aktivitas dakwah dra hj 485527$$¶
TRANSCRIPT
1
AKTIVITAS DAKWAH DRA. HJ QURROTA A’YUNIN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)
Oleh :
SUPRIADI
NIM : 109051000151
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M/1435 H
2
AKTIVITAS DAKWAH DRA. HJ QURROTA A’YUNIN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunbikasi
UntukMemenuhiPersyaratanMemperolehGelar
SarjanaKomunikasi Islam (S. Kom.I)
Oleh
SUPRIADI
NIM: 109051000151
Pembimbing
Dr. Hj. Roudhonah, MA
NIP. 195809101987032001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M/1435 H
3
4
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
sala satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (Satu) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian inin telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,.........
Supriadi
i
ABSTRAK
Supriadi
Aktivitas Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin
Dakwah pada hakikatnya mengajak manusia kepada kebaikan, kedamaian,
juga kesalehan baik secara individu maupun sosial. Qurrota A’yunin seorang
da’iyah yang dikenal dimasyarakat dan mampu menyampaikan misi dakwahnya
yang mengandung nilai-nilai ke-Islaman, dengan cita-cita yang luhur yaitu
mencari ridha Allah SWT. Selalu perpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadits
yang merupkan pedoman tertinggi agama Islam. Qurrota A’yunin mempunyai
semangat tinggi untuk menyampaikan nilai-nilai ajaran agama Islam dalam
aktivitas dakwahnya, tidak hanya melalui mimbar akan tetapi melalui media cetak
maupun elektronik sebagai suatu alat komunikasi yang efektif sehingga Qurrota
A’yunin menjadi seorang da’iyah yang mempunyai kharismatik.
Dari uraian diatas dapat dirumuskan bagaimana aktivitas dakwah yang
dilakukan oleh Dra. Hj Qurrota A’yunin? Materi apa yang digunakan Dra. Hj
Qurrota A’yunin serta metode dakwah apa saja yang digunakan oleh Dra. Hj
Qurrota A’yunin.
Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif adalah metode dengan
menghimpun data aktual dengan melakukan wawancara dengan narasumber serta
observasi secara langsung dan kemudian memaparkan data serta menarik
kesimpulan dari analisis tersebut dengan data yang didapatkan dilapangan.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa aktivitas dakwah
Dra. Hj Qurrota A’yunin adalah sebagai berikut: yang pertama, Dalam
menyampaikan dakwah Qurrota A’yunin menggunakan metode bil lisan melalui
ceramah dan bil qalam secara tulisan dalam bentuk karya yang buat dan bil hal,
yang kedua metode dakwah yang digunakan yaitu Al-Hikmah (kebijaksanaan),
Mauizahtil hasanah (nasehat yang baik), Mujadalah (perdebatan) seperti inilah
yang dilakukan oleh Qurrota A’yunin dalam menyampaikan kebenaran di jalan
Allah SWT. Dan materi dakwah yang disampaikan oleh Qurrota A’yunin meliputi
aqidah, akhlak, syariat dan pada saat berdakwah tidak lepas dari pedoman Al-
Qur’an dan Hadits.
Keywords:Aktivitas, Dakwah, Qurrota A’yunin.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alahamdullilahirabbil’alamin, tiada kata yang pantas diucapkan melainkan
kalimat syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan penguasa semesta alam. Yang telah
menciptakan manusia sebagai khalifah dijagat raya. Shalawat serta salam mudah-
mudahan selalu terlimpahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Nabi
terakhir di alam semesta yang memiliki banyak jasa, membawa berita gembira
dan duka pada segenap insan dalam perjalanan mereka menuju alam baka.
Dengan kesehatan yang diberikan Allah SWT, penulis mendapatkan
kesempatan dan kemampuan untuk meyelesaikan skripsi yang berjudul “Aktivitas
Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin” ini semua impian dan cita-cita penulis dapat
terwujud karena adanya dukungan dari beberapa pihak yang telah senang hati
memberikan bantuan, bimbingan, dan motivasi.
Untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tiada terhingga
kepada semua pihak yang terkait dalam menyelesaikan penulisan skripsi, rasa
terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta pembantu Dekan Bidang
Akademik Dr. Suparto, M. Ed, MA. bidang Administrasi Umum dan Keuangan
Drs. Jumroni, M. Si. dan Bidang Kemahasiswaan Drs. Wahidin Saputra, MA.
2. Drs. Jumroni, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,
yang telah memberikan begitu banyak wawasan keilmuan dan pengetahuan
kepada penulis.
iii
3. Umi Musyarofah M.A selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam, yang telah banyak membantu penulis selama menjadi mahasiswa di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Hj. Roudhonah, M.A selaku pembimbing penulis. Saya ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya untuk meluangkan waktu di tengah-tengah
kesibukanya, guna memberikan arahan, masukan, diskusi, dan membimbing
penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah banyak
memberikan wawasan keilmuan dan pengetahuan baik untuk bekal menuju
akhirat maupun pegangan selama didunia.
6. Pimpinan Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi beserta staff, yang telah memberikan layanan berupa buku-buku
selama penulis kuliah dan mengakhiri kuliah jejang S1 ini.
7. Orang tua tercinta, Ayahanda Suparman dan Ibunda Wati (Alm). Terima kasih
atas segala pengorbanan dan do’a yang tak terhingga kepada penulis. Serta
dukungan moril, materil dan juga tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi yang kesemuanya itu tak bisa terbayarkan dengan materi, hanya do’alah
yang dapat penulis berikan.
8. Saudara- saudaraku, Meni Supanti & suami, Murni Desi & suami, Dewi
Puspita & suami, dasmi Sumiati & suami, Tanzili, Hendri dan Meli Susanti.
Keponakanku, Lara Hadislam, Deri Juliansya, Dini Suci Ramadhani, Dina
Apriani Permata Sari, Muhammad Dien Alriansya, Cindi Mutiara, Aulia siyfa
Zapira. Terima kasih yang sebesar-besar atas segala kebaikan dan selalu
memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis.
iv
9. Bunda Aida & suami, Salma & suami, Santi & suami, Dien & istri, Saiful &
istri, Iwan & istri. Sepupuku, Ka Febri, Ka Cuen, Arif, Fius, Saka, Sika, Gea,
Sakina, Bili, Sendy. Terima kasih atas segala do’a dan dukunganya.
10. Ibu Asni, Rika & Riva’i, Ani & Sarman, Novi & Buyung, Yusmaya Sari &
Gilang, Rizki Aprianto, Rava Nelo, Mugi, Aditya Ramadhan. Terima kasih
atas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.
11. Junaidi & Istri, Kadir & Istri beserta keluarga besar yang lainnya. Terima
kasih banyak atas do’a dan motivasi yang diberikan kepada penulis.
12. Kepada Dra. Hj Qurrota A’yunin, selaku narasumber. Terima kasih yang
sebesar-besarnya, atas kesediaan waktu ditengah-tengah kesibukan dan
banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
13. Drs. H. Najamuddin Siddiq Selaku ketua Yayasan Khazanah Kebajikan.
Terima kasih yang sebesar-besarnya atas kebaikan dan kasih sayangnya
kepada penulis. Serta keluarga besar Yayasan Khazanah Kebajikan. Terima
kasih yang sebesar-besarnya atas do’a dan motivasi yang diberikan kepada
penulis.
14. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta Selatan.
Yang selalu memberikan doa dan dukunganya kepada penulis.
15. Teman-teman karyawan PT. Indo Jelly Gum yang telah banyak memberikan
motivasi dan dukungannya kepada penulis.
16. Sahabatku Sutrisno Sugiyono S.Kom.I dan Sadam Zaenudin S.Kom.I Yang
telah banyak membantu penulis dalam penyelesain skripsi ini.
17. Teman-teman seperjuangan di KPI, Khususnya kelas KPI E angkatan 2009
yang telah bersama penulis kurang lebih 4 tahun dalam suka maupun duka
mohon maaf kalau ada salah kata maupun perbuatan.
v
18. Teman –teman KKN (Kuliah Kerja Nyata) kelompok Cibitung Kulon
Beriman. Serta KH. Muhidin & Istri, adek-adek, Muhammad Anggi Prasetia,
Dicky, Irwan, Asropil, Dede Firmansyah, Rahmat, Hasan, Iskandar, Fikri, Iki
dll. Terima kasih banyak atas segala kebaikan dan motivasi yang diberikan
kepada penulis.
19. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam kelancaran penulisan skripsi ini.
Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya
kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan tersebut di atas.
Skripsi ini tentu saja masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis dengan
senang hati menerima kritik dan saran demi perbaikan.
Akhirnya tiada sesuatu yang dapat penulis ucapkan kecuali ucapan terima
kasih kepada semua pihak, semoga ilmu yang penulis dapatkan dapat bermanfaat
buat orang banyak dan menjadi barokah. Semoga kita semua senantiasa selalu
dalam bimbingan, Rahmat, dan Hidaya-Nya. Amin Ya Robbal’Alamin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, .......
Supriadi
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................. ......... i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ......... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... ......... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................. ......... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................. ......... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ ........ 4
D. Metodologi Penelitian ..................................................... ........ 5
1. Metode penelitian ....................................................... ........ 5
2. Subjek dan objek penelitian ....................................... ........ 6
3. Tehnik pengumpulan Data ......................................... ........ 6
4. Tehnik analisis data .................................................... ........ 7
5. Pedoman penulisan ..................................................... ........ 8
E. Tinjauan Pustaka ............................................................. ........ 8
F. Sistematika Penulisan ...................................................... ........ 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Performa Komunikatif....................................................11
B. Definisi Dakwah .............................................................. ......... 11
C. Unsur-unsur Dakwah ....................................................... ......... 13
1. Da’i ............................................................................. ......... 13
2. Pesan dakwah .............................................................. ......... 17
vii
3. Metode ........................................................................ ......... 18
4. Media .......................................................................... ......... 20
5. Mad’u .......................................................................... ........ 22
6. Efek ............................................................................ ........ 23
7. Tujuan ......................................................................... ........ 24
BAB III PROFIL HIDUP DRA HJ QURROTA A’YUNIN
A. Latar Belakang Keluarga Qurrota A’yuni ....................... ......... 32
B. Latar Belakang Pendidikan Qurrota A’yunin .................. ......... 34
C. Karya –karya yang dihasilkan Qurrota A’yunin ............. ......... 35
D. Kehidupan Sosial, Budaya dan Agama Dra.
Hj Qurrota A’yunin ......................................................... ........ 36
1. Sosial .......................................................................... ........ 36
2. Budaya ....................................................................... ........ 37
3. Agama ......................................................................... ........ 37
E. Perjalanan dakwah Qurrota A’yunin ............................... ........ 37
F. Tujuan dan Sasaran Dakwah Qurrota A’yunin ............... ........ 42
G. Tahapan-tahapan Dakwah Qurrota A’yunin ................... ........ 43
a. Pendekatan .................................................................. ........ 43
b. Pengaturan jadwal ceramah ........................................ ........ 46
c. Pendekatan kepada masyarakat. ................................. ........ 46
d. Evaluasi hasil ceramah ............................................... ........ 47
viii
BAB IV AKTIVITAS DAKWAH DRA. HJ QURROTA A’YUNIN
A. Bentuk Aktivitas Dakwah Qurrota A’yunin ..................... ........ 51
1. Dakwah Bil Lisan ....................................................... ........ 51
2. Dakwah Bil Hal .......................................................... ........ 54
3. Dakwah Bil Qalam ..................................................... ........ 55
B. Materi Dakwah Qurrota A’yunin ..................................... ......... 58
C. Metode Dakwah Qurrota A’yunin .................................... ........ 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... ........ 70
B. Saran ................................................................................. ....... 71
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 72
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah merupakan ajakan terhadap Amar ma’ruf dan nahi munkar baik
dalam bentuk lisan maupun tulisan, dalam usaha mempengaruhi orang lain
agar timbul dalam dirinya penghayatan dan mengamalkan ajaran Islam. Letjen
Sudirman mendefinisikan dakwah sebagai usaha untuk merealisasikan ajaran
Islam didalam kenyataan hidup sehari-hari, baik dalam kehidupan masyarakat
sebagai keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka membangun umat
memperoleh keridhaan Allah SWT.1
Berdakwah dalam arti melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar adalah
satu kewajiban bagi setiap umat Islam dimanapun mereka berada dan sesuai
dengan kemampuan mereka masing-masing, karena dakwah merupakan
kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar lagi seperti yang dikemukakan oleh
Toto Tasmara bahwa dakwah tidak mungkin dihindari dari kehidupannya,
karena dakwah melekat erat bersamaan dengan pengakuan dirinya sebagai
seorang yang mengidentifisir diri seorang penganut Islam sehingga orang
yang mengaku diri sebagai seorang muslim maka secara otomatis pula
menjadi seorang juru dakwah.2
Dakwah bukan saja menjadi kewajiban Ummat Islam, baik secara
individual maupun secara kelompok, tetapi juga merupakan keperluan ummat
1Letjen Sudirman, Problematika Dakwah Islam di Indonesia, Forum Dakwah, ( Jakarta:
Pusat Dakwah Islam, 1927), h. 47. 2Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, ( Jakarta: Gaya Media pertama, 1997), h. 3.
2
manusia. Dakwah pada tingkat pertama sebagai keperluan rohani, tetapi pada
hakikatnya ia juga merupakan keperluan jasmani. Rohani yang sehat akan
membawa pengaruh yang sehat pula pada jasmani. Dakwah juga bukan saja
merupakan keperluan untuk hidup ukhrawi, melainkan untuk keperluan hidup
duniawi.3
Oleh karena itu, menjadi alasan tersendiri bagi penulis untuk
mengadakan penelitian dari seorang da’iyah yang memiliki karakteristik yang
berbeda dengan da’iyah lain diantaranya Qurrota A’yunin selalu menyelipkan
lagu-lagu yang bernuansa Islami, humor dalam bentuk pantun, guyonan yang
segar sehingga membuat interaksi jama’ah, selain Al-Quran dan Hadits
Qurrota A’yunin memiliki panduan kitab-kitab klasik. terkait dengan proses
dakwah tokoh yang menjadi subjek penelitian penulis adalah Dra. Hj Qurrota
A’yunin, adalah seorang dai’yah yang memiliki keunikan dalam pelaksanaan
dakwahnya, sukses dalam menyampaikan dakwah dan dapat mempengaruhi
jama’ahnya. Qurrota a’yunin juga sangat dekat dengan masyarakat dan
jama’ahnya, hal itulah yang membuat dakwah Qurrota A’yunin diterima oleh
masyarakat luas.4
Sosok Qurrota A’yunin sebagai dai’ah dapat dilihat dari upaya dan
usaha Qurrota A’yunin untuk mengedepankan dan menanamkan nilai-nilai
keagamaan pada masyarakat dalam rangka menghadirkan suatu perubahan
melalui kegiatan dakwah. Qurrota A’yunin merupakan seorang yang memiliki
pemahaman ajaran Islam yang luas, dan telah meyakini untuk
3Anwar Harjono, Dakwah dan Masalah sosial kemasyarakatan. (Jakarta: Media Dakwah,
1985), h. 16. 4Wawancara dengan pembawa acara Taman hati, Ustadz Ali Zainal Abidin pada tanggal
23 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV, Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
3
mengaplikasikan ajaran-ajaran Islam dalam realitas sosial. Qurrota A’yunin
menyampaikan ceramah dengan materi sesuai dengan kebutuhan jama’ahnya,
dan metode yang menyenangkan, sesekali Qurrota A’yunin juga berhumor
dalam bentuk menyanyi dan pantun sehingga dapat membuat para jama’ah
dengan mudah memahmai materi yang disampaikan.5
Adapun ruang lingkup materi yang disampaikan oleh Qurrota A’yunin
secara spesifik mengenai aqidah, syariat, akhlak. Selain Metode ceramahnya
yang sangat menarik, cara Qurrota A’yunin berceramah sangat berbeda
dengan para da’i/dai’yah lainnya, yaitu dengan intonasinnya yang begitu tepat,
ia juga selalu menyelipkan lagu-lagu bernuansa dakwah dan guyonan segar
sehingga mengundang interaksi jama’ah dengan da’iyahnya.6
Di sinilah ketertarikan penulis pada sosok Qurrota A’yunin yang
memiliki cita-cita luhur memajukan pendidikan dan dakwah Islam dan
berencana mendirikan pondok pesantren.7 Berdasarkan pemahaman diatas,
penulis tertarik untuk membahas lebih mendalam tentang aktivitas dakwah
yang dilakukan oleh Qurrota A’yunin, maka penulis merangkumnya dalam
sebuah penelitian yang berjudul“Aktivitas Dakwah Dra. Hj Qurrota
A’yunin”.
5Hasil wawancara dengan, producer Taman Hati Rudi Hendra Sarwono, distudio 3 MNC
TV, Pada 04 Juni 2013. 6Hasil wawancara dengan, Ustadz Ali Zainal Abidin. di Studio 3 MNC TV Pd 23 April
2013 7Hasil wawancara dengan , Hj Qurrota A’yunin. di Studio 3 MNC TV Pada 30 April 2013
4
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan pembahasanya tidak meluas,
maka penulis lebih memfokuskan pada aktivitas, metode, materi dakwah
Qurrota A’yunin baek di televisi maupun dimajlis-majlis taklim. Alasan
penelitian dilakukan karena penulis ingin mengetahui lebih dalam aktivitas
dakwah Qurrota A’yunin.
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang penulis bahas dalam skripsi ini
adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Dra. Hj Qurrota
A’yunin?
b. Materi apa yang disampaikan Dra. Hj Qurrota A’yunin dalam
berdakwah?
c. Metode dakwah apa saja yang digunakan Dra. Hj Qurrota A’yunin
dalam berdakwah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini, yaitu :
a. Untuk mengetahui aktivitas dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin dalam
menyebarkan dan mengajarkan agama islam.
b. Untuk mengetahui materi apa yang disampaikan Dra. Hj Qurrota
A’yunin dalam berdakwah.
5
c. Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan Dra. Hj Qurrota
A’yunin dalam berdakwah.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka diharapkan penelitian
ini memiliki kegunaan sebagai berikut :
a. Manfaat Akademis
Memberikan kontribusi dalam memperkaya khasanah keilmuan dalam
dunia dakwah serta mengembangkan penelitian ilmu dakwah sebagai
alat bantu utama pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
khususnya jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam.
b. Manfaat Praktisi
1) Untuk memberi gambaran secara jelas tentang hal-hal yang terkait
mengenai dakwah yang dilakukan Dra. Hj Qurrota A’yunin dalam
melakukan dakwah sehingga dapat memberikan masukan bagi
masyarakat dalam menjalankan ibadah.
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi para mubaligah
untuk lebih semangat dalam melakukan kegiatan dakwah ditengah
masyarakat umum.
D. Metodologi Penelitian
Pada penyusunan skripsi ini penulis membagi metodologi ke dalam
beberapa bagian, yaitu:
1. Metode Penelitian
Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka metode yang penulis
gunakan untuk penelitian ini adalah kualitatif yaitu suatu prosedur
6
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.8 Adapun metode
yang digunakan peneliti adalah penelitian tokoh yang merupakan metode
deskriptif kualitatif.
Metode penelitian kualitatif merupakan penelitian yang memberikan
gambaran secara objektif suatu maslah dalam penelitian. Dalam penelitian
ini pendekatan yang digunakan bersifat deskriptif analisis yaitu
melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu, sebagai prosedur
pemecahan yang di selidiki dengan mengambarkan/melukiskan keadaan
subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain)
pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana
adanya. Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non
hipotesa.9
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Dra. Hj Qurrota A’yunin
sedangkan objek penelitiannya adalah Aktivitas Dakwah Dra. Hj Qurrota
A’yunin.
3. Teknik Pengumpulan Data
Tehnik mengumpulkan data penelitian ini penulis menggunakan tiga
metode pengumpulan data, yaitu :
8Lexy, J. Moelong,Metode Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007),
h. 3. 9Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : PT. Bina Aksara, 1985), Cet. Ke 2, hal.
