aliran ilmu kalam

19
1. Aliran Khawarij a. Pengertian dan latar belakang timbulnya Aliran khawarij Aliran Khawarij merupakan Aliran teologi tertua yang merupakan Aliran pertama yang muncul dalam teologi Islam. Menurut ibnu Abi Bakar Ahmad Al-Syahrastani, bahwa yang disebut Khawarij adalah setiap orang yang keluar dari imam yang hak dan telah di sepakati para jama’ah, baik ia keluar pada masa sahabat khulafaur rasyidin, atau pada masa tabi’in secara baik-baik. Menurut bahasa nama khawarij ini berasal dari kata “kharaja” yang berarti keluar. Nama itu diberikan kepada mereka yang keluar dari barisan Ali. 1 Kelompok ini juga kadang kadang menyebut dirinya Syurah yang berarti “golongan yang mengorbankan dirinya untuk allah” di samping itu nama lain dari khawarij ini adalah Haruriyah, istilah ini berasal dari kata harura, nama suatu tempat dekat kufah, yang merupakan tempat mereka menumpahakan rasa penyesalannya kapada Ali bin abi Thalib yang mau berdamai dengan Mu’awiyah. 2 Kelompok khawarij ini merupakan bagian dari kelompok pendukung Ali yang memisahkan diri, dengan beralasan ketidak setujuan mereka terhadap sikap Ali bin abi Thalib yang menerima tahkim (arbitrase) dalam upaya untuk menyelesaikan persilisihan dan konfliknya dengan mu’awiyah bin abi sofyan, gubernur syam, pada waktu perang siffin. 1 Drs. Abuddin Nata, M.A, Ilmu kalam, Filsafat, dan tasawuf,. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1995. Hal. 29 2 Drs. H. M Yusran Asmuni, Ilmu Tauhid, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 1996. Hal.17

Upload: helmiahmadi93

Post on 25-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aqidah akhlaq

TRANSCRIPT

Page 1: aliran ilmu kalam

1. Aliran Khawarij

a. Pengertian dan latar belakang timbulnya Aliran khawarij

Aliran Khawarij merupakan Aliran teologi tertua yang merupakan Aliran pertama yang

muncul dalam teologi Islam. Menurut ibnu Abi Bakar Ahmad Al-Syahrastani, bahwa yang

disebut Khawarij adalah setiap orang yang keluar dari imam yang hak dan telah di sepakati para

jama’ah, baik ia keluar pada masa sahabat khulafaur rasyidin, atau pada masa tabi’in secara baik-

baik. Menurut bahasa nama khawarij ini berasal dari kata “kharaja” yang berarti keluar. Nama itu

diberikan kepada mereka yang keluar dari barisan Ali.1 Kelompok ini juga kadang kadang

menyebut dirinya Syurah yang berarti “golongan yang mengorbankan dirinya untuk allah” di

samping itu nama lain dari khawarij ini adalah Haruriyah, istilah ini berasal dari kata harura,

nama suatu tempat dekat kufah, yang merupakan tempat mereka menumpahakan rasa

penyesalannya kapada Ali bin abi Thalib yang mau berdamai dengan  Mu’awiyah.2

Kelompok khawarij ini merupakan bagian dari kelompok pendukung Ali yang memisahkan

diri, dengan beralasan ketidak setujuan mereka  terhadap sikap Ali bin abi Thalib yang menerima

tahkim (arbitrase) dalam upaya untuk menyelesaikan persilisihan dan konfliknya dengan

mu’awiyah bin abi sofyan, gubernur syam, pada waktu perang siffin.

Latar belakang ketidak setujuan mereka itu, beralasan bahwa tahkim itu merupakan

penyelesaian masalah yang tidak di dasarkan pada  ajaran Al-Qur’an, tapi ditentukan oleh

manusia sendiri, dan orang yang tidak Memutuskan hukum dengan al-quran adalah kafir. Dengan

demikian, orang yang  melakukan tahkim dan merimanya adalah kafir.3

Atas dasar ini, kemudian golongan yang semula mendukung Ali ini selanjutnya berbalik

menentang dan memusuhi Ali beserta tiga orang tokoh pelaku tahkim lainnya yaitu Abu Musa

