kreativitas guru al qur’an hadits dalam membentuk ...repository.uinjambi.ac.id/1658/1/shidiq...
TRANSCRIPT
KREATIVITAS GURU AL QUR’AN HADITS DALAM MEMBENTUK KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN
SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA ISTIQOMAH PENARUN KECAMATAN BATHIN VIII
KABUPATEN SAROLAGUN
SKRIPSI
OLEH
SHIDIQ SUPRIYANTO NIM. TP.151458
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
ii
Hal : Nota Dinas Lamp : - Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Di – Tempat.
Assalum’alaikum Wr.Wb. Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara : Nama : Shidiq Supriyanto NIM ` : TP.151458 Judul Skripsi :“Kreativitas guru al-Qur’an-Hadits dalam membentuk kemampuan
membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun”
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu. Dengan ini kami harapkan agar skripsi / tugas akhir saudara tersebut di atas dapat segera di munaqasyahkan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jambi, April 2019 Pembimbing I, Drs. Ilyas Idris, M.Ag Nip.19650704199302 1 001
iii
Hal : Nota Dinas Lamp : - Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Di – Tempat.
Assalum’alaikum Wr.Wb. Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara : Nama : Shidiq Supriyanto NIM ` : TP.151458 Judul Skripsi :“Kreativitas guru al-Qur’an-Hadits dalam membentuk kemampuan
membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun”
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu. Dengan ini kami harapkan agar skripsi / tugas akhir saudara tersebut di atas dapat segera di munaqasyahkan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jambi, April 2019 Pembimbing I, Habib Muhmmad, M.Ag
Nip.19691114199401 1 001
v
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan
etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan hasil
karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian tertentu saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
Jambi, April 2019 Shidiq Supriyanto NIM. TP.151458
vi
PERSEMBAHAN
Dengan mengharap ridho Allah SWT, skripsi ini penulis persembahkan
kepada yang tercinta :
Ayahanda Jamaris dan Ibunda tercinta Supinah, yang telah mengasuh dan
membesarkan penulis, mendidik dan menyekolahkan sampai ke jenjang
Perguruan Tinggi, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik.
Adik-adik tercinta al-Furqan Suprindi dan Riski Muthmainnah yang telah
banyak memberikan dorongan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi dan perkuliahan ini.
Tak ada yang dapat penulis berikan selain do’a dan terima kasih yang
tulus dan ikhlas dan hanya kepada Allah SWT saja yang dapat membalasnya
Amin Ya Robbal ‘Alamin.
vii
M O T T O MOTTO
…. ):٤المزمل)
Artinya: .......Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan (Al-Qur’an
Terjemah, 2009, 574)..
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang diberi judul : “Strategi
Guru Akidah Akhlak dalam Membina Akhlak Siswa di Madrasah Addiniyah Nipah
Panjang”. Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad saw. yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan hingga alam yang
penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada jenjang pendidikan Strata Satu Program Studi Pendidikan Agama Islam
UIN STS Jambi.
Selama penyusunan dan penulisan skripsi ini,penulis banyak mendapat bantuan,
dukungan, dan masukan baik berupa ide ataupun saran dari berbagai pihak. Untuk itu
pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Dr. Hadri Hasan, MA selaku Rektor IAIN STS Sulthan Thaha saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan
Thaha saifuddin Jambi.
3. Bapak Ridwan, S.Psi, M.Psi. Psikolog, dan Bapak Mukhlis, S.Ag, M.Pd,I, selaku
ketua Prodi dan Sekertaris Prodi Pendidikan Agama Islam.
4. Bapak Drs. Ilyas Idris, M.Ag danHabib Muhammad M.Ag, selaku Pembimbing I dan
II yang telah banyak meluangkan waktu dalam membimbing penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Dr. ABd. Halim, M.Ag, Kepala Pustaka UIN STS Jambi, yang telah banyak
membantu memfasilotasi referensi dalam penelitian ini.
6. Bapak Ali Jimat, S.Pd.I Mts Istiqomah Penarun Kecamatan Batin VIII Kabupaten
Sarolangun.
7. Bapak guru al-Qur’an Hadis di Mts Istiqomah Penarun Kecamatan Batin VIII
Kabupaten Sarolangun.
Penulis panjatkan Do’a kepada Allah SWT semoga segala bantuan, pengorbanan
dan jasa baik yang diberikan kepada penulis sacara langsung maupun tidak langsung
ix
semoga menjadi amal shaleh dari beliau-beliau mendapat balasan atau ganjaran yang
setimpal disisi Allah SWT.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya
bagi para pembaca pada umumnya.Amin Ya Rabbal Alamin.
Jambi, April 2019 Penulis,
Shidiq Supriyanto NIM. TP.151458
x
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh para guru mengalami permasalah dalam melaksanakan pembelajaran tersebut, terutama kurangnya minat anak didik dalam membaca mempelajari bacaan Al-Qur'an dan Hadits. Hal ini diindikasikan dengan anak kurang konsentrasi pada saat belajar Al-Qur'an dan Hadits, mengantuk dan bila disuruh membaca dan mempelajari al-Qur’anmasih banyak bacaan al-Qur’an anak yang belum fasih dan kurangnya semangat anak dalam belajar al-Qur’an hadits. Para guru sudah berusaha melakukan berbagai kreativitas untuk membangkitkan minat anak tersebut akan tetapi upaya tersebut belum berhasil secara maksimal.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Untuk metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode observasi dan wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang Kreativitas guru al-Qur’an-Hadits dalam membentuk kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas VII MTs Swasta Istiqomah Penarun. Sedangkan dokumentasi digunakan untuk mengetahui data tentang dokumen TPQ Raudhatul Mujawwidin.
Hasil penelitian menemukan bahwa kreativitas guru Al-Qur’an dan Hadits dalam membentuk kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun adalah : penerapan metode yang efektif, menggunakan media pembelajaran, memberikan motivasi belajar anak, Melakukan Penilaian (Evaluasi) terhadap kemampuan membaca al-Qur’an siswa. Minat siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun dalam belajar membaca Al-Qur’an, terlihat bahwa siswa sangat antusias dalam mengikuti pelajaran, sehingga pembelajaran Al-Qur’an berjalan baik dan kondusif, namun sebagian ada juga siswa yang hanya cendrung bermain sehingga timbul keributan disaat pelajaran. Meskipun demikian terlihat guru selalu berupaya untuk mengendalikan keadaan dengan memberikan metode mengajar yang sefesifik mungkin serta tidak membosankan. Sedangkan kendala guru Al-Qur’an dan Hadits dalam membentuk kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun adalah: Masih adanya siswa yang kurang minat untuk belajar membaca Al-Qur’an. Masih adanya siswa yang kurang disiplin dalam belajar membaca Al-Qur’an. Kurangnya perhatian atau dukungan serta kerjasama orang tua dan masih ada siswa yang sangat sulit untuk diajari membaca Al-Qur’an. Sedangkan upaya yang dilakukan oleh guru al-Qur’an Hadis kepada siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, Kabupaten Sarolangun dalam mengatasi kendala tersebut adalah : Selalu Memberi nasehat kepada siswa, Meningkatkan latihan membaca al-Qur’an kepada anak didik, Berupaya mengajar dengan baik dan memberikan motivasi belajar al-Qur’an kepada anak didik.
Kata kunci: Kreativitas guru al-Qur’an-Hadits, Membaca Al-Quran, membentuk
kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas VII
xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i NOTA DINAS .............................................................................................................. ii PENGESAHAN ............................................................................................................ iii PERNYATAAN ORISINALITAS.............................................................................. iv PERSEMBAHAN ........................................................................................................ v M O T T O ................................................................................................................... vi KATA PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii ASTRAK ....................................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................................. ix DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xii BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Fakus Penelitian ........................................................................ 4 C. Rumusan Masalah ..................................................................... 4 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 4
BAB II : TINJUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik ........................................................................... 6 1. Pegertian Kreativitas ............................................................. 6 2. Pengertian guru ..................................................................... 3. Pembinaan Siswa .................................................................. 9 4. Konsep Membaca Al-Qur'an ................................................. 10 5. Pelaksanaan Pengajian Al-Qur'an ......................................... 12
B. Studi Relevan .............................................................................. 15
BAB III : PROSEDUR PENELITIAN A. Pendekatanan dan Metode Penelitian ........................................ 17 B. Setting dan Subjek Penelitian .................................................... 17 C. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 19 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 21 E. Metode Analisa Data ................................................................. 23 F. Tringulasi Data .......................................................................... 24 G. Jadwal Penelitian ....................................................................... 25
BAB IV : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Temuan Umum .......................................................................... 30 B. Temuan Khusus .......................................................................... 36
xii
BAB VI : PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 64 B. Saran-Saran ............................................................................... 65 C. Kata Penutup ............................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I : Jadwal Penelitian ................................................................................... 25 Tabel II : Keadaan Guru Mts Istiqomah Penarun Kecamatan Batin VIII Kabupaten Sarolangun....................................... 31 Tabel III : Keadan Siswa Mts Istiqomah Penarun Kecamatan Batin VIII Kabupaten Sarolangun....................................... 32 Tabel IV : Keadaan Sarana dan Prasarana Mts Istiqomah Penarun Kecamatan Batin VIII Kabupaten Sarolangun....................................... 34 Tabel V : Keadaan Sarana dan Prasarana Mts Istiqomah Penarun Kecamatan Batin VIII Kabupaten Sarolangun....................................... 35
xiv
DAFTAR NAMA-NAMA INFORMAN NO. NAMA INFORMAN KETERANGAN
xv
DAFTAR NAMA-NAMA RESPONDEN
NO. NAMA INFORMAN KETERANGAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang penuh dengan hikmah dan kemukjizatan sehingga apabila dibaca dan dipahami
kandungan yang terdapat di dalamnya akan mempengaruhi dan juga bisa menggugah
orang untuk mempelajarinya dan mengamalkan dalam kehidupannya sehari-hari, serta
merupakan amal ibadah yang tinggi nilainya, bahkan tidak bosan-bosannya orang
membaca dan mendengarkannya.
Menurut Ghalap, Al-Qur'an diturunkan tidak hanya terbatas pada pemberi
pedoman dalam satu aspek kehidupan bagi kelompok tertentu.saja, tetapi juga mencakup
berbagai aspek kehidupan umat manusia, baik yang menyangkut hubungan manusia
dengan Allah sebagai pencipta, maupun antara sesama manusia dengan alam sekitarnya.1
Sebagaimana diketahui bahwa Al-Qur'an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang-orang
yang beriman baik pada waktu ia dalam keadaan sedih ataupun dalam keadaan gembira.
Bahkan membaca Al-Qur'an itu menjadi obat dan penawar bagi orang yang sedang
gelisah atau goncang jiwanya, sebagaimana firman Allah SWT, dalam surah Al-Isra' ayat
82 yang berbunyi:2
Artinya : "Dan Kami turunkan dan Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian".
1 Aflatun Muchtar, Tunduk Kepada Allah, Jakarta : Khazanah Baru, 2011. hlm. 1-2.
2 Anonim, Op.cit., hlm. 437.
2
Sebagaimana telah sama-sama diketahui bahwa membaca Al-Qur'an adalah
merupakan ibadah, juga bagi yang mendengarnya, apalagi jika dibaca dengan suara dan
lagu yang merdu. Sesuai dengan perintah Allah SWT sebagai wahyu selalu dibaca,
karena Al-Qur'an diturunkan sebagai petunjuk bagi orang yang beriman dan mempercayai
kebenaran Al-Qur'an yang menjadi ketentuan dan ketetapan Allah SWT. Perintah
membaca Al-Qur'an sebagaimana yang ditegaskan dalam surat Al-Alaq, ayat 1-5 yang
berbunyi:3 هن علق )1اقزأ باسن ربك الذي خلق ) (3( اقزأ وربك الكزم )2( خلق النسان
ها لن يعلن )4ن بالقلن )الذي عل (5( علن النسان
Artinya : "Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan. Dia yang telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmulah yang
paling pemurah. Yang mengajarkan kepada manusia dengan perantara kalam.
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya ".
Kegiatan anak dalam membaca Al-Qur'an ini sudah banyak dilaksanakan
ditengah-tengah kehidupan masyarakat di Desa Penerokan Kecamatan Pemayung. Namun
yang dilihat disini, kurangnya minat anak dalam membaca Al-Qur'an, dikarenakan
banyaknya faktor dari lingkungan keluarga dan masyarakat, yang kurang memperhatikan
pentingnya membaca Al-Qur'an bagi putra-putrinya. Sebenarnya pada usia anak ± 6 tahun
sudah diajarkan bagaimana cara membaca Al-Qur'an yang baik dan benar karena usia
mereka termasuk ke dalam usia muda yang belum banyak mengalami dan menghadapi
masalah. Akan tetapi kurangnya perhatian orang tua kepada anak-anaknya tentang
pentingnya membaca dan mempelajari al-Qur’an menyebabkan kurang begairah
mempelajarina baik di rumah ataupun di madrasah.
Oleh karena itu pada usia ini, anak perlu dibina dan dibimbing agar semua
problemnya yang dihadapi dapat teratasi dengan baik. Selanjutnya ketika mereka
memasuki jenjang usia dewasa telah mengalami gangguan yang cukup berarti, dengan
3 Ibid, hlm. 1079.
3
demikian diharapkan agar mereka bisa menjadi orang dewasa yang benar-benar mandiri
sebagaimana ditegaskan oleh Ibnu Mas'ud r.a dari Nabi saw. Beliau bersabda:4
Artinya: "Dari Ibnu Mas'ud, ia berkata; Rasulullan s.a.w. bersabda: "Yang mengimami
kaum itu hendaklah orang yang paling pandai membaca kitab Allah ta'ala, dan
apabila mereka dalam itu sama, maka hendaklah yang paling mengerti tentang
hal sunnah Nabi s.a.w. sama, maka yang paling dahulu hijrahnya, dan kalau
dalam hal hijrah juga sama, maka yang paling dahulu masuk Islam". Dan kalau
sebuah riwayat: "Umur (paling tua), dan janganlah seseorang mengimami
orang lain di tempat kekuasaannya, dan janganlah duduk di rumahnya di
tempat kehormatannya melainkan dengan izinnya". Diriwayatkan oleh muslim
Berdasarkan pengamatan penulis di Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah
Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun, khususnya terhadap kreativitas
guru al-Qur’an dan Hadits dalam membentuk kemampuan membaca Al-Qur'an siswa,
para guru mengalami permasalah dalam melaksanakan pembelajaran tersebut, terutama
kurangnya minat anak didik dalam membaca mempelajari bacaan Al-Qur'an dan Hadits.
Hal ini diindikasikan dengan anak kurang konsentrasi pada saat belajar Al-Qur'an dan
Hadits, mengantuk dan bila disuruh membaca dan mempelajari al-Qur’an, seperti
pelajaran tajwid, anak tidak serius dalam belajar, masih banyak bacaan al-Qur’an anak
yang belum fasih dan kurangnya semangat anak dalam belajar al-Qur’an hadits. Para
guru sudah berusaha melakukan berbagai kreativitas untuk membangkitkan minat anak
tersebut dengan memberikan nasehat kepada anak, memberikan latihan membaca,
meningkatkan disiplin, dan memberikan motivasi dengan mengikutsetakan anak yang
berprestasi untuk ikut kegiatan MTQ, akan tetapi upaya tersebut belum berhasil secara
maksimal.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis mencoba meneliti
tentang: "Kreativitas Guru Al-Qur’an Hadits Dalam Membentuk Kemampuan
Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah
Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun”.
B. Focus Penelitian
4Muh. Sjarief Sukandy, Terjemah Bulughul Maram, Bandung: Alma'arif, 1978.
hlm.153.
4
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menjawab permasalahan-permasalahan
yang akan dikaji di atas, serta untuk mengatasi keterbatasan waktu dan kemampuan,
maka penulis membatasi penelitian ini tentang : Kreativitas Guru Al Qur’an Hadits
Dalam Membentuk Kemampuan membaca al-Qur’an siswa pada Kelas VII Madrasah
Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten
Sarolagun.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas penulis dapat menyimpulkan
beberapa masalah, yaitu :
1. Bagamana kreativitas guru Al-Qur’an dan Hadits dalam membentuk kemampuan
membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun
Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun?
2. Bagaimana minat siswa dalam belajar membaca al-Qur'an di kelas VII Madrasah
Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun?
3. Apa kendala guru al-Qur’an dan Hadits dalam membentuk kemampuan membaca al-
Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan
Bathin VIII Kabupaten Sarolagun?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Ingin mengetahui kreativitas guru Al-Qur’an dan Hadits dalam membentuk
kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah
Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun.
b. Ingin mengetahui minat siswa dalam belajar membaca al-Qur'an di kelas VII
Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII
Kabupaten Sarolagun.
5
c. Ingin mengetahui kendala guru al-Qur’an dan Hadits dalam membentuk
kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah
Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun.
