lapres acidi alkali

31
ACIDI-ALKALIMETRI BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Asam basa merupakan parameter lingkungan yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari kita. Air, tanah, limbah , maupun zat makanan seperti buah dan sayur dapat mengandung zat asam maupun basa. Zat-zat tersebut dapat dinyatakan dalam derajat keasaman (pH) atau derajad kebasaannya (pOH).Analisis mengenai kandungan atau yang lazim disebut konsentrasi asam maupun basa dalam kimia analiasa dapat dilakukan dengan titrasi secara cross check . Zat asam dapat diketahui kadarnya dengan menggunakan zat basa sebagai titrannya maupun sebaliknya zat basa dapat dinilai menggunakan zat asam sebagai titran. Hal ini dapat dipelajari dalam materi acidi-alkalimetri atau kesetimbangan asam basa. I.2 Tujuan Percobaan 1. Menghitung kadar (ppm) Na 2 CO 3 dan atau NaHCO 3 pada suatu sampel 2. Menganalisis kadar (normalitas) asam asetat pada sampel cuka makan dan asam laktat pada sampel yoghurt I.3 Manfaat Percobaan Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 1

Upload: pratitatriasalin

Post on 28-Dec-2015

207 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Asam basa merupakan parameter lingkungan yang sangat vital dalam

kehidupan sehari-hari kita. Air, tanah, limbah , maupun zat makanan seperti buah

dan sayur dapat mengandung zat asam maupun basa. Zat-zat tersebut dapat

dinyatakan dalam derajat keasaman (pH) atau derajad kebasaannya (pOH).Analisis

mengenai kandungan atau yang lazim disebut konsentrasi asam maupun basa dalam

kimia analiasa dapat dilakukan dengan titrasi secara cross check . Zat asam dapat

diketahui kadarnya dengan menggunakan zat basa sebagai titrannya maupun

sebaliknya zat basa dapat dinilai menggunakan zat asam sebagai titran. Hal ini dapat

dipelajari dalam materi acidi-alkalimetri atau kesetimbangan asam basa.

I.2 Tujuan Percobaan

1. Menghitung kadar (ppm) Na2CO3dan atau NaHCO3 pada suatu sampel

2. Menganalisis kadar (normalitas) asam asetat pada sampel cuka makan dan

asam laktat pada sampel yoghurt

I.3 Manfaat Percobaan

1. Dapat mengetahui kadar Na2CO3dan NaHCO3 dalam ppm yang terdapat

pada suatu sampel

2. Dapat mengetahui kadar (normalitas) asam asetat pada sampel cuka makan

dan kadar asam laktat pada sampel yoghurt.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 1

Page 2: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian

Titrasi adalah penentuan kadar suatu zat secara volumetric menggunakan

larutan lain yang telah diketahui kadarnya. Reaksi yang terjadi antara asam dan basa:

H + OH →H⁺ ⁻ ₂O

Acidi alkalimetri merupakan salah satu bentuk titrasi berdasarkan reaksi

netralisasi antara zat titran dan zat yang akan dititrasi.

II.1.1 Acidimetri

Penentuan kadar basa dalam sutau larutan dengan menggunakan

larutan asam yang telah diketahui konsentrasinya sebagai titran.Natrium

hidroksida lazim tercemar dengan natrium karbonat Hal ini disebabkan

NaOH dapat menyerap CO2 yang terdapat dalam udara dan bereaksi sebagai

berikut : CO₂+ 2OH →CO⁻ ₃² + H⁻ ₂O

Seringkali natrium karbonat dan natrium bikarbonat terdapat bersama

sama. Dimungkinkan untuk menganalisis campuran senyawa ini dengan

titrasi dengan asam standart.

Ion karbonat dititrasi dengan asam kuat sebagai titran, reaksi yang terjadi

CO³¯ + H₃O+ ↔HCO³¯ + H₂O...............(1)

HCO³¯ + H₃O+ ↔H₂CO₃+ H₂O.............(2)

Ka1 = 4,6 . 10 ⁷→pKa = 6,34 ⁻

Ka2 = 4,4 . 10 ¹¹ →pKa = 10,36 ⁻

PP digunakan sebagai indikator untuk reaksi pertama (TAT pertama) dan MO

digunakan sebagai indikator pada reaksi yang kedua (TAT kedua).

