amdk lengkap

28
BAB I PENDAHULUAN Air minum dalam kemasan ( AMDK) adalah air dalam botol atau wadah lain yang tertutup dan digunakan untuk konsumsi manusia. Ada 4 jenis air botol yang dipasarkan kepada konsumen yaitu : Air sumur atau mata air Diambil dari sumur atau mata air dan langsung dimasukkan ke dalam botol. Air mineral Air mineral tidak boleh mengandung kadar mineral terlarut kurang dari 500 ppm. Bila air mineral tersebut mengandung kadar mineral terlarut antara 250-500 ppm, maka air tersebut disebut “Light Mineral Water”. Air murni Air yang dimurnikan sehingga sesuai dengan standart U.S.P. yaitu air yang dimurnikan dengan mengurangi jumlah mineral sampai di bawah 10 mgr per liter. Cara pemurnian bisa dengan destilasi atau deionisasi. Air yang dimurnikan dengan cara destilasi disebut air destilasi. Air yang ditambah fluorida Flourida adalah peroses penambahan atau pemberian fluorida kedalam air minum. Konsentrasi fluorida yang ditambahkan kedalam air minum berbeda-beda, umumnya berkisar antara 0,6-1,7 mgr per liter. Fluorida yang

Upload: suliamto

Post on 01-Feb-2016

232 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ghfgfhgcffhgcfhgcfghd

TRANSCRIPT

Page 1: AMDK lengkap

BAB I

PENDAHULUAN

Air minum dalam kemasan ( AMDK) adalah air dalam botol atau wadah lain yang

tertutup dan digunakan untuk konsumsi manusia. Ada 4 jenis air botol yang

dipasarkan kepada konsumen yaitu :

Air sumur atau mata air

Diambil dari sumur atau mata air dan langsung dimasukkan ke dalam botol.

Air mineral

Air mineral tidak boleh mengandung kadar mineral terlarut kurang dari 500 ppm.

Bila air mineral tersebut mengandung kadar mineral terlarut antara 250-500 ppm,

maka air tersebut disebut “Light Mineral Water”.

Air murni

Air yang dimurnikan sehingga sesuai dengan standart U.S.P. yaitu air yang

dimurnikan dengan mengurangi jumlah mineral sampai di bawah 10 mgr per liter.

Cara pemurnian bisa dengan destilasi atau deionisasi. Air yang dimurnikan dengan

cara destilasi disebut air destilasi.

Air yang ditambah fluorida

Flourida adalah peroses penambahan atau pemberian fluorida kedalam air minum.

Konsentrasi fluorida yang ditambahkan kedalam air minum berbeda-beda,

umumnya berkisar antara 0,6-1,7 mgr per liter. Fluorida yang digunakan adalah

Natrium silika fluorida, Natrium fluorida, Kalsium fluorida, Fluocilicic acid.

Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan

manusia, salah satunya untuk diminum. Air yang dapat minum merupakan air yang

bebas dari bakteri yang berbahaya, bersih dan jernih, tidak berwarna dan tidak

berbau, tidak mengandung bahan tersuspensi atau kekekeruhan dan ketidakmurnian

secara kimiawi. Oleh karena itu, diperlukan suatu uji untuk memenuhi kriteria yang

telah disebutkan di atas.

Standar Air Minum Dalam Kemasan

Standar produk air botol menurut FDA meliputi analisis mikrobiologi, yaitu analisis

bakteri Coliform. Tak lebih dari 1 Coliform yang diperbolehkan per 1001 ml air

botol yang diperiksa dengan cara membran filter. Atau tak lebih dari 1 sampel dari

Page 2: AMDK lengkap

10 sampel yang diperiksa mengandung 4 atau lebih kuman Coliform per 100 ml air

botol. Dengan metode fermentasi tabung, tak boleh lebih dari 1 sampel dari 10

sampel yang diperiksa mempunyai MPN 2,2 atau lebih per 100 ml air botol, atau

tak ada satupun sampel yang mempunyai MPN 9,2 atau lebih per 100 ml minuman

air yang dibotolkan; tak ada standar ketentuan untuk angka kuman aerob.

Menurut FDA sekurang-kurangnya 4 botol/wadah dengan tutupnya dilakukan

pemeriksaan angka lempeng total untuk kuman aerob dan determinasi coliform.

Semua sampel harus bebas coliform, juga tidak boleh lebih dari 1 sampel dari

sejumlah 4 sampel yang diperiksa mempunyai angka lempeng total aerob 1 koloni

per ml kapasitas wadah, atau 1 koloni per cm2 luas permukaan penutup.

