al-baqarah ayat 186 dan an- skripsie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/skripsi tatik...

99
PENDIDIKAN AQIDAH DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN-NISA’ AYAT 80 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendididikan (S.Pd) Oleh: TATIK MULYANI NIM 23010150222 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 27-Jun-2020

25 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

PENDIDIKAN AQIDAH DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN SURAT

AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN-NISA’ AYAT 80

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendididikan (S.Pd)

Oleh:

TATIK MULYANI

NIM 23010150222

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2019

Page 2: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan
Page 3: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

i

PENDIDIKAN AQIDAH DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN SURAT

AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN-NISA’ AYAT 80

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendididikan (S.Pd)

Oleh:

TATIK MULYANI

NIM 23010150222

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2019

Page 4: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

ii

Page 5: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

iii

Page 6: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

iv

Page 7: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

v

MOTTO

خرويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر ويسارعون ه واليوم الا يؤمنون بالل

(۱۱٤ال عمران :لحين )واولئك من الص ت فى الخيرا

”Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan

mencegah dari yang mungkar dan bersegera (mengerjakan) berbagai kebajikan. Mereka

termasuk orang-orang saleh” (Ali ‘Imran: 114).

Page 8: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

vi

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah Swt. atas segala limpahan rahmat serta

karunia-Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Kedua orangtua tersayang, Bapak Muhammad Saziqin dan Ibu Susmiyati yang telah

membesarkan dan mendidik dengan penuh kesabaran dan ketabahan, yang tiada hentinya

selalu memberikan dukungan, bimbingan, dan motivasi serta kasih sayang yang begitu

dalam sehingga doa selalu mengiringi dalam setiap langkah penulis

2. Kakak-kakak tercinta, Islakhun, Budi Santoso dan kakak ipar Mukminatul Khoiriyah dan

Muslimah Shanti yang memberikan nasihat dan doa untuk penulis serta adik-adik

tersayang, Faqih Muhammad dan Ridwan Siddiq yang selalu memberikan semangat dan

dukungan dalam mengerjakan skripsi ini

3. Keluarga besarku yang ikut andil dalam memberikan semangat dan dukungan bagi penulis

dalam penyelesaian skripsi ini

4. Bapak K.H Nur Badri dan Ibu Nyai Hj. Lilik Khanifah selaku pengasuh Pondok Pesantren

Roudhotul Huda Kedu Temanggung

5. Bapak K.H Zoemri RWS (Alm) dan Ibu Nyai Hj. Latifah selaku pengasuh PPTI Al-Falah

serta Ning Siti Nur Halimah yang selalu mendoakan santri-santrinya

6. Seluruh keluarga besar PPTI Al-Falah Salatiga, teman-teman angkatan 2015 seluruhnya

tanpa terkecuali dan sahabat-sahabatku (Arini Amalia, Shofia Ulfa, Kholisatun Nafiah,

Nurul Wafa, Dafiniatul Ulum, Eni Sofiah) yang sama-sama berjuang dalam meraih

kesuksesan, mbak Himmatul Aliyah yang sering membantu penulis serta adik-adik

angkatan PPTI Al-Falah yang juga turut memberikan semangat bagi penulis

7. Teman-teman seperjuangan seluruh FTIK khususnya PAI, PPL dan KKN angkatan 2015

8. Teman-teman alumni kamar D26, A3, kamar huffadz Roudhotul Usyaqil Qur’an (kak

mila, mbak ida, mbak eki, mbak ulya, mbak iza, uul, azizah, mira, kiki, fikri, zukhri,

Page 9: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

vii

maulida, iim, alsa, irvina, naendi, minarsih, afif, gatri, hikmah, anita) yang telah

memberikan berbagai motivasi dan dukungan serta adikku likai tanjua yang juga telah

memberikan bantuan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini

9. Teman-teman alumni MA Al-Huda dan Pondok Pesantren Roudhotul Huda

10. Mas Alif Nurul Mubarok yang telah membantu dan memberikan semangat, motivasi serta

doa bagi penulis

Page 10: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin. Segala puji dan syukur kepada Allah yang telah

menciptakan alam semesta beserta isinya yang senantiasa memberkan rahmat dan hidayah-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pendidikan Aqidah dalam

Perspektif Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 186 dan An-Nisa’ ayat 80”. Shalawat serta

salam tak lupa selalu tercurahkan kepada Junjungan kita Nabi Muhammad Saw. sebagai suri

tauladan dan panutan kita semua dan semoga kita tergolong dalam umat beliau yang akan

memperoleh syafaat beliau di akhirat kelak.

Ucapan terima kasih penulis kepada pihak yang telah memotivasi, membimbing

serta memberikan dukungan demi terwujudnya skripsi ini. Maka dengan kerendahan hati

dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga

2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

4. Bapak Dr. M. Ghufron, M. Ag. selaku dosen pembimbing skripsi, terimakasih atas

bimbingan dan arahan yang telah diberikan

5. Ibu Noor Malihah, S. Pd., M. Hum., Ph.D. selaku dosen pembimbing akademik

6. Semua pihak yang ikut serta memberikan bantuan dan motivasi yang sangat berjasa

dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput ari kesalahan yang

tentu saja jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun

sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Page 11: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

ix

Page 12: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

x

ABSTRAK

Mulyani, Tatik. 2019. Pendidikan Aqidah dalam Perspektif Al-Qur’an Surat Al-Baqarah

Ayat 186 dan An-Nisa’ Ayat 80. Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam.

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing Dr. M. Ghufron, M. Ag.

Kata Kunci: Pendidikan Aqidah dalam Al-Qur’an

Penelitian ini tentang pendidikan aqidah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 186 dan An-

Nisa’ ayat 80 bahwa pendidikan merupakan suatu hal yang pokok bagi kecerdasan bangsa

terutama bagi anak, sehingga pendidikan adalah suatu usaha dalam membentuk karakter dan

kepribadian seseorang baik dalam berfikir dan bertindak. Dalam upaya mencerdaskan anak,

terdapat pendidikan aqidah yang merupakan pendidikan utama bagi anak yang bertujuan

membentuk dan membina kepribadian anak agar memiliki keyakinan kepada Allah Swt dan

bertakwa kepada-Nya. Dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah menjadi 2 bagian:

bagaimana pokok pendidikan aqidah dalam perspektif Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 186

dan An-Nisa’ ayat 80 dan bagaimana implementasi pendidikan aqidah dalam Q.S. Al-

Baqarah ayat 186 dan An-Nisa’ ayat 80 dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kepustakaan (library reearch)

dengan metode dokumentasi yaitu mencari data dengan membaca, menulis serta mengolah

bahan penelitian dari berbagai buku dan karya ilmiah yang mendukung penelitian yang

berupa catatan, transkip, surat kabar, dan sebagainya. Sumber data penelitian ini penulis

membagi menjadi dua bagian: sumber data primer yaitu Al-Qur’an dan terjemahannya

beserta tafsirannya menurut para mufassir. Dan sumber data sekunder yaitu sumber data yang

mendukung dan melengkapi sumber-sumber data primer serta buku-buku referensi terkait

dengan judul penelitian. Dalam menganalisis data dari pengumpulan data penulis

menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan isi.

Kajian ini menunjukkan bahwa pokok pendidikan aqidah dalam Al-Qur’an Surat Al-

Baqarah ayat 186 dan An-Nisa’ ayat 80 yaitu meliputi: pertama, Keyakinan dalam berdoa.

Yakin akan sesuatu hal dapat menjadi sumber dari terkabulnya doa kepada Allah. Sehingga

membimbing anak agar memiliki keyakinan maka dengan berbaik sangka kepada Allah.

kedua, Beriman kepada Allah. Menanamkan keimanan pada anak merupakan keharusan agar

anak selalu dalam jalan yang lurus dan mempunyai benteng dalam melakukan sesuatu hal

sehingga menjadi pribadi yang bertakwa kepada Allah. ketiga, Taat kepada Rasul. Mendidik

anak agar berjiwa dan berperilaku seperti Rasul merupakan ketaatan yang harus dijalankan.

Implementasi pendidikan aqidah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 186 dan An-Nisa’ ayat 80

dalam kehidupan sehari-hari bahwa menanamkan keimanan serta keyakinan pada anak

dengan mendidik anak agar memiliki ketakwaan kepada Allah, menjalankan perintah Allah

dan menjauhi segala larangan-Nya. Dan menanamkan akhlakul karimah kepada anak agar

memiliki kepribadian seperti Rasul.

Page 13: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ ii

PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. iv

MOTTO ................................................................................................................ v

PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

E. Metode Penelitian ..................................................................................... 8

F. Kajian Pustaka .......................................................................................... 9

G. Sistematika Penulisan ............................................................................... 11

BAB II KOMPILASI AYAT-AYAT

A. Redaksi Ayat dan Terjemahan .................................................................. 12

B. Makna Mufradat........................................................................................ 13

C. Isi Kandungan Q.S. Al-Baqarah ayat 186 dan Q.S. An-Nisa’ ayat 80 ..... 18

Page 14: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

xii

BAB III ASBABUN NUZUL DAN MUNASABAH

A. Asbabun Nuzul.......................................................................................... 21

B. Munasabah ............................................................................................... 24

BAB IV PEMBAHASAN

A. Konsep Pendidikan Aqidah Secara Umum ............................................... 32

B. Pokok Pendidikan Aqidah Q.S. Al-Baqarah Ayat 186 dan Q.S. An-Nisa’

Ayat 80 ..................................................................................................... 43

C. Implementasi Pendidikan Aqidah pada Q.S. Al-Baqarah Ayat 186 dan

Q.S. An-Nisa’ Ayat 80 dalam Kehidupan Sehari-hari .............................. 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 68

B. Saran ......................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 15: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menjadi suatu hal yang penting bagi manusia bahkan menjadi

suatu kebutuhan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Meskipun untuk

mendapatkan pendidikan yang layak tersebut seseorang perlu membutuhkan suatu

perjuangan dan pengorbanan. Perjuangan dan pengorbanan tersebut dapat berupa

seseorang harus rela berjuang mencari ilmu dengan merantau jauh ke negeri

orang sehingga harus jauh dari rumah, dari orang tua bahkan jauh dari keluarga.

Seperti pepatah mengatakan bahwa mencari ilmu haruslah keluar dari rumah,

dalam arti harus pergi merantau agar ilmunya berkembang. Maka dari itu ilmu

yang dimiliki seseorang menentukan berkembang dan tidaknya suatu pendidikan.

Pendidikan dan pengajaran dianggap sebagai tema urgen dan aktual yang

menjadi perhatian masyarakat berbangsa secara umum. Dengan pendidikan dan

pengajaran, peradaban akan mengalami kemajuan, masyarakat akan berkembang,

dan terbentuklah suatu generasi (Muhammad Hafidz & Kastolani, 2009: 6).

Sesungguhnya hubungan antara pengajaran dan pendidikan dengan islam yang

bermakna aqidah, syari’ah, aturan kehidupan sangatlah erat. Bahkan keduanya

seakan-akan berjalan di dua garis yang sama dan seimbang dari perspektif tujuan,

rambu-rambu aturan yang digambarkan oleh syari’ah bagi para hamba-Nya yang

bertaqwa yang menggunakan ilmu, petunjuk, etika dan akhlak sebagai bekal

menuju jalan yang lurus dalam perjalanan hidup ini (Muhammad Hafidz dan

Kastolani, 2009: 27).

Page 16: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

2

Pendidikan dalam pengertian awam yang dipakai dalam kehidupan sehari-

hari di masyarakat adalah proses belajar atau latihan yang dilakukan oleh

seseorang. Secara sosiologis, belajar dan berlatih bisa dilakukan dimana saja

tanpa harus terikat oleh siapapun. Secara formalistik, belajar dan berlatih

dilakukan peserta didik di sekolah.

Pendidikan dimaknai sebagai proses pemberian bantuan, artinya

pendidikan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik agar mampu

mengembangkan potensi yang telah dibawanya secara naluriah. Dengan demikian

pendidikan bukan proses untuk mencetak untuk menghasilkan sesuatu sesuai

yang diinginkan oleh pencetaknya (M. Asyhari, 2016: 7).

Banyak sekali macam-macam pendidikan diantaranya pendidikan akhlak,

pendidikan jasmani, pendidikan sosial, pendidikan seks, pendidikan intelek,

pendidikan kepribadian, pendidikan aqidah, pendidikan Al-Qur’an, pendidikan

fiqih, pendidikan keterampilan (Bukhari Umar, 2012: 42). Akan tetapi dalam

penelitian ini peneliti hanya akan membahas tentang Pendidikan Aqidah.

Pembahasan tentang ilmu pendidikan tidak mungkin terbebaskan dari obyek

yang menjadi sasarannya, yaitu manusia. Manusia adalah makhluk paling mulia

di alam ini. Allah telah membekalinya dengan keistimewaan-keistimewaan yang

menyebabkan ia berhak mengungguli makhluk lain (Abdullah Idi dan Toto

Suharto, 2006: 53). Ia dan alam semesta bukan terjadi sendirinya, tetapi dijadikan

oleh Allah. Allah menciptakan manusia untuk mengabdi kepadaNya. Allah

memerintahkan supaya manusia beribadah kepadaNya. Sebagaimana tercantum

dalam firman Allah:

Page 17: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

3

يء لكم من ش شركاءكم من يفعل من ذا هل من الله الذي خلقكم ثم يميتكم ثم يحييكم

ا يشركون )الروم:لا نه و تعا سبحا ( ٤٤ى عم

Artinya: “ Allah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki,

lalu mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara

mereka yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu yang

demikian itu? Mahasuci Dia dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan

(Q.S. Ar-Rum: 40).

Dari ayat tersebut juga berkaitan dengan pendidikan aqidah bahwa Allah

menciptakan manusia hanya untuk beribadah kepadaNya, hanya untuk

menyembahNya. Agar manusia patuh, tunduk hanya kepada Allah sehingga tidak

ada menyekutukan Allah, yang ada hanya menyembahNya, karena tidak ada yang

wajib disembah kecuali Allah yang telah menciptakan manusia sekaligus

menjadikan manusia menjadi makhluk mulia dan yang menguasai segala kerajaan

yang ada di langit dan bumi sekaligus pemilik segala sesuatu yang ada di alam

semesta ini.

Dalam penelitian ini peneliti akan membahas tentang pendidikan aqidah

yang terdapat dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yang

disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya terkandung

ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan

melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an itu terdiri dari dua

prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut

AQIDAH, dan yang berhubungan dengan amal yang disebut SYARI’AH.

Pendidikan aqidah merupakan bagian dari pendidikan islam yang

mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Seperti halnya pendidikan

akhlak, pendidikan aqidah juga memiliki tujuan yang sama yaitu dapat

membentuk dan memperbaiki kepribadian dan karakter manusia. Karena

Page 18: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

4

pendidikan aqidah berkaitan dengan keyakinan dan ketaqwaan manusia, sehingga

tingkat keyakinan dan ketaqwaan manusia tersebut dapat menjadi tolak ukur

seberapa tingginya pendidikan aqidah yang dimiliki seseorang. Semakin tinggi

tingkat keyakinan dan ketaqwaan seseorang semakin tinggi pula baiknya

kepribadian dan karakter seseorang. Pendidikan aqidah meliputi tauhid dan

keimanan, sehingga pilar pendidikan berintikan tauhid dan keimanan ini

menjadikan manusia mampu memadukan antara fungsi akal dengan wahyu (Abd.

Rachman Assegaf, 2014: 39). Sebab, iman merupakan kekuatan jiwa yang dapat

menggerakkan pikiran dan badan untuk berjuang dan beramal di jalan Allah Swt

(Faisal Ismail, 2017: 252).

Aqidah merupakan hal mendasar dan utama dalam kehidupan seorang

muslim, karena aqidah menjadi monitor sekaligus pemandu yang mengarahkan

semua gerak langkah manusia secara akurat baik perkataan, pikiran maupun

perbuatannya. Aqidah yang bersemayam kokoh dalam hati seseorang akan

mampu melahirkan kekuatan yang tiada terkira, ia mampu menyalakan semangat

yang semula padam, menghapus rasa putus asa dan menggantinya dengan cita-

cita dan harapan., dan mampu menghadirkan gerak yang produktif, dinamis

dalam kehidupan. Aqidah merupakan penggerak seluruh aktivitas manusia dan

menjadi penentu muara kesudahan manusia di akhirat kelak (Abdul Choliq dan

Suwardi, 2012: 1).

ؤمنوا بي فليستجيبوا لي ولي اجيب دعوة الداع اذا دعان وإذا سالك عبادي عن ي فان ي قريب

لعلهم يرشدون

Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 186 tersebut yang berkaitan

dengan pendidikan aqidah dijelaskan bahwa seberapa dekatnya Allah dengan kita,

Page 19: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

5

bahkan terlalu dekatnya Allah dengan kita sehingga dikatakan lebih dekat dari

urat leher. Bisa bayangkan betapa dekatnya Allah dengan kita, urat leher saja

merupakan anggota badan yang tergolong sudah paling dekat dengan kita akan

tetapi masih ada yang jauh lebih dekat lagi dengan kita yaitu Allah SWT. Dalam

ayat tersebut juga menegaskan bahwa Allah SWT. memerintahkan untuk berdoa.

Orang-orang arif yang menyelami rahasia-rahasia syariat dan sunnah Allah dalam

alam ini tentulah tidak bermaksud agar semua doanya dikabulkan seperti apa

yang diucapkan, namun yang diinginkan adalah memperoleh hidayah (petunjuk).

Misalnya, mereka memohon penambahan rezeki, maka bukanlah mereka

bermaksud supaya langit menurunkan hujan emas dan perak. Apabila mereka

memohon kepada Allah untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya bukan

dimaksud menyalahi adat kebiasaan ataupun hukum objektif, tetapi mohon

supaya Tuhan memberi taufik untuk memperoleh obat yang bisa menyembuhkan

(Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqiy, 2000: 301). Ayat tersebut juga

memerintahkan agar percaya kepada-nya ( وليؤمنوا بي ) (M. Quraish Shihab, 2000:

383). Percaya kepada Allah artinya beriman kepada Allah, dengan menjalankan

apa yang dperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya, amar

ma’ruf nahi munkar, dan berbuat baik kepada sesama.

