alkali

23
ACARA II ALKALIMETRI A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Pada praktikum acara II ini akan dibahas mengenai alkalimetri yaitu penentuan kadar asam dari suatu contoh dengan menggunakan larutan baku standar serta indikator pH yang disesuaikan. Larutan baku standar basa disini digunakan sebagai titran sedangkan larutan asam yang akan ditentukan kadarnya disebut titrat. Alkalimetri adalah penentuan kadar asam dari suatu bahan dengan menggunakan laritan baku standar, serta indikator pH yang sesuai. Larutan standar basa yang sudah diketahui konsebtrasinya digunakan sebagai penetrasi (titran), sedangkan yang dititrasi adalah larutan asam yang akan ditentukan kadarnya (titrat). Alkalimetri sangat diperlukan, terutama pada pembakuan larutan. Pereaksi atau larutan yang selalu dijumpai dalam laboratorium, di mana pembakuannya ditetapkan pada prinsip asam basa dari kinerja analisatitrimetri tipe alkalimetri. Alkalimetri dapat diaplikasikan ke dalam dunia pangan. Salah satu contohnya adalah

Upload: intan-mulia-rahayu

Post on 15-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

ALKALI.

TRANSCRIPT

Page 1: Alkali

ACARA II

ALKALIMETRI

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Pada praktikum acara II ini akan dibahas mengenai alkalimetri yaitu

penentuan kadar asam dari suatu contoh dengan menggunakan larutan

baku standar serta indikator pH yang disesuaikan. Larutan baku standar

basa disini digunakan sebagai titran sedangkan larutan asam yang akan

ditentukan kadarnya disebut titrat.

Alkalimetri adalah penentuan kadar asam dari suatu bahan dengan

menggunakan laritan baku standar, serta indikator pH yang sesuai. Larutan

standar basa yang sudah diketahui konsebtrasinya digunakan sebagai

penetrasi (titran), sedangkan yang dititrasi adalah larutan asam yang akan

ditentukan kadarnya (titrat). Alkalimetri sangat diperlukan, terutama pada

pembakuan larutan. Pereaksi atau larutan yang selalu dijumpai dalam

laboratorium, di mana pembakuannya ditetapkan pada prinsip asam basa

dari kinerja analisatitrimetri tipe alkalimetri. Alkalimetri dapat

diaplikasikan ke dalam dunia pangan. Salah satu contohnya adalah dalam

proses pembuatan susu ataupun susu fermentasi (susu asam).

Pada penentuan kadar asam laktat pada susu kali ini, digunakan

larutan baku standar NaOH dan indikator phenolphthalein. Jumlah asam

laktat (C3H6O3) pada yoghurt sebanding dengan jumlah NaOH dan

indikator phenolphthalein. Jumlah asam laktat (C3H6O3) pada yoghurt

sebanding dengan jumlah NaOH yang digunakan dalam titrasi. Reaksi

berlangsung seperti persamaan berikut :

C3H6O3 + NaOH → NaC3H5O3 + H2O

Asam laktat terdapat secara alami pada susu dalam jumlah yang

terbatas. Adanya aktivitas bakteri asam laktat selam proses fermentasi susu

yang kaya asam laktat antara lain kefir, yoghurt, maupun dadih.

Page 2: Alkali

Sebelumnya pada larutan NaOH harus dilakukan standarisasi terlebih

dahulu dengan larutan primer, misalnya asam oksalat (COOH)2 2H2O

karena NaOH bukanlah merupakan larutan baku primer, serta larutan

NaOH ini merupakan larutan yang higroskopis dan mudah menyerap CO2

dari udara sehingga harus distandarisasi terlebih dahulu dengan asam

oksalat.

2. Tujuan

a. Mahasiswa dapat melakukan standarisasi NaOH dengan larutan

standar baku primer (COOH)2 2H2O (asam oksalat).

b. Mahasiswa dapat menghitung kadar asam laktat pada susu dan susu

asam.

c. Mahasiswa dapat menggambarkan dan memahami kurva pH titrasi

serta dapat menentukan letak titik ekivalen bahan uji.

3. Waktu dan Tempat

Praktikum Acara II Alkalimetri ini dilaksanakan pada hari Kamis,

tanggal 24 Maret 2011 pukul 13.00 – 15.00 WIB di Laboratorium

Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 3: Alkali

B. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Pustaka Alat dan Bahan

Pergeseran pola makan masyarakat modern dengan konsumsi

bahan makanan yang mengandung protein dan lemak yang tinggi serta

kandungan serat yang rendah diduga sebagai salah satu pemicu munculnya

berbagai penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan.