139
7
a. Observasi
Partisipan adalah suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh
observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang
yang akan diobservasi.10
Observasi ini secara umum melalui
pengamatan langsung dengan bertatap muka antara penulis dan
responden (Dra. Hj Qurrota A’yunin) di MNC TV dan pengajian yang
dilakukan di majlis taklim.
b. Interview
Interview atau wawancara yang dimaksud adalah teknis dalam
upaya menghimpun data yang akurat untuk keperluan melaksanakan
proses pemecahan masalah tertentu, yang sesuai data. Data yang
diperoleh dengan teknis ini adalah dengan cara tanya jawab secara lisan
dan bertatap muka langsung antara seorang atau beberapa orang
interviewer (pewawancara) dengan seorang atau beberapa orang
interview (yang diwawancarai).11
Sedangkan jenis pedoman interview yang digunakan oleh penulis
adalah jenis pedoman interview tidak terstruktur, yakni pedoman
wawancara yang hanya memuat garis- garis besar pertanyaan yang akan
diajukan.12
Adapun orang-orang yang penulis wawancarai diantaranya,
Dra. Hj Qurrota A’yunin, Producer taman hati bapak Rudi Hendradi
Sarwono, pembawa acara Taman Hati Ustadz. Ali Zainal Abidin, bapak
Madini (Ketua RT 017), bapak Karya (saudara Qurrota A’yunin)ibu
10
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 165. 11
Wardi Bachtiar,Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah( Jakarta: Logos, 1997), h. 72. 12
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek( Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), h. 231.
8
Murni (jamaah pengajian Ar-Rahman pimpinan Hj, Rosdiyati) dan
terakhir dengan jama’ah pengajian dari Lampung yaitu Ibu Afillah.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode penggumpulan data dengan
cara mencari data melalui catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen, agenda, atau juga gambar-gambar.13
Metode dokumentasi penulis gunakan untuk memperoleh data,
baik data yang sifatnya primer dan sekunder yang nantinya dapat
memperkuat dan melengkapi data yang terkait dengan masalah
penelitian.
4. Teknik Analisis Data
Berdasarkan pada spesifikasi penelitian maka dalam melakukan
analisis terhadap data-data yang telah tersaji secara kualitatif juga
menggunakan metode analisis data kualitatif deskriptif yaitu proses analsis
data dengan maksud menggambarkan analisis secara keseluruhan dari data
yang disajikan tanpa menggunakan rumusan-rumusan statistik atau
pengukuran. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pola berfikir
induktif. Berfikir induktif merupakan suatu jenis pola berfikir yang
bertolak dari fakta empiris yang didapat dari lapangan (berupa data
penelitian) yang kemudian dianalisis, ditafsirkan dan berakhir dengan
penyimpulan terhadap permasalahan berdasar pada data lapangan tersebut.
Dengan kata lain metode analisis dengan pola berfikir induktif
merupakan metode analisis yang menguraikan dan menganalisis data-data
13
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitia, h. 231.
9
yang diperoleh dari lapangan dan bukan dimulai dari deduksi teori.14
5. Pedoman Penulisan
Tehnik dari penulisan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan
buku pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi) yang
telah disusun oleh tim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: UIN Jakarta Press,
2007.
E. Tinjauan Pustaka
Setelah penulis amati dan telusuri, baik di perpustakaan utama UIN
Syarif Hidayatullah dan juga perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan ternyata belum ada satu pun
skripsi yang membahas tentang “Aktivitas Dakwah Dra Hj. Qurrota A’yunin“.
Namun masih ada beberapa skripsi yang ada kaitanya dengan judul penulis.
diantaranya:
1. Aktivitas Dakwah Dra. Hj. Lutfiah Sungkar, Oleh Jubaedah, NIM:
104051001872. Penelitiannya mengenai kegiatan dan aktivitas dakwah
dari Dra. Hj. Lutfiah Sungkar.15
2. Aktivitas Dakwah Ustadz Wahfiudin, Daseva Dwianti, NIM:
104051001857. Penelitiannya mengenai dakwah ustadz Wahfiudin yang
menggunakan cara Ruqyah dan juga berzikir.16
3. Kiprah Dakwah Ustadz Drs. H. Muhammad Abdul Syukur Melalui Majlis
14
Wahyu Ms, Petunjuk Praktis Membuat Skripsi, h. 40. 15
Odah Jubaedah, Kiprah Dakwah Dra. Hj. Lutfiah Sungkar (Jakarta: Fidkom UIN Jakarta),
2008. 16
Daseva Dwianti, Aktivitas Dakwah Ustadz Wahfiudin(Jakarta: Fidkom UIN Jakarta),
2009.
10
Az-Zikra, Alfarizi fachrully, NIM: 102051025490. Penelitian ini berisi
tentang aktivitas yang dilakukan oleh ustadz Drs. H. Muhammad Abdul
Syukur Yusuf di Majlis Az-Zikra yang dalam kegiatan dakwahnya
memakai metode zikir.17
Oleh karena itu, apa yang penulis lakukan ini pada dasarnya tidak adanya
tulisan yang penulis jadikan suatu perbandingan terhadap skripsi ini, sehingga
skripsi yang saya angkat benar-benar hasil karya penulis sendiri.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui secara menyeluruh tentang penulisan ini, maka
sistematika penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
BAB 1: Pendahuluan. Merupakan bab pendahuluan yang berisikan tentang
permasalahan yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian,
metode penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB 11: Landasan Teoritis. Menjelaskan tentang landasan teori yang
terdiri dari, pengertian dakwah, Unsur-unsur dakwah antara lain:
da’i (subjek dakwah), Maudu (pesan dakwah), uslub (metode
dakwah), wasilah al-dakwah (media dakwah), mad’u (objek
dakwah), tujuan dakwah.
BAB 111: Sekilas Tentang Biografi Dra. Hj Qurrota A’yunin.
Menjelaskan tentang riwayat hidup Dra. Hj Qurrota A’yun yang
mencakup : latar belakang keluarga, masa kecilnya, serta karya-
17
Alfarizi fachrully, Kiprah Dakwah Ustadz Drs. H. Muhammad Abdul Syukur Yusuf
Melalui Majlis Az-Zikra( Jakarta: Fidkom UIN Jakarta), 2008.
11
karyanya, pendidikan, organisasi, aktivitas dakwah, pedoman,
pembahasan ini bertujuan agar kita dapat mengetahui lebih dalam
siapa itu Dra. Hj Qurrota A’yunin,
BAB 1V: Kegiatan-kegiatan Dakwah Qurrota A’yunin. Menguraikan
kegiatan dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin. dengan pembahasan
antara lain; Aktivitas dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin, materi
dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin, Metode Dakwah Dra. Ustadzah
Hj Qurrota A’yunin.
BAB V: Penutup. Merupkan bab penutup yang berisi kesimpulan dari penulis
mengenai hal-hal yang telah dibahas oleh penulis dalam penelitian
ini serta saran-saran kemudian diakhiri dengan daftar kepustakaan
dan lampiran-lampiran baik berupa foto-foto maupun hasil
wawancara.
12
BAB II
KAJIAN TEORITIS TENTANG DAKWAH
A. Teori Performa Komunikatif
1. Definisi Performa Komunikatif
Dalam teori budaya organisasi terdapat salah satu konsef penting yang
dibahas yaitu Performa Komunikatif. Performa Komunikatif pertama kali
diperkenalkan oleh Pacanowsky dan O’Donnel Trujillo (1982) yang
menyatakan bahwa anggota organisasi melakukan performa komunikasi
tertentu yang berakibat pada munculnya budaya organisasi yang unik.
Performa (performance) adalah metafora yang mengambarkan proses
simbolik dari pemahaman akan prilaku manusia dalam sebuah organisasi.
Performa organisasi sering kali memiliki unsur teatrikal, dimana baik
supervisior maupun karyawan.1
B. Definisi Dakwah
Dakwah ditinjau dari etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari
bahasa Arab, yaitu bentuk Isiim Masdar dari kata da’a-yad’u-da’watan, artinya
mengajak, menyeru, memanggil, mengajak dan menjamu.2 Kata da’a
mengandung arti mengajak, menyeru dan memnggil, maka sebagai ajakan,
seruan, panggilan kepada Islam.Dengan demikian secara etimologi dakwah
dan tabligh itu merupakan suatu proses penyampian (tabligh) atas pesan-pesan
1Richard West dan Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3: Analisis dan
Aplikasi, (Jakarta: PT Salemba Humanika, 2008, h. 325. 2Muhamad Yunus, Kamus Arab_indonesia(Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penerjemah/Penafsiran Al-Qur’an, 1973), h. 127.
13
tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain
memenuhi ajakan tersebut.3 Kata dakwah juga berarti do’a (al-du’a), yakni
harapan, permohonan kepada Allah SWT atau ajakan untuk mencapai sesuatu
itu agar semuanya tercapai. Dakwah dalam arti do’a terbaca jelas dalam surat
Al-Baqarah: ayat 186:
Artinya:dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,
Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.
Sedangkan menurut terminologis (istilah) dakwah didefinisikan oleh
para tokoh dakwah antara lain:
1. Menurut Prof. Toha Yahya Omar, MA, menjelaskan bahwa dakwah adalah
Mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah Tuhan, untuk keselamatan dan kebahgiaan mereka di
dunia dan akhirat.4
2. Menurut Dr. M. Quraish Shihab”Dakwah adalah seruan atau ajakan
kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih
baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan
dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman dalam tingkah laku
dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas.
3Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009), h. 1-4.
4 M. Toha Yahya Omar, Islam dan Dakwah (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2004), h. 67.
14
Apa lagi pada masa sekarang ini, ia harus lebih berperan menuju kepada
pelaksanaan ajaran islam secara lebih menyeluru dalam berbagai aspek.”5
3. Menurut M. Arifin, menjelaskan dakwah adalah “ Suatu ajakan baik secara
lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan
berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individu
maupun kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran
sikap, penghayatan, serta pengalaman dan pengamalan tanpa adanya
paksaan.6
4. Pendapat K.H. M. Isa Anshari,Dakwah yaitu dan menyampaikan seruan
Islam, mengajak dan memanggil umat manusia, agar menerima dan
mempercayai keyakinan dan hidup Islam.7
Setelah melakukan penelaahan pada sejumlah definisi dakwah diatas
maka penulis menyimpulkan bahwa dakwah merupakan suatu kewajiban bagi
setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan untuk mengajak orang lain
mengerjakan amar makruf nahi mungkar, semata-mata mengharapkan
keridhaan Allah SWT.
C. Unsur-unsur Dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam
setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah Da’i (pelaku dakwah),
Mad’u (objek dakwah), Maddah (materi dakwah), Wasilah (media dakwah),
Thariqah (metode dakwah), atsar (efek dakwah).8
5Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009), h. 3-4.
6Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah ( Jakarta : Kencana, 2006), h. 10.
7Hasanuddin, Hukum Dakwah (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 26.
8Muhammad Munir, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009), h. 21.
15
1. Subyek Dakwah (Da’i)
Kata da’i berasal dari bahasa Arab yang berarti orang yang
mengajak. Dalam pengertian yang khusus (pengertian Islam), da’i adalah
orang yang mengajak kepada orang lain baik secara langsung atau tidak
langsung dengan kata-kata, perbuatan atau tingkah laku ke arah kondisi
yang baik atau lebih baik menurut ayat Al-Qur’an dan Sunnah. Dalam
pengertian khusus tersebut da’i identik dengan orang yang melakukan
amar ma’ruf nahi munkar.9 Secara garis besar juru dakwah atau da’i
mengandung dua pengertian
a. Secara umum adalah setiap muslim atau muslimat yang berdakwah
sebagai kewajiban yang melekat dan tidak terpisahkan dari misinya
sebagai penganut islam, sesuai dengan perintah”Ballighu anni walaw
ayat”
b. Secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus
(mutakhashshish-spesialis) dalam bidang dakwah islam, dengan
kesungguhan luar biasa dan dengan qudwah hasanah.
Pada dasarnya tugas pokok seorang da’i adalah meneruskan tugas
Nabi Muhammad Saw yakni menyampaikan ajaran-ajaran Allah seperti
termuat dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah.
Keberadaan da’i dalam masyarakat luas mempunyai fungsi yang
cukup menentukan. Fungsi da’i adalah sebagai berikut.10
9Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah ( Jakarta: Amzah, 2009), h. 68.
10Enjang AS dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah (Bandung: Widya Padjadjaran, 2009), h. 74-
75.
16
a. Meluruskan akidah
Sudah menjadi naluri bahwa manusia selalu tidak lepas dari
kesalahan dan kekeliruan yang tidak terkecuali terhadap keyakinan dan
akidahnya. Banyak terjadi pada seorang muslim, tetapi karena sesuatu
hal keyakinannya berubah dan bergeserhal tersebut disebabkan adanya
faktor luar yang memepengaruhi.
b. Memotivasi umat untuk beribadah dengan baik dan benar.
Seorang da’i memberikan pencerahan akan keberadaan manusia
sebagai hambah Allah yang memiliki tugas untuk mengabdi atau
beribadah kepada Allah dengan tuntutan aturan-aturan-Nya.
c. Amar ma’ruf nahi mungkar;
Sebagai wujud nyata dari fungsi seorang da’i selalu memiliki
perhatian pada sesama untuk bersama-sama menegakan yang ma’ruf
dan meninggalkan yang munkar untuk menciptakan kedamaian
bersama.
d. Menolak kebudayaan yang merusak
Seorang da’i dalam melaksanakan kegiatan dakwahnya, tentu
tidak boleh larut dalam berbagai tradisi dan adat kebiasaan sasaran
(objek) dakwah yang bertentangan dengan syari’at islam, dan mesti
kuat mempertahankan kaidah-kaidah, hukum-hukum dan tata
pergaulan muslim. Seorang da’i tentu tidak boleh direndahkan oleh
kemauan dirinya juga oleh keadaan, sehingga pada akhirnya
menyelewengkan syari’at islam. Para da’i mesti tangguh dalam
mempertahankan syari’at dan terus berupaya untuk mengubah norma
yang menyimpang dan terus berusaha untuk menegakan sistem
17
islam.11
Ada empat cara bagaimana seorang da’i dinilai oleh
mad’unya.
1) Da’i dinilai dari reputasi yang mendahuluinya. Apa yang sudah
dilakukan oleh da’i, bagaimana karya-karyanya, apa latar belakang
pendidikannya, apa jasanya dan bagaimana sikapnya. Apakah
sikapnya seorang da’i memperindah atau menghancurkan
reputasinya.
2) Melalui perkenalan atau informasi tentang diri da’i. Seorang da’i
dinilai mad’unya dari informasi yang diterimanya. Bagaimana
informasi tentang da’i diterima dan bagaimana da’i
memperkenalkan dirinya sangat menentukan kredibilitas seorang
da’i.
3) Melalui apa yang diucapkannya. “al-lisan mizan al-lisan” (lisan
adalah ukuran seorang manusia), begitu ungkapan Ali bin Abi
Thalib. Apabila seorang da’i mengungkapkan kata-kata kotor, kasar
dan rendah, maka seperti itu pula kualitasnya. Da’i memiliki
kredibilitas apabila ia konstan dalam menjaga ucapannya yang
selaras dengan perilaku keseharian.
4) Melalui bagaimana cara da’i menyampaikan pesan dakwahnya.
Penyampaian dakwah yang sistematis dan terorganisir memberi
kesan pada da’i bahwa ia menguasai persoalan, materi dan
metodologi dakwah.12
11
Enjang AS dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 75. 12
Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2011), h. 5.
18
Berkenaan dengan kepribadian da’i, Asmuni syukir
membedakannya menjadi dua bagian, yakni kepribadian yang bersifat
rohaniah dan jasmaniah. Kepribadian rohaniah da’i meliputi sifat dan
sikap yang harus dimiliki. Sifat-sifat itu adalah :13
1) Iman dan takwa kepada Allah SWT
2) Tulus dan ikhlas serta tidak mementingkan kepentingan diri
pribadi.
3) Ramah dan penuh pengertian.
4) Tawadlu’(rendah diri).
5) Sederhana dan jujur.
6) Tidak memiliki sifat egoisme.
7) Antusiasme ( semangat).
8) Sabar dan tawakkal.
9) Memiliki jiwa toleran.
10) Terbuka (demokratis).
11) Tidak memiliki penyakit hati.
Syarat-syarat di atas secara keseluruhan apabila diperhatikan dan
dimiliki serta dilaksanakan oleh seorang da’i maka proses dakwah
yang dilakukannya tentunya tidak akan menemui kesulitan dan
menjadi sia-sia.
2. Maudu ( Pesan Dakwah)
Maudu atau pesan dakwah adalah pesan-pesan, materi atau segala
sesuatu yang harus disampaikan oleh da’i (subjek dakwah) kepada mad’u
13
Asmuni Sukir, Dasar-dasar Strategi Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 35-48.
19
(objek dakwah), yaitu keseluruhan ajaran islam, yang ada di dalam
Kitabullah maupun Sunnah Rasul-Nya. Atau disebut juga al-haq
(kebenaran hakiki) yaitu al-islam yang bersumber al-Qur’an Qs.al-
Isra(17): 105):14
Artinya, dan Kami turunkan (Al Quran) itu dengan sebenar-benarnya dan
Al Quran itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. dan Kami
tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira
dan pemberi peringatan.
Pendapat di atas senada dengan pendapat Endang Saepudin Anshari;
materi dakwah adalah al- Islam (Al- Qur’an dan al- Sunnah) tentang
berbagai soal prikehidupan dan penghidupan manusia. Selanjutnya
Muhaemin menjelaskan secara umum pokok isi Al-Qur’an meliputi :
a. Akidah:Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan keyakinan
meliputi rukun iman, atau segala sesuatu yang harus diimani atau
diyakini menurut ajaran Al-Qur’an dan al- Sunnah.
b. Ibadah: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan kegiatan ritual
dalam rangkah pengabdian kepada Allah SWT.
c. Muamalah:Aspek ajaran Islam yang mengajarkan berbagai aturan
dalam tata kehidupan bersosial (bermasyarakat) dalam berbagai
aspeknya.
d. Akhlak: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan tata prilaku
manusia sebagai hambah Allah, anggota masyarakat, dan bagian dari
alam sekitarnya.
e. Sejarah: Pristiwa-pristiwa perjalanan hidup yang sudah dialami umat
manusia yang diterangkan Al-Qur’an untuk senantiasa diambil hikmah
dan pelajaran.
f. Prinsip –prinsip pengetahuan dan teknologi; yaitu petunjuk-petunjuk
singkat yang memberikan dorongan kepada manusia untuk mengadakan
analisa dan mempelajari isi alam dan perubahan-perubahanya.
g. Lain-lain baik berupa anjuran-anjuran, janji-janji, ataupun ancaman.15
14
Enjang AS dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 80-81. 15
Enjang AS dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 81
20
3. Metode dakwah
Metode da’wah menyangkut masalah bagimana caranya da’wah itu
harus dilaksanakan. Tindakan –tindakan atau kegiatan dakwah yang telah
dirumuskan akan efektif bilamana dilaksanakan dengan mempergunakan
cara-cara yang tepat.16
Adapun Metode dakwah yaitu, cara-cara yang dipergunakan oleh
seorang da’i untuk menyampaikan materi, berdasarkan al-Qur’an surat an-
Nahl (ayat 125).17
Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya danDialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Ayat tersebut memberikan gambaran tentang tata cara berdakwah
dengan memerhatikan tiga hal:
a. Pertama, dakwah dengan hikmah (da’wah bi al-hikmah). Menurut
Syeikh Muhammad Abduh, hikmah ialah” mengetahui rahasia dan
faedah segala sesuatu”. Yang dimaksud segala sesuatu (kull al-Syai) di
sini adalah segala unsur yang tercakup dalam pelaksanaan dakwah : isi
dakwah, unsur manusia yang dihadapi, unsur kondisi (ruang dan
waktu), unsur bentuk dan cara dakwah yang sesuai. Dengan demikian
16
Abd.Rosyad Shaleh, Manajemen dak’wah Islam (Jakarta: Bulan bintang, 1977), h. 72. 17
Siti Uswatun Khasanah, Berdakwah Dengan Jalan Debat antara muslim dan non
muslim,(Yogyakarta: STAIN Purwokerto dan pustaka Pelajar, 2007), h. 31.