سول فقد اطاع الل ااك عليهم حف فما ارسلنا ى ومن تول ه من يطع الر ي

Sedangkan dalam surat An-Nisa’ ayat 80 menjelaskan bahwa kita

diperintahkan untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Taat dalam arti kita

menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya dan menjauhi segala yang

dilarangNya. Setiap hamba harus taat kepada Tuhan mereka dengan mengikuti

Rasul-Nya dan mengamalkan syariat-Nya, membenarkan apa yang Dia turunkan

Page 20: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

6

di dalam kitab-Nya, serta meyakini kebenaran apa-apa yang dibawa oleh Rasul-

Nya (‘Aidh al-Qarni, 2008: 143). Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa

barangsiapa yang menaati Rasul maka berarti menaati Allah, dan barangsiapa

yang durhaka kepada Rasul maka durhaka kepada Allah.

Menjalankan apa yang diperintahkan Rasul juga menjalankan apa yang

diperintahkan Allah, karena bentuk ketaatan kepada Rasul juga termasuk bentuk

ketaatan juga kepada Allah. Menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah

dan RasulNya termasuk perkara yang wajib hukumnya, sebab pada hakikatnya

perintah dan larangan Allah SWT adalah wujud kasih sayangNya kepada kita.

Karena segala sesuatu yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah dan RasulNya

akan kembali kepada diri kita sendiri dan pastinya akan bermanfaat bagi kita.

Berdasarkan penjelasan Q.S. Al-Baqarah ayat 186 dan Q.S. An-Nisa’ ayat

80 tersebut yang berkaitan dengan pendidikan aqidah menuntun kita untuk lebih

mendekatkan diri kepada Allah, menaati Allah dan RasulNya serta menjalankan

perintah dan menjauhi laranganNya. Sehingga peneliti tertarik untuk mengkaji

lebih jauh hal tersebut melalui penelitian dengan judul “ PENDIDIKAN

AQIDAH DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN SURAT AL-BAQARAH

AYAT 186 DAN AN-NISA’ AYAT 80 ”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pokok pendidikan aqidah dalam perspektif Al-Qur’an surat Al-

Baqarah ayat 186 dan An-Nisa’ ayat 80?

Page 21: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

7

2. Bagaimana implementasi pendidikan aqidah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 186 dan

An-Nisa’ ayat 80 dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pokok pendidikan aqidah dalam perspektif Al-Qur’an Surat

Al-Baqarah ayat 186 dan An-Nisa’ ayat 80.

2. Untuk mengetahui implementasi pendidikan aqidah dalam Al-Qur’an Surat Al-

Baqarah ayat 186 dan An-Nisa’ ayat 80 dalam kehidupan sehari-hari.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberi beberapa manfaat, baik secara teoritis

maupun secara praktis, yaitu:

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis penulis harapkan dapat memberi masukan dan sumbangan

pemikiran bagi pembaca dalam mengembangkan keilmuan, khususnya ilmu

pendidikan agama islam yang berkaitan dengan pendidikan aqidah dalam Al-

Qur’an surat Al-Baqarah ayat 186 dan An-Nisa’ ayat 80.

2. Manfaat praktis

a. Bagi penulis

Dapat menambah wawasan keillmuan dan memperluas pemahaman berpikir

tentang pendidikan aqidah dalam Al-Qur’an.

b. Bagi pembaca

Untuk memberi khasanah ilmu pengetahuan bagi pembaca sebagai acuan

dan referensi dalam pendidikan aqidah.

c. Bagi masyarakat

Page 22: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

8

Sebagai masukan dan wawasan akan pentingnya pendidikan aqidah dalam

kehidupan sehari-hari terhadap kehidupan di lingkungan sekitar khususnya

dalam membina aqidah dan membentuk karakter anak.

E. Metode Penelitian

1. Desain penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library

research), adalah jenis penelitian yang berusaha menghimpun data penelitian dari

khazanah literatur dan menjadikan “dunia teks” sebagai obyek utama analisisnya

(Suwadi dkk, 2012: 20) dengan bantuan buku-buku maupun informasi lain yang

berkaitan dengan Surat Al-Baqarah ayat 186 dan Surat An-Nisa’ ayat 80 tentang

pendidikan aqidah, yang terdapat di perpustakaan dan pada materi pustaka yang

lainnya.

2. Sumber data

a. Sumber data primer

Karena sifat dari penelitian ini adalah literer, maka data yang bersangkutan

bersumber dari literatur. Adapun yang menjadi sumber data primer adalah Al-

Qur’an dan terjemahannya beserta tafsirannya menurut para mufassir, yaitu

Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Nurul Quran, Tafsir Jalalain,

Tafsir Departemen Agama RI.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder menurut Suharsimi Arikunto (dalam Amiratun

Arini, 2016: 13) yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber-

sumber data primer. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku

referensi terkait dengan judul penelitian, antara lain: Pendidikan Agama Islam

karya Zeni Luthfiah dkk, Al Iman karya Abdul Majid Az-Zindani dkk,

Page 23: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

9

Amalan dan Doa Mustajab karya Moh. Mathroni, Menggapai Nikmatnya

Beribadah dalam Konsep Pendidikan Islam karya Khalid Sayyid Rusyah,

Filsafat Pendidikan Islam karya Abd. Rachman Assegaf.

3. Metode pengumpulan data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini,

penulis menggunakan metode dokumentasi atau pengumpulan data pustaka. Yang

dimaksud metode dokumentasi adalah mencari data dengan membaca, menulis

serta mengolah bahan penelitian dari berbagai buku dan karya ilmiah yang

mendukung penelitian yang berupa catatan, transkip, surat kabar, dan sebagainya

(Novi Dian Amalia, 2017: 6).

4. Metode analisis data

Untuk menganalisis data dari pengumpulan data yang telah dilakukan,

penulis menggunakan metode analisis isi (content analysis). Metode ini

digunakan penulis untuk mendeskripsikan isi atau kandungan yang ada dalam Al-

Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 186 dan An-Nisa’ ayat 80 tentang pendidikan

aqidah yang terkandung dalam ayat tersebut. Noeng Muhadjir (dalam Irsadul

Umam, 2016: 15) berpendapat bahwa metode analisis isi digunakan untuk

mengetahui prinsip-prinsip dari suatu konsep untuk keperluan mendiskripsikan

secara obyektif-sistematis tentang suatu teks.

F. Kajian Pustaka

Untuk mencapai hasil penelitian ilmiah diharapkan data-data yang digunakan

dalam penyusunan skripsi ini dengan menghindari tumpang tindih dari

pembahasan penelitian. Dalam kajian pustaka yang telah dilakukan penulis

menemukan beberapa hasil penelitian yang hampir sama dan dari pengarang yang

sama dengan judul penelitian ini, yaitu tokoh “Pendidikan Aqidah Dalam

Page 24: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

10

Perspektif Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 186 Dan An-Nisa’ Ayat 80 ”

Diantara hasil penelitian terdahulu sebagai berikut :

1. Skripsi ini dilakukan oleh Munif Afiifuddin, Program Studi Pendidikan Agama

Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Walisongo Semarang,

2013, yang berjudul “Konsep Pendidikan Akidah Dalam Al-Qur`an Surat Al-

Anam Ayat 74-79 ”.

Dalam penelitian tersebut memiliki kesimpulan Pendidikan akidah adalah proses

membimbing seseorang untuk mengamalkan akidah Islam sebagai pandangan

hidupnya, baik secara rasional (‘aqliyah) maupun berdasarkan wahyu (naqliyah),

sehingga terhujam kuat di dalam jiwa dan tidak tergoyahkan oleh gangguan yang

berusaha melemahkan keyakinan tersebut. Pendidikan akidah menitikberatkan

kepada pengesaan Allah swt. dan menyerahkan diri kepadaNya.

2. Skripsi ini dilakukan oleh Fadilatun, Program Studi Pendidikan Agama Islam

(PAI) Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah surakarta, 2014, yang

berjudul “Pendidikan Aqidah Generasi Muda Surat Al- An`am ayat 74-79”.

Dalam penelitian tersebut memiliki kesimpulan bahwa bentuk pendidikan aqîdah

generasi muda yang terdapat dalam Al-Qur‟an surat Al-An’am ayat 74-79 adalah

MengEsakan atau Mentauḥidkan Allah, yang dapat dibuktikan melalui dalil fitrah

dan dalil ‛aqlî (akal). Dalil Fitrah mengatakan bahwa fitrah manusia adalah

bertuhan dan menyembah Tuhan yang satu, ketika disembah tidak ada sekutu

bagiNya, dan Kuasa sehingga menambah keimanan kita kepadaNya.

Dengan demikian, jelaslah bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian-

penelitian sebelumnya, baik itu dalam jenis penelitian ataupun fokus dari kajian

penelitian-penelitian sebelumnya.

Page 25: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

11

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yaitu gambaran singkat tentang substansi pembahasan

secara garis besar. Untuk memberi gambaran yang jelas kepada pembaca agar

dapat memahami tentang keseluruhan isi dari skripsi ini, maka penulis membagi

dalam lima bab yang mana masing-masing terdiri dari beberapa sub bab, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan menjelaskan mengenai

pokok permasalahan yang terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Penegasan

Istilah, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : KOMPILASI AYAT-AYAT. Dalam bab ini memaparkan

terjemahan, kosa kata atau mufrodat, isi kandungan.

BAB III : ASBABUN NUZUL DAN MUNASABAH. Pada bab ini

dijelaskan mengenai sebab-sebab turunnya ayat dan hubungan keterkaitan

dengan yang lain

BAB IV : PEMBAHASAN. Dalam pembahasan penulis memaparkan

tentang konsep pendidikan aqidah secara umum, pokok pendidikan aqidah

Q.S. Al-Baqarah ayat 186 dan Q.S. An-Nisa’ ayat 80, serta implementasi

pendidikan aqidah pada Q.S. Al-Baqarah ayat 186 dan Q.S. An-Nisa’ ayat 80

dalam kehidupan sehari-hari.

BAB V : PENUTUP. Pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 26: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

12

BAB II

KOMPILASI AYAT

A. Redaksi Ayat dan Terjemahan

Sesuai dengan judul bab ini, maka penulis menyajikan kompilasi ayat yang

menjadi tema pembahasan dalam skripsi ini. Adapun redaksi ayat dan terjemahannya

Q.S. Al-Baqarah ayat 186 dan Q.S An-Nisa’ ayat 80, sebagaimana disajikan dalam

teks berikut ini:

1. Q.S. Al-Baqarah ayat 186

جيبواست فلي اجيب دعوة الداع اذا دعان وإذا سالك عبادي عن ي فان ي قريب

(۱۸۱)لي وليؤمنوا بي لعلهم يرشدون

Artinya:

186. “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku,

maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa

apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku

dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran”

(Muhammad Shohib, 2009: 28).

2. Q.S. An-Nisa’ ayat 80

سول فقد اطاع الل ا ى فما ارسلنا ومن تول ه من يطع الر (۸٤)ا ك عليهم حفي

Artinya:

80. “Barangsiapa menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah

menaati Allah. Dan barangsiapa berpaling (dari ketaatan itu), maka (ketahuilah)

kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi pemelihara mereka”

(Muhammad Shohib, 2009: 91).

Page 27: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

13

B. Makna Mufradat

Setelah menyajikan teks ayat dan terjemahannya, maka selanjutnya penulis

menyajikan beberapa kosa kata yang terkait dengan ayat tersebut. Kosa kata yang

disajikan sesuai dengan Q.S. Al-Baqarah ayat 186 dan Q.S. An-Nisa’ ayat 80.

1. Mufradat Q.S. Al-Baqarah Ayat 186

وإذا سألك عبادي

Hamba-hamba-Ku Bertanya kepadamu Dan apabila

عن ي فإن ي قريب

Ia

Dekat

Maka sesungguhnya

Aku

Tentang Aku

أجيب دعوة الداع

Orang yang berdoa

Permohonan

Aku mengabulkan

ستجيبوا لي فلي إذا دعان

Maka hendaklah

mereka itu memenuhi

(perintah)-Ku

Memohon kepada-Ku

Apabila

وليؤمنوا بي لعلهم يرشدون

Memperoleh kebenaran

Agar mereka

Dan hendaklah mereka

beriman kepada-Ku

Page 28: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

14

,adalah huruf, tepatnya huruf ‘athof. Huruf ‘athof yaitu kata sambung و .1

sedangakan kata yang menyambung terletak sesudah huruf ‘athof diistilahkan

ma’thuf , dan yang disambungi diistilahkan ma’thuf ‘alaih. I’rob ma’thuf

mengikut kepada ma’thuf ‘alaihnya. Kata yang disambungkan harus sama

bentuknya dengan yang disambungi (sama-sama isim atau sama-sama fi’il).

Huruf ‘athof lainnya yaitu ا, بل, لكن , أو, أم, ل, حتى, ام ,Abdullah Zain) ف, ثم

2006: 43).

ذاا .2 adalah huruf yang artinya apabila. Dalam kamus Al-Munawwir artinya

apabila, jika, kalau (al-Munawwir, 1997: 14). ذاا merupakan dhorof yang

mabni, selalu ber-idhofah dan mudhof ilaih-nya selalu berbentuk jumlah

(susunan kalimat) dan dimunculkan setelahnya ataupun tidak (Abdullah Zain,

2006: 48).

مسألةا –سؤالا –يسأل –سأل berasal dari kata سأل .3 yang artinya meminta,

menanyakan, bertanya (Mahmud Yunus, 2010: 161).

.Abd‘ (عبد( Ibadi / Hamba-hamba-Ku adalah bentuk jamak dari kata‘ عبادي .4

Kata ‘Ibad biasa digunakan Al-Qur’an untuk menunjuk kepada hamba-hamba

Allah yang taat kepada-Nya atau kalaupun mereka penuh dosa tetapi sadar

akan dosanya serta mengharap pengampunan dan rahmat-Nya. Kata ini

berbeda dengan kata عبيد (‘abid) yang juga merupakan bentuk jamak dari ‘abd.

Bentuk jamak ini menunjuk kepada hamba-hamba Allah yang bergelimang

dalam dosa. Pemilihan bentuk kata ‘ibad serta penisbatannya kepada Allah

(hamba-hamba-Ku) mengandung isyarat bahwa yang bertanya dan memohon

adalah hamba-hamba-Nya yang taat lagi menyadari kesalahannya (M. Quraish

Shihab, 2000: 381-382).

Page 29: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

15

dalam kamus Arab-Indonesia artinya maka, kemudian, lalu, niscaya ف .5

(Mahmud Yunus, 2010: 306). ف termasuk dalam huruf ‘athaf yakni

tabi’/tawabi’ yaitu isim-isim yang keadaan i’rabnya mengikuti keadaan i’rab

kata benda sebelumnya (Ulin Nuha, 2014: 229) yang terletak setelah huruf-

huruf ‘athaf (huruf-huruf penghubung/penyambung). Huruf ‘athaf ف berfungsi

menggabungkan atau menyatukan dua kata atau lebih secara berurutan dengan

tanpa jeda (Ulin Nuha, 2014: 242). ف merupakan للترتيب والتعقيب yakni terjadi

secara berurutan dan tidak terpaut waktu, contoh جاء علي فسعد “Telah datang

Ali, lalu Sa’id”. Menunjukkan makna tartib (urutan) dan ta’qib (penyusulan),

makna ta’qib adalah bahwa yang kedua datang setelah yang pertama tanpa

adanya tenggang waktu (Ahmad Sunarto, 2014: 178).

:artinya sesungguhnya, bahwasanya, sebenarnya (Mahmud Yunus, 2010 أن .6

,menashabkan mubtada’ sebagai isimnya dan merafa’kan khabarnya أن .(50

sedangkan ma’nanya untuk menguatkan hukum. Kemudian ditambah huruf ي

dibelakang yang menunjukkan makna saya atau aku.

قرباناا -قرباا –يقرب -قرب artinya yang dekat. Asal katanya dari قريب .7 yang artinya

menghampirinya, mendekatinya (Mahmud Yunus, 2010: 335-336). Kata قرب

dapat digunakan pada tempat, waktu, hubungan, kedudukan, pemeliharaan

ataupun kemampuan (kekuasaan). Sedangkan قريب menurut Ar-Raghib Al-

Ashfahani dalam buku Al-Mufradat fi Gharibil Qur’an (terjemah Dahlan,

2017: 161) digunakan dalam hal pemeliharaan.

yang artinya menjawab, mengabulkan (Moh. Tohiri اجاب berasal dari kata أجيب .8

Habib, dkk. 2017: 129).

.artinya dakwah, panggilan, ajakan, undangan (Moh. Tohiri Habib, dkk دعوة .9

2017: 182) bisa juga diartikan sebaga doa dan permohonan.

Page 30: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

16

دعاءا –يدعو –دعا berasal dari kata دعا .10 yang berarti memanggil, menyeru,

mengundang, berdoa (Moh. Tohiri Habib, dkk. 2017: 181). Sedangkan دعاء

memiliki enam makna yaitu perkataan, penyembahan, seruan, permohonan

atau pertolongan, pertanyaan, permohonan (Mehdi Mohaqqeq, 2012: 130-

132).

artinya mengabulkan, menerima (Moh. Tohiri استجاب berasal dari kata يستجيبوا .11

Habib, dkk. 2017: 129). Ar-Raghib Al-Ashfahani mengatakan dalam buku Al-

Mufradat fi Gharibil Qur’an (terjemah Dahlan, 2017: 741) bahwa kata ستجابة ال

maknanya sama dengan جابة Sebenarnya makna hakiki dari .(mengabulkan) ال

kata tersebut adalah mencari jawaban serta bersiap untuk menerimanya. Akan

tetapi ia digunakan untuk mengungkapkan makna اجابة (mengabulkan), karena

sedikitnya perbedaan dari makna tersebut.

.merupakan fiil mudhori’ yang menunjukkan kata kerja masa sekarang يؤمنوا .12

ايمان berasal dari kata يؤمنوا yang berarti iman, percaya (Moh. Tohiri Habib,

dkk. 2017: 50). ايمان mempunyai enam arti yaitu memberi keamanan,

keislaman secara lahiriah atau sebatas kata-kata bukan dari hati, percaya

sepenuh hati dan diikrarkan dengan lisan, syariat, bersembahyang menghadap

Baitul Maqdis, Tauhid ((Mehdi Mohaqqeq, 2012: 79-80).