Hubungan Volume dalam Titrasi Karbonat

Dalam suatu larutan zat NaOH, Na2CO3, maupun NaHCO3 keberadaannya

dapat sebagai zat tunggal. Namun sering kali terdapat bersama-sama

misalnya, NaOH tercampur dengan Na2CO3 atau NaHCO3 dan Na2CO3

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 2

Page 3: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

terdapat bersama-sama. Hal ini dapat teridentifikasi setelah senyawa tersebut

dititrasi dengan HCl.

Tabel 2.1 Identifikasi Campuran Bikarbonat

Keterangan :

m = molaritas

x = volume yang dibutuhkan untuk mencapai TAT I menggunakan

indikator PP

y = volume yang dibutuhkan untuk mencapai TAT II menggunakan

indikator MO

Diagram titrasi Na2CO3 dan NaHCO3

Na2CO3 …………….. PP ditambahkan x ml

x ml ↓HCl

NaHCO3 …………….. PP berubah warna, MO

ditambahkan

x ml ↓HCl

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 3

Zat

Hubungan untuk

identifikasi

kualitatif

Milimol

zat yang ada

NaOH y = 0 M x x

Na₂CO₃ x = y M x x

NaHCO₃ x = y M x y

NaOH + Na₂CO₃ x > y M x (x-y)

NaHCO₃+ Na₂CO₃ x < y M x (y-x)

Page 4: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

y ml NaCl NaHCO3

y-x ml ↓HCl

NaCl ..……………. MO berubah warna

Keterangan

↓ : dititrasi

: jumlah volume titran

II.1.2 Alkalimetri

Penentuan kadar asam dalam sutau larutan dengan menggunakan

larutan basa yang telah diketahui konsentrasinya sebagai titran.

Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia

asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam

makanan. Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (−COOH) dalam asam

karboksilat seperti dalam asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+

(proton), sehingga memberikan sifat asam. Asam asetat adalah asam lemah

monoprotik dengan nilai pKa=4.8. Basa konjugasinya adalah asetat

(CH3COO ). Sebuah larutan 1.0 M asam asetat (kira-kira sama dengan⁻

konsentrasi pada cuka rumah) memiliki pH sekitar 2.4. (wapedia)

Asam laktat  dengan nama IUPAC yaitu asam 2-

hidroksipropanoat (CH3-CHOH-COOH) atau dikenal juga sebagai asam susu

adalah senyawa kimia penting dalam beberapa proses biokimia. Secara

struktur, ia adalah asam karboksilat dengan satu gugus [hidroksil] yang

menempel pada gugus karboksil. Dalam air, ia terlarut lemah dan

melepas proton (H+), membentuk ion laktat. Asam ini juga larut

dalam alkohol dan bersifat menyerap air (higroskopik). Asam ini memiliki

simetri cermin (kiralitas), dengan dua isomer: asam L-(+)-laktat atau asam (S)-

laktat dan, cerminannya, iasam D-(-)-laktat atau asam (R)-laktat. Hanya isomer

yang pertama (S) aktif secara biologi.

II.1.3 Indikator

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 4

Page 5: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

Indikator merupakan suatu zat yang digunakan untuk menentukan

kapan titik akhir titrasi (TAT) tercapai dengan indikasi perubahan warna.

Pada saat TAT tercapai maka jumlah mol equivalen zat dititrasi sama dengan

jumlah mol ekuivalen zat titran.

Indikator yang akan digunakan dalam titrasi acidi alkaimetri adalah :

a. PP (phenolphthalein)

Asam dipotrik tidak berwarna, dengan trayek pH 8 - 9,6.

b. MO (Methyl Orange)

Suatu basa berwarna kuning dalam bentuk molekulnya,

dengan trayek pH 3,1 - 4,4.

II.1.4 Kurva Titrasi

Titrasi asam basa dapat dinyatakan dalam bentuk kurva titrasi antara

pH (pOH) versus mililiter titran. Kurva semacam ini membantu

mempertimbangkan kelayakan suatu titrasi dalam memilih indikator yang

tepat. Akan diperiksa dua kasus, titrasi asam kuat dengan basa kuat dan titrasi

asam lemah dengan basa kuat.

a. Titrasi Asam Kuat dan Basa kuat

Asam kuat dan basa kuat terhidrolisa dengan lengkap dalam

larutan air. Jadi pH sama di berbagai titik selama titrasi. Dapat

dihitung langsung dari kuantitas stokiometri asam dan basa yang telah

dibiarkan bereaksi. Pada titik kesetaraan, pH ditetapkan oleh jauhnya

air terdisiosiasi pada 250 C, pH air murni adalah 7.00

b. Titrasi Asam Lemah dan Basa kuat

Pada kurva titrasi ini, kurva untuk suatu asam lemah mulai

meningkat dengan cepat, ketika mula-mula ditambahkan basa. Laju

pertambahan mengecil dengan bertambahnya konsentrasi B-. Larutan

ini disebut terbuffer dalam daerah dimana peningkatan pH

tersebut lambat.