Al-Asyari, Mu’awiyah bin Abi Sofyan dan Amr Bin Ash.Untuk itu mereka berusaha keras agar

dapat membunuh ke empat tokoh ini, dan menurut fakta sejarah, hanya Ali yang berhasil

terbunuh ditangan mereka.

b. Sekte-sekte dan ajaran pokok Khawarij

1 Drs. Abuddin Nata, M.A, Ilmu kalam, Filsafat, dan tasawuf,. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1995. Hal. 292 Drs. H. M Yusran Asmuni, Ilmu Tauhid, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 1996. Hal.173 Ibid. Hal. 17

Page 2: aliran ilmu kalam

Terpecahnya Khawarij ini menjadi beberapa sekte, mengawali dan mempercepat

kehancurannya dan sehingga Aliran ini hanya tinggal dalam catatan sejarah. Sekte-Sekte tersebut

adalah:4

1. Al-Muhakkimah

2. Al-Azariqah

3. Al-Najdat

4. Al-baihasyiah

5. Al-Ajaridah

6. Al-Sa’Alibah

7. Al-Ibadiah

8. Al Sufriyah

Selain itu terdapat sisanya yang merupakan cabang dari yang pokok. Sehingga jika

dijumlahkan seluruhnya mencapai delapan belas sekte.5 Dari golongan khawarij ada yang bersifat

ekstrim dan radikal seperti al-Azariqah. Sekte ini sifatnya lebih radikal dari al-Muhakimah sebab

sekte ini berpendapat bahwa zina adalah dosa besar dan dipandang telah menjadi kafir dan keluar

dari islam, sedangkan al-Azariqah tidak memakai term kafir, tetapi term musyrik atau polytheis,

dan dalam islam syirik atau politheisme merupakan dosa terbesar lebih besar dari kafir.

Secara umum ajaran-ajaran pokok Khawarij adalah:

1. Orang Islam yang melakukan dosa besar adalah kafir dan harus di bunuh.

2. Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perang antara Aisyah, Talhah, dan zubair,

dengan Ali bin abi tahAlib) dan para pelaku tahkim termasuk yang menerima dan

mambenarkannya di hukum kafir;

4 Drs. Abuddin Nata, op. cit. Hal. 305 Harun Nasution, theology Islam, Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, UI Jakarta, Cet. V, 1985, hal. 13

Page 3: aliran ilmu kalam

3. Khalifah harus dipilih langsung oleh rakyat.6

4. Khalifah tidak harus keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim berhak

menjadi Khalifah apabila suda memenuhi syarat-syarat.

5. Khalifah di pilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan

menjalankan syari’at islam, dan di jatuhi hukuman bunuh bila zhalim.

6. Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa kekhalifahannya

Usman r.a dianggap telah menyeleweng,

7. Khalifah Ali dianggap menyelewang setelah terjadi Tahkim (Arbitrase).7

c. Tokoh-tokoh Khawarij

Diantara tokoh-tokoh khawarij yang terpenting adalah :

1. Abdullah bin Wahab al-Rasyidi, pimpinan rombongan sewaktu mereka berkumpul di

Harura (pimpinan Khawarij pertama)

2. Urwah bin Hudair

3. Mustarid bin sa’ad

4. Hausarah al-Asadi

5. Quraib bin Maruah

6. Nafi’ bin al-azraq (pimpinan al-Azariqah)

7. Abdullah bin Basyir

8. Zubair bin Ali

9. Qathari bin Fujaah

10. Abd al-Rabih

6 Drs. H. M. Yusran asmuni, op.cit. Hal. 105.7 DR. Abdul Rozak,M.Ag. dkk . Ilmu kalam. Bandung:CV. Pustaka setia,2006. Hal. 51

Page 4: aliran ilmu kalam

11. Abd al Karim bin ajrad

12. Zaid bin Asfar

13. Abdullah bin ibad8

2. Aliran Murji’ah

a. Pengertian dan latar belakang timbulnya aliran Murji’ah

Kata murji’ah barasal dari kata arja’a yang berarti menangguhkan, mengakhirkan dan

memberi pengharapan. Aliran Murji’ah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau

terlibat dalam upaya kafir mengkafirkan terhadap orang yang melakukan dosa besar, sebagai

mana hal itu dilakukan oleh aliran khawarij. Mereka menangguhkan penilaian terhadap orang-

orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim itu di hadapan tuhan, karena hanya tuhanlah yang

mengetahui keadaan iman seseorang. Demikian pula orang mukmin yang melukan dosa besar

masih di anggap mukmin di hadapan mereka. Orang mukmin yang melakukan dosa besar itu

dianggap tetap mengakui bahwa tiada tuhansealin allah dan Nabi Muhammad sebagai Rasulnya.