21
dapat dikatakan, bahwa hikmah itu berarti kemampuan untuk memilih
bentuk yang tepat dan mempergunakan secara efektif.
b. Kedua, pelajaran yang baik (al-mauizhah al-hasanah), yaitu ucapan
yang berisi nasihat-nasihat yang baik dan bermanfaat bagi orang yang
mendengarkannya. Karena itu mauizhah hasanah ini mencakup
ketelitian dan kelemah lembutan dalam berbicara, bagaimana memilih
kata yang tepat agar tidak menyinggung perasaan mad’u (objek
dakwah).
c. Berdiskusi dengan cara yang terbaik (wa jadilhum bi alati hia ahsan),
yaitu dengan bertukar pikiran untuk mendorong agar berpikir secara
benar melalui cara yang terbaik.18
4. Wasilah al-Da’wah (Media Dakwah)
Secara bahasa wasilah merupakan bahasa Arab, yang bisa berarti: al-
wushlah, al-ittishal, yaitu segala hal yang dapat menghantarkan
tercapainya kepada sesuatu yang dimaksud. Sedangkan menurut Ibn
Mandzur, al- Washilah secara bahasa merupakan bentuk jamak dari kata
al-wasalu dan al-wasailu yang berarti singgasana raja, derajat, atau dekat,
sedangkan secara istilah adalah segala sesuatu yang dapat mendekatkan
kepada suatu lainnya.19
Dengan demikian, media dakwah adalah alat objektif yang menjadi
saluran yang dapat menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen yang
vital dan merupakan urat nadi dalam totalitas dakwah yang keberadaanya
sangat urgent dalam menentukan perjalanan dakwah.
18
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah( Jakarta: Lembaga penelitian UIN
Syarif Hidayatullah, 2010), h. 90-92. 19
Enjang As dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 93-96.
22
Pendapat lain wasilah dakwah atau media dakwah adalah instrumen
yang dilalui oleh pesan atau saluran pesan yang menghubungkan antara
da’i dan mad’u. Pada prinsipnya dakwah dalam tataran proses, sama
dengan komunikasi, maka media pengantar pesan pun sama. Media
dakwah berdasarkan jenis dan peralatan yang melengkapinya terdiri dari
media tradisional, media modern dan perpaduan kedua media tradisional
dan modern.
a. Media tradisional
Setiap masyarakat tradisional (dalam berdakwah) selalu
menggunakan media yang berhubungan dengan kebudayaannya, sesuai
dengan komunikasi yang berkembang dalam pergaulan tradisionalnya.
Media yang digunakan terbatas pada sasaran yang paling digemari
dalam kesenian seperti: tabuh-tabuhan (gendang, rebana, bedug, siter,
suling, wayang, dan lain-lain) yang dapat menarik perhatian orang
banyak.
b. Media modern
Berdasarkan jenis dan sifatnya media modern dapat kita bagi:
1) Media auditif; media tersebut meliputi; telepon, radio, dan tape
recoder.
2) Media visual; yang dimaksud dalam kategori media visual adalah
media yang tertulis atau tercetak. Contohnya ialah pers: disini
dimaksudkan dengan segala bahan bacaan yang tercetak seperti surat
kabar, buku, majalah, brosur, pamplet dan sebagainya. Photo dan
lukisan: media visual lainnya yang dapat digunakan untuk
23
kepentingan berdakwah adalah photo-photo dan lukisan. Brosur,
poster dan pamplet bisa digunakan sebagai media dakwah.
3) Media audiovisual; televisi, video, internet dan lain-lain.
c. Perpaduan media tradisional dan modern
Perpaduan disini dimaksudkan dengan pemakaian media
tradisional dan media modern dalam suatu proses dakwah. Contohnya
pegelaran wayang, sandiwara, yang bernuansa islam, atau cerama di
mimbar yang ditayangkan televisi.
Dari uraian di atas pada prinsipnya media dakwah adalah
berbagai alat (instrument), sarana yang dapat digunakan untuk
pengembangan dakwah islam yang mengacu pada kultur masyarakat
dari yang klasik, tradisional,sampai modern di antaranya meliputi:
mimbar, panggung, media massa cetak dan elektronik, pranata sosial,
lembaga, organisasi, seni, karya budaya, wisata, dan lain-lain.20
5. Mad’u (Objek Dakwah)
Mad’u atau sasaran (objek) dakwah adalah seluruh manusia sebagai
makhluk Allah yang dibebani menjalankan agama islam dan diberi
kebebasan untuk berikhtiar, kehendak dan bertanggung jawab atas
perbuatan sesuai dengan pilihanya, mulai dari individu, keluarga,
kelompok, golongan, kaum, massa, dan umat manusia seluruhnya. Sebagai
makhluk Allah yang diberikan akal dan potensi kemampuan berbuat baik
dan berbuat buruk, sebagai makhluk yang terkena sifat lupa akan janji dan
20Enjang As dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 96.
24
pengakuanya bahwah Allah adalah Tuhannya ketika di dalam ruh sebelum
ruh tersebut bersatu dengan jasad.21
Mad’u dikelompokan menjadi
beberapa golongan yaitu :
a. Dari segi sosiologis; masyarakat terasing, pedesaan, perkotaan, kota
kecil, serta masyarakat di daerah marginal (terpingkirkan) dari kota
besar).
b. Dari struktur kelembagaan; golongan priyayi, abangan, dan santri.
c. Dari segi usia; anak-anak, remaja, dan golongan orang tua.
d. Dari segi profesi; golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai
negeri.
e. Dari segi tingkat sosial ekonomi; golongan kaya, menegah, dan miskin.
f. Dari segi jenis kelamin; golongan pria dan wanita.
g. Dari segi khusus; masyarakat tuna susila, tuna wisma, tuna karya,
narapidana, dan sebagainya.
h. Dari segi derajat pemikiran; masyarakat yang berfikir kritis, masyarakat
yang mudah dipengaruhi, dan masyarakat yang fanatik (taklid).
i. Dari segi responsive; masyarakat aktif, pasif, dan antipati. Untuk
memperoleh tentang kondisi dan tingkat mad’u dipandang dari
beberapa segi diatas.22
Menurut Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi 3 golongan,
yaitu :
a. Golongan cendikiawan yang cinta kebenaran dan dapat berfikir secara
kritis dan mendalam, cepat menangkap persoalan.
21
Enjang AS dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah ( Bandung: Widya Padjadjaran, 2009), h. 96. 22
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: kencana, 2004), h. 91-92.
25
b. Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berfikir
secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian-
pengertian yang tinggi.
c. Golongan yang berbeda dengan golongan diatas, mereka senang
membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu, tidak sanggup
mendalam.23
6. Atsar ( Efek Dakwah)
Dalam setiap aktivitas dakwah pasti akan menimbulkan reaksi.
Artinya jika dakwah telah dilakukan oleh seorang da’i dengan materi
dakwah tertentu, maka akan timbul responden efek pada mad’unya. Efek
dapat disebut dengan feed back dari proses dakwah ini sering dilupakan
atau tidak banyak menjadi perhatian para da’i.
Kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah dakwah
disampaikan, maka dakwah telah selesai. Dakwah berefek sangat besar
dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya. Tanpa menganalisis
efek dakwah, maka kemungkinan kesalahan strategi yang sangat
merugikan akan terulang kembali. Sebaliknya, dengan menganalisis efek
dakwah secara cermat dan tepat, maka kesalahan strategi dakwah akan
segera diketahui untuk diadakan penyempurnaan pada langkah-langkah
berikutnya.24
7. Tujuan Dakwah
Tujuan merupakan landasan utama bagi suatu kegiatan atau tujuan
juga merupakan pernyataan atau keinginan yang dijadikan pedoman atau
23
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 23-24. 24
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 34-35.
26
pegangan untuk memilih hasil yang diinginkan. Bagi dakwah tujuan
merupakan puncak dari dakwah itu sendiri. Agar kegiatan dakwah lebih
mengena kepada sasaran dakwah yaitu mad’u maka penentuan atau
perumusan tujuan dakwah yang baik harus memperhatikan kondisi
masyarakat atau mad’u.
Secara umum tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagian dan
kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh
Allah. Adapun tujuan dakwah, pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua
macam tujuan, yaitu : 25
a. Tujuan Umum Dakwah (Mayor Objective)
Merupakan sesuatuyang hendak dicapai dalam seluruh aktivitas
dakwah. Ini berarti tujuan dakwah yang masih bersifat umum dan
utama, dimana seluruh Gerak langkahnya proses dakwah harus
ditujukan dan diarahkan kepadanya.
Tujuan utama dakwah adalah : nilai-nilai atau hasil akhir yang
ingin dicapai atau diperoleh oleh keseluruhan aktivitas dakwah. Untuk
tercapainya tujuan utama inilah maka semua penyusunan rencana dan
tindakan dakwah harus mengarah kesana.
b. Tujuan Khusus Dakwah (Minor Objective)
Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan dan
penjabaran dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar
dalam pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah dapat jelas diketahui ke
mana arahnya, ataupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan,
25
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, h. 59-62.
27
kepada siapa berdakwah, dengan cara apa, bagaimana, dan sebagainya
secara terperinci.
Tujuan khusus dakwah sebagai terjemahan dari tujuan umum
dakwah dapat disebutkan antara lain sebagai berikut :
1) Mengajak umat manusia yang telah memeluk agama islam untuk
selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah.
2) Membina mental agama (islam) bagi kaum yang masih muallaf.
Muallaf artinya orang yang baru masuk islam atau masih lemah
keislamanya dan keimannya dikarenakan baru beriman.
3) Mengajak manusia agar beriman kepada Allah (memeluk Agama
Islam)
4) Mendidik dan dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari
fitrahnya. Selain itu juga tujuan dakwah ialah yang paling penting
adalah sebagai berikut:
a) Membantu manusia dalam beribadah kepada Allah agar sesuai
dengan syariat-Nya.
b) Membantu manusia menghidupkan sunah taaruf (perkenalan)
diantara mereka. Firman Allah QS. Al-Hujurat: 13
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
28
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
c) Ikut berperan mengubah kondisi buruk yang dialami kaum
Muslimin dewasa ini, menuju kondisi yang lebih baik dan lebih
dekat kepada Islam, hingga kaum Muslimin dapat mendekatkan
diri kepada Allah menuju kemaslahatan hidup dan akhirat.
d) Melakukan berbagai aktivitas dalam menarbiyah (mendidik)
pribadi Muslim dengan tarbiyah yang benar dan integral, yakni
tarbiyah yang mencakup segi-segi kepribadian, ruhani, akal,
akhlak, jasmani, dan sosial.
e) Turut berperan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan
penyiapan keluarga Muslim dan penarbiyahan seluruh anggota
keluarga sesuai dengan manhaj dan sistem islam agar anak
tumbuh dan berkembang dalam udara yang Islami; rumah tangga
senantiasa diliputi akhlak, ruh, dan adab Islam.
f) Turut berperan dalam menyiapkan masyarakat Muslim yang
memiliki komitmen terhadap nilai-nilai dan akhlak Islami.
g) Ikut berperan membentuk dakwah Islam dalam segala bentuk
yang bermanhaj, sebab unsur terpenting dari dakwah Islamiah
adalah isi dan manhaj yang dipakai, bukan sekadar bentuknya.
h) Diantara tujuan dakwah adalah mengadakan perlawanan terhadap
musuh Islam yang menduduki wilayah Islam, menguasai sosial-
budaya dan politik-ekonominya.
29
i) Melakukan gerakan untuk mengembalikan wihdah (kesatuan)
kaum Muslimin di seluruh dunia; kesatuan yang diwujudkan
dengan cara paling rasional.26
Dari penjelasan atas bahwa unsur-unsur dakwah itu meliputi, da’i,
mad’u, materi, metode, media, afek, dan tujuan dakwah, dari ke keseluruhan
unsur dakwah tersebut harus saling berkaitan antara satu unsur dengan unsur
yang lainnya. Karena dakwah belom dikatakan berhasil kalau dari ke 7 unsur
tersebut ada yang tidak berfungsi dengan baik.
D. Bentuk-Bentuk Aktivitas Dakwah
1. Dakwah bi al-Lisan
Secara substantif, dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami,
sedangkan kata Lisan dalam bahasa Arab berarti: ”bahasa”. Maka dakwah
bi al-Lisan bisa diartikan penyampaian pesan dakwah melalui lisan, berupa
ceramah atau komunikasi langsung antara da’i (subjek dakwah) dan mad’u
(objek dakwah).27
Dalam penyampaian pesan dakwah, da’i harus berbicara
dengan gaya bahasa yang berkesan dan komunikatif.
Perkataan yang benar (qaulan sadidan) pada ayat tersebut, dari sudut
bahasa mengandung arti: “tepat mengenai sasaran”. Al-Qasyani
menafsirkan kalimat “qaulan sadidan” dengan makna “perkataan lurus”
perkataan benar; perkataan tepat”.28
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan,
26
Ali Abdul Halim Mahmud, Jalan Dakwah Muslimah (Jakarta: Era Intermedia, 2007), h.
12-15. 27
Rubiyanah dan Ade Masturi, pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah, 2010), h. 3. 28
Mohammad Natsir, Fiqhud Dakwah (Jakarta: Media Dakwah, 2006) cet. 13, h. 109.
30
bahwa bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah, yaitu
perkataan jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u,
menyentu kalbu, santun, menyejukan, tidak agitatif dan provokatif serta
tidak mengandung fitnah.29
Peran lisan sangat strategis terhadap anggota tubuh lainnya sehingga
Rasulullah SAW. Menganjurkan agar setiap mukmin mampu menjaga
saatberbicara. Selanjutnya, untuk menghasilkan ucapan yang berkualitas
baik, hendaklah para da’i memperhatikan enam hal berikut: 30
a. Pikirkan terlebih dahulu materi yang akan dibicarakan.
b. Perhatikan kepada siapa materi pembicaraan itu disampaikan.
c. Cari waktu yang tepat bagi kita ataupun bagi lawan bicara kita.
d. Usahakan agar tempat yang digunakan sesuai dengan materi
pembicaraan dan orang lain yang diajak bicara.
e. Tentukan alasan yang dirasakan lebih tepat berkenaan dengan materi,
orang, tempat dan waktu bicara, agar kita dapat menentukan sikap
selanjutnya.
f. Gunakan sistem, pola, etika dan strategi yang lebih baik agar dapat
menghasilkan pembicaraan yang baik.
Menurut Achmad Mubarok dalam bukunya Psikologi Dakwah,
kekuatan kata-kata dalam kaitanya dengan bahasa dakwah dapat
merangsang respon psikologi mad’u. Adapun jenis-jenis kekuatan
sebagaimana disebutkan dalam buku Psikologi Dakwah seperti dikutip
29
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 43. 30
Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009), h. 117-
118.
31
oleh Rubiyanah dan Ade Masturi terletak pada hal-hal berikut: 31
a. Keindahan bahasa, seperti bait-bait atau syair puisi;
b. Jelasnya informasi;
c. Intonasi suara yang berwibawa;
d. Logikanya yang sangat kuat;
e. Memberikan harapan/optimis
f. Memberikan peringatan yang mencekam (Nadziran);
g. Karena ungkapan yang penuh ibarat;
2. Dakwah bi al-Qalam
Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan
dakwah melalui tulis, seperti buku, surat kabar, majalah, jurnal, artikel,
internet dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka
tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar
makruf nahi munkar. Dakwah bi al-qalam sebenarnya sudah
dikembangkan oleh Rasulullah SAW. Sejak awal kelahiran dan
kebangkitan Islam melalui pengiriman surat-surat dakwah kepada para
kaisar, raja, dan para pemuka masyarakat. Menyangkut dakwah bi al-
qalam, Rasulullah SAW.32
Format dakwah bi al-qalam mempunyai keunikan dan kelebihan,
yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan waktu, bisa dibaca dimana saja
serta kapan saja. Apalagi publikasi saat ini sangat mudah, jangkauanya
luas dan tidak terbatas, terutama jika tulisan disebarkan di internet bisa
dibaca oleh orang diseluruh dunia
31
Rubiyanah dan Ade Matsuri, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 46. 32
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 53.
32
Di samping melalui buku, pesan-pesan dakwah bisa dituangkan
dalam majalah, baik yang diterbitkan mingguan maupun bulanan. Majalah
dakwah bisa digunakan untuk menyoroti masalah sosial atau dinamika
yang terjadi di masyarakat. Kemudian mengupasnya dari berbagai sudut
pandang.33
3. Dakwah bi al-Hal
Dakwah bil hal merupakan dakwah yang mengedepankan perbuatan
nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Maad’ulah)
mengikuti jejak atau dakwah melalui perbuatan nyata dan prilaku konkrit
yang dilakukan da’iyah. Dakwah jenis ini merupakan pengaruh yang besar
pada diri penerima dakwah.
Menurut E. Hasim dalam kamus istilah Islam memberikan
pengertian bahwa yang dimaksud dengan dakwah bil hal adalah dakwah
dengan perbuatan nyata. Karena merupakan aksi atau tindakan nyata maka
dakwah bil hal lebih mengarah pada tindakan menggerakan” aksi
menggerakan” mad’u sehingga dakwah ini lebih berorientasi pada
pengembangan masyarakat.34
33
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 59. 34
Munzier Suparta & Harjani Hefni, Metode Dakwah (Jakarta: PT Kencana, 2003), cet, Ke-
1, h. 220.
32
BAB III
BIOGRAFI DRA HJ QURROTA A’YUNIN
A. Latar Belakang Keluarga Dra. Hj Qurrota A’yunin
Qurrota A’yunin adalah seorang da’iyah keturunan yang berasal dari
Madura-Jawa-Arab. Kedua orang tuanya adalah K.H Yazid Bustomi dan Hj
Rabiah Adawiyah, Qurrota A’yunin dilahirkan di Malang bertepatan dengan
hari kemerdekaan RI Tanggal 17 Agustus 1966, dan di besarkan di daerah
Pasuruan. Sekarang Qurrota A’yunin tinggal di daerah Kampung Pulo, RT
017/RW 07, Penggilingan- Cakung, Jakarta Timur No 13.1 Qurrota A’yunin
dikarunia oleh Allah 2 buah hati tercinta yakni Putri Maya Sabara dan Paradis
Rahmawati, Qurrota A’yunin mempunyai saudara kandung bernama H Zainul
dan Zahrotul Jinan.2
Sejak kecil kedua orang tuanya sudah mempersiapkan bekal pendidikan
agama, berupa tata cara membaca Al-Quran dengan baik dan benar sesuai
dengan ilmu tajwid, cinta dengan ilmu agama yang mengharuskan ia untuk
belajar dan terus belajar. Pada masa kecilnya Qurrota A’yunin tidak jauh
berbeda dengan kebanyakan anak-anak pada umumnya. Seperti bermain
bersama teman-temanya disawah, mandi dikali, namun Qurrota A’yunin
mempunyai kelebihan yangtidak banyak dimiliki oleh kebanyakan teman-
teman yang lain seperti, sudah berani pidato/ceramah didepan umum semenjak
kelas 1 sekolah dasar, hobbi membaca kitab-kitab klasik dan kitab-kitab
1Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV
Jalan.pintu II-TMII, Jakarta Timur. 2Wawancara dengan bapak Karya, pada 11 Oktober 2013, tempat Kampung Pulo Rt 017/
Rw 07 Pengilingan Cakung Jakarta Timur
33
kuning/Arab gundul. Kegemaran Qurrota A’yunin dalam membaca dan
menulis masih eksis sampai Qurrota A’yunin menjadi seorang da’iyah seperti
sekarang ini.
Qurrota A’yunin biasa dipanggil Umi oleh para jama’ahnya, ia dikenal
anak yang sangat pemberani dan pinter berbicara didepan umum, Dengan sifat
seperti itulah akhirnya Qurrota A’yunin disukai oleh kebanyakan teman-
temannya dan sampai sekarang retorika ceramah Qurrota A’yunin tambah
mantap. Sedangkan pendidikan yang diberikan pihak keluarga kepada Qurrota
A’yunin adalah pendidikan agama yang sangat luar biasa yaitu, dengan jalan
mendekatkan diri kepada Allah. Sifat demokratis adalah salah satu cara yang
selalu ditanamkan oleh pihak keluarganya kepada Qurrota A’yunin. Hal ini
didasarkan atas kedisiplinan ilmu yang dimiliki keluarga Qurrota
A’yunin.3Qurrota A’yunin mempunyai keinginan yang sangat kuat untuk
menjadi seorang yang sukses dalam segala bidang ilmu pengetahuan.
Terutama ilmu tentang jalan mencapai Ridho Allah.
Kegiatan Qurrota A’yunin seperti itu masih terus berlanjut sampai
akhirnya Qurrota A’yunin berumah tangga. Hal inilah yang membuktikan
konsistensi Qurrota A’yunin dalam menuntut ilmu patut kita semua tiru.