2. Kegunaan Penelitian
a. Agar dapat menambah pembendaharaan ilmu pengetahuan bagi penulis.
b. Memberikan masukan pemikiran bagi guru kelas VII Madrasah Tsanawiyah
Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun
tentang pentingnya melakukan berbagai kreativitas dalam membentuk
kemampuan menghapal siswa.
c. Sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (SI)
dalam bidang Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Tarbiyah dan
kegurian UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
Untuk mempermudah pemahaman pada penelitian, terlebih dahulu diketahui
kajian teorinya. Karena dari kajian teori inilah kita bisa memulai langkah untuk
membahas permasalahan atas data-data yang diperoleh dilapangan, kerangka teori ini
merupakan landasan berpijak dan sekaligus merupakan kerangka pemikiran yang
melatarbelakangi berbagai bentuk pembahasan nantinya.
1. Pengertian Kreativitas
Salah satu konsep yang amat penting dalam bidang kreativitas adalah hubungan
antara kreativitas dan aktualisasi diri. Menurut psikolog humanistik seperti Abraham
Moslow dan Carl Rogers (dalam Utami Munandar), aktualisasi diri ialah apabila
seseorang menggunakan semua bakat dan talentanya untuk menjadi apa yang ia mampu
mengaktualisasikan atau mewujudkan potensinya.1
Kreativitas merupakan hak yang sangat penting dalam pembelajaran, dan guru
dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas tersebut.
Kreativitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek dunia
kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu
yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya
kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.
Sebagai orang yang kreatif, guru menyadari bahwa kreativitas merupakan yang
universal dan oleh karenanya semua kegiatannya ditopang, dibimbing dan dibangkitkan
oleh kesadaran itu. Dia sendiri adalah orang kreator dan motivator, yang berada di pusat
proses pendidikan. Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan
cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan
menilainya bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja.
1Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Pusat Pembukuan
Depdiknas dan PT. Rinekas Cipta: Jakarta, 2004), hal. 18.
7
Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik
dari yang telah dikerjakan sebelumnya dan apa yang dikerjakan di masa mendatang lebih
baik dari sekarang.2
Kreativitas dan bakat pada diri anak perlu dipupuk dan dikembangkan. Karena
dengan kreativitas dan bakat yang dimilikinya itu mereka dapat menjadi pribadi-pribadi
yang kreatif. Sebagai pribadi yang kreatif, kelak mereka bukan saja dapat meningkatkan
kualitas pribadinya, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas kehidupan bangsa dan
negara. Kreativitas yang menyatu dengan perbuatannya ini menyebabkan manusia
mampu menjadikan dirinya sebagai mahluk sempurna di depan alam dan dihadapan
Tuhan. Kreativitas inilah yang menjadikan manusia memiliki kekuatan luar biasa dan
memungkinkan dirinya menembus batas-batas fisik dan memiliki kemampuan yang
sangat terbatas dan memberinya capaian-capaian besar dan tidak terbatas.3
Menurut hasil studi Utami Munandar, ciri-ciri siswa kreatif adalah;
Terbuka terhadap pengalaman baru.
Kelenturan dalam sikap
Kebebasan dalam ungkapan diri
Menghargai fantasi
Minat dalam kegiatan kreatif.
Memiliki tingkat kepercayaan diri terhadap gagasan sendiri.
Mandiri dan menunjukkan inisiatif.
Kemandirian dalam memberi pertimbangan.4
Beberapa kreativitas yang perlu dilakukan guru untuk meningkatkan minat
belajar anak: a. Sejak usia dini, cermati berbagai kelebihan, keterampilan, dan
kemampuan yang nampak menonjol pada anak. b. Bantu anak dalam menyakinkan dan fokus pada kelebihan dirinya. c. Kembangkan konsep diri positif pada anak.
2 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005). Cet. II, hal, 52 3 Rosleny Marliany, Psokologi Umum, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hal. 150
4 Utami Munandar, Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan potensi Kreatif
dan Bakat...
8
d. Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan, serta
pengalaman di berbagai bidang. e. Upayakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk
belajar dan menekuni bidang-bidang yang menjadi kelebihannya. f. Tingkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih
kemampuannya. g. Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap upaya yang dilakukan
anak. h. Jalin hubungan baik antara orang tua dan guru dengan anak.5
Minat dapat muncul dalam diri sendiri seseorang apabila ada stimulasi dari luar
yang dapat dilihat dalam bentuk aktivitas. Di dalam proses pembelajaran Al-Qur'an, salah
satu peran Guru yang terpenting adalah melakukan upaya-upaya dan menciptakan kondisi
yang mengarah anak melakukan kegiatan belajar membaca Al-Qur'an dengan baik dan
benar.
2. Pengertian Guru
Guru sebagai tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan
kepada anak didik. Guru juga orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya,
dengan ilmu yang dimilikinya, guru dapat menjadikan anak didik orang yang cerdas.
Guru adalah komponen proses belajar mengajar yang sangat penting, upaya
pembentukan sumber daya manusia yang profesional di bidang, oleh karena itu guru
harus berperan aktif dan menjadikan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai
dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang guru merupakan kunci bagi
berlangsungnya kegiatan pendidikan, tanpa kelas, gedung peralatan, dan sebagainya,
proses pendidikan masih dapat berjalan walaupun dalam keadaan darurat tanpa guru
proses pendidikan hampir tak mungkin dapat berjalan.
Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang berpancasila. Setiap guru berkewajiban untuk berpartisipasi secara
aktif dalam melaksanakan program dan kegiatan.
Guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang mentransfer pengetahuan saja,
akan tetapi juga sebagai pendidik yang mentransfer norma, mengarahkan dan menuntut
siswa dalam belajar.
5 Ibid, hlm. 34-35.
9
Guru merupakan semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk
membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal sekolah
maupun di luar sekolah.
3. Pengertian Siswa.
Menurut Ramayulis siswa atau peserta didik merupakah "rau material" (bahan
mentah) di dalam proses informasi yang disebut pendidik. Berbeda dengan komponen-
komponen lain dengan sistem pendidikan karena kita menerima “material” ini sudah
setengah jadi, sedangkan komponen-komponen lain dapat dirumuskan dan disusun
dengan keadaan fisik dan kebutuhan yang ada. Dalam pembicaraan siswa atau peserta
didik ada empat hal yang penting yang harus diperhatikan oleh pendidik yaitu: (1) potensi
peserta didik, (2) kebutuhan peserta didik, (3) sifat-sifat peserta didik, dan (4) dimensi
peserta didik yang akan dikembangkan.6
Menurut Imam Ghozali dalam Abdul Nashih Ulwan mengatakan sebagai berikut: "Anak adalah amanat bagi kedua orang tuanya, dan hatinya yang suci adalah permata yang mahal. Apabila ia diajar dan dibiasakan pada perbaikan, maka ia akan tumbuh pada kebaikan itu dan akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Tetapi apabila dibiasakan untuk berbuat kejahatan dan dibiarkan seperti binatang-binatang, maka ia akan sengsara dan binasa. Cara memelihara anak yang baik adalah dengan mendidik dan mengajarkan akhlak yang mulia kepadanya".7
4. Konsep Membaca Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang penuh dengan hikmah dan kemukjizatan sehingga apabila dibaca dan dipahami
kandungan yang terdapat di dalamnya akan mempengaruhi dan juga bisa menggugah
orang untuk mempelajarinya dan mengamalkan dalam kehidupannya sehari-hari, serta
merupakan amal ibadah yang tinggi nilainya, bahkan tidak bosan-bosannya orang
membaca dan mendengarkannya.
6 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2004. hlm. 204.
7 Nashih Ulwan Abdullah. Pendidikan Anak dalam Islam, Jakarta: Pustaka Armani,
1992. hlm. 45.
10
Menurut Ghalap, Al-Qur'an diturunkan tidak hanya terbatas pada pemberi
pedoman dalam satu aspek kehidupan bagi kelompok tertentu saja, tetapi juga mencakup
berbagai aspek kehidupan umat manusia, baik yang menyangkut hubungan manusia
dengan Allah sebagai pencipta, maupun antara sesama manusia dengan alam sekitarnya.8
Membaca Al-Qur'an disebut juga Qira'at. Qira'at adalah ilmu mengenai cara
membaca lafadz-lafadz Al-Qur'an serta perbedaan cara membacanya menurut versi orang
yang mengamalkannnya.
Dengan definisi ini, jelas bahwa pembacaan ilmu Qira'at mengenai Al-Qur'an
adalah dari segi dialek pengucapannya yang memang diperbolehkan Allah SWT. Agar
mudah dan ringan dalam membacanya.9
Allah menyuruh kita membaca Al-Qur'an karena dengan membaca itu suatu
keharusan, dan membaca merupakan suatu proses pembelajaran seseorang. Dengan
membaca orang akan mengetahui suatu masalah, suatu peristiwa yang selama ini belum
diketahui.
Al-Qur'an di sampaikan kepada umat manusia dengan pemberitahuan secara
mutawatir, baik tulisannya ataupun lafadznya dari generasi ke generasi.
8 Muchtar, Loc.cit.
9 Sya'ban Muhammad Ismail, Mengenai Qira'at Al-Qur'an, cet.pertama, Semarang:
Toha Putra Semarang, 1993, hlm. 24.
11
Ad-Darimi meriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud dari Nabi SAW:10
Artinya: "Dan Abdullah bin Mas'ud r.a. telah bersabda Rasulullah S.A.W: Bacalah Al-Qur 'an karena Allah Ta'ala tidak menyiksa hati yang menghayati Al-Qur'an. Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah jamuan Allah, maka siapa yang masuk, masuk di dalamnya, ia pun aman dan siapa mencintai Al-Qur'an, maka berilah ia kabar gembira".
Membaca Al-Qur'an seharusnya dimulai sejak usia muda yang masa kanak-kanak
yang dimulai dari usia ± 6 tahun sudah mempelajari baca Al-Qur'an. Pada masa-masa ini
terkandung potensi belajar. Belajar membaca Al-Qur'an lebih peka dan akan lebih lancar.
Belajar membaca Al-Qur'an terutama yang harus diperhatikan adalah hukum-hukum
membacanya.
Para sahabat dan tabiin serta para ulama Amshar (Bagdad, Basrah, Madman) dan
imam-imam muslimin sesudah mereka sepakat atas kesunatan membaguskan suara ketika
membaca Al-Qur'an. Perkataan dan perbuatan mereka mengenai hal itu sangat masyhur,
seperti hadist:11 Artinya : "Hiasilah Al-Qur 'an dengan suaramu".
Membaca Al-Qur'an sangat penting sekali karena yang dipelajari berupa tajwid.
Tajwid sebagai salah satu cara membaca dengan fasih sebutan setiap hurufnya dan
hukum-hukum membacanya.
Dalam membaca Al-Qur'an, kita dapat melihat bahwa Al-Qur'an punya
keistimewaan berupa gaya bahasa yang indah dan dapat membuat hati orang yang keras
atau kasar dapat menggugah hatinya untuk mendengarkan Al-Qur'an apalagi jika dibaca
dengan suara yang merdu dan indah.
Proses pemahaman Al-Qur'an itu sangat menentukan karena pada setiap langkah
kita terpanggil untuk memilih dan berhubungan dengan Allah. Membaca Al-Qur'an yang
didasari oleh hati yang tulus dan pasrah kepada Allah SWT.12
10
Sukandy, Op.cit., hlm. 27. 11
Zaid Husein Al Hamid, Adab dan Tata Cara Menjaga Al-Qur'an, Jakarta: Pustaka Amani.,2001, hlm.106.
12 Quram Murad, Generasi Qur'ani. cet. Pertama, Surabaya: Risalah Gusti, 2002.
hlm. 5.
12
Membaca Al-Qur'an harus dengan benar, minimal huruf dan harakatnya dapat
diucapkan dengan sempurna. Setiap anak harus mencoba dengan sungguh-sungguh untuk
belajar membaca Al-Qur'an secara benar.
Selain membaca Al-Qur'an dengan benar disarankan belajar seni baca Al-Qur'an
(Qira'ah), agar dapat membaca kitab ini dengan suara yang merdu dan menyenangkan,
keindahan yang sebenarnya adalah keindahan yang diiringi dengan perasaan takut kepada
Allah di dalam hati.13
Membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar bagi setiap anak pengajian sangatlah
dibutuhkan bagi setiap Mushallah maupun masjid yang ada di setiap desa diharapkan
dapat menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT terutama bagi anak-anak
pengajian tersebut.
5. Pelaksanaan Pengajian Al-Qur'an
Setiap mukmin yang mempercayai Al-Qur'an, mempunyai kewajiban dan
tanggung jawab terhadap kitab sucinya itu. Di antara kewajiban dan tanggung jawab itu
ialah mempelajarinya dan mengajarkannya. Belajar dan mengajarkan Al-Qur'an adalah
kewajiban suci yang mulia.14
Jadi belajar Al-Qur'an merupakan kewajiban yang utama bagi setiap mukmin,
begitu juga mengajarkannya. Belajar Al-Qur'an itu dapat dibagi kepada beberapa tingkat,
yaitu: belajar membacanya sampai lancar dan baik, menurut kaedah-kaedah yang berlaku
dalam Qira'at dan tajwid, belajar; arti dan maksudnya sampai mengerti akan maksud-
maksud yang terkandung di dalamnya, dan terakhir belajar menghafalnya di luar kepala,
sebagaimana yang diajarkan oleh para sahabat pada masa Rasulullah, demikian pula pada
masa sekarang dibeberapa negeri Islam.
Menjadikan anak-anak dapat belajar Al-Qur'an mulai semenjak kecil adalah
kewajiban orang tuanya masing-masing. Berdosalah orang tua yang mempunyai anak-
anak, tetapi anak-anaknya tidak pandai membaca Al-Qur'an tidak ada malu yang paling
besar dihadapan Allah nantinya, bilamana anak-anaknya tidak pandai membaca Al-
13
Ibid, hlm. 53-54. 14
Zainal Abidin, Seluk Beluk Al-Qur'an, Jakarta : Rineka Cipta, 2002, hlm.149.
13
Qur'an. Sebaliknya, tidak ada kegembiraan yang lebih memuncak nantinya, bilamana
orang tua dapat menjadikan anaknya pandai membaca Al-Qur'an.15
Pengajian Al-Qur'an perlu dikembangkan mulai dari kanak-kanak sampai
dewasa, seperti yang telah berkembang dikalangan masyarakat muslim sesuai dengan
perkembangan budaya yang semakin maju. Oleh sebab itu, dirasakan sangat perlu adanya
suatu wadah seperti Masjid dan Mushallah yang mengadakan Pengajian Al-Qur'an.
Mushallah sebagai sarana atau tempat pelaksanaan belajar membaca Al-Qur'an,
baik yang baru belajar membaca maupun yang sudah mahir bacaannya. Masyarakat
Kecamatan Pemayung telah melaksanakan pengajian Al-Qur'an di Mushallah yang diajar
oleh seorang guru, pengajian Al-Qur'an dimulai dari tingkat formula atau baru belajar
membaca dengan metode Iqra' sampai pada yang sudah lancar membaca dengan
menerapkan pelajar lagu dengan kaedah tajwid.
Upaya dalam meningkatkan pengajian membaca Al-Quran juga dapat dilakukan
oleh orang tua di rumah dimana anak diberikan pemahaman tentang keberadaannya
dalam mengikuti pengajian seni baca Al-Qur'an. Hal ini secara rinci dilakukan dengan
cara : a. Orang tua selalu mengarahkan anak untuk belajar Al-Qur'an. b. Memilih pendidikan yang baik bagi anak, mulai ngajinya, tempatnya
dan lain sebagainya. c. Memberikan hadiah dan hukuman kepada anak yang belajar Al-
Qur'an.16
Membaca Al-Qur'an memiliki teknik membaca sebagai pengajian disampaikan
turun-temurun dari guru ke anak yang dimulai dari Nabi Muhammad yang telah
menerima pesan dari Allah SWT.
Tujuan dari pengajian Al-Qur'an pada umat Islam atau khususnya pada anak-anak
adalah: a. Agar anak mampu mernbaca Al-Qur'an dengan baik, benar dan tepat
makhraj hurufnya, panjang pendeknya, ghunnah dan lain sebagainya. b. Agar anak suka dan senang membiasakan diri membaca Al-Qur'an
dengan baik
15
Ibid, hlm. 150. 16
Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, Jakarta: Ba'adillah Press, 2007. hlm. 17.
14
c. Agar anak dapat menghapal sejumlah surat-surat pendek dalam Al-
Qur'an yang di tetapkan dalam shalat sehari-hari. d. Agar anak taat dan patuh kepada Allah SWT dalam melaksanakan
ibadahnya, seperti shalat, puasa, dan sebagainya sehinga merupakan sebagian dari pengamalan dan penghayatan isi kandungan Al- Qur'an.17
Al-Qur'an merupakan sumber segala hukum Islam baik ketauhidan (teologi),
ibadah, dan mua'malah. Al-Qur'an merupakan dalil utama bagi seorang yang ingin
mengetahui segala metode pengajaran dan hukum.
Setiap muslim yang beriman kepada Allah SWT dan kitab-Nya di haruskan,
mempelajari isi kandungan Al-Qur'an. Sedang untuk mempelajari dan memahami
kandungan itu haruslah di mulai dari membaca kemudian mengamalkannya.
