aliran pemikiran islam a. aliran ilmu kalam 1. khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar (...

123
1 ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM Oleh: Nur Hikmah & Meitha Alfinia A. Aliran Ilmu Kalam Menurut Ibnu Khaldun, Ilmu kalam adalah Ilmu berisi tentang alasan-alasan yang mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan aliran golongan salaf dan Ahli Sunah. Adapun Aliran-aliran ilmu kalam diantaranya: 1. Khawarij Khawarij Berasal dari kata kharaja yang berarti “keluar”. Pada awalnya, Khawarij merupakan aliran atau fraksi politik, kelompok ini terbentuk karena persoalan kepemimpinan umat Islam, tetapi mereka membentuk suatu ajaran yang kemudian menjadi ciri umat, aliran mereka yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui hasil tahkim telah melakukan dosa besar. Orang Islam yang melakukan dosa besar, dalam pandangan mereka berarti telah kafir: Kafir setelah memeluk Islam berarti murtad dan orang murtad halal dibunuh berdasarkan hadis yang menyatakan bahwa nabi Muhammad SAW bersabda ”man badallah dinah faktuluh. 2. Murji’ah Kelompok Murji‟ah yang dipelopori oleh Ghilam Al -Dimasyqi berpendapat mereka bersifat netral dan tidak mau mengkafirkan para sahabat yang terlambat dan menyetujui tahkim dalam ajaran aliran ini, orang islam yang melakukan dosa besar tidak boleh dihukum kedudukannya dengan hukum dunia. Mereka tidak boleh ditentukan akan tinggal di neraka atau di surga, kedudukan mereka ditentukan di akhirat. Dan bagi mereka Iman adalah

Upload: vuongque

Post on 30-May-2019

309 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

1

ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM

Oleh: Nur Hikmah & Meitha Alfinia

A. Aliran Ilmu Kalam

Menurut Ibnu Khaldun, Ilmu kalam adalah Ilmu berisi tentang

alasan-alasan yang mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman

dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap

orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan aliran

golongan salaf dan Ahli Sunah.

Adapun Aliran-aliran ilmu kalam diantaranya:

1. Khawarij

Khawarij Berasal dari kata kharaja yang berarti “keluar”. Pada

awalnya, Khawarij merupakan aliran atau fraksi politik, kelompok ini

terbentuk karena persoalan kepemimpinan umat Islam, tetapi mereka

membentuk suatu ajaran yang kemudian menjadi ciri umat, aliran mereka

yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ).

Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui hasil

tahkim telah melakukan dosa besar. Orang Islam yang melakukan dosa

besar, dalam pandangan mereka berarti telah kafir: Kafir setelah memeluk

Islam berarti murtad dan orang murtad halal dibunuh berdasarkan hadis

yang menyatakan bahwa nabi Muhammad SAW bersabda ”man badallah

dinah faktuluh.

2. Murji’ah

Kelompok Murji‟ah yang dipelopori oleh Ghilam Al-Dimasyqi

berpendapat mereka bersifat netral dan tidak mau mengkafirkan para

sahabat yang terlambat dan menyetujui tahkim dalam ajaran aliran ini,

orang islam yang melakukan dosa besar tidak boleh dihukum

kedudukannya dengan hukum dunia.

Mereka tidak boleh ditentukan akan tinggal di neraka atau di surga,

kedudukan mereka ditentukan di akhirat. Dan bagi mereka Iman adalah

Page 2: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

2

pengetahuan tentang Allah secara mutlak. Sedangkan kufur adalah

ketidaktahuan tentang Tuhan secara mutlak, iman itu tidak bertambah dan

tidak berkurang.

3. Qodariah

Qodariah adalah aliran yang memandang bahwa Manusia memiliki

kebebasan dan kemerdekaan dalam menentukan perjalanan hidupnya.

Menurut paham ini manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri

untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Aliran ini disebut Qadariyah

karena memandang bahwa manusia memiliki kekuatan ( qudrah ) untuk

menentukan perjalanan hidupnya dan untuk mewujudkan perbuatannya.

Menurut temuan sementara ajaran ini pertamakali dikenalkan oleh Ma‟bad

al-Juhani karena tidak terdapat bukti yang otentik tentang siapa yang

pertama kali membentuk ajaran Qadariyah.

4. Jabariyah

Menurut aliran ini manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam

menentukan perjalanan hidup dan mewujudkan perbuatannya mereka

hidup dalam keterpaksaan ( jabbar ), karena aliran ini berpendapat

sebaliknya bahwa dalam hubungan dengan manusia, tuhan itu maha

kuasa. Karena itu, tuhanlah yang menentukan perjalanan hidup manusia

dan yang mewujudkannya. Ajaran ini dipelopori oleh Al-ja‟d bin Dirham.

5. Muktazilah

Muktazilah secara etimologi berasal dari kata a‟tazala yang berarti

mengambil jarak atau memisahkan diri. Secara terminologi adalah aliran

teologi Islam yang memberi porsi besar kepada akal atau rasio di dalam

membahas persoalan-persoalan ketuhanan.

Kelompok ini banyak menggunakan kekuatan akal sehingga diberi

gelar “Kaum Rasionalis Islam” dan dikenal dengan nama “Muktazilah”

yang didirikan oleh Washil bin Atha. Muncul akibat kontroversi yang terjadi

Page 3: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

3

dikalangan Ummat Islam setelah perang saudara antara pihak Ali bin Abi

Thalib melawan Zubair dan Thalhah.

Ajaran pokok aliran Muktazilah adalah panca ajaran atau Pancasila

Muktazilah, yaitu :

1) Ke-Esaan Tuhan (Al-Tauhid)

2) Keadilan Tuhan (Al-Adl)

3) Janji dan ancaman (Al-Wa‟d wa Al-Wa‟id)

4) Posisi antara 2 tempat (Al-Manzilah bainal Manzilatain)

5) Amar ma‟ruf nahi munkar (Al-Amr bil Ma‟ruf wa An-Nahy‟an Al-

Munkar).

6. Ahlu sunnah wal jama’ah

Ahlu sunnah wal jama‟ah terbentuk akibat dari adanya penentangan

terhadap aliran Muktazilah oleh orang Muktazilah itu sendiri, mereka

adalah Abu al-Hasan, Ali bin Ismail bin Abi basyar ishak bin Salim bin

Ismail bin abdu Allah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah Amr bin Abi Musa

al-Asy‟ari.

Imam al-asy‟ari (260-324 H), menurut Abu bakar isma‟il al-Qairawani

adalah seorang penganut Muktazilah selama 40 tahun kemudian ia

menyatakan keluar dari Muktazilah. Setelah itu ia mengembangkan ajaran

yang merupakan volunter terhadap gagasan –gagasan Muktazilah.

Ajaran pokok Ahlu sunnah wal jama‟ah tidak sepenuhnya sejalan

dengan gagasan Imam al-Asy‟ari. Para pelanjutnya antara lain Imam Abu

Manshur al-Maturidi yang kemudian mendirikan aliran Maturidiyyah yang

ajarannya lebih dekat dengan muktazilah. Imam al- Maturidi pun memiliki

pengikut yaitu al-Bazdawi yang pemikirannya tidak selamanya sejalan

dengan gagasan gurunya. Oleh karena itu para ahli menjelaskan bahwa

maturidiah terbagi menjadi dua golongan:

1) Golongan Maturidiah Samarkand, yaitu para pengikut Imam al-

maturidi.

Page 4: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

4

2) golongan Maturidiah Bukhara,yaitu para pengikut Imam al-

bazdawi yang tampaknya lebih dekat dengan ajaran al-

asy‟ari.

B. Aliran-Aliran Fiqih

Secara historis, hukum Islam telah menjadi 2 aliran pada zaman

sahabat Nabi Muhammad SAW. Dua aliran tersebut adalah Madrasat Al-

Madinah dan Madrasat Al-Baghdad/Madrasat Al-Hadits dan Madrasat Al-

Ra‟y. Aliran Madinah terbentuk karena sebagian sahabat tinggal di

Madinah, aliran Baghdad/kuffah juga terbentuk karena sebagian sahabat

tinggal di kota tersebut.

Atas jasa sahabat Nabi Muhammad SAW yang tinggal di Madinah,

terbentuklah Fuqaha Sab‟ah yang juga mengajarkan dan

mengembangkan gagasan guru-gurunya dari kalangan sahabat. Diantara

Fuqaha sab‟ah adalah Sa‟id bin Al-Musayyab. Salah satu murid Sa‟id bin

Al-Musayyab adalah Ibnu Syihab Al-Zuhri dan diantara murid Ibnu Syihab

Al-Zuhri adalah Imam Malik pendiri aliran Maliki.

Ajaran Imam Maliki yang terkenal adalah menjadikan Ijmak dan amal

ulama Madinah sebagai Hujjah. Dan di Baghdad terbentuk aliran ra‟yu, di

Kuffah adalah Abdullah bin Mas‟ud, salah satu muridnya adalah Al-Aswad

bin Yazid Al-Nakha‟I salah satu muridnya adalah Amir bin Syarahil Al-

Sya‟bi dan salah satu muridnya adalah Abu Hanifah yang mendirikan

aliran Hanafi.

Salah satu ciri fiqih Abu Hanifah adalah sangat ketat dalam

penerimaan hadits. Diantara pendapatnya adalah bahwa benda wakaf

boleh dijual, diwariskan, dihibahkan, kecuali wakaf tertentu. Karena ia

berpendapat bahwa benda yang telah diwakafkan masih tetap milik yang

mewakafkan.

Murid Imam Malik dan Muhammad As-Syaibani (sahabat dan

penerus gagasan Abu Hanifah) adalah Muhammad bin Idris Al-Syafi‟I,

pendiri aliran hukum yang dikenal dengan Syafi‟iyah atau aliran Al-Syafi‟i.

Page 5: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

5

Imam ini sangat terkenal dalam pembahasan perubahan hukum Islam

karena pendapatnya ia golongkan menjadi Qoul Qodim dan Qoul Jadid.

Salah satu murid Imam Syafi‟i adalah Ahmad bin Hanbal pendiri

aliran Hanbaliyah. Di samping itu masih ada aliran zhahiriyah yang

didirikan oleh Imam Daud Al-Zhahiri dan aliran Jaririyah yang didirikan

oleh Ibnu Jarir Al-Thabari.

Dengan demikian, kita telah mengenal sejumlah aliran hukum islam

yaitu Madrasah Madinah, Madrasah Kuffah, Aliran Hanafi, Aliran Maliki,

Aliran Syafi‟I, Aliran Hanbali, Aliran Zhahiriyah dan Aliran Jaririyah. Tidak

dapat informasi yang lengkap mengenai aliran-aliran hukum islam karena

banyak aliran hukum yang muncul kemudian menghilang karena tidak ada

yang mengembangkannya.

Thaha Jabir Fayadl Al-Ulwani menjelaskan bahwa mazdhab fiqih

islam yang muncul setelah sahabat dan kibar At-Tabi‟in berjumlah 13

aliran, akan tetapi tidak semua aliran itu dapat diketahui dasar dan metode

istinbath hukum yang digunakannya.

Berikut pendiri aliran-aliran tersebut :

1) Abu Sa‟id Al-Hasan bin Yasar Al-Bashri

2) Abu Hanifah Al-Nu‟man bin Tsabit bin Zuthi

3) Al-Uza‟i „Abu Amr A‟bd Al-Rahmat bin „Amr bin Muhammad

4) Sufyan bin Sa‟id bin Masruq Al-Tsauri

5) Al-Laits bin Sa‟d

6) Malik bin Anas Al-Bahi

7) Sufyan bin U‟yainah

8) Muhammad bin Idris

9) Ahmad bin Muhammad bin Hanbal

10) Daud bin Ali Al-Ashbahani Al-Baghdad

11) Ishaq bin Rahawaih

12) Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid Al-Kalabi

Page 6: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

6

Aliran hukum islam yang terkenal dan masih ada pengikutnya hingga

sekarang hanya beberapa aliran diantaranya Hanafiyah, Malikiyah,

Syafi‟iyah, dan Hanbaliyah, akan tetapi yang sering dilupakan dalam

sejarah hukum islam adalah bahwa buku-buku sejarah hukum islam

cenderung memunculkan aliran-aliran hukum yang berafiliasi dengan

aliran sunni, sehingga para penulis sejarah hukum islam cenderung

mengabaikan pendapat khawarij dan syi‟ah dalam bidang hukum islam.

C. Aliran-Aliran Tasawuf

Para penulis ajaran tasawuf, termasuk Harun Nasution,

memperkirakan adanya unsur-unsur ajaran non-islam yang

mempengaruhi ajaran tasawuf. Unsur-unsur yang dianggap berpengaruh

pada ajaran tasawuf adalah kebiasaan rahib Kristen yang menjauhi dunia

dan kesenangan materi.

Pada dasarnya tasawuf merupakan ajaran tentang Al-Zuhd (Zuhud),

kemudian ia berkembang dan namanya diubah menjadi tasawuf dan

pelakunya disebut shufi. Zahid yang pertama adalah Al-Hasan A-Basir.

Dia pernah berdebat dengan Washil bin Atha‟ dalam bidang teologi, ia

berpendapat bahwa orang mu‟min tidak akan bahagia sebelum berjumpa

dengan Tuhan. Zahid dari kalangan perempuan adalah Rabi‟ah Al-

Adawiyah dari Basrah, ia menyatakan bahwa ia tidak bisa membenci

orang lain, bahkan tidak dapat mencintai Nabi Muhammad SAW, karenya

cintanya hanya untuk Allah SWT.

Metode tasawuf dibagi menjadi 3 (tiga), Tahalli, adalah pengisian diri

untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT,Takhalli adalah pengosongan

diri sufi, sedangkan Tajalli adalah penyatuan diri dengan Tuhan.

Disamping itu, dalam ajaran para sufi dikatakan bahwa Tuhan pun

tidak berkehendak untuk menyatu dengan manusia. Suatu keadaan

mental yang diperoleh manusia tanpa bias diusahakan disebut Hal-Ahwal.

Rabiah merumuskan kedekatannya dengan Tuhan dalam Mahabbah,

dengan demikian ada hubungan timbal balik antara sufi dengan Tuhan.

Page 7: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

7

D. Aliran Falsafah

1. Idealisme

Falsafah ini dibentangkan oleh Socrates dan diikuti oleh Plato.

Mengikut Plato, “Saya fikir, oleh itu saya wujud”, segala realiti adalah

kebenaran hanya wujud dalam fikiran manusia. Kewujudan objek-objek

fizikal di alam ini hanyalah manifestasi yang timbul dalam fikiran manusia.

Pendidik beraliran ini sangat pentingkan aspek nilai yang tinggi

dalam muzik. Nilai muzik dianggap kekal, justeru hanya muzik yang

bermutu sahaja dipelajari oleh pelajar. Malah, perancangan dan

pembentukan kurikulum diberi perhatian serta tumpuan yang bersungguh-

sungguh.

2. Realisme

Falsafah ini dibentangkan oleh Aristotle. Pada pendapat beliau, realiti

yang sebenarnya adalah terletak kepada apa yang dapat dilihat secara

fisikal dengan mata, bukannya melalui idea atau pandangan. Secara am,

ia tertakluk kepada sesuatu yang jelas dan nyata tetapi bukan kepada

sesuatu yang ghaib dan abstrak.

Kebanyakkan tokoh falsafah ini bersetuju bahwa persepsi manusia

atau akal manusia boleh dianggap sebagai ”cermin” realiti kerana apa

yang dilihat merupakan satu realiti yang sebenarnya. Akal manusia hanya

boleh melihat dan memahami apa yang terdapat dalam fizikal sahaja.

Maka, sistem pemerhatian dan pembuktian secara saintifik boleh dikirakan

yang paling sah bagi pengikut-pengikut realisme.

Ahli falsafah ini bertentangan dengan falsafah naturalisme bahawa

pelajar boleh belajar dengan lebih berkesan dengan kaedah “jumpa

sendiri”. Mereka juga menolak pendapat falsafah idealisme bahawa cara

yang terbaik untuk menghasilkan sesuatu adalah melalui pemikiran yang

rasional.

Page 8: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

8

3. Pragmatisme

Ahli-ahli falsafah ini percaya bahwa pengalaman manusia

menggambarkan realiti. Segala yang wujud sentiasa berubah dan tidak

tetap atau kekal. Jadi, sesuatu idea harus dipraktikkan dahulu secara

objektif untuk mengesahkan kebenaran sesuatu idea.

E. Aliran Pendidikan Islam

1. Aliran Religius Konserfatif ( al Muhafid)

Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah Imam al Ghazali, Ibnu Hajar al

Haitami, Ibnu Sahnun dan Nasirudin at Thusi. Aliran ini cenderung murni

keagamaan dan aliran ini memaknai ilmu dengan makna yang sempit.

Menurut at Thusi ilmu adalah yang berguna di hari ini dan akan membawa

manfaat di akhirat kelak. Bila kita mau mengamalkan apa yang kita

dapatkan dan terapkan maka inilah makna ilmu yang sebenarnya.

2. Aliran Religius Rasional ( ad Diny al ‘Aqlany)

Tokoh-tokoh aliran ini adalah Ikhwan al-Shafa, al-Farabi, Ibnu Sina,

dan Ibnu Miskawaih. Aliran ini dijuluki “pemburu” hikmah Yunani di

belahan dunia Timur, dikarenakan pergumulan intensifnya dengan

rasionalitas Yunani.

Intisari daripada aliran religius rasional adalah tidak hanya

mengedepankan agama, tetapi juga ilmu yang lainnya dianggap penting

juga. Karena kita hidup di dunia dan akhirat.

3. Aliran Pragmatis Instrumental

Menurut Ibnu Khaldun, ilmu pengetahuan dan ilmu pembelajaran

adalah pembawaan manusia karena adanya kesanggupan berfikir. Ibnu

Khaldun mengatakan bahwa: al-Ilm wa al-Ta‟lim Thabi‟iyyun fi al‟Umran al-

Basyari. (Khaldun, 1979). Pengetahuan dan pendidikan merupakan

tuntutan alami dari peradaban (al-„Umran) manusia.

Page 9: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

9

Ide tentang adanya hubungan antara ilmu dan peradaban

memunculkan sesuatu ide yang lain yang merupakan konsekuensi

logisnya yaitu: al-„Ulum innama Takastsrat Haisu yaksuru al‟Umran wa

Ta‟adzaa al-hadarah. Pengetahuan akan berkembang sesuai dengan

perkembangan peradaban.

Implikasi aliran ini terhadap pendidikan adalah dalam pembelajaran,

Ibnu Khaldun lebih memilih metode secara gradual sedikit demi sedikit,

Pertama disampaikan permasalahan pokok tiap bab, lalu dijelaskan

secara global dengan mempertimbangkan tingkat kecerdasan dan

kesiapan anak didik, hingga selesai materi per-bab.

Kedua, memilah-milah antara ilmu-ilmu yang mempunyai nilai

instrinsik, semisal ilmu-ilmu keagamaan, kealaman, dan ketuhanan,

dengan ilmu-ilmu yang instrumental, semisal ilmu-ilmu kebahasa-Araban,

dan ilmu hitung yang dibutuhkan oleh ilmu keagamaan, serta logika yang

dibutuhkan oleh filsafat.

Selain aliran-aliran yang telah disebutkan diatas ada beberapa aliran

filsafat pendidikan Islan yang ditinjau dari tipologi yaitu, aliran Perenial-

Esensial Salafi, aliran Perenial Madzhabi, aliran Modernis, aliran Perenial-

Esensialis Konstektual Falsikatif dan aliran Rekonstruksi Sosial. Masing-

masing mempunyai dan ciri-ciri pemikiran, yang berimplikasi pada fungsi

pendidikan itu sendiri.

Perenial-Esensial Salafi aliran yang bersumber dari al Qur‟an dan as-

Sunah bersikap regresif dan konservatif dalam mempertahankan nilai-nilai

era salaf, serta berwawasan kependidikan Islam yang beriorentasi pada

masa silam (era salafi).

Perenial-esensialis mazhabi aliran yang bersumber dari al Qur‟an

dan as-Sunah dan bersikap regresif dan konservatif dalam

mempertahankan nilai-nilai dan pemikiran para pendahulunya, mengikuti

aliran, pemahaman dan pemikiran terdahulu yang dianggap mapan, serta

Page 10: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

10

berwawasan kependidikan Islam yang tradisional dan beriorentasi pada

masa silam.

Modernis aliran yang bersumber dari al Qur‟an dan as-Sunah,

menekankan perlunya berfikir bebas dan terbuka dengan tetap terikat oleh

nilai-nilai kebenaran universal sebagaimana yang terkandung dalam

wahyu Illahi; progressif dan dinamis dalam menghadapi dan merespon

tuntutan kebutuhan lingkungan atau zaman; serta berwawasan

kependidiksn Islam kontemporer.

Perenial-esensialis konstektual –falsikatif aliran yang bersumber dari

al Qur‟an dan as-Sunah, menekankan perlunya sikap konserfatif dan

regresif terutama dalam konteks pendidikan agama, yang lebih mengambil

jalan tengah antara kembali ke masa lalu dengan jalan melakukan

kontekstualisasi serta uji falsifikasi dan mengembangkan wawasan-

wawasan kependidikan Islam masa sekarang yang selaras dengan

tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan

yang ada, wawasan kependidikan Islam yang concern terhadap

kesinambungan pemikiran pendidikan Islam dalam merespon tuntutan

perkembangan iptek dan perubahan sosial yang ada.

Rekonstruksi sosial aliran yang bersumber dari al Qur‟an dan as-

Sunah, di samping menekankan sikap progressif dan dinamis, juga sikap

proaktif dan antisipasif dalam menghadapi menghadapi perkembangan

Iptek, tuntutan perubahan, dan beriorentasi pada masa depan dan

menuntut kreatifitas.

Page 11: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

11

Referensi:

Hanafi, A. 1979. Teologi Islam Ilmu Kalam. Jakarta : Bulan Bintang.

Nasution, I. 2011. Ilmu Kalam ditengah perkembangan kepercayaan dan

peradaban manusia. Medan : Duta Azhar.

Nasution, H. 1986. Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya Jilid II, Jakarta: UI

Pers.

Hasbullah. 2011. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Nizar,S. 2002. Filsafat Pendidikan Islam: Pendidikan Historis, Teoritis dan

Praktis. Jakarta: Ciputat Press.

Page 12: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

12

AL-QABISI

Oleh: Fitri Hardiana & Dadang Esuki

A. Biografi Singkat

Nama lengkap Al-Qabisi adalah Abu Al-Hasan Muhammad bin

Khalaf Al-Ma„arifi Al-Qairawaniy. Al-Qabisi adalah penisbahan kepada

sebuah bandar yang terdapat di Tunis. Kalangan ulama lebih mengenal

namanya dengan sebutan Al-Qabisi, Ia lahir di Kota Qairawan

Tunisia pada tahun 324 H-935M. Literatur-literatur tidak

menyebutkan perihal kedudukan orang tuanya. Barangkali Al-Qabisi

bukan dari keturunan ulama yang termasyhur, atau bangsawan ataupun

hartawan sehingga asal keturunannya tidak banyak digambarkan sejarah,

namun namanya terkenal setelah ia menjadi ilmuan yang berpengaruh

dalam dunia Islam.

Semasa kecil dan remajanya belajar di Kota Qairawan, Ia mulai

mempelajari Al-Qur‟an, hadits, fikih, ilmu-ilmu bahasa Arab dan Qira‟at

dari beberapa ulama yang terkenal di kotanya. Di antara ulama yang

besar sekali memberi pengaruh pada dirinya adalah Abu Al-„Abbas Al-

Ibyani yang amat menguasai fikih mazhab Malik.

Al-Qabisipernah mengatakan tentang gurunya ini: “saya tidak pernah

menemukan di Barat dan di Timur ulama seperti Abu al-„Abbas. Guru-guru

lain yang banyak ia menimba ilmu dari mereka adalah Abu Muhammad

Abdullah bin Mansur Al-Najibiy, Abdullah bin Mansur Al-Ashal, Ziyad bin

Yunus Al-Yahsabiy, Ali Al-Dibagh dan Abdullah bin Abi Zaid.

Al-Qabisi pernah sekali melawat ke wilayah Timur Islam dan

menghabiskan waktu selama 5 tahun, untuk menunaikan ibadah haji dan

sekaligus menuntut ilmu. Ia pernah menetap di bandar-bandar

besar sepertiIskandariyah dan Kairo (Negara Mesir) serta Hejaz dalam

waktu yang relatif tidak begitu lama. Di Iskandariyah ia pernah belajar

pada Ali bin Zaid Al-Iskandariy, seorang ulama yang masyhur dalam

meriwayatkan hadits Imam Malik dan mendalami mazhab fikihnya. Al-

Page 13: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

13

Qabisi mengajar pada sebuah madrasah yang diminati oleh penunut-

penuntut ilmu. Madrasah ini lebih memfokuskan pada ilmu hadits dan fikih.

Pelajar-pelajar yang menuntut ilmu di madrasah ini banyak yang

datang dari Afrika dan Andalus. Murid-muridnya yang terkenal

adalah AbuImran Al-Fasiy, Abu Umar Al-Daniy, Abu Bakar bin

Abdurrahman, Abu Abdullah Al-Maliki, Abu Al-Qasim Al-Labidiy Abu Bakar

„Atiq Al-Susiy dan lain-lain.

Al-Qabisi terkenal luas pengetahuannya dalam bidang hadits dan

fikih di samping juga sastera Arab. Ia menjadi rujukan ummat dan

dibutuhkan untuk menjawab masalah-masalah hukum Islam, maka ia

diangkat menjadi mufti dinegerinya. Sebenarnya, ia tidak menyukai

jabatan ini, karena ia memiliki sifat tawadlu„ (merendah diri), wara„ (bersih

dari dosa) dan zuhud (tidak mencintai kemewahan hidup duniawi). Salah

satu karyanya dalam bidang pendidikan Islam yang sangat monumental

adalah kitab “Ahwal al-Muta‟allim wa Ahkam Mu‟allimin wa al-

Muta‟allimin”, sebagai kitab yang terkenal pada abad 4 dan sesudahnya.

Konsep pemikiran tujuan pendidikannya Al-Qabisy secara umum,

sebagaimana dirumuskan oleh al-Jumbulati, yaitu:

1) mengembangkan kekuatan akhlak anak.

2) menumbuhkan rasa cinta agama,

3) berpegang teguh terhadap ajarannya,

4) mengembangkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang murni,

5) anak dapat memiliki keterampilan dan keahlian pragmatis yang dapat

mendukung kemampuan mencari nafqah.

Sedangkan Abudin Nata memahami tujuan pendidikan Islam al-

Qabisy bercorak normatif, yaitu mendidik anak menjadi seorang muslim

yang mengetahui ilmu agama, sekaligus mengamalkan agamanya dengan

menerapkan akhlak mulia. Dengan demikian dipahami bahwa pandangan

intisari pendidikan al-Qabisy menurut Abudin Nata bukan hanya pada

ranah pengetahuan kognitif, namun sekaligus pada ranah afektif dan

psikomotorik.

Page 14: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

14

B. Konsep Pemikiran Pendidikan Islam

Dalam konsep pendidikan al-qabisy ada beberapa pemikiran atau

pandangan yaitu :

1. Pendidikan Anak-Anak

Al-Qabisi memiliki perhatian yang besar terhadap pendidikan anak-

anak yang berlangsung di kuttab-kuttab. Menurutnya bahwa mendidik

anak-anak merupakan upaya amat strategis dalam rangka menjaga

kelangsungan bangsa dan Negara, oleh karena itu pendidikan anak harus

dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan ketekunan yang tinggi.

Al-Qabisi tidak menentukan usia tertentu untuk menyekolahkan anak

di lembaga al-Kuttab. Oleh karena pendidikan anak merupakan tanggung

jawab orang tuanya semenjak mulai anak dapat berbicara fasih yakni

pada usia mukallaf yang wajib diajar bersembahyang (menurut hadis

Nabi).