رشداا –يرشد –رشد asal maknanya adalah يرشدون .13 artinya mendapat petunjuk,

lurus dan baik, cerdik (Ahmad Dzulfikar, 2010: 331)

2. Mufradat Q.S. An-Nisa’ ayat 80

سول فقد من يطع الر

Maka

sesungguhnya

Rasul

(Muhammad)

Menaati

Barangsiapa

Page 31: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

17

أطاع الله ومن تولىا

Berpaling (dari

ketaatan itu)

Dan barangsiapa

Allah

Telah menaati

اا ك أرسلنا عليهم حفي فما

Menjadi

pemelihara

Atas mereka

Mengutusmu

(Muhammad)

Maka (ketahuilah)

Kami tidak

من .artinya siapa yang berfungsi menanyakan pelaku/subyek (berakal) من .1

merupakan bentuk dari isim-isim yang mabniy artinya isim yang tidak

terpengaruh oleh i’rob dan dalam keadaan apapun bacaannya tetap (konstan)

dan tidak berubah. Yang termasuk isim mabniy yaitu isim dhamir, isim

isyaroh, isim maushul, isim adat syarath, isim adat murokkab, isim istifham,

isim fi’l. Sedangkan من termasuk dalam isim maushul (kata benda relatif)

yang artinya seseorang dan termasuk dalam isim istifham (kata tanya) yang

artinya siapa (Abdullah Zain, 2006: 11).

Dalam kamus Al-Munawwir من merupakan اسم استفهام yang artinya siapa juga

merupakan اسم موصول (kata sambung untuk orang) artinya siapa yang.

Merupakan اسم شرط جازم artinya barang siapa yang (al-Munawwir, 1997:

1361).

yang artinya utusan, pesuruh, rasul (Ahmad رسل merupakan jamak dari رسول .2

Dzulfikar, 2010: 331).

adalah nama Tuhan yang paling populer. Para ulama berbeda pendapat الله .3

menyangkut lafal mulia ini, apakah ia termasuk al-Asma’ al Husna atau tidak.

Page 32: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

18

Yang tidak memasukkannya beralasan bahwa al-Asma’ al Husna adalah

nama/sifat Allah (Quraish Shihab, 2007: 75).

ارسالا –ارسل adalah bentuk kata dari ارسل .4 yang berarti mengutus, mengirim

pesuruh (Ahmad Dzulfikar, 2010: 331).

terambil dari akar kata yang terdiri arti tiga huruf yang mengandung حفيظ .5

makna memelihara dan mengawasi. Dari makna ini kemudian lahir makna

menghafal karena yang menghafal berarti memelihara dengan baik

ingatannya. Juga makna tidak lengah karena sikap ini mengantar kepada

keterpeliharaan, dan menjaga karena penjagaan adalah bagian dari

pemeliharaan dan atau pengawasan (Quraish Shihab, 2007: 266).

C. Isi Kandungan QS. Al-Baqarah Ayat 196 dan An-Nisa’ Ayat 80

1. Isi kandungan QS. Al-Baqarah ayat 196

QS. Al-Baqarah ayat 196 menjelaskan bahwa Allah memerintahkan rasul-Nya

agar memberi kabar kepada hamba-hamba-Nya bahwa Dia Maha Mendengar,

Maha Dekat, lagi Maha Mengabulkan, Dia Maha Mendengar semua doa,

mengabulkan setiap permintaan, menghilangkan kesusahan, menyingkirkan duka

cita, menjauhkan kesulitan, menjawab tuntutan, dan mengetahui setiap keadaan

mereka. Seorang hamba harus meminta dan tidak boleh berputus asa dalam

melakukannya, seorang hamba harus senantiasa memohon dan tidak berhenti

dalam melakukannya. Kemurahan Allah itu sangat luas, pemberian-Nya sangat

banyak, dan karunia-Nya sangat besar. Setiap hamba harus taat kepada Tuhan

mereka dengan mengikuti Rasul-Nya dan mengamalkan syariat-Nya,

membenarkan apa yang Dia turunkan dalam kitab-Nya serta meyakini kebenaran

apa-apa yang dibawa Rasul-Nya (Al-Qarni, 2008: 143)

Page 33: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

19

Pelaksanaan perintah itu merupakan tindakan, keimanan adalah keyakinan,

dan doa adalah ucapan. Sementara agama merupakan gabungan dari ucapan, amal

dan keyakinan. Barangsiapa taat kepada Allah berarti dia telah mendapat

petunjuk, karena dia telah diberi ilham tentang mana jalan yang benar dan diberi

kesempatan untuk beristiqamah, menjalani kebenaran, melawan hawa nafsu, dan

menjauhi kesesatan. Dan buah (hasil) dari amal sholeh adalah bertambahnya iman

dan balasan dari ketaatan adalah bertambahnya hidayah (Al-Qarni, 2008: 144).

Ayat tersebut menganjurkan agar meminta kepada Allah dengan penuh

keyakinan maka Allah pasti akan mengabulkan. Dengan memiliki keyakinan

maka iman yang dimiliki seseorang justru semakin kuat dan bertambah karena

pada dasarnya iman merupakan keyakinan dan kepercayaan.

2. Isi kandungan QS. An-Nisa’ ayat 80

Allah menjelaskan bahwa barangsiapa menaati Rasul berarti juga menaati

Allah. Sebab pada hakikatnya, Allah lah yang membuat perintah dan larangan,

sedangkan Rasul hanya menyampaikan (mubaligh) perintah dan larangan tersebut

kepada manusia. Ketaatan yang sesungguhnya adalah kepunyaan dan hak Allah.

Rasul wajib ditaati dalam segala urusan syariat, dan berkaitan dengan Al-Qur’an

dan segala hukum agama. Adapun mengenai urusan-urusan dunia dan yang tidak

berkaitan dengan syara’, manusia boleh berijtihad sendiri (ash-Shiddieqy, 2000:

905).

Setelah menjelaskan fungsi Rasul Saw. sebagai utusan Allah Swt disini

dijelaskan konsekuensi fungsi tersebut yakni keharusan taat kepada beliau, dan

karena itu siapa yang menaati Rasul, maka sesungguhnya ia telah menaati Allah,

karena Allah yang mengutusnya dan Allah pula yang memerintahkan manusia

menaati beliau maka apa yang diperintahkan Rasul adalah perintah Allah juga.

Page 34: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

20

Dan siapa yang berpaling yakni enggan mengikuti Rasul saw maka dia telah

durhaka, Allah mengetahui kedurhakaan mereka, maka masing-masing akan

mempertanggung jawabkan kedurhakaannya, karena Kami tidak mengutusmu

untuk menjadi pemelihara bagi mereka, tapi Kami mengutusmu hanya untuk

menyampaikan ajakan (Quraish Shihab, 2000: 498).

Beriman kepada Rasul adalah salah satu satu rukun aqidah. Oleh karena itu,

manusia wajib beriman kepada para rasul tanpa membedakan diantara mereka.

Jika seseorang beriman kepada sebagian rasul dan tidak beriman kepada sebagian

yang lain serta membeda-bedakan di antara mereka dalam keimanan mereka,

maka dia adalah kafir (Az- Zindani dkk, 2006: 141). Taat kepada Rasul

merupakan bentuk dan wujud dari beriman kepadanya. Taat berarti menjalankan

apa yang diperintahkan oleh beliau dan menjauhi apa yang dilarang oleh beliau.

Karena para rasul diutus oleh Allah adalah untuk memberikan teladan yang baik

kepada manusia.

Page 35: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

21

BAB III

ASBABUN NUZUL DAN MUNASABAH

1. Asbabun Nuzul

a. Pengertian Asbabun Nuzul

Secara bahasa, kata Asbabun Nuzul berasal dari kata اسباب dan النزل.

تسبيبا -يسبب-سبب merupakan bentuk jamak dari kata اسباب yang berarti sebab-

sebab (Yunus, 2010: 161). Sedangkan النزل berasal dari kata ينزل –نزل–

,yang artinya turun (Yunus, 2010: 448). Sedangkan secara istilah نزول

menurut Quraish Shihab asbabun nuzul adalah:

1) Peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya ayat, dimana ayat

tersebut menjelaskan pandangan Al-Qur’an tentang peristiwa tadi

atau mengomentarinya

2) Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah turunnya suatu ayat dimana

peristiwa tersebut dicakup pengertiannya atau dijelaskan hukumnya

oleh ayat tadi

Sebab turunnya sesuatu ayat berkisar pada dua hal, yaitu: pertama,

bila terjadi suatu peristiwa, maka turunlah ayat Al-Qur’an mengenai

peristiwa itu. Kedua, bila Rasulullah ditanya tentang sesuatu hal, maka

turunlah ayat Al-Qur’an menerangkan hukumnya (Mudzakir, 2013:

108-109).

b. Asbabun Nuzul Q.S. Al-Baqarah ayat 186

Menurut riwayat Abi Hatim ayat ini turun berkenaan dengan

pertanyaan seorang Badui:

يا رسول الله ربنا قريب فنناجيه ؟ أو بعيد فنناديه ؟ فأنزل الله هذه الية

Page 36: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

22

“Wahai Rasulullah, apakah Rabb kami itu dekat sehingga kami cukup

bersuara lirih ketika berdo’a ataukah Rabb kami itu jauh sehingga kami

menyerunya dengan suara keras?” Lantas Allah Ta’ala menurunkan ayat

di atas. (Majmu’ Al Fatawa, 3-370)

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah saw mendengar

kaum Muslimin berdoa dengan suara yang tinggi pada perang Khaibar,

lalu ia berkata kepada mereka.

ي ف ع ي ف ر ت و ص ب الله ن و ع د ي ن ي م ل س م ال ع م س م ل س و ه ي ل ع الله ىل ص الله ل و س ر ن أ

ا با ائ غ ل و م ص أ ن و ع د ت ل م ك ن إ ف م ك س ف ن أ ىل ا ع و ع ب ر ا اس االن ه ي : أ م ه ل ال ق ر ف ب ي خ ة و ز غ

.م ك ع م و ه و ابا ي ر ا ق عا ي م س ن و ع د ت م ك ن إ

“Bahwa Rasulullah saw mendengarkan kaum muslimin berdoa dengan

suara yang tinggi pada perang Khaibar, lalu ia berkata kepada mereka,

"Hai manusia, sayangilah dirimu dengan merendahkan suara dalam

bertakbir karena kamu tidak memanggil (berdoa) kepada yang tuli dan

yang jauh dari kamu. Sesungguhnya kamu berdoa kepada (Allah) Yang

Maha Mendengar lagi Maha Dekat, dan Dia adalah beserta kamu." (HR

Ahmad). (Departemen Agama RI, 2009: 277).

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah

menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudlail dan Abu Mu'awiyah

dari 'Ashim dari Abu 'Utsman dari Abu Musa dia berkata;

د بن فضيل وأبو معاوية عن عاصم عن أبي حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة حدثنا محم

صلى الل عثمان عن أبي موسى قال كن ه عليه وسلم في سفر فجعل الناس ا مع النبي

ه عليه وسلم أيها الناس اربعوا على أنفسكم إنكم فقال النبي صلى الل يجهرون بالتكبير

إنكم تدعون سميعاا قريباا وهو معكم قال وأنا خلفه وأنا ليس تدعون أصم ول غائباا

ة إل بالل أقول ل حو ه فقال يا عبد الله بن قيس أل أدلك على كنز من كنوز ل ول قو

ة إل بالل ه قال قل ل حو ل فقلت بلى يا رسول الالجنة ه حدثنا ابن نمير وإسحق ل ول قو

سناد بن إبراهيم وأبو سعيد الشج جميعاا عن حفص بن غياث عن عاصم بهذا ال

نحوه.

Page 37: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

23

"Kami pernah menyertai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam

suatu perjalanan. Tiba-tiba, ada beberapa orang sahabat bertakbir

dengan suara keras. Mendengar suara takbir yang keras itu, Rasulullah

pun berkata: 'Saudara-saudara sekalian, rendahkanlah suara kalian!

Sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada Dzat yang tuli dan jauh. Tetapi

kalian berdoa kepada Tuhan Yang Maha Mendengar dan Maha Dekat.

Dia selalu beserta kalian.' Abu Musa berkata; 'Pada saat itu saya sedang

berada di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil

membaca; 'Laa haula wa laa quwwata ilIa billaah' (Tiada daya dan upaya

kecuali dengan pertolongan AlIah). Kemudian Rasulullah shallallahu

'alaihi wasallam bersabda: 'Hai Abdullah bin Qais, inginkah aku

tunjukkan kepadamu salah satu perbendaharaan surga? ' Saya menjawab;

'Tentu ya Rasulullah.' Rasulullah bersabda: 'Ucapkanlah, Laa haula wala

quwwata illaa billaah' Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan

AIIah. (H.R Muslim).

Suatu ketika seseorang bertanya kepada Nabi Saw apakah Allah dekat

sehingga mereka dapat berbisik kepada-Nya ataukah jauh sehingga harus

berbicara keras kepada-Nya. Kemudian ayat tersebut turun sebagai

jawaban bahwa Allah dekat dengan hamba-Nya (Kamal Faqih, 2003: 89).

c. Asbabun Nuzul Q.S. An-Nisa’ ayat 80

Ketika menerangkan sebab turunnya ayat ini Muqatil meriwayatkan

bahwa ketika Nabi bersabda:

معون تس من احبني فقد احب الل ه ومن اطا عني فقد اطا ع الل ه . قا ل المنا فقون: أل

رك قد نهى ان نعبد غير الله ويريد ان ن جل؟ لقد قارب الش تخذه الى ما يقول هذا الر

ربا كما اتخذت النصارى عيسى, فانزل الل ه هذه الية

“Barangsiapa mencintai aku sesungguhnya ia mencintai Allah. dan

barangsiapa yang menaati aku sesungguhnya ia menaati Allah. orang

munafik berkata, “Tidaklah kamu mendengar kata laki-laki ini

(Muhammad)? Sesungguhnya ia telah mendekati syirik. Sesungguhnya ia

melarang kita menyembah Allah dan ia menghendaki kita menjadikannya

Tuhan sebagaimana orang-orang Nasrani menjadikan Isa Tuhan. Maka

Allah menurunkan ayat ini” (Riwayat Muqatil).

Menaati Rasul tidak dapat dikatakan perbuatan syirik, karena Rasul

penyampai perintah Allah. Dengan demikian menaati Rasul adalah

menaati Allah, bukan mempersekutukannya dengan Allah (Departemen

Agama, 2009: 221).

Page 38: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

24

Ketika terjadi perundingan Hudaibiyah, sebagian besar sahabat Nabi

Saw berat hati menerima rinciannya. Umar bin al-Khattab ra. secara tegas

mempertanyakan mengapa syarat-syarat perundingan itu diterima. Tetapi

akhirnya semua terdiam dan menerima dengan tenang setelah Nabi

bersabda, “Aku adalah utusan Allah”. Demikian mereka membedakan

kedudukan beliau sebagai rasul dan pribadi (Quraish Shihab, 2000: 499).

2. Munasabah

a. Pengertian Munasabah

Kata Munasabah berasal dari kata مناسبة -يناسب –ناسب karena

mengikuti wazan (pola kata/pola dasar) مفاعلة –يفاعل –فاعل . Secara etimologi

munasabah berarti kedekatan dan kemiripan (keserupaan). Dapat juga berarti

hubungan atau persesuaian. Secara terminologi munasabah adalah ilmu Al-

Qur’an yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar ayat atau surat

dalam Al-Qur’an secara keseluruhan dan latar belakang penempatan ayat dan

suratnya. Menurut Shihab yang dikutip oleh Baidan bahwa munasabah adalah

kemiripan-kemiripan yang terdapat pada hal-hal tertentu dalam Al-Qur’an

baik surat maupun ayat yang menghubungkan uraian satu dengan yang lainnya

(Baidan, 2010: 184-185).

Ulama-ulama Al-Qur’an menggunakan kata munasabah untuk dua

makna yaitu: Pertama, hubungan kedekatan antara ayat atau kumpulan ayat-

ayat Al-Qur’an satu dengan yang lainnya. Kedua, hubungan makna satu ayat

dengan ayat-ayat yang lain., misalnya pengkhususannya, atau penetapan syarat

terhadap ayat lain yang tidak bersyarat, dan lain-lain (Quraish Shihab, 2015:

243-244).

Page 39: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

25

b. Munasabah Ayat

1). Munasabah antara QS Al-Baqarah ayat 183-185 dengan ayat 186-187

Pada ayat yang lalu (183-185) diperintahkan kepada orang-orang

mukmin agar berpuasa pada bulan Ramadhan dan melaksanakannya dengan

sebaik-baiknya serta mencukupkan bilangannya, lalu mengagungkan Allah

dengan bertakbir dan bersyukur atas segala petunjuk yang diberikan-Nya

(Departemen Agama, 2009: 277). Ayat-ayat tersebut menerangkan hukum-

hukum yang bertalian dengan puasa. Puasa merupakan salah satu sarana untuk

memperbaiki dan membersihkan diri.

Sedangkan pada ayat 186-187 dijelaskan beberapa hal yang

berhubungan dengan kesempurnaan ibadah puasa. Pada ayat 186 dijelaskan

bahwa Allah menyuruh hamba-Nya agar berdoa kepada-Nya, serta Dia

berjanji akan memperkenankannya, tetapi pada akhir ayat ini Allah

menekankan agar hamba-Nya memenuhi perintah-Nya dan beriman kepada-

Nya agar mereka selalu mendapat petunjuk (Departemen Agama, 2009: 277).

Ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah mewajibkan puasa pada

bulan Ramadhan bagi orang-orang mukmin, akan tetapi meskipun puasa

diwajibkan Allah memberikan keringanan kepada orang mukmin yang sakit

maupun orang yang dalam perjalanan (musafir). Setelah diwajibkannya puasa

Allah menyuruh agar berdoa kepada-Nya dengan syarat agar menaati

perintahNya dan beriman kepada-Nya.

2). Munasabah antara QS. Al-Baqarah ayat 186-187 dengan ayat 188

Pada ayat ini (186-187) disebutkan hal ihwal tentang puasa dan

hukum-hukumnya, sedangkan dalam ayat 188 diterangkan hukum memakan

Page 40: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

26

atau mempergunakan harta satu sama lain dengan cara yang batil atau dengan

cara yang tidak sah. Dalam ayat 186 diperintahkan untuk berdoa hanya kepada

Allah dengan sungguh-sungguh dan beriman kepada-Nya, dalam ayat 187

menerangkan ‘uzur atau halangan yang membolehkan untuk meninggalkan

puasa, serta hukum-hukum yang bertalian dengan puasa dan dalam ayat 188

menjelaskan bahwa Allah melarang makan harta orang lain dengan jalan batil.

