pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi...

83
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL PENDIDIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AL QUR’AN AL HADITS KELAS VIII MTs BANDAR ALIM JUNGPASIR WEDUNG DEMAK TAHUN 2010/ 2011 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Oleh : ANNI UBAIDAH (073111014) FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: buikhanh

Post on 16-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI

PROFESIONAL PENDIDIK TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AL – QUR’AN

AL – HADITS KELAS VIII MTs BANDAR ALIM JUNGPASIR

WEDUNG DEMAK TAHUN 2010/ 2011

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh :

ANNI UBAIDAH

(073111014)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Anni Ubaidah

NIM : 073111014

Jurusan/ Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, Juni 2011

Saya yang menyatakan ,

Anni Ubaidah

NIM. 073111014

ABSTRAK

Anni Ubaidah ( NIM: 073111014 ), Pengaruh Persepsi Siswa Tentang

Kompetensi Profesional Pendidik Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Al – Qur’an Al – Hadits Kelas VIII MTs Bandar Alim Jungpasir

Wedung Demak Tahun 2010/ 2011. Skripsi. Semarang: Program Strata I Jurusan

Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo Semarang, 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimanakah persepsi

siswa kelas VIII tentang kompetensi profesional pendidik mata pelajaran

Al – Qur’an Al – Hadits di MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak Tahun

2010/2011? (2) Bagaimanakah motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata

pelajaran Al – Qur’an Al – Hadits di MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung

Demak Tahun 2010/2011? (3) Apakah terdapat pengaruh persepsi siswa tentang

kompetensi profesional pendidik terhadap motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran Al-Qur'an Al-Hadits kelas VIII di MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung

Demak tahun 2010/2011?

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif

kuantitatif menggunakan teknik korelasional, subyek penelitian sebanyak 38

responden, yang terdiri atas kelas VIII MTs Bandar Alim, menggunakan teknik

Random Sampling. Adapun metode pengumpulan data menggunakan: metode

angket dan metode dokumentasi.

Data penelitian yang terkumpul dianalisis. Pengujian hipotesis penelitian

dengan analisis regresi satu prediktor dan korelasi. Pengujian hipotesis

menunjukan bahwa: setelah melakukan uji coba angket yang berjumlah 60 soal

yang terdiri dari 30 soal untuk persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru

dan 30 soal untuk motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran

Al – Qur’an Al – Hadits yang diberikan kepada 37 responden. Maka, diperoleh 25

soal yang dinyatakan valid dan reliabel yang terdiri dari 13 soal untuk persepsi

siswa tentang kompetensi profesional pendidik dan 12 soal untuk motivasi belajar

siswa kelas VIII pada mata peljaran Al – Qur’an Al – Hadits. Dan instrumen

tersebut dibagikan kepada 38 responden.

Hasil penelitian menunujukan Dengan taraf signifikansi 5% dk pembilang

1 dan dk penyebut = N – 2 = 36 diperoleh Ftabel sebesar 4, 11 sedang Freg sebesar

13, 032. Jika dibandingkan keduanya Freg = 13, 032 > Ftabel ( 0,05 ; 1, 36) = 4, 11

dengan demikian bahwa variabel persepsi siswa tentang kompetensi profesional

pendidik mata pelajaran Al- Qur’an Al- Hadits berpengaruh positif dan signifikan

terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Al- Qur’an Al- Hadits kelas

VIII MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak.

Kemudian pada taraf signifikansi 1% dk pembilang 1 dan dk penyebut =

N – 2 = 36 diperoleh Ftabel sebesar 7, 39 sedang Freg sebesar 13, 032. Jika

dibandingkan keduanya Freg = 13, 032 > Ftabel ( 0,01 ; 1, 36) = 7, 39 dengan

demikian bahwa variabel persepsi siswa tentang kompetensi profesional pendidik

mata pelajaran Al - Qur’an Al - Hadits berpengaruh positif dan signifikan

terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Al- Qur’an Al- Hadits kelas

VIII MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak.

Dengan melihat hasil pengujian hipotesis variabel persepsi siswa tentang

kompetensi profesional pendidik mata pelajaran Al- Qur’an Al- Hadits dan

variabel motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Al- Qur’an Al- Hadits kelas

VIII pada taraf signifikansi 0, 01 dan 0, 05 keduanya menunjukan signifikan,

berarti variabel persepsi siswa tentang kompetensi profesional pendidik

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran Al- Qur’an Al- Hadits kelas VIII MTs Bandar Alim Jungpasir

Wedung Demak.

MOTTO

إذا وسد : عن ابى ىريرة رضى اهلل عنو قال رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم

(رواه البخاري)االمر إلى غير اىلو فانتظر الساعت

“Dari Abi Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda : Jika suatu pekerjaan itu

diserahkan kepada seseorang yang bukan ahlinya (profesional), maka

tunggulah suatu kehancuran” (HR. Bukhari)

1 Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al Bukhari. Shahih Al-Bukhari juz 1. (Libanon:

Darul Kutub Al- Ilmiyah, 1992), hlm. 26

PERSEMBAHAN

Dengan kesederhanaan dan kerendahan hati , simpul – simpul kata dalam jilidan

kertas ini penulis persembahkan kepada:

Ayahanda Muadhim dan Ibunda Musfiati, beliau orang tua yang arif dan

bijaksana serta memiliki peran yang sangat penting dalam hidupku, beliau

yang selalu membimbing, memberikan kasih sayang serta perhatian dan

pengarahan kepadaku.

Saudara – saudaraku (Amar dan Alim) yang telah memberikan semangat

untukku membuat skripsi ini.

Teman – teman kos amalia ( Nofi, Saadah, Nita, Ifah, Susi, Liana, Bibeh,

dll) yang selalu menghiburku dikala suka maupun duka.

Sahabat – sahabatku ( Isty, Elis, Sofi, Zulfa, dan paket PAI Kelas A) yang

selalu memberi motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

Teman – Teman KKN Posko 39 yang selalu memberi semangat.

Untuk semua yang memberi arti

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT, yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah- Nya, sehingga

menjadikan lebih bermakna dalam menjalani hidup ini. Terlebih lagi kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada nabi Muhammad

SAW, yang telah membawa cahaya ilahi kepada umat manusia sehingga dapat

mengambil manfaatnya dalam memnuhi tugasnya sebagai khalifah dimuka bumi.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan

bimbingan , saran – saran serta motivasi dari berbagai pihak sehingga penyusunan

skripsi ini dapat terselesaikan. Suatu keharusan bagi pribadi penulis untuk

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. Suja’i, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

yang telah merestui pembahasan skripsi ini.

2. Ahmad Muthohar, M. Ag, selaku Dosen Wali Studi yang telah banyak berjasa

kepada penulis untuk membimbing selama masa studi.

3. Nasirudin, M. Ag dan Drs. Karnadi, M. Pd selaku pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan,

pengarahan, petunjuk dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Para dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah membekali berbagai

ilmu pengetahuan selama menempuh studi di Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang

5. Bapak / Ibu karyawan perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan perpustakaan IAIN

Walisongo Semarang atas pelayanan buku selama penyusunan skripsi.

6. Keluarga Besar MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak yang telah

memberikan tempat kepada penulis dalam melakukan penelitian sehingga

terciptanya kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Orang tuaku (ayahanda Muadhim dan ibu Musfiati) yang selalu mendukung

untuk menyelesaikan studi ini.

8. saudara – saudaraku dan semua yang senantiasa memberikan semangat dan

memperjuangkan segalanya demi suksesnya penulis menuntut ilmu.

Harapan dan do’a penulis, semoga amal dan jasa baik dari semua pihak

dapat menjadi amal baik dan semoga mendapat balasaqn dari Allah SWT. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam makna yang

sesungguhnya, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat , baik bagi penulis maupun bagi pembaca pada umumnya.

Semarang, Juni 2011

Penulis,

Anni Ubaidah

NIM. 073111014

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... ii

PENGESAHAN .................................................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING ......................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

MOTTO................................................................................................................viii

PERSEMBAHAN ................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR .......................................................................................... x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah ................................................................... 1

B. Penegasan Istilah .............................................................................. 5

C. Perumusan Masalah ......................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8

BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Persepsi Siswa

1. Pengertian Persepsi Siswa ........................................................... 9

2. Peranan Persepsi.......................................................................... 12

3. Proses Terjadinya Persepsi .......................................................... 13

4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Persepsi . 14

B. Kompetensi Profesional Pendidik

1. Pengertian kompetensi profesional pendidik .............................. 15

2. Ruang Lingkup Kompetensi Profesional Pendidik ..................... 21

3. Komponen Kompetensi Profesional Pendidik ............................ 22

4. Syarat – syarat Menjadi Guru yang Mempunyai Kompetensi

Profesional .................................................................................. 22

5. Prinsip Profesionalitas Guru ....................................................... 24

C. Motivasi Belajar Siswa

1. Pengertian Motivasi Belajar ....................................................... 26

2. Macam – Macam Motivasi Belajar ............................................. 29

3. Teknik – Teknik Motivasi Pembelajaran .................................... 30

D. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Pendidik

Terhadap Motivasi Belajar Al – Qur’an Al – Hadits ....................... 32

E. Kajian Penelitian yang Relevan ....................................................... 33

F. Pengajuan Hipotesis ......................................................................... 35

BAB III : METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ............................................................................. 36

B. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 36

C. Variable Penelitian ........................................................................... 36

D. Metode Penelitian ............................................................................ 37

E. Populasi dan Sampel ........................................................................ 38

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 39

G. Teknik Analisis Data ....................................................................... 40

BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ....................................................... 44

B. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 50

C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 59

D. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 60

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................... 62

B. Saran-Saran ..................................................................................... 63

C. Penutup ........................................................................................... 63

DAFTAR KEPUSTAKAAN

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Madrasah merupakan salah satu organisasi pendidikan yang dapat di

katakan sebagai wadah untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

Keberhasilan tujuan pendidikan di madrasah tergantung pada sumber daya

manusia yang ada di madrasah tersebut yaitu kepala madrasah, guru, siswa,

pegawai tata usaha, dan tenaga pendidikan lainya. Selain itu harus di dukung pula

oleh sarana dan prasarana yang memadai. Untuk membentuk manusia yang

sesuai dengan tujuan pembangunan nasional, yang pada hakikatnya bertujuan

meningkatkan kualitas manusia dan seluruh masyarakat Indonesia yang maju,

maka di butuhkan tenaga pendidik yang berkualitas dan profesional.

Guru memandang siswa MTs adalah individu yang menginjak proses

dewasa. Oleh karena itu guru mata pelajaran selalu memberi sejumlah tugas

kepada siswanya untuk menyelesaikanya. Kegiatan tersebut tidak terkecuali pada

mata pelajaran Al - Qur’an Al – Hadits . Mata pelajaran Al- Qur’an Al- Hadits di

MTs merupakan kelanjutan dan kesinambungan dari mata pelajaran Al- Qur’an

Al- Hadits pada jenjang MI dan MA terutama pada penekanan kemampuan

membaca Al-Qur’an dan Hadits, pemahaman ayat- ayat Al-Qur’an dan

mengkaitkanya dengan kehidupan sehari- hari.

Banyak faktor yang menjadi penyebab dari rendahnya motivasi yang ada

pada siswa, salah satunya adalah kompetensi profesional yang dimiliki oleh

seorang guru. Kebanyakan siswa VIII MTs Bandar Alim kurang bernafsu untuk

belajar, tidak terkecuali pada mata pelajaran Al- Qur’an Al- Hadits. Mereka

beranggapan bahwa Al-Qur’an Al- Hadits tidak penting karena tidak diujikan

dalam ujian Nasional. Ironisnya menurut para siswa gurulah yang menjadi faktor

penyebab sulitnya mereka belajar atau gurulah yang menyulitkan dalam

pembelajaran. Ketidakminatan siswa dalam mengikuti pelajaran merupakan

2

pangkal utama siswa dalam merespon pelajaran. Rendahnya motivasi yang ada

ternyata dipengaruhi oleh persepsi siswa tentang kompetensi profesional pendidik

dalam proses belajar mengajar. Untuk kepentingan tersebut guru dituntut

membangkitkan motivasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan motivasi merupakan

salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Siswa yang

memiliki motivasi belajar yang tinggi akan belajar dengan sungguh-sungguh.

Untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, setiap guru sebaiknya

memiliki beberapa kompetensi, artinya memiliki pengetahuan, ketrampilan dan

perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasainya dalam melaksanakan

tugas keprofesionalannya. Hal ini penting, terutama jika dikaitkan dengan

berbagai kajian dan hasil penelitian yang menunjukan bahwa guru memiliki

peranan yang sangat strategis dan menentukan keberhasilan pendidikan dan

meningkatkan kualitas pembelajaran, serta membentuk kompetensi siswa.