Perhatikan bahwa bila asam itu dinetralkan [HB−¿¿] ≈ [B−¿ ¿]

pH=pKa−log¿¿¿

Setelah titik separuh jalan, pH naik lagi dengan lambat sampai

terjadi perubahan besar pada titik kesetaraan.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 5

Page 6: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

II.2 Fisis dan Chemist Reagen

a. Hidrogen asetat (HAc) atau Asam cuka(CH3COOH)

Fisis

BM : 60.05 g/mol

Densitas dan fase : 1.049 g cm−3, cairan : 1.266 g cm−3, padatan

TL = 16.5 °C

TD = 118.1 °C

Penampilan = cairan tak berwarna atau Kristal

Keasaman pKa = 4.76 pada 25°C

Chemist

Asam asetat bersifat korosif terhadap banyak logam seperti

besi,magnesium, dan seng, membentuk gas hidrogen dan garam-

garam asetat (disebut logam asetat). Aluminium merupakan logam

yang tahan terhadap korosi karena dapat membentuk lapisan

aluminium oksida yang melindungi permukaannya. Karena itu,

biasanya asam asetat diangkut dengan tangki-tangki aluminium.

b. HCl

Fisis

BM = 36,47 gr/mol

BJ = 1,268 gr/cc

TD = 85°C

TL = -110°C

Kelarutan dalam 100 bagian air 0°C = 82,3

Kelarutan dalam 100 bagian air 100°C = 56,3

Chemist

- Bereaksi dengan Hg2+ membentuk endapan putih Hg2Cl2 yang

tidak larut dalam air panas dan asam encer tapi larut dalam

amoniak encer, larutan KCN serta thoisulfat.

2 HCl + Hg2+→2 H+ + Hg2Cl2

Hg2Cl2 + 2 NH3→Hg (NH4)Cl + Hg + NH4Cl

- Bereaksi dengan Pb2+ membentuk endapan putih PbCl2

- 2 HCl + Pb2+→PbCl2↓+ 2 H+

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 6

Page 7: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

- Mudah menguap apalagi bila dipanaskan

- Konsentrasi tidak mudah berubah karena udara/cahaya

- Merupakan asam kuat karena derajat disiosiasinya tinggi

c. NaOH

Fisis

BM = 40 gr/mol

BJ= 2,13 gr/cc

TD= 1390°C

TL= 318,4°C

Kelarutan dalam 100 bagian air 0°C = 82,3

Kelarutan dalam 100 bagian air 100°C = 56,3

Chemist

- Dengan Pb(NO3) membentuk endapan Pb(OH)2 yang larut

dalam reagen exess

Pb(NO)3 + NaOH →Pb(OH)2↓+ NaNO3

Pb(OH)2 + 2 NaOH→Na2PbO2 + 2 H2O

- Dengan Hg2(NO3)2 membentuk endapan hitam Hg2O yang

larut dalam reagen exess

- Merupakan basa yang cukup kuat

- Mudah larut dalam air dan higroskopis

- Mudah menyerap CO2 sehingga membentuk karbonat

d. Na2B4O7. 10H2O ( Boraks )

Fisis

BM= 381,43 gr/mol

BJ= 1,73 gr/ml

TD= 200°C

TL= 75°C

Kelarutan dalam 100 bagian air dingin ( 0,5°C ) = 1,3

Chemist

- Jika ditambah H2SO4 menjadi asam boraks

Na2B4O7 + H2SO4 + 5 H2O→4 H3BO3 + Na2NO3

- Jika ditambah AgNO3 menjadi endapan putih perak mutu

boraks

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 7

Page 8: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

Na2B4O7 + AgNO3 + 3H2O→AgBO2 + H3BO3 +NaNO3

- Jika ditambahkan BaCl2 menjadi endapan putih Ba mutu

boraks

e. H2SO4

Fisis

BM= 98,08 gr/mol

BJ= 1,83 gr/cc

TD= 340°C

TL= 10,44°C

Kelarutan dalam 100 bagian air dingin = 80

Air Panas = 59

Chemist

- Merupakan asam kuat

- Jika ditambah basa membentuk garam dan air

- Dengan Pb2+ membentuk PbSO4

Pb2+ + SO42-→PbSO4

- Dengan Ba2+ membentuk BaSO4

Ba2+ + SO42-→BaSO4↓

f. Phenolphtalein ( C20H16O4 )