Modifikasi bakteri saluran pencernaan dapat dilakukan melalui konsumsi

bakteri hidup sehingga dapat menjaga keseimbangan bakteri yang

menguntungkan di dalam saluran pencernaan, yang disebut dengan

probiotik yang beredar di pasaran pada umumnya dari golongan bakteri

asam laktat (BAL), khususnya dari genus Lactobacillus dan

Bifidobacterium. Adanya klaim menyehatkan telah memicu perburuan

strain BAL dari berbagai sumber alami, seperti saluran pencernaan

manusia dan hewan serta makanan terfermentasi secara tradisional

(Sujaya, 2008).

Bakteri asam laktat mempunyai peranan esensial hampir dalam

semua proses fermentasi makanan dan minuman. Peran utama bakteri ini

dalam industri makanan adalah untuk pengasaman bahan mentah dengan

memproduksi sebagian besar asam laktat (bakteri homofermentatif) atau

asam laktat, asam asetat, etanol dan CO2 (bakteri heterofermentatif).

Bakteri asam laktat banyak digunakan dalam produk susu seperti yoghurt,

sour cream (susu asam), keju, mentega, dan produksi asam-asaman, serta

asinan (Nur, 2005).

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi operasional produksi

asam laktat adalah pH. Diakui bahwa rentang pH yang menguntungkan

adalah 5,0-6,0, Peneliti Tay dan Yang menemukan bahwa produksi asam

laktat, etanol dan asam fumarat mengalami penurunan pH, pH menurun

dari 6,0-4,0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam laktat tertinggi

hasil (93 g / L) dicapai pada pH 6,0-6,5. Kristofıkov mengungkapkan

bahwa variasi pH tidak berpengaruh pada produksi asam malat dan

fumarat oleh produk (Zhang, 2007).

Page 4: Alkali

Istilah 'probiotik' biasanya merujuk kepada definisi yang diberikan

oleh Fuller pada tahun 1989 yang menyatakan probiotik sebagai suplemen

pakan hidup mikroba yang menguntungkan dengan pengaruhnya yang

dapat meningkatkan keseimbangan usus. Karena mikroorganisme positif

dapat mempengaruhi kesehatan, produksi dan konsumsi produk makanan

yang dilengkapi dengan mikroorganisme ramah ini telah meningkat secara

dramatis dalam dua dekade terakhir. Umumnya, media makanan yang

digunakan untuk menyampaikan mikroorganisme adalah susu yoghurt atau

fermentasi (Wirjantoro, 2008).

Beberapa asam organik mengandung lebih dari sebuah gugus

fungsional. Asam laktat memiliki gugus karboksil meupun gugus

hidroksil. Asam laktat terdapat dalam jaringan otot. Asam ini juga

terbentuk selam proses menjadi asamnya susu, akibat kegiatan bakteri

tertentu terhadap laktosa, yaitu senyawa gula dalam susu. Ada dua isomer

optik asam laktat. Isomerisasi optik terjadi jika suatu senyawa mempunyai

atom karbon asimetris yaitu atom karbon yang mengikat empat gugus

yang berbeda. Keempat gugus tersebut terdapat pada molekul asam laktat

adalah –CH3, -H, -COOH dan –OH (Gaman, 1981).

Bakteri asam laktat dikelompokkan dalam keluarga

lactobacteriaceae. Meskipun kelompok ini secara morfologi tidak

homogen, ada yang berbentuk batang panjang, ada yang pendek, dan ada

juga yang berbentuk kok, tetapi adri fisiologi dapat dikarakterisasi relatif

baik. Semua anggotanya Grampositif, tidak membentuk spora (sampai

pada sporolactobacillusnulinus) dan (dengan pengecualian) tidak mobil.

Untuk perolehan energi bakteri ini boleh dikata hanya menggantungkan

diri pada karbohidrat dan mengekskresi asam laktat. Bertentangan dengan

Enterobacteriaceae yang juga membentuk laktat, bakteri ini bersifat

obligat. Bakteri ini tidak mengandung hemin (sitokrom, katalase).