Makan ialah mempergunakan atau memanfaatkan, sebagaimana dipergunakan

dalam bahasa Arab atau bahasa lainnya. Batil ialah cara yang dilakukan tidak

menurut hukum yang telah ditentukan Allah (Departemen Agama, 2009: 279,

281).

3). Munasabah antara QS. An-Nisa’ ayat 77-79 dengan ayat 80-82

Pada ayat yang lalu (77-79) menerangkan sifat sebagian orang yang

lemah imannya. Mereka diperintahkan agar tidak memulai perang terhadap

orang kafir dan kepada mereka diminta melakukan salat dan mengeluarkan

zakat sebagai pembersih diri dari sifat jahiliah, perang terpaksa dilakukan jika

keadaan memerlukan guna membela islam. Kemudian diterangkan dalil-dalil

yang dikemukakan orang munafik dan orang mukmin yang lemah imannya

ketika mereka ditugaskan untuk berperang.

Pada ayat ini (80-82) Allah mengulangi perintah-Nya agar mereka

menaati Rasul dan menerangkan tentang kelicikan kaum munafik dan orang

yang lemah imannya. Dalam ayat 80 berisi mengenai perintah dan larangan

Rasul yang tidak menyangkut urusan keagamaan umpamanya yang

berhubungan dengan keduniaan seperti urusan pertanian dan pertahanan, maka

Rasul sendiri bersedia menerima pendapat dari sahabatnya yang lebih

mengetahui masalahnya (Departemen Agama, 2009: 220-221).

Page 41: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

27

4). Munasabah antara QS. An-Nisa’ ayat 80-82 dengan ayat 83

Pada ayat 80-82 menerangkan tentang orang-orang yang lemah

imannya dan bagaimana liciknya kaum munafik. Sedangkan pada ayat 83

menerankan sikap orang munafik yang suka meyiarkan berita yang tidak

benar. Orang yang lemah iman dan orang munafik suka menyiarkan berita-

berita yang dibocorkan dari pihak markas tentara, tentang rahasia peperangan,

dalam negeri atau luar negeri yang tidak wajar diketahui oleh khalayak umum

(Departemen Agama, 2009: 224).

c. Munasabah Surat

1). Munasabah surat Al-Baqarah dengan surat Al-Fatihah

Surat Al-Fatihah merupakan surat yang tergolong Makkiyah karena

surat tersebut diturunkan di Mekah. Surat Al-Fatihah adalah “Mahkota

Tuntunan Illahi”. Dia adalah “Ummul Qur’an” atau “Induk al-Qur’an”. Kata

Fatih yang merupakan akar kata nama ini berarti “menyingkirkan sesuatu

yang terdapat pada satu tempat yang akan dimasuki”. Akan tetapi bukan

makna harfiah tersebut yang dimaksud. Penamaannya dengan Al-Fatihah

karena ia terletak pada awal al-Qur’an, dan karena biasanya yang memasuki

sesuatu adalah yang membukanya, maka kata Fatihah disini berarti awal al-

Qur’an (Quraish Shihab, 2000: 3).

Sedangkan surat Al-Baqarah turun setelah Nabi hijrah ke Madinah.

Ayat-ayatnya berjumlah 286 ayat. Dinamakan al-Baqarah karena tema

pokoknya adalah inti ayat-ayat yang menguraikan kisah al-Baqarah, yakni

kisah Bani Israil dengan seekor sapi (Quraish Shihab, 2000: 81). Karena di

dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan

Page 42: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

28

Allah kepada Bani Israil. Dalam pelaksanaan penyembelihan itu tampak

dengan jelas sifat dan watak orang-orang Yahudi pada umumnya.

Keterkaitan surat al-Fatihah dengan surat al-Baqarah yaitu:

a) Surat al-Fatihah merupakan pokok-pokok pembahasan yang akan

dirinci dalam surat al-Baqarah dan surat-surat sesudahnya

b) Di bagian akhir surat al-Fatihah disebutkan permohonan hamba, agar

diberi petunjuk oleh Allah ke jalan yang lurus, sedangkan surat al-

Baqarah dimulai dengan ayat yang menerangkan bahwa al-Qur’an

adalah kitab yang menunjukkan jalan yang dimaksudkan itu

c) Di akhir surat al- Fatihah disebutkan tiga kelompok manusia, yaitu

yang diberi nikmat, yang dimurkai Allah dan orang yang sesat,

sedangkan di awal surat al-Baqarah juga disebutkan tiga kelompok

manusia, yaitu orang yang bertakwa, orang kafir dan orang munafik

(Departemen Agama, 2009: 32).

2). Munasabah surat Al-Baqarah dengan surat Ali ‘Imran

Surat ketiga adalah Ali ‘Imran (Keluarga Imran) yang terdiri atas 200

ayat. Surat ini termasuk golongan Madaniyah. Dinamakan Ali ‘Imran karena

dalam surat ini terdapat kisah keluarga Imran dan keturunannya, kelahiran

Nabi Isa a.s. yang dilahirkan oleh Maryam putri Imran, persamaan kejadian Isa

dengan Adam as. Dan mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Isa. Surat

al-Baqarah dan surat Ali ‘Imran dinamakan az-Zahrawani (dua surah yang

cemerlang), karena kedua surat ini mengungkapkan hal-hal yang

disembunyikan oleh Ahli Kitab, seperti kejadian kelahiran Nabi Isa as.,

kedatangan Nabi Muhammad saw, dan sebagainya (Departemen Agama, 2009:

450).

Page 43: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

29

Hubungan antara surat al-Baqarah dengan surat Ali ‘Imran adalah:

a) Dalam surat al-Baqarah disebutkan bahwa Nabi Adam as. Langsung

diciptakan Allah, sedang dalam surat Ali ‘Imran disebutkan tentang

kelahiran Nabi Isa as. yang kedua-duanya di luar kebiasaan

b) Dalam surat al-Baqarah dibahas secara luas sifat dan perbuatan orang

Yahudi, disertai dengan hujjah-hujjah yang membantah dan

membetulkan kesesatan mereka, sedang dalam surat Ali Imran

dipaparkan hal-hal yang sama yang berhubungan dengan orang Nasrani

c) Surat al-Baqarah dimulai dengan menyebut tiga golongan manusia,

yaitu orang mukmin, orang kafir dan orang munafik. Sedangkan surat

Ali Imran menyebutkan orang-orang yang suka menakwilkan ayat-ayat

yang mutasyabihat dengan takwil yang salah untuk memfitnah orang-

orang mukmin dan menyebutkan orang yang mempunyai keahlian

dalam menakwilkannya

d) Surat al-Baqarah diakhiri dengan menyebutkan permohonan kepada

Allah agar diampuni atas kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan

ketaatan, sedang surat Ali ‘Imran diakhiri dengan permohonan kepada

Allah agar memberi pahala atas amal kebaikan hamba-Nya

e) Surat al-Baqarah diakhiri dengan pengakuan terhadap kekuasaan Allah

dan pertolongannya, sedang surat Ali ‘Imran dimulai dengan

menyebutkan bahwa Tuhan yang mereka mintakan pertolongan

tersebut adalah Tuhan yang hidup kekal abadi dan mengurus semua

urusan makhuk-Nya (Departemen Agama, 2009: 450-451).

3). Munasabah surat An-Nisa’ dengan surat Ali ‘Imran

Page 44: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

30

Diantara munasabah surat An-Nisa’ dengan surat Ali ‘Imran yaitu:

a) Surat an-Nisa’ dimulai dengan perintah bertakwa kepada Allah sedang

surat Ali Imran diakhiri dengan perintah bertakwa kepada Allah

b) Dalam surat Ali Imran disebutkan kisah perang Badar dan Uhud

dengan sempurna, di dalam surat An-Nisa’ sebagian kisah itu diulangi

lagi

c) Kisah perang Hamra’ al-Asad yang terjad sesudah perang Uhud

terdapat dalam surat Ali Imran, maka dalam surat an-Nisa’ kisah itu

disinggung lagi

d) Dalam surat Ali ‘Imran telah disebutkan bahwa di kalangan kaum

Muslimin banyak yang gugur dalam medan perang sebagai syuhada

yang tentunya mereka meninggalkan anak-anak yang sudah yatim dan

istri yang sudah janda. Maka pada permulaan surat an-Nisa’ disebutkan

perintah memelihara anak-anak yatim serta pembagian harta pustaka

(Departemen Agama, 2009: 109).

4). Munasabah surat An-Nisa’ dengan surat Al-Maidah

Hubungan surat An-Nisa’ dengan surat Al-Maidah yaitu:

a) Surat an-Nisa’ menerangkan beberapa macam akad, seperti

perkawinan, perceraian, warisan, perjanjian, wasiat dan

sebagainya. Sedangkan permulaan surat al-Maidah menyatakan

supaya hamba-hamba Allah memenuhi segala macam akad

yang telah dilakukan, baik terhadap Allah maupun terhadap

sesama manusia, di samping menerangkan ayat-ayat yang lain

b) Surat an-Nisa’ mengemukakan hukum secara umum dan

mendapat jalan untuk menetapkan suatu hukum, kemudian

Page 45: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

31

surat al-Maidah menjelaskan dan menegaskan hukum-hukum

itu

c) Sebagaimana halnya surat al-Baqarah dan surat Ali ‘Imran

mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan pokok-

pokok ajaran, seperti keesaan Allah dan kenabian, maka surat

an-Nisa’ dan al-Maidah menerangkan tentang furu’ agama

(hukum fiqh), seperti hal-hal yang berhubungan dengan hukum

keluarga dan sebagainya

d) Akhir surat an-Nisa’ mengemukakan hujah-hujah atas

kekeliruan orang-orang Yahudi dan Nasrani, serta kekeliruan

kaum musyrik dan munafik. Hal yang serupa diterangkan

secara panjang lebar dalam surat al-Maidah.

e) Surat an-Nisa’ dimulai dengan Ya ayyuhan-nas (wahai

manusia) yang nadanya sama dengan surat Makiyah, sedang

surat al-Maidah seperti surat-surat Madaniyah, dimulai dengan

Ya ayyuhallazina amanu (wahai orang yang beriman). Hal ini

menyatakan sekalipun nadanya berbeda, tetapi yang dituju oleh

kedua surat itu iaah semua manusia (Departemen Agama, 2009:

348).

Page 46: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

32

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Konsep Pendidikan Aqidah Secara Umum

1. Pengertian Pendidikan Aqidah

Dalam arti luas, pendidikan adalah hidup. Artinya, pendidikan adalah segala

pengalaman (belajar) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat

dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu. Sedangkan dalam arti

sempit, pendidikan hanya berlangsung bagi mereka yang menjadi siswa pada

suatu madrasah atau mahasiswa pada suatu perguruan tinggi (lembaga pendidikan

formal). (Tatang Syarifudin, 2009: 27-28).

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan secara sadar,

terencana, terstruktur, dan berkesinambungan dalam rangka menghasilkan anak-

anak didik menjadi SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas secara

intelektual dan berkualitas secara moral. Dalam perspektif islam, pendidikan

bertujuan untuk mengantarkan para peserta didik agar mereka dapat

mengembangkan seluruh potensi mereka masing-masing sehingga mereka

nantinya bisa menjadi manusia-manusia beriman yang cakap, pandai, terampil,

dan mampu hidup secara mandiri dalam memenuhi segala kebutuhan hidup

mereka (Faisal Ismail, 2017: 89).

Menurut Ki Hajar Dewantara (1977: 20) yang dinamakan pendidikan yaitu

tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun maksudnya pendidikan

yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka

sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan

dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Selanjutnya, menurut UU No. 20 Tahun

2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan

Page 47: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

33

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

(Dwi Siswoyo dkk, 2008: 18-19).

Sedangkan aqidah berasal dari kata aqada artinya “ikatan dua utas tali

dalam satu buhul sehingga menjadi tersambung”. Aqad berarti pula “janji”, karena

janji merupakan ikatan kesepakatan antara dua orang yang mengadakan

perjanjian. Aqidah menurut terminologi adalah sesuatu yang mengharuskan hati

membenarkannya, yang membuat hati tenang dan menjadi keyakinan yang bersih

dari kebimbangan dan keraguan (Luthfiah dan Mujahidin, 2011: 15).

Aqidah islam di dalam Al-Qur’an disebut iman, ia bukan hanya berarti

percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim untuk berbuat.

Untuk itu lapangan iman itu sangat luas bahkan mencakup segala sesuatu yang

dilakukan seorang muslim yang disebut amal shaleh. Oleh karena itu iman

didefinisikan sebagai berikut: “Mengucapkan dengan lisan, membenarkan dengan

hati dan melaksanakan dengan segala anggota badan (perbuatan)”. Aqidah islam

adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang

bersumber dari ajaran yang wajib dipegang oleh seorang muslim sebagai sumber

keyakinan yang mengikat (Luthfiah dan Mujahidin, 2011: 15-16).

Oleh karena itu, pendidikan keimanan harus dijadikan sebagai salah satu

pokok dari pendidikan kesalehan anak. Dengannya dapat diharapkan bahwa kelak

ia akan tumbuh dewasa menjadi insan yang beriman kepada Allah SWT,

melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan

Page 48: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

34

keimanan dapat membentengi dirinya dari berbuat dan berkebiasaan buruk (Bisri

Mustofa, 2016: 22).

Pendidikan berbasis aqidah adalah sebuah pendekatan religi terhadap

pendidikan, yang artinya suatu ajaran religi dari agama tertentu dijadikan sumber

inspirasi untuk menyusun teori atau konsep-konsep pendidikan yang dapat

dijadikan landasan untuk melaksanakan pendidikan. Ajaran religi yang berisikan

kepercayaan dan nilai-nilai kehidupan, dapat dijadikan sumber dalam menentukan

tujuan pendidikan, materi pendidikan, metode, bahkan sampai pada jenis-jenis

pendidikan (Mustafa, 2009: 10).

Dari beberapa pengertian pendidikan dan aqidah di atas, dapat disimpulkan

bahwa pendidikan aqidah adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap

perkembangan iman sebagai keyakinan dan kepercayaan peserta didik demi

menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Pendidikan aqidah memerlukan

hati yang bersih demi membentuk keyakinan seseorang akan Tuhan, yang

hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu mentauhidkan Allah dalam

aspek keyakinan (Naufal, 2016: 20).

2. Sumber Pendidikan Aqidah

Sumber pendidikan aqidah islam adalah Al-Qur’an dan Hadits. Hal itu

sebenarnya sama dengan dasar ajaran agama islam (Yunahar Ilyas, 2009: 6).

Adapun penjelasan dari masing-masing sumber pendidikan aqidah tersebut

adalah:

1. Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kitab suci kaum Muslim dan menjadi sumber ajaran

islam yang pertama dan utama yang harus mereka imani dan aplikasikan

dalam kehidupan mereka agar mereka memperoleh kebaikan di dunia dan

Page 49: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

35

di akhirat (Athaillah, 2009:1). Menurut Salim Muhsin dalam Tarikh Al-

qur’an al-Karim, al-Qur’an ialah: “Firman Allah yang diturunkan kepada

Nabi Muhammad saw yang tertulis dalam mushaf-mushaf dan dinukil

(diriwayatkan) secara mutawatir dan dipandang ibadah dengan

membacanya serta menantang (orang yang tidak mempercayainya untuk

membuat yang serupa) meskipun hanya berupa satu surat yang pendek”

(Athaillah, 2009: 15-16).

Fungsi Al-Qur’an adalah menjadi pedoman hidup manusia, maka isi

yang terkandung di dalamnya tidak akan lepas dari hal-hal yang ada

hubungannya dengan kehidupan mereka. Hal-hal yang terkandung dalam

al-Qur’an dapat diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu:

1. Akidah, yang wajib diimani, baik yang berkenaan dengan Allah,

malaikat, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, dan hari akhirat. Bagian

yang pertama inilah yang menjadi pemisah antara iman dan kafir

2. Hukum-hukum yang praksis yang mengatur hubungan manusia

dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia,

baik yang muslim maupun non muslim, dan dengan alam

lingkungannya

3. Akhlak yang mulia, yang dapat memperbaiki kondisi perangai

perorangan dan masyarakat serta mendidik rohani seseorang dan

umat menjadi pribadi-pribadi yang luhur dan umat yang baik

4. Janji akan memperoleh balasan baik yang berlipat ganda bagi

orang-orang beriman dan berbuat baik, orang-orang yang mau

mencari keridhaan Allah dan mau meniti jalan yang selamat baik di

dunia maupun di akhirat. Dan ancaman akan menerima hukuman

Page 50: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

36

yang setimpal bagi orang-orang kafir dan berbuat jahat atau

maksiat (Athaillah, 2009: 32-33).

Isi kandungan al-Qur’an yang utama dan terpenting adalah tentang

akidah, yang lazimnya juga disebut dengan istilah ushul al-din, ilmu kalam

dan terutama tauhid atau lengkapnya tauhidullah (pemahaesaan Allah).

Begitu penting kedudukan akidah dalam islam dan karena mudahnya

dipahami dalam al-Qur’an yang di dalamnya terdapat sekitar 136 ayat al-

‘aqaid, itu menempatkan akidah sebagai topik pembahasan yang paling

asasi (Amin Suma, 2013: 93). Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah

QS. Al-Ikhlas ayat 1-4:

مد الل ( ۱) حد ه ا قل هو الل ا احد ( ٣) لم يلد ولم يولد ( ٢) ه الص ولم يكن له كفوا

(٤)

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa, Allah

tempat meminta segala sesuatu, (Allah) tidak beranak dan tidak

pula diperanakkan, Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan

Dia” (Departemen Agama, 2009: 814).

2. Hadits

Hadits secara bahasa berarti baru, berita, kabar. Sedangkan secara

istilah, hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi

Muhammad, baik yang berupa perkataan, taqrir (pengakuan atau

ketetapan), ataupun sifat (Ghufron dan Rahmawati, 2013: 1). Sedangkan

ulama hadits mendefinisikan hadits sebagai sesuatu yang disandarkan

kepada Nabi baik berupa diucapkan, diperbuat, ditaqrirkan dan keadaan

Nabi (Suryadilaga, 2018: 138).