Fisis

BM= 318,31 gr/mol

BJ= 1,299 gr/cc

TD= 261°C

pH 8,0 – 9,6

Kelarutan dalam 100 bagian air = 8,22

Chemist

- Merupakan asam diprotik dan tidak berwarna

- Mula-mula berdisiosiasi menjadi bentuk tidak berwarna

kemudian kehilangan H+ menjadi ion dengan sistem

terkonjugasi maka dihasilkan warna merah

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 8

Page 9: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Bahan yang digunakan

1. Boraks 0,1 N secukupnya

2. NaOH 0,1 N 250 ml

3. HCl 0,25 N 250 ml

4. Cuka makan

5. Yoghurt plain

6. Phenolptalein secukupnya

7. MO secukupnya

III.1.2 Alat yang digunakan

1. Statif

2. Klem

3. Buret

4. Erlenmeyer

5. Pipet volume

6. Corong

7. Pengaduk

8. Pipet Ukur

9. Beaker glass

10. Pipet tetes

11. Gelas ukur

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 9

Page 10: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

12. Labu takar

III.2 Gambar Alat

1. Statif, 2. Klem, 3.

Buret, 4. Erlenmeyer

5. Pipet Volume 6. Corong 7. Pengaduk

8. Pipet Ukur 9. Beaker Glass 10. Pipet tetes 11. Gelas Ukur

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 10

Page 11: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

12. Labu takar

III.3. Keterangan Alat

1. Satif : Tempat klem dan buret

2. Klem : Penjepit buret

3. Buret : Untuk tempat titrasi

4. Erlenmeyer : Tempat melakukan titrasi

5. Pipet volume : Untuk mengambil larutan dengan volume yang besar

6. Corong : Untuk memindahkan larutan agar tidak tumpah

7. Pengaduk : Untuk mengaduk

8. Pipet Ukur : Untuk mengambil larutan dengan volume yang kecil

9. Beaker glass : Tempat larutan

10. Pipet tetes : Untuk meneteskan larutan

11. Gelas ukur : Untuk mengukur volume larutan

12. Labu takar : Tempat pengenceran larutan

III.4 Cara Kerja

III.4.1 Standarisasi HCl dengan Boraks 0,1 N

1. Ambil 10 ml boraks 0,1 N, masukkan ke dalam erlenmeyer

2. Tambahkan 3 tetes indikator MO

3. Titrasi dengan HCl sampai warna berubah menjadi merah orange

4. Catat kebutuhan titran

N HCL = (V.N ) BoraksV HCL

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 11

Page 12: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

III.4.2 Standarisasi NaOH dengan HCl yang telah distandarisasi

1. Ambil 10 ml NaOH, masukkan ke dalam erlenmeyer

2. Tambahkan 3 tetes indikator MO

3. Titrasi dengan HCl sampai warna berubah menjadi merah orange

4. Catat volume HCl

N NaOH =(V.N ) HClV NaOH

III.4.3 Mencari kadar Na2CO3 dan atau NaHCO3

1. Ambil 10 ml larutan sampel, masukkan ke dalam erlenmeyer

2. Tambahkan 3 tetes indikator PP

3. Titrasi dengan HCl sampai warna merah hampir hilang

4. Catat kebutuhan HCl pada TAT 1= x ml

5. Tambahkan 3 tetes indikator MO

6. Titrasi dengan HCl sampai warna menjadi merah orange

7. Catat kebutuhan HCl untuk Na2CO3 = y ml

Kadar Na2CO3= 2x. N HCl .BM Na 2 CO3 2

.1000 10

ppm

Kadar NaHCO3 = (y - x) . N HCl . BM NaHCO3 . 1000 10

ppm

III.4.4 Mencari kadar asam asetat dari cuka makan

1. Ambil 10 ml sampel cuka makan, encerkan sampai 100 ml

aquadest

2. Ambil 50 ml sampel cuka makan yang telah diencerkan tadi dan

encerkan lagi sampai 250 ml aquadest

3. Ambil 10 ml larutan sampel tersebut, masukkan ke dalam

erlenmeyer.