Meskipun Lactobacteriaseae tidak mengandung senyawa ini, mereka dapat

tumbuh di tempat – tempat yang ada oksigen udara, bakteri ini bersifat

anaerob, tetapi aerotoleran,k bakteri yang tumbuh aerob, tetapi

Page 5: Alkali

mengandung katalase, mungkin sekali bakteri asam laktat (Schlegel,

1976).

Pada reaksi penetralan, jumlah asam harus ekivalen dengan jumlah

basa. Untuk itu perlu ditentukan titik ekivalen reaksi. Titik ekivalen adalah

keadaan dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi dengan jumlah mol

basa. Untuk menentukan titik ekivalen pada reaksi asam-basa dapat

digunakan indikator asam-basa. Ketepatan pemilihan indikator merupakan

syarat keberhasilan dalam menentukan titik ekivalen. Pemilihan indikator

didasarkan atas pH larutan hasil reaksi atau garam yang terjadi pada saat

titik ekivalen. Salah satu kegunaan reaksi netralisasi adalah untuk

menentukan konsentrasi asam atau basa yang tidak diketahui. Penentuan

konsentrasi ini dilakukan dengan titrasi asam-basa. Titrasi adalah cara

penentuan konsentrasi suatu larutan dengan volume tertentu dengan

menggunakan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Bila titrasi

menyangkut titrasi asam-basa maka disebut dengan titrasi adisi-alkalimetri

(Anonimc, 2009).

NaOH (Natrium Hidroksida) berwarna putih atau praktis putih,

massa melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain.

Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan

di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab. Kelarutan

mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter. Titik

leleh 318°C serta titik didih 1390°C. Hidratnya mengandung 7; 5; 3,5; 3; 2

dan 1 molekul air (Daintith, 2005). NaOH membentuk basa kuat bila

dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan padatan berwarna putih,

densitas NaOH adalah 2,1 . Senyawa ini sangat mudah terionisasi

membentuk ion natrium dan hidroksida (Anonimb, 2009.

2. Tinjauan Pustaka Teori

Larutan dapat didefinisikan sebgai campuran serba sama dari dua

komponen atau lebih yang saling berdiri sendiri. Disebut campuran karena

terdapat molekul – molekul, atom – atom atau ion – ion dari dua zat atau

lebih. Larutan dikatakan homogen apabila campuran zat tersebut

Page 6: Alkali

komponen – komponen penyusunnya tidak dapat dibedakan satu dengan

yang lainnya lagi. Misalnya larutan gula dengan air dimana kita tidak

dapat lagi melihat dari bentuk gulanya, hal ini karena larutan sudah

tercampur secara homogen. Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi

tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang tidak tepat dengan yang

diinginkan, untuk itu diperlukan praktikum. Dalam pembuatan larutan

harus dilakukan seteliti mungkin dan menggunakan perhitungan yang

tepat, sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan.

Untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan

maka dilakukan standarisasi (Mariati, 2008).

Proses diperolehnya informasi kuantitatif sampel dengan

menggunakan reaksi kimia yang cepat dilakukan dengan mereaksikan

sejumlah volume reaktan yang konsentrasinya diketahui yang dikenal

dengan titrasi. Titrasi juga disebut dengan analisis volumetrik, yang

merupakan jenis analisis kimia kuamtitatif. Secara umum, titran (larutan

yang konsentrasinya diketahui) ditambahkan dari buret terhadap sejumlah

tertentu analit (larutan yang tidak diketahui) sampai reaksiberlangsung

secara sempurna. Dari banyaknya volume titran yang ditambahkan, maka

dimungkinkan untuk menentukkan konsentrasi sampel larutan yang tidak

diketahui. Sering kali, suatu indikator digunakan untuk mendeteksi titik

akhir titrasi, yang dikenal dengan titik akhir titrasi. Titrasi asam-basa

merupakan suatu metode yang memungkinkan dilakukanya analisis

kuantitatif untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa yang

tidak diketahui. Dalam titrasi asam-basa, basa akan bereaksi dengan asam

lemah dan membentuk suatu larutan yang mengandung asam lemah dan

basa konjugatnya sampai semua asam ternetralkan semuanya

(Sarker, 2007).

Senyawa yang mengandung gugus karboksil (karbonil dan

hidroksil) dinamakan asam karboksilat, rumus umumnya R-CO2H.