Sebagai keturunan dari para juru dakwah, tentunya Qurrota A’yunin sangat
disiplin sekali dalam mempelajari ilmu-ilmu agama. Dalam mengembangkan
dan memajukan ajaran Islam. Pendidikan yang diberikan orang tuanya
menjadikan Qurrota A’yunin seorang yang selalu prihatin dan peduli kepada
3 Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV
Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
34
keadaan disekelilingnya. Oleh karena itu, Qurrota A’yunin sangat di kenal
sosok pekerja keras dan pantang menyerah dalam mempelajari ilmu-ilmu
keagaman khususnya.4
Sosok pribadi Qurrota A’yunin yang dikenal dengan kepribadiannya
yang ramah, dekat dengan jama’ah, 5akhirnya mendapat restu dan dukungan
dari pihak keluarganya, sebelum memutuskan untuk menjadi seorang juru
dakwah Qurrota A’yunin sempat bercita-cita untuk menjadi seorang penyanyi
dangdut, karena pada saat itu belum ada wadah untuk menyalurkan cita-cita,
akhirnya Qurrota A’yunin dengan niat yang mulia memutuskan untuk fokus
dalam berdakwah.6 Akan tetapi cita-cita Qurrota A’yunin diiringi dengan
semangat yang kuat, dan dengan sifat sabar dan pantang menyerah yang
Qurrota A’yunin miliki, akhirnya semua berjalan dengan lancar dan
mendapatkan hasil yang bermanfaat buat orang banyak.
B. Latar Belakang Pendidikan Dra. Hj Qurrota A’yunin
1. Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) didaerah Pasuruan, lulus Tahun (1977)
2. Madrasah Tsanawiyah (MTS/SMP) didaerah Kediri, lulus Tahun (1980)
3. Madrasah Aliyah (MA/SMA) didaerah Cirebon, lulus Tahun (1984)
4. Dipondok pesantren Al-Falah, didaerah Kediri, lulus Tahun (1986)
5. Perguruan Tinggi Al-Aqidah di Fakultas Usuludin Jurusan Dakwah.
Didaerah Kayu Manis.7
4 Wawancara dengan bapak Karya, pada 11 Oktober 2013, tempat Kampung Pulo Rt
017/Rw 07 Pengilingan Cakung Jakarta Timur 5Hasil wawancara dengan Producer taman hati Rudi Hendradi Sarwono, pada tanggal 04
Juni 2013, tempat studio 3 MNC TV, Jalan Pintu II-TMII, Jakarta Timur 6Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC
TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur. 7Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada tanggal 30 April 2013, tempat studio 3 MNC
TV Jalan. Pintu II- TMII, Jakarta Timur
35
C. Karya-karyaDra. Hj Qurrota A’yunin
Selain mempunyai kemampuan dalam berdakwah, Qurrota A’yunin
juga aktif, membuat tulisan/menulis buku-buku Islami dan lagu-lagu Religi.8
1. Karya Tulis Bentuk buku yang sudah terbit
a. Gara-gara sepatu Nabi Idris masuk Surga
b. Perdebatan sengit antara calon jenazah dengan Malaikat Izroil
c. Pertolongan sehelai bulu
d. Teman-teman Setan
e. Detik-detik menjelang wafatnya Rasulullah SAW
2. Media Kaset Berupa lagu-lagu Islami
Selain menerbitkan buku-buku hasil karyanya, Qurrota A’yunin juga
menerbitkan beberapa kaset, sebagai salah satu pesan dakwah.
a. Senandung Istigfar
b. Muqoddimah
c. Astaghfirullah
d. Assalamualaik
e. Do’a Penutup9
3. Taman Hati
Taman hati adalah sebuah program acara yang dipersembahkan oleh
MNC TV setiap Kamis dan Jumat pagi pukul 04.30 WIB. Program taman
hati mulai ditanyangkan akhir tahun 2009 sampai sekarang masih tetap
8Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat studio 3 MNC TV Jalan.
Pintu II-TMII, Jakarta Timur 9Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC
TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
36
eksis bahkan acara ini mendapat rating yang cukup tinggi dari berbagai
acara yang sejenisnya. Program ini menampilkan karya Qurrota A’yunin
berupa ceramah atau dakwah Islamiyah yang telah diproduksi oleh
producer Taman Hati. Bahkan sampai saat ini banyak jama’ah yang
mendaftar untuk hadir langsung ke studio MNC TV mengikuti ceramah
agama yang disampaikan oleh Qurrota A’yunin.10
Keberhasilan Qurrota A’yunin dalam berdakwah tersebar luas mulai
dari Sabang sampai Merauke, sampai-sampai susah mengatur jadwal
karena banyak undangan untuk meminta Qurrota A’yunin mengisi
ceramah keagamaan. 11
Hal itu tentunya tidak lepas dari bantuan mass
media elektronik seperti stasiun televisi swasta MNC TV, yang pertama
kali memperkenalkan Qurrota A’yunin dengan masyarakat luas sampai
sekarang ini.
D. Kehidupan Sosial, Budaya dan Agama Dra. Hj Qurrota A’yunin
1. Kehidupan Sosial Dra. Hj Qurrota A’yunin
Daerah yang pernah Qurrota A’yunin tempati selama pendidikannya,
ternyata banyak membawa pengaruh yang tidak sedikit, di samping ilmu
agama yang Qurrota A’yunin dapatkan juga banyak ilmu pengetahuan
umum. Proses sosialisasi juga banyak memberikan sumbangsih ke arah
pemikirannya dalam bermasyarakat. Karena kepandaiannya Qurrota
A’yunin dalam bidang dakwah, menjadikan Qurrota A’yunin dapat
10
Hasil wawancara dengan Producer taman hati Rudi Hendradi Sarwono, pada tanggal 04 Juni 2013, tempat studio 3 MNC TV, Jalan Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
11Wawancara dengan pembawa acara Taman hati, Ustadz Ali Zainal Abidin pada tanggal
23 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV, Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
37
bersosialisasi kepada banyak kalangan, baik kepada orang tua, para alim
ulama, aparat pemerintah bahkan para artis.
2. Kehidupan Budaya Dra. Hj Qurrota A’yunin
Di sekitar lingkungan Qurrota A’yunin tinggal saat ini banyak
terdapat berbagai kebudayaan, mulai dari budaya Sunda, Jawa, Sumatera,
dan Betawi. Karena Qurrota A’yunin pandai bergaul dengan berbagai
kalangan, sehingga tidak membuat Qurrota A’yunin sulit untuk
beradaptasi, Qurrota Ayunin juga hampir bisa menguasai bahasa daerah.12
3. Kehidupan Agama Dra. Hj Qurrota A’yunin
Penduduk kampung Pulo Rt 17Rw 07 Pengilingan Cakung Jakarta
Timurdaerah tempat tinggal Qurrota A’yunin merupakan penduduk yang
mayoritas Islam, kehidupan beragama ditengah-tengah masyarakat sangat
penting karena agama merupakan unsur mutlak dalam mencapai keadaan
masyarakat yang aman dan nyaman serta damai dan tentram dalam
membina masyarakat di kehidupan sehari-hari. Hampir setiap perayaan
hari besar agama Qurrota A’yunin mengadakan tablig akbar di
kediamannya. 13
E. Perjalanan Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin
Perjalanan dakwah Qurrota A’yunin berawal dari semangat yang sangat
kuat serta keinginan untuk mencapai ridha Allah SWT. Dengan dukungan dan
pendidikan yang diberikan keluarga kepada Qurrota A’yunin akhirnya
12
Wawancara dengan bapak Karya, pada 11 Oktober 2013, tempat Kampung Pulo Rt 017/ Rw 07 Pengilingan Cakung Jakarta Timur
13Wawancara dengan ketua RT Bapak Madini, pada 11 Oktober 2013, tempat Kampung
Pulo Penggilingan Cakung Jakarta Timur
38
sekarang Qurota A’yunin menjadi salah seorang da’iyah yang dipandang
kemampuannya dalam menyampaikan dakwah kepada masyarakat luas.
Qurrota A’yunin memulai dakwahnya dari musholla ke musholla, dari majlis
ke majlis, dari masjid ke masjid. Sampai sekarang kegiatan dakwah Qurrota
A’yunin masih terus berjalan, dakwah yang disampaikan oleh Qurrota
A’yunin mendapat sambutan atau respon yang positif dari kalangan
masyarakat. Qurrota A’yunin tidak pernah tidak datang atau menolak jika
diundang, kecuali jika ada halangan seperti, urusan keluarga atau sakit.14
Dakwahnya terus berkembang dan semakin mendapat sambutan dari
masyarakat ketika Qurrota A’yunin hijrah ke Jakarta pada tahun 1986.
Meskipun baru berusia (20) dua puluh tahun ia sudah ceramah keberbagai
daerah di Indonesia.15
Bahkan untuk memperluas jangkauan dakwahnya,
Qurrota A’yunin memberanikan diri mengirimkan rekaman ceramah
kebeberapa stasiun televisi. Namun ternyata tidak semudah yang ia
bayangkan. Dakwah Qurrota A’yunin memang diterima oleh masyarakat, tapi
untuk bergabung di stasiun televisi tampaknya banyak aspek yang perlu
diperhatikan.16
Berbagai upaya yang dilakukan Qurrota A’yunin dalam mensyiarkan
dakwah baik di masyarakat maupun ke berbagai media akan tetapi tidak
mendapatkan sambutan yang baik, bukan Qurrota A’yunin namanya kalau
gampang menyerah. Meski ditolak ia tidak putus asa bahkan aktivitasnya
14
Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
15Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat STUDIO 3 mnc TV
Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur. 16
Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
39
semakin padat, karena bagi Qurrota A’yunin dakwah adalah kewajiban
sebagai seorang hamba. Melalui media televisi atau bukan, dirinya harus tetap
berdakwah. Demi syiar Islam, Qurrota A’yunin tetap bersabar bahkan semakin
semangat dalam berdakwah. Tidak lupa ia juga begitu bersyukur kepada Allah
SWT atas apa yang telah dicapai oleh-Nya. Qurrota A’yunin berpedoman
dengan surat Al-Qura’an yang artinya“ Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti kami akan menambah nikmat kepadaMu, tetapi jika kamu mengingkari
nikmat-Ku sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. Qs. Ibrahim (14): 7.
Artinya: dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Pada tahun 2007, sahabat Qurrota A’yunin yang tidak lain anak
komedian H. Jaja Miharja, yaitu Fita mengirimkan rekaman ceramah Qurrota
A’yunin terbaru ke TPI (kini MNC TV).17
Ternyata semua Creew bahkan juga
Manajemen, menyukai cara dan metode ceramah Qurrota A’yunin, yang
dinilai berbeda dengan muballighah lainnya. Sejak itulah Qurota A’yunin
dipercaya mengisi salah satu program religi di TPI dengan dipandu oleh
Ustadzah Lulu Susanti, S.Pd.I tapi sekarang diganti oleh Ustadz Ali Zainal
Abidin (Ali Limau) dengan alasan penyegaran.18
Dalam menyampaikan misi dakwahnya, Qurrota A’yunin sering kali
diundang diberbagai kota seperti: Lampung, Tasikmalaya, Kalimantan Timur,
17
Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
18Wawancara dengan Producer taman hati Rudi Hendradi Sarwono, pada tanggal 04 juni
2013, tempat studio 3 MNC TV Jalan pintu II TMII Jakarta Timur.
40
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Manado, Sulawesi, Gorontalo, Bali,
Bandung, Jakarta, Bogor, Tanggerang, Banten, Bekasi, Karawang, Medan,
Padang, Palembang. Selain itu juga rombongan yang pernah hadir langsung di
taman hati yaitu, berasal dari daerah, Padang, Makasar, Kalimantan, Palang
karaya, Jawa seperti Surabaya, Pekalongan, Banten kebanyakan sekitar
Jakarta, Lampung, Palembang, Medan, Padang, kalau dari Sumatera hampir
pernah semua datang ke MNC TV. 19
Selain berdakwah di negeri sendiri, Qurrota A’yunin juga pernah
mengisi atau berdakwah di luar negeri seperti, Brunei Darussalam, waktu itu
Qurrota A’yunin diundang langsung oleh istri Datok Hasanah Bolqiah mengisi
ceramah agama disana.20
Eksistensi dan kemampuan Qurrota A’yunin dalam
dunia dakwah sudah tidak diragukan lagi. Walapun notabene mad’unya ibu-
ibu, tetapi Qurrota A’yunin mempunyai kharismatik tersendiri dalam
berdakwah.21
Perjalanan dakwah Qurrota A’yunin begitu banyak hal-hal yang tidak
mudah untuk dilalui, akan tetapi karena Qurrota A’yunin sebagai seorang
da’iyah yang mempunyai semangat tinggi dalam menjalankan tugas, Qurota
A’yunin menggunakan metode dakwahnya dengan cara Bil lisan
berkomunikasi langsung dengan mad’unya, dalam berdakwah lebih banyak
menyukai kalangan ibu-ibu dengan kharismatiknya.22
Akan tetapi apa yang
telah diuraikan menurut Qurrota A’yunin tentang da’i dan da’iyah yang
19
wawancara dengan Producer taman hati Rudi Hendradi Sarwono, pada tanggal 04 Juni 2013, tempat studio 3 MNC TV, Jalan Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
20Wawancara dengan Qurrota A’yunin, Pada 30 April 2013, tempat studio 3 MNC TV
Jalan. Pintu II TMII, Jakarta Timur. 21
Wawancara dengan ketua RT Bapak Madini, pada 11 Oktober 2013, tempat Kampung Pulo Penggilingan Cakung Jakarta Timur
22Wawancara dengan Ibu Afillah Jama’ah Taman Hati Asal Lampung, Pada 23 April 2013,
tempat Masjid MNC TV.
41
profesional yaitu bisa menyampaikan pesan dakwahnya, dan pesan dakwah itu
bisa diterima dan diamalkan oleh jama’ahnya.23
Selain itu Qurrota A’yunin menyarankan kepada generasi muda yang
menekuni bidang dakwah pertama setelah nanti jadi orang, pakailah ilmu
padi, jangan merasa diri lebih, kalau bisa merasa diri paling bodoh diantara
yang lain, jadi kalau seandanya ada celaan kita tidak sakit hati, dan yang
kedua pesan untuk para da’i dan da’iyah muda, dalam segi penyampaian
mahroj itu harus diperhatikan terutama dalam bahasa Arab, karena , bahasa
Arab itu beda huruf beda arti/makna.24
Qurrota Ayunin mampu merangkul khalayak luas seperti, ibu-ibu untuk
semakin mendekatkan diri kepada jalan yang diperintahkan Allah SWT.25
Akan tetapi dalam menjalankan aktivitas berdakwah tidak boleh adanya
paksaan atau memaksa kepada mad’unya, ataupun kepada sasaran dakwah,
karena hal itu bisa dilakukan dengan cara pelan-pelan dan melalui proses
misalnya, mengajak seseorang untuk melakukan shadaqah, jika yang diajak
tidak mau maka seorang da’i atau da’iyah harus sabar untuk mengajaknya
sehingga akhirnya orang tersebut mau untuk menginfakan hartanya ke jalan
Allah SWT.26
Dalam perjalanan dakwah Qurrota A’yunin mempunyai ciri khas
tersendiri, yaitu, disetiap ceramahnya Qurrota A’yunin selalu menggunakan
23
Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
24Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC
TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur. 25
Wawancara dengan Ibu Murni Jama’ah Majlis Taklim Ar-Rahman, pada 11 Oktober 2013, tempat majlis taklim Ar-Rahman.
26Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC
TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
42
kitab kuning, kalau saya mau mengisi ceramah terutama di MNC TV saya
mempersiapkan kitab-kitab klasik, kitab-kitab kuning, ya boleh dibilang kitab
Arab gundul itu karena saya pengen mengembalikan ketradisionalan waktu
saya dipesantren ya biar dikenang, dan diingat-ingat lagi, makanya saya tetap
pakai kitab kuning, bukanya melarang untuk pakai alat-alat
teknologi/komunikasi yang lebih cangih tapi itu lah cara saya.27
Dakwah Qurrota A’yunin adalah dakwah yang sangat membimbing dan
mendidik bagi setiap masyarakat luas. Karena dakwahnya mengandung nilai-
nilai ke-Islaman yang sangat tinggi.28
Menurut Qurrota A’yunin kenapa
sampai sekarang masih istiqomah dalam berdakwah, karena dakwah itu
kewajiban dalam Islam untuk menyampaikanya, bukan hanya seorang da’i dan
dai’yah atau ulama saja melainkan setiap manusia yang sudah mampu dan
mengetahui banyak tentang sesuatu yang akan disampaikan, intinya adalah
kebenaran dari Allah yang harus disampaikan wajib kepada semua orang.29
F. Tujuan dan Sasaran Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin
Tujuan merupakan salah satu faktor penting dalam suatu organisasi,
adalah suatu kegagalan apabila suatu kegiatan dilakukan tanpa tujuan yang
hendak dicapai. Tujuan adalah landasan utama dan menjadi dasar bagi
penentuan sasaran dan strategi atau kebijaksanaan serta langkah-langkah
oprasional suatu organisasi.
27
Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
28Wawancara dengan Bapak Karya, pada 11 Oktober 2013, tempat Kampung Pulo
Penggilingan Cakung Jakarta Timur 29
Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
43
Qurrota A’yunin mempunyai tujuan yaitu, Menyampaikan pesan
dakwah kepada para jama’ah supaya mengerti, kalau yang tadinya sudah
mengerti bisa mengamalkan dan yang belum mengerti biar mengerti dan
mengamalkan. Kegiatan tablig umum adalah bertujuan untuk syi’ar Islam
(menyebar luaskan agama Islam), dan untuk membentuk kesatuan umat Islam,
sama halnya dengan tujuan dakwah yang ingin dicapai oleh Qurrota
A’yunin.30
Dengan berdakwah kepada beragam kalangan masyarakat, mulai dari
masyarakat kelas atas sampai menegah ke bawah, Qurrota A’yunin
mengharapkan tersampainya pesan dakwah dengan lebih merata dan efektif.
Sehingga semakin banyak umat Islam yang mampu memahami ajaran-ajaran
agama dengan lebih mendalam.
Melalui dakwah yang banyak memaparkan kandungan isi Al-Qur’an dan
Hadits, Qurrota A’yunin bermaksud mengakrabkan kedua kitab tersebut
kepada masyarakat muslim agar Al-Qur’an dan Hadits senantiasa menjadi
pedoman hidup bagi mereka. Untuk mengapai kebahagian didunia dan
kebahagian diakherat.31
G. Tahapan-tahapan Aktivitas Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin
Dalam rangka melaksanakan tugas dakwah untuk menjadikan
kepribadian manusia (individu) yang kokoh, tangguh, serta utuh, sehingga
pada akhirnya dapat diterima oleh masyarakat luas demi untuk keselamatan
30
Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
31Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC
TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
44
dunia dan akhirat. Hal ini tidak terlepas dari sebuah tahapan yang harus
dilakukan oleh Qurrota A’yunin secara terus-menerus, terprogram dan
berjalan secara alamiah sampai saat sekarang ini masih terus berjalan. Adapun
tahapan-tahapan yang ditempu Qurrota A’yunin sebagai berikut :
1. Pendekatan atau pembinaan
Pembekalan dai’yah Qurrota A’yunin adalah tahapan sebelum terjun
langsung ke majlis-majlis dengan cara:
a. Menjadi figur Teladan
Bahasa perbuatan jauh lebih efektif dari kata-kata. Usahakanlah
yang kita ucapkan sesuai dengan perbuatan kita (as-shaf: 2-3),” hai orang-
orang yang beriman, mengapa kamu katakan apa yang tidak kamu perbuat,
amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak
kamu kerjakan”. Seperti apa yang telah di lakukan oleh Qurrota A’yunin
sebelum melakukan dakwah selalu mengeluarkan kata-kata yang baik
terhadap siapapun baik dilingkungan keluarga maupun di masyarakat, dan
jika Qurrota A’yunin mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas selalu
mengucapkan istigfar dan meminta maaf kepada jama’ah dan memohon
ampun kepada Allah SWT. Qurrota A’yunin juga selalu mengajak dan
mengajurkan kepada para mad’unya ketika berceramah agar berbicara
yang baik-baik saja dan yang penting saja supaya tidak salah
ngomong/bicara, apa lagi mengunjing orang lain itu dilarang oleh Allah
SWT dalam Al- Quran.32
32
Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
45
b. Berdakwah Dengan ilmu Pengetahuan
Berdakwah dengan ilmu pengetahuan dan penuh persahabatan,
seperti dalam surat an-Nahl 125,” serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik, sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih tau
siapa yang tersesat dari jalanya. Dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk”. Dalam berdakwah Qurrota A’yunin tidak
hanya dakwah, tapi dengan persiapan ilmu yang dipelajari semasa
sekolahnya dan didikan pada masa kecil dari orang tua, Qurrota A’yunin
berdakwah berdasarkan ilmu yang dipelajari seperti Al-Quran, hadits dan
kitab-kitab klasik.33
c. Berbicara dengan baik
Islam memerintahkan umatnya untuk beradap dan beretika dalam
berbicara. Bahasa yang terbungkus dan penuh kesopan santun, lemah
lembut dalam bertutur sapa, penuh kasih terhadap sesama halus dalam
tutur kata serta menyejukan hati adalah kunci keberhasilan seorang da’i
dalam merebut simpati. Qurrota A’yunin selalu berbicara baik kepada
siapapun yang ajak bicara pada anak kecil sekali pun, karena berbicara
yang baik merupakan suatu ibadah, dalam berdakwah harus memberikan
contoh yang baik, seperti halnya perkataan dalam penyampaian dakwah
dan kehidupan sehari-hari, begitu juga halnya yang dilakukan oleh Qurrota
A’yunin dan keluarganya.