Dengan kata lain bahwa orang mukmin sekalipun melakukan dosa besar masih tetap

mangucapkan dua kalimat syahadat yang menjadi dasar utama dari iman. Oleh karena itu orang

tersebut masih tetap mukmin, bukan kafir.9

Hal-hal yang melatarbelakangi kehadiran murji’ah antara lain adalah :

1. Adanya perbedaan pendapat antara Syi’ah dan Khawarij yaitu mengkafirkan pihak-pihak

yang ingin merebut kekuasaan Ali dan mengakfirkan orang- yang terlihat dan menyetujui

tahkim dalam perang siffin.

2. Adanya pendapat yang menyalahkan aisyah dan kawan-kawan yang menyebabkan

terjadinya perang jamal.

3. Adanya pendapat yang menyalahkan orang yang ingin merebut kekuasaan Usman bin

Affan.

8 Drs. H. M Yusran Asmuni, op cit, hal. 1049 Drs. Abuddin Nata. Op.cit . Hal. 33

Page 5: aliran ilmu kalam

b. Ajaran-ajaran pokok aliran murji’ah

ajaran-ajaran pokok murji’ah secara umum yaitu sebagai berikut:

1. Dilarang menentang Khalifah yang dhalim sebab masalah Khalifah bukanlah urusan

manusia tetapi urusan Tuhan semata.

2. Baik buruknya sesuatu pemerintahan/Khalifah bukanlah urusan manusia, tetapi terserah

kepada Tuhan karena masalah adalah urusan Tuhan.

3. Tidak mau menjatuhkan hukuman terhadap Ali maupun Mu’awiyah sebab mereka adalah

sahabat Nabi.

4. Iman adalah mengenai Tuhan dan Rasul-rasul Nya, dan bila seseorang telah mengenal

Tuhan dan Rasul-rasul Nya, maka orang itu sudah dinamakan mukmin.

5. Orag yang telah beriman didalam hatinya bila berbuat dosa besar orang tersebut masih

tetap mukmin.

6. Hukum terhadap perbuatan manusia di tangguhkan hingga hari kiamat.

c. Tokoh dan sekte dalam murji’ah

Tokoh utama kaum Murji’ah adalah Hasan bin Bilal al Muzni , Abu Salat As-Samman

Tsauban dan Dhirar bin Umar. Dan dari pendukung tokoh-tokoh Murji’ah ini terdapat tokoh ahli

sya’ir yang terkenal pada masa Bani Ummayyah bernama Tsabiti Quthnah, telah berhasil

mengarang sebuah sya’ir I’tiqad dan kepercayaan kaum Murji’ah.

Dalam perkembangannya, Murji’ah mengalami berbagai perbedaan pendapat dikalangan

pengikutnya yang mendasari lahirnya aliran-aliran, Selanjutnya, aliran murji’ah ini terpecah

menjadi beberapa macam sekte, ada yang moderat, ada pula yang ekstrem.

Tokoh murji’ah Moderat antara lain adalah hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib,

Abu Hanifah, Abu Yusufdan beberapa ahli hadits10, yang berpendapat, bagaimanapun besarnya

dosa seseorang, kemungkinan mendapat ampunan dari tuhan masih ada. Sedangkan yang ekstrem

antara lain ialah kelompok Jahmiyah, pengikut Jaham bin Shafwan. Kelompok ini berpendapat,

sekalipun seseorang menyatakan dirinya musyrik, orang itu tidak dihukum kafir.