Banyaknya senyawa dengan R berupa gugus alifatik telah dikenal dengan

asam lemak karena banyak terdapat di dalam lemak dan minyak. Gugus

Page 7: Alkali

karboksil dapat juga menempel pada cincin benzena. Jika dua asam

karboksilat terdapat pada satu molekul, senyawa itu dinamakn asam

dikarboksilat (asam oksalat sifat alifatik). Asam alifatik tersubstitusi dapat

diberi nama baik menurut nama IUPAC atau dengan menggunakan huruf

Yunani ditambah dengan nama biasa (Petrucci, 1985).

Manfaat kesehatan yang berkaitan dengan bakteri asam laktat,

diantaranya memperbaiki daya cerna laktosa, mengendalikan bakteri

patogen dalam saluran pencernaan, penurunan serum kolesterol,

menghambat tumor, antimutagenik dan antikarsionogenik, menstimulir

sistem imun, pencegahan sembelit, produksi vitamin B, produksi

bakteriosin dan inaktivasi berbagai senyawa beracun. Industri pangan

dewasa ini mengarahkan produk-produk barunya lebih spesifik sebagai

makanan fungsional dan komponen makanan fungsional menjawab

kebutuhan konsumen terhadap makanan yang lebih menyehatkan.

Munculnya fenomena probiotik menyebabkan semakin meningkatnya

pemanfaatan bakteri probiotik sebagai komponen utama makanan

fungsional, dan diperkenalkan istilah baru yang lebih sederhana, yaitu

makanan probiotik (Anonima,2009).

Page 8: Alkali

C. Metodologi

1. Bahan

a.Asam oksalat {(COOH)2 2H2O}

b.Indikator PP

c.Yogurt

d.Yakult

e.Susu Segar

f. Susu UHT

g.NaOH

2. Alat

a.Pipet

b.Erlenmeyer

c.Buret

d.Gelas Beker

3. Cara Kerja

a. Standarisasi NaOH dengan Larutan Baku Primer {(COOH)2 2H2O}

Di pipet 10 ml larutan {(COOH)2 2H2O} 0,1 N ke dalam erlenmeyer

Di tambahkan 2-3 tetes indikator PP

{(COOH)2 2H2O} dititrasi dengan NaOH sehingga terjadi perubahan warna

Dihitung normalitas NaOH dengan rumus :(V.N) Asam Oksalat = (V.N) NaOH

Di siapkan NaOH dalam buret

Page 9: Alkali

b. Penentuan Kadar Asam Laktat pada Susu dan Susu Asam

Ditimbang masing-masing bahan susu 10 ml

Ditambahkan 2-3 tetes larutan PP 1%

Dititrasi dengan larutan NaOH standar (± 0,1 N) sampai terjadi warna merah muda

Dihitung kadar asam dari masing-masing bahan dengan rumus

Kadar asam (%w/w) =

Dicampur dengan 10 ml aquades (hanya untuk yoghurt)

Page 10: Alkali

D. Hasil Percobaan dan Pembahasan

1. Hasil Percobaan Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat

Tabel 2.1 Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat

KelasV

(COOH)22H2O (ml)

N (COOH)22H2O

(N)

V NaOH (ml)

N NaOH

(N)

Perubahan warna

A 10 0,1 5 0,2 Semburat pink

B 10 0,1 4,3 0,23 Semburat pink

Sumber : Laporan Sementara

2. Hasil Percobaan Penentuan Kadar Asam pada Susu Segar dan Susu Asam

Tabel 2.2 Penentuan Kadar Asam Laktat

Bahan uji Kelompok

gr atau ml bahan

V NaOH (ml)

N NaOH (N)

Perubahan warna

Kadar (%)

Yoghurt 1289

10101010

91,757,12,1

0,10,50,10,5

Merah mudaPinkPink

Semburat pink

0,810,780,6390,945

Susu segar

341011

10101010

1,90,54

0,7

0,10,50,10,5

PinkPinkPinkPink

0,1710,2250,360,31

Susu UHT 5612

101010

22,52

0,10,50,1

Semburat pinkPinkPink

0,181,1250,18

Yakult 71314

101010

8,57,12,1

0,10,10,5

PinkPink bening

Pink

0,7650,6390, 94

Sumber : Laporan Sementara

3. Kurva titrasi bahan uji berupa susu UHT dengan NaOH 0,1 N

Volume NaOH (ml)

pH

Page 11: Alkali

0 4,60,5 52 7,55 810 8,215 8,520 10

0

2

4

6

8

10

12

0 5 10 15 20 25

Volume NaOH

pH pH

Grafik 2.1 Kurva Titrasi Asam Laktat dengan NaOH

Asam laktat terdapat secara alami pada susu dalam jumlah yang

terbatas. Adanya aktifitas bakteri asam laktat selama proses fermentasi

susu memungkinkan adanya kandungan asam laktatnya meningkat.