33
Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
46
2. Mengatur Jadwal Ceramah
Jadwal dakwah Qurrota A’yunin tentunya disesuaikan dengan
kegiatan yang lain, dan juga ketika di MNC TV tentunya dari pihak MNC
TV bagian programing yang mengatur jadwal syuting tapi ketika Qurrota
A’yunin ceramah diluar selain di MNC TV yang mengatur jadwal
ceramahnya yaitu putra angkatnya sendiri yang menjadi asisten.34
3. Pendekatan Kepada Masyarakat
Langkah awal ketika ceramah Qurrota A’yunin adalah dengan
menguasai suasana podium (tempat penyampaian ceramah) yaitu harus,
mampu mengambil simpati mustami (pendengar atau jama’ah). Hal ini
dapat dilakukan dengan cara :
a. Menggunakan tehnik retorika tangan yang sesuai dengan kadar bahasa
yang diungkapkan.
b. Mengatur intonasi nada (tinggi atau rendah) sesuai semaksimal
mungkin agar dapat dibedakan atara nada keras atau tinggi, dan lembut
atau pelan.
c. Menggunkan unsur humor.
d. Canda yang sehat dan bersahabat.
e. Menggunakan bahasa ungkapan lain logika-logika yang mudah dicerna
oleh jama’ah.
f. Menggunakan nyayian secara sepontanitas ketika menyampaikan
ceramah
g. Diiringi oleh qosidah dan gambus ketika ceramah.
34
Hasil wawancara dengan producer Taman Hati, pada tanggal 04 Juni 2013, tempat studio 3 MNC TV.
47
4. Evaluasi Dalam Aktivitas Dakwah
Evaluasi dilakukan Qurrota A’yunin, setelah usaha yang sangat
intensif yang dilaksanakan, maka Qurrota A’yuinin tidak lupa untuk
memohon bantuan (dalam do’a) pada Allah agar ceramah yang
disampaikan benar-benar diterima dengan baik dan dilaksanakan oleh
masyarakat . kemudian meminta maaf setelah ceramah kepada mad’u, dan
meminta maaf kepada Allah SWT. Dengan adanya evaluasi para da’i dapat
memperbaiki diri dengan lebih baik. Selain itu Qurrota A’yunin setelah
ceramah selalu melihat hasil ceramahnya dari kaset untuk melihat apa
yang harus diperbaiki, ini bertujuan supaya apa yang sampaikan benar-
benar sesuai dengan yang syariat Islam.35
Dengan melakukan analisis diskriptif maka diketahui kekuatan atau
pendukung dakwah yang dimiliki Qurrota A’yunin yaitu dari segi internal,
latar belakang pendidikan Qurrota A’yunin adalah sarjana Islam, dan
pernah mondok menjadi santri, sehingga ilmu pengetahuan yang Qurrota
A’yunin miliki tentu cukup memadai untuk melakukan dakwah.
Sedangkan dari segi konsentrasi Qurrota A’yunin berdakwah, sudah sejak
sekolah dasar mulai ceramah mengisi muhadoroh didepan teman-
temannya sampai sekarang masih aktif berdakwah dimajlis-majlis taklim
dan melalui media televisi.
Kemudian dari segi eksternal (segi masyarakat), tentunya ada
kegairahan untuk memperdalam dan membutuhkan sentuhan-sentuhan
35
Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
48
keagamaan khususnya, dikalangan para ibu-ibu rumah tangga yang sibuk
dalam berbagai aktivitas dikantor dan pegawai swasta maupun negeri.
Dalam setiap melaksanakan kegiatan dakwah, maka tidak heran dan tidak
mustahil akan ditemukan masalah-masalah yang dapat menghambat
kelancaran dalam menyampaikan materi dakwahnya baik, itu factor dari
internal maupun dari eksternal.
Adapun hambatan-hambatan dari dalam (internal) yang dialami
Qurrota A’yunin adalah masalah kecapean, adapun profesi kesibukan
keseharian disamping sebagai juru dakwah, Qurrota A’yunin juga
rekaman lagu-lagu Islami sehingga dari sekian banyak kesibukan dan
aktivitas dakwah itulah yang sering membuat kecapean. Hambatan dari
faktor eksternal adalah ganguan dari soud system, karena itu sangat
berpengaruh ketika soud system tidak bagus maka secara tidak langsung
dakwah yang disampaikan akan berkurang ke efektifanya.
Sedangkan untuk menanggulangi hambatan-hambatan yang bersifat
eksternal seperti yang telah disebutkan diatas, Qurrota A’yunin berusaha
menyampaikan materi dakwah dengan sebaik mungkin, karena kiprah atau
aktivitas dakwah yang dilakukan adalah semata-mata untuk mengharapkan
dan melaksanakan perintah Allah SWT yang telah disebutkan dalam Al-
Qur’an yaitu melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar.
Qurrota A’yunin juga menyadari bahwa aktivitas-aktivitas dakwah
yang dilakukannya tidak langsung dapat diterima oleh masyarakat luas,
namun terus menerus berusaha setahap demi setahap untuk menyakinkan
49
masyarakat tentang kebenaran yang disyi’arkan dalam dakwahnya. Karena
ketika permulaan bahkan akhir hayat Rasulullah SAW, selalu mendaptkan
berbagai macam tantangan dan hambatan dalam usaha untuk menyi’arkan
agama Allah SWT, kepada segenap manusia yang ada di muka bumi. Hal
inilah yang memberi motivasi Qurrota A’yunin untuk tetap melakukan
perjuangan dakwahnya.
Perjuangan Qurrota A’yunin bukan suatu hal yang gampang dan
mudah, karena umat Islam seperti dikota-kota besar/metropolitan seperti
sekarang ini yang sangat rentan dengan pengaruh-pengaruh negatif yang
timbul, hal ini dipengaruhi budaya asing yang lebih condong bersifat
negatif yang akan membawa perubahan tehadap tingkah laku umat Islam
itu sendiri.
Dengan demikian keberadaan Qurrota A’yunin, sangat dibutuhkan
sekali di tengah-tengah kehidupan masyarakat sekarang ini dalam upaya
memberikan pencerahan demi memenuhi kebutuhan-kebutuhan
masyarakat dalam melaksanakan dakwahnya kepada jalan yang diridhai
oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW.
50
BAB IV
AKTIVITAS DAKWAH DRA HJ QURROTA A’YUNIN
A. Bentuk-Bentuk Aktivitas Dakwah Qurrota A’yunin
1. Dakwah BilLisan
Penggunaan dakwah dalam bentuk bill lisan ini sering dipakai oleh
Qurrota A’yunin dalam kegiatan dakwahnya seperti.
a. Pengajian Mingguan Ibu-ibu
Dalam rangka mencerdaskan umat Qurrota A’yunin yang
sekarang memiliki aktivitas dakwah yang cukup sibuk, Qurrota A’yunin
masih menyempatkan diri untuk berbagi ilmu khususnya ilmu agama
mulai dari masjid ke masjid dari majlis taklim-kemajlis taklim. Seperti
Qurrota Ayunin mengisi pengajian diantaranya:
1) Majlis Taklim Ar-Rahman, di daerah Bintara Jaya Pimpinan Hj
Rosdiyati Pelaksanaan pengajian rutin dilaksanakan setiap hari
Jum’at Siang Jam 13.30-15.00 yang dipimpin oleh Qurrota A’yunin.
2) Masjid Al –Baroqah di daerah Pengilingan setiap Sabtu pagi 08-10
3) Al-Istiqomah dilaksanakan sesuai permintaan jama’ah
4) An- Nuriyah dilaksanakan sesuai permintaan jama’ah
5) Darl- Mutaqin dilaksanakan sesuai permintaan jama’ah1
Pengajian tersebut umum untuk semua kalangan, baik ibu-ibu
yang bekerja maupun ibu rumah tangga. Jama’ah yang hadir disetiap
pengajiannya cukup banyak, yaitu terdiri dari kebanyakan kalangan ibu-
1Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, tanggal 11-10-2013, tempat majlis taklim
Ar-Rahman daerah Bintara Jaya.
51
ibu yang berasal dari lingkungan tempat tinggal maupun dari luar
lingkungan tempat tinggal Qurrota A’yunin. Kemudianmateri yang
dibahas dalam setiap pengajian berganti-ganti sesuai permintaan
jama’ahnya, seperti pembahasan mengenai akhlak, syariat, aqidah.
Pengajian ini bertujuan untuk membimbing ibu-ibu supaya mengerti
dan memahami ilmu agama dengan baik serta dapat mengamalkan
didalam kehidupan sehari-hari. Adapun teknik pelaksanaannya yaitu:
1) Pembukaan yang dipimpin oleh moderator
2) Penyampaian materi
3) Tanya jawab
4) Doa dan penutup2
b. Peringatan Hari Besar Islam
Dalam menjalankan kegiatan dakwahnya QurrotaA’yunin juga
sering diundang untuk mengisi peringatan-peringatan hari besar Islam,
seperti Maulid Nabi, Isra Mi’raj, serta peringatan hari besar Islam
lainya, dengan mengadakan Tablig Akbar, selamatan maupun
pengajian, selain sering diundang untuk mengisi peringatan hari besar
Islam dimajlis taklim dan masjid, Qurrota A’yunin juga rutin
mengadakan dikediamannya sendiri, seperti memperingatin Maulid
Nabi Muhammad SAW yang dihadiri oleh warga setempat maupun
jama’ah Qurrota A’yunin dari berbagai daerah.3
2Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, tanggal 11-10-2013, tempat majlis taklim
Ar-Rahman daerah Bintara Jaya. 3Wawancara dengan Ketua RT/017, bapak Madini, tempat kediamanya daerah kampung
pulo Rt 17Rw 07 Pengilingan Cakung Jakarta Timur
52
c. Dakwah Melalui Media Elektronik
Pengajian yang dilakukan oleh Qurrota A’yunin tidak hanya
melalui majlista’lim, melainkan juga lewat media massa seperti, media
elektronik kegiatan dakwah QurrotaA’yunin di stasiun TV Swasta di
Indonesia dimulai daritahun 2009 akhir Sampai akhir tahun 2013.
Pertama kali QurrotaA’yunin dalam ceramahnya di TV swasta yaitu
MNC TV. Dari sinilah mulai terangkat nama Qurrota A’yunin dan
dikenal oleh masyarakat Indonesia, Qurota A’yunin menjadi nara
sumber tetap di MNC TV, yang ditanyangkan pada hari Kamis dan
Jum’at jam 04.30 pagi dalam acara” Taman Hati”. Materi yang
disampaikan seperti, aqidah, syari’at, akhlak.4
Adapun majlis taklim yang pernah datang langsung ke studio
MNC TV untuk mengikuti syuting taman hati yaitu. 5
1) Majlis Taklim Dzarul Hijrah, daerah Citangkel, Cilegon Banten
2) PKK Darma wanita pemda lampung, Tanggamus, kota Agung-
Lampung
3) Majlis Taklim Syafinatu Jannah, Muara Angke Jakarta.
4) Majlis Taklim Nurul Jannah, Kerawang
5) Majlis Taklim Miftahul Hasanah, Rajeg- Tanggerang
6) Majlis Taklim Aisyah, Sijunjung, Padang- Sumatera Barat
7) Majlis Taklim Darul Takwa, Ciampea- Bogor.
4Wawancara Qurrota A’yun, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-
TMII, Jakarta Timur. 5Hasil dari observasi penulis saat mengikuti pengajian pada Syuting Taman Hati, tempat
MNC TV
53
8) Majlis Taklim, Al-Ikhlas, Cilicing Jakarta Utara
9) Majlis Taklim Jamiatu Nur, Cilegon- Banten
10) Majlis Taklim Khoerunnisa, Bandung
d. Berdakwah Keberbagai Daerah
Selain berdakwah di majlis taklim, masjid, dan di media Qurrota
A’yunin juga sering diundang ceramah agama berbagai kota di tanah
air antara lain: Lampung, Tasikmalaya, Kalimantan Timur, Timika,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Manado, Sulawesi, Gorontalo,
Bali, Bandung, Jakarta, Bogor, Tanggerang, Banten, Bekasi, Karawang,
Medan, Padang, Palembang. Bulan Oktober 2013 Qurrota A’yunin
diundang oleh Pemdah Sumsel khususnya di kabupaten lubuk linggau
Qurrota A’yunin menyampaikan ceramah didepan masyarakat
setempat.6
e. Berdakwah diLuar Negeri
Selain berdakwah di negeri sendiri Qurrota A’yunin juga pernah
berdakwah ke negeri Brunei Drussalam.
2. Dakwah Bil Hall
Dakwah bil hall adalah dakwah yang digunakan dengan perbuatan
nyata yang meliputi keteladanan. Dakwah bilhall dapat dilakukan oleh
setiap individu tanpa memiliki keahlian khusus dalam bidang dakwah.
Dakwah bil hall dapat dilakukan misalnya dengan tindakan nyata dan
hasilnya dapat dirasakan secara konkret di masyarakat, seperti
6Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, tanggal 11-10-2013, tempat majlis taklim
Ar-Rahman daerah Bintara Jaya.
54
pembangunan rumah sakit, pondok pesantren dan fasilitas-fasilitas lain
yang dapat digunakan untuk kemaslahatan umat. Adapun dakwah bil hall
yang dilakukan oleh QurrotaA’yunin seperti :
a. Menyantunin anak-anak Yatim masalah waktu tidak ditentukan
b. Menyantunin kaum Dhuafa masalah waktu tidak ditentukan
c. Mengadakan Sunatan Massal musim libur sekolah
d. Bersilaturrahmi kepada DKM dan beberapa majlis taklim
e. Berencana mendirikan pondok pesantren putri didaerah kecamatan
Rengas Dengklok kabupaten Karawang Jawa Barat.7
3. Dakwah Bil al-Qalam
Dakwah bi al-qalam adalah dakwah yang dilakukan melalui tulisan,
dakwah ini memerlukan keahlian khusus dalam menulis, merangkai kata-
kata sehingga orang yang membacanya dengan mudah memahami dan
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, dakwah tersebut dapat
dilakukan melalui media massa seperti surat kabar, majalah, buku, buletin
maupun internet.
Selain berdakwah dengan Bil Hall, Quurota A’yunin juga berdakwah
dengan cara tulisan (menulis), bagi Quurota A’yunin berdakwah melalui
tulisan lebih abadi dibandingkan dengan lisan. Hal ini terbukti dengan
berbagai judul karya tulis buku dan kaset Islami yang telah Qurrota
A’yunin hasilkan antara lain:
7Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, tanggal 11-10-2013, tempat majlis taklim
Ar-Rahman daerah Bintara Jaya.
55
a. Karya Tulis Bentuk Tulisan (Buku) yang Sudah Terbit
1) Gara-gara sepatu Nabi Idris Masuk Surga(Kitab Durotu Nasehi)
Cerita Nabi Idris, Nabi Idris Pengen jajalin wafat, akhirnya dicabut
nyawanya sementara, setelah wafat benaran jalan-jalan ke Neraka
hingga sampai ke Surga, ketika sampai di Surga Nabi Idris punya
siasat, artiya tidak mau ke luar dari Surga tetapi tidak mau
menyinggung perasaan Malaikat Izroil yang waktu itu gantariin,
jadi sepatunya ditaru di bawah pohon.8
2) Perdebatan sengit antara calon jenazah dengan Malaikat Izroil
(dakotu akbar)
Karena pada saat Malaikat Izroil mau menyabut nyawa kita,
anggota tubuh manusia memberikan perlawann, Mau dicabut dari
mata, kata mata tidak bisa karena mata selalu saya gunakan untuk
membaca Al-Quran, kalau nanti saya meninggal gara-gara dicabut
dari mata bagaimana kalau nanti saya mau membaca Al-Quran.9
3) Pertolongan sehelai bulu
Kisah ada salah seorang yang suka dan gemar melakukan
perbuatan-perbuatan maksiat yang gak habis-habis, tetapi pada
suatu ketika dia menangis takut dengan siksa api Neraka, tetapi dia
tetap masuk Neraka karena amal perbuatan baiknya sangat sedikit
sedangkan perbuatan jelek banyak, kemudian air mata min
Hosyatillah komplent.10
8Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, tanggal 11-10-2013, tempat majlis taklim
Ar-Rahman daerah Bintara Jaya. 9Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, tanggal 11-10-2013, tempat majlis taklim
Ar-Rahman daerah Bintara Jaya. 10
Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, tanggal 11-10-2013, tempat majlis taklim Ar-Rahman daerah Bintara Jaya.
56
4) Teman-teman Setan
Teman-teman setan itu diantaranya orang yang yang menyimpang
dalam jalur perintah Allah, diantaranya Hakim yang tidak adil itu
benar-benar temannya setan.
5) Detik-detik menjelang wafatnya Rasulullah SAW
Intinya bagaimana proses Rasulullah pada saat mau dicabut
nyawanya
b. Media Kaset Berupa lagu-lagu Islami
1) Senandung Istigfar
Setiap manusia melakukan maksiat harus diiringi dengan membaca
Istiqfar Sebagai penghapus dosa, jadi kalu kita melakukan dosa
akan terhapus dengan kita banyak-banyak membaca istigfar.11
2) Muqoddimah
Itu didalamnya terdapat ucapan-ucapan/ pembukaan Qurrota
A’yunin ketika mau memulai menyampaikan isi ceramahnya.
3) Astaghfirullah
Didalamnya terdapat makna minta maaf dan ampun kepada Allah.
4) Assalamualaik
Kalau kita mau ziarah kemakam Rasulullah, kita ngucapkan
Asslammualikum Ya Rasulullah Asslammualaikum Ya
Habiballah.12
11
Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, tanggal 11-10-2013, tempat majlis taklim
Ar-Rahman daerah Bintara Jaya. 12
Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, tanggal 11-10-2013, tempat majlis taklim
Ar-Rahman daerah Bintara Jaya.
57
5. Do’a Penutup
Didalamanya terdapat doa yang sering kita panjatkan doa sapu jagat
mintak keselamatan baik didunia maupun diakhirat.13
c. VCD Dakwah
1) Perempuan Penghuni Surga
2) Kenapa Do’a Tertolak
B. MateriDakwah Dra. Hj QurrotaA’yunin.
Jika dikaji dalam sudut pandang ruang lingkup materi dakwah, materi
yang disajikan oleh Qurrota A’yunin mencakup tiga ruang lingkup materi
dakwah (aqidah, syari’ah, akhlak) secara menyeluruh. Secara spesifik ruang
lingkup materi dakwah Qurrota A’yunin dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Materi Aqidah
Materi aqidah sangat releven dengan keadaan dan kebutuhan
manusia yang beragama (Islam). Allah pun menegaskan sekaligus
memerintahkan manusia untuk masuk kedalam Islam secara menyeluruh
dan tidak hanya setengah-setengah. Hal ini dapat terlihat pada salah satu
firman-Nya, surat Al-Baqarah ayat 208:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
13
Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, tanggal 11-10-2013, tempat majlis taklim
Ar-Rahman daerah Bintara Jaya.