Rasulullah saw bersabda :” Perintahlah anak-anak kalian untuk

mengerjakan sholat pada waktu usia tujuh tahun dan pukullah mereka

pada waktu usia sepuluh tahun.” Dari sabda Nabi tersebut dapat

disimpulkan bahwa pendidikan Islam dimulai pertama-tama di rumah.

Pendidikan anak di lembaga al-Kuttab hanyalah kelanjutan daripada

tugas pendidikan yang wajib ditunaikan oleh kedua orang tua di rumah.

Anak-anak yang belajar di kuttab mula-mula diajar menghafal alqur‟an,

lalu diajar menulis, dan pada waktu dzuhur mereka pulang ke rumah

masing-masing untuk makan siang, kemudian kembali lagi ke kuttab untuk

belajar lagi sampai sore.

Metode pengajaran dengan mengerjakan tugas berulang kali

demikian disertai dengan hafalan, tolong menolong antara satu dengan

yang lain untuk memantapkan hafalan, antara lain dengan menggerakkan

tangan untuk menuliskan apa yang dihafal, memfungsikan mata untuk

mengamati dan membaca, serta penggunaan daya menghafal dan

mengingat, kemudian anak disuruh menunjukkan hasilnya dihadapan

Page 15: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

15

guru. Jika anak berbuat kesalahan tulisan atau lalai tidak menghafal atau

karena pergi bermain-main, maka guru memberi hukuman kepadanya,

metoda ini sangat efektif kita jalankan sebagai metode modern.

2. Tujuan Pendidikan

Al-Qabisi menghendaki agar pendidikan dan pengajaran dapat

menumbuh-kembangkan pribadi anak yang sesuai dengan nilai-nilai Islam

yang benar. Lebih spesifik tujuan pendidikannya adalah mengembangkan

kekuatan akhlak anak, menmbuhkan rasa cinta agama, berpegang teguh

kepada ajaran-ajarannya, serta berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai

agama yang murni. Di ssamping itu juga al-Qabisi mengarahkan dalam

tujuan pendidikannya agar anak memiliki keterampilan dan keahlian

pragmatis yang dapat mendukung kemampuanya mencari nafkah.

3. Kurikulum

Lingkungan sosial pada zaman al-Qabisi adalah lingkungan religius

yang bersih, karena tinjauan kurikulum pengajaran dari sudut keagamaan

memang sesuai dengan kurikulum yang dituntut oleh para ahli agama,

karena ciri khas kurikulum yang baik adalah jika tidak keluar dari tuntutan

lingkungan masyarakat. Di antara pendapat Al-Qabisi ialah bahwa agama

itu mempersiapkan anak untuk kehidupan yang seba baik, dan baginya

kurikulum pendidikan dapat dibagi menjadi dua kategori yakni kurikulum

Ijbari (wajib) dan kurikulum ikhtiyari (tidak wajib) sebagai berikut :

a) Kurikulum ijbari (wajib)

Kurikulum ini, yang secara harfiah berarti kurikulum yang

merupakan keharusan atau wajib bagi setiap anak. Isi dari

kurikulumnya adalah mengenai kandungan ayat al-qur‟an, seperti

sembahyang dan doa doa. Dan penguasaan terhadap ilmu nahwu

dan bahasa arab yang keduannya merupakan persyaratan mutlak

untuk memantapkan bacaan al-qur‟an. Kurikulum yang berkenaan

dengan bahasa dan baca tulis al-Qur‟an diberikan pada tingkat

Page 16: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

16

dasar, yaitu kuttab. Pendapat al-Qabisi tentang pentingnya pelajaran

baca tulis dan pemahaman al-Qur‟an dalam hubungannya dengan

shalat itu menggambarkan kecenderungannya sebagai seorang ahli

fiqh.

Mengintegrasikan antara kewajiban mempelajari al-Qur‟an

dengan sembahyang dan berdoa berarti telah mengintegrasikan

antara aspek berfikir, merasa dan berbuat(beramal).

b) Kurikulum Ikhtiyari (Tidak Wajib/Pilihan)

Kurikulum ini berisi ilmu hitung dan seluruh ilmu nahwu, bahasa

arab syi‟ir, kisah masyarakat arab, sejarah islam ilmu nahwu dan

bahasa arab lengkap, dan keterampilan, ilmu berhitung(sesuai

dengan izin orangtua) peserta didik.

Al-Qabisi amat selektif dalam memasukkan pelajaran dalam

kurikulum yang besifat ikhtiyari yaitu selalu dikaitkan dengan tujuan

untuk mengembangkan akhlak mulia pada diri anak didik,

menumbuhkan rasa cinta kepada agama, berpegang teguh pada

ajaran islam serta berprilaku sesuai dengan nilai-nilai agama yang

murni. demikian pentingnya tujuan beragama dalam kurikulum

tersebut diatas tampak dipengaruhi oleh situasi masyarakat pada

waktu itu yang taat beragama. Menurut Ali al-Jumbulati bahwa

kondisi lingkungan hidup social budaya pada masa Al-Qabisi adalah

bersifat keagamaan yang mantap.

4. Metode dan Teknik Pembelajaran

Metode dan teknik belajar yang diterapkan al-Qabisi adalah

menghafal, melakukan latihan dan demonstrasi langkah-langkah penting

dalam menghafal adalah didasarkan pada penetapan waktu terbaik yang

dapat mendorong meningkatkan kecerdasan akalnya. Waktu istirahat

adalah waktu yang amat penting untuk menyegarkan fikiranya. Tahapan

metode manghafal al-Alqabasi sesuai dengan hadits nabi, yaitu dimulai

Page 17: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

17

dengan menghafal kalimat, memahami isinya dan mengulangnya kembali.

Hubungan metode menghafal dengan pendidikan akal adalah dalam

menghafal sesuatu tentu kita akan mengingatnya dalam memory kita,

kemudian hafalan tersebut sebagai dasar kita untuk berfikir dan melatih

akal kita ketika ada pengetahuan baruk masuk ke otak kita.

Page 18: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

18

Referensi

Abdullah al-amin al=nu‟my. 1995. Kaedah dan teknik pengajaran menurut

ibnu khaldun dan al-qabisy. Jakarta.

Al-nu‟mi. Kaedah dan teknik pengajaran.

Page 19: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

19

IBNU SINA

Oleh : Nuri Wulandari & Liva Yuliani

A. Biografi Singkat

Ibnu Sina bernama lengkap Abū „Alī al-Husayn bin „Abdullāh bin

Sīnā. Ibnu Sina lahir pada 980 M di Afsyahnah daerah dekat Bukhara,

sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia). Orang tuanya adalah

seorang pegawai tinggi pada pemerintahan Dinasti Saman. Ia dibesarkan

di Bukharaja serta belajar falsafah dan ilmu-ilmu agama Islam.

Saat berusia 10 tahun dia banyak mempelajari ilmu agama Islam dan

berhasil menghafal Al-Qur'an. Ia dibimbing oleh Abu Abdellah Natili, dalam

mempelajari ilmu logika untuk mempelajari

buku Isagoge dan Prophyry, Eucliddan Al-Magest PtolemusSetelah itu dia

juga mendalami ilmu agama dan Metaphysics Plato dan Arsitoteles.

Suatu ketika dia mengalami masalah saat belajar

ilmu Metaphysics dari Arisstoteles. Empat Puluh kali dia membacanya

sampai hafal setiap kata yang tertulis dalam buku tersebut, namun dia

tidak dapat mengerti artinya. Sampai suatu hari setelah dia membaca

Agradhu kitab ma waraet thabie‟ah li li Aristho-nya Al-Farabi (870 - 950

M), semua persoalan mendapat jawaban dan penjelasan yang terang

benderang, bagaikan dia mendapat kunci bagi segala ilmu Metaphysics.

Setelah berhasil mendalami ilmu-ilmu alam dan ketuhanan, Ibnu

Sina merasa tertarik untuk mempelajari ilmu kedokteran. Ia mempelajari

ilmu kedokteran pada Isa bin Yahya. Meskipun secara teori dia belum

matang, tetapi ia banyak melakukan keberhasilan dalam mengobati

orang-orang sakit. Setiap kali menghadapi kesulitan, maka ia memohon

kepada Allah agar diberikan petunjuk, maka didalam tidurnya Allah

memberikan pemecahan terhadap kesulitan-kesulitan yang sedang

dihadapinya.

Suatu ketika saat Amir Nuh Bin Nasr sedang menderita sakit keras.

Mendengar tentang kehebatan yang dimiliki oleh Ibnu Sina, akhirnya dia

Page 20: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

20

diminta datang ke Istana untuk mengobati Amir Nuh Bin Nasr sehingga

kesehatannya pulih kembali. Sejak itu, Ibnu Sina menjadi akrab dengan

Amir Nuh Bin Nasr yang mempunyai sebuah perpustakaan yang

mempunyai koleksi buku yang sangan lengkap di daerah itu. Sehingga

membuat Ibnu Sina mendapat akses untuk mengunjungi perpustakaan

istana yang terlengkap yaitu Kutub Khana.

Berkat perpustakaan tersebut, Ibnu Sina mendapatkan banyak ilmu

pengetahuan untuk bahan-bahan penemuannya. Pada suatu hari

perpustakaan tersebut terbakar dan orang-orang setempat menuduh Ibnu

Sina bahwa dirinya sengaja membakar perpustakaan tersebut, dengan

alasan agar orang lain tidak bisa lagi mengambil manfaat dari

perpustakaan itu.

Ibnu Sina lahir di zaman keemasan Peradaban Islam. Pada zaman

tersebut ilmuwan-ilmuwan muslim banyak menerjemahkan teks ilmu

pengetahuan dari Yunani, Persia dan India. Teks Yunani dari zaman

Plato, sesudahnya hingga zaman Aristoteles secara intensif banyak

diterjemahkan dan dikembangkan lebih maju oleh para ilmuwan Islam.

Pengembangan ini terutama dilakukan oleh perguruan yang didirikan

oleh Al-Kindi. Pengembangan ilmu pengetahuan di masa ini meliputi

matematika, astronomi, Aljabar, Trigonometri, dan ilmu pengobatan.

Pada zaman Dinasti Samayid dibagian timur Persian wilayah

Khurasan dan Dinasti Buyid dibagian barat Iran dan Persian memberi

suasana yang mendukung bagi perkembangan keilmuan dan budaya. Di

zaman Dinasti Samaniyah, Bukhara dan Baghdad menjadi pusat budaya

dan ilmu pengetahun dunia Islam.

Saat berusia 22 tahun, ayah Ibnu Sina meninggal dunia.

Pemerintahan Samanid menuju keruntuhan. Masalah yang terjadi dalam

pemerintahan tersebut akhirnya membuatnya harus meninggalkan

Bukhara. Pertama ia pindah ke Gurganj, ia tinggal selama 10 tahun di

Gurganj. Kemudia ia pindah dari Gurganj ke Nasa, kemudian pindah lagi

Page 21: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

21

ke Baward, dan terus berpindah-pindah tempat untuk mempelajari ilmu

baru dan mengamalkannya.

B. Pemikiran Ibnu Sina Tentang Pendidikan

Pemikiran Ibnu Sina yang banyak keterkaitannya dengan pendidikan,

menyangkut pemikirannya tentang filsafah ilmu. Menurut Ibnu Sina ilmu

terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:

1) lmu yang tak kekal

2) Ilmu yang kekal (hikmah). Ilmu yang kekal dipandang dari

peranannya sebagai alat disebut logika.

Ibnu sina juga membagi filsafat dalam 2 bagian, yaitu teori dan

praktek, yang keduanya berhubungan dengan agama, di mana dasarnya

terdapat dalam syari‟at Tuhan, yang penjelas dan kelengkapannya di

peroleh dengan akal manusia. Berdasarkan tujuannya maka ilmu dapat

dibagi menjadi 2, yaitu:

1) Ilmu praktis seperti ilmu kealaman, matematika, ilmu ketuhanan dan

ilmu kulli.

2) Ilmu tidak praktis adalah ilmu akhlak, ilmu kepengurusan, rumah

ilmu, pengurusan kota dan ilmu nabi (syariah).

Menurut Ibnu Sina pendidikan yang diberikan oleh nabi pada

hakikatnya adalah pendidikan kemanusiaan. Bahwa pemikiran pendidikan

Ibnu Sina bersifat komprehensif.

Dalam pemikiran pendidikannya Ibnu Sina telah menguraikan

tentang psikologi pendidikan, terlihat dari uraian-uraiannya mengenai

hubungan anak dengan tingkatan usia, kemauan dan bakat anak. Dengan

mengetahui latar belakang tingkat perkembangannya, bakat dan kemauan

anak maka bimbingan yang di berikan kepada anak akan lebih berhasil.

Menurut Ibnu Sina kecendrungan manusia untuk memilih pekerjaan

yang berbeda dikarenakan didalam diri manusia terdapat faktor yang

tersembunyi yang sukar dipahami / dimengerti dan sulit untuk di ukur

kadarnya.

Page 22: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

22

Mengenai kebenaran Al-qur‟an Ibnu sina membedakan bagi awam

dan intelektual (filsuf). Bagi orang awam kebenaran Al-quran itu

merupakan kebenaran harfiah, sementara bagi intelektual bersifat

simbolis. Oleh karena itu pendidikan merupakan penerapan disiplin hukum

yang hanya berlaku bagi orang awam. Sementara filsafat sebagai alat

pemahaman atas kebenaran Al-quran yang simbolis, lebih tinggi dari

pendidikan

Tujuan pendidikan harus diarahkan pada pengembangan seluruh

potensi yang dimiliki seseorang ke arah perkembangannya yang

sempurna, yaitu perkembangan fisik, intelektual dan budi pekerti. Tujuan

pendidikan menurut Ibnu Sina yaitu harus diarahkan pada upaya

mempersiapkan seseorang agar dapat hidup dimasyarakat secara

bersama-sama dengan melakukan pekerjaan atau keahlian yang

dipilihnya sesuai dengan bakat, kesiapan, kecendrungan dan potensi yang

dimilikinya. Dan untuk mencapai kebahagiaan (sa‟adat) kebahagian

dicapai secara bertingkat, sesuai dengan tingkat pendidikan yang

dikemukakannya, yaitu kebahagiaan pribadi, kebahagiaan rumah tangga,

kebahagiaan masyarakat, kebahagian manusia secara menyeluruh dan

kebahagian akhir adalah kebahagian manusia di hari akhirat.

Kebahagian manusia secara menyeluruh menurut Ibnu Sina hanya

akan mungkin dicapai melalui risalah kenabian. Jadi para nabilah yang

membawa manusia mencapai kebahagian secara menyeluruh. Pemikiran

dalam hal pendidikan, Ibnu sina juga membagi menjadi berbagai tahapan

atau masa-masa.

1. Tahapan Masa-Masa Menurut Ibnu Sina

Pemikiran dalam hal pendidikan, Ibnu sina juga membagi menjadi

berbagai tahapan atau masa-masa.

Page 23: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

23

a. Masa Kanak-Kanak

Menurut Ibnu Sina, masa kanak-kanak merupakan saat

pembentukan fisik, mental, dan moral. Oleh karena itu terdapat tiga

hal yang harus diperhatikan: Pertama, anak-anak harus dijauhkan

dari pengaruh kekerasan yang bisa mempengaruhi jiwa dan

moralnya. Kedua, untuk perkembangan tubuh dan gerakannya,

anak-anak harus dibangunkan dari tidur. Ketiga, anak-anak tak

diperbolehkan langsung minum setelah makan, sebab makanan itu

akan masuk tanpa dicerna terlebih dahulu. Keempat, perkembangan

rasa dan perilaku anak-anak perlu diperhatikan.

b. Masa Pendidikan

Pada masa ini, anak-anak sudah berusia antara 6 hingga 14

tahun. Pada masa ini, anak-anak harus mempelajari prinsip

kebudayaan Islam dari Alquran, puisi-puisi Arab, kaligrafi, juga para

pemimpin Islam.

Menurut Ibnu Sina, pendidikan pada masa ini harus dilakukan

dalam kelompok-kelompok, bukan perseorangan. Sehingga siswa

tidak merasa bosan serta mereka bisa belajar mengenai arti

persahabatan. Pelajaran membaca dan menghafal menurut Ibnu

Sina berguna di samping untuk mendukung pelaksanaan ibadah

yang memerlukan bacaan ayat-ayat al-qur‟an, juga untuk

mendukung keberhasilan dalam mempelajari agama islam seperti

pelajaran Tfasi Al-Qur‟an, Fiqh, Tauhid, Akhlak dan pelajaran agama

lainnya yang sumber utamanya Al-qur‟an.

c. Masa usia 14 tahun ke atas

Pada masa remaja ini, mereka dipersiapkan untuk mempelajari

tipe pelajaran tertentu supaya memiliki keahlian khusus. Selain itu,

mereka harus mempelajari pelajaran yang sesuai dengan bakat

mereka. Mereka juga tidak boleh dipaksa untuk mempelajari dan

bekerja di bidang yang tidak mereka inginkan dan mereka pahami.

Namun pelajaran dasar harus diberikan kepada mereka.

Page 24: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

24

Ibnu Sina menganggap pendidikan pada anak-anak maupun

remaja harus diberikan karena pendidikan itu memiliki hubungan

yang erat antara pemenuhan kebutuhan ekonomi dan sosial. Yang

paling penting, setiap pelajar harus menjadi seorang ahli dalam

bidang tertentu yang akan mendukung pekerjaannya di masa depan.

Ibnu sina mewajibkan kepada pendidik anak-anak, supaya

menjauhkan anak-anak dari kelakuan yang keji dan adat-adat

kebiasaan yang buruk dengan mempertakuti dan menginginkan,

dengan memuji sekali dan memarahi sekali, yaitu selama yang

demikian itu mencukupi. Kalau membutuhkan mempergunakan

tangan, maka hendaklah pergunakan.

2. Pandangan Ibnu Sina Tentang Pendidikan

Ibnu sina banyak memberikan saham dalam meletakkan dasar-dasar

pendidikan islam, yang amat berharga sekali dan tidak kecil pengaruhnya

terhadap pendidikan islam dewasa ini, pandangan ibnu sina terhadap

pendidikan (sistem) meliputi sebagai berikut :[4]

a. Pendidikan Keterampilan untuk Mempersiapkan Anak Mencari

Penghidupan

Ibnu sina mengintegrasikan antara nilai-nilai idealitas dengan

pandangan pragmatis, sebagaimana yang dia katakan : “ jika anak

telah selesai belajar Al-Quran dan menghapal dasar-dasar

gramatika, saat itu amatilah apa yang ia inginkan mengenai

pekerjaannya, maka arahkanlah ia ke jalan itu. Jika ia menginginkan

menulis maka hubungkanlah dengan pelajaran bahasa surat-

menyurat, bercakap-cakap dengan orang lain serta berbincang-

bincang dengan mereka dan sebagainya. Kalau problem

matematika, maka caranya harus mengerjakan bersamanya,

membimbing dan menulisknnya. Dan jika ia ingin yang lain, maka

bawalah ia kesana.”

Page 25: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

25

Pendidikan yang bersifat keterampilan yang ditujukan pada

pendidikan seperti bidang perkayuan, penyablonan dsb. Sehingga

akan muncul tenaga-tenaga pekerja yang professional yang mampu

mengerjakan pekerjaan secara professional.

Dengan demikian apa yang dikatakan oleh Ibnu sina itu jelas

menunjukkan bahwa umat islam sejak dulu telah mengetahui tujuan

pendidikan/pengajaran. Oleh karena itu hendaknya mereka

mengarahkan pendidikan anak-anak kepada apa yang menjadikan

mereka baik, lalu menuangkan pengetahuan mereka ke dalam

prinsip-prinsip yang ditetapkan yang bersifat khusus seperti yang

dianjurkan oleh pendidikan modern.

b. Kurikulum tingkat awal untuk meningkatkan mutu pendidikan

anak

Secara sederhana istilah kurikulum digunakan untuk

menunjukkan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk

mencapai satu gelar atau ijazah. Pengertian ini sejalan dengan

pendapat Crow dan Crow yang mengatakan bahwa kurikulum adalah

rancangan pengajaran yang isinya sejumlah mata pelajaran yang

disusun secara sistematik yang diperlukan sebagai syarat untuk

menyelesaikan suatu program pendidikan tertentu

pendapat Ibnu sina tentang masalah ini sangat terkenal : yaitu “

sebaiknya diawali dengan mengajarkan Al-quranulkarim tapi dengan

cara menghindarkan pengajaran yang bersifat memberatkan jasmani

dan akal pikirannya. Dalam hal ini Ibnu sina sepakat bahwa, “pada

waktu mengajarkan Al-quran anak juga diajarkan diajar huruf-huruf

hijaiyah dan beberapa ilmu lainnya, kemudian diperkenalkan syair-

syair yang dimulai dari cerita anak-anak.

Strategi pembentukan kurikulum Ibnu Sina tampak sangat

dipengaruhi oleh pengalaman yang terdapat dalam dirinya.

Pengalaman pribadinya dalam mempelajari berbagai macam, ilmu

Page 26: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

26

dan keterampialan ia coba tuangkan dalam konsep kurikulumnya.

Dengan kata lain, ia menghendaki agar setiap orang yang

mempelajari berbagai ilmu dan keahliaan menempuh sebagaimana

cara yang ia lakukan.

Berdasarkan uraian diatas Ibnu sina mengemukakan prinsip-

prinsip pendidikan yaitu :

a. Jangan memulai pengajaran Al-quran kepada anak melainkan

setelah anak mencapai tingkat kematangan akal dan jasmaniah

yang memungkinkan dapat menerima apa yang diajarkan

b. Mengintegrasikan antara pengajaran Al-quran dengan huruf

hijaiyah, yang memperkuat pandangan pendidikan modern saat

ini yaitu dengan metode campuran antara metode analitis dan

strukturalitis dalam mengajar membaca dan

menulis (merupakan metode paling baru dalam

pengajaran bahasa kepada anak-anak saat ini).

c. Kemudian anak diajar agama pada waktu tingkat kematangan

yang mantap dimana menurut adat kebiasaan hidup

keagamaan yang benar telah terbuka lebar sampai dapat

menyerap ke dalam jiwanya dan mempengaruhi daya indrawi

serta perasaannya.

d. Ibnu sina juga memandang penting pelajaran syair sehingga

syair itu menjadi sarana pendidikan perasaan. Pelajaran ini

dimulai dari mengajarkan syair-syair yang menceritakan anak-

anak yang glamaour, sebab lebih mudah dihafal dan mudah

menceritakannya.

e. Pengajaran yang diarahkan pada penulisan minat dan bakat

pada masing-masing anak didik, sehingga mereka mampu

menciptakan kreativitas belajar secara lebih mantap. hal ini

sesuai dengan yang dianjurkanoleh kurikulum modern saat ini.

Anak harus diajar tentang pengetahuan umum yang bersifat

dharuriyah, sehingga terbukalah bakat dan kemampuannya

Page 27: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

27

yang pada saat ini memungkinkan anak dapat mengenal

kecenderungan-kecenderungannya.

f. Selanjutnya Ibnu sina sangat memperhatikan segi akhlak dalam

pendidikan, yang menjadi fokus perhatian dari seluruh

pemikiran filsafat pendidikan yaitu mendidik anak dengan

menumbuhkan kemampuan beragama yang benar. Oleh

karena itu pendidikan agama memang merupakan landasan

bagi pencapaian tujuan pendidikan akhlak. Jika Ibnu sina

sangat menekankan pentingnya pendidikan akhlak, semata-

mata di sebabkan karena akhlak adalah sumber segala-

galanya sehingga salah seorang ahli syair bernama (Ahmad

syauqi bey )memperkokoh kedudukan akhlak dan

keutamaannya dalam pembangunan bangsa seperti terlukis

dalam bait syairnya :

وانما األامم االخلق مابقيت فاءن همو ذهبت اخلقهم ذهبوا

“Hanya saja suatu bangsa itu berdiri tegak selama ia masih

berakhlak namun jika akhlak mereka telah hilang maka bangsa

itupun lenyap juga”.

c. Komunikasi dengan Para Ilmuwan pada Masanya

Abu Ali Ibnu sina berkomunikasi dengan para ilmuwan pada masa

hidupnya, diantaranya dengan ibnu maskawaihi, dan Abu raihan Al-biruni,

serta dokter Abu Al-Faraj bin Tabib bin Al-jatsaliq, dan Abu nasril, Iraqi,

Abdul Khair bin Al-Khammar. Dari mereka Ibnu sina memperdalam ilmu-

ilmu logika, alam, matematika dan kedokteran, sehingga ia dapat

mengungguli guru-gurunya. Di antara ilmu-ilmu yang didalami, ilmu

kedokteran yang sangat melelahkannya untuk dipelajari, sampai ia dapat

kesalahan-kesalahan dalam berbagai kitab lama. Ia pernah disodori

sebuah buku tentang metafisika, karya Al-Farabi. Waktu itu ia mengoreksi

dan menolak dalil-dalilnya dan setelah berfikir panjang ia memberi buku

itu. Setelah pulang ke rumah kitab itu dipelajari dan terbukalah di hatinya

Page 28: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

28

jalan pikiran baru, maka itu merasa gembira dan bersedekah kepada fakir-

miskin sebagai tanda syukur kepada Allah.

Dari kisah tersebut jelaslah bagi kita bahwa Ibnu sina mempelajari

juga kitab-kitab karangan Al-Farabi karena ia sebagai filosof Arab dan

guru kedua ( setelah Aristoteles) yang menjelaskan kitab-kitab karangan

Aristoteles.

Ibnu sina mempunyai metode khusus dalam studinya ia mengatakan

: saya study ilmu, dan ketika saya temukan satu masalah yang sulit, saya

ulangi-ulangi sampai keseluruhannya, lalu saya bersembahyang, lalu saya

tambah daya pikir saya memikirkan keseluruhannya, sampai saya terbuka

kepada hal-hal yang belum dapat saya mengerti, lalu saya mendapatkan

kemudahan dari yang sulit-sulit itu, saya menekuninya pada malam hari di

rumah dengan membacanya, dan ketika saya tidur nyenyak, saya

bermimpi tentang problematika-problematika itu menjadi jelas dalam

mimpiku itu.

Tampaknya, karakter metode yang ditawarkan ini masih tetap

relevan dengan tuntutan zaman hingga saat ini. Itu artinya Ibn Sina

memang memahami konsep pendidikan baik secara teoritis maupun

secara praktis sehingga pemikiran yang ia kemukakan tidak hanya berlaku

pada masanya, melainkan jauh melampaui masa tersebut. Sedangkan

materinya tetap fleksibel sesuai dengan kebutuhan zaman

Page 29: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

29

IBNU KHALDUN

Oleh : Cici Pustika Yulianti & Dewi Novita Sari

A. Biografi Singkat

Ibnu Khaldun mempunyai nama lengkap „Abd al-Rahman ibn

Muhammad ibn Muhammad ibn Muhammad ibn al-Hasan ibn Jabir ibn

Muhammad ibn Ibrahim ibn Khalid ibn „Usman ibn Hani ibn al-Khathab ibn

Kuraib ibn Ma‟dikarib ibn al-Harish ibn Wail ibn Hujr. Sejarawan yang

mempunyai nama kecil „Abd al-Rahman ini biasa dipanggil dengan nama

panggilan (kunyah) Abu Zaid, yang diambil dari nama putra sulungnya,

Zaid. Ia pun sering disebut dengan nama gelar (laqb) Waliyuddin, sebuah

gelar yang diberikan kepadanya sewaktu memangku jabatan Hakim

Agung di Mesir. Akan tetapi ia lebih populer dengan panggilan Ibnu

Khaldun, yang dinisbatkan kepada nama kakeknya yang kesembilan yaitu

Khalid. Ibnu Khaldun lahir tanggal 27 Mei 1331/732H dan wafat pada

tanggal 19 Maret 1406/808H.