Persyaratan Mutu AMDK berdasarkan SNI 01-3553-2006:

No Kriteria Uji SatuanPersyaratan

Air mineral Air demineral

1. Keadaan

1.1 Bau - Tidak berbau Tidak berbau

1.2 Rasa Normal Normal

1.3 Warna Unit Pt-Co Maks 5 Maks. 5

2 pH - 6,0-8,5 5,0-7,5

3 Kekeruhan NTU Maks 1,5 Maks 1,5

4. Zat yang terlarut mg/L Maks. 500 Maks.10

5. Zat organik(angka KmnO4) mg/L Maks 1,0 -

6. Total organik karbon mg/L - Maks 0,5

7. Nitrat (sebagai NO3) mg/L Maks. 45 -

8. Nitrit (sebagai NO2) mg/L Maks 0,005 -

9. Amonium (NH4) mg/L Maks 0,15 -

10. Sulfat (SO4) mg/L Maks 200 -

11. Klorida (Cl) mg/L Maks. 250 -

12. Fluorida (F) mg/L Maks. 1 -

13. Sianida (CN) mg/L Maks. 0,05 -

14. Besi (Fe) mg/L Maks. 0,1 -

Page 3: AMDK lengkap

15. Mangan (Mn) mg/L Maks. 0,05 -

16. Klor bebas (Cl2) mg/L Maks. 0,1 -

17. Kromium (Cr) mg/L Maks. 0,05 -

18. Barium (Ba) mg/L Maks. 0,7 -

19. Boron (B) mg/L Maks. 0,3 -

20. Selenium (Se) mg/L Maks. 0,01 -

21. Cemaran logam

21.1 Timbal (Pb) mg/L Maks. 0,005 Maks. 0,005

21.2 Tembaga (Cu) mg/L Maks. 0,5 Maks. 0,5

21.3 Kadmium (Cd) mg/L Maks. 0,003 Maks. 0,003

21.4 Raksa (Hg) mg/L Maks. 0,001 Maks. 0,001

21.5 Perak (Ag) mg/L - Maks. 0,025

21.6 Kobalt (Co) mg/L - Maks. 0,01

22. Cemaran arsen mg/L Maks. 0,01 Maks. 0,01

23. Cemaran mikroba

23.1 Angka lempeng total awal *) Koloni/ml Maks. 1,0.102 Maks. 1,0.102

23.2 Angka lempeng total akhir

**)

Koloni/ml Maks. 1,0.105 Maks. 1,0.105

23.3 Bakteri bentuk koloni APM/100ml < 2 < 2

23.4 Salmonella - Negatif/100ml Negatif/100ml

23.5 Pseudomonas aeruginosa Koloni/ml 0 0

Keterangan *) Di Pabrik

**) Di Pasaran

Page 4: AMDK lengkap

BAB II

METODE KERJA

I. Angka Lempeng Total

Prinsip

Pertumbuhan bakteri mesofil aerob setelah contoh diinkubasikan dalam

pembenihan yang sesuai selama 24-48 jam pada suhu 35oC ± 1oC.

Peralatan

Cawan petri dari gelas / plastik berdiameter 50 mm – 60 mm;Pipet ukur 10 ml

terkalibrasi;Penangas air 45oC ± 1oC;Inkubator terkalibrasi;Alat penghitung

koloni;autoclave terkalibrasi;Oven terkalibrasi;Saringan membran 0,45

µm;Gelas ukur 100 ml

Media

Plate Count Agar (PCA)

Cara kerja

a) Pasang peralatan penyaring membran yang telah disterilkan lebih dahulu

dan hubungkan dengan vakum sistem.

b) Masukkan 100 ml contoh atau sejumlah yang diperlukan ke dalam corong

dari alat penyaring dengan menggunakan pipet atau gelas ukur steril.

c) Gunakan vakum untuk penyaring. Bilas seluruh permukaan dalam corong

penyaring dengan air suling steril yang jumlahnya sama dengan jumlah

contoh yang disaring, dan saring cairan pembilas

d) Sesudah pembilasan selesai hentikan vakum. Buka kembali penyaring

dengan pinset steril angkat membran penyaring dari alat penyaring

e) Letakkan membran penyaring di atas perbenihan plate count agar dalam

cawan petri (usahakan jangan ada gelembung udara di bawah membran)

f) Inkubasikan cawan petri dengan posisi terbaik dalam inkubator pada suhu

(36 ± 1) oC selama 48 jam. Hitung jumlah koloni

II. Bakteri Bentuk Koloni

Metode Penyaringan (Membran filter)

Peralatan:

Page 5: AMDK lengkap

Pipet ukur 10ml atau gelas ukur;Cawan petri diameter 50-60 mm;Penyaring membran

0,45 μm;Unit alat penyaring (filtration unit);Inkubator terkalibrasi;Oven

terkalibrasi;Alat penghitung koloni

a) Autoclave terkalibrasi

Cara Kerja:

a) Pasang peralatan penyaring membran yang telah disterilkan lebih dahulu,

dan hubungkan dengan sistem vakum.

b) Masukkan 100 ml sampel atau sejumlah yang diperlukan ke dalam corong

dari alat penyaring dengan menggunakan pipet atau gelas ukur steril.

c) Pergunakan vakum untuk menyaring cuplikan dan saring cairan pembilas.

d) Bilas seluruh permukaan dalam corong penyaring dengan air suling steril

yang jumlahnya sama dengan jumlah sampel yang disaring dan saring

dengan cairan pembilas.

e) Sesudah pembilasan selesai, hentikan vakum. Buka kembali peralatan

penyaring, dengan menggunakan pinset yang steril, angkat membran

penyaring dari alat penyaring. Letakkan membran penyaring di atas

pembenihan violet red bile agar dalam cawan petri (usahakan agar tidak ada

gelembung udara di bawah membran). Inkubasikan cawan dengan posisi

terbalik pada 36°C ± 1°C selama 48 jam, Hitung koloni yang berwarna

merah gelap yang berukuran 0,5 mm atau lebih dalam 100 ml sampel.

III. Salmonella

Prinsip

Pertumbuhan salmonela pada pembenihan selektif yang dilanjutkan dengan uji

biokimia dan uji serologi

Peralatan

Botol pengencer 500 ml,Gelas ukur 1 ml dan 10 ml,Cawan petri 90 mm – 100

mm dan 140 mm – 150 mm,Gelas sediaan,Inkubator 37oC, 42oC, dan

43oC,Oven, Penangas air, Sengkelit (ose),Membran filter, tabung reaksi.

Media dan Pereaksi

Bismuth sulpit agar (BSA),Briliant green agar (BGA),Buffered peptone water

(BPW),Pereaksi galakoksidase,Pereaksi indol dan pembenihan indol,Lysine

Page 6: AMDK lengkap

decarboxylation medium,Nutrient agar, Saline solution,Selenite cystine

Broth,Semi solid nutrient agar,Tetrathionate briliant green broth,Triple

sugar iron agar (TSI agar),Urea agar atau urea broth,MR-VP

medium,Salmonella polyvalent O,Salmonella polyvalent H xylose lysine

desoxycholate agar,SSA (salmonella shigella agar),HE agar (hekoen enteric

agar)

Cara kerja

a) Penyiapan dan homogenisasi contoh

b) Pra-pengkayaan (pre-enrichment)

Pindahkan contoh yang telah dihomogenkan secara aseptik ke dalam botol 500

ml steril,Kemudian inkubasikan pada suhu (36 ± 1) oC selama 16 – 20 jam

c) Pengkayaan (enrichment)

1. Pipet 10 ml biakan pra-pengkayaan ke dalam 100 ml selenit cystine broth

2. Inkubasikan pada suhu 35 -37 oC selama 24 jam. Pipet 10 ml biakan pra-

pengkayaan ke dalam 100 ml Tetrathionate Briliant Green Broth (BGA)

3. Inkubasi pada suhu 43oC selama 24 jam

d) Penanaman pada pembenihan pilihan/selektif

1. Pindahkan biakan pengkayaan dengan menggoreskan masing-masing biakan

dengan sengkelit ke dalam cawan petri yang berisi BGA dan BSA atau

perbenihan selektif lainnya (XLD, HE agar, SS agar)

2. Inkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam. Amati tersangka koloni

salmonella pada media dengan ciri-ciri sebagai berikut:

BGA : koloni yang berwarna merah muda hingga merah atau bening hingga

buram dengan lingkaran merah muda sampai merah

BSA : koloni berwarna coklat, abu-abu sampai hitam dan kadang-kadang

kilap logam. Warna media di sekitar koloni mula-mula coklat dan

kemudian menjadi hitam, jika masa inkubasi bertambah. Pada

beberapa “strain” koloni berwarna hijau dengan daerah di

sekelilingnya berwarna lebih gelap

XLD : koloni berwarna merah muda dengan bintik hitam di tengah.

HE : koloni berwarna biru hijau dengan atau tanpa bintik hitam di tengah.