4. Tambahkan indikator PP beberapa tetes (+ 3 tetes)

5. Titrasi dengan NaOH sampai warna merah hampir hilang.

6. Catat kebutuhan NaOH

7. Menghitung normalitas asam sampel

N asam = (V.N ) NaOH

V sampel asamx fp

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 12

Page 13: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

III.4.5 Mencari kadar asam laktat dari yoghurt

1. Ambil 10 ml sampel yoghurt, encerkan sampai 100 ml aquadest

2. Ambil 10 ml larutan sampel tersebut, masukkan ke dalam

erlenmeyer

3. Tambahkan indikator PP beberapa tetes (+ 3 tetes)

4. Titrasi dengan NaOH sampai warna merah hampir hilang.

5. Catat kebutuhan NaOH

6. Menghitung normalitas asam sampel

N asam = (V.N ) NaOH

V sampel asamx fp

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Percobaan

Standarisasi HCl dengan boraks 0,1 N

Volume HCl : 4 ml

N HCl : 0.25 N

Standarisasi NaOH dengan HCl yang distandarisasi

Volume NaOH : 5 ml

N NaOH : 0.2 N

Penentuan Kadar Na2CO3 dan NaHCO3

Sampel

x(mL) y(mL)

Kadar Na2CO3 (ppm) Kadar NaHCO3 (ppm)

Praktis Asli Praktis Asli

Sampel I 4,33 9,93 11474,5 13750 11760 12000

Sampel II 5,23 10,57 13859,5 13750 11214 12000

Tabel 4.1 Kadar Na2CO3 dan NaHCO3

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 13

Page 14: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

Penentuan Normalitas Asam Asetat dan Asam Laktat

Sampel Volume NaOH

(ml)

N Asam Praktis

(N)

Kadar asam (%)

Cuka makan 4,37 10,925 65,55

Yoghurt 1,1 0,55 4,95

Tabel 4.2 Normalitas Asam Asetat dan Asam Laktat

IV.2 Pembahasan

IV.2.1 Kadar Na2CO3 lebih kecil dari kadar asli pada sampel I

Pada percobaan sampel I, kami menemukan kadar sebesar 11474,5

ppm, sedangkan kadar aslinya sebesar 13750 ppm dengan persen error

sebesar 16,5%. Hal ini dapat terjadi karena TAT terjadi sebelum mencapai

TE I, seperti perhitungan berikut :

Na2CO3 = 2x. N HCl. BM Na 2 CO3 .1000

2 .10 ppm

13750 ppm = 2x . 0,25 N . 106 .1000

2 .10 ppm

2x = 10,38

x = 5,19 ml

sedangkan x yang kami temukan pada saat percobaan 4,33 ml.

Na2CO3 berasal dari NaOH yang bereaksi dengan CO2 di udara.

NaOH selalu tercemar oleh pengotor dalam jumlah kecil, yang paling serius

diantaranya adalah Na2CO3. Ion karbonat adalah suatu basa, tetapi bereaksi

dengan ion hidrogen dalam 2 tahap:

CO32- + H3O+ → HCO3

- + H2O

HCO3- H3O+ →H2CO3 + H2O

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 14

Page 15: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

Hal tersebut terjadi karena Na2CO3 dititrasi dengan HCl, maka TAT

dengan menggunakan indikator PP akan lebih kecil dibandingkan dengan

menggunakan indikator MO karena untuk yang pertama Na2CO3 hanya

mengambil ion H+ untuk setiap molekul karbonat, sedangkan untuk titrasi

kedua diperlukan 2 ion H+. Selisih antara kedua titik akhir akan semakin kecil

jika kandungan Na2CO3 semakin kecil pula. Akibatnya apabila larutan baku

basa telat bereaksi dengan CO2 dan udara, maka normalitasannya lebih

rendah bila distandarisasi dengan menggunakan indikator PP.

(Underwood 54, 169)

IV.2.2 Kadar Na2CO3 lebih besar dari kadar asli pada sampel II

Pada percobaan sampel II, kami menemukan kadar Na2CO3 sebesar

13859,5 ppm, sedangkan kadar aslinya sebesar 13750 ppm dengan persen

error sebesar 0,79% . Hal ini dapat terjadi karena TAT terjadi setelah

mencapai TE I, seperti perhitungan berikut :

Kadar Na2CO3 = 2x . N HCl . BM Na 2 CO3 .1000

2.10 ppm

13750 ppm = 2x. 0,25 N.106 .1000

2 .10 ppm

2x = 10,38

x = 5,19 ml

sedangkan x yang kami temukan pada saat percobaan 5,23 ml.

