“konsep maslahah mursalah dalam dunia bisnis dengan...

89
KONSEP MASLAHAH MURSALAH DALAM DUNIA BISNIS DENGAN SISTEM FRANCHISE (WARALABA) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Islam Oleh : SITI MUSROFAH NIM: 100046219663 KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/ 2008 M

Upload: nguyenphuc

Post on 31-Mar-2018

226 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

KONSEP MASLAHAH MURSALAH DALAM DUNIA BISNIS DENGAN SISTEM FRANCHISE (WARALABA)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Islam

Oleh :

SITI MUSROFAH

NIM: 100046219663

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1429 H/ 2008 M

Page 2: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

KONSEP MASLAHAH MURSALAH DALAM DUNIA BISNIS DENGAN SISTEM FRANCHISE (WARALABA)

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Islam

Oleh:

Siti Musrofah NIM: 100046219663

Di Bawah Bimbingan

DR. Ahmad Sudirman Abbas, MA NIP: 150 294 051

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1429 H/ 2008 M

Page 3: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

PENGESAHAN PANITIA SIDANG

Skripsi yang berjudul “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan Sistem Franchise (Waralaba)” telah diujikan dalam sidang Munaqasah Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah pada tanggal 13 Maret 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Konsentrasi Asuransi Syariah.

Jakarta, Maret 2008 Mengetahui Dekan Fak. Syariah Dan Hukum Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM NIP: 150 210 442

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua : Euis Amalia, M.Ag (____________________) NIP: 150 289 264

Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif, M. Ag (____________________) NIP: 150 318 308

Pembimbing : DR. Ahmad Sudirman Abbas, MA (____________________) NIP: 150 294 051

Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (____________________) NIP: 150 220 554

Penguji II : Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido, MA (____________________) NIP: 150 165 267

i

Page 4: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

بسم اهللا الرحمن الرحيم

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, dengan segala kepasrahan dan kerendahan hati,

puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala taufik dan hidayah-

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu

tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabatnya yang telah

menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan

berbagai ilmu pengetahuan yang benar.

Skripsi ini berjudul ”Konsep Maslahah Mursaalah Dalam Dunia Bisnis

Dengan Sistem Franchise (Waralaba)”. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk

memenuhi salah syarat dan gelar Sarjana Ekonomi Islam, Fakultas Syariah dan

Hukum, Jurusan Asuransi Syariah, UIN Syarif Hidayatullah.

Penulis menyadari bahwa muatan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik

penyusunan, penulisan maupun isinya. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan

pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, saran

dan kritik menuju perbaikan sangat penulis harapkan.

Dalam proses pembuatan skripsi ini, berbagai tantangan penulis hadapi, namun,

berkat segala keajaiban yang Allah SWT limpahkan, dan berbagai dorongan dan

bimbingan dari ”malaikat-malaikat” penolong yang Allah utus, akhirnya penulisan

skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah membantu, diantaranya:

Page 5: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah.

2. Ibu Euis Amalia M. Ag dan Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M. Ag selaku

Ketua dan Sekretaris Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syahid.

3. Bapak Dr. A. Sudirman Abbas, MA selaku pembimbing yang saya merasa

begitu beruntung atas bimbingan dan kepercayaan yang beliau berikan.

4. Keluarga tercinta HM. Hasanuddin, ayahanda dan ibunda Kaspinah,

terima kasih atas kesabaran tiada batas, sujud dan bakti ananda selalu till

the end. Segala dorongan, semangat, nasehat dan cinta kasih sayang with

the unique way yang diberikan dengan tulus dan ikhlas akan menjadi

anugerah yang sangat berharga dan tak ternilai dalam diri penulis. Ananda

persembahkan ”karya” ini sebagai bukti ketulusan dan bakti ananda.

5. My Beloved Brother and Sister, Ka Haji Subki my hero, thanks for always

be there for me in my rainy days. Ka Syam and Bunda you’re my second

parents for me, thanks for love and care. Ka Ukung my “kangkung”

thanks for everything you gave to me, it mean so much for me. Teh Ijah

dan Ka Rizal, Si keluarga ceriwis yang selalu membangkitkan semangat.

Teh Engkom The Iron Woman, suka duka pernah kita lalui bersama,

nobody knows me better than U sis, love U always. Teh Ipit dan Ka

Bambang TheOutstanding family I’ve ever met, thanks God U’re my

Page 6: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

sister!. Jalal and Bati, adik tercinta yang pasti suatu saat bisa belajar dari

sekelilingnya.

6. My Lovely and Funny Nephews, Zahra, Handzola, Farghali, Ahmad

Deedat, Nayla Qanita, Tasya Hanifa, Salma Humaira, Fairuz El-Fida,

Najma Tsaqifa, Qisthi Reva, Moh Faqih Nurizal, Akmal Abdullah Azzam,

Syabbul Ghazy, Aisyah Maulida Kamila, dan keponakan-keponakan ku

yang belum lahir. Bibi will always love you all.

7. Untuk sahabat yang selalu setia mendampingi for better or worst D-Echi

and Ka Fika, Lulun, Dian and Sunny, I_One & Central Group Komputer,

Amira Dan semua angkatan 2000 yang telah mengisi hari-hari, Yuyun,

Puput, Umi, Rizha, Reza, Irfan, Rusdi (alm), ka Nunik, ka Sabeth, ka

Wardah, dan semua yang tidak bisa disebut satu persatu.

Harapan penulis, semoga semua pihak yang telah berjasa membantu dalam

menyelesaikan studi dan skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari

Allah SWT, amin….

Jakarta, Rabiul Awal 1429 H

Maret 2008 M

Penulis

Page 7: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 7

C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan ................................................... 8

D. Metode Penelitian .......................................................................... 9

E. Sistematika Pembahasan................................................................ 10

BAB II GAMBARAN UMUM MASLAHAH MURSALAH

A. Pengertian dan Macam-macam Maslahah..................................... 12

B. Syarat dan Kedudukan Maslahah Mursalah .................................. 24

C. Lapangan dan Contoh Penggunaan Maslahah Mursalah............... 27

D. Pendapat Para Ulama Tentang Maslahah Mursalah ...................... 33

BAB III PEMBAHASAN KONSEP FRANCHISE SECARA UMUM

A. Pengertian Waralaba..................................................................... 36

B. Sejarah Waralaba........................................................................... 39

C. Tinjauan Umum Mengenai Bisnis ................................................. 43

D. Elemen-elemen Pokok Dalam Bisnis Franchise............................ 47

Page 8: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

E. Jenis-jenis Perjanjian Dalam Bisnis Franchise .............................. 48

BAB IV MASLAHAH MURSALAH DAN

SISTEM WARALABA

a. Urgensi. ............................................................................................ 54

b. Analisis Penulis................................................................................ 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................... 70

B. Saran .............................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 74

Page 9: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hukum Islam adalah suatu peraturan (syariat) yang diturunkan Allah SWT

untuk kemaslahatan umat manusia agar dapat hidup tenang, damai, tentram dan

bahagia baik di dunia maupun diakherat.

Allah SWT dengan rahmat-Nya tidak meninggalkan manusia dalam

kegelapan. Dia mengutus para Rasul-Nya diberbagai bangsa dan sepanjang waktu

untuk menjelaskan dan menunjukkan kepada umat jalan yang ma’ruf dan jalan

yang munkar, yang benar dan yang salah. Semua ajaran secara bertahap dibawa

oleh para Rasul-Nya saling memperkuat hingga ajaran terakhir yang dibawa oleh

nabi Muhammad SAW.

Ajaran-ajaran tersebut berupa aturan dan ketentuan yang akan dipedomani

dan diamalkan oleh manusia dalam mencari kebahagiaan. Ajaran itulah yang akan

membimbing manusia kejalan yang benar menuju kepuasan hakiki yang diridhai

oleh Allah dan Rasul-Nya.

Page 10: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Kebahagiaan hakiki adalah kebahagiaan paripurna yang universal.

Kebahagiaan abadi yang meliputi kebahagiaan jasmani dan ruhani, kebahagiaan

pribadi dan masyarakat, kebahagiaan ketika hidup di dunia dan di akherat nanti.

Semua upaya dan cara untuk mencapai kepuasan itu adalah maslahah.

Mempertahankan, memelihara dan menungkatkan mutunya juga merupakan

maslahah. Oleh karena itu, ajaran yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW yang

berupa syariat Islam adalah agama yang berorientasi pada kemaslahatan.

Maslahah itu berupa rahmat, karena itu dia mendatangkan kedamaian dan

kebahagiaan. Seperti dalam al-Quran Surat Yunus/10: 57-58:

⌦ ⌧ ☺

☺ ⌧ ⌧

☺ ☺

Artinya: “Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”

Dan sesungguhnya ayat diatas mengandung kemaslahatan-kemaslahatan

yang begitu besar bagi manusia dalam hidup dan penghidupannya. Maka apabila

kita meneliti dan memperhatikan ayat-ayat al-Quran akan ditemukan banya sekali

ayat-ayat yang berbicara mengenai pemeliharaan kemaslahatan manusia.

Page 11: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Ketika nabi Muhammad SAW wafat pada tahun 362 M, beliau telah

menyampaikan al-Quran secara keseluruhandan telah menjelaskan kandungannya

sesuai dengan kebutuhan umat pada saat itu.

Dengan demikian cukuplah al-Quran dan Sunnah nabi Muhammad SAW

yang menjadi pegangan masyarakat menyangkut kehidupan keseharian mereka.

Akan tetapi, bagi masyarakat yang jauh dari nabi, tentu situasi demikian

merupakan suatu hal yang sulit. Untuk itu Rasulullah SAW mengizinkan orang

yang mempunyai kemampuan berijtihad untuk melakukan ijtihad.

Bila kita kembali membuka lembaran sejarah, sejak semula hukum Islam

telah dihadapkan pada proses perkembangan pemikiran manusia dalam rangka

mencari metode baru demi meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Perubahan menuju perkembangan, banyak menimbulkan permasalahan

baru dalam segala bidang, terutama bidang sosial, budaya, sains dan teknologi,

yang dulunya belum terfikirkan oleh mujtahid-mujtahid kita, sekarang sudah

bermunculan.

Yusuf Qardhawi mengatakan “Kondisi masyarakat selalu berubah dan

berkembang, dan selama itu syariat Islam masih cocok disetiap waktu dan tempat

serta masih harus menetapkan hukum setiap perkara manusia, terutama zaman

sekarang ini, ijtihad lebih dibutuhkan bila dibandingkan zaman sebelumnya.”1

Sebagaimana kita ketahui, bahwa pada dasarnya hukum Islam itu hanya

bersumber dari al-Quran dan al-Hadits. Namun, setelah Islam semakin

1 Yusuf Qardhawi, Ijtihad Dalam Syariat Islam; Beberapa Analisis Tentang Ijtihad

Kontemporer, (Jakarta: Bulan Bintang), hal. 132

Page 12: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

berkembang, maka timbullah berbagai macam istilah-istilah dalam penggalian

hukum Islam (metode istinbath) yang dimunculkan oleh para mujtahid, sehingga

dikenallah istilah sebagai hukum primer dan hukum sekunder. Hukum primer

yaitu hukum-hukum yang telah disepakati oleh jumhur ulama (quran, sunnah,

ijma, dan qiyas), dan sumber hukum sekunder, yaitu sumber-sumber hukum yang

masih diperselisihkan pemakaiannya dalam menetapkan hukum Islam oleh para

ulama (al-istihsān, al-maslahah mursalah, al-urf, al-istishāb, madzahib shahabi,

dan asy-syar’u man qablana).

Salah satu dari sumber hukum sekunder dalam Islam akan dibahas secara

lebih detail, yaitu maslahah mursalah. Secara umum maslahah mursalah adalah

hukum yang ditetapkan karena tuntutan maslahah yang tidak didukung maupun

diabaikan oleh dalil khusus, tetapi masih sesuai dengan maqashid syari’ah

ammah (tujuan umum hukum Islam).

Maslahah mursalah merupakan jalan yang ditempuh hukum Islam untuk

menerapkan kaidah-kaidah dan perintah-Nya terhadap peristiwa baru yang tidak

ada nashnya. Disamping itu, maslahah mursalah juga menjadi jalan dalam

menetapkan aturan yang harus ada dalam perjalanan hidup umat manusia, agar

sesuai dengan maqashid syariah ammah (pemeliharan terhadap agama, jiwa, akal,

keturunan dan harta), dan satu perbuatan yang pada intinya untuk memelihara

kelima aspek tujuan syara tersebut, maka dinamakan maslahah.

Konsep maslahah mursalah tidak hanya terbatas pada masalah ibadah,

tetapi juga masalah muamalah. Dan kali ini penulis berusaha menyoroti konsep

Page 13: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

maslahah mursalah dari sisi muamalahnya (dalam hal ini lebih ditekankan lagi

pada kegiatan bisnis/entrepreneurship).

Berbisnis, termasuk dalam kegiatan wirausaha. Jiwa kewirausahaan

sebenarnya telah ada pada suri tauladan Nabi Muhammad SAW. Pada waktu

beliau masih kecil, Rasul bekerja menjadi seorang pengembala kambing demi

menjaga kehormatan dan harga dirinya agar tidak menjadi beban bagi orang lain.

Pada saat usia beliau 12 tahun, beliau melakukan perjalanan ke Syiria bersama

Abu Thalib, disinilah beliau banyak belajar mengenai bisnis perdagangan dari

pamannya, hingga akhirnya beliau berdagang sendiri ke kota Mekkah demi untuk

memberi nafkah keluarga besar pamannya.

Aktivitas bisnis kian berlanjut meskipun Rasul tidak memiliki modal

sendiri, ternyata beliau mendapatkan modal dari orang-orang kaya di kota

Mekkah yang tidak sanggup memutar uangnya, sehingga mereka memberi dana

tersebut kepada Rasul untuk dikelola berdasarkan prinsip kemitraan dengan

sistem profit sharing (bagi hasil), seperti yang pernah dilakukan Siti Khadijah.

Hubungan kemitraan yang terjadi saat itu sangat sederhana dan dapat

dengan mudah dipraktikkan di masyarakat. Namun seiring dengan perkembangan

zaman yang semakin hari semakin canggih dan modern, sistem perdagangan

menjadi lebih kompleks lagi. Misalnya bisnis dengan sistem E-Commerce dan

Franchising (waralaba) yang pada masa Rasul tentu saja tidak ada.

Franchise/waralaba merupakan suatu bentuk perikatan dimana salah satu

pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak kekayaan

Page 14: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

intelektual atas penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan

sistem imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut,

dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa, dimana pemberi

waralaba lazim disebut Franchisor, dan penerima waralaba disebut Franchisee.

Konsep waralaba muncul sejak 200 SM. Saat itu, seorang pengusaha Cina

memperkenalkan konsep rangkaian toko untuk mendistribusikan produk makanan

tertentu. Pada era modern, waralaba berkembang di Amerika Serikat pada tahun

1863 yang dilakukan oleh penjahit SINGER dan kemudian diikuti Coca Cola

pada tahun 1899.

Sedangkan di Indonesia sendiri, waralaba mulai berkembang pada tahun

1950-an dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi

(menjadi agen tunggal pemilik merk). Pada awal perkembangan bisnis waralaba

di Indonesia yang bergerak di bidang fast food, yaitu restoran cepat saji yang

sangat terkenal KFC.

Seiring dengan berjalannya waktu, bisnis waralaba di tanah air kian

bergairah dengan berkembangnya keinginan masyarakat untuk mencari peluang

usaha baru. Tak hanya bisnis waralaba lokal seperti Ayam Bakar Wong Solo dan

Es Teler 77, bahkan waralaba mancanegara pun semakin marak seperti KFC, Mc

Donalds, Hoka-Hoka Bento dan lain sebagainya.

Franchise tidak hanya menjamur pada segmen food and beverages, namun

juga sudah merambah pada bidang lain dunia usaha, seperti wardrobe (pakaian),

Page 15: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

book store, furniture, salon dan kecantikan, kosmetika, gym dan kesehatan dan

masih banyak lagi.

Melihat fenomena inilah penulis sangat tertarik untuk meyelami lebih

dalam lagi tentang franchising dan manfaatnya bagi peluang usaha di bumi

pertiwi dengan mengaitkannya pada konsep syariah untuk menganalisis apakah

franchising membawa banyak manfaat bagi umat dan menuangkannya dalam

bentuk penulisan skripsi dengan tema “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia

Bisnis Dengan Sistem Franchise (Waralaba)”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya,

dan agar permasalahan tidak melebar dalam penulisan skripsi ini, maka saya

batasi dalam konsep Maslahah Mursalah dalam masalah-masalah ekonomi dan

bisnis kontemporer, masalah-masalah yang terkait dengan konsep bisnis dengan

sistem waralaba,dan bisnis dengan sistem waralaba yang sesuai dengan Maslahah

Mursalah dalam Ushul Fiqh.