Berbagai kajian dan hasil penelitian tersebut antara lain dapat dikemukakan

sebagai berikut:

1. Cheng dan Wong sebagaimana dikutip oleh Mulyasa, berdasarkan hasil

penelitianya di Zhejiang, Cina, melaporkan empat karakteristik sekolah yang

unggul, yaitu: (1) adanya dukungan pendidikan yanng konsisten dari

masyarakat, (2) tingginya derajat profesionalisme di kalangan guru, (3)

adanya tradisi jaminan kulitas dari sekolah, dan (4) adanya harapan yang

tinggi dari siswa untuk berprestasi.1

2. Dedi Supriadi mengungkapkan bahwa mutu pendidikan yang di nilai dari

prestasi belajar peserta didik sangat di tentukan oleh guru, karena guru adalah

pemimpin pembelajaran, fasilitator, dan sekaligus merupakan pusat inisiatif

pembelajaran. Karena itu, guru harus senantiasa mengembangkan diri secara

1 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2008),

hlm.9

3

mandiri serta tidak bergantung pada inisiatif kepala sekolah maupun

supervisor.2

Sehubungan dengan hasil- hasil penelitian tersebut ada beberapa indikator

yang menunjukan lemahnya kinerja guru dalam melaksanakan tugas utamanya

yaitu mengajar dan mendidik (a) masih banyak guru yang tidak menekuni

profesinya secara utuh, (b) rendahnya pemahaman tentang strategi pembelajaran,

(c) rendahnya komitmen profesi, dan (d) kurangnya motivasi guru dalam

meningkatkan kualitaas diri.3

Berdasarkan kondisi di atas guru di tuntut memiliki beberapa kompetensi

diantaranya adalah kompetensi profesional. kompetensi profesional pendidik

merupakan masalah yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, sehingga

dengan terpenuhinya kompetensi profesional pendidik dalam pembelajaran yang

baik menunjukkan suatu keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Guru dalam

hal ini merupakan salah satu faktor yang paling menentukan keberhasilan suatu

proses belajar mengajar juga sebagai pemikul tanggung jawab atas keberhasilan

dan kegagalan dalam proses belajar mengajar. Sebab guru mempunyai pengaruh

yang dominan terhadap kualitas pembelajaran. Guru juga mempunyai tugas untuk

menimbulkan motif yang akan mendorong anak berbuat untuk mencapai tujuan

belajar. Dengan ini guru perlu menyadari dirinya sebagai pemikul tanggung

jawab untuk membawa anak didik kepada tingkat keberhasilannya.4

Guru yang yang bermutu niscaya mampu melaksanakan pendidikan,

pengajaran dan pelatihan yang efektif dan efisien. Guru yang profesional diyakini

mampu memotivasi siswa untuk mengoptimalkan potensinya dalam kerangka

pencapaian standar pendidikan yang di tetapkan. Kompetensi profesional

2 Dedi Supriadi, Mengangkat Citra dan Martabat Guru, (Yogyakarta: Adicita Karya

Nusantara, 1998), hlm. 178

3 Mulyasa, Loc. Cit.

4 Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta : Rajawali. 2010), hlm. 73

4

menurut Usman dalam bukunya Syaiful Sagala meliputi: (1) penguasaan terhadap

landasan kependidikan yang meliputi memahami tujuan pendidikan, mengetahui

fungsi sekolah di masyarakat, dan mengenal prinsip- prinsip psikologi

pendidikan. (2) menguasai bahan pengajaran dan metode pengajaran, (3)

kemampuan menyusun program pengajaran, (4) kemampuan menyusun

perangkat penilaian hasil belajar dalam proses pembelajaran.5

Dalam Islam setiap pekerjaan harus dilakukan secara profesional dalam

arti harus dilakukan secara besar dan itu hanya mungkin dilakukan oleh yang

ahli.6 Nabi Muhammad bersabda :

إذا وسد االمر إلى غير : عن ابى ىريرة رضى اهلل عنو قال رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم

(رواه البخاري)اىلو فانتظر الساعت

“Dari Abi Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda : Jika suatu pekerjaan itu

diserahkan kepada seseorang yang bukan ahlinya (profesional), maka tunggulah

suatu kehancuran” (HR. Bukhari)

Dengan kompetensi profesional yang baik diharapkan mampu

menumbuhkan motivasi belajar siswa. Sebab bila persepsi siswa tentang

kompetensi profesional pendidik itu baik, maka akan berpengaruh positif

terhadap motivasi belajar siswa. Demikian juga sebaliknya, bila persepsi siswa

tentang kompetensi profesional pendidik itu kurang baik maka akan menurunkan

motivasi belajar siswa khususnya mata pelajaran Al-Qur'an Al-Hadits.

5 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:

Alfabeta, 2009), hlm.41

6 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. (Bandung : Remaja Rosdakarya.

1992), hlm. 113 7 Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al Bukhari. Shohih Al-Bukhari juz 1. (Libanon: Darul

Kutub Al- Ilmiyah, 1992), hlm. 26

5

Bertitik dari hal tersebut penulis terdorong untuk mengangkat sebuah

skripsi dengan judul “PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG

KOMPETENSI PROFESIONAL PENDIDIK TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AL-QUR'AN AL-HADITS

KELAS VIII MTs BANDAR ALIM JUNGPASIR WEDUNG DEMAK TAHUN

2010/2011”.

B. Penegasan Istilah

Dari judul yang telah penulis ajukan maka sangatlah diperlukan

penegasan istilah dalam penelitian ini yaitu :

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang,

benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.8

Pengertian pengaruh dalam penelitian ini dimaksudkan adanya keterkaitan

atau hubungan yang mempengaruhi yaitu persepsi siswa tentang kompetensi

profesional pendidik terhadap motivasi belajar.

2. Persepsi

Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh

setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik

lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.9

Menurut Slameto “Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan

atau informasi ke dalam otak manusia”.10

Berdasarkan pengertian tersebut

maka yang dimaksud dengan persepsi siswa tentang kompetensi profesional

8 Departemen Pendidikan dan kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai

Pustaka. 1990). Cet-3, hlm. 664 9 Miftah Thoha, Perilaku Organisasi ; Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : Raja

Grafindo Persada. 2000. Cet-2 10

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. (Jakarta : Rineka Cipta. 2010).

Cet-5, hlm. 102

6

pendidik yaitu pandangan, pengamatan, atau tanggapan siswa terhadap

kompetensi profesional yang dimiliki oleh seorang pendidik.

3. Kompetensi Profesional Pendidik

Kompetensi adalah pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang

dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga dia

dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan

sebaik-baiknya.11

Profesional yaitu suatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan

ketrampilan, kemampuan, keahlian, dan ketelatenan untuk menciptakan anak

memiliki perilaku sesuai yang diharapkan.12

Pendidik merupakan spesialis di bidang pendidikan.13

Sesuai dengan

UU Sistem Pendidikan Nasional, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir c di

kemukakan bahwa yang di maksud dengan kompetensi profesional pendidik

adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan

mendalam yang memungkinkan membimbing siswa memenuhi standar

kompetensi yang di tetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.14

4. Motivasi Belajar

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang

ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.15

Menurut Mc. Donald dikutip oleh Sardiman bahwa motivasi adalah

11 Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteistik, Implementasi, dan

Inovasi. (Bandung : Remaja Rosdakarya. 2004). Cet-6, hlm. 38 12

Martinis Yamin,Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia ,(Jakarta: Gaung Persada Press,

2006), hlm. 20 13

Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. (Bandung : Alfabeta. 2010),

hlm. 17 14

Tim Redaksi Fokus Media, Himpunan Peraturan Perundang- Undangan tentang Sistem

Pendidikan Nasional,(Bandung: Fokus Media, 2006), hlm. 130

15 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Guru & Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2008), Cet. 5, hlm. 157

7

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. 16

Dengan demikian, motivasi merupakan salah satu faktor yang turut

menentukan suatu tujuan dan mengarah pada usaha-usaha untuk melakukan

suatu perbuatan.

Belajar menurut Cronbach dalam bukunya Sumadi Suryabrata yaitu :

“Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”17

belajar ditunjukkan dengan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman.

Menurut Muhammad Ali, Belajar diartikan sebagai proses perubahan

perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungannya.18

Jadi motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dalam diri

seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah

ketrampilan dan pengalaman.19

Motivasi mendorong dan mengarah minat

belajar untuk tercapainya suatu tujuan dari suatu pembelajaran yang

dilakukan oleh siswa.

Adapun motivasi belajar yang penulis maksud adalah motivasi siswa

kelas VIII dalam mengikuti mata pelajaran Al-Qur'an Al-Hadits di MTs

Bandar Alim yang berupa perhatian siswa terhadap guru dalam proses belajar

mengajar.

16 Sardiman, Loc. Cit.

17 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 231

18 Muhammad Ali, Guru Dalam Proses belajar mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo,

2002), hlm. 14 19

Martinis Yamin, Op. Cit., hlm. 158

8

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah persepsi siswa kelas VIII tentang kompetensi profesional

pendidik mata pelajaran Al – Qur’an Al – Hadits di MTs Bandar Alim

Jungpasir Wedung Demak Tahun 2010/2011?

2. Bagaimanakah motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran Al –

Qur’an Al – Hadits di MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak Tahun

2010/2011?

3. Apakah terdapat pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi profesional

pendidik terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Al – Qur’an

Al – Hadits kelas VIII di MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak tahun

2010/2011?

D. Manfaat Penelitian

a. Secara teori

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan secara

teori, khsusnya tentang kompetensi profesional pendidik terhadap

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur'an Al-Hadits kelas

VIII di MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak tahun 2010/2011.

b. Secara praktis

1) Sebagai bahan masukan bagi instansi atau lembaga pendidikan

mengenai pentingnya kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh

seorang pendidik dalam proses belajar mengajar guna mencapai suatu

tujuan.

2) Memberikan masukan yang penting bagi guru agar mereka dapat

memberikan motivasi kepada siswa selama proses belajar mengajar

berlangsung.

9

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Persepsi Siswa

1. Pengertian Persepsi

Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk

individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan

yang lainnya. Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan

mengapa seseorang menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak

senang bahkan membenci obyek tersebut. Hal ini sangat tergantung

bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada

kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian

ditentukan oleh persepsinya. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian

persepsi diantaranya adalah:

a. Menurut Bimo Walgito persepsi merupakan suatu proses yang

didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berwujud

diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya.1

b. Kemp dan Dayton seperti dikutip Dewi Salma Prawiradilga dan Eveline

Siregar menyatakan bahwa “persepsi sebagai suatu proses di mana

seseorang menyadari keberadaan lingkunganya serta dunia yang

mengelilinginya.”2

c. Slameto mengatakan persepsi adalah proses yang menyangkut

masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui

persepsi manusia terus- menerus mengadakan hubungan dengan

lingkunganya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera

penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium.3

1 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset,1990), hlm. 53

2 Dewi Salma Prawiradilga dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2008), Cet 3, hlm.132 3Slameto, Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2010) , Cet 5, hlm.102

10

d. D. O. Hebb dan D. C. Donderi mengatakan bahwa “ Perception is a

mediating process activity that normally occurs with some preliminary

responses, such as eye movement or touching.4 Persepsi adalah proses

aktifitas mediasi yang biasanya terjadi dengan beberapa persiapan

rangsangan, seperti melihat gerakan atau mendengarkan.

Persepsi terjadi karena setiap manusia memiliki indera untuk menyerap

obyek- obyek serta kejadian disekitarnya. Pada akhirnya, persepsi dapat

memengaruhi cara berpikir, bekerja, serta bersikap pada diri seseorang.

Hal ini terjadi karena orang tersebut dalam mencerna informasi dari

lingkungan berhasil melakukan adaptasi sikap, pemikiran, atau perilaku

terhadap informasi tersebut.5

Proses belajar tanpa memperhatikan siapa yang belajar, materi, lokasi,

dan jenjang pendidikan atau usia pembelajar selalu di pengaruhi oleh

persepsi siswa. Persepsi memang jarang di singgung dalam tulisan terkait

dalm proses belajar mengajar. Padahal, cara berpikir, minat, atau potensi

dapat berkembang dengan baik jika seseorang memiliki persepsi yang

memadai. Tujuan belajar sebenarnya adalah mengembangkan persepsi

kemudian mewujudkanya menjadi kemapuan- kemampuan yang tercermin

dalam cara berpikir kognitif, bekerja motorik, serta bersikap.

Bagi seorang guru hendaknya mengetahui dan menerapkan

prinsip – prinsip yang bersangkutan dengan persepsi, hal ini sangat penting

karena:

a. Makin baik obyek, orang atau peristiwa maka hal tersebut akan dapat

di ingat.

b. Dalam pengajaran menghindari salah pengertian merupakan hal yang

harus dapat di lakukan oleh seorang guru, sebab salah satu pengertian

akan menjadikan siswa belajar sesuatu yang keliru atau yang tidak

relevan.

4 D. O. Hebb dan D. C. Donderi, Textbook Of Psychologi,(London: Lawrence Erlbaum

Associates, 1987), hlm. 260 5 Dewi Salma Prawiradilga dan Eveline Siregar, Loc. Cit.