Untuk mempelajari Ibnu Khaldun, perjalanan panjang hidupnya dapat

dipetakan dalam 4 fase:

Fase pertama, dimulai sejak awal kelahiran, menuntut ilmu sampai

terjadinya wabah besar di sebagian wilayah dunia Pada masa ini talenta

keulamaannya sangat terlatih. Waktunya habis untuk menghafal Al-Qur‟an

beserta tajwid dan qiraatnya. Juga digunakan untuk mendalami berbagai

disiplin ilmu agama, termasuk fikih bermadzhab maliki. Fase ini

berlangsung sekitar 20 tahun, mulai tahun 732 H sampai 751 H.

Fase kedua, berlasung sekitar 15 tahun dimulai tahun 751 H – 776

H. Pada fase ini kehidupannya habis dalam berbagai aktivitas politik.

Beliau berhijrah dari satu daerah ke daerah lainnya, seperti Maghrib Al-

Adna, Al-Ausath, dan Al-Aqsa juga sebagian wilayah Andalusia. Sifat

oportunis Ibnu Khaldun muncul pada masa ini. Selain itu, ketajaman

analisa politik dan sosiologi pun juga terasah.

Page 30: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

30

Fase ketiga, berlangsung sekitar 8 tahun, mulai tahun 776 H – 784

H. Fase ini adalah fase kontemplasi. Setengahnya habis di Qal‟ah Ibnu

Salamah, dan setengah selanjutnya dihabiskan di Tunis. Pada masa inilah

magnum opus-nya yang berjudul “Kitâb Al-Ibar wa Dîwân Al-Mubtada‟ wa

Al-Khabar, fi Ayyâm Al-Arab wa Al-Ajam wa Al-Barbar, Wa Man

Âsharahum min dzi Al-Sulthân Al-Akbar ” ditulis. Kitab ini terdiri dari 7 jilid,

jilid pertama dari kitab inilah yang disebut sebagai Kitab Mukaddimah Ibnu

Khaldun.

Fase keempat, adalah masa mengajar dan menjadi Qadhi di Mesir.

Masa ini berlangsung selama 24 tahun. Sejak tahun 784 H – akhir 808 H.

Sebagai seorang filosof Muslim, pemikiran Ibnu Khaldun sangatlah

rasional dan banyak berpegang kepada logika. Hal ini sangat

dimungkinkan karena Ibnu Khaldun pernah belajar filsafat pada masa

mudanya. Tokoh yang paling dominan mempengaruhi pemikiran filsafat

Ibnu Khaldun adalah al-Ghazali ( 1058-1111 M). Lebih dari itu, posisi Ibnu

Khaldun sebagai seorang filosof nampaknya mendukung posisinya

sebagai seorang ilmuwan. Selain bahwa Ibnu Khaldun adalah seorang

yang rasionalis, ia juga seorang yang empiris. Ibnu Khaldun telah berhasil

memadukan antara metode deduksi dengan metode induksi dalam

pengetahuan Islam.

B. Aspek Ontologis Pemikiran Sejarah Kritis Ibnu Khaldun

Pembahasan ini ditekankan pada pemikiran ontologis Ibnu Khaldun

tentang sejarah. Aspek ontologis keilmuan biasanya mempermasalahkan

apa yang dikaji oleh sebuah ilmu pengetahuan. What is history? Inilah

pertanyaan pertama yang dikemukakan Edward Hallet Carr ketika

memulai kajiannya tentang sejarah. Pertanyaan ini memang perlu

dikemukakan mengingat bahwa sebelum mengkaji lebih jauh tentang

sejarah, terlebih dahulu hendaknya diketahui apa itu sejarah. Definisi

sejarah yang ditawarkan para ahli begitu banyak. Sehingga tidak pernah

Page 31: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

31

ada orang yang menghitung dan mengadakan klasifikasi tentangnya, agar

ditemukan kesepakatan.

Istilah sejarah berasal dari kata Arab “syajarah” yang berarti “pohon”.

Pengambilan istilah ini agaknya berkaitan dengan kenyataan bahwa

“sejarah” setidaknya dalam pandangan orang pertama yang

menggunakan kata ini, menyangkut tentang, antara lain, syajarah al nasab

, pohon gencologis yang dalam masa sekarang agaknya bias disebut

“sejarah keluarga” (family history). Atau boleh jadi juga karena kata kerja

syajara juga punya arti “to happen”, “to occur” dan “to develop”. Tetapi

selanjutnya, “sejarah” dipahami mempunyai makna yang sama dengan

tarikh (arab), istoria (Yunani), history (Inggris), geschiedenis (Belanda)

atau gescichte (Jerman), yangs secara sederhana berarti kejadian-

kejadian yang menyangkut manusia di masa silam.

Dalam hal ini untuk mencari pengertian sejarah menurut Ibnu

Khaldun, disini akan dikemukakan beberapa ungkapan Ibnu Khaldun

seperti tertera dalam al- Muqaddimah:

Pertama: “ Sesungguhnya fann al-tarikh itu termasuk salah satu fann

dimana bangsa-bangsa dan generasi-generasi bergiliran tangan

mempelajarinya. Dipersiapkan berbagai kendaraan dan banyak perjalanan

untuk keperluan sejarah. Pada sisi batinnya sejarah itu mengandung

penalaran kritis (nazhar) dan usaha mencari kebenaran (tahqiq);

keterangan mendalam tentang sebab-sebab dan asal-usul segala

sesuatu; suatu pengetahuan mendalam tentang bagaimana dan mengapa

peristiwa itu terjadi. Oleh karena itu, sejarah berakar dalam dan dipandang

sebagai bagian dari hikmah (filsafat)”.

Kedua: “ketahuilah bahwa sesungguhnya fann al-tarikh itu

merupakan fann yang memiliki metode (mazhab) yang berharga, banyak

faedahnya dan mulai tujuannya. Fann al-tarikh dapat memberitahukan

kepada kita hal-ihwal bangsa-bangsa terdahulu yang terefleksi dalam

prilakunya. Fann al-tarikh juga membuat kita paham tentang biografi para

nabi, Negara-negara serta kebijakan para raja”.

Page 32: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

32

Ketiga: “ ketahuilah bahwa hakikat tarikh adalah berita tentang

komunitas manusia (al-ijtima‟ al-insani). Tarikh identik dengan peradaban

dunia yang mencakup; perubahan watak peradaban seperti keliaran,

keramahatamahan dan solidaritas golongan („ashabiyyah); mencakup

pemberontakan sebagian manusia atas sebagian yang lain dan akibat

yang ditimbulkannya seperti berdirinya kerajaan dan Negara-negara

dengan berbagai tingkatannya; mencakup kegiatan dan kedudukan

manusia, baik dalam mencapai penghidupannya maupun ilmu

pengetahuan dan pertukangan. Pada umumnya, tarikh mencakup segala

perubahan yang terjadi dalam peradaban karena watak peradaban itu

sendiri”.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fann al-tarikh berarti

penerapan tentang teori-teori rekaman peristiwa masa lalu melalui metode

sejarah. Pengertian ini secara hermeneutis dalam persepektif ilmu sejarah

lebih mendekati kepada pengertian historiografi.

Fann al-Tarikh dalam pandangan Ibnu Khaldun mengandung dua

pemahaman, yaitu luar dan dalam. Sejarah pada sisi luarnya tidak lebih

dari sekedar berita tentang masa lalu. Sejarah pada sisi ini hanya

mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan elementer yang berkaitan

dengan “apa, siapa, kapan” dan “dimana” peristiwa itu terjadi. Keempat

pertanyaan ini memang merupakan hal pertama yang dipermasalahkan

sejarawan untuk menentukan sebuah peristiwa atau event.

Dengan hanya menjawab empat pertanyaan ini adalah logis apabila

Ibnu Khaldun menyebutkan bahwa antara kaum terpelajar dan bukan

terpelajar memiliki kadar yang sama dalam memahami sejarah pada sisi

luarnya. Dalam konteks kekinian, memahami sejarah hanya pada sisi

luarnya disebut dengan sejarah naratif (narrative history). Sejarah naratif

hanya berusaha melihat fakta historis sebagai suatu rangkaian data yang

dapat berbicara atau dengan istilah lain sebagai a story that told.

Page 33: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

33

C. Objek dan Hukum-Hukum sejarah Menurut Ibnu Khaldun

Menurut Ibnu Khaldun, tarikh mencakup segala perubahan yang

terjadi dalam peradaban karena watak peradaban itu sendiri. Sejarah

dalam pandangannya adalah berdimensi makro, yaitu lingkup historis

yang luas cakupannya. Hal ini berakar pada pemikirannya yang

menyatakan bahwa peradaban umat manusia dan masyarakat umat

manusia, serta gejala-gejala dan kondisi-kondisi yang melekat pada

hakekat peradaban merupakan fokus ajaran Ibnu Khaldun dalam studi

sejarahnya. Ini berarti bahwa unit sejarah dalam pandangan Ibnu Khaldun

adalah keseluruhan umat manusia (mankind as whole).

Dari pernyataan Ibnu Khaldun dapat dikatakan bahwa sejarah dalam

gambaran Ibnu Khaldun itu merupakan suatu proses perubahan secara

evolutif suatu dinasti dari peradaban mengembara (badawah) dan hidup

dalam kekasaran menjadi peradaban menetap (hadharah) dan hidup

dalam kemewahan. Kemudian dinasti itu akan mengalami kehancuran

yang mengimplikasikan munculnya dinasti baru. Dinasti baru ini bukanlah

seratus persen baru, sebab ia mengambil bentuk sintesa dengan

mempertahankan sebagian kebiasaan para pendahulunya. Satu hal yang

membuat sebuah dinasti dapat mempertahankan kekuasaannya adalah

kekuatan „alshabiyyah, yaitu suatu istilah yang digunakan Ibnu Khaldun

untuk menerangkan hakekat dan watak masyarakat dalam kebudayaan

primitif. Dengan demikian sejarah itu mengambil bentuk spiral dengan

coral dialektis. Ia akan mengalami suatu proses siklus menuju evolusi dan

progress, sehingga membentuk spiral. Akan tetapi, oleh karena

kehancuran sebuah dinasti berarti berdirinya dinasti baru, maka sejarah

mengambil corak yang dialektis.

Dari ungkapan-ungkapan Ibnu Khaldun dapat dikatakan bahwa

segala yang terjadi dalam panggung sejarah itu mengikuti hukum

kausalitas (sebab-akibat). Hal ini menandakan bahwa Ibnu Khaldun

menolak hukum aksiden dalam sejarah. Hukum aksiden menyatakan

bahwa peristiwa-peristiwa sejarah dianggap sebagai kenyataan yang

Page 34: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

34

terjadi secara kebetulan. Dalam pandangan Ibnu Khaldun, tidak ada istilah

kebetulan dalam peristiwa sejarah. Semuanya terjadi semata-mata karena

adanya sebab dan akibat. Selain itu, satu hal yang pasti bagi hukum

sejarah menurut Ibnu Khaldun adalah masalah perubahan (change). Ia

berkata:

“Dunia dan bangsa-bangsa dengan segala kebiasaan dan sistem

kehidupannya tidaklah terus-menerus dalam satu keadaan dan cara yang

konstan. Semuanya ditentukan oleh perbedaan-perbedaan menurut hari-

hari dan periode-periode, serta oleh perpindahan dari satu keadaan

kepada keadaan lainnya. Individu-individu, waktu-waktu dan kota-kota

mengalami perubahan, maka demikian juga daerah-daerah iklim, distrik-

distrik, periode-periode dan negara-negara mengalami perubahan, karena

memang demikianlah hukum yang ditentukan Allah untuk Makhluk-Nya”.

Pernyatan Ibnu Khaldun tersebut mengandung arti bahwa

perubahan bagi sejarah merupakan hukum yang dianggap sebagai suatu

keharusan (necessity).

D. Guna Sejarah Menurut Ibnu Khaldun

Apa sebenarnya manfaat atau guna sejarah bagi manusia? Dalam

hal ini Ibnu Khaldun menyatakan bahwa seorang sejarawan “harus

membandingkan kesamaan-kesamaan atau membedakan keadaan-

keadaan antara masa kini dengan masa lampau. Pernyataan ini

membuktikan bahwa Ibnu Khaldun memiliki perspektif historis yang dapat

digunakan untuk meramalkan masa depan. Perspektif ini oleh Sartono

disebut sebagai “equation”, yaitu upaya memahami perkembangan

sejarah dengan melihat faktor-faktor sosial yang memiliki persamaan

sebagai alat analisa untuk membuat semacam proyeksi ke masa depan.

Pandangan Ibnu Khaldun yang berusaha menganalogkan masa kini

dengan masa lampau merupakan pandangan futuristik yang berguna

Page 35: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

35

untuk meramalkan masa depan dengan melihat kecenderungan-

kecenderungan yang terjadi. Apabila masa kini dapat dianalogkan dengan

masa lampau, maka “sejarah membuat kita mengerti tentang hal-ihwal

bangsa-bangsa terdahulu yang terefleksi dalam perilakunya dan membuat

kita mengerti tentang biografi (sirah) para nabi, serta kebijakan para raja

bagi negaranya. Hal ini membuat sempurna faidah al-iqtida bagi orang-

orang yang ingin mempraktekkannya dalam kehidupan agama dan dunia.

Sejarah dalam pandangan Ibnu Khaldun adalah sebagai cara untuk

mengetahui masa lampau. Pengetahuan masa lampau melalui sejarah

seperti ini, menurut Kuntowijoyo, merupakan manfaat sejarah yang

bersifat intrinsik, artinya sejarah hanya berguna bagi dirinya sendiri. Ibnu

Khaldun dalam hal ini tidak menyebutkan guna sejarah secara ekstrinsik.

Mekipun demikian, seandainya sejarah tidak ada gunanya secara

ekstrinsik, yang berarti tidak ada sumbangannya bagi luar dirinya, maka

cukuplah sejarah itu berguna dengan nilai-nilai intrinsiknya.

Page 36: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

36

Referensi

http://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Khaldun

Page 37: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

37

AL-GHAZALI

Oleh: Lilis Intan Agustina

A. Biografi Singkat Al-Ghazali

Nama asli Al-Ghazali adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad

Al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i, lahir pada tahun 1058 M(450 Hijrah) di

Bandat Thus, Propinsi Khurasan, Persia (Iran), Thus. Beliau adalah

seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di

dunia Barat abad Pertengahan. Gelar Al-Ghazali didapat dari ayahnya

yang bekerja sebagai pemintal bulu kambing dan tempat kelahirannya

yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan. Sedangkan gelar asy-Syafi'i

menunjukkan bahwa beliau bermazhab Syafi'i.

Beliau berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya mempunyai cita-

cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan saleh. Imam

Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam yang

terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan

kemajuan manusia. Beliau pernah memegang jawatan sebagai Naib

Kanselor di Madrasah Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di Baghdad.

Imam Al-Ghazali meninggal dunia pada 4 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah

bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di Thus. Jenazahnya dikebumikan

di tempat kelahirannya.

Imam Al-Ghazali mempunyai daya ingat yang kuat dan bijak

berhujjah. Beliau digelar Hujjatul Islam karena kemampuannya tersebut.

Beliau sangat dihormati di dua dunia Islam yaitu Saljuk dan Abbasiyah

yang merupakan pusat kebesaran Islam.

Beliau berjaya mengusai berbagai bidang ilmu pengetahuan. Imam

Al-Ghazali sangat mencintai ilmu pengetahuan. Beliau juga sanggup

meninggalkan segala kemewahan hidup untuk bermusafir dan

mengembara serta meninggalkan kesenangan hidup demi mencari ilmu

pengetahuan. Sebelum beliau melakukan pengembaraan, beliau telah

Page 38: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

38

mempelajari karaya ahli sufi ternama seperti al-Junaid Sabili dan Bayazid

Busthami.

Imam al-Ghazali telah mengembara selama sepuluh tahun. Beliau

telah mengunjungi tempat-tempat suci yang bertaburan di daerah Islam

yang luas seperti Mekkah, Madinah, Jerusalem, dan Mesir. Beliau terkenal

sebagai ahli filsafat Islam yang telah mengharumkan nama ulama di Eropa

melalui hasil karyanya yang sangat bermutu tinggi. Sejak kecil beliau telah

dididik dengan akhlak yang mulia.

Hal ini menyebabkan beliau benci kepada sifat riya, megah,

sombong, takabur, dan sifat-sifat tercela yang lain. Beliau sangat kuat

beribadat, wara, zuhud, dan tidak gemar kepada kemewahan, kepalsuan.

Kemegahan, dan kepuran-puraan dan mencari sesuatu untuk mendapat

keridhaan dari Allah SWT. Beliau mempunyai keahlian dalam pelbagai

bidang ilmu terutamanya Fiqih, Usul fiqih, dan Siyasah Syariah. Oleh

karena itu, beliau disebut sebagai seorang Faqih.

Pada tingkat dasar, beliau mendapat pendidikan secara gratis dari

beberapa orang guru karena kemiskinan keluarganya. Pendidikan yang

diperoleh pada peringkat ini membolehkan beliau menguasai Bahasa Arab

dan Parsi dengan fasih. Oleh sebab minatnya yang mendalam terhadap

ilmu, beliau mula mempelajari ilmu Ushuluddin, ilmu Mantiq, Usul Fiqih,

Filsafat, dan mempelajari segala pendapat ke empat mazhab hingga

mahir dalam bidang yang dibahas oleh mazhab-mazhab tersebut. Selepas

itu, beliau melanjutkan pelajarannya dengan Ahmad ar-Razkani dalam

bidang ilmu Fiqih, Abu Nasr al-Ismail di Jarajan, dan Imam Harmaim di

Naisabur.

Oleh sebab Imam al-Ghazali memiliki ketinggian ilmu, beliau telah

dilantik menjadi mahaguru di Madrasah Nizhamiah (sebuah universitas

yang didirikan oleh perdana menteri) di Baghdad pada tahun 484 Hijrah.

Kemudian beliau dilantik pula sebagai Naib Kanselor di sana. Beliau telah

mengembara ke beberapa tempat seperti Mekkah, Madinah, Mesir dan

Jerusalem untuk berjumpa dengan ulama-ulama di sana untuk mendalami

Page 39: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

39

ilmu pengetahuannya yang ada. Dalam pengembaraan, beliau menulis

kitab Ihya Ulumuddin yang memberi sumbangan besar kepada

masyarakat dan pemikiran manusia dalam semua masalah.

B. Karya karya buku Al Ghazali

1. Teologi

a. Al-Munqidh min adh-Dhalal

b. Al-Iqtishad fi al-I`tiqad

c. Al-Risalah al-Qudsiyyah

d. Kitab al-Arba'in fi Ushul ad-Din

e. Mizan al-Amal

f. Ad-Durrah al-Fakhirah fi Kasyf Ulum al-Akhirah.

2. Tasawuf

a. Ihya Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama, merupakan

karyanya yang terkenal

b. Kimiya as-Sa'adah (Kimia Kebahagiaan)

c. Misykah al-Anwar

3. Filsafat

a. Maqasid al-Falasifah

b. Tahafut al-Falasifah, buku ini membahas kelemahan-

kelemahan para filosof masa itu, yang kemudian ditanggapi

oleh Ibnu Rushdi dalam buku Tahafut al-Tahafut

4. Fiqih

a. Al-Mushtasfa min `Ilm al-Ushul Logika

b. Mi`yar al-Ilm

c. al-Qistas al-Mustaqim

d. Mihakk al-Nazar fi al-Manthiq

Page 40: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

40

C. Konsep Pemikiran Al-Ghazali

Konsep pendidikan Al-Ghazali dapat diketahui dengan cara

memahami pemikirannya berkenaan dengan berbagai aspek yang

berkaitan dengan pendidikan, yaitu: tujuan, kurikulum, etika guru, dan

etika murid, metode.

1. Tujuan Pendidikan menurut Al-Ghazali

Seorang guru dapat merumuskan suatu tujuan kegiatan dengan

baik, jika ia memahami benar filsafat yang mendasarinya. Rumusan

selanjutnya akan menentukan aspek kurikulum, metode, dan lainnya. Dari

hasil studi terhadap pemikiran Al-Ghazali dapat diketahui dengan jelas

bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai melalui pendidikan ada dua,

pertama: tercapainya kesempurnaan insani yang bermuara pada

pendekatan diri kepada Allah SWT; kedua, kesempurnaan insani yang

bermuara pada kebahagiaan dunia dan akhirat.

Karena itu, beliau bercita-cita mengajarkan manusia agar mereka

sampai pada sasaran yang merupakan tujuan akhir dan maksud dari

pendidikan. Tujuan itu tampak bernuansa religius dan moral, tanpa

mengabaikan masalah duniawi.

Akan tetapi, di samping bercorak agamis yang merupakan ciri

spesifik pendidikan Islam dengan mengutamakan pada sisi keruhanian.

Kecenderungan tersebut sejalan dengan filsafat Al-Ghazali yang bercorak

tasawuf. Maka tidak salah bila sasaran pendidikan adalah kesempurnaan

insani dunia dan akhirat. Manusia akan sampai

pada tingkat ini hanya dengan menguasai sifat keutamaam melalui

jalur ilmu.

Keutamaan itu yang akan membuat bahagia di dunia dan

mendekatkan kepada Allah SWT sehingga bahagia di akhirat kelak. Oleh

karena itu, menguasai ilmu bagi beliau termasuk tujuan pendidikan,

mengingat kandungan nilai serta kenikmatan yang diperoleh manusia

darinya.

Page 41: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

41

2. Kurikulum Pendidikan Menurut Al-Ghazali

Kurikulum yang dimaksud adalah kurikulum dalam arti sempit, yaitu

seperanngkat ilmu yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik.

Pendapat Al-Ghazali terhadap kurikulum dapat dilihat dari pandangannya

mengenai ilmu pengetahuan yang dibaginya dalam beberapa sudut

pandang.

Al-Ghazali membagi ilmu pengetahuan menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Ilmu tercela yaitu ilmu yang tidak ada manfaatnya baik di dunia

maupun di akhirat, seperti ilmu nujum, sihir, dan ilmu

perdukunan. Bila ilmu ini dipelajari akan membawa mudharat

bagi yang memilikinya maupun orang lain dan akan meragukan

keberadaan Allah SWT.

b. Ilmu terpuji misalnya ilmu tauhid dan ilmu agama. Bila ilmu ini

dipelajari akan membawa orang kepada jiwa yang suci bersih

dari kerendahan dan keburukan serta dapat mendekatkan diri

kepada Allah SWT.

c. Ilmu terpuji pada taraf tertentu dan tidak boleh didalami karena

dapat mengakibatkan goncangan iman, seperti ilmu filsafat.

Dari ketiga kelompok ilmu tersebut, Al-Ghazali membagi lagi menjadi

dua bagian yang dilihat dari kepentingannya, yaitu:

a. Ilmu Fardhu (wajib) yang harus diketahui oleh semua orang

Muslim, yaitu ilmu Agama.

b. Ilmu Fardhu Kifayah yang dipelajari oleh sebagian Muslim untuk

memudahkan urusan duniawi, seperti : Ilmu Hitung, Kedokteran,

Teknik, Ilmu Pertanian dan Industri.

3. Pendidik menurut Al-Ghazali

Dalam suatu proses pendidikan adanya pendidik merupakan suatu

keharusan. Pendidik sangat berjasa dan berperan dalam suatu proses

pendidikan dan pembelajaran sehingga Al-Ghazali merumuskan sifat-sifat

yang harus dimiliki pendidik diantaranya guru harus cerdas, sempurna

akal, dan baik akhlaknya; dengan kesempurnaan akal seorang guru dapat

Page 42: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

42

memiliki ilmu pengetahuan secara mendalam dan dengan akhlak yang

baik dia dapat memberi contoh dan teladan bagi muridnya.

Menurut Al-Ghazali, guru yang dapat diserahi tugas mengajar selain

harus cerdas dan sempurna akalnya juga baik akhlak dan kuat fisiknya.

Dengan kesempurnaan akal ia dapat memiliki berbagai ilmu pengetahuan

secara mendalam, dengan akhlaknya dapat menjadi contoh dan teladan

bagi para muridnya, dan dengan kuat fisiknya guru dapat melaksanakan

tugas mengajar, mendidik dan mengarahkan anak-anak muridnya.

Selain sifat-sifat umum di atas pendidik kendaknya juga memiliki

sifat-sifat khusus dan tugas-tugas tertentu diantaranya:

a. Sifat kasih sayang.

b. Mengajar dengan ikhlas dan tidak mengharapkan upah dari

muridnya.

c. Menggunakan bahasa yang halus ketika mengajar.

d. Mengarahkan murid pada sesuatu yang sesuai dengan minat,

bakat, dan kemampuan siswa.

e. Menghargai pendapat dan kemampuan orang lain.

f. Mengetahui dan menghargai perbedaan potensi yang dimiliki

murid.

4. Peserta Didik Menurut Al-Ghazali

Dalam kaitannya dengan peserta didik, lebih lanjut Al-Ghazali

menjelaskan bahwa mereka merupakan hamba Allah yang telah dibekali

potensi atau fitrah untuk beriman kepada-Nya. Fitrah itu sengaja disiapkan

oleh Allah sesuai dengan kejadian manusia, cocok dengan tabiat

dasarnya yang memang cenderung kepada agama Islam.

Ketika menjelaskan makna pendidikan kepada umat, Al-Ghazali

membagi manusia menjadi tiga golongan yang sekaligus menunjukkan

keharusan menggunakan metode dan pendekatan yang berbeda pula,

yaitu:

Page 43: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

43

a. Kaum awam, yaitu orang yang cara berfikirnya sederhana

sekali. Dengan cara berfikir tersebut mereka tidak dapat

mengembangkan hakikat-hakikat. Mereka mempunyai sifat

lekas percaya dan menurut. Golongan ini harus dihadapi

dengan sikap memberi nasehat dan petunjuk.

b. Kaum pilihan, yaitu orang yang akalnya tajam dengan cara

berfikir yang mendalam. Kepada kaum pilihan tersebut harus

dihadapi dengan sikap menjelaskan hikmat-hikmat.

c. Kaum pendebat (ahl al jidal), harus dihadapi dengan sikap

mematahkan argumen-argumen mereka.

Menurut Al-Ghazali, ketika menuntut ilmu peserta didik memiliki

tugas dan kewajiban, yaitu:

a. Mendahulukan kesucian jiwa.

b. Bersedia merantau untuk mencari ilmu pengetahuan.

c. Jangan menyombongkan ilmunya apalagi menentang guru.

d. Mengetahui kedudukan ilmu pengetahuan.

Dengan tugas dan kewajiban tersebut diharapkan seorang peserta

didik mampu untuk menyerap ilmu pengetahuan untuk mendekatkan diri

kepada Allah SWT.

5. Metode Pendidikan Menurut Al-Ghazali

Perhatian Al-Ghazali terhadap metode pengajaran lebih dikhususkan

bagi pengajaran pendidikan agama untuk anak-anak. Untuk ini ia telah

mencontohkan suatu metode keteladanan bagi mental anak-anak,

pembinaan budi pekerti, dan penanaman sifat-sifat keutamaan pada diri

mereka. Metode pengajaran menurut Al-Ghazali dapat dibagi menjadi dua

bagian antara pendidikan agama dan pendidikan akhlak.

Metode pendidikan agama menurut Al-Ghazali pada prinsipnya

dimulai dengan hapalan dan pemahaman, kemudian dilanjutkan dengan

keyakinan dan pembenaran, setelah itu penegakan dalil-dalil dan

keterengan-keterangan yang menguatkan akidah.

Page 44: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

44

Al-Ghazali berpendapat bahwa pendidikan agama harus mulai

diajarkan kepada anak-anak sedini mungkin. Sebab dalam tahun-tahun

tersebut, seorang anak mempunyai persiapan menerima kepercayaan

agama semata-mata dengan mengimankan saja dan tidak dituntut untuk

mencari dalilnya. Sementara itu berkaitan dengan pendidikan akhlak,

pengajaran harus mengarah kepada pembentukan akhlak yang mulia. Al-

Ghazali mengatakan bahwa akhlak adalah suatu sikap yang mengakar di

dalam jiwa yang akan melahirkan berbagai perbuatan baik dengan mudah

dan gampang tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan.