Pengembangan membaca Al-Qur'an pada anak-anak dapat di lakukan melalui
belajar membaca aksara Al-Qur'an. Anak harus bisa membaca Al-Qur'an dan murtal
(mengenal ilmu tajwid). Setelah melalui pendidikan dan pengembangan membaca aksara
Al-Qur'an anak dapat mengenal ilmu tajwid, nama lagu, cara mengeluarkan suara yang
baik sehingga membedakan lagu dan macam-macam variasi, sehingga anak dapat tampil
di masyarakat, baik melalui peringatan hari-hari besar Islam maupun dalam perlombaan
MTQ. Adapun metode pengajaran baca Al-Qur'an yang dapat dilakukan melalui:
a. Sistem CBSA (cara belajar siswa aktif). Sistem ini memang
menerima kesungguhan anak dalam menguasai dan menyerap pelajaran yang diberikan, sehingga anak menjadi mengerti dan paham, yang mengoptimalkan siswa.
b. Anak diajarkan dengan sistem paket/mahraj murid dipilihkan ayat- ayat Al-Qur'an yang sudah populer dibaca untuk disuruh menghafalkan ayat-ayat tersebut.
c. Membiasakan anak untuk membaca Al-Qur’an secara lancar sehingga mudah untuk belajar Al-Qur'an.
d. Anak diperkenalkan nama-nama Al-Qur'an beserta variasinya. e. Rekaman kaset, sistem ini guru merekam mahraj sebanyak satu atau
dua mahraj dan diberikan kepada murid tingkat anak-anak dan remaja untuk latihan dirumah.
f. Rumah/kelompok, dalam sistem ini pengajian seni baca Al-Qur'an anak dan guru harus berhadapan langsung. Hal ini adalah untuk
17
Anonim, Pedoman Pengajian Al-Quran Bagi Anak-anak, Jakarta: Dirjen Bimas Islam, 2003. hlm. 4-5.
15
memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang terjadi pada waktu anak membaca Al-Qur'an dengan irama dan lagu.18
Sejumlah tindakan dapat dilakukan guru untuk memotivasi belajar anak terutama
dalam membaca Al-Qur'an di berbagai tempat pendidikan. Guru bisa menggunakan
sejumlah alternatif pilihan tindakan mana yang dapat dilakukan.
Berbagai cara yang dapat digunakan untuk memberantas buta huruf dalam
membaca Al-Qur'an melalui bermacam-macam pendidikan antara lain :
a. Melalui Taman Kanak-kanak Al-Qur'an (TKA)
b. Melalui Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA)
c. Melalui Kursus cepat belajar membaca Al-Qur'an
d. Melalui Pesantren khusus membaca Al-Qur'an.19
B. Studi Relevan
Berhubungan dengan bahasan penelitian yang penulis kerjakan, terdapat beberapa
penelitian yang pernah di lakukan. Hasil penelitian ini penulis jadikan bahan kajian awal
dengan maksud agar tidak terjadi tumpang tindih ataupun pengulangan yang berarti dari
apa yang telah dibahas sebelumnya diantara hasil penelitian tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian Khamsiyah 2012, Tentang : Upaya Guru dalam Meningkatkan Minat Anak
Membaca Al-Qur'an di Masjid al-Akrom Desa Penerokan Kecamatan Bajubang
Kabupaten Batang Hari.
Penelitian ini menemukan bahwa :
Pelaksanaan pembelajaran membaca Al-Qur’an yang dilakukan oleh guru di
Masjid al-Akrom Desa Penerokan Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari dapat
memberikan anak pengetahuan mengenai hukum-hukum bacaan Al-Qur’an dan dapat
membaca Al-Qur’an dengan lancar dan baik.
18
Anonim, Belajar Seni Baca Al-Qur'an, Jakarta : Media Inti, 2004.hlm. 3. 19
Muhammad Zuhaili, Op. Cit., hlm. 27
16
Minat anak didik dalam mengikuti pembelajaran membaca Al-Qur’an masih
rendah. Hal ini dikarenakan dikarenakan banyaknya pengaruh dari luar dan kurangnya
motivasi Orang tua kepada anak, sehingga anak lebih senang bermain pada saat
melaksanakan kegiatan pengajian.
Upaya-upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan minat serta motivasi
anak didik dalam membaca Al-Qur’an diantaranya selalu memberi nasehat kepada
anak didik, meningkatkan latihan kepada anak, berupaya mengajar dengan baik,
meningkatkan disiplin belajar, memberikan motivasi kepada anak, dan mengikut
sertakan anak didik dalam perlombaan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ).
2. Penelitian Muhlisin tahun 2012, mengenai Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an dan Hadis Di MTs Swasta Darul Ulum
Desa Pulai Raya. Hasil penelitian menemukan bahwa Upaya Guru Dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an dan Hadis dengan melakukan
perencanaan sebelum melaksanaan pembelajaran, menggunakan berbagai metode dan
staregi pada saat mengajar, dan melakukan evaluasi pembelajaran. Bentuk-bentuk
kesulitan guru dalam pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis Di MTs Swasta Darul Ulum
Desa Pulai Raya adalah : lemahnya Daya Serap Siswa Terhadap Materi Pelajaran,
keterbatasan Sumber belajar, dan kurangnya Perhatian Siswa dalam Belajar.
Sedangkan Upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar pada mata pelajaran Al-
Qur’an dan Hadis aalah dengan menciptakan pembelajaran lebih menarik,
menggunakan metode mengajar yang bervariasi, dan menyelesaikan masalah belajar
siswa.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan khamsiyah, maka terdapat
perbedaan. Perbedaanya terletak pada subtansi kajian ketiganya yang membahas guru,
sedangkan penelitian ini membahas siswa. Perbedaan keduanya pada setting atau
alokasi waktu penelitian yang tidak sama.
17
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang dilihat melalui
sudut pandang pendidikan. Fokus penelitian ini adalah : Kreativitas guru al-Qur’an
Hadits dalam membentuk kemampuan menghapal siswa kelas VII Madrasah
Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten
Sarolagun. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan dianalisis secara
kualitatif bukan dengan cara kuantitatif yang menggunakan cara atau ukuran
tertentu. Melalui pendekatan kualitatif ini diharapkan dapat mengkaji tentang
gambaran mengenai kualitas realitas sosial dan persepsi sasaran peneliti tanpa
tercemar oleh pengukuran formal.
Studi kualitatif dengan pendekatan naturalistic menuntut pengumpulan data
pada setting yang alamiah. Berdasarkan konsep kerja tersebut peneliti
mengupayakan agar kehadiran peneliti tidak merubah situasi dan prilaku orang yang
diteliti.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian.
Peneltiian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah
Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun. Alasan peneliti memilih
lokasi ini yaitu: dari segi waktu, biaya dan tenaga tidak menjadi masalah,
dari segi komunikasi lancar, dari segi keamanan memungkinkan dan mudah
mendapatkan data, kemudian peneliti ingin melihat kreativitas guru al-
Qur’an dan Hadits dalam membentuk kemampuan menghapal siswa kelas
VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin
VIII Kabupaten Sarolagun. Disamping itu permasalahan tersebut belum pernah
ditetiliti oleh peneliti sebelumnya.
18
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian kualitatif tidak dikenal konsep “keterwakilan” contoh
sample dalam rangka generalisasi yang berlaku bagi populasi.1
Mengenai penelitian kualitatif berkaitan dengan bagaimana memilih
informasi atau sosial yang dapat memberikan informasi yang mantap dan
terpercaya mengenai elemen-elemen yang ada (karakteristik elemen-elemen yang
tercakup dalam penelitian).2
Terdapat tiga tahap yang biasanya dilakukan dalam pemilihan
sample/cuplikan pada penelitian yaitu:
1. Pemilihan sample awal, apakah informasi (untuk di wawancara ) atau kah suatu
situasi sosial ( untuk di observasi ).
2. Pemilihan sample lanjutan guna memperluas informasi dan melacak segenap
variasi informasi yang mungkin ada.
3. Menghentikan pemilihan sample lanjutan sekiranya sudah tidak muncul lagi
informasi-informasi baru yang bervariasi dengan informasi-informasi yang telah
diperoleh sebelumnya.
Subjek penelitian adalah guru al-Qur’an Hadits, kepala madrasah, dan siswa
madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, yang ditetapkan dengan teknik
purpossivee sampling, yaitu ”...teknik yang diasarkan pada ciri-ciri tertentu yang
diperkirakan erat sangkut pautnya dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam
populasi yag sudah diketahui sebelumnya”.3
Berdasarkan teknik ini, maka sebagai key informan dalam penelitian ini
ditetapkan kepala madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, dan sebagai
responden ditetapkan guru al-Qur’an Hadits. Sedangkan sebagai informan
tambahan ditetapkan Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan
1 Sanapiah Faisal, Penelitian kualitatif: Dasar-dasar pokok pendidikan Islam.
(Malang: IKIP Malang,2000), 38
2 Sanapiah Faisal, Ibid., 56
3 Ibid., hlm. 202.
19
Bathin VIII Kabupaten Sarolagun yang diperoleh berdasarkan observasi dan
mengamati secara langsung tentang :
Kreativitas guru al-Qur’an Hadits dalam membentuk kemampuan membaca al-
Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun
Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data.
Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder :
a.Data Primer.
”Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada
sumbernya, tanpa ada perantara.”4
Data primer ini diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara kepada
guru al-Qur’an Hadits kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah
Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun.
Data yang termasuk dalam data primer tersebut adalah :
1. Kreativitas guru Al-Qur’an dan Hadits dalam membentuk kemampuan
membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta
Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun.
2. Minat siswa dalam belajar membaca al-Qur'an di kelas VII Madrasah
Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten
Sarolagun.
3. Kendala guru al-Qur’an dan Hadits dalam membentuk kemampuan
membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta
Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun.
4Mukhtar. Bimbingan Skripsi,Tesis dan Artikel Ilmiah (Panduan Berbasis
Penelitian Kualitatif Lapangan dan Perpustakaan), (Jambi: Sulthan Thaha Press, 2007),
hlm. 87
20
b. Data Sekunder.
Data sekunder adalah data yang telah tersusun dalam bentuk dokumen-
dokumen.
Data ini diperoleh melalui dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Swasta
Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun. Data yang
termasuk dalam data sekunder tersebut adalah :
1. Sejarah Singkat Berdirnya Madrasah Tsanawiyah Istiqomah Panarun.
2. Profil, Visi dan Misi, Tujuan, Motto dan Program Mts Istiqomah Penarun.
3. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun
Kabupaten Sarolagun.
4. Keadaan guru dan siswa Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun
Kabupaten Sarolagun.
5. Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah
Penarun Kabupaten Sarolagun.
2. Sumber Data.
Sumber data dalam penelitian ini :
1. Kepala Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kabupaten
Sarolagun.
2. Guru Al-Qur’an dan Hadits kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta
Istiqomah Penarun Kabupaten Sarolagun.
3. Siswa Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kabupaten
Sarolagun.
21
D. Tekhnik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data di lapangan, maka penulis menggunakan beberapa
metode yaitu :
a. Metode Observasi.
Observasi yaitu memperhatikan sesuatu dengan mata atau pengamatan
meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatau objek dengan
menggunakan seluruh alat indera 5
Observasi yang penulis lakukan disini adalah observasi partisipan yaitu
dimana yang menjalankan penelitian terjun langsung dan berkecimpung bersama
objek penelitian (responden) yang akan diteliti. Data yang ingin didapatkan melalui
metode ini adalah : kreativitas guru Al-Qur’an dan Hadits dalam membentuk
kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta
Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun, minat anak
dalam membaca Al-Qur'an dan Hadits di kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta
Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun dan kendala Guru
Al-Qur’an dan Hadits dalam membentuk kemampuan membaca al-Qur’an siswa
kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII
Kabupaten Sarolagun.
b. Metode Wawancara.
Metode wawancara adalah : Mendapatkan informasi dengan cara bertanya
langsung kepada responden.6
Metode wawancara ini penulis lakukan dengan melakukan tanya jawab
langsung dengan responden untuk mendapatkan keterangan-keterangan, dan
penjelasan-penjelasan untuk lebih memperkuat data yang diperoleh. Metode
wawncara ini penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang ; kreativitas
5Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pndekatan Praktek), Jakarta:
Rineka Cipta,2003). hlm 128 6 Masri Singarimbun Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey, (Jakarta,
PT. Gramedia : 2001). hlm. 145..
22
guru Al-Qur’an dan Hadits dalam membentuk kemampuan membaca al-Qur’an
siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan
Bathin VIII Kabupaten Sarolagun, minat anak dalam membaca Al-Qur'an dan
Hadits di kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan
Bathin VIII Kabupaten Sarolagun dan kendala Guru Al-Qur’an dan Hadits dalam
membentuk kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah
Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten
Sarolagun.
c. Metode Dokumentasi.
Metode dokumenatsi ialah : “Mencari data mengenai hal-hal atau fariabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda, dan sebagainya”.7
Metode dokumentsi ini digunakan untuk mendapatkan data-data sekunder
yang dapat mendukung penelitian ini. Metode dokumentasi ini penulis gunakan
untuk memperoleh data-data berupa catatan-catatan dan dokumentasi lainnya
tentang keadaan Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan
Bathin VIII Kabupaten Sarolagun.
Data yang akan didapatkan melalui metode dokumentasi ini adalah data
tentang :
1. Sejarah Singkat Berdirnya Madrasah Tsanawiyah Istiqomah Panarun.
2. Profil, Visi dan Misi, Tujuan, Motto dan Program Mts Istiqomah Penarun.
3. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun
Kabupaten Sarolagun.
4. Keadaan guru dan siswa Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun
Kabupaten Sarolagun.
5. Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah
Penarun Kabupaten Sarolagun.
7 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm. 236.
23
E. Metode Analisis Data
Analisis data penelitian ini menggunakan data bersifat kualitatif yang akan
dianalisa dengan non statistik yaitu berupa uraian kalimat yang dapat dipahami,
analisa ini menggunakan pola sebagai berikut:
a. Analisis Domain.
“Analisis domain biasanya dilakukan untuk memperoleh gambaran-
gambaran atau pengertian yang bersifat umum dan relative menyeluruh tentang
apa yang tercakup di suatu fokus atau pokok permasalahan yang tengah diteliti”.8
Melalui analisis domain tersebut, penulis ingin mendapatkan suatu
pemasalahan yang sifatnya umum dan menyeluruh dari permasalahan yang telah
dirumuskan dalam penelitian ini.
b. Analisis Taksonomi
Taksanomi adalah : “Tidak hanya terfokus pada domain tertentu yang
sangat berguna dalam upaya mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena atau
focus yang menjadi sasaran semua penelitian”.9
Berdasarkan analisa taksonomi disini, penulis mengemukakan dan
membahas suatu permasalahan yang lebih mendalam, dan mengarah kepada
pembahasan yang lebih khusus guna untuk diambil suatu kesimpulan.
c. Analisis Komponensial
Analisa komponensial ini dilakukan setelah penelitian memiliki cukup
banyak fakta/informasi dari hasil wawancara dan observasi.10
Analisis Komponensial ini penulis gunakan setelah penulis menggunakan
analisa domain yang merupakan jawaban yang paling domain yakni mengenai
Kreativitas guru al-Qur’an Hadits dalam membentuk kemampuan menghapal
siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan
Bathin VIII Kabupaten Sarolagun.
8Sanafiah Faisal, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar Dan Aplikasi. Jakarta :Widya
Karya, 2000. hlm 91 9Ibid., hlm. 91.
10 Ibid., Faisal, hlm. 93.
24
F. Trianggulasi
Trianggulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu. Keperluan pengecekan data sebagai perbandingan
terhadap data itu. Tehnik trianggulasi yang paling digunakan ialah pemeriksaan
melalui sumber lainnya. 11
Menurut Paton dan Maleong, trianggulasio dengan sumber berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif, hal ini dapat
dicapai dengan jalan :
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi.
c. Menbandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan
pandangan orang sipil dan pemerintah.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi yang berkaitan.12
Berdasarkan tehnik trianggulasi tersebut diatas, maka dimaksud untuk
mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh dilapangn tentang;
Kreativitas guru al-Qur’an Hadits dalam membentuk kemampuan menghapal siswa
kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII
Kabupaten Sarolagun.
F. Jadwal Penelitian
Untuk lebih memudahkan penelitian ini, maka kegiatan penelitian ini dibagi
menjadi tiga tahap yaitu :
a. Tahap pertama, meliputi kegiatan penyusunan proposal, perbaikan proposal,
penyusunan instrument penelitian, dan penyusunan izin riset atau penelitian.
11
Lexy Maleong. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta.2007).
hlm 178 12
Ibid.