11

c. Jika dalam mengajarkan sesuatu guru perlu mengganti benda yang

sebenarnya dengan gambar atau potret dari benda tersebut, maka guru

harus mengetahui bagaimana gambar atau potret tersebut sebagaimana

mestinya agar tidak terjadi persepsi yang keliru.6

Berikut ini beberapa prinsip dasar tentang persepsi yang perlu

diketahui oleh seorang guru agar dapat mengetahui siswanya secara lebih

baik dan dengan demikian dapat menjadi komunikator yang efektif.

a. Persepsi Itu Relatif Bukanya Absolut

Seseorang tidak dapat menyebutkan secara persis berat suatu benda

yang dilihatnya atau kecepatan sebuah mobil yang sedang lewat, tetapi

mereka dapat secara relatif menerka berat berbagai benda atau

kecepatan mobil. Dalam hubunganya dengan kerelatifan persepsi ini,

dampak pertama dari suatu perubahan rangsangan dirasakan lebih

besar daripada rangsangan yang datang kemudian.

b. Persepsi Itu Selektif

Seseorang hanya memperhatikan beberapa rangsangan saja dari

banyak rangsangan yang ada di sekelilingnya pada saat – saat tertentu.

Ini berarti bahwa rangsangan yang di terima akan tergantung pada apa

yang pernah ia pelajari, apa yang pada suatu saat menarik perhatianya

dan ke arah mana persepsi itu mempunyai kecenderungan. Ini berarti

juga bahwa ada keterbatasan dalam kemampuan seseorang untuk

menerima rangsangan.

Berdasarkan prinsip ini, dalam memberikan pelajaran seorang guru

harus dapat memilih bagian pelajaran yang perlu diberi tekanan agar

mendapat perhatian dari siswanya.

c. Persepsi Itu Mempunyai Tatanan

Orang menerima rangsangan tidak dengan sembarangan. Mereka

akan menerimanya dalam bentuk hubungan – hubungan atau

kelompok - kelompok. Bagi seorang guru, prinsip ini menunjukan

6 Slameto, Loc. Cit.

12

bahwa pelajaran yang di sampaikan harus tersusun dalam tatanan yang

baik.

d. Persepsi Dipengaruhi Oleh Harapan dan Kesiapan ( Penerimaan

Rangsangan )

Harapan dan kesiapan penerima pesan akan menentukan pesan

mana yang akan di pilih untuk diterima, selanjutnya bagaimana pesan

yang dipilih itu akan ditata dan demikian pula bagaimana pesan

tersebut akan diinterpretasi.

Guru dalam hal prinsip ini, guru dapat menyiapkan untuk

pelajaran- pelejaran selanjutnya dengan cara menunjukan kepada

siswa pelajaran pertama dan urutan – urutan selanjutnya.

e. Persepsi Seseorang atau Kelompok Dapat Jauh Berbeda dengan

Persepsi Orang atau Kelompok Lain Sekalipun Situasinya Sama

Perbedaan persepsi ini dapat di telusuri pada adanya perbedaan –

perbedaan individual, perbedaan dalam kepribadian, sikap dan

motivasi. Dalm hal ini guru harus mampu menggunakan metode atau

media pembelajaran yang berbeda. 7

2. Peranan Persepsi

Persepsi menjadi landasan berpikir bagi seseorang dalam belajar,

persepsi dalam belajar berpengaruh terhadap :

a. Daya Ingat

Beberapa tanda visual seperti simbol, warna, dan bentuk yang

diterapkan dalam penyampaian materi ajar mempermudah daya ingat

seseorang mengenai materi tersebut. Dengan memiliki kekhususan yaitu

memanfaatkan tanda – tanda visual, maka materi ajar menjadi lebih

mudah dicerna dan mengendap dalam pikiran seseorang.

b. Pembentukan Konsep

Persepsi dapat dikembangkan tidak hanya melalui tanda visual,

tetapi dapat pula dibentuk melalui pengaturan kedalaman materi, spasi,

pengaturan laju belajar, dan pengamatan. Kedalaman materi dapat

7 Ibid, hlm.103- 105

13

diatur dengan cara memberikan contoh, respon terhadap jawaban yang

salah, latihan, ringkasan, atau model penerapan, hal- hal tersebut

merupakan cara – cara untuk membentuk konsep.

c. Pembinaan Sikap

Interaksi antara pengajar sebagai narasumber dan pembelajar

merupakan kunci dari pembinaan sikap. Pengajar atau guru sebagai

komunikator berperan besar terhadap seseorang. Dalam persepsi, baik

pengajar maupun pembelajar memiliki persepsi masing – masing.

Pengajar dapat membina sikap pembelajar jika ia berusaha untuk

menjadi panutan (role model) baginya. Makin akrab hubungan tersebut,

maka semakin mudah bagi pengajar untuk memengaruhi pembelajar.

Dengan segala kemampuan inderanya, maka siswa berusaha untuk

memersepsikan segala gerak – gerik dan sikap pengajar.8

3. Proses Terjadinya Persepsi

Seseorang dapat mengadakan persepsi dengan beberapa syarat

yaitu:

a. Adanya obyek yang dipersepsi

Obyek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau

reseptor. Stimulus dapat langsung mengenai alat indera (reseptor), dapat

datang dari dalam, yang mengenai syaraf penerima (sensoris), yang

bekerja sebagai reseptor.

b. Alat indera atau reseptor, yaitu merupakan alat untuk menerima

stimulus. Disamping itu harus ada pula syaraf sensoris sebagai alat

untuk menearuskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan

saraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Dan sebagai alat untuk

mengadakan respons diperlukan syaraf motoris.

c. Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi sesuatu diperlukan

pula adanya perhatian, yang merupakan langkah pertama sebagai suatu

persiapan dalam mengadakan persepsi. Dari hal tersebut dapat

8 Dewi Salma Prawiradilga dan Eveline Siregar, Op. Cit, hlm. 134 – 135

14

disimpulkan bahwa untuk mengadakan persepsi ada syarat- syarat yang

bersifat:

1) Fisik atau kealaman

2) Fisiologis

3) Psikologis.9

Dengan demikian dapat dijelaskan terjadinya proses persepsi sebagai

berikut: Obyek menimbulakan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera

atau reseptor. Proses ini dinamakan proses kealaman (fisik). Stimulus yang

diterima oleh alat indera dilanjutkan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses

ini dinamakan proses fisiologis. Kemudian terjadilah suatu proses di otak,

sehingga individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan reseptor itu

sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterimanya. Proses yang terjadi

dalam otak atau pusat kesadaran itulah yang dinamakan proses psikologis.

Dengan demikian taraf terakhir dari proses persepsi ialah individu

menyadari tentang apa yang diterima melalui alat indera atau reseptor.10

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Persepsi

Ada beberapa faktor yang memepengaruhi pengembangan persepsi

antara lain:

a. Psikologi

Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu di alam dunia ini

sangat di pengaruhi oleh keadaan psikologi. Sebagai contoh suara

burung yang begitu indah barang kali tidak menarik dan berkesan bagi

seseorang yang sulit mendengar.

b. Famili

Pengaruh yang paling besar terhadap anak adalah familinya. Orang

tua yang telah mengembangakan suatu cara yang khusus di dalam

memahami dan melihat kenyataan di dunia ini, banyak sikap dan

persepsi- persepsi mereka yang di turunkan kepada anaknya. Contoh

9 Bimo Walgito, Op. Cit, hlm. 54

10 Ibid.

15

jika orang tuanya Muhammadiyah akan mempunyai anak- anak yang

Muhammadiyah pula.

c. Kebudayaan

Kebudayaan dan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu

faktor yang kuat di dalam mempengaruhi sikap, nilai, dan seseorang

memandang dan memahami keadaan di dunia ini. 11

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan,

yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu

melalui alat reseptornya. Yang dimaksud persepsi disini adalah persepsi

atau tanggapan siswa mengenai kompetensi profesional yang dimiliki oleh

seorang pendidik yang mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa.

Persepsi sangat dipengaruhi oleh perhatian, perhatian terjadi bila

seseorang mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat inderanya, dan

mengesampingkan masukan- masukan melalui alat indera yang lain.

Persepsi dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal individu.

Faktor internal dipengaruhi oleh karakteristik individu seperti : sikap,

motif, minat, kepentingan, pengalaman, dan harapanya. Sedangkan faktor

eksternal dipengaruhi oleh obyek atau sasaran persepsi atau stimulus itu

sendiri dari faktor situasi.

B. Kompetensi Profesional Pendidik

Guru merupakan komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar

yang sangat berperan dalam mengantarkan siswanya pada tujuan pendidikan

yang telah ditentukan. Guru yang memikul tanggung jawab atas keberhasilan

dan kegagalan program pengajaran. Oleh karena itu, mengajar merupakan

pekerjaan profesional, karena menggunakan teknik dan prosedur yang

berpijak pada landasan intelektual yang harus dipelajari secara sengaja,

terencana, dan kemudian dipergunakan demi kemaslahatan orang lain.

11

Miftah Thoha, Perilaku Organisasi; Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2000), Cet 11, hlm.128

16

Ada beberapa kreteria pokok pekerjaan yang bersifat profesional

sehubungan dengan profesionalisme seseorang. Nana Sudjana memberikan

kreteria sebagai berikut: bahwa pekerjaan itu dipersiapkan melalui proses

pendidikan dan latihan secara formal, dan mendapat pengakuan dari

masyarakat, adanya organisasi profesi, dan mempunyai kode etik sebagai

landasan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaan profesi

tersebut.12

Suatu pekerjaan dikatakan profesional apabila dipersiapkan melalui proses

pendidikan dan latihan, maksudnya untuk mencapai tenaga profesional

haruslah menempuh pendidikan khusus sesuai dengan bidangnya, hal ini

dimaksudkan untuk mengkaji dan mendalami berbagai disiplian ilmu yang

harus di miliki sebagai perangkat dasar dalam melaksanakan tugasnya.

Mendapat pengakuan dari masyarakat artinya pekerjaan yang dilakukan

itu benar – benar memperoleh dukungan dari masyarakat, mendapat

pengesahan dan perlindungan hukum dari pemerintah sehingga memiliki

jaminan hidup yang layak.

1. Pengertian Kompetensi Profesional Pendidik

Kompetensi Profesional Pendidik terdiri dari tiga kata yaitu

kompetensi, profesional, dan pendidik. Mengenai pengertian kompetensi

juga terdapat berbagai pendapat antara lain:

a. Menurut Mulyasa kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan,

dan kemampuan yang di kuasai oleh seseorang yang telah menjadi

bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku – perilaku

kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik- baiknya.13

b. Dalam Undang- Undang Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005 pasal 1

menyebutkan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

12

Nana Sudjana, Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Algensindo, 1995),

hlm.14 13

Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakteristik, Impelementasi dan

Inovasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet 6, hlm. 38

17

ketrampilan, dan perilaku yang harus di miliki, dihayati dan dikuasai

oleh guru dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.14

c. Hall dan Jones sebagaimana yang di kutip oleh Syaiful Sagala bahwa

kompetensi adalah pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu

kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara

pengetahuan dan kemampuan yang dapat di amati dan di ukur.15

d. Sally Wehmeier (ed), mengatakan bahwa “Competency is a skill that

you need in a particular job or for a particular task”.16

Kompetensi

diartikan sebagai suatu ketrampilan yang membutuhkan sebuah

kekhususan kerja.

Jadi kompetensi menggambarkan kemampuan bertindak di landasi ilmu

pengetahuan yang hasil tindakan itu bermanfaat baik bagi dirinya maupun

orang lain.

Seorang dianggap kompeten apabila telah memenuhi persyaratan: (1)

landasan kemampuan pengembangan kepribadian,(2) kemampuan

penguasaan ilmu dan ketrampilan,(3) kemampuan berkarya ( know to

do),(4) kemampuan menyikapi dan berprilaku dalam berkarya sehingga

dapat mandiri menilai, dan mengambil keputusan secara bertanggung

jawab,(5) dapat hidup bermasyarakat dengan bekerja sama, saling

menghormati dan menghargai nilai – nilai pluralisme serta kedamaian.17

Sedangkan profesional berasal dari kata profesi yag artinya suatu

bidang pekerjaan yang ingin atau akan di tekuni oleh seseorang. Profesi

juga di artikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang

mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang di peroleh dari

pendidikan akademis yang intensif. Jadi profesi adalah suatu pekerjaan

atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. Artinya, suatu pekerjaan

14

Undang- Undang Guru dan Dosen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009 ), hlm. 5 15

Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:

Alfabeta, 2009), hlm. 157 16

Sally Wehmeier (ed), Oxford Advanced Learner’s Dictionary Of Current English, ( AS

Hornby: Oxfor University Press, 2000), hlm. 246 17

Kunandar, Guru Profesional; Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru,

(Jakarta: Rajawali Press, 2009), hlm. 53

18

atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang

orang, tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan

secara khusus.18

Kata profesi identik dengan kata keahlian, demikian juga menurut

Jervis seperti yang dikutip Martinis Yamin mengartikan seseorang yang

melakukan tugas profesi juga sebagai seorang ahli (expert). Pada sisi lain

profesi mempunyai pengertian seseorang yang menekuni pekerjaan

berdasarkan keahlian, kemampuan, teknik, dan prosedur berdasarkan

intelektualitas.19

Sedangkan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan

oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang

memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar

mutu tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.20

Menurut Martinis Yamin profesional adalah suatu pekerjaan yang

membutuhkan pengetahuan ketrampilan, kemampuan, keahlian, dan

ketelatenan untuk menciptakan anak memiliki perilaku sesuai yang

diharapkan21

Jadi profesional adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang di lakukan

seseorang yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang

diperoleh melalui pendidikan khusus.