Selanjutnya, prinsip metodologi pendidikan modern selalu

menunjukan aspek ganda. Suatu aspek menunjukan proses anak belajar

dan aspek lainnya menunjukan aspek guru mengajar dan mendidik.

a. Asas-asas metode belajar

1) Memusatkan perhatian sepenuhnya.

2) Mengetahui tujuan ilmu pengetahuan yang akan dipelajari.

3) Mempelajari ilmu pengetahuan dari yang sederhana menuju

yang komplek.

4) Mempelajari ilmu pengetahuan dengan sistematika

pembahasan.

b. Asas-asas metode mengajar

1) Memperhatikan tingkat daya pikir anak.

2) Menerangkan pelajaran dengan cara yang sejelas-jelasnya.

3) Mengajarkan ilmu pengetahuan dari yang konkrit kepada yang

abstrak.

4) Mengajarkan ilmu pengetahuan dengan berangsur-angsur.

c. Asas metode mendidik

1) Memberikan latihan-latihan.

2) Memberikan pengertian dan nasihat-nasihat.

3) Melindungi anak dari pergaulan yang buruk.

Page 45: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

45

D. Relevansi Pemikiran Al-Ghazali dengan Prosesi Pendidikan Era

Modern

1. Tujuan Pendidikan Islam

Dari hasil studi terhadap pemikiran al-Ghazali, diketahui dengan jelas

bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai melalui kegiatan pendidikan yaitu:

a. Tercapainya kesempurnaan insan yang bermuara pada

pendekatan diri kepada Allah dan,

b. Kesempurnaan insan yang bermuara pada kebahagiaan dunia

akhirat.

Dengan demikian, keberadaan pendidikan bagi manusia yang

meliputi berbagai aspeknya mutlak diperlukan bagi kesempurnaan hidup

manusia dalam upaya membentuk mausia paripurna, berbahagia didunia

dan akhirat kelak.

Hal ini berarti bahwa tujuan yang telah ditetapkan oleh imam al-

Ghazali memiliki koherensi yang dominan denga upaya pendidikan yang

melibatkan pembentukan seluruh aspek pribadi manusia secara utuh.

2. Materi Pendidikan Islam

Imam al-Ghazali telah mengklasifikasikan meteri (ilmu) dan

menyusunnya sesuai dengan dengan kebutuhan anak didik juga sesuai

dengan nilai yang diberikan kepadanya. Dengan mempelajari kurikulum

tersebut, jelaslah bahwa ini merupakan kurikulum atau materi yang

bersifat universal, yang dapat dipergunakan untuk segala jenjang

pendidikan. Hanya saja al-Ghazali tidak merincinya sesuai dengan jenjang

dan tingkatan anak didik.

Jadi relevansi pandangan al-Ghazali dengan kebutuhan

pengembangan dunia pendidikan Islam dewasa ini sangan bertautan

dengan tuntutan saat ini, baik dalam pengertian spesifik maupun secara

umum. Secara spesifik misalnya pengembangan studi akhlak tampak

diperlukan dewasa ini. Sangat disanyangkan, materi ini telah hilang

dilembaga-lembaga pendiidkan. Jangankan disekolah yang berlabel

Page 46: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

46

umum, disekolah yang berlambang Islam saja bidang studi yang satu ini

sudah tidak ada.

Dengan demikian pula secara umum, pandangan Al-Ghazali tentang

pendidikan Islam tampak perlu dicermati. Keutuhan pandangan Al-Ghazali

tentang Islam misalnya tampak tidak dikotomi seperti sekarang ini, ada

ilmu agama dan ilmu umum, sehingga dari segi kualitas intelektual secara

umum umat Islam jauh tertinggal dari umat yang lain. Hal ini barang kali

merupakan salah satu akibat sempitnya pandangan umat terhadap ilmu

pengetahuan yang dikotomi seperti itu.

3. Metode pendidikan Islam

Pandangan Al-Ghazali secara spesifik berbicara tentang metode

barang kali tidak ditemukan namun secara umum ditemukan dalam karya-

karyanya. Metode pendidikan agama menurut Al-Ghazali pada prinsipnya

dimulai dengan hafalan dan pemahaman, kemudian dilanjutkan dengan

keyakinan dan pembenaran setelah itu penegakkan dalil-dalil dan

keterangan yang menunjang penguatan akidah.

Pendidikan agama kenyataanya lebih sulit dibandingkan dengan

pendidikan lainnya karena, pendidikan agama menyangkut masalah

perasaan dan menitik beratkan pada pembentukan kepribadian murid.

Oleh karena itu usaha Al-Ghazali untuk menerapkan konsep

pendidikannya dalam bidang agama dengan menanamkan akidah sedini

mungkin dinilai tepat. Menurut Al-Ghazali bahwa kebenaran akal atau

rasio bersufat sempurna maka agama, bagi murid dijadikan pembimbing

akal.

Dari uraian singkat diatas dapat dipahami bahwa makna sebenarnya

dari metode pendidikan lebih luas daripada apa yang telah dikemukakan

diatas. Aplikasi metode pendidikan secara tepat guna tidak hanya

dilakukan pada saat berlangsungnya proses pendidikan saja, melainkan

lebih dari itu, membina dan melatih fisik dan psikis guru itu sendiri sebagai

pelaksana dari penggunaan metode pendidikan. Nana Sudjana dan

Page 47: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

47

Daeng Arifin mengemukakan bahwa proses kependidikan akan terjalin

dengan baik manakala antara pendidik dan anak didik terjalin interaksi

yang komunikatif.

Dengan demikian prinsip-prinsip penggunaan yang tepat

sebagaimana diungkapkan oleh imam Al-Ghazali memiliki relevansi dan

koherensi dengan pemikiran nilai-nilai pendidikan kontemporer pada masa

kini. Hal ini berarti bahwa nilai-nilai kependidikan yang digunakan oleh

imam Al-Ghazali dapat diterapkan dalam dunia pendidikan dalam dunia

global.

Page 48: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

48

REFERENSI

http://harismasuci.blogspot.co.id/2009/04/biografi-singkat-imam-al-ghazali.html?m=1

http://amadanwar.blogspot.co.id/2012/05/konsep-pendidikan-islam-menurut-

al.html?m=1

http://tugasekol.blogspot.com/2015/11/relevansi-pemikiran-al-ghazali-dengan-prosesi-

pendidikan-era-modern.html?m=1

Page 49: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

49

MUHAMMAD ABDUH

Oleh: Esti Wahyuni & Melisa Gusti Ayu

A. Biografi Muhammad Abduh

Muhammad Abduh memiliki nama legkap Muhammad bin Abduh bin

Hasan Khairullah, ia dilahirkan di desa Mahallat Nashr di Kabupaten Al-

Buhairah, Mesir pada tahun 1849 M dan wafat pada tahun 1905 M.

Ayahnya bernama Muhammad Abduh ibn Hasan Khairullah, beliau adalah

seorang petani keturunan Turki, sedangkan ibunya adalah keturunan

Arab. Masa pendidikan ditempuh Muhammad Abduh di Thanta, sebuah

lembaga pendidikan Masjid Ahmadi. Di tempat tersebut ia belajar bahasa

Arab, Nahu, Sarf, Fiqih dan sebagainya.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran itu tidak lain adalah

metode hapalan diluar kepala tanpa pengertian, sehingga membuat

Muhammad Abduh merasa tidak puas dengan metode pengajaran yang

diterapkan. Rasa kecewa akan apa yang ada di Thanta membuat

Muhammad Abduh memutuskan untuk menuntut ilmu di Al-Azhar. Namun

kekecewaan kembali ia dapat saat mengetahui bahwa metode yang

digunakan sama dengan apa yang digunakan di Thanta.

Selain itu, pelajaran yang ia dapat di Al-Azhar hanya seputar agama.

Keputusasaan mulai ia rasakan hingga ia bertemu dengan Sayyid

Jamaludin Al-.Afghani yang datang ke Mesir pada masa itu.

B. Pemikiran Muhammad Abduh dalam Pendidikan Islam

Pembaharuan dalam bidang pendidikan yang menjadi prioritas utama

Muhamad Abduh berorientasi pada pendidikan barat. Ia mendirikan

berbagai macam sekolah yang meniru sistem pendidikan dan pengajaran

barat. Tipe pertama adalah sekolah tradisional, sedangkan tipe kedua

adalah sekolah-sekolah modern yang didirikan pemerintah Mesir oleh para

misionaris asing. Kedua tipe lembaga pendidikan tersebut tidak

mempunyai hubungan sama sekali dan masing-masing berdiri sendiri.

Page 50: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

50

Adanya dua tipe pendidikan tersebut juga berdampak kepada

munculnya dua kelas sosial dengan motivasi yang berbeda. Tipe yang

pertama melahirkan para ulama dan tokoh masyarakat yang

mempertahankan tradisi, sedangkan tipe sekolah kedua melahirkan kelas

elit generasi muda yang mendewakan dan menerima perkembangan dari

barat tanpa melakukan filterisasi.

Muhamad Abduh melihat adanya segi-segi negatif dari kedua bentuk

pemikiran itu. Ia memandang bahwa jika pola fikir yang pertama tetap

dipertahankan, maka akan mengakibatkan umat Islam tertinggal jauh dan

semakin terdesak oleh arus kehidupan modern. Semetara pola fikir yang

kedua, Muhamad Abduh melihat bahwa pemikiran modern yang mereka

serap dari barat tanpa nilai religius merupakan bahaya yang mengancam

sendi agama dan moral.

Dari sinilah Muhamad Abduh melihat perlunya mengadakan

perbaikan terhadap kedua institusi itu sehingga dua pola pendidikan

tersebut akan saling menopang demi mencapai suatu kemajuan serta

upaya untuk mempersempit jurang pemisah antara dua lembaga

pendidikan yang kelak akan melahirkan para generasi penerus.

Langkah yang ditempuh Muhammad Abduh untuk meminimalisir

kesenjangan dualisme pendidikan tersebut adalah upaya menselaraskan

dan menyeimbangkan antara porsi pelajaran agama dengan pelajaran

umum. Muhammad Abduh mempunyai beberapa langkah untuk

memberdayakan sistem Islam antara lain yaitu:

1. Rekonstruksi Tujuan Pendidikan Islam

Untuk memberdayakan sistem pendidkan Islam, Muhammad Abduh

menetapkan tujuan pendidikan Islam yang di rumuskan sendiri yakni:

Mendidik jiwa dan akal serta menyampaikan batas-batas kemungkinan

seseorang dapat mencapai kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.

Pendidikan akal ditujukan sebagai alat untuk menanamkan

kebiasaan berpikir dan dapat membedakan antara yang baik dan yang

Page 51: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

51

buruk. Dengan menanamkan kebiasaan berpikir, Muhammad Abduh

berharap kebekuan intelektual yang melanda kaum muslimin saat itu

dapat dicairkan dan dengan pendidikan spiritual diharapkan dapat

melahirkan generasi yang tidak hanya mampu berpikir kritis, tetapi juga

memiliki akhlak mulia dan jiwa yang bersih.

Dari rumusan tujuan pendidikan tersebut, dapat dipahami bahwa

yang ingin dicapai oleh Muhammad Abduh adalah tujuan yang mencakup

aspek kognitif (akal) dan aspek afektif (spritual). Jadi adanya

keseimbangan antara akal dan spiritual. Pendidikan akal ditujukan

sebagai alat untuk menanamkan kebiasaan berfikir dan dapat

membedakan yang baik dan yang buruk antara membawa kemaslahatan

dan kemudaratan. Dengan hal ini, Muhammad Abduh berharap

kemandekan berfikir yang melanda umat Islam pada saat itu dapat

terkikis.

Bagi Muhammad Abduh, perbuatan manusia bertolak dari konklusi

bahwa manusia adalah makhluk yang bebas memilih perbuatan.

Muhammad Abduh menjelaskan bahwa yang mendukung suatu perbuatan

manusia adalah akal, kemauan dan daya. Penggabungan dengan tujuan

spiritual (afektif), diharapkan dapat melahirkan generasi baru yang

berintelektual tinggi, berpikir kritis, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia

dan berjiwa bersih. Sehingga sikap-sikap yang mencerminkan kerendahan

moral dapat terhapuskan.

Menurut Abduh, apabila kedua aspek tersebut dididik dan

dikembangkan, dalam arti akal dicerdaskan dan jiwa dididik dengan

akhlak agama, maka umat Islam akan bangkit dan dapat berpacu serta

dapat mengimbangi bangsa-bangsa yang telah maju kebudayaannya.

2. Metode Muhammad Abduh

Dalam bidang pendidikan, Muhammad Abduh cenderung

menggunakan metode yang didasarkan Filsafat Rasionalis. Pengaruh

gurunya (Jamaluddin) ternyata cukup besar terhadap metode

Page 52: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

52

pembelajaran yang ia terapkan setelah menjadi seorang pendidik. Metode

yang digunakan oleh Jamaluddin adalah metode praktis („maliyyah) yang

mengutamakan pemberian pengertian dengan cara diskusi.

Muhammad Abduh mengubah cara memperoleh ilmu yang umumnya

dengan metode hafalan menjadi metode rasional dan pemahaman

(insight). Disamping menghafal, siswa juga diharuskan memahami materi

yang dijelaskan guru. Muhammad Abduh juga menghidupkan kembali

metode munazharah (forum perdebatan umum yang menguji kekuatan

teori dan pandangan seseorang) dalam memahami pengetahuan dan

menjauhkan metode taklid (mengikuti pendapat orang lain) pada masa

ulama. Ia juga mengembangkan kebebasan ilmiah dikalangan mahasiswa

Al- Azhar. Selain itu ia juga membuat metode yang sistematis dalam

menafsirkan Al-Qur‟an yang didasarkan pada lima prinsip:

a. Menyesuaikan peristiwa yang ada pada masanya dengan Nash

Al-Qur‟an.

b. Menjadikan Al-Qur‟an sebagai sebuah kesatuan.

c. Menjadikan surat sebagai dasar untuk memahami ayat.

d. Menyederhanakan bahasa dalam penafsiran.

e. Tidak melalaikan peristiwa–perisiwa sejarah untuk menafsirkan

ayat–ayat yang turun pada waktu itu.

3. Menggagas Kurikulum Pendidikan Islam yang Integral

Disamping pendidikan akal, Muhammad Abduh juga mementingkan

pendidikan spiritual agar lahir generasi yang mampu berfikir dan punya

akhlak yang mulia serta jiwa yang bersih. Tujuan pedidikan yang demikian

ia wujudkan dalam seperangkat kurikulum sejak dari tingkat dasar sampai

ke tingkat atas. Kurikulum tersebut sebagai berikut

a. Kurikulum Al-Azhar

Karir Muhammad Abduh dimulai setelah ia menamatkan

kuliahnya pada tahun 1877, atas usaha Perdana Mentri Riadl Pasya,

Page 53: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

53

Ia diangkat menjadi dosen pada Universitas Darul Ulum, disamping

itu menjadi dosen pula pada Universitas Al-Azhar. Ia terus

mengadakan perubahan-perubahan yang terbilang radikal sesuai

dengan cita-citanya, yaitu memasukan udara baru yang segar pada

perguruan-perguruan tinggi Islam, menghidupkan Islam dengan

metode-metode baru yang sesuai dengan kemajuan zaman,

mengembangkan kesastraan Arab sehingga menjadi bahasa yang

kaya dan hidup, serta melenyapkan cara-cara lama yang kolot dan

fanatik.

Dalam mengajar, Muhammad Abduh menekankan kepada

mahasiswanya untuk berpikiran kritis, rasional dan tidak harus terikat

kepada suatu pendapat, serta menjauhi paham fatalisme, karena

ketidak kritisan dan fatalisme umat Islam yang menjadi penyebab

kemunduran umat, kelemahan umat, absennya jihad umat, absennya

kemajuan kultur umat dan tercabutnya umat dari norma-norma dasar

pendidikan Islam

Ia menekankan pentingnya pemberian pengertian dalam setiap

pelajaran yang diberikan. Ia memperingatkan para pendidik untuk

tidak mengajar murid dengan metode menghafal, karena metode

demikian hanya akan merusak daya nalar, seperti yang dialaminya

ketika belajar di sekolah formasi di Masjid Ahmadi di Thanta.

Krisis intelektual dalam dunia Islam yang berlarut-larut terjadi

pada saat itu. Salah satu penyebab dari krisis tersebut adalah

dikarenakan adanya dikotomi Ilmu Pengetahuan pada saat itu,

sehingga umat Islam jauh tertinggal secara kultural maupun

peradaban. Begitupun yang terjadi di Al-Azhar, Muhammad Abduh

yakin bahwa apabila pendidikan di Al-Azhar dapat diperbaiki, maka

kondisi umat Islam akan ikut baik. Menurutnya perlu diadakan

pembenahan administrasi, kurikulumnya diperluas, mencakup ilmu-

ilmu modern, sehinnga Al-Azhar dapat berdiri sejajar dengan

Page 54: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

54

universitas-unuversitas lain di Eropa serta menjadi mercusuar dan

pelita bagi kaum muslimin.

Adapun usaha Muhamad Abduh menggajukan Universitas Al-

Azhar antara lain:

a) Memasukan ilmu-ilmu modern yang berkembang di Eropa

kedalam Al-Azhar.

b) Mengubah sistem pendidikan dari mulai mempelajari ilmu

dengan sistem hafalan menjadi sistem pemahaman dan

penalaran.

c) Menghidupkan metode munazaroh (discution) sebelum

mengarah ke taqlid.

d) Membuat peraturan-peraturan tentang pembelajaran seperti

larangan membaca hasyiyah (komentar-komentar) dan syarh

(penjelasan panjang lebar tentang teks pembelajaran) kepada

mahasiswa untuk empat tahun pertama.

e) Masa belajar diperpanjang dan memperpendek masa liburan.

b. Sekolah Dasar Negeri

Muhammad Abduh berpendapat bahwa agama adalah dasar

pembentuk jiwa dan pribadi seorang manusia. Maka dari itu

hendaknya mata pelajaran agama diajarkan sedini mungkin pada

anak sejak mereka duduk di bangku SD. Mengacu pada statement

bahwa agama Islam adalah dasar pembentuk jiwa dan pribadi

seorang muslim, diharapkan dengan memiliki jiwa kepribadian

seorang muslim, maka masyarakat Mesir akan mempunyai jiwa

kebersamaan dan nasionalisme yang dapat mengantarkan

masyarakat mesir memperoleh kemajuan dalam kehidupan

berbangsa.

Page 55: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

55

c. Sekolah Tingkat Atas

Salah satu upaya memperbaiki pendidikan di Mesir adalah

dengan mendirikan sekolah menengah pemerintah untuk mencetak

ahli dalam berbagai lapangan administrasi, militer, kesehatan,

perindustrian, dan sebagainya. Pada jenjang ini, Muhammad Abduh

merasa perlu menambahkan materi–materi yang berhubungan

dengan agama islam. Dengan adanya materi tentang agama,

diharapkan para calon pegawai dan perwira militer memiliki bekal

agama dan moral yang baik.

Ketiga jenis sekolah yang dibentuk Muhammad Abduh bukan

bertujuan menciptakan kelompok sosial secara eksklusif, melainkan

memiliki tujuan untuk melayani kepentingan masyarakat. Prinsip

yang diterapkan Muhammad Abduh adalah perlunya mendasari

pendidikan dengan moral dan agama. Pengajaran diperlukan untuk

mencapai kehidupan yang lebih baik, sedangkan pendidikan

dipandang sebagai alat yang paling efektif untuk melakukan suatu

perubahan.

Diantara konsentrasi pembaharuan pendidikan Muhammad

Abduh juga adalah tentang pendidikan perempuan. Menurutnya,

perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam

menerima layanan pendidikan. Wanita harus dilepaskan dari rantai

kebodohan maka dari itu perlu diberikan pendidikan. Dalam

mengangkat harkat martabat perempuan, munurutnya ada beberapa

hal yang harus diperjuangkan pembelajaran untuk perempuan yaitu

mempersempit talak, dan pelarangan poligami. Semua pemikiran

Muhammad Abduh tentang perempuan tertuang dan dikembangkan

dalam Tahrir Al-Mar'ah karya muridnya yaitu Qosim Amin.

Dalam bidang pendidikan nonformal, Muhammad Abduh

menyebutkan usaha perbaikan (islah), dalam hal ini Muhammad

Abduh melihat perlunya campur tangan pemerintah terutama dalam

hal mempersiapkan para pendakwah.

Page 56: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

56

Pembaruan pendidikan yang dilakukan oleh Muhammad Abduh

dipengaruhi oleh faktor situasi keagamaan dan situasi pendidikan

yang terjadi pada masa itu. Keadaan social keagamaan di Mesir

saat itu cukup memprihatinkan. Krisis yang menimpa umat bukan

hanya dalam bidang akidah dan syariah, tapi juga akhlak dan moral.

Pemikiran Muhammad Abduh sesuai dengan yang ada pada saat itu.

Pembaruan bidang pendidikan yang dilakukan oleh Muhammad

Abduh di Al-Azhar ternyata juga berpengaruh besar pada institusi

pendidikan yang ada di Mesir, bahkan ide pembaharuannya ditulis

dan disebarkan pula melalui majalah terkenal di Mesir, yaitu Al-

Manar dan Al-Urwat Al- Wusqa.

Muhammad Abduh berusaha membuat kurikulum yang sesuai

dengan apa yang dibutuhkan masyarakat mesir pada saat itu. Ia

berpendapat bahwa sekolah khusus yang mendidik para ulama

hendaknya diberi mata pelajaran yang luas, sehingga Ia

memasukkan beberapa ilmu tambahan pada kurikuluum Al-Azhar,

antara lain Ilmu Filsafat, Logika, dan Ilmu Pengetahuan Modern. Hal

ini ia maksud untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang

berkualitas, yakni para ulama yang modern.

Dari beberapa usaha yang dilakukan oleh Muhamad Abduh,

meskipun belum sempat ia aplikasikan sepenuhnya secara temporal.

Telah memberikan pengaruh positif terhadap lembaga pendididkan

Islam. Usaha Muhamad Abduh kurang begitu lancar disebabkan

mendapat tantangan dari kalangan ulama yang kuat berpegang pada

tradisi lama teguh dalam mempertahankanya.

C. Relevansi Pemikiran Pendidikan Islam Muhammad Abduh

dengan Pendidikan Nasional

Konsep pendidikan Muhammad Abduh ditelaah dari faktor-faktor

pendidikan menunjukkan adanya relevansinya dengan Sistem Pendidikan

Nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,

Page 57: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

57

terutama pada tujuan pendidikan Nasional, yaitu mencerdaskan

kehidupan bangsa serta membentuk peserta didik yang memiliki iman dan

takwa.

Sumbangsi pemikiran Muhammad Abduh tentang metode

pengajaran relevan dengan pendidikan Indonesia, hal itu dapat dilihat

disekolah–sekolah yang tersebar di Indonesia. Metode yang digunakan

dalam proses belajar mengajar tidak selalu metode menghapal. Guru

berusaha menyajikan metode–metode yang dapat dipahami anak didik

dengan mudah, antara lain metode diskusi, kuis, maupun praktek.

Jika dilihat dari segi konsep, pendidikan yang dikeluarkan

Muhammad Abduh menurut penulis merasa kurang relevan dengan

keadaan di Indonesia saat ini. Muhammad Abduh ingin menggabungkan

antara kecerdasan generasi muda yang tidak lepas dari tuntunan Islam,

meski di Indonesia sekarang ini sudah ada beberapa sekolah yang

menggunakan pemikiran beliau, namun masih banyak sekolah–sekolah

umum yang kurang mementingkan pelajaran agama (terutama Islam). Hal

tersebut bisa jadi karena keadaan masyarakat Indonesia yang majemuk,

dimana terdapat bermacam – macam perbedaan, salah satunya adalah

masalah agama.

Page 58: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

58

MUHAMMAD ATHIYAH AL-ABRASYI

Oleh : Nurhasanah & Nur Laini

A. Biografi Muhammad Athiyah Al-Abrasyi

Muhammad Athiyah Al-Abrasyi adalah seorang tokoh pendidikan

yang hidup pada masa pemerintahan pada Abd. Nasser yang memerintah

Mesir pada tahun 1954-1970.

Beliau adalah satu dari sederetan nama yang tidak boleh dilupakan

oleh para cendekiawan Arab dan muslimin. Beliau adalah penulis tentang

pendidikan keislaman dan pemikiran, umurnya yang mendekati 85 tahun

akan selalu terasa pengaruhnya bagi generasi sesudahnya.

Beliau dilahirkan pada awal April tahun 1897 dan wafat pada

tangga17 Juli 1981. Beliau memperoleh gelar Diploma dari Universitas

Darul Ulum tahun 1921, dan tahun 1924 beliau terbang ke Inggris, disana

beliau mempelajari ilmu pendidikan, psikologi, sejarah pendidikan,

kesehatan jiwa, bahasa Inggris berikut sastranya.

Pada tahun 1927beliau memperoleh gelar sarjana pendidikan dan

psikologi dari Universitas Ekstar, dan pada tahun 1930 beliau berhasil

menggondol dua gelar sarjana bahasa, masing-masing adalah bahasa

Suryani dari Universitas kerajaan di London, dan bahasa Ibrani dari

Lembaga Bahasa Timur di London.

Muhammad Athiyah Al-Abrasyi adalah seorang sarjana yang telah

lama berkecimpung dalam dunia pendidikan di Mesir yang merupakan

pusat ilmu pengetahuan Islam, sekaligus sebagai guru besar pada

Fakultas Darul Ulum Cairo Univercity, Cairo. Sebagai guru besar, beliau

secara sistematis telah menguraikan pendidikan Islam dari zaman ke

zaman serta mengadakan komparasi di bidang pendidikan mengenai

prinsip, metode, kurikulum dan sistem pendidikan modern di dunia Barat

pada abad ke-20 ini.

Page 59: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

59

Muhammad Athiyah Al-Abrasyi adalah seorang ulama, cendekiawan

yang telah mendalami agama Islam dengan baik, menguasai beberapa

bahasa asing, seorang psikolog dan pendidik jebolan London, penulis

yang produktif dan seorang guru besar. Sebagai salah seorang dari

sekian banyak ilmuan muslim yang sangat produktif mencetuskan

gagasan dan ide menuju perbaikan dan peningkatan kualitas umat islam

pada era sekarang ini dengan menawarkan konsep-konsep dasar bagi

pendidikan islam yang merupakan hasil dari sari pati dari nilai ajaran al-

Qur‟an dan al-Hadits yang di galinya

Sesuai dengan keahliannya, beliau telah menjelaskan tentang posisi

Islam mengenai ilmu, pendidikan dan al-Hadits, serta menjelaskan pula

tentang fungsi masjid, institut, lembaga-lembaga, perpustakaan, seminar,

dan gedung-gedung pertemuan dalam dunia pendidikan Islam dari zaman

keemasannya sampai pada kita sekarang ini

Seperti diketahui pada zaman kejayaan Islam, Negeri Mesir dikenal

sebagai salah satu pusat ilmu pengetahuan disamping Baghdad,

Damaskus, Cordova dan lain-lain. Tetapi kemudian ketika dunia islam

mengalami kemunduran, Mesirpun turut merasakannya, lebih-lebih

setelah negeri ini berturut-turut dijajah Prancis dan Inggris.

Akibatnya Mesir mengalami kemunduran di bidang pemikiran pada

umumnya dan pendidikan pada khususnya. Di dorong kenyataan pahit

inilah MuhammadAthiyah al-Abrasyi mencoba kembali menggali nilai-nilai

dan unsur-unsur pembaharuan yang terpendam dalam khazanah

perkembangan pendidikan Islam dimasa jayanya. Ia mencoba mencari titik

persamaan dasar pendidikan islam dan pendidikanmodern.