Penentuan kadar asam laktat dapat diketahui dengan menitrasi NaOH

(±0,1 N) standar dengan sampel. Pada praktikum kali ini terdapat 4

sampel yang digunakan yaitu yakult, susu segar, susu UHT dan yogurt.

Hal ini dimaksudkan untuk membandingkan kadar asam laktat dari

beberapa bahan. Pada percobaan kelompok 5 bahan yang digunakan

adalah susu UHT sebanyak 10 ml.

Sebelum dilakukan titrasi maka terlebih dahulu ditambahkan

indikator PP 1% pada titrat sebanyak 2-3 tetes, proses titrasi pada masing-

masing bahan dihentikan saat proses telah mencapai titik ekuivalen yang

ditandai dengan perubahan warna larutan sampel dari putih menjadi warna

Page 12: Alkali

pink (merah muda). Dari hasil praktikum kelompok 5 dan 12 dapat

diperoleh volume NaOH sebesar 2 ml dan kadar asam laktat dari susu

UHT adalah 0,18%, kelompok 6 diperolrh kadar asam laktat 1,125%

dengan volume NaOH sebesar 2,5 ml.

Kadar asam laktat yang diperoleh dari yogurt pada kelompok 1

adalah sebesar 0,81% dengan volume NaOH 9 ml, pada kelompok 2

adalah sebesar 0,78% dengan volume NaOH 1,75 ml, pada kelompok 8

adalah sebesar 0,639% dengan volume NaOH 7,1 ml dan pada kelompok

9 adalah sebesar 0,945% dengan volume NaOH 2,1 ml.

Kadar asam laktat yang diperoleh dari yakult pada kelompok

kelompok 7 adalah sebesar 0,765%, dengan volume NaOH 8,5 ml,

kelompok 13 adalah sebesar 0,639 %, dengan volume NaOH 7,1 ml dan

kelompok 14 adalah sebesar 0,94 % dengan volume NaOH 2,1 ml.

Kadar asam laktat yang diperoleh dari susu segar pada kelompok 3

adalah sebesar 0,171% dengan volume NaOH 1,9 ml, pada kelompok 4

adalah sebesar 0,225 % dengan volume NaOH 0,5 ml, pada kelmpok 10

adalah sebesar 0,36 % dengan volume NaOH 4 ml dan pada kelompok 11

adalah sebesar 0,31 % dengan volume NaOH 0,7 ml.

Dari hasil percobaan penentuan kadar asam yang dilakukan oleh 14

kelompok ini dapat dilihat bahwa kadar asam laktat yang terbesar terdapat

pada susu UHT yang dilakukan oleh kelompok 6 yaitu sebesar 1,125%

dengan volume NaOH yang diperoleh sebesar 2,5 ml dan Kadar asam

laktat terendah diperoleh pada susu UHT yang dilakukan oleh kelompok 5

dan 12 yaitu sebesar 0,18 %. Faktor yang mempengaruhi kadar asam

laktat pada suatu produk yaitu, jenis produk itu sendiri, selain itu adanya

bakteri asam laktat (BAL) pada produk juga mempengaruhi aktifitas

produksi asam laktat. Di samping itu pada pengujian kadar asam laktat

dengan menggunakan larutan baku standar NaOH, konsentrasi NaOH juga

mempengaruhi kadar asam laktat pada setiap produk.

Dari data di atas dapat dibandingkan dua percobaan yang sama.

Namun, jarang ditemukan kadar asam laktat yang nilainya sama ddalam

Page 13: Alkali

percobaan yang sama. Hal yang mempengaruhi perbedaan kadar asam

laktat meskipun percobaan yang dilakukan menggunakan bahan dan

konsentrasi titran yang sama antara lain adalah faktor manusia yaitu pada

saat penentuan titik ekivalen, dimana setiap kelompok pada saat

penentuan titik ekivalen memiliki pengukuran yang berbeda.

