all bab minipro gabungan

39
BAB I PENDAHULUAN Ibu hamil adalah individu yang sangat membutuhkan pengetahuan dasar mengenai kehamilan, persalinan, serta perawatan nifas dan bayi baru lahir, agar proses dari kehamilan sampai dengan kelahiran, maupun setelah kelahiran, ibu maupun bayi dalam keadaan sehat dan selamat.Terutama ibu hamil di daerah pedesaan, dimana pada umumnya jenjang pendidikan yang ditempuh kaum wanita di desa hanya sampai pada tahap SMP atau SMA. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dasar mereka terhadap pentingnya menjaga kesehatan selama dan sesudah kehamilan, serta pada saat proses melahirkan. Hal ini juga terkait dengan hasil kesepakatan global MDGs (Millenium Development Goals) yang lahir pada tahun 2000, yang mana pada butir deklarasinya yang keempat, berkomitmen untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita menjadi dua pertiga, serta meningkatkan angka cakupan imunisasi dasar. Sedangkan pada butir deklarasinya yang kelima, berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan ibu. Butir kelima dibagi lagi menuju butir 5A yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu menjadi tiga perempat, serta meningkatkan jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga medis. Dan 1

Upload: goez-aditya-nugraha

Post on 04-Jan-2016

815 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

Mini Project dr Internship

TRANSCRIPT

Page 1: All Bab Minipro Gabungan

BAB I

PENDAHULUAN

Ibu hamil adalah individu yang sangat membutuhkan pengetahuan dasar

mengenai kehamilan, persalinan, serta perawatan nifas dan bayi baru lahir, agar

proses dari kehamilan sampai dengan kelahiran, maupun setelah kelahiran, ibu

maupun bayi dalam keadaan sehat dan selamat.Terutama ibu hamil di daerah

pedesaan, dimana pada umumnya jenjang pendidikan yang ditempuh kaum wanita

di desa hanya sampai pada tahap SMP atau SMA. Hal ini tentunya berpengaruh

terhadap tingkat pengetahuan dasar mereka terhadap pentingnya menjaga

kesehatan selama dan sesudah kehamilan, serta pada saat proses melahirkan.

Hal ini juga terkait dengan hasil kesepakatan global MDGs (Millenium

Development Goals) yang lahir pada tahun 2000, yang mana pada butir

deklarasinya yang keempat, berkomitmen untuk menurunkan angka kematian bayi

dan balita menjadi dua pertiga, serta meningkatkan angka cakupan imunisasi

dasar. Sedangkan pada butir deklarasinya yang kelima, berkomitmen untuk

meningkatkan kesehatan ibu. Butir kelima dibagi lagi menuju butir 5A yang

bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu menjadi tiga perempat, serta

meningkatkan jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga medis. Dan butir 5B

yang bertujuan untuk menggalakkan kesehatan reproduksi, yang dibagi lagi ke

dalam beberapa subtopik seperti peningkatan penggunaan kontrasepsi, promosi

ANC (Ante Natal Care), penggalakan KB (Keluarga Berencana), serta

pengurangan angka kelahiran oleh ibu hamil usia remaja.

Atas dasar inilah, maka pada tahun 2009 Departemen Kesehatan RI mulai

menggalakkan suatu program yang disebut kelas ibu hamil. Program ini wajib

digalakkan secara rutin di Puskesmas atau Poskesdes atau Polindes. Kelas ibu

hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu

hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan bayi

baru lahir, melalui praktik dengan menggunakan buku KIA. Kelas ibu hamil ini

1

Page 2: All Bab Minipro Gabungan

biasanya difasilitasi oleh seorang bidan atau petugas kesehatan yang terkait

dengan kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang sebelumnya telah

mendapatkan pelatihan langsung dari Dinas Kesehatan.

Penyakit Menular Seksual atau PMS merupakan salah satu masalah kesehatan di

dunia. Salah satu penyakit yang merupakan PMS adalah HIV/AIDS (Human

Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome). HIV/AIDS

merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yaitu HIV yang merusak system

kekebalan tubuh manusia.

Kasus HIV/AIDS di Indonesia pertama kali ditemukan pada tahun 1987 di Bali,

akan tetapi penyebaran HIV di Indonesia meningkat setelah tahun 1995. Hal ini

dapat dilihat pada tes penapisan darah donor yang positif HIV meningkat dari 3

per 100.000 kantong pada tahun 1994 menjadi 4 per 100.000 kantong pada tahun

1998, kemudian menjadi 16 per 100.000 kantong pada tahun 2000. Peningkatan 5

kali lebih tinggi dalam waktu 6 tahun, dimana pada tahun 2000 terjadi

peningkatan penyebaran epidemik secara nyata melalui pekerja seks seperti data

dari Tanjung Balai Karimun Riau menunjukan pada tahun 1995 hanya ditemukan

1% pekerja seks yang HIV positif, akan tetapi pada tahun 2000 angka itu

meningkat menjadi 8,38%. Di Merauke prevalensi HIV pada pekerja seks amat

tinggi yaitu 26,5% sedangkan di Jawa Barat 5,5% dan di DKI Jakarta 3,36%.

Sejak tahun 1999 terjadi fenomena baru penyebaran HIV/AIDS yaitu infeksi HIV

mulai terlihat pada para pengguna narkoba suntik (IDU/Injecting Drug User).