Latar belakang kehidupan dan pendidikan yang dilalui beliau

merupakan modal dasar bagi beliau untuk berkiprah sebagai salah

seorang di antara pembaharu di Mesir dan dunia islam, mengingat umat

dan masyarakat yang dihadapinya sedang bangkit dan berkembang ke

arah kemajuan.

Page 60: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

60

Keberhasilan pendidikan islam dari semula sampai dimasa jayanya

menurut beliau dapat dibuktikan dengan munculnya ilmuwan-ilmuwan

besar seperti Al-Ghazali, Ibnu Sina, Al-Kindi, Ibnu Khaldun dan Ibnu

Maskawaih. Pendapat Muhammad Athiyah al-Abrasyi tentang pendidikan

islam banyak dipengaruhi oleh dan dari rangkuman, saduran,

pemahaman, dan pemikiran serta pendidik muslim sebelumnya yang di

telusurinya dengan baik terutama pemahaman secara filosofis. Beliau

cenderung menjadikan Ibnu Sina, al-Ghazali dan Ibnu Khaldun sebagai

narasumber.

B. Prinsip dan Tujuan Pendidikan Islam menurut Prof. Dr. M.

Athiyah Al- Abrasyi

1. Prinsip Pendidikan

a) Kebebasan dan demokrasi dalam pendidikan

Metode pendidikan dan pengajaran dalam rangka pendidikan

Islam sangat banyak terpengaruh oleh prinsip kebebasan dan

demokrasi. Islam telah menyerukan adanya prinsip persamaan dan

kesempatan yang sama dalam belajar, sehingga terbukalah jalan

yang mudah untuk belajar bagi semua orang. Pintu masjid dan

institut terbuka bagi anak didik yang ada dalam masyarakat tanpa

adanya perbedaan antara yang kaya dan yang miskin serta tinggi

rendahnya kedudukan sosial anak didik dalam masyarakat. Oleh

karena itu, didalam Islam tidak ada kelebihan antara orang Arab

dengan yang bukan Arab, kecuali ketakwaannya.

Maka dari itu, untuk belajar pendidikan Islam, anak didik tidak

terikat pada batas umur tertentu, ijazah-ijazah atau nilai-nilai angka

dalam ujian atau peraturan khusus untuk penerimaan siswa baru.

b) Pembicaraan sesuai dengan tingkat intelektual

Prinsip ini merupakan prinsip terpenting dalam pendidikan Islam

dan termasuk prinsip terbaru dalam pendidikan modern, Al-Ghazali,

Page 61: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

61

sebagaimana dikutip oleh Muhammad Athiyah al-Abrasyi

mengutarakan bahwa:

“Seorang pendidik hendaknya membatasi dirinya dalam

berbicara dengan anak didik sesuai dengan daya pengertiannya, dan

jangan diberikan kepadanya sesuatu yang tidak bisa ditangkap oleh

akalnya, karena akibatnya ia akan lari dari pelajaran atau akalnya

memberontak terhadapnya

Di abad modern yang serba canggih sekarang, permasalahan

kehidupan semakin rumit dan memerlukan pemecahan yang tepat

dan cepat, padahal al-Qur‟an dan al-Hadits tidak memuat

pemecahan persoalan-persoalan itu secara rinci. Al-Qur‟an hanya

bersifat global sedangkan Nabi dan wahyu tidak akan datang lagi.

Banyak hal yang sebelumnya tidak terpikirkan, sekarang muncul dan

menuntut pemecahannya seperti nikah via telepon, bayi tabung dan

lain sebagainya. Semua itu menuntut pemecahan hukum yang akurat

agar umat Islam tidak bingung menghadapinya.

Terkait dengan pendidikan, maka seorang pendidik menyajikan

kepada anak didik suatu hakekat bila diketahui bahwa anak didik

sanggup memahami sendiri hakekat tersebut, yaitu dengan

penetapan setiap anak didik pada tempat yang wajar, harus

memilihkan mata pelajaran yang dapat diterimanya agar dengan

demikian berbicara dengan anak didik bisa disesuaikan dengan

akalnya, gaya yang dimengerti dan dengan bahasa yang serasi.

c) Pengaruh Pembawaan dan Instink Terhadap Pilihan

Setiap orang yang meneliti buku-buku yang ditinggalkan oleh

sarjana-sarjana Islam, akan menyaksikan pendapat mereka

mengenai instink dan cara-cara pendidikannya mengenai studi atas

kemampuan-kemampuan manusia dan hubungan dengan pendidikan

akhlak dan moral. Sarjana muslim itu berkata bahwa dalam diri

manusia terdapat:

Page 62: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

62

1) Kemampuan untuk membedakan dan memikirkan

2) Unsur-unsur kemarahan yang mencakup sifat-sifat marah,

membantu kawan, agresif, gila kekuasaan dan penonjolan diri.

3) Unsur-unsur syahwat (hawa nafsu) yang mencakup nafsu-nafsu

mencari makan dan berbagai kelezatan –kelezatan panca

indera.

Para intelektual Islam telah lama menganjurkan agar

pembawaan, instink, dan seseorang diperhatikan dalam menuntut ke

arah bidang pekerjaan yang dipilihnya demi masa depan

kehidupannya. Dalam hal ini, Ibnu Sina sebagaimana dikutip oleh

Muhammad Athiyah al-Abrasyi menyarankan agar menekankan

kemampuan instink anak-anak harus diperhatikan yang merupakan

landasan dalam pendidikannya. Tidak semua pekerjaan yang dicita-

citakan akan terpenuhi secara keseluruhan, hanya pekerjaan yang

sesuai dengan instink dan pembawaannya. Karena itu, kewajiban

seorang juru didik bila hendak memilihkan bidang pekerjaan untuk

anak harus memilih dahulu dan menguji, sehingga bakatnya bisa

terpenuhi sesuai dengan bidangnya.

Menurut Muhammad Athiyah al-Abrasyi bahwa Islam sangat

memperhatikan perbedaan-perbedaan individual antara anak-anak

yaitu perbedaan yang timbul akibat perbedaan keturunan,

pembawaan dan bakat dari si kecil. Hal ini terbukti dalam

penyelidikan-penyelidikan ilmu jiwa, bahwa pengekangan terhadap

kemarahan, penindasan atas hawa nafsu, ataupun penggecetan atas

instink seorang anak, akan membahayakan terhadap dirinya. Jalan

yang terbaik adalah kita tuntun ia dengan petunjuk-petunjuk,

nasehat-nasehat, pendidikan serta daya upaya lainnya sehingga

nafsu kemarahan, hawa nafsu atau instinknya yang liar itu dapat

dijinakkan dan ditundukkan.

Page 63: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

63

d) Kecintaan terhadap pengetahuan

Setiap siswa yang cinta ilmu akan senang sekali belajar dan

menggunakan seluruh waktunya untuk melakukan penelitian,

membaca studi memecahkan problematik ilmiah, mencernakan ilmu,

bergairah dalam menggali ilmu pengetahuan dan masalah-masalah

ilmiah tanpa segan-segan bertekun siang malam mempersiapkan

pelajaran mereka buat keesokan harinya. Mereka menyerahkan

seluruh kekuatan masa muda dan hidupnya untuk menuntut ilmu

pengetahuan.

Dengan cara demikian, dikalangan muslim terdapat ulama-

ulama dan sarjana kenamaan, ahli fiqih, sastrawan, penyair dan ahli

bahasa yang telah menghasilkan karya-karya agung dan berharga

dibidang tafsir, hadits, fiqih, tauhid, balaghah, syari‟at dan

ensiklopedi-ensiklopedi bahasa, yaitu buku-buku yang merupakan

referensi yang tidak seorangpun sarjana-sarjana di Timur maupun

Barat yang sanggup menandinginy

2. TujuanPendidikan Islam

Muhammad Athiyah al-Abrasyi membagi lima (5) azas yang menjadi

sasaran tujuan pendidikan Islam, antara lain:

a) Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia

b) Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat

c) Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi

kemanfaatan atau tujuan vokasional dan profesional

d) Menumbuhkan roh ilmiah (scientific sprint) pada pelajar dan

memuaskan keinginan arti untuk mengetahui (curiosity) dan

memungkinkan peserta didik mengkaji ilmu sekedar sebagai

ilmu

e) Menyiapkan pelajar dari segi professional, tekhnikal, dan

pertukangan supaya dapat menguasai profesi tertentu.

Page 64: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

64

C. Karya-karya Muhammad Athiyah Al-Abrasyi

Adapun karya-karya Muhammad Athiyah al-Abrasyi adalah:

1) Ruh al-Islam, Isa al- Babiel Halabi bi Sayidina Husaini, Cairo.

2) Uzmat al- Islam, jilid I dan II, Mesir, Cairo.

3) At-Tarbiyah Islamiyah,Dar al-Qoumiyah li al-Tiba‟ati wa al-

Nashir,Cairo.

4) At-Tarbiyah al-Islamiyah wa Falasifatuha, Isa al-Babiel Halabi, Mesir.

5) Ruh al-Tarbiyah wa al-Ta‟lim, Isa al-Babiel Halabi, Mesir.

6) Uzmat al-Rasul Muhammad SAW, Dar al-Katib al-Araby, Cairo.

7) Al-Ittijahat al-haditsah fi al-Tarbiyah, Isa al-Babiel Halabi, Mesir.Al-

Thuruq al-Khassat al-Haditsah fi al-Tarbiyah li Tadris al-Lughat al-

Arabiyah Wadiin, Mesir.

8) At-Tufalah Sani‟atul Mustaqbal au Kaifa Nurabbi at-Falana, Mesir.

9) Al-Ilmu Shi‟ar al-Surah Thaqofyah, Al-Anglo, Mesir.

10) Ushul al-Tarbiyah Misaliah fi Emile li J. J. Rosseau, Dar al-Katib al-

Araby, Cairo.

11) J. J. Rosseau wa Waarauhu fi al-Ishlah Ijtima‟, Dar al-Katib al-Araby,

Cairo.

12) Ilmu Nafsi Tarbawi, tiga jilid, Shirqatul Qaumiyah.

13) Al-Syakhsiyah, Darul Ma‟arif, Cairo.

14) shul Tarbiyah wa Qawaid al-Tadris, Mesir.

15) Lughat al-Araby wa Kaifa Nahdlat al-Misriyah, Cairo.

16) Al-Tarbiyah wa al-Hayat.

17) Ilmu Nafsi li al-Jami‟.

18) Muskhilatu Al-Ta‟limin Ula bi Misri.

19) Min Wahyi al-Taurat, Dar al-Katib al-Araby, Cairo.

20) Qassasa Insaniyah li Charles Dickens, Dar al-Katib al-Araby, Cairo.

21) Al-Mufassil fi Lughati Suryaniyah wa Adabuha.

22) Al-Asasu fi al-Lughat al-Arabiyah.

23) Al-Adabu as-Shamiyah.

Page 65: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

65

D. Relevasi pemikiran pendidikan Muhammad Athiyah Al Abrasi

dengan masa kini

Athiyah Al-Abrasyi mempunyai beberapa prinsip yang dapat dijadikan

pedoman dalam lembaga pendidikan islam. Yaitu:

Pertana,Berpikir bebas dan mandiri dalam belajar (Demokrasi),

maksudnya adalahpeserta didik diajarkan berpikir bebas bertujuan untuk

mengembangkanpotensi peserta didik, karena setiap manusia pasti

mempunyai keinginandan kemauan untuk berkreasi dengan bebas, tampa

adasuatu paksaan,seperti: seorang peserta didik yang disuruh oleh orang

tuanya untukmengambil jurusan A, padahal jurusan yang diinginkan

adalah jurusan B,maka keinginan peserta didik tersebut akan pupus

ditengan jalan,sedangkan yang dicita- citakan orang tuanya belum tentu

terwujud karena tidak ada semangat dalam diri anak tersebut, selain itu

peserta didik jugabebas berpikir dalam segala sesuatu yang akan

dilakukan, karena Allahmemberikan manusia akal agar belajar berpikir

lebih baik.

Kedua, Sistem belajar individual, athiyah menganggap sistem ini

adalahsalah satu dari belajar bersikap demokratis dan mandiri, yaitu

tidakbergantung dengan orang lain dalam pengembangan dirinya

terhadappotensi yang dimiliki.

Ketiga, Memperhatikan perbedaan bakat dankemampuan anak didik

dalam proses belajar mengajar, hal ini sesuaidengan UU No 20 Tahun

2003, Bab V, Pasal 12, Tentang Peserta Didikyaitu setiap peserta didik

mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai denganbakat, minat, dan

kemampuan peserta didik, hal ini menunjukkan bahwamasih relevannya

pemikiran Athiyah Al-Abrasyi tentang pendidikan islam, terutama tentang

pelayanan untuk peserta didik yang mana membangunpotensinya untuk

lebih maju dan lebih baik daam memperjuangkan dirinya.

Keempat, Memperhatikan potensi dasar dari setiap anak didik, yaitu

setiappeserta didik mempunyai potensi dalam mengembangkan potensi

Page 66: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

66

dankemampuannya, yaitu dengan latihan terus- menerus atau

mengasahpotensinya sesuai dengan bakat yang dimiliki.

Kelima, Ujian atau teskecakapan peserta didik merupakan salah satu

tes untuk memperoleh datatentang penguasaan terhadap materi yang

diajarkan, baik tes tulis maupuntes lisan, sehingga diadakan ujian atau tes

kecakapan itu. Hal tersebutsangat diperlukan untuk mengetahui

perkembangan dan kemampuanpeserta didik yaitu sebagai tolak ukur

kemampuan peserta didik.

Keenam,Berbicara (menyampaikan dan menjelaskan pelajaran)

sesuai dengan kadarkemampuan daya tangkap akal pikiran anak didik

yaitu akal seseorang itusama akan tetapi kemampuan seseorang berbeda

sesuai dengan kemauanuntuk menjunjung tinggi martabat peserta didik

tersebut. Allah tidakmenyukai sesuatu yang berlebih- lebihan seperti

maksud diatas yaituberbicara sesuai kemampuannya tampa ada gengsi.

Selain itu juga harusdiperhatikan lawan bicaranya apakah dia bisa

memahami perkataan tersebutatau atau tidak, apabila kita berbicara

dengan orang lain tidak sesuaidengan kemampuan daya tangkapnya

maka dia seperti berbicara denganpatung (tidak ada respon).

Ketujuh, Memperhatikan anak didik dengan baikdan penuh kasih

sayang. Setiap orang senang sekali apabila ada orang

yangmenyayanginya, apalagi orang yang disayangi oleh peserta didik

sendiri.

Apabila peserta didik diperlakukan dengan baik, maka dia dengan

senanghati melakukan perintahnya, karena peserta didik tersebut

mengerti ataupaham kalau orang yang menyuruhnya tidak akan

menjerumuskannyakepada kejelekan, oleh karena itu bisa dikatakan wajib

apabila menghadapipeserta didik dengan halus dan penuh dengan kasih

sayang karena merekaakan merasa terlindungi.

Kedelapan, Memperhatikan pendidikan akhlakdidik karena akhlak

merupakan gambaran bagi peserta didik, akhlah harusbenar- benar

diperhatikan, karena itu merupakan pondasi bagi kehidupanmanusia. Jika

Page 67: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

67

mulai sejak kecil manusia tidak ditanami dengan pendidikanakhlak, maka

anak tersebut akan sering melawan terhadap apa- apa yangdiperintahkan

oleh orang tua, dan apabila sebaliknya maka dia akan patuhterhadap

perintah orang tua.

Bebeberapa karangan Athiyah Al-Abrasyi merupakanperbandingan

pada abad 20-an di dunia barat, oleh karena itu pemikiranbeliau yang

telah tertuang dalam bukunya masih sangat relevan sekalidengan

keadaan masa sekarang. Pada masa dahulu ketika beliau masih hidup

beliau ingin mencobamengembalikan keagungan islam yaitu dengan cara

pendidikan sistemmodern yang mana orang barat belum bisa

memperaktikannya. Hal itudilakukan karena seperti yang terjadi pada

masa modern ini yaitumasuknya budaya barat yang mana banyak

menimbulkan krisis di dalamkehidupan manusia, sehingga Athiyah Al-

Abrasyi memunculkan idekreatifnya yaitu ingin mengembalikan nilai- nilai

islam dengan baik danbenar dengan mengaktualisasikan lagi budaya

zaman dahulu yang masihrelevan dan mengambil dengan menyaring

budaya zaman modern. Halitulah yang merupakan salah satu dampak

masih relevannya pemikiranAthiyah Al-Abrasyi.

Tujuan Athiyah Al- Abrasyi dalam mengembangkan pendidikanislam

yaitu sangat mementingkan akhlak dan memelihara peserta didikdengan

mengembangkan potensinya, karena akhlak merupakan hakikatseseorang

dalam bertindak dan bersikap.

Dalam pemikirannya, Athiyah Al- Abrasyi dipengaruhi dan

didukungoleh Al- Ghazali dan Ibnu Sina dimana memiliki pemikiran yang

samatentang tujuan pendidikan islam, akan tetapi tujuan Pendidikan

yangdisepakati oleh tiga tokoh tersebut berbeda dengan pendapat Az-

Zarnujiyang lebih mengutamakan niat, dan Ibnu Maskawih mengutamakan

batin.Tujuan Pendidikan yang di lontarkan oleh Athiyah Al- Abrasi, Ibnu

Sina,dan Al- Ghazali berlawanan dengan pendapat Al- Qabisi yang

mengatakanbahwa tujuan pendidikan hanyalah untuk duniawi saja,

Page 68: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

68

dimana bekerjamerupakan alat untuk memenuhi kebutuhan hidup

(ekonomi).

Page 69: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

69

Referensi

Muhaimin. 1991.Konsep Pendidikan Islam, (Solo:Ramadhan).

Bustami A. Ghani. 1987. Jakarta: Bulan Bintang.

Muhammad Athiyah al-Abrasyi, al-Tarbiyah al-Islamiyah....hal.129-131.

Page 70: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

70

FAZLUR RAHMAN

Oleh : Afdila Miranda

A. Biografi Fazlur Rahman

Fazlur Rahman dilahirkan pada tanggal 21 September 1919 di

Hazara, suatu daerah yang sekarang terletak di barat laut Pakistan.

Fazlur Rahman dilahirkan dalam suatu keluarga Muslim yang sangat

religius. Kerelegiusan ini dinyatakan oleh Fazlur Rahman sendiri yang

mengatakan bahwa ia mempraktekan ibadah-ibadah keisalaman seperti

shalat, puasa, dan lainnya, tanpa meninggalkannya sekalipun. Dengan

latar belakang kehidupan keagamaan yang demikian, maka menjadi wajar

ketika berumur sepuluh tahun ia sudah dapat menghafal Alquran. Adapun

mazhab yang dianut oleh keluarganya ialah mazhab Hanafi.

Orang tua Fazlur Rahman sangat mempengaruhi pembentukan

watak dan keyakinan awal keagamaannya. Melalui ibunya, Fazlur

Rahman memperoleh pelajaran berupa nilai-nilai kebenaran, kasih

sayang, kesetiaan, dan cinta.Ayah Fazlur Rahman merupakan penganut

mazhab Hanafi yang sangat kuat, namun beliau tidak menutup diri dari

pendidikan modern. Tidak seperti penganut mazhab Hanafi fanatik lainnya

ketika itu, Ayahnya berkeyakinan bahwa Islam harus memandang

modernitas sebagai tantangan-tantangan dan kesempatan-kesempatan.

Pandangan ayahnya inilah yang kemudian mempengaruhi pemikiran dan

keyakinan Fazlur Rahman. Selain itu, melalui tempaan ayahnya, Fazlur

Rahman pada kemudian hari menjadi seorang yang bersosok cukup tekun

dalam mendapatkan pengetahuan dari berbagai sumber, dan melalui

ibunyalah kemudian ia sangat tegar dan tabah dalam mengembangkan

keyakinan dan pembaruan Islam.

Pada tahun 1933, Fazlur Rahman melanjutkan pendidikannya di

sebuah sekolah modern di Lahore. Selain mengenyam pendidikan formal,

Fazlur Rahman pun mendapatkan pendidikan atau pengajaran

tradisinonal dalam kajian-kajian keislaman dari ayahnya, Maulana Syahab

Page 71: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

71

al Din. Materi pengajaran yang diberikan ayahnya ini merupakan materi

yang ia dapat ketika menempuh pendidikan di Darul Ulum Deoband, di

wilayah utara India. Ketika berumur empat belas tahun, Fazlur Rahman

sudah mulai mempelajari filsafat, bahasa Arab, teologi atau kalam, hadis

dan tafsir.

Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya, Fazlur Rahman

kemudian melanjutkan pendidikannya dengan mengambil bahasa Arab

sebagai kosentrasi studinya dan pada tahun 1940 ia berhasil

mendapatkan gelar Bachelor of Art. Dua tahun kemudian, tokoh utama

gerakan neo modernis Islam ini berhasil menyelesaikan studinya di

universitas yang sama dan mendapatkan gelar Master dalam bahasa

Arab.

Pada tahun 1946, Fazlur Rahman berangkat ke Inggris untuk

melanjutkan studinya di Oxford University. Selama menempuh pendidikan

di Barat, Fazlur Rahman menyempatkan diri untuk belajar berbagai

bahasa asing. Bahasa-bahasa yang berhasil dikuasai olehnya diantaranya

ialah Latin, Yunani, Inggris, Jerman, Turki, Arab dan Urdu. Penguasaan

berbagai bahasa ini membantu Fazlur Rahman dalam memperdalam dan

memperluas cakrawala keilmuannya (khususnya studi keislaman) melalui

penelusuran berbagai literature.

Dan pada saat berumur 32 tahun Fazlur Rahman meraih gelar

doktornya, di Oxford University, Fazlur Rahman tidak langsung ke negeri

asalnya Pakistan (ketika itu sudah melepaskan diri dari India), ia

memutuskan untuk tinggal beberapa saat disana. Ketika tinggal di tinggal

di Inggris, Fazlur Rahman sempat mengajar di Durham University.

Kemudian pindah mengajar ke Institute of Islamic Studies, McGill

University, Kanada, dan menjabat sebagai Associate Professor of

Philosophy sampai awal tahun 1960. Menurut pengakuan Fazlur Rahman,

ketika menempuh studi pascasarjana di Oxford University dan mengajar di

Durham University, konflik antara pendidikan modern yang diperolehnya di

Barat dengan pendidikan Islam tradisional yang didapatkan ketika di

Page 72: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

72

negeri asalnya mulai menyeruak. Konflik ini kemudian membawanya pada

skeptisisme yang cukup dalam, yang diakibatkan studinya dalam bidang

filsafat.

Setelah tiga tahun mengajar di McGill University, akhirnya pada awal

tahun 1960 Fazlur Rahman kembali ke Pakistan setelah sebelumnya

diminta bantunnya oleh Ayyub Khan untuk membangun negeri asalnya,

Pakistan. Menurut Moosa (2000: 2), permintaan Ayyub Khan kepada

Fazlur Rahman ialah bertujuan untuk membawa Pakistan pada khittah

berupa negara yang bervisi Islam Selanjutnya pada tahun 1962, Fazlur

Rahman diminta oleh Ayyub Khan untuk memimpin Lembaga Riset Islam

(Islamic Research Institute) dan menjadi anggota Dewan Penasihat

Ideologi Islam (The Advisory Council of Islamic Ideology). Motivasi Fazlur

Rahman untuk menerima tawaran dari Ayyub Khan dapat dilacak pada

keinginannya untuk membangkitkan kembali visi Alquran yang dinilainya

telah terkubur dalam puing-puing sejarah.

Kursi panas yang diduduki oleh Fazlur Rahman akhirnya menuai

berbagai reaksi. Para ulama tradisional menolak jika Fazlur Rahman

mendudukinya, ini disebabkan oleh latar belakang pendidikannya yang

ditempuh di Barat. Penentangan atas Fazlur Rahman akhirnya mencapai

klimaksnya ketika jurnal Fikr-o-Nazar menerbitkan tulisannya yang

kemudian menjadi dua bab pertama bukunya yang berjudul Islam.

Pada tulisan tersebut, Fazlur Rahman mengemukakan pikiran

kontroversialnya mengenai hakikat wahyu dan hubungannya dengan

Muhammad saw. Menurut Fazlur Rahman, Alquran sepenuhnya adalah

kalam atau perkataan Allah swt, namun dalam arti biasa, Alquran juga

merupakan perkataan Muhammad saw. Akibat pernyataan-pernyataannya

tersebut, Fazlur Rahman dinyatakan sebagai munkir-i-Quran (orang yang

tidak percaya Alquran).

Menurut Amal, kontroversi dalam media masa Pakistan mengenai

pemikiran Fazlur Rahman tersebut berlalu hingga kurang lebih satu tahun,

yang pada akhirnya kontroversi ini membawa pada gelombang

Page 73: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

73

demonstrasi massa dan mogok total di beberapa daerah Pakistan pada

September 1968. Menurut hampir seluruh pengkaji pemikiran Fazlur

Rahman berpendapat bahwa penolakan atasnya bukanlah ditujukan

kepada Fazlur Rahman tetapi untuk menentang Ayyub Khan. Hingga

akhirya pada 5 September 1968 permintaan Fazlur Rahman untuk

mengundurkan diri dari pimpinan Lembaga Riset Islam dikabulkan oleh

Ayyub Khan.

Pada akhir tahun 1969 Fazlur Rahaman meninggalkan Pakistan

untuk memenuhi tawaran Universitas California, Los Angeles, dan

langsung diangkat menjadi Guru Besar Pemikiran Islam di universitas

yang sama. Mata kuliah yang ia ajarkan meliputi pemahaman Alquran,

filsafat Islam, tasawuf, hukum Islam, pemikiran politik Islam, modernism

Islam, kajian tentang al Ghazali, Shah Wali Allah, Muhammad Iqbal, dan

lain-lain.

Salah satu alasan yang menjadikan Rahman memutuskan untuk

mengajar di Barat disebabkan oleh keyakinan bahwa gagasan-gagasan

yang ditawarkannya tidak akan menemukan lahan subur di Pakistan.

Selain itu, Rahman menginginkan adanya keterbukaan atas berbagai

gagasan dan suasana perdebatan yang sehat, yang tidak ia temukan di

Pakistan.

Selama di Chicago, Fazlur Rahman mencurahkan seluruh

kehidupannya pada dunia keilmuan dan Islam. Kehidupannya banyak

dihabiskan di perpustakaan pribadinya di basement rumahnya, yang

terletak di Naperville, kurang lebih 70 kilometer dari Universitas

Chicago.Rahman sendiri menggambarkan aktitivitas dirinya tersebut

layaknya ikan yang naik ke atas hanya untuk mendapatkan udara.Dari

konsistensinya dan kesungguhannya terhadap dunia keilmuan akhirnya

Rahman mendapatkan pengakuan lembaga keilmuan berskala

internasional. Pengakuan tersebut salah satunya ialah pada tahun 1983 ia

menerima Giorgio Levi Della Vida dari Gustave E von Grunebaum Center

for Near Eastern Studies, Universitas California, Los Angeles.

Page 74: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

74

Selama kurang lebih 18 tahun menetap di Chicago, rahman telah

menampilkan sebagai pigur pemikir modern yang bertanggung jawab dan

senantiasa berfikir untuk mencari solusi-solusi dari problema yang

dihadapi islam dan umatnya. Ada sejumlah buku yang berhasil dia tulis

dan puluhan artikel lainnya yang tersebar di berbagai jurnal ilmiah

internasional.Itulah sebagai peninggalnnya yang sampai kini pemikiran-

pemikirannya masih terus di kaji banyak kalangan. Pada tanggal 26 juli

1998, setelah lama terserang dibetes, Fazlur Rahma meninggal dunia.