Dari pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Sejauhmanakah konsep Maslahah Mursalah dapat dijadikan hujjah dalam

penyelesaian masalah-masalah ekonomi dan bisnis kontemporer?

2. Maslahah apa sajakah yang dapat ditarik dengan adanya konsep bisnis

waralaba?

Page 16: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

3. dan, apakah sistem waralaba sesuai dengan Maslahah Mursalah dalam Ushul

Fiqh?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penulisan

Tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah untuk menggambarkan dan

memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai alternatif memulai bisnis

dengan sistem copy and develop yang dicontohkan oleh usaha waralaba dan

banyak sekali sisi positif/ maslahah yang dapat dipetik dari usaha waralaba ini.

Penulisan skripsi ini juga merupakan wujud dari tanggung jawab penulis

pada Fakultas Syariah dan Hukum Program Studi Muamalah dalam rangka

memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Ekonomi Islam.

Adapun kegunaan dari penulisan ini adalah:

1. Secara akademis, untuk menambah khazanah pengetahuan dibidang ekonomi,

khususnya ekonomi kontemporer seperti waralaba, memberi informasi lebih

tentang Maslahah Mursalah dalam Ushul Fiqh yang dapat menjadi hujjah

dalam penyelesaian masalah-masalah ekonomi dan bisnis kontemporer.

2. Secara praktis, dapat digunakan sebagai informasi dan sumber ilmu

pengetahuan tentang pemahaman waralaba dilihat dari sudut pandang islam

melalui konsep Maslahah Mursalah dalam Ushul Fiqh dan manfaat apa saja

yang bisa diambil.

D. Metode Penelitian

Page 17: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Metode yang digunakan dalam pencarian data adalah penelitian

kepustakaan (library research) yang bersifat deskriptif analisis. Dengan cara

membaca buku-buku, terutama Ushul Fiqh, baik yang langsung maupun tidak

langsung membicarakan maslahah mursalah, dan tentu saja buku-buku yang

membahas tentang franchise, serta sumber lain yang ada kaitannya dengan

pembahasan ini.

Analisis dan pegolahan data dilakukan melalui metode deskriptif, dimana

data-data yang diperoleh dipaparkan lalu diinterpretasikan dan dianalisis. Dengan

demikian dapat menarik suatu kesimpulan bahwa maslahah mursalah ini dapat

dipakai sebagai salah satu sumber hukum Islam yang sangat efektif dalam

menyikapi perkembangan dan perubahan yang terjadi, dimana perubahan dan

perkembangan ini memerlukan kepastian hukum yang mungkin belum ada

nashnya, baik didalam al-Quran maupun al-Hadits.

Dan secara umum hukum Islam tetap aktual dalam menghadapi segala

macam perubahan dan problematika hidup sebagai akibat dari perkembangan

hidup manusia dari masa ke masa, dalam arti bahwa hukum Islam tetap cocok dan

sesuai dengan segala zaman dan semua tempat, musaayiran likulli zamaan wa

shaalihan likulli makaan.

Adapun teknik penulisan dalam skripsi ini, penulis menggunakan

pedoman penulisan skripsi fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, dengan menggunakan EYD.

E. Sistematika Pembahasan

Page 18: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Konsep Maslahah Mursalah

Dalam Dunia Bisnis Dengan Sistem Franchise (waralaba)”, dipergunakan

sistematika pembahasan yang terdiri dari lima bab, yang masing-masing tersusun

sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

F. Latar Belakang Masalah

G. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

H. Tujuan Dan Kegunaan Penulisan

I. Metode Penelitian

J. Sistematika Pembahasan

BAB II : Gambaran Umum Maslahah Mursalah

E. Pengertian dan Macam-macam Maslahah

F. Syarat dan Kedudukan Maslahah Mursalah

G. Lapangan dan Contoh Penggunaan Maslahah Mursalah

H. Pendapat Para Ulama Tentang Maslahah Mursalah

BAB III : Pembahasan Konsep Franchise Secara Umum

F. Pengertian waralaba

G. Sejarah waralaba

H. Tinjauan Umum Mengenai Bisnis

I. Elemen-elemen Pokok dalam Bisnis Franchise

J. Jenis-jenis Perjanjian dalam Bisnis Franchise

Page 19: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

BAB IV : Maslahah Mursalah dan Sistem Waralaba

A. Urgensi

B. Analisis Penulis

BAB V : Penutup

C. Kesimpulan

D. Saran

Page 20: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

BAB II

GAMBARAN UMUM AL-MASLAHAH AL-MURSALAH

A. Pengertian dan macam-macam al-Maslahah

1. Pengertian

Secara etimologis term “Maslahah Mursalah” terdiri atas dua suku kata,

yaitu maslahah dan mursalah.

Maslahah berasal dari kata صالح dengan penambahan “alif” diawalnya,

yang secara arti kata berarti “baik” lawan kata dari “buruk” atau “rusak”. Ia

adalah mashdar dengan arti kata shalāh yaitu “manfaat” atau “terlepas dari

padanya kerusakan.”2

Kata maslahah inipun telah menjadi bahasa Indonesia yang berarti

“Sesuatu yang mendatangkan kebaikan“.3 Adapun pengertian maslahah dalam

bahasa Arab berarti “perbuatan-perbuatan yang mendorong kepada kebaikan

manusia“. Dalam arti yang umum adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi

manusia, baik dalam arti menarik atau menghasilkan seperti menghasilkan

keuntungan atau ketenangan; atau dalam arti menolak atau menghindarkan seperti

2 PROF. DR. H. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet

I, Jilid II, hal. 323 3 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: 1976), Huruf M,

hal. 635

Page 21: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

menolak kemudharatan atau kerusakan. Jadi, setiap yang mengandung manfaat

patut disebut maslahah.4

Sedangkan kata mursalah merupakan bentuk isim maf’ul dari kata :

arsala-yursilu-irsal; artinya: ‘adam at-taqyid (tidak terikat); atau berarti: al-

mutlaqah (bebas atau lepas).5

Kemudian maslahah secara terminologi, terdapat beberapa definisi yang

dikemukakan ulama Ushul Fiqh, tetapi seluruh definisi tersebut mengandung

esensi yang sama.

Imam Ghazali, misalnya, mengemukakan bahwa pada prinsipnya

maslahah sama dengan “Sesuatu yang mendatangkan manfaat (keuntungan) dan

menjauhkan mudharat (kerusakan),6 namun hakikat dari maslahah adalah

memelihara tujuan syara“. Sekalipun bertentangan dengan tujuan-tujuan manusia,

karena kemaslahatan manusia tidak selamanya didasarkan kepada kehendak

syariat tetapi sering didasarkan kepada kehendak hawa nafsu, misalnya, di zaman

jahiliyah para wanita tidak mendapatkan bagian harta warisan yang menurut

mereka hal tersebut mengandung kemaslahatan dan sesuai dengan adat istiadat

mereka, tetapi pandangan ini tidak sejalan dengan kehendak syara’, karenanya

tidak dinamakan maslahah. Oleh sebab itu, menurut Imam al-Ghazali, yang

4 Op. Cit. hal. 324 5 Drs. H. Ahmad Mukri Aji, MA., Pandangan al-Ghazali Tentang Maslahah Mursalah,

Jurnal Ahkam, IV, 08, (Jakarta: 2002), hal. 38 6 Amir Syarifuddin, Op. Cit., hal. 324

Page 22: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

dijadikan patokan dalam menentukan kemaslahatan itu adalah kehendak dan

tujuan syara’, bukan kehendak dan tujuan manusia.

Tujuan syara’ yang harus dipelihara tersebut ada lima bentuk, yaitu:

memelihara agama, jiwa, akal, keturunan dan harta. Apabila seseorang melakukan

suatu perbuatan yang pada intinya untuk memelihara ke lima aspek tujuan syara’

tersebut maka dinamakan maslahah.

Dalam kaitan dengan ini, al-Syatibi mengartikan maslahah itu dari dua

pandangan, yaitu dari segi terjadinya maslahah dalam kenyataan dan dari segi

tergantungnya tuntutan syara’ kepada maslahah.

a. Dari segi terjadinya maslahah dalam kenyataan, berarti sesuatu yang kembali

kepada tegaknya kehidupan manusia, sempurna hidupnya, tercapai apa yang

dikehendaki oleh sifat syahwati dan aklinya secara mutlak.

b. Dari segi tergantungnya tuntutan syara’ kepada maslahah, yaitu kemaslahatan

yang merupakan tujuan dari penetapan hukum syara’. Untuk menghasilkannya

Allah menuntut manusia untuk berbuat.

Dari beberapa definisi tentang maslahah dengan rumusan yang berbeda

tersebut dapat disimpulkan bahwa maslahah itu adalah sesuatu yang dipandang

baik oleh akal sehat karena mendatangkan kebaikan dan menghindarkan

kerusakan pada manusia, sejalan dengan tujuan syara’ dalam menetapkan hukum.

Dari kesimpulan tersebut terlihat adanya perbedaan antara maslahah

dalam pengertian bahasa (umum) dengan maslahah dalam pengertian hukum atau

syara’. Perbedaannya terlihat dari segi tujuan syara’ yang dijadikan rujukan.

Page 23: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Maslahah dalam pengertian bahasa merujuk kepada tujuan pemenuhan kebutuhan

manusia dan karenanya mengandung pengertian untuk mengikuti syahwat dan

hawa nafsu. Sedangkan pada maslahah dalam artian syara’ yang menjadi titik

bahasan dalam Ushul Fiqh, yang selalu menjadi ukuran dan rujukannya adalah

tujuan syara’ yaitu memelihara agama, akal, keturunan, dan harta benda, tanpa

melepaskan tujuan pemenuhan kebutuhan manusia yaitu mendapatkan

kebahagiaan dan menjauhkan dari kesengsaraan.

Pada perkembangan selanjutnya penggunaan term maslahah mursalah

telah terjadi perbedaan di kalangan ulama Ushul Fiqh. Sebagian ulama ada yang

menyebutkan dengan istilah: al-Munāsib al-Mursal, al-Istidlāl al-Mursal, al-

Qiyas al-Maslahi, sedangkan Imam al-Ghazali menyebutnya dengan nama “ al-

Istishlāh “.7

2. Macam-macam al-Maslahah

Maslahah dalam artian syara’ bukan hanya didasarkan pada pertimbangan

akal dalam menilai baik buruknya sesuatu, bukan pula dapat mendatangkan

kenikmatan dan menghindarkan kerusakan; tetapi lebih jauh dari itu, yaitu bahwa

apa yang dianggap baik oleh akal juga harus sejalan dengan tujuan syara’ dalam

menetapkan hukum yaitu memelihara lima prinsip pokok kehidupan.

Kekuatan maslahah dapat dilihat dari segi tujuan syara’ dalam

menetapkan hukum, yang berkaitan –secara langsung atau tidak langsung- dengan

lima prinsip pokok kehidupan bagi kehidupan manusia, yaitu: agama, jiwa, akal,

7 Drs. H. A. Mukri Aji, MA., Op. Cit. hal. 40

Page 24: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

keturunan dan harta. Juga dapat dilihat dari segi tingkat kebutuhan dan tuntutan

kehidupan manusia kepada lima hal tersebut.8

Pertama, dari segi kekuatannya sebagai hujjah dalam menetapkan hukum,

maslahah ada tiga macam, yaitu:

a. Maslahah Dharuriyah, adalah kemaslahatan yang keberadaanya sangat

dibutuhkan oleh kehidupan manusia; artinya, kehidupan manusia tidak ada

apa-apa bila satu saja dari prinsip yang lima itu tidak ada. Segala usaha yang

secara langsung menjamin atau menuju pada keberadaan lima prinsip tersebut

adalah baik atau maslahah dalam tingkat dharuri.

Memeluk agama adalah hak dan fitrah individu setiap manusia yang

tidak dapat dipungkiri dan sangat dibutuhkan oleh umat manusia. Untuk

kebutuhan tersebut Allah mensyariatkan agama yang wajib di pelihara oleh

umat manusia, baik yang berkaitan dengan aqidah, ibadah dan muamalah.

Hak hidup juga merupakan hak paling asasi bagi setiap manusia.

Dalam hal ini adalah kemaslahatan, keselamatan jiwa dan kehidupan manusia,

Allah telah mensyariatkan berbagai hukum yang terkait dengan hidup dan

penghidupan manusia, seperti melarang membunuh untuk memelihara jiwa

dengan adanya hukuman qishash.

Demikian pula halnya akal, wajib untuk dipelihara dan dijaga, karena

merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Oleh sebab itu

Allah melarang meminum minuman keras, karena minuman keras dapat

merusak akal dan hidup manusia.

8 Amir Syarifuddin, Op. Cit., hal. 327

Page 25: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Berketurunan juga merupakan masalah pokok bagi manusia dalam

rangka memelihara kelangsungan umat manusia di muka bumi, oleh karena

itu Allah mensyariatkan nikah dengan segala hak dan kewajiban yang

diakibatkannya dan melarang berzina untuk memelihara keturunan.

Kemudian harta, hal ini pun merupakan sesuatu yang pokok dalam

hidup dan penghidupan manusia. Dan untuk mendapatkannya Allah

mensyariatkan berbagai ketentuan dan untuk memelihara seseorang. Allah

mensyariatkan hukuman bagi kejahatan yang dilakukan manusia seperti

mencuri dan merampok.

b. Maslahah al-hājiyah, adalah kemaslahatan yang tingkat kehidupan manusia

kepadanya tidak berada pada tingkat dharuri. Bentuk kemaslahatannya tidak

secara langsung bagi pemenuhan kebutuhan pokok yang lima (dharuri), tetapi

secara tidak langsung menuju kearah sana, seperti dalam hal yang memberi

kemudahan bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia.

Seperti dalam bidang ibadah, orang yang sedang sakit atau dalam

perjalanan jauh (musafir) dalam bulan Ramadhan, diberi keringanan/

rukhshah oleh syariat untuk tidak berpuasa dengan kewajiban mengganti

puasa yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain setelah ia sembuh atau

setelah kembali dari perjalanannya.

Firman Allah dalam Quran Surat al-Baqarah/ 2:184:

...☺ ⌧

...

Page 26: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Artinya: “...Dan siapa saja diantara kamu yang sakit atau sedang dalam perjalanan (musafir) hendaklah ia berpuasa di hari-hari yang lain....”

Dalam bidang muamalah diperbolehkan berburu binatang dan

memakan makanan yang baik-baik, dibolehkan melakukan jual beli pesanan

(Bay’ al-Salam), kerjasama dalam pertanian (muzāra’ah) dan perkebunan

(musāqah). Semuanya ini disyariatkan oleh Allah untuk mendukung

kebutuhan mendasar al-Mashalih al-Khamsah diatas.

c. Maslahah Tahsiniyah, adalah maslahah yang kebutuhan hidup manusia

kepadanya tidak sampai pada tingkat dharuri, juga tidak sampai pada tingkat

hajiyah, namun kebutuhan tersebut perlu dipenuhi dalam rangka memberi

kesempurnaan dan keindahan bagi hidup manusia. Maslahah dalam bentuk

tahsini tersebut, juga berkaitan dengan lima kebutuhan pokok manusia.

Dalam masalah ibadah misalnya, disyariatkan bersih atau memelihara

kebersihan, menutup aurat, berhias dan berbagai hal yang baik lainnya. Dalam

lapangan kemanusiaan, telah disyariatkan pula prinsip mendekatkan diri

kepada Allah dengan melakukan kebaikan-kebaikan yang dianjurkan berupa

sedekah dan amalan baik lainnya. Dalam dunia keluarga, telah ditetapkan

masalah-masalah kafa’ah dalam memilih pasangan hidup dan juga etika

pergaulan antara keduanya. Dalam bidang muamalah, Islam menganjurkan

agar orang tidak melakukan jual beli benda-benda yang najis, benda-benda

yang kotor yang merusak kesehatan.

Tiga bentuk maslahah tersebut, secara berurutan menggambarkan

tingkatan peringkat kekuatannya, yang kuat adalah maslahah dharuriyah,

Page 27: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

kemudian maslahah hajiyah, dan berikutnya adalah maslahah tahsiniyah.