Faktor yang mempengaruhi besarnya kadar dari asam laktat adalah

volume dari NaOH, berat bahan yang ditimbang, BE asam laktat dan

normalitas NaOH. Kadar asam laktat berbanding lurus dengan volume dan

normalitas NaOH, dan BE dari asam laktat. Sedangkan kadar dari asam

laktat berbanding terbalik terhadap berat bahan. Dalam praktikum ini

masih banyak kesalahan seperti dalam perhitungan. Hal ini disebabkan

karena kurang telitinya praktikan dalam pembacaan skala volume buret.

E. Kesimpulan

Page 14: Alkali

Berdasarkan hasil percobaan acara Alkalimetri didapatkan beberapa

kesimpulan, antara lain:

1. Jumlah kadar asam laktat pada yoghurt adalah 0,81%; 0,78%; 0,639%;

dan 0,945%.

2. Jumlah kadar asam laktat pada susu segar adalah 0,171%; 0,225%;

0,36%; dan 0,31%.

3. Jumlah kadar asam laktat pada susu UHT adalah 0,18% dan 1,125%.

4. Jumlah kadar asam laktat pada yakult adalah 0,765%; 0,639% dan

0,94%.

5. Semburat pink menandakan sudah terjadinya titik ekivalen pada titrat

yang telah ditetesi indikator penolphtalein 1 %.

6. Jumlah asam laktat tertinggi dari semua sampel terdapat dalam

yoghurt. Salah satu yang mempengaruhi anyaknya kadar asam laktat

pada yoghurt adalah banyaknya bakteri asam laktat (BAL) yang

terdapat dalam yoghurt lebih banyak dari bakteri asam laktat pada

produk lain.

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi normalitas NaOH adalah volume

(COOH)2.2H2O, normalitas (COOH)2.2H2O, dan volume NaOH.

8. Normalitas NaOH berbanding lurus dengan volume (COOH)2.2H2O

dan normalitas (COOH)2.2H2O, berbanding terbalik dengan volume

NaOH.

9. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar asam laktat adalah

normalitas NaOH, volume NaOH, baktri asam laktat, enzim, berat

bahan.

10. Kadar asam laktat berbanding lurus dengan volume NaOH,

Normalitas NaOH, dan BE asam laktat, berbanding terbalik dengan

berat bahan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: Alkali

Anonima. 2009. Asam Laktat. http://www.geocities-edu/chem/indicator. Diakses

pada tanggal 12 April 2011, pukul 22.12 WIB.

Anonimb. 2009. NaOH. http://id.shvoong.com/exact-sciences/1902577-sifat-sifat-

bahan-kimia/#ixzz1JPLscE5G. Diakses pada tanggal 12 April 2011,

pukul 21.57 WIB.

Anonimc. 2009. Titrasi. http://www.kimia analisa.com/titrasi. Diakses pada

tanggal 12 April 2011, pukul 22.25 WIB.

Gaman, P.M dkk. 1981. Ilmu Pangan Pengantar Ilmu Pangan, Nitrisi dan

Mikrobilogi Edisi Kedua. UGM Press. Yogyakarta.

Mariati. 2008. Pembuatan Larutan dan Standarisasinya. Jurnal Vol.6 No.2: 281-

282

Nur, Satria Hasrul. 2005. Pembentukan Asam Organik oleh Isolat Bakteri Asam

Laktat pada Media Ekstrak Daging Buah Durian (Durio Zibethinus

Nurr.). Jurnal Vol.2 No.2:15-16.

Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi

Keempat. Erlangga. Jakarta.

Sarker, Satyajit D dkk. 2007. Kimia untuk Mahasiswa Farmasi Bahan Kimia

Organik, Alam dan Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Schlegel, Hans G. 1976. Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. UGM Press.

Yogyakarta.

Sujaya, Nengah dkk. 2008. Isolasi dan Karakteristik Bakteri Asam Laktat dari

Susu Kuda Sumbawa. Jurnal Vol.9 No.2:52-59.

Wirjantoro, Tri I. 2008. The Viability of Lactic Acid Bacteria and Bifidobacterium

bifidium in Yoghurt Powder During Storage. Jurnal Internasional. Vol. 8.

No. 1 hal 95 – 96.

Page 16: Alkali

Zhang, zhan ying dkk. 2007. Production of Lactic Acid from Renewable by

Rhizopus Fungi. Jurnal Internasional Vol 35. Hal 256.