B. Pemikiran Fazlur Rohman

Fazlur Rahman dengan segala kemampuan intelektualnya sudah

tentu tidak bebas dari kekurangan dan kelemahan. Maka adalah hak kita

untuk menerima, menyetujui atau menolak seluruh atau sebagian hasil

pemikirannya untuk semua pada posisi penerimaan atau penolakan,

seorang intelektual pencari kebenaran sudah tentu akan mengumpulkan

berbagai informasi yang berkaitan dengan pendapat dan pemikiran yang

di kemukakan untuk menilai pendapat Fazlur Rahman, orang harus

memahami al-Qur‟an sebagai sebuah ajaran yang utuh lebih dulu, di

samping Sunnah, Sejarah Islam dan lain-lain.

Di antara pemikiran Fazlur Rahman antara lain :

a. ia menegaskan bahwa al-Qur‟an bukanlah suatu karya misterius,

b. atau karya sulit yang memerlukan manusia berlatih secara teknis

untuk memahami dan menafsirkan perintah-perintahnya, di sini di

jelaskan pula prosedur yang benar untuk memahami al-Qur‟an.

c. Seseorang harus mempelajari al-Qur‟an dalam Ordo Histories untuk

mengapresiasikan tema-tema dan gagasan-gagasannya.

d. Seseorang harus mengkajikan dalam konteks latar belakang social

historisnya, hal ini tidak hanya berlaku untuk ayat-ayatnya secara

individual tapi juga untuk al-Qur‟an secara keseluruhan. Tanpa

memahami latar belakang mikro dan makronya secara memadai.

Page 75: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

75

Menurut Fazlur Rahman, besar kemungkinan seseorang akan salah

tangkap terhadap élan dan maksud al-Qur‟an aktifitas Nabi baik di

Mekkah atau di Madinah.

Dalam karyanya Islam and Modernity 1982 Fazlur Rahman

menekankan, akan mutlak perlunya mensistematiskan materi ajaran al-

Qur‟an. Tanpa usaha ini bisa terjadi penerapan ayat-ayatnya secara

individual dan terpisah berbagai situasi akan menyesatkan.

C. Karakteristik Pemikirannya

Perlu di kemukakan bahwa konsep teologi Fazlur Rahman bukan

merupakan kajian tersendiri yang di tulis dalam suatu karya khusus, tetapi

lebih merupakan refleksi pemikiran sebgai hasil dari proses dialetika

berfikirnya. Memang dalam beberpa buku dan sejumlah artikel yang di

tulis, Rahman sering membicarakan doktrin-doktrin teologi yang pernah

dikembangkan oleh aliran-aliran terdahlu dan kemudian dia mengkritisinya

sehingga dari sinilah dapat dilacak pola-pola pemikiran teologi rahman.

Jadi karakteristik pemikiran Fazlur Rahman adalah dalam pemikiran

teologi-teologi terdahulu sejauh hal-hal yang positif harus di pertahankan

dan sebaliknya terhadap doktrin-doktrinnya yang kurang lurus dan tidak

dapat diketemukan akar-akarnya dalam ajaran Qur‟an, maka perlu

direkonstruksi. Hal demikian tidak lain mengingat sebuah sistem teologi

bisa saja secara logiskoheren, namun bisa juga sama sekali palsu

terhadap agama yang dikatakannya sebagai dirumuskannya. Dari sinilah

upaya rekonstruksiteologi dianggap penting.

Dan salah satu karakeristik pemikiranya juga adalah bahwa manusia

dengan kekuatan moralnya, tema tentang ketuhanan dan alam semesta

sekan hanya bagianpelengkap dari tema besar moralitas manusia, krena

tujuan sentrala agama tidak lain adalah membentuk pribadi manusia yang

luhur dan bermoral.

Page 76: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

76

D. Konsep Pendidikan dan Pendidikan Tinggi Islam Fazlur

Rahman

Pendidikan Islam menurut Fazlur Rahman mencakup dua pengertian

besar (Dr.Sutrisno,2006:170 ) . Yaitu :

1) Pendidikan Islam dalam pengertian Praktis, yaitu pendidikan yang

dilaksanakan di dalam Islam, seperti di Pakistan, Mesir, Sudan,

Saudi, Iran, Turki, Maroko, Indonesia dan lain-lain.

2) Pendidikan tinggi Islam yang disebut dengan intelektualisme Islam.

Lebih dari itu, pendidikan Islam menurut Fazlur Rahman dapat

dipahami juga sebagai proses untuk menghasilkan manusia (ilmuan)

integratif, yang padanya terkumpul sifat-sifat seperti kritis, kreatif, dinamis,

inovatif, progresif, adil, jujur, dan sebagainya.

1. Tujuan Pendidikan Islam

Dengan mendasarkan pada al-Qur‟an, tujuan pendidikan

menurut Fazlur Rahman adalah untuk mengembangkan manusia

sedemikian rupa sehingga semua pengetahuan yang diperolehnya

akan menjadi organ pada keseluruhan pribadi yang kreatif, yang

memungkin manusia untuk memanfaatkan sumber-sumber alam

untuk kebaikan umat manusia dan untuk menciptakan keadilan,

kemajuan, dan keteraturan dunia.

Dewasa ini pendidikan Islam sedang dihadapkan dengan

tantangan yang jauh lebih berat dari masa permulaan penyebaran

islam. Tantangan tersebut berupa timbulnya aspirasi dan idealisme

umat manusia yang serba multi interest dan berdimensi nilai ganda

dengan tuntutan hidup yang multi komplek pula .Ditambah lagi

dengan beban psikologis umat islam dalam menghadapi barat.

Dalam kondisi kepanikan spiritual itu,strategi pendidikan Islam yang

dikembangkan diseluruh dunia Islam secara universal bersifat

mekanis. Akibatnya munculah golongan yang menolak segala apa

yang berbau Barat,bahkan adapula yang mengharamkan pengambil

Page 77: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

77

alihan ilmu dan teknologinya. Sehingga apabila kondisi ini terus

berlanjut akan dapat menyebabkan kemunduran umat Islam.

Menurut Rahman, ada beberapa hal yang harus

dilakukan pertama, tujuan pendidikanIslam yang bersifat desentif dan

cenderung berorientasi hanya kepada kehidupan akhirat tersebut

harus segera diubah. Tujuan pendidikan islam harus berorientasi

kepada klehidupan dunia dan akhirat sekaligus serta bersumber

pada AL-Qur‟an.

Kedua, beban psikologis umat Islam dalam menghadapi Barat

harus segera dihilangkan.Untuk menghilangkan beban psikologis

umat Islam tersebut, Rahman menganjurkan supaya dilakukan kajian

Islam yang menyeluruh secara historis dan sistimatis mengenai

perkembangan disiplin-disiplin ilmu Islam seperti

teologi,hukum,etika,hadis ilmu-ilmu sosial,dan filsafat,dengan

berpegang kepada AL-Qur‟an sebagai penilai.

Ketiga, sikap negatif umat Islam terhadap ilmu pengetahuan

juga harus dirubah. Sebab menurut Rahman,

ilmu pengetahuan tidak ada yang salah, yang salah adalah

penggunanya.

2. Sistem Pendidikan Islam

Fazlur Rahman berpendapat, bahwa “kita tidak bisa lepas dari

system pendidikan Barat karena umat Islam juga ingin belajar

dengan dunia Barat, tetapi system pendidikan Barat telah

mendehumanisme dan membekukan jiwa manusia” Dari sini dapat

kita asumsikan bahwa Rahman mencoba mengintegrasikan antara

ilmu sekuler (modern) dan ilmu-ilmu agama.Namun yang saat ini

menjadi pombardir penghalangnya adalah karena sering terjadinya

dikotomi dalam dunia pendidikan Islam.

Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan, menurut

Rahman dunia pendidikan Islam harus memberi ruang bagi ilmu-ilmu

Page 78: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

78

sekuler (modern), atau dalam arti kata luas harus adanya integrasi

antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu sekuler/sains. Dengan pola

integrasi ini maka tidak akan lagi terjadi dikotomi dalam dunia

pendidikan Islam. Jadi, hendaknya dalam silabus-silabus

pembelajaran harus dicantumkan ilmu-ilmu di luar agama, seperti

sosiologi, antropologi, biologi dan sebagainya.

Zaman selalu mengalami perkembangan, sudah semestinya

pendidikan Islam harus merespons dan dituntut pula untuk

berkembang secara dinamis dalam mewujudkan manusia yang kritis

dan kreatif sehingga mampu mandiri dalam menyesuaikan diri dalam

lingkungan sekitar.Oleh karena itu perlunya di terapkan konsep

pendidikan demokratis yang selalu membuka ruang kebebasan dan

perubahan yang bersifat positif dan dinamis di berbagai lembaga

pendidikan agar dapat memenuhi tuntutan tersebut di atas.

a) Anak Didik (Peserta Didik)

Dalam proses trasnpormasi ilmu pengetahuan dalam

pendidikan, peserta didik menjadi obyek dari pendidikan itu sendiri,

namun bukan karena dia menjadi obyek maka tidak diberikan

kebebasan dalam mengakpresikan dan mengembangkan kreativitas

mereka, akan tetapi dengan mengsinergikan antara peserta didik

dan tujuan pendidikan, maka peserta didik harus diberikan keluasan

ruang dan waktu untuk mengeksplorasikan semua imajinasi kreatif

mereka untuk pengembangan pribadi mereka.

Kemerdekaan (kebebasan) adalah hak dasar bagi setiap

manusia yang ada di dunia ini. Dengan kebebasan manusia dapat

keratif dan dapat mengetahui tujuan yang di anggapnya baik.

Namun, dal mengimplementasikan kemerdekaan tentunya tidak

melanggar kebebasan orang lain.

Page 79: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

79

b) Pendidik (Mu‟allim)

Era kontemporer ini dirasakan sangat minimnya pendidik,

namun bukan tenaga pendidiknya yang kurang, lebih dari itu

problema yang kita hadapi sekarang minimnya guru yang

professional dan mempunyai klasifikasi kemampuan yang

memadai. Dalam mengatasi kelangkaan tenaga pendidik seperti itu,

Rahman menawarkan beberapa gagasan, yaitu :

1) Merekrut dan mempersiapkan anak didik yang memiliki bakat-

bakat terbaik dan mempunyai komitmen yang tinggi terhadap

lapangan agama (Islam). Anak didik seperti ini harus dibina dan

diberikan insentif yang memadai untuk membantu memnuhi

keperluannya dalam peningkatan karir intelektual mereka.

2) Mengangkat lulusan madrasah yang relatif cerdas atau

menunjuk sarjana-sarjana modern yang telah memperoleh gelar

doktor di universitas-universitas Barat dan telah berada di

lembaga-lembaga keilmuan tinggi sebagai guru besar-guru

besar bidang studi bahasa Arab, bahasa Persi, dan sejarah

Islam.

3) Mengangkat beberapa lulusan madrasah yang memiliki

pengetahuan bahasa Inggris dan mencoba melatih mereka

dalam teknik riset modern dan sebaliknya menarik para lulusan

universitas bidang filsafat dan ilmu-ilmu sosial dan memberi

mereka pelajaran bahasa Arab dan disiplin-disiplin Islam klasik

seperti Hadis, dan yurisprudensi Islam.

4) Menggiatkan para pendidik untuk melahirkan karya-karya

keislaman secara kreatif dan memiliki tujuan. Di samping

menlulis karya-karya tentang sejarah, filsafat, seni, juga harus

mengkonsentrasikannya kembali kepada pemikiran Islam.

Page 80: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

80

E. Karya-karya Fazlur Rohman

Karya-karya yang mula di tulis, selain disertai doktralnya tentang

Ibnu sina adalah teks terjemahan ke dalam bahasa inggris di karya

monumental IbnuSIna kitab an-Najat denagn judul Avicenna‟s psychology

(1952). Beberapa tahun kemudian Rahman menyunting karya Ibnu Sina

lainnya Kitab An-Nafs dan di terbitkan dengan judul Avicenna‟s De Anima

(1959). Karya lain menjelang tahun 1960-an adalah propechy in Islam:

philosophy Ortodoxy and (1956), Islamic Methodology in History (1965),

Major Themes Of The Qur‟an (1980), Islam and Modernitiy;

Transpormation of an Intllectual Tradition (1982).

F. Relevansi Pemikiran Pendidikan Fazlur Rahman dengan Dunia

Modern

Menurut Harun Nasution sebagaimana yang dikutip oleh Muhaimin

istilahmodern berarti masa yang dimulai dari tahun 1800 M sampai

seterusnya.Duniamodern ini ditandai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan filsafat yangberkembang pesat di Eropa setelah sekian

lama bertahta di dunia Islam. Keadaanini semakin menunjukkan akan

kemunduran dunia Islam dibandingkan duniabarat.Kemunduran di dunia

Islam terjadi karena salah pandang umat Islamterhadap sistem pendidikan

yang ada saat ini. Diantara kritikan yang dilontarkan

oleh Fazlur Rahman bahwa tujuan pendidikan Islam sekarang hanya

diorientasikan kepada kehidupan akhirat semata dan bersifat defensif

serta adanya dikotomi atau pemilahan antara ilmu pengetahuan umum

dan pengetahuan agama.

Dalam kajian sejarah tentang dikotomi ilmu, Islam sangat

berkebalikan dengan barat yang memang manghendaki adanya dikotomi

keilmuan. Bagi dunia Islam dikotomi itu sangatlah berbahaya. Pandangan

dikotomi dapat mengancamrealisasi Islam dalam kehidupan umat. Bila

dikotomi berkembang di dunia Islam, maka diantara akibatnya adalah

adanya pembelahan antara ilmu pengetahuan umum dan agama.

Page 81: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

81

Keadaan seperti inilah yang mendorong Fazlur Rahman untuk

mencetuskanide-ide perubahan, dengan semangat yang menggebu-gebu

dia sedikit banyaktelah ikut bersumbangsih bagi Islam maupun dunia, baik

berupa tenaga, kritikan, karya-karya ilmiah dan sebagainya. Salah satu

upaya pembaharuan yangdilakukan Fazlur Rahman dalam sistem

pendidikan adalah dengan melakukanintegrasi ilmu pengetahuan.

Page 82: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

82

Referensi

Abdul razak dan rosihun anwar, ilmu kalam, (Bandung: CV. Pustaka setia,

2001).

Muktafi Fahal dan Ahamad Amir Aziz, Teologi islam

modern,(Surabaya:Gitamedia Press, 1999)

Fazlur Rahaman, Gelombang Perubahan Dalam Islam, (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2001)

Page 83: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

83

K.H. AHMAD DAHLAN

Oleh: Dani Suyanti & Febrina Aspyan Tari

A. Biografi Tokoh K.H. Ahmad Dahlan

Kyai Haji Ahmad Dahlan lahir di Kauman, Yogyakarta, 1 Agustus

1868 adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah putera ke

empat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. K.H Abu Bakar

adalah seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan

Yogyakarta pada masa itu, dan ibu dari K.H. Ahmad Dahlan adalah puteri

dari H. Ibrahim yang juga menjabat sebagai penghulu Kasultanan

Yogyakarta pada masa itu. Dalam sumber lain K.H. Ahmad Dahlan

dilahirkan pada tahun 1869.

K.H. Ahmad Dahlan meninggal pada tanggal 7 Rajab 1340 H atau 23

Pebruari 1923 M dan dimakamkan di Karang Kadjen, Kemantren,

Mergangsan, Yogyakarta.

Nama kecil K.H. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwis. Saat

masih kecil beliau diasuh oleh ayahnya sendiri yang bernama K.H. Abu

Bakar. Karena sejak kecil Muhammad Darwis mempunyai sifat yang baik,

budi pekerti yang halus dan hati yang lunak serta berwatak cerdas, maka

ayah bundanya sangat sayang kepadanya.

Ketika Muhammad Darwis menginjak usia 8 tahun Ia dapat

membaca Al-Qur‟an dengan lancar. Dalam hal ini Muhammad Darwis

memang seorang yang cerdas pikirannya karena dapat mempengaruhi

teman-teman sepermainannya dan dapat mengatasi segala permasalahan

yang terjadi diantara mereka.

Sebelum mendirikan organisasi Muhammadiyah, K.H.Ahmad Dahlan

mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi di Mesir, Arab, dan India,

untuk kemudian berusaha menerapkannya di Indonesia. Ahmad Dahlan

juga sering mengadakan pengajian agama di langgar atau mushola.

Ada beberapa faktor intern dan faktor ekstern, yang mendorong

mengapa KH. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah.

Page 84: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

84

Faktor interennya adalah:

a) Kehidupan beragama tidak sesuai dengan Al-Qur‟an dan

Hadits, karena merajalelanya taklid, bid‟ah dan churafat (TBC),

yang menyebabkan Islam menjadi beku.

b) Keadaan bangsa Indonesia serta umat Islam yang hidup dalam

kemiskinan, kebodohan, kekolotan dan kemunduran.

c) Tidak terwujudnya semangat ukhuwah Islamiyah dan tidak

adanya organisasi Islam yang kuat.

d) Lembaga pendidikan Islam tak dapat memenuhi fungsinya

dengan baik, dan sistem pesantren yang sudah sangat kuno.

Adanya pengaruh dan dorongan, gerakan pembaharuan dalam

Dunia Islam.

Faktor-faktor ekstern, mencakup:

a) Adanya kolonialisme Belanda di Indonesia.

b) Kegiatan serta kemajuan yang dicapai oleh golongan Kristen

dan Katolik di Indonesia.

c) Sikap sebagian kaum intelektual Indonesia yang memandang

Islam sebagai agama yang telah ketinggalan zaman.

d) Adanya rencana politik kristenisasi dari pemerintah Belanda,

demi kepentingan politik kolonialnya.

B. Karya-karya K.H. Ahmad Dahlan

a) Rukuning Islan lan Iman.

b) Aqaid, Salat, Asmaning Para Nabi kang selangkung.

c) Nasab Dalem Sarta Putra Dalem Kanjeng Nabi.

d) Sarat lan Rukuning Wudhu Tuwin salat.

e) Rukun lan Bataling Shiyam.

f) Bab Ibadah lan Maksiyating Nggota utawi Poncodriyo.

Page 85: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

85

C. Konsep Pemikiran Pendidikan menurut K.H. Ahmad

Dahlan

1. Tujuan Pendidikan

Menurut K.H. Ahmad Dahlan, pendidikan Islam hendaknya

diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi

pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham

masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan

masyarakatnya.

Tujuan pendidikan tersebut merupakan pembaharuan dari

tujuan pendidikan yang saling bertentangan pada saat itu yaitu

pendidikan pesantren dan pendidikan sekolah model Belanda. Di

satu sisi pendidikan pesantren hanya bertujuan untuk menciptakan

individu yang salih dan mendalami ilmu agama. Sebaliknya,

pendidikan sekolah model Belanda merupakan pendidikan sekuler

yang didalamnya tidak diajarkan agama sama sekali.

2. Materi pendidikan

KH. Ahmad Dahlan berpendapat bahwa kurikulum atau materi

pendidikan hendaknya meliputi:

a. Pendidikan moral, akhlaq yaitu sebagai usaha menanamkan

karakter manusia yang baik berdasarkan Al-Qur‟an dan As-

Sunnah.

b. Pendidikan individu, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan

kesadaran individu yang utuh yang berkesinambungan antara

perkembangan mental dan gagasan, antara keyakinan dan

intelek serta antara dunia dengan akhirat.

c. Pendidikan kemasyarakatan yaitu sebagai usaha untuk

menumbuhkan kesediaan dan keinginan hidup bermasyarakat.

Page 86: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

86

3. Metode Mengajar

Ada dua sistem pendidikan yang berkembang di Indonesia,

yaitu pendidikan pesantren dan pendidikan Barat. Pandangan

Ahmad Dahlan, ada problem mendasar berkaitan dengan lembaga

pendidikan di kalangan umat Islam, khususnya lembaga pendidikan

pesantren. Menurut Syamsul Nizar, dalam bukunya Filsafat

Pendidikan Islam, menerangkan bahwa problem tersebut berkaitan

dengan proses belajar-mengajar, kurikulum, dan materi pendidikan.

Dari realitas pendidikan tersebut, K.H. Ahmad Dahlan

menawarkan sebuah metode sintesis antara metode pendidikan

modern Barat dengan metode pendidikan pesantren.

Dari sini tampak bahwa lembaga pendidikan yang didirikan

K.H. Ahmad Dahlan berbeda dengan lembaga pendidikan yang

dikelola oleh masyarakat pribumi saat ini. Metode pembelajaran

yang dikembangkan K.H. Ahmad Dahlan bercorak kontekstual

melalui proses dialogis dan penyadaran.

Contoh klasik adalah ketika beliau menjelaskan surat al-

Ma‟un kepada santri-santrinya secara berulang-ulang sampai santri

itu menyadari bahwa surat itu menganjurkan supaya kita

memperhatikan dan menolong fakir-miskin, dan harus

mengamalkan isinya.

Hal ini karena pelajaran agama tidak cukup hanya dihafalkan

atau dipahami secara kognitif, tetapi harus diamalkan sesuai situasi

dan kondisi. Adapun perbedaan model belajar yang digunakan

antara pendidikan di pesantren dengan pendidikan yang diajarkan

oleh Ahmad Dahlan adalah sebagai berikut:

a. Cara belajar-mengajar di pesantren menggunakan sistem

Weton dan Sorogal, madrasah yang dibangun Ahmad Dahlan

menggunakan sistem masihal seperti sekolah Belanda.

Page 87: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

87

b. Bahan pelajaran di pesantren mengambil kitab-kitab agama.

Sedangkan di madrasah yang dibangun Ahmad Dahlan bahan

pelajarannya diambil dari buku-buku umum.

c. Hubungan antara guru-murid, di pesantren hubungan guru-

murid biasanya terkesan otoriter karena para kiai memiliki

otoritas ilmu yang dianggap sakral. Sedangkan madrasah yang

dibangun Ahmad Dahlan mulai mengembangkan hubungan

guru-murid yang akrab.

4. Pendidik

Muhammadiyah menanamkan keyakinan paham tentang Islam

dalam sistem pendidikan dan pengajaran. Penerapan sistem

pendidikan Muhammadiyah ini ternyata membawa hasil yang tidak

tenilai harganya bagi kemajuan, bangsa Indonesia pada umumnya

dan khususnya umat Islam di Indonesia.

Muhammadiyah, berpendirian, bahwa para guru memegang

peranan yang penting di sekolah dalam usaha menghasilkan anak-

anak didik seperti yang dicita-citakan Muhammadiyah. Yang penting

bagi para guru ialah memahami dan menghayati serta ikut beramal

dalam Muhammadiyah. Dengan memahami dan menghayati serta

ikut beramal dalam Muhammadiyah, para guru dapat menjalankan

fungsinya sesuai dengan apa yang dicita-citakan Muhammadiyah.

5. Peserta Didik

Muhammadiyah berusaha mengembalikan ajaran islam pada

sumbernya yaitu Al-Qur‟an dan Hadis. Muhammadiyah bertujuan

meluaskan dan mempertinggi pendidikan agama Islam, sehingga

terwujud masyarakat Islam yang sebenarnya. Untuk mencapai tujuan

itu, muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah yang tersebar di

seluruh Indonesia.

Page 88: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

88

Dalam dunia pendidikan dan pengajaran Muhammadiyah telah

mengadakan pembaruan pendidikan agama. Modernisasi dalam

sistem pendidikan dijalankan dengan menukar sistem pondok

pesantren dengan pendidikan modern sesuai dengan tuntutan dan

kehendak zaman.Pengajaran agama Islam diberikan di sekolah-

sekolah umum baik negeri maupun swasta.

Metode baru yang diterapkan oleh sekolah Muhammadiyah

mendorong pemahaman Al-Qur‟an dan Hadis secara bebas oleh

para pelajar sendiri. Tanya jawab dan pembahasan makna dan ayat

tertentu juga dianjurkan dikelas. “Bocah-bocah dimardikaake pikire

(anak-anak diberi kebebasan berpikir)”, suatu pernyataan yang

dikutip dari seorang pembicara kongres Muhammadiyah tahun 1925,

melukiskan suasana baik sekolah-sekolah Muhammadiyah pertama

kali (Mailrapport No. 467X/25: 13).

D. Relevansi Pemikiran Pendidikan Islam Tokoh K.H. AHMAD

DAHLAN dengan Pendidikan Masa Terkini

Relevansi pemikiran tokoh KH. Ahmad Dahlan tentang pendidikan

terkini berpendapat bahwa kurikulum atau materi pendidikan hendaknya

meliputi:

1. Pendidikan moral, akhlaq yaitu sebagai usaha menanamkan

karakter manusia yang baik berdasarkan Al-Qur‟an dan As-

Sunnah.

2. Pendidikan individu, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan

kesadaran individu yang utuh yang berkesinambungan antara

perkembangan mental dan gagasan, antara keyakinan dan

intelek serta antara dunia dengan akhirat.

3. Pendidikan kemasyarakatan yaitu sebagai usaha untuk

menumbuhkan kesediaan dan keinginan hidup bermasyarakat.

Uraian di atas merupakan bagian dari konsep Islam tentang

manusia. Kaitannya dengan persoalan pendidikan, maka secara ringkas

Page 89: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

89

dapat dikatakan bahwa dalam proses pendidikan haruslah mampu

menghasilkan lulusan yang Memiliki :

1. Kepribadian yang utuh, seimbang antara aspek jasmani dan

ruhaninya, pengetahuan umum dan pengetahuan agamanya,

duniawi dan ukhrawinya.

2. Memiliki jiwa sosial yang penuh dedikasi.

3. Bermoral yang bersumber pada al-Qur‟an dan sunnah.

Page 90: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

90

Referensi

Damami & Mohammad. 2000. Akar Gerakan Muhammadiyah. Yogyakarta: Fajar

Pustaka Baru.

Soedja, M. 1993. Cerita tentang kyiai haji Ahmad Dahlan. Jakarta: Rhineka

Cipta.

Safwan, Mardanas. & Kutoyo, S. 2001. KH. Akhmad Dahlan, Riwayat Hidup dan

Perjuangannya. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Nizar, S. 2002.Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers.

Page 91: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

91

K.H. HASYIM ASY’ARI

Oleh : Anggun Purnama Sari & Iftiatul Hidayati

A. BIOGRAFI K.H. HASYIM ASY’ARI

Hadratussyaikh Hasyim Asy‟ari, adalah seorang ulama Jawa yang

menjadi panutan banyak dari para kyai di Indonesia. Beliau lahir di desa

Gedang, sekitar dua kilometer sebelah timur Jombang, pada tanggal 24

Dzul Qa‟dah 1287 H, bertepatan pada tanggal 14 Pebruari 1871. Nama

asli yang diberikan oleh orang tua beliau adalah Muhammad Hasyim,

sedangkan ayahnya bernama Asy‟ari dan ibunya bernama Halimah.

Dipercayai bahwa mereka adalah keturunan raja Muslim Jawa, Jaka

Tingkir, dan raja Hindu Majapahit, Brawijaya VI, juga dipercayai

merupakan keturunan bangsawan.

Ayah beliau adalah seorang kyai pendiri Pesantren Keras di

Jombang, sementara kakeknya, kyai Utsman adalah kyai terkenal pendiri

Pesantren Gedang, sementara moyangnya, kyai Sihah adalah pendiri

Pesantren Tambakberas Jombang. Sahingga wajar saja apabila K.H.

Hasyim Asy‟ari menyerap lingkungan agama dari lingkungan pesantren

keluarganya dan mendapatkan ilmu pengetahuan agama Islam yang luas.

K.H. Hasyim Asy‟ari bersama K.H. Wahab Hasbullah dan K.H. Bisri

Syansuri, mendirikan Nahdlatul Ulama di Surabaya pada tanggal 16 Rajab

1344, bertepatan tanggal 31 Januari 1926. Organisasi NU bermaksud

untuk mempertahankan praktik keagamaan yang sudah mentradisi di

Nusantara untuk mengimabangi gencarnya ekspansi pembaruan Islam.

NU sendiri memberikan perhatian besar bagi pendidikan, khususnya

pendidikan tradisional yang harus dipertahankan keberadaannya.

Kemudian NU mendirikan madrasah-madarasah dengan model Barat.