58
Ayat di atas menegaskan bahwa proses Islamnya seseorang tidaklah
didasarkan pada faktor keturunan atau terlebih lagi faktor takut diasingkan
akan tetapi harus didasarkan pada kebesaran dalam menentukan pilihan
hati. Kebebasan dalam hidup termasuk didalamnya dalam hal memeluk
kepercayaan merupakan hal yang sangat vital. Pemelukan atau pemilihan
agama (ideologi kepercayaan) yang tidak bebas dipengaruhi atau bahkan
dipaksa oleh pihak lain hanya akan semakin mengaburkan agama itu
sendiri.
2. Materi Syari’at
Materi syariat yang dipaparkan oleh Qurrota A’yunin jika dikaji
secara mendalam lebih mengarahkan dan mengingatkan umat Islam akan
statusnya. Penjelasan tentang syari’at-syari’at yang mengatur hubungan
manusia dengan Allah melalui aturan-aturan peribadatan manusia kepada
Allah merupakan gambaran dakwah terkait dengan status manusia sebagai
makhluk Allah yang sudah seharusnya mematuhi setiap syari’at yang telah
diatur Allah seperti syari’at berikut ini :
a. Sholat
Materi dakwah yang berhubungan dengan syari’at atau aturan
yang diberlakukan oleh Allahkepada manusia terkait dengan tugas atau
kewajiban manusia kepada Allah, didalam pesan materi dakwah
Qurrota A’yunin“ sesungguhnya kita di ciptakan bukan tanpa tujuan.
Allah menjadikan manusia dan seluruh makhluk lainnya dengan satu
tujuan utama yakni beribadah kepada Allah SWT.
59
b. Syari’at berprilaku kepada alam semesta
Pada sisi lain Allah SWT juga memerintahkan dalam syari’at
Allah SWT kepada manusia berkenaan dengan aturan-aturan dalam
berhubungan dengan sesama makhluk. Seperti bagaimana kita
memperlakukan alam semesta. Alam semesta ini memang diciptakan
hanya untuk memenuhi kebutuhan manusia semata, akan tetapi tidak
berati bahwa manusia bisa berbuat seenaknya terhadap alam semesta,
mengambil dan memanfaatkan tanpa pernah ada usaha untuk
melestarikanya.
Allah SWT juga telah menjelaskan ketetapan tersebut di dalam
firman-Nya surat Luqman ayat 20.
Artinya: tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah
menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan
apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-
Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang
membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan
atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan.
Ayat tersebut menjadi penguat hukum bahwasanya alam semesta
memang benar-benar diciptakan untuk manusia dan dapat
didayagunakan manusia untuk keperluan hidupnya. Meskipun
mendapat hak untuk mendayagunakan alam raya, bukan berati umat
manusia dapata seenaknya dalam memanfaatkan sumber daya alam.
60
Terlebih lagi pada masa sekarang, dengan berbagai kesulitan
hidup, manusia banyak yang melupakan status dan tanggung jawab
mereka sebagai makhlukAllah. Waktu yang mereka miliki lebih
banyak dihabiskan dan difokuskan untuk mencari harta dunia
ketimbang mengenal atau bahkan mendekatkan diri kepada Allah.
Mereka juga tidak lagi memperhatikan rambu-rambu (agama) Allah
yang seharusnya menjadi acuan dalam mengambil tindakan hidup.
Padahal jika dikembalikan kepada nilai-nilai ajaran Islam, status
manusia sudah jelas sebagai khalifah atau wakil Allah di muka bumi
yang harus mampu menjaga, menjunjung tinggi, memperhatikan serta
mengamalkan seluruh syari’at yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
3. Materi Akhlak
Akhlak merupakan wujud implementasi sekaligus sebagai tolak ukur
Keimanan dan KeIslaman seorang muslim. Pembicaraan sebagai masalah
akhlak dalam penyampain materi dakwah Qurrota A’yunin. Menurut
penulis mengandung pesan dan dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Akhlak Bermasyarakat
Pesan yang berhubungan dengan akhlak umat Islam dalam
bermasyarakat bisa dipahami pada pesan dakwah berikut ini, oleh
karenanya dalam berhubungan dengan umat manusia, baik yang
seagama (sesama umat Islam) maupun dengan umat yang berbeda
agama, sudah seharusnya umat Islam mampu menjaga harmonisasi
hubungan manusia sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi
61
Muhammad SAW tatkala membangun dan mengembangkan
pemerintah umat Islam di Madinah. Karena sesungguhnya yang paling
mulia di sisi Allah hanyalah orang yang paling bertaqwa.
b. Akhlak Dalam Berkeluarga
Didalam beberapa proses dakwahnya, masalah keluarga
senantiasa diikut sertakan sebagai salah satu materi dakwahnya. Pokok
bahasan yang ditampilkan pun beraneka ragam. Qurrota A’yunin.
Cenderung mengingatkan kembali kepada pasangan suami istri untuk
dapat menjaga sikap dan perasaan pasangannya, isi materi yang
berkaitan dengan akhlak suami istri di atas, menurut penulis sangat
relevan dengan usaha dalam membentuk dan membina rumah tangga.
Secara keseluruhan, isi materi dakwah Qurrota A’yunin
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Setiap kali
memberikan atau menyampaikan pesan dakwahnya, Qurrota A’yunin
senantiasa tidak memisahkan dan memfokuskan pada salah satu ruang
lingkup materi dakwah semata. Ketiga ruang lingkup materi dakwah
tersebut selalu disajikan secara bersamaan dan menjadi mata rantai
yang saling menyambung. Menurut penulis tujuan dakwah Qurrota
A’yunin adalah pembentukan dan pendasaran segala aktivitas manusia
pada segi pembentukan dan penguatan aqidah. Hal tersebut dapat
terlihat pada dakwahnya yang senantiasa menyertakan ibadah (sebagai
aplikasi dan bukti keimanan seseorang) sebagai sarana untuk
memotivasi mad’u dalam menerima dan melaksanakan pesan-pesan
dakwah.
62
Jika diuraikan secara sendiri-sendiri, pada segi agidah dan
syari’at, Qurrota A’yunin menekankan pentingnya nilai ketaatan dalam
setiap pelaksanaan agidah dan syari’at bagi umat Islam. Sedangkan
pada segi akhlak, khususnya akhlak tehadap khalayak ramai, Qurrota
A’yunin menekankan pada pentingnya nilai harmonisasi (kerukunan)
dalam berakhlak sebagimana harmonisasi yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah SAW ketika memimpin umat di Madinah.
4. Pemilihan Materi Dakwah
Salah satu unsur kesuksesan proses dakwah adalah adanya pemilihan
materi yang tepat dan berguna. Dikatakan tepat apabila materi yang
disajikan benar-benar sesuai dengan kondisi yang sedang dialami oleh
mad’u. Sedangkan suatu materi dikatakan berguna manakala isi materi
tersebut memiliki nilai kegunaan yang biasanya berhubungan dengan
kebutuhan mad’u. Oleh karenanya dalam memilih materi dakwah, seorang
da’i tidak dapat dan diperbolehkan melakukanya dengan sembarangan dan
berdasar pada kehendak sendiri tanpa sebab. Secara garis besar, materi
yang dipilih oleh Qurrota A’yunin lebih banyak mengacu pada dua pola
hubungan yang dimiliki oleh manusia, yakni pola hubungan dengan Sang
Pencipta disatu sisi dan pola hubungan dengan sesama makhluk Allah
disisi lainnya. Sedangkan dalam proses pemilihan materinya, menurut
penulis, ada beberapa faktor yang dijadikan dasar oleh Qurrota A’yunin
antara lain sebagai berikut:
63
a. Faktor keimanan
Setiap proses dakwah senantiasa berhubungan dengan faktor
keimanan, yakni bertujuan untuk meningkatkan keimanan mad’u, baik
secara wacana maupun prakteknya. Hal itulah yang menjadi salah satu
faktor dasar pemilihan materi dakwah Qurrota A’yunin.
Selain penekanan terhadap bentuk keimanan dan proses beriman
seseorang, Qurrota A’yunin melalui materi dakwahnya dalam ranah
keimanan juga menjelaskan tentang tata cara memupuk dan
meningkatkan kualitas keimanan seseorang.
b. Faktor realita/fenomena sosial
Maksud dari realita sosial adalah kondisi atau keadaan nyata yang
sedang berlangsung atau berkembang di lingkungan masyarakat.
Realita sosial yang menjadi target dari dakwah Qurrota A’yunin di sini
tidak hanya menyangkut pada realita sosial yang berhubungan dengan
agama semata. Akan tetapi juga melibatkan realita-realita sosial yang
secara anggapan umum sedikit berhubungan dengan masalah agama
seperti masalah ekonomi, sosial, budaya, dan lain sebagainya.
c. Faktor momentum/peristiwa
Pemilihan materi dakwah yang didasarkan pada momentum atau
peristiwa sudah seringkali dilaksanakan oleh para da’i dan dai’yah
bukan merupakan yang teramat khusus. Pemilihan berdasarkan
momentum dalam proses dakwah Quurota A’yunin seperti peringatan
Isra’ Mi’raj, Maulid Nabi Muhammad SAW.
64
d. Faktor kebutuhan mad’u
Contoh pemilihan materi berdasarkan faktor kebutuhan
mad’unya. Yakni mengenai walimatu arsy, walimatu khitan, walimatu
safar, dan lain-lain. Kebutuhan di atas tidak lantas dimaknai sebagai
kebutuhan yang bersifat duniawi semata, namun juga kebutuhan-
kebutuhan ukhrawi.
C. Metode Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin
Dalam kegiatan dakwah, metode merupakan suatu bagian yang
menentukan berhasil atau tidaknya suatu aktivitas dakwah. Selain juga dapat
menentukan materi yang disampaikan, metode juga dapat menentukan
tahapan-tahapan, apa yang harus di tempuh untuk mencapai tujuan dari
aktivitas dakwah yang dilakukan.
Dari keseluruhan bentuk-bentuk dakwah yang dilakukan oleh Qurrota
A’yunin lebih banyak menggunakan dakwah bil lisan, yaitu dengan cara
ceramah tabligh, komunikasi langsung dengan para jama’ah, dan mengadakan
diskusi atau tanya jawab tentang masalah keagamaan. Dengan demikian
bentuk dakwah Qurrrota A’yunin di samping untuk melakukan upaya-upaya
penyadaran umat akan agamanya sendiri (ceramah), juga tentunya pencapaian
dakwah.
Metode dakwah yang digunakan Qurrota A’yunin, memakai konsep
dakwah Rasulullah SAW, yaitu bil hal bil hikmah. Bil hal artinya da’i
menjalankan terlebih dulu terhadap dirinya sebagai uswah (contoh) bagi
mad’u, baru kemudian disampaikan kepada orang dengan hikmah. Bil hikmah
artinya berbicara benar dengan tidak menyinggung orang lain. Kemudian
65
dalam cara berbicara dilihat dengan siapa dan kepada siapa. Ketika berbicara
dengan orang yang berilmu memakai mauizdah hasanah, kalau berbicara
dengan orang yang keras kepala menggunakan debat ( mujadalah) sedangkan
jika berbicara dengan oarang yang tidak berilmu menggunakan kasih sayang.
Kemudian dalam ceramahnya Qurrota A’yunin mengamalkan metode
dakwah yang tercantum dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl: 125
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Adapun metode dakwah Qurrota A’yunin yang biasa direalisasikan
dalam berdakwah kepada para jama’ah sesuai yang dijelaskan dalam Al-
Qur’an sebagai berikut: Metode Bil-hikmah, Mauizah hasanah, dan Mujadalah
Bil lati hiya ahsan.
1. Metode Al-Hikmah ( Kebijaksanaan)
Kata hikmah dalam bentuk masdarnya adalah ”hukuman” yang
diartikan secara makna aslinya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan
hukum berarti mencegah dari kedzaliman dan jika dikaitkan dengan
dakwah berati menghindari hal-hal yang kurang relevan dalam
melaksanakan tugas dakwah. Sebagai metode dakwah, al-hikmah di
artikan bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati yang
bersih, menarik perhatian orang kepada agama atau tuhan.14
14
M. Munir, Metode Dakwah ( Jakarta: Prenada Media, 2003), cet. Ke-1, h.8
66
Ketika berdakwah maka serulah mereka dengan hikmah: adalah
perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak
dengan yang bathil. Setiap seseorang yang berdakwah dalam penyampaian
dakwah tentunya harus membawahnya benar apa yang di sampaikan.
Da’i/da’iyah harus berani mengatakan kebenaran walapun itu pahit pada
diri seorang pendakwah dan dalam berdakwah juga harus memperhatikan
situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada
kemampuan mereka, sehingga dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam
selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa.
Dari berbagai kegiatan dakwah Qurrota A’yunin yang di lakukan
banyak sekali seputar keagamaan yang membekas di hati para jama’ah
tentang kepribadian Qurrota A’yunin yang mempunyai jati diri yang
begitu rendah hati, dan sifatnya tidak sombong dan sosok pribadi
bersahaja, bijaksana terhadap lingkungan yang ada disekitarnya, yaitu
meliputi keluarga, jamaahnya bahkan masyarakat sekitar, Qurrota A’yunin
selalu memberikan fatwahnya dengan berhati-hati dan tidak pernah
memaksakan kehendak dirinya, tetapi Qurrota A’yunin selalu mengajak
dengan secara perlahan dan tidak langsung memaksa.15
2. Metode Mauizhatil Hasanah ( Nasihat yang baik)
Mauizhatil Hasanah terdiri dari dua kata, yaitu mau’izhah yang
berarti nasihat, bimbingan, pendidikan dan kata Hasanah yang artinya
kebaikan. Jadi bisa di artikan Mauizhah Hasanah adalah ungkapan yang
15
Wawancara pribadi dengan bapak karya (keluarga Qurrota A’yun), tempat kampung pulo
Rt 17Rw 07 Pengilingan Cakung Jakarta Timur.
67
mengandung unsur nasihat, bimbingan, pendidikan, dan peringatan yang
positif yang bisa dijadikan tuntunan dalam kehidupan sehari-hari agar
selamat dunia dan akhirat.16
Dalam Al-Qur’an yaitu penyampaian dakwah harus dengan
Mauizhah Hasanah: adalah dengan memberikan contoh yang baik. Dalam
diri seorang da’iyah harus memiliki dan wajib mempunyai karakter ini
agar seorang pendakwah tidak dikatakan orang yang munafik, artinya
ketika berdakwah yang mengajak dan memerintahkan dalam hal kebaikan,
tetapi untuk merealisasikan dalam kehidupan pendakwah tidak di
terapkan, dan inilah yang banyak di khawatirkan oleh para pendakwah.
3. Metode Mujadalah (perdebatan)
Dalam Al-Qur’an Mujadalah adalah berdakwah dengan cara
bertukar pikiran dan membantah dengan cara yan sebaik-baiknya dengan
memberikan argumentasi dan bukti yang kuat dan tidak memberikan
tekanan-tekanan kepada mad’unya sehingga tidak melahirkan permusuhan
nantinya.
Dengan kata lain Mujadalah merupakan tukar pendapat yang
dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan
permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan
denagn memberikan argumentasi dan bukti yang kuat.
Pendekatan diskusi dan tanya jawab pada zaman sekarang sering di
lakukan lewat berbagai diskusi keagamaan. Da’iyah berperan sebagai
16
M. Munir, Metode Dakwah( Jakarta: Kencana 2006), cet ke-2, h. 17.
68
narasumber jama’ah berperan sebagai audience. Tujuan dari diskusi dan
tanya jawab ini adalah untuk membahas dan menemukan pemecahan
semua masalah atau problematika yang ada kaitanya dengan dakwah
sehingga apa yang menjadi permasalahan dapat ditemukan jalan keluarnya
dan penyelesaianya.
69
BAB V
PENUTUP
Dari uraian atau analisis diskriftif penulis tentang Aktivitas Dakwah Dra.
Ustadzah Hj. Qurrota A’yunin dalam pelaksanaan tugas dakwahnya dapat penulis
simpulkan adalah sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Kegiatan dakwah Qurrota A’yun yang selama ini masih berjalan tidak hanya
melalui media televisi saja, melainkan juga di majlis-majlis ta’klim
khususnya kalangan ibu-ibu. Aktivitas dakwah Qurrota A’yunin cukup
membanggakan. Sedari kecil Qurrota A’yunin telah terbiasa berceramah
didepan teman-teman kelasnya, Qurrota A’yunin telah memperaktikkan
dakwahnya sesuai dengan pengetahuan, kemampuan, dan usianya kala itu.
Namun seiring dengan perjalanan waktu, dakwah Qurrota A’yunin terus
berkembang dan meningkat menjadi lebih baik, bahkan aktivitas dakwahnya
telah merambah dunia luar, seperti Brunei Darussalam. Akan tetapi.
Aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Qurrota A’yunin yang cukup
mengesankan, membanggakan dan bermanfaat untuk orang banyak dia juga
membarengi kegiatan dakwah lisanya dengan dakwah bil hal dan bil qalam .
Salah satu bukti kongkrit dakwah bil hal yang dilakukan oleh Qurrota
A’yunin adalah berencana akan mendirikan pondok pesantren, menyantunin
anak yatim dan kaum dhuafa, mengadakan sunatan massal. Inilah yang
seharusnya diteladani oleh para da’i dan da’iyah yang lain.
70
2. Metode dakwah yang dilakukan oleh Qurrota A’yunin pada dasarnya
bermuara pada bi al-hikmah, al-mauizhah al-hasanah dan wa jadilhum bi
alati hia ahsan.
3. Adapun materi dakwah yang disampaikan Qurrota A’yunin, pada intinya,
adalah ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Namun, bila kita garis besarkan, maka materi Al-Qur’an berkisar pada tiga
bagian pokok, yaitu akidah, hukum, akhlak. Tiga materi ini antara yang satu
dengan yang lain saling melengkapi, tidak dapat dipisahkan. Sementara itu
meski ajaran yang terkandung dalam As-Sunnah tidak jauh berbeda dengan
Al-Qur’an karena ia menjadi penjabaranya.
B. Saran
Dakwah yang dilakukan Qurrota A’yunin nyaris sempurna dengan segala
kemampuan khususnya dalam mentrasfer knowledge pesan dakwah, hinga
hampir setiap mad’u yang mendengarkannya selalu fokus dan konsen
mendengarkan dan mencerna. Akan tetapi tidak ada gading yang tak retak. Hal
ini yang sama juga dialami oleh Qurrota A’yunin. penulis bisa memberikan
saran kepada Qurrota A’yunin dalam beberapa hal.
1. Popularitas yang telah didulang oleh Qurrota Ayunin semoga tidak
membuat menjadi tinggi hati, apalagi Qurrota A’yunin masih berusia cukup
muda dibandingkan dengan para da’i dan da’iyah lain.
2. Mengenai materi ceramah yang sampaikan, maka Qurrota A’yunin sudah
seharusnya terus menerus memperkaya dan memperbarui wawasanya
tersebut, apalagi dengan perkembangan teknologi dan masuknya informasi
di tengah-tengah kita yang cukup pesat.
71
3. Semoga Qurrota A’yunin tidak terjebak dalam dunia” bisnis” yang biasa
dilakukan oleh para da’i dan da’iyah. Sebab tidak sedikit di antara para da’i
dan da’iyah yang menjadikan aktivitas dakwahnya sebagai sarana meraup
kekayaan. Sebenarnya seorang da’i dan da’iyah sah-sah saja mendapat upah
sekedarnya dari dakwah yang dilakukanya. Namun menjadi sesuatu yang
tidak biasa seandainya seorang da’i dan da’iyah justru menyulitkan para
mad’unya untuk menimba ilmu dan wawasan agama darinya. Sebab untuk
masalah yang satu ini, Nabi Muhammad SAW sendiri pun pernah ditegur
oleh Allah SWT. Semoga saja aktivitas dakwah yang dilakukan oleh
Qurrota A’yunin dan para da’i dan da’iyah yang lainnya mendapatkan
keridhaan dari Allah SWT. Sehingga dapat membukakan pintu keberkahan-
Nya dari langit dan bumi. Amin.
72
DAFTAR PUSTAKA
Abda Slamet Muhaemin, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994).
Ali Aziz. Moh, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004).
Amir Samsul Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009).
Aripudin Acep, Pengembangan Metode Dakwah, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011).
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT, Bina Aksara, 1985).