Sedangkan pendidik disini diartikan sebagai spesialis dibidang

pendidikan.22

Menurut Martinis Yamin pendidik merupakan tenaga

profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan

18

Kunandar, Op. Cit. hlm. 45 19

Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung

Persada Press, 2008), hlm.3 20

Ibid. 21

Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia ,(Jakarta: Gaung Persada

Press, 2006), hlm. 20 22

Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2010),

hlm. 17

19

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik di

perguruan tinggi.23

Sesuai dengan Undang – Undang Guru dan Dosen Bab IV Pasal 8

bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.24

Hal ini didukung dengan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 bahwa:

A. Kualifikasi Akademik Guru

1. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal

Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur

formal mencakup kualifikasi akademik guru pendidikan Anak

Usia Dini/ Taman Kanak-kanak /Raudatul Atfal

(PAUD/TK/RA), guru sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah

(SD/MI), guru sekolah menengah pertama/madrasah

Tsanawiyah (SMP/MTs), guru sekolah menengah

atas/madrasah aliyah (SMA/MA), guru sekolah dasar luar

biasa/sekolah menengah luar biasa/sekolah menengah atas luar

biasa (SDLB/SMPLB/SMALB), dan guru sekolah menengah

kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK*), sebagai

berikut.

a. Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA

Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki

kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat

(D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak

usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi

yang terakreditasi.

b. Kualifikasi Akademik Guru SD/MI

Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat,

harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum

diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang

pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi

yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

c. Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs

Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang

sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan

minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program

studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang

diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang

terakreditasi.

23

Martinis Yamin, Op. Cit., hlm.2 24

Undang- Undang Guru dan Dosen, Op. Cit, hlm.10

20

d. Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA

Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang

sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan

minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program

studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang

diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang

terakreditasi.

e. Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB

Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk

lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik

pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana

(S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai

dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan

diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

f. Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK*

Guru pada SMK/MAK* atau bentuk lain yang

sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan

minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program

studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang

diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang

terakreditasi.

2. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan

Kesetaraan

Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat

diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat

diperlukan tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi

dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji

kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki

keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang

diberi wewenang untuk melaksanakannya.

B. Standar Kompetensi Guru

Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari

empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut

terintegrasi dalam kinerja guru.

Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru

yang dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru

kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs,

SMA/MA, dan SMK/MAK.

Kompetensi Profesional dalam Peraturan Pemerintah No.74 Tahun

2008 dimaksud pada pasal 3 ayat 7 merupakan kemampuan Guru dalam

menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau

21

seni dan budaya yang diampunya yang sekurang – kurangnya meliputi

penguasaan:

a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi

program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata

pelajaran yang akan diampu; dan

b. konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang

relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan

program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata

pelajaran yang akan diampu.

Sesuai dengan Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional,

penjelasan pasal 28 ayat 3 butir c di kemukakan bahwa yang di maksud

dengan kompetensi profesional pendidik adalah kemampuan penguasaan

materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan

membimbing siswa memenuhi standar kompetensi yang di tetapkan

dalam Standar Nasional Pendidikan.25

Sedangkan dalam penjelasan Undang – Undang Guru dan Dosen

No.14 Tahun 2005 Pasal 10 ayat 1 yang dimaksud dengan kompetensi

profesional pendidik adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran

secara luas dan mendalam.26

2. Ruang Lingkup Kompetensi Profesional Pendidik

Ruang linkup kompetensi profesional pendidik antara lain:

a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,

psikologis, sosiologis, dan sebagainya.

b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf

perkembangan siswa.

c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi

tanggungjawabnya.

d. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang berfariasi.

25

Tim Redaksi Fokus Media, Himpunan Peraturan Perundang- Undangan tentang

Sistem Pendidikan Nasional,(Bandung: Fokus Media, 2006), hlm. 130 26

Undang- Undang Guru dan Dosen, hlm. 67

22

e. Mampu mengembangkan dan menggunakn berbagai alat, media dan

sumber belajar yang relevan.

f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.

g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar siswa.

h. Mampu menumbuhkan kepribadian siswa.27

3. Komponen Kompetensi Profesional Pendidik

Kompetensi profesional pendidik merupakan salah satu

kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Ada

beberapa pandangan para ahli mengenai kompetensi profesional pendidik.

Menurut Johnson sebagaimana yang dikutip oleh Djam’an Satori ada 3

komponen kompetensi profesional pendidik yaitu:

a. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang

harus diajarkan dan konsep – konsep dasar keilmuan yang diajarkan

dari bahan yang diajarkannya itu

b. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan

dan keguruan

c. Penguasaan proses – proses kependidikan, keguruan pembelajaran

siswa.28

4. Syarat-Syarat Menjadi Guru Yang Mempunyai Kompetensi Profesional

Sebagai seorang guru profesional harus memiliki keahlian,

ketrampilan, dan kemampuan sebagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara “

Tut wuri handayani, ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso.”

Tidak cukup dengan menguasai materi pelajaran akan tetapi mengayomi

siswa, menjadi contoh atau teladan bagi siswa serta selalu mendorong

siswa untuk lebih baik dan maju. Guru yang mempunyai kompetensi

profesional selalu mengembangkan dirinya terhadap pengetahuan dan

mendalami keahlianya, kemudian rajin membaca literatur- literatur dengan

tidak merasa rugi membeli buku- buku berkaitan dengan pengetahuan

27

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2008), Cet 3, hlm.135-136 28

Djam’an Satori, et al. Materi Pokok Profesi Keguruan, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2008) , hlm. 224

23

yang di gelutinya. Adapun syarat- syarat guru yang mempunyai

kompetensi profesional yaitu meliputi:

a. Memiliki bakat sebagai guru

b. Memiliki keahlian sebagai guru

c. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi

d. Memiliki mental yang sehat

e. Berbadan sehat

f. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas

g. Guru adalah manusia yang berjiwa pancasila

h. Guru adalah seorang warga Negara yang baik.29

Menurut Arifin sebagaimana dikutip oleh Nazarudin Rahman

syarat- syarat guru yang mempunyai kompetensi profesional di Indonesia

yakni:

a. Dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawentahan terhadap masyarakat

teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21

b. Penguasaan kiat- kiat profesi berdasarkan riset dan praktis pendidikan

yaitu ilmu pendidikan sebagai ilmu praktis bukan hanya merupakan

konsep- konsep belaka. Pendidikan merupakan proses yang terjadi di

lapangan dan bersifat ilmiah, serta riset pendidikan hendaknya

diarahkan pada praktis pendidikan masyarakat Indonesia.

c. Pengembangan kemampuan profesional berkesinambungan, profesi

guru merupakan profesi yang berkembang terus menerus dan

berkesinambungan antara LPTK dengan praktek pendidikan.

Kekerdilan profesi guru dan ilmu pendidikan di sebabkan terputusnya

program pre- service dan in- service karena pertimbangan birokratis

yang kaku atau manajemen pendidikan yang lemah.30

Sementara itu menurut Soedijarto yang dikutip oleh Kunandar

bahwa kompetensi profesional pendidik meliputi:

a. Merancang dan merencanakan program pembelajaran

29

Martinis Yamin, Op. Cit, hlm.23- 24 30

Nazarudin Rahman, Regulasi Pendidikan; Menjadi Guru Profesional Pasca Sertifikasi,

(Yogyakarta: Pusraka Felicha, 2009), hlm. 76

24

b. Mengembangkan program pembelajaran

c. Mengelola pelaksanaan program pembelajaran

d. Menilai proses dan hasil pembelajaran

e. Mendiagnosis faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses

pembelajaran.

Untuk menguasai lima gugus kompetensi profesional tersebut

diperlukan pengetahuan dasar dan pengetahuan profesional, seperti

pengetahuan tentang: (1) Perkembangan dan karakteristik peserta didik,(2)

disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran,(3) konteks

sosial, budaya, politik, dan ekonomi tempat sekola beroperasi,(4) tujuan

pendidikan, (5) teori belajar, baik umum maupun khusus, (6) teknologi

pendidikan , dan (7) sistem evaluasi proses dan hasil belajar.31

5. Prinsip Profesionalitas Guru

Dalam Undang- Undang Guru dan Dosen No. 14 pasal 7 ayat 1,

bahwa profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang di

laksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme

b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,

ketakwaan, dan akhlak mulia

c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai

dengan bidang tugas

d. Memiliki kompetensi yang di perlukan sesuai dengan bidang tugas

e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalanya

f. Memperoleh penghasilan yang di tentukan sesuai dengan prestasi kerja

g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat

h. Memiliki jaminan pelindung hukum dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan, dan

31

Kunandar, Op. Cit, hlm.57 - 58

25

i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur

hal- hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.32

Kompetensi profesional pendidik adalah kemampuan penguasaan

materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan

membimbing siswa memenuhi standar kompetensi yang di tetapkan dalam

Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi profesional pendidik dapat

dimiliki oleh seseorang apabila secara dini dididik dan dipersiapkan secara

khusus untuk menjadi seseorang pendidik, sehingga akan dapat menjadi

pendidik yang benar- benar sesuai dengan yang diharapkan oleh

masyarakat.

Dengan demikian profil guru yang dikehendaki adalah pendidik yang

profesional yang mempunyai kemampuan profesional, personal dan sosial

serta bekerja sesuai dengan bakatnya. Sebagaimana firman Allah SWT

Surat Al- Israa’ ayat 84 :

Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masingmasing.

Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya.”

(QS. Al – Israa’ : 84)

Dengan demikian dapat disimpulakan, kompetensi profesional

pendidik meliputi indikator sebagai berikut:

a. Guru mrnguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang di

ajarkan serta cara mengajarkanya kepada para siswa.

b. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajar

c. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui teknik

evaluasi

d. Terbuka terhadap kritik yang konstruktif dan meningkatkan diri

e. Memiliki rasa kesejawatan.

32

Undang- Undang Guru dan Dosen, Op. Cit, hlm. 9- 10

26

C. Motivasi Belajar Siswa

1. Pengertian Motivasi Belajar

Kebanyakan siswa kurang bernafsu dalam belajar, terutama pada

pelajaran yang mereka anggap sulit. Sehubungan dengan hal tersebut guru

dituntut untuk membangkitkan nafsu belajar siswa. Pembangkitan nafsu

atau selera belajar siswa ini sering disebut dengan motivasi belajar. Ada

beberapa pendapat mengenai pengertian motivasi yaitu:

a. Sardiman mengemukakan bahwa motivasi berasal dari kata motif yang

berarti daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan

seauatu. Motif dapat di katakan sebagai daya penggerak dari dalam dan

luar di dalam subjek untuk melakukan aktivitas- aktivitas tertentu demi

mencapai suatu tujuan.33

b. Mc. Donald dikutip oleh Martinis Yamin mendenefisikan “motivasi

adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang di tandai

dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.”34

Dalam

definisi ini terdapat tiga unsur yang saling terkait yaitu: Motivasi

dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, Motivasi ditandai

dengan timbulnya perasaan, dan Motivasi ditandai dengan reaksi- reaksi

untuk mencapai tujuan.

c. Callahan dan Clark sebagaimana di kutip oleh Mulyasa bahwa motivasi

adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya

tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Dengan motivasi akan

tumbuh dorongan untuk melakukan sesuatu dalam kaitanya dengan

pencapaian tujuan. Seseorang melakukan sesuatu kalau memiliki tujuan

atas perbuatanya, demikian halnya kalau memiliki tujuan yang jelas

maka akan bangkit dorongan untuk mencapainya.35

d. Arno F. Wittig menyatakan bahwa “Motivation is defined as any

condition that initiates, guides, and maintains a behavior in an

33

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali pers, 2010),

hlm. 73 34

Martinis Yamin, op. cit, hlm.172 35

Mulyasa, Op. Cit, hlm.58

27

organism. Without motivation, an organism may very well fail to show

a behavior that it has learned”.36

Motivasi didefinisikan kondisi yang

member inisiatif, menunjukan, memelihara suatu perilaku seseorang.

Tanpa motivasi, seseorang akan gagal menunjukan perilaku yang

dipelajarinya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa

motivasi merupakan daya penggerak atau kekuatan yang terdapat dalam

diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mengarahkan pada tujuan

yang hendak di capai, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar.

Motivasi disini adalah motivasi yang berkaitan dengan belajar.

Belajar menurut Cronbach dalam bukunya Sumadi Suryabrata yaitu :

“Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”.37

belajar di tujukan dengan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman.

Belajar menurut Muhammad Ali diartikan sebagai proses

perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungannya.38

Tidak semua perubahan perilaku itu merupakan hasil belajar. Ada

diantaranya terjadi dengan sendirinya, karena proses perkembangan.