Dalam hidupnya, beliau juga ikut berperan penting dalam bidang

politik nasional. Di samping itu, beliau menjadi salah satu motivator para

pejuang bangsa Indonesia dalam mengusir pendudukan kolonial di tanah

air, untuk meraih kemerdekaan. Akhir hayatnya, K.H. Hasyim Asy‟ari wafat

Page 92: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

92

pada tanggal 7 Ramadhan 1366 H, bertepatan tanggal 25 Juli 1947,

disebabkan tekanan darah tinggi.

B. Pemikiran K.H. Hasyim Asy’ari Mengenai Pendidikan

Salah satu karya monumental K.H. Hasyim Asy‟ari yang berbicara

tentang pendidikan adalah kitab Adab al-Alim wa al-Muta‟allim fima Yahtaj

Ila al-Muta‟alim fi Ahuwal Ta‟allum wa ma Yataqaff al-Mu‟allim fi Maqamat

Ta‟limi. Sebagaimana umumnya kitab kuning, pembahasan terhadap

masalah pendidikan lebih ditekankan pada masalah pendidikan etika.

Namun demikian, karya tersebut tidak berarti menafikan beberapa aspek

pendidikan lainnya. Karyanya ini merujuk pada kitab-kitab yang

ditelaahnya dari berbagai ilmu yang diterima dari para gurunya ditambah

dengan berbagai pengalaman yang pernah dijalaninya.

1. Tujuan Pendidikan

Terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam menuntut ilmu,

pertama bagi murid, hendaknya ia berniat suci menuntut ilmu, jangan

sekali-kali berniat untuk hal-hal duniawi dan jangan melecehkan atau

menyepelekan. Kedua, bagi guru, dalam mengajarkan ilmu

hendaknya ia meluruskan niatnya terlebih dahulu, tidak

mengharapkan materi semata-mata.

K.H. Hasyim Asy‟ari menyebutkan bahwa tujuan utama ilmu

pengetahuan adalah mengamalkannya. Dalam hal belajar, yang

menjadi titik penekanannya adalah pada pengertian bahwa belajar

itu merupakan ibadah untuk mencari ridha Allah yang mengantarkan

seseorang untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Karenanya, belajar harus diniati untuk mengembangkan dan

melestarikan nilai-nilai Islam, bukan sekadar menghilangkan

kebodohan.

Page 93: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

93

2. Konsep Pendidik

Dalam kitab karangan K.H. Hasyim Asy‟ari yang disebut di atas,

disebutkan tentang tugas dan tanggung jawab seorang pendidik

antara lain:

a. Etika yang dipedomani seorang guru

1) Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah.

2) Senantiasa takut kepada Allah.

3) Senantiasa bersikap tenang dan berhati-hati.

4) Senantiasa tawadhu‟, mengadukan persoalannya kepada

Allah.

5) Tidak menggunakan ilmunya untuk meraih keduniawian

semata.

6) Tidak selalu memanjakan anak didik.

7) Berlaku zuhud dalam kehidupan dunia.

8) Menghindari berusaha dalam hal-hal yang rendah.

9) Mengamalkan sunah Nabi.

10) Mengistiqamahkan membaca Al-Qur‟an.

11) Bersikap ramah, ceria, dan suka menaburkan salam.

12) Membersihkan diri dari perbuatan yang tidak disukai Allah.

13) Menumbuhkan semangat untuk menambah ilmu

pengetahuan.

14) Tidak menyalahgunakan ilmu dengan cara

menyombongkannya.

15) Membiasakan diri menulis, mengarang, dan meringkas.

b. Etika guru ketika dan akan mengajar

1) Mensucikan diri dari hadas dan kotoran.

2) Berpakaian yang sopan dan rapi serta usahakan berbau

wangi.

3) Berniatlah beribadah ketika dalam mengajarkan ilmu

kepada anak didik.

4) Sampaikanlah hal-hal yang diajarkan oleh Allah.

Page 94: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

94

5) Biasakan membaca untuk menambah ilmu pengetahuan.

6) Berilah salam ketika masuk ke dalam kelas.

7) Sebelum mengajar, mulailah terlebih dahulu dengan

berdoa untuk para ahli ilmu yang telah lama meninggalkan

kita.

8) Berpenampilan yang kalem dan jauhi hal-hal yang tidak

pantas dipandang mata.

9) Menjauhkan diri dari bergurau dan banyak tertawa.

10) Jangan sekali-kali mengajar dalam kondisi lapar, marah,

mengantuk, dan sebagainya.

11) Pada waktu mengajar, hendaklah mengambil tempat

duduk yang strategis.

12) Usahakan tampilannya ramah, lemah lembut, jelas, tegas,

dan lugas, serta tidak sombong.

13) Dalam mengajar, hendaknya mendahulukan materi-materi

yang penting dan sesuaikan dengan profesi yang dimiliki.

14) Jangan sekali-kali mengajarkan hal-hal yang bersifat

syubhat yang bisa membinasakan.

15) Perhatikan masing-masing kemampuan murid dalam

mengajar dan tidak terlalu lama, menciptakan ketenangan

dalam belajar.

16) Menasehati dan menegur dengan baik bila terdapat anak

didik yang bandel.

17) Bersikaplah terbuka terhadap berbagai macam persoalan-

oersoalan yang ditemukan.

18) Berilah kesempatan kepada peserta didik yang datangnya

ketinggalan dan ulangi penjelasannya agar tahu apa yang

dimaksud.

19) Dan bila sudah selesai, berilah kesempatan kepada anak

didik untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas ataau

belum dipahami.

Page 95: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

95

c. Etika guru terhadap murid-muridnya

1) Berniat mendidik dan menyebarkan ilmu pengetahuan

serta menghidupkan syariat Islam.

2) Menghindari ketidakikhlasan dan mengejar keduniawian.

3) Hendaknya selalu melakukan introspeksi diri.

4) Mempergunakan metode yang mudah dipahami murid.

5) Membangkitkan antusias peserta didik dengan

memotivasinya.

6) Memberikan latihan-latihan yang bersifat membantu.

7) Selalu memerhatikan kemampuan peserta didik.

8) Tidak terlalu memunculkan salah seorang peserta didik

dan menafikan yang lainnya.

9) Mengarahkan minat peserta didik.

10) Bersikap terbuka dan lapang dada terhadap peserta didik.

11) Membantu memecahkan masalah dan kesulitan peserta

didik.

12) Bila terdapat peserta didik yang berhalangan, hendaknya

mencari hal ikhwal kepada teman-temannya.

13) Tunjukkan sikap arif dan penyayang kepada peserta didik.

14) Tawadhu‟.

3. Konsep Peserta Didik

Dalam kitab karangan K.H. Hasyim Asy‟ari yang disebut di atas,

disebutkan tentang tugas dan tanggung jawab peserta didik antara

lain:

a. Etika yang harus diperhatikan dalam belajar

1) Membersihkan hati dari berbagai gangguan keimanan dan

keduniawian.

2) Membersihkan niat.

3) Tidak menunda-nunda kesempatan belajar.

Page 96: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

96

4) Bersabar dan qanaah terhadap segala macam pemberian

dan cobaan.

5) Pandai mengatur waktu.

6) Menyederhanakan makan dan minum.

7) Bersikap hati-hati (wara‟).

8) Menghindari makanan dan minuman yang menyebabkan

kemalasan dan kebodohan.

9) Menyedikitkan waktu tidur selagi tidak merusak

kesehatan.

10) Meninggalkan hal-hal yang kurang berfaedah.

b. Etika murid terhadap guru

1) Hendaknya selalu mendengar dan memperhatikan apa

yang dikatakan atau dijelaskan oleh guru.

2) Memilih guru yang wara‟ di samping professional.

3) Mengikuti jejak-jejak guru.

4) Memuliakan guru.

5) Memerhatikan apa yang menjadi hak guru.

6) Bersabar terhadap kekerasan guru.

7) Berkunjung kepada kepada guru pada tempatnya atau

meminta izin terlebih dahulu kalau keadaan memaksa

harus tidak pada tempatnya.

8) Duduklah dengan rapi dan sopan bila berhadapan dengan

guru.

9) Berbicaralah dnegan sopan dan lemah lembut.

10) Dengarkan segala fatwanya.

11) Jangan sekali-kali menyela ketika guru sedang

menjelaskan.

12) Gunakan anggota yang kanan bila menyerahkan sesuatu

kepadanya.

Page 97: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

97

c. Etika murid terhadap pelajaran

1) Memerhatikan ilmu yang bersifat fardhu „ain untuk

dipelajari.

2) Harus mempelajari ilmu-ilmu yang mendukung ilmu fardhu

„ain.

3) Berhati-hati dalam menanggapi ikhtilaf para ulama.

4) Mendiskusikan dan menyetorkan hasil belajar kepada

orang-orang yang dipercayainya.

5) Senantiasa menganalisis dan menyimak ilmu.

6) Pancangkan cita-cita yang tinggi.

7) Bergaullah dengan orang yang berilmu lebih tinggi.

8) Ucapkan salam bila sampai dim tempat majlis ta‟lim.

9) Bila terdapat hal-hal yang belum dipahami hendaknya

ditanyakan.

10) Bila kebetulan bersamaan dengan banyak teman,

sebaiknya jangan mendahului antrean kalau tidak

mendapatkan izin.

11) Ke mana pun kita pergi dan di mana pun kita berada

jangan lupa membawa catatan.

12) Pelajari pelajaran yang telah diajarkan dengan kontinu.

13) Tanamkan rasa semangat dalam belajar.

4. Kurikulum Pendidikan

Pada awal mulanya, mata pelajaran yang di ajarkan oleh Kyai

Hasyim adalah menekankan pada syariat Islam atau ilmu

pengetahuan dasar keagamaan Islam, yaitu tauhid, fiqih dan tafsir.

Sedangkan ilmu bahasa yang dipelajari adalah bahasa Arab, dan

tulis menulis Arab. Setelah berkembangnya tuntutan zaman,

kurikulum yang sebelumnya ditambahkan pelajaran Qur‟an dan

Hadits, dan bahasa Indonesia dan Melayu, serta bahasa asing

Belanda.

Page 98: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

98

Seiring berkembangnya model pesantren tradisional yang

dipadukan dengan model sekolah moderen, mata pelajaran pun

ditambah dengan mempelajari baca tulis dengan tulisan latin, ilmu

hitung, ilmu geografi, ilmu sosial.

5. Strategi Pembelajaran dalam Pendidikan

Pada dasarnya tradisionalisme pendidikan Kyai Hasyim Asy‟ari

mengindikasikan bahwa aplikasi pendidikan berkaitan dengan model

dalam pembelajaran, lebih berpusat pada subject matter oriented

dengan posisi sentral pada keberadaan seorang guru sebagai subjek

yang menentukan dalam proses belajar mengajar, atau disebut

teacher centre learning (pengajaran berpusat pada guru).

Dalam hal ini, sesungguhnya konsep dan aktualisasi pendidikan

Kyai Hasyim Asy‟ari lebih dekat kepada kerangka esensialisme (lebih

menitikberatkan pada materi) dari pada progresifisme (lebih

menitikberatkan pada aspek intelektual atau kecerdasan). Selain itu,

pembelajaran pendidikan di pesantren juga menggunakan

pendekatan kontekstual dan pembiasaan.

Dalam kegiatan belajar mengajar, Kyai Hasyim menggunakan

beberapa metode antara lain dengan cara halaqah, mubahatsah,

sorogan, bandongan, dan muthalaah, yang identik dengan metode

ceramah, demonstrasi, tanya jawab, diskusi dan dialog. Dalam mata

pelajaran bahasa Arab, terutama dalam belajar shorof,

menggunakan metode hafalan.

6. Evaluasi Pendidikan

Mengenai evaluasi, menurut pemikiran K.H. Hasyim Asy‟ari

memang dalam proses evaluasi tidak menggunakan standarisasi

nilai, namun jika diteliti sistem pendidikan islam sebenarnya proses

itu sudah menilai dari segala aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

Page 99: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

99

Pemikiran beliau lebih menitikberatkan pada persoalan hati

(qolb) sehingga yang menjadi hal terpenting atau modal dalam

menuntut ilmu adalah niat yang tulus dan ikhlas dan mengaharapkan

ridha Allah SWT. Selain itu beliau juga sangat menekankan

penanaman akhlak dan moral terhadap siswa.

Jika dikaitkan dengan pendidikan sekarang maka pemikiraan

K.H. Hasyim Asy‟ari berhubungan erat dengan aspek afektif siswa.

pada dasarnya pemikiran K.H. Hasyim Asy‟ari mengenai tujuan atau

pun dasar yang digunakan adalah sangat tepat bahkan sangat

sesuai karena menggunakan dasar Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Karena

dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadits terwujud suatu sistem pendidikan

yang komprehensif yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

C. Relevansi Pemikiran K.H. Hasyim Asy’ari Dengan Pendidikan

Saat Ini

Relevansi pemikiran K.H. Hasyim Asy‟ari terhadap pendidikan

sekarang, dapat kita lihat dari banyaknya pesantren-pesantren yang

dibangun. Pesantren sampai sekarang masih menjadi satu-satunya

lembaga yang diharapkan mampu melahirkan sosok ulama yang

berkualitas, dalam arti mendalam pengetahuan agamanya, agung

moralitasnya dan besar dedikasi sosialnya.

Konsep pendidikan oleh K.H. Hasyim tidak hanya berupa teori dan

pemikirannya saja, akan tetapi beliau juga mempraktikkannya langsung

dalam aktivitas kependidikannya. Walaupun pemikiran beliau masih

bercorak tradisionalis, tetapi pemikiran K.H. Hasyim Asy‟ari tetap sesuai

dan tepat jika diterapkan dalam pendidikan Islam saat ini, terutama dalam

beberapa aspek antara lain yaitu dalam hal tujuan pendidikan, materi dan

dasar yang digunakan yaitu Al-Qu‟an dan Al-Hadits.

Pemikiran Kyai Hasyim tentang pemaduan antara pesantren yang

tradisionalis dengan model sekolah barat yang lebih moderenis,

Page 100: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

100

sebelumnya banyak dikhawatirkan oleh banyak kyai lain. Namun, beliau

konsisten dengan pemikiran yang telah dipertimbangkannya.

Hal tersebut menunjukkan bahwa Kyai Hasyim merupakan tokoh

yang berusaha memelihara tradisi turun temurun dari pondok pesantren,

juga mengembangkan pendidikan keilmuan di pondok pesantren. Hingga

sekarang, pendidikan Islam berkembang dari model pesantren tradisional,

pesantren moderen, madrasah dan sekolah Islam.

Page 101: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

101

Referensi

Khuluq, L. 2000.Fajar Kebangunan Ulama – Biografi K.H. Hasyim Asy‟ari .

Yogyakarta: LKiS.

Kurniawan, S& Mahrus, E. 2013.Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam

Maguwoharjo: Ar Ruzz Media.

Page 102: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

102

ABDUL KARIM AMRULLAH

Oleh :Masithoh Bella Dina

A. Biografi Buya Hamka

Haji Abdul Malik Karim AmrullahatauHamka, lahirdi Sungai Batang,

Maninjau, Sumatera Barat pada Ahad, 16 Februari 1908 dari keluarga

yang taat beragama. Ayahnya adalah Abdul Karim Amrullah, atau sering

disebut Muhammad rasul, seorang ulama yang pernah mendalami Islam

di Makkah dan tokoh Muhammadiyah Minangkabau. Sementara ibunya

bernama Siti Shafiyah Tanjung.

Sejak kecil, Hamka menerima dasar-dasar agama dan belajar

membaca Al-Quran dari ayahnya. Ketika usia 6 tahun, ia dibawa ayahnya

ke Padang Panjang. Dan pada usia 7 tahun masuk ke sekolah, meski

akhirnya ia keluar dari sekolah itu setelah 3 tahun belajar, danbelajar

mengaji dengan ayahnya sampai khatam. Sejak Zainudin Labai El-Yunusi

mendirikan sekolah Diniyah di Pasar Usang Padang panjang, Hamka lalu

dimasukkan ayahnya kesekolah ini.

Pagi hari Hamka pergi kesekolah desa dan sore hari pergi mengaji

ke sekolah Diniyah, dan pada malam hari berada disurau dengan teman-

temannya.Seperti itulah kegiatan rutinitas yang selalu dilaluinya.Aktifitas

yang begitu monoton membuat Hamka jenuh. Bahkan karena hobinya, ia

pernah diam-diam mengicuh guru ngajinya karena ingin menonton Film

Eddie Polo dan Marie Walcamp. Kebiasaan menonton film ini berlanjut,

dan kerapkali ia mendapat inspirasi menulis karya-karya sastra dari

menonton film ini. Hal ini dibenarkan oleh A.R. Sultan Mansur, orang yang

sangat berpengaruh dalam pertumbuhan pribadi Hamka sebagai seorang

muballigh.

Kemudian di surau Jembatan Besi, tempat Syeikh Abdul Karim

Amrullah memberikan proses pendidikan agama dengan metode lama,

dirobah menjadi madrasah yang kemudian dekenal dengan Thawalib

School. Tentunya dengan keinginan kelak anaknya jadi ulama

Page 103: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

103

sesuaidengan harapannya.Syeikh Abdul Karim Amrullah memasukkan

Hamka ke Thawalib School yang diiringi Hamka harus berhenti dari

sekolah Desa.

Dalam perkembangan awalnya Thawalib School ini masih belum

mampu melepaskan diri dari cara-cara lama dalam proses pembelajaran

agama.Perobahan sudah mulai tampak mewarnai lembaga pendidikan ini.

Menurut Mahmud Yunus, Surau Jembatan Besi yang sejak dulu

memberikan pelajaran agama dengan pola lama, merupakan surau

pertama yang mempergunakan sistem klasikal. Sekalipun sistem yang

menerapkan menghafal ini yang membuat Hamka cepat bosan.

Kondisi dengan pola belajar yang mengakibatkan keseriusannya

untuk belajar tidak tumbuh dari dalam hatinya, namun terpaksa dari

kehendak ayahnya. Keadaan inilah yang membuat Hamka betah berada

di perpustakaan umum milik Zainuddin Labai el-Yunusi dan Bagindo

Sinaro.Hamka menjadi asik di perpustakaan ini mendalami buku-buku

cerita dan sejarah. Perpustakaan ini diberi julukan dengan nama Zainaro,

menumbuhkan semangat tertentu bagi Hamka. Tekanan hati yang

dirasakannya seolah mendapat tempat pelarian di perpustakaan ini.Ide

yang polos dari seorang anak-anak dapat berkembang dan tumbuh,

namun seiring dengan pertumbuhan idenya itu, tidak serta merta

mendapat mendapat dukungan dari ayahnya.

Di usianya yang ke 12 tahun, merupakan goncangan jiwa yang

cukup berat baginya. Dikarenakan perceraian ayah dan ibunya. Karena

peristiwa ini yang dapat membentuk sikap Hamka yang memandang

peraktek adat tidak sesuai ajaran agama Islam.Adat, terutama adat kawin

cerai, yang tidak lapuk oleh hujan dan tidak lekang oleh panas, menurut

Hamka, “Seumpama batu yang sudah berlumut sudah masanya untuk di

simpan”. Setiap ketetapan yang dijalankan didalam adat, serta terlalu

mudahnya dalam menafsirkan tentang kebolehan untuk berpoligami..

Kenyataan ini pula yang didapatkan oleh Hamka dalam keluarganya, yang

Page 104: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

104

berujung menjadi anak “tinggal”, yang pada gilirannya dapat membentuk

“kenakalan” dalam keseharian Hamka.

Kenyataan yang demikian membuat Hamka merasa ingin jauh dari

kehidupan ayahya. Hamka, berangkat ke tanah Jawa seorang diri. Tapi

pelariannya terhenti di Bengkulu karena ia terkena penyakit cacar..

Setelah sembuh ia kembali pulang ke Padang. Hamka berngkat kembali

untuk yang kedua kalinya menuju tanah Jawa pada tahun 1924.

Selama kurang lebih satu tahun Hamka menetap di tanah Jawa,

menurut Hamka sendiri telah mampu memberikan ”semangat

baru” baginya dalam mempelajari agama Islam. Musafir dalam dalam

pencarian ilmu ia mulai dari kota Yogyakarta. Melalui Ja‟far Amrullah,

pamannya, Hamka kemudian memperoleh kesempatan mengikuti kursus-

kursus yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah dan Syarikat Islam.

Dalam perjalanannya itu bertemu dengan Hos Tjokroaminoto

dan menimba ilmu tentang gerakan Islam modern kepada Hos

Tjokroaminoto, Ki Bagus Hadikusumo, RM Soerjopranoto, dan K.H.

Fakhrudin.Saat itu, Hamka mengikuti berbagai diskusi dan training

pergerakan Islam di Abdi Dharmo Pakualaman, Yogyakarta.Hamka

juga mendengar langsung ceramahnya tentang Islam dan Sosialisme.

Disamping itu ia berkesempatan bertemu dengan beberapa tokoh penting

lainnya, seperti Haji Fakhruddin dan Syamsul Rijal. Dimana kota tersebut

telah memberikan sesuatu dalam mendorong kesadaran keagamaan

Hamka. Namun ia sudah dipandang sebagai pemuka diantara rekan-

rekannya. Ia sendiri menyebutkan bahwa di Yogyakarta Islam itu sebagai

sesuatu yang hidup, yang mengedepankan kedinamisan dalam pendirian

dan perjuangan.

Sejak Hamka berkunjung ke Amerika Serikat, Hamka mempunyai

pandangan yang lebih luas dan terbuka terhadap bangsa diluar Islam.

Sepulangnya Hamka menerbitkan sebuah buku yang mengisahkan

tentang perjalanannya dengan judul Empat Bulan di Amerika ,ia

memenuhi undangan Universitas Al-Azhar Kairo dalam rangka

Page 105: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

105

memberikan ceramah tentang pengaruh Muhammad Abduh di Indonesia.

Pada gilirannya penampilan Hamka itu membuahkan hasil gelar Doktor

Honorius Causa.

Perkembangan politik di Indonesia semakin memburuk, ditambah

dengan dikeluarkannya Dekrit presiden pada tanggal 5 Juli 1959 oleh

Soekarno, yang menegaskan Indonesia melaksanakan sistem Demokrasi

Terpimpin.

Aktivitas yang begitu banyak disaat usianya sudah mulai tua,

sehingga Hamka masuk rumah sakit menjelang hari peringatan ulang

tahunnnya yang ke-70 tahun, bertepatan pada tanggal 16 Februari 1978.

Dua tahun menjelang wafatnya, Hamka sejak tahun 1975 menjadi

ketua Majelis Ulama Indonesia mengundurkan diri.Sebab dari mundurnya

Hamka dari jabatannya adalah perayaan Natal bersama antara Umat

Kristen dan penganut Umat lainnya termasuk agama Islam. Sementara

pada waktu itu Majelis Ulama Indonesia yang dipimpin oleh Hamka telah

mengeluarkan fatwa bahwa haram hukumnya seorang muslim mengikuti

perayaan Natal.

Dua bulan setela Hamka mengundurkan diri dari ketua Majelis Ulama

Indonesia, ia kembali masuk rumah sakit akibat serangan jantung yang

cukup berat. Lebih kurang satu minggu Hamka dirawat di rumah sakit

Pertamina Jakarta Pusat, yang ditangani oleh dokter ahli. Namun ternyata

Allah berkehendak lain. Pada tanggal 24 Juli 1981 bersamaan dengan

tanggal 22 Ramadhan 1401 H, ditemani oleh istrinya Khadijah dan

beberapa teman dekat serta puteranya Afif Amrullah, Hamka berpulang

kerahmatullah dalam usia 73 tahun.

B. Konsep Pemikiran Haji Abdul Malik Karim Amarullah Tentang

Pendidikan Islam

Hamka adalah sosok manusia atau aset Negara Republik Indonesia

yangmultiperan. Selain sebagai ulama, ia juga seorang pemikir. Diantara

buah pikirannya adalah gagasan tentang pendidikan. Pentingnya manusia

Page 106: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

106

mencari ilmu pengetahuan, menurut Hamka, bukan hanya untuk

membantu manusia memperoleh penghidupan yang layak, melainkan

lebih dari itu, dengan ilmu manusia akan mampu mengenal Tuhannya,

memperhalus akhlaknya, dan senantiasa berupaya mencari keridhaan

Allah.

Buya Hamka membedakan makna pendidikan dan

pengajaran.Menurutnya, pendidikan Islam merupakan serangkaian upaya

yang dilakukan pendidik untuk membantu membentuk watak, budi, akhlak,

dan kepribadian peserta didik, sehingga ia tahu membedakan mana yang

baik dan mana yang buruk. Sementara pengajaran Islam adalah upaya

untuk mengisi intelektual peserta didik dengan sejumlah ilmu

pengetahuan.

Pemikiran Hamka tentang pendidikan secara garis besar adalah

sebagai berikut :

1. Urgensi Pendidikan Bagi Manusia

Hakekat pendidikan menurut beliau terbagi menjadi 2 Bagian, yaitu

: pertama,pendidikan jasmani, yaitu pendidikan untuk pertumbuhan dan

kesempurnaan jasmani serta kekuatan jiwa dan

akal. Kedua, pendidikanrohani, yaitu pendidikan untuk kesempurnaan

fitrah manusia dalam ilmu pengetahuan dan pengalaman yang

didasarkan kepada agama.

2. Terminologi dan Tujuan Pendidikan Islam

Menurutnya pendidikan merupakan serangkaian usaha yang

dilakukan oleh pendidik untuk membentuk watak, budi pekerti, akhlak,

dan kepribadian peserta didik, sehingga ia bisa membedakan mana

yang baik, dan mana yang buruk. Sedangkan pengajaran adalah upaya

untuk mengisi intelektual peserta didik dengan sejumlah ilmu

pengetahuan.

Adapun tujuan pendidikan menurut Hamka memiliki dua dimensi;

bahagia di dunia dan di akhirat.Untuk mencapai tujuan tersebut

manusia harus menjalankan tugasnya dengan baik yaitu beribadah.

Page 107: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

107

3. Tugas Dan Tanggung Jawab Pendidik

Menurut Beliau tugas dan tanggung jawab seorang pendidik adalah

memantau, mempersiapkan dan menghantarkan peserta didik untuk

memiliki pengetahuan yang luas, berakhlak mulia, dan bermanfa‟at bagi

kehidupan masyarakat. Untuk melaksanakan hal ini ada 3 institusi yang

bertugas dan bertanggung jawab :

a. Lembaga Pendidikan Informal (Keluarga)

b. Lembaga Pendidikan Formal (Sekolah)

c. Lembaga Pendidikan Non Formal (Masyarakat)

4. Kurikulum

Pada awal abad ke-20 sistem pendidikan Islam masih bersifat

tradisional. Kurikulum pendidikan masih tradisional , yang berkisar pada

al-Quran dan pengajian kitab, yang meliputi Ilmu Nahwu Sharaf, Fiqih,

Tafsir dan lainnya, yang hanya terpaku disitu saja. Kurikulum pendidikan

yang demikian dipandang kurang memadai dan tidak sesuai lagi dengan

perkembangan zaman , sehingga tergerak hati Hamka dan kawan-

kawannya yang sepaham untuk mengadakan pembaharuan kurikulum

pendidikannya lebih dikembangkan dan kitab-kitab yang digunakan juga

tidak terpaku pada satu kitab saja.Sebagai rencana pelajaran yang

merupakan bentuk usaha peningkatan pendidikan, kurikulum terdiri dari 6

kelompok, yaitu :

a. Agama

b. Bahasa

b. Pengetahuan Umum

c. Keguruan/Dakwah dan Kepemimpinan

d. Sistem dan Metode Pembelajaran

Pertama antara lain:

1). Diskusi,proses bertukar pikiran antara dua belah pihak.

2). Karya wisata,mengajak anak mengenal lingkungannya.

Page 108: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

108

3). Resitasi, memberikan tugas seperti menyerahkan sejumlah soal

untuk dikerjakan.