Penularan pada kelompok IDU terjadi secara cepat karena penggunaan jarum

suntik bersama, sebagai contoh pada tahun 1999 hanya 18% IDU yang dirawat di

Rumah Sakit Jakarta terinfeksi HIV, akan tetapi tahun 2000 angka tersebut

meningkat dengan cepat menjadi 40% dan pada tahun 2001 menjadi 48%. Fakta

baru pada tahun 2002 menunjukan bahwa penularan infeksi HIV telah meluas ke

rumah tangga. Dalam laporan Eksekutif Menkes RI tentang ancaman HIV/AIDS

di Indonesia, dinyatakan bahwa pada tahun 2002 jumlah orang rawan tertular HIV

di Indonesia diperkirakan 13 juta sampai 20 juta orang dan jumlah orang dengan

HIV /AIDS diperkirakan antara 90.000-130.000 orang. Tanpa perencanaan

2

Page 3: All Bab Minipro Gabungan

nasional yang koheren angka tersebut akan meledak mencapai 2,18 juta pada

2025.

Berdasarkan data dari dinas kesehatan Kabupaten Buleleng, kasus HIV/AIDS

terus meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Dari awal tahun hingga Mei 2012

sendiri sudah tercatat 103 kasus baru pengidap HIV/AIDS di kabupaten Buleleng.

Jika dilihat dari dalam 10 tahun terakhir (tahun 2002- 2011) kasus HIV/AIDS

terus mengalami peningkatan (Gambar 1).

2002 2003 2004 2006 2006 2007 2008 2009 2010 20110

50100150200250300350

4 13 1765

137 143165 175

272315

JUMLAH KASUS HIV/AIDS DI KAB. BULELENG TH. 2002 - 2011

Sumber : Laporan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng tahun 2002-2011

Gambar 1. Jumlah kasus HIV/AIDS di kabupaten Buleleng tahun 2002-2011.

Meskipun begitu, masih banyak upaya yang harus dilakukan untuk

meningkatkan kesehatan ibu dan anak sehingga target yang direncanakan tercapai

pada tahun 2015 dapat menjadi nyata, antara lain dengan program P4K

(Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi), program ANC terintegrasi,

program Kelas Ibu Hamil. Kelas Ibu Hamil ini merupakan suatu terobosan baru

yang coba untuk dilaksanakan di Puskesmas Seririt 1.

3

Page 4: All Bab Minipro Gabungan

BAB II

PERENCANAAN KEGIATAN DI PUSKESMAS

2.1 IDENTIFIKASI MASALAH

Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang

menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui,

bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan masyarakat bidang

KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem

kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non

klinis terkait kehamilan dan persalinan.

Berikut ini merupakan data berbagai indikator kesehatan ibu dan anak di

cakupan wilayah kerja Puskesmas Seririt 1:

Prog

ram

Targ

et (%

)

Kalia

nget

Joan

yar

Tang

guw

isia

Sula

nyah

Serir

it

Pang

astu

lan

Pate

mon

Bubu

nan

1 K1 100 125,86 100 81,25 100 101,5

0

80,23 78,05 119,4

0

2 K4 98 108,62 98,25 81,25 96,67 98,50 79,07 78,05 113,4

3

3 Pertolongan

Persalinan

oleh Nakes

100 50 36,36 50 100 22,22 52,94 8,00 15,38

4 Kunjungan

Neonatus 1

95 81,13 84,62 120,6

9

88,89 76,86 83,33 87,50 90,16

5 Kunjungan

Nifas 1

98 76,79 81,82 116,6

7

82,14 73,23 76,83 85,59 87,50

6 Komplikasi

Obstetri

Tertangani

80 75 72,73 83,33 100 62,96 111,7

6

44,00 146,1

5

7 Komplikasi

Neonatus

Tertangani

80 37,50 0,00 50 50 10,53 33,33 23,53 11,11

4

Page 5: All Bab Minipro Gabungan

Tabel 2.1. Perbandingan angka target dan pencapaian Program KIA dan KB di desa dalam wilayah kerja Puskesmas Seririt 1. Dari bulan Januari-Desember 2012.Sumber : Rekap bulanan laporan PWS KIA tahun 2012.

Keterangan Singkatan

K1 = kunjungan bumil 1K4 = kunjungan bumil 4PN = persalinan ditolong oleh tenaga kesehatanKN1 = kunjungan neonatal 1KF1 = kunjungan nifas 1PK= Penanganan komplikasi obstetriPKN=Penanganan komplikasi neonatus

Gambar 2.1. Diagram Batang yang menunjukkan jumlah kunjungan bumil K1-K4 pada tahun

2011. Sumber: Laporan Upaya Kesehatan Masyarakat PKM Seririt 1 tahun 2012.

Dalam diagram di atas, secara rata-rata jumlah kunjungan ibu hamil K1

dan K4 tampak sudah memenuhi target; namun bila diamati pada tabel di atas,

pada desa Tangguwisia, Pengastulan, dan Patemon didapatkan kesenjangan antara

cakupan dan target.

Sedangkan untuk indikator lainnya, sebagian besar desa di wilayah kerja

Puskesmas Seririt I masih belum mencapai target. Untuk angka Pertolongan

Persalinan oleh Nakes, dari delapan desa hanya Desa Sulanyah yang sudah

memenuhi target. Sedangkan Kunjungan Neonatus 1 dan KunjunganNifas 1,

hanya Desa Tangguwisia yang memenuhi target. Setengah wilayah yaitu Desa

Kalianget, Joanyar, Seririt, dan Patemon masih belum mencapai target

5

Page 6: All Bab Minipro Gabungan

Komplikasi Obstetri Tertangani. Untuk targetKomplikasi NeonatusTertangani,

semua desa belum bisa mencapainya.

Gambar 2.2. Diagram Batang yang menunjukkan sasaran balita, kunjungan balita, serta

kunjungan balita pada MTBS pada tahun 2011. Sumber: Laporan Upaya Kesehatan Masyarakat

PKM Seririt 1 tahun 2012.