25
b. Tahap kedua, pengumpulan data lapangan sejalan dengan analisa tahap awal.
c. Tahap ketiga, menganalisa data, selanjutnya menyusun hasil data penelitian,
penulisan laporan akhir, dan analisis. Tabel 1: Jadwal Penelitian
No KEGIATAN
BULAN
NOP DES JAN FEB MARET APRIL
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pembuatan Proposal
x x x
2. Perbaikan Hasil Seminar
X x
3. Pengumpulan Data
x X x x x x
4. Verifikasi dan Analisa Data
x x x x x
5. Konsultasi pembimbing
x x x
6. Perbaikan x x x x x
7. Penggandaan Laporan
x x
26
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum.
1. Sejarah Singkat Berdirnya Madrasah Tsanawiyah Istiqomah Panarun.
Madrasah Tsanawiyah (Mts) Istiqomah Panarun berada di bawah naungan
Yayasan Pendidikan Istiqomah yang beralamat di Desa Panarun, Kecamatan Batin
VIII Kabupaten Sarolangun Propinsi Jambi. Mts. Istiqomah Panarun pertama
didirikan pada tahun 1984, sebagai MTs swasta dengan swadaya masyarakat atas
kesepakatan tiga kepala desa waktu itu, yaitu yang disponsori oleh kepala Desa
Penarun, kepala Desa Pulau lintang dan kepala Desa Pulau Melako.
Dengan memberi sumbangan untuk membangun lokal, atas swadaya
masyarakat tiga desa tersebut maka berdirilah tiga kelas untuk belajar, dan
mulailah beroperasi pada tahun 1986, dimana para muridnya berasal dari tiga desa
tersebut, sehingga gedung tersebut masih dipakai hingga sekarang, namun sudah
beberapa kali direnovasi oleh pemerintah. Hingga sekarang MTs Istiqomah
Penarun sudah memiliki ruang kantor, ruang pustaka dan aula. Dalam perjalanan
melaksanakan proses pembelajaran sekolah ini telah dipimpin beberapa orang
yakni :
a. H. Abbas.
b. Drs. M. Nasir, M.Pd.I.
c. Zaini, S.Ag.
d. Drs. Sunardi, D.
e. Muhammad Yani, S.Pd.I.
f. Muhammad Rifin, S.Ag, M.Pd.I.
g. Suyana, S.Ag.1
2. Profil, Visi dan Misi, Tujuan, Motto dan Program Mts Istiqomah Penarun.
1Sumber Data : Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Istiqomah Panarun
Kecamatan Batin VIII Kabupaten Sarolangun Propinsi Jambi.
27
a. Profil Mts Istiqomah Penarun.
Identitas Sekolah.
1). Nama Sekolah : Mts Istiqomah Penarun.
2). NPSN : 10503960.
3). Status Sekolah : Swasta.
4). Alamat Sekolah : Jl. Lintas Sumatera, KM. Sarolangun – Bangko.
RT/RW. : -
Kelurahan : Panarun.
Kecamatan : Bathin XVIII.
Kabupaten : Sarolangun.
Propisnsi : Jambi.
b. Visi dan Misi Mts Istiqomah Penarun.
Adapun visi Mts Istiqomah Penarun adalah : Beriman, Terdidik dan
Berkarakter”.
Misi Mts Istiqomah Penarun ialah :
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap
siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan kepada seluruh warga madrasah.
3. Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga
dapat dikembangkan secara optimal.
4. Meningkatkan pengetahuan profesionalisme sumber daya manusia sesai
dengan dunia pendidikan.
5. Menempatkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga
madrasah dan komite.
28
c. Tujuan Mts Istiqomah Penarun.
1. Terbentuknya siswa yang mengusai dasar-dasar keagamaan serta dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari yang dijiwai dengan
akhlakul karimah.
2. Siswa mampu mengembangan potensinya sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya yang dijiwai ajaran Islam.
3. Siswa yang mempunyai keterampilan atau skill yang mampu menghadapi
perkembangan zaman baik dalam penguasaan materi pelajaran maupun
dalam kemampuan berbahasa (Arab dan Inggeris).
4. Siswa dapat dapat meanjutkan pendidikann pada jenjang pendidikan
menengah atas dengan prestasi yang bertaraf international.2
3. Struktur Organisasi Mts Istiqomah Penarun
Sudah menjadi keharusan bagi setiap lembaga pendidikan maupun
pemerintahan atau lembaga swasta lainnya untuk mempunyai struktur organisasi
ini supaya bisa menjalankan kinerjanya yang diembankan sesuai dengan profesinya
masing-masing sebagai mana yang terdapat pada lembaga pendidikan negeri atau
swasta. Semuanya memerlukan struktur organisasi dalam melaksanakan
pendidikan. Struktur organisasi ini bertujuan agar tidak terjadi tumpang tindih
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya masing-masing.
Demikian juga di Mts Istiqomah Penarun ini, yang tidak terlepas dari unsur
pengawasan, pengaturan dan pengelolaan madrasah tersebut, di antaranya kepala
sekolah, wakil kepala madrasah bidang kurikulum. Untuk mengetahui struktur
organisasi Mts Istiqomah Penarun ini dapat di lihat sebagai berikut :
2Sumber Data : Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Istiqomah Panarun
Kecamatan Batin VIII Kabupaten Sarolangun Propinsi Jambi.
29
Gambar I BAGAN STRUKTUR ORGANISASI MTS ISTIQOMAH PENARUN
TAHUN PEMBELAJARAN 2018/20193
3Sumber Data : Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Istiqomah Panarun
Kecamatan Batin VIII Kabupaten Sarolangun Propinsi Jambi.
Ketua Komite Amiruddin
Riswanto
Kepala Sekolah Ali Jimat, S.Pd.I
Waka Kesiswaan Muslimin, S.Pd.I
Lukman
Tenaga Administrasi 1. Rosmawati, SE 2. Nurlaila
WALI KELAS
SISWA
Waka. Kurikulum Andi, S.Pd.I
Perpustakaan Jamilah
fauziah, S.Pd
30
4. Keadaan Guru dan Siswa.
Guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan dalam proses
pembelajaran, bagaimanapun guru merupakan perantara dalam penyampaian
materi pelajaran untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan. Guru merupakan orang
yang bertanggung jawab atas kelangsungan proses pembelajaran siswa.
Guru merupakan sumber informasi dan media bagi siswa, guru juga
merupakan komponen yang penting dalam kegiatan belajar mengajar agar siswa
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik untuk masa depan. Adapun
tugas dan tanggung jawab guru adalah sebagai berikut :
a. Memberikan pelajaran
b. Mengembangkan kurikulum
c. Membimbing dan mendidik siswa
d. Menerima informasi dan keluhan masyarakat untuk disampaikan kepada
penyelenggara sekolah.
Secara keseluruhan guru yang mengajar di Madrasah Tsanawiyah Istiqomah
Penarun, sebanyak 16 orang guru, yang terdiri dari berbagai disiplin ilmnu
pengetahun. Untuk lebih jelasnya mengani keadaan guru yang mengajar di
Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, dapat dilihat sebagai berikut :
31
Tabel 2. Keadaan Guru Mts Istiqomah Penarun4
No Nama Guru Pendidikan Jabatan Guru Mata Pelajaran
1 Ali Jimat, S.Pd.I IAIN STS Jambi Kepala Sekolah Fiqh
2 Andi, S.Pd,I IAIN STS Jambi Wk. Bid. Kurikulum SKI
3 Muslimin, S.Pd.I IAIN STS Jambi Wk.Bid.Kesiswaan Al-Qur’an-Hadist
4 Suryana, S.Ag IAIN STS Jambi Guru PNS Bahasa Arab
5 Dewi Murni, S.Pd.I IAIN STS Jambi Guru PPKn
6 Ahmad Zaki S.Ag IAIN STS Jambi Guru Honda Al-Qur’an Hadist
7 Muhammad Idris, S.Ag IAIN STS Jambi Guru Honda Matematika
8 Jon Afrizal, S.Pd UNJA Guru Honda Fisika
9 Habibullah, S.Pd.I IAIN STS Jambi Guru Honda Ekonomi
10 Effendi, S.Pd STIKP Padang GTY Bahasa Inggris
11 Hardiana, S.Pd UNJA GTY Matematika
12 Abu Nazar, S.Pd UNJA GTY Bahasa Indonesia
13 Syahril, S.Pd.I IAIN STS Jambi GTY Fiqh/Pengemba-ngan Diri
14 Azrida, S.Pd.I IAIN STS Jambi Honda Aqidah Akhlak
15 Rohimah, S.Pd UNJA GTY Biologi
16 Masithah, S.Pd IAIN STS Jambi GTY Sejarah/IPS
Tabel di atas, diketahui guru di Mts Istiqomah Penarun, maka dapat kita
ketahui bahwa hampir seluruh guru di madrasah ini adalah Sarjana Pendidikan,
baik itu sarjana pendidikan umum maupun sarjana pendidikan Agma. Dengan
kondisi ini diharapkan mutu pendidikan di Mts `Istiqomah Penarun dapat tercapai
sesuai dengan program pendidikan yang telah direncanakan. Pihak Mts Istiqomah
Penarun harus selalu mengawasi kinerjanya sehingga selaras dengan peningkatan
mutu pendidikan. Secara umum profesionalitas menyangkut dengan kualifikasi
ilmu yang dikuasai guru tersebut.
Keadaan Siswa
4Sumber Data : Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Istiqomah Panarun
Kecamatan Batin VIII Kabupaten Sarolangun Propinsi Jambi.
32
Siswa adalah sarana dan tujuan pendidikan. Dikatakan sarana karena dalam
penyelenggaraan kegiatan belajar, siswalah yang menjadi subjek pendidikan.
Dengan demikian, keberadaan siswa dalam suatu kegiatan pendidikan sangat
penting. Hal inilah yang dirasakan oleh Mts Istiqomah Penarun sebagai lembaga
pendidikan yang ada di Kecamatan Kecamatan Batin VIII Kabupaten Sarolangun.
Salah satu penyelenggaraan pendidikan yang termasuk sangat penting adalah
keberadaan siswa-siswi, karena tanpa siswa-siswi kegiatan pembelajaran tidak
akan berlangsung atau tidak mungkin terlaksana dengan baik. Siswa-siswi
merupakan suatu objek atau sasaran dari pendidikan yang akan dibimbing kearah
perkembangan jasmani dan rohaninya agar menjadi lebih baik.
Jumlah siswa di Mts Istiqomah Penarun Kecamatan Batin VIII Kabupaten
Sarolangun, berjumlah 60 siswa terdiri dari 3 kelas. Untuk mengetahui keadaan
siswa di Mts Istiqomah Penarun Kecamatan Batin VIII Kabupaten Sarolangun,
dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Keadaan Siswa Mts Istiqomah Penarun Kecamatan Batin VIII
Kabupaten Sarolangun.5
KELASVII KELASVIII KELAS IX JUMLAH
L P L P L P L P
9 6 12 11 17 5 38 22
JUMLAH 60 Siswa
Berdasarkan tabel keadaan siswa Mts Istiqomah Penarun di atas, dapat
diketahui bahwa jumlah siswa secara kuantitas tergolong cukup banyak, apalagi
untuk daerah yang bukan pusat kota. Itu artinya masyarakat Desa Penarun sangat
ingin anak-anak di Desa ini menjadi anak-anak yang cerdas dan memiliki
kompetensi hidup yang memadai bagi ilmu pengetahuan maupun agamanya,
khususnya dalam membaca al-Qur’an.
5. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana adalah sesuatu yang diperlukan untuk memperlancar sedangkan
prasarana sesuatu yang terwujud sebelum adanya sarana. Jadi sarana dan prasarana
5Sumber Data : Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Istiqomah Panarun
Kecamatan Batin VIII Kabupaten Sarolangun Propinsi Jambi.
33
maksudnya disini adalah sesuatu yang digunakan sebagai alat memperlancar
kegiatan atau proses pembelajaran atau alat-alat maupun fasilitas uang digunakan
untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Sarana dan prasarana yang dimaksud disini adalah alat-alat yang
dipergunakan atau diperlukan dalam memperlancar jalannya proses pembelajaran
di Mts Istiqomah Penarun Kecamatan Batin VIII Kabupaten Sarolangun, baik itu
berupa gedung ataupun alat-alat lainnya yang menunjang tercapainya tujuan
pendidikan. Adapun sarana yang dapat menunjang berlangsungnya proses
pembelajaran di Mts Istiqomah Penarun Kecamatan Batin VIII Kabupaten
Sarolangun dapat dilihat pada tabel berikut:
34
Tabel 4. Keadaan Sarana di Mts Istiqomah Penarun Kecamatan Batin VIII Kabupaten Sarolangun.6
No Uraian Jumlah Keterangan
1 Ruangan Kepala Sekolah 1 Ruangan Baik
2 Ruangan Tata Usaha (TU) 1 Ruangan Baik
3 Ruangan Guru 1 Ruangan Baik
4 Ruangan Dapur 1 Ruangan Baik
5 Ruangan Kelas 3 Ruangan Baik
6 Ruangan Perpustakaan 1 Ruangan Baik
7 Ruangan Ibadah 1 Ruangan Baik
8 Ruangan OSIS 1 Ruangan Baik
9 WC Guru 1 Ruangan Baik
10 Labor IPA 1 Ruangan Baik
11 WC Siswa 2 Ruangan Baik
12 Computer 2 Buah Baik
13 Meja Komputer 2 Buah Baik
14 Printer 1 Buah Baik
15 Lemari 4 Buah Baik
16 Meja Guru 15 Buah Baik
17 Kursi Guru 15 Buah Baik
18 Meja Siswa 30 Buah Baik
19 Kursi Siswa 60 Buah Baik
24 Jam 2 Buah Baik
6Sumber Data : Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Istiqomah Panarun
Kecamatan Batin VIII Kabupaten Sarolangun Propinsi Jambi.
35
Sedangkan prasarana pendukung pembelajaran di Mts Istiqomah Penarun
Kecamatan Batin VIII Kabupaten Sarolangun adalah tempat olah raga, kantin.
Rabana dll, yang secara tidak langsung juga mendukung keberhasilan pembelajaran
di Mts Istiqomah Penarun Kecamatan Batin VIII Kabupaten Sarolangun.
Lebih jelasnya tentang prasarana pendukung pembelajaran di Mts Istiqomah
Penarun Kecamatan Batin VIII Kabupaten Sarolangun dapat dilihat pada Tabel 5 di
bawah ini :
Tabel 5. Keadaan Pra Sarana Mts Istiqomah Penarun Kecamatan Batin VIII Kabupaten Sarolangun7
No Jenis Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6
7.
8.
Gudang
Lapangan Volly
Alat volley ball
Lapangan tenis meja
Alat tenis meja
Lapangan Futsal
Alat rebana
Kantin
1 Buah
1 Buah
2 Set
1 Buah
2 Set
1 Buah
1 Set 2 Buah
Pengalaman penulis di lokasi penelitian, tentang prasarana yang dimiliki oleh
Mts Istiqomah Penarun Kecamatan Batin VIII Kabupaten Sarolangun, dalam kondisi
baik. Dengan demikian dapat meningkatkan semangat guru dan siswa dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
7Sumber Data : Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Istiqomah Panarun
Kecamatan Batin VIII Kabupaten Sarolangun Propinsi Jambi.
36
B. TEMUAN KHUSUS
1. Kreativitas guru Al-Qur’an dan Hadits dalam membentuk kemampuan
membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta
Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun
Dalam hal yang berkaitan dengan Kreativitas guru Al-Qur’an dan Hadits
dalam membentuk kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah
Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten
Sarolagun, maka penulis berusaha untuk mendapatkan data secara langsung dan
sumber data yang ada di Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun
Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun, Sumberdata tersebut meliputi data-
data hasil wawancara dengan kepala Sekolah, dan guru Al-Qur’an dan Hadits.
Wawancara yang dilakukan bersifat langsung, tanpa menganggu aktivitas
subyek. Selain data hasil wawancara peneliti juga menggunakan data dan hasil
observasi dan dokumentasi, baik dokumentasi dari lembaga yang berkaitan
dengan Kreativitas guru Al-Qur’an dan Hadits dalam membentuk kemampuan
membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah
Penarun, maupun dokumentasi yang diperoleh sendiri oleh peneliti pada saat
pengumpulan data.
Guru merupakan ujung tombak yang memegang peran penting dan strategis
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk watak serta menentukan
keberhasilan pendidikan secara umum, karena itu kehadirannya tidak tergantikan
oleh unsur lain, lebih-lebih guru Al-Qur’an dan Hadits yang secara ikhlas
berjuang lahir batin mengajarkan membaca Al-Qur’an demi terwujudnya
masyarakat Qur’ani di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.
Guru adalah profesi mulia yang mengemban misi agung dalam penyebar
luas Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang membimbing masyarakat menuju
keselamatan dunia dan akhirat. Al-Qur’an bagi umat Islam adalah petunjuk dan
terapi kehidupan serta sumber konsep atas segala hal. Keberhasilan guru Al-
Qur’an dan Hadits dalam proses pembelajaran al-Qur’an dapat ditinjau dari dua
37
segi, yakni segi proses dan segi hasil. Dari segi proses, guru dapat dikatakan
berhasil apabila mampu melibatkan secara aktif sebagian besar muridnya dalam
proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil guru dikatakan berhasil apabila
proses pembelajaran yang dilakukannya mampu mengembangkan kreatifitas para
siswa sekaligus mampu memberikan perubahan perilaku pada sebagian besar
siswa kearah yang lebih baik.