Dharuriyah yang lima itu juga berbeda tingkat kekuatannya, yang secara

berurutan adalah; agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Perbedaan tingkat

kekuatan ini terlihat bila terjadi perbenturan kepentingan antara sesamanya,

dalam hal ini harus didahulukan dharuri atas haji dan didahulukan haji atas

tahsini.

Kedua, dari segi kandungan maslahah, ulama Ushul Fiqh membaginya

kepada dua bagian, yaitu:9

a. Maslahah al-Ammah, yaitu kemaslahatan umum yang menyangkut

kepentingan orang banyak. Kemaslahatan umum itu tidak berarti untuk

kepentingan semua orang, tetapi bisa berbentuk kepentingan mayoritas

umat.

b. Maslahah al-khashshah, yaitu kemaslahatan pribadi dan ini sangat jarang

sekali, seperti kemaslahatan yang berkaitan dengan pemutusan

perkawinan seseorang yang dinyatakan hilang (mafqud).

Ketiga, dari segi eksistensinya/ keberadaan maslahah menurut syara’

terbagi kepada tiga macam, yaitu:10

a. Maslahah al-Mu’tabarah, yaitu kemaslahatan yang terdapat nash secara tegas

menjelaskan dan mengakui keberadaannya, dengan kata lain kemaslahatan

yang diakui syar’i secara tegas dengan dalil yang khusus baik langsung

9 Wahidul Kahhar, Efektivitas Maslahah Mursalah Dalam Penetapan Hukum Syara, (Thesis, Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: 2003), hal. 23

10. Drs. Romli SA, M. Ag., Muqaranah Mazahib fil Ushul, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), Cet I, hal. 162

Page 28: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

mupun tidak langsung yang memberikan petunjuk pada adanya maslahah

yang menjadi alasan dalam menetapkan hukum.

Dari langsung tidak langsungnya petunjuk (dalil) terhadap maslahah

tersebut, maslahah terbagi dua, yaitu:11

Munaasib mu’atstsir, yaitu ada petunjuk langsung dari pembuat

hukum (Syari’) yang memperhatikan maslahah tersebut. Contoh dalil yang

menunjuk langsung kepada maslahah ialah tidak baiknya “mendekati”

perempuan yang sedang haid dengan alasan itu adalah penyakit. Hal ini

disebut maslahah karena menjauhkan diri dari kerusakan atau penyakit.

Alasan adanya “penyakit” itu yang dikaitkan dengan larangan mendekati

perempuan, disebut munaasib. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah dalam

Quran Surat al-Baqarah/ 2: 222:

☺ ...

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang haid, katakanlah bahwa haid itu adalah penyakit; oleh karenanya jauhilah perempuan yang sedang haid....” (Q.S.al-Baqarah/ 2: 222)

Munāsib Mula’im, yaitu tidak ada petunjuk langsung dari syara’ baik

dalam bentuk nash atau ijma’ tentang perhatian syara’ terhadap maslahah

tersebut, namun secara tidak langsung ada. Maksudnya, meskipun syara’

secara langsung tidak menetapkan suatu keadaan menjadi alasan untuk

11 . Amir Syarifuddin, Op. Cit., hal. 329

Page 29: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

menetapkan hukum yang disebutkan, namun ada petunjuk syara’ bahwa

keadaan itulah yang ditetapkan syara’ sebagai alasan untuk hukum yang

sejenis. Contohnya; Berlanjutnya perwalian ayah terhadap anak gadisnya

dengan alasan anak gadisnya itu “belum dewasa“. “Belum dewasa“ ini

menjadi alasan bagi hukum yang sejenis dengan perwalian dalam harta milik

anak kecil.

b. Maslahah al-Mulghah, yaitu maslahah yang berlawanan dengan ketentuan

nash. Dengan kata lain, maslahah yang tertolak karena ada dalil yang

menunjukkan bahwa ia bertentangan dengan ketentuan dalil yang jelas.

Contoh yang sering diangkat oleh ulama Ushul Fiqh yaitu

menyamakan pembagian harta warisan antara perempuan dengan saudara

laki-lakinya. Penyamaan antara seorang perempuan dengan laki-laki tentang

warisan memang terlihat ada kemaslahatannya, tetapi berlawanan dengan

ketentuan nash yang jelas dan rinci, sebagaimana firman Allah dalam Quran

Surat an-Nisaa’/4: 11

... Artinya: “Untuk anak-anak kamu Allah telah menetapkan bagi kamu (tentang

pembagian harta pusaka), yaitu bagi seorang anak laki-laki sama dengan dua orang anak perempuan....” (Q.S. an-Nisaa/ 4: 11)

Ayat ini secara tegas menyebutkan pembagian harta warisan, dimana

seorang anak laki-laki sama dengan dua orang anak perempuan. Misalnya

sekarang adalah bagaimana jika harta warisan itu dibagi sama rata, intinya

Page 30: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

seorang anak laki-laki sama bagiannya dengan anak perempuan, dengan

alasan ingin menciptakan kemaslahatan. Penyamaan anak laki-laki dengan

anak perempuan, dengan kemaslahatan seperti inilah yang disebut dengan

Maslahah al- Mulghah, karena bertentangan dengan nash yang sharih.

c. Maslahah al-Mursalah, yang juga biasa disebut Istishlah, yaitu maslahah

yang secara eksplisit tidak ada satu dalil pun, baik yang mengakuinya maupun

yang menolaknya. Secara lebih tegas maslahah mursalah ini termasuk jenis

maslahah yang didiamkan oleh nash. maslahah mursalah ini terus tumbuh

dan berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat Islam yang

dipengaruhi oleh perbedaan kondisi dan tempat.

Ada beberapa rumusan definisi yang berbeda tentang maslahah

mursalah ini, namun masing-masing memiliki kesamaan dan berdekatan

pengertiannya. Diantara definisi tersebut adalah:12

1. Al-Ghazali dalam kitab al-Mustasyfa merumuskan maslahah sebagai

berikut:

“Apa-apa (maslahah) yang tidak ada bukti baginya dari syara’ dalam

bentuk nash tertentu yang membatalkannya dan tidak ada yang

memperhatikannya.”

2. Abdul Wahab Khallaf memberi rumusan berikut:

“Maslahah Mursalah adalah maslahah yang tidak ada dalil syara’ datang

untuk mengakuinya atau menolaknya.”

12 Ibid, hal 333

Page 31: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

3. Muhammad Abu Zahrah memberi rumusan sebagai berikut

“Maslahah yang selaras dengan tujuan syariat islam dan petunjuk tertentu

yang membuktikan tentang pengakuannya atau penolakannya.”

Dari beberapa rumusan definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan

tentang hakikat dari maslahah mursalah tersebut, sebagai berikut:

a. Ia adalah sesuatu yang baik menurut akal dengan pertimbangan dapat

mewujudkan kebaikan atau menghindarkan keburukan bagi manusia.

b. Apa yang baik menurut akal itu, juga selaras dan sejalan dengan tujuan

syara’ dalam menetapkan hukum.

c. Apa yang baik menurut akal dan selaras pula dengan tujuan syara’

tersebut tidak ada petunjuk syara’ secara khusus yang menolaknya, juga

tidak ada petunjuk syara’ yang mengetahuinya.

Maslahah mursalah tersebut dalam beberapa literatur disebut dengan

“maslahah muthlaqah”, ada pula yang menyebutnya “munasib mursal”, juga

ada yang menamainya dengan “al-Istishlah”. Perbedaan penamaan ini tidak

membawa perbedaan pada hakikat pengertiannya.

B. Syarat-syarat al-Maslahah al-Mursalah

Ulama dalam memakai dan mempergunakan maslahah mursalah sebagai

hujjah sangat berhati-hati dan memberikan syarat-syarat yang begitu ketat, karena

dikhawatirkan akan menjadi pintu bagi pembentukan hukum syariat menurut

Page 32: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

hawa nafsu dan keinginan perorangan, bila tidak ada batasan-batasan yang benar

dalam memperggunakannya. Adapun syarat-syarat tersebut antara lain:13

1. Berupa maslahah yang sebenarnya, bukan maslahah yang bersifat dugaan.

Yang dimaksud dengan ini, yaitu agar dapat direalisasi pembentukan hukum

suatu kejadian itu dan dapat mendatangkan keuntungan, manfaat atau

menolak mudharat. Adapun dugaan semata bahwa pembentukan hukum itu

mendatangkan keuntungan-keuntungan tanpa pertimbangan diantara

maslahah yang dapat didatangkan oleh pembentukan hukum itu, maka ini berarti

adalah didasarkan atas maslahah yang bersifat dugaan, contoh maslahah ini

adalah maslahah yang didengar dalam hal merampas hak suami untuk

menceraikan istrinya, dan menjadikan hak menjatuhkan talak itu bagi hakim

(qadhi) saja dalam segala keadaan.

2. Berupa maslahah yang bersifat umum, bukan maslahah yang bersifat

perseorangan. Yang dimaksud dengan ini, yaitu agar dapat direalisasi

bahwa dalam pembentukan ukuran suatu kejadian dapat mendatangkan

manfaatkan kepada umat manusia, atau dapat menolak mudharat dari

mereka dan bukan hanya memberikan manfaat kepada seseorang atau

beberapa orang saja. Apabila demikian maka hal tersebut tidak dapat

disyariatkan sebagai sebuah hukum.

3. Pembentukan hukum bagi maslahah ini tidak bertentangan dengan hukum

atau prinsip yang telah ditetapkan oleh nash atau ijma’ dalam artian bahwa

13 Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, (Jakarta: PT. Rineka Citra, 1990), hal. 101, Lihat: Amir Syarifuddin, Op. Cit. hal. 337, Lihat Juga: Jurnal Ahkam, Op. Cit., hal. 41, dan Lihat: Drs. Romli SA, M. Ag., Op. Cit., hal. 165-166

Page 33: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

maslahah tersebut adalah maslahah yang hakiki dan selalu berjalan dengan

tujuan syara’ serta tidak berbenturan dengan dalil-dalil syara’ yang telah ada.

4. Maslahah mursalah itu diamalkan dalam kondisi yang memerlukan, yang

seandainya masalahnya tidak diselesaikan dengan cara ini, maka umat akan

berada dalam kesulitan hidup, dalam arti harus ditempuh untuk

menghindarkan umat dari kesulitan.

Imam Ghazali, dalam mempergunakan pemakaian maslahah mursalah

sebagai salah satu metode penetapan hukum, beliau tidak begitu saja

mempergunakannya dengan mudah, namun beliau memakai syarat-syarat yang

begitu ketat. Syarat-syarat tersebut antara lain:14

1. Maslahah itu haruslah satu dari lima kebutuhan pokok. Apabila hanya

kebutuhan kedua atau pelengkap maka tidak dapat dijadikan landasan.

2. Maslahah itu haruslah bersifat semesta, yakni kemaslahatan kaum muslimin

secara utuh, bukan hanya sebagian orang atau hanya relevan dalam keadaan

tertentu.

3. Maslahah tersebut harus bersifat qath’I (pasti) atau mendekati itu.

Sedangkan syarat-syarat maslahah mursalah menurut asy-Syatibi adalah

sebagai berikut:15

1. Maslahah itu secara hakiki harus masuk akal.

14 Dr. Yusuf Qardhawi, Keluwesan Dan Keluasan Syariat Islam: Dalam Menghadapi

Perubahan Zaman, (Jakarta: Pustaka Firdaus, Agustus, 1996), Cet I, hal. 24 15 . Ibid, hal. 26

Page 34: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

2. Maslahah itu harus sejalan dengan tujuan-tujuan umum syariat, tidak

bertentangan dengan salah satu prinsip pokok atau dalil qath’I nya.

3. Maslahah itu dimaksudkan untuk menjaga hal-hal yang bersifat dharuri atau

menghilangkan kesulitan dalam agama.

Selanjutnya Imam Malik juga memiliki versi tersendiri dalam

mempergunakan maslahah mursalah sebagai salah satu metode penetapan

hukum, syarat-syarat tersebut antara lain:16

1. Adanya kesesuaian antara maslahah yang diperhatikan dengan maqashid

syariah, dimana maslahah tersebut tidak bertentangan dengan dasar dan dalil

syara’ meskipun hanya satu.

2. Maslahah tersebut berkaitan dengan perkara-perkara yang ma’qulat (rasional)

yang menurut syara’ didasarkan kepada pemeliharaan terhadap maslahat,

sehungga tidak ada tempat untuk maslahat dalam masalah ta’abuddiyyah dan

perkara-perkara syara yang sepertinya.

3. Hasil dari maslahah mursalah dikembalikan kepada pemeliharaan terhadap

perkara yang dharuri (primer) menurut syara’ dan meniadakan kesempitan

dalam agama.

Bila kita perhatikan persyaratan diatas terlihat bahwa ulama yang

memakai dan menggunakan maslahah mursalah dalam berhujjah cukup berhati-

hati dalam menggunakannya, karena meski bagaimanapun juga apa yang

16 . Wahidul Kahhar, Op. Cit., hal. 36

Page 35: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

dilakukan ulama ini adalah keberanian menetapkan dalam hal-hal yang pada

waktu itu tidak ditemukan petunjuk hukum.

C. Lapangan dan Contoh Penggunaan al-Maslahah al-Mursalah

Tidak seorang pun yang menyangkal bahwa syariat Islam itu dimaksudkan

untuk kemaslahatan umat manusia. Syariat itu membawa manusia kepada

kebaikan dan kebahagiaan serta mencegah kejahatan dan menolak kebinasaan.

Pokok dan prinsip kemaslahatan itu sudah digariskan dalam teks syariat

dengan lengkap dan telah berakhir sejak wafat Nabi Muhammad SAW. Alat dan

cara untuk memperoleh kemaslahatan itu berkembang dan beraneka ragam,

seirama dengan perkembangan sejarah dan peradaban manusia itu sendiri.

Kemaslahatan hidup manusia yang ada hubungannya dengan situasi dan kondisi

di zaman Nabi, langsung mendapat pengakuan dan pengesahan dari teks syariat

kalau itu dibenarkan, dan dibatalkan kalau tidak dibenarkan. Maslahah yang

dibatalkan berarti tidak dianggap sebagai maslahat oleh syariah.17

Yang menjadi masalah adalah kemaslahatan yang dirasakan atau dialami

orang setelah Nabi wafat, sedangkan teks syariat tidak pernah menyinggung

masalah yang seperti itu. Inilah lapangan penggunaan maslahah mursalah yaitu

kemaslahatan hidup manusia menurut yang dialami dan dirasakan oleh manusia

17 Chatib Muardi, Maslahah Mursalah Sebagai Pertimbangan Ijtihad Mengembangkan

Hukum Yang Relevan Dengan Kebutuhan Masa Kini, (Disertasi, Pascasarjana IAIN Jakarta: 1994), hal. 366

Page 36: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

itu sendiri yang tidak dapat diqiyaskan pada maslahat yang pernah dibenarkan

atau dibatalkan oleh teks syariat (nash).18

Lapangan atau ruang lingkup penerapan maslahah mursalah menurut

ulama yang menggunakannya itu menetapkan batas wilayah penggunaannya,

yaitu hanya untuk masalah diluar wilayah ibadah, seperti muamalah dan adat.

Dalam masalah ibadah (dalam arti khusus) sama sekali maslahah tidak dapat

dipergunakan secara keseluruhan. Alasannya karena maslahah itu didasarkan pada

pertimbangan akal tentang baik buruk suatu masalah, sedangkan akal tidak dapat

melakukan hal itu untuk masalah ibadah.

Segala bentuk perbuatan ibadah ta’abuddi dan tawqifi, artinya kita hanya

mengikuti secara apa adanya sesuai dengan petunjuk syar’i dalam nash, dan akal

sama sekali tidak dapat mengetahui kenapa demikian. Misalnya mengenai shalat

dhuhur empat rakaat dan dilakukan setelah tergelincir matahari, tidak dapat dinilai

akal apakah itu baik atau buruk.