Sedangkan dalam aspek kesehatan balita, terdapat perbedaan

(kesenjangan) antara angka sasaran balita serta angka kunjungan balita serta

angka kunjungan balita di MTBS. Untuk angka kesenjangan antara angka sasaran

balita serta angka kunjungan balita mencapai 26,30%. Sedangkan untuk angka

kesenjangan antara angka sasaran balita serta angka kunjungan balita di MTBS

mencapai 17,30%.

Dari berbagai indikator dan kesenjangan antara cakupan dan target,

disimpulkan bahwa terdapat beberapa masalah kesehatan ibu dan anak di wilayah

Puskesmas Seririt 1.

2.2 ANALISIS MASALAH

Masalah-masalah yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai hal, baik yang

berkaitan dengan sang ibu itu sendiri maupun lingkungan luar. Tingkat

pengetahuan dan pemahaman sang ibu tentang kehamilan sangatlah penting,

begitu pula dengan kematangan emosi sang ibu. Sedangkan faktor eksternal yang

memainkan peran penting adalah kemampuan ekonomi, ketersediaan fasilitas

kesehatan, dan dukungan keluarga sekitar.

6

Page 7: All Bab Minipro Gabungan

Untuk mengatasi masalah-masalah ini diperlukan peningkatan

pengetahuan dan perubahan sikap, dan perilaku pada ibu hamil dan keluarganya

agar tetap rajin memeriksakan diri beserta anaknya sebelum dan setelah kelahiran.

Salah satu intervensi yang bisa dilakukan adalah pelaksanaan kelas ibu hamil.

2.3. DEFINISI KELAS IBU HAMIL

Kelas ibu hamil merupakan suatu aktifitas belajar kelompok dalam kelas dengan

anggota beberapa ibu hamil di bawah bimbingan seorang fasilitator dengan

memakai panduan yaitu buku Kesehatan Ibu dan Anak dalam proses

pembelajaran.

2.4. TUJUAN KELAS IBU HAMIL

2.4.1. TUJUAN UMUM

Untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi sebagai upaya

untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak di desa Seririt, Kelurahan

Seririt.

2.4.2. TUJUAN KHUSUS

1. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan

ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan tentang

kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan

kehamilan, persalinan, perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi

baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan

akte kelahiran pada ibu hamil di desa Seririt, Kelurahan Seririt.

2. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang: kehamilan,

perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan,

persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,

mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan kesehatanibu

dan anak,penyakit menular, akte kelahiran di desa Seririt, Kelurahan Seririt.

7

Page 8: All Bab Minipro Gabungan

2.5. KELOMPOK SASARAN

Peserta kelas ibu hamil merupakan ibu hamil pada umur kehamilan 4 sampai 36

minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat dankecil

kemungkinan terjadi keguguran, sehingga efektif untuk melakukan senam hamil.

Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas.

2.6. STRATEGI PADA PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL

Pelaksanaan kelas ibu hamil bagi Puskesmas Seririt 1 merupakan suatu hal baru

yang diharapkan mampu menjadi program andalan bagi Puskesmas Seririt dalam

meningkatkan derajat kesehatan bagi ibu dan anak.

Persiapan yang dilakukan dalam pembukaan kelas ibu hamil diantaranya

sebagai berikut :

1. Melakukan identifikasi/mendaftar semua ibu hamil yang ada di wilayah

kerja. Ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan

umur kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlahpeserta setiap

kelas ibu hamil dan berapa kelas yang akan dikembangkan dalam kurun

waktu tertentu misalnya, selama satu tahun. Pada pelaksanaan kelas ibu

hamil ini ditargetkan dapat menjaring maksimal 10 orang ibu hamil dalam

satu kelas.

2. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya

tempat di Puskesmas atau Polindes, Kantor Desa/Balai Pertemuan,

Posyandu atau di rumah salah seorang warga masyarakat. Sarana belajar

menggunakan, tikar/karpet, bantal dan lain-lain jika tersedia. Untuk

pelaksanaan akan dilakukan di ruang Pembinaan Kader Puskesmas Seririt

1.

3. Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan

kelas ibu hamil serta mempelajari materi yang akan disampaikan.

4. Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur kehamilan

antara 4 sampai 36 minggu.

5. Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan

nara sumber jika diperlukan.Pada pelaksanaan kali ini dilakukan

8

Page 9: All Bab Minipro Gabungan

kerjasama antara dokter internship dan pemegang Program KB dan KIA

Puskesmas Seririt 1.

2.7. ISI PENYULUHAN

Pada pelaksanaan kelas ibu hamil akan dibagi dalam tiga pertemuan. Setiap

pertemuan akan membahas materi-materi yang berbeda, dan jadwal pertemuan

disesuaikan dengan kesepakatan bersama antar peserta.

Pada pertemuan pertama diberikan penjelasan umum mengenai ibu hamil,

serta perkenalan peserta. Adapun beberapa materi yang disampaikan dalam

pertemuan pertama diantaranya mengenai apa itu kehamilan, perubahan tubuh ibu

selama kehamilan, serta keluhan umum pada saat hamil dan cara mengatasinya,

apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil, pengaturan gizi pada ibu hamil termasuk

pemberian tablet penambah darah untuk penanggulangan penyakit anemia, selain

itu juga pada pertemuan ini juga membahas mengenai perawatan kehamilan,

kesiapan psikologis menghadapi kehamilan, hubungan suami istri selama

kehamilan, obat yang boleh dan yang tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil,

tanda-tanda bahaya kehamilan, serta perencanaan persalinan dan pencegahan

komplikasi.