Page 7: AMDK lengkap

SSA : koloni tak berwarna sampai merah muda, bening sampai buram.

e) Konfirmasi atau penegasan (uji biokimia)

1. Pilih 2-5 koloni tersangka dan goreskan pada permukaan nutrient agar

dalam cawan petri yang sudah disiapkan terlebih dahulu dan inkubasi pada

suhu 37oC selama 20-24 jam

2. Dari koloni yang diisolasi pada nutrient agar dipindahkan ke dalam media

sebagai berikut:

A. TSI Agar

1. Tersangka koloni salmonella dipindahkan keperbenihan miring TSA

dengan cara menggoreskan bagian miringnnya dan menusuk bagian

tegaknya. Inkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam.

2. Amati terjadinya perubahan-perubahan sebagai berikut;

Pada bagian tegak salmonella akan:

Mempermentasikan glukosa, warna media berubah dari ungu

menjadi kuning, tidak mempermentasikan sakarosa, media tetap

ungu, dapat membentuk gas H2S, warna media berubah dari ungu

menjadi hitam

Pada bagian miringnnya salmonella akan:

Dapat mempermentasikan laktosa atau sakarosa, warna media

menjadi kuning. Tidak dapat mempermentasikan laktosa atau

sakarosa, warna media tetap merah atau tidak berubah

B. Urea Agar

1. Goreskan koloni Salmonella pada permukaan urea agar miring

2. Inkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam. Timbulnya warna merah

muda menunjukkan reaksi positif dan bila tidak berubah reaksi negatif

C. Lysine Decarboxylation Medium

1. Inokulasikan tersangka koloni salmonella pada perbenihan cair (lysine

decarboxylase broth)

2. Inkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam. Timbulnya warna ungu

menunjukkan reaksi positif

D. Beta Galaktosidae Reagent

Page 8: AMDK lengkap

1. Suspensikan tersangka koloni salmonella 0,25 larutan saline dalam

tabung reaksi. Tambahkan 1 tetes toluena, Masukkan ke dalam

penangas air pada suhu 37oC beberapa menit. Tambahkan 0,25 ml

pereaksi Betagalactosidae dan kocok

2. Simpan lagi dalam penangas air pada suhu 37oC selama 24 jam.

Terbentuknya warna kuning menunjukkan reaksi positif dan bila tidak

berubah reaksi negatif

E. VP Medium

1. Masukkan masing-masing 1 sengkelit tersangka koloni Salmonella ke

dalam 2 tabung reaksi yang masing-masing berisi 0,2 ml VP

2. Inkubasi tabung ke 1 pada suhu kamar dan tabung ke 2 pada suhu

37oC selama 48 jam, Kemudian pada tiap tabung tambahkan 2 tetes

larutan creatine, 3 tetes larutan. Alphanafol dan 2 tetes pereaksi KOH

lakukan pengocokan tiap kali menambahkan pereaksi. Amati dalam

waktu 15 menit. Terbentuknya warna merah jambu sampai merah tua

menunjukkan reaksi positif dan bila tidak berubah reaksi negatif

F. Indol Medium

1. Masukkan 1 sengkelit tersangka koloni Salmonella pada media indol

tabung dan inkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam, tambahkan 1 ml

pereaksi indol

2. Terbentuknya warna gelap merah menunjukkan reaksi positif dan bila

tidak berubah warna atau warna kuning kecoklatan reaksi negatif

Reaksi biokimia dari salmonella

TSI agar: Bagian tegaknya warna kuning dengan atau tanpa warna hitam (H2S),

bagian miringnya warna merah atau tidak berubah. Urea agar : warna merah atau

tidak berubah (reaksi negatif). Lysine decarboxylase : warna ungu (reaksi positif).

Beta-galactosidase : warna tidak berubah (reaksi negatif). Uji vogel-proskuer :

warna tidak berubah (reaksi negatif). Uji indol : warna kuning kecoklatan (reaksi

negatif)

Uji serologi

Page 9: AMDK lengkap

Lakukan uji serologi bila reaksi biokimia menunjukkan adanya salmonella. Ambil

1 sengkelit biakan dari TSI agar dan oleskan pada gelas sediaan. Kemudian

teteskan sedikit antisera di samping biakan. Dengan menggunakan sengkelit

campur tetesan sera dengan kultur hingga homogen. Penggumpalan yang terjadi

menunjukkan uji positif. Jika reaksi biokimia menunjukkan adanya salmonella

dan uji serologi positif, maka salmonella dinyatakan positif.