Na2CO3 merupakan garam yang bersifat basa karena berasal dari basa

kuat. NaOH yang bereaksi dengan CO2, sehingga pH lebih besar dari 7.

Na2CO3 akan bereaksi dengan ion hidrogen dalam 2 tahap :

CO32- + H3O+ → HCO3

- + H2O

HCO3- H3O+ →H2CO3 + H2O

Namun pada percobaan sebelumnya terjadi galat dan TAT lebih kecil

dari yang seharusnya, maka reaksi (1) belum sempurna dimana belum semua

ion CO32- tersebut sedang dalam proses penggabungan dengan 2 ion H+.

Akibatnya volume yang seharusnya tercapai pada saat TAT I terhitung /

masuk kedalam TAT II. Maka dari itu, volume yang kami dapatkan lebih

besar dari volume sebenarnya.

(Underwood Isu & Analisa Volumetri)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 15

Page 16: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

IV.2.3 Kadar NaHCO3 pada sampel I & II lebih kecil dari kadar asli

Kadar NaHCO3 yang kami temukan untuk sampel I adalah 11760

ppm sedangkan sampel II yaitu 11214 ppm lebih kecil dari kadar aslinya

yaitu 12000 ppm. Hal ini terjadi karena pada saat penentuan TAT II

terdapat anion HCO3- yang merupakan asam lemah.

Reaksi : NaHCO3→ Na+ HCO3-

Dalam kasus ini kurva kemirngan titrasi tidaklah besar. artinya

perubahan warna yang terjadi tidaklah tajam sehingga ketidakcermatan dalam

pembacaan perubahan warna sulit dihindari. Pada percobaan yang dilakukan

titik akhir terjadi terlalu dini atau lebih awal dari TAT yang sebernarnya.

Kadar NaHCO3 asli ( sampel I) = (y-x) .N HCl . BM NaHCO3 .1000

10

ppm

12000 ppm = (y-4,33) 0,25 N. 84. 1000

10ppm

12000 = 2100y-9093

y = 10,04 ml

Kadar NaCHO3 asli (sampel II) = (y-x). N HCl. BM NaHCO3. 1000

10

ppm

12000 ppm = (y-5.23). 0,25 N. 84. 1000

10ppm

12000 = 2100y-10983

y = 10,94 ml

Dari perhitungan tersebut, titran yang dibutuhkan untuk sampel I dan

II pada saat TE terjadi yaitu 10,04 ml dan 10,94 ml, sementara pada

percobaan kami, volume yang dibutuhkan hanya 9,93 ml dan 10,57 ml. Itu

artinya titran (TAT) terjadi sebelum TE sehingga kadar yang ditemukan lebih

kecil dari kadar asli.

(Underwood 181-182)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 16

Page 17: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

IV.2.4 Uji Asam Asetat dalam Cuka Makan

Cuka merupakan larutan yang dibuat dari fermentasi

etanol(CH3CH2OH), dimana etanol sebelumnya dihasilkan dari fermentasi

gula. Fermentasi etanol ini menghasilkan asam asetat (CH3COOH). Cuka yang

adadi pasaran ada bermacam-macam, masing-masing dibuat dari sumber

gulayang berbeda (misalnya beras, anggur, gandung atau apel).

Menentukan kadar asam asetat dalam cuka komersil merupakan salah

satu aplikasi titrasi asam basa yang sederhana dan mudah. Untuk menentukan

kadar asam cuka dapat digunakan larutan standar natrium hidroksida (NaOH).

Cuka yang akan di uji kadarnya harus diencerkan terlebih dahulu

sebelum dititrasi. Pada percobaan kami mengencerkan cuka hingga 50x dan

menambahkan indikator PP 2-3 tetes. Kemudian dititrasi dengan larutan

natrium hidroksida hingga timbul warna merah hampir hilang.

Reaksi yang terjadi adalah:

CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)

Dari hasil percobaan diperoleh perubahan warna pada titrat, yaitu dari

tak berwarna menjadi merah muda. Sampel diambil 10 ml dan dititrasi dengan

NaOH 0,1 N. Volume NaOH yang dibutuhkan sebesar 4,37 ml , sehingga

normalitas cuka yang ditemukan adalah 10,925 N, dan kadar asam asetat dalam

sampel cuka makan dapat dihitung yaitu sebesar 65,55 %

(Ambarsari, 2012)

IV.2.5 Uji Asam Laktat dalamYoghurt

Yoghurt yang dibuat dengan metode industri modern, difermentasikan

dalam wadah yang nantinya dipasarkan. Yoghurt ini mempunyai ciri tekstur

diantara minuman beralkohol dan keju lembut. Tak ada pemisahan antara air

dadih dengan dadihnya untuk produk ini, sehingga tidak ada penyusutan

komponen susu selama pengolahan kejunya. Yoghurt yang dibuat dari susu

utuh menunjukkan susunan kimia yang sama dengan susu asalnya (Robert,

1989).