Diluar wilayah ibadah, meskipun diantaranya ada yang tidak dapat

diketahui alasan hukumnya, namun secara umum bersifat ta’aqquli (rasional) dan

oleh karenanya dapat dinilai baik dan buruknya oleh akal. Umpamanya minum

khamr itu adalah buruk karena merusak akal; penetapan sanksi atas pelanggar

18 Wahidul Kahhar, Op. Cit., hal. 42

Page 37: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

hukum itu baik karena dengan begitu umat bebas dari kerusakan akal yang dapat

mengarah pada tindak kekerasan.19

Adapun contoh-contoh penggunaan maslahah mursalah antara lain:

Sahabat Utsman bin Affan mengumpulkan al-Quran kedalam beberapa

mushaf. Padahal hal ini tak pernah dilakukan dimasa Rasulullah SAW. Alasan

yang mendorong mereka malakukan pengumpulan pengumpulan itu tidak lain

kecuali semata-mata maslahat, yaitu menjaga al-Quran dari kepunahan atau

kehilangan kemutawatirannya karena meninggalnya sejumlah besar hafidz dari

generasi sahabat.20

Perbuatan para sahabat memilih dan mengangkat Abu Bakar ash-Shiddiq

sebagai khalifah pertama pengganti nabi untuk memimpin umat dalam

meneruskan tugas imamah dan da’wah, menjaga, mengembangkan dan

mempertahankan berlakunya syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Seorang khalifah sangat dibutuhkan pada saat itu, dan ini merupakan suatu

maslahat yang sangat besar, namun hal ini tidak ditemukan dalil khusus dari teks

syariat yang membenarkan atau menyuruh atau membatalkannya (melarang).

Selanjutnya jika kita bisa memperhatikan produk-produk hukum para

Ulama saat ini, maka akan didapatkan bahwa produk-produk hukum tersebut

banyak dilandasi pertimbangan maslahah mursalah, seperti fatwa-fatwa Majelis

Ulama Indonesia, misalnya, fatwa tentang keharusan “sertifikat halal” bagi

19 Amir Syarifuddin, Op. Cit., hal. 340, Lihat pula: Drs. H. Sulaiman Abdullah, Sumber

Hukum Islam, Permasalahan dan Fleksibilitasnya, (Jakarta: Sinar Grafika, 1995), hal. 154; Departemen Agama RI, Ushul Fiqh I (t. th,), Cet II, hal. 149

20 . Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, (Beirut: Darul Fikri, 1995), Cet III, hal. 222

Page 38: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

produk makanan, minuman dan kosmetik. Majalis Ulama Indonesia melalui

lembaga pengkajian pangan, obat-obatan dan kosmetik (LP-POM MUI) berupaya

melakukan penelitian terhadap produk makanan, minuman, obat-obatan dan

kosmetik yang diproduksi oleh suatu pabrik untuk dipasarkan. Hal yang seperti

ini tidak pernah ada teks nash yang menyinggungnya secara langsung, namun

dilihat dari ruh syariat sangat baik sekali dan hal ini merupakan langkah positif

dalam melindungi umat manusia (khususnya umat Islam) dari makanan,

minuman, obat-obatan serta kosmetika yang tidak halal untuk dikonsumsi, dan

masih banyak lagi hal yang lainnya.21

Begitu pula dengan hal bunga bank, tidak disebutkan hukumnya dalam al-

Quran dan al-Hadits. Mayoritas ulama menetapkan bunga bank itu haram untuk

mengqiyaskan kepada riba karena menurut mereka unsur tambahan yang menjadi

illat haramnya riba juga terdapat pada bunga bank.

Dalam kehidupan modern sekarang ini, bank sudah merupakan suatu hal

yang sangat dibutuhkan masyarakat. Bank dengan segala konsekuensinya telah

menjadi bagian dari kehidupan masyarakat modern yang tidak mungkin

dipisahkan lagi. Praktek perbankan yang ada sekarang ini dapat menjadi sarana

tolong menolong sesama umat manusia karena hampir semua masyarakat

modern saat ini berkepentingan dengan bank, baik untuk menjadi meminjam

uang, menabung, membayar rekening listrik, telepon, uang kuliah, transfer uang,

bahkan untuk mengirimkan bantuan berupa uang untuk korban-korban

21 . Wahidul Kahhar, Op. Cit. , hal. 46

Page 39: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

bencana alam yang akhir-akhir ini saring menimpa negara kita. Dan hampir

semua orang telah merasakan manfaat dalam berhubungan dengan bank.

Mereka yang meminjam uang merasa mendapatkan kemudahan dari bank,

demikian juga mereka yang mempunyai uang, dapat menabung di bank dan

mendapatkan keuntungan yang wajar berupa bunga dari uang tabungannya dan

tentu saja, rasa aman.

Kalaupun ada sebagian umat yang merasa kurang nyaman dengan bank

konvensional dengan bunganya, masih ada jalan keluarnya, yaitu bank syariah

yang saat ini mulai menjamur dan menjadikan bagi hasil sebagai pengganti

bunga, dengan segala fasilitas yang tidak kalah lengkap dengan bank

konvensional.

Jelasnya, baik meminjam uang dari bank maupun menabung di bank,

orang merasa senang dan merasakan manfaatnya. Demikian juga sebaliknya, bank

pun mendapatkan manfaat baik dalam memberikan pinjaman uang ataupun dalam

menerima tabungan uang dari nasabahnya.

Maka dapatlah disimpulkan, bahwa praktik perbankan seperti yang ada

sekarang ini tidak mengandung zhulum. Selain itu, kebiasaan menabung di

bank dapat mendidik orang untuk hidup hemat dan kebiasaan menabung itu

dapat mendukung kelancaran pembangunan bangsa dan negara. Melarang

praktik perbankan dapat menimbulkan kesulitan bagi masyarakat dan

mengganggu sendi-sendi perekonomian. Padahal syariat sangat mengutamakan

pemeliharaan harta kekayaan umat sebagai salah satu dari lima hal pokok yang

sangat dipelihara oleh syariat.

Page 40: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Dalam keadaan demikian, fuqaha meninggalkan hukum yang dihasilkan

oleh qiyas dan menetapkan hukum lain dengan menggunakan metode maslahah

mursalah. Praktek perbankan yang tidak mengandung zhulum malahan menjadi

sarana untuk saling tolong menolong sesama manusia dan hal ini sangat sesuai

dengan maqashid syariah ammah.

Contoh lainnya adalah tentang kesaksian anak-anak (yang belum baligh),

atas dasar kemaslahatan, kesaksian anak-anak dapat dipertimbangkan oleh hakim

dalam satu perkara, walaupun tidak ada ketetapan syara’. Asy-syari’ hanya

mengatakan bahwa kesaksian hanya sah dari seorang yang dewasa. Kasus-kasus

penganiayaan yang terjadi dikalangan anak-anak, yang sulit mencari persaksian

orang dewasa, maka dalam hal ini persaksian anak-anak dapat menjadi bahan

pertimbangan.

Bila diperhatikan produk-produk hukum yang dihasilkan oleh para

sahabat, tabi’in dan para Ulama itu semuanya adalah merupakan hasil ijtihad

dengan pertimbangan maslahah mursalah meskipun mereka tidak menggunakan

istilah tersebut.

D. Pendapat Para Ulama Tentang al-Maslahah al-Mursalah

Dalam hal penggunaan dan pemakaian mursalah mursalah sebagai dalil

syariat dalam mengistinbathkan atau menetapkan hukum, maka penulis akan

memaparkan pendapat para Ulama yang dibatasi pada pendapat beberapa Imam

mazhab dan Ulama terkenal lainnya.

Maslahah menurut Najmuddin at-Thufi

Menurut beliau, maslahah merupakan hujjah terkuat yang secara mandiri

dapat dijadikan sebagai landasan hukum dan ia tidak membagi maslahat itu

Page 41: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

sebagaimana yang dilakukan oleh jumhur ulama. Ada tiga prinsip yang dianut at-

Thufi tentang maslahah yang menyebabkan pandangannya berbeda dengan

jumhur ulama, yaitu: 22

1. Akal bebas menentukan kemaslahatan dan kemafsadatan khususnya dalam

bidang muamalah dan adat. Untuk menentukan –termasuk mengenai

kemaslahatan dan kemudharataan-cukup dengan akal. Pandangan ini berbeda

dengan jumhur ulama yang mengatakan bahwa sekalipun kemaslahatan dan

kemudharatan itu dapat dicapai dengan akal, namun kemaslahatan itu harus

mendapatkan dukungan dari nash atau ijma’, baik bentuk, sifat maupun jenisnya.

2. Maslahah merupakan dalil mandiri dalam menetapkan hukum. Oleh sebab itu,

untuk kehujjahan maslahah tidak diperlukan dalil pendukung, karena

maslahah itu didasarkan kepada pendapat akal semata.

3. Maslahah hanya berlaku dalam masalah muamalah dan adat kebiasaan,

adapun dalam masalah ibadah atau ukuran-ukuran yang ditetapkan syara’,

seperti shalat dhuhur empat rakaat, puasa selama ramadhan satu bulan dan

lain-lain, tidak termasuk objek maslahah, karena masalah-masalah seperti ini

merupakan hak Allah semata.

Maslahah menurut Hasbi ash-Shiddieqy

Menurut Hasbi ash-Shiddieqy, tidak ada perselisihan dikalangan ulama

bahwa penetapan-penetapan hukum (tasyri’) dimaksudkan untuk melahirkan

kemaslahatan manusia, yang bersifat dharuriyat, hajiyat, maupun tahsiniyat.

22 Nasrun Haroen, Ushul Fiqh, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet III, hal. 126-127

Page 42: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Karena maksud hendak memberikan kemaslahatan itulah, maka ada

bagian dalam fiqh yang dinamakan siyasah syar’iyyah, yakni kebijaksanaan untuk

membuat masyarakat lebih dekat dan gemar kepada kebajikan serta menjauhi dan

membenci keburukan dan kerusakan. Menurut Hasbi, siyaasah syar’iyyah pada

hakikatnya sama dengan maslahah mursalah. Maslahah mursalah inilah yang

digali melalui qiyas, kaidah umum hukum dan istihsan. Selain itu, jumhur ulama

pun sepakat, bahwa yang dinashkan oleh syara’ yang didasarkan atas illat

tujuannya adalah untuk mewujudkan kemaslahatan bagi manusia. Hasbi

berpendapat:

“Berhujjah dengan maslahah mursalah dan membina hukum diatasnya,

adalah satu keharusan. Inilah yang sesuai dengan keumuman syariat dan dengan

demikianlah hukum-hukum Islam dapat berjalan seiringan dengan masa dan

inilah yang ditempuh oleh para sahabat. Menolak maslahah mursalah berarti

membekukan syariat, karena aneka maslahat yang terus tumbuh tidak mudah

didasarkan pada satu dalil tertentu”.23

Maslahah menurut mazhab Maliki, Hambali dan Syathibi

Ulama Malikiyah dan Hanabilah menerima maslahah mursalah sebagai

dalil dalam menetapkan hukum, bahkan mereka dianggap sebagai ulama fiqh

yang paling banyak dan luas menerapkannya. Menurut mereka maslahah

mursalah merupakan induksi dari logika sekumpulan nash, bukan dari nash yang

dirinci seperti yang berlaku dalam qiyas. Bahkan Imam Syathibi mengatakan

23 Wahidul Kahhar, Ibid, hal. 69

Page 43: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

bahwa keberadaan dan kualitas maslahah mursalah bersifat pasti (qath’I),

sekalipun dalam penerapannya bisa bersifat zhanni (relatif).24

24 Op. Cit. Harun Nasroen, hal. 125-126

Page 44: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

BAB III

SEPUTAR BISNIS FRANCHISE

A. Pengertian Waralaba

Kata “Franchise” berasal dari bahasa Perancis kuno yang berarti “bebas”.

Pada abad pertengahan franchise diartikan sebagai “hak utama” atau “kebiasaan”,

saat itu pemerintahan setempat atau lord (gelar kebangsawanan di Inggris

biasanya dimiliki oleh tuan tanah setempat) memberikan hak khusus seperti untuk

mengoperasikan kapal Feri atau untuk berburu tanahnya. Konsep franchise

berkembang di Jerman sekitar tahun 1840-an, pada saat itu mulai diberikan hak

khusus untuk menjual minuman, hal ini merupakan konsep awal dari franchising.

Konsep franchise mengalami perkembangan yang sangat pesat di Amerika, pada

tahun 1951 yaitu perusahaan mesin jahit Singer di Amerika mulai memberikan

distribution franchise25 untuk penjualan mesin-mesin jahit. Singer membuat

perjanjian distribution franchise secara tertulis, sehingga Singer dapat disebut

sebagai pelopor dari perjanjian franchise modern. Pengertian franchise ini masih

sederhana, franchise hanya dikenal sebagai pemberian hak untuk

mendistribusikan produk serta menjual produk-produk hasil manufaktur.26

25 Distribution franchise adalah hak yang diperoleh franchisee untuk mendistribusikan

atau menjual produk suatu produsen atau pemasok. 26 Johannes Ibrahim dan Lindawaty Sewu, Hukum Bisnis; Dalam persepsi Manusia

Modern, (Bandung, PT. Rineka Aditama, 2004), hal. 122

Page 45: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Menurut Kamus Lengkap Ekonomi Collins, franchise berarti “hak untuk

memasarkan suatu produk”. Penyerahan hak oleh suatu perusahaan kepada suatu

perusahaan lain (secara eksklusif) atau pihak-pihak lain (tidak secara eksklusif)

untuk memasok produknya. Suatu franchise adalah suatu perjanjian kontrak

dagang dalam jangka waktu tertentu dimana yang diberi hak (franchisee)

membayar royalti kepada pemberi hak atas hak dagang yang diberikan.

Menurut Hardjowidiyo, definisi franchise adalah sebagai berikut:

“….Suatu sistem usaha yang sudah khas atau memiliki ciri mengenai

bisnis di perdagangan atau jasa , berupa jenis produk dan bentuk yang

diusahakan, identitas perusahaan (logo, desain, merk bahkan termasuk pakaian

karyawan perusahaan), rencana pemasaran dan bantuan operasional”.27

Sedangkan pengertian lainnya, franchising adalah hubungan berdasarkan

kontrak antara franchisor dengan franchisee. Franchisor menawarkan dan

berkewajiban menyediakan terus menerus pada bisnis dari franchisee melalui

penyediaan pengetahuan dan pelayanan. Franchisee beroperasi dengan

menggunakan nama dagang, format, atau prosedur yang dipunyai serta

dikendalikan oleh franchisor.28

Franchise individual biasanya disyaratkan untuk menyediakan modal

yang besar pada franchisor guna mendukung bantuan teknik, peralatan khusus,

27 Lindawaty S. Sewu, Franchise; Pola Bisnis Spektakuler Dalam Perspektif Hukum dan

Ekonomi, (Bandung: CV. Utomo, 2004), hal. 11 28 Ibid.

Page 46: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

periklanan dan promosi. Sistem franchise membolehkan franchisor untuk

membangun usahanya tanpa harus meningkatkan jumlah modal yang besar.

Kata “waralaba” merupakan terjemahan bebas dari kata franchise yang

pertama kali dikenalkan oleh lembaga pendidikan dan pembinaan menajemen

(LPPM) sebagai padanan kata “franchise”. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, waralaba berasal dari kata “wara” yang berarti lebih atau istimewa

“laba” berarti untung. Jadi, waralaba berarti usaha yang memberikan keuntungan

lebih atau istimewa.29

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 16 tahun 1997 tanggal 18 Juni

1997 tentang waralaba, dikatakan bahwa “waralaba adalah perikatan dimana salah

satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas

kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain

dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan dan atau penjualan dan atau jasa”

(pasal 1 angka 1).30

Amir Karamoy menulis bahwa batasan pengertian pewaralabaan ialah:

“Warlaba adalah suatu pola kemitraan usaha antara perusahaan yang

memiliki merk dagang dikenal dan system manajemen, keuangan dan pemasaran

yang telah mantap, disebut pewaralaba, dengan perusahaan atau individu yang

memanfaatkan atau menggunakan merk dan system milik pewaralaba, disebut

terwaralaba. Pewaralaba wajib memberikan bantuan teknis, manajemen dan

29 Ibid. hal. 12 30 Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis; Waralaba, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Perkasa,

2003), cet II, hal. 257

Page 47: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

pemasaran kepada terwaralaba dan sebagai imbal baliknya, terwaralaba

membayar sejumlah biaya (fees) kepada pewaralaba. Hubungan kemitraan usaha

antara kedua pihak dikukuhkan dalam suatu perjanjian lisensi atau waralaba”.31

Jadi yang dimaksud waralaba (franchising) adalah bentuk kerjasama

dimana pemberi waralaba (franchisor) memberikan izin kepada penerima

waralaba (franchisee) untuk menggunakan hak intelektualnya, seperti nama, merk

dagang, produk dan jasa serta sistem operasi usahanya. Sebagai timbal baliknya,

penerima waralaba membayar suatu jumlah seperti franchisee fee dan royalty fee

atau lainnya.32

B. Sejarah Waralaba

Perkembangan waralaba berkaitan erat dengan tumbuhnya revolusi

industri pada akhir 1800 di Eropa barat, khususnya di Inggris. Perubahan

teknologi berkembang sejalan dengan pergerakan penduduk ke kota-kota di Eropa

ketika itu. Daerah perkotaan menjadi pusat industri dan bisnis yang berkembang

pesat, yang kemudian mendorong tumbuhnya kelompok kelas menengah yang

disebut wirausaha (entrepreneur). Revolusi mendorong pula terjadinya perubahan

dalam sistem perdagangan dan distribusi barang.