3. Aliran Mu’tazilah10 Drs. Abuddin Nata. Op.cit . Hal. 34

Page 6: aliran ilmu kalam

a. Pengertian dan latar belakang munculnya Mu’tazilah

Perkataan Mu’tazilah berasal dari kata Í’tizal yang artinya “memisahkan diri”, pada mulanya

nama ini di berikan oleh orang dari luar mu’tazilah karena pendirinya, Washil bin Atha’, tidak

sependapat dan memisahkan diri dari gurunya, Hasan al-Bashri. Dalam perkembangan

selanjutnya, nama ini kemudian di setujui oleh pengikut Mu’tazilah dan di gunakan sebagai nama

dari bagi aliran teologi mereka.

Aliran mu’tazilah lahir kurang lebih 120 H, pada abad permulaan kedua hijrah di kota

basyrah dan mampu bertahan sampai sekarang, namun sebenarnya, aliran ini telah muncul pada

pertengahan abad pertama hijrah yakni diisitilahkan pada para sahabat yang memisahkan diri

atau besikap netral dalam peristiwa-peristiwa politik. Yakni pada peristiwa meletusnya perang

jamal dan perang siffin, yang kemudian mendasari sejumlah sahabat yang tidak mau terlibat

dalam konflik tersebut dan memilih untuk menjauhkan diri mereka dan memilih jalan tengah.

Disisi lain, yang melatarbelakangi munculnya kedua Mu’tazilah diatas tidaklah sama dan

tidak ada hubungannya karena yang pertama lahir akibat kemelut politik, sedangkan yang kedua

muncul karena didorong oleh persoalan aqidah. Dalam perkembangannya, Mu’tazilah pimpinan

Washil bin Atha’ lah yang menjadi salah satu aliran teologi dalam islam.

b. Pokok-pokok ajaran Mu’tazilah

Ada lima prinsip pokok ajaran Mu’tazilah yang mengharuskan bagi pemeluk ajaran ini untuk

memegangnya, yan dirumuskan oleh Abu Huzail al-Allaf :

a. At-Taauhid (Tauhid)

Ajaran pertama aliran ini berarti meyakini sepenuhnya bahwa hanya Allah SWT. Konsep

tauhid menurut mereka adalah paling murni sehingga mereka senang disebut pembela

tauhid (ahl al-Tauhid).

b. Ad-Adl

Menurut aliaran Muktazillah pemahaman keadilan Tuhan mempunyai pengertian bahwa

Tuhan wajib berlaku adil dan mustahil Dia berbuat zalim kepada hamba-Nya. Mereka

berpendapat bahwa tuhan wajib berbuat yang terbaik bagi manusia. Misalnya, tidak

Page 7: aliran ilmu kalam

memberi beban terlalu berat, mengirimkan nabi dan rasul, serta memberi daya manusia

agar dapat mewujudkan keinginannya.

c. Al-Wa’d wa al-Wa’id (Janji dan Ancaman).

Menurut Muktazillah, Tuhan wajib menepati janji-Nya memasukkan orang mukmin ke

dalam sorga. Begitu juga menempati ancaman-Nya mencampakkan orang kafir serta

orang yang berdosa besar ke dalam neraka.

d. Al-Manzilah bain al-Manzilatain (posisi di Antara Dua Posisi).

Pemahaman ini merupakan ajaran dasar pertama yang lahir di kalangan Muktazillah.

Pemahaman ini yang menyatakan posisi orang Islam  yang berbuat dosa besar. Orang jika

melakukan dosa besar, ia tidak lagi sebagai orang mukmin, tetapi ia juga tidak kafir.

Kedudukannya sebagai orang fasik. Jika meninggal sebelum bertobat, ia dimasukkan ke

neraka selama-lamanya. Akan tetapi, sikasanya lebih ringan daripada orang kafir.

e. Amar Ma’ruf Nahi Munkar (Perintah Mengerjakan Kebajikan dan Melarang

Kemungkaran).

