posisinya dan kemudian dapat berkembang tanpa
bercampur dengan sel lain yang ikut terjebak juga. Nutrisi yang terdapat pada
media akan berdifusi dan terserap kedalam kertas membran sehingga sel-sel
yang tersebar acak dan kasat mata itu dapat tumbuh menjadi koloni yang dapat
dihitung dengan mata telanjang setelah melewati masa waktu inkubasi
tertentu. Media yang digunakan pada uji ini adalah PCA (Plate Count Agar).
Kelebihan teknik filtrasi membran dibanding metode lain adalah.
1. Dapat menganalisa sampel dengan volume yang besar dalam waktu yang
singkat yang dibatasi oleh kekentalan dan kekeruhan cairan sampel.
2. Pada umumnya cawan yang digunakan berukuran kecil (50mm) sehingga
dapat menghemat penggunaan media dan tempat pada inkubator.
Sedangkan kekurangan teknik ini adalah:
1. Kurang cocok untuk menghitung sampel dengan jumlah mikroba yang
terlalu pekat. Mikroba yang berdiameter lebih kecil dari pori seperti
Rickettsia dan Mycoplasma mampu lolos dari pori kertas membran.
2. Kurang praktis untuk menghitung mikroba mikroaerofilik atau anaerob.
2. Uji Bentuk Koliform
Bakteri koliform merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang, tidak
membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang dapat
memfermentasi laktosa dengan membentuk asam dan produksi gas. Bakteri ini
merupakan suatu indicator adanya polusi atau kotoran yang tidak baik dalam
air, yang memungkinkan adanya bakteri yang enteropatogenik dan atau
toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Pada SNI 01-3553-2006 terdapat 2
uji terhadap bakteri koliform, yaitu:
a. Metode APM (Angka Paling Mungkin) atau MPN ( Most Probable
Number)
Teknik MPN didasarkan pada pengenceran sampel. Prinsipnya, bila
sampel diencerkan terus menerus maka akhirnya akan diperoleh larutan
yang tidak mengandung mikroba (steril). Teknik ini akan memberikan
hasil baik bila asumsinya terpenuhi, yaitu sel mikroba tersebar merata
dalam contoh dimana gaya tarik atau tolak diantara mikroba tidak terjadi,
Larutan yang diinokulasi ke kaldu nutrien akan memperlihatkan
pertumbuhan positif apabila mengandung satu atau lebih mikroba hidup;
terhindar dari pencemaran yang berasal dari bahan dan peralatan (Afrianto,
2008).
Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga beberapa tabung yang berisi medium cair yang diinokulasikan
dengan larutan hasil pengenceran tersebut mengandung satu sel mikroba,
beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari satu sel, sedangkan
tabung lainnya tidak mengandung sel. (Fardiaz, 1993).
b. Metode Penyaringan Membran
Metode ini memiliki prinsip yang sama dengan metode penyaringan
membran pada perhitungan Angka Lempeng Total (ALT). Yang
membedakan hanyalah media yang digunakan yaitu VRBA (Violet Red
Bile Agar). VRBA mengandung violet kristal yang bersifat basa,
sedangkan sel mikroba bersifat asam. Bila kondisi terlalu basa maka sel
akan mati. Campuran garam bile dan kristal violet menghambat bakteri
gram positif. Yeast ekstrak dalam VRBA menyediakan vitamin B-
kompleks yang mendukung pertumbuhan bakteri.
3. Uji Salmonella
Salmonella adalah aerob atau fakultatif anaerob. Dapat memfermentasi
glukosa dengan membentuk asam atau gas, tetapi tidak laktose dan dapat
mereduksi nitrat menjadi nitrit. Bakteri ini menggunakan sitrat sebagai sumber
karbon. Semua serotipe Salmonella yang diketahui di dunia ini bersifat
patogen maka adanya bakteri ini dalam air atau makanan dianggap
membahayakan kesehatan. Oleh karena itu berbagai standar air minum
maupun makanan siap santap mensyaratkan tidak ada Salmonella dalam 100
ml air minum atau 25 gram sampel makanan ( Dewanti dan Hariyadi, 2005).
