al-qur’an hadits ekonomi 4

Upload: ahkamuljanaiz

Post on 14-Oct-2015

32 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

konsumsi islam

TRANSCRIPT

Al-Quran Hadits Ekonomi Kerja dan Rezeki

Al-Quran Hadits EkonomiKonsumsiDisusun oleh:

Jawad Sareh (041311433014)Ahmad Hafid Afandi (041311433051)Muhammad Ibnu Sudarianto(041311433058)Muhammad Windi Siliwangi (041311433106)Balkis Sapto Budiyono (041311433160)

Konsumsi merupakan pemakaian atau penggunaan manfaat dari barang dan jasa. Islam adalah agama komprehensif dan mencakup seluruh aspek kehidupan, yang mengatur segala tingkah laku manusia, bahkan tidak ada satu sistem kemasyarakatan, baik modern atau lama, yang menetapkan etika untuk manusia dan mengatur segala aspek kehidupan manusia, termasuk dalam hal ini konsumsi. Pola KonsumsiKewajiban makan yang halalAllah berfirman di dalam Surat Al-Baqarah 168 : Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan jangan lah kalian mengikuti langkah-langkah setan, karena sungguh setan adalah musuh yang nyata bagimu.

B. Larangan Memakan Makanan yang HaramAllah berfirman di dalam surat Al-Baqarah ayat 173 : Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang ketika disembelih disebut nama selain Allah. Selain itu, minuman keras juga di haramkan seperti firman Allah dalam Surat Al-Maidah ayat 90, Hai orang-orang yang beriman. Sesungguhnya minum-minuman keras, berjudi, berkurban untuk berhala, mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji. Sebab itu hendaklah kamu tinggalkan supaya kamu beruntung.

C. Larangan Hidup Dalam KemewahanAllah berfirman di dalam di Surat Al-Araf ayat 31. "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap (memasuki) masjid, makan, minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."

D. Larangan dalam PemborosanAllah berfirman di dalam surat Al Isra ayat 28 yang artinya Sesungguh-nya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas.

E. Larangan KekikiranAllah berfirman di dalam surat Al-Lail ayat 8-11 : "Adapun orang-orang yang kikir dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.

E. Hidup Hemat dan SederhanaAllah berfirman di dalam surat Al-Furqon ayat 67.Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (hartanya) tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir dan jagalah keseimbangan di tengah-tengah antara keduanya.Kebutuhan dan KeinginanIslam membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Dalam kegiatan konsumsi, kebutuhan diartikan sebagai segala sesuatu yang diperlukan agar manusia dapat berfungsi secara sempurna. Secara umum pemenuhan kebutuhan akan menghasilkan manfaat fisik, spiritual, intelektual ataupun material. Sedangkan keinginan diartikan sebagai sesuatu yang berasal dari hasrat (nafsu) atau harapan manusia dan pemenuhan keinginan akan menghasilkan kepuasan.Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:Andai kata anak Adam itu memiliki satu lembah emas, niscaya ia ingin memiliki satu lembah lagi. Tidak ada yang dapat mengisi mulutnya melainkan tanah (maut), dan Allah menerima taubat siapa saja yang bertaubat kepada-Nya.(HR. Muslim, no: 1738).

Kebutuhan dan Urutan PrioritasKebutuhan (hajat) adalah suatu yang dibutuhkan manusia dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya dan menjalankan fungsinya yaitu menjalankan tugasnya sebagai hamba AllahBerdasarkan ushul fiqh ulama membagi urutan prioritas yaitu:1. Kebutuhan Dharuriyat (Primer)Dharuriyat ini merupakan komoditas yang mampu memenuhi kebutuhan paling mendasar konsumen muslim yaitu, menjaga keberlangsungan agama, jiwa, keturunan, hak kepemilikan dan kekayaan serta akal pikiran.2. Kebutuhan hajjiyat (Sekunder)Ialah segala sesuatu yang oleh hukum syara tidak dimaksudkan untuk memelihara lima hal pokok tadi, akan tetapi dimaksudkan untuk menghilangkan kesulitan, kesusahan, kesempitan dan ihtiyath (berhati-hati) terhadap lima hal pokok tersebut3. Kebutuhan Tahsiniyat (Tersier) atau Kamaliyat (Pelengkap) Ialah tingkat kebutuhan yang apabila tidak terpenuhi tidak mengancam eksistensi salah satu dari kelima pokok diatas serta tidak pula menimbulkan kesulitan. Yang dimaksud dengan maslahat jenis ini ialah sifatnya untuk memelihara kebagusan dan kebaikan budi pekerti serta keindahan saja.