Hadits yang berkaitan dengan aqidah adalah sebagai berikut:

Page 51: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

37

ني عن اليمان، قال: أن تؤمن بالله،ومالئكته،وكتبه ورسله،واليوم قال: فأخبر

ه قال: صدقت )رواه مسلم( الخر،وتؤمن بالقدر خيره وشر

Artinya: “Dia (Jibril AS) berkata, Wahai Muhammad beritahukan

kepadaku apa itu iman? Dia (Muhammad) berkata, Iman adalah engkau

percaya kepada Allah, dan malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-

rasulNya, dan hari akhir (kiamat), dan engkau percaya terhadap ketetapan

Allah yang baik maupun yang buruk. Dia (Jibril AS) berkata, engkau

benar” HR. Muslim (Imam an Nawawi, 2007: 7).

Aqidah yang lurus pada dasarnya merupakan fitrah manusia yang

Allah anugerahkan secara universal, terbukti bahwasanya hati nurani

manusia dapat menentukan ukuran baik dan buruk sebab Allah

memberikan potensi dasar (fitrah) kepada manusia berupa tauhid dan

kecerdasan. Namun, manusia dapat menyimpang dari fitrah tersebut

karena pendidikan aqidah yang salah dari orang tua mereka. Seperti halnya

hati nurani dan akal adalah kebiasaan (tradisi) tidak bisa dijadikan acuan

aqidah secara mutlak. Kecuali disandingkan dan diukur dengan kebenaran

Al-Qur’an dan hadits karena standar ini juga bersifat relatif dan nilainya

paling rendah dibandingkan dengan kedua standar sebelumnya yaitu Al-

Qur’an dan hadits (Naufal, 2016: 26-28).

3. Ruang Lingkup Pendidikan Aqidah

Di dalam buku Kuliah Aqidah Islam (Yunahar Ilyas, 1992: 5), ruang lingkup

pendidikan aqidah adalah hal-hal yang mencakup materi-materi pendidikan aqidah.

Adapun ruang lingkup pendidikan aqidah menurut Hasan Al Banna adalah sebagai

berikut:

1. Illahiyyat

Page 52: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

38

Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah

seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, af’al (perbuatan) Allah

dan lainnya

2. Nubuwwat

Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan

Rasul, termasuk kitab-kitab Allah, mu’jizat, karomah dan lain sebagainya

3. Ruhaniyyat

Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam

metafisik seperti malaikat, jin, iblis, setan, roh dan lain sebagainya

4. Sam’iyyat

Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat

sam’i (dalil naqli berupa Al-Qur’an dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat,

azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga, neraka dan lain sebagainya (Naufal,

2016: 30-31).

4. Fungsi dan Peranan Pendidikan Aqidah

Aqidah merupakan dasar dan fondasi yang utama dalam kehidupan manusia,

karena hal tersebut berkaitan dengan tingkat keimanan seseorang. Jika seseorang

memiliki iman atau aqidah yang kuat pasti kehidupannya akan baik, dalam segi

ibadahnya, akhlaknya, muamalahnya maupun dalam lingkungannya. Sehingga aqidah

berfungsi sebagai fondasi dan penopang kehidupan manusia. Karena jika aqidah

seseorang kuat maka semakin kuatlah keislaman seseorang, akan tetapi jika aqidah

seseorang lemah maka lemah pula tingkat keislaman seseorang.

Adapun fungsi dan peranan aqidah adalah sebagai berikut:

1. Menuntun dan mengembangkan dasar ketuhanan yang dimiliki manusia sejak

lahir.

Page 53: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

39

Manusia sejak lahir telah memiliki keberagaman (fitrah) sehingga sepanjang

hidupnya manusia membutuhkan agama dalam rangka mencari keyakinan

terhadap Tuhan. Aqidah islam berperan memenuhi kebutuhan fitrah manusia

tersebut, menuntun dan mengarahkan manusia kepada keyakinan yang benar

tentang Tuhan, tidak menduga-duga atau mengira-ngira, melainkan menunjukkan

Tuhan yang sebenarnya

2. Memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa

Agama sebagai kebutuhan fitrah manusia akan senantiasa menuntut dan

mendorongnya untuk terus mencarinya. Aqidah memberikan jawaban yang pasti

sehingga kebutuhan rohaniahnya dapat terpenuhi sehingga ia memperoleh

ketenangan dan ketentraman jiwa yang diperlukannya

3. Memberikan pedoman hidup yang pasti

Keyakinan terhadap Tuhan yang diberikan akidah islam memberikan arahan

dan pedoman yang pasti, sebab akidah menunjukkan kebenaran keyakinan yang

sesungguhnya. Akidah memberikan pengetahuan dari mana manusia datang,

untuk apa hidup dan kemana manusia akan pergi sehingga kehidupan manusia

akan lebih jelas dan lebih bermakna (Luthfiah dan Mujahidin, 2011: 17-18).

5. Tingkatan Akidah

Akidah atau iman yang dimiliki oleh seseorang tidak selalu sama bobot dan

tingkatannya dengan iman yang dimiliki oleh orang lain. Akidah memiliki tingkatan-

tingkatan tertentu tergantung kepada upaya orang itu sebab iman pada dasarnya

berkembang. Iman bisa tumbuh subur atau sebaliknya. Jika tidak dipelihara, iman

akan berkurang, mengecil atau hilang sama sekali (Luthfiah dan Mujahidin, 2011:

19).

Page 54: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

40

Menurut Abd. Rachman Assegaf (2005: 46-47) melihat proses terbentuknya

akidah dalam diri seseorang dapat kita ketahui bahwa akidah memiliki beberapa

tingkatan. Tingkatan akidah ada empat macam, antara lain:

1. Tingkat taqlid (ragu)

Yaitu orang yang berakidah karena ikut-ikutan saja, tanpa didasari atas

pendirian yang mantap. Biasanya hal ini disebabkan karena pengetahuannya

tentang masalah ketuhanan yang kurang, sementara ia tidak berupaya untuk

meningkatkan pengetahuannya

2. Tingkat yakin

Yaitu orang yang berakidah dengan pengetahuannya serta mampu

menunjukkan bukti, alasan (dalil) atas keyakinannya tersebut, namun belum

mampu merasakan hubungan yang kuat dan mendalam antara objek dengan bukti

yang didapatnya. Sehingga tingkat ini masih bisa goyahkan dengan argumen lain

yang lebih rasional dan mendalam. Atau keyakinan yang didasarkan kepada

pengetahuan semata, seperti firman Allah dalam surat At-Takatsur ayat 5:

(۵) كال لو تعلمون علم اليقين

Artinya: “Janganlah begitu jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang

yakin” (Departemen Agama RI, 2009: 759).

3. Tingkat ‘ainul yakin

Yaitu orang yang berakidah atau meyakini sesuatu secara mendalam, rasional

dan ilmiah, sehingga ia mampu menemukan hubungan antara objek dengan

buktinya. Pada tingkat seperti ini, ia rasional dan ilmiah. Atau keyakinan yang

didasarkan kepada penglihatan rohani yang disebut ‘ain al-basirah (melihat

dengan mata kepala sendiri sehingga menimbulkan keyakinan yang kuat).

Sebagaimana Allah berfirman dalam surat At-Takatsur ayat 7:

Page 55: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

41

(۷) ثم لترونها عين اليقين

Artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan

‘ainul yaqin” (Departemen Agama RI, 2009: 759).

4. Tingkat haqqul yakin

Yaitu tingkat tertinggi dari capaian akidah atau keyakinan seseorang, karena

bukan saja telah mampu menemukan hubungan antara objek dengan hatinya,

mendalami masalah ketuhanan secara mendalam, rasional dan ilmiah, melainkan

telah merasakan melalui pengalaman keberagaman, penghayatan dan pengamalan

ajarannya. Atau berkeyakinan didasarkan pada pengetahuan dan penglihatan

rohani. Orang yang memiliki akidah pada tingkat ini tidak akan tergoyahkan dari

sisi manapun, ia akan berani berbeda dengan orang lain sekalipun hanya seorang

diri, ia akan berani mati untuk membela akidah itu sekalipun tidak seorangpun

yang mendukung atau menemaninya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-

Haqqah ayat 51:

( ۱۵) وإنه لحق اليقين

Artinya: “Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar kebenaran yang

diyakini” (Departemen Agama RI, 2009: 322).

6. Metode Pengajaran Pendidikan Aqidah

Chabib Thoha dkk (1999: 95-97) mengatakan bahwa setiap pengajaran

diperlukan metode-metode agar tujuan pendidikan dapat dicapai dengan baik.

Diantara metode-metode pengajaran pendidikan aqidah antara lain: Metode ceramah,

metode cerita , metode tanya jawab, metode widya wisata, metode bermain peran,

metode demonstrasi, metode latihan sosio drama, metode diskusi. Metode-metode

tersebut yang paling banyak dipakai dalam pengajaran akidah islamiyah adalah

Page 56: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

42

metode cerita, ceramah dan tanya jawab, disamping metode sosio drama, metode

demonstrasi, metode bermain peran, yaitu:

a. Metode bercerita dicantumkan sebagai alternatif pada hampir semua pokok

bahasa, karena selain aspek kognitif, tujuan bidang studi ini adalah aspek

afektif yang secara garis besar berupa tertanamnya akidah islamiyah dan

pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki nilai-nilai akhlak

yang mulia. Contoh: Luqman Hakim dengan putranya, dimana seorang ayah

mengajarkan akidah islamiyah kepada putranya dengan bersyukur kepada

Allah Swt, jangan syirik (menyekutukan) Allah Swt dan bersyukur kepada

ayah dan ibu dengan berbakti atau tawadhu’ kepada kedua orang tuanya

b. Metode ceramah merupakan metode mau’idhoh hasanah dengan bi lisan agar

dapat menerima nasihat-nasihat atau pendidikan yang baik. Seperti yang

dilakukan Nabi Muhammad saw kepada umatnya, yaitu untuk beriman kepada

Allah Swt dan Rasulullah Saw

c. Metode tanya jawab, bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan berpikir

dan dapat mengembangkan pengetahuan yang berpangkal pada kecerdasan

otak dan intelektualitas. Ini merupakan tujuan dalam aspek kognitif. Di dalam

pengajaran aqidah islamiyah dapat dicontohkan, seperti: dialog atau tanya

jawab antara nabi Ibrahim as dengan umatnya. Dengan cara seperti itu akan

menghasilkan nilai-nilai yang berhubungan dengan tingkah laku

Di samping ketiga metode tersebut, dalam pokok bahasan dan tujuan

yang sesuai, ada metode sosio drama, metode demonstrasi dan metode

bermain peran. Adapun penggunaan metode-metode tersebut, antara lain:

d. Metode sosio drama, dipergunakan dalam pokok bahasan:

1) Adat di sekolah, mengunjungi orang sakit, ta’ziyah dan ziarah kubur

Page 57: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

43

2) Kisah Siti Masyithoh, Abu Bakar ash Shiddiq, Umar bin Khottob dan

lain sebagainya

e. Metode demonstrasi, dipergunakan dalam pokok bahasan:

1) Sifat-sifat Allah Swt, sifat-sifat Rasulullah Saw

2) Praktik shalat, manasik haji

3) Akhlak terpuji, akhlak tercela dan sebagainya

f. Metode bermain peran, dipergunakan dalam pokok bahasan:

1) Berbakti kepada ayah dan ibu

2) Adab makan dan minum

3) Adab kepada guru, orang yang tua, teman dan sebagainya (Chabib

Thoha dkk, 1999: 95-97).

Metode mempunyai peran yang sangat penting dalam proses

pendidikan. Pada hakikatnya semua metode itu baik, hanya saja tergantung

yang menerapkan dan menggunakan. Karena setiap orang pasti memiliki

kemampuannya masing-masing dalam menerapkan metode. Sehingga

apapun metodenya asalkan bisa dan mampu menerapkan maka itu sudah

termasuk berhasil.

B. Pokok pendidikan aqidah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 186 dan Q.S. An-Nisa’

ayat 80

1. Pokok pendidikan aqidah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 186

Dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 186 menjanjikan pengabulan doa bagi yang

benar-benar berdoa, dan bahwa yang berdoa hendaklah memperkenankan

tuntunan Allah SWT. dan percaya kepada-Nya. Doa bukan sekedar ucapan dengan

mengangkat tangan menengadah ke langit, tetapi doa adalah permohonan terucap

atau tidak yang dipanjatkan dengan tulus, sambil menampakkan kebutuhan

Page 58: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

44

dengan “mendesak” kepada Allah SWT. disertai dengan pengagungan kepada-

Nya dan dengan adab-adab doa lainnya (M. Quraish Shihab, 2012: 59).

Seorang hamba harus meminta dan tidak boleh berputus asa dalam berdoa,

seorang hamba harus senantiasa memohon dan tidak berhenti dalam

melakukannya. Kemurahan Allah itu sangat luas, pemberian-Nya sangat banyak

dan karunia-Nya sangat besar.

Karena salah satu sarana takarub (taqarrub) hamba kepada Allah merupakan

fenomena doa, selain dengan pernyataan bagian peraturan islam yang agung yang

dibahas pada ayat-ayat sebelumnya, ayat ini pun menyoroti pokok persoalan ini.

Fenomena ini merupakan sebuah proses umum bagi setiap pendoa dan bagi orang-

orang yang ingin dekat dengan Allah. Alasannya, ruh setiap ibadah adalah

memperoleh kedekatan kepada Allah dengan cara rintihan dan tangisan hati yang

tulus (Allamah Kamal Faqih Imani, 2003: 89-90).

Dalam tafsir Al-Mishbah menjelaskan bahwa Allah begitu dekat kepada

manusia dan manusia pun dekat kepada-Nya, karena pengetahuan tentang wujud

Allah melekat pada fitrah manusia, bukti-bukti wujud dan keesaan-Nya pun

terbentang luas. Berbeda dengan pengetahuan tentang hal-hal lain yang

dipertanyakan, seperti mengapa bulan pada mulanya terlihat berbentuk sabit,

kemudian sedikit demi sedikit membesar lalu mengecil dan hilang dari

pandangan, demikian pula dengan pertanyaan-pertanyaan yang lain. Kalimat

seorang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku menunjukkan bahwa bisa

jadi ada seseorang yang bermohon tetapi dia belum lagi dinilai berdoa oleh-Nya.

Yang dinilai-Nya berdoa antara lain adalah yang tulus menghadapkan harapan

hanya kepada-Nya, bukan kepada selain-Nya, bukan juga yang menghadapkan

Page 59: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

45

diri kepada-Nya bersama dengan selain-Nya. Ini dipahami dari penggunaan kata

kepada-Ku (Quraish Shihab, 2000: 382).

Kekuasaan Allah sangat besar dan karunia-Nya sangat luas sekali. Maka Allah

memerintahkan agar berdoa kepada-Nya agar tidak menimbulkan rasa sombong,

sebab seseorang yang tidak mau dan enggan berdoa kepada Yang Maha

Menciptakan berarti ia merasa mampu melakukan segalanya sendiri tanpa bantuan

dari orang lain maupun bantuan dari Allah Yang Maha Penolong. Padahal jika

seorang hamba berdoa kepada Allah, maka Allah pasti akan mengabulkan apapun

yang diminta. Hanya saja persoalan waktu, kapan Allah akan mengabulkan doa

tersebut. Seorang hamba hanya perlu berusaha atas apa yang ia minta. Allah hanya

ingin mengetahui seberapa jauh dan seberapa kerja kerasnya ia dalam berusaha

untuk mewujudkan apa yang ia minta kepada Allah. Maka dari itu Allah

menjelaskan bahwa Allah mengabulkan doa seseorang yang berdoa dengan

sungguh-sungguh dengan penuh keyakinan. Sarana untuk mencapai sesuatu salah

satunya adalah dengan berdoa. Tidak cukup dengan berdoa saja, harus ada usaha

yang sungguh-sungguh. Salah satunya yaitu dengan menjalankan apa yang

diperintahkan oleh Allah dan apa yang dilarang oleh-Nya.

Dalam ayat tafsir Nurul Qur’an, ayat ini ditujukan kepada Nabi Muhammad

Saw. bahwa apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu mengenai Aku

(katakanlah kepada mereka) sesungguhnya Aku dekat...” “Aku lebih dekat

(kepada mereka) daripada yang mereka perkirakan”. Aku lebih dekat kepada

kalian daripada kalian kepada diri kalian sendiri dan lebih dekat daripada urat nadi

kalian. Di bagian lain dalam Al-Qur’an, Allah berfirman mengenai manusia

sebagai berikut, ...dan Kami lebih dekat darinya daripada urat lehernya (Q.S.

Qaf: 16). Kemudian ayat tersebut meneruskan, ...Aku mengabulkan permohonan

Page 60: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

46

orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka

(harus) mendengarkan seruan-Ku, dan beriman kepada-Ku, agar mereka selalu

berada dalam kebenaran (Faqih Imani, 2003: 90). Seorang hamba tidak perlu

ragu dan khawatir akan kedekatan Allah, karena Allah selalu bersama dengan para

hamba-Nya. Meskipun seseorang pergi jauh ke seluruh penjuru dunia, Allah tetap

bersamanya. Allah mengetahui apapun yang dilakukan seorang hamba dan apapun

yang diminta seorang hamba meskipun hanya dalam hati.

Dari beberapa pendapat mufassir tersebut bahwa pokok pendidikan aqidah

dalam QS. Al- Baqarah ayat 186 adalah:

a. Keyakinan dalam berdoa

Berdoa adalah memohon atau meminta terhadap sesuatu yang ia hajati

dan berhasrat untuk memperolehnya. Karenanya orangpun berusaha yang

dilakukan. Demikian halnya dengan berdoa, terkabul dan tidak terkabulnya

doa itu tergantung dari kesungguhan kita dalam memanjatkan doa itu

sendiri. Serta keyakinan kita terhadap Allah Swt.