Ada empat jenis media yang dapat digunakan untuk memilah Salmonella dari
mikroba lain, yaitu :
a. Media agar Bismuth Sulfite
Merupakan media yang sangat spesifik untuk isolasi Salmonella typhii dan
spesies lain. Adanya Bismuth Sulfite dan Brilliant Green dapat
menghambat pertumbuhan gram positif dan koliform. Adanya S dalam
media akan diubah menjadi H2S yang berperan mengendapkan besi,
sehingga koloni berwarna coklat hitam dengan kilap logam. Media ini
sangat baik digunakan pada tahap awal untuk memilahkan Salmonella dari
mikroba lain.
b. Media agar Brilian green
Media ini mengandung brilian green yang sangat baik untuk menghambat
E. coli dan bakteri yang memfermentasi sukrosa dan laktosa. Garam
empedu berperan menghambat bakteri untuk batang gram negatif. Media
ini sangat selektif untuk isolasi Salmonella dimana akan berwarna merah
dikelilingi zona merah. Pseudomonas dihambat, tetapi jika tumbuh
menyerupai koloni Salmonella berwarna merah.
c. Media agar Xylose-Lysine-Desoxycholate
Media ini digunakan untuk isolasi Salmonella dan memilah organisme
lain dengan cara memfermentasi xylose, dekarboksilasi lysine dan produksi
H2S. Fermentasi xylose sangat lazim bagi kebanyakan organisme enterik
kecuali, Shigella, Providencia, Edwardsiella. Pada media ini, Salmonella
akan membentuk koloni merah dengan inti hitam, sedang Pseudomonas
dapat tumbuh dengan warna merah dan Eschericia berwarna kuning.
Mikroba lain yang dapat tumbuh pada media ini antara lain Arizona,
Proteus, Aerobacter, Klebsiella, Citrobacter.
d. Triple Sugar Iron Agar medium,
Biasanya digunakan untuk konfirmasi pengujian E.coli dan dapat
digunakan untuk identifikasi bakteri gram negatif yang memfermentasi
dekstrosa atau laktosa atau sukrosa dan produksi H2S. Terjadinya
fermentasi dekstrosa oleh Salmonella akan menurunkan pH menjadi asam.
Kondisi ini akan menyebabkan perubahan phenol red (media merah)
menjadi kuning. Sedangkan Pseudomonas karena tidak mampu
memfermentasi dekstrosa, maka media akan tetap berwarna merah.
(Afrianto, 2008).Dalam pengujian terhadap Salmonella, terdapat tahap-
tahap tersebut terdiri dari tahap perbanyakan (enrichment),tahap seleksi,
tahap isolasi, identifikasi primer, identifikasi lengkap
4. Uji Pseudomonas
Uji pseudomonas terdiri dari uji pendugaan dan uji pengesahan. Uji pendugaan
dinyatakan positif ditandai dengan terbentuknya gas, apabila dalam 24 jam gas
tidak tebentuk maka dilanjutkan sampai 48 jam. Jika pada uji ini masih tetap
tidak terdapat gas uji dianggap negatif. Uji pengesahan dilakukan dari uji
pendugaan yg positif untuk memastikan adanya bakteri coliform yang ada dalam
suatu air minum. Pada uji pengesahan Pseudomonas aeruginosa menghidrolisis
casein dan menghasilkan diffusible pigmen kuning sampai hijau, media yang
digunakan adalah M-PA Agar. Media ini digunakan karena M-PA agar dapat
dimodifikasi.
BAB IV
KESIMPULAN
Sebelum dikonsumsi sebuah air minum harus menjalani serangkaian uji hingga
bisa dikatagoreikan sebagai air yang aman untuk dikonsumsi. Serangkaian uji ini
meliputi :
1. Keadaan : Bau, rasa, warna, pH, kekeruhan, zat yang terlarut, zat organik
(angka KmnO4), total organik karbon, nitrat (sebagai NO3), nitrit (sebagai
NO2), amonium (NH4), sulfat (SO4), klorida (Cl), fluorida (F), sianida
(CN), besi (Fe), mangan (Mn), klor bebas (Cl2), kromium (Cr),barium
(Ba), boron (B),selenium (Se).
2. Cemaran logam : Timbal (Pb), Tembaga (Cu), Kadmium (Cd), Raksa
(Hg), Perak (Ag), Kobalt (Co)
3. Cemaran arsen
4. Cemaran mikroba : Angka lempeng total awal, angka lempeng total
akhir,
5. Bakteri bentuk koloni : Salmonella, Pseudomonas aeruginosa
Dimana dari setiap uji haruslah memenuhi standart yang ditentukan sesuai negara
masing-masing.