Dalam prinsip Muktazillah, setiap muslim wajib menegakkan yang ma’ruf dan menjauhi

yang mungkar. Bahkan dalam sejarah, mereka pernah memaksakan ajarannya kepada

kelompok lain. Orang yang menentang akan dihukum.11

c. Tokoh-tokoh Mu’tazilah

Diantara para tokoh-tokoh yang berpengaruh pada Mu’tazilah yaitu:

a. Washil bin Atha’

b. Abu Huzail al-Allaf

c. Al Nazzam

d. Al-Jubba’i

4. Aliran Qadariyah11 Drs. H. M. Yusran Asmuni. Op.cit.Hal. 115

Page 8: aliran ilmu kalam

a. Pengertian dan latar belakang timbulnya aliran Qadariyah

Qadariyah berakar pada qadara yang dapat berarti memutuskan dan memiliki kekuatan atau

kemampuan.Sedangkan sebagai suatu aliran dalam ilmu kalam, qadariyah adalah nama yang

dipakai untuk suatu aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan

manusia dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Dalam paham qadariyah manusia di

pandang mempunyai qudrat atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal

dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk kepada qadar dan qada Tuhan.12

Mazhab qadariyah muncul sekitar tahun 70 H(689 M). Ajaran-ajaran tentang Mazhab ini

banyak memiliki persamaan dengan ajaran Mu’tazilah sehingga Aliran Qadariyah ini sering juga

disebut dengan aliran Mu’tazilah, kesamaan keduanya terletak pada kepercayaan keduanya yang

menyatakan bahwa manusia mampu mewujudkan tindakan dan perbuatannya, dan tuhan tidak

campur tangan dalam perbuatan manusia ini, dan mereka menolak segala sesuatu terjadi karena

qada dan qadar Allah SWT. Tokoh utama Qadariyah ialah Ma’bad Al-Juhani dan Ghailan al

Dimasyqi. Kedua tokoh ini yang mempersoalkan tentang Qadar.

Aliran ini merupakan aliran yang suka mendahulukan akal dan pikiran dari pada prinsip

ajaran Al-Qur’an dan hadits sendiri. Al-Qur’an dan Hadits mereka tafsirkan berdasarkan logika

semata-mata. Padahal kita tahu bahwa logika itu tidak bisa menjamin seluruh kebenaran, sebab

logika itu hanya jalan pikiran yang menyerap hasil tangkapan panca indera yang serba terbatas

kemampuannya. Jadi seharusnya logika dan akal pikiranlah yang harus tunduk kepada Al-Qura’n

dan Hadits, bukan sebaliknya.

b. Pokok-pokok ajaran Qodariyah

Menurut Dr. Ahmad Amin dalam kitabnya Fajrul Islam, pokok-pokok ajaran qadariyah

adalah :

1. Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukanlah mukmin, tapi fasik dan orang

fasik itu masuk neraka secara kekal.

12 Drs. Abuddin Nata, op.cit.Hal 36

Page 9: aliran ilmu kalam

2. Allah SWT. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia lah yang

menciptakannyadan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik (surga)

atas segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk (siksa Neraka) atas segala amal

perbuatannya yang salah dan dosakarena itu pula, maka Allah berhak disebut adil.

3. Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu maha esa atau satu dalam ati bahwa Allah

tidak memiliki sifat-sifat azali, seprti ilmu, Kudrat, hayat, mendengar dan melihat yang

bukan dengan zat nya sendiri. Menurut mereka Allah SWT, itu mengetahui, berkuasa,

hidup, mendengar, dan meilahat dengan zatnya sendiri.

4. Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang baik

dan mana yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan agama. Sebab, katanya segala

sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk.13

Sebagai dasar alasan aliran qodariyah dapat dijumpai pada ayat-ayat al-Qur’an, seperti

disebut pada:

a. Surat Ar Ra’d ayat 11:

�َّن� �َه� ِإ ُر� اَل� الَّل �َغ�ِّي � َم�ا ُي �َق�ْو�ٍم �ٰى� ِب َّت وا َح� ُر� �َغ�ِّي ِه�ْم� َم�ا ُي �ُف�ِس� ْن� �َأ ِب

Artinya:

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah

keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”

b. Surat Fushshilat ayat 40, Allah menegaskan:

�ِص�ِّيُر$ ِب �ْوَّن� �ْع�َم�َّل َت �َم�ا ِب �َه� �ْن ِإ �ْم� �َّت ْئ ِش� َم�ا �ْوا اْع�َم�َّل

Artinya:

“Perbuatlah apa yang kamu kehendaki; sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu

kerjakan.”

c. Surat Al-Kahfi ayat 29 Allah berfirman:

�َح�ُّق. و�ُق�ِل� �ْم� َم�ْن� ال ُك ِب اَء� َف�َم�ْن� ۖ َر� �ْؤ�َم�ْن� ِش� �ِّي اَء� و�َم�ْن� َف�َّل �ُف�ُر� ِش� �ُك �ِّي َف�َّل ۚ

Artinya:

13 Drs. H. Zainuddin, Ilmu Tauhid, Jakarta:PT Rineka Cipta, 1992. Hal. 47

Page 10: aliran ilmu kalam

"Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman)

hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.”