Untuk dapat meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas
VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII
Kabupaten Sarolagun, maka perlulah berbagai upaya yang harus dilakukan oleh
guru Al-Qur’an dan Hadits tersebut. Berikut hasil wawancara peneliti dengan
Bapak Ali Jimat, S.Pd.I selaku kepala Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah
Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun, betikut ini : “Kalau upaya yang dilakukan guru ya selama ini acuannya ya pada visi misi sekolah, kemudian pada kurikulum buku LKS, apa yang ada dikurikulum itu yang diusahakan untuk dilakukan oleh guru, ini upaya pada umumnya. Tetapi masing-masing guru pasti punya cara untuk mengupayakan bagaimana supaya murid bisa membaca Al-Qur’an, masing-masing punya strategi sendiri-sendiri untuk meningkatkan kemampuan baca Al-Qur’an siswa”.8
Hasil wawancara peneliti dengan Bapak Ahmad Zaki S.Ag, guru Al-Qur’an
dan Hadits kelas VII, MTs. stiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII, beliau
menyatakan bahwa : “Pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits kelas VII, Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, dilaksanakan pada jam pelajaran Al-Qur’an dan Hadits kelas VII. Hal ini ditandai dengan kegiatan pembelajaran tahsin al-Qur’an, yaitu membenarkan bacaan al-Qur’an dan materi yang diajarkan adalah belajar membaca Al-Qur’an”.9 Wawancara peneliti tentang Kreativitas guru Al-Qur’an dan Hadits dalam
membentuk kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah
Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, Bapak Ahmad Zaki S.Ag, guru Al-
Qur’an dan Hadits sebagai berikut:
8 Sumber Data ; Wawancara 14 Januari 2019
9 Sumber Data ; Wawancara 16 Januari 2019
38
“Upaya yang saya lakukan yaitu, dimulai dari menumbuhkan minat. Minat itu penting sekali, sebab pembelajaran membaca Al-Qur’an hingga saat ini, secara umum kurang diminati oleh siswa. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi guru untuk meningkatkan minat belajar pada pelajaran tersebut. Salah satu strategi untuk menumbuhkan minat belajar siswa adalah dengan selalu memberi arahan, nasehat atau motivasi kepada siswa, pendekatan secara individual kepada siswa yang belum mampu dan mengalami kesulitan dalam belajar baca tulis Al-Qur’an itu juga penting.10
Sedangkan menurut Bapak Muslimin, S.Pd.I strategi saya dalam
meningkatkan kemampuan anak belajar al-Qur’an adalah meningkatkan disiplin
belajar. Lebih lanjut Bapak Muslimin, S.Pd.I Mengatakan:
“Kedisiplinan belajar dalam proses pembelajaran sangat berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam memahami pelajaran al-Qur’an. Kedisiplinan bagi anak didik sedikit banyaknya akan mempengaruhi hasil belajarnya dan kedisiplinan ini harus dimulai dari guru sebagai teladan yang utama, siswa tidak akan memiliki disiplin jika melihat gurunya sendiri juga tidak disiplin. Selanjutnya dengan memberikan reword kepada siswa yang berprestasi atau siswa yang rajin, gunanya saya memberikan reword agar siswa tersebut bersemangat dalam belajar bukan maksud yang lain”.11
Bentuk lain dari kreativitas guru Al-Qur’an dan Hadits dalam membentuk
kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta
Istiqomah Penarun adalah memberi hukuman kepada siswa yang melanggar, atau
siswa yang tidak menurut dan susah dididik. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh
Bapak Muslimin, S.Pd.I, sekalgus Waka.Bid. Kesiswaan Madrasah Tsanawiyah
Swasta Istiqomah Penarun, mengatakan:
“Kami memberi hukuman kepada siswa yang melanggar, atau siswa yang tidak menurut dan susah dididik, maka saya akan menghukumnya dengan cara berdiri kemudian saya suruh membaca salah satu surah pendek yang sudah dihafal dan do’a sehari-hari yang sudah dihafal juga, Ketika ada siswa 3 - 4 hari tidak masuk tanpa keterangan maka dikenakan surat peringatan.“12
Terkait dengan upaya guru dalam meningkatkan keterampilan membaca Al-
Qur’an, upaya yang saya lakukan untuk meningkatkan keterampilan baca tulis
Al-Qur’an sebagaimana diuraikan di atas, dengan tujuan agar siswa lebih seius
dalam belajar al-Qur’an. Diantara kreativitas guru Al-Qur’an dan Hadits dalam
10 Sumber Data ; Wawancara 16 Januari 2019
11
Sumber Data ; Wawancara 18 Januari 2019
12 Sumber Data ; Wawancara 18 Januari 2019
39
membentuk kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah
Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun adalah :
a) Penerapan Metode Yang Efektif.
Dalam pelaksanaan pengajaran, guru harus memiliki metode yang bagus
serta respon yang aktif dari anak didiknya yang kurang aktif dalam pengajian.
Guru harus menampilkan sikap yang baik dan menyenangkan serta harus
menghindarkan sikap-sikap yang kurang disenangi oleh anak didik seperti selalu
marah, bicara kasar, suka membentak dan sifat pilih kasih. Dampaknya hal
seperti itu akan mengakibatkan hubungan guru dan anak didik menjadi tidak
baik.
Wawancara penulis dengan Ahmad Zaki S.Ag, guru Al-Qur’an dan
Hadits, dalam membentuk kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas VII
Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, beliau mengatakan: “Selaku guru kami selalu berupaya untuk bersikap baik terhadap anak didik dalam arti menjadikan anak didik sebagai objek dalam proses pembelajaran dan sekaligus menjadi orang yang terdekat terhadap mereka. Dengan demikian anak didik tidak merasa seperti diasingkan oleh para guru yang mengajar.”13
Selanjutnya, wawancara dengan Andi, S.Pd,I, guru SKI, sekaligus
Wakabid. Kurikulum mengatakan :
“Sikap positif terhadap anak didk selalu kami tunjukkan agar dapat membuat suasana belajar yang nyaman. Selain itu kami juga memberikan beberapa metode dalam membaca Al-Qur’an yang baik, mendiskusikan tentang apa yang membuat mereka senang belajar Al-Qur’an. Hal itu semua demi tercapainya hasil belajar yang baik yang diharapkan oleh para guru dan orang tua mereka”.14
Wawancara dengan Bapak Ali Jimat, S.Pd.I Kepala Madrasah
Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun beliau mengatakan :
“Guru yang baik harus mempunyai banyak pengalaman, sebab dengan adanya pengalaman guru dapat menghadapai anak-anak didik yang berbeda karakter dan sikap. Demikian juga dengan aspek fisik mereka. Tentu saja pada aspek intelektualnya juga berbeda. Hal ini terlihat pada ransangan mereka terhadap pelajaran yang diberikan. Ada yang cepat menerima ada
13
Sumber Data ; Wawancara 18 Januari 2019
14 Sumber Data ; Wawancara 19 Januari 2019
40
yang lambat. Oleh karena itu guru harus pandai-pandai menghadapi hal yang demikian agar tidak terjadi kesalahpahaman dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik”.15 Sedangkan metode pembelajaran yang digunakan adalah metode sorogan
itu terdapat cara mengajar klasikal baca simak murni, hal ini sebagaimana
wawancara penulis dengan Bapak Ahmad Zaki S.Ag, guru al-Qur’an Hadis,
beliau mengatakan :
“Metode yang diterapkan yaitu dengan menggunakan metode sorogan, karena di dalam metode sorogan itu terdapat cara mengajar klasikal baca simak murni. Saya memilih cara mengajar klasikal baca simak murni karena dihadapkan pada kondisi kelas yang mempunyai jumlah diatas rata-rata dengan kemampuan yang beragam dan harus mencapai target pembelajaran. Sedangkan proses pembelajaran di batasi waktu yang telah di tentukan oleh sekolah.”16
Pertimbangan lain dalam mengajarkan al-Qur;an di madrasah adalah
kondisi jumlah siswa di dalam kelas dan juga keberagaman karakter yang di
miliki siswa. Hal ini sebagaimana dikemukan oleh bapak Muslimin, S.Pd.I, guru
Al-Qur’an-Hadist sekaligus Wk.Bid.Kesiswaan, mengatakan : “Selain itu untuk memilih tehnik mengajar juga di sesuaikan dengan kondisi banyaknya siswa di dalam kelas dan juga keberagaman karakter yang di miliki siswa. Upaya yang saya lakukan dalam meningkatkan keterampilan membaca Al-Qur’an siswa dapat tercapai, dalam mengajar ilmu Al-Qur’an sangatlah di butuhkan ketelitian dan kewaspadaan seorang guru. Maka dari itu saya pilih cara mengajar mengajar klasikal. Sistem pembelajaran klasikal, tehnik mengajarnya secara musyafahah. Musyafahah artinya proses belajar mengajar dengan cara berhadap-hadapan secara langsung antara guru dan siswa, siswa melihat langsung contoh bacaan dari seorang guru, dan guru melihat bacaan siswa. Apakah bacaan siswa sudah benar atau belum. Jadi dengan belajar mengajar secara musyafahah akan berpengaruh atas kefasihan dan kebenaran siswa dalam membaca Al-Qur’an."17
b) Menggunakan media pembelajaran
Media yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qu’an di Kepala Madrasah
Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun disebut alat peraga. Hal ini sebagaimana
dikatakan Bapak Ahmad Zaki S.Ag, guru Al-Qur’an Hadis sebagai Berikut :
15 Sumber Data ; Wawancara 19 Januari 2019
16 Sumber Data ; Wawancara 19 Januari 2019
17
Sumber Data ; Wawancara 21 Januari 2019
41
“Alat Peraga disini yaitu berisikan masing-masing jilid Qiroati yang dipelajari tetapi berukuran besar yang bisa diperlihatkan didepan saat mengajar.Dengan peraga maka guru menjelaskan pokok pelajaran, karena setiap jilid Qiroati berbeda-beda pokok pelajarannya yang harus dipahami setiap siswa”.18
c) Memberikan Motivasi Belajar Anak.
Seorang guru tentu saja menginginkan anak didiknya berhasil dengan baik.
Oleh karena itu sebagai guru kita perlu memberikan motivasi terhadap anak
didik. Motivasi yang diberikan terhadap anak didik seperti memberikan saran dan
dukungan terhadap anak didik sebelum maupun sesudah latihan.
Wawancara penulis kepada salah seorang guru Al-Qur’an dan Hadits kelas
VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII
Kabupaten Sarolagun beliau mengatakan :
“Motivasi dan saran yang diberikan para guru di kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun ini adalah penting. Karena tanpa dukungan moril dan motivasi adalah sebagian tanggung jawab kita semua kepada anak pengajian di sini. Agar selalu disiplin dan terus dapat memberikan pemahaman kepada anak didik tentang arti bisa membaca Al-Qur’an. Bahwa dengan membaca Al-Qur’an akan mendapatkan pahala serta dapat mengembangkan kreativitasnya yang selalu akan memperoleh prestasi yang baik. Ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh guru di pengajian ini dalam meningkatkan membaca Al-Qur’an”.19
Upaya guru dalam memberikan arahan bisa sebagai motivator bagi anak
didik. Karena anak-anak perlu diberi semangat, pujian serta dukungan penuh agar
mereka disiplin ketika belajar dan semangat demi masa depannya. Dengan
demikian, guru yang bertindak sebagai motivator diharapkan benar-benar
memperhatikan kebutuhan dan perkembangan anak. Guru juga selalu harus
membantu anak-anak dalam meningkatkan motivasi belajar membaca Al-
Qur’an.
d) Melakukan Penilaian (Evaluasi).
Setiap siswa mengaji atau belajar baca Al-Qur’an harus dilakukan
penilaian (evaluasi), untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa dalam
membaca al-Qur’an. Hal ini sebagaimana wawancara dengan Bapak Ahmad Zaki
S.Ag, guru al-Qur’an dan Hadis, mengatakan :
18 Sumber Data ; Wawancara 21 Januari 2019
19
Sumber Data ; Wawancara 22 Januari 2019
42
“Untuk mengevaluasi siswa kami mempunyai yang namanya buku prestasi. Buku prestasi ini secara tidak langsung gunanya adalah mengevaluasi apakah siswa tersebut mengulang pada halaman yang sama atau lanjut ke halaman berikutnya. Contoh nya, siswa mengaji pada halaman 1, jika lancar maka keterangan pada buku prestasi tersebut cukup, berarti hari selanjutnya lanjut halaman berikutnya. Jika belum bisa membaca atau belum lancar maka keterangannya ulang, berarti siswa pada hari selanjutnya mengulangi kembali pada halaman yang sama”.20
Lebih Lanjut Bapak Ahmad Zaki S.Ag, Mengatakan :
Setelah melakukan evaluasi, kemudian maka diadakan yang namanya ulangan atau tes, tes disini adalah kenaikan Qiroati jilid selanjutnya.Yang melayani tes ini bukan guru yang mengajar Qiroati, namun tesnya kepada kepala TPQ atau yang telah ditunjuk untuk mewakilinya.21 “Peneliti juga memperoleh hasil observasi tentang upaya yang dilakukan
guru dalam meningkatkan keterampilan membaca Al-Qur’an sesuai dengan hasil
wawancara Yaitu : Didalam proses pembelajaran baca Al-Qur’an peneliti melihat
bahwa upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan keterampilan baca Al-
Qur’an pada umumnya mengacu pada kurikulum, kemudian guru mengupayakan
untuk menumbuhkan minat belajar kepada siswa-siswanya, pendekatan secara
individual kepada siswa yang belum mampu dan mengalami kesulitan dalam
belajar baca tulis Al-Qur’an, meningkatkan kedisiplinan siswa, hukuman dan
pemberian hadiah”.22
Terkait dengn upaya guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-
Qur’an, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan baca tulis Al-
Qur’an juga melihat penerapan metode yang efektif, menggunakan media
pembelajaran serta mengevaluasi.
Peneliti juga memperoleh hasil wawancara dengan Reni dan Suryanti
siswa kelas kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, yang
senada dengan penjelasan di atas tentang upaya guru dalam meningkatkan
keterampilan membaca Al-Qur’an, mereka menjelaskan :
“Guru selalu mengingatkan kepada kami sebelum belajar di sekolah, maka di rumah dipelajari dulu, supaya membaca al-Qur’annya lancar. Setiap membaca al-Qur’an di tanya satu persatu, “bejalar gak? gitu”, kalau berangkat tidak boleh telat, nanti kena hukum. Tetapi kalau siapa yang rajin, yang ngajinya bagus guru memberi hadiah kepada kami.
20 Sumber Data ; Wawancara 22 Januari 2019
21
Sumber Data ; Wawancara 23 Januari 2019
22 Sumber Data ; Observasi peneliti 24 Januari 2019.
43
Misalkan mau naik jilid Qiroati kami harus hafal materi penunjang, karena walaupun sudah lancar ngaji nya kalau belum hafal materi penunjang yang telah di suruh oleh guru ya tetap belum bisa naik Qiroati selanjutnya.23
Lebih Lanjut, Amrin Salim siswa kelas XII, mengatakan :
“Kami Ngajinya pakek jilid Qiroati, maju satu-satu. Sebelum ngaji satu persatu guru menjelaskan dulu pokok pelajarannya menggunakan peraga, jadi kami tau cara membaca yang benar. Setelah ngaji selesai setiap 1 jilid Qiroati dan sudah hafal materi penunjang maka kami disuruh guru untuk ujian untuk naik jilid berikutnya.24
Selanjutnya penulis melakukan wawancara dengan Bapak Ali Jimat,
S.Pd.I, Kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, tentang
bagaimana perkembangan atau kemampuan anak membaca al-Qur’an setelah
mengikuti pembelajaran di sekolah ini, beliau mengatakan :
“Siswa-siswi kami alhamdulillah sudah bisa membaca al-Qur’an denan lancar, walaupun sekarang belum sampai khataman, waktu awal masuk banyak yang belum bisa membaca al-Qur’an. Saya mendukung atas kegiatan pembelajaran di sekolah kami ini. Hal ini tidak terlepas oleh upaya yang dilakukan oleh guru al-Qur’an Hadis di sekolah ini.25
Kreativitas guru Al-Qur’an dan Hadits dalam membentuk kemampuan
membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah
Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun, jika diperhatikan dengan
seksama sudah dapat dikatan tergolong berhasil. Pengamatan terhadap siswa
yang belajar membaca Al-Qur’an di Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah
Penarun terlihat siswa sudah lancar membaca, meskipun masih terdapat sebagian
siswa yang harus dibimbing selama membacanya.26
Berdasarkan data yang diambil di kelas VII Madrasah Tsanawiyah
Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII dapat diketahui bahwa
sebahagian siswa dalam kategori belum lancar membaca Al-Qur’an dan
sebahagian siswa sudah lancar dalam artian siswa sudah fasih membaca Al-
Qur’an dengan baik dan benar.