The British Brewers (perusahaan pembuat bir) adalah pionir pewaralabaan

modern yang dimulai di Inggris pada abad ke-19. Ada pula anggapan bahwa Isaac

31 Amir Karamoy, Menjadi Kaya Lewat Waralaba, (Jakarta, Pustaka Bisnis Indonesia,

Oktober, 2005), Cet I, hal. 6 32 Pietra Sarosa, Kiat Praktis Membuka Usaha; Mewaralabakan Usaha Anda, (Jakarta:

PT. Elex Media Komputindo, 2004), hal. 2

Page 48: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Singer adalah orang pertama yang menerapkan waralaba pada 1851 di Amerika

Serikat. Sistem waralaba yang berkembang pada saat itu mirip dengan tipe

pewaralabaan produk dan merk dagang, yaitu menggunakan tenaga penjual

independent (semacam agen) yang dibayar berdasarkan komisi. Dengan cara

tersebut dapat menjual mesin jahit produknya, Singer relatif tidak mengeluarkan

modal.Pada 1898 waralaba sebagai konsep pemasaran memperoleh pengakuan

yang lebih besar ketika General Motors Coorporation berhasil menjual

waralabanya yang pertama. Sejak itu pewaralabaan digunakan dalam industri

otomotif dan Stasiun Pompa Bensin Umum (SPBU).33

Berdasarkan fakta sejarah diduga kuat bahwa pelopor waralaba dalam

pemasaran bahan bakar minyak (khususnya bensin) di Indonesia adalah PT.

Permindo (sekarang Pertamina) yang dibentuk dalam rangka kebijakan

nasionalisasi perusahaan minyak asing, yaitu Belanda dan Inggris (NIAM-

Nederlandsche Indische Aardolie Maatschappij) pada 1959. Sampai saat ini

Pertamina masih menerapkan sistem pewaralabaan produk dan merk dagang,

dengan memberikan kesempatan pada investor (terwaralaba) untuk berusaha

dibidang jasa SPBU secara waralaba akan semakin marak dengan diizinkannya

perusahaan minyak asing membuka SPBU di pasar lokal, seperti Shell.

Pada 1950-an, setelah Perang Dunia II berakhir, dapat dikatakan sebagai

periode “Franchising Booming” di Amerika Serikat. Dengan ditandai munculnya

“raksasa” waralaba dalam dalam bidang makanan siap saji Kentucky Fried

33 Amir Karamoy, Menjadi Kaya Lewat Waralaba, (Jakarta: Pustaka Bisnis Indonesia,

Oktober, 2005), cet I, hal. 8

Page 49: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Chicken yang didirikan Kolonel Harlan Sander’s (1950) dan McDonald’s (1955).

McDonald’s kemudian berkembang pesat scara waralaba atas jasa Ray Kroc.34

Pada 1970-an regulasi waralaba mulai diterapkan di Amerika Serikat.

Setiap pewaralaba diwajibkan melakukan disclosure dan pendaftaran, hampir

mirip dengan peraturan tentang penjualan surat berharga (securities). Regulasi ini

dibuat untuk melindungi terwaralaba dari kemungkinan praktik tidak jujur dalam

penawaran (offering) waralaba oleh terwaralaba atau disebut pula unfair business

practices. Disamping untuk mendidik (calon) terwaralaba agar lebih teliti dalam

memilih prospek pewaralabanya.

Dari dengar pendapat yang dilakukan Small Business Commitees of US

Senate dan The House of Representatives dengan dukungan industri waralaba,

beberapa negara bagian di Amerika Serikat mengadopsi peraturan yang

mensyaratkan pewaralaba disclosure dan pendaftaran. Pada 1979 The Federal

Trade Commission melahirkan The Franchise Disclosure Act yang mewajibkan

pewaralaba memuat dua puluh persyaratan untuk dicantumkan dalam prospektus

penawaran waralaba.

Di Indonesia regulasi khusus mengenai waralaba baru diberlakukan pada

1997 menjelang jatuhnya Pemerintahan Orde Baru dengan keluarnya PP No. 16/

1997. Peraturan Pemerintah ini kemudian dioperasionalkan dalam Surat Keputuan

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 259/ MPP/ Kep? 7/ 1997.

34 Ibid hal. 9

Page 50: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Disamping itu Undang-Undang Nomor 9/ 1995 tentang Usaha Kecil dan PP

Nomor 44/ 1977 mengenai Kemitraan, mengatur pula mengenai waralaba.35

Walaupun telah bermunculan pewaralaba lokal, seperti Es Teler 77,

Indomaret dan Alfamart (toko swalayan mini), Homes 21 Realty (pialang real

estate), California Fried Chicken (CFC) pada 1970-an dan 1980-an,

perkembangan waralaba di Indonesia sebenarnya lebih banyak dipacu oleh

McDonald’s ketika membuka gerai pertamanya di gedung Sarinah di Jakarta pada

1991.

Pertumbuhan McDonald’s di Indonesia dapat dianggap sebagai fenomena

tersendiri, yang menjadi tolok ukur keberhasilan sistem waralaba di Indonesia.

Tantangan bagi McDonald’s Indonesia dan usaha sejenis seperti KFC dan

Wendy’s selanjutnya adalah melakukan subwaralaba dipasar lokal dan

memperbanyak jumlah terwaralaba, bukan lagi company owned restaurants.

Pada awal 1990-an Pemerintah Indonesia (Departemen Perdagangan, yang

kemudian diikuti oleh kantor Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah) mulai memberikan perhatian pada pewaralabaan di Indonesia.

Departemen Perdagangan melihat waralaba sebagai suatu pola distribusi barang

atau jasa yang efektif, sehingga perlu dibina dan dikembangkan. Strategi

pembinaan waralaba lokal oleh Departemen Perdagangan belakangan diarahkan

pada upaya pengembangan ekspor waralaba lokal ke pasar global. Sementara itu,

kantor Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah melihat

35 Ibid, hal. 10

Page 51: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

waralaba sebagai salah satu model pembinaan pengusaha kecil dan menengah,

melalui pola kemitraan usaha dengan pengusaha besar. Namun, program

kemitraan usaha ini relatif belum berjalan baik, walaupun merupakan amanat UU

Nomor 9/ 1995 tentang Usaha Kecil.

C. Tinjauan Umum Mengenai Bisnis

Kata “Bisnis” berasal dari bahasa Inggris yaitu “Business”. Bisnis dapat di

definisikan sebagai “segala aktivitas dari berbagai institusi yang menghasilkan

barang dan jasa yang perlu untuk kehidupan masyarakat sehari-hari”.36 Secara

luas kata “bisnis” sering diartikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang

dijalankan oleh orang atau badan secara teratur dan terus menerus, yaitu berupa

kegiatan mengadakan barang-barang atau jasa-jasa maupun fasilitas-fasilitas

untuk diperjualbelikan, dipertukarkan, dan disewagunakan dengan tujuan untuk

mendapatkan keuntungan.37 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

memberikan pengertian bisnis adalah usaha dagang, usaha komersial dalam dunia

perdagangan.38

Berdasarkan pada pengertian yang telah diuraikan diatas nampak bahwa

bisnis merupakan kegiatan perdagangan namun meliputi unsur yang lebih luas,

yaitu pekerjaan, profesi, penghasilan, mata pencaharian, dan keuntungan.

36 M. Manullang, Pengantar Bisnis, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2002),

hal. 3 37 Richard Buton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994),

hal. 138 38 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, PT. Balai Pustaka, 1994), hal. 138

Page 52: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Gambaran mengenai bisnis dalam definisi tersebut apabila diuraikan lebih lanjut

akan sebagai berikut:39

1. Bisnis merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan, karena dikatakan

sebagai suatu pekerjaan, mata pencaharian, bahkan suatu profesi.

2. Bisnis merupakan aktivitas dalam perdagangan.

3. Bisnis dilakukan dalam rangka memperoleh suatu keuntungan.

4. Bisnis dilakukan baik oleh perorangan maupun perusahaan.

Kegiatan mencari keuntungan ini dilakukan oleh usaha perseorangan,

persekutuan, atau kerjasama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tapi ada

pula kegiatan yang tidak mencari keuntungan yaitu kegiatan yang dilakukan oleh

kantor-kantor pemerintahan, rumah sakit, pemadam kebakaran dan lain

sebagainya.

Jadi pengertian bisnis mencakup usaha yang dilakukan pemerintah dan

swasta yang menyediakan barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan

masyarakat, baik mengejar keuntungan atau tidak. Tujuan utama kegiatan bisnis

adalah mencari keuntungan, mengejar pertumbuhan, meningkatkan efisiensi, dan

melindungi masyarakat (bagi kegiatan bisnis yang tidak mengejar keuntungan).40

39 Johannes Ibrahim dan Lindawaty Sewu, Op. Cit., hal. 26 40 Buchari Alma, Dasar-dasar Bisnis dan Pemasaran, (Bandung: CV. Alfabeta, 1992),

hal. 1-2

Page 53: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Lingkup aktivitas bisnis sangat luas, namun pada dasarnya aktivitas

tersebut terdiri dari produksi, distribusi dan konsumsi.41

1. Produksi, berarti aktivitas untuk memuaskan kebutuhan manusia. Produksi

dapat dibedakan atas produksi primer, sekunder dan tersier. Produksi primer

yaitu aktivitas bisnis menarik sumber daya alam yang ada dilingkungan,

misalnya perikanan, orang mengambil ikan dari laut, dan pertanian, petani

menanam padi dan menuai hasilnya. Pada tingkat produksi sekunder, sumber

daya alam atau bahan mentah diolah atau proses menjadi barang jadi,

misalnya balok kayu diubah menjadi meubel dan bijih besi diubah menjadi

pipa atau lempengan besi, termasuk alat-alat dan mesin-mesin yang

dibutuhkan oleh pabrikan dalam menghasilkan barang produksinya. Pada

produksi tersier, umumnya yang dihasilkan sdalah jasa-jasa, misalnya

perusahaan transportasi membawa produk-produk manufaktur dari pabrik ke

penyalur, pedagang besar dan kecilmenyediakan jasa pendistribusian kepada

pemakai akhir, transportasi udara, telekomunikasi dan pos, perumahan,

perbankan, perhotelan, restoran, dan lain-lain. Termasuk jasa yang

dipersiapkan oleh professional seperti dokter, guru, akuntan, dan jasa yang

disediakan oleh pemerintah juga merupakan bentuk dari produksi tersier.

2. Distribusi, berarti pemindahan tempat barang dan jasa dari produsen ke

konsumen, termasuk pemindahan material dari lini permulaan ke produksi

yang meliputi penyimpanan, pengepakan, pengawasan, persediaan dan

41 M. Manullang, Op. Cit., hal. 12-16

Page 54: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

transportasi kepada pemakai akhir. Dulu seorang produsen lebih suka

mendistribusikan secara langsung ke konsumen, seperti tukang susu langsung

ke rumah tangga, namun untuk saat ini sangat sedikit pendistribusian barang

secara langsung. Kebanyakan pabrikan akan sangat tergantung pada suatu

jalinan kerjasama antara pedagang besar maupun kecil agar barang-barang

yang telah di produksi sampai ke konsumen.

3. Konsumsi. Keberhasilan seorang produsen terlihat dari permintaan akan

barang dan jasa yang ditunjukkan oleh volume penjualan barang dan jasa.

Seorang produsen biasanya memberi usaha yang cukup untuk

mempromosikan atau menciptakan suatu kesadaran akan produksi atau jasa,

sehingga konsumen sadar dan mengetahui bahwa barang yang dibutuhkannya

dapat dibeli dipasar. Aktivitas promosi ini diarahkan pada konsumen potensial

yang mungkin memiliki daya beli namun belum ada keinginan untuk

membeli. Konsumsi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

satunya adalah umur. Untuk seorang anak kecil, produk yang populer adalah

mainan dan jajanan, anak sekolah dan remaja membutuhkan buku-buku,

peralatan tulis atau alat olah raga, sedangkan orang dewasa dan telah

berkeluarga membutuhkan meubel, alat elektronik dan alt rumah tangga

lainnya. Daya beli konsumen dapat ditingkatkan melalui kredit, seperti bank

atau lembaga keuangan lainnya yang menyediakan pinjaman perumahan

untuk dibayar kembali pada jangka waktu yang telah ditentukan. Jadi inti

Page 55: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

aktivitas ini adalah permintaan dan tenaga beli konsumen dan kesukaan

mereka untuk barang dan jasa dengan tersedianya pendanaan.

D. Elemen-Elemen Pokok Dalam Bisnis Franchise

Dari pengertian yang telah dipaparkan diatas, menunjukkan bahwa

franchise pada dasarnya mengandung elemen-elemen pokok sebagai berikut:

1. Pemberi waralaba (franchisor) yaitu badan usaha atau perorangan yang

memberikan hak kepada pihak lain (franchisee) untuk memanfaatkan segala

ciri khas usaha dan segala kekayaan intelektual, seperti nama, merk dagang,

dan sistem usaha yang dimilikinya.

2. Penerima waralaba (franchisee) adalah badan usaha atau perorangan yang

diberikan atau menerima hak untuk memanfaatkan dan menggunakan hak atas

kekayaan intelektual atau ciri khas usaha yang dimiliki oleh franchisor.

3. Adanya penyerahan hak-hak secara eksklusif (dalam praktik meliputi berbagai

macam hak intelektual) dari franchisor kepada franchisee.

4. Adanya penetapan wilayah tertentu. Franchise area dimana franchisee

diberikan hak oleh franchisor untuk beroperasi di wilayah tertentu.

5. Adanya imbal-prestasi dari franchisee kepada franchisor yang berupa

franchisee fee, sebagai imbalan atas pemberian hak pemanfaatan dan

penggunaan hak intelektual yang dimiliki oleh franchisor yang dibayarkan

hanya sekali untuk hak yang di peroleh franchisee, biasa disebut juga sebagai

one-time fee dan royalty fee merupakan kontribusi fee dari operasional usaha

Page 56: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

yang dibayarkan oleh franchisee secara periodik kepada franchisor, biasanya

secara bulanan dari besarnya omzet penjualan.

6. Adanya standar mutu yang ditetapkan oleh franchisor kepada franchisee,

biasanya tertuang dalam buku petunjuk operasional/operating manuals yang

berisikan metode dalam bentuk tertulis yang lengkap untuk menjalankan

bisnis franchise, serta supervise secara berkala dalam rangka mempertahankan

mutu.

7. Adanya bentuk-bentuk pelatihan yang diselenggarakan oleh franchisor guna

meningkatkan keterampilan yaitu pada pelatihan awal, maupun pelatihan yang

berkesinambungan.

E. Jenis-Jenis Perjanjian Dalam Bisnis Franchise

Dalam bentuknya sebagai bisnis, waralaba memiliki dua jenis kegiatan:

1. Waralaba Produk dan merk dagang

2. Waralaba format bisnis

Waralaba produk dan merk dagang adalah bentuk waralaba yang paling

sederhana. Dalam waralaba produk dan merk dagang, pemberi waralaba

memberikan hak kepada penerima waralaba untuk menjual produk yang

dikembangkan oleh pemberi waralaba yang disertai dengan pemberian izin untuk

menggunakan merk dagang milik pemberi waralaba. Pemberian izin pengguanan

merk dagang tersebut diberikan dalam rangka penjualan produk yang

Page 57: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

diwaralabakan tersebut.42 Atau franchise produk dapat diartikan bahwa pemegang

franchise mendistribusikan barang yang dibuat oleh pemilik franchise dan

memakai merk pemilik franchise. Pemilik franchise mempelajari pengendalian

penting dalam metode operasi pemegang franchise.43 Dalam bentuknya yang

sederhana ini, waralaba produk dan merk dagang sering kali mengambil bentuk

keagenan maupun distributor.

Sedangkan pengertian waralaba (franchise) format bisnis adalah

pemberian sebuah lisensi oleh seseorang (franchisor) keapda pihak lain

(franchisee), lisensi tersebut memberi hak kepada franchisee untuk berusaha

dengan mengguanakan merk dagang/ nama dagang franchisor, dan untuk

keseluruhan paket, yang terdiri dari seluruh elemen yang diperlukan untuk

membuat seseorang yang sebelumnya belum terlatih dalam bisnis, dan untuk

menjalankannya dengan bantuan yang terus menerus atas dasar-dasar yang telah

ditentukan sebelumnya.