Dengan demikian paham qadariyah memilki dasar yang kuat dalam islam, dan tidaklah

beralasan jika ada sebagian orang menilai paham ini sesat atau kelaur dari islam.

5. Aliran Jabariyah

a. Pengerian, dan latar belakang Kemunculan jabariyah

Nama jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa. Sedangkan

menurut al-Syahrastani bahwa Jabariyah berarti menghilangkan perbuatan dari hamba secara

hakikat dan menyandarkan perbuatan tersebutkepada Allah.14 Dan dalam bahasa inggris disebut

dengan fatalism atau predestination, yaitu paham yang menyatakan bahwa perbuatan manusia di

tentukan sejak semula oleh qada dan qadar tuhan.

Menurut catatan sejarah, paham jabariyah ini di duga telah ada sejak sebalum agama Islam

datangke masyarakat arab. Kehidupan bangsa arab yang diliputi oleh gurun pasir sahara telah

memberikan pengaruh besar terhadap hidup mereka, dengan keadaan yang sangat tidak

bersahabat dengan mereka pada waktu itu. Hal ini kemudian mendasari mereka untuk tidak bisa

berbuat apa-apa, dan menyebankan mereka semata-mata tunduk dan patuh kepada kehendak

tuhan.            

Munculnya mazhab ini berkaitan dengan munculnya Qadariyah. Daerah kelahirannya pun

berdekatan. Qadariyah muncul di irak, jabariyah di khurasan. Aliran ini pada mulanya di pelopori

oleh al-ja’ad bin dirham. Namun, dalam perkembangannya. Aliran ini di sebarluaskan oleh jahm

bin Shafwan. Karena itu aliran ini terkadang disebut juga dengan Jahmiah.

b. Pokok-pokok ajaran Jabariyah

14 Drs. Abuddin Nata. Op.cit . Hal. 39

Page 11: aliran ilmu kalam

Jaham bin Shafwan mempunyai pendirian bahwa manusia itu terpaksa, tidak mempunyai

pilihan dan kekuasaan. Manusia tidak bisa berbuat lain dari apa yang telah di lakukannya. Allah

SWT, telah mentakdirkan ats dirinya segala amal perbuatan yang mesti di kerjakannya, dan

segala perbuatan itu adalah ciptaan allah, sama seperti apa yang dia ciptakan pada benda-benda

yang tidak bernyawa. Oleh karena itu, jaham menginterpretasikan bahwa pahala dan siksa

merupakan paksaan dalam arti bahwa allah telah mentakdirkan seseorang itu baik sekaligus

memberi pahala dan allah telah mentakdirkan seseorang itu berdosa sekaligus juga menyiksanya.

Sehingga, dalam realisasinya, orang yang termakan paham ini bisa menjadi apatis dan beku

hidupnya, tidak bisa berbuat apa-apa, selain berpangku tangan, menunggu takdir Allah semata-

mata dan berusahapun tidak. Karena mereka telah berkeyakinan bahwa allah telah mentakdirkan

segala sesuatu, dan manusia tidak bisa mengusahakan sesuatu itu. Disisi lain, aliran ini tetap

berpendapat bahwa manusia tetap mendapat pahala atau siksa karena perbuatan baik atau jahat

yang dilakukannya. Paham bahwa perbuatan yang dilakukan manusia adalah sebenarnya

perbuatan tuhan tidak menafikan adanya pahala dan siksa. Berkenaan dengan itu perlu dipertegas

bahwa Jabariyah yang di kemukakan Jaham bin Shafwan adalah paham yang ekstrem. Sementara

itu terdapat pula paham jabariyah yang moderat, seperti yang diajarkan oleh Husain Bin

Muhammad al.Najjar dan Dirar Ibn ‘Amr.