Adapun yang kedua antara lain:

a). Amar ma‟ruf nahi mungkar, menyuruh berbuat baik dan

mencegah berbuat jahat.Bertujuan agar tulus hati dalam

memperjuangkan kebenaran.

b). Observasi, memberikan penjelasan dan pemahaman materi

pada peserta didik.

5. Evaluasi Pendidikan

Evaluasi adalah menentukan tarap kemajuan suatu pekerjaan

didalam pendidikan Islam atau tahap akhir yang dilakukan dalam

proses pendidikan, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses

belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah. Pandangan Buya

Hamka dalam evaluasi yakni mengarah pada kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Evaluasi dapat dilakukan dengan memberikan beberapa

tugasi. Ini merupakan evaluasi yang dilakukan secara global atau

yang biasa dilakukan secara umum. Sedangkan dalam pendidikan

tauhid, evaluasi mengarah pada sesuatu yang menyadarkan diri

(introspeksi diri) dimana syur(perasaan).

C. Relevansi Pendidikan Haji Abdul Malik Karim Amarullah Pada

Era Global Saat ini

Pendidikan adalah bagian dari pembelajaran kepada peserta didik dalam

upaya mencerdaskan dan mendewasakan serta memperbaiki akhlak.

Islam memandang peserta didik sebagai makhluk Allah dengan segala

potensinya yang sempurna sebagai khalifah fil ardh dan terbaik diantara

makhluk lainnya. Kelebihan manusia tersebut bukan hanya sekedar

berbeda susunan fisik, tetapi lebih jauh dari itu, manusia memilki

kelebihan pada aspek psikisnya. Kedua aspek manusia tersebut memiliki

potensinya masing-masing yang sangat mendukung, dengan kata lain

Page 109: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

109

potensi material dan spiritual tersebut menjadikan manusia sebagai

makhluk ciptaan Allah yang terbaik.

Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 15 dijelaskan bahwa

pendidikan merupakan pendidikan dasar dan menengah yang

mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta

didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Dijelaskan bahwa pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar,

menengah,dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat

menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang

ajaran agama dan/atau menjadi ahli agama.

Hakikat pendidikan yang dikemukakan oleh Hamka sangat dapat

diterapkan di zaman sekarang ini, yakni pendidikan agama dan

pendidikan umum saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan, dari mulai

tingkat Pendidikan Dasar hingga ke tingkat Pendidikan Tinggi.

Page 110: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

110

REFERENSI

Abu Ahmad dan Nur Uhbiyati, Pendidikan Luar Sekolah, (Surabaya:

Usaha nasional)

Assep Purna, 101 Kisah Inspiratif, (Jakarta : Gagas Media, 2011

Page 111: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

111

MUHAMMAD NATSIR

Oleh : Agia Gavinda

A. Biografi Muhammad Natsir

Kelahirannya Muhammad Natsir adalah pribadi yang penuh pesona.

Ia ibarat mata air yang tak pernah kering meskipun kemarau datang

berkepanjangan. Sejak ia muda, bersekolah di Bandung dan terlibat

dalam berbagai polemik intelektual di bidang keagamaan dan politik, ia

selalu menjadi fokus perhatian orang. Muhammad Natsir lahir pada

tanggal 17 Juli 1908 di Kampung Jambatan, Alahan Panjang, Padang,

Sumatera Barat, dan wafat di Jakarta pada tanggal 5 Februari 1993.

Ayahnya, Sutan Saripado adalah seorang pegawai pemerintahan di sana,

ibunya, Khadijah adalah ibu rumah tangga yang bijaksana, dan kakeknya

adalah seorang ulama.

Ketika kecil, Natsir belajar di Holland Inlandse School (HIS) serta di

sekolah agama Islam yang dipimpin oleh para pengikut Haji Rasul. Tahun

1923- 1927 Natsir mendapat beasiswa untuk sekolah di Meer Uitgebreid

Lager Onderwijs (MULO), dan kemudian melanjutkan ke Algemene

Middelbare Schol (AMS) Bandung hingga tamat pada tahun 1930. Di

Bandung, Natsir berinteraksi dengan para aktivis pergerakan nasional

antara lain Syafruddin Prawiranegara, Mohammad Roem dan Sutan

Syahrir.

Karakter Muhammad Natsir yang menonjol menjadikannya berperan

dalam kegiatan-kegiatan besar seperti ketua Jong Islamieten Bond di

Bandung, Menteri Penerangan, Perdana Menteri, dan Ketua Partai

Masyumi. Kapasitasnya tidak hanya diakui di dalam negeri saja tetapi juga

di luar negeri. Pada tahun 1980 Muhammad Natsir dianugerahi

penghargaan oleh King Faisal atas pengabdiannya pada Islam. Selain itu

atas segala jasa dan kegiatannya pada tahun 1957 Muhammad Natsir

memperoleh bintang kehormatan dari Republik Tunisia untuk

Page 112: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

112

perjuangannya membantu kemerdekaan negara-negara Islam di Afrika

Utara.

Kiprah Natsir sebagai seorang tokoh intelektual, politikus, pemimpin

negara maupun tokoh dunia Islam yang terkemuka di abad ini tak pernah

selesai menjadi buah pembicaraan. Padahal dari segi asal-usul dan

fisiknya, Natsir hanyalah orang biasa, dengan temperamen yang lemah

lembut, bicara penuh sopan santun, dan kadang-kadang gemar bercanda

dengan siapa saja yang menjadi teman bicaranya.

Namun dibalik temperamennya yang lemah lembut dan mudah

tersenyum itu, sosok pribadi Natsir ialah ibarat batu karang yang kokoh. Ia

termasuk seorang yang teguh memegang prinsip, walau dalam

berhubungan dengan orang-orang lain, ia terkesan terbuka dan malahan

cenderung kompromistik, sejauh kemungkinan kompromi-kompromi itu

memang dapat dicapai tanpa mengorbankan prinsip-prinsip yang

diyakininya.

B. Konsep Pemikiran Pendidikan Islam

Bagi bangsa Indonesia yang sedang membangun, tokoh seperti

Muhammad Natsir dengan pemikiran dakwah Islamnya sangat di

perlukan, karenanya dengan mengtahui pemikiran itu, diharapkan dakwah

Islam akan berjalan lebih terarah, dan dapat memberikan motivasi pada

generasi berikutnya untuk berkiprah lebih tekun dalam dakwah Islam pada

berbagai kehidupan umat. Tanpa hal tersebut, semangat membangun

bangsa dari segi spiritual menjadi lemah, sementara itu generasi

berikutnya kehilangan jejak dalam berdakwah. Akhirnya, kelanjutan

dakwah berpijak pada pemikiran yang tidak jelas arah dan tujuannya,

sehingga amar ma‟ruf nahi mungkar tidak berfungsi sebagai kekuatan

pengendali dan motivasi. Di saat itulah, akan timbul berbagai kenyataan

sosial yang mengerikan dan memperhatinkan umat Islam.

Salah satu solusi yang paling tepat menurut penulis, adalah

mengungkapkan kembali konsep dan isi dakwah Islam Muhammad Natsir,

Page 113: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

113

kemudian menganalisa dengan sedikit modifikasi sesuai dengan

perubahan zaman. Bukan satu hal yang mustahil, bahwa dakwah Islam

yang terus digerakkan dengan konsep pemikiran yang terarah, akan turut

memperkecil kemungkaran. Dengan demikian cita-cita menuju

pembentukan kehidupan umat yang berbahagia, sejahtera, dan aman

dapat dijangkau. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Ali-

Imran, 104:

ة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن ولتكن منكم أم

المنكر وأولئك هم المفلحون

Artinnya : “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah

dari yang munkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung.

Muhammad Natsir adalah pemimpin umat. Sekaligus warga

negara, yang dalam pengabdiannya terhadap bangsa dan negara, dan

agama, selalu memberikan andil nyata melalu gerakan dakwah Islam.

Keberadaan Muhammad Natsir sebagai dai tidaklah diragukan lagi,

kebanyakan orang mengakuinya sebagai orang besar Indonesia.

Kepercayaan orang terhadap Muhammad Natsir ini semakin kuat ketika ia

mendirikan dan memegang Dakwah Islamiyah di Indonesia (DDII).

Muhammad Natsir dengan konsep dakwahnya telah memberikan posisi

dakwah Islam sebagai hal yang sangat penting. Disebut demikian, karena

dakwah Islam, menurut beliau akan ikut menentukan jatuh bangunnya

suatu masyarakat dalam suatu bangsa.

Selain bidang dakwah (tablig), persis juga menjadikan pendidikan

sebagai salah satu sarana dan wahana bagi tercapainya persis. Pada

tahun 1930 di Bandung diselenggarakan pertemuan antara persis dengan

tokoh umat Islam yang menaruh perhatian terhadap pendidikan generasi

muda Islam. Pertemuan tersebut telah menghasilkan satu keputusan,

Page 114: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

114

untuk mendirikan sebuah yayasan pendidikan Islam, berusaha

memadukan dan mengembangkan pelajaran dan pengetahuan modern

dengan pendidikan dan pelajaran Islam dalam arti yang seluas-luasnya.

Adapun program yang disetujui dalam pertemuan tersebut, adalah

sebagai berikut :

1) Memenuhi pelajaran bagi generasi muda mengingat mereka haus

sekalu terhadap pengetahuan modern dan sesuai pula dengan

penghematan pemerintah dalam pendidikan.

2) Mengatur pendidikan dan pengajaran generasi muda dengan

berdasarkan kepada jiwa Islam, dan mempraktikkannya secara lebih

rapi.

3) Mengatur dan menjaga pendidikan generasi muda agar mereka tidak

bergantung kepada gaji dan honor setelah keluar dari sekolah dan

dapat bekerja dan percaya kepada kemampuan sendiri.

Muhammad Natsir, tampaknya sangat tanggap terhadap masalah-

masalah sosial kemasyarakatan, termasuk masalah pendidikan pada

lembaga pasantren dan madrasah-madrasah. Sikap tanggapnya ini

kemudian diantisipasi dengan konsep atau pemikiran-pemikiran sekaligus

keterlibatanya dalam pendidikan sebagai pengelola dan pendidik.

Kekhususan untuk pasantren yang dilaksanakan oleh persis,

Muhammad Natsir memang sebagai pengurus, pengelola, dan juga

sebagai pendidik, hal tersebut ditulis oleh Syafig A. Mughi, yang isinya;

“Di samping itu, didirikan lembaga pendidikan berupa pasantren yang

diberi nama “Pasantren Persatuan Islam”, di Bandung bulan Maret 1936,

sebagai hasil pertemuan di masjid persatuan Islam jalan pangeran

Sumedang Bandung. Pengurus dan guru-gurunya terdiri atas orang-orang

yang sukarela mengorbankan waktu dan tenaganya untuk pasantren

mereka itu, antara lain, R. Abdul Kadir (alumnus sekolah teknik Bandung)

yang mengajar dalam bidang teknik, Muhammad Natsir yang mengajar

ilmu pendidikan sekaligus sebagai penasehat, serta Hassan yang

merangkap sebagai kepala pasantren.

Page 115: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

115

Keberadaan Muhammad Natsir dalam masyumi telah membawa

nuansa baru bagi perjuangan umat Islam Indonesia terhadap kepentingan

agama, politik, ekonomi, dan sosial karena masyumi merupakan

organisasi kesatuan, maka anggota-anggotanya memiliki bermacam-

macam pandangan keagamaan, politik, ekonomi dan sosial. Masyumi

bentukan Jepang sudah barang tentu mempunyai tujuan politis yang

menguntungkan pihak Jepang, yaitu mempersatukaan semua

perserikatan atau organisasi yang diakui oleh Jepang. Sekaligus juga

mempersatukan para kiai dan ulama Indonesia dalam partai tersebut, agar

semua potensi umat Islam itu ikut melestarikan penjajahan Jepang

terhadap bangsa Indonesia. Lain halnya dengan gerakakan masyumi,

bentuk kongres umat Islam pada bulan November 1945, masyumi

dibentuk dan didirikan oleh umat Islam tanpa campur tangan pihak luar,

partai ini disambut hangat oleh berbagai elemen, dari hampir semua

gerakan Islam nasional maupun lokal, politik, sosial keagamaan.

Masyumi ini, benar-benar dari, oleh dan untuk umat Islam pasca

kemerdekaan. Disebut demikian, karena telah menyatukan sebagian

besar potensi umat Islam, melalui dari politisi, ulama dan cendikiawan

dalam berbagai organisasi Islam pada waktu itu, maka bersatulah wakil-

wakil dari organisasi Islam, seperti Muhammaddiyah, Persis, Nahdiatul

Ulama (NU), Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti), dan Partai Serikat

Islam Indonesia (PSII).

Muhammad Natsir memimpin masyumi sebagai ketua umum sejak

1949 sampai 1958, dua tahun sebelum dibubarkan, sembilan tahun

Muhammad Natsir memimpin dan memainkan perannya dalam gerakan

masyumi sebagai parai Islam tersbesar dan percaturan politik di

Indonesia. Sebagai pemimpin politik Islam, Muhammad Natsir secara

maksimal telah memberikan seluruh tenaga dan pikirannya bagi

kepentingan umat Islam Indonesia dan seluruh bangsa Indoneisa.

Agama, menurut menurut Natsir harus dijadikan pondasi dalam

mendirikan suatu negara. Agama, bukanlah semata-mata suatu sistem

Page 116: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

116

peribadatan antara makhluk dengan Tuhan Yang Maha Esa. Islam itu

adalah lebih dari sebuah sistem peribadatan. Ia adalah satu

kebudayaan/peradaban yang lengkap dan sempurna.

Yang dituju oleh Islam ialah agar agama hidup dalam kehidupan tiap-

tiap orang, hingga meresap dalam kehidupan masyarakat,

ketatanegaraan, pemerintah dan perundang-undangan. Tapi adalah

ajaran Islam juga, bahwa dalam soal-soal keduniawian, orang diberi

kemerdekaan mengemukakan pendirian dan suaranya dalam

musyawarah bersama, seperti dalam firman Allah SWT:

“Dan hendaklah urusan mereka diputuslan dengan musyawarah!”.

Aspek pemikiran Muhammad Natsir

1. Bidang Politik

Pemikiran politik Natsir di samping terpengaruh pemikiran politik

intelektual muslim masa klasik dengan karya-karya monumentalnya

seperti al- Mawardi dengan al-Ahkam al-Sulthaniyyah, juga terpengaruh

oleh pemikiran politik intelektual muslim modern seperti al-Maududi dan al-

Afgani. Keempat, trend pemikiran politik Barat yang sedang merebak di

dunia Islam sebagai akibat kontak dengan peradaban Barat dalam bentuk

imperialisme Barat di negara-negara yang mayoritas penduduknya

muslim, tak terkecuali Indonesia yang pernah dijajah oleh kolonial Belanda

selama kurang lebih 350 tahun seperti terma-terma demokrasi, dewan

perwakilan rakyat, republik, nasionalisme, dan lain- alainnya. Konsekuensi

dari pengenalan terhadap terma-terma politik Barat tersebut, para

intelektual Indonesia baik dari kalangan modernis maupun tradisionalis

hampir tidak dapat ditemukan pemikiran politiknya tentang pendirian

sistem monarki dengan didasarkan ikatan agama, melainkan mereka

menghendaki suatu negara republik yang didasarkan pada rasionalisme.

2. Bidang Pendidikan

Tujuan pendidikan Islam yang ingin dicapai oleh Mohammad Natsir adalah

membentuk manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, maju dan

Page 117: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

117

mandiri sehingga memiliki ketahanan rohaniah yang tinggi serta mampu

beradaptasi dengan dinamika perkembangan masyarakat. Selain itu

bahwa tujuan manusia adalah untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di

dunia dan di akhirat, tidak akan diperoleh dengan sempurna kecuali

dengan keduanya. Pendidikan Islam tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

manusia. Tujuan pendidikan Islam sama dengan tujuan kehidupan

manusia, tujuan ini tercermin dalam al Qur‟an Surat Al-An‟am: 162.

“Katakanlah: „Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupki dan matiku

hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam‟.” (QS. Al-An‟am: 162)

Bagi Muhammad Natsir, fungsi tujuan pendidikan adalah

memperhambakan diri kepada Allah SWT semata yang bisa

mendatangkan kebahagiaan bagi penyembahnya. Hal ini juga yang

disimpulkan oleh Prof. DR. H. Abuddin Nata, M.A, tentang tujuan

pendidikan Islam menurut Muhammad Natsir, bahwa pendidikan Islam

ingin menjadikan manusia yang memperhambakan segenap rohani dan

jasmaninya kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan konsep Islam

terhadap manusia itu sendiri. Bahwa mereka diciptakan oleh Allah untuk

menghambakan diri hanya kepada Allah semata. Oleh karenanya segala

usaha dan upaya manusia harus mengarah ke sana, di antaranya adalah

pendidikan.

C. Relevansi dengan Pendidikan Sekarang yang Bisa Diterapkan

Natsir dikenal sebagai intelektual Islam masa pra-kemerdekaan dan

awal kemerdekaan yang dikagumi dan disegani di dalam dan luar negeri.

Pemikirannya yang fenomenal antara lain Negara dan Agama, Capita

Selekta I dan II, Islam sebagai Dasar Negara. Selain itu tulisannya banyak

tersebar di berbagai majalah.

Pada masa kebangkitan nasional 1908 hingga kemerdekaan, situasi

yang sangat pelik penuh dengan gejolak dan dinamika, banyak pemikiran

besar tumbuh dan berkembang. Para Pendiri Bangsa bertarung gagasan

dengan tajam disertaiperdebatan dengan sesama teman seperjuangannya

Page 118: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

118

mengenai Indonesia Merdeka, tanpa menghilangkan persahabatan

diantara mereka serta tanpa melupakan esensi perjuangan bangsa. Natsir

merupakan tokoh panutan diantaranya. Pemikiran Natsir dipengaruhi oleh

Jamaludin Al Afgani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridho, Ali Abdul Razik, Al

Mawardi, Ibn Taimiyah, Al Maududi, Hasan Albana dan Al Farabi.

Pandangannya mengenai Islam dan Kebangsaan bagaikan sekeping

mata uang logam dimana Islam dan Kebangsaan adalah dua hal yang

tidak terpisahkan. Pemahaman ini bersifat integralistik, agama dan negara

menyatu (integral). Islam adalah agama yang sempurna dan lengkap

dengan pengaturan segala aspek kehidupan manusia termasuk

kehidupan berpolitik dan bernegara. Paradigma ini yang kemudian

melahirkan paham negara agama dimana kehidupan kenegaraan diatur

dengan prinsip keagamaan, melahirkan konsep Islam dan Negara.

Sumber hukum positifnya adalah agama, masyarakat tidak bisa

membedakan aturan negara dan agama karena keduanya menyatu.

Dalam paham ini rakyat menaati segala ketentuan negara dan agama,

sebaliknya melawan negara berarti melawan agama dan Tuhan.

Peran Islam dan pembentukan Kebangsaan Indonesia merupakan

peranan yang saling mempengaruhi. Islam di Indonesia adalah roh

pergerakan Kebangsaan yang membangun spirit perlawanan terhadap

segala bentuk penindasan dan penjajahan. Islam mampu membentuk

identitas perlawanan tersebut dalam masyarakat Indonesia, sejarah

perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan tidak

lepas dari keterlibatan Islam sehingga sangat nyata sekali bahwa Islam

merupakan salah satu kekuatan pokok. Konsepsi mengenai ke-

Indonesiaan Natsir dan pendiri negara lainnya merupakan suatu sikap

untuk kehidupan bersama dalam kerangka NKRI yang bertujuan

menghadirkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Perdebatan mengenai

dasar Negara bila dipelajari secara seksama bukanlah untuk saling

menghegemoni pemahaman satu terhadap pemahaman lainnya tetapi

merupakan sikap untuk melanjutkan perjuangan kemerdekaan dan

Page 119: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

119

merumuskan kerangka kerja dalam rangka kepentingan rakyat banyak.

Hal ini terlihat dari sikap Natsir yang mengajukan “Mosi Integral” pada saat

Indonesia terbagi-bagi dalam beberapa negara bagian. Sikap ini sangat

mengejutkan kalangan politisi saat itu bahwa Natsir mampu melihat jauh

kedepan tentang kepentingan yang lebih besar.

Islam-Pancasila dan Islam-Kebangsaan Dalam perdebatan tentang

Pancasila pada masa Dewan Konstituante, Ia berpendapat bahwa Islam

merupakan satu kesatuan konsepsi ketatanegaraan yang tak terpisahkan.

Islam merupakan “Rahmatin il alamin” bagi semua elemen kehidupan

berbangsa khususnya dan dunia pada umumnya. Islam sebagai agama

pembebasan kemanusiaan, ajaran Islam harus diturunkan untuk

melindungi segenap tumpah darah Indonesia dan menjadi spirit menjaga

persatuan dan kesatuan.

Oleh sebab itu, orang Islam itu tidak boleh bertaklid buta dalam

menerima suatu ajaran/pemahaman tanpa mengecek kebenarannya.

Pemahaman yang benar terhadap suatu hal yang telah teruji haruslah

diterima atau diakui kesahihannya walaupun itu berasal dari musuh atau

pihak yang berseberangan. Sehingga, pemahaman akan kemerdekaan

bukan pada peristiwa heroik saja tetapi lebih pada perjuangan

memanusiakan kemanusiaan dan menegakkan keadilan tanpa pandang

bulu. Pancasila haruslah dipahami sebagai nilai-nilai dasar tentang

kemanusiaan yang bersumber dari ajaran Ketauhidan. Sila pertama

Pancasila merupakan bentuk pengakuan ajaran Keilahian Tuhan, sumber

utama kehidupan yang harus menjiwai empat sila lainnya.

Perbedaan pemikiran Natsir dan Soekarno mengenai Ketuhanan,

hanya terletak dalam pemahaman nilai spiritualitas. Natsir lebih

berpandangan bahwa Islam haruslah menjadi dasar utama perumusan

undang-undang dan peraturan lainnya, sedangkan Soekarno lebih

berpijak pada budi nurani sebagai landasan nilai spiritualitas. Kedua

pandangan tersebut merupakan “Tuntutan Hati Nurani” manusia yang

terdalam dalam pengakuan Ketuhanan yang Maha Esa, perjuangan

Page 120: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

120

haruslah bernilai kemanusiaan tanpa adanya upaya mengeksploitasi

manusia satu terhadap manusia lainnya serta memahami riwayat/sejarah

perkembangan masyarakat dan tata ekonomi dunia.

Berbeda dengan para pendiri republik di Eropa atau Amerika yang

tidak memperhatikan agama dalam negara, para pendiri bangsa termasuk

Natsir dihadapkan pada sebuah kenyataan bahwa agama merupakan

realitas yang hidup. Agama telah menjadi bagian dari sistem sosial dan

budaya masyarakat. Hingga pada tingkat tertentu, agama telah berperan

sebagai sumber inspirasi dan alat mobilisasi dukungan untuk melawan

penjajahan. Karena itu, terdapat posisi dan peran yang sesuai bagi agama

dalam negara-bangsa (nation-state) yang mereka bangun. Sejak awal

Natsir cenderung meletakkan kata sifat agama di belakang negara.

Nasionalisme Indonesia harus bersifat "Kebangsaan Muslimin", Islam

sebagai ideologi. Pandangannya itu didorong oleh pemahaman

teologisnya, mengutip Montgomery Watt, "Islam is more than a religion, it

is a complete civilization". Berbeda dengan Soekarno yang mengutip

paham Ataturisme atau Kemalisme mengenai pemisahan hubungan

antara agama dan negara. Menurut Natsir, sekularisme mengingkari

kenyataan sosiologis masyarakat Indonesia karena agama telah menjadi

"a living reality".

Page 121: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

121

REFERENSI

Abu Ghazali, Pimpinan Umat Islam Sedunia, dalam Hakiem, Pemimpin

pulang,(Jakarta: Media Dakwah, 1993)

Al-Izzah, Mohammad Natsir (b), World Of Islam Festival dalam perspektif

sejarah,( Jakarta: Yayasan Idayu, 1976)

Kunto Wijoyo, “Tjoko, M. Nasir, dan Habibie, Sebuah Artikel yang Dimuat

dalam Majalah Ummat, No. 9 Tahun I/30 oktober 1995.

Syafig A. Mughni, Hassan Bandung, Pemikiran Islam Radikal, (Surabaya:

PT Bina Ilmu, 1994)

Thohir Luth. M. Nasir, Dakwah dan Pemikirannya, (Jakarta: Gema Insani,

1999)

Wikipedia, Mohammad Natsir, (Online), (www.wikipedia.com)

Page 122: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

122

DAFTAR PUSTAKA

Abdul razak dan rosihun anwar. 2001. ilmu kalam. Bandung : CV.

Pustaka setia.

Abdullah al-amin al=nu‟my. 1995. Kaedah dan teknik pengajaran

menurut ibnu khaldun dan al-qabisy. Jakarta.

Abdullah Qodim Zallum. 1976. Pemikiran Politik Islam, (Bangil : Al-

Izzah, 2001. Mohammad Natsir (b), World Of Islam Festival dalam

perspektif sejarah. Jakarta: Yayasan Idayu.

Abu Ahmad dan Nur Uhbiyati. Pendidikan Luar Sekolah. Surabaya:

Usaha nasional.

Abu Ghazali. 1993. Pimpinan Umat Islam Sedunia, dalam Hakiem,

Pemimpin pulang. Jakarta: Media Dakwah.

Assep Purna. 2011. 101 Kisah Ins piratif. Jakarta : Gagas Media,

Bustami A. Ghani. 1987. Jakarta: Bulan Bintang.

Damami & Mohammad. 2000. Akar Gerakan Muhammadiyah. Yogyakarta:

Fajar Pustaka Baru.

Fazlur Rahman. 2001. Gelombang Perubahan Dalam Islam. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Hanafi, A. 1979. Teologi Islam Ilmu Kalam. Jakarta : Bulan Bintang.

Hasbullah. 2011. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada.

http://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Khaldun

Khuluq, L. 2000. Fajar Kebangunan Ulama – Biografi K.H. Hasyim Asy‟ari .

Yogyakarta: LKiS.

Kunto Wijoyo, “Tjoko, M. Nasir, dan Habibie, Sebuah Artikel yang

Dimuat dalam Majalah Ummat, No. 9 Tahun I/30 oktober 1995.

Page 123: ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM A. Aliran Ilmu Kalam 1. Khawarij · yaitu ajaran tentang pelaku dosa besar ( murtakib al-kaba‟ir ). Menurut Khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui

123

Kurniawan, S & Mahrus, E. 2013. Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam

Maguwoharjo: Ar Ruzz Media.

Muhaimin. 1991. Konsep Pendidikan Islam. Solo:Ramadhan.

Muhammad Athiyah al-Abrasyi, al-Tarbiyah al-Islamiyah.... hal.129-

131.

Muktafi Fahal dan Ahamad Amir Aziz. 1999. Teologi islam modern,

Surabaya: Gitamedia Press.

Nasution, H. 1986. Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya Jilid II, Jakarta:

UI Pers.

Nasution, I. 2011. Ilmu Kalam ditengah perkembangan kepercayaan dan

peradaban manusia. Medan : Duta Azhar.

Nizar, S. 2002. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers.

Nizar,S. 2002. Filsafat Pendidikan Islam: Pendidikan Historis, Teoritis dan

Praktis. Jakarta: Ciputat Press.

Safwan, Mardanas. & Kutoyo, S. 2001. KH. Akhmad Dahlan, Riwayat

Hidup dan Perjuangannya. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Soedja, M. 1993. Cerita tentang kyiai haji Ahmad Dahlan. Jakarta: Rhineka

Cipta.

Syafig A. Mughni, Hassan Bandung. 1994 Pemikiran Islam Radikal.

Surabaya: PT Bina Ilmu.

Thohir Luth. M. Nasir. 1999. Dakwah dan Pemikirannya, Jakarta:

Gema Insani.

Wikipedia, Mohammad Natsir, (Online), (www.wikipedia.com),

diakses 10 April 2017.