Pada pertemuan kedua diberikan penjelasan mengenai persalinan, tanda-

tanda persalinan, tanda bahaya pada persalinan, proses persalinan, serta inisiasi

menyusui dini, kemudian diberikan juga materi mengenai perawatan nifas,

bagaimana agar ibu dapat memberikan ASI eksklusif, bagaimana menjaga

kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas, serta KB pasca

persalinan.

Pada pertemuan ketiga diberikan penjelasan mengenai perawatan bayi,

mitos- mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak, informasi dasar

mengenai pencegahan penyakit menular yaitu demam berdarah, dan pembagian

bubuk abate.

9

Page 10: All Bab Minipro Gabungan

2.8. METODE DAN MEDIA PENYULUHAN

Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi seputar materi-materi

di atas, yang diikuti dengan pelatihan senam ibu hamil pada akhir setiap

sesi.Media penyuluhan yang digunakan berupa flipchart, slide presentasi, dan

video senam ibu hamil.

2.9. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Tempat : Ruang Pembinaan Kader Puskesmas Seririt 1, Desa Seririt,

Kabupaten Buleleng.

Waktu : Untuk pertemuan pertama diadakan tanggal 27 Januari 2013 mulai

pukul 09.00-11.00 WITA.

Untuk pertemuan kedua diadakan tanggal 2 Februari 2013 mulai

pukul 09.00-11.30 WITA.

Untuk pertemuan ketiga diadakan tanggal 8 Februari 2013 mulai

pukul 10.00.00-12.30 WITA.

2.10. RENCANA EVALUASI

Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak pelaksanaan kelas ibu

hamil berdasarkan indikator. Hasil evaluasi tersebut dapat dijadikan sebagai bahan

pembelajaranuntuk perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil berikutnya.

Rencana evaluasi kegiatan dilakukan berdasarkan indikator keberhasilan

berikut ini:

1. Input :

a. Man : dokter internship, serta bidan pada Puskesmas Seririt I yang

sudah menguasai materi yang akan diberikan dalam kelas ibu

hamil.

b. Minute : acara berlangsung dan berakhir tepat pada waktunya.

c. Market : dapat menjaring peserta dengan jumlah minimal 7 orang dan

maksimal 10 orang.

d. Material : persiapan yang dilakukan dan selesai ±30 menit sebelum acara

dimulai.

10

Page 11: All Bab Minipro Gabungan

e. Money : dana yang dikeluarkan untuk pelaksanaan penyuluhan maksimal

Rp 50.000,00.

f. Method : tersedianya slide, LCD, serta flipchart sebagai metode

penyuluhan.

2. Proses :

a. Kehadiran peserta

Indikator: peserta yang hadir sesuai dengan yang sudah didata sebelumnya

untuk mengikuti penyuluhan (kehadiran 100%)

b. Antusiasme dalam kegiatan

Indikator: keaktifan dalam bertanya, serta berdiskusi, atensi dalam

mendengarkan ceramah/penyuluhan.

3. Output :

Peningkatan pengetahuan peserta mengenai persalinan, perawatan nifas dan

bayi baru lahir, yang dibuktikan dengan peningkatan nilai post test apabila

dibandingkan dengan pre test.

11

Page 12: All Bab Minipro Gabungan

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN

Kegiatan kelas ibu hamil dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan kelas dengan

bertempat di Ruang Pembinaan Kader Puskesmas Seririt 1, Desa Seririt,

Kabupaten Buleleng:

Pertemuan pertama diadakan tanggal 27 Januari 2013 mulai pukul 09.00-

11.00 WITA.

Pertemuan kedua diadakan tanggal 2 Februari 2013 mulai pukul 09.00-

11.30 WITA.

Pertemuan ketiga diadakan tanggal 8 Februari 2013 mulai pukul 10.00.00-

12.30 WITA.

3.2. PESERTA KEGIATAN

Peserta dari kelas ibu hamil pada periode ini sejumlah delapan 8 orang yang

berasal dari wilayah kerja Puskesmas Seririt 1.

3.3. PELAKSANA KEGIATAN

Kegiatan ini dilaksanakan dengan kerjasama antara dokter internship yang

bertugas di Puskesmas Seririt 1, dengan ibu bidan Nengah Murtiasih selaku

pemegang program KIA-KB serta ibu bidan Ni Made Sophi Pramita selaku ibu

bidan Desa Tangguwisia di mana keduanya telah mendapat pelatihan dari Dinas

Kesehatan setempatsebelumnya.

3.4. PROSES KEGIATAN

Setelah persiapan dilakukan, dan didapat sejumlah peserta sesuai dengan target

yang sudah ditetapkan akhirnya dilaksanakanlah kegiatan kelas ibu hamil untuk

pertama kali di Puskesmas Seririt 1. Kelas ibu hamil pada periode pertama ini

diikuti oleh 8 orang peserta yang berasal dari berbagai desa pada wilayah kerja

Puskesmas Seririt 1 seperti dari desa Kalianget, Patemon, Bubunan, Seririt, dan

Tangguwisia.