Lampiran
Angka Lempeng total: metode penyaringan (membran Filter)
Masukkan 100ml sampel ke dalam corong dari alat penyaring dengan menggunakan pipet atau gelas ukur steril.
Pergunakan vakum untuk menyaring cuplikan melalui membran dan saring cairan pembilas.
Bilas seluruh permukaan dalam corong penyaring dengan air pengencer yang jumlahnya sama dengan jumlah sampel yang disaring.
Bilas seluruh permukaan dalam corong penyaring dengan air pengencer yang jumlahnya sama dengan jumlah sampel yang disaring dan saring dengan cairan pembilas.
Sesudah pembilasan selesai, hentikan vakum.
Buka kembali peralatan penyaring, dengan menggunakan pinset yang steril, angkat membran penyaring dari alat penyaring.
Letakkan membran penyaring di atas pembenihan violet red bile agar dalam cawan petri
Inkubasikan cawan dengan posisi terbalik pada 36°C ± 1°C selama 48 jam
Hitung koloni yang berwarna merah gelap yang berukuran 0,5 mm atau lebih pada membran yang menyatakan jumlah bakteri bentuk koli dalam 100 ml sampel.
Pasang peralatan penyaring membran yang telah disterilkan lebih dahulu, hubungkan dengan sistem vakum.
Skema Kerja Salmonella
Skema Kerja Pseudomonas aeruginosa
1. Metode Penyaringan
Penyiapan dan homogenisasi sampel
Pindahkan sampel yang telah dihomogenisasi secara aseptik ke dalam botol 500 ml steril
Inkubasikan pada suhu (36 ± 1) oC selama 16 – 20 jam
Pipet 10 ml biakan pra-pengkayaan ke dalam 100 ml selenit cystine broth dan inkubasikan pada suhu 35 - 37 oC selama 24 jam
Pipet 10 ml biakan pra-pengkayaan ke dalam 100 ml Tetrathionate Briliant Green Broth (BGA) dan inkubasikan pada suhu 43oC selama 24 jam
Pindahkan biakan pengkayaan dengan menggoreskan masing-masing biakan dengan sengkelit ke dalam cawan petri yang berisi BGA dan BSA atau
perbenihan selektif lainnya (XLD, HE agar, SS agar)
Inkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam
Amati tersangka koloni salmonella pada media
Konfirmasi atau penegasan (uji biokimia)
Uji serologi bila reaksi biokimia menunjukkan adanya salmonella
2. Metode Angka Paling Mungkin
Pasang peralatan penyaring membran yang telah disterilkan dan hubungkan dengan vakum sistem
Masukkan 200 ml cuplikan contoh (natural water) atau 200 - 500 cuplikan contoh (air kolam renang) ke dalam corong dari alat penyaring dengan
menggunakan pipet atau gelas ukur steril
Saring cuplikan seluruhnya melalui membran dengan vakum
Bilas seluruh permukaan corong dengan air suling steril yang jumlahnya sama dengan jumlah cuplikan yang disaring. Saring cairan pembilas
Hentikan vakum setelah pembilasan
Angkat membran penyaring dari alat penyaring dengan pinset yang steril
Letakkan membran penyaring di atas perbenihan M-PA (jangan ada gelembung udara di bawah membran)
Inkubasi cawan dengan posisi terbalik pada suhu (41,5 ± 0,5) oC selama 72 jam
Amati koloni
Gores koloni tersangka di atas permukaan perbenihan agar susu sepanjang 2 - 4 cm
Inkubasikan dengan posisi terbalik pada suhu (35 ± 1,0) oC selama 24 jam
P. aeruginosa menghidrolisis casein dan menghasilkan diffusible pigmen kuning sampai hijau
Pipet masing-masing 10 ml cuplikan ke dalam 5 tabung yang berisi 10 ml asparagine broth double strength
Pipet masing-masing 1 ml dan 0,1 ml cuplikan ke dalam 5 tabung kedua dan ketiga yang berisi 10 ml perbenihan asparagine broth single strength
Eram tabung-tabung tersebut pada suhu 35 - 37 oC
Sesudah 24 jam dan sesudah 48 jam pengeraman amati tabung-tabung tersebut di bawah panjang gelembung sinar ultra violet dalam ruang gelap. Bila timbul
pigmen fluorescen hijau dinyatakan positif
Inokulasikan 0,1 ml biakan yang positif ke dalam perbenihan acetamide broth. Bila perbenihan berubah warna menjadi ungu dinyatakan positif