IV. Pseudomonas

Peralatan:

a) Pinggan petri 50 x 12 mm

b) Unit alat pengeringan

c) Pengering membran garis tengah

0,45 mm

d) Lemari pengeram 41,5 ±0,5°C

Media:

a. M-PA agar

Agar ini tidak bisa didapat dalam bentuk dehydrated & bisa disiapkan dari

bahan dasar sebagai berikut:

L-Lysine HCl 5,0 g; Natrium klorida, NaCl 5,0 g; Yeast extract 2,0 g; Xilosa 2,5 g;

Sukrosa 1,25 g; Laktosa 1,25 g; Phenol red 0,08 g; Ferric ammonium citrate 0,8 g;

Natrium tiosulfat, Na2S2O3 6,8 g; Agar 15,0 g; Air suling 1 liter.

Larutkan semua bahan-bahan dalam air suling, atur pH 6,5±0,1; sterlikan

menggunakan autoclave pada suhu 121oC selama 15 menit, setelah steril, dinginkan

sampai suhu 55-60oC. Atur pH kembali menjadi 7,1±0,2. Tambahkan antibiotik

kering sulfa piridin 176 mg, kanamycin 8,5 mg, nalidixic acid 37,0 mg, dan

sikloheksanide 150 mg untuk 1 liter perbenihan tersebut diatas (antibiotik tersebut

produksi sigma chemical Co, St. Louis, Mo., atau sejenisnya). Sesudah semua

antibiotik tercampur, tuang sebanyak 3 ml perbenihan kedalam pinggan petri

berukuran 50 x 12 mm. Simpan penggan-pinggan yang berisi perbenihan tersebut

pada suhu 2-10oC. Buang perbenihan yang tidak terpakai sesudah 1 bulan

penyimpanan.

b. Modifikasi M-PA agar

(M-PA-C Agar yang tersedia secara komersial sudah mengandung magnesium

sulfat, kanamidin, dan nalidixic acid)

Page 10: AMDK lengkap

c. Agar Susu (milk agar) modifikasi Brown dan Scott Foster

Bagian A : Susu instan tidak berlemak (carnation atau sejenisnya) 100 g, air suling

500 ml. Bagian B : Nutrien Broth 12,5 g, Natrium klorida, NaCl 2,5 g, agar 15,0 g,

air suling 500 ml. Sterilisasi bagian A dan B secara terpisah setelah steril cepat

dinginkan sampai 55oC, secara aseptik campurkan bagian A dan B, lalu tuang lebih

kurang 200 ml perbenihan kedalam pinggan petri berukuran 100 x 15 mm.

Cara Kerja

a. Uji Pendugaan

- Pasang peralatan penyaring membran yang terdiri dari corong, membran

penyaring dan penampung yang telah disterilkan lebih dahulu dan

hubungkan dengan vakum sistem. Masukkan 200-500 ml cuplikan contoh

kedalam corong dari alat penyaring dengan menggunakan pipet atau gelas

ukur steril. Pergunakan vakum untuk menyaring cuplikan melalui

membran dan saring cuplikan seluruhnya.

- Bilas seluruh permukaan dalam corong penyaring dengan air pengencer

atau air suling steril yang jumlahnya sama dengan jumlah cuplikan yang

disaring. Saring cairan pembilas. Hentikan vakum setelah pembilasan

selesai. Buka kembali peralatan penyaring dan dengan pinset yang steril

angkat membran penyaring dari alat penyaring. Letakkan membran

penyaring diatas perbenihan M-PA (usahakan jangan ada gelembung

udara). Inkubasi cawan dengan posisi terbalik pada suhu 41,5±0,5oC

selama 72 jam. Amati koloni yang diduga P. aeruginosa dengan ciri-ciri

sebagai berikut: koloni dengan diameter 0,8 x 2,2 mm, penampakan rata

(flat) dengan light outer ring dan bintik coklat sampai hijau hitam

ditengah. Hitung koloni yang diduga dari membran penyaring yang

mengandung 20-80 koloni.

b. Uji Penegasan

Gores koloni tersangka diatas permukaan perbenihan agar susu sepanjang 2-4

cm. Inkubasi pinggan-pinggan tersebut dengan posisi terbalik pada suhu

35±1,0oC selama 24 jam. P. aeruginosa menghidrolisis casein dan

menghasilkan diffusible pigmen kuning sampai hijau.