Kita semua tahu bahwa apapun yang kita peroleh ataupun hasil yang

kita capai, semua itu tergantung dari kesungguhan kita dalam

memanjatkan doa itu sendiri. Serta keyakinan itu terhadap Allah SWT

bahwa tiap-tiap doa yang kita panjatkan pasti dikabulkan oleh-Nya. Dalam

sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Turmudzi, Hakim dan Ibnu Majah

juga mengatakan bahwa:

ل أدعوا الله وأنتم موقنون بالجا بة واعلموا أن الله ل يستجيب دعاءا من قلب غاف

(له )رواه الترمذى

“Rasulullah Saw. bersabda, ‘Berdoalah kepada Allah dengan penuh

keyakinan bahwa Allah akan mengabulkannya. Dan ketahuilah bahwa

Allah tidak akan mengabulkan doa yang lahir dari hati yang lalai dan

tidak khusyu’.” (HR. Tirmidzi)

Page 61: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

47

Dari hadis tersebut tegaslah bahwa Allah Swt. tidaklah akan

mengijabahi doa mereka yang hatinya diliputi dengan keraguan. Dan

sebaliknya orang yang senantiasa sungguh-sungguh dalam berdoa dan

teguh dalam keyakinan. Maka sudah pasti Allah akan memperkenankan

doanya tersebut. Sebab Allah tidak akan pernah mengingkari janji-Nya

(Al-Hazza, TT: 24-25).

Doa berarti memohon bantuan Allah swt atau harapan atas rahmat-

Nya. Dalam pengertian sehari-hari berdoa berarti permintaan manusia

kepada Allah yang menciptakannya. Atau dengan kata lain berdoa berarti

permohonan makhluk terhadap khalik. Doa merupakan permohonan

manusia kepada Allah karena ingin terlepas dari kesulitan atau harapan

atas pertolongan (Aminuddin, 2000: 35).

(Nawawi, 2010: 502) Perlu ditekankan bahwa berdoa itu harus dengan

keyakinan dan sepenuh hati, salah satu hadits yang menjelaskan hal ini

adalah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.,

ادعوا الله وأنتم موقنون بالجا بة واعلموا أن الله ل يستجيب دعاءا من قلب

لترمذى(غافل له )رواه ا

“Rasulullah Saw. bersabda, ‘Berdoalah kepada Allah dengan penuh

keyakinan bahwa Allah akan mengabulkannya. Dan ketahuilah bahwa

Allah tidak akan mengabulkan doa yang lahir dari hati yang lalai dan

tidak khusyu’.” (HR. Tirmidzi).

Dalam tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat yang memotivasi

untuk berdoa ini diselipkan diantara hukum-hukum puasa sebagai petunjuk

agar bersungguh-sungguh dalam berdoa setelah menyelesaikan jumlah hari

dalam sebulan, bahkan pada setiap kali berbuka (Ar-Rifa’i, 2009: 294).

Dalam ayat sebelumnya menjelaskan tentang hukum puasa,

sehingga setelah satu hari tidak makan, tidak minum, menjauhi maksiat

Page 62: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

48

maka diwajibkan berbuka yang diawali dengan berdoa. Salah satu doa

yang pasti dikabulkan adalah doanya orang yang berpuasa. Jadi seseorang

yang berdoa meskipun tidak puasa harus berdoa dengan penuh keyakinan

bahwa doanya pasti dikabulkan sama halnya dengan doanya orang yang

puasa, ia memiliki keyakinan bahwa doanya pasti dikabulkan oleh Allah.

Maka Allah memerintahkan rasul-Nya agar memberi kabar kepada hamba-

hamba-Nya bahwa Dia Maha Mendengar, Maha Dekat, lagi Maha

Mengabulkan, Dia Maha Mendengar semua doa, mengabulkan setiap

permintaan, menghilangkan kesusahan, menyingkirkan duka cita,

menjauhkan kesulitan, menjawab tuntutan, dan mengetahui setiap keadaan

mereka (Al-Qarni, 2008: 143). Karena satu-satunya penolong adalah

Allah, yang mengetahui segala sesuatu yang ada di muka bumi sehingga

meskipun seseorang yang berdoa hanya dalam hati saja, Allah sudah pasti

mengetahui dan mendengar meskipun dari lubuk hati yang paling dalam.

Firman-Nya: ( فليستجيبولي) hendaklah mereka memenuhi (segala

perintah)-Ku, mengisyaratkan bahwa yang pertama dan utama dituntut

dari setiap yang berdoa adalah memenuhi segala perintah-Nya. Ayat

tersebut memerintahkan agar percaya kepada-Nya ( واليؤمنوبي) ini bukan

saja mengakui keesaan-Nya, tetapi juga percaya bahwa Dia akan memilih

yang terbaik untuk si pemohon. Dia tidak akan menyia-nyiakan doa itu,

tetapi bisa jadi Allah memperlakukan si pemohon seperti seorang ayah

kepada anaknya. Sekali memberi sesuai permintaannya, di kali lain

diberinya yang tidak dia mohonkan tetapi lebih baik untuknya, dan tidak

jarang pula Allah menolak permintaannya, namun memberi sesuatu yang

lebih baik di masa mendatang. Kalau tidak di dunia, maka di akhirat kelak.

Page 63: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

49

Bukankah ayah yang baik tidak memberi sesuatu yang merugikan anaknya

walau sang anak mendesak? Oleh karena itu, percayalah kepada Allah

sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. “Berdoalah kepada Allah

disertai dengan keyakinan penuh bahwa Allah akan memperkenankan”

(Quraish Shihab, 2000: 383).

Berdoa tidak cukup hanya dengan menengadah tangan keatas,

perlu disertai tindakan yang merupakan usaha dalam menggapai doa

tersebut dan juga disertai dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa Allah

pasti akan memberikan yang terbaik dengan menyerahkan dan tawakkal

kepada Allah. Perlunya yakin adalah agar berharap hanya kepada-Nya

bukan berharap kepada selain-Nya, karena jika berharap kepada selain-

Nya yang timbul hanyalah rasa ragu dan kecewa. Sehingga dalam berdoa

diperlukan rasa yakin agar hatinya hanya terpaut kepada Allah semata.

Az- Zindani dkk (2006: 115), Orang yang berdoa dan beristighatsah

tidaklah berakal kecuali bila dia berdoa kepada dzat yang bisa

mendengarkannya, dan mendengar dari selain dirinya di setiap waktu,

tempat dan dengan berbagai bahasa. Dia juga tidak berakal kecuali jika dia

berdoa kepada yang diyakininya mampu mengabulkan doanya,

melepaskan penderitaannya dan memenuhi kebutuhannya dengan jalan

yang tidak diketahui dan dengan kemampuan yang luar biasa dalam

mengubah keadaan. Dan tidak mungkin ada yang mampu kecuali Allah.

Tidak mungkin itu dimampui oleh seorangpun dari makhluk-Nya, baik

yang hidup maupun yang mati. Barangsiapa yang meyakini bahwa selain

Allah ada yang mampu melakukan itu semua, lalu dia berdoa kepadanya,

maka dia telah terjerumus dalam kemusyrikan.

Page 64: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

50

Berdoa sebagai media untuk mengajukan berbagai macam permohonan

kepada Allah yang di dalamnya terdapat beberapa keutamaan. Diantara

keutamaan dalam berdoa, yaitu:

1) Sebagai alat komunikasi dengan Allah swt

Seseorang yang berdoa akan menghindarkan diri dari

sifat lupa terhadap penciptanya dan penyakit sombong serta

takabur sehingga ia tidak enggan untuk minta tolong apa yang

telah diusahakan

2) Sebagai alat mendekatkan dan menyandarkan diri kepada Allah

Berdoa berkomunikasi, semakin sering dilakukan

semakin sering pula berkomunikasi sehingga antara hamba dan

khaliknya semakin dekat

3) Doa sebagai inti ibadah

Selain segala aktifitas kehidupan disandarkan pada-Nya,

juga selalu memanjatkan doa agar apa yang dilakukan (amal)

dapat diterima sebagai ibadah mahdah maupun ghairu mahdah.

Agar usahanya dapat berhasil dengan baik, islam

memerintahkan agar berdoa, karena doa merupakan inti ibadah

(Aminuddin, 2000: 37).

b. Beriman kepada Allah

Rukun iman pertama adalah beriman kepada Allah swt. Inilah ajaran

paling pokok yang mendasari seluruh ajaran islam. Mengenal Allah swt

dapat ditempuh melalui dua jalur, yaitu: Pertama, dengan menggunakan

akal pikiran untuk memeriksa dan memikirkan secara teliti apa yang

Page 65: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

51

diciptakan Allah. Kedua, dengan mengerti nama-nama dan sifat-sifatNya

dalam Al-Qur’an (Chirzin, 2015: 37).

Beriman kepada Allah merupakan keharusan dan menjadi hal yang

paling utama dalam kehidupan seorang muslim. Dalam beriman hal

pertama yang harus dilakukan adalah mengucapkan dua kalimat syahadat

yang dapat menandakan bahwa seseorang telah beriman kepada Allah

dengan mengakui bahwa Allah adalah Tuhannya dan Muhammad adalah

utusan-Nya. Dengan begitu setelah mengucapkan dua kalimat syahadat

maka setelahnya seorang hamba menjalankan kewajibannya sebagai

seorang hamba dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi

larangan-Nya.

Manusia wajib beriman kepada Allah swt. jika manusia sedikit

berpikir, niscaya ia mendapati bahwa Allah yang telah menciptakan

dirinya, telah memberinya sarana-sarana untuk mempelajari seluruh ilmu

agama dan dunia. Tanpa sarana-sarana itu, ia tidak mungkin mendapatkan

ilmu sedikitpun. Diantaranya bentuk syukurnya kepada Allah swt yang

paling utama adalah menggunakan sarana-sarana ilmu yang telah

dikaruniakan kepada kita untuk mengenal-Nya. Tanpa mengenal

penciptanya, manusia tidak akan bisa mengikuti petunjuk-Nya yang akan

memberikan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, sehingga ia kelak

termasuk golongan orang-orang yang merugi. Karena itu, kewajiban

manusia yang pertama adalah mengenal Allah swt (Az- Zindani dkk, 2006:

33).

2. Pokok pendidikan aqidah dalam Q.S. An-Nisa’ ayat 80

Page 66: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

52

Aqidah merupakan suatu keyakinan atau kepercayaan yang menerapkan

bahwa Allah itu Esa, pencipta, dan pengatur alam semesta dengan segala isinya.

(Shadiq Salahuddin, 1993:46).

Hafid, (1998: 109) Aqidah merupakan materi pertama yang harus diberikan

kepada anak dalam rangka merealisasikan pendidikan dalam sebuah keluarga

yang agamis. Materi ini mencapai enam aspek, yaitu : Iman kepada Allah, kepada

Malaikat Allah, kepada Kitab Allah, kepada Rasul Allah, kepada hari akhir dan

kepada ketentuan yang telah dikehendaki Allah. Iman lebih awal harus sudah

ditanamkan pada diri anak sejak masa pertumbuhannya. Hal ini penting agar

pertumbuhan dan perkembangannya selalu berada di bawah kendali iman yang

telah dimilikinya. Dengan terbentuknya aqidah pada anak di usia dini, akan lebih

mempermudah masuknya ingatan-ingatan yang agamis yang dilakukan secara

nyata oleh kedua orang tuanya.

Dalam upaya menanamkan nilai keimanan pada diri anak memerlukan

kesabaran dan ketekunan. Iman merupakan hal yang ghaib sehingga sukar

ditangkap dalam panca indera. Sedangkan anak, menurut teori perkembangan,

baru dapat berpikir secara abstrak setelah mencapai usia kira-kira 11 tahun. Oleh

karena itu penanaman nilai-nilai keimanan pada diri anak memerlukan kesabaran

dan ketekunan dari orang tua maupun para pendidik. Memahami perkembangan

anak dan spiritualnya dalam mewujudkan keimanan, adalah sebuah landasan

utama bagi berjalannya nilai-nilai keimanan yang telah ada dan diketahui sesuai

dengan daya tangkap anak terhadap realitas wujud keimanan secara nyata (Hafid,

1998: 110).

Pendidikan aqidah menjadi pendidikan dasar dan prioritas yang diberikan

sejak usia anak-anak, ketika pribadi mereka masih mudah dibentuk dan mereka

Page 67: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

53

masih lekat dengan kultur kehidupan keluarga Bapak dan Ibu menjadi pilar utama

dan pendidik bagi anak-anaknya.

سول فقد اطاع الله ) ك ن فما ارسل ( أعرض عن طاعته فال يهمنك )ىومن تول من يطع الر

ا وإلينا عليهم حفيظا اا لعمالهم بل نذيرا القتال امرهم فنجازيهم وهذا قبل المر ب ( حاف

(Kitab Tafsir Alqur’an ‘Adzim (Tafsir Jalalain) karangan Imam Jalaluddin Juz 1-2

hlm. 82).

Dalam tafsir Jalalain tersebut, Jalaluddin dalam bukunya Tafsir Jalalain (terjemah

Abu Firly, 2018: 233) menjelaskan bahwa (Barangsiapa menaati Rasul itu,

sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling) artinya

tak mau menaatinya, maka bukan menjadi urusanmu (Maka Kami tidaklah

mengutusmu sebagai pemelihara) atau penjaga amal-amal perbuatan mereka,

tetapi hanyalah sebagai pemberi peringatan sedangkan urusan mereka terserah

kepada Kami dan Kami beri ganjaran dan balasannya. Ini sebelum datangnya

perintah berperang. Allah SWT menggambarkan tentang hamba dan rasulnya

Muhammad Saw, bahwa barangsiapa yang taat kepadanya, berarti ia taat kepada

Allah. Dan barangsiapa yang maksiat atau ingkar kepadanya maka ia ingkar

kepada Allah. Hal itu disebabkan karena wahyu bukan karena nafsu nabi

muhammad Saw. Rasulullah bukan hanya bertanggung jawab menyampaikan

perintah-perintah ilahi, beliau juga menjadi hakim dan pemimpin masyarakat

islam sehingga menaati rasulullah sejajar dengan mengikuti perintah Allah.

Perintah menaati Rasul tersebut datang sebelum perintah untuk berperang.

Karena dalam ketaatan tentunya ada yang patuh dan tunduk ada juga sebaliknya

yang memberontak. Orang-orang kafir sudah pasti tidak akan taat, sehingga

mereka akan memberontak, dan jika hal tersebut terjadi Allah memerintahkan

Page 68: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

54

agar tawakkal kepada-Nya. Sehingga Allah juga memerintahkan agar berperang di

jalan Allah, maka Allah akan menjadi penolong bagi orang-orang yang taat.

Point penting yang patut diperhatikan, ayat ini menyatakan bahwa Rasullulah

saw didepan masyarakat menerima kebenaran dan melaksanakannya, sekalipun

beliau merupakan pemimpin masyarakat. Tanggung jawab beliau hanya

mengarahkan dan memimpin masyarakat bukan memaksa mereka melaksanakan

perintah-perintah ilahi.

Dari beberapa pendapat mufassir tersebut bahwa pokok pendidikan aqidah

dalam Al-Qur’an pada Surat An-Nisa’ ayat 80 yaitu:

a. Taat kepada Rasul

Rasul berasal dari bahasa Arab, rasuul yang artinya utusan. Kata

jamaknya rusul yang artinya para utusan. Menurut istilah, rasul adalah

seorang laki-laki mulia yang menerima wahyu dari Allah untuk diamalkan

sendiri dan disampaikan kepada umatnya. Apabila wahyu yang diterima

dari Allah hanya untuk dirinya sendiri disebut Nabi. Iman kepada Rasul

artinya mempercayai bahwa Rasul adalah orang diutus dan ditugaskan

Allah untuk menyampaikan ajarannya kepada umatnya untuk dijadikan

pedoman hidup. Kepatuhan dan ketaatan kepada rasul diperintahkan dalam

ajaran islam. Bahkan diperintahkan agar selalu menjalankan dan meyakini

kebenaran risalah yang dibawanya. Setiap orang wajib mempercayai

sepenuh hati para rasul yang telah dinyatakan dalam Al-Qur’an dan Hadis

serta wajib diyakini pula bahwa mereka memperoleh wahyu dan

terpelihara dari dosa, perbuatan dari dosa, perbuatan tercela, dan dari

cacat-cacat rohani dan jasmani lainnya (Aminuddin, 2000: 108-109).

Page 69: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

55

Iman kepada Nabi dan Rasul berarti mempercayai dan meyakini bahwa

Rasul itu benar-benar diangkat oleh Allah swt sebagai utusan-Nya, dengan

membawa ajaran kebenaran yang akan menuntun umat manusia menuju

jalan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, kita

wajib mengikuti ajaran-ajaran yang telah dibawa oleh para rasul agar

kehidupan kita akan selamat di dunia maupun di akhirat. Di samping itu,

dalam diri para rasul itu terdapat teladan yang sangat perlu untuk kita

terapkan dalam kehidupan sehari-hari (Abdul Wahid, 2008: 20).

Rasul membawa risalah yang baik yang harus disampaikan kepada

umatnya. Risalah tersebut dapat berupa aqidah, akhlak, syariah, ibadah dan

lain sebagainya. Sehingga risalah yang dibawa Rasul harus diikuti dan

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Rasul tidak mungkin membuat

umatnya salah jalan menuju jalan Allah sebab Rasul sebagai teladan yang

baik bagi umatnya.

Penjelasan Allah SWT. yang tercantum dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa

barangsiapa yang menaati hamba dan Rasul-Nya yaitu Muhammad Saw.

maka sesungguhnya dia telah menaati Allah. Dan barangsiapa

mendurhakainya berarti dia mendurhakai Allah. Ibnu Abi Hatim

meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah Saw.

bersabda (787), ”Barangsiapa taat kepadaku berarti dia menaati Allah,

barangsiapa menaati amirku berarti dia menaatiku. Dan barangsiapa

mendurhakai amir berarti dai mendurhakaiku.” Dalam sahihain, hadits ini

diterima dari al A’masy (Ar-Rifa’i, 2009: 756). Kata mengikuti dalam

bahasa arab diterjemahkan “Ittaba”. Ittiba adalah bentuk masdar dari kata

kerja Ittiba`a-yattabi`u, yang bermakna menyusul, mencari-cari, mengikuti

Page 70: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

56

yang dibelakang, mengulangi, meneladani dan meniru Ittiba`ur Rasul

berarti mengikuti Rasulullah saw. Hal ini menjelaskan bahwa mengerjakan

perintah nabi baik yang wajib dan yang sunnah dan juga larangannya.

Seperti halnya ulil amri yaitu orang yang mengurusi kepentingan umat,

menaati perintah ulil amri dalam rangka taat kepada allah dan

mengharapkan pahala yang ada disisinya.