12

Page 13: All Bab Minipro Gabungan

Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 27 Januari 2013 mulai pukul

09.00 WITA. Diawali dengan absensi, dan dilanjutkan dengan pre test mengenai

materi awal yang akan diberikan. Sembari menunggu kegiatan pretest, kami dari

dokter internship beserta ibu bidan Murtiasih bekerja sama dalam mempersiapkan

tempat beserta sarana untuk memberikan penyuluhan. Penyuluhan dilakukan dari

kami sebagai dokter intenship dengan menggunakan slide presentasi yang

ditayangkan dengan bantuan LCD proyektor, kemudian juga dibantu dengan

media flipchart yang diberikan oleh ibu bidan Murtiasih. Adapun materi yang

disampaikan dalam pertemuan pertama diantaranya mengenai apa itu kehamilan,

perubahan tubuh ibu selama kehamilan, serta keluhan umum pada saat hamil dan

cara mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil, pengaturan gizi pada

ibu hamil termasuk pemberian tablet penambah darah untuk penanggulangan

penyakit anemia, selain itu juga pada pertemuan ini juga membahas mengenai

perawatan kehamilan, kesiapan psikologis menghadapi kehamilan, hubungan

suami istri selama kehamilan, obat yang boleh dan yang tidak boleh dikonsumsi

oleh ibu hamil, tanda-tanda bahaya kehamilan, serta perencanaan persalinan dan

pencegahan komplikasi. Pada pertemuan pertama ini kami dari dokter internship

juga menyelipkan pemberian materi mengenai materi“ Pencegahan Penularan

HIV-AIDS dari Ibu ke Bayi “ .Pertimbangan kami memberikan materi ini pada

pertemuan pertama, bukan pada pertemuan ketiga adalah untuk memberikan

informasi yang lebih dini mengenai bahaya HIV-AIDS dan bagaimana sedini

mungkin kita dapat mencegah penularannya dari ibu hamil kepada bayinya.

Kegiatan ini dirasa sangat menarik, membantu mereka untuk lebih

mengerti tentang kehamilan, dan mempersiapkan kelahiran. Kegiatan ini sangat

disambut baik oleh ibu-ibu peserta, yang mana bagi sebagian besarnya

pengalaman hamil pertama. Antusiasme mereka tergambar dengan munculnya

beberapa pertanyaan yang diajukan kepada kami khususnya masalah keluhan-

keluhan awal pada saat kehamilan. Untuk mengakrabkan suasana juga diselingi

dengan istirahat sejenak sambil menikmati snack yang disediakan ala kadarnya,

tidak lupa juga dalam kesempatan ini kami dokter internship serta ibu bidan

Murtiasih selalu menghimbau kepada peserta untuk mencatat nomor telepon kami,

tujuannya untuk memudahkan komunikasi, sehingga bila ada pertanyaan, keluhan,

13

Page 14: All Bab Minipro Gabungan

atau kesulitan yang dialami pada masa kehamilan ini dapat ditanyakan langsung

dan menemukan solusinya. Setelah pemberian materi dengan slide dan melalui

media flipchart, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan senam ibu

hamilselama lebih kurang 15-20 menit. Senam ini bertujuan dapat membuat ibu

menjadi nyaman dengan kehamilannya, serta dapat memperlancar proses

persalinannya. Setelah kegiatan senam selesai, lalu dilanjutkan dengan acara

terakhir yaitu kegiatan post test dari materi yang telah disampaikan. Pre test dan

pos test ini sangat penting untuk mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan kegiatan

kelas ibu hamil.

Pertemuan kedua diadakan pada tanggal 2 Februari 2013 mulai pukul

09.00 WITA. Seperti halnya pada pertemuan pertama, kegiatan diawali dengan

absensi serta pelaksanaan kegiatan pre test terlebih dahulu mengenai materi yang

akan diberikan. Persiapan tempat beserta sarana presentasi juga telah kami

lakukan sekitar 15 menit sebelum kegiatan dimulai untuk menunjang keberhasilan

jalannya acara. Pada pertemuan kedua materi yang diberikan sedikit lebih padat

sehingga memerlukan waktu yang agak lama, namun tidak mengurangi

antusiasme dari peserta dalam mengikuti jalannya kegiatan. Adapun materi yang

diberikan pada pertemuan kali ini diantaranya mengenai persalinan, tanda-tanda

persalinan, tanda bahaya pada persalinan, proses persalinan, serta inisiasi

menyusui dini, kemudian diberikan juga materi mengenai perawatan nifas,

bagaimana agar ibu dapat memberikan ASI eksklusif, bagaimana menjaga

kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas, serta KB pasca

persalinan. Materi tersebut nampaknya juga sangat menarik bagi ibu-ibu peserta

kegiatan, karena pada awalnya dari apa yang mereka tahu dan dengar bahwa

melahirkan itu sakit, berat, dan sangat melelahkan, kemudian di sini kami

berupaya memberikan penjelasan untuk mengurangi rasa cemas, dan ketakutan

mereka. Dalam hal ini selalu kita tekankan bahwa dengan mengetahui tanda-tanda

persalinan, dan bahaya persalinan, serta mengetahui bagaimana proses persalinan

yang sesungguhnya, para peserta kemudian mulai mengerti bahwa anggapan

mereka selama ini salah. Setelah sesi pemberian materi berlangsung cukup lama,

untuk melepaskan ketegangan dan sedikit relaksasi kami berikan kesempatan

14

Page 15: All Bab Minipro Gabungan

untuk istirahat, sambil menikmati snack dan minum. Lalu pada akhir sesi

dilaksanakan kegiatan post test seperti halnya pada pertemuan pertama.