Page 11: AMDK lengkap

BAB III

PEMBAHASAN

Dalam pembuatan air minum dalam kemasan, sangatlah penting adanya sebuah

proses kontrol kualitas dengan berbagai parameter, misalnya parameter fisika

(bau, kekeruhan, rasa, warna, dll); parameter kimia dan mikrobiologik. Pada

analisis mikrobiologis, terdapat beberapa uji yang dilakukan, seperti disebutkan

dalam SNI 01-3554-2006 :

1. Angka Lempeng Total dengan menggunakan metode penyaringan membran

Membran ini memiliki pori-pori berukuran mikroskopis dengan diameter lebih

kecil daripada ukuran sel mikroba pada umumnya. Selanjutnya membran

dipindahkan secara aseptis dari peralatan filtrasi ke dalam cawan petri berisi

media. Kertas membran ini bersifat solid sehingga dapat menahan sel yang

terjebak tetap pada posisinya dan kemudian dapat berkembang tanpa

bercampur dengan sel lain yang ikut terjebak juga. Nutrisi yang terdapat pada

media akan berdifusi dan terserap kedalam kertas membran sehingga sel-sel

yang tersebar acak dan kasat mata itu dapat tumbuh menjadi koloni yang dapat

dihitung dengan mata telanjang setelah melewati masa waktu inkubasi

tertentu. Media yang digunakan pada uji ini adalah PCA (Plate Count Agar).

Kelebihan teknik filtrasi membran dibanding metode lain adalah.

1. Dapat menganalisa sampel dengan volume yang besar dalam waktu yang

singkat yang dibatasi oleh kekentalan dan kekeruhan cairan sampel.

2. Pada umumnya cawan yang digunakan berukuran kecil (50mm) sehingga

dapat menghemat penggunaan media dan tempat pada inkubator.

Sedangkan kekurangan teknik ini adalah:

1. Kurang cocok untuk menghitung sampel dengan jumlah mikroba yang

terlalu pekat. Mikroba yang berdiameter lebih kecil dari pori seperti

Rickettsia dan Mycoplasma mampu lolos dari pori kertas membran.

Page 12: AMDK lengkap

2. Kurang praktis untuk menghitung mikroba mikroaerofilik atau anaerob.

2. Uji Bentuk Koliform

Bakteri koliform merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang, tidak

membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang dapat

memfermentasi laktosa dengan membentuk asam dan produksi gas. Bakteri ini

merupakan suatu indicator adanya polusi atau kotoran yang tidak baik dalam

air, yang memungkinkan adanya bakteri yang enteropatogenik dan atau

toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Pada SNI 01-3553-2006 terdapat 2

uji terhadap bakteri koliform, yaitu:

a. Metode APM (Angka Paling Mungkin) atau MPN ( Most Probable

Number)

Teknik MPN didasarkan pada pengenceran sampel. Prinsipnya, bila

sampel diencerkan terus menerus maka akhirnya akan diperoleh larutan

yang tidak mengandung mikroba (steril). Teknik ini akan memberikan

hasil baik bila asumsinya terpenuhi, yaitu sel mikroba tersebar merata

dalam contoh dimana gaya tarik atau tolak diantara mikroba tidak terjadi,

Larutan yang diinokulasi ke kaldu nutrien akan memperlihatkan

pertumbuhan positif apabila mengandung satu atau lebih mikroba hidup;

terhindar dari pencemaran yang berasal dari bahan dan peralatan (Afrianto,

2008).

Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan sedemikian rupa

sehingga beberapa tabung yang berisi medium cair yang diinokulasikan

dengan larutan hasil pengenceran tersebut mengandung satu sel mikroba,

beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari satu sel, sedangkan

tabung lainnya tidak mengandung sel. (Fardiaz, 1993).

b. Metode Penyaringan Membran

Metode ini memiliki prinsip yang sama dengan metode penyaringan

membran pada perhitungan Angka Lempeng Total (ALT). Yang

membedakan hanyalah media yang digunakan yaitu VRBA (Violet Red

Page 13: AMDK lengkap

Bile Agar). VRBA mengandung violet kristal yang bersifat basa,

sedangkan sel mikroba bersifat asam. Bila kondisi terlalu basa maka sel

akan mati. Campuran garam bile dan kristal violet menghambat bakteri

gram positif. Yeast ekstrak dalam VRBA menyediakan vitamin B-

kompleks yang mendukung pertumbuhan bakteri.

3. Uji Salmonella

Salmonella adalah aerob atau fakultatif anaerob. Dapat memfermentasi

glukosa dengan membentuk asam atau gas, tetapi tidak laktose dan dapat

mereduksi nitrat menjadi nitrit. Bakteri ini menggunakan sitrat sebagai sumber

karbon. Semua serotipe Salmonella yang diketahui di dunia ini bersifat

patogen maka adanya bakteri ini dalam air atau makanan dianggap

membahayakan kesehatan. Oleh karena itu berbagai standar air minum

maupun makanan siap santap mensyaratkan tidak ada Salmonella dalam 100

ml air minum atau 25 gram sampel makanan ( Dewanti dan Hariyadi, 2005).