Proses pendidikan Al-Qur’an adalah salah satu upaya untuk menumbuh
kembangkan seluruh aspek pribadi dalam mempersiapkan suatu kehidupan yang
23 Sumber Data : Wawancara dengan siswa kelas XII, 25 Januari 2019.
24
Sumber Data : Wawancara dengan siswa kelas XII, 25 Januari 2019.
25 Sumber Data ; Wawancara 25 Januari 2019
26
Sumber Data : Observasi, 25 Januari 2019
44
mulia dan berhasil bagi anak. Kegiatan pembelajaran membaca Al-Qur’an
merupakan pendidikan informal dan formal yang dapat dilakukan di rumah oleh
orang tua anak sendiri atau guru mengaji (ustadz), ataupun dapat pula diadakan di
masjid-masjid dengan bantuan guru mengaji sebagai pengajarnya (ustadz) atau
oleh guru pendidikan agama Islam di sekolah.
Kegiatan pembejaran Al-Qur’an di Madrasah Tsanawiyah Swasta
Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun, yang telah
dilaksanakan sudah bertahun-tahun lamanya dan juga telah mendapat dukungan
dari pihak orang tua, guru serta para tokoh masyarakat setempat. Tujuan dari
kegiatan pengajian tersebut adalah untuk meningkatkan kemampuan anak dalam
membaca Al-Qur’an.
2. Minat Siswa Dalam Belajar Membaca Al-Qur'an Di Kelas Vii Madrasah
Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin Viii Kabupaten
Sarolagun.
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan dan
menumbuhkan seluruh aspek pribadi dalam mempersiapkan suatu kehidupan yang
berhasil di masyarakat. Pendidikan yang paling terpenting adalah proses
pembelajaran. Sebab kegiatan pembelajaran tersebut merupakan kegiatan yang inti.
Berhasil tidaknya tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses belajar
yang dialami oleh anak didik.
Proses pembelajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan sebab
keduanya adalah penyebab timbulnya perhatian. Sesuatu yang menarik minat dan
kebutuhan anak, akan menarik perhatiannya. Dengan demikian, mereka akan
bersungguh-sungguh dalam menjalankan proses pembelajaran disuatu tempat
ataupun instansi.
Kegiatan Belajar Membaca Al-Qur’an Madrasah Tsanawiyah Swasta
Istiqomah Penarun yang telah dilaksanakan di sekolah dan juga telah dimasukkan
dalam bagian kurikulum mata pelajaran sekolah. Tujuan dari kegiatan pengajian
tersebut adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-
Qur’an.
45
Hasil wawancara peneliti dengan Bapak Ahmad Zaki S.Ag, selaku guru
yang mengajar Al-Qur’an dan Hadits kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta
Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun, beliau
menyatakan bahwa :
“Pelaksanaan Al-Qur’an kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun dilakukan pada jam pelajaran al-Qur’an Hadits dan jam pelajaran muatan lokal belajar al-Qur’an dua jam setiap minggu. Hal ini ditandai dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, materi yang diajarkan adalah belajar membaca AlQur’an”.27
Pelaksanaan kegiatan pengajian Al-Qur’an bagi siswa Madrasah Tsanawiyah
Swasta Istiqomah Penarun kurang mendapat dukungan dari para orang tua siswa,
sehingga masih ada siswa yang belum mampu membaca al-Qur’an dengan baik
sehingga kurang minat dan perhatian mereka dalam memperhatikan pelajaran al-
Qur’an yang diberikan oleh gurunya. “Hal ini sesuai dengan hasil observasi penulis
di lapangan bahwa kegiatan pengajian Al-Qur’an di Madrasah Tsanawiyah Swasta
Istiqomah Penarun tampak masih ada siswa yang kurang serius dan bermain
diwaktu pelajaran al-Qur’an.”28
Diantara kurikulum pendidikan Islam di madrasah, dalam pendidikan ini
adalah mengajari anak-anak untuk membaca aksara Al-Qur’an sejak dari kecil. Hal
itu dikarenakan bahwa Al-Qur’an dapat membangun perilaku dan akhlak,
memelihara lisan, mengokohkan aqidah serta menjamin masa depan anak. Adapun
hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Bapak Ahmad Zaki S.Ag,
selaku guru yang mengajar Al-Qur’an dan Hadits kelas VII Madrasah Tsanawiyah
Swasta Istiqomah Penarun, sebagai berikut:
“Adapun tujuan pembelajaran Al-Qur’an bagi siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun adalah agar mereka bisa membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik dan benar. Ini adalah langkah awal atau pelajaran dasar yang harus dilakukan anak sebelum ia dianjurkan untuk menghafal Al-Qur’an. Dalam pembelajaran Al-Qur’an, paling tidak bisa memberikan pemahaman bahwa anak harus memiliki keimanan terhadap
27 Sumber Data ; Wawancara 24 Januari 2019
28
Sumber Data ; Wawancara 25 Januari 2019
46
kitab-kitab / wahyu Allah SWT. Serta mampu menerapkan dalan kehidupan sehari-hari dan menjadi Al-Qur’an sebagai pedoman hidup”.29
Kegiatan belajar Al-Qur’an pada siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah
Swasta Istiqomah Penarun berjalan lancar dan umumnya siswa memiliki minat
yang tinggi belajar al-Qur’an. Tujuan kegiatan pengajian itu adalah untuk
meningkatkan kemampuan anak didik dalam membaca Al-Qur’an. Diantara
kurikulum Islam dalam pendidikan adalah mengajari anak didik membaca Al-
Qur’an dari kecil. Karena Al-Qur’an membangun perilaku dan akhlak, juga
memelihara lisan, mengokohkan aqidah serta menjamin masa depan anak didik.
Wawancara penulis dengan Ahmad Zaki S.Ag, selaku guru yang mengajar
Al-Qur’an dan Hadits kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun,
yang mengatakan bahwa : “Kondisi pembelajaran Al-Qur’an kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun berjalan dengan baik dan lancar. Anak-anak yang mengaji dikelompokkan sesuai dengan tingkatan kepandaian anak didik tersebut seperti, anak didik yang masih belum lancar dikelompokkan dengan belum lancar, tingkatan anak didik yang sudah lancer membaca Al-Qur’an dikelompokkan dengan Al-Qur’an. Guru yang mengajar dan memperhatikan semua anak didik. Meskipun berjalan dengan lancar tetapi masih banyak anak didik yang kurang serius dalam belajar”.30
Sebagaimana pengamatan penulis di pembelajaran Al-Qur’an kelas VII
Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, pengajian dilakukan dengan
membagi pada 2 kelompok belajar. Pertama, kelompok yang belum lancar.
Kelompok pertama ini diajarkan tahsin al-Qur’an dan pengetahuan awal dalam
membaca Al-Qur’an, seperti pasohah huruf, panjang pendek dan sebagainya.
Kelompok kedua yaitu kelompok anak-anak yang pandai membaca Al-Qur’an.
Kelompok ini sudah diajarkan cara-cara membaca Al-Qur’an dengan hukum-
hukum membaca Al-Qur’an seperti ilmu tajwid.31
Mempelajari Al-Qur’an tidak hanya sekedar membaca, tetapi membaca
dengan lancar dan mengetahui hukum bacaan Al-Qur’an. Namun dengan membaca
yang disertai dengan hukum bacaan Al-Qur’an adalah merupakan bagian dari
29 Sumber Data ; Wawancara 26 Januari 2019
30 Sumber Data ; Wawancara 26 Januari 2019
31 Sumber Data : Observasi, 28 Januari 2019
47
ibadah. Karena itu tujuan mempelajari Al-Qur’an adalah sebagai upaya untuk
mempersiapkan bagi generasi muslim terhadap persoalan yang muncul dalam
tatanan masyarakat. Namun tujuan tersebut tidak sekedar membimbing membaca
Al-Qur’an yang benar tetapi bagaimana mempelajari Al-Qur’an dengan materi-
materi yang dapat dimengerti.
Hasil wawancara penulis dengan Bapak Ahmad Zaki S.Ag, selaku guru yang
mengajar Al-Qur’an dan Hadits kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah
Penarun, beliau mengatakan :
“Adapun materi yang kami ajarkan dalam belajar membaca Al-Qur’an kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, yaitu mulai dari tahsin al-Qur’an, mempelajari panjang pendeknya bacaan, fasohah huruf dan memasukkan tanda baca dan hukum bacaannya seperti Izhar, Idgham, Ikhfa, Iqlab dan hukum bacaan lainnya”.32
“Hasil observasi peneliti di lapangan memperkuat pendapat tersebut. Pada
saat peneliti di lapangan, terlihat guru yang sedang mengajar anak didik membaca
Al-Qur’an sedang menyampaikan materi tentang hukum bacaan al-Qur’an dan cara
membacar al-Qur’an dengan baik”.33
Berdasarkan hasil wawancara dan juga observasi peneliti di atas dapatlah
dipahami bahwa materi pelajaran ilmu Tajwid merupakan sarana yang sangat
penting untuk dipelajari peserta didik agar mereka dapat membaca Al-Qur’an
dengan lancar dan memahami hukum-hukum bacaannya. Hal tersebut agar mereka
tidak sembarangan dalam membaca Al-Qur’an. Seperti kebanyakan yang
diketahui bahwa banyak anak-anak lancar membaca Al-Qur’an akan tetapi tidak
tahu mad-mad dalam bacaannya terlebih lagi dengan cara menghafalkan huruf-
huruf diantara hukum-hukumnya”.
Pengamatan peneliti di kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah
Penarun, dimana proses pembelajaran al-Qur’an berlansung, para peserta didik
diberi waktu oleh guru untuk membaca dan menghafal Al-Qur’an yang telah
diberikan oleh guru sebelum mereka belajar mengaji menghadap kepada guru.
32 Sumber Data ; Wawancara 28 Januari 2019
33
Sumber Data : Observasi, 29 Januari 2019
48
Anak didik belajar bersama-sama dengan temannya untuk meningkatkan minat dan
semangat belajar mereka.34
Minat merupakan suatu kecenderungan jiwa kepada sesuatu karena kita
merasa ada kepentingan terhadap sesuatu. Jadi minat adalah pernyataan anak yang
lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya. Bila seorang anak berminat
mempelajari suatu pelajaran, mereka jelas akan berupaya untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik dari pelajaran tersebut.
Minat akan membantu seseorang untuk mempelajari dan mengembangkan
minat itu pada sesuatu. Pada dasarnya minat dapat membantu seorang anak dalam
mempelajari sesuatu. Selanjutnya kita akan melihat bagaimana keadaan siswa
dalam belajar membaca Al-Qur’an Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah
Penarun melalui penuturan guru-guru di pengajian tersebut.
Wawancara kepada Bapak Ahmad Zaki S.Ag, selaku guru yang mengajar
Al-Qur’an dan Hadits kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun
Beliau mengatakan :
“Jumlah siswa di sini cukup banyak. Maka jika membicarakan tentang minat, yang ada ialah tidak merata secara baik minat belajar siswa untuk ikut pengajian membaca Al-Qur’an. Hal ini dapat kita lihat pada pengajian yang sedang berlansung dimana siswa tidak keseluruhan bisa aktif mengikuti pengajian yang diberikan, sebab masih ada beberapa siswa yang kurang serius didalam mengikuti pembelajaran al-Qur’an tersebut”.35
Selanjutnya wawancara kepada Bapak Bapak Ahmad Zaki S.Ag, selaku guru
mengaji lainnya yang mengatakan :
“Ada sebagian siswa yang kurang serius dalam mengikuti pengajian membaca Al-Qur’an, sehingga terlihat siswa tersebut tidak begitu memikirkan hasil dari apa yang dipelajarinya untuk masa depan mereka. Hal ini yang membuat saya berupaya semaksimal mungkin untuk membahas kepada guru-guru dan wali siswa ketika ada suatu pertemuan, agar mendapatkan solusi yang terbaik untuk kepentingan kita bersama terutama anak didik”.36
34 Sumber Data : Observasi, 29 Januari 2019
35
Sumber Data ; Wawancara 30 Januari 2019
36 Sumber Data ; Wawancara 30 Januari 2019
49
Wawancara lain kepada guru al-Qur’an Hadis yang bernama Bapak
Muslimin, S.Pd.I, Beliau mengatakan bahwa :
“Minat merupakan hal yang mendasar dari jiwa anak yang harus diperhatikan bersama, baik oleh guru, orang tua maupun dari siswa itu sendiri. Menyangkut masalah minat siswa dalam mengikuti pengajian membaca Al-Qur’an di kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun ini, maka dapat dijelaskan bahwa minat siswa belum begitu baik sebagaimana yang diharapkan. Namun bukan berarti itu tidak ada sama sekali, bahkan minat belajar siswa pada waktu tertentu sudah cukup baik walaupun belum semaksimal mungkin sebagaimana yang diharapkan”.37
Siswa-siswi yang berminat belajar al-Qur’an dapat dilihat dari tingkah laku-
tingkah laku mereka di kelas di tempat belajar mereka. Tanda-tanda yang dapat
dilihat misalnya saja, memiliki keinginan yang kuat, rasa percaya diri yang tinggi
dan sering mengulang-ulang pelajaran bacaan al-Qur’an. Begitu pula dengan anak-
anak yang kurang berminatpun dapat dilihat dari kebiasaannya yang belajarnya
sering asal-asalan, kurang memiliki rasa percaya diri serta jarang mengulang
pelajaran pada saat pelajaran al-Qur’an berlangsung.
Hasil wawancara dengan seorang siswa bernama Awaluddin, yang
mengatakan bahwa : “Kurangnya minat kami dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur’an dikarenakan saya belum lancar membaca al-Qur’an. Orang tua saya pun kurang memberikan motivasi atau dorongan untuk saya belajar a-Qur’an, misalnya saya tidak disuruh belajar mengaji ketika dirumah, karena mereka menganggap saya sudah cukup belajar agama di madrasah”.38
Hasil observasi yang diamati oleh peneliti bahwa minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran Al-Qur’an di Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah
Penarun sudah cukup baik walaupun masih ada siswa yang belajar hanya asal-
asalan saja. Dalam belajar anak juga kurang menyimak dengan baik dan lebih
senang bermain daripada belajar.
37 Sumber Data ; Wawancara 30 Januari 2019
38
Sumber Data ; Wawancara 31 Januari 2019
50
Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Zaki S.Ag, selaku guru yang
mengajar Al-Qur’an dan Hadits kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah
Penarun, yang mengatakan : “Untuk meningkatkan minat Siswa di kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun belajar al-Qur’an, mereka saya tugaskan untuk menghafal Al-Qur’an yang telah kami berikan bersama temannya, tujuannya adalah agar mereka cepat memahami pelajaran yang telah diberikan. Kemudian bagi anak yang tidak dapat menghafal, akan kami beri sanksi yaitu membaca berulang-ulang kali setelah teman-temannya selesai mengaji, sehingga mereka tidak dapat waktu untuk istirahat”.39
Wawancara di atas menjelaskan bahwa metode menghafal untuk kegiatan
belajar membaca Al-Qur’an merupakan salah satu metode yang cocok untuk
meningkatkan minat belajar al-Qur’an siswa, karena dengan metode tersebut
diharapkan anak didik lebih bersemangat dan cepat dapat menguasai materi yang
telah diajarkan oleh guru mengaji mereka.
“Hasil observasi di lapangan membuktikan pada saat proses pengajian di
kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun berlansung, dengan
metode menghafal tersebut, maka guru yang mengajar dapat memahami perbedaan
masing-masing anak. Sebagai contohnya, anak yang kurang lancar membaca Al-
Qur’an maka materi yang diberikan tidak terlalu banyak. Berbeda dengan anak
yang telah lancar membaca Al-Qur’an, maka anak tersebut diberi materi yang lebih
sesuai dengan kapasitas pemahamannya”.40 Hal tersebut akan dapat menciptakan
suasana belajar yang penuh dengan kenyamanan serta terasa tidak ada beban yang
memberatkan bagi anak-anak didik yang belajar mengaji.
Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap minat siswa kelas VII Madrasah
Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun dalam belajar membaca Al-Qur’an, terlihat
bahwa mereka sangat antusias dalam mengikuti pelajaran. Namun sebagian ada
juga siswa yang hanya cendrung bermain sehingga timbul keributan disaat
pelajaran. Meskipun demikian terlihat guru selalu berupaya untuk mengendalikan
39 Sumber Data ; Wawancara 4 Februari 2019
40
Sumber Data : Observasi, 5 Februari 2019
51
keadaan dengan memberikan metode mengajar yang sefesifik mungkin serta tidak
membosankan.41
Wawancara peneliti dengan salah seorang anak didik kelas VII Madrasah
Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, bernama firmansah yang mengatakan :
“Saya senang belajar al-Qur’an di seolah, saya tidak pernah dimarahi saat mengikuti pelajaran membaca Al-Qur’an. Kalau sekedar ditegur ada tetapi itu tidak mempengaruhi saya untuk terus belajar al-Qur’an ini, karena saya dirumah tidak sempat belajar mengaji. Dengan belajat al-Qur’an, saya dapat mengetahui cara membaca Al-Qur’an dengan benar”.42
Begitu pula halnya dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Ahmad Zaki
S.Ag, selaku guru yang mengajar Al-Qur’an dan Hadits kelas VII Madrasah
Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, Beliau mengatakan :
“Anak didik kami memang kami ajarkan metode menghafal sebelum mereka membaca al-Qur’an satu persatu. Tujuannya agar mereka cepat dapat mengetahui dan menguasai bacaan alQur’an yang telah kami ajarkan. Sebelum kami terapkan metode ini, memang amat banyak anak didik yang tidak dapat membaca dan mengingat pelajaran yang telah diajarkan sehingga kami cukup kuwalahan terhadap mereka karena jika kami mengajar dalam waktu yang cukup lama, banyak anak-anak yang tidak kebagian diajarkan. Akhirnya dengan metode seperti ini anak bisa cepat mengenal bacaannya dan mereka tampil tidak memakan waktu yang lama karena mereka sudah lancar dan paham”.43
Berdasarkan keterangan di atas, dapat diketahui bahwa minat dan keinginan
anak untuk belajar memang sudah ada. Dengan adanya proses belajar menghafal
sebelum anak tampil mengaji itu menunjukkan bahwa anak punya minat dan
kemauan yang kuat untuk dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Selain
itu, kegiatan menghafal seperti demikian dapat menjadikan proses belajar membaca
Al-Qur’an terlaksana dengan tertib.
Pelaksanaan pengajaran membaca Al-Qur’an membutuhkan interaksi yang
cukup baik antara guru dan anak didiknya. Jika ingin mendapatkan hasil yang
sempurna pada proses pembelajaran Al-Qur’an, maka interaksi antara guru dan
41
Sumber Data : Observasi, 5 Februari 2019
42 Sumber Data ; Wawancara 6 Februari 2019
43 Sumber Data ; Wawancara 8 Februari 2019
52
anak didiknya pun harus sempurna. Disamping interaksi, pemilihan metode yang
tepat juga sangat mendukung keberhasilan proses pembelajaran Al-Qur’an. Melalui
pemilihan metode yang tepat tersebut, proses pembelajaran membaca Al-Qur’an
secara tidak lansung dapat membangkitkan semangat serta memotivasi anak untuk
mengikuti pelajaran mengaji. Sebagai guru yang dapat menentukan keberhasilan,
guru harus dapat mengetahui kearah mana kita dapat meningkatkan aktifitas belajar
yang tepat.
Berdasarkan wawancara dan observasi di atas, dapat kita ketahui bahwa
pelaksanaan pengajaran membaca Al-Qur’an kelas VII Madrasah Tsanawiyah
Swasta Istiqomah Penarun selain dapat meningkatkan pengetahuan siswa mengenai
Al-Qur’an, juga sebagai sarana untuk menanamkan pada diri anak rasa keimanan
kepada Allah SWT. Agar mereka menjadi generasi yang shaleh dan bertanggung
jawab terhadap persoalan umat di masa yang akan datang.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa di
pembelajaran al-Qur’an di Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, minat
anak terhadap pengajian Al-Qur’an tidak begitu baik sehingga hal ini menyebabkan
pengajian Al-Qur’an tidak sepenuhnya kondusif. Oleh sebab itu, hal semacam itu
perlu adanya upaya-upaya yang cukup baik dari orang–orang yang profesional
sehingga pengajian membaca Al-Qur’an tidak lagi dianggap hal yang kecil. Perlu
adanya semacam dorongan dan motivasi yang kuat dari para profesional demi
menunjang keberhasilan yang menjadi harapan bersama baik dari pihak guru
maupun orang tua anak serta anak yang bersangkutan itu sendiri.
3. Kendala guru Al-Qur’an dan Hadits dalam membentuk kemampuan
membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah
Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun.
Dalam melaksanakan pendidikan Agama, perlu diperhatikan adanya faktor-
faktor pendidikan yang ikut menentukan keberhasilan pendidikan agama tersebut.
Dimana antara faktor yang satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan yang
erat sekali. Begitu juga dalam kehidupan sehari-hari setiap orang mempunyai
53
kemampuan yang berbeda-beda dan tidak bisa timbul dengan sendirinya melainkan
ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Untuk mengetahui bagaimanakah
kemampuan belajar dalam hal membaca Al-Qur’an siswa ini dapat di tempuh
dengan mengungkapkan seberapa dalam keterkaitan seseorang atau siswa terhadap
objek, aktivitas-aktivitas atau situasi yang spesifik yang berhubungan dengan
faktor-faktor yang dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an.
Aktifitas belajar dalam individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara
wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat
menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Demikian
kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-
hari dalam kaitanya dengan aktivitas belajar. Setiap individu memang tidak ada
yang sama, perbedaan individual ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah
laku belajar di kalangan anak didik. “Dalam keadaan di mana anak didik/ siswa
tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan “kesulitan
belajar”.Kegiatan pembelajaran Al-Qur’an tidak lepas dari kendala-kendala yang
sangat mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Dalam suatu upaya-upaya yang
dilakukan, Guru pasti menemui suatu hamabatan-hambatan dalam proses
pembelajaran.
Hasil wawancara dengan Bapak Muslimin, S.Pd.I guru Al-Qur’an dan
Hadits tentang kendala dalam membentuk kemampuan membaca al-Qur’an siswa
kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII
Kabupaten Sarolagun sebagai berikut :
“Kalau bicara kendala, masing-masing guru pasti punya kendala, karena belajar al-Qur’an punya target sendiri-sendiri. Jadi permasalahan juga sendiri, Contoh target belajar al-Qur’an, yang pertama mengenal dan membaca huruf hijaiyyah dengan baik dan benar, yang kedua membaca huruf bersambung dengan baik dan benar. Jadi, otomatis kendalanya berbeda antara mengajar al-Qur’an jilid satu dan jilid lainnya, antara anak yang masih kecil dengan yang sudah agak besar kan secara otomatis berbeda, karena yang masuk di TPQ itukan tidak dibatasi oleh usia, sebenarnya idealnya 3 - 4 tahun di Pra TK dan jilid satu kan seperti itu”.44
Berdasarkan wawancara dengan kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta
Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun, bahwa kendala
yang dihadapi dan upaya guru untuk mengatasi kendala dalam meningkatkan
keterampilan membaca Al-Qur’an dirumuskan sebagai berikut :
44 Sumber Data ; Wawancara 8 Februari 2019
54
a) Masih adanya siswa yang kurang minat untuk belajar membaca Al-Qur’an.
Pelaksanaan pembelajaran perlu dilakukan dengan berusaha
membangkitkan minat belajar siswa untuk mengembangkan dan mendorong
siswa agar mau belajar. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat berbeda dengan
perhatian, karena perhatian sifatnya sementara dan belum tentu diikuti dengan
perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti perasaan senang dan dari
situlah akan diperoleh kepuasan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar.
Karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,
maka siswa tidak akan belajar dengan baik, karena tidak ada daya tarik bagi
siswa.
“Pengamatan peneliti bahwa guru al-Qur’an Hadis, Madrasah
Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten
Sarolagun melakukan upaya seperti memberi sedikit nasehat setiap habis
pengajian. Mereka melakukan itu semua agar dalam jiwa anak didik di
pengajian itu tercipta rasa cinta dan senang terhadap membaca Al-Qur’an,
sehingga mereka dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan disertai dengan
hukum-hukum bacaannya”.45
Mengenai kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran hal ini
diungkapkan oleh Bapak Ahmad Zaki S.Ag:
“Kendala dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an di sini dikarenakan memang dari siswa itu sendiri yang tidak ada keinginan untuk bisa membaca Al-Qur’an mereka tidak memahami pentingnya Al-Qur’an untuk kehidupan mereka lebih senang bermain-main bahkan ada siswa yang mengaji saat di madrasah saja, di rumah tidak mau belajar”.46
Pendapat senada juga diungkapkan oleh Bapak Muslimin, S.Pd.I guru
VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII
Kabupaten Sarolagun:
“Sebagai langkah untuk mengoptimalkan penyelenggaraan pendidikan yang mempunyai visi dan misi, maka perlu adanya upaya untuk membangkitkan minat baca Al-Qur’an melalui pembelajaran. Agar pembelajaran ini semakin diminati oleh para siswa dan mudah untuk dipahami. Upaya yang saya lakukan antara lain yaitu memberikan
45 Sumber Data : Observasi, 9 Februari 2019
46
Sumber Data : Observasi, 9 Februari 2019
55
motivasi, seperti mengubah belajar cara yang menyenangkan bagi anak-anak agar anak-anak betah dikelas, menawarkan hadiah, untuk bisa menumbuhkan minat siswa bisa juga dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita yang terkait dengan bahan pelajaran yang akan dipelajari.”47
“Observasi penulis mengenai kurangnya minat siswa dalam membaca
Al-Qur’an memang dari dalam diri siswa itu sendiri, yang cenderung malas
belajar membaca Al-Qur’an, menunggu giliran maju baru mau membaca, jika
tidak disuruh membaca ia asyik main-main dengan temannya yang juga malas
membaca Al-Qur’an, dan juga siswa malas mengulangi membaca Al-Qur’an di
rumah”.48
47 Sumber Data ; Wawancara 12 Februari 2019
48 Sumber Data : Observasi 14 Februari 2019.
56
b) Masih adanya siswa yang kurang disiplin dalam belajar membaca Al-Qur’an.
Kendala lain guru Al-Qur’an dan Hadits dalam membentuk kemampuan
membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah
Penarun adalah kurang disiplin dalam belajar membaca Al-Qur’an Berikut
penjelasan dari ustadzah Siti maisyaroh menyatakan bahwa :
“Untuk mengatasi siswa yang kurang disiplin, upaya yang saya lakukan adalah memberikan sanksi, jadi bagi siswa yang tidak disiplin, maka akan saya berikan sanksi dengan menyuruh siswa membaca dan menghafal surat yang dibaca siswa tersebut”.49
“Hasil observasi penulis tentang adanya siswa yang kurang disiplin
dalam belajar membaca Al-Qur’an yaitu adanya sebagiyan siswa yang kurang
aktif, oleh karena itu guru harus berupaya agar siswa dapat disiplin dalam
mengikuti belajar membaca Al-Qur’an. Disini masih terdapat beberapa siswa
yang kurang disiplin waktu maupun disiplin belajar, dan juga siswa yang tidak
disiplin ini suka mengganggu temen-temennya yang tekun dan rajin, terkadang
akibat ulah kawannya yang tidak disiplin ini temennya jadi terganggu dan
terpengaruh, jika dibiarkan saja siswa akan terbiasa tidak disiplin, hal ini akan
menghambat atau memperlambat perkembangan siswa dalam meningkatkan
kemampuan membaca Al-Qur’an”.50
c) Kurangnya perhatian atau dukungan serta kerjasama orang tua.
Perhatian atau dukungan serta kerjasama orang tua sangat membantu
kebehasilan belajar al-Qur’an, Hal ini dinyatakan oleh Ahmad Zaki S.Ag,
sebagai berikut :
“Upaya guru untuk mengatasi kendala tersebut dengan memberitahukan kepada orang tua yang siswa bahwa anaknya harus dibimbing dalam membaca Al-Qur’annya, nderes di rumah dulu sebelum mengaji di sekolah, diulang kembali apa yang telah dipelajari, karena hal itu sangat membantu perkembangan anak. Selanjutnya orang tua harus mendukung anaknya, memberi semangat, motivasi dan mengarahkan ke yang lebih baik, sehingga dengan anak mendapat dukungan orang tua, anak menjadi melangkah tanpa beban, anak menjadi mudah untuk diajari, mudah dididik, mudah di nasehati, beda dengan anak yang tidak mendapat dukungan orang tua, anak menjadi susah diatur, di nasehati, karena anak merasa terbebani dengan sikap orang tuanya yang kurang mendukung dengan apa yang dilakukan oleh anaknya.51
49 Sumber Data : wawancara 14 Februari 2019.
50
Sumber Data : Observasi peneliti 16 Februari 2019.
51 Sumber Data ; Wawancara 16 Februari 2019
57
“Hasil observasi penulis tentang kurangnya perhatian atau dukungan
dari orang tua bahwa perhatian orang tua sangat diperlukan untuk menanamkan
disiplin belajar pada anak-anaknya, misalnya mengatur waktu bermain waktu
belajar, perlunya adanya pengawasan atau perhatian dari orang tua. Namun
sungguh sangat disayangkan, ada sebagian orang tua yang justru mereka kurang
memperhatikan anaknya. Mereka justru lebih sibuk mengurusi pekerjaan
mereka atau hal yang lainnya. Sehingga anak kurang mendapatkan kasih sayang
dan juga bimbingan dari orang tuanya. Kewajiban mengajarkan Al-Qur’an pada
anak seringkali tidak berjalan dengan baik pada kebanyakan keluarga”.52
d) Masih ada siswa yang sangat sulit untuk diajari membaca Al-Qur’an.
Daya resap anak itu tentu berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya. Ada anak yang memang mudah menyerap bahan ajar yang diberikan
oleh guru, ada anak-anak yang memang sulit untuk diajarkan sesuatu. Hal ini
pun terjadi di kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, ada
beberapa yang sangat sulit untuk membaca Al-Qur’an. Kendala seperti ini
membuat para guru kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun
harus kerja keras untuk membantu siswa agar mereka dapat membantu siswa
agar mereka dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Kondisi ini dijelaskan oleh Bapak Muslimin, S.Pd.I guru al-Qur’an
Hadis, kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, mengatakan
bawa :
“Menurut saya dalam mengatasi anak yang belum bisa membaca Al-Qur’an upaya yang harus dilakukan guru yaitu suatu pembelajaran mandiri/privat, atau dengan dilakukan pendekatan terhadap anak tersebut, supaya kita tahu apa yang terjadi kepada anak itu kita sebagai guru akan terus berusaha dan yang lebih sabar, yang lebih telaten terhadap masalah ini, demi menciptakan pendidik-pendidik yang aktif dan cepat tanggap belajar Al-Qur’an serta berakhlakul karimah”.53
“Peneliti juga melakukan hasil observasi bahwa masih adanya siswa
yang sulit untuk diajari membaca Al-Qur’an yaitu perbedaan individu dalam
belajar seperti adanya variasi umur, perbedaan daya serap anak antara satu
dengan yang lainnya”.54
52 Sumber Data : Observasi peneliti, 19 Februari 2019
53
Sumber Data ; Wawancara 19 Februari 2019.
54 Sumber Data : Observasi 19 Februari 2019.
58
Upaya lain yang dilakukan Al-Qur’an Hadis Untuk menunjang kegiatan
membaca Al-Qur’an, maka siswa harus giat berlatih. Tanpa adanya latihan
maka sangatlah sulit untuk memperoleh pemahaman. Untuk itu, anak didik
harus banyak diberi latihan membaca Al-Qur’an.
Hal yang dikemukakan oleh Bapak Ahmad Zaki S.Ag, guru al-Qur’an
Hadis, kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, Mengatakan
:
“Sebagai guru, kami biasanya memberikan latihan kepada anak-anak. Karena tanpa dilatih dan dibiasakan, sulit bagi anak untuk mempercepat belajar membaca Al-Qur’an. Oleh karena itu, melatih anak dengan menganjurkan anak untuk berlatih terus menerus setelah kami beri nasehat, kami upayakan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an”.55
Senada dengan yang disampaikan oleh salah Irfan, seorang siswa kelas
VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, yang mengatakan :
“Saya selalu diberikan latihan untuk mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an dengan demikian saya bisa belajar lebih banyak lagi. Guru menyuruh mengulang tiap bacaan, panjang pendek dan penyebutan huruf. Dengan berlatih terus menerus, saya bisa lancar membaca Al-Qur’an”.56
Uraian di atas dapat diambil sebuah pemahaman bahwa melalui kegiatan
latihan dapat mendukung anak didik dalam mempercepat pelaksanaan pembelajaran
bacaan Al-Qur’an di Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun. Orang harus
mendukung kegaiatan siswa belajar al-Qur’an dengan pembelajaran mandiri/privat,
atau dengan dilakukan pendekatan terhadap anak tersebut, demi menciptakan anak
didik yang aktif dan cepat tanggap dalam belajar Al-Qur’an serta berakhlakul
karimah”
Sedangkan Upaya Guru dalam Meningkatkan Minat Anak Didik untuk
Membaca Al-Qur’an kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun,
Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun, menurut hasil observasi peneliti
55
Sumber Data ; Wawancara 20 Februari 2019. 56
Sumber Data ; Wawancara 22 Februari 2019
59
antara lain adalah : para guru memberi nasehat kepada siswa, meningkatkan latihan,
berupaya mengajar dengan baik, berupaya meningkatkan disiplin belajar,
memberikan motivasi kepada anak didik serta mengikutsertakan anak didik untuk
mengikuti berbagai perlombaan.
Berikut ini penjelasan mengenai upaya-upaya yang harus dilakukan oleh
guru al-Qur’an Hadis kepada siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta
Istiqomah Penarun, Kabupaten Sarolangun.