Format bisnis ini terdiri atas:44

1. Konsep bisnis yang mnyeluruh.

2. Sebuah proses permulaan dan pelatihan mengenai seluruh aspek pengelolaan

bisnis, sesuai dengan konsep franchisor.

3. Proses bantuan dan bimbingan yang terus menerus.

42 Gunawan Widjaja, Op. Cit., hal. 13 43 Stephen Fox, Membeli dan Menjual Bisnis; Membeli Franchise, (Jakarta, PT. Elex

Media Komputindo, 1993), hal. 232 44 Martin Mandelsohn, Franchising; Petunjuk Praktis Bagi Franchisor dan Franchisee,

(Jakarta, PT. Pustaka Binaman Pressindo, 1993), hal. 4

Page 58: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Berdasarkan pengertian waralaba menurut Peraturan Pemerintah No. 16

tahun 1997 diatas, dapat diketahui bahwa waralaba termasuk kedalam suatu

perikatan yang menurut pasal 1233 KUH Perdata yang menyatakan bahwa suatu

perikatan dapat lahir baik karena persetujuan atau pun Undang-undang.

Pengertian “perjanjian” menurut Subekti adalah “Suatu peristiwa dimana

seseorang berjanji kepada orang lain atau dua orang itu saling berjanji untuk

melaksanakan suatu hal”.45

Dari peristiwa ini akan menimbulkan suatu hubungan antara dua orang

tersebut dinamakan perikatan. Oleh karena itu, suatu perjanjian dapat menerbitkan

suatu perikatan bagi mereka yang membuatnya. Dalam bentuknya, perjanjian

berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau kesanggupan

yang diucapkan maupun di tulis. Suatu perjanjian dapat dikatakan sebagai suatu

persetujuan karena dua pihak atau mereka yang membuat ikatan setuju untuk

melakukan sesuatu.

Dengan demikian “perjanjian” maupun “persetujuan” memiliki sama arti,

yaitu persetujuan ataupun perjanjian merupakan kesepakatan antara kedua belah

pihak yang bertujuan untuk mengikatkan diri mereka masing-masing untuk

melaksanakan isi perjanjian atau persetujuan bagi kedua belah pihak. Suatu

perjanjian yang dibuat oleh mereka yang bersepakat mengenai suatu hal sehingga

menimbulkan hak dan kewajiban untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan

sesuatu hal tertentu dapat terjadi dengan tulisan, perjanjian yang tertulis inilah

45 Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta, PT. Intermasa, 2001), cet XVIII, hal. 1

Page 59: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

yang disebut “kontrak”. Istilah “kontrak” maupun “perjanjian” menurut hukum

nasional memiliki pengertian yang sama.

Franchisor dan franchisee dalam mengatur hubungannya sering kali

mewujudkannya dalam suatu perjanjian tertentu. Perjanjian dalam hukum

Indonesia tunduk pada pengaturan buku III KUH Perdata. Karena itu, franchise

merupakan kerjasama bisnis yang tunduk pada pengaturan buku III KUH

Perdata.46 Agar perjanjian atau kontrak dianggap sah oleh hukum haruslah

memenuhi beberapa syarat, diantaranya:

1. Syarat sah subjektif dan objektif.

Syarat ini terkandung dalam pasal 1320 KUH Perdata, yang menyatakan

bahwa syarat sah suatu perjanjian harus memenuhi:

a. Kesepakatan bagi mereka yang mengikatkan dirinya.

b. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian

c. Suatu hal tertentu

d. Suatu sebab yang halal

Syarat pertama dan kedua disebut syarat subjektif, jika salah satu dari

kedua syarat tersebut tidak terpenuhi maka perjanjian “dapat dibatalkan” oleh

salah satu pihak yang berkepentingan. Sedangkan syarat ketiga dan keempat

disebut syarat objektif, dimana jika salah satu dari kedua syarat tersebut tidak

terpenuhi maka perjanjian menjadi tidak sah dan batal demi hukum.

46 Lindawaty S Sewu, Op. Cit., hal. 31

Page 60: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Syarat “kesepakatan” maksudnya ialah bahwa suatu perjanjian atau

kontrak dianggap sah oleh hukum, jika kedua belah pihak ada kesesuaian

pendapat tentang apa yang diatur dalam kontrak tanpa paksaan dan penipuan.

Syarat “kecakapan” maksudnya ialah pihak yang melakukan kontrak adalah orang

yang oleh hukum mempinyai wewenang untuk membuat kontrak, yaitu:

a. Orang yang sudah dewasa

b. Orang yang tidak ditempatkan dibawah pengampunan

c. Orang yang tidak dilarang oleh Undang-undang untuk melakukan suatu

perbuatan tertentu.

Sedangkan syarat “suatu hal tertentu” maksudnya adalah bahwa suatu

konrak haruslah berkenaan dengan hal tertentu dan jelas. Dan syarat “suatu sebab

yang halal” maksudnya ialah suatu kontrak harus dibuat dengan alasan yang

sesuai dengan hukum yang berlaku, jadi tidak diperbolehkan suatu kontrak dibuat

untuk hal-hal yang bertentangan dengan hukum.

2. Syarat sah diluar pasal 1320 KUH Perdata.

Ada beberapa syarat untuk kontrak yang berlaku umum tetapi diatur diluar

pasal 1320 KUH Perdata, yaitu:

a. Kontrak harus dilakukan dengan I’tikad baik.

b. Kontrak tidak boleh bertentangan dengan kebiasaan yang berlaku.

c. Kontrak harus dibuat berdasarkan kepatutan.

d. Kontrak tidak melanggar kepentingan umum.

Page 61: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Apabila kontrak dilakukan dengan melanggar salah satu dari keempat

prinsip tersebut, maka konsekuensi yuridisnya adalah bahwa kontrak yang

demikian tidak sah dan batal demi hukum.

Jika syarat-syarat sahnya perjanjian sebagaimana yang telah disebutkan

diatas telah terpenuhi, maka perjanjian tersebut telah mempunyai kekuatan yang

sama dengan Undang-undang. Kekuatan ini diatur pada pasal 1338 ayat 1 KUH

Perdata, bahwa “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai

Undang-undang bagi mereka yang membuatnya”.

Page 62: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

BAB IV

MASLAHAH MURSALAH DAN SISTEM WARALABA

A. Urgensi

Bidang Ekonomi tidak diragukan lagi merupakan bidang kehidupan yang

sangat urgen, bahkan, sementara orang memandangnya sebagai lokomotif

kehidupan, dimana bidang-bidang kehidupan lainnya merupakan rangkaian

gerbong-gerbong yang ditarik oleh lokomotif ekonomi.

Dalam tata kehidupan yang mempunyai hubungan sistemik, kesulitan

ekonomi niscaya membantu meringankan kesulitan pada bidang kehidupan

lainnya. Ini adalah fakta yang dirasakan oleh masyakat Indonesia yang masih

berupaya keluar dari himpitan krisis ekonomi melalui sebuah recovery yang

hasilnya belum terlihat.

Pendek kata, tidak ada satupun perbuatan atau aktivitas manusia dalam

kesehariannya yang berada diluar kerangka atau jangkauan tata aturan (ajaran)

Islam dan ini merupakan konsekuensi dari keputusan Islam sebagai “Dinul

hayah”, yakni agama atau pedoman hidup (The Giudance of All Life).47

47 Surahman Hidayat, “Aktualisasi Fiqih Muamalah Dalam Ekonomi Islam”, Al-Iqtishadiyah,

Jurnal Kajian Ekonomi Islam, Vol I, No. 1, (Januari, 2004), hal. 69

Page 63: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Islam sebagai ajaran yang bersifat rahmatan lil Alamin, semangatnya

bertumpu pada kemaslahatan yang hakiki termasuk syariatnya dalam bidang

muamalat (bisnis), dimana kaidah fiqih mengatakan bahwa pada prinsipnya

hukum muamalah adalah boleh selama tidak ada dalil yang mengharamkannya

(al-ashlu fil mu’amalat al-ibahah illa an yadulla dalilun ala tahrimihi).

Dalil yang mengubah hukum muamalah dari boleh (halal) menjadi tidak

boleh (haram) mengacu pada disiplin Ushul Fiqih, yaitu dapat berupa dalil

eksplisit al-Quran dan al-Hadits Nabi Muhammad SAW, atau dalil lain melalui

uji verifikasi tertentu seperti ijma’, qiyas, maslahah mursalah dan sebagainya.

Semua kaidah tersebut sebenarnya terfokus pada prinsip maslahat, yaitu

konsep pertimbangan baik-buruk, positif-negatif, dan mudharat-maslahat

berdasarkan kaidah umum dan dalil sharih (eksplisit) serta shahih syariat Islam.

Dewasa ini dan lebih-lebih lagi di masa mendatang, permasalahan

kehidupan manusia akan semakin cepat berkembang dan semakin kompleks.

Permasalahan itu harus dihadapi umat Islam yang menuntut adanya jawaban

penyelesaian dari segi hukum. Semua persoalan tersebut tidak akan dapat

dihadapi kalau hanya semata mengandalkan pendekatan dengan metode

konvensional yang digunakan ulama terdahulu.

Kita akan menghadapi kesulitan menemukan dalil nash atau petunjuk

syara’ untuk mendudukkan hukum dari kasus (permasalahan) yang muncul.

Untuk kasus tertentu kemungkinan kita akan kesulitan untuk menggunakan

metode qiyas dalam menetapkan hukumnya, karena tidak dapat ditemukan

padanannya dalam nash (al-Quran dan Sunnah) atau ijma’ Ulama, sebab jarak

Page 64: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

waktunya sudah begitu jauh. Selain itu, mungkin ada beberapa persyaratan qiyas

yang sulit terpenuhi.

Dalam kondisi demikian, kita akan berhadapan dengan beberapa masalah

(kasus) yang secara rasional dapat dinilai baik dan buruknya untuk menetapkan

hukumnya tetapi sulit menemukan dukungan hukumnya dari nash. Dalam upaya

untuk mencari solusi agar seluruh aktivitas umat Islam dapat ditempatkan dalam

tatanan hukum agama, konsep maslahah itu dapat dijadikan salah satu alternatif

sebagai dasar dalam ijtihad.

Tujuan utama ketentuan syariah (maqashid syariah) adalah tercermin

dalam pemeliharaan pilar-pilar kesejahteraan umat manusia yang mencakup

“panca maslahat” dengan memberikan perlindungan terhadap aspek keimanan

(hifzh din), kehidupan (hifzh nafs), akal (hifzh aql), keturunan (hifzh nasl), dan

harta benda mereka (hifzh maal). Apa saja yang menjamin terlindunginya lima

perkara ini adalah maslahat bagi manusia dan dikehendaki syariah.

Sebagai sumber utama agama Islam, al-Quran mengandung berbagai

ajaran. Ulama membagi kandungan al-Quran dalam tiga besar, yaitu aqidah,

akhlak dan syariah. Akidah berkaitan dengan dasar-dasar keimanan, akhlak

berkaitan dengan etika, sedangkan syariah berkaitan dengan berbagai aspek

hukum yang muncul dari perkataan dan perbuatan. Syariah dalam sistematika

hukum Islam di bagi dalam dua hal, ibadah (habl min Allah) dan muamalah (habl

min an-naas).

Al-Quran tidak memuat berbagai aturan yang terperinci tentang ibadah

dan muamalah. Menurut Harun Nasution, dari 6360 ayat al-Quran, hanya terdapat

Page 65: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

368 ayat yang berkaitan dengan aspek-aspek hukum. Hal ini berarti bahwa al-

Quran hanya mengandung dasar-dasar atau prinsip-prinsip bagi berbagai masalah

dalam Islam. Bertitik tolak dari dasar atau prinsip ini, nabi Muhammad SAW

menjelaskan melalui berbagai haditsnya. Kedua sumber inilah (al-Quran dan al-

Hadits) yang kemudian dijadikan pijakan Ulama dalam mengembangkan hukum

Islam, terutama di bidang muamalah.48

Dilain pihak argumen yang dikemukakan Yusuf Qardhawi bahwa ijtihad

kontemporer perlu dilakukan, karena banyak perubahan yang terjadi dalam

kehidupan dan adanya perkembangan sosial yang sangat pesat setelah terjadinya

Revolusi Industri didunia ini, sehingga muncul kejadian-kejadian baru yang oleh

Ulama terdahulu belum pernah disinggung atau perkara lama mungkin sudah jauh

berubah sehingga sudah tidak cocok lagi hukum atau fatwa yang telah ditetapkan

para Ulama terdahulu. Oleh karena itu, kebutuhan akan ijtihad merupakan

kebutuhan abadi selama masih ada kejadian baru yang muncul, kondisi

masyarakat yang selalu berubah-ubah dan berkembang, dan selama syariat Islam

masih cocok disetiap masa dan tempat serta masih menetapkan setiap hukum

perkara manusia.49

Mengingat kebutuhan akan ijtihad kontemporer sangat mendesak karena

persoalan baru yang terus menerus bermunculan akibat pesatnya kemajuan ilmu

48 Euis Amalia, M. Ag., Sejarah Pemikiran Ekonomi; Islam Dari Masa Klasik Hingga

Kontemporer, (Jakarta, Pustaka Asatruss, 2005), cet I, hal. 208 49 Abd Rahman Ghazaly, Ijtihad Kontemporer Dalam Pandangan Yusuf Qardhawi, Tesis,

(Jakarta: Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2002), hal. 130, t. d.

Page 66: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

pengetahuan dan teknologi modern yang memerlukan penyelesaian hukumnya,

dan juga sebagian kejadian-kejadian lama mungkin sudah jauh berubah sehingga

hukum (fatwa) yang telah ditetapkan oleh para Ulama terdahulu sudah tidak

cocok lagi.

Bekerja dan berusaha, termasuk berwirausaha dapat dikatakan merupakan

bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia karena keberadaannya sebagai

khalifah fil ardh dimaksudkan untuk memakmurkan bumi dan membawanya

kearah yang lebih baik.

Al-Quran sebagai landasan utama ajaran Islam menempatkan harta benda

sebagai salah satu unsur penting bagi kemaslahatan umat. Harta dibutuhkan

sebagai sarana perjuangan untuk memajukan umat dan melindungi kepentingan

mereka. Ide semacam itu dapat dipahami dari berbagai pernyataan al-Quran yang

mengajak orang-orang yang mmpercayainya untuk berjuang di jalan Allah SWT

dengan harta benda mereka, misalnya, dalam al-Quran Surat ash-Shaff/ 61: 10-11:

Artinya: “Hai Orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berijtihad dijalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahiunya”.

Page 67: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Ayat lain yang juga mendukung pernyataan diatas antara lain dalam Quran

Surat al-Jumuah/ 62: 10:

... Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka

bumi, dan carilah karunia Allah...”,

Dan juga didukung oleh salah satu hadits yang artinya “Sungguh

seandainya salah seorang diantara kalian mengambil beberapa utas tali, kemudian

pergi ke gunung kemudian memikul seikat kayu bakar dan menjualnya, kemudian

dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupmu, itu lebih baik daripada

meminta-minta kepada sesama manusia, baik mereka memberi maupun tidak”.

(HR. Bukhari).

Sebagai agama yang menekankan dengan kuat sekali tentang pentingnya

keberdayaan umatnya, maka Islam memandang bahwa berusaha atau

berwirausaha merupakan bagian integral dari ajaran Islam. Dalil diatas

memperlihatkan bagaimana kewirausahaan merupakan aktivitas inheren dalam

ajaran Islam. Sedemikian strategisnya kedudukan kewirausahaan dan

perdagangan dalam Islam, sehingga teologi Islam itu dapat disebut sebagai

“Teologi Perdagangan” (commercial theology). Hal tersebut dapat terlihat dalam

kenyataan bahwa hubungan timbal balik antara Tuhan dan manusia bersifat

perdagangan betul, Allah adalah Saudagar Sempurna. Ia (Allah) memasukkan

seluruh alam semesta dalam pembukuan-Nya. Segalanya diperhitungkan, tiap

Page 68: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

barang diukur. Ia telah membuat buku perhitungan, neraca-neraca, dan Ia (Allah)

telah menjadi contoh untuk bisnis-bisnis yang jujur.50

Islam memandang bahwa suatu barang atau jasa mempunyai nilai guna,

jika dan hanya jika mengandung kemaslahatan, dengan demikian, seorang muslim

termotivasi untuk memproduksi setiap barang atau jasa yang memiliki maslahah

tersebut. Hal ini berarti bahwa konsep maslahah merupakan konsep objektif

terhadap perilaku produsen karena ditentukan oleh tujuan (maqashid) syariah,

yakni memelihara kemaslahatan manusia di dunia dan di akherat.51

Telah sekian lama umat Islam di Indonesia khususnya, melupakan salah

satu sisi warisan tak ternilai dari peninggalan Rasul SAW, yakni dimensi

muamalah. Perhatian kita lebih banyak pada masalah ibadah mahdhah dan kurang

memberi perhatian yang memadai pada bidang pengembangan ekonomi dan dunia

usaha; terutama semangat kewirausahaan dikalangan umat.