Ada empat jenis media yang dapat digunakan untuk memilah Salmonella dari

mikroba lain, yaitu :

a. Media agar Bismuth Sulfite

Merupakan media yang sangat spesifik untuk isolasi Salmonella typhii dan

spesies lain. Adanya Bismuth Sulfite dan Brilliant Green dapat

menghambat pertumbuhan gram positif dan koliform. Adanya S dalam

media akan diubah menjadi H2S yang berperan mengendapkan besi,

sehingga koloni berwarna coklat hitam dengan kilap logam. Media ini

sangat baik digunakan pada tahap awal untuk memilahkan Salmonella dari

mikroba lain.

b. Media agar Brilian green

Media ini mengandung brilian green yang sangat baik untuk menghambat

E. coli dan bakteri yang memfermentasi sukrosa dan laktosa. Garam

empedu berperan menghambat bakteri untuk batang gram negatif. Media

ini sangat selektif untuk isolasi Salmonella dimana akan berwarna merah

Page 14: AMDK lengkap

dikelilingi zona merah. Pseudomonas dihambat, tetapi jika tumbuh

menyerupai koloni Salmonella berwarna merah.

c. Media agar Xylose-Lysine-Desoxycholate

Media ini digunakan untuk isolasi Salmonella dan memilah organisme

lain dengan cara memfermentasi xylose, dekarboksilasi lysine dan produksi

H2S. Fermentasi xylose sangat lazim bagi kebanyakan organisme enterik

kecuali, Shigella, Providencia, Edwardsiella. Pada media ini, Salmonella

akan membentuk koloni merah dengan inti hitam, sedang Pseudomonas

dapat tumbuh dengan warna merah dan Eschericia berwarna kuning.

Mikroba lain yang dapat tumbuh pada media ini antara lain Arizona,

Proteus, Aerobacter, Klebsiella, Citrobacter.

d. Triple Sugar Iron Agar medium,

Biasanya digunakan untuk konfirmasi pengujian E.coli dan dapat

digunakan untuk identifikasi bakteri gram negatif yang memfermentasi

dekstrosa atau laktosa atau sukrosa dan produksi H2S. Terjadinya

fermentasi dekstrosa oleh Salmonella akan menurunkan pH menjadi asam.

Kondisi ini akan menyebabkan perubahan phenol red (media merah)

menjadi kuning. Sedangkan Pseudomonas karena tidak mampu

memfermentasi dekstrosa, maka media akan tetap berwarna merah.

(Afrianto, 2008).Dalam pengujian terhadap Salmonella, terdapat tahap-

tahap tersebut terdiri dari tahap perbanyakan (enrichment),tahap seleksi,

tahap isolasi, identifikasi primer, identifikasi lengkap

4. Uji Pseudomonas

Uji pseudomonas terdiri dari uji pendugaan dan uji pengesahan. Uji pendugaan

dinyatakan positif ditandai dengan terbentuknya gas, apabila dalam 24 jam gas

tidak tebentuk maka dilanjutkan sampai 48 jam. Jika pada uji ini masih tetap

tidak terdapat gas uji dianggap negatif. Uji pengesahan dilakukan dari uji

pendugaan yg positif untuk memastikan adanya bakteri coliform yang ada dalam

suatu air minum. Pada uji pengesahan Pseudomonas aeruginosa menghidrolisis

Page 15: AMDK lengkap

casein dan menghasilkan diffusible pigmen kuning sampai hijau, media yang

digunakan adalah M-PA Agar. Media ini digunakan karena M-PA agar dapat

dimodifikasi.

BAB IV

KESIMPULAN

Sebelum dikonsumsi sebuah air minum harus menjalani serangkaian uji hingga

bisa dikatagoreikan sebagai air yang aman untuk dikonsumsi. Serangkaian uji ini

meliputi :

1. Keadaan : Bau, rasa, warna, pH, kekeruhan, zat yang terlarut, zat organik

(angka KmnO4), total organik karbon, nitrat (sebagai NO3), nitrit (sebagai

NO2), amonium (NH4), sulfat (SO4), klorida (Cl), fluorida (F), sianida

(CN), besi (Fe), mangan (Mn), klor bebas (Cl2), kromium (Cr),barium

(Ba), boron (B),selenium (Se).

2. Cemaran logam : Timbal (Pb), Tembaga (Cu), Kadmium (Cd), Raksa

(Hg), Perak (Ag), Kobalt (Co)

3. Cemaran arsen

4. Cemaran mikroba : Angka lempeng total awal, angka lempeng total

akhir,

5. Bakteri bentuk koloni : Salmonella, Pseudomonas aeruginosa

Dimana dari setiap uji haruslah memenuhi standart yang ditentukan sesuai negara

masing-masing.