1. Selalu Memberi nasehat kepada siswa.
Pengamatan peneliti pada siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta
Istiqomah Penarun, mereka melakukan upaya seperti memberi sedikit nasehat
setiap habis pengajian. Mereka melakukan itu semua agar dalam jiwa anak didik
di pengajian itu tercipta rasa cinta dan senang terhadap membaca Al-Qur’an,
sehingga mereka dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan disertai dengan
hukum-hukum bacaannya.
2. Meningkatkan latihan membaca al-Qur’an kepada anak didik.
Untuk menunjang kegiatan membaca Al-Qur’an, maka siswa harus rajin
mengulang membaca al-Qur’an. Tanpa adanya latihan maka sangatlah sulit untuk
memperoleh pemahaman. Untuk itu, anak didik harus banyak diberi latihan
membaca Al-Qur’an.
Hal yang dikemukakan oleh Muslimin, S.Pd.I, sebagai seorang guru al-
Qur’an Hadis siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun,
Mengatakan :
“Sebagai guru, kami biasanya memberikan latihan membaca kepada siswa. Karena tanpa dilatih dan dibiasakan, sulit bagi anak untuk mempercepat belajar membaca Al-Qur’an. Oleh karena itu, kami selalu melatih siswa untuk berlatih terus menerus setelah kami beri nasehat, kami upayakan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an”.57
Senada dengan yang disampaikan oleh salah seorang siswa di siswa
kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, yang mengatakan :
57
Sumber Data ; Wawancara 22 Februari 2019
60
“Saya selalu diberikan latihan untuk mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an dengan demikian saya bisa belajar lebih banyak lagi. Jika kami belum lancar kami harus terus mengulang bacaan, dengan berlatih terus menerus, saya bisa lancar membaca Al-Qur’an”.58
Dapat diambil sebuah pemahaman berdasarkan hasil wawancara di atas,
bahwa melalui kegiatan latihan dapat mendukung siswa dalam mempercepat
pelaksanaan pembelajaran bacaan Al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah
Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun.
3. Berupaya mengajar dengan baik.
Dalam pelaksanaan pengajaran, guru harus memiliki metode yang bagus
serta respon yang aktif dari siswa yang kurang aktif dalam belajar al-Qur’an di
sekolah. Guru harus menampilkan sikap yang baik dan menyenangkan serta harus
menghindarkan sikap-sikap yang kurang disenangi oleh siswa seperti selalu
marah, bicara kasar, suka membentak dan sifat pilih kasih. Dampaknya hal
seperti itu akan mengakibatkan hubungan guru dan anak didik menjadi tidak baik.
Wawancara penulis kepada salah seorang guru di siswa kelas VII
Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, bernama Ahmad Zaki S.Ag
yang mengatakan :
“Selaku guru kami selalu berupaya untuk bersikap baik terhadap siswa dalam arti menjadikan siswa sebagai objek dalam proses pembelajaran dan sekaligus menjadi orang yang terdekat terhadap mereka. Dengan demikian siswa tidak merasa seperti diasingkan oleh para guru yang mengajar di kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun”.59
Selanjutnya, wawancara terhadap salah satu guru lain, Bapak Muslimin,
S.Pd.I, yang mengatakan :
“Sikap positif terhadap siswa selalu kami tunjukkan agar dapat membuat suasana belajar yang nyaman. Selain itu kami juga memberikan beberapa metode dalam membaca Al-Qur’an yang baik, mendiskusikan tentang apa yang membuat mereka senang belajar Al-Qur’an. Hal itu semua demi tercapainya hasil belajar yang baik yang diharapkan oleh para guru dan orang tua mereka”.60
58
Sumber Data ; Wawancara 23 Februari 2019 59
Sumber Data ; Wawancara 23 Februari 2019 60
Sumber Data ; Wawancara 25 Februari 2019
61
Guru yang baik harus mempunyai banyak pengalaman, sebab dengan
adanya pengalaman guru dapat menghadapai siswa yang berbeda karakter dan
sikap. Demikian juga dengan aspek fisik mereka. Tentu saja pada aspek
intelektualnya juga berbeda. Hal ini terlihat pada ransangan mereka terhadap
pelajaran yang diberikan. Ada yang cepat menerima ada yang lambat. Oleh
karena itu guru harus pandai-pandai menghadapi hal yang demikian agar tidak
terjadi kesalahpahaman dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.
4. Memberikan motivasi kepada anak didik.
Seorang guru tentu saja menginginkan anak didiknya berhasil dengan baik.
Oleh karena itu sebagai guru kita perlu memberikan motivasi terhadap siswa.
Motivasi yang diberikan terhadap siswa seperti memberikan saran dan dukungan
terhadap siswa sebelum maupun sesudah latihan.
Wawancara penulis kepada salah seorang guru kelas VII Madrasah
Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, bernama Ahmad Zaki S.Ag yang
mengatakan:
“Motivasi dan saran yang diberikan para guru di kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, ini penting, tanpa dukungan moril dan motivasi adalah sebagian tanggung jawab kita semua kepada siswa di sini. Agar selalu disiplin dan terus dapat memberikan pemahaman kepada siswa tentang arti bisa membaca Al-Qur’an. Dengan membaca Al-Qur’an akan mendapatkan pahala serta dapat mengembangkan kreativitasnya yang selalu akan memperoleh prestasi yang baik. Ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh guru di Madrasah ini dalam meningkatkan membaca Al-Qur’an”.61
Upaya guru dalam memberikan arahan bisa sebagai motivator bagi
siswa. Karena siswa perlu diberi semangat, pujian serta dukungan penuh agar
mereka disiplin ketika belajar dan semangat demi masa depannya. Dengan
demikian, guru yang bertindak sebagai motivator diharapkan benar-benar
memperhatikan kebutuhan dan perkembangan siswa. Guru juga selalu harus
membantu siswa dalam meningkatkan motivasi belajar membaca Al-Qur’an.
61
Sumber Data ; Wawancara 25 Februari 2019
64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat dijelaskan melalui hasil penelitian yang telah dilakukan
pada bab sebelumnya adalah :
1. Kreativitas guru Al-Qur’an dan Hadits dalam membentuk kemampuan membaca
al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun
adalah : penerapan metode yang efektif, menggunakan media pembelajaran,
memberikan motivasi belajar anak, Melakukan Penilaian (Evaluasi) terhadap
kemampuan membaca al-Qur’an siswa.
2. Minat siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun dalam
belajar membaca Al-Qur’an, terlihat bahwa siswa sangat antusias dalam
mengikuti pelajaran, sehingga pembelajaran Al-Qur’an berjalan baik dan
kondusif, namun sebagian ada juga siswa yang hanya cendrung bermain sehingga
timbul keributan disaat pelajaran. Meskipun demikian terlihat guru selalu
berupaya untuk mengendalikan keadaan dengan memberikan metode mengajar
yang sefesifik mungkin serta tidak membosankan.
3. Kendala guru Al-Qur’an dan Hadits dalam membentuk kemampuan membaca al-
Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun
Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun adalah:
a) Masih adanya siswa yang kurang minat untuk belajar membaca Al-Qur’an.
b) Masih adanya siswa yang kurang disiplin dalam belajar membaca Al-
Qur’an.
c) Kurangnya perhatian atau dukungan serta kerjasama orang tua.
d) Masih ada siswa yang sangat sulit untuk diajari membaca Al-Qur’an.
Sedangkan upaya yang dilakukan oleh guru al-Qur’an Hadis kepada siswa
kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, Kabupaten
Sarolangun dalam mengatasi kendala tersebut adalah : Selalu Memberi nasehat
kepada siswa, Meningkatkan latihan membaca al-Qur’an kepada anak didik,
65
Berupaya mengajar dengan baik dan memberikan motivasi belajar al-Qur’an
kepada anak didik.
B. Rekomendasi
Setelah penulis menguraikan permasalahan ini, maka penulis
mengajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Guru Al-Qur’an dan Hadits kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah
Penarun dalam pengajar Al-Qur’an hendaknya lebih peka dalam
menghadapi permasalahan kelas, sehingga mampu menemukan solusi
untuk mencapai tujuan pembelajaran Al-Qur’an khususnya dalam
meningkatkan keterampilan membaca Al-Qur’an siswa. Untuk itu, guru
hendaknya lebih inofatif dan kreatif dalam membuat perencanaan dan
menentukan tehnik pengajaran atau metode yang digunakan serta
mengevaluasi pembelajaran.
2. Guru kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, dalam
mengajar Al-Qur’an hendaknya disela-sela pembelajaran memberikan
motivasi dalam membangun minat siswa untuk lebih giat dalam belajar Al-
Qur’an, Sehingga tidak menimbulkan kebosanan didalam pembelajaran.
3. Guru kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun, dalam
mengajar Al-Qur’an harus berupaya untuk bisa memahami perbedaan
individual dari masing-masing siswa.
Jambi, April 2019
Shidiq Supriyanto NIM. TP.151458
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: CV Pustaka
Agung Harapan. 2008.
Anonim, Belajar Seni Baca Al-Qur'an, Jakarta : Media Inti, 2004.
Anonim, Pedoman Pengajian Al-Quran Bagi Anak-anak, Jakarta: Dirjen Bimas Islam,
2003.
Aflatun Muchtar, Tunduk Kepada Allah, Jakarta : Khazanah Baru, 2011.
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional : Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005). Cet. II.
Lexy Maleong. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta.2007).
Masri Singarimbun Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey, (Jakarta, PT.
Gramedia : 2001).
Muh. Sjarief Sukandy, Terjemah Bulughul Maram, Bandung: Alma'arif, 1978.
Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, Jakarta: Ba'adillah Press,
2007.
Mukhtar. Bimbingan Skripsi,Tesis dan Artikel Ilmiah (Panduan Berbasis Penelitian Kualitatif Lapangan dan Perpustakaan), (Jambi: Sulthan Thaha Press, 2007).
Nashih Ulwan Abdullah. Pendidikan Anak dalam Islam, Jakarta: Pustaka Armani, 1992.
Quram Murad, Generasi Qur'ani. cet. Pertama, Surabaya: Risalah Gusti, 2002.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2004. hlm. 204.
Rosleny Marliany, Psokologi Umum, (Bandung : Pustaka Setia, 2010).
Sanafiah Faisal, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar Dan Aplikasi. Jakarta :Widya Karya,
2000.
Sanapiah Faisal, Penelitian kualitatif: Dasar-dasar pokok pendidikan Islam. (Malang:
IKIP Malang,2000).
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pndekatan Praktek), Jakarta: Rineka
Cipta,2003).
Sya'ban Muhammad Ismail, Mengenai Qira'at Al-Qur'an, cet.pertama, Semarang: Toha
Putra Semarang, 1993.
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Pusat Pembukuan
Depdiknas dan PT. Rinekas Cipta: Jakarta, 2004).
Zaid Husein Al Hamid, Adab dan Tata Cara Menjaga Al-Qur'an, Jakarta: Pustaka
Amani.,2001.
Zainal Abidin, Seluk Beluk Al-Qur'an, Jakarta : Rineka Cipta, 2002.
ISTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
Judul Skripsi : Pelaksanaan Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh ulu Kabupaten Muaro Jambi
A. Wawancara 1. Pimpinan Pondok Pesantren
a. Bagaimana Pelaksanaan Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten
Muaro Jambi?
b. Bagaimana teknik menghafal dalam Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di Pondok
Pesantren Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi?
c. Bagaimana pengawasan Guru terhadap kegiatan santri dalam Pembelajaran
Tahfizhul Qur`an di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai
Terap Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi?
d. Bagaimana disiplin santri dalam mengikuti Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di
Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan
Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi?
e. Bagaimana menumbuhkan minat santri dalam Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di
Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan
Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi?
2. Guru Tahfiz
a. Bagaimana pelaksanaan Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten
Muaro Jambi?
b. Bagaimana alokasi waktu Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten
Muaro Jambi?
c. Bagaimana teknik menghafal dalam Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di Pondok
Pesantren Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi?
d. Bagaimana evaluasi Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di Pondok Pesantren Jauharul
Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro
Jambi?
e. Bagaimana disiplin belajar Santri dalam Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di Pondok
Pesantren Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi?
f. Bagaimana kesiapan santri Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten
Muaro Jambi?
g. Bagaimana prilaku Santri dalam pelaksanaan Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di
Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan
Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi?
h. Apa saja kendala dalam pelaksanaan Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di Pondok
Pesantren Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi?
i. Apa saja upaya untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan Pembelajaran
Tahfizhul Qur`an di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai
Terap Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi?
3. Santri
a. Bagaimana minat belajar santri dalam Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di Pondok
Pesantren Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi
b. Bagaimana disiplin belajar Santri dalam Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di Pondok
Pesantren Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi?
c. Bagaimana menumbuhkan keinginan Santri dalam Pembelajaran Tahfizhul Qur`an
di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan
Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi?
B. Observasi 1. Aktivitas santri dalam Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di Pondok Pesantren Jauharul
Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro
Jambi 2. Disiplin belajar santri dalam Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten
Muaro Jambi 3. Kegiatan pengawasan guru terhadap kegiatan santri dalam Pembelajaran Tahfizhul
Qur`an di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan
Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi 4. kondisi lingkungan santri dalam Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten
Muaro Jambi 5. upaya guru menumbuhkan keinginan santri dalam Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di
Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh
Ulu Kabupaten Muaro Jambi 6. Faktor-faktor penentu keinginan santri dalam Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di
Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh
Ulu Kabupaten Muaro Jambi 7. Perencanaan Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-
Islami Desa Sungai Terap
8. Alokasi waktu Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di Pondok Pesantren Jauharul Falah
Al-Islami Desa Sungai Terap
9. Evaluasi Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-
Islami Desa Sungai Terap
10. Teknik menghafal dalam Pembelajaran Tahfizhul Qur`an di Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islami Desa Sungai Terap
C. Dokumentasi 1. Sejarah dan letak geografis
2. Struktur Organisasi
3. Keadaan Guru dan santri
4. Keadaan Sarana dan Prasarana
DAFTAR INFORMAN
No Nama
Keterangan
1 Toni Fadliansyah Pimpinan Pondok
2 Fathullah Guru Tahfizh
3 Mukhlisin Guru Tahfizh
4 Azkiyatul Fuadah Guru Tahfizh
DAFTAR RESPONDEN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)
NO NAMA KETERANGAN
1 Fitri Ahyani
Santri Tahfizh
2 Safriadi
Santri Tahfizh
3 Elda Safitri
Santri Tahfizh
4 M. agung Zikri
Santri Tahfizh
5 M. Sauki Mubarok
Santri Tahfizh
KARTU KONSULTASI SKRIPSI
Nama : Shidiq Supriyanto NIM ` : TP.151458 Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi Jurusan : Tadris Biologi Judul Skripsi :“Kreativitas guru al-Qur’an-Hadits dalam membentuk
kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun”
Pembimbing II : Habib Muhammad, M.Ag
No. Hari/Tanggal Materi Konsultasi Tanda Tangan Pembimbing
1 21 Desember 2018
Perbaikan proposal (latar belakang masalah, teknik analisis data)
2 28 Januari 2019 Perbaikan proposal (kerangka teori dan kisi-kisi instrument) Pengoreksian kembali.
3 15 Februari 2019 Perbaikan rumusan masalah dan prosedur penelitian
4 7 Maret 2019 Pengoreksian kerangka teori Subjek penelitian
5 8 Maret 2019 Teknik analisis data dan jadwal penelitian.
6 19 April 2019 Penyerahan surat izin riset. Konsultasi skripsi (Bab I s/d Bab
V), sistematika penulisan.
7 26 April 2019 Perbaikan Skripsi (Bab IV) Observasi di tambah pada bagia
wawancara.
8 27 April 2019 Pengoreksian kembali. Acc skripsi dan nota dinas.
Jambi, April 2019 Pembimbing I, Habib Muhmmad, M.Ag Nip.19691114199401 1 001
KARTU KONSULTASI SKRIPSI
Nama : Shidiq Supriyanto NIM ` : TP.151458 Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi Jurusan : Tadris Biologi Judul Skripsi :“Kreativitas guru al-Qur’an-Hadits dalam membentuk
kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Swasta Istiqomah Penarun Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolagun”
Pembimbing II : Drs. Ilyas Idris, M.Ag
No. Hari/Tanggal Materi Konsultasi Tanda Tangan Pembimbing
1 21 Desember 2018
Perbaikan proposal (Fokus penelitian dan kerangka teori).
2 28 Januari 2019 Rumusan masalah (kerangka teori dan Teknik pengutipan).
3 15 Februari 2019 Perbaikan rumusan masalah dan prosedur penelitian
4 7 Maret 2019 Pengoreksian Intrumen pengumpulan data (IPD),
Subjek penelitian
5 8 Maret 2019 Teknik analisis data dan jadwal penelitian.
6 19 April 2019 Penyerahan surat izin riset. Konsultasi skripsi (Bab I s/d Bab
V), sistematika penulisan.
7 26 April 2019 Perbaikan Skripsi (Bab IV) Observasi dan Wawancara di
perbaiki sesuai kondisi lapangan.
8 27 April 2019 Pengoreksian kembali. Acc skripsi dan nota dinas.
Jambi, April 2019 Pembimbing I, Drs. Ilyas Idris, M.Ag Nip.19650704199302 1 001