Kalau kita menilik kehidupan manusia Nabi Muhammad SAW, dunia

bisnis, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari proses pematangan kepribadian

beliau yang dikenal sebagai “al-Amin” (yang terpercaya). Sejarah telah mencatat,

bahwa sejak usia 12 tahun, beliau telah mengikuti ekspedisi dagang luar negeri.

Begitu juga di usia 21-an hingga 40-an dipadati dengan pengalaman bisnis

internasional. Nabi melanglang buana menembus batas ras dan budaya, jiwa nabi

dipenuhi sifat “kewirausahaan sejati” dikancah internasional pada zamannya.

50 Giri, Membangun Jaringan Waralaba Wong Solo: Membentuk Entrepreneur Muslim,

Puspo Wardoyo, Dari Warung Kaki Lima Menuju Bisnis Global, hal. 8, t. d. 51 Euis Amalia, Op. Cit., hal. 93

Page 69: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Berangkat dari teladan nabi sebagai wirausahawan inilah, seharusnya kita

menyiapkan diri dengan mulai membangun kompetensi sumber daya insani

dengan dibekali keterampilan berniaga. Mulai dari mencari peluang bisnis,

menjalin kemitraan, mengembangkan produk, memahami aturan main,

membangun budaya atau sikap mental usahawan, hingga kemahiran bernegosiasi.

Perdagangan bebas sebagai efek dari globalisasi, telah mengubah wacana

dan peradaban masyarakat dunia layaknya sebuah “kampus raksasa” tanpa batas

negara (borderless world). Konsekuensinya, apa yang terjadi di negara tetangga

kitapun mengetahuinya, begitu pula sebaliknya.

Pada tahun 2003, saat Asean Free Trade Area (AFTA) mulai diberlakukan

dan batas-batas negara pun menjadi nisbi, maka umat Islam butuh sebuah

panduan yang dapat menuntun sekaligus obor bagi umat dalam melangkah dan

menjawab tantangan globalisasi tersebut.

Inilah saatnya bagi umat Islam untuk mengubah haluan atau orientasi

dalam memerankan diri sebagai “khalifatullah fil ardh” yang membawa misi

“rahmatan lil Alamin”. Janganlah umat dibuat letih dan terkuras energinya untuk

bermain-main hanya disatu bidang, kancah politik misalnya, tanpa dibarengi

dengan upaya perbaikan kualitas pendidikan dan kesejahteraan ekonomi umat.

Salah satu ciri globalisasi yang sangat menonjol adalah sifatnya yang

sangat kompetitif, kosmopolit (kesejagadan) dan perubahan yang amat tepat.

Untuk mengantisipasi kondisi yang demikian, salah satu upaya yang ditempuh

manusia baik perseorangan maupun kelompok dan kelembagaan adalah dengan

mengadakan kerjasama atau kemitraan (musyarakah) dalam berbagai bidang

Page 70: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

khidupan, termasuk dalam menjalankan perusahaan. Sedemikian pentingnya

kerjasama didunia global ini, hingga tidak ada lagi orang atau lembaga atau

perusahaan yang berhasil dengan bekerja sendiri, tanpa bekerja sama dengan

pihak lain. Namun, perlu disadari bahwa kerjasama baru dapat mendatangkan

keuntungan, kemajuan, dan keselamatan bagi kedua belah pihak, bila keduanya

menjalankan hak dan kewajibannya dalam kerjasama itu, disamping adanya

komitmen yang tinggi dalam memelihara kerjasama yang terjalin.52

Data statistik menunjukkan bahwa kegagalan sistem franchise jauh lebih

rendah dibanding sistem lainnya. Hal ini sangat logis karena bisnis dengan sistem

franchise mengandalkan sistem atau cara atau operating manual yang sudah teruji

melalui penemuan franchisor, serta sudah terbukti sukses dijalankan franchisee

sebelumnya.

Franchisee baru paling tidak memiliki gambaran serta dukungan dari

franchisor, dan hal-hal yang menjadi hak franchisee adalah mendapatkan brand

name, sistem dan manual operasional bisnis, operation support, monitor, joint

promotion, dan suplai.

Saat ini hampir semua cabang usaha menengah kecil masuk ke franchise,

mulai dari usaha jasa kurir (DHL, Fedex, UPS), edukasi (EF, LIA, Primagama,

NF), financial service (Ernst & Young), food and beverages, retail dan lain-lain.

Berikut ini beberapa keuntungan dari bisnis dengan sistem franchise:

52 Giri, Membangun Jaringan Waralaba Wong Solo…., Op. Cit., hal. 139

Page 71: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

1. Dilihat dari Sudut Pandang Efisiensi Perluasan Perusahaan53

Ada tiga alasan mengapa sebuah perusahaan mewaralabakan bisnisnya, yaitu:

a. Kekurangan modal untuk ekspansi usaha/ pasar.

b. Kekurangan personel

c. Melakukan perluasan (dan penetrasi) pasar secara cepat

Pertanyaannya, mana lebih efisien membangun cabang perusahaan sendiri

atau memperluas pasar melalui sistem waralaba? Kemungkinan besar sistem

waralaba lebih efisien, beberapa alasannya adalah: pertama, dalam melakukan

perluasan pasar relatif tidak dibutuhkan modal. Justru mendapat dana segar dari

pihak yang disebut investor (terwaralaba). Bila membangun usaha sendiri pasti

membutuhkan modal. Kedua, struktur manajemen dan kepemilikan perusahaan

induk tak perlu dirombak, sebab perusahaan cabang (terwaralaba) adalah milik

orang lain. Ketiga, risiko bisnisberalih ke pihak terwaralaba (kalau cabang milik

sendiri risiko pada kita). Keempat, bisnis waralaba menempatkan pengusaha yang

bermental wira-swasta (bukan pegawai) yang mempunyai motivasi, sikap mental,

serta pengabdian yang berbeda dengan manajer kantor cabang yang di gaji.

Kelima, melalui waralab diperoleh pengusaha lokal yang mengenal baik situasi

lingkungan (ekonomi/bisnis, sosial dan budaya) diwilayah/daerah beroperasi.

Keenam, waralaba memberikan kesempatan pada pihak lain untuk mencicipi

keuntungan dan kesuksesan kita. Ketujuh, dari aspek keuangan, likuiditas

53 Amir Karamoy, Menjadi Kaya Lewat Waralaba, (Jakarta, Pustaka Bisnis Indonesia,

Oktober, 2005), cet I, hal. 25 dan 66

Page 72: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

pewaralaba sangat baik karena memperoleh fresh money dari fee dan royalti yang

dibayarkan terwaralaba secara rutin.

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh US Departement of

Commerce SBA dan beberapa lembaga studi lainnya.54

Mereka menyebutkan bahwa tingkat sukses terwaralaba sebesar 95%,

sedangkan pada bisnis biasa (independent) hanya 10%-35%. Tingkat keberhasilan

sebagai pewaralaba lebih tinggi, hampir 99%. Bila data diatas dibaca terbalik,

tingkat kegagalan terwaralaba 5%, sedangkan pada bisnis biasa mencapai 65%-

90%, dan tingkat kegagalan sebagai pewaralaba hanya 1%.

Penelitian oleh Arthur Andersen (1990), akuntan publik internasional,

mengungkapkan bahwa setelah lima tahun beroperasi, 86% dari bisnis waralaba

masih dimiliki oleh pemilik semula (original owner), dan hanya 3% tidak

beroperasi atau bangkrut.

Buku The Source of Franchise Opportunities (1988) melaporkan hasil

studi perbadingan yang dibuat oleh Robert E Bond sebagai berikut:

a. Setelah beroperasi satu tahun, keberhasilan waralaba 97%, sedangkan

nonwaralaba 62%.

b. Setelah beropersi lima tahun, tingkat keberhasilan waralaba 92% dan

nonwaralaba 23%.

54 Ibid., hal. 26

Page 73: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

c. Setelah beroperasi selama sepuluh tahun, tingkat keberhasilan bisnis waralaba

90% dan nonwaralaba 18%.

3. Dilihat dari sudut pandang terwaralaba/franchisee55

Keuntungannya, perusahaan/pengusaha kecil langsung memiliki sistem

yang mapan (established business), serta produk dan jasa yang memiliki reputasi,

sehingga mereka langsung dikenal. Untuk membentuk citra mereka tak perlu

repot merumuskan konsep bisnis, memperkenalkan produk dan jasa, atau

mempromosikan kualitas produk atau jasa yang dipasarkan.

Bisnis pola waralaba lebih menghemat biaya, terutama pada persiapan dan

awal usaha, karena telah disediakan pewaralaba. Terwaralaba tidak perlu susah

mengidentifikasi barang inventaris atau peralatan yang diperlukan. Ia juga tidak

perlu mencari sumber pemasok bahan baku, menyusun sistem pembukuan dan

metode penghitungan keuangan, atau merumuskan strategi promosi.

Berdasarkan penelitian, kebanyakan usaha gagal pada tahun pertama atau

kedua. Melalui waralaba kegagalan usaha pada awal tahun dapat dihindarkan,

karena di bombing oleh pewaralaba yang berpengalaman.

Memang, sistem pewaralabaan tidak otomatis menjamin kesuksesan,

tetapi menyediakan seperangkat peralatan untuk sukses. Alat-alat itu antara lain:

55 Ibid., hal. 39

Page 74: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

a. Bantuan pewaralaba dalam bidang yang vital, seperti pemilihan lokasi,

penyediaan bahan baku, peralatan, training, periklanan, pemasaran dan

promosi.

b. Kesinambungan bimbingan manajemen, bantuan teknis dan operasional, serta

pengendalian mutu.

4. Dilihat dari Kemampuan Mengangkat Pengusaha Kecil Menjadi

Pengusaha Tangguh.56

a. Prinsip utama kemitraan usaha dengan sistem waralaba adalah saling

membutuhkan, saling mendukung, dan saling mnguntungkan.

b. Melalui usaha ini, pengusaha kecil langsung memperoleh akses terhadap

sumber-sumber daya ekonomi, yaitu dukungan manajemen dan organisasi,

pembiayaan atau pengkreditan, alih teknologi, riset dan pengembangan,

promosi dan pemasaran, serta tersedianya pasar.

c. Filosofi bisnis waralaba adalah “Memperbesar pangsa pasar dengan

memperkokoh pondasi pengusaha kecil agar mampu berkembang”.

d. Mekanisme kerja pewaralabaan adalah “Pengelolaan perusahaan kecil

dengan pola manajemen perusahaan besar”.

e. Pendekatan metodologi dalam pola kemitraan melalui sistem waralaba

ialah “Mengalihkan atau memindahkan keberhasilan usaha kepada orang

lain di lokasi yang berbeda”.

56 Ibid., hal. 179

Page 75: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Dibalik semua keuntungan yang ada pada sistem waralaba, tentu saja ada

hal lain yang lebih penting bagi umat Islam, yaitu tentang kriteria atau standar

dalam menilai proyek investasi. Ada lima kriteria yang sesuai dengan Islam untuk

dijadikan pedoman dalam menilai proyek investasi, yaitu:57

a. Proyek yang baik menurut Islam

b. Memberikan rezeki seluas mungkin kepada anggota masyarakat

c. Memberantas kefakiran, memperbaiki pendapatan dan kekayaan

d. Memelihara dan menumbuhkembangkan harta

e. Melindungi kepentingan anggota masyarakat

Juga jangan lupa sistem nilai syariah sebagai filter moral bisnis bertujuan

untuk menghindari berbagai penyimpangan moral bisnis (moral hazard) dengan

komitmen menjauhi pantangan “maghrib”.58

Termasuk dalam kegiatan usaha franchise yang menjadi parameter

berlakunya kaidah al-ashlu fil mua’amalat al-ibahah yang meliputi tujuh

pantangan sebagai berikut:

a. Maysir. Segala bentuk spekulasi judi (gambling) yang mematikan sektor riil

dan tidak produktif.

b. Asusila. Praktik usaha yang melanggar kesusilaan dan norma sosial.

57 Prof. KH. Ali Yafie, dkk., Fiqh Perdagangan Bebas, (Jakarta, Penerbit TERAJU, Maret

2003), cet I, hal. 49 58 DR. Setiawan Budi Utomo, Fiqih Aktual; Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer, (Jakarta,

GIP, 2003), cet I, hal.52

Page 76: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

c. Gharar. Segala transaksi yang tidak transparan dan tidak jelas sehingga

berpotensi merugikan salah satu pihak.

d. Haram. Objek transaksi dan proyek usaha yang diharamkan syariah.

e. Riba. Segala bentuk distorsi mata uang menjadi komoditas dengan

mengenakan tambahan (bunga) pada transaksi kredit atau pinjaman dan

pertukaran atau barter lebih antarbarang ribawi sejenis. Pelarangan riba ini

mendorong usaha yang berbasis kemitraan yang saling menguntungkan dan

kenormalan (sunnatullah) bisnis, disamping menghindari praktik pemerasan,

eksploitasi dan penzaliman oleh pihak yang memiliki posisi tawar tinggi

terhadap pihak yang berposisi tawar rendah.

f. Ihtikar. Penimbunan dan monopoli barang dan jasa untuk tujuan permainan

harga.

g. Berbahaya. Segala bentuk transaksi dan usaha yang membahayakan individu

maupun masyarakat serta bertentangan dengan maslahat dalam maqashid

syariah.

Pada dasarnya, sistem franchise merupakan sistem yang baik untuk

belajar, jika suatu saat berhasil dapat melepaskan diri dari franchisor karena biaya

yang dibayar cukup mahal, dan selanjutnya dapat mendirikan usaha sendiri atau

bahkan membangun bisnis franchise baru yang Islami.

Dengan demikian berdasarkan prinsip dan kaidah syariah yang telah

disebutkan diatas, hukum franchise sangat tergantung kepada kesesuaian bidang

Page 77: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

usaha bisnis franchise dan sistem serta mekanisme kerjasamanya dengan prinsip

syariah dan ketiadaan padanya dari segala pantangan syariah dalam bisnis.59

Hal itu berdasarkan kaidah kerjasama dalam Islam termasuk kerjasama

bisnis, hendaklah selalu dalam kerangka atau lingkup kebaikan dan ketaqwaan,

bukan dalam kerangka dosa dan kejahatan, sesuai dengan firma Allah dalam Q. S.

al-Maaidah/ 5: 2:

...

...

Artinya: “…Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…”.

B. Analisis Penulis

Salah satu poin dari keistimewaan hukum islam adalah bahwa hukum

islam itu diterapkan berdasarkan kemaslahatan manusia baik di dunia maupun di

akherat.

Penalaran ijtihad yang menggunakan corak Maslahah Mursalah atas dasar

bahwa kemaslahatan yang tidak diakui dan juga tidak ditolak keberadaannya ini

banyak terjadi dalam masyarakat. Sehingga seorang mujtahid di tuntut untuk

menyelesaikan persoalan sebagai upaya pengembangan hukum. Maslahah

Mursalah diakui jika berkaitan dengan maqashid syariah seperti syarat yang di

tetapkan oleh Ghazali, bahwa harus ada kesesuaian antara keduanya, maslahah itu

harus logis dan bertujuan menghilangkan kesulitan umat manusia.

59 Ibid hal. 56

Page 78: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Masyaratkat berkembang selalu mengikuti perubahan zaman, karena itu

mengantisipasi perubahan dan perkembangan masyarakat, islam datang

membawa ajaran dan prinsip dasar yang bisa ditafsirkan dan di kembangkan agar

hukum Islam mampu merespon dan memelihara kemaslahatan hidup masyarakat

yang menjadi tujuan syariat islam. Sebaliknya jika ajaran dan prinsip itu tidak

bisa dikembangkan dan ditafsirkan pada perkembangan masyarakat, maka hukum

islam akan terkesan statis.