As Enjang, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung: Widya Padjadjaran, 2009).
Harjono Anwar, Dakwah dan Masalah Sosial Kemasyarakatan, (Jakarta: Media
Dakwah, 1985).
Hefni Harjani Suparta Munzier, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009).
Hasanudin, Hukum Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996).
Khasanah Siti Uswatun, Berdakwah Dengan Jalan Debat Antar Muslim dan Non
Muslim, (Yogyakarta: STAIN Purwokerto dan Pustaka Pelajar, 2007).
Mahmud Ali Abdul Halim, Jalan Dakwah Muslimah, (Jakarta: Era Intermedia,
2007).
Margono S, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004).
Masturi Ade Rubiyanah,Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah, 2010).
Moelong J Lexy,Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2007).
Mubarak Ahmad, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999).
Munir Muhammad, Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009).
Natsir Mohammad, Fiqhud Dakwah, (Jakarta: Media Dakwah, 2006).
Omar Yahya M Toha, Islam dan Dakwah, (Jakarta: Al Mawardi Prima, 2004).
Qutb Sayyid, Fiqih Dakwah, (Jakarta: Pustaka Amani, 1986).
73
Rosyad Shaleh Abd, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan bintang, 1977).
Sudirman Letjen, Problematika Dakwah Islam di Indonesia, Forum Dakwah,
(Jakarta: Pusat Dakwah Islam, 1927).
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1998).
Sukir Asmuni, Dasar-dasar Strategi Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983).
Sulthon Muhammad, Desain Ilmu Dakwah, (Semarang: Pustaka Pelajar, 2003).
Tasmara Toto, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pertama, 1997).
Yunus Muhammad, Kamus Arab_Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penerjemah/Penafsiran Al-Qur’an, 1973).
West, Richard dan Turner, Lynn H. Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3:
Analisis dan Aplikasi. Jakarta: PT Salemba Humanika, 2008.
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA
Narasumber : Dra. Ustadzah Hj Qurrota A’yunin
Hari / Tanggal : Senin, 30 April 2013
Tempat : Studio 3 MNC TV Jln. Pintu II- TMII Jakarta-Timur
Waktu : 12.30 WIB/Selesai
Tanya: Bagaimana latar belakang Ustadzah Qurrota A’yunin sejak kecil
hingga menjadi dai’yah seperti sekarang ini?
Jawab: Kalau masa kecil saya ya dikampung, main disawah, kalau berenang ya
dikali, makannya singkong, tapi itu lebih sehat, saya mulai masuk
pondok pesantren setelah selesai sanawiyah sekita umur 16.
Tanya: Tolong, bisa Ustadzah Qurrota A’yunin ceritakan bagaimana latar
belakang keluarga?
Jawab : kalau soal itu emang dari keluarga saya memang kebanyakan para ulama
dan juru dakwah, ada turunan untuk berdakwah, bahkan kakek saya yang
bernama Zaini Zainal Abidin disamping pendakwah juga pencipta lagu,
makanya jangan heran kalau saya ceramah ada nyayiannya. tadinya saya
gak pengen menjadi pendakwah, pengennya menjadi penyanyi dangdut,
tapi kemudian ya karena waktu itu belum ada wadanya akhirnya
kedakwah-dakwah juga, makanya dakwah sambil bernyayi sebagai
ungkapan bakat yang terpendam.
Tanya: Tolong, bisa Ustadzah Qurrota A’yunin ceritakan latar belakang
pendidikan mulai dari TK sampai perguruan Tinggi?
Jawab : saya TK, SD, Tsanawiyah itu didaerah pasuruan, saya lahir dimalang tapi
besar dipasuruan terus Aliyah sama pesantren di Kediri, pondok
pesantren Al-Falah, terus dari Kediri saya lulus tahun 1986/1987 saya
melanjutkan kuliah di Al-Aqidah didaerah Kayu Manis.
Tanya : Tolong, bisa Ustadzah ceritakan karya-karya yang pernah di capai?
Jawab : oh ya kalu buku saya sering dulu saya punya judul buku gara-gara sepatu
Nabi Idris masuk surga, saya punya buku juga perdebatan sengit antara
calon jenazah dengan malaikat Izroil, pertolongan sehelai bulu, teman-
teman setan, detik-detik menjelang wafatnya Raulullah SAW, banyak
kalau buku, kalau album lagu sebentar lagi insya allah lauching, saya
bikin lagu religi judulnya senandung Istiqfar, muqodimah, astaqfirulah,
asslammualaikum kalau VCD dakwah banyak ada yang berjudul
perempuan penghuni Surga, kenapa doa tertolak. Ini sebentar lagi mau
pemotretan untuk caver album kalau gak salah lagunya seperti
ini”Astafiruullah Robal Baroyah” ada istifarnya.
Tanya: Tolong bisa ceritakan Aktivitas Dakwah Ustadzah Qurrota A’yunin
mulai dari nol sampai sukses seperti sekarang ini?
Jawab: Aktivitas dakwah tadinya saya sebelum di TPI, tadinya kan MNC TV
sebelumnya TPI, saya juru dakwah dari majlis ke majlis dari musolla ke
musolla dari masjid ke masjid tapi barokah sekarang pun juga
Alhamdullah, kalau saya untuk bicara itu emang dari kecil dari SD kelas
1 sudah diajarin oleh umi saya karena saya sudah terbiasa didepan
jama’ah dan memang gayanya dari dulu sudah begini, jadi gak bisa gaya
yang kalem karena uda dari sananya. Sampai sekarang kegiatan dakwah
masih terus berjalan, dakwah yang disampaikan alhamdulillah
mendapat sambutan atau respon yang positif dari kalangan masyarakat.
Saya juga tidak pernah tidak datang atau menolak jika diundang, kecuali
jika ada halangan seperti, urusan keluarga atau sakit.
Tanya: Sejak kapan Ustadzah Qurrota A’yunin mulai berdakwah ?
Jawab: dari umur kelas 1 SD Berati umur 7 tahun, waktu itu saya pertama kali
saya naik pangung kalau kata orang kampung itu naik mimbar, saking
saya itu gerogi karena pertama menghapal dan lain sebagainya sampai
saya “maaf” kencing saya itu diatas panggung, saking gak nahanya
pertama kalinya sampai saya bilang kepanitianya setelah selesai mau
pipis kata panitianya” nyai” kan dipangilnya “nyai” bukanya uda pipis
diatas, ya itu pengalaman yang paling indah paling menyenangkan dan
lucu juga.
Tanya: Dimana sajakah tempat Ustadzah Qurrota A’yunin berdakwah ?
Jawab: Musolla ke Musolla, Masjid ke Masjid, Majlis Taklim ke Majlis Taklim.
dan keberbagai daerah diIndonesia Mulai dari Jakarta, Bogor, Banten,
Palembang, Aceh, Batam dll
Tanya: Menurut Ustadzah Qurrota A’yunin apa pengertian dakwah ?
Jawab: kalau menurut saya dakwah itu mengajak, mengajak supaya orang itu
mau mengikuti apa yang kita programkan adapun metode dakwah itu kan
masing-masing kata orang Betawi mah , Betawi punya gaye begitupun
saya jadi gaya saya untuk mengajak orang mengikuti apa yang
sampaikan pesan yang saya sampaikan tentunya dengan gaya saya, saya
gak bisa pakai gaya orang, orang pun juga silahkan dengan gaya mereka
masing-masing, tujuan dakwah itu menyampaikan pesan.
Tanya: Menurut Ustadzah Qurrota A’yunin dakwah yang baik itu seperti
apa ?
Jawab: dakwah yang baik menurut saya, yang pesannya yang diterima oleh
jama’ah dan kemudian oleh jama’ah diamalkan itu sudah adapun
metodenya terserah.
Tanya: Apa tujuan dakwah menurut Ustadzah Qurrota A’yunin? Jawab: tujuan dakwah itu kan mengajak orang kejalan yang benar, adapun
caranya terserah anda yang punya gaya dan juga tujuan dakwah itu
Menyampaikan pesan kepada jama’ah biar mengerti, kalau yang tadinya
sudah mengerti bisa mengamalkan dan yang belum mengerti biar
mengerti dan mengamalkan.
Tanya: Menurut Ustadzah Qurrota A’yunin apa yang dimaksud aktivitas
dakwah?
Jawab: aktivitas dakwah pengertianya menurut saya, apa yang bisa kita lakukan
untuk mengajak orang kejalan yang baik, dakwah kan gak harus dengan
ucapan, bisa dengan perbuatan, bisa tulisan, bisa ide dan yang lainya”dan
masih banyak yang lainya”
Tanya: Menurut Ustadzah Qurrota A’yunin apa fungsi dakwah?
Jawab: fungsi dakwah yang tentunya, untuk pendakwahnya sendiri dan orang lain
kearah yang lebih baik, mencari ridho Allah.
Tanya: Alasan apa yang membuat Ustadzah Qurrota A’yunin istiqomah
dalam berdakwah ?
Jawab: ya karena perintah Allah, sesuai dengan surat An-Nahl 125 Yang artinya
“Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran
yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat
dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat
petunjuk”.
Tanya: Kegiatan apa yang Ustadzah Qurrota A’yunin lakukan sekarang
selain aktif berdakwah ? Jawab: ibu rumah tangga “ so pasti” gak bosen eh oh tentu tidak.
Tanya: Persiapan apa saja yang Ustadzah Qurrota A’yunin lakukan sebelum
berdakwah atau menyampaikan ceramah ?
Jawab: kalau saya kalau mau mengisi terutama mengisi ceramah di MNC TV,
itu saya memang mempersiapakan kitab-kitab klasik, kitab-kitab kuning
yang ya boleh dibilang kitab Arab gundul itu karena saya pengen
mengembalikan ketradisionalan waktu saya di Pesantren ya biar
dikenang lagi biar diingat-ingat lagi, makanya saya tetap pakai kitab
kuning, bukanya melarang untuk pakai alat-alat teknologi/komunikasi
yang lebih cangih tapi itu lah cara saya.
Tanya: Selain dakwah bil lisan, dakwah bil hall yang Ustadzah Qurrota
A’yunin lakukan seperti apa ?
Jawab: Seperti mengadakan sunatan massal, menyantunin anak yatim dan kaum
dhuafa, selanjutnya ada niatan mau mendirikan pondok pesantren putri
di Daerah Karawang.
Tanya: Media apa saja yang Ustadzah Qurrota A’yunin gunakan dalam
berdakwah?
Jawab: banyak, diantaranya media elektronik, kaset CD lagu-lagu Islami dan
VCD Dakwah dan juga dari mulut kemulut, media cetak seperti buku.
Tanya: Siapakah motivator Ustadzah Qurrota A’yunin dalam berdakwah
sehingga mampu menyampaikan dakwahnya dengan sukses ?
Jawab: banyak guru-guru saya, motivator saya dalam segi pembacaan kitab saya
punya guru namanya KH. Sekh Nurul Huda Jazi , Setiap detil kalimatnya
dia sampaikan dengan alasan-alasan yang istilahnya muktabar, terus
kalau dari segi retorika dakwah saya itu sangat mengidolakan kyai
Hasyim Adnan pemilik Al-Aqidah kalau dari segi Tauhid saya
mengidolahkan guru saya.
Tanya: Menurut Ustadzah Qurrota A’yunin seberapa penting pengunaan
humor dalam berdakwah?
Jawab: penting, sebab kalau tidak ada humor orang akan jenuh, kalau orang
jenuh pesan yang kita sampaikan tidak akan masuk, tentu dengan ukuran
kapasitas yang tidak melebihi artinya ada tapi tidak dominan.
Tanya: Materi apa saja yang Ustadzah Qurrota A’yunin sampaikan dalam
berdakwah ?
Jawab: tergantung, kalau misalnya acaranya nikahan ya materinya pernikahan,
kalau acaranya pergi haji ya materinya tentang haji tergantung kondisi
dan acaranya. Tapi yang terpenting Materi Syari’at, Akhlak, Aqidah.
Tanya: Selama menjadi da’iyah apakah Ustadzah Qurrota A’yunin pernah
tidak mendapat respon dari jama’ah ?
Jawab: oh sering, bahkan saya pernah kejeblos disalah satu sawah, waktu itu
kalau gak salah acara didaerah Jawah Tengah, semua perjuangan pasti
ada suka dan dukanya.
Tanya: Menurut Ustadzah Qurrota A’yunin da’iyah/da’i yang profesional
itu seperti apa ? Jawab: kalau menurut saya da’i atau da’iyah yang profesional itu yang bisa
menyampaikan pesan yang disampaikan dan pesan yang disampaikan
bisa diterima oleh jama’ah.
Tanya: Suka dan duka dalam berdakwah apa saja yang Ustadzah Qurrota
A’yunin hadapi ?
Jawab: sukanya banyak, sukanya yang pertama kita bisa menyampaikan/
menyebarkan Agama Allah karena itu jelas merupakan kewajiban, yang
kedua banyak saudara yang ketiga sukanya lagi Menerima honor itu
sukanya. Ada pun Dukanya banyak, kalau kita acaranya kehujannya
mohon maaf jama’ahnya kurang respon sama kita, tapi yang jelas
banyak sukanya dibandingkan dengan dukanya.
Tanya: Apa pesan dan harapan Ustadzah Qurrota A’yunin untuk para
generasi penerus dalam berdakwah ?
Jawab: pesan saya buat para da’i dan da’iyah muda pertama setelah nanti jadi
orang pakailah ilmu padi, jangan merasa diri lebih kalau bisa merasa diri
paling bodoh diantara yang lain jadi kalau seandanya ada celaan kita
tidak sakit hati kalau merasa kita paling bodoh bukan berarti kita menjadi
orang bodoh” merasa” dan yang kedua untuk pesan da’i dan da’iyah
mudah dalam segi penyampaian mahroj, itu harus diperhatikan terutama
dalam bahasa Arab karena bahasa Arab itu beda huruf beda arti/makna.
Tanya: Bisa Ustadzah Qurrota A’yunin ceritakan awal umi bergabung
dengan MNC TV?
Jawab: Jadi cerintanya saya itu kenal sama seseorang awalnya, beliau itu
merupakan putri dari bapak H. Jajah Miharjah, waktu itu dia kerja di
SCTV, saya waktu itu pernah melamar kesana, barangkali belum jodoh
saya akhirnya belum bisa mengisi disana, terus putrinya bapak H. Jajah
Miharja pindah ke TPI waktu itu, setelah pindah disana Alhamdulillah
saya dipanggil.
HASIL WAWANCARA
Nama : Rudi Hendradi Sarwono.
Jabatan : Producer Program Taman Hati
Hari/tanggal : Selasa, 04 juni 2013
Waktu Wawancara :13.30 WIB/Selesai
Tempat : Studio 3 MNC TV (Jalan. Pintu II TMII, Jakarta Timur)
Tanya: Bisa tolong ceritakan bagaimana sosok Ustadzah Qurrota A’yunin
menurut bapak/saudara?
Jawab: Mempunyai kepribadian yang ramah dan dekat dengan masyarakat dan
jama’ah dan juga umi menyampaikan dakwahnya diiringi dengan lagu-
lagu yang secara spotanitas, gampang dipahami.
Tanya: Menurut saudara apa keistimewaan/kelebihan yang dimiliki oleh
Ustadzah Qurrota A’yunin?
Jawab: cara membawahkan tausiyah tidak kaku, pintar membangun suasana,
materi yang disampaikan gampang untuk dipahami, tausiyah yang
disampaikan sesuai dengan problem sehari-hari, sehingga gampang
difahami.
Tanya: Menurut saudara apa kekurangan yang dimiliki oleh Ustadzah
Qurrota A’yunin?
Jawab: Kalau kekurangan saya pikir bukan pada tempatnya untuk saya untuk
mengoreksi, kalau menurut saya kekuranganya yaitu durasinya kurang
panjang.
Tanya: Bagaimana kehidupan sosial, seorang Ustadzah Qurrota A’yunin?
Jawab: kalau yang saya tau, karena kan Umi dekat sama setiap orang
dan setiap yang bertemu umi dia selalu menyapa atau mengobrol, jaga
jarak misalnya, karena dia seorang ustadzah, kita takut-takut untuk
menyapa dan ngobrol, umi itu seorang yang anaknya banyak di MNC
TV, biasanya dia datang ketemu, make up say hello biasa ngobrol dulu
kan umi pinter humor, jadi suasana dibangun dulu sama beliau, jadi
suasan itu cair kan orang yang make up juga enak, dan kadang-kadang
gak lupa beliau bawah makanan dari rumah dan itu yang masak dia
sendiri, makanannya gak mewah-mewah seperti mie goreng, jadi
suasananya seperti keluarga sendiri.
Tanya: Faktor pendukung dakwah Ustadzah Qurrota A’yunin sejauh ini?
Jawab: ya kalau sedang ceramah di MNC TV salah satunya Kesolidan dan
kekompakan seluruh creew.
Tanya: Faktor penghambat dakwah Ustadzah Qurrota A’yunin?
Jawab: Biasa lalu lintas macet, tapi biasanya kita sepakati bisa waktunya kita
kensel, kendala-kendala diluar renacana, kadang-kadang alat
elektroniknya, biasanya ada satu kamera yang tiba-tiba heng.
Tanya: Bagaimana cara mengatur jadwal ceramah Ustadzah Qurrota
A’yunin ?
Jawab: Umi kan juga ada jadwal yang off air selain dia Syuting rekaman,
biasanya dari majlis ke majlis, yang mengatur ada asistennya sendiri tapi
kalau di MNC TV yang mengatur ya pihak MNC TV, sudah kita
sepakati.
Tanya: sejak kapan Ustadazah Qurota A’yunin bergabung dengan MNC TV
Jawab: mulai dari akhir Tahun 2009-sampai sekarang.
Tanya: Menurut saudara apakah sudah efektif metode ceramah yang
disampaikan oleh Ustadzah Qurrota A’yunin?
Jawab: masalah efektif tidak efektif kan kembali ke masing-masing orang.
kebetulan sampai sekarang kan belum ada yang meneliti apakah tausiyah
yang disampaikan oleh Umi sudah efektif apa belum, tapi paling tidak
kalau dari ukuran televisi, kan ukurananya reting sher, acara-acara
sejenis artinya acara tausiyah itu reting shernya umi boleh dibilang salah
satu yang tertinggi, kadang-kadang orang lain itu menunjukan mungkin
salah satu ukuran kalau ukuranya dilihat dari ukuran televisi, tapi kalau
ukurannya hasil penelitian secara khusus meneliti taman hati, kalau
secara pribadi saya melihatnya efektif, ini satu lagi ukuran tapi ukuranya
bukan yang dibilang kredibel mungkin kurang juga, tapi paling tidak
menjadi salah satu tolak ukur, misalnya jama’ah yang mendaftar mau
ikutan hadir dilokasi selalu bertambah dan antrianya panjang ada yang
satu tahun yang lalu belum dipanggil ada yang berbulan-bulan belum
dipanggil karena datanya menumpuk, malah ada yang kita hubungi
ternyata jama’ahnya ada yang bubar, jadi kita sangat menyayangkan.
Tanya: Bagamana respon jama’ah terhadap materi yang disampaikan oleh
Qurrota A’yunin?
Jawab: Materi biasanya umi yang ngomong lalu mengajukan kekita pihak MNC
TV biasanya karena berkaitan dengan peringatan Is’ra dan Mi’raj ,
kalau tema-tema yang umum kita carikan tema-tema terutama yang
berkaitan dengan keluarga dan wanita, tawarkan ke Umi carikan
dikitabnya, kalau misalkan kata umi kayanya enakan tema begini, lalu
kita diskusi kayak misalkan kemaren belum selesai dari umi yang 77
cabang imam.
Tanya: Sebelum Ustad Ali, setauh saya yang mendampingi Ustadzah
Qurrota A’yunin ketika menyampikan dakwah adalah Ustadzah
Lulu, Kenapa sekarang diganti dengan Ustad Ali Zinal Abidin?
Jawab: penyegaran kalau sebelumnya keduanya perempuan kalau sekarang
berdua dengan Ustadz Ali Zainal Abidin (Ali limau).
Tanya: Sejauh ini rombongan jama’ah yang sudah pernah hadir di MNC TV
yang paling jauh daerah mana?
Jawab: Padang, Makasar, Kalimantan, Palang Karaya, Jawa seperti Surabaya,
Pekalongan, Banten kebanyakan sekitar Jakarta, Lampung , Palembang,
kalau dari Sumatera hampir pernah semua datang ke MNC TV.