Page 16: AMDK lengkap

Lampiran

Angka Lempeng total: metode penyaringan (membran Filter)

Masukkan 100ml sampel ke dalam corong dari alat penyaring dengan menggunakan pipet atau gelas ukur steril.

Pergunakan vakum untuk menyaring cuplikan melalui membran dan saring cairan pembilas.

Bilas seluruh permukaan dalam corong penyaring dengan air pengencer yang jumlahnya sama dengan jumlah sampel yang disaring.

Bilas seluruh permukaan dalam corong penyaring dengan air pengencer yang jumlahnya sama dengan jumlah sampel yang disaring dan saring dengan cairan pembilas.

Sesudah pembilasan selesai, hentikan vakum.

Buka kembali peralatan penyaring, dengan menggunakan pinset yang steril, angkat membran penyaring dari alat penyaring.

Letakkan membran penyaring di atas pembenihan violet red bile agar dalam cawan petri

Inkubasikan cawan dengan posisi terbalik pada 36°C ± 1°C selama 48 jam

Hitung koloni yang berwarna merah gelap yang berukuran 0,5 mm atau lebih pada membran yang menyatakan jumlah bakteri bentuk koli dalam 100 ml sampel.

Pasang peralatan penyaring membran yang telah disterilkan lebih dahulu, hubungkan dengan sistem vakum.

Page 17: AMDK lengkap

Skema Kerja Salmonella

Page 18: AMDK lengkap

Skema Kerja Pseudomonas aeruginosa

1. Metode Penyaringan

Penyiapan dan homogenisasi sampel

Pindahkan sampel yang telah dihomogenisasi secara aseptik ke dalam botol 500 ml steril

Inkubasikan pada suhu (36 ± 1) oC selama 16 – 20 jam

Pipet 10 ml biakan pra-pengkayaan ke dalam 100 ml selenit cystine broth dan inkubasikan pada suhu 35 - 37 oC selama 24 jam

Pipet 10 ml biakan pra-pengkayaan ke dalam 100 ml Tetrathionate Briliant Green Broth (BGA) dan inkubasikan pada suhu 43oC selama 24 jam

Pindahkan biakan pengkayaan dengan menggoreskan masing-masing biakan dengan sengkelit ke dalam cawan petri yang berisi BGA dan BSA atau

perbenihan selektif lainnya (XLD, HE agar, SS agar)

Inkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam

Amati tersangka koloni salmonella pada media

Konfirmasi atau penegasan (uji biokimia)

Uji serologi bila reaksi biokimia menunjukkan adanya salmonella

Page 19: AMDK lengkap

2. Metode Angka Paling Mungkin

Pasang peralatan penyaring membran yang telah disterilkan dan hubungkan dengan vakum sistem

Masukkan 200 ml cuplikan contoh (natural water) atau 200 - 500 cuplikan contoh (air kolam renang) ke dalam corong dari alat penyaring dengan

menggunakan pipet atau gelas ukur steril

Saring cuplikan seluruhnya melalui membran dengan vakum

Bilas seluruh permukaan corong dengan air suling steril yang jumlahnya sama dengan jumlah cuplikan yang disaring. Saring cairan pembilas

Hentikan vakum setelah pembilasan

Angkat membran penyaring dari alat penyaring dengan pinset yang steril

Letakkan membran penyaring di atas perbenihan M-PA (jangan ada gelembung udara di bawah membran)

Inkubasi cawan dengan posisi terbalik pada suhu (41,5 ± 0,5) oC selama 72 jam

Amati koloni

Gores koloni tersangka di atas permukaan perbenihan agar susu sepanjang 2 - 4 cm

Inkubasikan dengan posisi terbalik pada suhu (35 ± 1,0) oC selama 24 jam

P. aeruginosa menghidrolisis casein dan menghasilkan diffusible pigmen kuning sampai hijau

Page 20: AMDK lengkap

Pipet masing-masing 10 ml cuplikan ke dalam 5 tabung yang berisi 10 ml asparagine broth double strength

Pipet masing-masing 1 ml dan 0,1 ml cuplikan ke dalam 5 tabung kedua dan ketiga yang berisi 10 ml perbenihan asparagine broth single strength

Eram tabung-tabung tersebut pada suhu 35 - 37 oC

Sesudah 24 jam dan sesudah 48 jam pengeraman amati tabung-tabung tersebut di bawah panjang gelembung sinar ultra violet dalam ruang gelap. Bila timbul

pigmen fluorescen hijau dinyatakan positif

Inokulasikan 0,1 ml biakan yang positif ke dalam perbenihan acetamide broth. Bila perbenihan berubah warna menjadi ungu dinyatakan positif