Menurut Najjar dan Dirar, bahwa  Tuhanlah yang menciptakan perbuatan Manusia baik

perbuatan itu positif maupun negatif Tetapi dalam melakukan perbuatan itu manusia mempunyai

bagian daya yang diciptakan dalam diri manusia oleh tuhan, mempunyai efek, sehingga manusia

mampu melakukan perbuatanitu.Daya yang diperoleh untuk mewujudkan perbuatan-perbuatan

inilah yang kemudian disebut Kasb atau acquisition. Menurut paham ini manusia tidak hanya

bagaikan wayang di gerakkan oleh dalang, tetapi manusia dan Tuhan terdapat kerja sama dalam

mewujudkan suatu perbuatan, dan manusia tidak semata-mata di paksa dalam melaksanakan

perbuatannya.

6. Aliran Syi’ah

a. Pengertian dan kemunculannya Syi’ah

Page 12: aliran ilmu kalam

Secara bahasa Syi’ah berarti pengikut. Yang dimaksud dengan pengikut disini ialah para

pendukung Ali bin Abi Thalib. Secara istilah Syi’ah sering di maksudkan pada kaum muslimin

yang dalam bidang spritual dan keagamaannya selalu merujuk pada keturuan Nabi Muhammad

SAW, atau yang sebut sebagai ahl al-bait.selanjutnya, istilah yiah ini untuk pertama kalinya di

tujukan pada para pengikut ali (syi’ah ali), pemimpin pertama ahl- al bait pada masa Nabi

Muhammad SAW.

Para pengikut ali yang disebut syi’ah ini diantaranya adalah Abu Dzar al Ghiffari, Miqad bin

Al aswad dan Ammar bin Yasir.15

Mengenai latar belakng munculnya aliran ini, terdapat dua pendapat, pertama menurut Abu

Zahrah, Syi’ah mulai muncul pada akhir dari masa jabatan Usman bin Affankemudian tumbuh

dan berkembang pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, Adapun menurut Watt, Syi’ah

bener-bener muncul ketika berlangsung peperangan antara Ali dan Mu’awiyah yang dikenal

denganPerang siffin. Dalam peperangan ini, sebagai respon atas penerimaan ali terhadap

arbitrase yang diatwarkan Mu’awiyah, pasukan Ali di ceritakan terpecah menjadi dua, satu

kelompok mendukung sikap Ali –kelak  di sebut Syi’ah dan kelompok lain menolak sikap Ali,

kelak di sebut Khawarij.

b. Pokok-Pokok Pikiran Syi’ah

Kaum Syi’ah memiliki lima prinsip utama yang wajib di percayai oleh penganutnya. Kelima

prinsip itu adalah :

a. al Tauhid

Kaum Syi’ah mengimani sepenuhnya bahwa allah itu ada, Maha esa, tunggal, tempat

bergantung, segala makhluk, tidak beranak, tidak diperanakkan, dan tidak ada seorang pun

yang menyamainya. Dan juga mereka mempercayai adanya sifat-sifat Allah.

b. al ‘adl

15 DR. Abdul Rozak, M.Ag. Dkk, Op.Cit.Hal. 89

Page 13: aliran ilmu kalam

Kaum Syi’ah mempunyai keyakinan bahwa Allah Maha Adil. Allah tidak melakukan

perbuatan zhalim dan perbuatan buruk, ia tidak melakukan perbuatan buruk karena ia

melarang keburukan, mencela kezaliman dan orang yang berbuat zalim.

c. al Nubuwwah

Kepercayaan Syi’ah terhadap para Nabi-nabi juga tidak berbeda dengan keyakinan umat

muslim yang lain. Menurut mereka, Allah mengutussejumlah nabi dan rasul ke muka bumi

untnk membimbing umat manusia.

d. al imamah

Menurut Syi’ah, Imamah berarti kepemimpinan dalam urusan agama dan dunia sekaligus,

ia pengganti rasul dalam memelihara Syari’at, melaksanakan Hudud, dan mewujudkan

kebaikan dan ketentraman umat.

e. al ma’ad

Ma’ad berarti tempat kembali (hari akhirat), kaum Syi’ah sangat percaya sepenuhnya

akan adanya hari akhirat, bahwa hari akhirat itu pasti terjadi.