Pada dasarnya prosedur dan aplikasi dari sistem waralaba di Indonesia

menganut prinsip syariah dalam bidang muamalah yang mengatur hubungan

antara sesama manusia mencakup semua aspek hidup manusia dan interaksinya

dengan manusia lain. Memang prosedur dan aplikasi dari sistem waralaba itu

sendiri tidak diatur secara sangat rinci oleh Peraturan Pemerintah, beda branding

maka berarti beda prosedur dan aplikasi. Juga syariat belum mengatur secara

rinci, detail dan teknisnya, tetapi diserahkan kepada manusia melalui proses

ijtihad. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi: ”Antum A’lamu bi umuri dunyakum”

(kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian), dengan demikian bidang

muamalah ini akan selalu berkembang sesuai dengan perubahan waktu dan

tempat. Selain hadits diatas terdapat pula kaidah Ushul yang membolehkan

prosedur dan aplikasi waralaba ini, yaitu:

ن الطبلى ال عليل الدموقى يت حةح الصةلامعمال ودوقعى ال فلصاأل والتحريم

Page 79: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Artinya: ”Asal dalam akad dan muamalah adalah boleh sehingga ada dalil yang melarang dan mengharamkannya.”60

Persaingan bisnis pada abad XXI kian sengit, seiring dengan banyaknya

pemain yang meminati segmen pasar tertentu. Disektor makanan siap saji terdapat

nama-nama besar seperti Mc Donalds, Pizza Hut, Kentucky Fried Chicken,

Starbucks, Bread Talk dan lain-lain. Disektor jasa antaran terdapat UPS, JNE,

DHL World Wide, Fedex, TNT Express World Wide dan lain-lain. Disektor lain

juga tidak kalah sengitnya.

Makna suatu brand bagi sebuah produk barang atau jasa kini menjadi

sangat dominan dan telah menjadi pedoman bagi masyarakat dalam mengonsumsi

barang atau jasa dimaksud. Selain karena jaminan kualitas yang dijanjikan,

persepsi orang yang sangat kuat terhadap brand tertentu menjadi pijakan

seseorang dalam berperilaku ekonomi. Oleh sebab, itu tidaklah gampang bagi

produk baru untuk bisa memasuki persaingan, tanpa memilikikelebihan atau

keunikan dibandingkan dengan produk-produk yang sudah ada.

Disisi lain, banyak anggota masyarakat yang ingin sukses berwirausaha,

tetapi modalnya terbatas. Apakah itu masalah dana yang tidak mencukupi,

keterbatasan menembus persaingan pasar, kemampuan manajemen yang minimal,

hingga keterbatasan dalam pengelolaan sumber daya manusia. Padahal, keinginan

berwirausaha merupakan niat mulia yang harus didukung, karena selain

60 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid,,(Semarang, Asy-syifa, 1994), h. 283

Page 80: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

mendorong pertumbuhan ekonomi juga dapat menciptakan lapangan kerja yang

kini sulit diperoleh.

Prinsip sentral syariah islam menurut Ibnul Qayyim dalam I’lam al-

Muwaqqi’In (vol III/ 14)61 adalah hikmah dan kemaslahatan umat manusia di

dunia dan di akherat. Kemaslahatan ini terletak pada keadilan yang merata,

rahmat (kasih sayang dan kepedulian), kesejahteraan dan kebijaksanaan. Apa saja

yang mengubah keadilan menjadi kezaliman, rahmat menjadi kekerasan,

kemudahan menjadi kesulitan, dan hikmah menjadi kebodohan, maka hal itu tidak

ada kaitannya dengan syariah.

Di sisi lain kita semua tahu bahwa tujuan utama ketentuan syariah adalah

tercermin dalam pemeliharaan pilar-pilar kesejahteraan umat manusia yang

mencakup lima maslahat dengan memberikan perlindungan terhadap aspek

keimanan, kehidupan, akal, keturunan dan harta benda.

Berdasarkan keterangan diatas, penulis berpendapat bahwa sistem

waralaba memberikan manfaat/ maslahah yang banyak bagi masyarakat yang

menekuni bisnis. Konsep copy and develop jauh lebih mudah dari pada create and

develop yang butuh waktu lebih lama untuk memetik hasil usaha. Waralaba

membuka pintu seluas-luasnya bagi pebisnis pemula, dimana franchisee

(terwaralaba) akan di bimbing dan diberi pengarahan dari A sampai Z oleh

franchisor tentang seluk beluk usaha yang sedang mereka jalani.

61 DR. Setiawan Budi Utomo, Fiqh Aktual, Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer, (Jakarta,

GIP, 2003) h. 52

Page 81: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Keterbukaan menjadi kunci utama bagi bisnis dengan sistem waralaba,

karena pada prinsipnya jika franchisee sukses maka franchisor juga akan lebih

sukses, begitu juga sebaliknya. Inti dari bisnis dengan sistem waralaba ini adalah

memindahkan keberhasilan suatu usaha pada suatu daerah ke daerah lain. Semua

ini tentu saja sangat sesuai dengan firman Allah:

...

...

Artinya: ”Tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa, dan janganlah kamu tolong menolong dalam mengerjakan dosa dan permusuhan”. (QS. Al-Maidah: 5:2)

واهللا فى العون العبد ماآان العبد فى عون أخيهArtinya: ”Dan Allah menolong hamba selama hamba menolong saudaranya”.

(H. R. Muslim).

Page 82: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dibahas luas mengenai konsep maslahah mursalah terhadap bisnis

dengan sistem franchise, pada bab ini ada beberapa poin kesimpulan, yaitu:

1. Maslahah mursalah sangat efektif dalam menyikapi dan menjawab

permasalahan-permasalahan dan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, baik dalam menetapkan

hukum terhadap masalah-masalah baru dan belum ada ketentuan hukumnya,

maupun menetapkan hukum baru untuk menggantikan ketentuan hukum lama

yang tidak sesuai lagi dengan keadaan, situasi, kondisi dan kemaslahatan

manusia zaman sekarang. Maslahah mursalah merupakan salah satu metode

istinbath hukum yang dijadikan hujjah. Dan dari contoh masalah-masalah

yang ditetapkan hukumnya dengan maslahah mursalah, terlihat bahwa hukum

yang ditetapkan dengan metode tersebut lebih mengayomi dan lebih mampu

merealisasikan tujuan-tujuan syariat, dan disini pula lah letak keefektivitasan

maslahah mursalah dalam penetapan hukum syara.

2. Maslahah sangat efektif untuk kita gunakan dalam melakukan pembaharuan

hukum Islam yang berarti gerakan ijtihad menetapkan ketentuan hukum yang

mampu menjawab permasalahan dan perkembangan baru yang ditimbulkan

oleh kemajuan ilmu dan teknologi. Pembaharuan hukum Islam dimaksudkan

Page 83: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

agar hukum itu selalu mampu merealisasi tujuan syariat semaksimal mungkin.

Bila hukum Islam tidak dikembangkan dan diperbaharui, maka hukum Islam

itu akan ketinggalan zaman, tidak sesuai dengan masyarakat modern. Kalau

hukum Islam tidak diperbaharui, hukum itu akan ditinggalkan masyarakat

karena hukum itu tidak mampu menjawab permasalahan yang dihadapi

masyarakat. Dengan demikian pembaharuan hukum Islam tersebut harus tetap

digalakkan dan salah satu metode yang dapat digunakan adalah maslahah

mursalah.

3. Metode penetapan hukum dengan maslahah mursalah dan kaitannya dengan

pembaharuan hukum Islam, mempunyai kaitan yang erat dan sangat efektif

untuk digunakan, dimana pembaharuan hukum Islam bertujuan untuk

merealisasikan dan memelihara kemaslahatan umat manusia semaksimal

mungkin yang merupakan maqashid syariah. Sedangkan maslahah mursalah

merupakan salah satu metode penetapan hukum yang sangat mengutamakan

maqashid syariah dan selalu berusaha merealisasikan serta memelihara

maqashid syariah itu.

4. Mengenai maslahah atau keunggulan dari sistem franchise sendiri sudah

penulis paparkan pada bab sebelumnya, namun ada hal yang lebih penting

dibalik semua itu, yakni waralaba menciptakan dan memberikan

kesempatan bagi pemerataan kesempatan berusaha bagi semua golongan

masyarakat, serta mengikutsertakan pihak lain untuk menikmati keuntungan

dan kesuksesan pewaralaba. Suatu prinsip yang luhur, oleh sebab itu ada

Page 84: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

pihak yang mengatakan bahwa waralaba adalah sistem usaha yang berbasis

syariah dan Islami.

5. Jika melihat begitu banyak kelebihan yang dimiliki oleh sistem franchise

sepertinya kita tidak perlu lagi ragu bahwa memang benar sistem ini memiliki

begitu banyak kemaslahatan. Tidak sempurna secara keseluruhan memang,

namun kita dapat meminimalisasi segala risiko usaha, mengambil maslahah

dan menjauhkan mudharat itulah hal yang paling penting. Jadi tentu saja

sistem franchise sesuai dengan kaidah maslahah mursalah.

B. Saran

Dari kajian tentang konsep maslahah mursalah dalam dunia bisnis dengan

sistem franchise ini penulis memiliki beberapa saran yang mudah-mudahan akan

terlaksana oleh orang-orang yang memiliki kompetensi dibidangnya masing-

masing.

1. Kepada para pemikir hukum Islam dan para ahli ekonomi Islam dapat bekerja

sama untuk mengaplikasikan berbagai ijtihad yang telah ada namun kurang

diberdayakan seperti maslahah mursalah untuk menetapkan hukum berbagai

permasalahan kontemporer, khususnya di bidang ekonomi dan bisnis, agar

hukum Islam dapat membumi, dapat diaplikasikan dan tidak hanya pada

tataran teori belaka. Seperti yang diketahui bahwa al-Quran dan al-Hadits

yang menjadi sumber ajaran agama yang komprehensif dan mengakomodasi

Page 85: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

setiap peristiwa secara implicit perlu digali untuk mengantisipasi secara tepat

segala peristiwa yang sedang terjadi.

2. Para Ulama diharapkan berusaha semaksimal mungkin untuk meneliti,

memahami, dan mengembangkan pengertian dan penggunaan maslahah

mursalah, agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan berijtihad

dalam mengatasi berbagai permasalahan dan pengamalan syariat.

3. Di era globalisasi yang segalanya tanpa batas, dimana orang kaya yang

memiliki akses informasi akan bertambah kaya, sedangkan yang miskin dan

tidak memiliki akses informasi akan semakin terpuruk. Salah satu cara yang

cerdas adalah belajar dari pengalaman mereka yang telah jatuh bangun di

dunia usaha, dan kita tidak perlu merasakan jatuh bangunnya merintis usaha

seperti mereka (belajar dari kesalahan orang lain), bekerjasama dengan

mereka adalah cara terbaik, salah satunya dengan franchising.

4. Dimasa sulit seperti sekarang ini, penulis berharap franchise di Indonesia

(baik lokal maupun internasional) dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dan

menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi, agar pendapatan perkapita semakin

meningkat, dan pada akhirnya negara kita bisa keluar dari krisis yang tak

berkesudahan ini, Amin.

Page 86: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran al-Karim

Abu Zahrah, Muhammad, Ushul Fiqh, Beirut, Darul Fikr, Cet III, 1995

Abdullah, Sulaiman, Drs. H., Sumber Hukum; Permasalahan dan Fleksibelitasnya,

Jakarta, Sinar Grafika, 1995

Afzalurrahman, Muhammad Seorang Pedagang, Jakarta, Yayasan Swara Bhumi, Cet

ke-4, 2000

Amalia, Euis, M. Ag, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; Islam Dari Masa Klasik

Hingga Kontemporer, Jakarta, Pustaka Asatruss, Cet I, 2005

Alma, Buchari, Dasar-dasar Bisnis Pemasaran, Bandung, CV. Alfabeta, 1992

Ash-shiddeqy, M. Hasbi, Hukum-Hukum Fiqh Islam, Semarang, Pustaka Rizki Putra

___________, Pengantar Fiqh Muamalat, Semarang, PT. Pustaka Rizki Putra, 1999

Budi Utomo, Setiawan, Fiqh Aktual, Jakarta, Gema Insani Press, 2003

Chapra, Umer, Islam dan Tantangan Ekonomi, Jakarta, Gema Insani Press dan

Tazkia Institute, 2000

Departemen Agama RI, Ushul Fiqh I, Cetakan ke-2, t. th.

Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahan, Jakarta, 1990

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, PT. Balai Pustaka, 1994

Fox, Stephen, Membeli dan Menjual Bisnis; Membeli franchise, Jakarta, PT. Elex

Media Komputindo, 1993

Page 87: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Fuady, S. H., Munir, Pengantar Hukum Bisnis; Menata Bisnis Modern di Era Global,

Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2002

Giri, Membangun Jaringan Waralaba Wong Solo; Membentuk Entrepreneur Muslim,

Puspo Wardoyo, Dari warung Kaki Lima Menuju Bisnis global, t. d.

Hidayat, Suarhman, Aktualisasi Fiqh Muamalah Dalam Ekonomi Islam, Al-

Iqtishadiyah, Jurnal Kajian Islam, vol I, No. 1, Januari 2004

Ibrahim, S. H., M. Hum. Johannes, Dr., dan Sewu, S. H., M. Hum., Lindawaty,

Hukum Bisnis; Dalam persepsi Manusia Modern, Bandung, PT. Refika

Aditama, 2004

Kahhar, Wahidul, Efektivitas Maslahah Mursalah Dalam Penetapan Hukum Syara,

Tesis, Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2003

Karamoy, Amir, Menjadi Kaya Lewat Waralaba, Jakarta, Pustaka Bisnis Indonesia,

Oktober, 2005

Mukri Aji, Ahmad, Drs. H. MA., Pandangan Al-Ghazali Tentang Maslahah

Mursalah, Jurnal Ahkam, No. 08, April, 2002

Mannan, M. Abdul, Prof., M.A., Ph. D., Ekonomi Islam; Teori Dan Praktek,

Yogyakarta, PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1997

Manullang, M., Pengantar Bisnis, Yogyakarta, Gajah Mada University Press, 2002

Madelsohn, Martin, Franchising; Petunjuk Praktis Bagi Franchisor Dan Franchisee,

Jakarta, PT. Pustaka Binaman Press Indo, 1993

Nasroen, Haroen, Ushul Fiqh, Cetakan III, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 2001

Poerwadarminta, W. J. S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, 1976, Huruf M

Qardhawi, Yusuf, Dr., Keluwesan Dan Keluasan Syariat Islam Dalam Menghadapi

Perubahan Zaman, Jakarta, Pustaka Firdaus, Cetakan I, Agustus, 1996

Page 88: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150

Rahman Ghazaly, Abdul, Ijtihad Kontemporer Dalam Pandangan Yusuf Qardhawi,

Tesis, Jakarta, Pasca UIN Syarif Hidayatullah, 2002

Rusyd, Ibnu, Tarjamah Bidayatul Mujtahid, Asy-syifa, Semarang, 1990, Cet ke-1

SA, Romli, Drs. M. Ag., Muqaranah Mazaahib Fil Ushul, Jakarta, Gaya Media

Pratama, Cetakan I, 1999

Sarosa, Pietra, Kiat Praktis Membuka Usaha; Mewaralabakan Usaha Anda, Jakarta,

PT. Media Elex Komputindo, 2004

Sewu, S. H., M. Hum., Lindawaty, Franchise; Pola Bisnis Spektakuler Dalam

Perspektif Hukum Dan Ekonomi, Bandung, CV. Utomo, 2004

Simatupang, Richard Buton, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Jakarta, Rineka Cipta, 1996

Subekti, S. H., Prof., Hukum Perjanjian, Jakarta, PT. Intermasa, Cetakan ke-18, 2001

Syarifuddin, Amir, Prof. DR. H., Ushul Fiqh, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, Cetakan

Ke-1, Jilid II, 1999

Wahab Khallaf, Abdul, Ilmu Ushul Fiqh, Jakarta, PT. Rineka Citra, 1990

Widjaja, Gunawan, Seri Hukum Bisnis; Waralaba, Jakarta, PT. Raja Grafindo

Persada, Cetakan Ke-2, 2003

Yafie, Ali, Prof., K. H., Fiqh Perdagangan Bebas, Jakarta, Penerbit TERAJU, Maret,

2003

Masalah-Masalah Hukum, Majalah Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Diponegoro,

Vol XXXII No. 4 Oktober-Desember 2003

Page 89: “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia Bisnis Dengan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7282/1/Siti... · Penguji I : Dra. Hj. Halimah Ismail (_____) NIP: 150