Perubahan perilaku dalam proses belajar adalah akibat dari interaksi

dengan lingkungan. Interaksi ini biasanya terjadi secara disengaja yang

tercermin dari adanya faktor kesiapan (readiness), motivasi, dan tujuan

yang ingin dicapai.39

Menurut Muhibbin Syah ”belajar adalah tahapan perubahan

seluruh tingkah laku individual yang relative tetap sebagai hasil

36

Arno F. Wittig, Psychology Of Learning, ( New York: Mc Graw Hill Book Company,

1981), hlm. 3 37

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007),

hlm. 231 38

Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru

Algensindo, 2002), hlm. 14 39

Ibid. hlm. 15

28

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif.”40

Sedangkan menurut Lester D. Crow dan Alice Crow mengatakan “

Learning is an active process that needs to be stimulated and guided

toward desirable out comes.41

Belajar adalah proses aktif yang

membutuhkan suatu rangsangan dan panduan kearah yang di inginkan.

Dari beberapa definisi yang di kemukakan oleh beberapa tokoh

diatas dapat di simpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah

laku pada diri seseorang sebagai akibat dari latihan dan pengalaman yang

di laksanakan secara sadar sehingga menimbulkan pengetahuan dan

kecakapan yang baru.

Dengan demikian yang di maksud dengan motivasi belajar adalah

dorongan dalam diri individu yang menggerakan tingkah laku seseorang

untuk melakukan proses belajar sehingga tercapai tujuan yang di

kehendaki.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran, karena siswa akan belajar dengan sungguh-

sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Oleh karena itu untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran guru harus mampu membangkitkan

motivasi belajar siswa dengan mengetahui beberapa prinsip motivasi yaitu:

a. Siswa akan bekerja keras kalau memiliki minat dan perhatian terhadap

pekerjaanya.

b. Memberikan tugas yang jelas dan dapat di mengerti

c. Memberikan penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi siswa

d. Menggunakan hadiah dan hukuman secara efektif dan tepat guna, serta

e. Memberikan penilaian dengan adil dan transparan.42

40

Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005), hlm. 92 41

Lester D. Crow dan Alice Crow, Educational Psychology, (New York: American Book

Company, 1958), hlm.225 42

Mulyasa, Op. Cit, hlm. 59

29

2. Macam-Macam Motivasi Belajar

Berbicara tentang macam- macam motivasi maka dapat di lihat dari

berbagai sudut pandang. Dengan demikian motivasi yang aktif itu sangat

bervariasi: 43

a. Motivasi di lihat dari dasar pembentukanya

1) Motif- motif bawaan

Motif bawaan adalah motif yang di bawa sejak lahir, jadi

motivasi itu ada tanpa di pelajari. Misalnya: dorongan untuk

makan, minum, dan istirahat.

2) Motif- motif yang di pelajari

Motif ini timbul karena di pelajari. Contoh: dorongan untuk

belajar suatu ilmu- ilmu pengetahuan.

b. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Yang termasuk kedalam motivasi jasmaniah adalah refleks, insting

otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah

kemauan.

c. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

1) Motivasi intrinsik merupakan kegiatan belajar di mulai dan

diteruskan berdasarkan penghayatan sesuatu kebutuhan dan

dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar,

misalnya: belajar karena ingin memecahkan suatu permasalahan.

2) Motivasi ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang tumbuh dari

dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak

berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri.

Beberapa bentuk motivasi belajar ekstrinsik diantaranya:

a) Belajar demi memenuhi kewajiban

b) Belajar demi menghindari hukuman

c) Belajar demi memperoleh hadiah material yang di sajikan

d) Belajar demi meningkatkan gengsi

43

Sardiman, Op. Cit, 86- 89

30

e) Belajar demi memperoleh pujian

f) Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin di pegang atau demi

memenuhi persyaratan kenaikan pangkat.44

3. Teknik-Teknik Motivasi Pembelajaran

Beberapa teknik motivasi yang dapat di lakukan dalam

pembelajaran sebagai berikut:

a. Pernyataan penghargaan secara verbal,. Pernyataan verbal merupakan

cara yang paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar

siswa kepada hasil belajar yang baik. Misalnya pernyataan “ bagus

sekali”, “hebat”. Hal ini dapat menyenangkan siswa sekaligus dapat

memotivasi siswa untuk menjadi yang lebih baik lagi.

b. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.

Pengetahuan atas hasil pekerjaan merupakan cara untuk meningkatkan

motif belajar siswa.

c. Menimbulkan rasa ingin tahu

d. Memunculkan sesuatu yang tidak mungkin di duga oleh siswa

e. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa

f. Menggunakan materi yang di kenal siswa sebagai contoh dalam belajar

g. Menunutut siswa untuk menggunakan hal- hal yang telah di pelajari

sebelumnya

h. Menggunakan simulasi dan permainan

i. Memberikan kasempatan kepada siswa untuk memperlihatkan

kemahiranya di depan umum

j. Memperjelas tujuan belajar yang hendak di capai

k. Memberitahukan hasil- hasil belajar yang telah di capai

l. Membuat suasana persaingan yang sehat di antara para siswa

m. Memberikan contoh yang positif.45

44

Martinis Yamin, Op. Cit, hlm.178- 179 45

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukuranya,(Jakarta: Bumi Aksara, 2008)

hlm.34 -37

31

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar. Motivasi adalah daya penggerak atau

kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu

guna mengarahkan pada tujuan yang hendak di capai, baik yang berasal

dari dalam maupun dari luar. Seperti pemberian hadiah disetiap

kesuksesan yang telah di capai dan hasrat untuk berhasil dalam suatu

kegiatan. Motivasi disini berkaitan dengan belajar. Belajar menurut

Muhammad Ali diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat

interaksi individu dengan lingkungannya.46

Jadi dapat disimpulkan bahwa

motivasi belajar adalah dorongan dalam diri individu yang menggerakan

tingkah laku seseorang untuk melakukan proses belajar sehingga tercapai

tujuan yang di kehendaki.

Ada beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yang

tinggi sebagaimana dikemukakan oleh Sardiman yaitu:

a. Tekun menghadapi tugas

b. Ulet menghadapi kesulitan

c. Menunjukan minat terhadap bermacam- macam masalah

d. Lebih senang bekerja mandiri

e. Cepat bosan pada tugas- tugas yang rutin ( hal- hal yang bersifat

mekanis, berulang- ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)

f. Dapat mempertahankan pendapatnya

g. Senang mencari dan memecahkan masalah soal- soal.47

Dengan ciri- ciri yang dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan

bahwa siswa yang memiliki motivasi mempunyai indikator sebagai

berikut:

a. Bersungguh- sungguh menunjukan minat dan perhatian dalam belajar

b. Keaktifan siswa dalam belajar, dan

c. Ketekunan dalam menyelesaikan tugas

46

Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru

Algensindo, 2002), hlm. 14 47

Sardiman, Op. Cit. hlm. 83

32

D. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Pendidik

Terhadap Motivasi Belajar Al-Qur'an Al-Hadits

Al- Qur’an Al- Hadits sebagai salah satu pelajaran di sekolah, mempunyai

peranan yang sangat penting dalam membentuk moral, akhlak, dan etika

siswa.

AL- Qur’an Al- Hadits di Madrasah memang sudah mendapat tempat

tersendiri, karena Al- Qur’an Al- Hadits merupakan satuan mata pelajaran

tersendiri. Akan tetapi masih banyak siswa yang belum mencapai tujuan

dalam pembelajaran tersebut, hal ini disebabkan Mereka beranggapan bahwa

Al-Qur’an Al- Hadits tidak penting karena tidak diujikan dalam ujian

Nasional. Menurut para siswa gurulah yang menjadi faktor penyebab sulitnya

mereka belajar atau gurulah yang menyulitkan dalam pembelajaran.

Ketidakminatan siswa dalam mengikuti pelajaran merupakan pangkal utama

siswa dalam merespon pelajaran. Rendahnya motivasi yang ada ternyata

dipengaruhi oleh persepsi siswa tentang kompetensi profesional pendidik

dalam proses belajar mengajar.

Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap

orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat

penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.48

Sedangkan Sesuai dengan UU Sistem Pendidikan Nasional, penjelasan

pasal 28 ayat 3 butir c di kemukakan bahwa yang di maksud dengan

kompetensi profesional pendidik adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing

siswa memenuhi standar kompetensi yang di tetapkan dalam Standar Nasional

Pendidikan.49

Persepsi siswa tentang kompetensi profesional pendidik Al- Qur’an

Al- Hadits disini bukanlah satu- satunya penyebab dari kurangnya motivasi

belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran

48

Miftah Thoha, Loc. Cit. 49

Tim Redaksi Fokus Media, Loc. Cit.

33

Akan tetapi, juga di pengaruhi bagaimana sikap dan kepribadian guru,

tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru

mengajarkan pengetahuan itu kepada siswanya. Persepsi siswa mengenai

kompetensi profesional pendidik dalam mengajar sangat tergantung pada figur

guru dalam membawa dirinya dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Sehingga,

dalam diri siswa dapat menumbuhkan persepsi positif mengenai kompetensi

profesional pendidik dalam mengajar, dan persepsi siswa mengenai

kompetensi profesional pendidik itu akan dapat membangun motivasi belajar

siswa.

Dengan mengkaji tentang persepsi siswa tentang kompetensi profesional

pendidik dalam mengajar dan kaitanya dengan motivasi belajar siswa, maka

dapat ditarik sebuah hubungan. Bahwasanya dengan melihat persepsi siswa

tentang kemampuan seorang guru dari segi keprofesionalan mengajarnya yaitu

(1) penguasaan terhadap landasan kependidikan yang meliputi memahami

tujuan pendidikan, mengetahui fungsi sekolah di masyarakat, dan mengenal

prinsip- prinsip psikologi pendidikan.(2) menguasai bahan pengajaran,

(3)kemampuan menyusun program pengajaran, (4) kemampuan menyusun

perangkat penilaian hasil belajar dalam proses pembelajaran.50

Maka akan

memunculkan motivasi belajar yang berdasarkan pengalaman dan latihan yang

telah didapatkan dalam materi Al- Qur’an Al- Hadits.

E. Kajian Penelitian yang Relevan

Skripsi Ishomah dengan judul “Upaya Pemerintah Terhadap Peningkatan

Profesionalisme Guru PAI (Telaah Implikatif Undang-Undang Republik

Indonesia No. 14 Tahun 2005”. Penelitian ini menggunakan metode riset

kepustakaan (Library reseach). Hasil penelitian ini menunjukkan

profesionalisme guru adalah guru wajib memiliki kualifikasi, kompetensi dan

50

Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:

Alfabeta, 2009), hlm.41

34

sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan

untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional.51

Skripsi Legiman “ Persepsi Siswa Tentang Kedisiplinan Guru Dalam

Mengajar Dan Hubunganya Dengan Motivasi Belajar Fiqih Siswa MTs

Tarbiyatul Islamiyah Sokopuluhan Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati ”.

Dengan hasil penalitian terdapat hubungan positif ditunjukan oleh nilai rxy =

0,846 dan N= 70 pada taraf Signifikansi 0,05(5%) dan 0,01(1%) diperoleh rxy

= 0,846 > rt 0,05(70)= 0,235. Dan rxy = 0,846 > rt = 0,01 (70)= 0,306 Sehingga

Varibel X mempengaruhi Varibel Y dengan nilai sebesar 71,6% dengan

demikian hipotesis yang di ajukan dapat diterima.52

Skripsi Rudiyanto “ Pengaruh Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Kepala

Sekolah Terhadap Kemampuan Profesional Mengajar Guru PAI di MTsN

Ketanggungan Kabupaten Brebes” yang membahas tentang kemampuan

profesional mengajar guru dimana disamping guru harus benar- benar

memiliki profesi filosofi juga harus mempunyai banyak keahlian yang

berkaitan dengan profesi keguruan. Sehingga akan merasa mantap di dalam

melaksanakan pekerjaanya. Demikian juga supervisi pendidikan, supervisi

harus senantiasa dilakukan supaya guru dapat menjadi guru yang lebih baik

sehingga dapat menghasilkan siswa yang baik pula.53

Skripsi ini akan membahas kompetensi profesional guru dalam

pembelajaran di kelas serta pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa

kelas VIII yang mana tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya, akan

tetapi penelitian ini memfokuskan pada kompetensi profesional guru Al-

Qur’an Al-Hadits dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII

di MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak.

51

Ishomah, Upaya Pemerintah Terhadap Peningkatan Profesionalisme Guru PAI

(Telaah Implikatif Undang- Undang Republik Indunesia No.14 Tahun 2005), Skripsi, (Semarang:

Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007) 52

Legiman, Persepsi Siswa Tentang Kedisiplinan Guru Dalam Mengajar Dan

Hubunganya Dengan Motivasi Belajar Fiqih Siswa MTs Tarbyatul Islamiyah Sokopuluhan

Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati, Skripsi, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang, 2007) 53

Rudiyanto, Pengaruh Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Kepala Sekolah Terhadap

Kemampuan Profesional Mengajar Guru PAI di MTsN Ketanggungan Kabupaten Brebes,Skripsi,

(Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2005)

35

F. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan.54

Dari definisi Di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah

jawaban sementara yang harus dibuktikan kebenarannya.

Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam skripsi ini adalah “ Terdapat

pengaruh positif atas persepsi siswa tentang kompetensi profesional pendidik

terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur'an Al-Hadits

kelas VIII MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak tahun 2010/2011.

54

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D, (Bandung : Alfabeta, 2009), Cet-7, hlm. 64

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

a. Untuk memperoleh data empirik di lapangan tentang persepsi siswa kelas VIII

mengenai kompetensi profesional pendidik pada mata pelajaran Al-Qur'an al

hadits di MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak tahun 2010/2011.

b. Untuk memperoleh data empirik di lapangan tentang motivasi belajar siswa

kelas VIII pada mata pelajaran Al-Qur'an Al-Hadits di MTs Bandar Alim

Jungpasir Wedung Demak tahun 2010/2011.

c. Untuk memperoleh data empirik di lapangan apa ada pengaruh persepsi siswa

tentang kompetensi profesional pendidik terhadap motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran Al-Qur'an Al-Hadits kelas VIII di MTs Bandar Alim Jungpasir

Wedung Demak tahun 2010/2011.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 15 hari, bertempat di MTs Bandar

Alim Jungpasir Wedung Demak.

C. Variabel Penelitian

Variabel dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi objek

penelitian.1 Sugiyono menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.2

Seringkali dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor yang berperan dalam

peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Variabel penelitian yang digunakan ada

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta,

2006), hlm. 118 2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung : Alfabeta, 2009), Cet-7, hlm. 64

37

dua jenis, yaitu variabel independent sebagai variabel bebas/pengaruh (X) dan

variabel dependent sebagai variabel terpengaruh (Y).

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Persepsi siswa tentang kompetensi profesional pendidik {variabel bebas (X)}

dengan indikator :

1) Guru menguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang

diajarkan serta cara mengajarkanya kepada para siswa

2) Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya

3) Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui teknik

evaluasi

4) Terbuka terhadap kritik yang konstruktif dan mau meningkatkan dan

menyempurnakan diri.

5) Memiliki rasa kesejawatan.

b. Motivasi belajar {variabel terikat (Y)}, dengan indikator :

1) Bersungguh – sungguh menunjukan minat dan perhatian dalam belajar

2) Keaktifan siswa dalam belajar

3) Ketekunan dalam menyelesaikan tugas.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dan

menganalisis data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan

menggunakan prosedur dan reliabel yang terpercaya. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode survei dengan cara perhitungan statistik yang

menggunakan rumus regresi satu prediktor.

Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif yaitu

penelitian yang mendasarkan pada perhitungan angka- angka atau statistik dari

suatu variabel untuk dapat dikaji secara terpisah- pisah kemudian dihubungkan.

38

E. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Yang dimaksud populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.3 Terdiri

dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes,

peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu yang

diadakan suatu penelitian.

Dalam penelitian ini yang dimaksud populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian yaitu siswa MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak kelas

VIII .

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Atau sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut.5 Teknik pengambila sampel yang di gunakan dalam penelitian ini

adalah teknik Random Sampling. Random Sampling adalah metode yang di

gunakan untuk memilih sampel dari populasi dengan cara sedemikian rupa

sehingga setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk

diambil sebagai sampel. Ini berarti semua anggota populasi menjadi anggota

dari kerangka sampel.6

Dalam pengambilan sampel peneliti berpedoman pada Suharsimi Arikunto

yang menyatakan bahwa apabila subyek kurang dari 100 lebih baik diambil

semua sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi. Tetapi jika jumlah

subjeknya besar (lebih dari 100 dapat diambil 15% atau 25% atau lebih,

tergantung setidak-tidaknya dari :

1) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.

3 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 130

4 Ibid., hlm. 131

5 Sugiyono, Op. Cit., hlm. 81

6 Sugiarto, dkk, Teknik Sampling, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), hlm.46

39

2) Sempit luasnya lahan wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal

ini menyangkut banyak sedikitnya dana.

3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian

yang resikonya besar, tentu saja sampel besar dan hasilnya akan lebih

baik.7

Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah siswa kelas VIII dari A

sampai C yang berjumlah 107 siswa, sehingga sampel yang akan diambil

adalah 35% x 107 siswa =37, 45 dibulatkan 38, jadi jumlah sampelnya adalah

38 siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

lapangan (field research) yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan

langsung ke kancah penelitian untuk mendapatkan data yang konkret.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Metode Angket

Sering pula metode angket disebut pula sebagai metode kuesioner (daftar

pertanyaan). Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan

yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden.

Setelah di isi, angket dikirim kembali atau dikembalikan ke petugas atau

peneliti.8

Metode ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan data tentang persepsi

siswa tentang kompetensi profesional pendidik dalam mengajar dan data

tentang motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur'an Al-Hadits.

7 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 134

8 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif; Komunikasi, Ekonomi, Dan

Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta : Kencana, 2010), Cet-5, hlm. 123

40

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dalam

memperoleh informasi yang bersumber pada tulisan atau dokumen seperti

buku, surat keputusan, surat intruksi, surat bukti kegiatan, notulen dan

sebagainya.9Metode ini digunakan untuk menghimpun data yang berkaitan

dengan catatan- catatan di MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak.

G. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data yang terkumpul, penulis menggunakan metode

statistik. Karena penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Tujuan

analisis ini adalah menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca

dan diinterpretasi.10

Adapun yang dilakukan penulis dalam menganalisis data ini meliputi tiga

tahap :

a. Analisis Pendahuluan

Data yang diperoleh peneliti melalui angket tersebut dianalisa dalam

bentuk angka, yakni dalam bentuk kuantitatif. Langkah yang diambil untuk

mengubah data dari kualitatif menjadi kuantitatif adalah dengan memberi nilai

pada setiap item jawaban pada pertanyaan angket untuk responden.

Untuk memudahkan penggolongan data statistiknya, maka dari setiap item

soal diberi skor sebagai berikut :

1) Untuk alternatif jawaban “A” diberi skor 4

2) Untuk alternatif jawaban “B” diberi skor 3

3) Untuk alternatif jawaban “C” diberi skor 2

4) Untuk alternatif jawaban “D” diberi skor 1

9Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), hlm. 81

10 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei, (Jakarta : LP3ES, 1989), hlm. 263

41

Perskoran diatas digunakan untuk pertanyaan yang positif, sedangkan

untuk pertanyaan yang negatif maka digunakan perskoran sebagai berikut :

1) Untuk alternatif jawaban “A” diberi skor 1

2) Untuk alternatif jawaban “B” diberi skor 2

3) Untuk alternatif jawaban “C” diberi skor 3

4) Untuk alternatif jawaban “D” diberi skor 4

Menentukan kualifikasi dan interval nilai dengan cara :

1) Mencari mean

Mean variabel X, X = N

X

Mean variabel Y, Y = N

Y

Mencari lebar interval I = R/M

Dimana

R = H – L

M = I + 3,3 log N

Keterangan : I = Lebar interval

R = Jarak pengukuran

M = Jumlah interval

H = Nilai tertinggi

L = Nilai terendah

N = Responden

2) Membuat tabel kerja satu prediktor, kemudian mencari skor deviasi dan

dimasukkan dalam rumus korelasi product moment.

xy = XY -

N

YX

x2 = X

2 -

N

X 2

y2 = Y

2 -

N

Y 2

42

rxy =

22 yx

xy

b. Analisis Uji Hipotesis

Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang

diajukan dan dianalisis dengan menggunakan Teknik Analisis Regresi

Satu Prediktor.

1) Mencari persamaan garis regresi dengan persamaan Ŷ = a + bX

Dimana : b =

2x

xy dan a = XbY

Keterangan : Ŷ = garis lurus

a = intercept

bX = slope 1 letak garis lurus

Y = mean dari variabel Y

X = mean dari variabel X

2) Menentukan analisis varian garis regresi, yaitu :

a) JKreg =

2

2

x

xy

b) JKres =

2

2

2

x

xyy

c) RKreg = reg

reg

db

JK

d) RKres = res

res

db

JK

e) Freg = res

reg

RK

RK11

Keterangan : Freg = harga F regresi

JKreg = Jumlah perkuadratan regresi

JKres = Jumlah perkuadratan residu

RKreg= Rerata perkuadratan regresi

RKres= Rerata perkuadratan residu

11

Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta : Andi, 2001), hlm. 16

43

c. Analisis Lanjut

Langkah dalam analisis ini untuk menguji signifikansi dengan

membandingkan Fhitung yang telah diketahui dengan Ftabel = Ft 5% atau

Ft 1% dengan kemungkinan :

1) Jika Fhitung > dari Ftabel 5% dan 1% maka signifikan (hipotesis

diterima)

2) Jika Fhitung < dari Ftabel 5% dan 1% maka non signifikan (hipotesi

ditolak)

44

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan hasil studi

lapangan berupa data tentang pengaruh persepsi siswa mengenai

kompetensi profesional pendidik terhadap motivasi belajar siswa kelas

VIII pada mata pelajaran Al- Qur’an Al- hadits dengan menggunakan

instrumen angket yang disebarkan kepada siswa kelas VIII MTs Bandar

Alim Jungpasir Wedung Demak yang berjumlah 38 siswa. Sebelum

instrumen angket digunakan untuk penelitian maka perlu diuji tingkat

valid dan reliabilitasnya. Adapun jumlah pertanyaan yang digunakan

dalam uji coba instrumen angket ini sebanyak 60 item pertanyaan, yang

terdiri dari 30 item pertanyaan tentang persepsi siswa atas kompetensi

profesional pendidik mata pelajaran Al – Qur’an Al – Hadits dan 30 item

pertanyaan tentang motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran

Al – Qur’an Al – Hadits yang disebarkan kepada 37 siswa.

Adapun hasil dari uji coba instrumen tersebut terdapat 25 item

pertanyaan yang valid dan reliabel yang terdiri dari 13 item pertanyaan

untuk persepsi siswa tentang kompetensi profesional pendidik mata

pelajaran Al – Qur’an Al – Hadits dan 12 item pertanyaan untuk motivasi

belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran Al –Qur’an Al – Hadits. Dan

instrumen tersebut disebarkan kepada 38 siswa.

Untuk mengetahui jawaban lebih jelas data hasil penelitian dapat

dilihat pada diskripsi sebagai berikut :

45

1. Data tentang persepsi siswa tentang kompetensi profesional pendidik

mata pelajaran Al- Qur’an Al- Hadits ( X )

Untuk menentukan nilai kuantitatif persepsi siswa tentang

kompetensi profesional pendidik mata pelajaran Al- Qur’an Al- Hadits

adalah dengan menjumlahkan skor jawaban angket dari responden.

Agar lebih jelas maka dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1

Hasil Angket Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional

Pendidik Mata Pelajaran Al – Qur’an Al – Hadits di MTs Bandar

Alim Jungpasir

RESP SKOR RESP SKOR RESP SKOR

R – 1 47 R – 16 40 R – 31 37

R – 2 42 R – 17 46 R – 32 40

R – 3 48 R – 18 46 R – 33 41

R – 4 42 R – 19 47 R – 34 33

R – 5 45 R – 20 42 R – 35 24

R – 6 46 R – 21 46 R – 36 36

R – 7 52 R – 22 40 R – 37 37

R – 8 38 R – 23 47 R – 38 37

R – 9 44 R – 24 29

R – 10 46 R – 25 45

R – 11 38 R – 26 36

46

R – 12 40 R – 27 43

R – 13 44 R – 28 33

R – 14 45 R – 29 48

R – 15 43 R – 30 47

Setelah dilakukan perhitungan data diatas kemudian dapat

diuraikan sebagai berikut :

Menentukan kualifikasi dan interval nilai dengan cara menentukan

range :

I = R/M

Dimana :

R = H – L + 1

= (52 – 23)+ 1

= 29 + 1 = 30

M = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3,3 log 38

= 1 + 5, 214

= 6, 214 = 6

Sehingga dapat diketahui interval nilai :

I = R / M

= 30 / 6

= 5

47

Keterangan : I = Lebar interval

R = Jarak pengukuran

M = Jumlah interval

H = Nilai tertinggi

L = Nilai terendah

N = Responden

Dengan demikian dapat diperoleh kualifikasi dan interval nilai

seperti pada tabel berikut :

Tabel II

Distribusi Frekuensi Skor Data X (Persepsi Siswa Tentang

Kompetensi Profesional Pendidik Mata Pelajaran Al – Qur’an

Al - Hadits)

2. Data tentang motivasi belajar siswa ( Y )

Untuk mengetahui nilai data tentang motivasi belajar siswa

kelas VIII pada mata pelajaran Al- Qur’an Al- Hadits maka dapat

dengan menjumlahkan skor jawaban angket dari responden yang dapat

dilihat pada tabel berikut:

No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)