Alkalimetri yaitu penentuan kadar asam dari suatu contoh dengan

menggunakan larutan baku standar serta indikator yang sesuai. Larutan standar

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 17

Page 18: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

biasanya digunakan sebagai titran, sedangkan larutan asam yang akan

ditentukan kadarnya sebagai titrat. Larutan basa yang biasa digunakan adalah

NaOH, distandarkan terlebih dahulu menggunakan larutan baku primer,

yaitu  (COOH)2. H2O atau asam oksalat. Standarisasi ini selanjutnya akan

digunakan untuk menentukan kadar asam laktat pada suatu sampel.

Untuk dapat mengetahui penentuan kadar asam laktat pada susu dan

faktor asam dilakukan dengan mentitrasi NaOH 0,1 N dengan sampel. Dalam

percobaan ini sampel yang dipergunakan bahannya adalah yogurt. Sebelum

pentitrasian berlangsung terlebih dahulu mengencerkan yoghurt hingga 10x,

kemudian menambahkan indikator PP pada titrat sebanyak 2-3 tetes, agar kita

dapat menghentikan proses pentitrasian sampai adanya titik equivalen. Titik

equivalen ditandai dengan adanya perubahan warna pada titrat pada saaat

pentitrasian berlangsung. Dari hasil percobaan diperoleh perubahan warna pada

titrat, yaitu dari putih kekuning-kuningan menjadi merah muda. Sampel

diambil 10 ml dan dititrasi dengan NaOH 0,1 N. Volume NaOH yang

dibutuhkan sebesar 1,1 ml , sehingga normalitas yoghurt yang ditemukan

adalah 0,55 N, dan kadar asam laktat dalam sampel yoghurt dapat dihitung

yaitu sebesar 4,95 %

Besarnya jumlah asam laktat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

lain berat bahan, volume NaOH, normalitas NaOH, dan BE asam laktat. Asam

laktat berbanding terbalik dengan berat bahan dan berbanding lurus dengan

volume NaOH, normalitas NaOH, dan BE asam laktat. Asam laktat secara

alami pada susu dalam jumlah yang besar. Adanya aktivitas bakteri asam laktat

selam proses fermentasi susu memungkinkan kandungan asam laktatnya

meningkat. 

(Noviarakhma, 2011)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 18

Page 19: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

3. Grafik pH vs Volume HCl

0 2 4 5 6 7 80.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00 Grafik Volume HCl vs Ph Sampel 1

pH Percobaan (Na2CO3+NaHCO3)pH Asli (Na2CO3+NaHCO3)pH

Volume HCl (ml)

Gambar4.1

GambarIV.2.1 menggambarkan hubungan antara pH dengan volume

HCl pada sampel 1 sesuai dengan kurva titrasi asam basa teoritis, akan terjadi

penurunan pH seiring dengan penambahan asam, dalam hal ini adalah HCl.

Namun dalam percobaan terjadi perbedaan perhitungan kadar asli sampel

dengan kadar asli percobaan. Dapat dilihat bahwa seharusnya TAT 1 terjadi

pada penambahan 5,36 ml HCl dan TAT 2 tercapai pada penambahan 7,5 ml

HCl. Tetapi dalam percobaan TAT 1 sudah terjadi penambahan 5,5 ml HCl

dan TAT 2 terjadi pada penambahan 7 ml. Perubahan warna yang kurang

tajam menyebabkan TE menjadi sulit diamati sehingga TAT terjadi sebelum

TE.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 19

Page 20: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

0 2 4 6 6 7 80.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00 Grafik Volume HCl vs pH Sampel 2

pH Percobaan (Na2CO3+NaHCO3)

pH Asli (Na2CO3+NaHCO3)

pH

Gambar 4.2

Gambar 2 menyatakan hubungan antara pH dengan volume HCl pada

sampel 2. Sesuai dengan kurva titrasi asam basa teoritis, akan terjadi

penurunan pH seiring dengan penambahan HCl. Namun, terjadi terjadi

perbedaan antara hasil percobaan dengan perhitungan kadar sampel. TAT 1

seharusnya terjadi pada penambahan 5,77 ml HCl dan TAT 2 terjadi pada

penambahn 8,2 ml HCl . tetapi dalam percobaan , TAT 1 baru terjadi pada

penambahn 6,1 ml HCl dan TAT 2 terjadi pada penambahn 7,4 ml HCl.