Pada pertemuan ketiga yang dilaksanakan pada tanggal 8 Februari 2013

mulai pukul 09.00 WITA. Seperti pada dua pertemuan sebelumnya, diawali

dengan kegiatan absensi serta pre test terlebih dahulu mengenai materi yang akan

diberikan. Setelah persiapan presentasi selesai dan peserta telah siap untuk

memulai kegiatan lalu dilanjutkan dengan kegiatan pemberian materi. Untuk

materi pertama dijelaskan mengenai jenis-jenis penyakit menular seksual,

gejalanya serta bagaimana pencegahannya. Di sini kami menampilkan slide dan

berisi mengenai gambar-gambar mengenai beberapa penyakit menular seksual

yang lumrah ditemui seperti sifilis, gonore, kondiloma. Awalnya saat diberikan

penjelasan mengenai hal tersebut ibu-ibu banyak yang kaget, takut jika mendapati

suami atau pasangannya atau bahkan mereka sendiri mengalami penyakit seperti

itu, namun dari kami sebagai pemberi materi kembali menegaskan bahwa sebisa

mungkin harus dilakukan pencegahan terutama dari perilaku seksual yang aman

dan baik dari masing-masing pasangan, dan edukasi kepada mereka seandainya

menemukan kasus-kasus seperti itu di lapangan misalnya saudara, atau kerabat

hendaknya jangan malu-malu untuk memeriksakan ke pelayanan kesehatan yang

terdekat agar mendapat penanganan lebih awal dan memberikan respons

pengobatan yang lebih baik.

Untuk mengurangi ketegangan pada sesi berikutnya kami menampilkan 2

buah video untuk memudahkan kami dalam penyampaian materi berikutnya yaitu

mengenai cara perawatan bayi serta bagaimana teknik dalam melakukan

pemijatan pada bayi khsusunya pada bayi yang baru lahir. Untuk materi ini juga

kami dibantu oleh ibu bidan Ni Made Sophi Pramita sebagai tenaga bidan

desadalam melakukan simulasi pada manekin yang sudah dipersiapkan.

Antusiasme kembali ditunjukkan dalam sesi kali ini terbukti dari ada 2 orang

sukarelawan yang ingin belajar langsung teknik memandikan, serta melakukan

pemijatan pada bayi tersebut. Kami memberikan kesempatan kepada kedua ibu ini

untuk memperagakan pada manekin teknik yang sudah diajarkan oleh ibu bidan

sebelumnya dan juga agar bisa dilihat oleh peserta yang lainnya. Kemudian

sembari memperagakan, dilakukan juga sedikit diskusi dan sharing pengalaman

15

Page 16: All Bab Minipro Gabungan

mengenai beberapa mitos-mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak,

karena sesuai kultur budaya Bali khususnya di Buleleng pada beberapa keluarga

masih percaya akan hal-hal tersebut.

Karena ini merupakan pertemuan terakhir tidak lupa ibu bidan Murtiasih

juga menjelaskan mengenai persiapan-persiapan pasangan menjelang kelahiran

antara lain harus mempunyai tabungan untuk persalinan, pakaian untuk bayi yang

akan dilahirkan, dan tentunya pembuatan akta kelahiran segera setelah bayi lahir.

Meskipun kelihatannya sepele namun terkadang beberapa keluarga melupakan

pembuatan akta kelahirannya bahkan sampai terkena denda karena keterlambatan

dalam pembuatannya, maka hal ini juga menjadi perhatian kami dengan harapan

segera setelah kelas pertemuan ini berakhir ibu hamil akan menjadi siap

menghadapi proses kehamilannya. Dan tidak lupa pada akhir sesi ini diadakan

post test yang ketiga sebagai evaluasi yang terakhir.

16

Page 17: All Bab Minipro Gabungan

BAB IV

EVALUASI KEGIATAN

4.1 EVALUASI PERSIAPAN

Dari perencanaan kegiatan, terutama mengenai sarana penyuluhan yang

digunakan semua sudah tersedia dengan lengkap seperti 1 kit kelas ibu hamil yang

lengkap berisi flipchart, buku pegangan fasilitator, buku saku senam hamil, buku

KIA dan video senam hamil. Untuk media bantu dalam pemberian materi juga

sudah tersedia di Puskesmas seperti laptop dan LCD. Jadi dari evaluasi persiapan

semua bahan dan media untuk pelaksanaan kelas ibu hamil sudah tersedia sesuai

rencana.

4.2 EVALUASI PROSES

Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan kelas ibu hamil pada Puskesmas Seririt 1

sudah sesuai dengan target yaitu 8 orang (antara 7-10 orang). Perhatian dan

respon peserta penyuluhan secara umum juga sangat baik dimana hal ini dapat

dilihat dari komunikasi timbal balik yang terjadi antara peserta dengan penyuluh

selama pemberian materi. Dari hasil pengamatan Seluruh peserta (100%)

memperhatikan secara antusias dari materi yang diberikan. Pada setiap kelas

pertemuan yang diadakan juga dapat dilihat ada pertanyaan yang diajukan oeh

salah satu peserta. Pada pertemuan pertama dan kedua terdapat masing-masing

satu ibu hamil yang mengajukan pertanyaan (12,5%), dan pada pertemuan ke-3

pada pelaksanaan kelas ibu hamil ini juga terdapat 2 orang peserta yang bersedia

menjadi sukarelawan saat sesi praktek untuk materi cara memijat dan

memandikan bayi. (2 dari 8 peserta sekitar 25%). Jadi secara umum pada proses

ini kami mengevaluasi adanya suatu komunikasi dua arah (timbal balik) dari kami

sebagai penyuluh dan peserta sendiri.