Taat kepada ulil amri berarti taat kepada nabi Muhammad Saw, karena

nabi tidak pernah memerintahkan selain kepada allah sehingga barang

siapa yang taat kepada rasul maka ia taat kepada Allah. Disamping itu

Allah memerintahkan untuk mengembalikan segala permasalahan yang

diperselisihkan oleh umat kepada Allah dan Rasul-Nya, yakni taat kepada

kitab (Al-Qur`an) dan As-Sunnah, karena Al-Qur`an dan As-Sunnah

adalah hakim yang menyelesaikan segala permasalahan Khilafiyah

an(permasalahan yang diperselisihkan) baik ittu nash, peringatan maupun

pemahaman ayat. Oleh karena itu taat kepada perintah nabi sudah menjadi

pegangan umat islam dalam melakukan tindakan yang bersifat sunnah.

Sedangkan dalam tafsir Muyassar dijelaskan bahwa barangsiapa

menaati perintah Rasulullah Saw. berarti ia menaati perintah Allah Swt.

Karena Muhammad Saw. hanya sekedar menyampaikan (segala perintah

dan larangan) dari Rabb-nya. Dan barangsiapa mendustakan Rasulullah

Saw. maka Allah Swt. yang akan memperhitungkan tindakannya itu,

bukan Rasulullah Saw. sendiri, karena Rasulullah Saw. hanya

menyampaikan apa yang harus disampaikan dari Allah Swt. dan yang

berhak memberikan balasan (pahala atau siksa) adalah hanya Allah Swt

saja (Al-Qarni, 2008: 143).

Page 71: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

57

Tugas seorang Rasul adalah menyampaikan wahyu dari Allah untuk

disampaikan kepada umatnya. Ada umat yang mau menerima wahyu

dengan lapang dada dan ada juga umat yang tidak mau patuh dan menolak

kebenaran wahyu. Apabila ada umat yang tidak mau menerima maka tugas

seorang Rasul hanya menyampaikan dan selebihnya tidak menjadi

tanggung jawab Rasul tersebut. Apabila umat yang mau menerima maka ia

harus taat atas apa yang menjadi kewajibannya sebagai seorang umat

dengan patuh dan tunduk atas apa yang diperintahkan oleh Rasul maka hal

tersebut sudah menjadi ketaatan kepada Allah.

Allah menerangkan bahwa Dia mengutus para Rasul kepada manusia

agar mereka beriman kepada Allah. Rasul memberi kabar gembira kepada

orang yang membenarkan risalahnya, bahwa mereka akan dimasukkan ke

dalam surga yang penuh kenikmatan dan kesenangan. Rasul juga memberi

peringatan kepada orang yang mendustakannya dan menolak wahyu yang

diturunkan Allah swt bahwa mereka akan dimasukkan ke dalam neraka

yang penuh azab dan siksa. Setiap hamba harus taat kepada Tuhan mereka

dengan mengikuti Rasul-Nya dan mengamalkan syariat-Nya,

membenarkan apa yang Dia turunkan dalam kitab-Nya serta meyakini

kebenaran apa-apa yang dibawa Rasul-Nya.

Mengimani rasul-rasul Allah harus berpegang teguh kepada Al-Qur’an,

yaitu untuk memperkuat keyakinan bahwa semua umat rasul Allah

diangkat dan diberi wahyu guna disampaikan kepada umatnya. Jadi

mengimani rasul Allah berarti kita telah mempercayai bahwa apa yang

mereka sampaikan benar-benar dari Allah. Adapun tanda-tanda kita

beriman kepada rasul antara lain sebagai berikut:

Page 72: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

58

a. Menjadikan rasul sebagai teladan

b. Menjadikan hidup manusia lebih terarah dan tenteram

c. Menjadikan manusia memiliki keluhuran budi pekerti sehingga

akan bermanfaat bagi dirinya serta lingkungannya

d. Meningkatkan amal saleh dan menjauhi kemaksiatan

e. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan (Abdul Wahid dkk,

2008: 21-22).

Beriman kepada para rasul adalah salah satu rukun aqidah. Oleh karena

itu, manusia wajib beriman kepada para rasul tanpa membedakan diantara

mereka. Jika seseorang beriman kepada sebagian rasul dan tidak beriman

kepada sebagian yang lain serta membeda-bedakan di antara mereka dalam

keimanan mereka, maka dia adalah kafir (Az- Zindani dkk, 2006: 141).

C. Implementasi Pendidikan Aqidah pada Q.S. Al-Baqarah Ayat 186 dan Q.S. An-

Nisa’ Ayat 80 dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Dalam Q.S. Al-Baqarah Ayat 186

a. Keyakinan dalam berdoa

Doa artinya memohon atau meminta pertolongan sesuatu yang baik kepada

Allah Swt. dengan mendekatkan dan merendahkan diri serta memohon ridha

dari Allah Swt. Berdoa adalah sebagian dari ibadah yang dapat dilakukan

setiap waktu dan dimana saja berada, karena Allah Maha Mengetahui dan

Maha Mendengar semua yang diminta oleh hamba-Nya (Mathroni, 2010: 3).

Page 73: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

59

Doa merupakan otaknya ibadah, maka Allah memerintahkan kepada

manusia agar berdoa kepada-Nya dan Allah sangat melarang berdoa dan

meminta kepada selain-Nya karena hal tersebut termasuk kepada perbuatan

syirik yang berarti menyekutukan atau menduakan Allah. Berdoa (memohon)

kepada Allah SWT adalah memerlukan kesabaran dan ketekunan, oleh karena

itu bagi orang yang memohon kepada Allah hendaknya tidak perlu tergesa-

gesa untuk dikabulkan permohonannya. Allah pasti mengabulkan permohonan

hamba-Nya, karena Allah SWT. itu Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim

serta Bijaksana. Berdoa merupakan sarana yang paling tepat bagi kita untuk

mengajukan permohonan kepada Allah, yang juga sebagai amal qauliyah yag

paling disenangi Allah. Oleh karena itu, Allah berjanji akan mengabulkan doa

bagi siapa saja yang memohon kepada-Nya, sesuai dengan tuntunan serta

petunjuk dari Allah dan Rasulullah (Amin dan Al-Fandi, 2011: 17).

Dalam melakukan suatu pekerjaan maupun amal harus diiringi dengan

keyakinan kepada Allah, keyakinan bahwa apapun yang dikerjakan akan

terasa ringan dan berhasil. Keberhasilan bukan karena kehebatan diri sendiri

dalam mencapainya akan tetapi karena Allah yang telah membuatnya menjadi

berhasil. Sehingga harus ada keyakinan agar semuanya berhasil. Apalagi

dalam berdoa harus selalu disertai dengan keyakinan bahwa Allah akan

mengabulkan permintaan dan permohonan yang diminta. Keyakinan bahwa

Allah Maha mengabulkan segala doa, akan tetapi jika apa yang kita minta

kepada Allah tidak segera dikabulkan oleh Allah maka tidak boleh putus asa

sehingga berhenti berdoa, terus memohon dan yakin bahwa Alah pasti

mengabulkan jika tidak juga dikabulkan yakin saja bahwa hal tersebut bukan

yang terbaik.

Page 74: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

60

Agar doa dapat dikabulkan oleh Allah SWT hendaknya menggunakan

adab (tata krama). Menurut Imam Ghazali dalam buku Mathroni (2010: 10),

adab (tata krama) dalam berdoa serta implementasinya dalam kehidupan

sehari-hari, adalah sebagai berikut:

1). Berdoa dilakukan dalam keadaan yang khidmat, seperti: di saat sujud,

dengan hati yang tenang, tidak membayangkan hal-hal yang lain

2). Dengan merendahkan suara, sekedar dapat terdengar oleh telinganya

sendiri atau terdengar oleh orang yang berada di sisinya, meskipun dalam

hati tidak masalah karena meskipun hanya di dalam hati Allah pasti

mengetahui

3). Berdoa dengan hati yang khusyu’, ialah memusatkan fikiran secara bulat-

bulat kepada Allah SWT. kita berdoa sebagaimana mestinya, yakni

dengan cara yang khusyu’, doa orang yang benar-benar memohon kepada-

Nya.

4). Berdoa dengan mengulang-ulang dengan penuh keyakinan. Kita tidak

boleh cepat merasa puas apabila doa kita dikabulkan oleh Allah, atau

cepat merasa apabila doa kita belum dikabulkan. Kita harus sering

mengulang doa kepada Allah karena dengan sering mengulang dan yakin

akan kasih sayang Allah, maka Allah akan mengabulkan doa kita (Kahhar,

2007: 28).

5). Mempunyai keyakinan, bahwa doanya diterima oleh Allah. Kita berdoa

harus dengan penuh pengharapan dan keyakinan serta tak ada keraguan

sedikitpun dalam hati bahwa Allah pasti akan mengabulkan permohonan

kita

b. Beriman kepada Allah SWT.

Page 75: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

61

Seorang muslim beriman kepada Allah Swt. yakni membenarkan

keberadaan Rabb dan bahwasanya Dia ‘Azza wa Jalla adalah pencipta langit

dan bumi, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang ghaib dan yang nyata,

pemelihara dan pemilik segala sesuatu, tiada Illah (sesembahan yang berhak

diibadahi) selain Dia, tiada Rabb selain Dia dan bahwasanya Dia disifati

dengan seluruh kesempurnaan, Mahasuci dari segala kekurangan. Keimanan

dalam jiwa seorang Muslim tidak lain merupakan buah dari hidayah yang

dianugerahkan Allah Swt kepadanya, sebelum segala sesuatu yang lainnya

(Al-Jazairi, 2017: 38).

Rusyah (2009: 552-573), Adapun diantara implementasi beriman

kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari adalah:

1). Tunduk (taat) kepada Allah

Ketundukan yaitu ketawadhu’an dan ketenangan.orang-orang

yang tunduk yaitu orang-orang yang tawadhu’ dan merasa tenang pada

Allah. Diantara sikap tunduk kepada Allah yaitu:

a) Jika keteguhannya mampu mengalahkan syahwatnya

b) Jika niatnya mampu mengalahkan kelalaiannya

c) Jika kecintaannya kepada Tuhannya mampu

mengalahkan perasaannya pada kesendirian,

keterasingan, dan kesepian

d) Berkesinambungan dalam mengecam dirinya sendiri,

membimbingnya, membersihkannya dari penyakit-

penyakitnya, membatasinya pada ketaatan dan

mengekang syahwat dan hawa nafsunya.

2). Tawakal kepada Allah

Page 76: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

62

Tawakal kepada Allah adalah ketulusan penyandaran hati

kepada-Nya dalam segala urusan, baik itu dalam mendatangkan

manfaat kepada hamba, ataupun dalam mencegah bahaya darinya pada

urusan-urusan dunia dan akhirat. Adapun jalan menuju tawakal

(Rusyah, 2009: 57-58), yaitu:

a) Mengesakan Allah SWT dan menjernihkan hati dari berbagai

rintangan syirik sekecil apapun

b) Tidak meninggalkan amal usaha. Siapa yang meninggalkan

usaha dan mengklaim tawakal, maka tawakalnya kurang

c) Penyandaran hati kepada Allah dan ketergantungannya kepada-

Nya, serta tidak terikat pada usaha-usaha walaupun

melakukannya, tetapi dia bergantung kepada Tuhannya

d) Berbaik sangka kepada Allah dalam segala urusan dan perkara,

serta menyadari bahwa Allah mengatur orang-orang yang

beriman dan beramal saleh

e) Penyerahan diri kepada Allah, yaitu menerima pengaturan

Allah dan ridha kepada-Nya bagaimana pun keadaannya

f) Penyerahan urusan kepada Allah. yaitu penyerahan orang yang

tidak berdaya dan lemah kepada Yang Mahakuasa, Mahakuat.

3). Percaya kepada Allah

Orang yang percaya kepada Allah Swt, dia mengetahui bahwa

agama-Nyalah sebagai agama yang paling sempurna, dan syariat-Nya

adalah syariat yang paling relevan, paling besar dan terbaik, dia pun

mengetahui bahwa setiap keputusan-Nya adalah hikmah yang paling

Page 77: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

63

tepat dan keadilan yang penuh serta rahmat yang sempurna (Rusyah

2009: 559).

Orang mukmin percaya kepada Tuhannya pada setiap keadaan,

percaya terhadap pertolongan-Nya yang pasti terwujud bagi hamba-

hamba-Nya yang beriman, dan orang yang berjihad di jalan Allah

percaya terhadap pemenuhan-Nya terhadap janji-Nya.

4). Ridha kepada Allah

Derajat ridha adalah derajat yang mulia dan sangat berharga,

maka dari itu Allah tidak mewajibkannya kepada hamba-hamba-Nya,

tetapi menganjurkan mereka untuk menggapainya (Rusyah 2009:

561). Untuk menggapai derajat ridha maka ada beberapa jalan yang

harus ditempuh, yakni:

a) Meridhai Allah sebagai Tuhan yang mengatur (Rabb),

yaitu ridha terhadap pengaturan-Nya dan mengesakan-

Nya dalam bertawakal, memohon pertolongan dan

kepercayaan

b) Meridhai Allah sebagai Tuhan yang disembah (Illah),

yaitu ridha dalam mencitai-Nya, takut kepada-Nya,

kembali kepada-Nya dan memfokuskan diri dalam

ibadah serta cinta kepada-Nya

c) Meridhai Nabi-Nya, yaitu kesempurnaan ketundukan

kepada beliau, pasrah kepada beliau, dan lebih

mencintai beliau daripada diri sendiri

Page 78: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

64

d) Meridhai agama-Nya, yaitu ridha terhadap hukum

agama itu, penetapan syariatnya, dan tunduk pada

aturannya meskipun bertentangan dengan dirinya

5). Bersyukur kepada Allah

Rusyah (2009: 565) Bersyukur kepada Allah yaitu memuji

Allah atas berbagai nikmat yang telah Allah limpahkan. Syukur

memiliki tiga penopang, yakni mengakui nikmat dengan hati,

mengungkapkannya dengan lisan, dan memanfaatkannya dengan

ketaatan kepada Allah. Bersyukur kepada Allah termasuk tanda

bahwa seseorang beriman kepada-Nya karena ia masih ingat atas apa

yang telah diberikan kepada Allah. dan sadar bahwa tidak ada yang

memberi nikmat kecuali Allah Swt.

6). Mencintai Allah

Mencintai Allah swt adalah kebahagiaan hati orang yang

beriman, konsumsi ruhnya, cahaya yang jika hilang darinya, maka dia

berada dalam kegelapan, obat yang menyembuhkannya dari segala

macam penyakit, serta kelezatan yang dengannya berbagai

kegelisahan dan kepedihan menjadi sirna (Rusyah 2009: 572).

Jalan terbesar yang dapat mengantarkan seorang mukmin

menuju cinta Allah adalah mengikuti Rasulullah Saw dalam segala

hal, bersikap penuh kasih sayang terhadap orang-orang yang beriman,

jihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa, tidak terpengaruh oleh

celaan orang yang suka mencela.

2. Dalam Q.S. An-Nisa’ Ayat 80

a. Taat kepada Rasul

Page 79: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

65

Kepatuhan dan ketaatan kepada Rasul diperintahkan dalam ajaran

Islam, bahkan diperintahkan agar selalu menjalankan dan meyakini kebenaran

risalah yang dibawanya. Dalam kehidupan sehari-hari tidak sedikit orang yang

menyatakan kekagumannya, kehormatannya dan cintanya kepada Rasul

melalui ittiba’nya yaitu selalu mengucapkan shalawat kepada beliau.

Adapun implementasi taat kepada Rasul dalam kehidupan sehari-hari

sebagai wujud kecintaan kepada beliau menurut Abdul Wahid (2008: 21-23)

adalah sebagai berikut:

1). Memuliakan dan mengucapkan shalawat kepada beliau

Shalawat merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada Rasul,

dan juga ketaatan kepada Allah yang telah menganjurkan agar

membaca shalawat. Karena shalawat merupakan salam kepada

Rasul dan merupakan sebab mendapatkan syafaat dari Rasul.

Dengan membaca shalawat maka akan sampai kepada Rasul

sehingga menjadi lantara mendapatkan syafaat kelak. Shalawat

juga dapat menghapuskan dosa dan menjadi sebab terkabulnya doa.

2). Mengerjakan segala sesuatu yang diperintahkan dan menjauhi

segala sesuatu yang dilarang

Dalam ajaran islam, Allah telah menetapkan dengan jelas apa

yang diperintahkan dan yang dilarang. Segala sesuatu yang

diperintahkan jika dilakukan akan bernilai ibadah dan mendapatkan

pahala. Dan sebaliknya, jika melakukan apa yang telah dilarang

oleh Allah maka akan mendapatkan dosa. Begitupun sesuatu yang

diperintahkan dan dilarang oleh Rasul.

Page 80: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

66

3). Menjadikan Rasul sebagai teladan

Setiap kaum harus mengikuti petunjuk dan jejak Rasul. Para

Rasul yang diberi tugas untuk memimpin umatnya merupakan

orang-orang pilihan. Kita sebagai umat Nabi Muhammad Saw.

tentunya harus mengikuti segala apa yang diperintahkan dan

diajarkan, serta menjauhi apa yang dilarang oleh beliau

4). Menyampaikan ajaran tauhid

Yaitu seruan untuk mengesakan dan menyembah Allah swt.

Tauhid merupakan ajaran pokok para Rasul dalam berdakwah

dengan mengajak manusia agar menyembah Allah Yang Maha Esa

dan tidak menyekutukan-Nya serta melaksanakan apa yang

diperintahkan oleh Allah dan menjauhi yang dilarang-Nya

5). Amar ma’ruf nahi munkar

Yaitu menganjurkan kepada umat manusia untuk mengerjakan

kebajikan dan menghindari kemungkaran atau kemaksiatan.

Melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar merupakan kewajiban

bagi setiap manusia, melakukannya dengan ikhlas karena Allah

sebagai bentuk ketaatan kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya

6). Memberi tuntunan untuk berperilaku terpuji (akhlakul karimah)

Akhlak yaitu sikap, perilaku dan tingkah laku yang dilakukan

seseorang. Akhlakul karimah merupakan akhlak terpuji yang

dimiliki Rasul. Kita sebagai umatnya hendaknya meniru dan

mencontoh akhlak mulia beliau. Akhlak tidak bisa dibuat-buat, ia

Page 81: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

67

muncul dari diri sendiri melalui pembiasaan yang dilakukan dalam

kehidupan sehari-hari. Jika kebiasaannya melakukan sesuatu yang

buruk maka akan mencerminkan perilaku atau akhlak yang buruk

pula. Begitupun sebaliknya jika kebiasaannya melakukan sesuatu

hal yang baik maka hal itu akan mencerminkan perilaku yang baik

pula yang disebut dengan akhlak terpuji

7). Meningkatkan amal saleh dan menjauhi kemaksiatan

Salah satu tugas kerasulan adalah amar ma’ruf nahi munkar,

menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran.