1 24 – 28 1 2,632

2 29 – 33 3 7,896

3 34 – 38 7 18,424

4 39 – 43 10 26,32

5 44 – 48 15 39,48

6 49 – 53 2 5,264

Jumlah 38 100

48

Tabel III

Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran

Al- Qur’an Al - Hadits di MTs Bandar Alim Jungpasir

RESP SKOR RESP SKOR RESP SKOR

R – 1 44 R – 16 38 R – 31 43

R – 2 37 R – 17 41 R – 32 37

R – 3 41 R – 18 41 R – 33 41

R – 4 45 R – 19 42 R – 34 38

R – 5 42 R – 20 43 R – 35 37

R – 6 45 R – 21 42 R – 36 38

R – 7 45 R – 22 42 R – 37 39

R – 8 24 R – 23 41 R – 38 39

R – 9 41 R – 24 37

R – 10 47 R – 25 41

R – 11 38 R – 26 24

R – 12 43 R – 27 43

R – 13 42 R – 28 37

R – 14 41 R – 29 41

R – 15 39 R – 30 43

49

Setelah dilakukan perhitungan data diatas kemudian dapat

dianalisis sebagai berikut:

a. Menentukan kualifikasi dan interval nilai dengan cara menentukan

range :

I = R/M

Dimana :

R = H – L + 1

= (47 – 24)+ 1

= 23 + 1 = 24

M = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 38

= 1 + 5, 214

= 6, 214 = 6

Sehingga dapat diketahui interval nilai :

I = R / M

= 24 / 6 = 4

Keterangan : I = Lebar interval

R = Jarak pengukuran

M = Jumlah interval

H = Nilai tertinggi

L = Nilai terendah

N = Responden

Dengan demikian dapat diperoleh kualifikasi dan interval nilai

seperti pada tabel berikut :

50

Tabel IV

Distribusi Frekuensi Skor Data Y (Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII

Pada Mata Pelajaran Al – Qur’an Al - Hadits)

No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)

1 24 – 27 2 5,264

2 28 – 31 0 0

3 32 – 35 0 0

4 36 – 39 12 31,584

5 40 – 43 19 50,008

6 44 – 47 5 13,16

Jumlah 38 100

B. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji kebenaranya adalah untuk menentukan

pengaruh antara variabel persepsi siswa tentang kompetensi profesional

pendidik Al- Qur’an Al- Hadits ( X ) terhadap motivasi belajar siswa kelas

VIII pada mata pelajaran Al- Qur’an Al- Hadits ( Y ).

Tabel V

Tabel Kerja Regresi Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional

Pendidik Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al –

Qur’an Al – Hadits Kelas VIII MTs Bandar Alim Jungpasir

No X x x2

Y y y2

xy

1 47 5,4211 29,3883 44 3,9474 15,5819 21,3992

2 42 0,4211 0,1773 37 -3,0526 9,3184 -1,2854

51

3 48 6,4211 41,2305 41 0,9474 0,8976 6,0833

4 42 0,4211 0,1773 45 4,9474 24,4768 2,0833

5 45 3,4211 11,7039 42 1,9474 3,7924 6,6622

6 46 4,4211 19,5461 45 4,9474 24,4768 21,8729

7 52 10,4211 108,5993 45 4,9474 24,4768 51,5573

8 38 -3,5789 12,8085 24 -16,0526 257,6859 57,4506

9 44 2,4211 5,8617 41 0,9474 0,8976 2,2937

10 46 4,4211 19,5461 47 6,9474 48,2664 30,7151

11 38 -3,5789 12,8085 38 -2,0526 4,2132 7,3460

12 40 -1,5789 2,4929 43 2,9474 8,6872 -4,6536

13 44 2,4211 5,8617 42 1,9474 3,7924 4,7148

14 45 3,4211 11,7039 41 0,9474 0,8976 3,2411

15 43 1,4211 2,0195 39 -1,0526 1,1079 -1,4958

16 40 -1,4211 2,4929 38 -2,0526 4,2132 3,2408

17 46 4,4211 19,5461 41 0,9474 0,8976 4,1885

18 46 4,4211 19,5461 41 0,9474 0,8976 4,1885

19 47 5,4211 29,3883 42 1,9474 3,7924 10,5570

20 42 0,4211 0,1773 43 2,9474 8,6872 1,2411

21 46 4,4211 19,5461 42 1,9474 3,7924 8,6096

22 40 -1,5789 2,4929 42 1,9474 3,7924 -3,0747

52

23 47 5,4211 29,3883 41 0,9474 0,8976 5,1359

24 29 -12,5789 158,2287 37 -3,0526 9,3184 38,3983

25 45 3,4211 11,7039 41 0,9447 0,8976 3,2319

26 36 -5,5789 31,1241 24 -16,0526 257,6859 89,5558

27 43 1,4211 2,0195 43 2,9474 8,6872 4,1885

28 33 -8,5789 73,5975 37 -3,0526 9,3184 26,1879

29 48 6,4211 41,2305 41 0,9447 0,8976 6,0660

30 47 5,4211 29,3883 43 2,9474 8,6872 15,9781

31 37 -4,5789 20,9663 43 2,9474 8,6872 -13,4958

32 40 -1,5789 2,4929 37 -3,0526 9,3184 4,8197

33 41 -0,5789 0,3351 41 0,9447 0,8976 -0,5469

34 33 -8,5789 73,5975 38 -2,0526 4,2132 17,6090

35 24 -17,5789 309,0177 37 -3,0526 9,3184 53,6613

36 36 -5,5789 31,1241 38 -2,0526 4,2132 11,4512

37 37 -4,5789 20,9663 39 -1,0526 1,1079 4,8197

38 37 -4,5789 20,9663 39 -1,0526 1,1079 4,8197

1580 1233,262 1522 789,894 508,841

Dari tabel diatas dapat diketahui :

N = 38

∑X = 1580

53

∑Y = 1522

∑x2 = 1233,262

∑y2 = 789,894

∑xy = 508,841

a. Mencari Mean ( rata - rata) dan Simpangan Baku

1. Mean dan Simpangan Baku Variabel X ( Persepsi Siswa Tentang

Kompetensi Profesional Pendidik)

X = ∑X ∕ N

= 1580/38 = 41,5789

S2x = ∑x

2∕ N – 1

= 1233,262 ∕ 37 = 33,331

Sx = √ S2x

= √ 33, 331 = 5,773

2. Mean dan Simpangan Baku Variabel Y ( Motivasi Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran Al - Qur’an Al - Hadits)

Y = ∑Y∕ N

= 1522/ 38 = 40,0526

S2y = ∑y

2∕ N – 1

= 789,894∕ 37 = 21, 348

Sy = √ S2y

= √ 21, 348 = 4, 620

54

b. Menentukan Kualitas Variabel

1. Menentukan Kualitas Variabel X ( Persepsi Siswa Tentang

kompetensi Profesional Pendidik )

M + 1,5 SD = 41,5789 + ( 1,5 ) ( 5,773 ) = 50,2384

M + 0,5 SD = 41,5789 + ( 0,5 ) ( 5,773) = 44,4654

M – 0,5 SD = 41,5789 - ( 0,5 ) ( 5,773) = 38,6924

M – 1,5 SD = 41,5789 - ( 1,5 ) ( 5,773 ) = 32,9194

Tabel VI

Kualitas Variabel Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional

Pendidik Mata Pelajaran Al – Qur’an Al - Hadits

Rata – Rata Interval Kualitas Kreteria

41,5789

51 ke atas Sangat baik

Sedang

45 – 50 Baik

39 – 44 Sedang

33 – 38 Kurang

32 ke bawah Sangat kurang

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang

kompetensi profesional pendidik mata pelajaran Al- Qur’an Al- Hadits

di MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak termasuk dalam

kategori sedang, yaitu berada pada interval nilai 39 - 44 dengan nilai

rata- rata 41,5789.

55

2. Menentukan Kualitas Variabel Y( Motivasi Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Al – Qur’an Al – Hadits )

M + 1,5 SD = 40,0526 + ( 1,5 ) ( 4,620 ) = 46,9826

M + 0,5 SD = 40,0526 + ( 0,5 ) ( 4,620 ) = 42,3626

M – 0,5 SD = 40,0526 - ( 0,5 ) ( 4,620 ) = 37,7426

M – 1,5 SD = 40,0526 - ( 1,5 ) ( 4,620 ) = 33,1226

Tabel VII

Kualitas Variabel Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Al – Qur’an Al – Hadits

Rata – Rata Interval Kualitas Kreteria

40,0526

47 ke atas Sangat baik

Sedang

43 – 46 Baik

38 – 42 Sedang

34 – 37 Kurang

33 ke bawah Sangat kurang

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa

kelas VIII pada mata pelajaran Al- Qur’an Al- Hadits di MTs Bandar

Alim Jungpasir Wedung Demak termasuk dalam kategori sedang, yaitu

berada pada interval nilai 38 – 42 dengan nilai rata- rata 40,0526.

Selanjutnya data tersebut diolah ke dalam rumus analisis regresi

dengan skor deviasi ( analisis regresi dengan satu prediktor ) dengan

langkah- langkah sebagai berikut:

a. Mencari Persamaan Regresi

Ŷ = a + bX

56

Dimana : b =

2x

xy dan

a = XbY

Keterangan : Ŷ = garis lurus

a = intercept

bX = slope 1 letak garis lurus

Y = mean dari variabel Y

X = mean dari variabel X

b =

2x

xy

=508,841

1233,262

= 0,413

a = XbY

= 40,0526– ( 0, 413 )( 41,5789 )

= 40,0526 – 17,1721 = 22,881

Ŷ = 22,881 + 0,413X

b. Mencari Varians Garis Regresi

a) JKreg =

2

2

x

xy

= ( 508,841)2

1233,262

= 258919,163

1233,262

= 209,947

57

b) JKres =

2

2

2

x

xyy

= 789,894 – 209,947

= 579,947

c) RKreg = reg

reg

db

JK

= 209,947

1

= 209,947

d) RKres = res

res

db

JK

= 579,947

36

= 16, 110

e) Freg = res

reg

RK

RK

= 209,947

16,110

= 13,032

Fhitung = 13,032 > Ftabel ( 0,05 ; 1, 36) = 4, 11 berarti signifikan

Fhitung = 13,032 > Ftabel ( 0,01 ; 1, 36) = 7, 39 berarti signifikan

c. Tabel Anava Regresi Linier Sederhana Ŷ = 22,881 + 0, 413X

Sumber

Varian

JK Dk RK Fhitung Ft 5% Ft 1% kreteria

Regresi 209,947 1 209,947 13,032 4, 11 7, 39 signifikan

Residu 579,947 36 16, 110

∑ 789,894 37

58

d. Proporsi Varian Y Yang Diterangkan oleh X

R2

= (∑𝑥𝑦 )2

∑ 2𝑥 ∑ 2𝑦 =

508,8412

1233 ,262×789,894

= 258919 ,163

974146 ,254

= 0,266

e. Uji Signifikan Proporsi Varian

𝐹 =𝑅2 𝐾

1−𝑅2 𝑁−𝐾−1 =

0,266 1

1−0,266 38−1−1 =

0,266

0,734 36 =

0,266

0,020

= 13,3

Kesimpulan Fhitung = 13,3 > F (0,05;1,36)= 4,11

Dengan Menggunakan Rumus Korelasi :

rxy =

22 yx

xy

=508,841

974146,254

=508,841

986,988

= 0, 516

Sehingga uji koefisien korelasi determinasinya adalah :

𝐾𝑝 = 𝑟𝑥𝑦 2 × 100%

= (0, 516)2

x 100%

= 0,266 x 100% = 0,00266

59

Dari uji koefisien diatas diketahui bahwa 𝑟𝑥𝑦 = 0,516 kemudian

dikonsultasikan dengan harga 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 1% dan 5%

yaitu 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,516 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,05; 38)=0,413 dan 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,516 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

(0,01; 38)=0,320 berarti ada korelasi yang signifikan antara X dan Y dan

hipotesis diterima.

f. Menguji Korelasi Itu Signifikan Atau Tidak

Untuk menguji korelasi itu signifikan atau tidak maka dapat

dilakukan melalui uji t sebagai berikut :

𝑡ℎ = 𝑟√𝑛−2

√1−𝑟2 =

0,516√36

√1−0,00266 =

3,096

√0,997 =

3,096

0,998

= 3,102

Karena 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3,102 > 𝑡0,95 = 1,70 maka signifikan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah diketahui hasil perhitungan diatas, untuk mengetahui

signifikansi pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi profesional

pendidik terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Al- Qur’an

Al- Hadits kelas VIII MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak dengan

membandingkan harga Freg dengan Ftabel.

Jika Freg > Ftabel maka ditolak Ho ( signifikan ) dan sebaliknya jika

Freg < Ftabel maka diterima Ho ( non signifikan ). Dengan taraf signifikansi

5% dk pembilang 1 dan dk penyebut = N – 2 = 36 diperoleh Ftabel sebesar

4, 11 sedang Freg sebesar 13,032. Jika dibandingkan keduanya Freg = 13,032

> Ftabel ( 0,05 ; 1, 36) = 4, 11 dengan demikian bahwa variabel persepsi

siswa tentang kompetensi profesional pendidik mata pelajaran Al- Qur’an

Al- Hadits berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar

60

siswa pada mata pelajaran Al- Qur’an Al- Hadits kelas VIII MTs Bandar

Alim Jungpasir Wedung Demak.