4.3 EVALUASI HASIL

Evaluasi hasil penyuluhan dilakukan berdasarkan hasil pre-test dan post-test

masing-masing peserta, dimana penilaian yang diberikan berdasarkan buku

pedoman pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Prosentase jawaban yang benar untuk

setiap soal pre-test dibandingkan dengan jawaban benar pada post-test. Setiap

17

Page 18: All Bab Minipro Gabungan

jawaban dari peserta kemudian dicocokkan sesuai dengan kunci jawaban yang

telah tersedia. Selanjutnya dapat diamati dan disimpulkan, apakah terdapat

peningkatan nilai post-test dibanding dengan pre-test. Pada pertemuan kelas

pertama, dari 8 orang ibu hamil 7 diantaranya (87,5%) mengalami peningkatan

nilai dan semuanya berada di atas nilai 75,00, 1 orang peserta yang tetap

mempertahankan nilainya sempurna yaitu nilai 100 dari nilai pretestnya (12,5%),

dan total 4 orang mendapat nilai sempurna pada post-test (50%). Kemudian pada

pertemuan kelas kedua didapatkan hasil semua peserta mengalami kenaikan nilai

dari nilai pretestnya (100%), dan 2 orang pada penilaian post-test mendapat nilai

sempurna 100 (25%). Pada pertemuan kelas ketiga semua peserta juga mengalami

peningkatan nilai pada post-test (100%) dan terdapat 2 orang yang mendapat nilai

sempurna (25%). Pada kegiatan kali ini juga telah mencapai target di mana

keseluruhan nilai post-test telah melewati nilai batas minimal yaitu di atas 70.

4.4 HAMBATAN

Secara umum tidak ditemukan hambatan yang berarti. Kegiatan sudah berjalan

dengan baik sebagaimana rencana awal.

4.5 MANFAAT

Manfaat yang didapatkan dengan adanya pelaksanaan kelas ibu hamil ini tentu

saja sangat besar, baik bagi pelaksana kegiatan (pemberi materi yaitu dari ibu

bidan dan dari dokter internship) maupun bagi peserta. Bagi penyuluh, kegiatan

ini tentunya melatih kemampuan untuk berinteraksi dengan masyarakat desa

dalam konteks medis, meningkatkan pengetahuan mengenai ibu hamil.

Sedangkan manfaat yang didapat oleh peserta penyuluhan adalah peningkatan

pemahaman mengenai mengenai tanda-tanda bayi lahir sehat dan tanda bayi sakit,

perkembangan bayi/anak, mitos selama kehamilan, infeksi menular seksual, HIV

dan AIDS serta gerakan latihan senam ibu hamil, latihan pernafasan dan mengejan

yang benar yang dapat dipraktekkan sendiri di rumah sehingga proses persalinan

nantinya dapat berjalan lancar dan lebih tenang.

18

Page 19: All Bab Minipro Gabungan

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil proses identifikasi-analisis masalah, telaah terhadap tujuan pelaksanaan

program KIA, serta pelaksanaan dan evaluasi kegiatan kelas ibu hamil yang telah

dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.

1. Telah dilakukan proses identifikasi dan analisis masalah pada program KIA

di Puskesmas Seririt 1 berkaitan dengan angka sasaran balita serta angka

kunjungan balita. Didapatkan terjadinya disparitas, dimana angka sasaran

balita serta angka kunjungan balita di Puskemas Seririt 1 mencapai 26,30%.

Sedangkan untuk angka kesenjangan antara angka sasaran balita serta angka

kunjungan balita merujuk pada MTBS adalah 17,30%.

2. Latar belakang diadakannya kelas ibu hamil di Puskesmas Seririt 1 adalah

terjadinya disparitas antara angka sasaran balita serta angka kunjungan balita

di Puskemas Seririt 1 dibandingan MTBS [26,30% : 17,30%]. Data ini

menunjukkan perlunya suatu perubahan pola, sikap, dan perilaku pada setiap

kunjungan ibu hamil agar tetap rajin memeriksakan diri beserta anaknya

sebelum dan setelah kelahiran. Kebijakan untuk mengubah perilaku ibu hamil

ini sangat penting untuk mewujudkan salah satu tujuan pembukaan kelas ibu

hamil adalah untuk mewujudkan kesehatan ibu dan anak.

3. Pada pelaksanaannya, peserta kelas ibu hamil dibatasi dari umur kehamilan 4

sampai 36 minggu. Kegiatan ini bertempat di Ruang Pembinaan Kader

Puskesmas Seririt 1, Desa Seririt, Kabupaten Buleleng. Kegiatan ini

dilaksanakan melalui kolaborasi antara dokter internship yang bertugas di

Puskesmas Seririt 1, dengan bidan pemegang program KIA-KB serta bidan

Desa Tangguwisia yang telah mendapat pelatihan dari Dinas Kesehatan

setempat. Kegiatan ini dibagi dalam tiga pertemuan dimana pada setiap

pertemuan selalu diawali pre-test dan diakhiri dengan post-test. Pertemuan

pertama diadakan pada tanggal 27 Januari 2013 dengan materi seputar

mengenai kehamilan [tanda-gejala serta risikonya], pengaturan gizi selama

19

Page 20: All Bab Minipro Gabungan

kehamilan, sisi psikologis, hubungan suami istri selama kehamilan, obat yang

boleh dan yang tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, perencanaan

persalinan dan pencegahan komplikasi serta praktek senam hamil. Pertemuan

kedua diadakan pada tanggal 02 Februari 2013 dengan materi yang diberikan

mengenai seputar persalinan, tanda-tanda persalinan, inisiasi menyusui dini,

perawatan nifas, teknik pemberian ASI eksklusif, bagaimana menjaga

kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas, serta KB

pasca persalinan. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 08 Februari

2013, yang dibagi menjadi beberapa sesi, yaitu materi pertama dijelaskan

mengenai jenis-jenis penyakit menular seksual, gejalanya serta bagaimana

pencegahannya; lalu sesi kedua ditampilkan video mengenai cara perawatan

bayi serta bagaimana teknik dalam melakukan pemijatan pada bayi

khsusunya pada bayi yang baru lahir; dan sesi ketiga dilakukan diskusi dan

sharing pengalaman mengenai beberapa mitos-mitos yang berkaitan dengan

kesehatan ibu dan anak yang sering ditemui di Bali.