Karenanya dengan meneladani segala perilaku Rasul, diharapkan

dapat selalu mendorong kita untuk berbuat kebaikan dan menjauhi

kemaksiatan

8). Meningkatkan keimanan dan ketakwaan

Iman merupakan keyakinan atau kepercayaan kepada Allah dan

segala hal tentang-Nya. Sedangkan takwa merupakan menjaga diri

dari sesuatu yang dilarang oleh Allah yang dapat menimbulkan

dosa sebagai bentuk dari kepercayaan kepada-Nya

Page 82: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari paparan yang telah dipaparkan dalam bab-bab sebelumnya dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pokok Pendidikan Aqidah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 186 dan Q.S. An-Nisa’

ayat 80

a. Dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 186

1) Keyakinan dalam berdoa

Doa merupakan permohonan manusia kepada Allah karena

ingin terlepas dari kesulitan atau harapan atas pertolongan. Berdoa

itu harus dengan keyakinan dan sepenuh hati, salah satu hadits

yang menjelaskan hal ini adalah hadits yang diriwayatkan dari Abu

Hurairah r.a., dia berkata, “Rasulullah Saw. bersabda, ‘Berdoalah

kepada Allah dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan

mengabulkannya. Dan ketahuilah bahwa Allah tidak akan

Page 83: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

69

mengabulkan doa yang lahir dari hati yang lalai dan tidak

khusyu’.”

2) Beriman kepada Allah

Manusia wajib beriman kepada Allah swt. jika manusia sedikit

berpikir, niscaya ia mendapati bahwa Allah yang telah

menciptakan dirinya, telah memberinya sarana-sarana untuk

mempelajari seluruh ilmu agama dan dunia. Tanpa sarana-sarana

itu, ia tidak mungkin mendapatkan ilmu sedikitpun. Diantaranya

bentuk syukurnya kepada Allah swt yang paling utama adalah

menggunakan sarana-sarana ilmu yang telah dikaruniakan kepada

kita untuk mengenal-Nya.

b. Dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 186 dan Q.S. An-Nisa’ ayat 80

1) Taat kepada Rasul

Kepatuhan dan ketaatan kepada rasul diperintahkan dalam

ajaran islam. Bahkan diperintahkan agar selalu menjalankan dan

meyakini kebenaran risalah yang dibawanya. Setiap orang wajib

mempercayai sepenuh hati para rasul yang telah dinyatakan dalam

Al-Qur’an dan Hadis serta wajib diyakini pula bahwa mereka

memperoleh wahyu dan terpelihara dari dosa, perbuatan dari dosa,

perbuatan tercela, dan dari cacat-cacat rohani dan jasmani lainnya.

2. Implementasi Pendidikan Aqidah pada Q.S. Al-Baqarah Ayat 186 dan Q.S. An-

Nisa’ Ayat 80 dalam Kehidupan Sehari-hari

a. Implementasi Pendidikan Aqidah pada Q.S. Al-Baqarah Ayat 186

1) Keyakinan dalam berdoa

Page 84: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

70

Mempunyai keyakinan, bahwa doanya diterima oleh Allah. Kita

berdoa harus dengan penuh pengharapan dan keyakinan serta tak ada

keraguan sedikitpun dalam hati bahwa Allah pasti akan mengabulkan

permohonan kita

2) Beriman kepada Allah

Diantara implementasi beriman kepada Allah dalam kehidupan sehari-

hari adalah:

a) Tunduk (taat) kepada Allah

b) Tawakal kepada Allah

c) Percaya kepada Allah

d) Ridha kepada Allah

e) Bersyukur kepada Allah

f) Mencintai Allah

b. Implementasi Pendidikan Aqidah pada Q.S. An-Nisa’ ayat 80

1) Taat kepada Rasul

Setiap kaum harus mengikuti petunjuk dan jejak Rasul. Para Rasul

yang diberi tugas untuk memimpin umatnya merupakan orang-orang

pilihan. Kita sebagai umat Nabi Muhammad Saw. tentunya harus

mengikuti segala apa yang diperintahkan dan diajarkan, serta menjauhi apa

yang dilarang oleh beliau.

B. Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan di atas, penulis akan menyampaikan saran

sebagai berikut:

1. Bagi pendidik dan peserta didik

Page 85: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

71

Pendidik dan peserta didik hendaknya mampu memahami nilai-nilai

pendidikan agama islam terutama pendidikan aqidah baik secara teori maupun

tahapan implementasinya. Sehingga dapat menjalankan proses pendidikan aqidah

secara baik. Dengan demikian, pendidik hendaknya dapat menjadi contoh dan

tauladan yang baik bagi peserta didik sehingga dapat membantu proses

pelaksanaan pendidikan agama islam khususnya pendidikan aqidah di lembaga

formal maupun nonformal

2. Bagi orang tua

Pendidikan aqidah merupakan pendidikan yang pokok dan utama dalam

kehidupan. Karena hal tersebut menyangkut tentang Yang Maha Menciptakan.

Sehingga bagi orang tua perlunya menanamkan pendidikan aqidah kepada anak

yang dilakukan sejak dini agar dapat menumbuhkan generasi-generasi yang

beriman dan bertakwa kepada Allah. Dan hendaknya setiap orang tua dapat

mengajari lebih mendalam tentang pendidikan aqidah juga memberikan tauladan

yang baik bagi anaknya

3. Bagi pembaca

Diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis kepada dunia

pendidikan dan secara praktis kepada pendidik dan orang tua yang berperan dalam

pembentukan aqidah yang dimiliki anak

Page 86: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

72

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ashfahani, Ar-Raghib. 2017. Al-Mufradat fi Gharbil Qur’an. Terjemahan oleh Ahmad

Zaini Dahlan. Depok: Pustaka Khasanah Fawa’id

Al Fauzan, Syaikh Sholih Bin Fauzan. 2015. Al Irsyad ila Shohihili’tiqod. Jakarta: Darul

Haq

Al-Hazza, Ahmad Filyan. TT. Kumpulan Doa Berbagai Macam Keperluan. Pasla Media

Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir. 2017. Minhajul Muslim: Panduan Hidup Menjadi Muslim

Kaffah. Solo: Pustaka Arafah

Al-Mahalli. Jalaluddin Muhammad bin Ahmad. 2018. Tafsir Jalalain. Terjemahan oleh

Abu Firliy Bassam Taqiy. Depok: Senja Media Utama

Page 87: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

73

Al-Munawwir, Ahmad Warson. 1997. Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka

Progressif

Aminuddin. 2000. Pendidikan Agama Islam 2 Untuk SMU Kelas 2. Jakarta: PT Bumi

Aksara

An Nawawi, Imam. 2007. Hadits Arba’in An-Nawawi. Jakarta: Ali’tishom Cahaya Umat

Ar-Rifa’i, Muhammad Nasib. 2009. Kemudahan dari Allah: Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir.

Jakarta: Gema Insani

AS, Mudzakir. 2013. Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an. Bogor: Pustaka Litera AntarNusa

Assegaf, Abd. Rachman. 2005. Studi Islam Kontekstual. Yogyakarta: Gama Media

Athaillah. 2010. Sejarah Al-Qur’an: Verifikasi tentang Otensitas Al-Qur’an. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Az-Zindani, Abdul Majid dkk. 2006. Al Iman: Kajian Lengkap tentang Iman, Rukun

Pembatal & Konsekwensinya. Terjemahan oleh Hawin Murtadho & Alva

Yusriyah. Solo: Pustaka Barokah

Baidan, Nashruddin. 2010. Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Departemen Agama RI. 2009. Mukadimah Al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang

Disempurnakan). Jakarta: Departemen Agama RI

____________________. 2009. Al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang Disempurnakan)

Jilid I. Jakarta: Departemen Agama RI

____________________. 2009. Al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang Disempurnakan)

Jilid II. Jakarta: Departemen Agama RI

Page 88: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

74

____________________. 2009. Al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang Disempurnakan)

Jilid X. Jakarta: Departemen Agama RI

Faqih, Allamah Kamal. 2003. Tafsir Nurul Qur’an: Sebuah Tafsir Sederhana Menuju

Cahaya Al-Qur’an. Jakarta: Al-Huda

Ghufron, Mohammad dan Rahmawati. 2013. Ulumul Hadis: Praktis dan Mudah.

Yogyakarta: Teras

Habib, Moh. Tohiri dkk. 2017. Kamus Super Lengkap Arab-Inggris-Indonesia.

Yogyakarta. Diva Press

Kahhar, Joko S. 2007. Berdoa Khusyu’ dengan Ayat-ayat Al-Qur’an. Yogyakarta:

Diglossia Media

Luthfiah, Zeni dan Farhan Mujahidin. 2011. Pendidikan Agama Islam: Pendidikan

Karakter Berbasis Agama Islam. Surakarta: Yuma Pustaka

Mathroni, Moh. 2010. Amalan dan Do’a Mustajab. Semarang: Aneka Ilmu

Mohaqqeq, Mehdi. 2012. Kamus Kecil Al-Qur’an: Homonim Kata Secara Alfabetis.

Jakarta: Citra

Mustafa, Syaikh Fuhaim. 2009. Kurikulum Pendidikan Anak Muslim terjemahan Wafi

Marzuqi Ammar. Surabaya: Pustaka Elba

Naufal, Murtadho. 2016. Konsep Pendidikan Aqidah Perspektif Syaikh Shalih Fauzan Al-

Fauzan. Skripsi tidak diterbitkan. Lampung: Jurusan Pendidikan Agama Islam

IAIN Raden Intan Lampung

Nawawi, Imam. 2010. Shahih Doa dan Dzikir. Terjemahan oleh Zenal Mutaqin. Bandung:

Jabal

Page 89: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

75

Nuha, Ulin. 2014. Buku Lengkap Kaidah-Kaidah Nahwu. Jogjakarta: Diva Press

Rusyah, Khalid Sayyid. 2009. Menggapai Nikmatnya Beribadah dalam Konsep

Pendidikan Islam. Jakarta: Cakrawala Publishing

Shihab, M. Quraish. 2000. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an.

Ciputat: Lentera Hati

Shihab, M. Quraish dkk. 2007. Ensiklopedia Al-Qur’an: Kajian Kosakata. Jakarta:

Lentera Hati

Shihab, M. Quraish. 2015. Kaidah Tafsir: Syarat,Ketetntuan dan Aturan yang patut Anda

Ketahui dalam Memahami Al-Qur’an. Tangerang: Lentera Hati (Anggota IKAPI)

Shohib, Muhammad. 2009. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Syaamil Quran

Siswoyo, Dwi. 2008. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Suma, Muhammad Amin. 2013. Ulumul Qur’an. Jakarta: Rajawali Pers

Sunarto, Ahmad. 2014. Buku Pintar Ilmu Nahwu: Metode Tanya Jawab. Surabaya: Al-

Miftah

Suryadilaga, Alfatih. 2018. Pengantar Studi Al-Qur’an dan Hadis. Yogyakarta: Kalimedia

Syarifudin, Tatang. 2009. Landasan Pendidikan. Jakarta Pusat: Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia

Thoha, Chabib dkk. 1999. Metodologi Pengajaran Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Wahid, Abdul dkk. 2008. Pendidikan Agama Islam 2 Untuk SMA Kelas XI. Semarang:

Aneka

Yunus, Mahmud. 2010. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa

Dzurriyyah

Page 90: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

76

Zain, Abdullah. 2006. Modul Gramatika Metode “Al-Masyhadiy”: Cara Cepat Bisa Baca

Kitab Sistim 30 Jam. Pekalongan: Ponpes Al-Masyhad

Page 91: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

77

Page 92: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

78

Page 93: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

79

Page 94: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

80

SATUAN KETERANGAN KEGIATAN (SKK)

Nama : Tatik Mulyani Progdi : PAI

Nim : 23010150222 Dosen PA : Noor Malihah, S.Pd., M.Hum., Ph.D.

NO NAMA KEGIATAN PELAKSANAAN KETERANGAN NILAI

1. Seminar Nasional

“Menyelami Samudra Cinta

Maulana Jalaludin Rumi”

(HMJ BSA)

27 September

2018

PESERTA

8

2. Seminar Nasional “Peran

Pemuda dalam

Mengembangkan Potensi

Ekonomi Daerah Menuu

Indonesia Emas 2045”

(HMPS FEBI)

29 Oktober 2018

PESERTA

8

3. Seminar Nasional

“Menumbuhkan Semangat

Berinvestasi Kaum Santri,

Menuju Kemandirian

Ekonomi” (PPTI Al-Falah)

04 September

2017

PESERTA

8

4. Seminar Nasional “Peluang

Mahasiswa dalam

Berinvestasi Menuju

Kemandirian Ekonomi”

(DEMA Syari’ah)

08 November

2017

PESERTA

8

5. Seminar Nasional “ISIS?

Rahmatal Lil Alaminnya

Mana?” (PMII Rayon

Tarbiyah Matori Abdul

Djalil Salatiga)

19 Desember

2015

PESERTA

8

Page 95: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

81

6. Seminar Nasional “Sastra

Islam dan Perannya dalam

Pembentuk Moral Bangsa”

(HMJ BSA)

16 November

2016

PESERTA

8

7. Seminar Nasional

“Pengaplikasian Ekonomi

Syariah Menuju Stabilitas

Perekonomian Indonesia”

(HMJ ES)

21 November

2016

PESERTA

8

8. Seminar Nasional

“Implementasi Nilai-nilai

Pancasila sebagai Benteng

dalam Menolak Gerakan

Radikalisme” (DEMA

IAIN)

10 Februari 2016

PESERTA

8

9. Seminar Nasional “Sejarah

dan Revitalisasi Identitas

Bangsa” (HMJ SKI)

08 November

2016

PESERTA

8

10. Seminar Nasional “How To

Be A Young Entrepreneur”

(HMJ ES)

03 Desember

2015

PESERTA

8

11. Seminar Nasional “Peran

Media Massa terhadap

Kelestarian Lingkungan

Hidup” (HMJ KPI)

19 November

2015

PESERTA

8

12. Seminar Nasional “Hak

Gender Kaum Difabel

dalam Perspektif Sosiologi

dan Hukum Islam

Himpunan Mahasiswa

Jurusan Ahwal Al-

Syakhshiyyah” (HMJ AS)

24 Desember

2015

PESERTA

8

13. Program Pelatihan Intensif 22 Februari-10 PESERTA 8

Page 96: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

82

Bahasa Arab Juni 2016

14. Masa Penerimaan Anggota

Baru PMII dengan Tema

“ASWAJA sebagai Benteng

Kader PMII untuk

Mewujudkan Mahasiswa

yang Berpribadi Ulul

Albab” (PMII Rayon

Tarbiyah Matori Abdul

Djalil Salatiga)

18-20 September

2015

PESERTA

4

15. Pelatihan Kader Dasar PMII

dengan Tema “Realisasi

Kader Mujahid dalam

Aktualisasi Gerakan dan

Pemikiran yang Responsif-

Revolusioner” (PMII Rayon

Tarbiyah Matori Abdul

Djalil Salatiga)

6-9 April 2017

PESERTA

4

16. OPAK IAIN SALATIGA

2015 dengan Tema

“Penguatan Nilai-nilai Islam

Indonesia Menuju Negara

yang Aman dan Damai

(DEMA IAIN)

14 Agustus 2015

PESERTA

3

17. OPAK FTIK 2015 dengan

Tema “Integrasi Pendidikan

Karakter Mahasiswa

Melalui Kampus Edukatif

Humanis dan Religius

(DEMA FTIK)

13 Agustus 2015

PESERTA

3

18. Gerakan Santri Menulis

“Sarasehan Jurnalistik

Ramadhan 2017 Oleh Suara

05 Juni 2017

PESERTA

3

Page 97: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

83

Merdeka” (Ponpes Sunan

Giri)

19. Seminar Pendidikan dengan

Tema “Menciptakan Metode

Pendidikan Agama Islam

yang Ideal dalam Proses

Membedakan dan

Memerdekakan Manusia”

(HMJ PAI)

12 November

2015

PESERTA

3

20. Bakti Sosial Peduli Pasar

Bekerjasama dengan UPTD

Pasar Legi Parakan oleh

FORMATAS

12 Januari 2017

PESERTA

3

21. Doa Bersama untuk

Temanggung oleh

FORMATAS

15 April 2017

PESERTA

3

22. Diskusi dalam Rangka HUT

FORMATAS ke 14 Tahun

oleh FORMATAS

14 November

2016

PESERTA

3

23. Malam Keakraban

(MAKRAB) FORMATAS

10-11 September

2016

PESERTA 3

24. Bakti Sosial ke VII

(BAKSOS) FORMATAS

17-21 September

2016

PESERTA 3

25. Diskusi dengan Tema

“Kenapa Aku Harus

Kembali ke Desa?” oleh

FORMATAS

05 Februari 2017

PESERTA

3

26. Kegiatan Seminar Sehari

dalam Rangka Kunjungan

Studi dengan Tema “Peran

Masyarakat dalam

Mewujudkan Pendidikan

Islam yang Rahmatallil

17 Desember

2017

PESERTA

3

Page 98: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

84

Alamin” oleh IAN Salatiga

Bekerjasama dengan SMPIT

Nurul Islam Kab. Semarang

27. Festival Ramadhan “Peran

Spiritual Keagamaan dalam

Meningkatkan Kualitas

Pendidikan dan

Kebangsaan” (DEMA

FTIK)

25 Mei 2018

PESERTA

3

28. Syiar Ramadhan In Kampus

“Menumbuhkan Semangat

Berbagi dan Kebersamaan

Sesama Muslim di Bulan

Ramadhan” (DEMA FEBI)

23 Juni 2016

PESERTA

3

29. Khotmil Qur’an dan

Berbagi Ta’jil HMJ PAI

IAIN Salatiga dengan Tema

“Dialog Pendidikan

12 Juni 2017

PESERTA

3

Page 99: AL-BAQARAH AYAT 186 DAN AN- SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5912/1/SKRIPSI TATIK MULYA… · menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang bertujuan mendeskripsikan

85