Kemudian pada taraf signifikansi 1% dk pembilang 1 dan dk

penyebut = N – 2 = 36 diperoleh Ftabel sebesar 7, 39 sedang Freg sebesar

13,032. Jika dibandingkan keduanya Freg = 13,032 > Ftabel ( 0,01 ; 1, 36) =

7, 39 dengan demikian bahwa variabel persepsi siswa tentang kompetensi

profesional pendidik mata pelajaran Al- Qur’an Al- Hadits berpengaruh

positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

Al- Qur’an Al- Hadits kelas VIII MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung

Demak.

Dengan melihat hasil pengujian hipotesis variabel X dan Y pada

taraf signifikansi 0, 01 dan 0, 05 keduanya menunjukan signifikan, berarti

variabel persepsi siswa tentang kompetensi profesional pendidik

berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran Al- Qur’an Al- Hadits kelas VIII MTs Bandar Alim

Jungpasir Wedung Demak.

D. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian yang penulis lakukan tentunya mempunyai

banyak keterbatasan- keterbatasan antara lain :

1. Keterbatasan tempat penelitian

Penelitian yang penulis lakukan hanya terbatas pada satu tempat,

yaitu MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak. Namun demikian,

tempat ini dapat mewakili MTs untuk dijadikan tempat penelitian dan

kalupun hasil penelitian ditempat lain akan berbeda. Tetapi

kemungkinanya tidak jauh menyimpang dari hasil penelitian yang

penulis lakukan.

61

2. Keterbatasan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama pembuatan skripsi, waktu yang

dapat mempersempit ruang gerak penelitian. Sehingga, dapat

berpengaruh terhadap hasil penelitian yang penulis lakukan.

3. Keterbatasan dalam obyek penelitian

Dalam penelitian ini, penulis hanya meneliti tentang persepsi siswa

tentang kompetensi professional yg dimiliki oleh pendidik mata

pelajaran Al- Qur’an Al- Hadits dan motivasi yang dimiliki oleh siswa

kelas VIII MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak.

Dari berbagai keterbatasan yang penulis paparkan diatas, maka

dapat dikatakan dengan sejujurnya bahwa inilah kekurangan dari

penelitian yang penulis lakukan di MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung

Demak. Meskipun banyak hambatan dan tantangan yang di hadapi dalam

melakukan penelitian ini, penulis bersyukur bahwa penelitian ini dapat

selesai dengan lancar.

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang “ Pengaruh persepsi

siswa tentang kompetensi profesional pendidik terhadap motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran Al - Qur’an Al - Hadits kelas VIII MTs Bandar Alim Jungpasir

Wedung Demak Tahun 2010/ 2011” dan sesuai denagan perumusan masalah yang ada

maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Persepsi siswa tentang kompetensi profesional pendidik mata pelajaran Al- Qur’an

Al- Hadits di MTs Bandar Alim Jungpasir mempunyai rata – rata yaitu

X = 1580 / 38 = 41,5789 dan simpangan baku yaitu S = √ 33, 331 = 5,773 dan

termasuk dalam kategori sedang, yaitu berada pada interval nilai 39 – 44.

2. Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Al – Qur’an Al – Hadits kelas VIII MTs

Bandar Alim Jungpasir Tahun 2010 / 2011 mempunyai rata – rata Y = 1522/ 38

= 40,0526 dan simpangan baku S = √ 21, 348 = 4, 620 dan termasuk dalam kategori

sedang, yaitu berada pada interval nilai 38 – 42.

3. Terdapat pengaruh yang positif antara variabel persepsi siswa tentang kompetensi

profesional pendidik ( X ) terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata

pelajaran Al- Qur’an Al- Hadits ( Y ) dibuktikan dengan persamaan regresi

Ŷ = 22,881 + 0, 413X dan hasil varians garis regresi Fhitung = 13,032 > Ftabel

( 0,05 ; 1, 36) = 4, 11 berarti signifikan dan Fhitung = 13,032 > Ftabel ( 0,01 ;1, 36)

= 7, 39 berarti signifikan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif persepsi

siswa tentang kompetensi profesional pendidik terhadap motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran Al – Qur’an Al – Hadits kelas VIII MTs Bandar Alim Jungpasir

Wedung Demak Tahun 2010/ 2011.

63

B. Saran – saran

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mempunyai

saran – saran sebagai berikut :

1. Bagi guru

a. Siswa merupakan subyek dalam proses belajar mengajar, hendaknya guru

dapat mengerti dan mengetahui kondisi siswanya sehingga dapat menciptakan

kondisi belajar yang kondusif.

b. Didalam melakukan kegiatan belajar mengajar guru hendaknya berusaha untuk

meningkatkan kemampuan profesionalnya sehingga dapat memotivasi siswa

untuk belajar lebih rajin khususnya pada mata pelajaran Al – Qur’an

Al – Hadits.

2. Bagi siswa

a. Motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam belajar. Untuk itu, para

siswa hendaknya berusaha untuk meningkatkan motivasi belajarnya,

khususnya motivasi instrinsik sehingga dapat menciptakan prestasi belajar

yang baik.

b. Siswa hendaknya selalu total dalam belajar sehingga nantinya akan

mendapatkan hasil yang maksimal.

C. Penutup

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan petunjuk yang telah diberikan sehingga penyusunan skripsi yang

sederhana ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari skripsi ini jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang

sifatnya membangun dari semua pihak. Namun demikian harapan penulis adalah

semoga hasil penulisan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para

pembaca pada umumnya.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ali, Muhammad. Guru Dalam Proses belajar mengajar, (Bandung : Sinar

Baru Algensindo, 2002)

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

(Jakarta : Rineka Cipta, 2006)

B. Uno, Hamzah. Teori Motivasi dan Pengukuranya,(Jakarta: Bumi

Aksara, 2008)

Bungin, M. Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif; Komunikasi,

Ekonomi, Dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya,

(Jakarta : Kencana, 2010), Cet-5

Danim, Sudarwan. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. (Bandung :

Alfabeta. 2010)

Departemen Pendidikan dan kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

(Jakarta : Balai Pustaka. 1990). Cet-3

D. O. Hebb dan D. C. Donderi, Textbook Of Psychologi,(London:

Lawrence Erlbaum Associates, 1987)

D. Crow, Laster and Alice Crow. Educational Psychology,( New York:

American Book Company, 1958)

Hadi, Sutrisno. Analisis Regresi, (Yogyakarta : Andi, 2001)

------------------, Metodologi Research Jilid 2, (Yogyakarta : Andi, 2004)

Ishomah, Upaya Pemerintah Terhadap Peningkatan Profesionalisme Guru

PAI (Telaah Implikatif Undang- Undang Republik Indunesia

No.14 Tahun 2005), Skripsi, (Semarang: Perpustakaan Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007)

Kunandar, Guru Profesional; Implementasi KTSP dan Sukses dalam

Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Press, 2009)

Legiman, Persepsi Siswa Tentang Kedisiplinan Guru Dalam Mengajar

Dan Hubunganya Dengan Motivasi Belajar Fiqih Siswa MTs

Tarbyatul Islamiyah Sokopuluhan Kecamatan Pucakwangi

Kabupaten Pati, Skripsi, (Semarang: Perpustakaan Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007)

Lester D. Crow dan Alice Crow, Educational Psychology, (New York:

American Book Company, 1958)

Muhammad, Abu Abdullah bin Ismail Al Bukhari. Shohih Al-Bukhari juz

1. (Libanon: Darul Kutub Al- Ilmiyah, 1992)

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi guru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya,2008)

-----------, Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteistik,

Implementasi, dan Inovasi. (Bandung : Remaja Rosdakarya.

2004). Cet-6

Prawiradilga, Dewi Salma dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi

Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet 3

Rahman, Nazarudin. Regulasi Pendidikan; Menjadi Guru Profesional

Pasca Sertifikasi, (Yogyakarta: Pusraka Felicha, 2009)

Rudiyanto, Pengaruh Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Kepala Sekolah

Terhadap Kemampuan Profesional Mengajar Guru PAI di MTsN

Ketanggungan Kabupaten Brebes,Skripsi, (Semarang:

Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,

2005)

Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,

(Bandung: Alfabeta, 2009)

Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta : Rajawali.

2010)

Satori, Djam’an et al. Materi Pokok Profesi Keguruan, (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2008)

Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survei, (Jakarta : LP3ES, 1989)

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. (Jakarta :

Rineka Cipta. 2010). Cet-5

Sudjana, Nana. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar,(Bandung:

Algensindo, 1995)

Sugiarto, dkk, Teknik Sampling, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2009), Cet-7

Supriadi, Dedi, Mengangkat Citra dan Martabat Guru, (Yogyakarta:

Adicita Karya Nusantara, 1998)

Suryabrata, Sumadi Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2007)

Syah, Muhibin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005)

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. (Bandung :

Remaja Rosdakarya. 1992)

Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi ; Konsep Dasar dan Aplikasinya.

Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2000. Cet-2

Tim Redaksi Fokus Media, Himpunan Peraturan Perundang- Undangan

tentang Sistem Pendidikan Nasional,(Bandung: Fokus Media,

2006)

Undang – Undang Guru dan Dosen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009 )

Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi

Offset,1990)

Wehmier, Sally (ed). Oxford Advanced Learner’s Dictionary Of Current

English,( AS Hornby: Oxfor University Press, 2000)

Wittig, Arno F. psychology Of Learning, ( New York: Mc Graw Hill Book

Company, 1981)

Yamin, Martinis. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia ,(Jakarta:

Gaung Persada Press, 2006)

--------------------, Sertifikasi Profesi Guru & Implementasi KTSP,

(Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), Cet. 5

DAFTAR TABEL

TABEL I

Hasil Angket Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Pendidik Mata

Pelajaran Al – Qur’an Al – Hadits di MTs Bandar Alim Jungpasir

TABEL II

Distribusi Frekuensi Skor Data X (Persepsi Siswa Tentang Kompetensi

Profesional Pendidik Mata Pelajaran Al – Qur’an Al – Hadits )

TABEL III

Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran Al- Qur’an

Al - Hadits di MTs Bandar Alim Jungpasir

TABEL IV

Distribusi Frekuensi Skor Data Y (Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata

Pelajaran Al – Qur’an Al – Hadits )

TABEL V

Tabel Kerja Regresi Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Pendidik

Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al – Qur’an Al – Hadits

Kelas VIII MTs Bandar Alim Jungpasir

TABEL VI

Kualitas Variabel Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Pendidik Mata

Pelajaran Al – Qur’an Al – Hadits

TABEL VII

Kualitas Variabel Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran

Al – Qur’an Al – Hadits

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Profil MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak

Lampiran 2 Daftar Nama Responden Uji Coba Instrumen Angket

Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Pendidik

dan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Al – Qur’an Al - Hadits

Lampiran 3 Instrumen Pra Riset Angket Persepsi Siswa Tentang

Kompetensi Profesional Pendidik dan Motivasi Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Al – Qur’an Al - Hadits

Lampiran 4 Hasil Instrumen Pra Riset Angket Persepsi Siswa Tentang

Kompetensi Profesional Pendidik dan Motivasi Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Al – Qur’an Al – Hadits

Lampiran 5 Hasil Perhitungan SPSS Instrumen Pra Riset Angket

Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Pendidik

dan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Al – Qur’an Al - Hadits

Lampiran 6 Daftar Nama Responden Instrumen Angket Persepsi Siswa

Tentang Kompetensi Profesional Pendidik dan Motivasi

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al – Qur’an Al - Hadits

Lampiran 7 Instrumen Angket Persepsi Siswa Tentang Kompetensi

Profesional Pendidik dan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Al – Qur’an Al - Hadits

Lampiran 8 Hasil Instrumen Angket Persepsi Siswa Tentang

Kompetensi Profesional Pendidik dan Motivasi Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Al – Qur’an Al – Hadits

Lampiran 9 Data hasil perhitungan laboratorium komputer.

Lampiran 10 Surat penunjukan pembimbing

Lampiran 11 Surat permohonan izin riset

Lampiran 12 Surat keterangan sudah melakukan penelitian

Lampiran 13 Surat keterangan ko kurikuler

Lampiran 14 SKK PASSKA Institut

Lampiran 15 SKK PASSKA Fakultas Tarbiyah

Lampiran 16 Piagam KKN

Lampiran 17 Daftar riwayat hidup

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Anni Ubaidah

2. Tempat & Tgl. Lahir : Demak, 25 Mei 1988

3. NIM : 073111014

4. Alamat Rumah : Desa Jungpasir Rt. 02 Rw. 02, Kec. Wedung Kab. Demak

Kode Pos 59554

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. TK Budi Luhur Jungpsir Wedung Demak , Lulus Tahun 1995

b. MIN Jungpasir Wedung Demak, Lulus Tahun 2001

c. MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak, Lulus Tahun 2004

d. MAK NU Banat Kudus, Lulus Tahun 2007

2. Pendidikan Non- Formal

a. TPQ “Al – Ittihadul Mansyuriyyah”

b. Madrasah Diniyah “ Miftahul Mubtadi’in”

Semarang, Juni 2011

Anni Ubaidah

NIM.073111014