Seperti pada sampel 1, perubahanan warna yang tidak begitu tajam

mengakibatkan TE menjadi sulit diamati sehingga TAT terjadi sebelum TE.

4. Faktor Pegenceran

Pengenceran mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan

cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika

suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang – kadang

sejumlah panas dilepaskan. (khopkar,1990)

Dalam kimia, pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat

homogen antara zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Zat yang jumlahnya

lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat

yang jumlahnya lebih banyak daripada zat – zat lain dalam larutan disebut

pelarut atau solvent(Gunawan ,2004).

Pada percobaan kami ,bahan yang diuji tidak terjadi pengenceran atau

tidak diencerkan sehingga faktor pengencerannya adalah 1.

(alfakece.blogspot.com/2010/02/pengenceran-larutan.html)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 20

Page 21: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

BAB V

PENUTUP

V.1. Kesimpulan

1. Kadar Na2CO3 pada sampel 1 (16673,8 ppm ) dan sampel 2 (18492,76 ppm)

lebih besar dari kadar aslinya yaitu pada sampel 1 (16250 ppm) dan sampel

2 (17500 ppm) , dikarenakan volume yang seharusnya tercapai pada TAT 1

terhitung atau masuk ke dalm TAT 2,sehingga TAT 2 terjadi setelah TE 2

tercapai.

2. Kadar NaHCO3 pada sampel 1 dan sampel 2 pada percobaan yaitu 3603,6

ppm dan 3123,12 ppm lebih kecil dari kadar aslinya yaitu pada sampel 1

(5250 ppm) dan sampel 2 (5000 ppm) dikarenakan TAT terjadi sebelum TE

1.

3. Kadar asam dalam buavita sirsak 0,0685 N lebih besar dari kadar aslinya 1,07

x 10-3. Kadar asam dalam buavita mangga 0,044 N lebih besar dari kadar

aslinya yaitu 5,048 x 10-3 N. Hal tersebut karena pengaruh dari pH dan

karena ketidakmurnian komposisi bahan (sampel) sehingga ada perbedaan

pH.

V.2. Saran

1. Pada saat perubahan warna TAT, larutan lebih baik didiamkan agar yakin

TAT terjadi.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 21

Page 22: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

2. Saat pencucian erlenmeyer ,sebaiknya dicuci dan dikeringkan agar tidak

mengganggu titrasi.

3. Amati warna pada saat TAT dengan teliti .

4. Lakukan titrasi dengan tepat dan cara yang benar.

5. Pemberian indikator jangan terlalu banyak agar tidak mengubah pH sampel.

DAFTAR PUSTAKA

L, Kemppainen. 2002. Determining Ascorbic Acid in Vitamin C Tablets. Finlandia

University: Wadsworth Group.

Analysis of Vitamin C. General Chemistry Laboratories University of Alberta.

Alfa. 2010. Kumpulan Laporan-laporanku (online)

(http://alfakece.blogspot.com /2010/02/pengenceran-larutan.html / diakses

tanggal 22 November 2012).

Anonim. 2008. Referensi Industri dan Teknologi Pangan Indonesia (online)

(www.foodreview.biz/login/preview.php/view&id=55741/ diakses tanggal 22

November 2012).

Anonim. 2010. BAB 1 Pendahuluan (online)

(www.digilib.umm.ac.id/files/disk1/369/jiptummpp-gdl-S1-2010-

yunitapurn/diakses tanggal 22 November 2012).

Anonim. 2008. Asam Asetat (online) (http://wikipedia.org/Asam_Asetat/ diakses

tanggal 22 November 2012).

Anonim. 2005.Buku Petunjuk Praktikum Teknik Kimia 1. Semarang: Laboratorium

Teknologi Proses, Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas

Diponegoro.

Day, R.A and Underwood, A.L. 1986. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi 5. Jakarta:

Erlangga.

Kompasiana. 2012. Trayek Indikator (online)

(www.edukasi.kompasiana.com/diakses tanggal 22 November 2012).

Perry, R.H and Green. 1984. Perry’s Chemical Engineering Hand Book. 6th edition.

Singapore: Mc Graw Hill Book Co.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 22

Page 23: Lapres Acidi Alkali

ACIDI-ALKALIMETRI

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 23