HASIL WAWANCARA
Nama : Ali Zainal Abidin
Hari/Tanggal : Senin, 23- 04 -2013
Tempat : Studio 3 MNC TV
Jabatan : Moderator Taman Hati
Tanya: Bagaimana sosok Dra. Ustadzah Hj. Quroota A’yunin menurut
saudara?
Jawab: Orang yang energik, Apa adanya dan menyampaikan secara ringan,
walapun berat tetapi disampaikan secara ringan, mudah dicerna oleh para
jama’ah elemen-elemen dakwahnya, jama’ah tidak terlalu fokus kalau
mereka itu sedang mengaji tetapi terlepas dari kajian yang disampaikan
dan tetapi pesan dakwahnya tetap tersampaikan kepada jama’ah
Tanya: Bagimana menurut saudara Aktivitas Dakwah Dra. Ustadzah Hj
Quroota A’yunin?
Jawab: luar biasa, karena sampai saat ini jadwal saja susah untuk mengaturnya,
permintaan untuk ceramah bukan dari Jakarta tapi dari Sabang sampai
Merauke, itu dikarenakan banyak orang yang suka dengan metode dan
tekhnik dakwah yang umi sampaikan.
Tanya: Apa materi dan isi pesan dakwah Dra. Ustadzah Hj. Quroota
A’yunin?
Jawab: Tentang rumah tangga, lebih keibu-ibu, ibadah praktis, shalat,
konflik/permasalahan rumah tangga sehari-hari.
Tanya: Faktor pendukung apa saja dalam aktivitas dakwah Dra. Ustadzah
Hj Quroota A’yunin?
Jawab: Talent yang umi miliki yang luar biasa, referensi lagu-lagu, sound sistem
yang sangat mendukung.
Tanya: Faktor penghambat apa saja dalam aktivitas dakwah Dra. Ustadzah
Hj Quroota A’yunin?
Jawab: Hampir dikatakan tidak ada, kecuali sakit karena suara merupakan modal
untuk ceramah.
Tanya: Bagaimana kehidupan sosial, budaya, Dra. Ustadzah Hj Quroota
A’yunin menurut anda?
Jawab: Terlahir dari etnis Madura, Jakarta, apapun bahasa umi menguasai
sehingga umi mudah bergaul dan dekat dengan jama’ahnya.
Tanya: Apakah sudah efektif metode dakwah yang digunakan Dra. Ustadzah
Hj Quroota A’yunin?
Jawab: Relatif, tergantung dengan orang yang menilainya.
Tanya: Apa manfaat yang saudara dapatkan setelah mengikuti dan
menemani pengajian yang disampaikan oleh Dra. Ustadzah Hj
Qurrota A’yunin?
Jawab: Menambah ilmu, bukan ilmu yang disampaikan seperti materi tapi lebih
ke tekhnik-tekhnik bagaimana membuat orang supaya tidak bosen dalam
mendengar ceramah.
Tanya: Menurut anda apa kekurangan Dra. Ustadzah Hj Quroota A’yunin
dalam berdakwa?
Jawab: Kontrol jangan sampai kebanyakan humor, karena tidak semua orang
suka atau menerima dengan konsep dan metode dakwah yang umi
sampaikan, sesuai dengan situasi.
Tanya: Menurut anda apa kelebihan Dra. Ustadzah Hj. Quroota A’yunin
dalam berdakwah?
Jawab: Mempunyai ilmu yang luar biasa, ilmu dari pesantren dan ilmu umum,
orang yang pemaaf, tidak suka dendam dan gampang bergaul.
Tanya: Apakah anda memahami dakwah yang Dra. Ustadzah Hj Qurrota
A’yunin sampaikan ?
Jawab: Cepat dipahami, apa yang umi sampaikan gampang dipraktekan dalam
kehidupan sehari-hari
Tanya: Apakah dakwah Dra. Ustadzah Hj Qurrota A’yunin juga diselingi
dengan humor?
Jawab: Ia, tapi Humor yang bermanfaat, yang mengalir apa adanya
Tanya: Menurut saudara apa keistimewaan Dra. Ustadzah Hj Qurrota
Ayunin dibandingkan dengan penceramah yang lain?
Jawab: Tidak bisa membandingkan dengan yang lain karena setiap orang
mempunyai kelebihan dan keunikan sendiri. Hanya saja keunikan dan
keistimewaan yang umi miliki yaitu umi selalu menyampaikan dengan
menyisipkan humor dan lagu ketika ada pembahasan kalimat yang ada
lagunya, kalau penceramah lain jarang mengunakan humor dan nyayian.
Tanya: Sejak kapan saudara dipercaya untuk menemani Dra. Ustadzah Hj
Quroota A’yunin ceramah agama di MNC TV?.
Jawab: baru 1 bulan , tetapi diluar sebulan yang lalu saya sering of air bersama
umi, tetapi yang resmi di MNC sebulan yang lalu sekarang mau ke 2
bulan, mengantikan posisi ustadzah. Lulu Susanti.
HASIL WAWANCARA
Nama : Ibu Afillah. S Pd,I
Hari/Tanggal : Senin, 23-04-2013
Tempat : Masjid MNC TV
Jama’ah dari lampung
Tanya: Bagaimana sosok Dra. Ustadzah Hj Quroota A’yunin menurut
saudara/Ibu?
Jawab: Bagus dan kocak dan juga Qurrota Ayunin mampu merangkul khalayak
luas seperti ibu-ibu untuk semakin mendekatkan diri kepada jalan yang
diperintahkan Allah SWT.
Tanya: Bagimana menurut saudara/Ibu Aktivitas Dakwah Dra. Ustadzah Hj
Quroota A’yunin?
Jawab: Bisa diterima dikalangan ibu-ibu, bahkan sudah 2 kali diundang ke
lampung untuk mengisi pengajian ibu-ibu PKK dilingkungan pemda
lampung.
Tanya: Apa materi dan isi pesan dakwah Dra. Ustadzah Hj Quroota
A’yunin?
Jawab: Suka, minat jama’ah dan masyarakat bisa menerima dengan baik,
materinya masuk didalam kekocakanya.
Tanya: Faktor pendukung apa saja dalam aktivitas dakwah Dra. Ustadzah
Hj Quroota A’yunin?
Jawab: Kedekatan dengan jama’ah.
Tanya: Faktor penghambat apa saja dalam aktivitas dakwah Dra. Ustadzah
Hj Quroota A’yunin?
Jawab: Hampir tidak ada penghambat karena umi mudah untuk diundang.
Tanya: Bagaimana kehidupan sosial, budaya, agama Dra. Ustadzah Hj.
Quroota A’yunin?
Jawab: Merakyat, dekat dengan jama’ah sehingga bisa diterima oleh jama’ah.
Tanya: Apakah sudah efektif metode dakwah yang digunakan Dra. Ustadzah
Hj. Quroota A’yunin?
Jawab: Belum, tapi sudah bagus tapi Perlu ada peningkatan.
Tanya: Apa manfaat yang saudara/ibu dapatkan setelah mengikuti
pengajian yang disampaikan oleh Dra. Usatdzah Hj Qurrota
A’yunin?
Jawab: Menambah pengetahuan agama dan menambah tebal keimanan,
silaturahmi, mengarahkan anak-anak, keluarga untuk menjadi anak yang
soleh dan soleha.
Tanya: Menurut Ibu apa kekurangan Dra. Ustadzah Hj Quroota A’yunin
dalam berdakwa?
Jawab: Materinya kurang dalam, seneng dengan kekocakannya sehingga disukai
jama’ah tetapi kalau terlalu serius jadi malas, cuman terlalu lebih banyak
kocaknya.
Tanya: Menurut ibu apa kelebihan Dra. Ustadzah Hj Quroota A’yunin
dalam berdakwah?
Jawab: Dekat sama jamaah, memperhatikan jama’ahnya.
Tanya: Apakah ibu memahami dakwah yang Dra. Ustadzah Hj Qurrota
A’yunin sampaikan?
Jawab: Insya Allah bisa dipahami, karena memang 1 aliran dengan ibu-ibu.
Tanya: Apakah dakwah Dra Ustadzah Hj Qurrota A’yunin juga diselingi
dengan humor?
Jawab: Pasti, bahkan diselinggi dengan nyanyi.
Tanya: Menurut saudara/ibu apa keistimewaan Dra Ustadzah Hj Qurrota
A’yunin dibandingkan dengan penceramah yang lain? Jawab: Kekocakannya, dan dengan musik sehingga jama’ah lebih tertarik
mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh umi.
Tanya: Sejak kapan saudara/ibu aktif mengikuti ceramah agama Dra.
Ustadzah Hj Quroota A’yunin?
Jawab: semenjak 2 tahun yang lalu.
HASIL WAWANCARA
Nama : Karya S
Jabatan : Keluarga Qurrota A’yunin
Hari/Tanggal : Jum’at, 11-10-2013
Tempat : Kampung Pulo Rt 17Rw 07 Pengilingan Jakung Jakarta -Timur
Tanya: Bagaimana sosok Ustadzah Qurrota A’yunin menurut saudara?
Jawab: Qurrota A’yunin mempunyai jati diri yang begitu rendah hati, dan
sifatnya yang tidak sombong dan sosok pribadi yang bersahaja, bijaksana
terhadap lingkungan yang ada disekitarnya, yaitu meliputi keluarga,
jama’ahnya bahkan masyarakat sekitar. Seorang yang selalu prihatin dan
peduli kepada keadaan disekelilingnya. Oleh karena itu, Qurrota A’yunin
sangat dikenal sosok pekerja keras dan pantang menyerah dalam
mempelajari ilmu-ilmu keagaman khususnya.
Tanya: Menurut saudara Bagaimana kehidupan Sosial, Agama, Budaya
Qurrota A’yunin?
Jawab: Qurrota A’yunin dapat bersosialisasi kepada banyak kalangan, baik
kepada orang tua, para alim ulama, aparat pemerintah bahkan para artis
dan pandai bergaul dengan berbagai kalangan, sehingga tidak membuat
Qurrota A’yunin sulit untuk beradaptasi, Qurrota Ayunin juga hampir
bisa menguasai bahasa daerah.
Tanya: Bagaimana aktivitas dakwah Ustadzah Qurrota A’yunin menurut
suadara?
Jawab: kegiatan dakwah umi sekarang alhamdulillah berjalan dengan baek, baek
dakwah sekitar jakarta maupun keluar daerah.
Tanya: Menurut saudara apa faktor penghambat aktivitas dakwah Ustadzah
Qurrota A’yunin?
Jawab: setau saya sejauh ini belom ada penghambat yang dialami oleh umi,
walapun ada itu tidak membuat dakwah umi tidak berjalan dengan baek.
Tanya: Menurut saudara apa faktor pendukung aktivitas dakwah Ustadzah
Qurrota A’yunin?
Jawab: Faktor pendukung yang pertama yaitu Ilmu agama yang dimiliki oleh umi
karena umi berlatar belakang keluarga yang para juru dakwah, dan umi
lulusan pesantren.
Tanya: Menurut saudara apa kelebihan Ustadzah Qurrota A’yunin dalam
menyampaikan dakwahnya?
Jawab: kelebihanya Umi mudah membuat suasan menjadi nyaman sehingga para
jama’ah dengan gampang memahami materi yang disampaikan oleh umi.
Tanya: Bagaimana sifat Ustadzah Qurrota A’yunin terhadap saudara-
saudara yang lain?
Jawab: Alhamdulillah baek, tidak membedakan antara satu dengan yang lain,
semua sama tidak dibeda-bedakan
Tanya: Apakah ada perubahan pada diri Ustadzah Qurrota A’yunin setelah
menjadi seorang pendakwah dibandingkan dengan sebelumnya?
Jawab: masih sama seperti yang dulu, tidak ada perubahan hanya saja mungkin
waktu berkumpulnya saja yang sedikit berkurang, maklum jadwal umi
ceramah sekarang-sekarang ini mulayan sibuk.
Tanya: Bagimana menurut saudara kehidupan Ustadazah Qurrota A’yunin
dengan tetangga lingkungan sekitar rumahnya?
Jawab: Baek bergaul dengan tentangga, hanya saja umi jarang kelihatan ngumpul
bareng dengan para tetangga karna kesibukan dia sebagai seorang juru
dakwah.
Tanya: Bagimana hubungan Ustadzah Qurrota A’yunin Dengan Anak-anak
menurut saudara?
Jawab: Alhamdulillah baek, tapi sekarang putri-putri umi sudah pada dewasa
dan sibuk dengan kuliah mereka masing, tapi komunikasi masih berjalan
dengan baek.
Tanya: Apa pesan saudara untuk Ustadzah Qurrota A’yunin?
Jawab: Agar selalu istiqomah dalam menyampaikan misi dakwahnya, dan
menjadi orang yang selalu disenangi oleh orang banyak, bermanfaat
untuk umat.
HASIL WAWANCARA
Nama : Madini
Jabatan : Ketua RT
Hari/tanggal : Jum’at, 11 Oktober 2013
Tempat : Kampung Pulo Rt 17Rw 07 Pengilingan Jakung Jakarta -Timur
Tanya: Menurut bapak bagaimana sosok Hj Qurrota A’yunin?
Jawab: orangnya muda dan gampang bergaul dengan lingkungan tempat tinggal
dia sekarang tempatin, meskipun dia sudah menjadi seorang pendakwah
yang terbilang cukup sukses.
Tanya: Seberapa jauh bapak mengenal Hj Qurrota A’yunin?
Jawab: Sudah lumayan lama, semenjak dia pindah ke RT 17/RW 07, sebelumnya
dia masih ditempat kediaman yang lamanya.
Tanya: Bagaimana kehidupan keseharian Hj Qurrota A’yunin dengan
lingkungan setempat?
Jawab: baek, hanya saja jarang ngumpul bareng dengan lingkungan setempat
karena kesibukannya sebagai da’iyah.
Tanya: Apa kelebihan ceramah yang disampaikan oleh Hj Qurrota A’yunin
dibandingkan dengan para mubaligh lainya?
Jawab: setiap orang mempunyai kelebihan dan keunikan masing-masing, tapi
yang saya lihat dari sosok Umi, Eksistensi dan kemampuan Qurrota
A’yunin dalam dunia dakwah sudah tidak diragukan lagi. Walapun
notabene mad’unya ibu-ibu, tetapi Qurrota A’yunin mempunyai
kharismatik tersendiri dalam berdakwah.
Tanya: Apa kekurangan yang dimiliki oleh Hj Qurrota A’yunin dalam
penyampaian dakwahnya?
Jawab: saya kira tidak gampang untuk menilai kekurangan seseorang, biarlah
masing-masing orang mempunyai persepsi.
Tanya: Bagaimana materi yang disampaikan oleh Hj Qurrota A’yunin
apakah muda untuk diterima oleh masyarakat?
Jawab: untuk masyarakat menegah kebawa muda diterima, tapi untuk orang-
orang yang pendidikan tinggi mungkin sedikit kurang mendalam.
Tanya: Apakah humor yang sering Hj Qurrota A’yunin lontarkan itu
berlebihan?
Jawab: Menurut saya tidak terlalu berlebihan, terkadang dari sanalah jama’ah
bisa dengan muda memahami materi yang disampaikan.
HASIL WAWANCARA
Nama : Murni
Jabatan : Jama’ah Majlis Taklim Ar-Rahman
Hari/tanggal : Jum’at, 11 Oktober 2013
Tempat : Majlis Taklim Ar-Rahman
Waktu : Jam 13-30- Selesai
Tanya: Bagaimana sosok Dra. Ustadzah Hj. Quroota A’yunin menurut
saudara/Ibu?
Jawab: Qurrota A’yunin seorang da’iyah yang mempunyai semangat tinggi
dalam menjalankan tugas, Qurota A’yunin menggunakan metode
dakwahnya dengan cara Bil lisan berkomunikasi langsung dengan
mad’unya, dalam berdakwah lebih banyak menyukai kalangan ibu-ibu
dengan kharismatiknya.
Tanya: Bagimana menurut saudara/Ibu Aktivitas Dakwah Dra. Ustadzah
Hj. Quroota A’yunin ?
Jawab: Setau saya kegiatan dakwah umi, semakin hari semakin padat, mulai dari
majlis ke majlis sampai keluar daerah.
Tanya: Apa materi dan isi pesan dakwah Dra. Ustadzah Hj. Quroota
A’yunin?
Jawab: yang sering disampaikan oleh umi ketika dia ceramah yaitu materi-materi
yang keseharian seperti tentang shalat yang khusu dan larang-larang yang
dilarang oleh Allah, seperti berzina, mencuri dll.
Tanya: Faktor pendukung apa saja dalam aktivitas dakwah Dra. Ustadzah
Hj. Quroota A’yunin?
Jawab: ilmu yang dia miliki berlandasakan dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Tanya: Faktor penghambat apa saja dalam aktivitas dakwah Dra. Ustadzah
Hj. Quroota A’yunin?
Jawab: waktu yang sering membuat perjalan dakwah umi tertunda, seperti macet.
Sakit.
Tanya: Bagaimana kehidupan sosial, budaya, agama Dra. Ustadzah Hj.
Quroota A’yunin?
Jawab: kehidupan sosial umi dilingkungan pengajian sangat baek, dia merangkul
semua golongan baek kelas atas maupun kelas bawah.
Tanya: Apakah sudah efektif metode dakwah yang digunakan Dra. Ustadzah
Hj. Quroota A’yunin?
Jawab: kalau sekelas ibu-ibu metodenya sudah efektif karena kebanyakan ibu-
ibu berlatar belakang pendidikan yang biasa-biasa saja.
Tanya: Apa manfaat yang saudara/ibu dapatkan setelah mengikuti
pengajian yang disampaikan oleh Dra. Ustadzah Hj Qurrota
A’yunin?
Jawab: menambah ilmu pengetahuan khususnya ilmu keagamaan, menambah
keluarga karena dipengajian banyak berkumpul para ibu-ibu yang latar
belakang yang berbeda-beda.
Tanya: Apa tujuan saudara/ibu mengikuti majlis taklim yang diasuh oleh
Dra Ustadzah Hj Qurrota A’yunin?
Jawab: mencari ridho Allah semata-mata.
Tanya: Menurut Ibu apa kekurangan Dra. Ustadzah Hj. Quroota A’yunin
dalam berdakwa?
Jawab: setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan, mungkin kalau ditanya
kekurangnya, dari segi materi yang disampaikan belom terlalu dalam.
Tanya: Menurut ibu apa kelebihan Dra. Ustadzah Hj. Quroota A’yunin
dalam berdakwah?
Jawab: mempunyai kharismtik yang bisa membuat orang-orang gampang
memahami ceramah yang dia sampaikan.
Tanya: Apakah ibu memahami dakwah yang Dra. Ustadzah Hj Qurrota
A’yunin sampaikan ?
Jawab: ya saya memahami karena umi menyampaikan dakwah sesuai dengan
bahasa kaumnya, atau kalangannya, seperti kami kaum ibu-ibu.
Tanya: Sejak kapan saudara/ibu aktif mengikuti ceramah agama Dra.
Ustadzah Hj Quroota A’yunin ?
Jawab: sudah hampir 8 tahun yang lalu, sebelum umi masuk kemedia televisi
saya sudah aktif dan sering mengikuti pengajian yang disi oleh umi dari
masjlis kemajlis.
LAMPIRAN-LAMPIRAN FOTO
Dra Ustadzah Hj Qurrota A’yunin
Qurrota A’yunin Bersama Tim Orkes Gabus AL-Baghdadi
Jama’ah taman hati dari lampung, darma wanita pemda kabupaten
tanggamus
(diketua oleh bupati tanggamus)
Bersama dengan ustadz Ali Zainal Abidin (Pembawa acara taman hati) di
studio 3 MNC TV
Penulis mengikuti pengajian yang disampaikan oleh Qurrota A’yunin
dimajlis taklim Ar-Rahman
Penulis menyampaikan Qultum didepan para jama’ah pengajian majlis
taklim
Ar-Rahman yang dipimpin dioleh Qurrota A’yunin
Dra. Ustadzah Hj Qurrota A’yunin Bersama dengan Ustadzah Lulu Susanti
Ibu-ibu pengajian Majlis Taklim Ar-Rahman
Umi Qurrota A’yunin dan ustadz Ali Zainal Abidin bersama para jama’ah
taman hati
Foto para jama’ah yang menghadiri acara taman hati