4. Dari evaluasi yang dilakukan, terlihat bahwa pihak puskesmas dan bidan desa

memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan penyuluhan yang

dilaksanakan. Dimana jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan sudah

sesuai dengan target yaitu 8 orang (antara 7-10 orang; maksimal 10 orang).

Sementara berkaitan dengan penyerapan dan pemahaman materi, yang

dievaluasi dari pre-dan post test, menunjukkan terdapat adanya peningkatan

prosentase jawaban benar pada post-test dibandingkan dengan pre-test pada

setiap peserta. Manfaat yang didapatkan dengan adanya pelaksanaan kelas

ibu hamil ini tentu saja sangat besar, baik bagi penyuluh maupun bagi peserta

5.2 Saran [Rekomendasi]

Dari pemaparan laporan ini, saran ataupun rekomendasi yang dapat penulis

sampaikan adalah sebagai berikut.

1. Gagasan kreatif untuk melaksanakan kelas Ibu Hamil di Puskesmas Seririt

1 ini memerlukan kontinuitas pelaksanaan program, dimana tidak terbatas

pada periode ini saja. Hal ini karena kelas ibu hamil merupakan sarana

untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk

20

Page 21: All Bab Minipro Gabungan

tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan

kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos,

penyakit menular dan akte kelahiran.

2. Perlu dilakukan pengkajian terhadap metode pelaksanaan program kelas

ibu hamil, dimana diperlukan re-evaluasi terhadap metode perekrutan ibu

hamil yang mengikuti kelas ini dengan mengintensifkan keterlibatan bidan

desa ataupun kader pada desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas

Seririt 1.

3. Perlu dilakukan sosialisasi kelas ibu hamil pada tokoh agama, tokoh

masyarakat dan stakeholder sebelum kelas ibu hamil dilaksanakan.

Melalui kegiatan sosialisasi ini diharapkan semua unsur masyarakat dapat

memberikan respon dan dukungan sehingga kelas ibu hamil dapat

dikembangkan dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

4. Mengintegrasikan antara pelaksanaan kelas ibu hamil dengan pelayanan

posyandu bumil serta meningkatkan kerjasama antara Puskesmas Seririt 1

dengan bidan desa ataupun bidan praktek swasta untuk mendukung

program kelas ibu hamil.

5. Ditingkatkannya dukungan dari pihak Puskesmas Seririt 1 perihal

pelatihan fasilitator yang dipersiapkan untuk melaksanakan kelas ibu

hamil. Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas kesehatan

yang telah mendapatkan pelatihan fasilitator kelas ibu hamil atau on the

job training. Bagi bidan atau petugas kesehatan ini, boleh melaksanakan

pengembangan kelas ibu hamil di wilayah kerjanya.

21

Page 22: All Bab Minipro Gabungan

DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA.

Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2011

22

Page 23: All Bab Minipro Gabungan

LAMPIRAN

23

Page 24: All Bab Minipro Gabungan

DAFTAR HADIR PESERTA KELAS IBU HAMIL

No. Nama Peserta Alamat Jabatan Tanggal pelaksanaan

27/01

/13

02/02

/13

08/02/

13

1. Kd. Sri Wrespati Bubunan Peserta

2. Putu Deviani Bubunan Peserta

3. Ni Kt. Oka Prastiari Sulanyah Peserta

4. Alfia Seririt Peserta

5 I.A. Km Murni Tangguwisia Peserta

6. Ketut Widini Seririt Peserta

7. Titin Hasanah Seririt Peserta

8. Luh Anamika Patemon Peserta

MENGETAHUI,

KOORDINATOR PEMEGANG PROGRAM KIANi Nengah Murtiasih, A.Md. Keb

DAFTAR NILAI PESERTA

24

Page 25: All Bab Minipro Gabungan

ANTENATAL CLASS PUSKESMAS SERIRIT 1

NO NAMA PESERTA HASIL PENILAIAN

PRE

TEST 1

PRE

TEST 2

PRE

TEST 3

POST

TEST

1

POST

TEST

2

POST

TEST

3

1 KADEK SRI WRESPATI 54,54 57,89 75 90,90 78,9

4

83,3

3

2 NI KETUT OKA PRASTYANI 100 68,42 75 100 78,9

4

83,3

3

3 NI KETUT OKA PRASTYANI 72,27 68,42 91,66 100 78,9

4

100

4 ALFIA 68,18 84,21 91,66 100 100 91,6

6

5 IDA AYU KOMANG MURNI 50 73,68 75 95,45 100 100

6 KETUT WIDINI 40,40 36,84 58,33 76,66 78,9

4

76,6

6

7 TITIN HASANAH 45,45 73,68 75 76,66 84,2

1

91,6

6

8 LUH ANAMIKA 72,72 68,42 75 100 84,2

1

83,3

3

MENGETAHUI,

KOORDINATOR PEMEGANG PROGRAM KIANi Nengah Murtiasih, A.Md. Keb

25

Page 26: All Bab Minipro Gabungan

LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN MINI PROJECT

Gambar 2. Pemberian materi dengan slide ppt oleh dr.Interenship dalam hal ini diwakili oleh dr. Kartika Saraswati

Gambar 3. Pemberian materi oleh ibu bidan Sophie dan ibu bidan Murtiasih dengan flipchart

26

Page 27: All Bab Minipro Gabungan

Gambar 4. Para peserta kelas antenatal sedang melakukan senam ibu hamil.

Gambar 5. Salah satu peserta tampak memperagakan cara memandikan bayi

Gambar 6. Ibu Bidan Sophi melakukan pengambilan sampel darah pada salah satu peserta.

27